Karya Tulis Ilmiah Yng Benar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

salah satu bentuk karya ilmiah

Citation preview

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt karena telah melimpahkan rahmat-nya sehingga pembuatan karya ilmiah alquran ini bias selesai.Shalawat beserta salam tak lupa kita sanjungkan kepada nabi Muahammad SAW,sang idola kita sesungguhnya yang telah membawa kita kepada keimanan yang sebenarnya dari kegelapan ke arah terang benderang sep[erti apa yang telah kita rasakan sekarang.Amin.Karya ilmiah ini barisi sebuah pembahasan yang cukup modern di logika kita dan yang selalu memuidahkan pekerjaan kita,yaitu pembuatan pesawat terbang yang diambil dari ilmu alquran tentang teorema burung-burung yang terbang.

Karya ilmiah ini sangat menyangkut dengan kondisinya didalam alquran,dimana allah swt telah memaparkan suatu ilmu kepada manusia khususnya orang-orang islam bahwa akan ada suatu saat nanti kendaraan yang bias terbang dan memudahkan pekerjaan manusia.namun saying orang-orang islam tidak begitu memikirkan ilmu allah ini,sehingga kebanyakan orang-orang non islamlah yang berhasil menciptakan kendaraan tersebut.karena mereka yakin di dalam alquran tersebut terdapat segudang ilmu pengetahuan yang berkualitas sehingga mereka punya rancangan pemikiran untuk bias mengaplikasikan ilmu tersebut kedalam sebuah mahakarya yang canggih.Semoga dengan adanya karya ilmiah ini bisa sedikit memberi pengetahuan kepada kita tentang bagaimana pembuatan pesawat terbang tersebut.dan semoga dengan adanya ini kesadaran kita menjadi terwujud untuk bisa mengkaji lebih dalam ilmu-ilmu didalam alquran,karena sungguh ironis bila kitab suci kita orang-orang islam beserta ilmu kita bisa diambil oleh orang-orang nonislam.Insya allah allah memberi kepahaman kepada kita.

Akhirul kalam

Wassalamualikum wr.wb

Penulis

Efriyadi

DAFTAR ISI

Kata pengantar..1Daftar isi...2BAB I PENDAHULUAN1.1.Latar belakang31.2.Rumusan masalah.. 31.3.Tujuan.31.4.Manfaat.......................3 BAB II PEMBAHASAN

1.Fenomena burung terbang42.Pembuatan pesawat terbang mengikuti prinsip terbang burung..7BAB III PENUTUP

1.1.Kesimpulan101.2.Saran..10DAFTAR PUSTAKA...11BAB I PENDAHULUAN1.1.Latar belakang

Pembuatan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh rasa ingin tahu saya terhadap bentuk-bentuk pesawat terbang dan proses kecanggihan terhadap pembuatan pesawat terbang tersebut.Dari rasa ingin tahu tersebut terfikir sebuah pemikiran bahwa pesawat terbang tersebut dibuat berkat adanya makhluk Allah,yaitu bangsa burung-burung yang meniru terhadap pembuatan pesawat terbang tersebut baik dari segi bentuk maupun kerangka-kerangkanya.Inilah suatu keajaiban dari penciptaan Allah yang diaplikasikan pada sebuah kendaraan yang sangat membantu meringankan beban manusia.Namun sayang,kebanyakan orang-orang islam tidak mau mengkaji lebih dalam ilmu Allah tersebut yang dituangkan dalam alquran,sehingga yang banyak menciptakan pesawat terbang tersebut banyak dari kaum non islam.karena mereka punya tekad keras untuk menguasai ilmu-ilmu islam dalam alquran.1.2.Rumusan masalah

Hal yang perlu diketahui dan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah diantaranya;

1.Bagaimana fenomena prinsip burung terbang tersebut yang ditiru untuk pembuatan pesawat Terbang tersebut.

2.Bagaimana cara pembuatan pesawat terbang yang mengikuti prinsip burung terbang.

1.3.Tujuan

Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah bisa mengetahui bentuk-bentuk dari pembuatan pesawat terbang yang berhubungan dengan teori burung terbang.1.4.Manfaat

Dari pembuatan karya ilmiah ini diharapkan bisa bermanfaat bagi semua orang islam untuk bisa mempelajari bentuk-bentuk peawat terbang dan tata cara pembuatannya.

BAB II PEMBAHASAN

1. Fenomena Burung Terbang

Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. ( QS Al Mulk 19 )

Selama beberapa millenium, orang telah lama dibuat terpesona ketika melihat burung dan serangga terbang. Bagaimana mereka bisa melakukannya sementara manusia tidak? Kini satu dari sejumlah rahasia penerbangan telah terungkap berkat film kecepatan tinggi dan upaya sejumlah ilmuwan yang tak kenal lelah.

Ketika burung, kelelawar, atau serangga melakukan putaran, yang harus mereka lakukan hanyalah mulai mengepakkan sayapnya menjadi normal lagi dan langsung terbang lurus. Terungkapnya rahasia "kecil" ini amat mengejutkan para peneliti yang semula menduga untuk berputar atau berhenti sang burung harus melakukan serangkaian tahapan yang lebih rumit.Seorang Peneliti,Tyson L. Hedrick dari University of North Carolina membandingkannya dengan cara duduk di sebuah kursi kerja dan berputar ke kiri. Perlu proses tiga tahap untuk melakukannya, diawali dengan satu kaki mendorong, berputar kemudian berhenti dengan mendorong kaki yang lain. Gerakan binatang terbang bahkan jauh lebih sederhana daripada itu. Mereka hanya perlu satu tahap, mengawalinya dengan berputar kemudian mengepakkan sayap kembali normal untuk mengakhirinya dan terbang lagi. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Science, Jumat lalu. "Kami tidak menduga hal itu terungkap dengan begitu jelas,". Yang lebih menarik, proses terbang itu berlaku bagi semua ukuran binatang mulai dari lalat buah, kelelawar sampai kakaktua. "Sungguh di luar kelaziman menemukan aturan umum yang meliputi semua fauna terbang,"

Penelitian lebih dekat terhadap burung mengungkapkan bahwa mereka dirancang khusus untuk terbang. Tubuhnya telah diciptakan dengan kantung udara dan tulang berongga untuk mengurangi massa tubuh dan berat keseluruhan. Sifat cairan kotoran mereka memastikan agar kelebihan air dalam tubuhnya dibuang. Bulu-bulu mereka berbobot sangat ringan bila dibandingkan dengan volumenya.

Tulang burung juga sangat ringan namun kuat, terutama karena berongga. Ada udara dalam rongga tempat balok-balok penopang memperkuat tulang tersebut. Tulang-tulang berongga ini menjadi ilham utama dalam rancangan sayap pesawat modern. Kekuatan kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun tulangnya memiliki rongga. Sebagai contoh, seekor burung kutilang berparuh besar dan berleher pendek (Coccothraustes coccothraustes) sepanjang 18 cm melakukan tekanan sekitar 151 lbs (68,5 kg) untuk memecahkan suatu biji zaitun. Sifat lain dari kerangka burung adalah lebih ringan dari rangka hewan menyusui. Sebagai contoh, kerangka seekor merpati beratnya hanya 4,4 persen dari keseluruhan berat tubuhnya. Tulang burung friget hanya seberat 118 gram, yang lebih ringan dibandingkan berat keseluruhan bulunya.

Burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.Burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh lebih canggih.

Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.

Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut: Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru.Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung.Dalam bukunya A Theory in Crisis, Michael Denton juga menunjukkan mustahilnya pembentukan sistem sempurna seperti itu melalui evolusi bertahap:

Bagaimana mungkin sistem pernapasan yang sangat berbeda bisa berevolusi secara bertahap dari suatu rancangan baku hewan bertulang belakang, khususnya jika mengingat bahwa keberlangsungan fungsi pernapasan begitu menentukan bagi kehidupan suatu makhluk hidup, sedemikian sehingga kegagalan fungsi yang terkecil pun akan mengakibatkan kematian dalam sekejap. Seperti halnya ketika bulu tidak berfungsi sebagai alat terbang hingga pengait dan barbula dapat saling bersesuaian agar cocok sekaligus secara sempurna, demikian pula paru-paru unggas tidak akan berfungsi sebagai alat pernapasan hingga sistem parabronkhus yang tersebar di dalamnya serta sistem kantung udara yang menjamin pasokan udara untuk parabronkhus, keduanya telah berkembang dengan sempurna dan mampu bekerja bersama dengan cara yang menyatu sempurna pula.

Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.Pendeknya, peralihan dari paru-paru hewan menyusui ke paru-paru unggas adalah mustahil karena ternyata paru-paru yang akan menjalani tahap perkembangan peralihan tidak akan mempunyai manfaat apa pun. Tidak ada makhluk tanpa paru-paru dapat hidup meski hanya beberapa saat. Karena itulah, makhluk hidup tidak akan mampu menunggu jutaan tahun untuk mutasi acak demi menyelamatkan hidupnya.

Bentuk berbeda dari paru-paru unggas menunjukkan adanya rancangan yang sempurna yang memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan untuk terbang. Hanya perlu sedikit kesadaran untuk melihat bahwa susunan tubuh burung yang tak ada bandingannya ini bukanlah suatu hasil sekonyong-konyong dari mutasi tak sadar. Jelaslah bahwa paru-paru burung merupakan satu dari bukti-bukti yang tak terbatas bahwa semua makhluk diciptakan secara spesial oleh Allah.

2. Pembuatan Pesawat Terbang Mengikuti Prinsip Terbang Burung

Burung adalah mesin terbang paling sempurna di dunia. Kita akan menyaksikan keahlian burung melakukan lepas landas, bentuk aerodinamik tubuh mereka, perangkat yang menungkinkan mereka terbang secara lebih terkendali dibandingkan pesawat terbang paling modern, burung migrasi yang terbang dalam formasi menyerupai skuadron pesawat tempur jet, kepakan sayap burung penghisap madu yang sangat cepat, elang yang meluncur ke bawah dengan kecepatan hingga 300 km per jam, burung yang mampu berlari atau berenang melebihi kecepatan atlit, bulu burung dengan desain mempesona, dan banyak hal menakjubkan lain yang dapat kita temukan pada burung.Kita akan sekali lagi menyaksikan kebenaran paling penting, yakni kesempurnaan ciptaan Allah, dan pengetahuan-Nya yang meliputi segala sesuatu. Pesawat udara itu berat sekali, berton-ton. Lalu bagaimana pesawat udara bisa terbang? Para penemu pesawat, yang pertama kali menciptakan pesawat, diilhami oleh sayap burung. Kecepatan angin di atas badan pesawat lebih cepat daripada kecepatan di angin, berarti untuk dikepak-kepakan kecepatan angin di atas badan pesawat dan di bawah. Hal ini akan memicu perbedaan tekanan udara di atas badan pesawat dan di bawah badan pesawat.Tekanan udara di atas badan pesawat akan lebih kecil di bawah badan pesawat, sehingga si pesawat bisa mendongak ke atas. Selama penerbangan, ada empat gaya yang bekerja. Pertama, yaitu gaya angkat atau gaya ke atas. Kedua, gaya berat atau gaya ke bawah. Ketiga, gaya maju. Dan keempat, gaya ke belakang.

Gaya berat bekerja menarik benda kembali ke bumi. Contohnya, kalau kita lempar batu ke atas, makan akan jatuh lagi ke bawah. Sementara itu, gaya ke belakang, contohnya, kalau kita mengendarai sepeda, maka terasa ada hambatan dari depan. Nah, gaya angka dan gaya maju merupakan gaya kunci untuk penerbangan. Kedua gaya itu diperhitungkan untuk mengatasi gaya berat dan gaya ke belakang.Gaya angkat dihasilkan oleh permukaan sayap yang dirancang agar tekanan udara di atas permukaan lebih kecil daripada di bagian bawah. Sedangkan gaya maju bekerja agar pesawat tetap berada di udara. Gaya maju ini menarik pesawat ke arah depan. Gaya maju ini diperoleh dari putaran baling-baling mesin atau dorongan mesin jet. Jadi, gaya maju dan gaya angkat akan bekerja bersamaan untuk menarik pesawat ke arah depan dan meninggalkan darat.Suatu pernyataan da Vinci yang begitu visioner adalah metode separasi. Sekitar 1500 tahun yang lalu da Vinci telah mengemukakan bahwa untuk bisa terbang cukuplah dilakukan dengan sayap tetap dan memberinya gaya dorong. Hal ini didasari dari hasil pengamatannya dari teknik burung untuk terbang. Menurutnya, sayap burung terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Bagian pangkal sayap burung yang relatif tetap (fixed) berfungsi membangkitkan gaya angkat. Sedangkan bagian ujung sayap burung berfungsi untuk mengepak dan membangkitkan gaya dorong. Separasi gaya menjadi gaya angkat dan gaya dorong inilah yang sampai sekarang dipakai untuk menciptakan mesin terbang.

Lalu bagaimana pesawat udara dapat terbang? Adalah suatu yang salah jika kita berfikir bahwa mesin (engine) lah menyebabkan pesawat dapat terbang. Pada dasarnya, sayap lah yang memberi gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang, sedangkan engine hanya memberi gaya dorong (thrust) untuk bengerak maju. Jadi, kesimpulan mudahnya adalah bahwa pesawat udara (bukan pesawat antarikasa) dapat terbang karena memiliki sayap.Pertanyaan selanjutnya, bagaimana gaya angkat (lift) dapat terbangkit di sayap? Secara mudah dapat dijelaskan bahwa gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan tekanan di permukaan atas dan permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap diciptakan sedemikian rupa agar tercipta karakteristik aliran yang sesuai dengan keinginan. Singkatnya, gaya angkat akan ada jika tekanan dibawah permukaan sayap lebih tinggi dari tekanan diatas permukaan sayap. Perbedaan tekanan ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan dibawah permukaan sayap. Sesuai hukum Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran maka tekanannya makin rendah. Besarnya gaya angkat yang dibangkitkan berbanding lurus dengan Luas permukaan sayap, kerapatan udara, kuadrat kecepatan, dan koefisien gaya angkat.Jadi, untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar pesawat dapat bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi gerakan relatif udara di permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil tertentu dan sudut serang sayap (angel of attack) tertentu maka akan menghasilkan suatu karakteristik aliran udara dipermukaan sayap yang kemudian akan menciptakan beda tekanan dipermukaan atas dan permukaan bawah sayap yang kemudian membangkitkan gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang.

Ada 4 gaya yang bekerja pada pesawat udara selama penerbangan yaitu Gaya angkat ( LIFT) atau gaya keatas, Gaya berat ( WEIGHT ) atau gaya kebawah, selanjutnya Gaya maju ( THRUST ) serta Gaya kebelakang ( DRAG ). Dua gaya berikut dapat mudah dipahami. Gaya berat ( WEIGHT ) bekerja menarik benda kembali ke bumi, sebagai contoh apabila kita melemparkan batu ke atas maka akan jatuh. Selanjutnya apabila kita mengendarai sepeda, maka terasa hambatan dari depan.

BAB III PENUTUP

1.1.Kesimpulan

Teorema burung terbang hanya perlu memerlukan satu tahap,yaitu dengan berputar kemudian mengepakkan sayap terus terbang dengan keadaan normal.Hal ini pernah dibandingkan oleh Seorang Peneliti , Tyson L. Hedrick dari University of North Carolina yang dibandingkannnya dengan cara duduk di sebuah kursi kerja dan berputar ke kiri. Perlu proses tiga tahap untuk melakukannya, diawali dengan satu kaki maendorong, berputar kemudian berhenti dengan mendorong kaki yang lain.Burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya reptile. Tulang burung juga sangat ringan namun kuat, terutama karena berongga. Ada udara dalam rongga tempat balok-balok penopang memperkuat tulang tersebut. Tulang-tulang berongga ini menjadi ilham utama dalam rancangan sayap pesawat modern. Konsep pembuatan pesawat terbang yang di ilhami dari burung yang terbang memiliki kecepatan dan gaya angkat keatas dan bawah yang berbeda.kecepatan diatas pesawat haruslah lebih besar dari pada kecepatan di bawah pesawat,sebaliknya gaya angkat ke atas haruslah lebih besar daripada gayadi bawah.itulah yang membuat pesawat terbang bisa bekerja normalseperti yang diharapkan. Ada 4 gaya yang bekerja pada pesawat udara selama penerbangan yaitu Gaya angkat ( LIFT) atau gaya keatas, Gaya berat ( WEIGHT ) atau gaya kebawah, selanjutnya Gaya maju ( THRUST ) serta Gaya kebelakang ( DRAG ). Dua gaya berikut dapat mudah dipahami. Gaya berat ( WEIGHT ) bekerja menarik benda kembali ke bumi.1.2.SaranDisini saya hanya menyarankan kepada seluruh pembaca atau yang menggunakan karya ilmiah ini agar supaya benar-benar memahami ini dan barusaha untuk mengaplikasikan ke dalam pemahamannya sendiri-sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Yahya,Harun.Alquran digital dan bunga rampai (online). http//www.Harunyahya.wiaderko.250-87 html/Alquran digital dan bunga rampai:diakses 14 November 2010Yahya,Harun.Teorema burung terbang dan hubungannyya dengan pesawat terbang(online).http//www.Harunyahya.google.surelight,1123-30009-1-13.html/Prinsip burung terbang danm pesawat terbang:diakses 14 November 2010.1