21
1 Kasus Konjungtivitis Vernal I. IDENTITAS  Nama : An. H Umur : 8 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar Tanggal pemeriksaan : 11 Desember 2013 II. ANAMNESIS Auto anamnesis pada tanggal 11 Desember 2013 jam 12.00 WIB Keluhan utama Mata merah penglihatan normal Keluhan tambahan  perih gatal dan keluar air sejak sebulan SMRS Riwayat penyakit sekarang Pasien, anak M usia 8 tahun,lelaki, datang dengan keluhan mata merah, perih, gatal dan keluar air sejak sebulan SMRS. Pasien mengaku mempunyai gigi berlobang, Menurut ibunya sebelumnya mata pasien pernah merah setelah terkena paparan cahaya matahari. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Riwayat demam,mata terkena tumbuhan,dan keluar cairan berwarna putih kuning dan hijau disangkal. Pasien pernah berobat dan diberi obat tetes namun gejala timbul kembali setelah obat tetes habis. Riwayat Penyakit dahulu Pasien pernah mengalami keluhan serupa seperti ini sebelumnya. Pasien tiada riwayat hipertensi diabetes mellitus maupun asma atau alergi disangkal.

Kasus Konjungtivitis Vernal

Embed Size (px)

Citation preview

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 1/21

1

Kasus Konjungtivitis Vernal

I.  IDENTITAS

 Nama : An. H

Umur : 8 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal pemeriksaan : 11 Desember 2013

II.  ANAMNESIS

Auto anamnesis pada tanggal 11 Desember 2013 jam 12.00 WIB

Keluhan utama 

Mata merah penglihatan normal

Keluhan tambahan

 perih gatal dan keluar air sejak sebulan SMRS

Riwayat penyakit sekarang

Pasien, anak M usia 8 tahun,lelaki, datang dengan keluhan mata merah, perih, gatal

dan keluar air sejak sebulan SMRS. Pasien mengaku mempunyai gigi berlobang,

Menurut ibunya sebelumnya mata pasien pernah merah setelah terkena paparan

cahaya matahari. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Riwayat demam,mata

terkena tumbuhan,dan keluar cairan berwarna putih kuning dan hijau disangkal.

Pasien pernah berobat dan diberi obat tetes namun gejala timbul kembali setelah obat

tetes habis.

Riwayat Penyakit dahulu

Pasien pernah mengalami keluhan serupa seperti ini sebelumnya. Pasien tiada

riwayat hipertensi diabetes mellitus maupun asma atau alergi disangkal.

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 2/21

2

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.

III.  PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan.

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Frekuensi Nadi : 88 kali/menit

Frekuensi Nafas : 22 kali/menit

Kepala/leher : pembesaran KGB preauriukuler (-)

Thorax, Jantung : dalam batas normal

Paru : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 3/21

3

STATUS OPHTALMOLOGIS

KETERANGAN OD OS

1.  VISUS

-  Visus jauh 6/6 6/6,6

-  Pin hole - 6/6

-  Addisi - -

-  Kaca mata lama - -

-  Persepsi warna + +

2.  KEDUDUKAN BOLA MATA

-  Distansi Pupil 53mm 53mm

-  Eksoftalmus - -

-  Endoftalmus - -

-  Deviasi - -

-  Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala

arah

-  Strabismus - -

-   Nystagmus - -

3.  SUPERSILIA

-  Warna Hitam Hitam

-  Simetris  Normal Normal

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 4/21

4

-  Tanda peradangan - -

-  Rontok - -

4.  PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR

GERAKAN

-  Gerakan abnormal - -

-  Membuka mata + +

-  Menutup mata + +

-  Ptosis - -

TEPI KELOPAK

-  Ankiloblefaron - -

-  Ektropion - -

-  Entropion - -

KULIT

-  Perubahan warna - -

-  Tanda peradangan - -

-  Perdarahan - -

-  Edema - -

-   Nyeri tekan - -

-  Befarospasme - -

-  Trikiasis - -

-  Sikatriks - -

5.  APPARATUS LAKRIMAL

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 5/21

5

SEKITAR GLANDULA LAKRIMALIS

-  Perubahan warna  - -

-  Perubahan bentuk   - -

-  Tanda peradangan - -

-  Pembesaran - -

-   Nyeri tekan - -

SEKITAR SACCUS LAKRIMALIS

-  Perubahan warna - -

-  Tanda peradangan - -

-   Nyeri tekan - -

-  Fistula - -

-  Uji flouresensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

-  Uji regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

-  Test Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

6.  KONJUNGTIVA PALBEBRAE SUPERIOR

-  Hiperemis + +

-  Simblefaron - -

-  Korpus alienum - -

7.  KONJUNGTIVA PALBEBRAE INFERIOR

-  Hiperemis + +

-  Penonjolan - -

-  Eksudat - -

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 6/21

6

-  Anemis - -

-  Litiasis - -

8.  KONJUNGTIVA BULBI

-  Sekret - -

-  Injeksi Konjungtiva + +

-  Injeksi Siliar - -

-  Perdarahan Subkonjungtiva/kemosis - -

-  Pterigium - -

-  Pinguekula - -

-  Flikten - -

-   Nevus Pigmentosus - -

-  Kista Dermoid - -

9.  SKLERA

-  Warna Jernih Jernih

-  Ikterik - -

-   Nyeri Tekan - -

10. KORNEA

-  Kejernihan Jernih Keruh

-  Permukaan Rata Rata

-  Ukuran 12 mm 12 mm

-  Sensibilitas Baik Baik

-  Infiltrat - -

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 7/21

7

-  Keratik Presipitat - -

-  Sikatriks - -

-  Ulkus - -

-  Perforasi - -

-  Arcus senilis - -

-  Edema - -

-  Uji Flouresceins Tidak dilakukan Tidak dilakukan

-  Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Limbus Trantas Dot Trantas Dot

11. BILIK MATA DEPAN

-  Kedalaman Sedang Sedang

-  Kejernihan Jernih Jernih

-  Hifema - -

-  Hipopion - -

-  Efek Tyndall - -

12. IRIS

-  Warna Hitam Hitam

-  Kripte - -

-  Sinekia - -

-  Kolobama - -

13. PUPIL

-  Letak Tengah Tengah

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 8/21

8

-  Bentuk Isokor Isokor

-  Ukuran 3 mm 3 mm

-  Refleks Cahaya Langsung + +

-  Refleks Cahaya Tidak Langsung + +

14. LENSA

-  Kejernihan Jernih Jernih

-  Letak di tengah di tengah

-  Test Shadow - -

15. PALPASI

-   Nyeri tekan - -

-  Massa tumor - -

-  Tensi okuli  N/palpasi N/palpasi

-  Tonometer schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

16. KAMPUS VISI

-  Tes konfrontasi Baik Baik

17. BADAN KACA

-  Kejernihan - -

18. FUNDUS OKULI

-  Reflex fundus  + +

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 9/21

9

I.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah lengkap

IV.  RESUME

Anak H datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata merah sejak sebulan yang lalu. Mata

 pasien perih, gatal dan keluar air sejak sebulan SMRS. Pasien mengaku mempunyai gigi

 berlobang, Menurut ibunya sebelumnya mata pasien pernah merah setelah terkena paparan

cahaya matahari. Riwayat riwayat alergi demam,mata terkena tumbuhan,dan keluar cairan

 berwarna putih kuning dan hijau disangkal

Pada Pemeriksaan fisik didapatkan pada daerah limbus kedua mata terdapat Trantas Dot.

V.  DIAGNOSIS KERJA

Konjungtivitis Vernal

Dasar diagnosis: Mata merah,visus normal dan terdapat Trantas Dot pada limbus kedua

mata.Gejala hilang timbul sejak sebulan yang lalu.

VI.  DIAGNOSIS BANDING

Konjungtivitis atopik

Konjungtivitis virus.

PENATALAKSAAN

Sodium cromoglycate 4 dd 1 gtt

Tetrahydrolazine 4 dd 1 gtt

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 10/21

10

Artificial tear 6x1 gtt

Edukasi

Hindari tepung sari rumput rumputan.

VII.  PROGNOSIS

OD OS

Ad Vitam : ad bonam ad bonam

Ad Fungsionam : ad bonam ad bonam

Ad Sanationam : ad bonam ad bonam

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 11/21

11

Tinjauan Pustaka

Anatomi dan Fisiologi

Konjungtiva

Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus

 permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera

(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak

(persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva terdiri dari tiga

 bagian:1

1. Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).

2. Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).

3. Konjungtiva forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior

 palpebra dan bola mata)

Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke

tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada fornices

superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera dan menjadi konjungtiva bulbaris.

Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali.Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva

sekretorik. (Duktus-duktus kelenjar lakrimalis bermuara ke forniks temporal superior.) Kecuali

di limbus (tempat kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sejauh 3 mm), konjungtiva bulbaris

melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di bawahnya. Struktur epidermoid kecil semacam

daging (karunkula) menempel superfisial ke bagian dalam plika semilunaris dan merupakan zona

transisi yang mengandung elemen kulit dan membran mukosa.1 

Konjungtiva forniks struktumya sama dengan konjungtiva palpebra. Tetapi hubungan

dengan jaringan di bawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan. Juga mengandung

 banyak pembuluh darah. Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi bila

terdapat peradangan mata. Jika dilihat dari segi histologinya, lapisan epitel konjungtiva terdiri

dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat, superfisial dan basal. Lapisan epitel

konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 12/21

12

kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa. Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel

goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan

diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata di seluruh prekornea. Sel-sel epitel basal

 berwarna lebih pekat daripada sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung

 pigmen.1

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial)dan satu lapisan

fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan di beberapa tempat dapat

mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak

 berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa

konjungtivitis inklusi pada neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian

menjadi folikuler. Lapisan fibrosa tersusun dari Jaringan penyambung yang melekat pada

lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva. Lapisan

fibrosa tersusun longgar pada bola mata. Kelenjar airmata asesori (kelenjar Krause dan

Wolfring), yang struktur dan funginya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma.

Sebagian besar kelenjar Krause berada di forniks atas, dan sedikit ada di forniks bawah. Kelenjar

Wolfring terletak di tepi atas tarsus atas.1 

DEFINISI

Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai

kedua mata dan bersifat rekuren. (1) 

KLASIFIKASI

Terdapat dua bentuk utama konjngtivitis vernalis (yang dapat berjalan bersamaan), yaitu :

1.  Bentuk palpebra   terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Terdapat pertumbuhan papil

yang besar ( Cobble Stone ) yang diliputi sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi

dan edem, dengan kelainan kornea lebih berat dari tipe limbal. Secara klinik, papil besar ini

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 13/21

13

tampak sebagai tonjolan besegi banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler di

tengahnya.

2.  Bentuk Limbal   hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan

hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinofil

di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.(1)

 

ETIOLOGI

Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada musim panas.

Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan

 berhenti sebelum usia 20.(4)

PATOFISIOLOGI

Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang insterstitial yang

 banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I dan IV. Pada konjungtiva akan dijumpai

hiperemia dan vasodilatasi difus, yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat

 proliferasi jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi

ini akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga

terbentuklah gambaran cobblestone. Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna

 putih susu kebiruan sehingga konjungtiva tampak buram dan tidak berkilau. Proliferasi yang

spesifik pada konjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebut  pavement like granulations. Hipertrofi

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 14/21

14

 papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang

 berat akan disertai keratitis serta erosi epitel kornea.

Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat vasodilatasi dan hipertropi

yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat yang berat, kekeruhan pada limbus sering

menimbulkan gambaran distrofi dan menimbulkan gangguan dalam kualitas maupun kuantitas

 stem cells  limbus. Kondisi yang terakhir ini mungkin berkaitan dengan konjungtivalisasi pada

 penderita keratokonjungtivitis dan di kemudian hari berisiko timbulnya pterigium pada usia

muda. Di samping itu, juga terdapat kista-kista kecil yang dengan cepat akan mengalami

degenerasi.(3)

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK

Tahap awal konjungtivitis vernalis ditandai oleh fase prehipertrofi. Dalam kaitan ini,

akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil yang ditutup oleh satu lapis

sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di antara papil serta  pseudomembran milky

white. Pembentukan papil ini berhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel-sel PMN, eosinofil,

 basofil, dan sel mast.

Hasil penelitian histopatologik terhadap 675 konjungtivitis vernalis mata yang dilakukan

oleh Wang dan Yang menunjukkan infiltrasi limfosit dan sel plasma pada konjungtiva.

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 15/21

15

Prolifertasi limfosit akan membentuk beberapa nodul limfoid. Sementara itu, beberapa granula

eosinofilik dilepaskan dari sel eosinofil, menghasilkan bahan sitotoksik yang berperan dalam

kekambuhan konjungtivitis. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan adanya reaksi

hipersensitivitas. Tidak hanya di konjungtiva bulbi dan tarsal, tetapi juga di fornix, serta pada

 beberapa kasus melibatkan reaksi radang pada iris dan badan siliar .

Fase vaskular dan selular dini akan segera diikuti dengan deposisi kolagen, hialuronidase,

 peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel radang secara keseluruhan.

Deposisi kolagen dan substansi dasar maupun seluler mengakibatkan terbentuknya deposit stone 

yang terlihat secara nyata pada pemeriksaan klinis. Hiperplasia jaringan ikat meluas ke atas

membentuk  giant papil   bertangkai dengan dasar perlekatan yang luas. Kolagen maupun

 pembuluh darah akan mengalami hialinisasi. Epiteliumnya berproliferasi menjadi 5 – 10 lapis sel

epitel yang edematous dan tidak beraturan. Seiring dengan bertambah besarnya papil, lapisan

epitel akan mengalami atrofi di apeks sampai hanya tinggal satu lapis sel yang kemudian akan

mengalami keratinisasi.

Pada limbus juga terjadi transformasi patologik yang sama berupa pertumbuhan epitel

yang hebat meluas, bahkan dapat terbentuk 30-40 lapis sel (acanthosis). Horner-Trantas dot`s

yang terdapat di daerah ini sebagian besar terdiri atas eosinofil, debris selular yang

terdeskuamasi, namun masih ada sel PMN dan limfosit. (3) 

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 16/21

16

GEJALA

Pasien umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat dan bertahi mata berserat-serat. Biasanya

terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lain-lain) dan kadang-kadang pada pasien

muda juga. Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva

tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap

 papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler.

Gambar 1. konjungtivitis vernalis. Papilla ”batu bata” di konjungtiva

tarsalis superior.(5) 

Mungkin terdapat tahi mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons).

Pada beberapa kasus, terutama pada orang negro turunan Afrika, lesi paling mencolok terdapat di limbus,

yaitu pembengkakan gelatinosa (papillae). Sebuah pseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea

dekat papilla limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di limbus pada beberapa

 pasien dengan konjungtivitis vernalis selama fase aktif dari penyakit ini.

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 17/21

17

Sering tampak mikropannus pada konjungtivitis vernal palpebra dan limbus, namun pannus besar

 jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada konjungtiva kecuali jika pasien telah menjalani

krioterapi, pengangkatan papilla, iradiasi, atau prosedur lain yang dapat merusak konjungtiva. (2) 

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.(4)

 

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva untuk mempelajari

gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak eosinofil dan granula-granula bebas

eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil dan granula basofilik bebas. (3) 

PENGOBATAN

Karena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri, perlu diingat bahwa

medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai jangka

 panjang.(2)

 

Opsi perawatan konjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya symptom yang muncul dan

durasinya. Opsi perawatan konjungtivitis vernalis yaitu :

1.  Tindakan Umum

Dalam hal ini mencakup tindakan-tindakan konsultatif yang membantu mengurangi keluhan

 pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis. Beberapa tindakan tersebut antara lain:

- Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari tangan, karena telah

terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator-mediator sel mast. Di samping

itu, juga untuk mencegah superinfeksi yang pada akhirnya berpotensi ikut menunjang

terjadinya glaukoma sekunder dan katarak.

- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter;

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 18/21

18

- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuksari;

- Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan alergen di udara

terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus dihindari karena lensa kontak akan membantu

retensi allergen;

- Kompres dingin di daerah mata;

- Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi protektif

karena membantu menghalau allergen;

- Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga disebut sebagai climato-

therapy.

2. Terapi topikal

- Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril dan

mukolitik seperti asetil sistein 10% – 20% tetes mata. Dosisnya tergantung pada

kuantitas eksudat serta beratnya gejala. Dalam hal ini, larutan 10% lebih dapat

ditoleransi daripada larutan 20%. Larutan alkalin seperti 1-2% sodium karbonat

monohidrat dapat membantu melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak

efektif sepenuhnya.

- dekongestan

- antihistamin

- NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi Drugs)

- Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid topikal prednisolone fosfat

1%, 6-8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 19/21

19

ke dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Bila sudah terdapat ulkus kornea

maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat efektif.

- Antihistamin

- antibakteri

- Siklosporin

- Stabilisator sel mast seperti Sodium kromolin 4% dan Lodoksamid 0,l%.

3. Terapi Sistemik

- Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik seperti prednisolone asetat,

 prednisolone fosfat, atau deksamethason fosfat 2 – 3 tablet 4 kali sehari selama 1 – 2 minggu.

Satu hal yang perlu diingat dalam kaitan dengan pemakaian preparat steroid adalah “gunakan

dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin”.

- Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkan sebagai pilihan lain, karena

kemampuannya untuk mengurangi rasa gatal yang dialami pasien. Apabila dikombinasi

dengan vasokonstriktor, dapat memberikan kontrol yang memadai pada kasus yang ringan

atau memungkinkan reduksi dosis.

4. Tindakan Bedah

- Berbagai terapi pembedahan, krioterapi, dan diatermi pada papil raksasa konjungtiva tarsal

kini sudah ditinggalkan mengingat banyaknya efek samping dan terbukti tidak efektif, karena

dalam waktu dekat akan tumbuh lagi. (3,6) 

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 20/21

20

KESIMPULAN

Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai

kedua mata dan bersifat rekuren. Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada

musim panas. Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa

 pubertas dan berhenti sebelum usia 20.

Gejala yang spesifik berupa rasa gatal yang hebat, sekret mukus yang kental dan lengket, serta

hipertropi papil konjungtiva. Tanda yang spesifik adalah Trantas dots dan coble stone. Terdapat dua

 bentuk dari konjungtivitis vernalis yaitu bentuk palbebra dan bentuk limbal.

Konjungtivitis vernalis pada umumnya tidak mengancam penglihatan, namun dapat menimbulkan

rasa tidak enak. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati. Namun tetap dibutuhkan perawatan

agar tidak terjadi komplikasi dan menurunkan tingkat ketidaknyamanan dari pasien. Perawatan yang

dapat diberikan menghindari menggosok-gosok mata, kompres dingin di daerah mata, memakai pengganti

air mata, memakai obat tetes seperti asetil sistein, antihistamin, NSAID, steroid, stabilisator sel mast, dll;

obat oral (seperti antihistamin dan steroid), dan pembedahan.

7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 21/21

21

DAF T AR P UST AKA

1.  Ilyas S., 2006. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm :

133-134.

2.  Vaughan, Daniel G., 2000. Oftalmologi Umum edisi ke-4. Jakarta : Penerbit Widya Medika,

hlm : 115-116.

3 .  Wahid, Dian Ibnu.  Konjungtivitis Vernalis. Available on :

http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/.  (Diakses Desember

2013)

4 .  Medicastore.  Konjungtivitis Vernalis. Available on:

http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.html   .(Diakses

Desember 2013)

5 .  PubMed Central Journal list. Vernal Keratoconjunctivitis. Awailable on:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/ . (Diakses November 2009)

6 .  Optometry. Vernal Keratoconjunctivitis. Available on :

http://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid200

10223.pdf . (Diakses Desember 2013)