62
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merupakan dasar dalam pembangunan nasional,yang salah satu programnya adalah dalam bidang Kesehatan maka untuk membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan perlu adanya alat- alat yang canggih ( Modern ) khususnya didalam dunia kedokteran ( medis ) yang dimana kita ketahui perkembangan peralatan medis di zaman sekarang ini semakin hari bertambah maju,yang akan sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para tenaga medis,maupun Operator (User) dalam Mendiagnosa dan Mengobati suatu penyakit pada penderita (Pasien). Salah satu segi dalam meningkatkan pembangunan nasional yang di lakukan serta di upayakan sekarang ini yaitu mutu kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas guna untuk membantu mensejahterakan 1

Karya Tulis Ilmiah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang merupakan dasar dalam

pembangunan nasional,yang salah satu programnya adalah dalam bidang

Kesehatan maka untuk membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dalam bidang kesehatan perlu adanya alat-alat yang canggih ( Modern )

khususnya didalam dunia kedokteran ( medis ) yang dimana kita ketahui

perkembangan peralatan medis di zaman sekarang ini semakin hari bertambah

maju,yang akan sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para tenaga

medis,maupun Operator (User) dalam Mendiagnosa dan Mengobati suatu

penyakit pada penderita (Pasien).

Salah satu segi dalam meningkatkan pembangunan nasional yang di lakukan

serta di upayakan sekarang ini yaitu mutu kualitas pelayanan kesehatan kepada

masyarakat luas guna untuk membantu mensejahterakan masyarakat dalam

bidang kesehatan secara optimal,maka hal ini harus di capai dengan adanya

pembangunan di bidang kesehatan serta harus di dukung oleh pengembangan

ilmu pengetahuan dan di bidang alat-alat kesehatan.

Hot Plate Stireer Magnetik adalah alat laboratorium yang di gunakan untuk

mengaduk atau mencampur dua larutan berbeda (Heterogen) menjadi satu

(Homogen) dengan memanfaatkan gaya magnet dimana larutan tersebut diaduk

dengan menggunakan besi pengaduk sesuai dengan kecepatan,suhu dan waktu yang

di tentukan sampai larutan benar-benar tercampur secara utuh.

1

Page 2: Karya Tulis Ilmiah

Yang juga dilengkapi dengan Hot Plate ( Lempengan Pemanas ) untuk memanaskan

larutan agar suhunya tetap terjaga serta untuk mempercepat proses penghomogenan

larutan dengan pemilihan waktu,5,10,dan 15 menit.

Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas penulis ingin menyajikan dalam

bentuk karya tulis Ilmiah dengan judul :

“ HOT PLATE STIRRER MAGNETIK “

I.2 Tujuan penulisan

Memahami dan mengetahui secara teori dan praktek mengenai cara kerja

Hot Plate Stirrer Magnetik.

Mengetahui tentang komponen-komponen yang akan di gunakan.

Dapat membuat rancang bangun pesawat Hot Plate Stirrer Magnetik,dapat

menggambarkan system kerja secara umum Hot Plate Stirrer Magnetik

dengan rangkaian pengaturan waktu pada alat.

I.3 Pembatasan masalah

Dalam penyajian dan pembahasan karya tulis ini, akan dibatasi pokok-pokok

pembahasan yang berkaitan dengan rangkaian yang sesuai dengan judul yang

akan diajukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pelebaran masalah dalam

penyajian dan pembahasan karya tulis. Dalam pembahasan ini hanya dibahas

pengaturan waktu ( Timer ) dengan 3 pilihan yaitu 5,10,dan 15 Menit. Sedangkan

untuk putaran motor hanya berputar dengan kecepatan High/Low dan suhu

bersifat tetap yang tidak dapat diatur , batas maksimal suhu yaitu 40˚C.

2

Page 3: Karya Tulis Ilmiah

I.4 Metode penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis melakukan beberapa Langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Mencari dan mempelajari materi dari sumber yang berkaitan dengan

penyusunan karya tulis ini

2. Membuat rangkaian modul Hot Plate Stirrer Magnetik

3. Menguji rangakaian yang di buat apakah dapat berjalan dengan baik

4. Menganalisis data-data yang di peroleh dari uji coba rangkaian apakah

sesuai dengan yang di inginkan.

5. Menyusun karya tulis yang merupakan hasil pencarian data dari beberapa

materi yang berkaitan dengan penyusunan karya tulis.

I.5 Sistematika penulisan

Guna mempermudah dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,maka penulis

menjabarkan karya tulis ini menjadi 5 pokok bahasan,Yakni :

BAB I : PENDAHULUAN

Menjabarkan secara singakat mengenai latar belakang

masalah,pembatasan masalah,metode penulisan dan sistematika

penulisan.

BAB II : TEORI DASAR

Menjelaskan dan menerangkan dasar-dasar teori yang menunjang

pembahasan dalam karya tulis berhubungan dengan pesawat Hot Plate

Stirrer Magnetik

3

Page 4: Karya Tulis Ilmiah

BAB III : PERENCANAAN

Melakukan perencanaan dari tiap-tiap blok rangkaian sehingga dapat di

susun sebuah pesawat stirrer Magnetik dengan rangakaian pengaturan

penyetingan waktu untuk lama proses pencampuran pada cairan.

BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA

Menguraikan hasil pendataan terhadap modul rangakaian yang telah di

buat,dan mengungkap hal-hal yang pokok dengan membahas teori dasar

dan Data-data yang telah di peroleh dari modul.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari semua pembahasan masalah yang di

sajikan.

4

Page 5: Karya Tulis Ilmiah

BAB II

TEORI DASAR

Pada bab ini penulis akan menyesuaikan tentang teori-teori yang mendasar yang

digunakan sebagai bahan pertimbangan pada pembahasan maupun pada pendataan .

Uraian ini meliputi seluruh aspek baik kondisi secara umum alat Hot plate stirrer

magnetik juga teori dasar komponen-komponen penunjang dan teori lain yang

berhubungan dengan mekanisme kerja pesawat sesuai dengan judul dan

permasalahannya yang telah ditentukan sebelumnya.

II.1.Gambaran Umum Hot Plate Stirrer Magnetik

Hot Plate Stirrer Magnetik adalah jenis alat laboratorium yang berfungsi untuk

mencampur dan memanaskan sampel larutan dengan larutan lain sehingga

menghasilkan larutan yang homogen. Apabila proses mencampur larutan

digabungkan dengan proses pemanasan dapat membantu mempercepat proses

kelarutan dari suatu zat yang akan dicampur. Sebagai contoh larutan yang akan

dicampur menggunakan alat Hot Plate Stirrer Magnetik yaitu 1 :

- Pemeriksaan kadar glukosa dalam urine dengan cara mengaduknya dengan

cairan benedict pada kecepatan high dengan suhu 40oC selama 5 menit.

- Pembuatan pereaksi benedict yang merupakan larutan pereaksi kualitatif

untuk uji glukosa di laboratorium yaitu dengan cara melarutkan Na-sitrat

86,5 gram dan Na2CO3 50 gram lalu encerkan dengan akuades 400 ml

gunakan pemanas dengan suhu 40˚C, setelah itu masukan CUSO4 dan 5H2O

8,65 gram lalu diaduk menggunakan Hot Plate Stirrer Magnetik dengan

kecepatan high selama 10 menit.

Pada proses tersebut dibutuhkan Hot Plate Stirrer Magnetik. Secara umum Hot

Plate Stirrer Magnetik ini prinsip kerjanya menggunakan magnet yang diletakan

pada sebuah motor yang berputar dengan kecepatan konstan. Tabung yang berisi

cairan yang akan dicampur diletakan diatas plate pemanas yang dibawahnya terdapat

1 Drs.Mulyono HAM,Mpd,”Membuat reagen kimia di laboratorium’’, Penerbit PT. Bumi aksara,Jakarta,2008

5

Page 6: Karya Tulis Ilmiah

motor dan magnet, plate pemanas tersebut digunakan untuk memanaskan larutan

yang akan dicampur agar menjadi larutan yang homogen.

II.2. Hot Plate ( Lempengan pemanas )

Bumi mengandung sekitar seratus unsur yang berbeda, yang telah ditemukan

manusia, zat yang tidak merupakan campuran bahan lain. Lebih dari 70 unsur-unsur

tersebut adalah logam. Logam tersebut seperti emas, tembaga, timah dan besi.

Sedangkan 20 persen unsur adalah non-logam, dan sisanya adalah unsur antara

logam dan non-logam.

Inilah beberapa diantaranya yang merupakan unsur-unsur logam2:

Alumunium

Tembaga

Emas

Besi

Perak

Timah

Uranium

Zink

Baja

Hot Plate berasal dari kata hot yang berarti panas dan plate yang berarti

lempengan besi. Jadi hot plate adalah lempengan besi yang panas. Didalam rumah

sakit khususnya di ruang laboratorium hot plate digunakan untuk memberikan panas

atau suhu tertentu pada suatu sample agar sample tersebut lebih cepat bereaksi pada

saat proses pencampuran suatu larutan. Suhu yang terdapat pada alat ini berkisar

antara 40˚C.Oleh sebab itu di butuhkan sebuah lempengan besi yang memiliki daya

hantar panas yang cukup baik dan untuk mendapatkan suhu seperti itu maka

diperlukan sebuah heater (pemanas filament kering)

2 http://sankencommunity.blogspot.com/2008/04/mengapa-stainless-steel-sehat-dan-tidak.html

http://livean.com/blog/jenis-jenis-logam/

6

Page 7: Karya Tulis Ilmiah

Untuk lempengan pemanas pada alat stirrer ini penulis menggunakan besi dengan

jenis stainless steel yang mempunyai keuntungan sebagai berikut 3:

Tidak mudah terkelupas

Anti karat

Penghantar panas yang baik

Berbeda dengan besi biasa permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah

bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan hidroksida yang terus menerus

bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini semakin lama

semakin menebal dan ini kita kenal dengan istilah “ Karat “. Sedangkan besi

stainless dapat bertahan atau tidak bernoda,justru karena dilindungi oleh lapisan

karat dalam skala atomik.Kemudian Suhu yang diberikan oleh alat ini tergantung

kebutuhan sample.

II.3 Heater sebagai pemanas

Heater adalah sebuah elemen pemanas mengubah listrik menjadi panas melalui

proses pemanasan joule. Arus listrik melalui elemen pertemuan perlawanan,

mengakibatkan pemanasan elemen.

Sebagian besar elemen pemanas menggunakan nichrome 80/20 (80% nikel ,

20% kromium ) kawat, pita, atau strip. 80/20 nichrome merupakan bahan yang ideal,

karena memiliki ketahanan yang relatif tinggi dan membentuk lapisan penganut

kromium oksida ketika dipanaskan untuk pertama kalinya. Bahan di bawah kawat

tidak akan mengoksidasi, mencegah kawat dari melanggar atau pembakaran

keluar.Jenis heater ada 2 Macam yaitu :

Heater basah

Heater kering

Heater adalah peralatan proses yang berguna untuk menaikan temperature suatu

material.  Energi panas yang dipakai berasal dari hasil pembakaran sehingga disebut

juga dengan fire heater.  Secara garis besar, peralatan ini terbuat dari metal (metal

housing) yang dilapisi refractory pada bagian dalamnya sebagai isolasi panas

3 http://sankencommunity.blogspot.com/2008/04/mengapa-stainless-steel-sehat-dan-tidak.html

http://livean.com/blog/jenis-jenis-logam/

7

Page 8: Karya Tulis Ilmiah

Sehingga panas tidak terbuang keluar.  Material yang dipanaskan bisa berbentuk

padat, cair atau gas. 

Berdasarkan fungsinya, heater dikelompokan menjadi :

Heater untuk memanaskan dan/atau menguapkan charge (misalnya heater

untuk distillation charge atau reboiler).

Heater untuk memberikan panas reaksi pada feed reactor.

Heater untuk memanaskan materia l yang akan diubah bentuk fisiknya.

Gambar 2.3 heater

II.4. LM35 ( Sensor Suhu )

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk

mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35

memiliki kekakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan

sensor suhu yang lain.Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan

tetapi yang diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan

dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus

sebesar 60 µA. Pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau

tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari

0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat

digunakan antar 4 volt sampai 30 volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV

setiap 1˚C celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

V LM35=Suhu x 10 mV

8

Page 9: Karya Tulis Ilmiah

Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu

setiap suhu 1˚C akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV . Pada penempatannya

LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan

akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01˚C karena terserap pada suhu

permukaan tersebut.

Berikut adalah karakteristik dari sensor LM35 :

1. Kalibrasi langsung dalam celcius

2. Memiliki sensivitas suhu, dengan factor skala linier antara tegangan dan suhu 10

mVolt/1˚C,

3. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5˚C pada suhu 25˚C.

4. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55˚C sampai + 150˚C.

5. Bekerja pada tegangan 5 sampai 30 volt.

6. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

7. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,01˚C

pada udara diam.

8. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

Gambar 2.4 Konfigurasi LM35

II.5. LCD (Liquid Crystal Display)

LCD merupakan sebuah tampilan (display) yang biasa digunakan untuk

menampilkan tulisan berupa huruf atau angka sesuai dengan yang diinginkan (sesuai

dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya).

LCD sebagaimana output yang dapat menampilkan tulisan sehingga lebih mudah

dimengerti. Dalam modul ini menggunakan LCD karakter untuk menampilkan

tulisan atau karakter saja. Tampilan LCD terdiri dari dua bagian, yakni bagian panel

LCD yang terdiri dari banyak “titik”. LCD dan sebuah mikrokontroller yang

9

Page 10: Karya Tulis Ilmiah

menempel di panel dan berfungsi mengatur ‘titik-titik’ LCD tadi menjadi huruf atau

angka yang terbaca.

Huruf atau angka yang akan ditampilkan dikirim ke LCD dalam bentuk kode

ASCII, kode ASCII ini diterima dan diolah oleh mikrokontroller di dalam LCD

menjadi ‘titik-titik’ LCD yang terbaca sebagai huruf atau angka. Dengan demikian

tugas mikrokontroller pemakai tampilan LCD hanyalah mengirimkan kode-kode

ASCII untuk ditampilkan.Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau

ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu

standar internasional dalam kode huruf tetapi ASCII lebih bersifat universal,

contohnya 124 adalah untuk karakter "|". Ia selalu digunakan oleh komputer dan alat

komunikasi lain untuk menunjukkan teks. Kode ASCII sebenarnya memiliki

komposisi bilangan biner sebanyak 8 bit.Pada modul ini penulis menggunakan LCD

sebagai tampilan. LCD yang akan digunakan mempunyai lebar tampilan 2 baris 16

kolom ( LCD Character 2 X 16 ) dengan 16 pin konektor.

Spesifikasi LCD secara umum yaitu :

1. Jumlah baris

2. Jumlah karakter per baris

3. Tegangan kerja

Gambar 2.5 Pin pada LCD

10

D.0

7

D.1

8

D.2

9

D.3

10

D.4

11

D.5

12

D.6

13

D.7

14

Vss

1

Vdd

2

Vp

3

Rs

4

R/W

5

E6

Anoda

15

Katoda

16

LCD 2x16

Page 11: Karya Tulis Ilmiah

Pin Simbol Fungsi

1 VSS Terminal Ground

2 VDD +5V

3 VP Pengaturan kontras layar

4 RS H/L Register select

5 R/W H/L Read/write

6 E Sinyal operasi awal, sinyal ini mengaktifkan data tulis dan baca

7 DB0 Data Bus line

8 DB1 Data Bus line

9 DB2 Data Bus Line

10 DB3 Data Bus Line

11 DB4 Data Bus Line

12 DB5 Data Bus Line

13 DB6 Data Bus Line

14 DB7 Data Bus Line

15 BPL Back Plane Light

16 GND Ground voltage

Tabel Fungsi tiap pin pada LCD

Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN,RS dan RW :

Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa

anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka

melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang

lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan

11

Page 12: Karya Tulis Ilmiah

tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut)

dan berikutnya set EN ke logika low “0” lagi.

Jalur RS adalah jalur Register Select. ketika RS berlogika low “0”, data akan

dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus ( seperti clear screen, posisi

kursor dll ). Ketika RS berlogika high“1”,data yang dikirim adalah data text yang

akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh,untuk menampilkan

huruf“T”pada layar LCD maka RS harus diset dengan logika high “1”. Jalur RW

adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada

bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka

program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi

umum pin RW selalu diberi logika low ”0”. Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4

atau 8 jalur ( bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user ).

Mosul LCD memiliki memory yang digunakan untuk tampilan. Semua teks

yang kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini,modul LCD

secara berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks ke layar LCD.

II.6. Transistor

Transistor adalah piranti semikoduktor yang banyak digunakan pada rangkaian

elektronika, baik digunakan sebagai saklar (switch) maupun sebagai penguat arus.

Transistor mempunyai tiga buah terminal yaitu kolektor, emiter dan basis.

Gambar 2.6 Transistor

Transistor jenis NPN :

1. Basis mendapat tegangan lebih positif dari emiter

2. Kolektor mendapat tegangan lebih positif dari emiter

3. Kolektor mendapat tegangan lebih positif dari basis.

12

Page 13: Karya Tulis Ilmiah

Ib Ic

Ic

N P N

II.7 Transistor sebagai saklar

Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan transistor sebagai saklar, maka

terlebih dahulu harus diketahui karakteristik transistor, dalam hal ini penulis

menggunakan transistor NPN sebagai saklar.

Gambar 2.7.1 Simbol Transistor

Gambar 2.7.2 Aliran Arus pada Transistor

Transistor terdiri dari tiga bagian penting yaitu Emiter, Basis, Colektor. Tanda panah

menyatakan arah aliran arus jika persambungan basis emiter diberi tegangan.

Apabila basis diberi tegangan kurang dari 0,7 Volt, maka tidak ada arus yang

mengalir melalui beban RC kecuali arus kolektor emitter yang kecil sekali.

Gambar 2.7.3 Transistor sebagai saklar terbuka

13

+VC C

+VBB

+VC C

R B

R C R C

Page 14: Karya Tulis Ilmiah

sehingga persamaan yang terjadi adalah :

V CE = V CC −I ceo . RC

Karena I ceo sangat kecil sekali, maka :

V CE = V CC

Keadaan ini disebut transistor berada dalam keadaan saklar terbuka (cut off),

yang berarti transistor tidak mengalirkan arus dari collector ke emitter atau dikatakan

transistor sebagia saklar terbuka.

Gambar 2.7.4 Transistor sebagai saklar tertutup

Apabila pada basis diberi tegangan masukan lebih besar dari 0,7 Volt maka akan

terjadi aliran arus kolektor menuju emitter. Dengan adanya arus yang mengalir dari

kolektor menuju emitter, maka pada keadaan ini transistor sebagai switch tertutup,

sehingga tidak ada perbedaan tegangan antara kolektor dan emitter (VCE = 0).

Besarnya arus kolektor adalah :

I C (sat )=V CC−V CE

RC

Karena VCE = 0, maka besarnya arus kolektor pada saat saturasi adalah :

I C (sat )=V CC

RC

14

+VC C

+VBB

+VC C

R B

R C R C

Page 15: Karya Tulis Ilmiah

II.8 Relay DC

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan

oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat

pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan

tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak

saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan

kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya

digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik

4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1

ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang

memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut4 :

• Menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.

• Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi

dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu

anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk

mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke

off agar tidak merusak komponen di sekitarnya. Konfigurasi dari kontak-kontak

relay ada tiga jenis, yaitu:

• Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu

• Normally Close (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu.

Gambar 2.8 ReLay DC

4 http://meriwardana.blogspot.com/2011/11/prinsip-kerja-relay.html

15

Page 16: Karya Tulis Ilmiah

Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi

ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-

kontak yang lain.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan

relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay.

Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai

pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal)

sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Relay jenis lain ada yang namanya

reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada

tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi

tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang

on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali

terbuka (off).

Prinsip Kerja Relay

Relay terdiri dari Coil & Contact Coil adalah gulungan kawat yang mendapat

arus listrik, sedang contact adalah  sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari

ada tidak adanya arus listrik dicoil.  Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi

awal sebelum diaktifkan open), dan  Normally Closed (kondisi awal sebelum

diaktifkan close).  Secara sederhana berikut ini prinsip kerja dari relay : ketikaCoil

mendapat energi  listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan

menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup

II.9 Trafo5

Pengertian transformator atau yang sering di sebut trafo adalah komponen

elektronika yang dapat menghubungkan jaringan listrik yang mempunyai berbagai

macam tegangan sehingga tenaga listrik dapat didistribusikan secara meluas dan

berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-

balik (AC).Transformator terdiri atas inti besi, kumparan primer, dan kumparan

sekunder. Transformator memiliki dua terminal yaitu, terminal input terdapat pada

kumparan primer, dan terminal output terdapat pada kumparan sekunder. Dengan

transformator, generator (380 Volt), saluran transmisi (150 kV) dan beban beban

5 www. http://komponenelektronika.net/pengertian-transformator.htm

16

Page 17: Karya Tulis Ilmiah

listrik (220/230 Volt) dapat bekerja bersamaan pada tegangan yang berbeda.Bentuk

dasar dari transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang

ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder merupakan lilitan kawat

email yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada

sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Biasanya inti pengertian transformator terbuat

dari lempengan besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan

trafo frekuensi tinggi di gunakan pada rangkaian radio yang menggunakan inti ferit

(serbuk besi yang dipadatkan).

Salah satu contoh transformator6 :

Gambar 2.9 Transformator

Ada 2 jenis transformator yaitu :

Transformator step down di gunakan pada rangkaian elektronik yang bertegangan rendah. Trafo jenis ini pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya 220 volt maka pada bagian skundernya akan mengeluarkan tegangan yang lebih rendah.

Transformator step up adalah kebalikan dari transformator step down yang di gunakan untuk menaikan teganganlistrik AC. Contoh dari penggunaan transformator step up adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip kerja transformator pada tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam.

6 www. http://komponenelektronika.net/pengertian-transformator.htm

17

Page 18: Karya Tulis Ilmiah

II.10 IC regulator ( IC 7805 )

Regulator tegangan biasa digunakan sebagai regulator tegangan DC dengan

keluaran positif ataupun negative (bergantung tipe) dan regulator switching pada

rangkaian catu daya. IC 7805 merupakan IC regulator penurun linier tegangan

positif arus DC. Nilai XX pada seri 78 adalah nilai keluaran tegangan yang

diinginkan. Karakteristik IC 78XX adalah sebagai berikut 7:

- Tegangan catu daya minimum = 7 Volt.

- Tegangan catu daya maksimum = 40 Volt.

- Nilai tegangan keluaran berdasarkan kode XX = 5,6,7,8,9,10,12,15,18,24

Volt.

- Arus keluaran maksimum = 1 ampere.

- Tipe regulasi tegangan = linier.

- Kemasan = TO-220.

Contoh gambar IC 7805 adalah sebagai berikut :

Gambar 2.10.1 IC 7805 Gambar 2.10.2 IC7805

7Deni Arifianto S.Si,” Kamus komponen elektronika “,Penerbit PT.Kawan pustaka,Surabaya,September 2011.

18

Page 19: Karya Tulis Ilmiah

II.11 Switch push on-off8

Rangkaian saklar,saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk

memutuskan jaringan listrik atau untuk menghubungkan nya. Jadi saklar pada

dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus jaringan listrik, selain untuk jaringan

listrik arus kuat dipakai juga untuk jaringan listrik arus lemah. Beberapa saklar yang

melakukan kontak berbeda, dinamakan sesuai dengan bentuk, fungsi, dan atau cara

operasinya.Misal, tombol atau kancing-tekan (push button) adalah saklar yang

beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa melakukan dua fungsi berbeda, yakni

menutup sirkuit bila ditekan, atau justru membuka sirkuit bila ditekan. Jika tekanan

dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol

ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula 9:

Gambar 2.11 switch

II.12 Mikrokontroller ATMEGA 8535

Mikrokontroller adalah sebuah system microprosesor dimana didalamnya sudah

terdapat CPU, I/O, RAM, dan ROM. Mikrokontroller yang digunakan pada modul

ini merupakan mikrokontroller ATMEGA 8535, yang berfungsi sebagai pengendali

utama dari seluruh sistem.

Mikrokontroller ATMEGA 8535 merupakan mikrokontroller produksi Atmel

dengan 8 Kbyte In-Sistem Programmable-Flash, 512 Byte EEPROM dan 512 Byte

Internal SRAM. Mikrokontroler Atmega termasuk generasi mikrokontroler AVR

( Alf and Vegard’s Risc processor ) dari Atmsel yang menggunakan arsitektur RISC

( Reduced Intruction Set Computer) yang artinya processor tersebut memiliki set

instruksi program yang lebih sedikit dibandingkan dengan MCS-51 yang

menerapkan arsitektur CISC (Complex Instruction Set Computer).

8 http://elektronika-dasar.com/komponen/limit-switch-dan-saklar-push-on/http://rangkaianelektronika.net/search/fungsi-switch-push-on

9

19

Page 20: Karya Tulis Ilmiah

Secara singkat, ATMEGA 8535 memiliki beberapa kemampuan:

1. Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal16

MHz.

2. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM

( Electrically Erasable Progrmmable Read Only Memory ) sebesar 512 byte.

3. Memiliki ADC ( Pengubah analog ke digital ) internal dengan ketelitian 10

bit sebanyak 8 saluran.

4. Memiliki PWM ( Pulse Wide Modulation) internal sebanyak 4 saluran.

5. Portal komunikasi serial ( USART ) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik.

II.12.1 Bagian-bagian dari AVR ATMEGA 8535

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.

2. CPU yang memiliki 32 buah register.

3. SRAM sebesar 512 byte.

4. Flash memori sebesar 8 kb.

5. EEPROM sebesar 512 byte.

6. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding.

7. Two wire serial Interface.

8. Port antarmuka SPI.

9. Unit interupsi internal dan eksternal.

10. Port USART untuk komunikasi serial.

Mikrokontroler Atmega dapat dipasang pada frekuensi kerja hingga 16

Mhz ( maksimal 8 Mhz untuk versi Atmega 8535 ). Sumber frekuensi bisa dari

luar berupa osilator Kristal, atau menggunakan osilator internal. Keluaran AVR

dapat mengeksekusi instruksi dengan cepat karena menggunakan Teknik “

memegang sambil mengerjakan “ ( fetch during execution ). Dalam satu siklus

clock, terdapat dua register independen yang dapat diakses oleh satu interuksi.

20

Page 21: Karya Tulis Ilmiah

II.12.2 Konfigurasi Pin ATMEGA 8535

Mikrokontroler ATMEGA 8535 mempunyai 40 pin dengan catu daya tunggal 5

volt. Konfigurasi pin mikrokontroler ATmega 8535 dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 2.12.2 ATMEGA 8535

Fungsi dari masing-masing pin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pin 10 merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan VCC.

2. Pin 11 merupakan pin ground.

3. Pin 33 - 40 merupakan pin I/O pada port A (PA0…PA7) mempunyai dua

arah dan sebagai inputan ADC (Analog to Digital Converter).

4. Pin 1 – 8 merupakan pin I/O port B (PB0…PB7) mempunyai dua arah dan

pin khusus yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPIb.

5. Pin 22 – 29 merupakan pin I/O port C (PC0…PC7) mempunyai dua arah

dan pin fungsi khusus yaitu TWI, komparator analog, dan timer oscillator.

6. Pin 14 – 21 merupakan pin I/O port D (PD0…PD7) mempunyai dua arah

dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan

komunikasi serial.

7. Pin 9 reset merupakan pin yang digunakan untuk me – reset

mikrokontroler.

21

Page 22: Karya Tulis Ilmiah

8. Pin 12 dan pin 13 XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock

eksternal.

9. Pin 30 AVCC merupakan pin masukkan tegangan untuk ADC.

10. Pin 31 merupakan pin ground.

11. Pin 32 AREF merupakan pin masukkan tegangan referensi ADC.

22

Page 23: Karya Tulis Ilmiah

BAB III

PERENCANAAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai langkah-langkah yang akan

dilakukan penulis untuk menyelesaikan modul dan KTI yang telah dibuat

olehpenulis adalah “ Hot Plate Stirrer Magnetik Berbasis AT8535 “. Adapun

perancangannya dilakukan dengan cara menentukan spesifikasi, melakukan

perancangan dan merealisasikan perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware ).

III.1 Spesifikasi alat:

Gambar 3.1 Hot Plate Stirrer Magnetik

Nama alat : Hot Plate Stirrer MagnetikTegangan : 220VWaktu : 5,10 dan 15 menitTemperature : 40°CDisplay : LCDHeater : 300 wattKecepatan motor : 1500 Rpm

Perancangan alat Hot Plate Stirrer Magnetik ini hanya menghasilkan temperature

40°C dengan putaran kecepatan motor yang bersifat konstan tidak dapat diatur atau

diubah sesuai dengan suhu dan kecepatan yang diinginkan. Pada alat ini dilengkapi

dengan pengaturan waktu dalam satuan menit yang dapat diatur yaitu antara

5,10,dan 15 menit sesuai dengan kebutuhan. Hot Plate Stirrer Magnetik ini juga

dilengkapi dengan buzzer sebagai indikator yang akan berbunyi apabila proses

pencampuran telah selesai.

23

Page 24: Karya Tulis Ilmiah

III.2 Perencanaan blok diagram

Gambar 3.2 : Blok diagram rangkaian

III.1.1 Keterangan setiap blok

1. Power supplay

Memberikan catu daya tegangan ke seluruh rangkaian

2. Rangkaian setting timer

Pengaturan lamanya waktu untuk proses pencampuran

3. Rangkaian buzzer

Sebagai penanda/indikator apabila prosess pencampuran telah selesai

4. Rangkaian display

Berfungsi sebagai tampilan suhu dan waktu yang telah diatur yang akan

ditampilkan oleh LCD.

24

Rangakaian

Micro

controller

AT8535

POWER SUPPLY DC

Rangakaian Buzzer Timer Off

Rangkaian Display timer, Suhu

Rangkaian Sensor suhu

RangkaianHeater

PLN

Rangkaian Kontrol Heater

MOTOR

Rangakaian Setting Timer

RangkaianKontrol Motor

Page 25: Karya Tulis Ilmiah

5. Mikrokontroller

Berfungsi sebagai pengendali utama dari kerja seluruh rangkaian.

Pengendali utama yang penulis gunakan adalah AT8535.

6. Rangkaian sensor suhu

Berfungsi untuk mendeteksi besaran suhu yang ada pada lempengan

pemanas (Hot Plate ). Alat ini menggunakan IC LM 35 sebagai

sensornya.

7. Rangkaian heater

Rangkaian pemanas yang berfungsi menghasilkan panas yang digunakan

untuk memanaskan cairan yang ada pada chamber.

8. Rangkaian control heater/motor

Berfungsi sebagai pemutus pada rangkaian heater/motor dan juga sebagai

pengaman agar suhu pada heater tetap stabil sesuai dengan suhu yang

telah ditentukan.

9. Rangkaian motor

Berfungsi sebagai penggerak magnet agar cairan pada chamber dapat

tercampur.

III.1.2 Cara kerja blok diagram :

Pada switch on/off apabila ditekan pada posisi on tegangan dari PLN akan masuk

kepower supply mendistribusikan tegangan ke seluruh rangkaian. Kemudian setting

waktu yang di butuhkan untuk lama nya proses pencampuran.maka secara otomatis

motor dan Heater akan bekerja untuk memulai proses pencampuran dan

pengingkubasian serum. Pengontrol dari semua rangkaian adalah mikrokontroller

AT8535 sebagai pengendali utama dari kerja seluruh rangkaian. Setelah waktu

pencampuran telah selesai, maka Mikrokontroller akan memberikan perintah untuk

mematikan atau menghidupkan rangkaian motor dan Heater .

Lalu rangkaian Buzzer akan berbunyi yang menandakan waktu proses

pencampuran telah selesai.

25

Page 26: Karya Tulis Ilmiah

III.3 Perencanaan perangkat keras

III.3.1 Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu

Sensor suhu yang digunakan adalah LM 35, penggunaan LM 35 ini dikarenakan

IC LM 35 mempunyai karakteristik dimana setiap perubahan 1°C, sebanding dengan

10 mV. Fungsi dari IC LM 35 itu sendiri untuk membaca besar suhu yang dihasilkan

oleh heater dan merubahnya jadi tegangan. Untuk melihat setiap perubahan suhu

dapat digunakan thermometer. Keluaran (output) dari IC LM 35 dihubungkan ke

rangkaian ADC

Gambar 3.3.1 Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu IC LM 35

III.3.2 Perencanaan Rangkaian Setting Timer

Untuk rangkaian pengaturan timer yang digunakan adalah saklar tekan untuk

mengatur pemilihan waktu lamanya proses pencampuran dengan menggunakan alat

hot plate stirrer magnetik. Keluaran dari saklar tekan menuju ke pin PD 0-PD 2 pada

mikrokontroller.

Gambar 3.3.2 Perencanaan Rangkaian Pengaturan timer

26

Page 27: Karya Tulis Ilmiah

III.3.3 Perencanaan Rangkaian Display

Pada perencanaan rangkaian tampilan berfungsi untuk menampilkan suhu dan

timer yang diperlukan untuk proses pengingkubasian dan lamanya proses

pencampuran.Untuk tampilan alat hot plate magnetic stirrer ini penulis menggunakan

LCD. Keluaran dari mikrokontroller pada port PB.0,PB.2,PB.4 – PB.7 menuju pin

LCD.

Gambar 3.3.3 Perencanaan Rangkaian Display

III.3.4 Perencanaan Rangkaian Buzzer

Dalam rangkaian ini hanya menggunakan buzzer sebagai penanda waktu bahwa

proses pencampuran telah selesai dilaksanakan. Masukannya berasal dari port PC.5

pada mikrokontroller. Rangkaian ini akan bekerja apabila mendapatkan logika low

dari outputan mikrokontroller, akan tetapi sebaliknya apabila mikrokontroller logika

high maka rangkaian buzzer tidak akan bekerja.

Gambar 3.3.4 Perencanaan Rangkaian buzzer

27

Page 28: Karya Tulis Ilmiah

III.3.5 Perencanaan rangkaian pengendali Panas ( Heater )

Seperti yang telah di jelaskan pada bagian awal bab ini (spesifikasi alat), bahwa

temperatur untuk lempengan pemanas adalah 40ºC. Untuk mendapatkan jangkauan

suhu seperti itu maka diperlukan heater (pemanas filamen kering) dan suatu

rangkaian yang dapat mengendalikan kerja dari heater tersebut. Masukannya berasal

dari port PC.6 pada mikrokontroller.

Gambar 3.3.5 Perencanaan Rangkaian Pengendali Panas

Rangkaian ini berfungsi sebagai pengontrol sumber panas, yaitu menghidupkan atau

mematikan sumber panas apabila suhunya sudah mencapai yang diinginkan ataupun

belum secara otomatis sesuai data yang diterima dari mikrokontroller. Pada

perencanaan alat ini penulis menggunakan pemanas filamen kering yang berfungsi

sebagai sumber panas.

III.3.6 Perencanaan Rangkaian Mikrokontroller AT8535

Mikrokontroler didalam perancangan ini merupakan komponen utama, karena

komponen inilah yang akan mengatur keseluruhan sistem agar dapat bekerja dengan

baik dan optimal. Mikrokontroler AT8535 akan memproses masukan dan keluaran

yang ada pada peralatan ini, pengontrolan tersebut dilakukan melalui pengaktifan

masing-masing pin-pin pada mikrokontroler tersebut. Untuk mengaktifkan

mikrokontroler AT8535 maka perlu diberikan tegangan supply +5 Volt pada pin 40

dan pemberian tegangan nol (ground) pada pin 20.

28

Page 29: Karya Tulis Ilmiah

Gambar 3.3.6 Mikrokontroller 3585

III.3.7 Diagram alir dan perangkat lunak ( software )

Untuk memudahkan dalam pembuatan perangkat lunak (software) maka harus

dirancang sebuah kerangka program dalam bentuk diagram alir (flow chart).

Saat program dijalankan maka mikrokontroler akan mendeklarasikan semua

perintah yang digunakan, seperti konfigurasi LCD dan deklarasi variable. pada

diagram alir perintah pertama menampilkan menu untuk melakukan pengaturan

lamanya waktu proses pencampuran dan pemanasan,dengan menekan salah satu

tombol dari tiga tombol setting timer yang telah di tentukan,kemudian

mikrokontroler akan mengecek berapa menit waktu yang telah dipilih dengan

membaca apakah tombol 5 menit,10 menit atau 15 menit yang ditekan. Untuk suhu

telah ditetapkan 40°C yang tidak dapat diatur, dan motor hanya bersifat konstan.

Sedangkan untuk waktu memiliki 3 pemilihan di mulai dari 5,10 dan 15 menit

dengan pertambahan 5 menit untuk perubahan pengaturan waktu. Setelah dilakukan

pemilihan waktu,kemudian mikrokontroller akan bekerja secara otomatis untuk

29

Page 30: Karya Tulis Ilmiah

menghidupkan/mematikan heater dan motor.Lalu heater dan motor akan bekerja

sesuai dengan nilai setting timer yang telah dipilih.

Setelah waktu mencapai nilai yang diatur, maka mikrokontroler akan memutuskan

relay heater,relay motor dan buzzer akan berbunyi sebagai indikator bahwa proses

pencampuran dan pemanasan sampel telah selesai.

Berikut diagram alir dari perencanaan perangkat lunjnak rancang bangun alat

inkubator amoeba seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

30

Page 31: Karya Tulis Ilmiah

III.3.7.1 Diagram alir secara keseluruhan

31

START

INISIALISASI

10 menitDipilih ?

15 menitDipilih ?

5 menitDipilih ?

5 menitTimer on

WAKTU PEMILIHANSETTING

DITAMPILKAN

Timer= 5 menit ?

Timer settingon

Timer= 10

A

5 menitTimer on

Timer= 5 menit ?

Timer settingon

Timer= 15 menit?

5 menitTimer on

Timer= 5 menit ?

Timer settingon

Timer= 5

TT

Heater on

Suhu= 40°C

Heater off

T

YY Y

Y Y Y

Page 32: Karya Tulis Ilmiah

Gambar flowchart 3.3.7.1

Mekanisme urutan kerja berdasarkan diagram alur gambar 3.3.7.1 adalah sebagai

berikut :

1. Inisialisasi

Inisialisasi berisi definisi / persamaan tiap-tiap pin input output dari masing-

masing port, serta alamat yang akan digunakan

2. Setelah melakukan inisialisasi,dilplay menampilkan pilihan waktu yang akan

digunakan.

3. Tekan pemilihan salah satu waktu yang akan digunakan!

4. Setelah salah satu waktu di pilih, heater bekerja/ aktif dan pemanasan dimulai

selama 5 menit.

32

A

Buzzer on

ResetDitekan

Buzzer off

ENDB

Page 33: Karya Tulis Ilmiah

5. Setelah waktu pemanasan 5 menit habis, maka timer yang di pilih dari setting

mulai aktif dan motor mulai bekerja.

6. Setelah waktu setting habis , motor berhenti bekerja, buzzer berbunyi

menandakan waktu telah habis.

7. Buzzer akan berhenti setelah tombol reset ditekan.

8.Heater akan tetap hidup apabila suhu belum mencapai 40 oC dan akan mati

pada saat suhu melebihi 40 oC, dan terus berulang selama waktu yang di

setting belum selesai.

33

Page 34: Karya Tulis Ilmiah

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai modul yang penulis buat.

Dalam pemaparannya dilakukan beberapa titik pengukuran yang telah penulis

terapkan. Setelah dilakukan pengukuran selanjutnya penulis akan melakukan

pendataan terhadap titik-titik pengukuran yang telah penulis tentukan.

IV.1 Persiapan alat dan bahan

IV.1.1 Persiapan alat

Untuk melaksanakan proses pendataan maka harus ditunjang dengan beberapa

peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap modul yang

penulis buat. Adapun peralatan tersebut diantaranya:

Seperangkat Toolset

Multimeter dengan spesifikasi sebagai berikut:

Merk : SANWA

Model : YX360TRF

Buatan : Jepang

Thermometer

IV.1.2 Persiapan bahan

Dalam membuat modul Hot plate stirrer magnetik penulis memerlukan beberapa

bahan yang sesuai dengan apa yang penulis inginkan. Bahan-bahan tersebut berupa

komponen-komponen dasar elektronika. Adapun komponen tersebut adalah:

1. Komponen bagian regulator

Travo 1A 0-12V

Diode 1A

Kapasitor 2200uf - 25V

34

Page 35: Karya Tulis Ilmiah

Kapasitor 220 uf – 25V

Resisitor 1K

LED

IC LM 7805

2. Komponen bagian out put ( Driver hieter dan motor )

Resistor 1K

Led

Transistor BC 547

Diode in 4148

Relay 12VDC

3. Komponen bagian input

Sensor suhu LM35

Push-on

4. Komponen untuk rangkaian indikator

Buzzer

5. Komponen untuk rangkaian control

3 buah saklar tekan

6. Komponen untuk rangkaian display

LCD 2 x 16

7. Komponen untuk rangkaian mikrokontroller

IC Mikrokontroller AT8535

X-TAL 12 Mhz

Resistor 10 K 2 buah

Kapasitor 3 pF 2 buah

Kapasitor 10 uF

35

Page 36: Karya Tulis Ilmiah

IV.1.3 Metode pendataan

Setelah semua bahan dirangkai menjadi modul maka dilakukan pendataan pada

rangkaian untuk diperiksa. Pengukuran dan pendataan modul pada lempengan

pemanas ( Hot Plate ) pada alat Hot Plate Stirrer Magnetik ini hanya dilakukan pada

sati titik saja yang dianggap dapat mewakili pengukuran suhu pada keseluruhan

lempengan pemanas. Besarnya tegangan pada titik pengukuran diukur dengan

menggunakan multimeter atau AVO meter kemudian untuk pengukuran suhu pada

lempengan pemanas diukur dengan menggunakan thermometer.

Titik pengukuran ( TP )

Merupakan titik pengukuran pada beberapa port mikrokontroller AT8535 yang

terhubung dengan rangkaian secara keseluruhan sebagai sistem kendali. Pada TP ini

dilakukan pendataan dengan 2 kondisi yaitu pada saat diberikan logic 0 atau 1.

Dimana penjelasan titik pengukuran sebagai berikut :

TP1 : Keluaran dari LM35

TP2 : Basis transistor

Uji fungsi menggunakan stopwatch

Pengukuran tersebut berguna untuk megetahui dan membandingkan kesesuaian

waktu pada alat yang dibuat dengan stopwatch.

Uji fungsi suhu dengan menggunakan thermometer

Pengukuran tersebut berguna untuk mengetahui perbandingan antara teori, tampilan

suhu pada LCD yang dibaca oleh sensor LM35 dengan praktek atau perhitungan

berdasarkan thermometer.

36

Page 37: Karya Tulis Ilmiah

IV.1.4 Pendataan dan pengujian alat

Pada pembahasan sub bab ini akan dilakukan pengujian dengan menggabungkan

semua rangkaian. Maksud dari pengujian yaitu untuk mengetahui apakah

keseluruhan dari rangkaian dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan perencanaan

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada rangkaian yang telah dibuat

pada titik pengukuran, penulis melakukan pendataan dengan menggunakan AVO

meter dan pengujian pengukuran pada suhu dilakukan dengan menggunakan

thermometer.

Dari hasil pendataan pada masing – masing pengujian dapat ditentukan persentase

kesalahan dengan menggunakan rumus :

Persentase penyimpangan = ( Hasilperencanaan−Hasilpengukuran

Hasilperencanaanx 100 %)

Cara pengoperasian alat :

1. Hubungkan kabel pada power pada supply PLN

2. Tekan tombol switch ON/OFF pada posisi ON

3. Pada layar LCD akan tampil “ SETTING TIMER “

5 10 15

4. Tekan tombol waktu yang ingin di setting yaitu antara 5,10 dan 15

menit untuk lamanya proses pencampuran dan pemanasan sampel.

5. Jika semua ketentuan diatas telah terpenuhi,maka secara otomatis alat

akan bekerja dengan sendirinya untuk memulai proses pencampuran

dan pemanasan sampel..

6. Jika alat sudah tidak digunakan,matikan alat dengan menekan tombol

switch ON/OFF pada posisi OFF.

37

Page 38: Karya Tulis Ilmiah

IV.1.5 Titik pengukuran basis transistor di rangkaian pengendali

motor dan heater

KONDISI

PENGUKURAN

PENGUKURAN

TP ( Basis Transistor )

High 4.8V

Low 0V

Tabel 4.1.5 hasil pengukuran basis transistor

Pada saat basis transistor berlogic 1 maka heater dan motor akan bekerja.

38

Page 39: Karya Tulis Ilmiah

IV.1.6 Uji fungsi menggunakan stopwatch

Pada pengujian waktu,tampilan waktu pada alat akan dibandingkan dengan

menggunakan stopwatch sehingga hasil data yang didapat sesuai dengan yang

diharapkan.

Timer

Hasil pengukuran menggunakan stopwatch

Hasil rata-rata

I II III

5 00:04:33.21 00:04:33.47 00:04:33.54 00:04:33.41

10 00:09:06.94 00:09:07.00 00:09:05.66 00:09:06.53

15 00:13:41.00 00:13:40.47 00:13:40.43 00:13:40.63

Tabel 4.1.6 Hasil uji fungsi suhu

Dari hasil pendataan pada masing-masing pengujian dengan menggunakan

stopwatch dapat ditentukan persentase penyimpangan adalah sebagai berikut :

Rumus :

Persentase penyimpangan = ( perencanaan−pengukuran

perencanaanx 100 %)

= 0%

Pengukuran 5 menit = ( 5−4 ,33

5x 100 %)

= 2,68 %

39

Page 40: Karya Tulis Ilmiah

Pengukuran 10 menit = (10−9 , 0710

x100 %) = 9,3 %

Pengukuran 15 menit = (15−13 , 4115

x100 %) = 10,6 %

Jadi persentase penyimpangan pada stopwatch :

=

2,68 % + 9,3 % + 10,6 %3

= 7,53 %

40

Page 41: Karya Tulis Ilmiah

IV.1.7 Uji fungsi dengan thermometer

No Timer Suhu Pengukuran dengan thermometer

I II III Hasil rata-rata

1 5 menit 40˚C 40,6˚C 40,4˚C 40,7˚C 40,6˚C

2 10 Menit 40˚C 39,8˚C 40,5˚C 40,6˚C 40,3˚C

3 15 Menit 40˚C 40,6˚C 40,3˚C 40,3˚C 40,4˚C

Tabel 4.1.7 Hasil uji fungsi thermometer

Hasil pengamatan tersebut merupakan hasil dari perbandingan antara tampilan

pada LCD dengan praktek atau perhitungan berdasarkan thermometer dengan titik

pengukuran yaitu di posisi tengah pada hot plate. Dari hasil pembacaan tabel diatas,

penulis dapat mencari persentasi tingkat penyimpangan pada uji fungsi thermometer.

Persentase penyimpangan = ( Hasilpengukuran−Hasilperencanaan

Hasilperencanaanx 100 %)

Pengujian waktu 5 menit dengan suhu 40˚C = (

40,6°C−40°C40°C x 100% )

= 1,5 %

41

Page 42: Karya Tulis Ilmiah

Pengujian waktu 5 menit dengan suhu 40˚C = (

40,3°C−40°C40°C x 100% )

= 0,75 %

Pengujian waktu 5 menit dengan suhu 40˚C = (

40,4°C−40°C40°C x 100% )

= 1 %

Jadi persentase penyimpangan pada thermometer :

=

1,5 % + 0,75 % + 1 %3

= 1,08 %

42

Page 43: Karya Tulis Ilmiah

BAB V

PENUTUP

Puji Tuhan penulis ucapkan akhirnya alat Hot Plate Stirrer Magnetik dapat

terselesaikan dengan baik meskipun pada alat ini masih banyak kekurangan dan

kelamahan baik dalam segi mekanikal,program,pengoperasian serta keakurasiannya

yang belum bisa dikatakan sempurna,dikarenakan dalam pembuatan dan penyusunan

alat ini yang sebenarnya dibutuhkan waktu yang cukup lama dimana perlu

diadakannya pengujian alat secara berulang – ulang , terutama dalam segi mekanikal

maupun program serta dibutuhkannya sebuah penelitian,perhitungan yang benar agar

dapat tercapai sebuah hasil yang sempurna serta keakurasian yang tepat.Setelah

melakukan perencanaan , penulisan , pembuatan dan pendataan pada bagian penutup

ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

V.1 Kesimpulan

Penulis akan menyajikan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pendataan dan

pembahasan secara teoritis , gambar dan table yang dibuat pada modul Hot Plate

Stirrer Magnetik.

Adapun yang penulis uraikan sebagai berikut :

1. Modul Hot Plate Stirrer Magnetik dapat bekerja dengan baik.

2. Tingkat akurasi belum dapat dikatakan baik atau sempurna

3. Adanya beberapa factor kendala sehingga hasil pendataan ( Pengukuran )

yang diperoleh berbeda dengan perhitungan secara teori :

Faktor komponen

Kurangnya tingkat kepresisian komponen dan toleransinya serta

pengkawatan yang kurang baik.

43

Page 44: Karya Tulis Ilmiah

Faktor peralatan

Peralatan yang kurang baik dalam hal ketelitian maupun kalibrasi

sangat mempengaruhi hasil pengukuran.

Faktor mekanikal

Cara pemasangan dan penempatan komponen - komponen inti pada alat

yang belum benar dan tepat sehingga sangat mempengaruhi hasil dari

setiap pengukuran.

Faktor manusia

Cara metode yang digunakan masih menggunakan penginderaan , dan

kesalahan yang tidak disengaja oleh penulis.

V.2 saran

1. Sebelum melakukan pengukuran periksa rangkaian dengan teliti.

2. Sebaiknya dalam merancang suatu rangkaian harus menguasai teori dasar

tentang komponen yang digunakan.

3. Lakukan suatu kegiatan dengan memperhatikan toleransi komponen dan alat

ukur

4. Mengerti secara teori fungsi dan kegunaan dari alat tersebut.

5. Memahami prinsip kerja dan cara kerja alat baik secara teori maupun secara

mekanik.

44

Page 45: Karya Tulis Ilmiah

Daftar pustaka

Drs.Mulyono HAM,M.Pd,”Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium”,Penerbit PT.

Bumi Aksara, Jakarta, 2008

Deni Arifianto S.Si,” Kamus komponen elektronika “,Penerbit PT.Kawan

pustaka,Surabaya,September 2011.

http://sankencommunity.blogspot.com/2008/04/mengapa-stainless-steel-sehat-dan-

tidak.html

http://livean.com/blog/jenis-jenis-logam/

http://meriwardana.blogspot.com/2011/11/prinsip-kerja-relay.html

http://elektronika-dasar.com/komponen/limit-switch-dan-saklar-push-on/

http://rangkaianelektronika.net/search/fungsi-switch-push-on

www. http://komponenelektronika.net/pengertian-transformator.htm

45