9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karena amat langkanya sumber-sumber sejarah yang otentik dan hampir tidak adanya prasasti-prasasti atau inskripsi-inskripsi yang mengungkapkan sejarah yang sebenarnya dari para wali, itu menyebarkan sulitnya menulios sejarah para wali. Dan ternyata dalam masyarakat luas telah tersebar banyak sekali cerita rakyat dan dongeng yang dihubungkan dengan para tokoh wali. Itulah yang dimiliki oleh rakyat. Dongeng dan cerita rakyat itu telah diwariskan oleh generasi ke generasi dan di bumbui dengan tahayul dan gugum Tuhan di hubungkan dengan tempat-tempat angker dan makan keramat, sehingga cerita-cerita tersebut mirip dengan dongeng seribu satu malam saja. Terlebih pula mengenai silsilah dan keturunan para wali di antaranya satu sumber dengan sumber lainnya terkadang amat jauh bedanya, dan bahkan telah terjadi pula silsilah para wali itu di hubungkan urutannya hingga sampai kepada para tokoh-tokoh alam pewayangan dan para dewa.

karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kerajaan islam pada zaman dahulu kala, terutama pada kerajaan demak yang terdapat di Jawa. kita sangat perlu dalam memahami apa dan bagaimana perkembangan kerajaan tersebut. maka teman teman semua perlu untuk membaca ini, agar perkembangan sejarah kita tidak punah dan hilang dengan perkembangan zaman.

Citation preview

Page 1: karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karena amat langkanya sumber-sumber sejarah yang otentik dan hampir

tidak adanya prasasti-prasasti atau inskripsi-inskripsi yang mengungkapkan

sejarah yang sebenarnya dari para wali, itu menyebarkan sulitnya menulios

sejarah para wali. Dan ternyata dalam masyarakat luas telah tersebar banyak

sekali cerita rakyat dan dongeng yang dihubungkan dengan para tokoh wali. Itulah

yang dimiliki oleh rakyat. Dongeng dan cerita rakyat itu telah diwariskan oleh

generasi ke generasi dan di bumbui dengan tahayul dan gugum Tuhan di

hubungkan dengan tempat-tempat angker dan makan keramat, sehingga cerita-

cerita tersebut mirip dengan dongeng seribu satu malam saja.

Terlebih pula mengenai silsilah dan keturunan para wali di antaranya satu

sumber dengan sumber lainnya terkadang amat jauh bedanya, dan bahkan telah

terjadi pula silsilah para wali itu di hubungkan urutannya hingga sampai kepada

para tokoh-tokoh alam pewayangan dan para dewa.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan identifikasi

sebagai berikut;

Bagaimanakah sejarah tentang Sunan Bonang?

Bagaimanakah situasi dan makam Sunan Bonang?

1.3 Tujuan Penelitian

Penyusunan karya tulis ini bertujuan untuk;

Page 2: karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian nasional dan akhir

sekolah

Meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang agama

Sebagai latihan dasar dan penyusun karya tulis, khususnya bagi kami

penulis

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yang dapat kami ambil adalah sebagai

berikut;

Untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman serta wawasan bagi

siswa-siswi terhadap sejarah tentang Sunan Bonang yang ada di Indonesia

khususnya yang bernilai agama

Dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui di mana letak makam

Sunan Bonang di Jawa Timur

1.5 Pembatasan Masalah

Dari berbagai obyek Sunan Bonang yang telah diteliti pada saat stadi tur

yang telah di laksanakan, penulis pembatasan penelitian terlebih memfokuskan

pada sejarah Sunan Bonang, sedangkan yang lainnya oleh penulis di jadikan

sebagai lampiran sekedar sebagai tambahan wawasan, tentang sejarah Sunan

Bonang yang ada di Jawa Timur.

Page 3: karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lahirnya Sunan Bonang

Berdasarkan cerita tutur dari berbagai sumber di sebutkan Sunan Bonang

adalah putra Sunan Ampel Denta dari istrinya yang bernama Nyai Ageng Manila,

dan di kemudian hari ia menjadi Imam yang pertama di masjid Demak.

Sunan Bonang diperkirakan lahir antara tahun 1440 M atau 1465 M, dan

meninggal tahun 1525 M. Waktu memperdalam agama di tempuh di bawah

gemblengan ayahnya sendiri. Nama aslinya adalah Makdum Ibrahim, dan

dikarenakan tidak menikah maka ia di sebut Sunan Wadat Anyakrawati.

Diriwayatkan konon beliau dan Raden Paku bermaksud naik haji ke

Mekkah dan sebelumnya berguru kepada Maulana Ishak atau sering di sebut Wali

Lanang. Ayahnya dari Raden Paku, di Malaka, tetapi kemudian di minta kembali

untuk syiar agama Islam di Jawa oleh gurunya.

Menurut Abdul Hadi W.M dalam Sunan Bonang perintis dan pendekar

sastra suluk (1993). Pada tahun 1503 M, setelah beberapa tahun menjabat sebagai

Imam masjid agung Demak yan gakhirnya meletakan jabatannya, kemudian

pindah ke kota Lasem. Di situlah beliau memilih Desa Bonang sebagai tempat

tinggalnya. Yang kemudian mendirikan pesantren dan pasujudan (tempat tafakur),

sebelum akhirnya kembali ke kampung halamannya, yaitu kota Tuban.

2.2 Kisah Brahmana Dari India

Ada suatu kisah tentang seorang Brahmana yang berlayar dari India ke

kota Tuban Jawa Timur. Ia bermaksud mengadu kesaktian dengan Sunan Bonang

yang tenar sebagai ulama berilmu tinggi. Namun sebelum mendaratnya kapal di

Tuban, telah di hajar oleh gelombang laut, sehingga semua kitab yang memuat

Page 4: karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

mantra kesaktiannya tertelan air laut. Untungnya sang Brahmana selamat, Ia

terdampar di pantai Tuban dan pingsan.

Ketika sadar di lihat olehnya seorang pria bersorban dan berjubah putih

berjalan menggunakan tongkat, “Di mana saya berada?” tanya sang Brahmana

kepada pria berjubah putih. “Memang anda berasal dari mana?” tanya orang

bersorban putih. “Saya dari India, hendak menuju Tuban ingin bertemu Sunan

Bonang yang tersohor itu”, jawab Brahmana. “Saya ingin berdebat dengan dia

tentang masalah-masalah agama. Tapi sayang semua kitab saya yang memuat

mantra kesaktian saya hilang ditelan ombak”.

Mendengar itu si jubah putih segera mencabut tongkatnya yang tertancap

di pasir pantai. Maka terpancarlah air dari lubang tempat tongkat itu tertancap,

disusul munculnya kitab-kitab sang Brahmana. “Benarkah ini semua kitab-kitab

Anda?”, tanya si jubah putih. Tentu saja sang Brahmana sangat terkejut.

“Alangkah tingginya ilmu orang ini”, katanya dalam hati. Lalu sungkan dia

bertanya, “Siapakah Anda?”. Lelaki bersorban itu menyebutkan namanya, yang

tak lain adalah Sunan Bonang. Tak ayal sang Brahmana bertekuk lutut, kontan

memohon maaf. Adapun lubang bekas tongkat, lama kelamaan menjadi perigi,

dan di kenal dengan sumur Serumbung.

2.3 Lokasi Pemakaman Sunan Bonang

2.3.1 Lokasi Pertama

Makam yang paling populer adalah yang dibelakang masjid Tuban.

Barangsiapa berkunjung ke sana akan melewati suatu kontras antara masjid agung

tuban yang arsitekturnya megah dan berwarna warni. Dengan astana masjid Sunan

Bonang di belakangnya yang sederhana. Di dekat masjid yang mungil itulah

terletak makam Sunan Bonang. Untuk mencapai tempat itu, kita harus menelusuri

gang sempit di samping masjid besar. Ini bagaikan perlambangan keterpinggiran

alam mistik dalam kehidupan pragmatik masa sekarang.

2.3.2 Lokasi Kedua

Page 5: karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

Letaknya adalah di sebuah bukit pantai utara, antara kota palembang dan

lasem. Tempat yang tekenal sebagai desa bonang, dan dari sanalah memang

ternisabkan nama sang Sunan, di kaki itu konon juga terdapat makam Sunan

Bonang tanpa cungkup dan tanpa nisan, hanya tertandai oleh bunga melati.

Namun penampilan utama justru terdapat batu yang digunakan sebagai alas untuk

solat terdapat jejak kaki sunan Bonang. Konon kesaktiannya membuat batu itu

meledak. Situs ini berdampingan dengan makam putri Cempa.

2.3.3 Lokasi Ketiga

Letaknya di tambak keramat di pulau bawean di makamnya terpelihara

dan baik karena dibuatkan cungkup dan diberi kelambu. Tentang makam di

bawean terdapat legenda yang bisa diikuti dari karya Ridin Sofwan Cs, wali songo

penyebar Islam di Jawa menurut penuturan Babad (2000). Konon setelah sunan

Bonang wafat di Bawean, murid-muridnya di Tuban menghendaki agar sunan

Bonang di makamkan di Tuban, tetapi para santri di bawean berpendapat,

sebaiknya di makamkan di bawean saja.

Mengingat lamanya perjalanan menyebrangi laut. Akhirnya para penjaga

jenazah di bawean, di sirep (ditidurkan dengan mantra), oleh para santri tuban

yang datang ke bawean pada malam hari. Dikisahkan akhirnya, kuburan di

bongkar dan jenazah di bawa berlayar ke tuban malam itu juga untuk dimakamkan

di dekat astana masjid Sunan Bonang.

2.3.4 Lokasi Keempat

Terletak didesa singkal di tepi sungai brantas di kediri. Konon dari tempat

itu seperti dituturkan dalam babat kediri. Menurut graaf dan pigeaud, adanya

masjid yang cukup penting di desa singkal, pada abad ke 17 menyebabkan

legenda yang mengisahkan tempat itu, sebagai pusat propoganda agama Islam

pada permulaan abad ke 16, menjadi agak lebih di percaya.

Page 6: karya tulis ilmiah tentang kerajaan islam

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan yang diperoleh dalam karya tulis ini penulis

mengemukakan beberapa kesimpulan diantaranya; sunan Bonang salah seorang

Wali sanga yang makamnya di empat tempat.

3.2 Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis menyarankan;

Agar bisa mengetahui sejarah sunan Bonang dan letak makamnya.

Agar bisa meningkatkan ke Imanan aqidah dan takwa

Agar bisa berziarah kubur kemakam-makam wali songo terutama sunan

Bonang.