Upload
anggi-misaful-bewani
View
113
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kasaba Kalimantan Barat
Citation preview
����������� ���� ��������������������������� ��"!�#
II-1
BAB II GAMBARAN UMUM KAWASAN
PERBATASAN KASABA
2.1 GAMBARAN UMUM KAWASAN PERBATASAN KASABA
Kawasan perbatasan dengan negara tetangga di Provinsi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur merupakan perbatasan wilayah darat dan laut yang mempunyai pola
keterkaitan pada daerah perbatasan darat antara wilayah Provinsi Kalimantan Barat
dengan Negeri Sarawak dan antara Provinsi Kalimantan Timur dengan Negeri Sabah.
Kedua kawasan tersebut relatif berhubungan langsung satu sama lain karena
merupakan perbatasan darat.
2.1.1 Administrasi Umum Kawasan Perbatasan Kalimatan Barat
Kawasan perbatasan negara di Pulau Kalimantan merupakan daerah perbatasan yang
membagi serta menghubungkan wilayah Kalimantan (Indonesia) khususnya Provinsi
Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur dengan Negara Malaysia khususnya Negeri
Sarawak dan Sabah. Ditinjau dari pembagian wilayah administratifnya dimana
kabupaten di Indonesia setara divisi di Malaysia, maka kabupaten yang berbatasan
dengan wilayah Sarawak adalah Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang,
Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) Sedangkan divisi di Sarawak - Sabah yang
berbatasan dengan wilayah Kalimantan adalah Divisi Kuching, Samarahan, Sri Aman,
Kapit, Miri, Limbang (Sarawak).
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administratif Kawasan Perbatasan Perkabupaten / Divisi Terkait
Perbatasan Kalimantan Perbatasan Sarawak-Sabah
No Propinsi Kabupaten Luas (Km2) No Negeri Divisi Luas (Km2)
1 Kalbar Sambas 6.395,7 1 Sarawak Kuching 4.565,5 Bengkayang 5.900,3 Samarahan 4.961,4 Sangau 18.302,0 Sri Aman 9.647,0 Sintang 32.279,0 Kapit 38.943,0 Kapuas Hulu 29.842,0 Miri 26.777,0
Total 149.295,1 125.878,0
Sumber : Biro Pusat Statistik Indonesia & Departemen Statistik Malaysia
$�%�&�'�(%�) %�)�*�%�(%&�*�+�&�%�*�,�*�%�-�%�$�%".�/
II-2
2.1.2 Kependudukan
2.1.2.1 Jumlah Penduduk
Secara umum jumlah penduduk kawasan perbatasan Kalimantan jauh lebih besar
dibandingkan dengan wilayah perbatasan Sarawak-Sabah jika ditinjau dari propinsi
maupun negeri yang berbatasan. Jumlah penduduk di kawasan perbatasan
Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kawasan Perbatasan Per Kabupaten / Divisi Tahun 2000
Perbatasan Kalimantan Perbatasan Sarawak-Sabah
No Propinsi Kabupaten Luas (Km2) No Negeri Divisi Luas (Km2)
1 Kalbar Sambas 454.046 1 Sarawak Kuching 565.504 Bengkayang 328.279 Samarahan 164.823 Sangau 508.296 Sri Aman 180.683 Sintang 460.501 Kapit 99.833 Kapuas Hulu 182.566 Miri 290.983
Jumlah 1.933.688 Limbang 112.129
Sumber : Biro Pusat Statistik Indonesia & Departemen Statistik Malaysia
2.1.2.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian sebagian besar penduduk perbatasan di Kalimantan adalah di
bidang pertanian, baik pertanian lahan basah, pertanian lahan kering (ladang),
perkebunan dan peternakan. Sektor kehutanan juga menjadi salah satu alternatif mata
pencaharian bagi penduduk perbatasan. Berbeda dengan penduduk Sarawak yang
tingkat produksi pertaniannya menurun, yang salah satu sebabnya adalah beralihnya
lahan pertanian menjadi kawasan industri yang berimplikasi pada kepada kebutuhan
tenaga kerja industri. Akibatnya pekerja untuk lahan pertanian maupun perkebunan
menurun, diperlukan tenaga kerja untuk mengisi kekosongan ini. Yang terjadi
kemudian adalah meningkatnya arus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal yang bekerja
sebagai buruh perkebunan di Sarawak-Sabah.
2.1.3 Perekonomian
Secara umum kondisi kedua wilayah perbatasan adalah berbeda satu sama lain.
Wilayah Malaysia relatif lebih maju dibandingkan dengan wilayah Indonesia; ada
0�1�2�3�41�5 1�5�6�1�412�6�7�2�1�6�8�6�1�9�1�0�1":�;
II-3
kecenderungan perubahan orientasi kegiatan sosial ekonomi penduduk di wilayah
Indonesia ke wilayah Malaysia.
2.1.3.1 Komoditas Unggulan
Dalam perekonomian Kalimantan Barat terdapat 3 (tiga) sektor yang menjadi tulang
punggung perekonomian yaitu pertanian, industri dan perdagangan. Pertanian
merupakan sektor strategis karena sumbangan besar terhadap perekonomian dan
penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Dengan kata lain “wajah” perekonomian
Kalimantan Barat adalah pertanian. Sektor industri juga menjadi sektor strategis
karena pertumbuhannya tinggi dan menjadi pemicu pertumbuhan bagi perekonomian
Kalimantan. Dengan demikian untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi
Sektor Unggulan dan Komoditas untuk Investasi di Kalimantan Barat seperti yang ada
sekarang, tidak dapat disangkal lagi industri merupakan motornya.
Tabel 2.3. Sektor Unggulan dan Komoditas untuk Investasi di Kalimantan Barat
Sektor Unggulan
No Kabupaten /Kota
Pertanian Tanaman Pangan
Industri Perdagang-an
Perkebun-an
Kehutan-an Pertambangan
1
Kabupaten Sambas
Padi sawah, kacang, tanah,kacang kedelai, kacang hijau
Kayu lapis
Restoran, hotel, perdagang-an
Karet, jeruk Siam
2 Kabupaten
Sanggau Padi ladang Penggergajian kayu, kayu lapis
Karet, kelapa sawit, kelapa hibrida
3
Kabupaten Sintang
Padi ladang, ketela rambat, kacang tanah, dan kacang hijau
Restoran, hotel, perdagang-an
karet Kehutan-an Batubara
4 Kabupaten Singkawang
Jeruk
Siam
5 Kabupaten Kapuas Hulu
Pertanian Tanaman Pangan
Kehutan-an Batubara
Sumber : Bappeda Tk I, Kalimantan Barat
<�=�>�?�@=�A =�A�B�=�@=>�B�C�>�=�B�D�B�=�E�=�<�="F�G
II-4
Sementara itu sektor perdagangan yang besar sumbangannya terhadap pertumbuhan
maupun komposisi ekonomi secara keseluruhan merupakan keuntungan yang berarti
bagi perekonomian Kalimantan Barat dengan kuatnya struktur perdagangan dapat
diharapkan arus (pertukaran) komoditi hasil produksi dapat lebih berjalan sehingga
kelancaran pasar dapat terjamin.
Sedangkan untuk lingkup kecilnya Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak
menyumbang pemasukan terbesar dengan komoditas tanaman pangan dengan
memiliki komoditas unggulan seperti jagung, ketela pohon, ketela rambat kacang,
kedelai, kacang hijau, padi sawah, dan padi ladang merupakan komoditas yang dapat
diandalkan sebagai potensi pengembangan investasi di Kalimantan Barat. Untuk
sektor industri, Kota Pontianak memiliki potensi besar sebagai andalan perekonomian
Kalimantan Barat yang lebih dititikberatkan pada industri pengolahan kayu dan kayu
lapis, mengingat sumber alam yang cukup besar di sektor kehutanan. Selain itu, untuk
sektor perkebunan, jeruk Siam, karet, kelapa sawit, dan kelapa hibrida merupakan
komoditas utama di beberapa Kabupaten/Kota, seperti : Kabupaten Pontianak,
Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Pemangkat, dan Singkawang. Sedangkan
untuk sektor pertambangan, hanya komoditas batubara yang terdapat di Kabupaten
Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu.
2.1.4 Profil Investasi Provinsi Kalimantan Barat adalah kawasan yang paling banyak mendapatkan investor
dibandingkan tiga provinsi lainnya di Kalimantan. Nilai investasi pada tahun 1997
mencapai nilau US 72,091 juta (PMA) dan Rp 2.619.615 juta (PMDN) tahun 1998
sekitar US 80,265 juta (PMA) dan Rp 3.020.296 juta (PMDN) dan tahun 1999 sebesar
US $124,566 juta (PMA) serta Rp 3.103.128 juta (PMDN). Sektor terbesar adalah
perkebunan dengan nilai Rp 1.876.209 juta (PMDN) dan pertambangan dengan nilai
US$ 34,042 juta (PMA) untuk tahun 1998; dan US$ 45,884 juta (PMA) dan Rp
1.978.163 juta (PMDN) pada tahun 1999, keduanya untuk sektor perkebunan.
Kegiatan investasi domestik yang dikembangkan pada saat ini dan mempunyai
prospek yang cukup baik adalah sektor perkebunan yaitu kelapa sawit, coklat dan
karet, lainnya adalah industri kehutanan, pengolahan kayu, kimia, Pulp dan kertas,
juga pariwisata dan perhotelan. Investasi luar negeri sebagian besar pada kegiatan
pertambangan, perkebunan, perikanan, pengolahan makanan, kehutanan dan
pengolahan kayu. Untuk lebih jelasnya di bawah ini mengenai Tabel Persetujuan
H�I�J�K�LI�M I�M�N�I�LIJ�N�O�J�I�N�P�N�I�Q�I�H�I"R�S
II-5
PMDN di Kalimantan Barat tahun 1998-1999 (US$ 10.000) dan Persetujuan PMA (FDI)
di Kalimantan Barat Tahun 1998-1999 (US$ 1.000).
Tabel 2.4 Persetujuan PMDN di Kalimantan Barat Tahun 1998-1999 (US$ 1.000)
Nilai No Sektor
1998 1999
1 Tanaman Pangan 880,00 886,00
2 Perkebunan 1.876.209,8 1.978.163,60
3 Peternakan 40.236,6 43.309,14
4 Perikanan 4.415,70 4.415,70
5 Kehutanan 465.315,90 464.801,88
6 Pertambangan 2.553,50 2.553,50
7 Industri Makanan 41.900,30 41.900,29
8 Industri Tekstil - -
9 Industri Kayu 408.161,70 385.253,73
10 Industri Kertas 60.913,90 60.913,90
11 Industri Farmasi - -
12 Industri Kimia 77.497,90 77.497,90
13 Industri Mineral non-Logam 250,00 250,00
14 Industri Logam Dasar - -
15 Industri Bukan Logam 426,10 426,10
16 Industri Lainnya 4.512,62 4.512,62
17 Konstruksi - -
18 Perhotelan/Pariwisata 33.787,20 32.616,35
19 Perkantoran - 1.415,91
20 Perumahan 972,00 1.039,70
21 Pengangkutan - -
22 Jasa Lainnya 804,70 2.136,35
Jumlah 3.020.296,00 3.103.128,68
Sumber : BKPMD Provinsi Kalimantan Barat
T�U�V�W�XU�Y U�Y�Z�U�XUV�Z�[�V�U�Z�\�Z�U�]�U�T�U"^�_
II-6
Tabel 2.5 Persetujuan PMA (FDI) di Kalimantan Barat Tahun 1998-1999 (US$ 1.000)
Nilai
No Sektor 1998 1999
1 Tanaman Pangan - -
2 Perkebunan 11.623,40 45.884,00
3 Peternakan - -
4 Perikanan 1.483,00 1.483,00
5 Kehutanan 16.023,30 16.023,26
6 Pertambangan 34.042,40 41.928,91
7 Industri Makanan 421,20 519,87
8 Industri Tekstil - -
9 Industri Kayu 6.441,20 7.739,20
10 Industri Kertas - -
11 Industri Farmasi - -
12 Industri Kimia 7.416,30 8.172,58
13 Industri Mineral non-Logam - -
14 Industri Logam Dasar 1.052,0 1.052,00
15 Industri Bukan Logam
16 Industri Lainnya
17 Konstruksi
18 Perhotelan/Pariwisata
19 Perkantoran
20 Perumahan
21 Pengangkutan
22 Jasa Lainnya 1.763,10 1.763,08
Jumlah 80.265,70 124.566,01
Sumber : BKPMD Provinsi Kalimantan Barat
`�a�b�c�da�e a�e�f�a�dab�f�g�b�a�f�h�f�a�i�a�`�a"j�k
II-7
Tabel 2.6 Komoditas Unggulan Sebagai Identifikasi Peluang Pengembangan Investasi
di Kalimantan Barat Sektor Unggulan
No Kabupaten /Kota
Pertanian Tanaman Pangan
Industri Perdagang-an Perkebunan Kehutanan Pertambang-
an
1 Kabupaten Sambas
Padi sawah, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau
Kayu lapis Restoran,
hotel, perdagang-an
Karet, jeruk Siam
Emas, bauksit, pasir kuarsa, tanah liat
2 Kabupaten Sanggau
Padi ladang, padi sawah
Pengger-gajian kayu, kayu lapis
Karet, kelapa sawit, kelapa hibrida
Batu Barit
3 Kabupaten Sintang
Padi ladang, ketela rambat, kacang tanah, dan kacang hijau, padi sawah
Restoran, hotel, perdagang-an
karet
Kayu lokal, blackbord, sawn timber, magroove
Batubara, minyak bumi, emas, gambut, batu barit
4 Kabupaten Singkawang
Jeruk Siam emas
5 Kabupaten Kapuas Hulu
Padi ladang, padi sawah
Kayu lokal, blackboard, sawn timber, magroove
Batubara, emas, gambut, tanah liat
Pos lintas batas darat yang telah diresmikan meliputi dua titik, yaitu Entikong
(Singkawang – Kalimantan Barat) – Tebedu (Negeri Sarawak), dan Nanga Badau
(Kapuas Hulu – Kalimantan Barat) – Lubuk Antu (Negeri Sarawak), keduanya dalam
rangka mendukung IMS – GT dan BIMP – EAGA.
2.1.5. Tata Ruang 2.1.5.1 Kondisi Tata Ruang Kalimatan Barat
Penataan ruang yang terdiri dari struktur pemanfaatan ruang dan pola pemanfaatan
ruang Kawasan Perbatasan dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
l�m�n�o�pm�q m�q�r�m�pmn�r�s�n�m�r�t�r�m�u�m�l�m"v�w
II-8
A. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan atau penutupan lahan eksisting wilayah didominasi oleh
penggunaan pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering, permukiman, kawasan
pariwisata, tegalan, kebun campuran, dan lahan kosong. Untuk lebih jelasnya pola
penggunaan lahan wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.3.
2.1.5.2 Tata Guna Hutan
Hutan dapat didefinisikan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan
yang didominasi oleh pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat
membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu.
xy z {| y }~ �� ~ �~
���� �� �� � � � � � � ��
II-9
Gambar 2.1 Struktur Ruang Kawasan Perbatasan
Gambar 2.1 STRUKTUR RUANG KAWASAN PERBATASAN
�� � �� � � � �� � � �
� ��� �� �� � � �� �� ��
II-11
Gambar 2.2. Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan
GAMBAR 2.2 POLA PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERBATASAN
��������� ��¡ ¢�£¥¤¦¢�§¨¢©«ª¬�©�®¥ª�¯�ª°®²±®�³�®µ´·¶
II-11
Gambar 2.3. Peta Penutupan Lahan Kalimantan Barat
¸�¹�º�»�¼ ¹�½ ¹�½¥¾¦¹�¼¨¹º«¾¿�º�¹¥¾�À�¾°¹²Á¹�¸�¹µÂ·Ã
II-12
Berdasarkan sifat-sifat dari sumberdaya hutan, maka berdasarkan fungsi dari hutan
tersebut, hutan dapat dikelompokkan menjadi Hutan Lindung : kawasan hutan yang
karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan guna pengaturan tata air dan pencegahan
bencana banjir, dan erosi serta untuk pemeliharaan kesuburan tanah
1. Hutan Produksi : kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan
untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan,
industri dan ekspor. Hutan produksi dapat dibagi menjadi :
• Hutan produksi dengan penebangan terbatas, yaitu hutan produksi yang hanya
dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih
• Hutan produksi dengan penebangan bebas yang diartikan sebagai hutan
produksi yang dapat dieksploitasi baik dengan cara tebang pilih maupun dengan
cara tebang habis disertai dengan pembibitan alam atau dengan pembibitan
buatan.
2. Hutan Suaka Alam : kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan
secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya antara lain dapat
dikelompokkan dalam beberapa jenis :
• Hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya yang khas,
termasuk alam hewani dan alam nabati yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan sebagainya, disebut juga dengan Cagar
Alam
• Hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa
yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional yang dan sebagainya, disebut
juga dengan Suaka Margasatwa
3. Hutan Wisata : kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan
dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan, yaitu :
• Hutan wisata yang memiliki keindahan alam baik keindahan nabati, keindahan
hewani, maupun keindahan alamnya sendiri memiliki corak yang khas untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan dan sebagainya,
disebut juga dengan Taman Wisata
Ä�Å�Æ�Ç�È Å�É Å�ɥʦÅ�ȨÅÆ«ÊË�Æ�Å¥Ê�Ì�ʰŲÍÅ�Ä�ŵηÏ
II-13
• Hutan wisata yang di dalamnya terdapat satwa buru yang memungkinkan
diselenggarakannya perburuan yang teratur bagi kepentingan rekreasi, dan
sebagainya, disebut juga dengan Taman Buru.
Berdasarkan pengelompokkan hutan tersebut, sumberdaya hutan yang terdapat di
Kalimantan Barat adalah berfungsi sebagai hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata,
hutan produksi, hutan produksi terbatas, produksi bebas dan penggunaan lainnya.
Untuk lebih jelasnya distribusi dari penggunaan lahan hutan di wilayah studi dapat dilihat
pada Gambar 2.4. Sedangkan distribusi kawasan lindung dan kawasan konservasi di
wilayah studi dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Ð�Ñ�Ò�Ó�Ô Ñ�Õ Ñ�Õ¥Ö¦Ñ�Ô¨ÑÒ«Ö×�Ò�Ñ¥Ö�Ø�ְѲÙÑ�Ð�ѵڷÛ
II-14
Gambar 2.4, Tata Guna Hutan Provinsi Kalimantan Barat
Ü�Ý�Þ�ß�à Ý�á Ý�á¥â¦Ý�à¨ÝÞ«âã�Þ�Ý¥â�ä�â°Ý²åÝ�Ü�ݵæ·ç
II-15
Gambar 2.5. Peta Distribusi Hutan Lindung dan Kawasan Konservasi
Provinsi Kalimantan Barat
2.1.5.3 Distribusi Areal HPH dan HTI
Pengelolaan hutan di Indonesia terdiri dari Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan
Tanaman Industri (HTI) yang terdistribusi di seluruh Indonesia. Adapun distribusi HPH,
HTI, dan perubahan fungsi hutan di Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat pada
gambar 2.6 berikut:
èé ê ëì é íî ïð î ñî
òó�ô òõ óö ó õ ÷ õø õ ùú
II-16
Gambar 2.6 Peta Distribusi Areal HPH dan HTI Kawasan Konservasi Provinsi Kalimantan Barat
û�ü�ý�þ�ÿ ü�� ������������� �����������������������
II-17
Gambar 2.7, Perubahan Fungsi Lahan Hutan Kalimantan Barat
�� �!�"$#% �& �&�'� �# !�'�(�!� �'�)�'� �*� ��� �+�,
II-18
2.1.6 Aksesibilitas ke Pos Lintas Batas
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Kalimantan – Serawak –
Sabah (Kasaba) maka Pusat Kegiatan Nasional dan berfungsi sebagai Pintu Lintas
Batas (PLB) yang mendukung fungsi kawasan perbatasan (Border Development Center)
adalah : Temajuk – Aruk (Kabupaten Sambas), Jagoi Babang (Kabupaten Bengkayang),
Jasa (Kabupaten Sintang), Entikong (Kabupaten Sanggau) dan Nanga Badau
(Kabupaten Kapuas Hulu).
2.1.6.1 Akses Darat
Kawasan perbatasan kalimantan memiliki aksesibilitas yang tinggi terhadap wilayah
perbatasan Sarawak maupun terhadap kota-kotanya. Sebaliknya aksesibilitas kawasan
perbatasan Kalimantan terhadap kota-kota di Kalimantan sangat rendah. Hal ini
disebabkan kondisi sebagian besar jalan menghubungkan kawasan perbatasan dengan
kota-kota di Kalimantan masih berupa jalan tanah dengan jarak yang relatif jauh dan
sarana transportasi yang kurang memadai. Sedangkan untuk mencapai kawasan
perbatasan Sarawak cukup dengan berjalan kaki. Untuk mencapai kota-kota di Sarawak
kondisi jalannya sangat baik dan ditunjang dengan sarana dan prasarana transportasi
yang sangat memadai.
A. Jalan Akses Pintu Lintas Batas Entikong
Pintu Lintas Batas (PLB) Entikong berada pada Poros Entikong (Kabupaten
Sanggau, Indonesia) - Tebedu (Sarawak). Pintu tersebut sudah mulai ujicoba
dibuka sejak tahun 1992 dan pada tahun 1996 sudah sampai tahap ujicoba
untuk kendaraan angkutan barang, dan PLB tersebut kini telah dioperasikan
penuh.
Jalan akses dari Entikong menuju Pontianak adalah melalui ruas-ruas jalan
Pontianak - Sei Pinyuh - Sebadu - Sidas - Tanjung - Balai Karangan -
Entikong - Batas Sarawak. Kondisi jalan dari Pontianak sampai dengan
Entikong sudah cukup memadai, yaitu lebar lajur jalan rata-rata 6,0 M
dengan konstruksi hotmix. Sampai dengan tahun 2001 kondisi jalan relatif
baik karena penanganan jalan tetap dilaksanakan setiap tahunnya, baik
-�.�/�0$1%.�2 .�2�3�.�1./�3�4�/�.�3�5�3�.�6�.�-�.�7�8
II-19
berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan di tempat-tempat
tertentu dilaksanakan peningkatan (overlay), kecuali ruas Sidas – Tanjung
yang kondisinya sudah menurun dan memerlukan penanganan segera.
Demikian pula kondisi jembatannya relatif baik, walaupun masih banyak
jembatan-jembatan yang masih berupa jembatan semi permanen (kayu)
terutama jembatan-jembatan pendek. Selain itu, terdapat 8 buah jembatan
permanen (rangka baja) yang masih sempit (lebar 4,0 M) sehingga
mempersulit peti kemas dan kendaraan besar untuk bermanufer.
Di wilayah Sarawak, yaitu dari Tebedu sampai dengan Kuching, Ibukota
Negara Bagian Sarawak, kondisi jalan dan jembatan sudah sangat baik dan
berstandar internasional. Tebedu - Kuching berjarak kurang lebih 130,0 Km
dengan waktu tempuh rata-rata 2,0 jam (karena kecepatan maksimum
dibatasi).
Berdasarkan SK. Men PU No. 236A/KPTS/1997 tanggal 10 Juni 1997 dan
480/KPTS/1996 tanggal 25 November 1997, Status, Fungsi Jalan Akses dari
Pontianak sampai dengan Entikong adalah sebagai berikut :
Tabel 2.7 Status, Fungsi Jalan Akses dari Pontianak sampai dengan Entikong
No N a m a R u a s Panjang (Km ) S ta tus Fungsi L e b a r (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 . J l. K hatu lis tiw a (P on tianak) 7.50 N A 9 . 0 0 H o t m i x
2 . Pontianak - Sei.Pinyuh 42.00 N A 7 . 0 0 H o t m i x
3 . S e i . P i n y u h - S e b a d u 46.35 N A 6 . 0 0 H o t m i x
4 . S e b a d u - S i d a s 57.26 N A 6 . 0 0 H o t m i x
5 . S i d a s - T a n j u n g 70.00 N A 6 . 0 0 H o t m i x
6 . Tanjung – Balai Karangan 74.00 N A 6 . 0 0 H o t m i x
7 . Balai karangan - Entikong 18.90 N A 6 . 0 0 H o t m i x
8 . Entikong - Bts. Sarawak 3.80 N A 6 . 0 0 H o t m i x
J u m l a h 319.81 Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
9�:�;�<$=%:�> :�>�?�:�=:;�?�@�;�:�?�A�?�:�B�:�9�:�C�D
II-20
B. Jalan Akses Pintu Lintas Batas Badau Pintu Lintas Batas (PLB) Nanga Badau direncanakan melalui Poros Nanga
Badau (Kabupaten Kapuas Hulu, Indonesia) - Lubuk Antu (Sarawak).
Rencana pembukaan Pintu Lintas Batas II ini sudah sampai pada
kesepakatan tahap akhir antara Pemerintah RI dengan Malaysia dan pada
tahun 1999 sudah mulai merencanakan layout Pintu Gerbang dengan sarana
dan prasarana pendukungnya. Pembangunan fisiknya, antara lain Bangunan
Gedung, Jalan dan Pintu Gerbang sudah dimulai Tahun 2001.
Jalan akses dari Pintu Lintas Batas menuju Pontianak terdiri dari dua
alternatif : Alternatif I melalui : Pontianak - Tanjung - Sanggau - Sintang -
Nanga Marakai - Nang Kantuk - Nanga Badau - Batas Sarawak ( menuju
Lubuk Antu )
Alternatif II melalui : Pontianak - Tanjung - Putussibau - Sanggau - Sintang-
Bongkong - Nanga Tepuai - Nanga Semangut - Putussibau - Benua Martinus
- Lanjak - Nanga Badau - Batas Sarawak (menuju Lubuk Antu)
Jalan dari Pontianak - Sintang adalah Jalan Nasional dengan kondisi relatif
baik kecuali Sidas – Tanjung - Sanggau yang akan ditingkatkan kembali
konstruksinya mulai TA. 2002 – 2003.. Sedangkan ruas Sintang - Nanga
Merakai - Nanga Badau kondisinya secara umum masih rusak berat. Ruas-
ruas jalan yang dilewati alternatif II, yaitu Sintang - Putussibau - Nanga
Badau, kondisinya juga dalam keadaan rusak berat dan akan ditingkatkan
pada TA. 2002 – 2003.
Sesuai dengan kesepakatan terakhir dengan Departemen Pekerjaan Umum
tahun 1998 serta berdasarkan hasil kunjungan kelapangan, baik oleh Ditjen
Prasarana Wilayah Dep.Kimpraswil maupun oleh Ketua dan beberapa
anggota Komisi IV DPR RI pertengahan Tahun 2002, Jalan Alternatif I
sampai ke Putussibau, seluruhnya akan dijadikan Jalan Nasional.
Saat ini ruas jalan Sintang – Nanga Marakai – Nanga Kantuk – Nanga Badau
– Lanjak – Benua Martinus – Putussibau masih berstatus Jalan Propinsi dan
Jalan Kabupaten.
E�F�G�H$I%F�J F�J�K�F�IFG�K�L�G�F�K�M�K�F�N�F�E�F�O�P
II-21
Kondisi jalan Lubuk Antu sampai dengan Kuching (Ibukota Negara Bagian
Sarawak) relatif sangat memadai dan seluruhnya sudah menggunakan
konstruksi hotmix dengan lebar jalan 7 s/d 2 x 7 M.
Status dan Fungsi Jalan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8a Status dan Fungsi Jalan Pontianak – Batas Sarawak (Alternatif I)
No N a m a R u a s Panjang (Km ) S ta tus Fungs i Lebar (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 Jl.Khatulistiwa (Pontianak) 7.50 N A 9.00 Hotmix
2 Pont ianak - Se i P inyuh 42.00 N A 7.00 Hotmix
3 S e i . P i n y u h - S e b a d u 46.35 N A 6.00 Hotmix
4 S e b a d u - S i d a s 57.26 N A 6.00 Hotmix
5 S i d a s - T a n j u n g 70.00 N A 6.00 Hotmix
6 T a n j u n g - S a n g g a u 45.03 N A 6.00 Hotmix
7 S a n g g a u - S e k a d a u 50.15 N K1 4.50 Hotmix
8 S e k a d a u - T e b e l i a n 63.39 N K1 4.50 Hotmix
9 T e b e l i a n - S i n t a n g 16.39 N K1 4.50 Hotmix
10 S i n t a n g - N g . M e r a k a i 106.22 P K3 4.50 Lpn/Tnh
11 N a n g a i M e r a k a i - N g . K a n tu k 38.20 K K3 4.50 Tanah
12 N a n g a . K a n tu k – N a n g a B a d a u 36.50 K K3 4.50 Ltsr/Tnh
13 N a n g a B a d a u - B ts .S e r a w a k 2 4.00 K K3 4.50 Tanah
J U M L A H 582.99 Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
Q�R�S�T$U%R�V R�V�W�R�URS�W�X�S�R�W�Y�W�R�Z�R�Q�R�[�\
II-22
Tabel 2.8b Status dan Fungsi Jalan Pontianak – Batas Sarawak (Alternatif II)
Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
C. Jalan Akses Pintu Lintas Batas Jagoi Babang
Pintu Lintas Batas (PLB) Jagoi Babang direncanakan melalui Poros Jagoi
Babang (Kabupaten Sambas, Indonesia) - Serikin (Sarawak). Pintu Lintas
Batas Jagoi Babang baru pada tahap pembicaraan awal dan pembukaannya
baru dilaksanakan setelah pembukaan Pintu Lintas Batas Badau.
Jalan akses menuju Pintu Lintas Batas Jagoi Babang melalui rute :
N o N a m a R u a s Panjang (Km ) S ta tus Fu ngsi Lebar (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 Jln. Khatulistiwa (Pontianak) 7.50 N A 9.00 Hotmix
2 Pont ianak - Se i . P inyuh 42.00 N A 7.00 Hotmix
3 S e i . P i n y u h - S e b a d u 46.35 N A 6.00 Hotmix
4 S e b a d u - S i d a s 57.26 N A 6.00 Hotmix
5 S i d a s - T a n j u n g 70.00 N A 6.00 Hotmix
6 T a n j u n g - S a n g g a u 45.03 N A 6.00 Hotmix
7 S a n g g a u - S e k a d a u 50.15 N K1 4.50 Hotmix
8 S e k a d a u - T e b e l i a n 63.39 N K1 4.50 Hotmix
9 T e b e l i a n - S i n t a n g 16.89 N K1 4.50 Hotmix
10 S i n t a n g - B o n g k o n g 79.50 P K2 4.50 Latasir
11 B o n g k o n g - N g . T e p u a i 68.20 P K2 4.50 Latasir
12 Ng. Tepuai - Ng. Semangut 59.80 P K2 4.50 Latasir
13 Ng. Semangut - Putussibau 57.00 P K2 4.50 Latasir
14 Putussibau – Tanjung Kerja 36.20 K K3 4.50 Ltsr/Tnh
15 Tan jung K erja- B enua M artinus 56.40 K K3 4.50 Ltsr/Tnh
16 Benua Mart inus - Lanjak 25.70 K K3 4.50 Ltsr/Tnh
17 L a n j a k – N a n g a B a d a u 46.60 K K3 4.50 Ltsr/Tnh
18 N anga B adau – B ts . S e raw ak 2 4.00 K K3 4.50 Tanah
J U M L A H 831.97
]�^�_�`$a%^�b ^�b�c�^�a^_�c�d�_�^�c�e�c�^�f�^�]�^�g�h
II-23
Pontianak - Sei Pinyuh - Mempawah - Sei Duri - Singkawang - Bengkayang -
Sanggau Ledo - Batas Sarawak 3.
Jalan dari Pontianak sampai dengan Batas Jagoi Babang - Sarawak sebagian besar
berstatus sebagai Jalan Propinsi dan sisanya adalah Jalan Nasional dengan jenis
permukaan jalan hampir seluruhnya berupa hotmix (HRS) dan berkondisi baik
sampai dengan sedang, kecuali ruas Sei Duri - Singkawang yang dalam kondisi
rusak dan ditingkatkan pada TA. 2002 – 2003.
Jalan di bagian Sarawak, dari Perbatasan sampai dengan Serikin masih berupa
Jalan Tanah / Jalan Setapak, sedangkan sisanya dari Serikin sampai dengan
Kuching sepanjang kurang lebih 50,0 Km adalah jalan hotmix dengan kondisi baik.
Status dan Fungsi Jalan Akses Jagoi Babang adalah sebagai berikut :
Tabel 2.9a Status dan Fungsi Jalan Akses Jagoi Babang (Alternatif I)
No N a m a R u a s P anjang (K M ) Status Fu ngsi Lebar (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 J l . K h a tu l i s t iw a ( P o n t ia n a k ) 7.50 N A 9.00 Hotmix
2 Pont ianak - Se i . P inyuh 42.00 N A 7.00 Hotmix
3 Sei. Pinyuh - Mempawah 17.30 P K1 6.00 Hotmix
4 M e m p a w a h - S e i . D u r i 25.21 P K1 6.00 Hotmix
5 S e i . D u r i - S i n g k a wa n g 54.59 P K1 6.00 Hotmix
6 Singkawang - Bengkayang 69.31 P K2 4.50 Hotmix
7 B e n g k a ya n g - S a n g g a u L e d o 58.58 P K2 4.50 Hotmix
8 S a n g g a u L e d o - B ts . S e ra w a k 47.08 P K2 4.50 Latasir
J U M L A H 321.57
Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
i�j�k�l$m%j�n j�n�o�j�mjk�o�p�k�j�o�q�o�j�r�j�i�j�s�t
II-24
Tabel 2.9b Status dan Fungsi Jalan Akses Jagoi Babang (Alternatif II)
No N a m a R u a s P anjang (K M ) Status F un gsi Lebar (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 J l . K h a tu l i s t iw a ( P o n t ia n a k ) 7.50 N A 9.00 Hotmix
2 Pont ianak - Se i . P inyuh 42.00 N A 7.00 Hotmix
3 Se i . P inyuh – An jun g an 17.30 N A 6.00 Hotmix
4 A n j u n g a n - B e n g k a ya n g 83.32 N K2 4.50 LPA/Latasi
5 Bengkayang – S anggau Ledo 58.58 P K2 4.50 Hotmix
6 Sgu Ledo – Bts Serawak 47.08 P K2 4.50 Hotmix
J U M L A H 321.57
Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
D. Jalan Akses Pintu LintasBatas Jasa
Status dan Fungsi Jalan Akses Jasa adalah sebagai berikut :
Tabel 2.10 Status dan Fungsi Jalan Akses Jasa
No N a m a R u a s P anjang (K M ) Status Fu ngsi Lebar (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 Jl. Khatulistiwa (Pontianak) 7.50 N A 9.00 Hotmix
2 Pont ianak - Se i . P inyuh 42.00 N A 7.00 Hotmix
3 S e i . P i n y u h - S e b a d u 46.35 N A 6.00 Hotmix
4 S e b a d u - S i d a s 57.26 N A 6.00 Hotmix
5 S i d a s - T a n j u n g 70.00 N A 6.00 Hotmix
6 T a n j u n g - S a n g g a u 45.03 N A 6.00 Hotmix
7 S a n g g a u - S e k a d a u 50.15 N K1 4.50 Hotmix
8 S e k a d a u - T e b e l i a n 63.39 N K1 4.50 Latasir
9 T e b e l i a n - S i n t a n g 16.89 N K1 4.50 Latasir
10 S i n t a n g – N g . M e r a k a i 106.22 P K3 4.50 Latasir
11 N g . M e r a k a i - S e p i l u k 70.00 K L - Latasir
12 S e p i l u k - S e n a n i n g 23.10 K L - Latasir
13 S e n a n i n g - J a s a 22.00 K L - Latasir
14 J a s a – B a t a s S e r a w a k 10.00 K L - Latasir
J U M L A H 629.89 Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
u�v�w�x$y%v�z v�z�{�v�yvw�{�|�w�v�{�}�{�v�~�v�u�v����
II-25
E. Jalan Akses Temajo - Aruk Pusat kegiatan Nasional yang juga berfungsi sebagai pintu lintas batas
Temajo – Aruk berada di kabupaten Sambas. Jalan Akses yang meng-
hubungkan PLB tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.11 Status dan Fungsi Jalan Akses Temajo - Aruk
No N a m a R u a s P anjang (K M ) Status Fu ngsi Lebar (M ) J e n is P e rm u k a a n
1 2 3 4 5 6 7
1 J l . K h a tu l i s t iw a ( P o n t ia n a k ) 7.50 N A 9.00 Hotmix
2 Pont ianak - Se i . P inyuh 42.00 N A 7.00 Hotmix
3 Sei. Pinyuh – Mempawah 17.30 P K1 6.00 Hotmix
4 M e m p a w a h – S e i D u r i 25.21 P K1 6.00 Hotmix
5 S e i D u r i - S i n g k a w a n g 54.59 P K1 6.00 Hotmix
6 S i n g k a w a n g - T e b a s 40.46 P K2 6.00 Lapen
7 T e b a s - S a m b a s 34.24 P K2 4.50 Lapen
8 S a m b a s – T a n a h H i t a m 49.00 P K2 4.50 Lapen
9 T a n a h H i t a m - L i k u 25.40 P K2 4.50 Lapen
10 L i k u - T e m a j o 43.37 K K2 4.50
11 L i k u – S a j i n g a n 67.50 NS K2 4.50 Tanah
12 S a j i n g a n – A r u k 15.00 NS K2 4.50 Tanah
13 A r u k – B a t a s S e r a w a k 5.00 NS K2 4.50 Tanah
J U M L A H 426,57 Sumber : Kimpraswil Provinsi Kalimanan Barat
2.1.6.2 Akses Laut
Adapun pelabuhan laut yang dapat dimanfaatkan untuk sarana lintas batas di
Pulau Kalimantan terdiri dari:
� Pelabuhan Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat, � Pelabuhan Sampit di Provinsi Kalimantan Tengah, � Pelabuhan Balikpapan, Tarakan, Nunukan, Samarinda, di Provinsi
Kalimantan Timur, dan
�������$�%��� ���������������������������������������
II-26
� Pelabuhan Banjarmasin di Provinsi Kalimantan Selatan, yang semuanya
mendukung BIMP – EAGA.
2.1.6.3. Akses Udara
Bandar udara yang dapat dimanfaatkan untuk sarana transportasi lintas batas di
Pulau Kalimantan terdiri dari: � Bandar udara Supadio – Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat � Bandar udara Sepinggan – Balikpapan, dan � Bandar udara Tarakan di Propinsi Kalimantan Timur sebagai pendukung
BIMP – EAGA.
2.1.7 Telekomunikasi
Sarana perhubungan khususnya telekomunikasi di kawasan perbatasan Kalimantan
masih sangat terbatas. Hanya didaerah tertentu seperti Kabupaten Sambas, Sanggau,
Kapuas Hulu, dan Nunukan saja yang sudah terlayani jasa telepon. Sebaliknya,
kawasan perbatasan Sarawak sudah memiliki sarana telekomunikasi yang sangat baik.