Upload
anisa-permatasari
View
873
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL
HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE
KARYA J.K. ROWLING
Nama : Anisa Permatasari
Kelas : IX B
Karya Tulis Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mengikuti
Ujian Praktik Bahasa Indonesia di SMP Islam Al Azhar 1 Kebayoran Baru
YAYASAN PESANTREN ISLAM AL AZHAR
SMP ISLAM AL AZHAR 1 KEBAYORAN BARU
FEBRUARI 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat serta salam
penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini berjudul Analisis Unsur Intrinsik Novel Harry Potter and The Goblet
of Fire Karya J.K. Rowling. Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah karena ini
merupakan salah satu peryaratan dalam mengikuti ujian praktik Bahasa Indonesia
kelas IX SMP Islam Al – Azhar 1 Jakarta.
Dukungan dan bimbingan telah banyak diberikan oleh berbagai pihak kepada
penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Sobirin HS. selaku kepala sekolah SMPI Al – Azhar 1 yang telah
memberikan kesempatan pada murid – murid kelas 9 untuk terus berkarya.
2. Rujiman, S.pd. selaku guru Bahasa Indonesia kelas IX yang telah
membimbing penulis dalam menyusun karya tulis ini.
3. Drs. Syaiful Anwar selaku wali kelas IX B yang telah memberikan motivasi
kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini tepat waktu.
4. Kedua Orang tua penulis yang telah mendukung dan memberikan fasilitas
kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini.
5. Teman – teman penulis yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
karya tulis ini serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan karya tulis tepat
waktu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 7 Februari 2009
Anisa Permatasari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Metode Penulisan
1.5.Manfaat penulisan
1.6.Sistematika Penulisan
Bab II PEMBAHASAN
2.1.Hakikat unsur intrinsik
2.2.Hakikat novel
2.3.Sinopsis
2.4.Analisis intrinsik novel
2.4.1. Tema
2.4.2. Alur
2.4.3. Sudut pandang
2.4.4. Latar
2.4.5. Penokohan
2.4.6. Amanat
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Zaman sekarang mencari pengetahuan tidaklah hanya dengan menggunakan
buku. Kita juga bisa mencarinya menggunakan internet yang bisa diakses di mana
pun dan kapan pun kita berada.
Di zaman ini, menemukan anak yang suka membaca tidaklah mudah. Karena
mungkin menurut mereka membaca itu kurang praktis dan membuang waktu.
Padahal membaca itu tidaklah seburuk yang mereka kira. Dengan membaca kita
bisa menemukan berbagai pengetahuan.
Dalam karya tulis ini, penulis mengangkat novel Harry Potter and The Goblet of
Fire karya J.K. Rowling. Harry Potter merupakan novel seri. Harry Potter and The
Goblet of Fire atau Harry Potter dan Piala Api adalah seri keempat dari tujuh seri.
Karena novel fantasi ini cukup sukses, novel ini pun sudah di filmkan.
Novel ini bercerita tentang rencana Voldemort untuk membunuh Harry Potter
yang yatim-piatu. Harry bersekolah di sekolah penyihir yang terletak di Inggris, yaitu
Hogwarts. Ia mempunyai sahabat yang satu asrama dengannya yaitu Ron dan
Hermione. Ia juga sering berhubungan dengan walinya, Sirius yang dituduh telah,
melakukan pembunuhan.
Pada tahun itu Hogwarts menjadi tuan rumah dalam Turnamen Triwizad. Dan ia
pun menjadi salah satu pesertanya. Padahal ia sama sekali tidak memasukkan
namanya ke dalam Piala Api. Ternyata yang memasukkan namanya adalah Barty
Crouch junior yang menyamar menjadi Mad-Eye Moody. Barty adalah salah satu
pendukung setia Voldemort atau biasa disebut Pelahap Maut.
Penulis memilih novel ini, karena menurut penulis novel sangatlah menarik untuk
dibaca. Selain seru, novel ini juga menegangkan. Kejadian – kejadian yang ada pun
sangatlah tidak terduga.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam karya tulis ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa tema yang diangkat dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya
J.K. Rowling ?
2. Bagaimana alur yang digunakan dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire
karya J.K. Rowling ?
3. Apa sudut pandang yang digunakan dalam novel Harry Potter and The Goblet of
Fire karya J.K. Rowling ?
4. Bagaimana latar yang digunakan dalam novel Harry Potter and The Goblet of
Fire karya J.K. Rowling ?
5. Bagaimana penokohan dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya
J.K. Rowling ?
6. Apa saja amanat yang terdapat novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya
J.K. Rowling ?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tema dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling.
2. Mengetahui alur yang digunakan dalam novel Harry Potter and The Goblet of
Fire karya J.K. Rowling.
3. Mengetahui sudut pandang yang digunakan dalam novel Harry Potter and The
Goblet of Fire karya J.K. Rowling.
4. Mengetahui latar yang digunakan dalam novel Harry Potter and The Goblet of
Fire karya J.K. Rowling.
5. Mengetahui penokohan dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya
J.K. Rowling.
6. Mengetahui amanat dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling.
1.4.Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam menyusun karya tulis ini adalah studi
pustaka dengan membaca novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling.
1.5.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi pembaca sastra
Manfaat penulisan karya tulis ini bagi par pembaca adalah dapat mengetahui
unsur – unsur yang membangun novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya
J.K. Rowling sehingga dapat mempermudah para pembaca untuk memahami isi
novel tersebut.
b. Bagi murid
Manfaat penulisan karya tulis ini bagi murid adalah supaya murid bisa lebih
memahami apa itu unsur intrinsik dan hal apa saja yang membangunnya.
c. Bagi guru Bahasa Indonesia
Manfaat bagi guru Bahasa Indonesia adalah untuk digunakan sebagai media
pembelajaran.
1.6.Sistematika Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1.4.Metode Penulisan
1.5.Manfaat penulisan
1.6.Sistematika Penulisan
Bab II PEMBAHASAN
2.1.Hakikat unsur intrinsik
2.2.Hakikat novel
2.3.Sinopsis
2.4.Analisis unsur intrinsik
2.4.1. Tema
2.4.2. Alur
2.4.3. Sudut pandang
2.4.4. Latar
2.4.5. Penokohan
2.4.6. Amanat
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat unsur intrinsik
Sebuah karya sastra tidak mungkin berdiri sendiri tanpa adanya unsur – unsur
yang membangun. Unsur – unsur tersebut bisa berasal dari dalam, bisa juga berasal
dari luar. Unsur – unsur yang membangun karya sastra dan berasal dari dalam
disebut unsur intrinsik.
Adapun unsur intrinsik karya sastra terdiri atas :
a. Tema
Tema adalah ide dasar yang dijadikan titik tolak pengarang dalam menyusun
sebuah cerita.
b. Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan – tahapan peristiwa
sehingga membentuk suatu cerita yang melibatkan para tokoh dalam cerita. Alur
dibedakan menjadi :
1. Alur maju, yaitu alur yang disusun berdasarkan urutan waktu dan peristiwa awal
cerita sampai selesai.
2. Alur mundur (flashback) yaitu alur yang disusun berdasarkan urutan waktu yang
sudah berlalu baru kemudian ke masa kini.
3. Alur campuran, yaitu alur yang menceritakan tentang masa lalu dan masa kini.
Atau bisa juga disebut sebagai gabungan antara alur mundur dan alur maju.
Disebutkan diatas bahwa alur terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan – tahapan
tersebut adalah :
1. Tahap perkenalan yang berisi cerita tentang pengenalan tokoh dan pelukisan
latar.
2. Tahap pemunculan konflik yaitu tahap awal mulanya terjadi sebuah konflik.
3. Tahap peningkatan konflik yaitu tahap meningkatnya konflik yang telah muncul.
4. Tahap klimaks yaitu tahap puncak dari sebuah konflik yang telah muncul.
5. Tahap penyelesaian yaitu tahap penyelesaian atas konflik yang terjadi.
c. Sudut pandang
Sudut pandang adalah bagaimana cara pengarang menempatkan dirinya dalam
cerita. Sudut pandang terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Orang pertama pelaku utama. Dalam jenis ini sang pengarang-lah yang menjadi
tokoh utama dan menjelaskan tentang dirinya.
2. Orang pertama pelaku sampingan. Dalam jenis ini sang pengarang menceritakan
tentang tokoh sampingan yang bertalian dengan si pengarang. Sesekali terdapat
peristiwa yang menyangkut tentang dirinya sebagai tokoh pendamping.
3. Orang ketiga yang terlibat dalam cerita. Dalam jenis ini sang pengarang
bertindak sebagai pengamat dan terlibat dalam cerita.
4. Orang ketiga yang berada di luar cerita. Dalam jenis ini sang pengarang hanya
menjadi narator dan tidak terlibat dalam cerita namun mengetahui ia serba tahu.
d. Latar
Latar adalah penggambaran tempat, waktu, suasana, keadaan alam, dan
terjadinya peristiwa.
e. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang melukiskan tokoh – tokoh yang terdapat
dalam cerita. Penokohan terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Cara analitik, yaitu penggambaran tokoh secara langsung.
2. Cara dramatik, yaitu penggambaran tokoh secara tidak langsung, tetapi melalui
hal – hal lain, seperti kearifan pelaku, lingkungan, peletakan barang dalam
rumah, dialog antar tokoh, dan sebagainya.
f. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca untuk dijadikan pemikira, pelajaran, dan renungan bagi para pembaca.
2.2.Hakikat Novel
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra. Novel adalah cerita tentang
suatu kejadian yang menimpa tokoh – tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut.
Novel terdiri dari beberapa tahap, yaitu : tahap perkenalan, tahap pemunculan
konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian.
Novel mempunyai beberapa jenis, yaitu : novel fakta, novel fiksi, dan novel
fantasi. Novel fakta adalah novel yang menceritakan tentang kehidupan yang benar
– benar terjadi dalam kehidupan nyata. Sedangkan novel fiksi merupakan
kebalikannya novel fakta. Adapun novel fantasi adalah novel yang menceritakan
tentang suatu kehidupan yang sangatlah tidak nyata dan hanya khayalan dari sang
pengarang.
Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K. Rowling merupakan novel yang
berjenis fantasi karena novel ini menceritakan tentang dunia sihir. Dan hal itu tidak
mungkin ada di dunia serta tidak dapat dibuktikan.
2.3.Sinopsis
Adapun sinopsis dari novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling adalah sebagai beikut :
Harry terbangun dari mimpinya yang kelihatan sangat nyata. Di dalam mimpinya
ia melihat Voldemort dan Wormtail sedang merencanakan pembunuhan atas
dirinya. Di dalam mimpi itu juga, Voldemort berkata bahwa Bertha Jorkins telah
dibunuhnya karena terlalu banyak mengetahui apa yang terjadi. Harry merasa pun
cemas karena bekas lukanya terasa sakit membara setelah bermimpi itu.
Ketika sarapan, Harry mendapat surat dari Mr dan Mrs Weasley yang
mengajaknya untuk menonton Piala Dunia Quidditch. Setelah diperbolehkan oleh
pamannya, Harry pun berangkat ke rumah keluarga Weasley di The Burrow. Mereka
akan pergi ke tempat pertandingan menggunakan Portkey. Pertandingan akan
dimulai pada malam hari.
Setelah pertandingan selesai , semua penonton segera kembali ke perkemahan.
Beberapa jam kemudian, tiba – tiba saja terjadi kekacauan. Hal itu disebabkan oleh
para pelahap maut. Banyak muggle yang dikerjai oleh mereka. Mereka tertawa
seakan itu lucu padahal tidak. Harry, Ron dan Hermione segera melarikan diri ke
dalam hutan. Setelah dirasa cukup jauh dari pusat kekacauan, mereka berhenti
sejenak untuk beristirahat. Tiba – tiba terdengar suara berat yang mengucapkan
kutukan. Lalu keluarlah asap kehijauan yang berbentuk tengkorak sambil
menjulurkan lidahnya. Itulah lambang kau – tahu – siapa.
Terdengar jeritan dari segala penjuru. Namun ketika mereka bertiga ingin pergi,
mereka dikejutkan oleh kedatangan petugas kementrian yang mengelilingi mereka
sambil mengucapkan kutukan. Harry, Ron dan Hermione refleks tiarap. Terdengar
suara Mr Weasley membela mereka bertiga, petugas Kementrian pun menghentikan
tindakan mereka. Harry, Ron dan Hermione dituduh membuat lambang tersebut.
Tetapi mereka mengelak dan menunjuk ke dalam hutan. Salah satu petugas
Kementrian menemukan peri rumah Mr Crouch di hutan yang mereka tunjuk.
Dua hari kemudian Harry, Hermione, dan kakak beradik Weasley segera
berangkat ke Stasiun King’s Cross untuk kembali bersekolah di Hogwarts karena
liburan telah berakhir. Sesampainya disana mereka langsung memasuki Aula Besar
untuk makan malam sekaligus penentuan asrama bagi murid kelas 1. Ternyata
tahun ini mereka mendapatkan guru baru dalam pelajaran Pertahanan terhadap Ilmu
Hitam. Yaitu Mad-Eye Moody.
Ketika Dumbledore memberikan pidato sambutan, murid – murid Hogwarts
dikejutkan oleh berita yang sangat menyenangkan. Ternyata sekolah mereka pada
tahun itu akan menjadi tuan rumah dalam turnamen sihir yang sudah lama tidak
diadakan. Tetapi yang boleh ikut dalam turnamen tersebut hanya murid yang sudah
berusia 17 tahun keatas. Peserta yang memenangkan turnamen akan mendapatkan
uang sebanyak 1000 Galleon.
Turnamen Triwizard diikuti oleh 3 sekolah. Hogwarts, Durmstrang dan
Beauxbatons. Masing – masing sekolah harus mengirimkan salah satu muridnya
untuk untuk mengikuti turnamen tersebut. Peserta akan di seleksi dengan piala api.
Piala api tersebut akan mengeluarkan nama peserta ketika malam Hallowen. Nama
peserta yang keluar dari piala api tidak boleh mengundurkan diri. Nama yang keluar
dari piala api adalah : Viktor Krum dari Durmstrang, Fleur Delacour dari
Beauxbatons, dan Cedric Diggory dari Hogwarts. Namun tanpa disangka nama
Harry keluar dari Piala Api. Ia pun menjadi peserta keempat.
Orang – orang yang berada di Aula Besar sangat terkejut mendengar nama Harry
keluar sebagai peserta keempat. Banyak orang yang percaya bahwa Harry telah
berbuat curang. Oleh sebab itu, murid – murid Hogwarts yang lain memusuhinya.
Termasuk Ron, sahabatnya sendiri.
Harry segera memberitahukan hal tersebut kepada walinya, Sirius Black melalui
surat. Sirius pun meminta Harry untuk bertemu dengan dirinya pukul 01.00 di depan
perapian Gryffindor. Namun, di lain waktu Hagrid juga mengajak Harry untuk ke
pondoknya karena ingin memperlihatkan sesuatu. Akhirnya dengan berat hati ia
mendatangi pondok Hagrid dengan resiko tidak bisa bertemu dengan Sirius.
Ternyata Hagrid memperlihatkan 4 ekor naga yang ganas kepadanya. Dan itu
merupakan tugas pertama untuk para peserta. Para peserta harus mengambil telur
yang dijaga oleh salah satu dari naga tersebut. Harry kebingungan dalam mencari
cara untuk mengahadapi naga itu. Akhirnya ia menemukan cara yaitu memanggil
firebolt ke arena pertandingan menggunakan mantra panggil. Dan dapat mengambil
telur emas dengan tidak terlalu sulit.
Beberapa hari setelah pertandingan pertama berakhir, Hogwarts mengadakan
tradisi dalam Turnamen Triwizard. Yaitu berdansa. Setiap peserta diharuskan
mempunyai pasangan dansa dan membuka pesta dansa tersebut. Harry mengajak
Cho Chang, tetapi ia sudah diajak oleh Cedric. Ia pun mengajak Parvati Patil.
Ketika Harry ingin pergi memecahkan teka – teki yang terdapat dalam telur
emasnya. Ia pun melihat keadaan Hogwarts menggunakan Peta Perampok. Namun
ia melihat ada yang janggal di peta tersebut. Yaitu kedatangan Mr Crouch di dalam
kantor Profesor Snape. Padahal Harry mendengar kabar bahwa Mr Crouch sedang
sakit.
Teka – teki itu sudah dapat dipecahkan oleh Harry. Ternyata, para peserta
diharuskan menyelamatkan sandera yang diikat di dasar danau dan dijaga oleh
manusia duyung dalam waktu 1 jam. Harry menggunakan Gillywed untuk dapat
bernapas di dalam air selama pertandingan berlangsung. Ia pun diharuskan
menyelamatkan Ron. Namun, hatinya tergerak untuk menolong para sandera lain.
Karena peserta lain tak kunjung datang.
Suatu hari di bulan Maret, Rita Skeeter membuat artikel di Witch Weekly bahwa
Hermione mencampakkan Viktor Krum dan berpacaran dengan Harry. Hermione
sangat marah atas tindakan Rita. Ia pun berjanji akan membalas perbuatan Rita
suatu hari nanti.
Gosip itu membuat hati Krum panas. Ia pun menanyai Harry tentang
hubungannya dengan Hermione saat Mr Bagman telah selesai memberikan
penjelasan tentang tugas ketiga. Krum dan Harry berbicara di tepi Hutan Terlarang.
Tiba – tiba munculah Mr Crouch yang kelihatannya sedang mengigau. Harry segera
mendekati Mr Crouch dan beliau berkata kepada Harry bahwa ada sesuatu yang
gawat dan ia harus memberitahu hal itu kepada Dumbledore. Segera saja Harry
berlari ke dalam dan memanggil Dumbledore. Sesampainya ia dan Dumbledore di
tepi Hutan Terlarang, yang tersisa hanyalah Krum yang pingsan.
Pada saat pelajaran Ramalan, Harry sangat mengantuk dan langsung tertidur. Ia
bermimpi tentang Voldemort lagi dan itu membuat bekas lukanya terasa sangat
sakit. Ia pun menjerit kesakitan. Ketika terbangun, ia langsung menuju ke kantor
Dumbledore. Di kantor Dumbledore, ia menemukan sesuatu yang berpendar.
Belakangan ia mengetahui kalau benda itu disebut Pensive. Pensive adalah suatu
benda yang digunakan untuk meletakkan sebagian kenangan atau memori bagi
penggunanya. Karena penasaran Harry pun masuk ke dalam Pensive tersebut.
Di dalam Pensive ia melihat banyak kenangan Dumbledore. Yaitu pada saat
Dumbledore hadir dalam sidang Karkaroff, sidang Mr Ludo Bagman, dan sidang
Barty Crouch junior. Sampai akhirnya Dumbledore kembali ke kantornya dan
menarik Harry dari dalam Pensieve. Dumbledore bertanya kepada Harry apa yang
membuatnya datang kepadanya. Harry pun menjelaskan bahwa tadi ia bermimpi
tentang Voldemort. Ia pun bercerita bahwa pada saat itu Voldemort sedang
menyiksa Wormtail karena ia telah berbuat salah. Dumbledore pun menduga bahwa
Voldemort sudah bertambah kuat.
Tugas ketiga diadakan tak lama setelah kejadian itu. Tugasnya yaitu para peserta
harus masuk ke dalam labirin yang telah di berikan ‘sedikit’ tantangan. Harry dan
Cedric mendapat giliran pertama masuk dan yang pertama pula sampai di tempat
Piala Triwizard diletakkan. Karena masing – masing saling ingin membalas budi,
mereka pun menyentuh piala bersamaan. Namun pertandingan belum selesai
karena tiba – tiba saja piala itu berubah menjadi Portkey.
Piala itu mengantarkan mereka ke tempat yag sangat jauh dari Hogwarts.
Tampak dari kejauhan ada orang yang datang. Dan tanpa peringatan orang tersebut
membunuh Cedric yang langsung tergeletak di tanah. Saat itu bekas luka Harry
sangat sakit. Dan itu pertanda bahwa Voldemort sedang berada di dekatnya. Harry
pun ditarik dan diikat oleh orang itu diatas nisan Tom Riddle (ayah Voldemort).
Orang yang mengikat Harry ternyata adalah Wormtail. Dan ia akan menghidupkan
kembali Voldemort dengan cara mengambil debu tulang Tom Riddle, daging dari
abdinya yang setia (Wormtail) dan darah musuhnya (Harry). Lalu bangkitlah kembali
Lord Voldemort.
Setelah Voldemort dihidupkan kembali, ia langsung memanggil semua anggota
pelahap maut yang masih tersisa. Dengan dikelilingi semua abdinya, Voldemort
engajak Harry untuk berduel dengannya. Saat mereka berdua saling menyerang, hal
aneh terjadi. Terdapat benang emas yang menghubungkan tongkat sihir mereka
berdua. Lalu keluarlah sesosok hantu abu – abu yang berwujud Cedric, seorang
lelaki tua, Bertha Jorkins, Lily Potter dan kemudian James Potter. Mereka berlima
ingin melindungi Harry. Mereka memerintahkan Harry melepaskan hubungan
tongkat sihirnya dengan Voldemort lalu berlari ke arah Piala Triwizard. Harry pun
menuruti perintah mereka. Tak lupa ia membawa jasad Cedric.
Setibanya di Hogwarts, banyak orang yang mengelilingi mereka. Harry diajak
masuk oleh Mad-Eye Moody. Dan dibawa kedalam kantornya. Harry menceritakan
semua yang terjadi disana. Namun, Mad-Eye kelihatan marah dan berang saat tahu
Harry bisa kembali dengan selamat. Ketika Mad-Eye ingin membunuh Harry, tiba –
tiba saja Dumbledore menyerang Mad-Eye dari arah pintu. Lalu Dumbledore
memerintahkan Snape untuk mengambil Ramuan Kebenaran yang paling kuat.
Ramuan itu diberikan kepada Mad-Eye untuk menjelaskan segalanya. Ternyata,
orang itu bukanlah Mad-Eye. Melainkan Barty Crouch junior. Ia mengaku telah
membunuh ayahnya, Mr Barty Crouch. Ia memberitahu semua rahasianya kepada
Dumledore.
Setelah pengakuan itu, Dumbledore mengajak Harry ke kantornya untuk
menceritakan apa yang telah terjadi dan untuk bertemu dengan Sirius. Setelah itu
barulah Harry diantar ke rumah sakit untuk beristirahat.
Beberapa hari kemudian, Hermione memberitahu kepada Harry dan Ron bahwa
ia sudah menemukan cara bagaimana Rita Skeeter mendapatkan artikel bagus
untuk dimuat di majalah Witch Weekly. Yaitu dengan cara ber-transfigurasi menjadi
kumbang yang tidak terdftar di kementrian sihir (atau biasa disebut animagus).
Hermione mengancam akan mengadukan Rita jika ia tetap menyebarkan berita
kejam dan berlebihan. Dan pada hari itu juga Harry mendapatkan hadiah karena ia
telah menjadi pemenang dalam Turnamen Triwizard.
Liburan musim panas segera tiba. Mereka segera membereskan barang –
barang. Ketika Harry sampai di King’s Cross, ia memberikan hadiah Turnamen
Triwizard sebesar 1000 Galleon kepada Fred dan George untuk membuka usaha
Sihir Sakti Weasley. Dengan syarat mereka tidak boleh memberitahukan itu kepada
siapapun termasuk Mrs Weasley dan mereka harus membelikan Ron beberapa
jubah dan memberitahukan kepadanya bahwa itu adalah pemberian mereka.
2.4.Analisis Intrinsik Novel
Adapun analisis intrinsik novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling adalah sebagai berikut :
2.3.1. Tema
Tema yang diangkat penulis dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire
karya J.K. Rowling adalah pembunuhan. Karena dari awal cerita pengarang sudah
menjelaskan bahwa Voldemort telah membunuh Bertha Jorkins dan akan
membunuh Harry Potter.
Adapun subtemanya dari novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling adalah sebagai berikut :
1. Turnamen antar sekolah
2. Kesetiaan
3. Duel maut
Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut :
1. “Turnamen Triwizard pertama kali diselenggarakan kira – kira tujuh ratus tahun lalu sebagai kompetisi persahabatan di antara ketiga sekolah sihir terbesar di Eropa: Hogwarts, Beauxbatons, dan Durmstrang. Seorang juara dipilih untuk mewakili masing – masing sekolah, dan ketiga juara...........” (halaman 229)
2. “Yang Mulia, saya serahkan diri saya kepada Anda, saya abdi Anda yang paling setia...” (halaman 782)
3. “Dan sekarang hadapi aku, seperti laki – laki... dengan punggung lurus dan kebanggaan, seperti cara ayahmu mati...
“Dan sekarang... kita duel” (halaman 794)
2.4.2. Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah campuran. Yaitu gabungan antara alur maju
dan alur mundur (flashback). Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
1. “...... Namanya Frank Bryce, dia tinggal di dusun tempat ayah Voldemort dibesarkan, dan tak ada yang melihatnya sejak Agustus tahun lalu. Kau tahu, aku membaca koran – koran Muggle, tidak seperti......” (halaman 723)
2. “Kemudian... empat tahun lalu ... sarana untuk kembalinya aku tampaknya sudah terjamin. Seorang penyihir pria–muda, bodoh, dan gampang ditipu–bertemu denganku.....” (halaman 785)
Adapun alur dalam novel ini melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap Perkenalan
Tahap ini terdapat pada bab 1 sampai bab 7. Pada bab pertama diawali dengan
munculnya Voldemort dan Wormtail yang sedang merencanakan pembunuhan
terhadap Harry Potter di sebuah rumah mewah yang dulunya milik keluarga Riddle.
Keadaan disekeliling rumah itu sangat sepi. Namun mereka dipergoki oleh sang
penjaga rumah, Frank Bryce. Mereka pun membunuh Frank karena dianggap
pengganggu.
Pada bab 2 munculah Harry Potter yang terbangun dari mimpinya. Mimpi itu
kelihatan sangat nyata baginya. Harry yang seorang yatim – piatu dirawat oleh
keluarga pamannya, Mr Dursley. Keluarga Dursley sangat membenci Harry karena
ia seorang penyihir.
Pada bab 3 Harry mendapat undangan dari keluarga Weasley untuk menonton
Piala Dunia Quidditch. Hermione, sahabat Harry pun turut diajak oleh mereka. Harry
dan Hermione menghabiskan sisa liburan merek di rumah keluarga Weasley di The
Burrow. Pada bab 4 sampai bab 5 munculah keluarga Weasley satu persatu.
Pada bab 6 rombongan keluarga Weasley bertemu dengan Mr Diggory beserta
anaknya. Mr Weasley pun memperkenalkan mereka kapada Harry, Hermione, dan
anak – anaknya . Pada bab 7 munculah Mr Bagman dan Mr Crouch. Mereka adalah
orang – orang dari Kementerian Sihir.
b. Tahap Pemunculan Konflik
Tahap ini merupakan awal mula terjadinya sebuah konflik dan hal ini dibahas
pada bab ke 9. Tengah malam setelah Piala Dunia Quidditch selesai, terjadi sebuah
kekacauan yang disebabkan oleh para Pelahap Maut. Mereka mengganggu orang –
orang kelahiran Muggle. Banyak Muggle yang digantung di udara. Tiba – tiba ketika
Harry dan teman – temannya sedang duduk didalam hutan, ada seseorang yang
mengeluarkan sebuah kutukan. Dan asap hijau yang merupakan lambang dari
Voldemort pun muncul. Mereka dituduh sebagai orang yang membuat lambang itu
namun mereka mengelak. Mereka pun menunjuk ke dalam hutan. Ketika salah satu
petugas Kementerian melihat ke tempat yang mereka tunjuk, petugas itu
menemukan Winky, Peri Rumah Mr Crouch.
c. Tahap Peningkatan Konflik
Dalam tahap ini konflik yang terjadi sudah sedikit berkembang. Hal ini dapat
dilihat pada bab 12 sampai bab 31. Bab tersebut menceritakan bahwa Hogwarts
akan menjadi tuan rumah dalam Turnamen Triwizard yang diikuti oleh 2 sekolah
yang lain. Yaitu Beauxbatons dan Durmstrang. Oleh karena itu, yang bisa mengikuti
Turnamen Triwizard hanyalah 3 orang dan itu pun harus anak yang sudah berusia
17 tahun keatas. Namun betapa anehnya karena tiba – tiba munculah nama Harry
Potter sebagai peserta keempat yang merupakan wakil kedua dari Hogwarts. Harry
mendapat tekanan dari berbagai pihak karena orang – orang mengira dia telah
berbuat curang.
Tetapi Dumbledore tidak berpikir demikian. Ia berpikir bahwa seseorang yang
memasukkan nama Harry ke dalam piala api adalah orang yang ingin membunuh
Harry. Karena orang yang mengikuti turnamen tersebut bisa saja mati dalam
menjalankan tugasnya sebagai peserta. Dan itulah yang Harry rasakan. Karena
pada tugas pertama para peserta ditugaskan untuk mengambil telur emas yang
dijaga ketat oleh naga yang buas. Tugas kedua para peserta harus menyelam ke
dalam danau untuk menyelamatkan orang yang di sandera oleh manusia duyung.
Sedangkan tugas ketiga para peserta ditugaskan untuk mengambil Piala Triwizard
yang berada di tengah labirin. Siapa yang paling cepat sampai ke piala itu, dialah
yang menang.
d. Tahap Klimaks
Tahap ini dibahas pada bab 32 dan bab 33 serta sebagian bab 34. Pada tahap
ini masalah yang terjadi sedang memuncak. Bab itu menceritakan bahwa Piala
Triwizard yang disentuh oleh Harry dan Cedric bersamaan berubah menjadi sebuah
Portkey. Portkey itu mengantarkan mereka berdua ke tempat yang sama sekali
asing bagi mereka. Ternyata, piala itu membawa mereka ke sebuah pemakaman.
Perasaan mereka tidak menentu. Terdengar bunyi berkeresak dari balik semak.
Munculah Wormtail sambil menggendong sesuatu. Lalu tiba – tiba saja Cedric abruk
dari tempat berdirinya.
Harry pun ditarik dan diikat oleh Wormtail disebuah nisan yang beruliskan TOM
RIDDLE. Wormtail melakukan sebuah ritual yang ternyata membutuhkan tulang dari
Tom Riddle (ayah Voldemort), daging dari Wormtail, dan darah dari Harry sang
musuh Voldemort. Lalu bangkitlah Voldemort. Ia pun memanggil para koloninya,
Pelahap Maut. Pelahap Maut itu segera datang dan mengelilingi Harry dan
Voldemort. Setelah Voldemort berbicara panjang lebar kepada para Pelahap Maut,
ia pun mengajak Harry berduel. Ketika mereka menyerukan mantra, munculah
sesuatu yang aneh dan tak terduga.
Tongkat sihir mereka berdua tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Yang
terjadi hanyalah banyaknya benang emas yang menyambung kedua ujung tongkat
sihir mereka. Voldemort menjadi was – was karena tidak tahu apa yang sedang
terjadi. Semua korban kutukan yang telah diluncurkan oleh Voldemort keluar.
Mereka seperti hantu yang berwarna abu – abu.
e. Tahap Penyelesaian
Tahap ini dijelaskan pada sebagian bab 34 sampai bab 37. Dalam bab ini
dijelasn bahwa hantu abu – abu tersebut berbentuk manusia yang telah dibunuh
oleh Voldemort. Salah satunya adalah Cedric yang meminta tolong kepada Harry
untuk membawakan jasadnya kepada kedua orang tuanya. Para hantu abu – abu itu
pun menyuruh Harry tenang dan segera berlari ke Portkey begitu benang – benang
emas itu putus. Harry pun menurutinya. Voldemort amat marah mengetahui Harry
dapat lepas lagi dalam usaha membunuhnya.
Begitu sampai di Hogwarts, Harry ditarik oleh seseorang yang mebawanya
masuk ke dalam Hogwarts. Ternyata orang itu adalah Mad-Eye. Mad-Eye membawa
Harry masuk ke dalam ruang kantornya. Ia ditanya – tanyai oleh Mad-Eye apa yang
terjadi di pemakaman. Harry menceritakan kepada Mad-Eye. Namun ia merasa
bingung karena ia tidak kelihatan seperti Mad-Eye yang asli. Tiba – tiba terdengar
kutukan dari arah pintu. Ternyata itu adalah Dumbledore yang menyerang Mad-Eye.
Dumbledore lalu memerintahkan Snape untuk membawakannya Ramuan
Kebenaran atau Veritaserum. Mad-Eye lalu dipaksa meminum ramuan tersebut. Ia
terbangun namun kelihatan tidak fokus. Ia ditanya – tanyai oleh Dumbledore. Ia pun
menceritakan semua rahasianya bahwa ia bukanlah Mad-Eye. Melainkan Barty
Crouch junior. Ia juga mengaku telah membunuh ayahnya, Mr Crouch. Ternyata
dalang dari semua ini adalah Barty Crouch junior.
Setelah mendengar pengakuan itu, Dumbledore mengajak Harry pergi ke
kantornya untuk menceritakan seluruh kejadian yang terjadi di pemakaman itu.
Sirius ternyata sudah berada di dalam kantor Dumbledore. Ia pun ikut
mendengarkan Harry bercerita. Setelah Harry bercerita panjang lebar, ia pun dibawa
ke rumah sakit oleh Dumbledore.
Setelah beberapa hari Harry dirawat di rumah sakit, tibalah hari terakhir Harry di
Hogwarts karena ia akan menghadapi liburan musim panas. Ketika murid – murid
Hogwarts sampai di King’s Cross, Harry memberikan hadiah triwizard-nya kepada
Fred dan George Weasley. Setelah itu barulah Harry pulang bersama keluarga
Dursley.
2.4.3 Sudut Pandang
Dalam novel ini pengarang mengambil sudut pandang sebagai orang ketiga
yang berada diluar cerita. Karena pengarang tidak terlibat langsung dalam cerita
tersebut. Adapun salah satu contoh paragraf yang menggambarkan sudut pandang
pengarang adalah :
Harry berani bertaruh paman dan bibinya tak mengerti sepatah pun yang dikatakan Mr Weasley. Mereka masih terganga menatap Mr Weasley, seperti disambar petir. Bibi Petunia terhuyung menegakkan diri dan bersembunyi di belakang Paman Vernon. (halaman 63)
Paragraf diatas menunjukkan bahwa sang pengarang tidak terlibat dalam cerita.
Seakan sang pengarang melihat langsung peristiwa yang sedang terjadi. Selain itu
di dalam kutipan tersebut terdapat nama orang dan kata mereka yang merupakan
ciri – ciri sudut pandang orang ketiga.
2.4.4 Latar
Novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K. Rowling sebagian besar
mengambil latar di sekolah Hogwarts yang berada di Inggris.
Hal-hal yang berkaitan dengan latar atau setting dalam novel ini dapat diuraikan
sebagaimana terdapat dalam tabel analisis sebagai berikut:
Kondisi Latar Novel Harry Potter and The Goblet of Fire Karya J.K. Rowling
No Peristiwa Tempat Waktu Suasana
1. Pembunuhan Muggle
dan perencanaan
pembunuhan terhadap
Harry
Rumah Riddle di
desa Little
Hangleton
Malam hari Sepi
2. Harry dan Hermione
menghabiskan liburan
musim panas
Rumah keluarga
Weasley
Akhir musim
panas
Ramai dan
santai
3. Piala Dunia Quidditch Stadion Malam hari Ramai
4. Kekacauan dan
munculnya lambang
Voldemort
Hutan Dini hari Mencekam
5. Pidato Dumbledore
(awal tahun)
Aula Besar Malam hari Ramai dan riuh
6. Seleksi peserta
Turnamen Triwizard
Aula Besar Malam hari
saat
Hallowen
Menegangkan
7. Harry melihat naga –
naga yang akan dipakai
dalam tugas pertama
Tepi Hutan
Terlarang
Tengah
malam
Sepi namun
menegangkan
8. Tugas pertama dalam
Turnamen Triwizard
Halaman sekolah Pagi hari Menegangkan
9. Pesta dansa natal Aula Besar Malam hari Santai
10 Tugas kedua dalam
Turnamen Triwizard
Danau yang
terdapat di
Hogwarts
Pagi hari Menegangkan
11. Muncul dan hilangnya
Mr Crouch
Tepi Hutan
Terlarang
Malam hari Sepi
12. Harry masuk ke dalam
Pensieve Dumbledore
Ruang kantor
Profesor
Dumbledore
Siang hari Sepi
13. Tugas ketiga dalam
Turnamen Triwizard
Lapangan
Quidditch yang
diubah menjadi
labirin
Malam hari Menegangkan
14. Bangkitnya Voldemort,
terbunuhnya Cedric
Diggory dan berduelnya
Harry vs Voldemort
Makam Tom Riddle Malam hari Mencekam
15. Mad-Eye (Barty Crouch
junior) mengaku telah
membunuh ayahnya
Ruang kantor Mad-
Eye
Malam hari Sepi namun
menegangkan
16. Harry memberikan 1000
Galleon kepada Fred
dan George
Stasiun King’s
Cross
Siang hari Santai
2.4.5 Penokohan
Dalam penokohan dibagi menjadi 2, yaitu analitik dan dramatik. Penokohan
secara analitik adalah uraian pengarang tentang sikap, sifat, watak, tingkah laku,
dan ciri fisik tokoh yang dideskripsikan atau dijelaskan secara langsung. Sedangkan
penokohan dramatik adalah penggambaran watak para tokoh secara tidak langsung,
yaitu melalui dialog antartokoh, pikiran dan perasaan tokoh, monolog tokoh, reaksi
tokoh terhadap suatu kejadian, suasana tempat di sekitar tokoh, dan pelukisan fisik
tokoh.
Tokoh dalam novel ini adalah Harry, Hermione, keluarga Weasley, Dumbledore,
Voldemort beserta pelahap maut, Barty Crouch junior (Mad-Eye), Snape, Malfoy,
Hagrid, Rita Skeeter, Mr Crouch, Cedric, keluarga Dursley, Cho Chang, dan Sirius.
Setiap tokoh dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K. Rowling
mempunyai karakter yang berbeda – beda. Adapun watak pada setiap karakter
dalam novel ini adalah sebagai berikut :
1. Harry yang berwatak baik hati, jujur dan pemberani (digambarkan secara analitik)
Tapi tak seorang pun mau menerima bahwa dia tidak lapar. Tak seorang pun mau mendengar bahwa dia tidak memasukkan nama ke dalam piala. Tak seorang pun yang menyadari bahwa dia sama sekali tidak ingin merayakan peristiwa itu.......... (halaman 345 – 346)
2. Barty Crouch junior yang berwatak licik (digambarkan secara dramatik)
“Tidak mudah, Harry, membimbingmu melewati tugas – tugas ini tanpa menimbulkan kecurigaan. Aku harus menggunakan segala kelicikan yang kupunyai, agar tanganku tak terlacak dalam kesuksesanmu. Dumbledore........” (halaman 812)
3. Voldemort yang berwatak licik, kejam, dan tidak mempunyai rasa belas kasihan
(digambarkan secara dramatik)
“Buat apa aku membunuhmu ? aku membunuh Bertha karena terpaksa. Dia tak bisa apa – apa lagi setelah aku selesai menanyainya, tak berguna. Lagi pula, pertanyaan- pertanyaan menyulitkan.........” (halaman 22)
4. Dumbledore yang berwatak bijaksana, tenang dan ramah (digambarkan secara
dramatik)
“Saya sudah memberikan bukti untuk masalah ini, Severus Snape memang dulunya Pelahap Maut. Meskipun demikian, dia bergabung ke pihak kita sebelum kejatuhan Lord Voldemort dan menjadi mata – mata untuk kita, dengan resiko yang sangat besar. Sekarang dia bukan lagi pelahap maut.” (halaman 709 – 710)
5. Snape yang berwatak sombong dan tidak adil (digambarkan secara analitik)
Telinga Harry berdenging. Ketidakadilan ini membuatnya ingin mengutuk Snape menjadi seribu serpihan. Dia melewati Snape, berjalan bersama Ron ke bagian belakang kelas, dan membanting tasnya di atas meja. Ron juga........ (halaman 364)
2.4.6 Amanat
Adapun amanat yang terdapat dalam novel ini adalah :
1. Kita harus menyelesaikan tugas tepat waktu. Kerena jika tidak, tugas akan
menumpuk dan kita akan kerepotan untuk mengerjakannya
2. Yang terbaiklah yang akan menjadi pemenang
3. Jangan suka menjelek – jelekan orang lain, karena setiap manusia pasti
mempunyai kelemahan
4. Jangan berbuat jahat kepada orang lain jika tak mau mendapatkan akibatnya
5. Bersyukurlah atas semua yang telah Tuhan berikan kepada kita
6. kita tidak boleh merencanakan sesuatu yang buruk karena merugikan orang lain
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam menganalisa novel Harry Potter and The
Goblet of Fire karya J.K. Rowling adalah sebagai berikut :
1. Novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K. Rowling dibangun oleh
unsur – unsur intristik, yaitu : tema, alur, sudut pandang, latar, penokohan,
perwatakan, amanat, dan gaya yang disusun dalam serangkaian kata – kata
yang menarik sehingga dapat menarik minat pembaca.
2. Berdasarkan analisis penulis, novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya
J.K. Rowling bertemakan tentang pembunuhan.
3. Alur cerita yang digunakan adalah alur campuran antara alur maju dan mundur.
4. Sudut pandang yang diambil oleh pengarang adalah sudut pandang orang ketiga
yang berada diluar cerita.
5. Latar yang digunakan dalam novel Harry Potter and The Goblet of Fire karya J.K.
Rowling secara umum berada di Hogwarts.
6. Adapun penokohan dilakukan secara analitik dan dramatik.
7. Tokoh ada yang berwatak protagonis, yaitu Harry. Voldemort berwatak
antagonis. Dan Dumbledore berwatak tritagonis.
8. Amanat dalam novel tersebut diantaranya kita tidak boleh merencanakan
sesuatu yang buruk karena selain merugikan orang lain, itu hanya akan
membuang waktu kita toh rencana itu tidak akan berjalan mulus.
3.2.Saran
Adapun saran – saran yang penulis sampaikan berkaitan dengan hasil analisa
novel Harry Potter and The Goblet of Fire adalah sebagai berikut :
1. Kepada para siswa SMP diharapkan bisa lebih memahami unsur intrinsik dalam
karya sastra.
2. Kepada para masyarakat umum diharapkan tergerak untuk membudidayakan
budaya membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Rowling, J.K. Harry Potter and The Goblet of Fire. 2001. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.