86
KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU TAHUN 20012 Disusun Oleh: ANDESKA MAMA NPM : 0924260002 DB AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU TAHUN 2012

Karya Tulis Ilmiah Andeska

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Ilmiah Andeska

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN

MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS

SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

TAHUN 20012

Disusun Oleh:

ANDESKA MAMA

NPM : 0924260002 DB

AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN

BENGKULU TAHUN 2012

Page 2: Karya Tulis Ilmiah Andeska

i

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PELAKSANAAN

MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS

SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

TAHUN 2012

Diajukan Sebagai Persayaratan Untukm Memperoleh Gelar

Ahli Madya Kebidanan

Disusun Oleh:

ANDESKA MAMA

NPM : 0924260002 DB

AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN

BENGKULU TAHUN 2012

Page 3: Karya Tulis Ilmiah Andeska

ii

Page 4: Karya Tulis Ilmiah Andeska

iii

MOTTO :

Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda namun bukan berar-ti kehancuran bagi segalanya , tetapi pelajaran dan peringatan terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang akan kita laku-kan nantinya. ( Andeska mama 2012)

KuPersembahkan Kepada : Bapak dan ibu tercinta yang mendo’akan dan membantu

aku dalam mewujudkan cita – citaku. Kakak dan Adikku tersayang yang telah memberikan

motivasi dan do’anya demi keberhasilan ku. Teman dekatku yang telah membantu aku dalam

menyelesaikan makalah Karya Tulis Ilmiah ini. Dan teman –teman seperjuangan almamater.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah Andeska

iv

ABSTRAK

Ibu primipara , ASI seringkeluar pada hari ke-3 dan jumlah ASI selama 3 hari

pertama hanya 50 Ml ( kira-kira 3 sendok makan). Namun ,bila hal ini tidak

dipahami, banyak ibu yang merasa ASInya kurang. Pengetahuan ibu tentang

menyusui sangat mempengaruhi pelaksanaan manajemen laktasi. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan Pengetahuan Ibu dengan pelaksa-

naan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas sawah Lebar Ko-

ta Bengkulu.

Jenis penelitian adalah cross sectional. Popilasi penelitian Ibu primipara di wilayah

puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Jumlah sampel sebanyak 70. Analisa statis-

tic yang digunakan adlah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-

square.

Hasil penelitian Hampir setengah (44,29%) berpengetahuan kurang, Lebih sebagian

(64,29%) ibu primipara pelaksanaan menyusui kurang. Ada hubungan pengetahuan

ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada Ibu Primipara di Puskesmas Sawah Le-

bar Kota Bengkulu (ρ= 0,005).

Kepada puskesmas Sawah lebar Kota bengkulu Untuk meningkatkatkan pengetahuan

menyusui bayi melalui penyuluhan sehingga mereka memahami dan menjalankan

pelaksanaan menyusui dengan baik dan benar.

Kata kunci : Primapara, Pengetahuan, Pelaksaan Menyususi.

Page 6: Karya Tulis Ilmiah Andeska

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir

dalam menyelesaikan program DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Dehasen

Bengkulu yang berjudu “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PE-

LAKSANAAN MENYUSUI BAYI PADA IBU PRIMIPARA DI PUSKESMAS

SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU TAHUN 2012

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perke-

nankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes Selaku Direktris Akademi Kebidanan

Dehasen Bengkulu.

2. Renni F Permatasari, SST, selaku ketua program Studi Diploma III kebidanan

Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu.

3. Hj. Martha Heryati, S.Sos M.Kes selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Indra Iswari, SST, SKM, MM selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kepada Ayahanda dan ibunda serta saudaraku yang telah memberikan semangat

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: Karya Tulis Ilmiah Andeska

vi

6. Kepada semua teman-teman sealmamater di Akedemi Kebidanan Dehasen

Bengkulu.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Penulis ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu

proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya dan membalas kebaikan yang telah diberikan dengan pahala

yang setimpal.

Bengkulu, Agustus 2012.

Penulis

Page 8: Karya Tulis Ilmiah Andeska

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... . ii

MOTTO DAN KUPERSEMBAHKAN....................................................... iii

ABSTRAK...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. . xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan ................................................................................ 5

B. Konsep Menyusui ....................................................................... 12

C. Hubungan pengetahuan ibu primipara dengan pelaksanaan

menyusui ..................................................................................... 14

D. Kerangka Konsep ………………………………………….. ..... 16

Page 9: Karya Tulis Ilmiah Andeska

viii

E. Hipotesisis ................................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ......................................................................... 17

B. Definisi Operasional.................................................................... 17

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 18

D. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 19

E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 20

F. Metode Analisa data .................................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian ………………………………………………. 43

B. Gambaran Lokasi Penelitian …………………………………… 43

C. Hasil Penelitian ………………………………………………… 45

D. Pembahasan ……………………………………………………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 51

B. Saran …………………………………………………………… 52

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 53

LAMPIRAN

Page 10: Karya Tulis Ilmiah Andeska

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif terendah di Kota

Bengkulu

3

Tabel 3.1. Definisi Operasional 38

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Pengtahuan di Puskesmas

Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun 2012

45

Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Pengtahuan di Puskesmas

Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun 2012

45

Tabel 4.3. Hubungan Pengetahuan dengan pelaksanan menyusui

pada ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di puskesmas

Sawah Lebar Kota Bengkulu tahun 2012

46

Page 11: Karya Tulis Ilmiah Andeska

x

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Judul Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konsep 34

Bagan 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional 22

Bagan 3.2. Variabel Penelitian 37

Page 12: Karya Tulis Ilmiah Andeska

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 3. Surat pernyataan bersedia menjadi responden

Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Master Tabel

Lampiran 6. Hasil pengolahan data

Lampiran 7. Surat izin pengambilan data awal

Lampiran 8. Surat rekomendasi penelitian

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian

Lampiran 10. Surat Keterangan selesai penelitian

Page 13: Karya Tulis Ilmiah Andeska

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran bayi yang baru saja lahir merupakan saat paling membahagiakan

buat pasangan suami istri, tentu banyak hal harus disiapkan, dan salah satu ter-

penting adalah memberi Air Susu Ibu (ASI). Menurut pernyataan bersama World

Heald Organization (WHO)/United Nations International Children Emergency

Fund (UNICEF) menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam mem-

berikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat ser-

ta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik terhadap kesehatan ibu dan

bayi. Memberikan ASI pada bayi harus didukung pula dengan teknik menyusui

yang benar agar manfaat dari ASI tersebut juga lebih maksimal (Depkes RI,

2009).

Data WHO (2009), menyatakan pemberian ASI Eksklusif di dunia hanya

mecapai 45,34% dan sebagian besar tersebar di negara berkembang, salah sa-

tunya Indonesia (WHO, 2009). Pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia masih ku-

rang, hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2008– 2009, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan

hanya (64%). Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi (46%) pada

bayi berumur 2-3 bulan dan (14%) pada bayi berumur 4 – 5 bulan (KBI,2009).

Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang mendukung,

Page 14: Karya Tulis Ilmiah Andeska

2

faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya promosi susu

formula, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya

mendukung PPASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk

bayinya dan ibu yang bekerja (Depkes RI, 2009).

Pada saat pemberian ASI banyak kebanykan ibu-ibu belum mengetahui ba-

gaimana cara menyusui dengan baik dan benar, sehingga banyak susu keluar

yang menyebabkan bayi menelan hawa terlalu banyak sehingga muntah, belum

banyak diketahui oleh ibu muda atau calon ibu. Tidak jarang bayi di beri susu bu-

atan karena disangka ibunya kurang mengeluarkan susu, namun sebenarnya ku-

rangnya pengeluaran air susu ibu disebabkan kesalahan teknik menyusui (Atika,

2010).

Keluhan dan kesulitan saat menyusui sering muncul, apalagi jika ibu adalah

pengalaman pertama. Mulai dari ASI tidak keluar dengan lancar, puting payudara

luka, hingga si kecil rewel karena belum bisa menyusui dengan benar. Kesulitan

menyusui biasanya terjadi ketika ibu baru melahirkan anak pertama. Selain ini

merupakan pengalaman baru, biasanya ibu juga masih canggung dalam meng-

gendong si kecil, atau bahkan mudah panik jika dia menangis keras karena sesua-

tu hal. Sebaliknya bayi baru lahir harus belajar cara menyusui yang benar (Su-

priyadi, 2002).

Minggu pertama setelah persalinan seorang ibu lebih peka dalam emosi,

maka seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat

bayi termasuk dalam menyusui (Soetjiningsih, 2007). Minggu pertama juga me-

rupakan masa adaptasi ibu, dimana dalam teori rubbin dibagi menjadi beberapa

Page 15: Karya Tulis Ilmiah Andeska

3

tahap yaitu taking in, taking on/hold, letting go. Terutama pada periode taking

on/hold ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan merawat bayi

misal: menggendong, menyusui, memandikan dan memasang popok (Depkes RI,

2009).

Kurangnya asupan ASI pada minggu pertama akan berdampak ikterik pada

bayi. Kebanyakan ikterik adalah keadaan fisiologis yang merupakan tindakan pe-

nyesuaian protektif terhadap lingkungan di luar uterus, biasanya terjadi pada 2 –

3 hari setelah kelahiran, biasanya hilang dalam 7 – 10 hari, meskipun kadar bili-

rubin tetap meningkat untuk beberapa minggu. Biasanya mencapai puncak 3 – 5

hari setelah kelahiran yaitu < 15 mg/dl. Kondisi ini berhubungan dengan masu-

kan kolostrum yang tidak memadai atau terlambat. Karena kolostrum/ASI memi-

liki efek laksatif, merangsang keluarnya mekonium dan menurunkan kadar bili-

rubin (Biordan, 2002).

Berdasarkan data yang diperoleh di dinas kesehatan Kota Bengkulu, pada

tahun 2010 cakupan pemberian ASI ekslusif terendah berada di puskesmas

Sawah Lebar (12,20%) dari 459 bayi, terendah kedua Puskesmas Lingkar Barat

(19,23%) dari 182 bayi dan terendah ketiga di Puskesmas Padang Serai (19,48%)

dari 231 bayi (Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2010).

Page 16: Karya Tulis Ilmiah Andeska

4

Tabel 1. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif terendah di Kota Bengkulu

Nama Puskesmas Jumlah Bayi Cakupan ASI

Eksklusif

Sawah Lebar 459 12,20%

Lingkar Barat 182 19,83%

Padang Serai 231 19,48%

Lingkar Timur 645 21,2%

Kandang 234 25,3%

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2010

Pencapaian cakupan pemberian ASI eksklusif di kota Bengkulu lebih

rendah dari cakupan ASI ekslusif nasional. Target ASI ekslusif nasional sebesar

80%. Rendahya cakupan ini dikarenakan oleh beberapa faktor terutama

kurangnya sosialisasi pemberian ASI ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan,

selain itu dapat disebabkan karena kurangya pengetahuan ibu tentang manfaat

ASI ekslusif, social dan ekonomi keluarga yang kurang memadai. Rendahnya

pemberian ASI ekslusif di kota bengkulu dapat juga disebabkan karena terjadinya

perubahan jam kerja, sehingga kebanyakan ibu-ibu susah mengatur waktu untuk

menyusui,sedangkan tempat menyusui di kantor-kantor belum tersedia (Dinas

Kesehatan Kota Bengkulu,2007)

Pengetahuan ibu tentang menyusui sangat mempengaruhi pelaksanaan

menyusui itu sendiri. Pengetahuan akan mengubah perilaku ibu dalam pelaksa-

naan tindakan yang tepat bagi bayi dalam hal ini pelaksanaan manajemen laktasi.

Ibu yang tahu tentang pentingnya ASI ekslusif akan memberikan sepenuhnya ke-

pada bayi demi kesehatan bayinya sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan ku-

rang tidak memberikan ASI eksklusif (Arini, 2008).

Page 17: Karya Tulis Ilmiah Andeska

5

Pada primipara , ASI sering keluar pada hari ke-3 dan jumlah ASI selama 3

hari pertama hanya 50 Ml ( kira-kira 3 sendok makan). Namun ,bila hal ini tidak

dipahami, banyak ibu yang merasa ASInya kurang, sehingga mendorong

pemberian susu formula yang mengakibatkan produksi ASI berkurang. Jika

pemberian prelacteal feeding yaitu minum,makan sebelum ASI keluar,lebih-lebih

jika prelacteal feeding tersebut menggunakan botol dot. Hal ini akan

menyebabkan bayi bingung puting (nipple confuse) akibat perbedaan mekanisme

menyusui pada payudara ibu dan pada botol dot. Bayi akan lebih suka minum

dari botol dot karena tanpa banyak tenaga susu bisa diisap dengan mudah (Arini,

2008)

Survei awal peneliti tanggal 2-3 Januari 2012 terhadap 10 ibu di puskesmas

Sawah Lebar menunjukan 5 ibu memiliki pengetahuan kurang dan 3 diantara 5

ibu tersebut pelaksanaan menyusuinya kurang baik.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai

“Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Pri-

mipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu “. Objek peneli-

tian yang diambil ibu pada primípara karena ibu yang baru pertama kali memiliki

bayi cenderung memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemberian ASI (Ari-

ni, 2008).

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah

dalam penelitian ini adalah masih banyak ibu primipara di wilayah kerja puskes-

Page 18: Karya Tulis Ilmiah Andeska

6

mas Sawah Lebar yang pelaksanaan menyusuinya tidak baik dan pertanyaan pe-

nelitian ini adalah apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan

Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Ko-

ta Bengkulu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan pelaksana-

an menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Le-

bar Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran Pengetahuan Ibu Primipara tentang menyusui

bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar.

b. Diketahuinya gambaran Pelaksanaan Menyusui pada Ibu Primipara di

Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar.

c. Diketahuinya Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui

bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota

Bengkulu

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Peneliti

Diharapkan dapat membandingkan antara teori tentang Hubungan Pen-

getahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Pada Ibu Primipara di wilayah

Page 19: Karya Tulis Ilmiah Andeska

7

kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu yang didapatkan selama studi

dengan kenyataan dilapangan.

2. Untuk Puskesmas

Hasil peneliti ini dapat digunakan sebagai sarana informasi kesehatan

mengenai pelaksanaan menyusui.

3. Untuk Institusi Pendidikan

Hasil penelitian in dapat membantu dalam proses pembelajaran

4. Untuk Peneliti Lain

Diharapkan berguna sebagai data dasar dalam penelitian selanjutnya

mengenai pelaksanaan menyusui.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini sudah pernah diteliti oleh:

1. Irwan Sadi (2009) ” Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Pe-

laksanaan Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Pati Semarang”.

Perbedaannya dengan peneliti ini yaitu pada polulasi yang diambil.

2. Nelson (2003) “Faktor resiko penyebab Tidak terlaksananya Pemberian ASI

Eksklusif di RS Dr Soetomo tahun 2003”.Universitas Diponegoro. Sampel

yang digunakan 56 orang dengan metode penelitian Crossestional didapatkan

hubungan yang bermakna antara factor intrinsic dan ekstrinsik dengan Pem-

berian ASI pada nilai p < 0,05. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada

variabel independen, populasi, waktu dan tempat penelitian.

Page 20: Karya Tulis Ilmiah Andeska

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun

baik mengenai mata fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informa-

si tanpa memiliki metode dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada

adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. (Su-

priyanto, 2003). Pengetahuan merupakan suatu usaha yang mendasari seseo-

rang berfikir secara ilmiah, sedangkan tingkatannya tergantung pada ilmu

pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut. (Nursalam dan Pariani,

2001)

Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana pen-

ginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera pengelihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan ma-

nusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003).

Jadi kesimpulan dari pengetahuan adalah suatu usaha seseorang untuk

berfikir secara ilmiah yang tingkatannya tergantung pada ilmu pengetahuan

atau dasar pendidikan orang tersebut atau berpengetahuan adalah keseluruhan

yang belum tersusun dengan baik mengenai mata fisik dan terhadap suatu ob-

Page 21: Karya Tulis Ilmiah Andeska

9

jek tertentu yang mana pengindraan ini terjadi melalui pengelihatan, penden-

garan, penciuman, rasa dan raba dan sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga.

2. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2003), mengemukakan bahwa ada enam tingkat penge-

tahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap su-

atu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang te-

lah diterima. Ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang atau tentang apa yang dipelajari antara lain me-

nyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan sebagainya

b. Memahami (Comprehention)

Memahami (Comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan un-

tuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat men-

ginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham ter-

hadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, me-

nyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini diarti-

Page 22: Karya Tulis Ilmiah Andeska

10

kan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysys)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ke-

mampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat meng-

gambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Anali-

sis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan seba-

gainya.

e. Sintesa (Syntesis)

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan ba-

gian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari infor-

masi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan,

dapat meringkasan, dapat mnyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifika-

si atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan

suatu kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah

ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau ang-

ket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pene-

Page 23: Karya Tulis Ilmiah Andeska

11

litian atau responden kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat

kita lihat sesuai dengan tingkatan-tingkatan diatas.

3. Cara Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek pe-

nelitian atau responden. (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :

Baik : Hasil presentase > 75%

Kurang : Hasil presentase ≤ 75%

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Notoadmodjo (2005), mengemukakan terbentuknya pengetahuan

dipengaruhi:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoadmodjo, 2003).

Page 24: Karya Tulis Ilmiah Andeska

12

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi:

a. Umur

Makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mental-

nya makin baik akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses

perkembangan mental ini tidak secepat ketika umur belasan tahun.

b. Intelegensi

Suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna me-

nyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru

c. Lingkungan

Seseorang dapat mempelajari hal yang baik dan juga hal yang

buruk tergantuk pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang

akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada perilaku.

B. Konsep Menyusui

1. Definisi Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil

dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu .

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ekslopedia bebas.Menyusui adalah

cara yang alami dan fisiologis untuk memberikan nutrisi ke bayi dan balita,

dan ASI adalah susu yang dibuat khusus untuk bayi manusia. Bukti ekspe-

rimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi

(Depkes RI, 2007).

Page 25: Karya Tulis Ilmiah Andeska

13

Menyusui artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung

dari payudara . Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh

dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.

Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan

hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli, 2000)

2. Definisi Ibu Primipara

Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup

untuk pertama kalinya (Mochtar, 2008). Primipara adalah wanita yang telah

melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar matur

atau prematur (bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran Universi-

tas Padjajaran). Dari definisi kajian penulis maka disimpulkan primipara

adalah wanita yang melahirkan bayi untuk pertama kalinya.

3. Air Susu Ibu (ASI)

ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anak-

nya yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai

dengan kebutuhan bayi dan bila diberikan dengan baik dan benar dapat me-

menuhi kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi secara optimal sampai 6

(enam) bulan. Selain itu ASI mengandung makrofag, limfosit dan antibodi

yang dapat mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu. Pemberian

ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa terhadap

kesehatan ibu dan anak serta terdapatnya hubungan yang erat antara menyu-

sui ekslusif dan penjarangan kelahiran (Weni, 2009).

Page 26: Karya Tulis Ilmiah Andeska

14

Keberhasilan dalam menyusui menurut San Diego Lactacion clinic

dalam Soetjiningsih (2007) dipengaruhi adanya dukungan keluarga, infor-

masi yang jelas dan profesi atau tenaga kesehatan. Pendidikan ibu dan ke-

luarga , nutirisi yang adekuat juga akan mempengaruhi proses dalam me-

nyusui. Bayi segera mungkin disusukan setelah lahir. Pemberian ASI tidak

dijadwal, sesuai keinginan bayi dengan menggunakan kedua payudara se-

tiap menyusui secara bergantian (Weni, 2008).

4. Manfaat Menyusui

Menurut Ramaiah (2007) dalam bukunya asi dan Menyusui, menyusui

bermanfaat baik untuk psikologis ibu maupun bayi. Berikut manfaat yang

diperoleh bayi, ibu, masyarakat, maupun negara adalah sebagai berikut :

a. Untuk Bayi

1) Komposisi sesuai kebutuhan. Air susu setiap spesies makhluk hidup yang

menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan

menyusu anaknya. Jadi, ASI memang dirancang sedemikian rupa untuk

bayi manusia.

2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.

Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup sebagai

makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam bulan.

3) ASI mengandung zat pelindung . Antibodi (zat kekebalan tubuh) yang

terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi bayi

baru lahir. Antibodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada susu formula.

Page 27: Karya Tulis Ilmiah Andeska

15

4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat. Berdasarkan penelitian, bayi

yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila dibandingkan

dengan bayi yang diberi susu formula.

5) Menunjang perkembangan kognitif. Daya ingat dan kemampuan bahasa

bayi yang mendapat ASI lebih tinggi bila dibandingkan bayi yang diberi

susu formula.

6) Menunjang perkembangan penglihatan. Hal ini antara lain karena ASI

mengandung asam lemak omega 3.

7) Memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa aman dalam diri bayi akan

tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit

yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah

dikenalnya selama dalam kehamilan.

8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat. Melalui proses menyusui,

anak akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang

di sekitarnya.

9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri. Terjalinnya

komunikasi langsung antara ibu dan bayinya selama proses menyusui akan

meningkatkan kelekatan di antara mereka. Rasa lekat dan percaya bahwa

ada seseorang yang selalu ada apabila dibutuhkan lambat laun akan

berkembang menjadi percaya pada diri sendiri.

b. Bagi Ibu

1) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya

rahim ke bentuk semula . Hal ini karena hormon progesteron yang

merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terperah

keluar juga akan merangsang kontraksi rahim. Jadi, susuilah bayi segera

Page 28: Karya Tulis Ilmiah Andeska

16

setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan dan proses

pengerutan rahim berlangsung lebih cepat.

2) Mencegah anemia defisiensi zat besi. Bila perdarahan pasca persalinan

tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah yang

menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang.

3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil, dengan

menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan

sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai energi

pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibu pun akan

terjadi lebih cepat.

4) Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara

mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan; dan ibu

belum haid.

5) Menimbulkan perasaan dibutuhkan. Rasa bangga dan bahagia karena dapat

memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya dan akan

memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.

6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium.

7) Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif

memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih

kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.

c. Bagi Masyarakat dan Negara

1) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan. Angka

kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan berkurang. Selain

Page 29: Karya Tulis Ilmiah Andeska

17

itu, dengan tertundanya masa subur ibu, penggunaan obat/alat KB dapat

dihemat untuk beberapa bulan.

2) Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan perlengkapan

menyusui. Pemerintah dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli

susu formula, botol, dot, dan bahan bakar minyak/gas yang diperlukan

dalam mempersiapkan air panas untuk membuat susu formula.

3) Mengurangi polusi, pemberian ASI tidak akan menyebabkan terjadinya

tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara.

4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Anak yang

jarang sakit dan tumbuh-kembang dengan optimal kan tumbuh menjadi

orang dewasa yang bertanggung jawab dan berpotensi sebagai SDM yang

berkualitas (Weni, 2009).

5. Manajemen Laktasi

Agar laktasi berjalan dengan baik, diperlukan manajemen yang baik

dalam laktasi, langkah dan teknik menyusui yang baik dan benar baik posisi

maupun perlekatan ibu dan bayi dalam pelaksanaan menyusui (Soejitning-

sih, 2005).

Periode sesudah bayi lahir saat ASI dibentuk dan dikeluarkan disebut

Masa Laktasi. Lama masa laktasi tergantung motivasi dan kemampuan pe-

nerapan manajemen laktasi. Perlu diperhatikan agar setiap bayi dalam 4-6

bulan pertama kehidupan hanya diberi ASI(termasuk kolostrum). Bayi da-

lam kondisi baik dirawat gabung dengan ibunya untuk menjamin terpenu-

hinya kebutuhan fisik dan psikis bayi. Selama ASI belum keluar pada 2-3

hari setelah kelahiran, bayi sehat tidak perlu diberi makanan/cairan lain, te-

Page 30: Karya Tulis Ilmiah Andeska

18

tapi hanya perlu menghisap kolostrum. Setelah usia 4-6 bulan, secara berta-

hap berikan makanan pendamping ASI. ASI dapat terus diberikan sampai

anak usia 2 tahun (Mansjoer Arif,2002).

6. Anatomi dan Fisiologis Menyusui

Buah dada terdiri atas sebuah putting yang menonjol di tengah-tengah

daerah sempit berwarna cokelat atau merah muda disebut areola. Akibat pengaruh

hormone wanita yang dihasilkan oleh indung telur, payudara wanita terus

berkembang. Saluran susu tumbuh dari putting kemudian menyusui pada putting

seorang wanita, hasil perangsangan fisik menyebabkan implus, pada ujung saraf

dikirim ke kelenjar hypothalamus di otak dimana secara bergantian memberitahu

kelenjar pituitary yang juga berada di otak untuk menghasilkan dua hormone yang

disebut Oxsytocin dan Prolactin. Prolactin menyebabkan susu diproduksi dan

Oxsytocin menyebabkan serat otot yang mengelilingi kelenjar Alveoli mengerut

seprti pada otot rahim. Saat serat otot di sekelilingi kelenjar alveoli berkerut

menyebabkan susu menjadi keluar yang disebut sebagai “aloran” dan dapat

menimbulkan sensasi dalam payudara dan menyemprotkan susu dari putingnya.

Suara tangisan bayi juga dapat memicu aliran, yang memperlihatkan

bagaimana produksi susu dapat dipengaruhi secara psikologi dan kondisi

lingkungan sama seperti saat menyusui. Saat menyusui, feromik, disimpan dalam

alveoli dan lactiferous sinuses akan tetapi kebanyakan dari susu, hindmilk,

diproduksi berdasarkan permintaan. Payudara tidak menyimpan susu, tetapi

memproduksinya berdasarkan permintaan. Semakin besar permintaan, semakin

banyak susu yang diproduksi.

Page 31: Karya Tulis Ilmiah Andeska

19

Hal-hal yang membantu refleks oksitosin adalah memikirkan hal-hal yang

dapat menimbulkan rasa kasih terhadap bayi, suara bayi, raut muka bayi, dan rasa

percaya diri. Sedangkan hal-hal yang dapat menghambat refleks oksitosin yaitu

khawatir. Stress,Rasa nyeri dan Rasa ragu, untuk mengetahui Sensasi dan tanda-

tanda refleks oksitosin aktif seorang ibu dapat mengalami perasaan perih atau

pijatan ringan sebelum menyusui atau selama menyusui, ASI mengalir dari

payudara saat ia memikirkan bayinya, atau mendengarkan tangisannya, ASI

menetes dari payudara sebelahnya ketika bayi menyusui,ASI kelur dengan lancar

dari payudara saat bayi melepaskan mulutnya selama pemberian ASI, Sakit nyeri

akibat kontraksi yang kadang-kadang disertai kelurnya darah saat menyusui pada

minggu-minggu pertama,Hisapan dan penelanan yang pelan oleh bayi yang

menunjukkan ASI mengalir ke dalam mulutnya (POKDI ASI ST. CAROLUS

DAN PPKC,2007)

Menurut Soetjiningsih (2005) Bayi yang sehat mempunyai refleks intrinsic

yang diperlukan untuk berhasil menyusui, yaitu:

1) “Rooting reflex” Bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah

sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh,dia akan membuka mulut dan

berusaha mencari putting untuk menyusu. Keadaan ini dikenal dengan sebutan

“rooting reflex”.

2) “Sucking reflex” (refleks menghisap) Refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang

merangsang langit-langit dalam mulut bayi, jika putting susu ibu menyentuh

langit- langit belakang mulut bayi .terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan

terhadap daerah areola oleh gusi, lidah bayi serta langit-langit, sehingga isi sinus

laktiferus diperas keluar ke dalam rongga mulut bayi.

Page 32: Karya Tulis Ilmiah Andeska

20

3) Refleks menelan, bila ada cairan di dalam rongga mulut, terjdi refleks menelan.

7. Langkah – langkah Dan Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar

Kenyamanan dalam menyusi bukan hanya terletak pada kenyamanan

ibu, tetapi juga kenyamanan diri bayi sehingga, bayi dapat menghisap ASI

dengan efektif dan efesien. Karena menyusui terdiri dari dua individu yang

keduanya membutuhkan kenyamanan.

Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar , dapat menyebabkan

putting lecet dan menjadikan ibu tidak mau menyusui dan bayi jarang me-

nyusui. Bila bayi jarang menyusui karena bayi enggan menyusu akan bera-

kibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan

produksi ASI selanjutnya.

8. Sepuluh langkah pokok menuju keberhasilan menyusui

Setiap pusat pelayanan kesehatan yang akan mempelopori pelayanan kesehatan

ibu – anak harus :

1) Memiliki kebijakan tertulis tentang kegiatan menyusui yang secara rutin

dikomunikasikan kepada seluruh staf pusat pelayanan kesehatan.

2) Memberikan pelatihan kepada seluruh staf agar terampil dalam

mengimplementasikan kebijakan ini.

3) Memberikan informasi selengkapnya kepada ibu hamil tentang manfaat

menyusui

4) Membantu ibu menyusui dalam 30 menit setelah persalinan.

5) Mempertahankan pemberian ASI walaupun mereka harus berpisah dari ibunya

Page 33: Karya Tulis Ilmiah Andeska

21

6) Tidak memberikan minuman lain kepada bayi selain ASI,kecuali atas indikasi

medis.

7) Mempraktekan rawat gabung-mengusahakan agar ibu dan bayi dapat dirawat

dalam satu ruang bersamaan

8) Memberikan dorongan agar ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi

9) Tidak memberikan empeng atau dot pada bayi yang menyusu

10) Membentuk kelompok penduduk ASI dan menganjurkan ibu-ibu untuk

bergabung dengan kelompok tersebut saat ibu keluar dari rumah sakit atau

klinik.

Pada tahun 2001 Wold Health Organization di dunia menyatakan bahwa

ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. WHO

dan UNICEF mrekomendasikan langkah-langkah brikut untuk memulai dan

mencapai ASI eksklusif.

1) Menyusui dalam setengah sampai satu jam setelah kelahiran

2) Menyusui secara ekslusif dari 0-6 bulan hanya ASI. Artinya tidak ditambah

makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.

3) Menyusui kapanpun bayi meminta, sesering yang bayi mau, siang dan malam.

4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memeras dengan tangan, disaat

tidak bersama anak.

6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang. (POKDI ASI ST.CAROLUS

DAN PPKC, 2007).

Page 34: Karya Tulis Ilmiah Andeska

22

9. Teknik Menyusui Yang Baik Dan Benar

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada

bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Weni, 2009).

1) Persiapan Menyusui

Menurut Roesli (2000) langkah penting yang perlu ibu persiapkan

untuk menyusui bayinya adalah : cuci tangan, setelah itu ibu membersihkan

putting susu dengan air hangat setelah dibersihkan ibu dapat memilih dan

mengatur posisi senyaman mungkin untuk menyusui.

2) Teknik Dasar Menyusui

a) Sebelum menyusui keluarkan ASI sedikit, oleskan pada putting susu dan

areola disekitarnya sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban

putting.

b) Letakkan bayi menghadap payudara ibu. Pegang belakang bahu bayi

dengan satu tangan. Kepala bayi terletak dilengkungan siku ibu. Tahan

bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi menempel pada

badan ibu dengan kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya

membelokkan kepala bayi)

c) Untuk memasukkan payudara kemulut bayi, pegang payudara ibu dengan

ibu jari diatas dan jari lain menopang di bawahnya. Jangan menekan

putting susu atau areolanya saja.

d) Beri rangsangan membuka mulut (rotting reflek) dengan cara menyentuh

pipi atau sisi mulut bayi dengan putting. Setelah bayi membuka mulut,

segera dekatkan putting ke mulut bayi. Jangan menjejalkan putting

kemulutnya. Biarkan bayi mengambil inisiatif.

Page 35: Karya Tulis Ilmiah Andeska

23

e) Pastikan bayi tidak hanya menghisap putting, tetapi seluruh areola masuk

ke dalam mulutnya. Jika bayi hanya menghisap bagian putting, kelenjar-

kelenjar susu tidak akan mengalami tekanan sehingga ASI tidak akan

keluar maksimal. Selain itu, jika bagian putting saja yang diisap

menyebabkan putting nyeri atau lecet.

f) Gunakan jari untuk menekan payudara dan menjauhkan hidung bayi agar

pernapasannya tidak terganggu.

g) Jika bayi telah berhenti menyusui, tetapi masih tertahan di payudara

jangan menariknya dengan kuat karena dapat menimbulkan luka.

Pertama-tama dengan menekan payudara atau meletakkan jari pada ujung

mulut bayi agar ada udara yang masuk.

h) Selama menyusui tataplah bayi dengan penuh kasih saying.

i) Jangan khawatir jika bayi belum terampil menghisap karena baik ibu

maupun bayi masih belajar. Dibutuhkan ketenangan,kesabaran dan

latihan agar proses menyusui menjadi lancar. (Danuatmaja,Bonny Dan

Mila Meiliasari,2008)

3) Posisi Menyusui

Posisi menyusui adalah posisi tubuh bayi dan badan ibu. Posisi

merupakan kunci keberhasilan menyusui dan pelekatan yang baik.Dengan

posisi menyusui yang benar, putting susu lecet tidak akan terjadi. Selain itu

ASI pun akan mengalir secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI

selanjutnya (Selasi,2008)

Empat kunci utama dalam memposisikan bayi yaitu kepada dan tubuh

bayi ada pada satu garis lurus, wajah bayi menghadap payudara dan

Page 36: Karya Tulis Ilmiah Andeska

24

hidungnya membentuk sudut cermin berhadapan dengan putting susu, ibu

harus menggendong tubuh bayi sedekat mungkin dengan tubuhnya, dan

menyokong di bagian bawah atau panggal paha bagian belakang (untuk bayi

yang baru lahir). Selain posisi ibu juga berpengaruh dalam pelaksanaan

menyusui. Berikut cara ibu menyokong payudara yaitu jari-jemari ibu

diletakkan pada dinding dada dibawah payudara, telunjuk sebagai penyangga

payudara dan jempol berada di atas putting susu (POKDI ASI ST

CAROLUS DAN PPKC,2007).

4) Pelekatan

Pelekatan,yaitu bagaimana mulut bayi melekat ke payudar ibu. Cara

melekatkan mulut bayi ke payudara dengan benar yaitu :

a) Dagu bayi melekat pada payudara,dan merangsang bibir bawah bayi

dengan areola (lingkaran hitam disekitar putting) dan kemudian

merangsang bibir atas bayi dengan putting.

b) Tarik putting kearah hidung bayi, sehingga hidung bayi berhadapan

dengan putting.

c) Kita menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar

d) Saat mulutnya terbuka lebar,lepaskan putting sehingga dia masuk ke

mulut bayi.

Tanda-tanda pelekatan yang baik :

- Areola (yang hitam-hitam disekitar putting) bagian atas lebih banyak

terlihat dari areola bagian bawah

- Mulut bayi terbuka lebar

- Bibir bayi dower (jableh)

Page 37: Karya Tulis Ilmiah Andeska

25

- Dagu bayi melekat ke payudara ibu

- Pipi bayi mengembung tidak kempot

5) Melepaskan Isapan Bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya

ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi dapat

dilakukan dengan jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui

sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

6) Menyedawakan Bayi

Ketika menghisap putting, bayi ikut menelan udara yang dapat

membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan

minumannya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan

bagian dari menyusu atau paling sedikit saat bayi berpindah payudara.

Ada tiga cara umum menyendawakan bayi :

1) Gendong bayi dengan kuat di pundak anda, wajah bayi menghadap

kebelakang, beri dukungan dengan satu tangan pada bokongnya.Tepuk

atau usap punggungnya dengan tangan lain.

2) Telungkupkan bayi di pangkuan,perutnya berada disalah satu kaki,

kepalanya menyender salah satu kaki lainnya.Satu tangan anda

memegangi tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau

mengusap punggungnya sampai bersendawa.

3) Duduk bayi dipangkuan, kepalanya menyender ke depan, dadanya

ditahan dengan satu tangan dan pastikan kepalanya tidak mendongak ke

belakang. Tepuk atau gosok punggungnya. (Danuatmaja, Bonny dan

Mila Meiliasari, 2008)

Page 38: Karya Tulis Ilmiah Andeska

26

7) Cara Penegamatan Teknik Menyusui benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan

putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mem-

pengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi tidak mau menyusu.

Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan

tanda-tanda sebagai berikut :

- Bayi tampak tenang.

- Badan bayi menempel pada perut ibu.

- Mulut bayi terbuka lebar.

- Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak

yang masuk.

- Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

- Puting susu tidak terasa nyeri.

- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

- Kepala bayi agak menengadah.(PERINASIA,2004)

Menurut Prawiroharjo (2000), menjelaskan ada beberapa tan-

da yang dapat dijadikan ukuran bahwa ASI yang diberikan oleh ibu

kepada bayi sudah cukup yaitu sebagai berikut :

- Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warna jernih sampai

kuning

- Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam

- Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali habis menyusui

- Berat badan bayi bertambah.

Page 39: Karya Tulis Ilmiah Andeska

27

8) Lama Dan Frekuensi Menyusui

- Menyusui bayi tidak perlu di jadwal, sehingga tindakan menyusui bayi

dilakukan setiap saat bayi membutuhkan

- Asi dalam lambung bayi kosong dalam 2 jam

- Bayi yang sehat akan menyusu selama 5-7 menit.

10. Hal-hal Yang Perlu Diperlukan selama Menyusui

a) Nutrisi

Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas

dan bukan kualitas ASInya, ibu menyusui selayaknya tidak membatasi

konsumsi makanannya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya

tidak melebihi 0.5 kg/minggu.Pada 6 bulan pertama masa menyusui, yaitu saat

bayi hanya mendapatkan ASI saja, ibu membutuhkan tambahan kalori

sebanyak 700 kkal/hari,pada 6 bulan selanjutnya kira-kira 500kkal/hari. Jumlah

cairan yang dibutuhkan ibu menyusui tentu lebih banyak dari biasaya.Oleh

karena itu ibu menyusui dianjurkan minum 8-12 gelas per-hari.

b) Istirahat

Bila laktasi tidak berlangsung baik,biasanya penyebab utamanya adalah

kelelahan pada ibu .Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan

kebutuhan yang harus dipenuhi.

c) Obat-obatan

Pemakaian obat-obatan dalam masa menyusui perlu mendapatkan perhatian,

apakah mempunyai efek positif atau negatif terhadap laktasi.

d) Posisi ibu-bayi yang benar saat ibu menyusui

Salah satu hal yang paling penting menentukan apakah bayi dapat

mengeluarkan ASI secara efektif dari payudara ibunya,sehingga dapat minum

Page 40: Karya Tulis Ilmiah Andeska

28

ASI sampai puas, adalah posisi menyusui serta pelekatan mulut bayi pada

payudara ibu.

e) Diluar waktu menyusui

Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI

dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya.

f) Ibu bekerja

Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan membiasakan bayi

menyusui dengan botol, bila masa cuti telah habis, ibu harus kembali bekerja

dan tetap memberikan ASI pada bayi.

g) Pemberian makanan pendamping ASI

Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4-6

bulan.Bila ibu bekerja , sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan

pada jam kerja, sehingga ASI dapat tetap diberikan bila ibu berada di

rumah.

h) Penyapihan

Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan

meningkatkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam waktu 2-3

bulan.

i) Klinik laktasi

Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat

meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat

berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminya. Untuk itu perlu

diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana

pelayanan kesehatan yang terdekat.

Page 41: Karya Tulis Ilmiah Andeska

29

11. Cara penyimpanan ASI

ASI yang telah masukkan ke dalam cangkir/gelas tertutup dapat disimpan

sebagai berikut :

a) Dsimpan pada suhu kamar/ di udara terbuka (26 ’C) akan tahan selama 6-8

jam

b) Dsimpan dalam termos berisi es batu (yang dibuat dari air matang) akan tahan

selama 24 jam.

c) ASI di simpan dalam lemari es tahan sampai 2-3 hari.

d) Saat akan memberikan bayi ASI kepala dot di siram dengan air panas

C. Hubungan Pengetahuan Ibu Primipara dengan Pelaksanaan Menyusui

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behaviour). Perilaku yang disadari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, se-

hingga pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk melakukan perubahan

perilaku kesehatan, dengan sendirinya pengetahuan dapat diukur atau di observasi

melalui media apa yang diketahui tentang objek (Harini, 2008).

Pengetahuan primipara ibu tentang menyusui sangat mempengaruhi

pelaksanaan menyusui itu sendiri. Ibu yang baru merasakan kehadiran bayi akan

memiliki pengalaman yang sedikit dibanding ibu yang telah berpengalaman

mengurus bayi. Pengetahuan akan mengubah perilaku ibu dalam pelaksanaan

tindakan yang tepat bagi bayi dalam hal ini pelaksanaan manajemen laktasi. Ibu

yang tahu tentang pentingnya ASI ekslusif akan memberikan sepenuhnya kepada

Page 42: Karya Tulis Ilmiah Andeska

30

bayi demi kesehatan bayinya sebaliknya ibu yang memiliki pengetahuan kurang

tidak memberikan ASI eksklusif (Harini, 2008).

Penelitian yang dilakukan Ibrahim (2002) di provinsi Daerah Istimewah

Aceh, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mempunyai kesempatan dua kali

untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dibandingkan dengan ibu

yang memiliki pengetahuan kurang.

Pengetahuan ibu yang kurang mengenai pemberian ASI akan mempenga-

ruhi sikap dalam pelaksanaan menyususi, sikap tersebut meliputi sikap dalam

pemenuhuan asupan gizi bagi produktifitas ASI yang akan dikonsumsi bayi, ruti-

nitas ibu dalam menyusui bayi, teknik menyusui yang benar sampai pelaksanaan

menyusui total hingga bayi berumur 6 bulan (pemberian ASI eksklusif). Pada ibu

yang memiliki pengetahuan rendah penerapan dalam menyusui tentu akan buruk

(Weni, 2009).

D. Kerangka Konsep

Variabel independent Variabel dependent

Bagan 2.1. Kerangka Konsep

Pelaksanaan Menyusui Pengetahuan

Page 43: Karya Tulis Ilmiah Andeska

31

E. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi

Pada Ibu Primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu

Ho : Tidak ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui

Bayi Pada Ibu Primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.

Page 44: Karya Tulis Ilmiah Andeska

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dalam bentuk

rancangan cross sectional, dimana penelitian variabel independen (pengetahuan ibu

primipara) dan variabel dependen (pelaksanaan menyusui) dikumpulkan pada waktu yang

bersamaan (Notoatmodjo.2005). Pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner,

sedangkan pelaksanaan menyusui di observasi dengan menggunakan lembar observasi.

B. Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional

Ibu Primipara

Pengetahuan

Baik

Cukup

Menyusui

Menyusui tidak baik

Menyusui

Menyusui tidak cukup

Kurang

Kurang menyusui

Menyusui

Page 45: Karya Tulis Ilmiah Andeska

33

C. Variabel Penelitian

Menurut Green dalam Notoatmodjo (200), bahwa faktor predisposisi mempengaruhi

prilaku kesehatan seseorang yaitu tingkat pendidikan dan pengetahuan. Penelitian disini

hanya mengambil faktor pengetahuan.

Bagan 3.2. Variabel Penelitian

Keterangan :

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Pelaksanaan

Menyusui

Pengetahuan Ibu Pri-

mipara

Pendidikan Sikap dan

Presepsi

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 46: Karya Tulis Ilmiah Andeska

34

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

Pengetahuan

ibu primipara

(Independen)

Informasi yang diketahui

wanita yang pernah me-

lahirkan bayi hidup un-

tuk pertama kalinya

mengenai menyu-

sui.Meliputi kemampuan

responden untuk menja-

wab pertanyaan tentang

pengertian menyusui,

manfaat menyusui,cara

atau teknik menyusui

yang benar .

Kuesioner Lembar

Kuesioner 0: Kurang bila

jawaban benar ≤55%

1: Cukup bila jawaban benar 56-75%

2: Baik bila jawaban benar >75%

Ordinal

Pelaksanaan

menyusui

(Dependen)

Cara / teknik yang tepat

dilakukan dalam pembe-

rian ASI . meliputi posisi

dan pelekatan ibu dan

bayi yaitu : posisi ibu

,respon, ikatan emosion-

al,dan cara menyusui .

Observasi

(Pengama-

tan)

Lembar

ceklist 0: Kurang jika

persentase

tanda

menyusui

berjalan baik

≤75%

1: baik jika

persentase

tanda

menyusui

berjalan baik

>75%

Nominal

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek dengan kareteristik tertentu yang menjadi sumber da-

ta dalam penelitian (Notoadmodjo, 2005). Populasi target dalam penelitian ini

adalah seluruh Ibu primipara di wilayah puskesmas Sawah lebar tahun 2010

berjumlah 228 orang.

Page 47: Karya Tulis Ilmiah Andeska

35

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria untuk

dijadikan objek penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan secara accidental sampling, yaitu secara kebetulan berkunjung ke

puskesmas dan melakukan kunjungaan rumah sampai jumlah sampel yang

telah ditentukan terpenuhi (Arikunto, 2006). Besar sampel yaitu dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

n = )(1 2dN

N

Keterangan:

N = Populasi =228

d = Derajat kesalahan yang diterima (0,1)

n = )1,0(228.1

2282

n = 28,21

228

n = 69,5 dibulatkan menjadi 70 orang. Dari populasi 228 maka jumlah

sampel dibutuhkan 70.

F. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota

Bengkulu, pada tanggal 26 Mei Sampai dengan 26 Juni Tahun 2012.

Page 48: Karya Tulis Ilmiah Andeska

36

G. Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu variabel independen

meliputi pengetahuan ibu primipara dan dengan wawancara ibu

menggunakan kuesioner dan pelaksanaan menyusui dengan cheklist secara

observasi.

2. Pengolahan data

Data diolah melalui beberapa tahapan sebagai berikut, yaitu :

Editing (Mengedit)

Menilai tiap lembar kuesioner pada waktu penerimaan dari responden un-

tuk memastikan bahwa pertanyaan terjawab sesuai dengan apa yang di-

alami oleh responden.

Koding (Pengkodean)

Memberikan kode terhadap jawaban yang diperoleh agar lebih mudah

dan sederhana.

Entry (Memasukan data)

Memasukan data ke computer untuk dianalisis.

Prosesing

Data yang telah di kelompokkan kemudian diproses untuk menentukan

hasil yang diperoleh melalui uji chi square.

Cleaning

Setelah memasukkan data selesai dan mendapatkan hasil data diperiksa

kembali agar dapat memastikan tidak ada kesalahan.

Page 49: Karya Tulis Ilmiah Andeska

37

3. Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto, (2002) Analisis univariat, dilakukan

untuk mengetahui distribusi frekuensi dengan rumus :

%100xn

f

Keterangan :

P : Jumlah presentase yang dicari

f : Jumlah jawaban responden

n : Jumlah Responden

Persentase yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan interpretasikan data sebagai berikut:

0% - 25% = Sebagian kecil responden

26% - 49% = Hampir sebagian dari responden

50% = Setengah/sebagian dari responden

51% - 75% = Lebih dari sebagian responden

76% - 99% = Sebagian besar responden

100% = Seluruh Responden

Analisis bivariat, digunakan untuk menerangkan hubungan pengetahuan

dengan pelaksanaan menyusui, menggunakan rumus Chi-Square dengan

derajat kepercayaan 95 %, memakai spss pada komputer, dimana Analisis

hasilnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2003) :

Rumus Chie-Square:

x² = ∑ ( O – E )²

Page 50: Karya Tulis Ilmiah Andeska

38

E

dF = ( b – 1 ) ( k – 1)

Keterangan :

x² : Chi square

O = Jumlah yang diamati

E = Frekuensi yang diharapkan

a. Ha diterima dan Ho ditolak, jika nilai p < 0.05 maka ada Hubungan Penge-

tahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Pada Ibu Primipara di wilayah

kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu

b. Ha ditolak dan Ho diterima, jika nilai p ≥ 0.05 maka tidak ada Hubungan

Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Pada Ibu Primipara di wi-

layah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu

Page 51: Karya Tulis Ilmiah Andeska

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu

dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskes-

mas Sawah lebar Kota Bengkulu. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Mei

Sampai dengan 26 Juni Tahun 2012.

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dimana data diambil secara

langsung pada responden. Cara melakukan pengambilan data, pertama

mengetahui semua ibu yang melahirkan anak pertama yang tercatat pada buku

regester di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu. Setelah alamat

dan status primipara didapatkan, lalu peneliti melakukan pengambilan data pada

ibu primipara yang berkunjung kepuskesmas serta melakukan kunjungan rumah

sampai jumlah sampel 70 ibu primipara tercukupi. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner melalui wawancara dan observasi secara langsung.

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan editing, coding, processing dan

cleaning data. Setelah itu diolah melalui analisis univariat dan bivariat. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel-tabel kemudian dianalisis secara univariat

dan analisis bivariat.

Page 52: Karya Tulis Ilmiah Andeska

40

B. Gambaran Lokasi Penelitian

Wilayah kerja puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu mempunyai

kondisi daerah yang beriklim tropis merupakan daerah dataran rendah dengan

luas wilayah ± 2,61 Km² meliputi 3 kelurahan yaitu kelurahan sawah lebar

baru, kelurahan sawah lebar dan kelurahan kebun tebeng. Ketinggian dari

permukaan laut ± 12 sampai dengan 15 meter. Jarak dengan bibir pantai ± 6-7

km.

Adapun batas-batas wilayah kerja puskesmas Sawah Lebar Kota

Bengkulu sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kelurahan Suka merindu

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Panorama

3. Sebelah Timur : Desa Tanjung Agung

4. Sebelah Barat : Kelurahan Padang Jati

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis univariat untuk memperoleh gambaran masing-masing

variabel, yang di gambarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan

tujuan mengetahui variasi serta proporsi penyebaran.

a. Pengetahuan

Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Responden dapat

dilihat pada tabel 4.1. berikut ini.

Page 53: Karya Tulis Ilmiah Andeska

41

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan di wilayah kerja

Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun

2012

No Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Kurang 31 44,29

2 Cukup 24 34,29

3 Baik 15 21,43

Jumlah 70 100

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 70 Responden

hampir setengah (44,29%) berpengetahuan kurang.

b. Pelaksanaan Menyusui

Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Responden dapat

dilihat pada tabel 4.4. berikut ini.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan di wilayah kerja

Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Bulan April Tahun

2012

No Pelaksanaan Menyusui Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Kurang 45 64,29

2 Baik 25 35,71

Jumlah 70 100

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 70 Responden lebih

sebagian (64,29%) pelaksanaan menyusui kurang.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen yaitu manajemen laktasi

dengan paritas. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square (X²) dengan

Page 54: Karya Tulis Ilmiah Andeska

42

derajat kemaknaan (α) sebesar 5%. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.5. Hubungan Pengetahuan dengan pelaksanan menyusui pada ibu

primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu

tahun 2012.

Pengetahuan

Pelaksanaan Menyusui Total

X² ρ Kurang Baik

(f) (%) (f) (%) (f) (%)

Kurang 26 83,87 5 16,13 31 100 10,647

0,005

Cukup 10 41,67 14 58,33 24 100

Baik 9 60,00 6 40 15 100

Jumlah 45 64,29 25 35,71 70 100

Dari analisis bivariat pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa

dari 45 ibu primipara berpengetahuan kurang, sebagian besar (83,87%) kurang

dalam pelaksanaan menyusui. Dari 24 ibu primipara berpengetahuan cukup,

lebih setengah (58,33%) baik dalam pelaksanaan menyusui. 15 ibu primipara

berpenegtahuan baik (60,00%) kurang dalam pelaksanaan menyusui.

Hasil uji Chi-square (х²) didapat х² hitung = 10,647 dan nilai ρ =

0.005 dengan nilai α = 0,05, maka dapat disimpulkan ρ < α. Ini menujukan

secara statistic terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pelaksa-

naan menyusui bayi pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah

Lebar Kota Bengkulu.

Page 55: Karya Tulis Ilmiah Andeska

43

D. Pembahasan

Hasil penelitian dari analisis univariat menunjukan bahwa hampir

setengah (44,29%) ibu bayi primipara berpengetahuan kurang dan lebih sebagian

(64,29%) ibu bayi primipara kurang dalam pelaksanaan menyusui. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang Pelaksanaan menyusui

. Ibu primipara kurang memahami cara melepaskan isapan bayi, member

rangsangan pada bayi untuk menyusui dan tidak dapaat menyebutkan manfaaat

ASI secara lengkap. Saat menyususi bayi tidak dipeluk dekat ibu, bibir bawah

dagu bayi berhadapan dengan putting dan ibu mmelepaskan isapan bayi dari

payudara saat bayi belum selesai.

Hasil Rekesdas (2010) menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahuan

ibu maka semakin manajemen laktasi. Menurut teori yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo, (2003) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan pengetahuan yang dimiliki

oleh sesorang berkembang dengan tingkatan yang berbeda. Pengetahuan yang

dimiliki oleh ibu bayi primipara pada tahap awal hanya sebatas tahu yaitu

mengingat tentang menyususi bayi. Kemudian berkembang menjadi kemampuan

memahami maksud pemberian ASI pada bayi, sehingga ibu bayi primipara

mampu menerapkan pengetahuan menyususi bayi yang sudah dipelajarinya ke

dalam kondisi dirinya.

Page 56: Karya Tulis Ilmiah Andeska

44

Kondisi tersbut diatas sesuai dengan laporan tahun 2010 dinkes Kota

Bengkulu, bahwa di wilayah puskemas Sawah Lebar merupakan cakupan

terendah dalam pemebrian ASI eksklusif di Kota Bengkulu (Dinkes Kota

Bengkulu, 2011).

Dari analisis bivariat uji Chi- square didapat kan nilai p = 0.005 < α=0.05.

berarti dengan demikian menunjukan Ada Hubungan Pengetahuan Ibu dengan

Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sa-

wah Lebar Kota Bengkulu.

Pada tahap berikutnya dia akan menganalisis bahwa pemberian ASI pada

bayi merupakan tindakan tepat yang harus dilakukannya. Setelah menggabungkan

berbagai pemahamannya tentang menyususi bayi secara utuh dan baik (tujuan,

manfaat bagi bayi, manfat bagi ibu dan cara atau teknik menyusui dengan benar)

maka ibu primipara akhirnya akan mengerti bahwa mendapatkan perlindungan

menyususi bayi menjadi hal yang sangat penting untuk dirinya. Ibu bayi

primipara yang pelaksanaan menyusui dengan baik tentu berdasarkan

pengetahuannya baik tentang menyusui

Untuk tingkat pengetahuan ibu bayi primipara kurang yang tidak

melakukan menyususi bayi perlu ditingkatkan penyuluhan yang terus menerus

baik melalui kelompok, individu maupun melalui kader posyandu sehingga ibu

mengerti tentang perlunya pelaksanaan menyusui dengan baik dan benar.

Penelitian ini sejalan dengan hasil Rekesdas (2010), bahwa cakupan

pemberian ASI pada ibu primipara lebih rendah dari ibu multipara dan

granmipara. Hal ini disebabkan ibu primipara belum memiliki pengalaman dan

Page 57: Karya Tulis Ilmiah Andeska

45

pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI pada bayi. Untuk itu maka upaya

edukasi gizi untuk meningkatkan kesadaran gizi bagi keluarga harus dimulai dari

usia remaja, diharapkan akan membantu mempersiapkan remaja untuk memasuki

jenjang perkawinan dan siap menjadi calon bapak dan calon ibu bagi bayi

sehingga pada saat memiliki bayi sorang istri memiliki mampu menerapkan

pelaksanaan menyusui dengan baik (Depkes RI, 2011).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irwan Sadi (2009), Ada hubungan

yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui di Wilayah

Kerja Puskesmas Pati Semarang

Page 58: Karya Tulis Ilmiah Andeska

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pe-

laksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sa-

wah lebar Kota Bengkulu tahun 2012:

1. Hampir sebagian (44,29%) ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Sa-

wah lebar Kota Bengkulu tahun 2012 berpengetahuan kurang

2. Lebih dari sebagian (64,29%) ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas

Sawah lebar Kota Bengkulu dengan pelaksanaan menyusui kurang.

3. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada

ibu primipara di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu (ρ= 0,005).

B. Saran

1. Bagi peneliti

Dihrapkan penelitian ini menambah wawasan pengetahuan dan

pengalaman peneliti dalam mengkaji permasalahan tentang hubungan pen-

getahuan ibu dengan pelaksanaan menyusui bayi pada ibu primipara.

Page 59: Karya Tulis Ilmiah Andeska

40

2. Untuk Puskesmas

Kepada puskesmas Sawah lebar Kota bengkulu diharapkan dapat me-

ningkatkan pengetahuan ibu menyusui melalui penyuluhan sehingga ibu-

ibu menusui dengan baik dan benar.

3. Untuk Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam menambah ba-

han bacaan di perpustakaan dan dapat digunakan dalam kegiatan belajar.

4. Untuk Peneliti Lain

Hendaknya melakukan penelitian dengan variabel lain yang diduga

berhubungan dengan Pelaksanaan menyusui seperti pendidikan, status eko-

nomi dan pekerjaan

Page 60: Karya Tulis Ilmiah Andeska

41

DAFTAR PUSTAKA

Arini. 2008. Pengetahuan Ibu dalam Merawat Bayi. Erlangga. Jakarta

Atika. 2002. Bayi dan Kebutuhannya. Trisakti. Jakarta

Arikunto, 2006. Metodelogi Penelitian. Renika Cipta. Jakarta

Biordan. 2002. Manfaat Pemberian ASI bagi Bayi. USU. Medan

Danuatmaja, dkk, 2008. ASI Eksklusif. http://www.breastfeeding.com Diakses tang-

gal 24 Januari 2012

Depkes RI, 2007, Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pembe-

rian ASI Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI,. Ja-

karta

............... 2009. Pemberian ASI pada bayi. Depkes RI. Jakarta

Dinkes Kota Bengkulu, 2010. Profil Kesehatan Dinkes Kota Bengkulu Tahun 2010.

Bengkulu: Dinkes Provinsi Bengkulu

Harini, 2008. Buku Saku: Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC.

Ibrahim, 2002. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan

Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Luksumawe. Skripsi.

USU. Medan

KBI,2009, Perubahan perilaku menyusui pada masyarakat perkotaan. Diakses dari

http://ASI-Blog.KBI Pada tanggal 26 April 2012

Mansjoer Arif,2002. ASI Eksklusif. http://www.breastfeeding.com Diakses tanggal

24 Januari 2012

Mochtar. 2008. Pemberian ASI pada Ibu primipara. TSKB. Jakarta

Nursalam, 2001. Pengetahuan dan Sikap Merawat Bayi. CV. Sagung Seto. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian. Penerbit Erlangga. Jakarta

……………….., Metodelogi Penelitian Kesehaatan. Penerbit Erlangga. Jakarta

Page 61: Karya Tulis Ilmiah Andeska

42

Prastya. 2005. Bayi dan Kebutuhan ASI. UNAND. Sumatera Selatan

POKDI ASI ST.CAROLUS DAN PPKC, 2007, Permasalahan pemberian ASI di

akses dari http:// st.carolus.ASI-bidan/hmtl. Pada tanggal 24 Januari 2012.

Puspitasari, 2008. Management Laktasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Roesli. 2008. Management Memberikan ASI. Adi Karya. Jakarta

Ramaiah 2007, Hubungan Dukungan Bidan Dengan Pelaksanaan Pemberian Asi

Eksklusif Di UPTD Puskesmas Cingambul Kabupaten Majalengka. Yo-

gyakarta: FK UGM.

Rahmat. 2008. Gangguan tidur pada remaja. TS. Jakarta

Saddok. 2001. Menwujudkan Bayi tumbuh Sehat dan Sempurna. TSKJ. Jakarta

Selasi,2008. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Jakarta: Nuha Medeka.

Supriyadi, 2002, Praktek Menyusui yang Benar. http://www.geocities.com. Diakses

tanggal 28 Maret 2012

Soetjiningsih, 2007, Pentingnya ASI Bagi Ibu Menyusui. http://www.ayahbunda.co.id

Diakses tanggal 21 April 2012

SDKI 2008– 2009, Hasil survey Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta

Weni. 2008. Perawatan Bayi dan Balita. Jakarta

WHO 2009, Intervensi Untuk Pemberian ASI. http://translate.google.co.id. Diakses

tanggal 5 Februari 2012

Page 62: Karya Tulis Ilmiah Andeska

43

Page 63: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Lampiran 1

-

RENCANA JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan

Novmber Desember Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I PENDAHU-LUAN

Mengidentifi-kasi masalah

Pengambilan judul

Pembuatan Proposal

Konsul Pem-bimbing

Perbaikan Proposal

Ujian Propos-al

Perbaikan Proposal

II

PELAKSA-NAAN

Penelitian

Pengolahan data

III

PENYUSU-NAN

Laporan

Konsul pem-bimbing

Perbaikan dan penyele-saian

Ujian KTI

Perbaikan KTI

Penggandaan KTI

Page 64: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Lampiran :2

Bengkulu, Mei 2012

Kepada

Yth …………………

di-

Wilayah Puskesmas Sawah lebar

Kota Bengkulu

Saya Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama : Andeska Mama

2. NIM : 0924260002 DB

3. Institusi Pendidikan : Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu

Mengajukan permohonan pada ibu untuk menjadi responden dalam peneli-

tian yang saya teliti dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan

Pelaksanaan Menyusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja

Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu tahun 2012”, di tempat Ibu. Un-

tuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, kami mengharapkan parti-

sipasi Ibu dalam menjawab pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya

sesuai dengan pengetahuan, pendapat dan pengalaman yang dimiliki. Inden-

titas dan jawaban ibu akan dijamin kerahasiaannya.

Terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Ibu berpartisipasi dalam pene-

litian ini.

Pemohon

Andeska Mama

Page 65: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Lampiran: 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah mendapatkan pen-

jelasan dan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden dengan memberikan

informasi yang jujur dan sebenar-benarnya serta tanpa paksaan dalam peenelitian

dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Menyusui Bayi

Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota Bengkulu

tahun 2012”

Nama :…………………………………………..

Umur :………………………………………….

Alamat :………………………………………….

Saya mengetahui bahwa keterangan yang saya berikan akan bermanfaat bagi

penelitian ini.

Sawah Lebar Kota Bengkulu, …..,……,2012

Responden

(…………………)

Page 66: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Lampiran.4

KUESIONER PENELITIAN

Saat ini kami dari Mahasiswa Akademi Kebidan Dehasen Bengkulu, sedang melaku-

kan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pelaksanaan Men-

yusui Bayi Pada Ibu Primipara di wilayah kerja Puskesmas Sawah lebar Kota

Bengkulu tahun 2012 di tempat Ibu. Untuk kepentingan pengumpulan data peneli-

tian ini, kami mengharapkan partisipasi Ibu dalam menjawab pertanyaan di bawah ini

dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan, pendapat dan pengalaman yang

dimiliki. Terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Ibu berpartisipasi dalam pene-

litian ini.

No. Kuesioner :...................................

Hari dan tanggal pengambilan data :....................................

A. DATA RESPONDEN

1. Nama :……………………………..

2. Alamat :…………………………….

3. Umur :……………………………..

4. Pendidikan :……………………………..

B. PENGETAHUAN

1. Apa pengertian menyusui?

a. Memberikan air susu ibu pada bayi yang berasal dari payudara

b. Memberikan susu formula

c. Memberikan susu dengan dot

2. Apa pengertian ASI Eklusif?

a. Memberikan ASI saja pada bayi selama 6 bulan

b. Bayi tidak diberikan makanan atau minuman lain selama 6 bulan.

c. A dan B benar

Page 67: Karya Tulis Ilmiah Andeska

3. Apa itu air susu ibu (ASI)?

a. Makanan terbaik dan sempurna untuk bayi

b. Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan per-

kembangan bayi

c. A dan B benar

4. Apa manfaat pemberian ASI bagi bayi?

a. Asi memiliki kandungan zat gizi yang sangat lengkap untuk memenuhi per-

tumbuhan dan perkembangan(kecerdasan) bayi sampai usia 6 bulan

b. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dan ibu

c. A dan B benar

5. Apa manfaat memberikan ASI bagi ibu?

a. Mengurangi perdarahan setelah melabirkan

b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara

c. A dan B benar

6. Bagaimana cara melihat pengamatan teknik menyusui yang benar?

a. Bayi tampak tenang

b. Badan bayi menempel pada perut bayi

c. A dan B benar

7. Bagaimana cara memberikan rangsangan pada bayi untuk menyusui dengan

benar…?

a. Menyetuh pipi atau mulut bayi dengan putting susu

b. Memasuk-masukan puting susu ke dalam mulut bayi secara paksa

c. A dan B benar

8. Bagaimana cara menyusui yang baik dan benar?

a. Sebaiknya sebelum menyusui, ibu mencuci tangan terlebih dahulu

b. Ibu dan bayi harus berada dalam keadaan santai, tenang, dan nyaman

c. A dan B benar

9. Bagaimana cara melepaskan isapan bayi saat menyusui?

a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut atau dagu bayi

ditekan kebawah

b. Langsung melepaskan isapan bayi saat menyusui

c. A dan B benar

10. Hal- hal apa sajakah yang harus di perhatikan selama menyusui?

a. Nutrisi

b. Istirahat

c. A dan B benar

Page 68: Karya Tulis Ilmiah Andeska

C. PELAKSANAAN MENYUSUI

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PELAKSANAAN MENYUSUI

Nama Ibu :____________________________ Tanggal

:_______________

Nama Bayi :____________________________ Umur Bayi

:_______________

Tanda menyusui berjalan baik : Tanda mungkin ditemukan kesuli-

tan :

UMUM IBU

Ibu tampak Sehat Ibu tampak sakit atau depresi

Ibu tampak rileks dan nyaman Ibu tampak tegang dan tidak

nyaman

Terlihat tanda bonding ibu – bayi Tidak ada kontak mata ibu –

bayi

UMUM BAYI

Bayi tampak sehat Bayi tampak mengantuk atau

sakit

Bayi tampak tenang dan rileks Bayi tampak gelisah atau me-

nangis

Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar Bayi tidak mencari payudara

(rooting)

PAYUDARA

Payudara tampak sehat Payudara tampak merah, beng-

kak

Puting keluar dan lentur Puting datar/terbenam

Terasa nyaman, tak nyeri Payudara atau puting nyeri

Payudara ditopang dengan baik oleh jari2 Payudara ditopang dengan jari2

di

Yang jatuh dari Puting areola

POSISI BAYI

Kepala dan badan bayi dalam garis lurus Leher dan kepala bayi terputar

Bayi dipeluk dekat dengan bayi bayi tidak dipeluk dekat dengan

ibu

Seluruh badan bayi ditopang Hanya leher dan kepala bayi di-

topang

Bayi mendekat ke payudara, Bayi mendekat ke payudara, bi-

bir

Page 69: Karya Tulis Ilmiah Andeska

hidung berhadapan dengan puting bawah/dagu berhadapan dg put-

ing

PELEKATAN BAYI

Tampak lebih banyak areola diatas bibir Lebih banyak areola dibawah

bibir

Mulut bayi terbuka lebar Mulut bayi tak terbuka lebar

Bibir bawah terputar keluar Bibir bawah terputar kedalam

Dagu bayi menempel pada payudara Dagu bayi tidak menempel

payudara

MENGHISAP

Hisapan lambat, dalam dengan istirahat Hisapan dangkal dan cepat

Pipi membulat waktu menghisap Pipi tertarik kedalam waktu

menghisap

Bayi melepaskan payudara waktu selesai Ibu melepaskan bayi dari payuda-

ra

Ibu merasakan tanda2 refleks oksitosin Tidak tampak tanda oksitosin

yang jelas

Catatan :

Page 70: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Responden Pengetahuan

Total Persentase Kategori Hasil Ukur P1 P1 P3 P4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

R1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Kurang 0 R2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 2 R3 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50 Kurang 0 R4 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 6 60 Cukup 1 R5 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 40 Kurang 0 R6 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 60 Cukup 1 R7 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 50 Kurang 0 R8 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 60 Cukup 1 R9 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 60 Cukup 1

R10 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 Baik 2 R11 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 5 50 Kurang 0 R12 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70 Cukup 1 R13 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 50 Kurang 0 R14 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 Baik 2 R15 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 50 Kurang 0 R16 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 50 Kurang 0 R17 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 70 Cukup 1 R18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Baik 2 R19 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 50 Kurang 0 R20 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 70 Cukup 1 R21 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 Cukup 1 R22 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 2 R23 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 Kurang 0 R24 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 6 60 Cukup 1 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 Baik 2 R26 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 50 Kurang 0 R27 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 50 Kurang 0 R28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 Baik 2 R29 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 5 50 Kurang 0 R30 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80 Baik 2 R31 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4 40 Kurang 0 R32 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 5 50 Kurang 0 R33 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 Baik 2 R34 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 80 Baik 2 R35 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70 Cukup 1 R36 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5 50 Kurang 0

Page 71: Karya Tulis Ilmiah Andeska

R37 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 70 Cukup 1 R38 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 2 R39 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 70 Cukup 1 R40 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 0 R41 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80 Baik 2 R42 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80 Baik 2 R43 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70 Cukup 1 R44 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 50 Kurang 0 R45 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 60 Cukup 1 R46 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 70 Cukup 1 R47 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Kurang 0 R48 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 5 50 Kurang 0 R49 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80 Baik 2 R50 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 50 Kurang 0 R51 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 1 R52 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 5 50 Kurang 0 R53 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 6 60 Cukup 1 R54 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 5 50 Kurang 0 R55 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 80 Baik 2 R56 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6 60 Cukup 1 R57 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 50 Kurang 0 R58 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 50 Kurang 0 R59 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 5 50 Kurang 0 R60 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 1 R61 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 50 Kurang 0 R62 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70 Cukup 1 R63 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 50 Kurang 0 R64 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 70 Cukup 1 R65 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50 Kurang 0 R66 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70 Cukup 1 R67 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 5 50 Kurang 0 R68 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 70 Cukup 1 R69 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 50 Kurang 0 R70 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 60 Cukup 1

Page 72: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Responden

Pelakasanaan Menyusui Umum

Ibu Umum

Bayi Payudara Posisi

Bayi Pelekatan Bayi Menghisap

P1

P2

p3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

R1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 R3 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 R4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 R5 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 R6 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 R7 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 R8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 R9 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 R10 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

R11 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1

R12 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

R13 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

R14 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

R15 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1

R16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0

R17 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

R18 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1

R19 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

R20 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

R21 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

R22 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

R23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0

Page 73: Karya Tulis Ilmiah Andeska

R24 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

R25 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1

R26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1

R27 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

R28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

R29 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1

R30 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0

R31 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

R32 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1

R33 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1

R34 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

R35 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1

R36 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1

R37 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

R38 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

R39 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

R40 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

R41 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1

R42 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1

R43 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0

R44 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1

R45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1

R4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1

Page 74: Karya Tulis Ilmiah Andeska

6 R47 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0

R48 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1

R49 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

R50 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0

R51 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1

R52 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

R53 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

R54 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

R55 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1

R56 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

R57 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1

R58 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1

R59 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1

R60 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1

R61 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1

R62 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1

R63 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

R64 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

R65 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0

R66 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

R67 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1

R68 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1

Page 75: Karya Tulis Ilmiah Andeska

R69 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

R70 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1

Ket : 1

Tanda Berjalan baik

0

Tanda ditemui ke-sulitan

Page 76: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Responden Pengetahuan

Pelaksanaan menyu-sui

R1 0 0

R2 2 1

R3 0 0

R4 1 1

R5 0 0

R6 1 1

R7 0 0

R8 1 1

R9 1 0

R10 2 1

R11 0 0

R12 1 0

R13 0 0

R14 2 1

R15 0 0

R16 0 0

R17 1 1

R18 2 0

R19 0 0

R20 1 0

R21 1 1

R22 2 0

R23 0 0

R24 1 1

R25 2 0

R26 0 0

R27 0 0

R28 2 1

R29 0 0

R30 2 0

R31 0 0

R32 0 0

R33 2 0

R34 2 0

R35 1 0

R36 0 0

R37 1 1

Page 77: Karya Tulis Ilmiah Andeska

R38 2 0

R39 1 1

R40 0 0

R41 2 1

R42 2 0

R43 1 0

R44 0 0

R45 1 1

R46 1 1

R47 0 0

R48 0 0

R49 2 0

R50 0 0

R51 1 1

R52 0 0

R53 1 1

R54 0 0

R55 2 1

R56 1 0

R57 0 0

R58 0 0

R59 0 0

R60 1 1

R61 0 0

R62 1 0

R63 0 0

R64 1 1

R65 0 0

R66 1 0

R67 0 0

R68 1 0

R69 0 0

R70 1 0

Page 78: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Frequencies

Notes

Output Created 03-Jun-2012 10:55:09 Comments Input Active Dataset DataSet0

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

70

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VA-RIABLES=Pengetahuan Pelaksanaan /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.016

Statistics

Pengetahuan Pelaksanaan

N Valid 70 70

Missing 0 0

Frequency Table

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Per-cent

Valid Kurang 31 44.3 44.3 44.3

Cukup 24 34.3 34.3 78.6

Baik 15 21.4 21.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 79: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Pelaksanaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Per-cent

Valid Kurang 45 64.3 64.3 64.3

Baik 25 35.7 35.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Crosstabs

Notes

Output Created 03-Jun-2012 10:55:24 Comments Input Active Dataset DataSet0

Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File

70

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS /TABLES=Pengetahuan BY Pelaksa-naan /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT ROW TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.015

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Pelaksanaan 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%

Page 80: Karya Tulis Ilmiah Andeska

Pengetahuan * Pelaksanaan Crosstabulation

Pelaksanaan

Total Kurang Baik

Pengetahuan Kurang Count 26 5 31

% within Pengetahuan 83.9% 16.1% 100.0%

% of Total 37.1% 7.1% 44.3%

Cukup Count 10 14 24

% within Pengetahuan 41.7% 58.3% 100.0%

% of Total 14.3% 20.0% 34.3%

Baik Count 9 6 15

% within Pengetahuan 60.0% 40.0% 100.0%

% of Total 12.9% 8.6% 21.4%

Total Count 45 25 70

% within Pengetahuan 64.3% 35.7% 100.0%

% of Total 64.3% 35.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.647a 2 .005

Likelihood Ratio 11.062 2 .004 Linear-by-Linear Association 4.571 1 .033 N of Valid Cases 70 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.36.

Page 81: Karya Tulis Ilmiah Andeska
Page 82: Karya Tulis Ilmiah Andeska
Page 83: Karya Tulis Ilmiah Andeska
Page 84: Karya Tulis Ilmiah Andeska
Page 85: Karya Tulis Ilmiah Andeska
Page 86: Karya Tulis Ilmiah Andeska

BIOGRAFI

Nama : ANDESKA MAMA Tempat : Karya mulya, 8 january 1991 Agama : Islam Hoby : membaca buku, AL-QUR’AN Alamat : Lubuk Linggau Riwayat Pendidikan :

SD Neger sp 11 karya

mulya

Tamat tahun 2002

SMP Negeri SP 1 Rejosari

Tamat tahun 2006

SMA Negeri 2 lubuk

linggau

Tamat tahun 2009

Akademi Kebidanan

Dehasen Bengkulu

Tamat tahun 2012