27
LAPORAN KASUS “OS KISTA KONJUNGTIVA FORNIKS INFERIOR” “ODS PRESBIOPIA” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang Disusun Oleh: Arif Driyagusta Prabowo 01.210.6088 Pembimbing: dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

KASUS KISTA KONJUNGTIVA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

Page 1: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

LAPORAN KASUS

“OS KISTA KONJUNGTIVA FORNIKS INFERIOR”

“ODS PRESBIOPIA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam

Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Penyakit Mata

Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang

Disusun Oleh:

Arif Driyagusta Prabowo

01.210.6088

Pembimbing:

dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERRAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2015

Page 2: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

“OS KALAZION”

Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Penyakit Mata RST Tingkat II

dr. Soedjono Magelang

Telah disetujui dan dipresentasikan

pada tanggal: Februari 2015

Disusun oleh:

Arif Driyagusta Prabowo

01.210.6088

Dosen Pembimbing,

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M

Page 3: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Umur : 49 tahun

Alamat : Tegalsari, Secang

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Tanggal Poli : 3 Februari 2015

2. ANAMNESIS

Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 3 Februari 2015 jam 12.00

dengan keluhan utama mata kiri bawah terdapat benjolan yang terasa

pegel, gatel dan pedes jika terkena angin.

a. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan pada kelopak mata bagian bawah

mata kiri terdapat benjolan yang terasa pegel, gatel dan pedes jika

terkena angin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut dirasakan hilang

timbul, terutama timbul jika terkena angin. Selain itu pasien juga

merasakan ngganjel terutama saat terasa gatal pada mata kirinya. Pasien

tidak pernah menguceknya dan belum di obati sebelumnya. Mata merah

disangkal pasien, mata berair juga disangkal oleh pasien. Sebelumnya

pada Desember 2014 pasien juga mengalami keluhan yang sama pada

mata kirinya dan pada bulan tersebut sudah dilakukan pungsi sebanyak

2x tetapi sekarang timbul lagi. Benjolan diperkirakan lebih besar

Page 4: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

sebelumnya daripada saat ini. Pada mata kanannya tidak didapatkan

keluhan serupa seperti pada mata kirinya. Pasien juga mengeluhkan

kacamata baca yang digunakan sudah tidak cocok lagi dan ganti

kacamata baca sebanyak 2x.

b. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat benjolan yang sama sebelumnya (+)

Riwayat trauma (-)

Riwayat alergi (-)

c. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat sakit serupa (-)

Riwayat operasi kista konjungtiva (-)

d. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, biaya ditanggung oleh

pemerintah, sebagai peserta BPJS. Kesan : sosial ekonomi kurang

3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Status gizi : Baik

Tanda Vital

1. Tekanan darah : 130/90mmHg

2. HR : 92 x/menit

Page 5: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

3. Suhu : 36,3 ºC

4. RR : 18 x/menit

Status generalis dalam batas normal

b. Status Ophthalmicus

Page 6: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

PemeriksaanOD OS

Visus

Bulbus Oculi Gerak bola mata Strabismus Eksoftalmos Endoftalmos

Suprasilia Kedudukan Jaringan parut

Palpebra Benjolan Edema Hiperemi Margo palpebra:

Entropion Ektropion

Silia:TrikiasisTanda radang

Konjungtiva Hiperemi Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Sekret Kista

Sklera Warna Laserasi

Kornea Kejernihan Kecembungan Infiltrat Ulkus Sikatrik

6/6 add S+ 1.75 J6

Segala arah---

Simetris-

---

--

--

----

-

Putih-

+Cembung

--

6/6 add S+ 1.75 J6

Segala arah---

Simetris-

-

--

--

--

----

Kista konjungtiva forniks inferior berisi

cairan berwarna bening

Putih-

+Cembung

--

Page 7: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

COA Kedalaman Hipopion Hifema

Iris Warna Kripta Sinekia

Pupil Letak Bentuk Diameter Reflek pupil L/TL

Lensa Kejernihan

Corpus Vitreum

Fundus Reflek

Funduskopi Papil N. Opticus Arteri Vena

AVR Makula

Reflek foveaEksudatEdema

RetinaMikroaneurismaEdemaBleedingCotton wool spot

TIO

-

Normal--

Coklat+-

SentralLingkaran

3 mm+/+

Jernih

Jernih

+ (cemerlang)

Fokus 0Orange CDR 0,3

2:3

Reflek fovea (+)--

----

Normal

-

Normal--

Coklat+-

SentralLingkaran

3 mm+/+

Jernih

Jernih

+ (cemerlang)

Fokus 0Orange CDR 0,3

2:3

Reflek fovea (+)--

----

Normal

4. DIAGNOSA BANDING

Page 8: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

a. OS Kista konjungtiva dipertahankan karena dari anamnesis pasien

mengeluhkan benjolan di kelopak mata bawah sebelah kiri, dan

pemeriksaan fisik kista konjungtiva forniks inferior (+) dan

sebelumnya sudah dilakukan pungsi sebanyak dua kali berisi cairan

serous.

b. OS Lipoma disingkirkan karena lipoma merupakan tumor jinak

jaringan lemak dan isi lipoma berisi sel endapan lemak. Sedangakan

kista berisi cairan.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Namun, dapat dilakukan biopsi

jaringan untuk pemeriksaan histopatologi.

6. DIAGNOSIS KERJA

OS Kista konjungtiva forniks inferior

ODS Presbiopia

7. PENATALAKSANAAN

a. Medikamentosa

Topikal

Dexametason, neomycin, polixine b, sulfate tetes mata 3 x 1 OS

selama 5 – 7 hari

Page 9: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

Oral

Vitamin B1, B6, B12 tab 1 x 1selama 5 – 7 hari

Parenteral

Tidak diberikan obat parenteral

Operatif

Pro extirpasi kista konjungtiva forniks infrior okuli sinister

b. Non-medikamentosa

Kacamata add S + 1.75

8. PROGNOSIS

VOD VOS

Quo ad visam Bonam Bonam

Quo ad sanam Bonam Bonam

Quo ad fungsionam Bonam Bonam

Quo ad kosmeticam Bonam Bonam

Quo ad vitam Bonam Bonam

9. EDUKASI

• Menjelaskan pada pasien bahwa penyakit tersebut merupakan sebuah

tumor jinak. Karena kista konjungtiva merupakan tumor jinak, maka

tidak sampai menyebabkan kerusakan organ disekitar mata atau

menyebar ke organ sekitarnya sehingga kista konjungtiva tidak

Page 10: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

mengganggu fungsi dan bentuk mata, namun jika membesar dapat

membuat pasien tidak nyaman dan mengganggu penglihatan.

• Tidak dibutuhkan terapi yang spesifik jika berukuran sangat kecil dan

tidak mengganggu penglihatan atau penampilan. Namun jika kista

membesar atau untuk kosmetika, dapat dilakukan eksisi kista.

• Penyakit ini dapat sembuh jika dilakukan eksisi pada kista.

• Untuk Presbiopia

• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh

karena melemahnya oto mata karena faktor usia.

• Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat

diperbaiki dengan kacamata baca.

• Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat

terjadi perubahan terus sehingga pasien harus sering kontrol dan

menyesuaikan ukuran kaca mata baca pasien dengan pertambahan

usia.

10. RUJUKAN

Pasien tidak dirujuk ke bagian spesialis lain

Page 11: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

PEMBAHASAN

Kista Konjungtiva

A. Definisi

Kista konjungtiva adalah kantung konjungtiva berdinding tipis atau

vesikel yang berisi cairan. Vesikel ini dapat berkembang baik pada atau di

bawah kojungtiva. Kista konjungtiva merupakan tumor jinak yang erisi cairan

serous jernih yang terdiri dari sel – sel yang lepas atau material gelatin.

B. Etiologi

1. Kongenital (kista primer)

2. Trauma pembedahan, keratokonjungtivitis vernal, dan pterigium

C. Manifestasi Klinis

1. Adanya benjolan berdinding tipis, berisi cairan jernih, teraba kenyal

2. Rasa tidak nyaman di mata

3. Rasa mengganjal

4. Gangguan penglihatan jika bertambah besar

5. Ganggaun kosmetik

D. Pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti

Dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk diagnosa pasti

Page 12: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

E. Tatalaksana

Tidak dibutuhkan terapi yang spesifik jika kista berukuran sangat kecil dan

tidak mengganggu penglihatan dan penampilan. Namun jika kista membesar

atau untuk kosmetika, dapat dilakukan eksisi kista.

F. Prognosa

Sangat baik, dan hanya sebagian kecil yang mengalami rekurensi.

Page 13: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

PRESBIOPIA

1.1.        Definisi

Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan

fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat.

Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya

kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.

Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan

merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi atau mata tua yang

disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik

akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik kuning dengan

tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat. Presbiopi adalah suatu bentuk

gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata

sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya akomodasi adalah kemampuan

lensa mata untuk mencembung dan memipih (Wikipedia, 2012). Biasanya terjadi

diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan

membutuhkan kaca mata baca untuk  mengkoreksi presbiopinya.

1.2.        Epidemiologi

Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup

yang tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya

berhubungan langsung dengan orang-orang lanjut usia dalam populasinya.

Walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopi karena

onsetnya  yang lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopi terjadi

Page 14: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

pada usia 42 hingga 44 tahun. Studi di Amerika pada tahun 1955 menunjukkan

106 juta orang di Amerika mempunyai kelainan presbiopi.

Faktor resiko utama bagi presbiopi adalah usia, walaupun kondisi lain

seperti trauma, penyakit sistemik, penyakit kardiovaskular, dan efek samping obat

juga bisa menyebabkan presbiopi dini.

1.3.        Etiologi

a. Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut

b. Kelemahan otot-otot akomodasi

c. Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat

kekakuan (sklerosis) lensa

1.4.        Patofisiologi

Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi

mata karenaadanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan

kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa

menjadi lebih keras (sklerosis)dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi

cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.

1.5.        Klasifikasi

a. Presbiopi Insipien  – tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa

didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak

Page 15: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak

preskripsi kaca mata baca

b. Presbiopi Fungsional  – Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan

akan didapatkan kelainan ketika diperiksa

c. Presbiopi Absolut  – Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi

fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali

d. Presbiopi Prematur – Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun

dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-

obatan

e. Presbiopi Nokturnal  – Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi

gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil

1.6.        Gejala

a. Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil

b. Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih.

Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu

lama

c. Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan

punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa

(titik dekat mata makin menjauh)

d. Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam

hari

e. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca

Page 16: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

f. Terganggu secara emosional dan fisik

g. Sulit membedakan warna

1.7.        Diagnosis Presbiopi

a. Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopi

b. Pemeriksaan Oftalmologi

c. Visus  – Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan

menggunakan Snellen Chart

d. Refraksi – Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan.

Pasien diminta untuk memperhatikan kartu  Jaeger dan

menentukan  kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target

koreksi pada huruf sebesar 20/30.

e. Motilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi  –

termasuk pemeriksaan duksi dan versi, tes tutup dan tes tutup-

buka, tes Hirschberg, amplitud dan fasilitas akomodasi, dan

steoreopsis

f. Penilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum  – untuk

mendiagnosa penyakit-penyakit yang bisa

menyebabkan  presbiopia.

g. Pemeriksaan ini termasuk reflek cahaya pupil, tes konfrontasi,

penglihatan warna, tekanan intraokular, dan pemeriksaan

menyeluruh tentang kesehatan segmen anterior dan posterior dari

mata dan adnexanya.  Biasanya pemeriksaan dengan

Page 17: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

ophthalmoskopi  indirect diperlukan untuk mengevaluasi segmen

media dan posterior

1.8.        Penatalaksanaan Presbiopi

1. Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi

adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk

memfokuskan objek-objek yang dekat

2. Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa

positif sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien

mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger 20/30

3. Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah

lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada

kekuatan ini, mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada

jarak 33 cm, karena tulisan yang  dibaca terletak pada titik fokus

lensa +3.00 D

Usia (tahun) Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan

40 +1.00 D

45 +1.50 D

50 +2.00 D

55 +2.50 D

60 +3.00 D

Page 18: KASUS KISTA KONJUNGTIVA

4. Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenis

lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan

refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk:

a. Bifokal  – untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa

yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif

b. Trifokal  – untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, dan

jauh. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang

progresif

c. Bifokal kontak  - untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan

dekat. Bagian bawah adalah untuj membaca. Sulit dipasang dan

kurang memuaskan hasil koreksinya

d. Monovision kontak  – lensa kontak untuk melihat jauh di mata

dominan, dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non-

dominan. Mata yang dominan umumnya adalah mata yang

digunakan untuk fokus pada kamera untuk mengambil foto

e. Monovision modified – lensa kontak bifokal pada mata non-

dominan, dan lensa kontak untuk melihat jauh pada mata

dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh dan satu

mata digunakan untuk membaca.

5.  Pembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK,

LASEK, dan keratektomi fotorefraktif