Upload
dyah-gupita
View
23
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
psikiatri
Citation preview
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jakarta
II. Riwayat Psikiatri
Anamnesis pasien dilakukan secara autoanamnesis 15 Agustus 2014 di Poliklinik
Psikiatri RS Persahabatan
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin karena
beberapa bulan terakhir sudah tidak kontrol dan ingin menceritakan tentang masalah
keluarganya.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin karena
beberapa bulan terkahir pasien sudah tidak kotrol kembali, sekaligus ingin
menceritakan tentang masalah keluarganya.
Saat ini pasien sering merasa khawatir karena memikirkan masalahnya dengan
menantu kakak pertamanya. Menurut pasien masalah tersebut muncul setelah kakak
pertamanya meninggal pada tahun 2012, menantu kakaknya tersebut seperti ingin
menguasai seluruh harta warisan mertuanya. Ditambah lagi seluruh anak kandung
kakak pertamanya tersebut, yang seluruhnya anak perempuan, saat ini sudah meninggal
dunia. Padahal menurut pasien, menantu tersebut tidak memiliki hak sepenuhnya untuk
menguasai seluruh harta warisan mertuanya. Menurut pasien, sebagai sudara kandung
pasien berserta kakak dan adiknya juga memilki hak untuk mendapatkan sebagian harta
warisan kakak pertamanya tersebut. Alasan pasien ingin memperjuangkan harta
warisan tersebut adalah karena kakak dan adik pasien sedang sakit, dan harapan pasien
bahwa harta warisan tersebut dapat digunakan untuk pengobatan kakak dan adiknya.
Pasien sering sekali merasa jengkel dan kesal bila ia mengingat dan memikirkan
masalahnya tersebut. Bahkan seringkali pasien juga merasa sering tidak bisa tidur dan
1
bermimpi buruk akibat memikirkan hal tersebut. Akibatanya pasien juga merasa
menjadi kurang bersemangat dan sering merasa lelah saat melakukan aktivitas.
Pasien mengatakan hal yang membuat pasien semakin kesal dengan menantu
tersebut adalah saat pasien berbicara dengan menantu kakaknya tersebut, sering kali
pasien tidak dapat meluapkan emosi dan kekesalan pada menantunya itu, karena
menurutnya menantunya itu terlalu licik dan sering berkelit. Sehingga pasien sering kali
memendam perasaan kekesalannya tersebut dalam hati.
Pasien sudah berusaha mendatangi beberapa ustad untuk berkonsultasi tentang
masalah harta warisan tersebut, dan pasien juga mengatakan bahwa menurut hukum
agama Islam memang seharusnya saudara kandung juga berhak mendapatkan
seperdelapan harta warisannya. Maka dari itu, pasien berusaha keras untuk
memperjuangkan hak tersebut. Terlebih lagi kakak dan adiknya juga mempercayakan
seluruh urusan tersebut pada pasien. Sehingga membuat pasien merasa lebih
bertanggung jawab dan bersi keras untuk menyelesaikan masalahnya itu.
Saat ini pasien tinggal bersama anak laki-lakinya di rumah pribadi pasien. Anak
pasien sudah bekerja namun belum menikah. Anaknya bekerja sebagai EO, oleh karena
itu pasien juga sering sekali ditinggal oleh anaknya, sehingga pasien sering di rumah
sendiri dan pasien juga jarang bercerita dengan anaknya tentang masalah yang
dihadapinya.
Pasien mengatakan hingga saat ini, bila pasien sedang sendiri atau keadaan
lingkungan sedang sepi, pasien sering teringat dengan permasalahnnya tersebut,
sehingga pasien sering merasa cemas, dan kesal sendiri bila mengingatnya.
Menurut pasien, pasien tidak pernah mendengar suara-suara, melihat bayangan,
seperti ada yang menggerayangi atau merasakan sesuatu pada lidah. Pasien juga tidak
pernah merasa ada seseorang yang akan menjahatinya. Pasien juga menyangkal merasa
asing terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Kegiatan pasien sehari-hari adalah masih ikut dalam perkumpulan pensiunan di
kantornya yang terdahulu, masih rutin mengikuti majelis taklim, dan rutin mengikuti
senam persadia. Sehari-hari pasien juga sering membersihkan rumahnya. Menurut
pasien, ia sangat senang bergaul dan berkumpul dengan teman-temannya, baik teman
pensiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya. Karena menurut pasien saat
bergaul dan berkumpul dengan teman-temannya, pasien dapat melupakan masalah yang
sedang dihadapinya.
2
Pasien menjalani pendidikian tamat S1 di jurusan fisip, Universitas Indonesia.
Selama menjalani pendidikannya dari SD sampai kuliah, pasien dapat menjalankan
pendidikannya dengan baik, tidak pernah tinggal kelas dan berprestasi baik. Selama
bersekolah pasien juga mudah bergaul dan memiliki banyak teman.
Pasien merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Seluruh saudara pasien tinggal di
Jambi, sementara di Jakarta pasien hanya tinggal bersama anak laki-lakinya. Pasien
mengatakan sewaktu ibunya hamil dan melahirkan pasien, berjalan normal dan tidak
terdapat penyulit. Pertumbuhan dan perkembangan pasien selama masa kanak-kanak
juga baik seperti anak-anak seusianya.
Pasien merupakan pensiunan BKKBN. Saat ini pendapatannya berasal dari gaji
pensiunannya sendiri dan gaji pensiunan suamiya. Selain itu di rumah pasien juga
memiliki beberapa kamar kost perempuan. Pendapatan ekonomi pasien cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu untuk biaya pengobatan pasien, saat ini
pasien berobat ke rumah sakit dengan jaminan kesehatan ASKES.
Pasien mengatakan saat ini perasaannya biasa-biasa saja. Harapan pasien saat ini
adalah menantunya mau membagi harta warisan tersebut sesuai ajaran agama Islam.
Pasien juga berharap hati menantunya dapat terbuka untuk ikhlas membagi harta
warisan tersebut, dan pasien juga berharap ia dapat bertemu dan bersilahturahmi
dengan cucu-cucunya. Karena menurut pasien semenjak kakak pertamanya dan anak-
anak perempuannya meninggal, pasien dihalang-halangi dan tidak pernah bertemu
dengan cucu-cucunya.
Pada saat anamnesa dapat terlihat kemampuan pengetahuan, intelegensi, dan
orientasi pasien baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan 100-7, 93-7, 86-7, dan 73-7.
Pasien juga dapat menjawab dengan baik orientasi waktu, tempat, orang, dan situasi.
Daya ingat jangka pendek pasien baik, dimana pasien mengatakan saat datang ke rumah
sakit menggunakan angkutan umum. Daya ingat jangka panjang pasien juga baik,
dimana pasien dapat mengingat dengan jelas dimana ia kuliah. Daya abstraksi pasien
baik, dimana pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan antara jeruk dan
bola, pasien menjawab persamaannya adalah sama-sama bulat, sementara perbedaanya
yang satu manis, yang satu lagi tidak bisa dimakan. Serta daya nilai pasien juga baik,
dimana saat dianalogikan ada anak kecil yang sedang meangis karena kehilangan
ibunya, pasien menjawab ia akan menghampiri anak tersebut dan membawanya ke
petugas keamanan.
3
Pasien tidak memiliki riwayat menggunakan zat psikotropika dan minum minuman
beralkohol. Pasien juga mengatakan hingga saat ini ia memiliki riwayat sakit
hiperkolestrlemia.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang sama.
2. Riwayat Gangguan Medik
Memiliki riwayat hiperkolestrolemia.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal
Selama kehamilan dan persalinan pasien seluruhnya berjalan normal dan tidak
ditemukan adanya penyulit.
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya, tidak ada gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Pasien juga memiliki banyak teman dan dapat
bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya.
3. Riwayat masa akhir anak-anak
Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial.
4. Riwayat pendidikan
Pasien merupakan lulusan dari Universitas Indonesia jurusan fisip. Selama sekolah
dari SD sampai kuliah, pasien dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
5. Riwayat pekerjaan
Dulu pasien bekerja di BKKBN, namun setelah pensiun, sehari-hari pekerjaan
pasien adalah ikut dalam perkumpulan pensiunan di kantornya yang terdahulu,
masih rutin mengikuti majelis taklim, rutin mengikuti senam persadia, dan
melakukan pekerjaan rumah.
6. Hubungan dengan keluarga
Pasien hanya memiliki 1 orang anak laki-laki. Saat ini anak pasien sudah bekerja,
namun belum menikah. Anak pasien bekerja sebagai EO, sehingga pasien sering
ditinggal di rumah sendiri. Namun hubungan pasien dengan anak pasien baik.
4
E. Riwayat Keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jiwa yang sama
dengan pasien.
F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Saat ini pasien tinggal di rumah pribadinya bersama anak laki-lakinya. Pasien
hanya memiliki satu orang anak. Anaknya telah bekerja sebagai EO, namun belum
menikah. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dikatakan cukup. Pasien memenuhi
kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji pensiunnya sendiri, gaji pensiunan suaminya,
dan uang hasil pembayaran kost-kostan. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh
asuransi kesehatan.
G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya
1. Pasien ingin menantunya mau membagi harta warisan tersebut sesuai ajaran agama
Islam.
2. Pasien juga berharap hati menantunya dapat terbuka untuk ikhlas membagi harta
warisan tersebut,
3. Pasien berharap ia dapat bertemu dan bersilahturahmi dengan cucu-cucunya.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien wanita usia 70 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,
ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, warna
kulit kuning langsat.
2. Kesadaran
Kesadaran umum : Compos mentis
Kontak psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berjalan : Baik
Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik,
tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab
pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
5
Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan
baik
Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas,
pembicaraan dapat dimengerti.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif
B. KEADAAN AFEKTIF
1. Afek (Mood) : Biasa-biasa saja
2. Ekspresi (Afektif) : Luas
3. Keserasian : Mood dan afektif sesuai
4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Taraf pendidikan
Pasien merupakan lulusan S1 jurusan fisip di Universitas Indonesia.
Pendidikan dari SD sampai kuliah baik.
Pengetahuan umum
Baik, karena melihat latar belakang pendidikan paisen.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai
dengan selesai. Pasien juga mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100 -7
= 93 -7 = 86 -7 = 79.
3. Orientasi
Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang hari.
Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di poliklinik
psikiatri RS. Persahabatan
Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter, dan
disampingnya adalah ibunya
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dengan baik dimana ia kuliah.
6
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien masih dapat mengingat kendaraan yang digunakannya untuk
datang ke rumah sakit.
Daya ingat segera
Tidak dilakukan
Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien masih dapat menjawab persamaan dan perbedaan bola dan jeruk.
6. Bakat kreatif
Tidak ditanyakan
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan aktivitas harian dan bahkan dapat
mengerjakan pekerjaan rumah.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : Tidak ada halusinasi pada pasien
Ilusi : Tidak ada ilusi pada pasien
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien.
Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila
diajukan pertanyaan
Kontinuitas : Koheren
Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa.
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada preokupasi.
Gangguan pikiran
7
Terdapat Waham : Tidak terdapat waham pada pasien
F. PENGENDALIAN IMPULS
Pengendalian impuls pasien saat wawancara baik.
G. DAYA NILAI
1. Norma Sosial : Pasien bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan
baik.
2. Uji Daya Nilai : Baik, karena ketika diberi suatu permasalahan, yaitu jika
suatu saat pasien berada di pasar kemudian melihat ada
seorang anak kecil yang sedang menangis karena mencari
ibunya, lalu pasien menjawab pasien akan menghampiri
anak tersebut dan membawanya ke petugas keamanan.
3. Penilaian realitas : Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, karena
pasien memiliki halusinasi auditorik dan waham.
H. TILIKAN/INSIGHT
Tilikan derajat 5 (pasien menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku
praktisnya)
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien konsisten terhadap setiap pertanyaan.
J. PERSEPSI PEMERIKSA TERHADAP PASIEN
Pasien seorang wanita berusia 70 tahun, sering merasa khawatir karena
permasalahan keluarganya. Saat ini pasien juga mengeluhkan sulit tidur dan
sering bermimpi buruk, selain itu pasien juga merasa kurang bersemangat dan
mudah lelah saat melakukan aktifitas. Rasa khawatirnya terutama sering muncul
disaat pasien sendiri atau kesepian. Setiap hari pasien masih rajin meminum obat,
dan obat yang diminumnya saat ini dirasakan cocok. Fungsi kognitif dan orientasi
pasien baik. Saat ini pekerjaan sehari-hari pasien adalah masih ikut dalam
8
perkumpulan pensiunan di kantornya yang terdahulu, rutin mengikuti majelis
taklim, rutin mengikuti senam persadia, dan sering membersihkan rumah. Pasien
tinggal bersama anak laki-lakinya. Anaknya saat ini sudah bekerja namun belum
berkeluarga. Kehidupan sehari-hari pasien cukup, yang pendapatnnya di dapatkan
dari gaji pensiunannya sendiri, gaji pensiunan suaminya, dan hasil pembayaran
kost-kostan. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh asuransi kesehatan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 130/90 mmHg - Frekuensi nadi :88x /menit
- Frekuensi napas : 20 x / menit - Suhu : Afebris
3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal
4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan
5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan
6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan
7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan
8. Gangguan khusus : Hiperkolestrolemia
b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal
2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal
3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal
4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan
5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan
6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan usia 70 tahun datang untuk kontrol.
Pasien mengatakan saat ini ia sering merasa khawatir akibat permasalahan
keluarga yang sedang dihadapinya.
9
Pasien juga merasa sulit tidur dan sering bermimpi buruk saat mengingat
masalahnya.
Pasien merasa kurang bersemangat dan merasa cepat lelah saat melakukan
aktifitas.
Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dimana gejala kecemasan dapat
berkurang setelah meminum obat
Fungsi kognitif, pengetahuan, daya nilai, dan daya ingat pada pasien masih baik.
Serta orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.
Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien tidak pernah mencoba menggunakan zat psikotropika dan alkohol.
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan.
Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan
bersosialisasi dengan baik.
Pasien tamat sarjana di Universitas Indonesia jurusan fisip. Selama pendidikan
dari SD sampai kuliah baik, dan pasien juga dapat bergaul dengan teman-teman
disekolahnya dengan baik.
Pasien senang bergaul dan berkumpul dengan teman-temannya, baik teman
pensiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya.
Pasien memiliki riwayat hiperkolestrolemia
Saat ini pasien tinggal bersama anak laki-lakinya, yang sudah bekerja, namun
belum berkeluarga. Hubungan pasien dengan anaknya baik. Namun, hubungan
pasien dengan menantu kakaknya tidak baik karena masalah perebutan harta
warisan.
Pasien merupakan pensiunan PNS BKKBN, sahari-hari kebutuhan ekonomi
pasien cukup, yang didapatkan dari gaji pensiunannya sendiri, pensiunan
suaminya, dan hasil pembayaran kost-kostan.
Namun, saat ini kakak dan adik pasien sedang membutuhkan biaya untuk
keperluan pengobatan.
Pasien ini didapatkan gejala sementara, dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat
sekumpulan gejala yang secara klinis ditemukan bermakna yang dapat menimbulkan
10
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari, maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa.
Diagnosis aksis I
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan gangguan
fisik yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan penderita
gangguan mental organik (F.0)
Berdasarkan hasil anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat menggunakan
obat psikoaktif (NAPZA) dan minum alkohol, sehingga pasien ini bukan
menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F.1)
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang
ditandai dengan adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini bukan
menderita gangguan psikotik (F.2)
Pada pasien ini tidak ditemukan afek depresi, berkurangnya minat dan
kegembiraan saat aktifitas, dan mudah lelah saat beraktifitas, maka pada
pasien ini tidak ada gangguan depresi. Selain itu pada pasien ini juga tidak
ditemukan afek yang meningkat dan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan
aktifitas fisik dan mental, maka pasien ini tidak ada gangguan manik.
Karena pada pasien tidak terdapat gangguan depresi dan gangguan manik,
maka pasien ini bukan menderita gangguan suasana perasaan (F.3)
Pada pasien memiliki masalah, yang menimbulkan kecemasan dan
kegelisahan, maka ada gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan
gangguan yang berkaitan dengan stress (F.4)
Pada pasien merasakan adanya kecemasan dan kekhawatiran saat terpikir
tentang masalahnya, maka pasien ini menderita gangguan cemas (F.41)
Pada pasien merasa sering mengalami kekhawatiran yang terjadi ketika
teringat tentang masalahnya, namun tidak merasakan adanya jantung
berdebar-debar, gelisah, gemetaran, keluar keringat dingin, serta tidak dapat
santai. Pada pasien juga tidak terdapat perasaan depresi serta afek depresi.
Sehingga pasien ini menderita gangguan cemas yang tidak tergolongkan
(F.41.9).
Diagnosis Aksis II
11
Tumbuh kembang normal, pasien bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain dan memiliki banyak teman sebagaimana orang normal lainnya maka pada
pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan
pendidikan sarjana, SMA, SMP, dan SD dengan baik, fungsi kognitif juga baik maka
pada pasien tidak terdapat retardasi mental. Karena pada pasien tidak terdapat
gangguan kepribadian dan retardasi mental sehingga aksis II tidak ada diagnosis.
Diagnosis Aksis III
Pasien memiliki riwayat hiperkolestrolemia, maka pada aksis III pasien
memiliki penyakit metabolik, yaitu hiperkolestrolemia.
Diagnosis Aksis IV
Pasien memiliki 1 oraang anak. Anaknya saat ini sudah bekerja, namun belum
menikah. Saat ini pasien tinggal bersama anak laik-lakinya. Hubungan pasien dengan
anaknya baik, namun hubungan pasien dengan menantu kakak pertamanya tidak baik,
karena masalah perebutan harta warisan. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien
dikatakan cukup. Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji
pensiunannya sendiri, gaji pensiunan suaminya, dan hasil pembayaran kost-kostan.
Biaya pengobatan pasien saat ini ditanggung oleh asuransi kesehatan. Saat ini, adik dan
kakak pasien sedang sakit, sehingga ia membutuhkan biaya untuk memenuhi
pengobatan kakak dan adiknya, oleh karena itu, pasien memperjuangkan tentang hak
harta warisannya. Selain itu, pasien sangat senang bergaul dengan teman-teman
pesiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya.
Maka Aksis IV pada pasien ini adalah:
1. Masalah keluarga karena perebutan harta warisan
2. Masalah ekonomi untuk pengobatan kakak dan adiknya
Diagnosis Aksis V
Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan cemas yang tidak tergolongkan
Aksis II : Tidak ada diagnosis
12
Aksis III : Hiperkolestrolemia
Aksis IV : Masalah keluarga karena perebutan harta warisan dan Masalah
ekonomi
Aksis V : GAF scale 80-71.
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Hiperkolestrolemia
Masalah psikologis : Gangguan kecemasan
Masalah psikososial : Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dikatakan cukup.
Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji
pensiunannya sendiri, gaji pensiunan suaminya dan uang
tambahan dari pembayaran kost-kostan. Pasien sangat
senang bergaul dan berkumpul dengan teman-teman
pesiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya.
Keluarga : Pasien memiliki hubungan yang baik anak, kakak, dan
adiknya. Namun pasien memiliki masalah dengan menantu
kakak pertamanya mengenai perebutan harta warisan.
IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik
Pasien memiliki banyak aktifitas sehari-hari
Pasien orang yan senang bersosialisasi
Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol
Respon terhadap pengobatan
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien
Pasien rajin beribadah
Prognosis ke arah buruk
Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama
Perhatian anak an keluarga masih kurang terhadap pasien.
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:
Ad vitam : bonam
13
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
X. TERAPI
Psikofarmaka :
Flouxetine 1 x 5 mg
Psikoterapi :
Pada pasien
- Saat sendiri atau suasana sepi berusaha untuk membuat kesibukan sendiri,
agar tidak teringat masalah tersebut
- Sebelum tidur dapat melakukan sleep hygene, agar tidur menjadi lebih
nyenyak
- Melakukan relaksasi atau berdoa kepada Allah untuk diberi ketenangan
- Minum obat secara teratur
Pada keluarga
- Mengedukasi anaknya agar dapat menyempatkan waktu untuk menjalin
komunikasi yang baik dengan ibunya setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama.
PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
15