14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini didapatkan dengan informasi dari data primer yaitu observasi dan wawancara pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis pada unit hemodialisis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan November 2014. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 96 sampel dimana jumlah tersebut telah memenuhi jumlah sampel minimum pada penelitian ini. Berikut ini adalah pemaparan hasil penelitian: 4.1.1 Analisis Univariat a. Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Usia PGK dapat terjadi pada berbagai kelompok usia. Dalam penelitian ini, usia dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok usia 20-39 tahun, 40-59 tahun, dan >60 tahun. Tabel 1 . Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Usia Usia n Persentase (%) 20-39 tahun 40-59 tahun 22 62 22,9 64,5

kardiyus - bab4 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ya

Citation preview

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil PenelitianHasil penelitian ini didapatkan dengan informasi dari data primer yaitu observasi dan wawancara pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis pada unit hemodialisis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan November 2014. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 96 sampel dimana jumlah tersebut telah memenuhi jumlah sampel minimum pada penelitian ini. Berikut ini adalah pemaparan hasil penelitian:

4.1.1 Analisis Univariata. Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori UsiaPGK dapat terjadi pada berbagai kelompok usia. Dalam penelitian ini, usia dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok usia 20-39 tahun, 40-59 tahun, dan >60 tahun.Tabel 1. Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori UsiaUsianPersentase (%)

20-39 tahun40-59 tahun>60 tahun22621222,964,512,5

Jumlah96100

Berdasarkan tabel 1 didapatkan proporsi pasien PGK pada kelompok usia 20-39 tahun, 40-59 tahun, dan >60 tahun secara berturut turut adalah 22,9%, 61,5%, dan 15,6%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa kelompok usia 40-59 tahun adalah yang paling banyak menderita PGK.

b. Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Jenis KelaminDari 96 pasien PGK yang diteliti, terdapat 58 orang laki-laki dan 38 orang perempuan. Data pada tabel 3 menunjukan bahwa proporsi pasien laki-laki (60,4 %) lebih banyak daripada pasien perempuan (39,6 %).Tabel 3. Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Jenis KelaminJenis KelaminnPersentase (%)

Laki-lakiPerempuan583860,439,6

Jumlah96100

c. Distribusi Subjek Berdasarkan Kadar HemoglobinTabel 4. Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Kadar HemoglobinKadar HemoglobinnPersentase (%)

NormalAnemia ringanAnemia sedangAnemia Berat4523734,254,238,53,1

Jumlah96100

Dalam penelitian ini kadar Hb pada pasien PGK dikelompokan menjadi empat kategori yaitu: Normal (4,2 %), anemia ringan (54,2%), anemia sedang (38,5%), dan pasien dengan anemia berat (3,1%). Dari hasil tersebut terlihat bahwa pasien PGK paling banyak mengalami anemia ringan yaitu (54,2%).

d. Distribusi Subjek Berdasarkan Ada Tidaknya Kram

Kategori KramTotal

KramTidak Kram

n%n%

Jumlah Penarikan Cairan (Liter)10088,38

>1-211,02829,229

>2-322,13233,334

>3-411,01515,616

>433,166,39

Total77,38992,796

Dari hasil tabel diatas didapatkan bahwa subjek yang mengalami kram saat hemodialisis sebanyak 7 (7,3% ) orang dan yang tidak mengalami kram sebanyak 89 (92,7%) orang. Kram paling banyak dialami pasien dengan kategori penarikan cairan > 4 liter (3,1%).

4.1.2 Analisis BivariatUntuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dipergunakan uji statistik One Way Annova.

a. Hubungan Jumlah Penarikan Cairan dengan Perubahan Tekanan DarahHubungan jumlah penarikan cairan dengan perubahan tekanan darah dapat dilihat pada table 5 berikut:Tabel 5. Hubungan Jumlah Penarikan Cairan dengan Perubahan Tekanan DarahJml Penarikan cairan (liter)nRata-rata MAPRata-rata perubahan MAPP value

Sebelum HDSesudah HD

18106,67125,41+18,74

0,000

>1-229106,44107,70+1,26

>2-334110,59110,29-0,3

>3-416120,00107,71-12,29

>49115,19111,11-4,08

Total96111,01110,42-0,59

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa penurunan tekanan arteri rata-rata atau yang biasa kita sebut Mean Arterial Pressure (MAP) paling tinggi pada penarikan cairan tubuh (ultrafiltrasi) >3-4 liter yaitu sebesar 12,29 mmHg, untuk penarikan cairan >2-3 liter didapatkan penuruna MAP sebesar 0,3 mmHg dan pada penarikan cairan >4 liter terdapat penurunan MAP sebesar 4,08 mmHg. Sedangkan pada penarikan cairan 1 dan >1-2 liter terjadi peningkatan MAP sebesar 18,74 mmHg dan 1,26 mmHg.Pada uji One Way Annova terhadap perubahan MAP yang dilihat dari selisish antara MAP sesudah dan sebelum hemodialisis diperoleh p-value = 0,000. Karena nilai p1-2 liter, >2-3 liter, >3-4 liter, dan >4 liter. b. Hubungan Penurunan Berat Badan dengan Perubahan Tekanan DarahHubungan penurunan berat badan dengan perubahan tekanan darah dapat dilihat pada table 6 berikut:

Tabel 6. Hubungan Penurunan Berat Badan dengan Perubahan Tekanan DarahPenurunan BB (Kg)nRata-rata MAPRata-rata perubahan MAP P value

Sebelum HDSesudah HD

115106,89116,89+10

0.012

>1-232107,81107,71-0,1

>2-333112,12110,51-1,61

>3-410119,33106,33-13

>46118,33115,00-3,33

Total96111,01110,42-0,59

Perubahan MAP berdasarkan penurunan berat badan pasien sebelum dialisis dan sesudah dialisis tidak jauh berbeda dengan hasil berdasarkan jumlah penarikan cairan, dimana penurunan MAP yang paling besar terjadi pada penurunan berat badan >3-4 kg yaitu sebesar 13 mmHg, diikuti oleh penurunan berat badan >4 kg yaitu 3,33 mmHg dan penurunan berat badan >2-3 kg sebesar 1,16 mmHg, sedangkan pada penuruna berat badan 1 kg dan >1-2 kg terjadi peningkatan MAP masing-masing sebesar 10 mmHg dan 0,1 mmHg. Pada uji One Way Annova terhadap perubahan MAP yang dilihat dari selisish antara MAP sesudah dan sebelum hemodialisis diperoleh p-value = 0,012. Karena nilai p1-2 kg, >2-3 kg, >3-4 kg, dan >4 kg. c. Hubungan Usia dengan Perubahan Tekanan DarahHubungan usia dengan perubahan tekanan darah dapat dilihat pada tabel 7 berikut:Tabel 7. Hubungan Usia dengan Perubahan Tekanan DarahUsia (tahun)nRata-rata MAPRata-rata perubahan MAPP value

Sebelum HDSesudah HD

20-3922114,85109,39-5,460,284

40-6062111,02112,15+1,02

>6012103,89103,33+0.22

Total96111,01110,42-0,59

Pada kelompok usia 20-39 tahun didapatkan penuruna MAP sebesar 5,46 mmHg sedangkan pada kelompok usia 40-60 tahun terjadi peningkatan sebesar 1,13 mmHg dan pada kelompok usia > 60 tahun peningkatan sebesar 0,22 mmHg.Pada uji One Way Annova terhadap perubahan MAP yang dilihat dari selisish antara MAP sesudah dan sebelum hemodialisis diperoleh p-value = 0,284. Karena nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata perubahan MAP pada usia 20-39 tahun, 40-60 tahun, dan >60 tahun. d. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perubahan Tekanan DarahHubungan jenis kelamin dengan perubahan tekanan darah dapat dilihat pada table 8 berikut:

Tabel 8. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perubahan Tekanan DarahJenis KelaminnRata-rata MAPRata-rata perubahan MAPP value

Sebelum HDSesudah HD

Laki-laki58111,61112,18+0,570,393

Perempuan38110,09107,72-2,37

Total96111,01110,42-0,59

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat kita lihat bahwa bahwa penurunan MAP terjadi pada kelompok jenis kelamin perempuan yaitu sebasar 2,73 mmHg sedangkan pada kelompok jenis kelamin laki-laki terjadi peningkatan MAP sebesar 0,57 mmHg.Pada uji One Way Annova terhadap perubahan MAP yang dilihat dari selisish antara MAP sesudah dan sebelum hemodialisis diperoleh p-value = 0,393. Karena nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata perubahan MAP pada pasien laki-laki dan pasien perempuan. e. Hubungan Kadar Hb dengan Perubahan Tekanan DarahHubungan kadar Hb dengan perubahan tekanan darah dapat dilihat pada tabel 9 berikut:Tabel 9. Hubungan Kadar Hb dengan Perubahan Tekanan DarahDerajat AnemianRata-rata MAPRata-rata perubahan MAPP value

Sebelum HDSesudah HD

Normal4108,33114,16+5,83

0,792

Anemia ringan53108,93108,81-0,13

Anemia Sedang36114,44112,87-1,57

Anemia Berat3110,00104,44-5,55

Total96111,01110,42-0,59

Berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) dikelompokan menjadi empat kelompok, yaitu normal, anemia ringan, anemia sedang, dan anemia berat. Pada kelompok normal rata-rata peningkatan MAP adalah sebesar 5,83 mmHg, sedangkan pada kelompok anemia rinagan, anemia sedang, dan anemia berat didapatkan rata-rata penurunan MAP yang secara berurutan sebesar 0,13 mmHg, 1,57 mmHg, dan 5,55 mmHg.Pada uji One Way Annova terhadap perubahan MAP yang dilihat dari selisish antara MAP sesudah dan sebelum hemodialisis diperoleh p-value = 0,792. Karena nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata perubahan MAP pada hb normal, anemia ringan, anemia sedang dan anemia berat. 4.2 pembahasanBerdasarkan tabel 5 diketahui bahwa rata-rata MAP pasien sebelum menjalani terapi hemodialisis adalah 111,01 mmHg dan mengalami penurunan setelah dilakukannya terapi hemodialisis menjadi 110,42 mmHg.Hal ini dapat disebabkan oleh pengurangan volum plasma pada saat proses ultrafiltrasi yang akan menyebabkan penurunan stroke volume dan berdampak terhadap penurunan tekanan darah (Henrich & Palmer, 2008).Penurunan tekanan darah ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh penarikan cairan tubuh terhadap tekanan darah pada klien yang menjalani hemodialisis di RSUD Sumedang yang disusun oleh Rayadi(2010), yang mana pada penelitian ini disimpulkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum hemodialisis adalah 148,05 mmHg mengalami penurunan menjadi 142,86 mmHg setelah dilakukannya terapi hemodialisis. Sama halnya dengan rata-rata tekanan diastolik pasien sebelum hemodialisis 89,31 mmHg menurun menjadi 87,55 mmHg setelah menjalani terapi hemodialisis. Hasil riset lain yang terdapat dalam jurnal hemodialisis internasional yang dilakukan oleh Dasselar (2007)didapatkan data tekanan sistolik sesudah hemodialisis dengan menggunakanblood volume monitoradalah 129 29 mmHg dan nilai diastoliknya adalah 67 9 mmHg.Dengan menggunakan alat hemoscan, didapatkan data tekanan darah sistolik sebelum hemodialisis 131 22 mmHg dandiastoliknya 70 7 mmHg.Dari hasil penelitian di atas didapatkan kesamaan, yaitu penurunan tekanan darah setelah hemodialisisDari hasil analisis data didapatkan bahwa penuruna MAP paling tinggi ditemukan pada kelompok penarikan cairan >3-4 liter yaitu sebesar 12,29 mmHg dan diikuti olek kelompok dengan penarikan cairan > 4 liter yaitu sebesar 4,08 mmHg, namun pada kelompok penarikan cairan 1 liter dan >1-2 liter terjadi peningkatan MAP rata-rata setelah dilakukannya terapi hemodialisis. Mekanisme terjadanya peningkatan tekanan darah belum sepenuhnya diketahui. Banyak faktor yang diduga berperan dalam peningkatan tekanan darah seperti aktivasi renin angiotensin aldosteron system (RAAS) karena diinduksi oleh proses ultrafiltrasi, overaktif dari simpatis, variasi dari ion K+ dan Ca2+ saat HD, viskositas darah yang meningkat karena diinduksi oleh terapi eritropoetin (EPO), obat antihipertensi yang ditarik saat HD, dan vasokontriksi yang diinduksi oleh endothelin-1 (ET-1) (Chazot & Jean, 2010).Berdasarkan tabel di atas, dari hasil uji statistik diperoleh nilai p (0,000) > (0,05), maka Ho ditolak, yang berarti secara statistik ada perbedaan yang bermakna rata-rata perubahan MAP pada penarikan cairan 1 liter, >1-2 liter, >2-3 liter, >3-4 liter, dan >4 liter. Sebagai variabel pembanding juga dilakukan analisis data mengenai hubungan penurunan berat badan dengan perubahan tekanan darah, penurunan MAP yang paling besar terjadi pada kelompok penurunan berat badan >3-4 kg yaitu sebesar 13 mmHg, diikuti oleh penurunan berat badan >4 kg yaitu 3,33 mmHg dan penurunan berat badan >2-3 kg sebesar 1,16 mmHg, sedangkan pada penuruna berat badan 1 kg dan >1-2 kg terjadi peningkatan MAP masing-masing sebesar 10 mmHg dan 0,1 mmHg. Perubahan MAP berdasarkan penurunan berat badan pasien sebelum dialisis dan sesudah dialisis tidak jauh berbeda dengan perubahan MAP berdasarkan jumlah penarikan cairan, hal ini dikarenakan penarikan cairan pada proses ultrafiltrasi selama hemodialisis bertujuan untuk membuang kelebihan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Berdasarkan uji One Way Annova terhadap perubahan MAP yang dilihat dari selisish antara MAP sesudah dan sebelum hemodialisis diperoleh p-value = 0,012. Karena nilai p1-2 kg, >2-3 kg, >3-4 kg, dan >4 kg. Dalam penelitian ini juga dianalisis faktor-faktor lain yang dianggap merupakan faktor risiko terhadap perubahan tekanan darah pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis diantaranya adalah usia (p-value= 0,284), jenis kelamin (p-value= 0,393), dan kadar hemoglobin (p-value= 0,729). Dari hasil analisis data didapatkan penurunan MAP pada pasien setelah hemodilisis paling tinggi pada kelompok umur 20-39 tahun, hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2013), yang mana pada penelitian ini didapatkan penurunan tekanan darah yang paling tinggi terjadi pada usia 56-65 tahun. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan terori dimana pasien dengan usia tua (>60 tahun) mempunyai risiko yang lebih besar terhadap penurunan tekanan darah selama hemodialisis Jeroen (2007). Perbedaan yang didapatkan dari hasil penelitian ini kemungkinan karena jumlah sampel untuk kategori usia >60 tahun yang sedikit dan rata-rata pasien memiliki riwayat hipertensi sebelum hemodialisis. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mengalami penurunan MAP yang lebih besar daripada laki-laki dan penuruna MAP juga labih besar ditmukan pada kelompok pasien yang mengalami anemia berat. Walaupun usia,jenis kelamin dan derajat anemia dipertimbangkan sebai faktor risiko penurunan tekanan darah, belum ada studi yang membahas lebih lanjut mengenai hubungan dari faktor-faktor tersebut terhadap perubahan tekanan darah pada hemodialisis. Setelah dianalisis secara statistik dari ketiga faktor tersebut diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata perubahan MAP berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, dan kadar hemoglobin pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisisa di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan November 2014.