Upload
dien-kandung-abadi
View
106
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan medis untuk mengosongkan uterus sebelum usia kehamilan 20 minggu. Salah satu faktor yang berhubungan dengan abortus spontan yaitu paritas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian abortus spontan di RSD Mardi Waluyo Blitar. Metode penelitian menggunakan analitik berdesain cross sectional. Populasinya seluruh ibu hamil dengan umur kehamilan
Citation preview
i
SKRIPSI
PENGARUH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
TERHADAP ABSENSI SAKIT PADA ANAK SEKOLAH
Di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang
ADHAM MAYA
NIM 0921022002
STIKes WIDYA CIPTA HUSADA MALANG
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2014
ii
PENGARUH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
TERHADAP ABSENSI SAKIT PADA ANAK SEKOLAH
Di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Widya Cipta Husada Kepanjen
Disusun Oleh :
ADHAM MAYA
NIM 0921022002
STIKES WIDYA CIPTA HUSADA MALANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2014
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
Nama : ADHAM MAYA
NomorIndukMahasiswa : 0921022002
SekolahTinggi : STIKes Widya Cipta Husada
Jurusan / Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul : Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Terhadap Absensi Sakit Anak Sekolah Di SD
Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang
Malang, 21 Januari 2014
DISETUJUI DAN DITERIMA
Dosen Pembimbing II
Ribut Amrih Raharjo, S.Kep, Ns
Dosen Pembimbing I
Yudiono, S.Kp, M.Kes
iv
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
Nama : ADHAM MAYA
Nomor Induk Mahasiswa : 0921022002
SekolahTinggi : STIKes Widya Cipta Husada
Jurusan / Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul : Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) mTerhadap Absensi Sakit Anak
Sekolah Di SD Negeri Bululawang 02
Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang
Malang, 4 Juli 2014
DISETUJUI DAN DITERIMA
Dosen Pembimbing II
Ribut Amrih Raharjo, S.Kep, Ns
Dosen Pembimbing I
Yudiono, S.Kp, M.Kes
v
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : ADHAM MAYA
Nomor Induk Mahasiswa : 0921022002
SekolahTinggi : STIKes Widya Cipta Husada
Jurusan / Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul : Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Terhadap Absensi Sakit Anak Sekolah Di
SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang.
Malang, 8 Juli 2014
DISETUJUI DAN DITERIMA
Pembimbing II Pembimbing I
Ribut Amrih Raharjo S.Kep, Ns Yudiono, S.Kp, M.Kes
MENGETAHUI,
Ketua Program Studi Ketua STIKes
Ilmu Keperawatan Widya Cipta Husada
Wyssie Ika Sari, S.Kep, Ns Dr. H. Tayubi Hariyanto, SE, MM
vi
Skripsi telah diuji dan dinilai oleh Dewan Penguji
Di STIKes Widya Cipta Husada
Pada Tanggal 8 Juli 2014
Dewan Penguji :
A. Dr. H. Tayubi Hariyanto, SE, MM : ………………………………
B. Yudiono, S.Kp, M.Kes : ………………………………
C. Ribut Amrih Raharjo, S.Kep, Ns : ………………………………
vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini, mahasiswa peserta program S1 Keperawatan
STIKes Widya Cipta Husada Kepanjen,
Nama : Adham Maya
NIM : 0921022002
Menyatakan dengan ini yang sebenar – benarnya bahwa Skripsi saya berjudul :
“Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Anak
Sekolah Di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang”.
Adalah benar – benar hasil karya asli dan bukan hasil plagiat. Apabila dikemudian
hari ternyata hal ini terbukti tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dan dicabut gelar sarjana yang telah
diperoleh.
Malang, 8 Juli 2014
Adham Maya
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah terucap dari sanubari atas segala
Rahmat-Nya Sebuah karya sederhana ini kupersembahkan
kepada orang-orang yang telah memberikan makna hidup
serta langkah bijak dalam liku-liku kehidupan
Anak – Anak tercinta (Deva Putra Pranata & Dea Prima Dewi)
Yang selalu memberikan inspirasi, semangat untuk terwujudnya cita-cita
Semoga tali kasih selalu terjalin dalam keluarga
Untuk pembimbingku Bpk Yudiono, S.Kp.,M.Kes
Bpk Ribut Amrih Raharjo S.Kep, Ns Terima kasih atas bimbingannya selama ini sehingga
SKRIPSI ini dapat terselesaikan
Rekan-rekan Jurusan Keperawatan tahun 2010 Yang telah memberikan motivasi dan inspirasi
bersama kalian aku belajar lebih memaknai hidup
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah–Nya, sehingga pada
kesempatan ini penulisan skrispi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Sakit Pada Anak Di SD Negeri
Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang”dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:
1. Bapak M. Sholeh, selaku Ketua Yayasan, STIKes Widya Cipta Husada
Kepanjen.
2. Bapak Dr. Tayubi Hariyanto, SE, MM, selaku Ketua STIKes Widya Cipta
Husada Kepanjen.
3. Ibu Wyssie Ika Sari, S.Kep, Ns. Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah memberikan support
4. Bapak Yudiono, S.Kp.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing 1 yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, serta dukungan, sehingga skripsi inidapat
terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Ribut Amrih Raharjo, S.Kep.,Ns, selaku Dosen Pengajar dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan pemikiran,
bimbingan serta pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Bapak Dr. H.Tayubi Hariyanto, SE, MM selaku Dosen Penguji Tamu.
7. Ibu Mumah Zaeni, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Bululawang 02
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
8. Segenap teman-teman seperjuangan SI Ilmu Keperawatan yang secara tidak
langsung telah memberikan motivasi dan inspirasi kepada penulis dalam
membantu pelaksanaan dan penyelesaian penulisan skripsi ini.
x
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang kontruktif sangat kami
harapkan dari semua pihak dalam penyempurnaan penulisan yang akan datang.
Penulis berharap Semoga skripsi ini dapat memberikan bermanfaat bagi
semua pihak, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir serta memberikan
setitik khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan. Demikianlah penulisan
skripsi ini apa bila ada kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar
besarnya.
Amiin-amiinyaRobbal ‘Alamin.
Malang, Juli 2014
Penulis
xi
ABSTRAK
Maya, Adham. 2014. Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap
Absensi Sakit Pada Anak Sekolah Di SD Negeri Bululawang 02
Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. Skripsi, Program Ilmu
Keperawatan, STIKes Widya Cipta Husada. Pembimbing (1) Yudiono,
S.Kp, M.Kes (2) Ribut Amrih Raharjo, S.Kep. Ns.
Latar Belakang: Permasalahan perilaku kesehatan pada anak
usia Sekolah Dasar biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan,
lingkungan dan penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah,
ternyata berkaitan dengan PHBS. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui
pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat terhadap absensi sakit pada siswa
sekolah dasar negeri Bululawang 02. Desain penelitian deskriptif analitik
yang menggunakan pendekatan survey cross sectional. Variabel yang
diukur adalah variabel dependen yaitu : perilaku hidup bersih dan sehat
dan variabel Absensi sakit siswa. Jumlah sampel dalam penelitian
sebanyak 96 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian: dengan nilai signifikan 0,145 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh
perilaku hidup bersih dan sehat terhadap absensi sakit siswa
Kata kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah, Absensi Sakit
Siswa
xii
ABSTRACT
Maya, Adham. 2014. the influence of clean and healthy Life Behavior Of
Absences On Sick Schoolchildren in SD Negeri Bululawang 02
Bululawang Malang District. Thesis, Graduate Nursing, STIKes Widya
Cipta Husada. Supervisor (1) Yudiono, S.Kp, M. Kes (2) Storms Amrih
Raharjo, S. Kep. Ns.
Background: Health behavior Problems in the elementary school
age children usually associated with individual hygiene, environment and
disease that often strikes school age children, apparently related to the
PHBS. The purpose of the research was to determine the influence of clean
and healthy life behavior of sick absences on elementary school students
land Bululawang 02. Design of analytical descriptive study using cross
sectional survey approach. Variables the dependent variable is measured as
follows: clean living and healthy behaviour and Attendance variable sick
students. The number of samples in the study as many as 96 respondents.
Data collection using the questionnaire. Results of research: with a value
significantly 0,145 > 0.05 means there is no influence on behavior of
living clean and healthy against sick absences students
Keywords: clean and Healthy Living Behaviours (PHBS) school Absences, Sick
Students
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................. i
HALAMAN PRASYARAT GELAR ............................................................ ii
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ............................................................... iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................................. iv
HALAMAN PENETAPAN DEWAN PENGUJI .......................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... vii
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH .................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... xi
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. xii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ..................... xx
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 ManfaatPenelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7
2.1 Konsep Dasar .................................................................................. 7
2.1.1 Konsep Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 7
2.1.1.1 Pengertian Perilaku .................................................... 7
2.1.1.2 Pengertian Perilaku Kesehatan ................................... 7
2.1.1.3 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ................... 7
2.1.1.4 PHBS di Tatanan Pendidikan ...................................... 8
xiv
2.1.1.5 PHBS di Tatanan Rumah Tangga ................................ 20
2.1.1.6 PHBS di Tatanan Tempat-tempat Umum .................... 22
2.1.1.7 PHBS di Tatanan Tempat Kerja .................................. 25
2.1.1.8 PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan ...................... 27
2.1.1.9 Strategi PHBS ............................................................ 29
2.1.1.10 Dukungan dan Peran untuk Membina PHBS
di Sekolah ................................................................ 34
2.1.2 Konsep Absensi ...................................................................... 37
2.1.2.1 Pengertian Absensi ..................................................... 37
2.1.2.2 Katagori Absensi ........................................................ 37
2.1.2.3 Faktor-faktor Penyebab Absensi ................................. 38
2.1.2.4 Faktor Internal ............................................................ 38
2.1.2.5 Faktor Eksternal ......................................................... 40
2.1.3 Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap
Absensi Sakit pada anak Sekolah di SD Negeri
Bululawang 02 ....................................................................... 45
2.2 KerangkaKonsep ............................................................................. 48
2.3 Hipotesis ......................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 50
3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 50
3.2 Kerangka Operasional ..................................................................... 51
3.3 Waktudan Tempat Penelitian ........................................................... 52
3.4 Populasi, Sampel ............................................................................. 52
3.4.1 Populasi ................................................................................. 52
3.4.2 Sampel ................................................................................... 52
3.4.3 Teknik Sampling .................................................................... 53
3.5 Variabel Penelitian .......................................................................... 51
3.6 Definisi Operasional ....................................................................... 54
3.7 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 55
3.7.1 Instrumen ...................................................................................... 55
3.7.1.1 Uji Validitas ............................................................................... 56
xv
3.7.1.2 Uji Reliabilitas ........................................................................... 57
3.7.2 Proses Pengumpulan Data ............................................................. 57
3.7.2.1 Editing .............................................................................. 58
3.7.2.2 Coding .............................................................................. 58
3.7.2.3 Scoring .............................................................................. 59
3.7.2.4 Tabulating ......................................................................... 59
3.8 Analisis Data ................................................................................... 60
3.8.1. Analisa Univariat ................................................................... 60
3.8.2 Analisa Bivariat ...................................................................... 61
3.9 Etika Penelitian ............................................................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 65
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 65
4.1.1 Gambaran Umum ................................................................... 65
4.1.2 Data Umum ............................................................................ 65
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...65
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.... ........... 66
4.1.3 Data Khusus.... ....................................................................... 66
4.1.3.1 Analisa Univariat ........................................................ 66
4.1.3.2 Analisa Bivariat .......................................................... 68
4.2 Pembahasan .................................................................................... 70
4.2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SD
Negeri Bululawang 02 ........................................................... 70
4.2.2 Absensi Sakit Siswa SD Negeri Bululawang 02 ...................... 70
4.2.3 Absensi Sakit Siswa berdasarkan PHBS ................................. 71
4.2.4 Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan
Absensi Sakit anak SD Negeri Bululawang 02 ....................... 71
4.3 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 74
xvi
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 74
5.2 Saran.... ............................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA.... ................................................................................. 77
LAMPIRAN.... .............................................................................................. 79
xvii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
Tabel 3.2
Kerangka Operasional Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Sakit pada Anak Sekolah di
SD Negeri Bululawang 02.
54
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 65
Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Umur.
66
Tabel 4.3
Analisa Deskriptif 67
Tabel 4.4
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 67
Tabel 4.5
Absensi Siswa Sakit 67
Tabel 4.6
Gambaran Absensi Siswa Sakit berdasarkan PHBS siswa SD
Negeri Bululawang 02
68
Tabel 4.7 Korelasi Pengaruh Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap
Absensi Siswa Sakit pada SD Negeri Bululawang 02.
69
xviii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
2.1 Faktor yang mempengaruhi derajad kesehatan. 46
2.2
Kerangka Konseptual Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)Terhadap Absensi Sakit pada Anak Sekolah di
SD Negeri Bululawang 02 .
48
3.1 Kerja Kerja Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Terhadap Absensi Sakit pada anak Sekolah di SD
Negeri Bululawang 02.
51
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No
Teks Halaman
1.
Lembar Persetujuan Responden
77
2. Uji Validitas.
78
3. Kisi – kisi kuesioner.
81
4. Kuesioner Penelitian.
87
7. Hasil Uji Satistik.
90
8. Jadwal Penelitian.
95
9. Surat Permohonan Ijin Penelitian.
96
10.
Lembar pelaksanaan Bimbingan.
97
xx
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
Daftar Arti Lambang
< : Kurang dari
≤ : Kurang sama dengan
> : Lebih dari
≥ : Lebih sama dengan
% : Persentase
( ) : Atau
α : Alpha
β : Beta
/ : Atau
? : Tanda tanya
“ “ : Tanda kutip dua
, : Koma
. : Titik (berhenti)
_ : Penghubung
: : Titik dua
& : Dan
r : Korelasi
p : Probabilitas
n : Jumlah
Daftar Singkatan
APD : Alat Pelindung Diri
Borax : Bahan pengawet makanan
BPT : Bahan Tambahan Pangan
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
DBD : Demam Berdarah
Dediknas : Departemen Pendidikan Nasional
Depkes : Departemen Kesehatan
IPKM : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Menag : Menteri Agama
Mendagri : Menteri Dalam Negeri
Mendiknas : Menteri Pendidikan Nasional
Menkes : Menteri Kesehatan
Methanil Yellow : Bahan pewarna kuning untuk tekstil
NAPZA : Narkotika Psikotropika Zat Adiktif
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKK : Program Kesejahteraan keluarga
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk
xxi
Rhodamin B : Bahan pewarna merah untuk tekstil
Rikesdas : Riset Kesehatan Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
Daftar Istilah Asing
Advocacy : Pendekatan pada pimpinan
Attitud : Sikap
Analysa : Analisa
Anonimity : Tanpa nama
Beneficence : Manfaat
Bivariate : Analisa yang digunakan untuk mengetahui
dan menguji keterkaitan antara dua variabel
Community Development : Pembangunan Masyrakat
Community Organization : Organisasi Masyarakat
Cros sectional : Suatu penelitian untuk mempelajari statistik
untuk uji reliabilitas
Cronbach alpha : Peralatan statistik yang digunakan untuk uji
Reliabilitas
Coding : Pemberian kode
Confidentiality : Kerahasiaan
Dependent : Tergantung
Editing : Pemeriksaan/perubahan data
Empowerment : Memberikan kuasa
Evidence-Based : Berdasarkan kenyataan
Independent : Tidak tergantung
Informed Concent : Perjanjian antara dua pihak atau lebih kearah
persetujuan sepihak atas layanan ditawarkan
pihak lain
Korelasi Product Moment : Alat uji statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan)
dua variabel bila datanya berskala interval
atau rasio
Knowledge : Pengetahuan
Leaflet : Surat edaran
Practice : Menjalankan
Right to full disclosure : Hak untuk mendapatkan jaminan dari
perlakuan yang diberikan
Social Support : Dukungan masyarakat
Scoring : Pemberian skor
Stakeholders : Pihak yang terkait
xxii
Survey : Penelitian/peninjauan/penyelidikan
Survey analitik : Penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan
suatu keadaan
Survey cross sectional : Penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor resiko dengan efek
Tabulating : Tabulasi
Value : Nilai
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Departemen kesehatan telah mencanangkan gerakan pembangunan
yang berwawasan kesehatan, yang berlandaskan paradigma sehat. Paradigma
sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan
yang bersifat holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upaya lebih diarahkan pada
peningkatan,pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
Berdasarkan Visi Indonesia Sehat 2015 gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajad yang setinggi tingginya di seluruh republik Indonesia.
Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi
kesehatan, hal ini dikarenakan program promosi kesehatan berorientasi pada
menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatakan
pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau serta memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya. Hal ini sesuai dengan misi yang ditekankan dalam misi
Indonesia Sehat 2015.
2
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi
oleh perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan
masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009 , “Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada seseorang atau individu itu
mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan
yang sejahtera bagi sesorang baik dengan produktivitasnya dan juga
ekonominya.
Sejalan dengan itu menurut teori Bloom ( 1974 ), derajad kesehatan
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu : faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku
terhadap derajad kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya
untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat. Salah
satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sudah diluncurkan sejak tahun 1996
oleh Pusat Penyuluhan KesehatanMasyarakat yang sekarang bernama Pusat
Promosi Kesehatan.Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu: tatanan rumah tangga,
tatanan pendidikan/sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan sarana kesehatan,
tatanan tempat-tempat umum (Promosi Kesehatan Depkes, 2010)
Untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2015 telah
ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional pada PERPRES /no 72/th 2012.
Dikatakan bahwa Sistem Kesehatan Nasional adalah pengelolaan kesehatan
yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
3
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajad kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010”
(PHBS 2010).Untuk melaksanakan program Promosi Kesehatan di daerah
telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI.No.1114/Menkes/SK/VIII/2005.
Demikian juga tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di tuangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.2269/Menkes/Per/2011. Menurut Rikesdas 2013 dalam rerata Nasional
Proporsi Perilaku cuci tangan dengan benar sebesar 47%. Oleh sebab itu
penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan
dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan sekolah (UKS)
sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
serta SKB 4 menteri yaitu Mendiknas, Menkes, Menag dan Mendagri tentang
pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah.
Dari hasil survei dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada
tahun 2010, tercatat jumlah penduduk Indonesia yang berusia 5 – 14 tahun
ada 44,8 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat 27,32 juta siswa SD di
Indonesia. Jumlah yang sangat besar tersebut membuat anak-anak usia SD
penting untuk menjadi sasaran edukasi dan sosialisasi PHBS, seperti
kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Saat ini kebiasaan PHBS pada
anak-anak dan keluarga Indonesia masih rendah. Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010 menunjukkan persentase PHBS secara
rata-rata nasional 35,7%. Sedangkan rata-rata untuk CTPS hanya 24,5%.
4
Padahal PHBS dan CTPS merupakan upaya promotif dan preventif yang
berperan penting mendukung terwujudnya Indonesia yang lebih sehat.
Pendidikan di sekolah bukan sekedar penyerapan ilmu pengetahuan,
melainkan lebih jauh membutuhkan keterlibatan siswa aktif secara fisik dan
mental dalam proses berlajar mengajar, maka kehadiran siswa secara fisik
sangat penting artinya. Pendidikan di pandang sebagai suatu aktifitas yang
melibatkan para siswa secara aktif dan tidak hanya sekedar penyampaian
informasi belaka (Dep.Pendidikan Nasional, 2008 )
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang kami lakukan pada tanggal
13 Pebruari 2014 di Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02 dari hasil
rekapitulasi absensi pada bulan Januari 2014 tercatat sebanyak 15 siswa yang
absensi karena sakit dari 103 siswa. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat
terhadap absensi sakit dengan judul “ Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Sakit Anak Sekolah di SD Negeri
Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang “.
Dengan demikian peneliti dapat mengetahui tingkat pengetahuannya,
sikapnya dan tindakannya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat untuk
dijadikan salah satu acuan untuk melakukan intervensi permasalahan
kesehatan.
5
1.2 Rumusan Masalah
Pada rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat Pengaruh
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terhadap Absensi Sakit pada Anak Sekolah
di SD Negeri Bululawang 02 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perilaku hidup bersih dan sehat terhadap absensi sakit pada siswa
sekolah dasar negeri Bululawang 02.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah
1. Mengetahui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02
2. Mengetahui Absensi Sakit Siswa Sekolah Dasar Negeri
Bululawang 02
3. Mengetahui Absensi Siswa Sakit berdasarkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02
4. Mengetahui pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terhadap
Absensi Sakit pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Keperawatan
Sebagai upaya pengembangan keilmuan keperawatan komunitas
khususnya tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Tatanan
Pendidikan / Sekolah.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Memberikan penelitian lebih lanjut tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada Puskesmas selaku penanggung jawab kesehatan
di wilayah kerja.
1.4.3 Bagi Sekolah dan Guru
Penelitian ini sebagai bahan masukan untuk mengetahui para
siswa dalam berperilaku hidup bersih dan sehat pada kehidupan
sehari-harinya sebagai acuan pemberian pengetahuan tentang
kesehatan. Hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai masukan untuk
memperbaiki lingkungan sekolah, sehingga dapat tercipta lingkungan
sekolah yang sehat dan mendukung proses belajar mengajar.
1.4.4 Bagi Peneliti lain
Bagi penelitian lain bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian
lebih mendalam tentang pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) terdadap absensi sakit siswa sekolah dasar.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2.1.1.1 Pengertian Perilaku
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar
(Notoatmodjo, 2003)
Dari sudut biologis, perilaku adalah semua kegiatan atau
aktifitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004)
2.1.1.2 Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan suatu bentuk respon manusia
terhadap stimulus berkaitan dengan sakit dan penyakit, pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan. Perilaku tersebut dapat bersifat
pasif berupa pengetahuan, persepsi dan sikap, dapat pula bersifat aktif
berupa tindakan yang nyata. Perilaku kesehatan berpengaruh terhadap
faktor keturunan, faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan
(Notoadmodjo, 2003)
2.1.1.3 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
8
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan di masyarakat (Depkes, 2000 : 2 )
a. Tujuan PHBS
Menurut Departemen Kesehatan RI (1997), Tujuan dari PHBS
adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha
dalam upaya mewujudkan derajad kesehatan yang optimal.
b. Tatanan PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terbagi dalam 5 tatanan yakni :
1) Tatanan Pendidikan
2) Tatanan Rumah Tangga
3) Tatanan Tempat – Tempat Umum
4) Tatanan Tempat Kerja
5) Tatanan Pelayanan Kesehatan
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada perkembangnya
menunjukan jenis dan indikator yang berbeda-beda pada masing-
masing wilayah seiring dengan diberlakukannya ototnomi khusus.
( Depkes RI, 2011)
2.1.1.4 PHBS di Tatanan Pendidikan.
a) Pengertian PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah merupakan sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
9
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2011)
b) Tujuan PHBS di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah mempunyai
tujuan yaitu :
1) Tujuan Umum
Memberdayakan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau, dan mampu menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap
siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah.
b) Meningkatakn peran serta aktif setiap siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk pelaksanaan PHBS
di sekolah.
c) Memandirikan setiap siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah dalam melakukan PHBS.
c) Manfaat PHBS di Sekolah
1) Manfaat bagi Siswa :
a) Meningkatkan kesehatannya agar tidak mudah sakit
b) Meningkatkan semangat belajar
c) Meningkatkan produktifitas belajar
10
d) Menurunkan angka absensi karena sakit
2) Manfaat bagi Sekolah
a) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di
sekolah
b) Adanya dukungan melalui buku pedoman dan media promosi
PHBS di sekolah.
c) Citra sekolah sebagi institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat).
d) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi institusi pendidikan
daerah lain.
3) Manfaat bagi Warga Sekolah
a) Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif
terhadap tercapainya target dan tujuan.
b) Menurunnya biaya kesehatan yang di keluarkan oleh
orangtua.
c) Meningkatnya citra sekolah yang positif
4) Manfaat bagi masyarakat
a) Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang
diterapkan oleh sekolah
d) Sasaran PHBS di Sekolah
Marheni (2010) menyatakan sasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan
yang terbagi dalam :
11
1) Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan
diubah perilakunya siswa dan guru yang bermasalah (individu
atau kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah)
2) Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam
institusi pendidikan yang bermasalah, misalnya kepala sekolah,
guru orangtua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
3) Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsure pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan,
misalnya kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas,
guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid.
e) Indikator PHBS di Sekolah
Pusat Promosi Kesehatan (2010) indikator PHBS di Sekolah dirinci
menjadi dua bagian antara lain :
1) Indikator Perilaku Siswa
a) Kebersihan pribadi
b) Tidak merokok
c) Olah Raga teratur
d) Tidak menggunakan NAPZA
12
2) Indikator Lingkungan Sekolah
a) Ada Jamban
b) Ada Air Bersih
c) Ada Tempat Sampah
d) Ada Saluran Pembuangan Air Limbah
e) Ventilasi ruangan kelas
f) Kepadatan pengguna ruangan
rasio kepadatan siswa 1.50 -1.75 m2 (Depdiknas, 2006)
g) Ada kantin / warung Sehat
h) Ada UKS
i) Ada Taman Sekolah
f) Indikator yang dipakai untuk menilai PHBS di Sekolah
1) Mencuci Tangan dengan Air Bersih yang Mengalir dengan
Menggunakan Sabun.
Siswa, guru, masyarakat sekolah selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar/kecil,
setalah beraktivitas atau setiap kali tangan kotor dengan
memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang
mengalir membuang kuman - kuman yang ada pada tangan
yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan juga
membunuh kuman yang ada pada tangan. Diharapkan tangan
menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera,
tiphus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan
13
akut (ISPA) dan flu burung. Alasan seseorang harus mencuci
tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun adalah :
a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Bila air
digunakan maka kuman berpindah ke tangan.
b) Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh yang dapat menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001)
c) Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya
menghilangkan kuman 25% pada tangan, sedangkan
mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan
menggunakan sabun dapat membersihkan kotoran dan
kuman hingga 80% pada tangan (Hasyim, 2009)
2) Mengkonsumsi Jajanan di kantin Sekolah yang Sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering
dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan kesehatan anak
apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat. Selain
cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum
ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan
bahan tambahan pangan (BTP) illegal seperti Borax (pengawet
yang mengandung logam berat Boron), Formalin (pengawet
yang digunakan untuk mayat), Rhodamin B(pewarna merah
pada tekstil), dan Methanil Yellow (pewarna kuning pada
tekstil) (Judwarwanto, 2008)
14
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah hendaknya
mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau
membawa bekal yang di bawa dari rumah. Sebaiknya sekolah
menyediakan kantin sekolah sehat dengan makanan dan
minuman yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi,
sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak
sekolah menurun dan proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik.
Menurut Depkes RI (2011) alasan jajan harus di kantin
sekolah dan tidak boleh jajan di sembarang tempat di karenakan:
a) Makanan dan minuman yang di jual cukup bergizi, terjamin
kebersihanya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan
terlindung dari serangga dan tikus.
b) Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan
kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi
di sekolah.
c) Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk cuci
tangan dan peralatan makan.
d) Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran
pembuangan air kotor.
e) Adanya pengawasan oleh guru, komite sekolah, orang tua
siswa.
15
3) Membuang Sampah pada Tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara
sederhana tetapi besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan
lingkungan, namun sangat susah untuk di terapkan. Hasil
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Andang Binawan yang
meyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan
dilakukan hamper semua kalangan masyarakat, tidak hanya
warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggipun
melakukan juga (Kartiadi, 2009)
4) Mengikuti kegiatan Olah Raga di Sekolah (Depkes, 2011)
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan
meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas
hidup). Bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur
yang melibatkan gerakan tubuh berulang - ulang dan ditujukan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Alasan mengikuti olah raga di sekolah adalah untuk
memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan
tidak mudah sakit, selain itu juga untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik.
5) Menimbang Berat Badan dan mengukur Tinggi Badan setiap
bulan ( Depkes, 2001 )
Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan
adalah merupakan salah satu upaya untuk mengetahui
16
pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat
memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan
yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk
mengetahui pertumbuhan anak yang normal dan tidak bisa di
ketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang
bersangkutan dengan ukuran tubuh anak yang seusia pada
umumnya.
6) Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah tidak merokok di
sekolah, Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang
yang berada disekitar prokok. Dalam satu batang rokok
mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya
200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun
utama pada rokok adalah Tar, Nikotin, dan Karbon monoksida.
Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindari sejak dini
mulai dari tingkat sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008).
Menurut Depkes RI (2011) seorang perokok
dikelompokan dalam dua kategori, yaitu :
a) Perokok Aktif
Adalah orang yang merokok secara rutin walaupun
itu cuma 1 batang rokok dalam sehari. Atau orang yang
menghisap rokok walaupun tidak rutin sekalipun atau hanya
sekedar coba-coba.
17
b) Perokok Pasif
Adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup
asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu
ruangan tertutup dengan orang lain yang sedang merokok.
7) Memberantas Jentik Nyamuk di Sekolah secara Rutin (Depkes
RI, 2011)
Upaya untuk memberantas jentik dilingkungan sekolah
yang di buktikan dengan tidak ditemukannya jentik nyamuk
pada tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air,
vas bunga, pot bunga / alas pot bunga wadah penampungan air
kulkas, wadah pembuangan air dispenser, dan barang-barang
bekas / tempat yang bisa menampung air yang ada di
lingkungan sekolah. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan
warga sekolah serta masyarakat sekolah terhindar dari berbagai
penyakit yang di tularkan melalui nyamuk seperti demam
berdarah, malaria dan kaki gajah.
Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk
melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali. Kegiatan
memberantas jentik nyamuk di sekolah diantaranya :
a) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3
M plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghidari
gigitan nyamuk)
b) Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kegiatan
memberantas telur, jentik, dan kepompong di tempat tempat
18
berkembang biaknya. Nyamuk menularkan berbagai penyakit
seperti, demam berdarah, demam dengue, chikungunya,
malaria, filariasis (kaki gajah).
8) Menggunakan Jamban di Sekolah yang Bersih dan Sehat
(Depkes RI, 2001)
Siswa, guru, masyarakat sekolah menggunakan
jamban/WC leher angsa dengan tangki septic / lubang
penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air
besar dan kecil. Menggunakan jamban sekolah yang bersih
dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih
sehat, dan tidak berbau. Sekolah diharapkan menyediakan
jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang
cukup untuk untuk seluruh siswa dan terpisah antara siswa laki-
laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan jumlah
pemakai adalah 1 : 30 untuk laki-laki dan 1 : 20 untuk
perempuan.
g) Penerapan PHBS di Sekolah
Penerapan PHBS di sekolah menurut Sya’roni, RS (2007) antara
lain :
1) Menanamkan nilai-nilai pendidikan budaya karakter bangsa
untuk ber PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang
berlaku (kurikuler)
19
2) Menanamkan nilai-nilai pendidikan budaya karakter bangsa
untuk ber PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam
pelajaran biasa (ekstrakurikuler)
a) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
b) Aktifitas kader kesehatan sekolah/dokter kecil
c) Pemeriksaan kualitas air secara sederhana
d) Pemeliharaan jamban sekolah
e) Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah
f) Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan
benar
g) Pembudayaan olah raga yang teratur dan terukur
h) Pemeriksaan rutin kebersihan diri: kuku, rambut, telinga,
gigi
3) Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
4) Kegiatan penyuluhan dan latihan ketrampilan dengan
melibatkan peran aktif siswa, guru dan orangtua antara lain
melalui penyuluhan kelompok, pemutaran video/film,
penempatan media poster, penyebaran leaflet dan membuat
majalah dinding.
5) Pemantauan dan Evaluasi
a) Dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodic
tentang kebijakan yang telah dilaksanakan
b) Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan dilakukan
kajian terhadap masalah yang ditemukan.
20
c) Putuskan apakah perlu adanya penyesuaian terhadap
kebijakan.
2.1.1.5 Pengertian PHBS di Rumah Tangga
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah
Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan,
dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari
gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif
untuk hidup sehat (Depkes RI, 2011).
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh
untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada
masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi
antara kader dengan keluarga / masyarakat untuk memberikan
informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2011).
a) Tujuan PHBS di Rumah Tangga
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa Kabupaten / Kota di
seluruh Indonesia.
b) Manfaat PHBS di Rumah Tangga
1) Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak
mudah sakit
21
2) Anak tumbuh tidak mudah sakit sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya berjalan normal.
3) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya
yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya
investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
c) Sasaran PHBS di Rumah Tangga
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga
yaitu :
1) Anak dan Remaja
a) Membiasakan dalam kebersihan diri: mandi, gosok gigi,cuci
tangan, kebersihan kuku, maupun memakai pakaian yang
bersih
b) Kebiasaan pola makanan
Makanan yang di komsumsi oleh keluarga, anak dan remaja
tergantung yang diberikan, pengolahannya, distribusi dalam
keluarga dan kebiasaan makan secara perorangan
(Almatsier, 2010)
d) Indikator PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk
mewujudkan Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah
rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator
Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
22
a) Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2) Bayi diberi ASI eksklusif
3) Penimbangan bayi dan balita
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Menggunakan air bersih
6) Menggunakan jamban sehat
7) Rumah bebas jentik
b) Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
8) Makan buah dan sayur setiap hari
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10) Tidak merokok dalam rumah
2.1.1.6 PHBS Tatanan Tempat – Tempat Umum
a. Pengertian
PHBS tempat – tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola
tampat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktekan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
tempat-tempat umum sehat (Depkes, 2011)
b. Indikator PHBS Tempat-tempat umum
a) PHBS di Pasar
1) Menggunakan air bersih
2) Membuang sampah pada tempatnya
3) Menggunakan jamban
23
4) Tidak merokok di pasar
5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak meludah sembarangan
b) PHBS di tempat Ibadah
1) Menggunakan air bersih
2) Membuang asampah pada tempatnya
3) Menggunakan jamban
4) Tidak merokok di tempat ibadah
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
c) PHBS di Rumah Makan
1) Menggunakan air bersih
2) Membuang sampah pada tempatnya
3) Menggunakan jamban
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Tidak merokok di rumah makan
6) Menutup makanan dan minuman
7) Tidak meludah sembarangan
8) Memberantas jentik nyamuk
d) PHBS di Angkutan Umum (bus, angkot, kereta, pesawat,
kapal laut dll)
1) Menggunakan air bersih
2) Membuang sampah pada tempatnya
3) Menggunakan jamban
24
4) Tidak merokok di angkutan umum
5) Tidak meludah sembarangan
c. Manfaat
1) Bagi masyarakat
Masyarakat lebih sehat dan tidak mudah sakit.
masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta
mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang di hadapi.
2) Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat
sehingga meningkatkan citra tempat umum, meningkatkan
pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari
meningkatnya kunjungan npengguna tempat-tempat
umum.
3) Bagi Pemerintah Kabupaten / Kota
Meningkatnya presentase tempat umum menunjukan
kinerja dan citra pemerintah kabupaten / kotayang baik,
kabupaten dan / kota dapat dijadikan pusat pembelajaran
bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat
umum.
d. Tujuan PHBS di tempat umum.
1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di
tempat-tempat umum.
2) Mencegah terjadinya penularan penyakit di tempat-tempat
25
umum.
3) Menciptakan tempat-tempat umum yang sehat.
2.1.1.7 PHBS Tatanan Tempat Kerja
a. Pengertian
PHBS ditempat kerja adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pekerja agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktekan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan tempat kerja yang sehat (Depkes, 2011)
b. Indikator PHBS tatanan di tempat kerja antara lain:
1) Tidak merokok di tempat kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3) Melakukan olah raga secara teratur / aktivitas fisik
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6) Menggunakan air bersih
7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan air besar
8) Membuang sampah pada tempatnya
9) Menggunakan Alat pelindung Diri (APD) sesuai jenis
pekerjaannya
c. Tujuan PHBS di Tempat kerja
1) Mengembangkan perilkau hidup bersih dan sehat di
tempat kerja
2) Meningkatkan produktivitas kerja
26
3) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat
4) Menurunkan angka absensi tenaga kerja
5) Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan
kerja
6) Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja
dan masyarakat
d. Manfaat PHBS di Tempat kerja bagi pekerja
1) Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit
2) Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada
peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga
3) Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk
peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan
e. Bagi masyarakat
1) Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun
berada disekitar tempat kerja.
2) Dapat mencontoh prilaku hidup bersih dan sehat yang
diterapkan oleh tempat kerja setempat.
f. Bagi Tempat Kerja
1) Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang
berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan.
2) Menurunnya biaya kesehatan yang harus di keluarkan.
3) Meningkatnya citra tempat kerja yang positif
27
g. Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten / Kota
1) Peningkatan tempat kerja yang sehat menunjukan kinerja
dan citra pemerintah provinsi dan kabupaten / kota yang
baik.
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat
dialihkan unhtuk peningkatan kesehatan bukan untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
3) Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di tempat kerja.
h. Instansi terkait
1) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS
di tempat kerja.
2) Dukungan buku panduan dan media promosi.
2.1.1.8 PHBS Tatanan Pelayanan Kesehatan
a. Pengertian
PHBS di pelayanan kesehatan adalah upaya untuk
memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas
agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekan perilaku
hidup bersih dan sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan sehat (Depkes, 2011).
b. Indikator PHBS di pelayanan kesehatan antara lain :
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
28
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di area pelayanan kesehatan
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk
c. Tujuan PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan
1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat
diinstitusi kesehatan
2) Mencegah terjadinya penularan penyakit di pelayanan
kesehatan
3) Menciptakan pelayanan kesehatan yang sehat
d. Sasaran PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan
1) Pasien
2) Keluarga pasien
3) Pengunjung
4) Petugas kesehatan di pelayanan kesehatan
5) Karyawan dilingkungan pelayanan kesehatan
e. Manfaat PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan
1) Bagi pasien/keluarga pasien/pengunjung
a) Memperoleh layanan kesehatan ditempat pelayanan
kesehatan
b) Mendapatkan kesehatan yang sehat
c) Terhindar dari penularan penyakit
d) Mempercepat proses penyembuhan penyakit
e) Peningkatan kesehatan pasien
29
2) Bagi Pelayanan Kesehatan
a) Mencegah terjadinya penularan penyakit ditempat
pelayanan kesehatan
b) Meningkatkan citra pelayanan kesehatan yang baik
sebagai tempat untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
3) Bagi Pemerintah Daerah
a) Peningkatan presentase pelayanan kesehatan sehat
menunjukkan kinerja dan citra pemerintah kabupaten
/kota yang baik
b) Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran
bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat
pelayanan kesehatan
2.1.1.9 Strategi PHBS
Strategi adalah suatu cara atau pendekatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Rencana Strategi
Kementrian Kesehatan telah menetapkan 4 (empat) Strategi
yaitu:
1) Garakan Pemberdayaan (Empowerment)
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi
secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar
sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
30
sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude) dan dari mau menjadi mampu. Melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran
utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga
serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah
pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini yang
berasangkutan dapat diberikan bantuan langsung yang di
praktikkan dengan mengajaknya masuk dalam proses
pengorganisasian masyarakat (Community Organization)
atau pembangunan masyarakat (community development).
Dengan demikian sejumlah individu yang telah mau
terhimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Terkadang
kelompok inipun masih membutuhkan bantuan dari luar
(dari pemerintah atau donator). Oleh sebab itu sinkronisasi
promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan
yang didukungnya.
2). Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan
social yang mendorong individu,anggota masyarakat untuk
mau melakukan perilaku yang diperkenalkan, seseoarng
akan terdorong mau melakukan sesuatu apabila lingkungan
social dimana dia berada (keluarga di rumah, orang-orang
31
yang menjadi panutan, kelompok arisan, majelis agama, dan
masyarakat umum) menyetujui dan mendukung perilaku
tersebut. Untuk mendukung proses pemberdayaan
masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau diperlukan Bina
Suasana. Ada 3 (tiga) pendekatan dalam Bina Suasana
yaitu: 1) Pendekatan Individu, 2) Pendekatan Kelompok, 3)
Pendekatan Masyarakat Umum.
3). Pendekatan Pimpinan (Advocacy)
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari
pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait dapat berupa tokoh masyarakat formal yang
umumnya berperan sebagai penetu kebijakan pemerintah
dan penyandang dana pemerintah. Sedangkan tokoh
masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha,
dan yang lainya yang umumnya dapat berperan sebagai
penentu kebijakan yang tidak tertulis di bidangnya atau
sebagai penyandang dana non pemerintah. Komitmen dan
dukungan yang diupayakan melalui advokasi memerlukan
waktu yang tidak singkat. Sebab pada diri sasaran advokasi
umumnya masih berlangsung beberapa tahapan, yakni :
a. Mengetahui atau adanya masalah
b. Tertarik untuk ikut mengatasi masalah
32
c. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan
masalah
d. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih
salah satu alternatif pemecahan masalah
e. Memutuskan tindak lanjut dari kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara
terencana, cermat, dan tepat. Sedangkan bahan-bahan
advokasi harus dipersiapkan secara matang, yaitu :
a) Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
b) Memuat rumusan masalah serta alternatif pemecahan
masalah
c) Memuat peran sasaran dalam pemecahan masalah
d) Berdasarkan pada fakta atau evidence-based
e) Dikemas secara menarik dan jelas
f) Sesuai dengan waktu yang tersedia
4). Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka
pemberdayaan maupun bina suasana dan advokasi guna
membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan
demikian kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga,
pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan urusan
kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat,
33
media massa dan lain-lain. Kemitraan yang digalang harus
berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan,
(b) keterbukaan dan (c) saling menguntungkan.
a. Kesetaraan
Kesetaraan berarti tidak diciptakan hubungan yang bersifat
hirarkis. Semua harus diawali dengan kesediaan menerima
bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang
sama (berdiri sama tinggi, duduk sama rendah). Keadaan
ini dapat dicapai apabila semua pihak bersedia
mengembangkan hubungan kekeluargaan, yaitu hubungan
yang dilandasi kebersamaan atau kepentingana bersama.
Bila kemudian dibentuk struktur hirarkis (misalnya sebuah
tim), adalah karena kesepakatan
b. Keterbukaan
Oleh karena itu, di dalam setiap langkah diperlukan
adanya kejujuran dari masing-masing pihak. Setiap usul/
saran/ komentar harus disertai dengan alasan yang jujur,
sesuai fakta, tidak menutup-tutupi sesuatu. Pada awalnya
hal ini mungkin akan menimbulkan diskusi yang seru
layaknya “pertengkaran”. Akan tetapi kesadaran akan
kekeluargaan dan kebersamaan, akan mendorong
timbulnya solusi yang adil dari “pertengkaran” tersebut.
34
c. Saling menguntungkan
Solusi yang adil ini terutama dikaitkan dengan adanya
keuntungan yang didapat oleh semua pihak yang terlibat.
Dengan demikian PHBS dan kegiatan-kegiatan kesehatan
harus dapat dirumuskan keuntungan-keuntungannya (baik
langsung maupun tidak langsung) bagi semua pihak yang
terkait. Termasuk keuntungan ekonomis, bila mungkin.
2.1.1.10 Dukungan dan Peran untuk Membina PHBS di Sekolah
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil
keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala
Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor, sangat penting untuk
pembinaan PHBS di sekolah dalam mewujudkan sekolah sehat.
Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina
dan Pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah
bepartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di
sekolah maupun di masyarakat.
1. Pemda
a) Bupati/Walikota.
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk Perda, Surat
Keputusan, Surat Edaran, Intruksi, Himbauan tentang
pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat, selain itu juga
mengalokasikan dana anggaran untuk pembinaan PHBS di
sekolah.
35
b) DPRD.
Memberikan persetujuan anggaran untuk mengembangkan
PHBS di sekolah dan memantaukinerja Bupati/Walikota
yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di sekolah.
2. Lintas Sektor.
a) Dinas Kesehatan.
Membina dan mengembangkan PHBS di sekolah dengan
pendekatan UKS melalui jalur ekstrakurikuler.
b) Dinas Pendidikan.
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan
program UKS melalui jalur kurikuler dan ektrakurikuler.
c) Kantor Departemen Agama.
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS di
sekolah dengan pendekatan program UKS melalui jalur
kurikuler dan ektrakurikuler.
3. Tim Pembina UKS.
a) Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan
pengembangan PHBS melalui UKS.
b) Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan dan
c) Program serta pelaksanaan pembinaan PHBS melalui
UKS.
d) Membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta
mengadakan monitoring dan evaluasi.
36
4. Tim Pelaksana UKS.
a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat dalam rangka
peningkatan PHBS di sekolah.
b) Menjalin kerjasama dengan orangtua peserta didik,
instansi lain yang terkait dan masyarakat lingkungan
sekolah untuk pembinaan dan pelaksanaan PHBS di
sekolah.
c) Mengadakan evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.
5. Komite Sekolah.
a) Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan
prasarana pembinaan PHBS di sekolah.
b) Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang
berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat.
c) Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat edaran, surat
keputusan dan instruksi tentang pembinaan PHBS di
sekolah.
d) Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS
di sekolah.
e) Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah.
f) Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat di
sekolahnya.
37
6. Para Guru di sekolah.
a) Bersama guru yang lain mengadvokasi yayasan atau orang
tua murid, kepala sekolah untuk memperoleh dukungan
kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah.
b) Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
c) Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah
dan sekitarnya.
d) Menyusun rencana pelaksanaan dan penelitian lomba
PHBS di sekolah.
e) Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan
sekolah.
7. Orang Tua murid.
a) Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.
b) Memberikan dukungan dana untuk pembinaan PHBS di
sekolah baik insidentil ataupun bulanan.
2.1.2 Absensi
2.1.2.1 Pengertian Absensi
Ketidakhadiran (absensi) adalah ketiadaan partisipasi
peserta didik baik secara fisik maupun mental terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah pada saat
jam-jam efektif sekolah (Depdiknas , 2008).
2.1.2.2 Secara administratif ketidakhadiran siswa terbagi dalam 3
katagori (Akhmad Sudrajat, 2010) :
38
1) Alpa : yaitu ketidakhadiran siswa tanpa keterangan yang
tidak jelas, dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
2) Ijin : yaitu ketidakhadiran siswa dengan keterangan dan
alasan tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan, biasanya
di sertai dengan surat keterangan dari orang tua siswa.
3) Sakit : yaitu ketidakhadiran siswa dengan alasan gangguan
kesehatan, biasanya disertai surat pemberi tahuan dari orang
tua siswa atau dengan surat keterangan sakit dokter.
2.1.2.3 Berdasarkan dari Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008, Administrasi dan Pengelolaan Sekolah :
Administrasi Kesiswaan, Jakarta. Penyebab ketidakhadiran
siswa di sekolah ada 2 faktor, yaitu :
1. Faktor Internal (dari diri siswa itu sendiri)
2. Faktor Ekternal (dari luar diri siswa)
2.1.2.4 Faktor Internal (dari diri siswa itu sendiri)
Hal ini dapat terjadi, terutama pada siswa yang berjiwa
labil serta kurang mendapat perhatian dan pengawasan orang tua
atau keluarga. Adapun ketidakhadiran yang bersumber dari
siswa itu sendiri adalah sebagai berikut :
a) Lupa tidak bersekolah
Hal ini mungkin terjadi karena siswa tidurnya larut malam
sehingga bangunnya kesiangan.
39
b) Moral siswa tidak baik
Tidak sedikit siswa yang sering membolos sekolah
dikarenakan memiliki moral yang tidak baik, akibatnya siswa
enggan untuk pergi kesekolah.
c) Terjadi perkelahian antar siswa
Perkelahian antar siswa bisa saja menyebabkan siswa yang
bersangkutan tidak dapat mengikuti pelajaran karena diskors
oleh pihak sekolah.
d) Menderita sakit yang tidak dapat dikahui kapan sembuhnya
Hal seperti ini bisa terjadi pada siswa yang mendapat
musibah atau sakit yang tak kunjung sembuh, sehingga
menyebabkan siswa tersebut tidak bisa masuk sekolah.
e) Anggota kelompok siswa yang suka membolos.
Berteman dengan kelompok siswa yang suka membolos,
tidak menutup kemungkinan siswa yang bersangkutan
terpengaruh dan ikut-ikutan membolos.
f) Siswa itu sendiri yang memang suka membolos.
Bisa juga siswa yang bersangkutan memang suka membolos,
akibat dari kurangnya motivasi dan bimbingan orang tua
yang menyebabkan siswa enggan untuk ke sekolah.
g) Prestasi belajar lemah.
Bisa saja siswa yang tidak hadir di sebabkan oleh prestasinya
lemah sehingga siswa tersebut tidak percaya diri dan malu
dengan teman sebayanya.
40
2.1.2.5 Faktor Eksternal (dari luar diri siswa)
Dalam hal ini bisa timbul dari lingkungan keluarga, dari
sekolah itu sendiri serta dari masyarakat.
1. Penyebab dari ketidakhadiran siswa di sekolah yang
bersumber dari lingkungan keluarga
a) Kedua orang tuanya bekerja
Hal ini bisa terjadi, disamping anak tersebut tidak
mendapatkan pengawasan orang tua, bisa jadi tersebut
disuruh menjaga rumah.
b) Ada kegiatan keagamaan dirumah.
Kegiatan keagamaansering terjadi dikalangan masyarakat
religius, sehingga anak disuruh membantu kegiatan di
rumah.
c) Ada permasalahan dilingkungan keluarga.
Adanya pertengkaran kedua orang tuanya yang sebetulnya
tidak bersangkutan dengan anak, akan tetapi
mempengaruhi jiwa dari anak.
d) Ada kegiatan darurat di rumah.
Ada kegiatan yang bersifat darurat sehingga memaksa
anak untuk turut menyelesaikan.
e) Keluarga, famili atau handai taulan yang pindah rumah.
Hal ini terjadi anak turut serta membantu, sedangkan
kegiatan tersebut bersamaan dengan hari/jam sekolah dan
41
tidak mempertimbangkan aspek anak sedang bersekolah
atau tidak.
f) Ada anggota keluarga yang meninggal.
Adanya kematian di dalam keluarga tersebut yang
umumnya membawa duka bagi anak. Oleh karena
dukanya tersebut membuat anak tidak hadir di sekolah.
g) Letak rumah yang jauh dari sekolah.
Hal yang demikian ini terkadang membuat anak malas
untuk hadir ke sekolah. Terkecuali ada transportasi tetapi
anak tetap tidak hadir ke sekolah mungkin waktu itu tidak
punya uang untuk ongkos.
h) Adanya anggota keluarga yang sakit.
Pada saat ada anggota keluarga yang sakit, tidak jarang
anak diminta untu menunggu atau merawatnya.
i) Tidak punya baju seragam lagi.
Ini dialami oleh mereka yang secara ekonominya lemah.
Tidak memakai baju seragam sekolah di khawatirkan akan
mendapat sangsi, sehingga anak tidak hadir ke sekolah.
j) Kekurangan makanan yang sehat.
Kejadian seperti ini biasanya terjadi pada anak yang
berada di daerah-daerah kantong kemiskinan.
42
k) Ikut orang tua berlibur.
Hari libur orang tua yang tidak bersamaan dengan hari
liburan sekolah anak. Tidak jarang anak mengikuti liburan
orang tuanya.
l) Orang tua pindah tempat kerja.
Bagi anak yang orang tuanya pindah tempat kerja dapat
menyebabkan anak tidak hadir di sekolah yang
dikarenakan anak terkadang mengikuti orang tuanya
dalam jangka waktu yang lama atau jangka waktu tertentu.
2. Ketidakhadiran siswa yang bersumber dari sekolah.
a) Lokasi sekolah yang tidak menyenangkan
Sekolah yang tidak menyenangkan karena tidak memenuhi
syarat sekolah, sehingga siswa menjadi jenuh dan enggan
untuk ke sekolah.
b) Program sekolah yang tidak efektif.
Hal ini terjadi karena kurikulum yang digunakan kurang
tepat dalam mendaya gunakan program kerja di sekolah.
c) Terlalu sedikit siswa yang masuk
Hal ini di karenakan sekolah kekurangan siswa sehingga
siswa enggan masuk sekolah.
d) Biaya sekolah yang terlalu mahal.
Salah satu permasalahan yang menghambat proses belajar
mengajar adalah biaya yang terlalu mahal, sehingga
43
menjadi beban bagi mereka yang secara ekonominya
kurang mampu.
e) Kurangnya fasilitas sekolah
Fasilitas sekolah merupakan salah satu sarana dan media
yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran, Jika fasilitas
tidak memadai maka siswa merasa sekolah tidak
memenuhi kebutuhannya yang mengakibatkan siswa
kecewa sehingga enggan masuk sekolah.
f) Kurangnya bimbingan guru, baik secara individu maupun
secara kelompok kepada siswa.
Peran wali kelas dalam hal ini sangat penting bagi proses
pembelajaran yang berlangsung di sekolah sehubungan
dengan kesulitan-kesulitan siswa.
g) Program yang dijalankan sekolah kurang menarik siswa.
Program, rencana dan tujuan sekolah yang jelas harus
menjadi perhatian sekolah dalam pembelajaran supaya
siswa tidak jenuh dan tidak menutup kemungkinan siswa
merasa tidak nyaman di sekolah.
h) Suasana di sekolah yang tidak kondusif.
Sekolah hendaknya dapat menata ruangan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa, sebab hal ini berpengaruh pada
kemauan siswa yang menginginkan suasana sekolah yang
kondusif.
44
3. Ketidakhadiran siswa yang bersumber dari masyarakat.
a) Terjadinya peledakan penduduk
Hal ini yang berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber
yang dapat di gunakan oleh siswa untuk hadir ke sekolah.
b) Keadaan genting di masyarakat.
Kegawatan-kegawatan yang sedang terjadi di dalam
masyarakat terutama hal-hal yang menakutkan siswa.
c) Kemacetan Jalan.
Keadaan seperti pada saat ini dimana arus kendaraan
sangatlah padat terutama di kota-kota besar.
d) Adanya pemogokan massal.
Solidaritas dari para pekerja dan bisa terjadi pada sekolah
yang berbentuk pemogokan massal.
e) Adanya peperangan.
Pada negara yang suhu politiknya menghangat tidak
jarang pula di warnai oleh peperangan. Baik itu
peperangan antar negara maupun antar masyarakat dalam
suatu negara. Karena alasan keamanan maka siswa tidak
bisa hadir ke sekolah.
45
2.1.3 Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Terhadap Absensi Sakit pada Anak SD Negeri Bululawang
02
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat (Depkes, 2011). Di
dalam proses kegiatan belajar kesehatan anak didik sangat
diperhatikan, karena anak yang sakit/ kurang sehat akan
berpengaruh dalam proses belajar mengajar secara formal,
dimana terjadi tranformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau
pengajar kepada anak didiknya (Dirjen Pend Nas, 2008).
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada anak sekolah diharapkan akan sampai ke tingkat rumah
tangga dan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam jangka
panjang akan berdampak pada penurunan angka kesakitan
(penurunan absensi anak) dan angka kematian pada umumnya.
Penyakit diare yang masih menempati urutan teratas dalam
daftar 10 penyakit dan 31,8 % penyebab siswa sekolah dasar
rawat inap di rumah sakit di Indonesia (hasil survei Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan, 2009).
Seperti yang diterangkan oleh Hendrik L. Blum (dalam
Muhajirin, 2004), menyatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi
46
derajad kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah: faktor lingkungan,
faktor perilaku, faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan.
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi derajad
kesehatan.
Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung
kepada kesehatan , juga saling berpengaruh satu sama lainnya.
Status kesehatanakan tercapai secara optimal, bilamana keempat
faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula (Muhajirin, 2007)
Fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah adalah
penyimpangan PHBS, dimana murid masih mengkonsumsi
jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau pedagang
keliling, serta tidak mencuci tangan sebelum makan. Murid SD
pada umumnya belum paham dan mengerti arti kesehatan untuk
dirinya sehingga belum dapat memilih makanan yang sehat dan
Faktor
Perilaku
Faktor
Lingkungan
Sakit
Faktor
Keturunan
Faktor
Pelayanan
Kesehatan
47
bersih. Hal ini tercermin pada makanan jajanan yang dikonsumsi
murid SD yang masih banyak mengandung pewarna sintetik
(Judwarwanto, 2008).
Jika sebagian murid SD memahami PHBS bukan tidak
mungkin dapat menekan angka kesakitan seperti: diare, DBD
dan penyakit ISPA yang kerap kali menyerang anak pada musim
pancaroba (Eurika Indonesia, 2004). Agar indikator PHBS dapat
memenuhi persyaratan perlu dilakukan pengkajian supaya
diketahui perkembangan pelaksanaan PHBS di sekolah, maka
dapat dilakukan upaya promosi kesehatan lebih lanjut sehingga
menjadi sekolah sehat dan menambah jumlah sekolah sehat di
Indonesia meningkat (Ismoyowati, 2007)
48
2.2. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Pengaruh Hidup Bersih dan Sehat Terhadap
Absensi Sakit pada Anak SD Negeri Bululawang 02
Pengetahuan
Sikap
Persepsi
Perilaku:
PHBS di Tatanan
Sekolah
Faktor Lingkungan
Dampak PHBS
pada Siswa
Pelayanan Kesehatan di
sekolah : - UKS
- Pengobatan
sederhana
Absensi Sakit
Siswa
-SDM meningkat
-Prestasi belajar
meningkat
Faktor Keturunan
49
2.3. Hipotesis
Hipoptesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Hasil
dari penelitian pada hakekatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang yang telah di rumuskan (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
Ho: Tidak ada pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat terhadap absensi
sakit pada anak SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang.
Hi : Ada pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat terhadap absensi sakit
pada anak SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
memungkinkan, memaksimalkan sesuatu kontrol beberapa faktor yang
bisa mempengaruhi validitas suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk
peneliti dalam merencanakan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai
suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2008).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang
menggunakan pendekatan survey cross sectional, tehnik yang di gunakan
untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran
maupun hasil dari konvensi (Notoatmodjo, 2005)
Dimana tiap subjek penelitian pengukurannya atau pengamatannya
dilakukan secara bersamaan dalam sekali waktu terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) siswa SD Negeri Bululawang 02 saat penelitian
untuk mempelajari dinamika pengaruh antara Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dengan Absensi Sakit Siswa dengan cara pendekatan survey.
51
3.2 Kerangka Operasional
Gambar 3.1 Kerangka kerja Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
terhadap Absensi Sakit pada anak sekolah di SD Negeri
Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Populasi
Semua siswa SD Negeri Bululawang 02
Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang yang berjumlah 103 anak
Sampel
Semua siswa SD Negeri Bululawang 02
Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang yang berjumlah 103 anak
Teknik Purposive
Sampling
Pengumpulan data
PHBS Absensi Siswa
Sakit
Analisa Bivariat
Uji hipotesis dengan uji
korelatif Spearmen Rank
Pengolahan data
Editing
Coding
Scoring
Tabulating
Analisa Univariat
- Mean
-Median
- Std Deviasi
- Min-Max
-
Penyajian data
Kesimpulan
H₀ ditolak jika p < 0,05
H₀ diterima jika p > 0,05
52
3.3 Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02 Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang pada bulan Juni 2014
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti atau yang diselidiki
(Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa SD Negeri Bululawang 02 dengan jumlah siswa 103 siswa.
3.4.2 Sampel
Sampling purposive yaitu tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiono, 2010)
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi (Notoatmodjo, 2010) adalah karakteristik umum subjek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.
Adapun dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Siswa-siswi dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang bersekolah di
SD Negeri Bululawang 02.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi (Notoatmodjo, 2010) adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria insklusi. Adapun dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Siswa yang tidak hadir saat penelitian
53
2. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.
3.4.3 Teknik Sampling
Merupakan suatu cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel , agar
memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Sugiono, 2010)
3.5 Variabel penelitian
3.5.1 Variabel independen (bebas) adalah variabel yang memepengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Nursalam, 2008). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah perilaku hidup bersih dan sehat.
3.5.2 Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah absensi sakit pada anak sekolah.
3.6 Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan salah satu instrumen dari riset
karena merupakan salah satu tahapan dalam proses pengumpulan data.
Definisi dari operasional menjadi konsep yang masih bersifat abstrak
menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut
(Nursalam, 2008).
54
Tabel 3.1: Kerangka Operasional pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat
terhadap absensi sakit anak Sekolah Dasar Negeri Bululawang
02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Variabel
independen
perilaku
hidup bersih
dan sehat
(PHBS)
sekumpulan
perilaku yang
dipraktikkan oleh
peserta didik SD
Negeri
Bululawang 02
atas dasar
kesadaran sebagai
hasil pembelajaran,
sehingga secara
mandiri mampu
mencegah
penyakit,
meningkatkan
kesehatannya, serta
berperan aktif
dalam
mewujudkan
lingkungan sehat
(Depkes RI, 2011).
Melakukan
tindakan :
1.mencuci tangan
dengan air bersih
memakai sabun
2.Jajan di kantin
sekolah sehat
3.Membuang
Sampah pada
Tempatnya
4.Mengikuti
kegiatan Olah
Raga di Sekolah
5.Menimbang
Berat Badan dan
mengukur Tinggi
Badan
6.Merokok di
Sekolah
7.Memberantas
Jentik Nyamuk di
Sekolah
8.Menggunakan
Jamban di
Sekolah
Kuesioner
yang terdiri
dari 21
pertanyaan
dengan
kriteria
skor:
Ya = 2
Tidak = 1
Ordinal Skor :
Ya = 2
Tidak = 1
Skor
Klasifikasi
hasil:
(Sugiono,
2010)
Tinggi =
36 - 42
Sedang =
28 - 35
Rendah =
21 - 27
55
Yang didapatkan
dengan cara
kuesioner
Variabel
dependen :
absensi
sakit siswa.
Jumlah
ketidakhadiran
siswa SD Negeri
Bululawang 02
Pada tahun ajaran
2013-2014 Karena
alasan sakit.
Ketidakhadiran
siswa ke sekolah
yang dikarenakan
sakit
Cheklis
Ordinal
Mengguna
kan skala :
(Sugiono,
2010)
Tinggi =
6 – 8
Sedang =
3 – 5
Rendah =
0 - 2
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.7.1 Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah
a). Menurut Depkes (2011) 8 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Tatanan Sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air bersih memakai sabun.
2. Jajan di kantin sekolah sehat
3. Membuang Sampah pada Tempatnya
4. Mengikuti kegiatan Olah Raga di Sekolah
5. Menimbang Berat Badan dan mengukur Tinggi Badan
6. Tidak merokok di Sekolah
7. Memberantas Jentik Nyamuk di Sekolah
56
8. Menggunakan Jamban di Sekolah
b). PHBS di rumah tangga dengan 3 indikator dan 1 gaya hidup sehat:
1. Mencuci tangan dengan air bersih menggunakan sabun
2. Menggunakan jamban
3. Rumah bebas jentik
Dari masing-masing indikator disusun menjadi 21 pertanyaan
PHBS di sekolah 11 pertanyaan dan PHBS di rumah tangga dan gaya
hidup sehat 10 pertanyaan.
3.7.2 Uji Validitas & Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dan variabel yang
diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Jenis uji validitas dalam penelitian
ini menggunakan uji Person Product Moment.
Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel
nilai product moment. Apabila hasil uji tiap-tiap item pernyataan
ternyata signifikan (p value < 5%) atau r hitung lebih besar dari r tabel,
maka item pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun
apabila tidak signifikan (p value > 5%) atau r hitung lebih kecil dari r
tabel, maka item pernyataan dinyatakan tidak valid.
b. Reliabilitas
57
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dan dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2006).
Menurut Sugiyono (2005), pengujian reliabilitas dilakukan dengan
Menggunakan alpha cronbach. Pernyataan dikatakan reliable dengan
ketentuan bila alpha lebih besar dari pada r tabel (0,60).
3.7.3 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari
data yang telah dikumpulkan. Tanpa adanya data , maka hasil penelitian
tidak akan terwujud dan penelitian tidak akan berjalan (Saryono, 2008).
Menurut sumbernya, data di bedakan menjadi 2 jenis :
1. Data Primer
Data primer penelitian tentang perilaku hidup bersih dan sehat
diperoleh dari survey dengan menggunakan kuesioner yang
ditanyakan langsung kepada responden yaitu siswa-siswi SD Negeri
Bululawang 02 Kecamatan Bululawang, kemudian peneliti
mendampingi responden secara langsung dalam pengisian kuesioner,
sehingga apabila ada responden yang kurang jelas atau kurang
mengerti dengan maksud pertanyaan dalam kuesioner maka responden
dapat bertanya langsung pada peneliti.
2. Data Sekunder
58
Data yang di peroleh dengan pengambilan data yang berupa profil
sekolah, identitas sekolah, data jumlah siswa 103 anak dengan 11
orang guru.
3.7.3.1 Pemeriksaan Data (Editing)
Memeriksa data (kuesioner) yang telah dikumpulkan oleh
peneliti dan melakukan koreksi apabila ada data yang masih
belum terisi maka lembar dikembalikan lagi kepada responden
untuk diisi kembali.
3.7.3.2 Coding
Yaitu mengubah data menjadi data-data yang dapat
dimanipulasi sesuai dengan prosedur analisis statistik tertentu.
Dalam penelitian ini untuk pemberian nilai setiap pertanyaan
yang yang sesuai pada lembar kuesioner, lembar observasi di beri
cheklist (√). Dan untuk lembar identitas di isi dengan dengan cara
menuliskan identitas masing-masing kelas.
Kelas I = 1
Kelas II = 2
Kelas III = 3
Kelas IV = 4
Kelas V = 5
Kelas VI = 6
59
3.7.3.3 Skoring
Skoring variabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
menggunakan dengan cara pemberian skor dimana untuk
pertanyaan :
Diberikan nilai 2 bila jawaban Ya
Diberikan nilai 1 bila jawaban Tidak
Dengan nilai tertinggi 42 dan nilai terendah 21, dari perolehan
nilai tersebut diklasifikasikan menjadi 3 kategori (Sugiono, 2010)
1. Kategori Tinggi = 36 – 42
2. Kategori Sedang = 28 – 35
3. Kategori Rendah = 21 – 27
Skoring variabel absensi sakit siswa sekolah dasar dengan
menggunakan cara pemberian skor dimana untuk absensi sakit
tertinggi 7 hari sedangkan absensi sakit terendah 0 hari dan
dikalsifikan sebagai berikut :
1. Katagori Tinggi = 6 – 8
2. Katagori Sedang = 3 – 5
3. Katagori Rendah = 0 -2
3.7.3.4 Tabulasi (Tabulating)
Yaitu kegiatan untuk meringkas data yang sudah hingga
sedemikian rupa agar data dengan mudah dapat dijumlahkan,
disusun, di tata dan dianalisa (Budiarto, 2009). Dalam proses ini
meliputi:
60
1. Mempersiapkan tabel dengan kolom yang barisnya cermat
sesuai kebutuhan.
2. Menghitung banyaknya frekuensi untuk setiap kategori
pertanyaan dari kuesioner data umum perilaku hidup bersih
dan sehat siswa sekolah dasar sesuai dengan kode yang
diberikan kemudian tabulasikan dan diberi skor yaitu:
a) Yang menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberikan
nilai skor 2
b) Yang menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban
diberikan nilai skor 1
3. Menghitung banyaknya frekuensi untuk setiap kategori
jawaban hasil kuesioner variabel tingkat absensi siswa sekolah
dasar, absensi tertinggi 7 hari dan absesi terendah 0 hari dan di
klasifikasikan tinggi, sedang, rendah.
1.8 Analisa Data
1.8.1 Analisa Univariat
Analisa Univariat adalah data dari hasil pengumpulan data yang
dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tendensi sentral
atau grafik. Jika data mempunyai kenormalan, maka mean dapat
digunakan sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai
ukuran penyebaran. Jika distribusi data tidak normal maka menggunakan
61
median sebagai ukuran pemusatan dan minimum-maksimum sebagai
ukuran penyebaran (Saryono, 2008). Analisa tersebut peneliti tampilkan
untuk menjawab dari tujuan khusus penelitian yang nomor 1, 2 dan 3.
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencari ukuran
sentral tendensi antara lain: mean, median, standar deviasi, maksimum dan
minimum. Sedangkan gambaran Absensi siswa sakit untuk mencari ukuran
sentral tendensi : mean, median, standar deviasi dan maksimum dengan
minimum.
Perhitungan dan analisa data dilakukan dengan menyusun tabel
tentang distribusi frekuensi berdasarkan jumlah dan karakteristiknya, juga
distribusi tentang pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat terhadap
absensi sakit siswa (Notoatmodjo, 2008).
Proses analisa data Variabel perilaku hidup bersih dan sehat
ditanyakan dalam kuesioner sehingga dapat diambil nilai (skor).
Kemudian Variabel absensi yang dihitung berdasar hari dalam satu tahun
dan dinyatakan dalam prosentase pertahun (skor). Dari hasil gambaran
yang di dapatkan peneliti sehingga dapat diambil tingkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan tingkatan Absensi Sakit Siswa
3.8.2 Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisis dua variabel secara bersamaan
untuk mengetahui hubungan dua variabel yang sedang diuji yaitu
mengidentifikasi perilaku hidup bersih dan sehat dengan absensi sakit. Ada
tiga kemungkinan yang bersifat simetris, tidak saling mempengaruhi,
62
saling mempengaruhi antara dua variabel, sebuah variabel mempengaruhi
variabel yang lain (Imron, 2010).
Sedangkan analisa yang dilakukan untuk menjawab tujuan khusus
penelitian yang ke 4 seperti yang digambarkan dalam Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Lembaran Absensi Sakit Siswa di SD Negeri
Bululawang 02 Tahun 2014
Uji Hipotesis pada penelitian ini adalah menggunakan uji Korelasi
Spearman Rank, Korelasi Spearman merupakan alat uji statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya
berskala ordinal (ranking). Nilai korelasi ini disimbolkan dengan (rho).
Karena digunakan pada data berskala ordinal, untuk itu sebelum dilakukan
pengelolahan data, data kuantitatif yang akan dianalisis perlu disusun
dalam bentuk ranking. Untuk mengetahui hubungan atau membuktikan
antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent)
berskala ordinal dan sumber data antar variabel tidak tidak harus sama.
Menentukan batas nilai α = 0,05 pada tabel.
Pengujian Hipotesis
Ho ditolak bila harga ρ hitung > dari ρ tabel
Ho diterima bila harga ρ hitung < dari ρ table
3.9 Etika Penelitian
Etika penelitian (Notoatmodjo, 2010) adalah suatu pedoman etika
yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak
peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan
63
memperoleh dampak dari hasil penelitian. Mengingat penelitian ini
berhubungan langsung dengan manusia, untuk itu sebelum penelitian peneliti
mengajukan ijin kepada STIKes Widya Cipta Husada Kepanjen, dilanjutkan
ijin kepada pihak-pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan pengambilan
data. Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan kepada responden dengan
menekankan etika sebagai berikut :
3.9.1 Right to full disclosure (hak untuk mendapatkan jaminan dari
perlakuan yang diberikan).
Peneliti akan memnerikan penjelasan secara rinci tentang
penelitian yang akan dilakukan serta akan bertanggung jawab kepada
subjek penelitian jika ada sesuatu yang terjadi akibat penelitian yang
dilakukan
3.9.2 Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan sebelum penelitian dilakukan. Tujuannya adalah agar
responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika responden mengerti dan menyetujui maka diminta
untuk menandatangani lembar persetujuan dan menghormati hak
calon responden yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini.
3.9.3 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika dalam memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
64
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
memberikan kode pada lembar pengumpulan data berupa urutan
responden.
3.9.4 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Desa Bululawang Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang
adalah salah satu dari 14 desa yang ada di Kecamatan Bululawang dengan
luas wilayah 2580 km2 dengan jumlah penduduk 7.739 jiwa dari 1560
KK. Sedangkan batas-batas wilayah Desa Bululawang adalah :Sebelah
Utara : Desa Sempalwadak, Sebelah Timur : Desa Jambearjo, Sebelah
Selatan : Desa Krebet Senggrong, Sebelah Barat : Desa Wandanpuro.
Sedangkan mayoritas mata pencaharian penduduk adalah : petani, pekerja
sektor jasa, pedagang.
Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02 adalah salah satu dari 2
sekolah dasar yang terletak di Desa Bululawang Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak
103 dengan tenaga pendidik sebanyak 11 orang guru.
4.1.2 Data Umum
4.1.2.1 Identitas responden
a. Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis
kelamin didapatkan sebagaimana dalam table 4.1 dibawah ini
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer Juni 2014
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 55 57,3 %
Wanita 41 42,7 %
Jumlah 96 100 %
66
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak dalam penelitian adalah laki-laki sebesar 57,3 %
b. Gambaran umum responden dalam penelitian ini berdasarkan umur
didapat sebagaimana dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah (orang) Prosentase
(%)
7 – 8 tahun 29 30,1
9 – 10 tahun 37 38,6
11 – 12 tahun 30 31,3
Jumlah 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2014
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden yang
terbanyak dalam penelitian ini adalah umur 9 – 10 tahun sebesar
38,6%
4.1.3 Data Khusus
Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) terhadap absensi sakit siswa SD Negeri Bululawang 02
yaitu dengan cara membagikan kuesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan
untuk di isi kepada 103 siswa. Hasil yang diperoleh mendapatkan 96 siswa
yang bersedia menjadi responden.
4.1.3.1 Analisa Univariat
4.1.3.1.1 Gambaran Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Gambaran PHBS dalam penelitian ini berdasarkan analisa
deskriptif sebagaimana dalam tabel 4.3 berikut ini :
67
Tabel 4.3 Analisa Deskriptif
PHBS
Mean 2.7604
Median 3.0000
Std.Deviation .42907
Minimum 2.00
Maximum 3.00
Sumber : Data Primer Juni 2014
Dari Tabel 4.3 didapatkan Mean PHBS 2.7604, Median 3.0000,
Std Deviasi .42907, Minimum 2.00, Maximum 3.00.
Tingkat PHBS dari Siswa dalam penelitian ini sebagaimana dalam tabel
4.4
Tabel 4.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Jumlah
(orang) Persentase (%)
Kurang 0 0
Sedang 23 24.0
Baik 73 76.0
Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2014
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat siswa SD Negeri Bululawang 02 adalah : PHBS Sedang sebesar
24%, dan PHBS Baik sebesar 76%.
4.1.3.1.2 Gambaran Absensi Sakit Siswa
Gambaran Absensi Sakit Siswa dalam peneliti ini sebagaimana
dalam tabel 4.5 berikut ini
Tabel 4.5 Absensi Siswa Sakit
Absensi Sakit Siswa Jumlah (orang) Persentase (%)
Rendah 59 61.5
Sedang 33 34.4
Tinggi 4 4.2
Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2014
68
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa absensi siswa SD Negeri
Bululawang 02, masih terdapat absensi siswa sakit tinggi sebesar 4,2%.
4.1.2.3 Analisa Bivariate
4.1.2.3.1 Absensi Siswa Sakit berdasarkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Gambaran absensi siswa sakit berdasarkan PHBS dalam
penelitian ini sebagaimana dalam tabel 4.6
Tabel 4.6 Gambaran Absensi Sakit berdasarkan PHBS siswa SD Negeri
Bululawang 02
PHBS
Total Absensi Sakit Kurang Sedang Baik
n % n % n % n %
Rendah 0 0 11 18,6 48 81,4 59 100
Sedang 0 0 11 33,3 22 66,7 33 100
Tinggi 0 0 1 25,0 3 75,0 4 100
Total 0 0 23 24,0 73 76,0 96 100
Berdasarkan tabulasi silang pada tabel 4.6 didapatkan responden
yang PHBS Rendah Absensi Tinggi (75%) sedang PHBS Baik Absensi
Rendah (81,4%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
baik PHBS maka Absensi Sakit Siswa makin rendah.
69
4.1.2.3.2 Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Terhadap Absensi Sakit.
Gambaran PHBS terhadap absensi siswa sakit dalam
penelitian ini yang telah dilakukan dengan Uji Hipotesis Spearmen Rho
dengan hasil sebagai berikut sebagaimana dalam tabel 4.7
Tabel 4.7 Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Terhadap Absensi Sakit Anak Sekolah di SD Negeri
Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten
Malang
Correlations PHBS Absensi_Sakit
Spearman's
rho
PHBS Correlation
Coefficient 1.000 -150
Sig. (2-tailed) . .145
N 96 96
Absensi_
Sakit
Correlation
Coefficient -150 1.000
Sig. (2-tailed) .145 .
N 96 96
Uji Spearman Rank (rho) di dapat bahwa Pengaruh Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Sakit Anak Sekolah di
SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang
adalah makna dari nilai korelasi (r) sebesar -0,150 dengan arah korelasi
negative berarti semakin baik PHBS maka absensi sakit semakin kecil,
berdasarkan Uji Hipotesis yang didapatkan melalui Spearmen Rho nilai
signifikan 0,145 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara
PHBS dengan Absensi Sakit Siswa.
70
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa SD Negeri
Bululawang 02.
Didapat bahwa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa SD Negeri
Bululawang 02 adalah : PHBS Sedang sebesar 24%, dan PHBS Baik
sebesar 76%.
PHBS di Sekolah adalah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat
(Depkes RI, 2011)
Guru dan orang tua diharapkan bersama-sama memberikan
pengaruh dalam menentukan sikap, perilaku dan nilai-nilai baik bagi
anak. Guru membimbing anak untuk memperluas dan mengembangkan
konsep diri yang positif sedangkan orang tua bertanggung jawab untuk
membantu anak untuk memperoleh potensi maksimal dan menanamkan
nilai tanggung jawab.
4.2.2 Absensi Sakit Siswa Sekolah Dasar Negeri Bululawang 02
Diketahui bahwa absensi siswa SD Negeri Bululawang 02, masih
terdapat absensi sakit siswa tinggi sebesar 4,2%.
Berdasarkan Akhmad (2010) ketidakhadiran siswa adalah
ketiadaan partisipasi secara fisik terhadap kegiatan-kegiatan sekolah
71
disaat jam-jam efektif sekolah, sebab sekolah bukan sekedar
penyampaian ilmu pengetahuan secara fisik saja tetapi membutuhkan
juga keterlibatan fisik dan mental anak.
Di dalam kegiatan belajar kesehatan anak didik sangat
diperhatikan, sebab anak yang kurang sehat atau absensi karena sakit
akan berpengaruh dalam proses belajar mengajar secara formal, dimana
tranformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada anak
didik kurang optimal.
4.2.3 Absensi Sakit Siswa berdasarkan PHBS
PHBS Rendah Absensi Tinggi (75%) sedang PHBS Baik Absensi
Rendah (81,4%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
baik PHBS maka Absensi Sakit Siswa makin rendah.
Sejalan dengan teori H.L.Bloom (1974) bahwa derajad kesehatan
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Mengingat dampak dari
perilaku terhadap derajad kesehatan adalah cukup besar, maka perlu
diupayakan untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku
yang sehat.
4.2.4 Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) berdasarkan
Absensi Sakit Anak SD Negeri Bululawang 02
Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap
Absensi Sakit Anak Sekolah di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan
72
Bululawang Kabupaten Malang adalah makna dari nilai korelasi (r)
sebesar -0,150 dengan arah korelasi negative berarti semakin baik PHBS
maka absensi sakit semakin kecil, berdasarkan Uji Hipotesis Spearmen
Rho nilai signifikan 0,145 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara PHBS dengan Absensi Sakit Siswa.
Menurut Jurnal STIKes Surya Mitra Husada Kediri edisi 6
Oktober 2012 dengan judul Hubungan Pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan Tingkat Absensi Siswa Karena Sakit
pada Siswa di Madrasah Ibtida’iyah Negeri Semampir Kota Kediri oleh
Jaini. Perbedaan bermakna yaitu tidak terdapat hubungan yang kuat
antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Tingkat Absensi
Siswa karena Sakit.
Absensi sakit siswa tidak hanya dipengaruhi oleh Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) saja tetapi ada faktor lain ikut mempengaruhi
selain PHBS yaitu faktor internal dari diri siswa itu sendiri dan partipasi
dari orangtua siswa.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan dan faktor yang
perlu disempurnakan baik yang berasal dari internal maupun dari eksternal
peneliti yang dikarenakan oleh hal lain. Keterbatasan dan faktor lain yang
perlu disempurnakan tersebut diantaranya :
73
1. Singkatnya waktu penelitian dan metode yang dipakai adalah Survey
analitik, yaitu penelitian hanya dilakukan pada suatu waktu tertentu dan
hanya di lakukan satu kali pengamatan.
2. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden tidak
menjawab dengan jujur atau kurang mengerti tentang pertanyaan yang
dimaksud sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
3. Pada penelitian ini penulis hanya meneliti tentang perilaku hidup bersih
dan sehat di sekolah dan tidak meneliti perilaku hidup bersih dan sehat
di semua tatanan PHBS. Serta perlu diteliti lagi tentang faktor lain yang
mempengaruhi mempengaruhi derajad kesehatan.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tentang
pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap absensi sakit
pada anak sekolah di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang ,
maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat siswa SD Negeri Bululawang 02
adalah : PHBS Sedang sebesar 24%, dan PHBS Baik sebesar 76%.
2. Absensi Siswa Sakit SD Negeri Bululawang 02, diketahui masih
terdapat absensi siswa sakit tinggi sebesar 4,2%.
3. PHBS Rendah Absensi Tinggi (75%) sedang PHBS Baik Absensi
Rendah (81,4%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin
baik PHBS maka Absensi Sakit Siswa makin rendah.
4. Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap Absensi
Sakit Anak Sekolah di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang, adalah makna dari nilai korelasi (r)
sebesar -0,150 dengan arah korelasi negative berarti semakin baik
PHBS maka absensi siswa sakit semakin kecil, berdasarkan Uji
Hipotesis yang didapatkan melalui Uji Spearmen Rho nilai signifikan
0,145 > 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara PHBS
dengan Absensi Sakit Siswa
75
5.2 Saran
1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah diharapkan melalui peran guru-guru agar dapat terus
meningkatkan dan mengembangkan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakulikuler yang berorientasi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajad kesehatan anak didiknya. Pendididkan kesehatan
kepada siswa tentang PHBS perlu ditingkatkan lagi sehingga proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2. Bagi Puskesmas
Program kesehatan yang dilaksanakan di sekolah bisa lebih mengenai
sasaran dan sesuai dengan tujuan yaitu meningkatkan derajad kesehatan
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah. Melalui petugas
yang aktif dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan cara
memberikan penyuluhan pada sekolah-sekolah.
3. Bagi profesi keperawatan
Terwujudnya asuhan keperawatan komunitas yang paripurna
dibutuhkan ketrampilan dan pengetahuan yang baik dari perawat itu
sendiri. PHBS merupakan perhatian dari profesi keperawatan komunitas
dalam melakukan asuhan keperawatan di sekolah, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan oleh semua pihak.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk
memberikan ide-ide baru dalam meningkatkan kualitas pelayanan
76
kesehatan pada umumnya dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah.
77
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Sudrajad. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran Dalam Paradigma Baru.
Bandung: Paramita Publiser
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Budiarto, Eko. 2009. Biostatika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC
Eurica Indonesia diambil dari wibsite http//www Eurica Indonesia.org/Jaga Masa
Sehatmu Sebelum Masa sakitmu diakses tanggal 29 april 2009.
Imron, Moch. 2010. Metode Penelitian Bidang Kesehatan: Bahan Ajar Untuk
Mahasiswa. Jakarta: Sagung Seto.
Ismoyowati (2007). Indikator PHBS di Sekolah, Majalah Informasi & Referensi
Promosi Kesehatan I No.1/Tahun IX Penerbit Pusat Promosi
Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
Marheni, 2010. Perilaku Hidup bersih dan Sehat dengan Pendekatan Teori Orem.
Jakarta: Sagung Seto
Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: teori dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta
78
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi (ed Revisi).
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar.
Cetakan Kedua. Jakarta: Rieneka Cipta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan :
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/ MENKES/ PER/
XI/ 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS). Jakarta: Depkes.
Purwoko (2001). Kapita selekta Pendidikan Sekolah Dasar. Edisi Pertama.
Jakarta : Universitas Terbuka.
Sarwono, 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.
Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R& D, Bandung:
CV Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sunaryo, 2008. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
79
Lampiran 1: Formulir Persetujuan
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul Penelitian : Pengaruh Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terhadap
Absensi Sakit Pada Anak Sekolah di SD Negeri Bululawang
02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Peneliti : Adham Maya
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Saat ini peneliti adalah mahasiswa STIKes Widya Cipta Husada Kepanjen.
Penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Sakit Pada Anak Sekolah di SD
Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Anak-anak diharapkan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini, dimana jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran
anak-anak jika anak-anak bersedia, maka saya akan memberikan lembar kuesioner
untuk diisi. Partisipasi anak-anak dalam penelitian ini bersifat sukarela, peneliti
akan menjamin identitas dan kerahasiaan jawaban yang anak-anak berikan. Anak-
anak bebas menanyakan tentang penelitian ini.
Terima kasih atas perhatian dan kesediaan anak-anak sekalian dalam
penelitian ini.
Malang, 5 Juni 2014
Peneliti Responden
( Adham Maya ) (................................)
80
Lampiran 2 : Uji Validitas
Korelasi Antara
Nilai Korelasi ( r )
Nilai r tabel n =25 a = 5%
Keterangan Kesimpulan
Item no 1
0,646 0,396 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 2
0,447 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 3
0,527 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 4
0,670 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 5
0,476 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 6
0,389 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
Item no 7
0,478 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 8
0,389 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
Item no 9
0,548 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 10
0,407 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 11
0,181 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
81
Item no 12
0,388 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
Item no 13
0,851 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 14
0,261 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
Item no 15
0,822 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 16
0,389 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
Item no 17
0,548 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 18
0,421 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 19
0,580 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 20
0,620 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 21
0,549 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 22
0,482 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 23
0,660 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 24
0,552 r positif r hitung > r tabel
Valid
82
Item no 25
0,559 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 26
0,281 r positif r hitung < r tabel
Tidak Valid
Item no 27
0,599 r positif r hitung > r tabel
Valid
Item no 28
0,484 r positif r hitung > r tabel
Valid
83
Lampiran 3 : Kisi-kisi Kuesioner
1.Kisi – Kisi Instrumen PHBS di Tatanan Pendidikan
No Indikator PHBS di
Tatanan Sekolah
Pernyataan Jumlah
Soal
No Soal
1 Mencuci Tangan dengan
Air Bersih yang
Mengalir dengan
Menggunakan Sabun.
1. Apakah kalian
mencuci tangan
dengan air bersih yang
mengalir dan memakai
sabun sebelum dan
sesudah makan?
2. Apakah kalian juga
mencuci tangan
dengan air bersih yang
mengalir dan memakai
sabun setelah buang air
besar dan buang air
kecil?
3. Apakah kalian selalu
cuci tangan dengan air
bersih dengan
memakai sabun setelah
bermain?
3 1
2
3
2 Mengkonsumsi Jajanan
di kantin Sekolah yang
Sehat
1. Apakah kalian selalu
jajan dikantin sekolah
pada wakt istirahat?
2. Apakah kalian juga
jajan disembarang
tempat?
2 4
5
3 Membuang Sampah pada
Tempatnya
1. Apakah kalian jika
membuang sampah
tidak pada tempatnya
atau disembarang
1 6
84
tempat?
4 Mengikuti kegiatan Olah
Raga di Sekolah
1. Apakah disekolah
kalian pernah
mengikuti lomba olah
raga antar sekolah?
1 7
5 Menimbang Berat Badan
dan mengukur Tinggi
Badan setiap bulan
1. Apakah kalian diukur
tinggi badan dan
ditimbang berta
badannya secara rutin
di sekolah?
1 8
6 Menggunakan Jamban di
Sekolah yang Bersih dan
Sehat
1. Apakah kalian jika
buang air besar dan
buang air kecil di
jamban yang tersedia
di sekolah?
2. Apakah kalian ikut
serta dalam
memelihara kebersihan
jamban yang ada di
sekolah?
3. Apakah kalian
menyiram hingga
bersih setelah
menggunakan jamban
yang ada di sekolah?
3 9
10
11
85
2.Kisi – Kisi Instrumen PHBS di Tatanan Rumah Tangga
No Indikator PHBS di
Tatanan Rumah Tangga
Pernyataan Jumlah Soal No Soal
1 Mencuci tangan
dengan air bersih
dan memakai
sabun
1. Apakah
kalian
mencuci
tangan
dengan air
bersih yang
mengalir
dan
memakai
sabun
sebelum
dan sesudah
makan?
2. Apakah
kalian juga
mencuci
tangan
dengan air
bersih yang
mengalir
dan
memakai
sabun
setelah
buang air
besar dan
buang air
kecil jika
ada di
3 12
13
14
86
rumah?
3. Apakah
kalian
selalu cuci
tangan
dengan air
bersih
dengan
memakai
sabun
setelah
bermain?
2 Menggunakan
Jamban Sehat
1. Apakah
kalian jika
buang air
besar dan
buang air
kecil di
jamban
yang ada di
rumah?
2. Apakah
kalian ikut
serta dalam
memelihara
kebersihan
jamban
yang ada di
rumah?
3. Apakah
kalian
menyiram
3 15
16
17
87
hingga
bersih
setelah
menggunak
an jamban
yang ada di
rumah?
3 Rumah bebas
Jentik
1. Apakah
kalian di
rumah
melakukan
pemeriksaa
n jentik
nyamuk
nyamuk
secara
berkala?
2. Apakah
kalian di
rumah
melakukan
pemberanta
san jentik
nyamuk
secara
berkala?
2 18
19
4 Gaya Hidup Sehat 1. Apakah
kalian di
rumah
selalu
makan
dengan
2 20
88
sayur-
sayuran dan
buah-
buahan
setiap hari?
2. Apakah
kalian di
rumah
selalu
sarapan
sebelum
berangkat
ke sekolah?
21
89
Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian
“ Pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terhadap Absensi Sakit
Pada Anak Sekolah di SD Negeri Bululawang 02 Kecamatan Bululawang
Kabupaten Malang “
A. Identitas Responden
a. No Reg : ................................
b. No Absen : .....................
c. Umur : ..................... Tahun.
d. Kelas : ..................................
e. Jenis Kelamin : ..................................
B. Tindakan PHBS di Tatanan Pendidikan
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada jawaban yang kalian anggap paling tepat
No PERTANYAAN JAWABAN
Ya Tidak
1 Apakah kalian mencuci tangan sebelum makan
dengan air bersih dan sabun?
2 Apakah kalian juga cuci tangan pakai sabun dan air
bersih setelah buang air besar dan buang air kecil?
3 Apakah kalian selalu cuci tangan dengan air bersih
dengan sabun setelah bermain?
4 Apakah kalian selalu jajan di kantin sekolah pada
waktu istirahat?
5 Apakah kalian juga jajan disembarang tempat?
6 Apakah kalian jika membuang sampah tidak pada
tempatnya atau di sembarang tempat?
KUESIONER
90
7 Apakah di sekolah kalian selalu mengikuti kegiatan
olah raga antar sekolah?
8 Apakah kalian diukur tinggi badan dan berat badan
secara rutin di sekolah?
9 Apakah kalian jika buang air besar dan buang air
kecil selalu di jamban sekolah?
10 Apakah kalian selalu menyiram hingga bersih setelah
menggunakan jamban/toilet?
11 Apakah di sekolah kalian melakukan pemberantasan
jentik nyamuk secara berkala?
C. Tindakan PHBS dari Tatanan Rumah Tangga
No PERTANYAAN JAWABAN
Ya Tidak
12 Apakah kalian mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan memakai sabun sebelum dan
sesudah makan jika dirumah?
13 Apakah kalian mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan memakai sabun sesudah buang
air besar dan air kecil, apabila di rumah?
14 Apakah kalian selalu cuci tangan dengan air bersih
dengan sabun setelah bermain?
15 Apakah kalian jika buang air besar dan buang air
kecil selalu di jamban yang ada di rumah?
16 Apakah kalian ikut serta dalam memelihara
kebersihan jamban yang ada di rumah?
17 Apakah kalian selalu menyiram hingga bersih setelah
menggunakan jamban yang ada dirumah?
18 Apakah kalian dfirumah melakukan pemeriksaan
jentik nyamuk secara berkala?
19 Apakah kalian dirumah melakukan pemberantasan
91
jentik nyamuk secara berkala?
20 Apakah kalian dirumah selalu makan buah-buahan
dan sayur-sayuran setiap hari?
21 Apakah kalian dirumah selalu sarapan sebelum
berangkat sekolah?
D. Absensi Siswa ( di isi oleh petugas )
Sakit : ......................................
Ijin : ......................................
Alpa : .......................................
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA
92
LAMPIRAN : 5 Hasil Statistik
Frekuensi PHBS
Statistics
PHBS
N Valid 96
Missing 0
Mean 2.7604
Median 3.0000
Mode 3.00
Std. Deviation .42907
Variance .184
Skewness -1.240
Std. Error of Skewness .246
Kurtosis -.473
Std. Error of Kurtosis .488
Range 1.00
Minimum 2.00
Maximum 3.00
PHBS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sedang 23 24.0 24.0 24.0
tinggi 73 76.0 76.0 100.0
Total 96 100.0 100.0
93
Frekuensi Absensi Sakit
Statistics
Absensi_Sakit
N Valid 96
Missing 0
Mean 1.4271
Std. Error of Mean .05876
Median 1.0000
Mode 1.00
Std. Deviation .57573
Variance .331
Skewness .968
Std. Error of Skewness .246
Kurtosis -.035
Std. Error of Kurtosis .488
Range 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Case Processing Summary
PHBS
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Absensi_Sakit sedang 23 100.0% 0 .0% 23 100.0%
tinggi 73 100.0% 0 .0% 73 100.0%
94
Descriptives
PHBS Statistic Std. Error
Absensi_Sakit sedang Mean 1.5652 .12298
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.3102
Upper Bound 1.8203
5% Trimmed Mean 1.5242
Median 2.0000
Variance .348
Std. Deviation .58977
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .454 .481
Kurtosis -.616 .935
tinggi Mean 1.3836 .06652
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.2509
Upper Bound 1.5162
5% Trimmed Mean 1.3250
Median 1.0000
Variance .323
Std. Deviation .56838
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness 1.176 .281
Kurtosis .443 .555
95
Percentiles
PHBS
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted Average(Definition
1)
Absensi_Sakit sedang 1.0000 1.0000 1.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.8000
tinggi 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 2.0000 2.0000 2.3000
Tukey's Hinges Absensi_Sakit sedang 1.0000 2.0000 2.0000
tinggi 1.0000 1.0000 2.0000
Correlations
PHBS Absensi_Sakit
Spearman's rho PHBS Correlation Coefficient 1.000 -.150
Sig. (2-tailed) . .145
N 96 96
Absensi_Sakit Correlation Coefficient -.150 1.000
Sig. (2-tailed) .145 .
N 96 96
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Absensi_Sakit * PHBS 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
96
Korelasi PHBS dengan Absensi Sakit
Absensi_Sakit * PHBS Crosstabulation
PHBS
Total sedang tinggi
Absensi_Sakit rendah Count 11 48 59
Expected Count 14.1 44.9 59.0
% within Absensi_Sakit 18.6% 81.4% 100.0%
% within PHBS 47.8% 65.8% 61.5%
% of Total 11.5% 50.0% 61.5%
sedang Count 11 22 33
Expected Count 7.9 25.1 33.0
% within Absensi_Sakit 33.3% 66.7% 100.0%
% within PHBS 47.8% 30.1% 34.4%
% of Total 11.5% 22.9% 34.4%
tinggi Count 1 3 4
Expected Count 1.0 3.0 4.0
% within Absensi_Sakit 25.0% 75.0% 100.0%
% within PHBS 4.3% 4.1% 4.2%
% of Total 1.0% 3.1% 4.2%
Total Count 23 73 96
Expected Count 23.0 73.0 96.0
% within Absensi_Sakit 24.0% 76.0% 100.0%
% within PHBS 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 24.0% 76.0% 100.0%
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.135 .103 -1.325 .188c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.150 .103 -1.468 .145c
N of Valid Cases 96
a. Not assuming the null hypothesis.
97
Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -.135 .103 -1.325 .188c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.150 .103 -1.468 .145c
N of Valid Cases 96
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
98
LAMPIRAN : 6 JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes WIDYA CIPTA HUSADA KEPANJEN - MALANG
TAHUN AJARAN 2013/2014
No. KEGIATAN
WAKTU
NOPEMBER DESEMBER JANUARI
FEBRUARI
MARET APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Studi Pendahuluan
3 Pembuatan Proposal
4 Pelaksanaa Bimbingan
5 Seminar Proposal dan Revisi
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Seminar Hasil dan Revisi
8 Uji Komprehensip dan Revisi
9 Pengumpulan Hard Cover
10 Pendaftaran Yudisium
11 Yudisium