22
I. Identitas Pasien Nama : Ny. A Usia : 70 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : S1 Pekerjaan : Pensiunan Alamat : Jakarta II. Riwayat Psikiatri Anamnesis pasien dilakukan secara autoanamnesis 15 Agustus 2014 di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan A. Keluhan Utama Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin karena beberapa bulan terakhir sudah tidak kontrol dan ingin menceritakan tentang masalah keluarganya. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin karena beberapa bulan terkahir pasien sudah tidak kotrol kembali, sekaligus ingin menceritakan tentang masalah keluarganya. Saat ini pasien sering merasa khawatir karena memikirkan masalahnya dengan menantu kakak pertamanya. Menurut pasien masalah tersebut muncul setelah kakak pertamanya meninggal pada tahun 2012, menantu kakaknya tersebut seperti ingin menguasai seluruh harta warisan 1

Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

Page 1: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. A

Usia : 70 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Pensiunan

Alamat : Jakarta

II. Riwayat Psikiatri

Anamnesis pasien dilakukan secara autoanamnesis 15 Agustus 2014 di Poliklinik

Psikiatri RS Persahabatan

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin karena

beberapa bulan terakhir sudah tidak kontrol dan ingin menceritakan tentang masalah

keluarganya.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin karena

beberapa bulan terkahir pasien sudah tidak kotrol kembali, sekaligus ingin

menceritakan tentang masalah keluarganya.

Saat ini pasien sering merasa khawatir karena memikirkan masalahnya dengan

menantu kakak pertamanya. Menurut pasien masalah tersebut muncul setelah kakak

pertamanya meninggal pada tahun 2012, menantu kakaknya tersebut seperti ingin

menguasai seluruh harta warisan mertuanya. Ditambah lagi seluruh anak kandung

kakak pertamanya tersebut, yang seluruhnya anak perempuan, saat ini sudah meninggal

dunia. Padahal menurut pasien, menantu tersebut tidak memiliki hak sepenuhnya untuk

menguasai seluruh harta warisan mertuanya. Menurut pasien, sebagai sudara kandung

pasien berserta kakak dan adiknya juga memilki hak untuk mendapatkan sebagian harta

warisan kakak pertamanya tersebut. Alasan pasien ingin memperjuangkan harta

warisan tersebut adalah karena kakak dan adik pasien sedang sakit, dan harapan pasien

bahwa harta warisan tersebut dapat digunakan untuk pengobatan kakak dan adiknya.

Pasien sering sekali merasa jengkel dan kesal bila ia mengingat dan memikirkan

masalahnya tersebut. Bahkan seringkali pasien juga merasa sering tidak bisa tidur dan

1

Page 2: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

bermimpi buruk akibat memikirkan hal tersebut. Akibatanya pasien juga merasa

menjadi kurang bersemangat dan sering merasa lelah saat melakukan aktivitas.

Pasien mengatakan hal yang membuat pasien semakin kesal dengan menantu

tersebut adalah saat pasien berbicara dengan menantu kakaknya tersebut, sering kali

pasien tidak dapat meluapkan emosi dan kekesalan pada menantunya itu, karena

menurutnya menantunya itu terlalu licik dan sering berkelit. Sehingga pasien sering kali

memendam perasaan kekesalannya tersebut dalam hati.

Pasien sudah berusaha mendatangi beberapa ustad untuk berkonsultasi tentang

masalah harta warisan tersebut, dan pasien juga mengatakan bahwa menurut hukum

agama Islam memang seharusnya saudara kandung juga berhak mendapatkan

seperdelapan harta warisannya. Maka dari itu, pasien berusaha keras untuk

memperjuangkan hak tersebut. Terlebih lagi kakak dan adiknya juga mempercayakan

seluruh urusan tersebut pada pasien. Sehingga membuat pasien merasa lebih

bertanggung jawab dan bersi keras untuk menyelesaikan masalahnya itu.

Saat ini pasien tinggal bersama anak laki-lakinya di rumah pribadi pasien. Anak

pasien sudah bekerja namun belum menikah. Anaknya bekerja sebagai EO, oleh karena

itu pasien juga sering sekali ditinggal oleh anaknya, sehingga pasien sering di rumah

sendiri dan pasien juga jarang bercerita dengan anaknya tentang masalah yang

dihadapinya.

Pasien mengatakan hingga saat ini, bila pasien sedang sendiri atau keadaan

lingkungan sedang sepi, pasien sering teringat dengan permasalahnnya tersebut,

sehingga pasien sering merasa cemas, dan kesal sendiri bila mengingatnya.

Menurut pasien, pasien tidak pernah mendengar suara-suara, melihat bayangan,

seperti ada yang menggerayangi atau merasakan sesuatu pada lidah. Pasien juga tidak

pernah merasa ada seseorang yang akan menjahatinya. Pasien juga menyangkal merasa

asing terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.

Kegiatan pasien sehari-hari adalah masih ikut dalam perkumpulan pensiunan di

kantornya yang terdahulu, masih rutin mengikuti majelis taklim, dan rutin mengikuti

senam persadia. Sehari-hari pasien juga sering membersihkan rumahnya. Menurut

pasien, ia sangat senang bergaul dan berkumpul dengan teman-temannya, baik teman

pensiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya. Karena menurut pasien saat

bergaul dan berkumpul dengan teman-temannya, pasien dapat melupakan masalah yang

sedang dihadapinya.

2

Page 3: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Pasien menjalani pendidikian tamat S1 di jurusan fisip, Universitas Indonesia.

Selama menjalani pendidikannya dari SD sampai kuliah, pasien dapat menjalankan

pendidikannya dengan baik, tidak pernah tinggal kelas dan berprestasi baik. Selama

bersekolah pasien juga mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

Pasien merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Seluruh saudara pasien tinggal di

Jambi, sementara di Jakarta pasien hanya tinggal bersama anak laki-lakinya. Pasien

mengatakan sewaktu ibunya hamil dan melahirkan pasien, berjalan normal dan tidak

terdapat penyulit. Pertumbuhan dan perkembangan pasien selama masa kanak-kanak

juga baik seperti anak-anak seusianya.

Pasien merupakan pensiunan BKKBN. Saat ini pendapatannya berasal dari gaji

pensiunannya sendiri dan gaji pensiunan suamiya. Selain itu di rumah pasien juga

memiliki beberapa kamar kost perempuan. Pendapatan ekonomi pasien cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu untuk biaya pengobatan pasien, saat ini

pasien berobat ke rumah sakit dengan jaminan kesehatan ASKES.

Pasien mengatakan saat ini perasaannya biasa-biasa saja. Harapan pasien saat ini

adalah menantunya mau membagi harta warisan tersebut sesuai ajaran agama Islam.

Pasien juga berharap hati menantunya dapat terbuka untuk ikhlas membagi harta

warisan tersebut, dan pasien juga berharap ia dapat bertemu dan bersilahturahmi

dengan cucu-cucunya. Karena menurut pasien semenjak kakak pertamanya dan anak-

anak perempuannya meninggal, pasien dihalang-halangi dan tidak pernah bertemu

dengan cucu-cucunya.

Pada saat anamnesa dapat terlihat kemampuan pengetahuan, intelegensi, dan

orientasi pasien baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan 100-7, 93-7, 86-7, dan 73-7.

Pasien juga dapat menjawab dengan baik orientasi waktu, tempat, orang, dan situasi.

Daya ingat jangka pendek pasien baik, dimana pasien mengatakan saat datang ke rumah

sakit menggunakan angkutan umum. Daya ingat jangka panjang pasien juga baik,

dimana pasien dapat mengingat dengan jelas dimana ia kuliah. Daya abstraksi pasien

baik, dimana pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan antara jeruk dan

bola, pasien menjawab persamaannya adalah sama-sama bulat, sementara perbedaanya

yang satu manis, yang satu lagi tidak bisa dimakan. Serta daya nilai pasien juga baik,

dimana saat dianalogikan ada anak kecil yang sedang meangis karena kehilangan

ibunya, pasien menjawab ia akan menghampiri anak tersebut dan membawanya ke

petugas keamanan.

3

Page 4: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Pasien tidak memiliki riwayat menggunakan zat psikotropika dan minum minuman

beralkohol. Pasien juga mengatakan hingga saat ini ia memiliki riwayat sakit

hiperkolestrlemia.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Sebelumnya belum pernah mengalami keluhan yang sama.

2. Riwayat Gangguan Medik

Memiliki riwayat hiperkolestrolemia.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

Tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat prenatal

Selama kehamilan dan persalinan pasien seluruhnya berjalan normal dan tidak

ditemukan adanya penyulit.

2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja

pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya, tidak ada gangguan dalam

pertumbuhan dan perkembangan. Pasien juga memiliki banyak teman dan dapat

bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya.

3. Riwayat masa akhir anak-anak

Pasien tumbuh dengan baik dan tidak terdapat masalah dalam kehidupan sosial.

4. Riwayat pendidikan

Pasien merupakan lulusan dari Universitas Indonesia jurusan fisip. Selama sekolah

dari SD sampai kuliah, pasien dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik.

5. Riwayat pekerjaan

Dulu pasien bekerja di BKKBN, namun setelah pensiun, sehari-hari pekerjaan

pasien adalah ikut dalam perkumpulan pensiunan di kantornya yang terdahulu,

masih rutin mengikuti majelis taklim, rutin mengikuti senam persadia, dan

melakukan pekerjaan rumah.

6. Hubungan dengan keluarga

Pasien hanya memiliki 1 orang anak laki-laki. Saat ini anak pasien sudah bekerja,

namun belum menikah. Anak pasien bekerja sebagai EO, sehingga pasien sering

ditinggal di rumah sendiri. Namun hubungan pasien dengan anak pasien baik.

4

Page 5: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

E. Riwayat Keluarga

Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jiwa yang sama

dengan pasien.

F. Riwayat Situasi Sosial Sekarang

Saat ini pasien tinggal di rumah pribadinya bersama anak laki-lakinya. Pasien

hanya memiliki satu orang anak. Anaknya telah bekerja sebagai EO, namun belum

menikah. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dikatakan cukup. Pasien memenuhi

kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji pensiunnya sendiri, gaji pensiunan suaminya,

dan uang hasil pembayaran kost-kostan. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh

asuransi kesehatan.

G. Persepsi (tanggapan) pasien tentang dirinya dan kehidupannya

1. Pasien ingin menantunya mau membagi harta warisan tersebut sesuai ajaran agama

Islam.

2. Pasien juga berharap hati menantunya dapat terbuka untuk ikhlas membagi harta

warisan tersebut,

3. Pasien berharap ia dapat bertemu dan bersilahturahmi dengan cucu-cucunya.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pasien wanita usia 70 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian rapi,

ramah, ekspresi tenang, perawatan diri baik, proporsi tubuh normal, warna

kulit kuning langsat.

2. Kesadaran

Kesadaran umum : Compos mentis

Kontak psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Cara berjalan : Baik

Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik,

tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab

pertanyaan dengan baik.

4. Pembicaraan

5

Page 6: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan

baik

Kualitas : Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelas,

pembicaraan dapat dimengerti.

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif

B. KEADAAN AFEKTIF

1. Afek (Mood) : Biasa-biasa saja

2. Ekspresi (Afektif) : Luas

3. Keserasian : Mood dan afektif sesuai

4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien

C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Taraf pendidikan

Pasien merupakan lulusan S1 jurusan fisip di Universitas Indonesia.

Pendidikan dari SD sampai kuliah baik.

Pengetahuan umum

Baik, karena melihat latar belakang pendidikan paisen.

2. Daya konsentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai

dengan selesai. Pasien juga mampu menjawab dengan benar pertanyaan 100 -7

= 93 -7 = 86 -7 = 79.

3. Orientasi

Waktu : Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat siang hari.

Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di poliklinik

psikiatri RS. Persahabatan

Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter, dan

disampingnya adalah ibunya

Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat

4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien masih dapat mengingat dengan baik dimana ia kuliah.

6

Page 7: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien masih dapat mengingat kendaraan yang digunakannya untuk

datang ke rumah sakit.

Daya ingat segera

Tidak dilakukan

Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.

5. Pikiran abstrak

Baik, pasien masih dapat menjawab persamaan dan perbedaan bola dan jeruk.

6. Bakat kreatif

Tidak ditanyakan

7. Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, pasien dapat mengerjakan aktivitas harian dan bahkan dapat

mengerjakan pekerjaan rumah.

D. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : Tidak ada halusinasi pada pasien

Ilusi : Tidak ada ilusi pada pasien

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien.

Derealisasi : Tidak terdapat derealisasi pada pasien.

E. PROSES PIKIR

1. Arus Pikir

Produktivitas : Baik, pasien dapat menjawab spontan bila

diajukan pertanyaan

Kontinuitas : Koheren

Hendaya : Tidak terdapat hendaya berbahasa.

2. Isi Pikiran

Preokupasi : Tidak ada preokupasi.

Gangguan pikiran

7

Page 8: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Terdapat Waham : Tidak terdapat waham pada pasien

F. PENGENDALIAN IMPULS

Pengendalian impuls pasien saat wawancara baik.

G. DAYA NILAI

1. Norma Sosial : Pasien bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan

baik.

2. Uji Daya Nilai : Baik, karena ketika diberi suatu permasalahan, yaitu jika

suatu saat pasien berada di pasar kemudian melihat ada

seorang anak kecil yang sedang menangis karena mencari

ibunya, lalu pasien menjawab pasien akan menghampiri

anak tersebut dan membawanya ke petugas keamanan.

3. Penilaian realitas : Tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, karena

pasien memiliki halusinasi auditorik dan waham.

H. TILIKAN/INSIGHT

Tilikan derajat 5 (pasien menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku

praktisnya)

I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat

dipercaya, karena pasien konsisten terhadap setiap pertanyaan.

J. PERSEPSI PEMERIKSA TERHADAP PASIEN

Pasien seorang wanita berusia 70 tahun, sering merasa khawatir karena

permasalahan keluarganya. Saat ini pasien juga mengeluhkan sulit tidur dan

sering bermimpi buruk, selain itu pasien juga merasa kurang bersemangat dan

mudah lelah saat melakukan aktifitas. Rasa khawatirnya terutama sering muncul

disaat pasien sendiri atau kesepian. Setiap hari pasien masih rajin meminum obat,

dan obat yang diminumnya saat ini dirasakan cocok. Fungsi kognitif dan orientasi

pasien baik. Saat ini pekerjaan sehari-hari pasien adalah masih ikut dalam

8

Page 9: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

perkumpulan pensiunan di kantornya yang terdahulu, rutin mengikuti majelis

taklim, rutin mengikuti senam persadia, dan sering membersihkan rumah. Pasien

tinggal bersama anak laki-lakinya. Anaknya saat ini sudah bekerja namun belum

berkeluarga. Kehidupan sehari-hari pasien cukup, yang pendapatnnya di dapatkan

dari gaji pensiunannya sendiri, gaji pensiunan suaminya, dan hasil pembayaran

kost-kostan. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh asuransi kesehatan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Generalis

1. Keadaan umum : Baik

2. Tanda vital

- Tekanan darah : 130/90 mmHg - Frekuensi nadi :88x /menit

- Frekuensi napas : 20 x / menit - Suhu : Afebris

3. Bentuk badan : Kesan dalam batas normal

4. Sistem kardiovaskular : Tidak ada kelainan

5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan

6. Sistem gastrointestinal : Tidak ada kelainan

7. Sistem urogenital : Tidak ada kelainan

8. Gangguan khusus : Hiperkolestrolemia

b. Status Neurologis

1. Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal

2. Saraf motorik : Kesan dalam batas normal

3. Sensibilitas : Kesan dalam batas normal

4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan

5. Fungsi luhur : Tidak ada kelainan

6. Gangguan khusus : Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan usia 70 tahun datang untuk kontrol.

Pasien mengatakan saat ini ia sering merasa khawatir akibat permasalahan

keluarga yang sedang dihadapinya.

9

Page 10: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Pasien juga merasa sulit tidur dan sering bermimpi buruk saat mengingat

masalahnya.

Pasien merasa kurang bersemangat dan merasa cepat lelah saat melakukan

aktifitas.

Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan dimana gejala kecemasan dapat

berkurang setelah meminum obat

Fungsi kognitif, pengetahuan, daya nilai, dan daya ingat pada pasien masih baik.

Serta orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Pasien tidak pernah mencoba menggunakan zat psikotropika dan alkohol.

Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan.

Masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan

bersosialisasi dengan baik.

Pasien tamat sarjana di Universitas Indonesia jurusan fisip. Selama pendidikan

dari SD sampai kuliah baik, dan pasien juga dapat bergaul dengan teman-teman

disekolahnya dengan baik.

Pasien senang bergaul dan berkumpul dengan teman-temannya, baik teman

pensiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya.

Pasien memiliki riwayat hiperkolestrolemia

Saat ini pasien tinggal bersama anak laki-lakinya, yang sudah bekerja, namun

belum berkeluarga. Hubungan pasien dengan anaknya baik. Namun, hubungan

pasien dengan menantu kakaknya tidak baik karena masalah perebutan harta

warisan.

Pasien merupakan pensiunan PNS BKKBN, sahari-hari kebutuhan ekonomi

pasien cukup, yang didapatkan dari gaji pensiunannya sendiri, pensiunan

suaminya, dan hasil pembayaran kost-kostan.

Namun, saat ini kakak dan adik pasien sedang membutuhkan biaya untuk

keperluan pengobatan.

Pasien ini didapatkan gejala sementara, dapat diatasi, disabilitas ringan dalam

sosial.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat

sekumpulan gejala yang secara klinis ditemukan bermakna yang dapat menimbulkan

10

Page 11: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari, maka pasien dikatakan menderita

gangguan jiwa.

Diagnosis aksis I

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan gangguan

fisik yang menyebabkan disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan penderita

gangguan mental organik (F.0)

Berdasarkan hasil anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat menggunakan

obat psikoaktif (NAPZA) dan minum alkohol, sehingga pasien ini bukan

menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F.1)

Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang

ditandai dengan adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini bukan

menderita gangguan psikotik (F.2)

Pada pasien ini tidak ditemukan afek depresi, berkurangnya minat dan

kegembiraan saat aktifitas, dan mudah lelah saat beraktifitas, maka pada

pasien ini tidak ada gangguan depresi. Selain itu pada pasien ini juga tidak

ditemukan afek yang meningkat dan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan

aktifitas fisik dan mental, maka pasien ini tidak ada gangguan manik.

Karena pada pasien tidak terdapat gangguan depresi dan gangguan manik,

maka pasien ini bukan menderita gangguan suasana perasaan (F.3)

Pada pasien memiliki masalah, yang menimbulkan kecemasan dan

kegelisahan, maka ada gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan

gangguan yang berkaitan dengan stress (F.4)

Pada pasien merasakan adanya kecemasan dan kekhawatiran saat terpikir

tentang masalahnya, maka pasien ini menderita gangguan cemas (F.41)

Pada pasien merasa sering mengalami kekhawatiran yang terjadi ketika

teringat tentang masalahnya, namun tidak merasakan adanya jantung

berdebar-debar, gelisah, gemetaran, keluar keringat dingin, serta tidak dapat

santai. Pada pasien juga tidak terdapat perasaan depresi serta afek depresi.

Sehingga pasien ini menderita gangguan cemas yang tidak tergolongkan

(F.41.9).

Diagnosis Aksis II

11

Page 12: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Tumbuh kembang normal, pasien bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan

orang lain dan memiliki banyak teman sebagaimana orang normal lainnya maka pada

pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan

pendidikan sarjana, SMA, SMP, dan SD dengan baik, fungsi kognitif juga baik maka

pada pasien tidak terdapat retardasi mental. Karena pada pasien tidak terdapat

gangguan kepribadian dan retardasi mental sehingga aksis II tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis III

Pasien memiliki riwayat hiperkolestrolemia, maka pada aksis III pasien

memiliki penyakit metabolik, yaitu hiperkolestrolemia.

Diagnosis Aksis IV

Pasien memiliki 1 oraang anak. Anaknya saat ini sudah bekerja, namun belum

menikah. Saat ini pasien tinggal bersama anak laik-lakinya. Hubungan pasien dengan

anaknya baik, namun hubungan pasien dengan menantu kakak pertamanya tidak baik,

karena masalah perebutan harta warisan. Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien

dikatakan cukup. Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji

pensiunannya sendiri, gaji pensiunan suaminya, dan hasil pembayaran kost-kostan.

Biaya pengobatan pasien saat ini ditanggung oleh asuransi kesehatan. Saat ini, adik dan

kakak pasien sedang sakit, sehingga ia membutuhkan biaya untuk memenuhi

pengobatan kakak dan adiknya, oleh karena itu, pasien memperjuangkan tentang hak

harta warisannya. Selain itu, pasien sangat senang bergaul dengan teman-teman

pesiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya.

Maka Aksis IV pada pasien ini adalah:

1. Masalah keluarga karena perebutan harta warisan

2. Masalah ekonomi untuk pengobatan kakak dan adiknya

Diagnosis Aksis V

Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan

dalam sosial. Maka pada aksis V didapatkan GAF Scale 80-71.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan cemas yang tidak tergolongkan

Aksis II : Tidak ada diagnosis

12

Page 13: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Aksis III : Hiperkolestrolemia

Aksis IV : Masalah keluarga karena perebutan harta warisan dan Masalah

ekonomi

Aksis V : GAF scale 80-71.

VIII. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Hiperkolestrolemia

Masalah psikologis : Gangguan kecemasan

Masalah psikososial : Sehari-hari kebutuhan ekonomi pasien dikatakan cukup.

Pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji

pensiunannya sendiri, gaji pensiunan suaminya dan uang

tambahan dari pembayaran kost-kostan. Pasien sangat

senang bergaul dan berkumpul dengan teman-teman

pesiunannya, teman majelis taklim, dan tetangganya.

Keluarga : Pasien memiliki hubungan yang baik anak, kakak, dan

adiknya. Namun pasien memiliki masalah dengan menantu

kakak pertamanya mengenai perebutan harta warisan.

IX. PROGNOSIS

Prognosis ke arah baik

Pasien memiliki banyak aktifitas sehari-hari

Pasien orang yan senang bersosialisasi

Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol

Respon terhadap pengobatan

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan

pasien

Pasien rajin beribadah

Prognosis ke arah buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama

Perhatian anak an keluarga masih kurang terhadap pasien.

Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah:

Ad vitam : bonam

13

Page 14: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

X. TERAPI

Psikofarmaka :

Flouxetine 1 x 5 mg

Psikoterapi :

Pada pasien

- Saat sendiri atau suasana sepi berusaha untuk membuat kesibukan sendiri,

agar tidak teringat masalah tersebut

- Sebelum tidur dapat melakukan sleep hygene, agar tidur menjadi lebih

nyenyak

- Melakukan relaksasi atau berdoa kepada Allah untuk diberi ketenangan

- Minum obat secara teratur

Pada keluarga

- Mengedukasi anaknya agar dapat menyempatkan waktu untuk menjalin

komunikasi yang baik dengan ibunya setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Kasus 3 (Gangguan Cemas Tidak Spesifik)

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.

2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama.

PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.

Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

15