27
I IDENTITAS PASIEN Nama : Nn.OV Umur : 32 tahun Suku : Toraja Agama : Kristen Katolik Pendidikan : SLTA Alamat : Desa Bala Batu, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja Masuk RSKD Propinsi Sulsel diantar oleh keluarga pada tanggal 6 Oktober 2011 II RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Tn. TK, 60 tahun, pekerjaan petani, pendidikan SMP, alamat Desa Bala Batu, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja, ayah pasien. Nn. M, 22 tahun, pekerjaan mahasiswa, pendidikan SLTA, alamat Jln. Tanjung Alang Makassar, adik pasien. A. Keluhan Utama Mengamuk B. Riwayat Gangguan Sekarang 1

Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

I IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn.OV

Umur : 32 tahun

Suku : Toraja

Agama : Kristen Katolik

Pendidikan : SLTA

Alamat : Desa Bala Batu, Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja

Masuk RSKD Propinsi Sulsel diantar oleh keluarga pada tanggal 6 Oktober 2011

II RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Tn. TK, 60 tahun, pekerjaan petani, pendidikan SMP, alamat Desa Bala Batu,

Kecamatan Buntao, Kabupaten Toraja, ayah pasien.

Nn. M, 22 tahun, pekerjaan mahasiswa, pendidikan SLTA, alamat Jln.

Tanjung Alang Makassar, adik pasien.

A. Keluhan Utama

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Keluhan ini dialami 2 hari sebelum masuk rumah sakit, Pasien meronta-ronta

dan menggigit tangan ayahnya yang berusaha menahannya saat Pasien hendak

melarikan diri dari rumah.

Pasien mulai menampakkan perubahan perilaku sejak bulan Agustus 2011,

pada saat mengetahui dua orang adiknya lulus PNS di Irian. Menurut keluarga,

waktu itu pasien nampak kecewa, sering mengurung diri di kamar, dan mulai

malas mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Di kamarnya pasien lebih sering

memainkan handphonenya dan SMS-an dengan tetangganya.

Pada bulan September 2011 Pasien mulai sering tertawa sendiri sambil

menulis SMS yang tidak lagi dikirimkan karena beranggapan bahwa dengan

1

Page 2: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

ditulis saja isi SMS tersebut akan diketahui orang lain. Makin lama isi SMS pasien

makin tidak teratur kata-katanya.

Seminggu sebelum masuk rumah sakit Pasien mulai sering gelisah. Pasien

mencabut tanaman bunga di halaman, mengumpulkan kardus lalu membakarnya,

serta makin sering tertawa sendiri. Melihat keadaan pasien yang makin aneh, pada

tanggal 4 Oktober 2011 keluarga memanggil ‘orang pintar’ untuk mengobatinya.

Namun pada saat akan diobati, pasien melarikan diri. Akhirnya keluarga

memutuskan untuk membawa pasien ke RSKD Provinsi Sulsel.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat trauma kapitis, kejang, infeksi berat, dan penggunaan

NAPZA.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir pada tanggal 24 Oktober 1979 di Buntao Kabupaten

Toraja. Lahir normal, cukup bulan, ditolong dukun. Saat kehamilan, ibu pasien

dalam keadaan sehat, Riwayat ibu menggunakan rokok, obat-obatan, dan

alkohol tidak ada. Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1 - 3 tahun)

Pasien mendapat ASI hingga berumur 2 tahun. Pertumbuhan dan

perkembangannya sama dengan anak sebayanya. Pada masa ini pasien sangat

sehat dan jarang sekali sakit.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( Usia 4 - 11 tahun)

Pasien masuk SDN Buntu Ampang Toraja pada usia 6 tahun. Prestasi

di sekolah biasa-biasa saja. Sehari-hari pasien rajin membantu pekerjaan di

rumah. Pasien adalah anak yang rajin dan patuh pada orang tua. Pasien jarang

keluar rumah dan tidak mempunyai banyak teman.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12 - 18 tahun)

Setelah tamat SD, Pasien melanjutkan pendidikan ke SMP Katolik

Sangalla, dan setelah lulus pasien melanjutkan ke SMK Sanggalangi Toraja,

jurusan tata boga. Pasien adalah orang yang pendiam, tertutup dan tidak suka

bergaul.

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

2

Page 3: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Setelah tamat SMA Pasien melanjutkan pendidikan ke UNM Fakultas

Seni dan Bahasa, jurusan Seni Rupa. Ketika menjalani semester VII pasien

tiba-tiba memutuskan berhenti kuliah tanpa memberikan alasan yang jelas

pada keluarga.

b. Riwayat Pekerjaan

Sejak berhenti kuliah pasien hanya tinggal di rumah membantu

pekerjaan rumah tangga. Pada tahun 2006 Pasien pernah mencoba mencari

pekerjaan ke Jayapura tapi tidak berhasil. Akhirnya pasien kembali lagi ke

kampung.

c. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah dan belum pernah dekat dengan seorang pria.

Sekitar 1 tahun yang lalu pasien pernah dilamar oleh tetangganya tetapi

pasien menolak dengan alasan belum siap dan tidak cocok.

d. Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Kristen Katolik dan dibesarkan dalam keluarga

yang taat menjalankan agama. Sejak usia belasan pasien malas ke gereja

dan tidak peduli meskipun sering ditegur orang tuanya. Satu tahun terakhir

pasien kembali aktif ke gereja, dan mengajar anak-anak menyanyi dan

berdoa.

.

6. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke-4 dari delapan bersaudara (♂, ♀, ♀, ♀, ♀,

♀,♀,♂). Saudara Pasien yang tertua bekerja sebagai pastor di Bandung. Kakak

ke-2 Pasien menderita retardasi mental sehingga tidak pernah disekolahkan.

Dua orang adik pasien lulus PNS di Timika dan Jayapura pada bulan Agustus

2011. Dua orang adik pasien yang terakhir masih kuliah di Makassar dan di

Jogja. Hubungan dengan keluarga cukup baik. Pasien lebih dekat dengan adik

perempuannya yang terakhir. Pasien dan saudara-saudaranya belum ada yang

menikah.

Ayah pasien mendidik dengan keras tapi tidak pernah sampai

memukul. Ayah pasien adalah mantan kepala dusun yang terkenal keras dan

cukup disegani di kampungnya. Sifat keras ayah pasien ini kadang

menyebabkan perselisihan dengan warga kampung yang lain. Ibu pasien

adalah seorang ibu rumah tangga. Walaupun banyak bersaudara, pasien dan

3

Page 4: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

saudara-saudaranya mendapat perhatian yang cukup dari orangtua. Tidak ada

riwayat keluarga dengan gangguan yang sama.

7. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal di Toraja bersama kedua orang tua dan seorang

kakaknya yang retardasi mental. Biaya hidup lebih banyak ditanggung oleh

saudara-saudaranya.

III PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS

A. Status Internus

Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 72 x/menit, kuat angkat, frekuensi pernapasan

20x/menit, suhu tubuh 37oC, sclera tidak ikterus, cor dalam batas normal. Pulmo

ronchi (-)/(-) , wheezing (-)/(-), pada ekstremitas atas dan bawah tidak ditemukan

kelainan.

B. Status Neurologi

Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), kernig,s sign (-)/(-), pupil bulat

isokor, diameter 2,5 mm/2,5 mm, reflex cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan

sensorik ke-empat ekstremitas dalam batas normal dan tidak ditemukan reflex

patologis.

IV PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (Tgl. 7 Oktober 2011)

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang wanita, mengenakan baju kaos dan celana panjang warna hitam,

rambut panjang ikal agak kering, perawatan diri cukup, perawakan kurus,

wajah sesuai umur.

2. Kesadaran

Berubah

3. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor

Agak gelisah

4. Pembicaraan

Spontan, lancar, intonasi kadang tinggi

4

Page 5: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : sulit dinilai

2. Afek : tumpul

3. Keserasian : tidak serasi

4. Empati : tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan

Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan taraf pendidikannya

2. Orientasi

a. Waktu : baik

b. Tempat : baik

c. Orang : baik

3. Daya Ingat

a. Jangka Panjang : baik

b. Jangka sedang : baik

c. Jangka pendek : baik

4. Konsentrasi dan Perhatian : cukup

5. Pikiran Abstrak : terganggu

6. Bakat Kreatif : tidak ada

7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : kurang

D. Gangguan Persepsi

Tidak ditemukan gangguan persepsi

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran : Produkivitas cukup, kontinuitas kadang asosiasi

longgar, tidak ada hendaya berbahasa.

2. Isi Pikiran

Terdapat gangguan isi pikiran berupa :

5

Page 6: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Waham bizarre, Roh Tuhan masuk ke dalam dirinya, bercampur

dengan rohnya sendiri, bicara dengan suara hati untuk menyampaikan

kebenaran kepada manusia.

Waham kebesaran, pasien yakin bahwa dirinya adalah orang terpilih

dan diberkati Tuhan untuk menyampaikan ajaran kebenaran.

Waham kejaran, pasien yakin tetangganya telah membuat keluarganya

bertengkar dan bersekongkol memasukannya ke RS Jiwa.

F. Pengendalian Impuls : terganggu

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Norma Sosial : Terganggu

2. Uji daya nilai : Terganggu

3. Penilaian Realitas : Terganggu

4. Tilikan : Pasien merasa dirinya tidak sakit

H. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

V IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang wanita, umur 32 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan

mengamuk, yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan

status mental didapatkan penampilan seorang wanita, perawakan kurus, perawatan

diri cukup, wajah sesuai umur. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotor

tenang, pembicaraan spontan, lancar, sikap terhadap pemeriksa kooperatif.

Mood sulit dinilai, afek tumpul, empati tak dapat dirabarasakan. Taraf

pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat

pendidikannya. Orientasi waktu, tempat, dan orang baik. Daya ingat jangka panjang,

sedang, pendek dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian cukup, pikiran abstrak

terganggu, kemampuan menolong diri sendiri kurang.

Gangguan persepsi tidak ditemukan. Produktivitas pikiran cukup, kontinuitas

kadang asosiasi longgar. Terdapat gangguan isi pikiran berupa waham bizarre, waham

kejaran dan waham kebesaran. Pengendalian impuls terganggu. Norma sosial, uji

daya nilai, penilaian realitas terganggu, Pasien tidak merasa sakit, dan secara

keseluruhan pasien dapat dipercaya.

6

Page 7: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

VI EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesa, autoanamnesa, dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa pola perilaku mengamuk. Keadaan ini

menimbulkan penderitaan (distress) yang bermakna bagi pasien dan orang lain, dan

terdapat hendaya (disability) dalam fungsi sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu

senggang, sehingga dikatakan pasien mengalami Gangguan Jiwa. Pada pemeriksaan

status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa waham sehingga

pasien dikatakan mengalami Gangguan Jiwa Psikotik. Pada pemeriksaan status

internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga kemungkinan

adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan, sehingga pasien didiagnosis

Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik. Dari alloanamnesis dan pemeriksaan status

mental ditemukan gejala-gejala yang memenuhi kriteria Skizofrenia berupa waham

bizarre, waham kejaran dan waham kebesaran yang sangat menonjol. sehingga

berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III),

diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Aksis II

Ciri kepribadian skizoid

Aksis III

Tidak ada diagnosis

Aksis IV

Dua orang adik pasien lulus PNS

Aksis V

GAF Scale 50 - 41, pasien mengalami gejala berat dan disabilitas berat

GAF Scale satu tahun terakhir : 80-71, gejala sementara dan dapat diatasi,

disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll

7

Page 8: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

VII DAFTAR MASALAH

Organobiologik

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.

Psikologik

Ditemukan hendaya berat dalam menilai realita berupa waham sehingga

menimbulkan gejala psikis maka pasien memerlukan psikoterapi

Sosiologik

Ditemukan hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu

senggang sehingga pasien memerlukan sosioterapi

VIII PROGNOSIS

Dubia

IX RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka

Risperidon 2 mg 2 x ½

B. Psikoterapi Suportif

C. Sosioterapi

X FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu

menilai efektifitas pengobatan dan kemungkinan efek samping.

XI DISKUSI

Gangguan skizofrenik umumnya ditandai oleh adanya distorsi pikiran dan

persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh adanya afek yang tidak wajar

(inappropriate) atau tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual

biasanya dipertahankan, walaupun defisit tertentu dapat berkembang kemudian.

8

Page 9: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Gangguan ini melibatkan fungsi yang paling mendasar yang memberikan pada orang

normal suatu perasaan kepribadian (individuality), keunikan, dan pengarahan diri

(self-direction). Pikiran, perasaan dan perbuatan yang paling intim dan mendalam

sering terasa diketahui atau terbagi rasa dengan orang lain, dan waham-waham dapat

timbul, yang menjelaskan kekuatan alami dan supranatural sedang mempengaruhi

pikiran dan perbuatan penderita dengan cara-cara yang tidak masuk akal atau bizarre.1

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edisi Keempat

(DSM-IV), disebutkan bahwa skizofrenia paranoid ditandai oleh preokupasi pada satu

atau lebih waham, atau halusinasi auditorik yang paling sering. Secara klasik,

skizofrenia paranoid ditandai terutama oleh adanya waham persecutory atau waham

kebesaran. Episode pertama skizofrenia paranoid biasanya terjadi pada usia yang

lebih tua dibanding skizofrenia terdisorganisasi atau katatonik. Pasien skizofrenia

paranoid menunjukkan regresi yang lebih lambat dalam hal kemampuan mental,

respon emosional dan perilaku dibandingkan dengan tipe skizofrenia yang lain. 2, 4

Pasien ini didiagnosis Skizofrenia Paranoid (F.20.0) berdasarkan adanya

gejala yang memenuhi kriteria Skizofrenia, yaitu waham bizarre, disertai waham

kebesaran yang sangat menonjol. Pada pasien ini terdapat gejala yang mengarah pada

waham penyiaran pikiran, berupa isi sms yang dapat sampai kepada orang lain

walaupun tidak dikirimkan, namun hal ini tidak begitu diyakini oleh pasien.

Rencana terapi farmakologis pasien ini adalah dengan antipsikotik Risperidon,

dimulai dengan dosis 1 mg/hari, selama beberapa hari. Dan bila kurang atau tidak ada

respon dapat dinaikkan menjadi 2 mg/ hari, kemudian dapat terus dinaikkan. Dosis

yang optimal sebagai dosis terapi adalah 2-4 mg/hari. Pemakaian Risperidon yang

teratur dapat mencegah terjadinya kekambuhan dan menurunkan jumlah dan lama

perawatan, sehingga baik digunakan dalam dosis pemeliharaan.3,5

Medikasi dengan antipsikotik merupakan inti dari pengobatan skizofrenia,

tapi intervensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis. Penatalaksanaan

psikososial umumnya lebih efektif pada saat penderita berada dalam fase perbaikan

dibandingkan pada fase akut. Terapi berorientasi keluarga dapat dilaksanakan kepada

keluarga pasien dengan memberikan penjelasan tentang gangguan yang dialami

pasien dan menciptakan suasana yang baik agar mendukung pemulihan pasien.3, 4

9

Page 10: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Prognosis pasien ini dubia, dinilai dengan melihat faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat kesembuhannya, yaitu ;2,4

Faktor pendukung berupa :

o Gejala yang menonjol berupa gejala positif

o Dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien

Faktor penghambat berupa :

o Onset perlahan-lahan dan tidak jelas

o Perilaku menarik diri atau autistik

o Ciri kepribadian skizoid

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

1. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik . Skizofrenia,

Gangguan Skizotipal, dan Gangguan Waham dalam Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III), Jakarta : Departemen

Kesehatan, 1993

2. First, M.B, et al, Skizofrenia and Other psychotic Disorder in Diagnostic and

Statistical Manual of mental Disorder, 4th ed, American Psychiatric Association USA,

1994

3. Sinaga, B. R., Skizofrenia dalam Skizofrenia dan Diagnosis Banding, FKUI, Jakarta,

2006

4. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb. Gangguan Psikotik Lain, dalam Kaplan dan Sadock

Sinopsis Psikiatri, Edisi ke tujuh,jilid I, Jakarta Barat : Bina Rupa Aksara, 1997

5. Arana GW, Rosenbauurg, Antopsychotic Drug Handbook of Psychiatric Drug

Therapy. . Philadelphia : Lippincott Williams dan Wilkins, 2006

Lampiran

RINGKASAN RIWAYAT GANGGUAN

11

Page 12: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Akhir tahun 2001 Pasien tiba-tiba berhenti kuliah di semester 7 tanpa alasan yang

jelas

bulan Agustus 2011Pasien mulai mengalami perubahan perilaku setelah mengetahui

dua adiknya lulus PNS

29 September 2011Pasien mulai gelisah, mencabut bunga di halaman, tertawa

sendiri.

4 Oktober 2011Keluarga memanggil ‘orang pintar’ untuk mengobati pasien,

tetapi pasien melarikan diri

5 Oktober 2011 Pasien dibawa ke RSKD Prov. Sulsel

Autoanamnesis Jumat, 8 Oktober 2011

Seorang wanita, mengenakan kemeja lengan pendek biru dan celana puntung hitam,

perawatan diri cukup, rambut panjang berombak agak kering, wajah sesuai umur, perawakan

12

Page 13: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

kurus, awalnya duduk agak gelisah menghadap pemeriksa, tapi lama-kelamaan menjadi

lebih tenang.

D : Selamat siang, saya dr. Leny yang bertugas hari ini. Nama Ibu siapa? (mengulurkan

tangan)

P : Selamat siang ya, nama saya OV (menyambut uluran tangan pemeriksa)

D : Boleh kita cerita-cerita sebentar Bu OV?

P : Iya

D : Sudah berapa hari Ibu dirawat di sini?

P : Sudah hari ke-2 ini, kemarin saya masuk

D : Siapa yang membawa Ibu kemari?

P : Ada bapak saya, sama 5 orang

D : Apa yang terjadi sehingga Ibu dibawa kemari?

P : Tidak ada apa-apa sebenarnya. Katanya mau dibawa jalan-jalan ke Makassar, tidak

tau tiba-tiba dibawa ke sini.

D : Begitu ya…Bagaimana perasaan ibu sekarang ini?

P : Ah saya mau pulang. Saya ada urusan penting di Toraja yang tidak bisa saya

tinggalkan

D : Boleh saya tahu urusan apa itu?

P : Ah, rahasia dok..nanti ya kalau sudah selesai baru saya kasih tahu…

D : Ooh iya, tidak apa-apa kalau saya tidak boleh tahu.

P : Jadi saya boleh pulang sekarang Dok?

D : Untuk saat ini belum boleh, nanti dokter di sini mau periksa lebih lanjut.

P : Aih.. dokter. Ini ada Antonius yang mau ketemu dengan saya di Toraja. Sudah lama

akan menjadi suami saya. Saya akan jadi…apa namanya itu yang pernah tinggal di

Makassar sini? Dia sudah di rumah sekarang.

D : Antonius itu siapa?

P : Antonius Pala’biran Para’pak Paranaan. Pastor di sana akan menjadi suami dari OV.

D : Setahu saya pastor tidak bisa menikah

P : Kakak saya yang pastor di Bandung yang bicara, Roh Kudus mengatakan ‘Adik kami

tidak akan pernah menikahi seorang laki-laki, selain itu bukan dari seorang pastor

paroki yang sekarang sedang diutus ke Tana Toraja untuk mempersiapkan pernikahan

mereka, yang rencana mudah-mudahan Tuhan merestui, yang diadakan pada hari

sabtu depan, tepatnya 27 Oktober karena berhalangan pada tanggal 24 Oktober. Oleh

13

Page 14: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

karena terjebak dengan kejahatan para suster serta biarawati di RS Paku Fatima

Makale. Makanya saat ini saya mohonkan dengan sangat supaya dr. Leny beserta

seluruh kru di RS Dadi Makassar, tidak usah lagi menghalangi adik saya supaya

keluar dari sini sekarang juga’

D : yang tadi berbicara itu siapa?

P : Itu kakak saya, yang mengatakan pesan dari Roh Kudus

D : Kakak bu OV kan jauh, tidak mungkin bisa didengar suaranya kecuali pakai

handphone

P : Bisa, melalui suara hati. Biar jauh bisa…

D : maksudnya Ibu bisa mendengar suara kakaknya walaupun jauh?

P : Tidak, dikirim melalui suara hati, suara Roh Kudus menjadi suara hati.

D : Jadi tidak didengar di telinga?

P : Tidak

D : Bagaimana caranya suara Roh Kudus menjadi suara hati?

P : Suara Roh Kudus, masuk melalui hati, naik ke otak, lalu keluar melalui mulut, untuk

menyampaikan kebenaran dan kebaikan.

D : Ooh begitu ya…

Tadi pagi Ibu mengatakan bahwa sekarang Tuhan yang sedang bicara, apakah

maksudnya Ibu OV adalah Tuhan?

P : Bukan. Yang bicara itu Roh Tuhan yang ada di dalam tubuh saya.

D : Lalu roh ibu OV sendiri bagaimana? Apa tidak terganggu dengan adanya Roh Tuhan?

P : Tidak, roh saya sudah bercampur dengan roh Tuhan, jadi tidak saling mengganggu.

D : Bu OV pernah melihat Roh Tuhan?

P : Pernah

D : Kapan itu Bu?

P : Waktu di gereja. Waktu itu ada sinar. Pertamanya Saya kira cahaya lampu, ternyata

sinar itu masuk di sini (menunjuk dahinya)

D : Jadi itu Roh Tuhan?

P : Iya

D : Selama di sini Ibu OV pernah mengalami hal itu lagi?

P : Tidak.

D : Kapan pertama kali ibu mengalaminya?

P : Mengalami apa? Penampakan? Waktu masih di Malengkeri, Di kamar kosku, tidak

ada orang-orang, muncul Tuhan Yesus.

14

Page 15: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

D : Barangkali Ibu OV mimpi?

P : Tidak, saya tidak mimpi, saya lihat betul.

D : Apa Tuhan Yesus bicara?

P : Tidak, dia senyum saja

D : Setelah itu apakah Tuhan Yesus pernah mendatangi Ibu OV lagi?

P : Iya, kadang-kadang Dia datang waktu masih di kampung.

D : Jika Tuhan Yesus datang apa yang bu OV rasakan? Apakah merasa takut?

P : Tidak takut, malah senang sekali

D : Hal ini pernah diceritakan pada keluarga atau orang lain?

P : Tidak pernah

D : Apakah hal-hal yang Ibu alami bisa terjadi pada orang lain?

P : Tidak, saya saja.

D : Menurut bu OV, apa kelebihannya sampai hanya Ibu saja yang didatangi Tuhan

Yesus?

P : Yaa disyukuri saja, hanya saya yang dipilih oleh Tuhan Yesus.

D : Baiklah bu OV, silahkan beristirahat ya. Nanti bincang-bincangnya kita lanjutkan

lagi, terima kasih

P : Terimakasih dokter.

Autoanamnesis hari Minggu, 9 Oktober 2011

Pasien mengenakan baju kaos lengan pendek putih dan celana puntung hitam, duduk agak

gelisah menghadap pemeriksa. Rambut telah dipotong sepanjang bahu. perawatan diri cukup,

D : Selamat siang Bu OV, masih ingat sama saya?

P : Selamat siang, bu dokter. Silakan dokter langsung mi naik di loteng sholat, bertemu

dengan temannya suster mariati. Itu ada di loteng

D : Bagaimana kabarnya?

P : Saya tidak suka di sini, tidak ada air, biar mau BAB tidak ada air. Busuk sekali itu di

kamar mandi. Gatal mi semua badanku sudah 2 hari tidak mandi. Mau ma pulang

saja, bilang tadi suster mariati boleh mi pulang.

D : Oh iya, kita bicara-bicara dulu sebentar. Bisa?

P : Iya dokter, tapi habis itu saya mau pulang

D : Bu OV berapa bersaudara?

15

Page 16: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

P : Delapan orang, yang pertama dan terakhir laki-laki

D : Semua masih ada di Toraja?

P : Ada kakak saya Pastor di Bandung. Ada juga di Jakarta sama di Jogja. Adik saya di

Jayapura bekerja di apotek, sekarang sudah PNS, sama dengan yang di Timika juga

sudah lulus PNS

D : Sudah lama adik-adik bu OV lulus PNS?

P : Mereka sudah lama di Jayapura tapi baru-baru ji lulus ini tahun

D : Bagaimana perasaan bu OV waktu tahu adik-adiknya lulus PNS?

P : Iya kita harus senang, rejekinya mereka to..

D : oo begitu. Kalau bu OV sendiri sudah bekerja?

P : Saya bekerja di rumah saja, tapi biasa juga ke sekolah minggu mengajar menyanyi

dan berdoa

D : Bu OV masih sekolah?

P : Tidak sekolah. Pernah kuliah di UNM jurusan seni rupa tapi berhenti waktu semester

tujuh, nda sempat selesai

D : Kalau boleh saya tahu, apa penyebabnya bu OV berhenti kuliah, padahal mungkin

waktu itu sudah hampir selesai ya?

P : Susah konsentrasi. Tugas-tugasnya banyak. Apalagi biasa lihat penampakan.

D : Penampakan?

P : Iya, penampakan Roh Kudus

D : Oh..Begitu ya…

Bu OV, bisa diceritakan apa yang terjadi sampai bu OV dibawa ke sini?

P : Itu karena ada bapak yang menaruh pisau di mangkok, mengadu domba supaya orang

dalam keluarga bertengkar. Namanya Puang Desri, cuma dipancing supaya dia masuk

RSJ. Saya tahu ji itu semua akalnya

D : Puang Desri itu siapa?

P : Itu yang berbuat mengadu domba, tapi sudah dilapor sama Maria Tumba, wakil

Kapolda di Makassar, siapa lagi namanya, Puang Desri itu penjahat.

D : Yang saya dengar malah puang Desri yang mau mengobati bu OV waktu di Toraja

P : Bohong, dia itu penjahat.

D : Bu OV, saya dapat informasi Ibu sering menulis sms tapi tidak dikirimkan. Boleh

saya tahu untuk apa itu?

P : Itu untuk memberikan pernyataan bahwa saya sedang diasisi, saya tanya adikku tadi,

saya tulis sms. Sini Maria, kasi liat dulu (mengambil HP dari tangan adiknya). Baca

16

Page 17: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

maki Dok

D : Pastor Paroki Santa Maria, Perawan serta Pembantu semuanya terima kasih.

Kristuslah semua terang dan cahaya dunia

P : percaya?

D : Iya, saya percaya itu OV yang menulis. SMS itu mau ditujukan pada siapa?

P : Pada semua orang, karena Roh Kudus telah bersaksi ‘Tiada Tuhan selain Allah’

seperti tadi temannya Ibu dokter, saya temani dia sholat tadi pagi. Dia senang sekali,

dia cium saya, dia peluk saya. Dia bilang saya merestui kalau yang Maria Ratu

Rosaria itu menjadi wakil kristiani. Saya merestui bahwa umat Muslim telah

dibersihkan hatinya

D : Apa tujuannya OV menulis sms itu?

P : Untuk masa depan kita semua

D : Bagaimana caranya orang lain mengetahui isi SMS bu OV kalau tidak dikirimkan?

P : Bisa, kalau percaya…

D : Termasuk saya?

P : mmm …Mungkin….

Dokter, saya mau pulang mi, tolong dokter jangan tahan-tahan lagi saya di sini

D : Baik bu, nanti saya sampaikan pada dokter yang menangani ibu ya…tapi beliau

sedang keluar kota

P : Tapi jangan bohong ya dokter

D : Iya, jangan lupa minum obatnya ya, Bu OV istirahat dulu, terima kasih ya bu OV

P : Iya sama-sama Bu dokter

timbul selama pengobatan, dan memotivasi pasien agar mau minum obat secara

teratur.

17

Page 18: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

Memberikan penjelasan kepada pasien dan orang-orang disekitarnya, sehingga

keluarga pasien dapat menerima dan memberikan dukungan moral, menciptakan

lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien.

Terdapat Halusinasi auditorik, yaitu suara hati yang merupakan suara Tuhan

yang menyuruh pasien menyampaikan kebenaran kepada manusia

P Visite Besar Jumat 8 Oktober 2011, 08.00 WITA

P : Dokter-dokter di sini semua ingin membunuh saya Saya ditendang, dijambak,

dikeroyok sama itu dokter semua

Pastor Paneli

P : Saya ingat ada mama saya

D : OV duduk dulu

P : Suruhan dari dalam. Di dalam yang atur, suara hati. dari Tuhan, hanya Tuhan yang

memerintah, hanya Tuhan yang boleh bicara

P : Pertama ‘kan roh Tuhan melayang-layang di angkasa. Kitab penciptaan.

Jangan perintah-perintah saya ya, ini Tuhan yang bicara ya

D : Sudah berapa lama Tuhan berbicara :

P : Sering ya

D : Maaf ya, ini Tuhan yang bicara, jadi tidak boleh menyela ya

P : Semua umat Islam mengeroyok dan menganiaya semua umat kristiani di Indonesia.

Tapi katanya umat muslim sudah bertobat, tidak akan berbuat tindakan kekerasan dan

kekejaman, seperti yang kemarin saya alami, tapi itu durhaka sebetulnya, kalau

sampai ibu saya ada apa-apa, saya akan mengutuk semua dunia.

Jangan banyak tanya-tanya. Pusing saya kalau ditanya-tanya. Kemarin itu saya

dikeroyok, tapi Tuhan itu murka semuanya kalo orang Islam begitu caranya. Kita

semua ini manusia. Manusia punya tubuh. Tubuh itu dari Tuhan. Roh Tuhan ada

18

Page 19: Kasus Psikotik IV Ottovina Awal

dalam tubuh. Tubuh jangan disakiti, sakiti saja diri sendiri, cubit-cubit saja kalu

begitu…

D : Bagaimana roh Tuhan bisa masuk dalam tubuhnya?

P : Jangan lagi Tanya-tanya saya, kalau ada obat saya pulihkan, kau rasakan akibatnya.

P : Kalau semua orang Islam macam-macam, mati semua orang Islam. Karena sering,

tidak macam-macam. Tanya itu om saya.Ada om saya itu. Jangan coba-cobai saya itu

namanya Roh Tuhan, saya tidak bohong, betul ini. Saya kutuk betul-betul semua

orang islam kalau macam-macam itu.

Tuhan itu tidak bisa dicobai ya! Tuhan itu mencintai umatnya. Tuhan yang

menciptakan. Jadi jangan ada orang Islam yang macam-macam sama yang namanya

Ottovina Kadang. Saya bilang diam!Tuhan murka itu. Tuhan tidak mencintai orang

Islam yang menindas, yang mencelakai kristiani. Kristiani itu Kristen Katolik, ada

Bunda Maria. Ibundanya Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mati demi menebus zat manusia

Maaf kepala saya pusing.

D : Kalau begitu istirahat ya..terimakasih..

P : Mati ko orang Islam

19