35
 2009 AJI WIDIATMOKO Pengelolaan Sampah Pasar Dengan Metode Destilasi 5/2/2009 Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah

  • Upload
    mias

  • View
    341

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 1/35

2009

AJI WIDIATMOKO

Pengelolaan Sampah Pasar De

Metode Destilasi

5/2/2009

Karya Tulis Ilmiah

Page 2: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 2/35

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan karunia- Nya kepada kita semua, sehingga penelitian ilmiah berjudul……ini dapat terselesaikan. Penulis

sangat tertarik untuk ikut serta memikirkan masalah lingkungan hidup yang semakin tidak 

terkendali, khususnya masalah sampah baik secara teknik maupun secara sistemik. 

Seiring dengan berkembangnya pembangunan di Indonesia, tidak terasa masalah-masalah

lingkungan pun bermunculan, hal ini tentunya tidak dibiarkan demikian saja karena di lain pihak akan menimbulkan dampak yang merugikan. Usaha pemulihan kembali masalah lingkungan

memang ada, tetapi usaha itu perlu ditingkatkan lagi, khususnya pada penekanan pengolahan dan

sistem yang efektif dan efisien dalam penanganan sampah/limbah yang dihasilkan dari aktivitaskehidupan masyarakat, khususnya dalam menata kembali manajemen operasinya.

Dalam penulisan karya tulis ini, merupakan langkah awal penulis untuk senantiasa peduli dan

 prihatin dengan permasalahan sampah yang terjadi serta mampu berpikir secara sistemik dalam

 penanganan sampah dan manajemen operasinya yang semakin menghantui kehidupan manusia.Dan besar harapan penulis, karya tulis ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan mendapat tindak 

lanjut untuk evaluasi pada tahap kegiatan kedepan.

Bekasi, April 2009

Penulis

Page 3: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 3/35

Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius diberbagai kota besar di Indonesia. Sistem

 penanganan sampah kota yang ada sekarang masih mengandalkan pada Tempat Pembuangan SampahAkhir (TPA) sebagai tempat pembuangan sampah, mulai dari tingkat rumah tangga hingga kecamatan.

Persoalan dalam penanganan sampah kota, selain adanya keterbatasan ruang untuk TPA juga masalah

 polusi udara dari aroma tidak sedap sampah dan belum optimalnya pemanfaatan sampah organik dan non

organik menjadi sesuatu yang memiliki nilai positif baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Selain itu

tempat pembuangan sampah yang jauh juga dapat membuat anggaran pengelolaan sampah membengkak,

karena semakin jauh semakin besar pula biaya transportasinya.

Karena masalah ini pula penulis mencoba menggali potensi dari sampah organik yang terdapat di

 pasar untuk diolah menjadi bahan lebih mempunyai manfaat daripada hanya di buang begitu saja dantidak memberikan dampak positif.

Ide ini di ilhami karena rasa keprihatinan penulis terhadap sampah pasar, khususnya yang

terdapat di Pasar Baru Kota Bekasi karena kebetulan dekat dengan sekolah penulis. Setiap pagisetidaknya 60m³ terbuang begitu saja tanpa memberikan manfaat dan parahnya lagi membuat masalahsemakin besar Karena pemerintah kota menganggarkan dana yang sangat besar bagi pengelolaan sampah

 pasar tersebut.

Sebenarnya pengelolaan sampah modern sudah akan di buat tetapi dari sistem pengelolaan ini

menurut penulis dapat mematikan mata pencaharian para pemulung karena pada sistem ini sampah

organik dan non organik di campur dan di bakar tanpa menyisakan sedikitpun untuk para pengumpul

 barang bekas. Selain itu metode dengan membakar sampah non organik dapat mengeluarkan polutan yang

sangat berbahaya.

Dari beberapa cara pengelolaan secara modern, metode ini lebih efisien karena hanya mengelola

limbah organik tanpa “merebut jatah” para pengepul barang bekas. sehingga para pemulung maupun pengepul barang limbah non organik tidak kehilangan mata pencaharian. Berdasarkan penelitian penulis

terhadap pengepul barang bekas dalam satu hari dapat mendapatkan penghasilan yang dapat menghidupi

keluarganya secara berkecukupan.

Melalui cara ini diharapkan setidaknya masalah persampahan dapat dipecahkan, disamping itu

 proses daur ulang limbah yang ada dapat bermanfaat untuk bahan baku sektor industri manufaktur (untuk 

sampah non organik), industri pertanian /agribisnis, maupun untuk penataan pertamanan dan penghijauan

kota (untuk sampah organik).

Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa manfaat, antara lain :

Mengurangi pencemaran lingkungan, baik karena bau sampah maupun karena limbah cair 

dan padat yang berbahaya.

Mengoptimalkan pemanfaatan sampah organik dan non organik yang berasal dari sampah pasar 

sehingga memberikan nilai tambah yang lebih berguna.

Dapat menjadi contoh kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.

Memanfaatkan limbah non organik untuk didaur ulang kembali sebagai bahan baku industri

(plastik, kertas, kaca dsb.), sehingga dalam jangka panjang dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku industri.

Page 4: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 4/35

Limbah organik akan lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi karena mampu menghasilkan

alkohol yang dapat di gunakan untuk dijadikan bahan bakar.

Di peroleh kompos / pupuk organik dari proses pengeringan yang bermanfaat untuk sektor 

 pertanian yang ramah lingkungan

Walaupun bukan satu-satunya cara dalam menghemat APBD untuk pengelolaan sampah pasar 

dan dalam rangka menjaga lingkungan, tapi penulis harapkan dapat menjadi salah satu cara dalam

menghadapi persoalan yang ada karena sampah yang di hasilkan oleh suatu pasar juga dapat bermanfaat.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah yang dapat penulis sampaikan

antara lain :

a. Masalah sampah pasar yang sangat besar karena menelan dana sangat besar untuk 

 pengelolaanya.

 b. Akibat yang ditimbulkan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik atau sampahyangtidak terangkut.

c. Sistem pengelolaan sampah saat ini yang tidak efisien.

d. Sistem pengelolaan sampah yang baik dengan mempertimbangkan berbagai aspek.

e. Peluang usaha yang ada dalam mengelola sampah.

f. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan.

g. Solusi yang dapat mengurangi permasalahan.

I.3 Batasan Masalah

Batasan penelitian ini adalah pemanfaatan limbah organik yang diproses secara fermentasi

dan destilasi untuk mendapatkan alkohol, dan proses pengomposan sebagai pupuk. Dalam upaya

mengatasi masalah sampah yang semakin hari semakin rumit dalam pengelolaanya maupun

dampak buruk bagi lingkungan.

I.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka perumusan

masalahnya adalah “Metode apa yang dapat dijadikan sebagai solusi atas masalah yangditimbulkan oleh sampah pasar ?”.

I.5 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan karya tulis ini adalah penyampaian tinjauan pemanfaatkan limbah

organik khususnya limbah pasar yang di konversikan menjadi alkohol melalui proses destilasi dan

sisa/ampas dari buah dan sayuran yang dapat dijadikan pupuk.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 5/35

Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan gambaran dari proses fermentasi

dan destilasi limbah organik sampah pasar, dan diharapkan menjadi salah satu metode untuk 

mengatasi masalah sampah pasar. Karena masalah yang ditimbulkan oleh sampah banyak sekali

dampak negatifnya apabila tidak dikelola dengan benar dan efisien.

I.6 Peralatan Praktikum

Alat yang di gunakan untuk praktikum destilasi limbah organik menjadi alkohol dilaboratorium

adalah :

1. Labu destilasi,

 berfungsi sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang akan di destilasi.Terdiri

dari :

Labu dasar bulat.

Labu erlenmeyer khusus untuk destilasi atau refluks.

2. Steel Head,

 berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin (kondensor),

dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi sebagai steel

head.

3. Thermometer,

 biasanya digunkan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses

destilasi berlangsung, dan seringnya thermometer yang digunakan harus,

a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.

 b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE

sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor.

4. Kondensor,

memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar, yaitu Untuk aliran uap hasil reaksi

dan lubang untuk air pendingin.

Page 6: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 6/35

5. Labu didih,

 biasanya selalu berasa atau keset, yang berfungsi untuk sebagai wadah sampel. Contohnya

untuk memisahkan alkohol dan air.

Memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar.

6. Pipa dalam = pipa destilasi

7. Adaptor (Recervoir Adaptor),

 berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang sudah terkondisi untuk disalurkan ke

 penampung yang telah tersedia.

I.7 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu, memberikan gambaran tentang

 pengelolaan sampah pasar yang didestilasi menjadi alkohol dan pupuk tanaman, sehingga

limbah/sampah tetap dapat memberikan manfaat dan dengan metode ini, penulis yakin dapat

menekan dana untuk anggaran pengelolaan sampah pasar. Selain itu dapat membiasakan

masyarakat untuk mengelola limbahnya sendiri dan menerapkan secara langsung dan mudah

 proses 3R.

Page 7: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 7/35

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Pengertian Fermentasi

Fermentasi adalah  proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik  (tanpa oksigen ).

Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk  respirasi anaerobik , akan tetapi, terdapatdefinisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan

anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana ,

melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh

ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai

Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi

(ATP)

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi

umumnya melibatkan jalur  glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik  

 pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yangdihasilkan.

Fermentasi makanan

Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses

fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa

yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makananyang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.

II.2 Pengertian Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah  suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan

kecepatan atau kemudahan menguap ( volatilitas ) bahan. Dalam penyulingan, campuran zatdididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.

Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Page 8: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 8/35

Gambar 1. Bagan perlengkapan destilasi di laboratorium

Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan

 proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akanmenguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum

Dalton.

Rumus untuk formulasi destilasi :

Aij = (Yi / Xi) / ( Yj / Xj ),

Dimana Aij adalah relative volatility

Yi adalah fraksi mol komponen ‘i’ dalam uap

Xi adalah fraksi mol komponen ‘i’ dalam cairan (liquid)

Jika relatif volatilitynya mendekati satu maka komponennya sulit untuk dipisahkan, karena titik 

didihnya hampir sama, sehingga harus digunakan metode khusus. Metode destilasi ada beberapa

 jenis, yaitu :

1. Destilasi sederhana

Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah,

atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan

Page 9: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 9/35

uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun

hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat

memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

2. Destilasi bertingkat (fraksionasi)

Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.Pada dasarnya sama

dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu

memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini

akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.

3. Destilasi azeotrop

Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen

yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah

ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

4. Destilasi vakum(destilasi tekanan rendah)

Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada pemansan yang

tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasiyang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan

menurunkan tekanan.

5. Refluks/ destrusi

Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau pada prinsipnya agak 

 berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak 

akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik 

adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akanmenyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut

reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara

refluks.

Page 10: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 10/35

Pengertian Alkohol

Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol ; dan kadang untuk 

minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang

digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol

lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang

dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang

lebih luas lagi.

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa punyang memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada

atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

Struktur

Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp

3

. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbonyang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer.

Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah

2-metilpropan-2-ol.

Rumus kimia umum

Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'

Penggunaan

Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat untuk 

membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antifreeze di radiator . Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan

kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger . Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam

 pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.

Nama-nama untuk alkohol

Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC.

 Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata"alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol".

 Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan

menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".

Page 11: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 11/35

Sifat fisika

Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar .

pH

Alkohol adalah asam lemah.

Metanol dan etanol

Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut:

H H H

| | |H-C-O-H H-C-C-O-H

| | |H H H

metanol etanol

Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau  grain alcohol . Etanol dapat

dibuat dari fermentasi  buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah

dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang

digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia.Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk . Semua alkohol bersifat toksik 

( beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.

Alkohol umum

isopropil alkohol ( sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, ataualkohol gosok 

etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam

antifreeze  gliserin (atau  gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam

minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol) Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena 

Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar .

Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus.Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah

 penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal

dengan nama spirtus.

Page 12: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 12/35

II.4 Pengertian Titik Didih

Titik didih suatu cairan ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar . Titik didih suatu cairan bergantung pada tekanan luar. Penurunan tekanan uap suatu cairan akibat adanya zat

terlarut membawa konsekuensi bagi titik didih cairan tersebut. Pada setiap suhu, suatu larutan memiliki

tekanan uap yang lebih rendah daripada pelarut murninya, akibatnya suatu larutan akan memiliki titik 

didih yang lebih tinggi dari pelarut murninya karena energi diperlukan lebih benyak untuk dapat

menyamakan tekanan uap larutan dengan tekanan udara luar, energi yang lebih tinggi didapat dari suhu

yang dinaikkan.

Gambar 2. Proses Penguapan Zat

Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih larutan (∆Tb).

Kenaikan titik didih larutan dapat dihitung dengan rumus berikut.

∆Tb = titik didih larutan – titik didih pelarut

∆Tb = Tb’ – Tb°

Tb’ = titik didih larutan

Tb° = titik didih pelarut murni

Bila dikaitkan dengan kenaikan titik didih ideal, maka hal itu perlu dikaitkan dengan kemolalan larutan.

Karena itu, rumus yang berlaku adalah:

∆Tb = Kb x m

 Keterangan:

∆Tb = kenaikan titik didih (boiling point elevation)

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

Page 13: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 13/35

m = kemolalan larutan.

Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)

Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:

Tb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb

Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut

murni.

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:

Tb’ = (100 + DTb) °C

Sebagai pedoman penghitungan, berikut disajikan tetapan harga Kb dan Kf dari beberapa pelarut.

Pelarut Titik didih (°C) Kb Titik beku (°C) Kf Air 100 0,52 0 1,86

Asam asetat 118,3 3,07 16,6 3,57

Benzena 80,2 2,53 5,45 5,07

Kloroform 61,2 3,63 - -

Kamfer - - 178,4 37,7

Sikloheksana 80,7 2,69 6,5 20,0

Alkohol 78,2-86

Tabel 1. Tabel Titik didih dan Titik Beku

II.5 Pengertian Kompos

Menurut J.H. Crawford (2003), kompos adalah hasil dekomposisi parsial/tidak lengkap, dipercepatsecara artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh pupulasi berbagai macam mikroba dalam

konsisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik.

Gambar 3. Kompos

Page 14: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 14/35

II.6 Pandangan Umum Tentang Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampahmerupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya

 produk-produk yang tak bergerak.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam duafase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa

dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga

dengan sebutan limbah), misalnya  pertambangan, manufaktur , dan konsumsi. Hampir semua

 produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira

mirip dengan jumlah konsumsi. Dibawah ini adalah berbagai jenis sampah :

Berdasarkan sumbernya :

1. Sampah alam.

2. Sampah manusia.

3. Sampah konsumsi.4. Sampah nuklir .

5. Sampah industri.6. Sampah pertambangan.

Berdasarkan sifatnya :

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable).

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable).

3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), merupakan sisa suatu usaha yang yangmengandung bahan berbahaya atau beracun, baik secara langsung atau tidak langsung

dapat merusak atau mencemarkan dan membahayakan lingkungan Sampah/Limbah

hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Sampah alam

Sampah alam adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur 

ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar 

kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering dilingkungan pemukiman.

Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil

 pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi

kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor  (sarana perkembangan) penyakit yangdisebabkan virus dan  bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah

 pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis  dan

Page 15: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 15/35

sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa ( plumbing ). Sampah

manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengankata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum

dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil

dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Sampah radioaktif 

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan

thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah

nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang

masih dilakukan).

II.6 Macam-Macam Metode Pembuangan Akhir Sampah

Metode pembuangan sampah yang diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) meliputi :

1. Open Dumping

Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana, dimana sampah

hanya dihamparkan pada suatu lokasi, dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan

setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemerintah Daerah yang menerapkan cara ini karena

alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll).

Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran lingkungan yang

ditimbulkannya, seperti :

a. Perkembangan vektor penyakit seperti lalat, tikus, dll.

 b. Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan.

c. Polusi air akibat banyaknya leachate (cairan sampah ) yang timbul.

d. Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang kotor.

2. Controll Landfill

Controll Landfill merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik sampah yang

telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang

ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk 

meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukan Tempat Pembuangan Akhir 

Page 16: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 16/35

(TPA). Di Indonesia, metode controll landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang dan

kecil. Untuk dapat melaksanakan metode ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas,

diantaranya :

a. Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan.

 b. Saluran pengumpul air lindi dan kolam penampungan.

c. Pos pengendalian operasional.

d. Fasilitas pengendalian gas metan.

e. Alat berat.

3. Sanitary Landfill

Sanitary Landfill merupakan metode standar yang dipakai secara internasional dimana penutupan

sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan timbul dapat diminimalkan, namun

diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal bagi penerapan metode ini

sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk kota-kota besar dan metropolitan

II.7 Hipotesa

Dari masalah yang telah disampaikan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa????

Page 17: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 17/35

Bab III Metode Penelitian

III.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen dan deskriptif.

Penelitian ini dilaksanakan diLaboratorium SMA Bani Saleh Kota Bekasi. Metode penelitian ini

 bersifat uji laboratorium dengan menekankan pada uji bakteri, dan temperatur yang optimal untuk di dapatkan akohol yang berkadar tinggi. Sedangkan untuk uji kadar alcohol yang didapat, sample

hasil diuji oleh Laboratorium Kimia Skofindo.

III.2 Bahan Penelitian

Bahan yang penulis gunakan sebagai sample untuk uji coba dilaboratorium adalah:

1. Buah dan sayuran busuk sisa dari proses jual beli yang penulis dapatkan di Pasar 

Baru Bekasi.

2. Ragi untuk proses fermentasi.

III.3 Alat Praktikum

Alat yang digunakan untuk proses fermentasi dan pengomposan, yaitu :

1. 1(satu) buah drum untuk proses fermentasi.

2. 1(satu) buah drum untuk prose pengomposan.

Sedangkan alat yang di gunakan untuk praktikum destilasi limbah organik menjadi alkohol

dilaboratorium adalah :

1. Labu destilasi,

 berfungsi sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang akan di destilasi.

Terdiri dari :

Labu dasar bulat.

Labu erlenmeyer khusus untuk destilasi atau refluks.

Page 18: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 18/35

2. Steel Head,

 berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin (kondensor),

dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi sebagai steel

head.

3. Thermometer,

 biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses destilasi

 berlangsung, dan seringnya thermometer yang digunakan harus,

a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.

 b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE

sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor.

4. Kondensor,

memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar, yaitu Untuk aliran uap hasil reaksi

dan lubang untuk air pendingin.

5. Labu didih

Biasanya selalu berasa atau keset, yang berfungsi untuk sebagai wadah sampel. Contohnya

untuk memisahkan alkohol dan air.

Memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar.

6. Pipa dalam = pipa destilasi

7. Adaptor (Recervoir Adaptor),

 berfungsi untuk menyalurkan hasil destilasi yang sudah terkondisi untuk disalurkan ke

 penampung yang telah tersedia.

Page 19: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 19/35

8. Mantel,

 berfungsi untuk memanaskan bahan didalamnya.

III.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang penulis lakukan saat proses fermentasi, yaitu :

1. Siapkan sample sampah pasar.

2. Tambahkan ragi pada sampah tersebut.

3. Diamkan selama 9 hari.

Setelah proses fermentasi dilakukan, pemerasan cairan dilakukan pada sampah tersebut dan cairan

yang keluar selama proses fermentasi ikut ditampung dalam suatu wadah atau dapat pula

menggunakan jeriken, kemudian setelah cairan didapatkan sebagian sample diambil untuk 

dilakukan uji kadar alkohol dan sebagian lagi dilakukan proses destilasi untuk mendapatkan

alcohol dengan kadar yang lebih tinggi.

Pada penelitian kali ini dari berbagai macam metode destilasi, penulis menggunakan metode

destilasi bertingkat. Prosedur penelitian yang penulis gunakan saat proses destilasi, yaitu :

1. Siapkan sampel, ukuran maximum 1l, masukkan kedalam batu didih. Pasangkan dengan

alat destilasi dengan posisi miring.

2. Pada leher batu didih dan pada sambungan diberi vaselin untuk melicinkan, sehingga pada

saat selesai kerja dapat dibuka tanpa pecah dan untuk menghindari pemuaian.

3. Selang dimasukkan pada celah masuk dan celah keluar. Celah masuk terhubung dengan

 pompa aquarium, celah keluar dihubungkan dengan wadah tempat pembuangan erlenmeyer 

sebagai wadah tampungan dibawah.

4.  Nyalalakan pompa aquarium, air akan masuk mengisi kondensor, air harus berjalan terus,

air harus keluar dari celah yang menunjukkan bahwa kondensor berisi penuh.

5. Hidupkan bunsen.

Page 20: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 20/35

6. Sampel yang telah dipanaskan akan menguap dan masukan pipa destilasi, setelah

dipasangkan dengan kondensasi, maka uap akan berubah menjadi air.

7. Air akan menetes dari alat destilasi dan dihasilkan air destilata.

Setelah proses fermentasi dan destilasi dilakukan, terdapat sisa/ampas dari proses pemerasan.

Ampas tersebut kemudian penulis proses kembali menjadi kompos, sehingga dari proses ini limbah

yang dihasilkan sangat minim. Di bawah ini adalah tahapan dari proses penelitian yang dilakukan:

 

PENGUMPULAN SAMPLE SAMPAH

UJI LABORATORIUM UNTUK 

MENENTUKAN TEMPERATUR DAN

UJI KADAR ALKOHOL DARI PROSES

FERMENTASI

DILAKUKAN PROSES FERMENTASI

UJI KADAR ALKOHOL PADA AIR LIMBAHSETELAH DESTILASI

MENDAPATKAN ALKOHOL HASIL DARI

DESTILASI

PROSES PENGOMPOSAN AMPAS YANG

DIDAPAT DA I P OSES PEME ASAN

Page 21: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 21/35

Gambar 4. Proses Fermentasi ,Destilasi, dan Pengomposan Pada Laboratorium

III.5 Kesulitan-Kesulitan

Kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data-data terbaru tentang volume pasar dari berbagai kota dan daerah.

2. Pembuatan penarapan teknologi murah dan ramah lingkungan tapi mempunyai dampak positif 

yang besar.

3. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola limbahnya sendiri.

4. Temperatur saat destilasi harus konstan dan stabil (yaitu, antara 78º-86ºC) agar alkohol yang

didapat berkadar tinggi.

5. Terbatasnya dana riset dan kurang lengkapnya peralatan laboratorium sekolah

UJI KANDUNGAN DALAM KOMPOS

SELESAI

Page 22: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 22/35

Bab IV Hasil dan Pembahasan

IV.1 Sumber Sampah

Salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan hidup di wilayah perkotaan yang

menimbulkan dampak negatif pada masyarakat adalah masalah sampah. Sampah merupakan sisa

 buangan setiap aktifitas/kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat baik langsung maupun

tidak langsung. Permasalahan sampah dapat ditimbulkan akibat adanya pertambahan jumlah

 penduduk setiap tahun, sarana prasarana berkurang, berkembangnya wilayah perkotaan, sumber 

daya manusia yang kurang mencukupi, sistem manajemen pengelolaan sampah yang tidak baik,

terbatasnya lahan untuk pembuangan sampah, tidak adanya pendidikan lingkungan di masyarakat,

khususnya masalah sampah serta kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya menjaga

lingkungan.

Volume sampah yang semakin besar akibat aktifikat kehidupan masyarakat baik 

masyarakat pemukiman, perdagangan (pasar) dan perkantoran, apabila tidak dikelola secara benar,

maka akan berpotensi menimbulkan masalah. Pemahaman yang dianggap benar oleh masyarakat

 bahwa permasalahan sampah adalah tanggung jawab pemerintah saja haruslah diubah menjadi

tanggung jawab kita bersama. Pemahaman di masyarakat khususnya pada masyarakat pedagang

yang selama ini ada adalah mereka hanya berkewajiban untuk membayar retribusi sampah, untuk 

itu mereka mendapatkan kompensasi atas retribusi yang dibayarkan lewat Dinas Pengelola Pasar 

Pemerintah Daerah/Kota.

Pasar sebagai tempat berlangsungnya jual beli barang yang dibutuhkan oleh setiap

komunitas, semakin besar dan kompleksnya suatu komunitas, maka semakin banyak pasar yangdibutuhkan. Dalam lingkungan pasar, sunber-sumber sampah pasar dapat diklasifikasikan

 berdasarkan jenis barang yang diperdagangkan. Pasar umum memiliki jenis sumber sampah yang

lebih banyak dibandingkan pasar khusus, yakni pasar yang hanya memperjual belikan kelompok 

 barang tertentu, misalnya pasar buah dan sayur seperti di Pasar Baru Bekasi. Jenis barang yang

diperjual belikan dalam suatu pasar mempengaruhi volume serta sifat dari sampah yang dihasilkan.

Sampah pasar memiliki karakteristik khas, volumenya besar, kadar air tinggi, serta mudah

membusuk. Oleh karena itu pengelolaan sampah pasar perlu dilakukan secara tepat. Selain ditinjau

dari karakteristik sampahnya, pasar umumnya terletak pada area yang strategis, sehingga

keberhasilan pengelolaan sampah secara baik dan benar akan terasa oleh masyarakat dan

lingkungan sekitarnyaData Volume Sampah Pasar dari Berbagai Sumber 

Page 23: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 23/35

 No. Nama Pasar Lokasi Sampah Yang di Hasilkan

(m³/hari)

1.Pasar Kramat Jati Jakarta 300.000

2. Pasar Baru Bekasi Kota Bekasi 60

3. Pasar Bogor Kab. Bogor 56

4. Pasar Tambun Kab. Bekasi 24

5. Pasar Cikarang Kab. Cikarang 40

6. Pasar Cilegon Kab. Serang 60

Tabel 2. Volume Sampah dikawasan JABOTABEK 

Sumber : Harian Sinar Harapan (tgl / bln / thn)

IV.2 Sistem Pengelolaan Sampah Pasar Baru Bekasi Saat Ini

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan, yakni

 pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir/pengolahan. Tahapan kegiatan tersebut dalam

 pengelolaan sampah seperti pada gambar berikut :

Gambar 5. Tahapan Pengelolaan Sampah Pasar Saat ini

Dari sumber penghasil sampah dilakukan pewadahan dilanjutkan dengan pengumpulan,

 pemindahan dan pengangkutan lalu dilanjutkan pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sistem ini merupakan sitem manajemen pengelolaan sampah yang sering diterapkan dalam

 penanganan sampah selama ini. Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempatasalnya sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada

tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah,

gerobak dorong maupun tempat pembuangan sementara (TPS/Dipo). Pengumpulan (tanpa

 pemilahan), umumnya melibatkan sejumlah tenaga pengumpul sampah setiap periode waktu

tertentu.

  Pengumpulan

dan

emindahan

Pen an kutan

Pewadaha

Pembuan an

Page 24: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 24/35

Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan berupa alat transportasi

tertentu menuju ke tempat pembuangan akhir/pengolahan. Tahapan ini juga melibatkan tenaga

yang pada periode tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA).

Dengan metode ini tentu saja sampah tidak mempunyai manfaat sama sekali, belum lagi proses pengankutan yang jauh mengakibatkan biaya transportasi begitu mahal.

IV.3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Pengelolaan sampah akan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Secara spesifikasi teknis

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir 

dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan,

 pengolahan dan pembuangan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana

sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.

Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapatdicapai dengan baik.

Selama ini masih banyak persepsi keliru tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang lebih

sering dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak 

Pemerintah Daerah masih merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan

fasilitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dirasakan kurang prioritas dibanding

 pembangunan sektor lainnya.

Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sampah mengalami proses penguraian secara alamiah

dengan jangka waktu yang panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara

yang lain lebih lambat; bahkan ada bebrapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara

yang lain lebih lambat; bahkan ada beberapa jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan

tahun; misalnya plastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah Tempat Pembuangan Akhir 

(TPA) selesai digunakan pun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan beberapa zat

yang dapat mengganggu lingkungan. Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) yang telah ditutup.

Melalui metode yang penulis sarankan ini diharapkan mampu memperpanjang umur TPA serta

tidak mengorbankan para pengepul barang bekas, karena metode ini hanya akan memproses

sampah organik.

IV.4 Sistem Pengelolaan Sampah Dengan Metode Fermentasi dan Destilasi

Secara umum teknologi pengelolaan limbah organik ini adalah proses pembusukan suatu bahan

organik dan penyulingan suatu zat yang akan menguap pada titik didihnya, dalam hal ini gugus

alkohol adalah zat yang di cari dari proses destilasi ini. Saat proses fermentasi penulis diamkan

Page 25: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 25/35

sampah organik yang telah dicampur ragi selama 9 hari. Temperatur yang di gunakan saat destilasi

 berkisar antara 78°-86°C celcius. Di bawah ini konsep dari proses destilasi tersebut :

Gambar 6. Konsep Pengelolaan Sampah Pasar Yang Baru

Dari berbagai metode destilasi, penulis menggunakan destilasi bertingkat tetapi penulis perkirakan

apabila menggunakan metode destilasi yang diterapkan untuk penyulingan minyak bumi, akan

menghasilkan alkohol yang lebih murni dan lebih tinggi kadar oktannya.

Di bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi saat proses destilasi dilakukan :

Energi input yang diberikan akan menaikkan tekanan uap

Tekanan uap berkaitan dengan peristiwa mendidih

Makin tinggi tekanan uapnya makin rendah suhu yang dibutuhkan untuk mendidih.

Tekanan uap dan titik didih pada campuran bergantung pada banyaknya komponen

 pada campuran

Peristiwa destilasi dapat terjadi bila ada perbedaan tekanan uap dan titik 

didih antara komponen pada campuran.

IV.5 Proses Pengomposan

Beberapa bahan-bahan organik padat yang dapat dijadikan kompos, seperti limbah organik 

rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah

 pabrik kelapa sawit, dll. Selain mengenal bahan-bahan yang dapat dijadikan kompos kita juga

harus memahami dengan baik proses pengomposan agar dapat membuat kompos dengan kualitas baik.

Fermentasi

Buah/sayuran Pemerasan Proses Alkohol

Page 26: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 26/35

Gambar 7. Proses Umum Pengomposan Limbah Padat Organik 

Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah

terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan

meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akanmeningkat hingga di atas 50º - 70ºC. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.

Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada

suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif.

Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan

organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu

akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat

lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi

 penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari

volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan

oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses

aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses

dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik.

 Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang

tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti:

asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.

Di bawah ini adalah tabel yang menggambarkan jenis organisme yang terlibat dalam proses

 pengomposan

Page 27: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 27/35

Kelompok Organisme Organisme

Mikroflora -Bakteri

-Aktinomicetes

-KapangMikrofauna Protozoa

Makroflora Jamur tingkat tinggi

Makrofauna Cacing tanah, rayap,

semut, kutu dll

Tabel 3. Organisme Yang Terlibat Dalam Proses Pengomposan

Di bawah ini faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan :

Proses pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan, aktivator 

 pengomposan yang dipergunakan, metode pengomposan yang dilakukan. Setiap organisme

 pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda.

Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi

limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme

tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang

optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu

sendiri. Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:

Rasio C/N

Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba

memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio

C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein.

Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga

dekomposisi berjalan lambat.

Ukuran Partikel

Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan

meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih

cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk 

meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan

tersebut.

Aerasi

Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara

alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan

Page 28: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 28/35

udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan

kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob

yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan

 pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

Porositas

Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan

mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan

udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh

air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.

Kelembaban (Moisture content)

Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan

secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan

 bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah

kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas

mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila

kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas

mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

Temperatur 

Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengankonsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan

semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada

tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30º - 60ºC menunjukkan aktivitas

 pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60ºC akan membunuh sebagian mikroba dan

hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan

membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.

 pH

Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8

hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH

 bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan

menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa

yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos

yang sudah matang biasanya mendekati netral.

Page 29: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 29/35

Kandungan hara

Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam

kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses

 pengomposan.

Kandungan bahan berbahaya

Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan

mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk 

kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.

Di bawah ini tabel yang menggambarkan kondisi yang optimal untuk mempercepat proses

 pengomposan :

Kondisi Kondisi yang bisa diterima IdealRasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1

Kelembaban 40-65% 45-62% berat

Konsentrasi oksigen tersedia >5% >10%

Ukuran partikel 1 inchi bervariasi

Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd

 pH 5,5-9,0 6,5-8,0

Temperatur 43-66ºC 54-60ºC

Tabel 4. Kondisi Yang Optimal Untuk Mempercepat Proses Pengomposan

IV.7 Manfaat Kompos

Adapun manfaat kompos ditinjau dari beberapa aspek, seperti aspek ekonomi, aspek lingkungan,dan aspek bagi tanah / tanaman adalah sebagai berikut :

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.

2. Mengurangi volume/ukuran limbah.

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah.

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Page 30: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 30/35

Aspek Bagi Tanah / Tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah.

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah.

3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah.

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah.

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman.

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah.

IV.8 Lokasi Penempatan Alat Destilator

Untuk lokasi penempatan alat untuk pengelolaan sampah ini, penulis sarankan alat tersebut

disediakan di lokasi dekat pasar agar tidak jauh dalam proses pengangkutan.

IV.9 Sistem Manajemen Pengelolaan Sampah Pasar

Sistem manajemen pengelolaan sampah pasar dilakukan dengan mempertimbangkan atas beberapa

hal utama serta berkaitan erat dengan sistem pengelolaan sampah modern, yaitu :

1. Sumber dan Volume Sampah

Dengan volume sampah yang dihasilkan oleh pasar dari aktifitas jual beli masyarakat, tentunya

 jumlah sampah yang dihasilkan cukup signifikan jika dapat dikelola dengan reduksi optimal. Jenis

sampah yang berupa sampah organik tentunya akan sangat menguntungkan apabila sampah

tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan baku kompos. Pemilahan sampah organik 

tersebut dengan sampah lainnya tetap dilakukan untuk mendapatkan kompos yang baik. Valume

sampah yang demikian besar sangat disayangkan apabila tidak dikelola dengan baik, sehingga akan

menimbulkan problem sampah saja yang tidak terselesaikan.

2. Secara Ekonomis

Dengan sistem pengelolaan sampah yang baik dan benar serta tepat sasaran dapat menekan biaya

operasional dan biaya retribusi, sehingga beban pemerintah daerah akan lebih ringan dalam

 pengeluaran biaya pengelolaan sampah.

3. Kebersihan

Page 31: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 31/35

Sistem pengelolaan sampah akan sangat menentukan wajah dari suatu tempat dimana sampah itu

akan dihasilkan, apabila sistem kinerja pengelolaan sampah baik, maka wajah tempat tersebut akan

menjadi bersih dan indah. Nilai penting dari unjuk kerja sistem pengelolaan sampah tidak saja nilai

estetika, tetapi juga akan memiliki manfaat terhadap :

a. Perlindungan kesehatan masyarakat

 b. Perlindungan pencemaran lingkungan

c. Pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat

d. Peningkatan Nilai sosial Budaya Masyarakat

Pengelolaan manajemen sampah yang baik dan benar akan memberikan (kesimpulan) keuntungan

ditinjau dari segi ekologi, ekonomi dan kesehatan, antara lain:

Dari segi ekologis

1. Proses destilasi dan fermentasi air sampah ini, serta pembuatan kompos dari sisa destilasi akan

mengurangi volume sampah/limbah yang ada, sehingga hal tersebut akan memberikan dampak 

 positif terhadap lingkungan pasar dan kebersihan

2. Mengurangi pencemaran yang di akibatkan dengan menumpuknya limbah sampah di pasar 

3. Alkohol mempunyai banyak manfaat ,dan pupuk kompos dapat bermanfaat untuk kebutuhan

lingkungan/tanah dan tanaman.

4. Memberikan upaya alternatif pelestarian lingkungan.

5. Menghilangkan kesan jorok, kumuh, kotor dll, karena banyaknya timbunan sampah yang tidak 

terurus secara baik 

Dari segi ekonomi

1. Mengurangi volume sampah yang diangkut, sehingga dapat menekan biaya tranportasi, biaya

tenaga kerja dan biaya peralatan

2. Dengan berkurangnya jumlah sampah yang dikirim ke TPA akan menambah panjang umur 

 pemakaian TPA.

3. Memberikan kesempatan kepada pengepul barang bekas untuk mengambil sampah non organik 

yang dapat didaur ulang.

Dari segi kesehatan

1. Berkurangnya pencemaran yang diakibatkan dari sampah/limbah akan memberikan dampak 

 positif terhadap kesehatan.

Page 32: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 32/35

2. Berkurangnya penyebaran penyakit yang ditimbulkan oleh sampah.

IV.10 Sistem Pengelolaan Sampah Perlu Diubah

Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem TPA (tempat pembuangan

akhir) sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang semakin sempit dan pertambahan penduduk yang pesat, sebab bila hal ini terus dipertahankan akan membuat kota dikepung “lautan sampah”

sebagai akibat kerakusan pola ini terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah.

Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah secara terbuka dan di tempat terbuka

 juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang paling dirugikan dan selama

ini tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah dikeluarkannya miliaran rupiah untuk membuat

dan mengelola TPA.

Penanganan model pengelolaan sampah perkotaan secara menyeluruh adalah meliputi

 penghapusan model TPA pada jangka panjang karena dalam banyak hal pengelolaan TPA (tempat

 pembuangan sampah) masih sangat buruk mulai dari penanganan air sampah (leachet) sampai penanganan bau yang sangat buruk.

Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan adalah dengan cara

membuang sampah sekaligus memanfaatkannya sehingga selain membersihkan lingkungan, juga

menghasilkan kegunaan baru. Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganannya.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk 

diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu. Cohen dan Uphof (1977)

mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat dalam suatu proses pembangunan terbagi atas 4

tahap, yaitu : a) partisipasi pada tahap perencanaan, b) partisipasi pada tahap pelaksanaan, c)

 partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil-hasil pembangunan dan d) partisipasi dalam tahap

 pengawasan dan monitoring. Masyarakat senantiasa ikut berpartisipasi terhadap proses-proses

 pembangunan bila terdapat faktor-faktor yang mendukung, antara lain : kebutuhan, harapan,

motivasi, ganjaran, kebutuhan sarana dan prasarana, dorongan moral, dan adanya kelembagaan

 baik informal maupun formal.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu faktor teknis untuk 

menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan pemukiman dari tahun ke tahun yang

semakin kompleks. Pemerintah Jepang saja membutuhkan waktu 10 tahun untuk membiasakan

masyarakatnya memilah sampah. Reduce (mengurangi), Reuse (penggunan kembali) dan

Recycling (daur ulang) adalah model relatif aplikatif dan dapat bernilai ekonomis. Sistem ini

diterapkan pada skala kawasan sehingga memperkecil kuantitas dan kompleksitas sampah. Model

ini akan dapat memangkas rantai transportasi yang panjang dan beban APBD yang berat. Selain itu

masyarakat secara bersama diikutsertakan dalam pengelolaan yang akan memancing proses serta

hasil yang jauh lebih optimal daripada cara yang diterapkan saat ini.

IV.11 Pengelolaan Sampah Terpadu Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Page 33: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 33/35

Volume sampah di kota-kota besar, misalnya di Jakarta yang mencapai 24000 hingga 27000

m³/hari menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Jakarta sudah pada tahap menghawatirkan bila

tidak dikelola secara baik, dimana potensi konflik dapat meledak sewaktu-waktu. Oleh karena itu

 perlu dilakukan penataan  ulang secara menyeluruh tentang konsepsi pengelolaan sampah di

 perkotaan. Persoalan yang mendesak dan sulit untuk diatasi pada masyarakat di kota besar adalah

rantai distribusi yang terlalu panjang dan pola TPA (tempat pembuangan akhir) yang sentralistis,

dimana jika satu unit mengatasi masalah, maka seluruh sistem akan terganggu. Puluhan miliar 

dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi hanya untuk menangani sampah.

Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dengan metode yang penulis rekomendasikan ini dapat

diandalkan dan efisien dengan teknologi yang ramah lingkungan. Sistem tersebut harus dapat

melayani seluruh penduduk, meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan memberikan peluang

 bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif. Pendekatan yang digunakan dalam

konsep rencana pengelolaan sampah ini adalah “meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang

dapat memenuhi tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan sampah”. Untuk itu perlu dilakukan

usaha untuk mengubah cara pandang “sampah dari bencana menjadi berkah”. Hal ini penting

karena pada hakikatnya pada timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengandung komponen-

komponen yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi namun karena tercampur 

secara acak maka nilai ekonominya hilang dan bahkan sebaliknya malah menimbulkan bencana

yang dapat membahayakan lingkungan hidup.

Page 34: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 34/35

Bab V Kesimpulan dan Saran

V.1 Kesimpulan

Perubahan pengelolaan sampah dari sistem lama ke sistem baru yang menekankan pada proses

 pemilahan, pengumpulan, pemprosesan manjadi bahan yang bernilai ekonomis, sedikit demisedikit perlu dikenalkan kepada masyarakat khususnya pengelola, pedagang dan pengunjung pasar.

Sistem pengelolaan sampah pasar menjadi alkohol dan kompos memberikan banyak 

keuntungan secara ekonomis karena dapat menyumbangkan untuk pembiayaanpengelolaan

sampah itu sendiri sehingga mengurangi beban APBD Kota Bekasi.

Manajemen pengelolaan sampah pasar secara makro akan memberikan dampak yang sangat

 positif kepada perkembangan perekonomian Kota Bekasi karena masyarakat akan lebih

senang datang ke pasar tradisional.

V.2 Saran-Saran

Pengelola kebersihan pasar Kota Bekasi perlu untuk menyediakan tempat sampah sesuai

dengan jenis sampah yang dhasilkan oleh pedagang.

Metode pengelolaan sampah pasar yang penulis rekomendasikan ini dari perlu mendapat

 perhatian khusus dari semua pihak agar benar – benar terlaksana.Slogan – Slogan tentang

kebersihan perlu dipasang ditempat- tempat yang strategis.

Komposting dari sampah pasar perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak agar 

 benar – benar terlaksana.

Slogan – Slogan tentang kebersihan perlu dipasang ditempat- tempat yang strategis.

Daftar Pustaka

Page 35: Karya Tulis Ilmiah

5/17/2018 Karya Tulis Ilmiah - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-ilmiah-55b07a86e7a86 35/35

"http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol"

""http://id.wikipedia.org/wiki/ Destlasi"

"http://id.wikipedia.org/wiki/ Sampah"

Mamun Sjefudin, 2007, Majalah Proses Jawa Barat, Bandung

Chem-Is-Try.Org

Sinar Harapan 2002