24
PENDAHULUAN Latar Belakang Budidaya tanaman hortikultura di Indonesia belum memberikan kontribusi yang besar, dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Banyak faktor yang menjadi kendala untuk pengembangan komoditas hortikultura. Selain lemahnya modal usaha yang dimiliki dan rendahnya pengetahuan petani, kendala lain yang dominan adalah harga produk hortikultura yang rendah dan sangat berfluktuansi, prasarana transportasi yang kurang mendukung dan belum berkembangnya agro industri yang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura sebagai bahan baku (Lakitan, 1995) Kangkung banyak dijumpai di dataran Asia tenggara, baik sengaja ditanam atau tidak. Kangkung memang bukan barang asing di dapur Indonesia karena selain mudah didapat dan harganya yang murah rasanya pun cukup sedap. Kangkung bergiji tinggi dan lengkap dengan kandungan seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat basi,natrium, kalium,

KangKung darat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal, paper kangkung darat

Citation preview

Page 1: KangKung darat

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Budidaya tanaman hortikultura di Indonesia belum memberikan kontribusi

yang besar, dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Banyak faktor

yang menjadi kendala untuk pengembangan komoditas hortikultura. Selain

lemahnya modal usaha yang dimiliki dan rendahnya pengetahuan petani, kendala

lain yang dominan adalah harga produk hortikultura yang rendah dan sangat

berfluktuansi, prasarana transportasi yang kurang mendukung dan belum

berkembangnya agro industri yang memanfaatkan hasil tanaman hortikultura

sebagai bahan baku (Lakitan, 1995)

Kangkung banyak dijumpai di dataran Asia tenggara, baik sengaja ditanam

atau tidak. Kangkung memang bukan barang asing di dapur Indonesia karena

selain mudah didapat dan harganya yang murah rasanya pun cukup sedap.

Kangkung bergiji tinggi dan lengkap dengan kandungan seperti kalori, protein,

lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, zat basi,natrium, kalium, vitamin A,

vitamin B, vitamin C, karotan dan sistos herot (Rukmana, 1997).

Kangkung tergolong sayuran yang sangat populer,karena banyak

peminatnya. Kangkung disebut juga swampcabbage, water spinach. Berasal dari

India yang kemudian menyebar ke Malasiya, Burma, Indonesia, China Selatan,

Australia, dan bagian Negara Afrika. Kangkung masuk ke Indonesia pada tahun

1985, terdapat luas areal pertanaman kangkung nasional seluas 41.953 ha. Namun,

tahun-tahun berikutnya cenderung menurun yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan

20.578 ha (1990) (Tindall, 1983).

Page 2: KangKung darat

Kangkung banyak dimanfaatkan ibu-ibu untuk membuat sayur tumis. Jenis

kangkung yang biasa dimanfaatkan adalah kangkung air dan kangkung darat.

Kangkung air tumbuh baik pada tempat yang basah atau berair. Kangkung ini

tangkai daunnya panjang, daunnya lebar, bunganya berwarna ungu dan daunnya

memiliki warna hijau tua. Berbeda dengan kangkung air, kangkung darat justru

banyak tumbuh dilahan kering atau tegalan. Daun lebih langsing dengan ujung

daun meruncing, warnanya hijau pucat keputih-putihan, warna bunga putih an

dipelihara untuk menghasilkan biji sebagai benih yang baru (Nazaruddin, 1999).

Karena sifatnya yang gampang rusak, maka kangkung harus segera di

pasarkan dalam bentuk segar atau di olah menjadi bahan pangan yang lebih tahan

simpan. Agroindustri yang menggunakan produk hortikultura sebagai bahan baku

akan sangat menunjang perkembanagan budidaya tanaman hortkultura

(Lakitan, 1995).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui tanggap

pertumbuhan tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptana L) Terhadap

Pemberian berbagai Dosis Pupuk Urea.

Manfaat Percobaan

Manfaat percobaan ini yaitu Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti

Praktikal Test di Laboratorium Dasar Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan dan Sebagai sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan.

Page 3: KangKung darat

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Tindall (1983) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan,

kedudukan tanaman kangkung (Ipomaea reptans Poir), diklasifikasikan sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio       : Angiospermae

Kelas              : Dicotyledonae

Ordo         : Convolvulaceae

Genus          : Ipomoea

Spesies          : Ipomaea reptans Poir

Dari suku kangkung-kangkungan (convolvulaceae) ini masih terdapat

beberapa jenis lainnya seperti kangkung hutan atau kangkung pagar (I.fistulosa

Mart. Ex. Choisy), rincik bumi (I. quamoqlit) dan I. triloba L. yang tumbuhnya

liar di hutan-hutan (Rukmana, 1997).

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu

tahun. Batang tanaman terbentuk bulat panjang berbuku-buku, banyak

mengandung air merambat atau menjalar dan percabangannya banyak

(www. must-anast. pdf. 2010 ).

Spesies kangkung-kangkungan yang sudah umum di budidayakan secara

komersila adalah I.batatas L. atau ubi jalar. Penyambungan batang bawah ubi jalar

dengan batanag atas kangkung pagar dapat menghasilkan ubi jalar berukuran

besar-besar dan umurnya dapat mencapai satu tahun atau lebih (Rukmana, 1997).

Page 4: KangKung darat

          

Morfologi Tanaman

Kangkung merupakan tanaman yang termasuk famili Convolvulaceae

yang memiliki nama latin Ipomaea reptans Poir. Kangkung berkembang dengan

cara menjalar. Batangnya kecil, batang dalam berlubang, dan berbentuk bulat.

Bagian kangkung yang di konsumsi adalah daunnya, rasanya segar dan banyak

mengandung zat besi juga vitamin A dan C (Tafajani, 2011).

Tanaman kangkung memiliki system peralatan tunggal dan cabang-cabang

akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-

100 cm, dan melebar mandatar pada radius 100-150 cm atau lebih, terutama pada

jenis kangkung air (Rukmana, 1997).

            Ada beberapa jenis kangkung, di antaranya yaitu kangkung darat (Ipomaea

reptans Poir) dan kangkung air (Ipomea aquatica Forsk). Kangkung air hidup di

dalam air, daunnya panjang dengan ujung daun tumpul, warna daun hijau pekat

dan warna bunga kuning dan ungu. Adapaun kangkung darat hidup di dfarat,

daunnya panjang dengan ujung lancip, warna daun hijau agak pucat dan warna

bunganya putih (Tafajani, 2011).

            Tangkai daun melekat pada buku-buku batang da n di ketiak daunnya

terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun

umumnya seperti jantung hati, ujung daun meruncing ataupun tumpul, permukaan

daunsebelah atas beerwarna hijau tua dan permukaan daun bagian bawah

berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhannya tanaman kangkung dapat

berbunga, berbuah, dan berbiji. Terutama jenis kangkung darat (Rukmana, 1997).

Page 5: KangKung darat

            Kangkung bergiji tinggi dan lengkap dengan kandungan seperti kalori,

protein, lemak, karbohidrat, serat kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium,

vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan dan silosterol. Senyawa

kimia yang terkandung adalah saponin, flavonid, dan polifenol (Sumpena, 2005).

Untuk kangkung darat, vaeritas sutra sangat baik dikembangkan. Jenis ini

bukan asli Indonesia (non-lokal). Melainkan dari tempat yang cukup jauh di

pasifik, yakni kepulauan Hawai. Varietas kangkung darat lain yang baik ditanam

ialah kangkung Bangkok. Kangkung ini memang berasal dari Thailand.

Pertumbuhannya tegak dengan batang lebih putih dari kangkung sutra. Perbedaan

yang jelas dan nyata dengan kangkung sutra adalah dalam kangkung Bangkok

lebih ramping dengan ujung meruncing (Nazaruddin, 1999).

Syarat Tumbuh

1) Iklim

Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi,

terutama kondisi jumlah cura hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan

berkisar antara 500-5000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi

oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 m, maka temperatur uadara turun 1 C. Di

permukaan laut, temperatur rata rata sekitar 28 C dan di dataran tinggi

(pegunungan) 2000 meter dari permukaan laut sekitar 18 C (Ashari, 1995).

Kangkung memiliki daya adaptasi cukup luas terhadap kondisi iklim dan

tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) diberbagai daerah

atau wilayah di Indonesia. Jumlah curah hujan berkisar antara 500-5000

Page 6: KangKung darat

mm/tahun. Sedangkan temperature udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat

(Rukmana, 1997).

            Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar

matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung

akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat

menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila tanaman di tempat

yang tegak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai

konsumen (Nazaruddin, 1999).

Temperature udara sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik

100 meter tinggi tampat, maka temperature adara turun 10C di permukaan laut. Di

permukaan laut temperature rata-rata adalah sekitar 280C dan dataran tinggi

(pegunungan) adalah ±2000 m dpl 180C (Ashari, 1995).

            Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi (pegunungan) ±2000 m dpl, dan diutamakan dilokasi yang

lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang

terlindungi (ternaungi), tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)

namun keras-keras (Rukmana, 1997).

2) Tanah

Lahan merupakan sumber daya alam bersifat dinamis yang tercermin dari

pertumbuhan tanaman di atasnya. Meskipun demikian, di sadari tidak semua jenis

tanah pada suatu lahan di Indonesia cocok atau dapat diusahakan secara baik

untuk pembudidayaan sayuran komersial. Hal ini disebabkan oleh beberapa

pertimbangan khusus misalnya keadaan fisik dan kimia atau kesuburannya yang

harus di kelola khusus (Lingga, 1992).

Page 7: KangKung darat

Kangkung tidak rewel dengan syarat tumbuh. Bahkan daerah perairan

tawar seperti sungai kecil, danau, aliran air dan kolam ataupun sawah dapat di

jadikan lahan kangkung. Karena toleransinya yang tinggi terhadap daerah perairan

ini, sebaiknya tidak menanam kangkung di perairan yang sudah tercemar.

Kangkung yang di tanam di tempat ersebut akan menyerap zat zat beracun yang

terdapat di dalamnya. Toleransi dengan tanah kering didapat pada jenis kangkung

darat yang bisa dibiakknan di tanah atau bedengan (Nazaruddin, 1999).

   Kangkung darat menghandaki tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organic dan tidak dipengaruhi kemasaman tanah. Tanaman

kangkung ini tidak mengkendaki tanah tergenang, karena akar akan mudah

membusuk. sedangkan kangkung air membutuhkan genangan air. Tanaman

kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhan, sebab tanah yang

memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara

baik (Rukmana, 1997).

          Tanaman kangkung tidak terlalu dipengaruhi tingkat kemasaman tanah

akantetapi jika tanah terlalu masam akan perlu pembenahan akar. Tanaman

kangkung membutuhkan tanah dataran bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang

memiliki keterangan tinggi dapat mempertahankan kandungan air secara baik.

(Nazaruddin, 1999).

Kandungan unsur-unsur hara makro dan mikro yang cukup di dalam media

tumbuh merupakan hal penting bagi tanaman. Seperti tersedianya unsur-unsur N,

P, K, S, Fe, Mg, Cl, Cu, Zn, Mn, B, Mo, dan Co. Serta adanya sirkulasi udara

yang baik yang mengandung gas asam arang (CO2) untuk terjadinya fotosintesis

dan O2 untuk respirasi (Hakim dkk, 1986).

Page 8: KangKung darat

Pupuk

Senyawa yang mengandung unsur hara yang di berikan pada tanaman

disebut dengan pupuk. Suatu pupuk umunya terdiri komponen komponen yang

mengandung unsur hara, zat penolak air, pengisi, pengatur konsistensi, kotoran

dan lain lain. Bagian yang tidak mengandung unsur hara tersebut akan

menurunkan kadar hara dalam pupuk tersebut (Jumin, 1996).

Pemupukan Kangkung air jarang dilakukan petani. Sebaliknya pemupukan

pada kangkung darat adalah keharusan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk

kandang, kompos dan pupuk buatan seperti pupuk Urea, TSP dan KCl. Pupuk

buatan dapat diberikan dengan cara guratan tau tugal (Nazaruddin, 1999).

Menurut unsur yang dikandungnya, pupuk dapat di bagi atas pupuk

nitrogen seperti pupuk urea dan ZA, pupuk fosfor seperti DS dan TS, dan pupuk

kalium seperti ZK, paten kali dan Muriate of Potash (Jumin, 1996).

1) Pupuk Urea

Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada

kelembaban 73% ia sudah menarik uap air dari udara. Oleh karena itu ia mudah

larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Keuntungan dari urea ini adalah

kadar hara N-nya tinggi. Tapi banyak juga kejelekannya. Kalau ia diberikan ke

tanah misalnya, maka ia mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida

Sifat urea lain yang tidak menguntungkan ialah sangat higrokopis dan mulai

menarik air dari udara pada kelembaban nisbi 73%. Urea tidak bersifat menginosir

dalam larutan sehingga mudah mengalami pencucian, karena tidak cepat terjerap

oleh koloid tanah. Untuk dapat diserap oleh akar tanama urea harus mengalami

Page 9: KangKung darat

proses ammonifikasi dan nitrifikasi lebih dahulu, maka jika dibandingkan dengan

pupuk ZA, bekerjanya pupuk urea lambat (Lingga, 1992).

            Kehilangan N akan meningkat dengan makin berkurangnya air tanah. Hal

yang demikian tidak akan terjadi pada urea atau pupuk N-amonium lainnya bila

diberikan pada lapisan reduksi. Pada lapisan reduksi NH4 lebih stabil.

(Hakim dkk, 1986).

Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2,

pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil (diameter  lebih kurang 1 mm). Pupuk

ini mempunyai kadar N 45%-46%. Urea larut sempurna di dalam air, dan tidak

mengasamkan tanah (Lingga, 1992).

            Gejala kekurangan unsur nitrogen ini dapat terlihat dimulai dari daunnya

warnanya yang hijau agak kekuning – kuningan selanjutnya berubah menjadi

kuning lengkap. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun

selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman

dewasa pertumbuhan terhambat akan berpengaruh terhadap pembuahan yang

dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna umumnya kecil – kecil dan

cepat matang (Rukmana, 1997).

2) Pupuk TSP

Pupuk TSP dikenal pula dengan sebutan Enkel-super-fosfat, disingkat ES.

Bentuknya berupa bubuk berwarna abu-abu dan mengandung zat fosfat (P) 14 -

20%. Pupuk ini dibuat dari fosfat alam dan asam belerang (Lingga, 1992).          

Pupuk TSP ini mudah larut dalam air dan agak sedikit higroskopis. Pupuk

ini cocok dicampuk dengan ZA, karena amoniaknya akan terikat. Cuma kalau di

campur sering mengeras sehingga perlu dihaluskan dulu sebelum dipakai.

Page 10: KangKung darat

Sewaktu memebrikan puppuk ini harus dibenamkan agar mencapai perakaran

tanaman. Kalau tidak, akan dihanyutkan oleh air (Jumin, 1996).

Defisiensi unsur P akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem

perakaran, daun, batang seperti misalnya pada tanaman serelia, daun – daunnya

berwarna hijau tua atau keabu – abuan, mengkilap sering pula terdapat pigmen

merah pada daun bagian bawah selanjutnya mati. Tangkai daunnya kelihatan

lancip –lancip. Pembentukan buah jelek merugikan hasil biji (Rukmana, 1997).

3) Pupuk KCl

Kalium merupakan unsur hara essensial bagi tanaman bahkan semua

mahluk hidup. Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsi unsur ini

spesifiknya dalam tanamn dan merupakan satu dari tiga unsur makro yamg utama,

selain N dan P. Sebagian tanaman mengandung unsur K hampir sama dengan N

dan lebih tinggi dari unsur P. Kalium di dalam jaringan tanaman ada dalam berat

kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K dalam tanaman berfungsi sebagai

aktivator dari banyak enzim yang berpatisipasi dalam beberapa metabolisme

utama tanaman (Lingga, 1992).          

Unsur K diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dijumpai di dalam

tanah dalam jumlah yang berpariasi, namun jumlahnya dalam keadaan yang

tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium yang ditambahkan dalam tanah

biasanya dalam bentuk garam-garam yamg mudah larut seperti KCL, KNO3,

danKMgSO4 (Hakim dkk, 1986).

Gejala kekurangan KCl banyak ditunjukkan dengan beberapa cara /

penampilan. Gejala yang paling menonjol adalah tanda-tanda terbakarnya daun

yang dimulai dari ujung atau pinggir daun. Gejala ini nampak dimulai dari daun-

Page 11: KangKung darat

daun yang lebih tua. Selain itu gejala kekurangan K dapat dilihat kenampakan

visualnya pada tanaman adalah bercak-bercak nekrotik berwarna coklat pada

daun-daun dan batang batang yang tua. Berdasarkan studi anatomi dengan

menggunakan mikroskop cahayaterlihat bahwa titik-titik nekrotik dimulai

rusaknya sel pada lapisan sel luar. Sedangkan dengan elektromikroskop

diketahuui adanya kerusakan kloroplas dan pecahnya mitokondria

(Rukmana, 1997).

Page 12: KangKung darat

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 25 m dpl. Percobaan ini dilakukan

pada tanggal 13 April 2013 sampai tanggal 11 mei 2013.

Bahan dan Alat

Bahan

Adapun bahan-bahan yang di gunakan pada percobaan ini yaitu Benih atau bibit

sawi, berfungsi sebagai bahan yang akan di tanam. Pupuk Urea, TSP, dan KCl,

berfungsi sebagai penambah unsur hara bagi tanaman. Kapur Dolomit, untuk

membuat pH tanah yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman

sawi. Air, berfungsi untuk membasahi tanah agar tidak kering dan terus lembab.

Serta Plastik, untuk media atau wadah hasil panen.

Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Cangkul, berfungsi

untuk menggemburkan tanah sebelum dilakukan persemaian. Gembor, berfungsi

sebagai alat untuk menyiram benih yang telah disemaikan. Garu, berfungsi untuk

lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah. Meteran, berfungsi untuk

mengukur lahan yang diolah. Tali plastik, berfungsi untuk membatasi lahan yang

diolah. Tiang pacak, berfungsi sebagai tempat untuk mengikat plastik dan

memberi batas pada lahan. Timbangan, untuk mengukur berat hasil panen

Kamera, untuk mengambil gambar lahan dan tanaman sawi seabagai lampiran

pada laporan akhir. Serta, Gunting atau pisau, alat untuk panen hasil produksi

Page 13: KangKung darat

Metode Percobaan

Metode percobaan pada percobaan kali ini yaitu menggunakan rancangan acak

kelompok non faktorial dengan pupuk urea yang terdiri dari beberapa taraf

perlakuan yaitu :

1) U0 = tanpa pupuk urea pada plot

2) U1 = 10 gram\plot

3) U2 = 20 gram\plot

4) U3 = 30 gram\plot

5) U4 = 40 gram\plot

6) U5 = 50 gram\plot

7) U6 = 60 gram\plot

8) U7 = 70 gram\plot

Page 14: KangKung darat

PELAKSANAAN PERCOBAAN

1) Pengolahan Tanah dan Pembuatan Bedengan

Ukur petakan tanah dengan panjang 2 m dan lebar 1 m

Tanah di cangkul sampai gembur sedalam 30 cm dan bersihkan dari

sampah-sampah.

Buat bedengan dengan bentuk

- Lebar bagian bawah 1 m, panjang permukaan 2 m, dan tinggi 30

cm

- Lebar selokan bagian bawah 30 cm

- Bedengan di pertinggi dengan tanah galian selokan

- Tepi bedengan didapatkan agar tidak longsor

2) Bercocok Tanam

Ukurlah lahan yang ingin di olah

Di awali pengolahan tanah dan pembersihan lahan dari gulma

Olah tanah dengan kedalaman 30 cm

Menanam biji kangkung

Buatlah lubang tanam 2-3 cm dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm

Masukkan 2 benih per lubanh tanaman

Tutup kembali dengan tanah

Siram dengan air secukupnya

Page 15: KangKung darat

3) Panen

Sebelum panen, ambil terlebih dahulu gambar lahan dan sampel hasil

panen sebagai lampiran dalam laporan akhir

Panenlah hasil produksi tanaman sawi pada bedengan yang telah diolah.

Page 16: KangKung darat

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S.1995.Hortikultura Aspek Budidaya.UI Press:Jakarta

Hakim,N.,M.Y.Nyakpa.,A.M.Lubis.,S.G.Nugroho.,M.A.Diha.,G.B.Hong.,H.H.Bailey.1986.Dasar dasar Ilmu Tanah.Penerbit Universitas Lampung.

Jumin,H.B.1996.Dasar dasar Agronomi.Raja Grafindo Persada:Jakarta

Lakitan,B.1995.Hortikultura.Raja Grafindo Persada:Jakarta

Lingga,P.1992.Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar Swadaya:Jakarta

Nazaruddin.1999.Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya:Jakarta

Rukmana,R.1997.Bertanam Kangkung.Penerbit Kanisius:Yogyakarta

Splittstoesser,W.E.1984.Vegetable Growing Handbook.Van Nostrand Reinhold Company:New york

Sumpena,U.2005.Benih Sayuran.Penebar Swadaya:Jakarta

Tafajani,D.S.2011.Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah buahan.Cahaya Atma:Yogyakarta

Tindall,H.D.1983.Vegetables in the Tropics.The Macmillan Press LTD:London

www. must-anast. pdf. 2010 . Budi daya Kangkung. Diakses pada tanggal 25 mei 2013

Page 17: KangKung darat