20
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMETAAN KAWASAN LINDUNG KOTA MEDAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebijakan pembangunan yang telah berorientasi pada pertumbuhan ekonomi telah menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat dari merosotnya kualitas dan fungsi kawasan lindung sebagai penyangga kehidupan. Pesatnya laju pembangunan di wilayah Kota Medan telah memberikan dampak negatif terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup, sehingga berdampak merugikan terhadap masyarakat. Dampak negatif terhadap kualitas lingkungan, antara lain berkurangnya sumberdaya alam, meningkatnya pencemaran dan memacu perubahan iklim secara global (global warming). Pertumbuhan sektor industri telah memacu peningkatan pembuangan limbah dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang merusak lingkungan. Pertumbuhan industri kendaraan bermotor telah berkontribusi terhadap pencemaran udara yang diakibatkan dari gas buang kendaraan, meningkatkan suhu udara, meningkatkan konsumsi BBM, serta menimbulkan masalah sosial antara lain kemacetan. Dalam menunjang implementasi pelaksanaan otonomi daerah, fungsi-fungsi kawasan lindung harus tetap optimal Kerangka Acuan Kerja 1

KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMETAAN KAWASAN LINDUNG KOTA MEDAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MEDAN

TAHUN ANGGARAN 2013

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kebijakan pembangunan yang telah berorientasi pada pertumbuhan

ekonomi telah menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah

menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat dari merosotnya kualitas dan

fungsi kawasan lindung sebagai penyangga kehidupan. Pesatnya laju

pembangunan di wilayah Kota Medan telah memberikan dampak negatif

terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup, sehingga berdampak merugikan

terhadap masyarakat. Dampak negatif terhadap kualitas lingkungan, antara lain

berkurangnya sumberdaya alam, meningkatnya pencemaran dan memacu

perubahan iklim secara global (global warming). Pertumbuhan sektor industri

telah memacu peningkatan pembuangan limbah dari Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) yang merusak lingkungan. Pertumbuhan industri kendaraan

bermotor telah berkontribusi terhadap pencemaran udara yang diakibatkan dari

gas buang kendaraan, meningkatkan suhu udara, meningkatkan konsumsi BBM,

serta menimbulkan masalah sosial antara lain kemacetan.

Dalam menunjang implementasi pelaksanaan otonomi daerah, fungsi-

fungsi kawasan lindung harus tetap optimal baik untuk kepentingan ekonomi,

sosial dan ekologi. Untuk mewujudkan visi ini, maka kabupaten/kota yang kini

menjadi pemeran utama adalah pengelolaan sumberdaya alam di daerah

mempunyai tugas besar dan mulia khususnya dalam melaksanakan kegiatan

rehabilitasi kawasan lindung dan lahan mangrove. Implementasi Undang –

Undang No. 22 tahun 1999, PP. Nomor 25 tahun 2000 dan Permenhut

P.42/Menhut – II/2010 memberikan kewenangan luas bagi daerah untuk

melaksanakan pembangunan di bidang kehutanan termasuk di dalamnya adalah

merencanakan dan melakukan pengelolaan kawasan lindung termasuk termasuk

hutan lindung dan hutan mangrove.

Kerangka Acuan Kerja 1

Page 2: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

Kaitan dengan hal tersebut, perlu diciptakan kesamaan persepsi dan

komitmen dari semua pihak terhadap penanganan sumberdaya kawasan lindung.

Salah satu hal mendasar guna menunjang terciptanya kondisi tersebut adalah

diketahuinya kondisi dan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia

yang tersedia di daerah. Melalui pengenalan kondisi dan potensi wilayah yang

diharapkan terwujudnya kesamaan persepsi dan visi dari para pihak terhadap

penanganan untuk merencanakan dan malakukan pengelolaan kawasan lindung

dan mangrove ke depan.

Penyusunan dokumen Pemetaan Kawasan Lindung merupakan salah satu

cara dalam rangka mewujudkan komitmen bersama tersebut sekaligus

mendukung pelaksanaan kegiatan pengelolaan blok dalam Kawasan Lindung

Kota Medan, Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), Pemanfaatan Ruang Terbuka

Hijau serta RTRW Kota yang efektif dan efisien (tepat lokasi, tepat sasaran,

ekonomis dan bermanfaat) melalui perencanaan yang terintegrasi dan disusun

secara partisipatif.

Oleh karena itu dokumen Pemetaan Kawasan Lindung bersifat sangat

strategis karena tidak hanya berperan dalam mendukung dan meningkatkan

keberhasilan pelaksanaan RHL, pemanfaatan kawasan lindung dan pembagian

zonasi/blok kawasan lindung melalui perencanaan yang terintegrasi, namun juga

sebagai salah satu pintu masuk dalam mewujudkan kesamaan visi dari berbagai

pihak di Kota Medan terhadap pengelolaan sumberdaya kawasan lindung dan

lahan ke depan. Dokumen Pemetaan Kawasan Lindung merupakan rencana

makro jangka panjang dan berisi tentang arah kebijakan dan strategi

perencanaan pengelolaan kawasan lindung yang disusun berdasarkan berbagai

prinsip dan kriteria yang mencakup aspek – aspek politik (desentralisasi),

kelembagaan, biofisik, potensi sumberdaya, ekonomi dan sosial daerah Kota

Medan.

I.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dari dokumen Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan adalah

untuk mengidentifikasi secara detail luasan, bentuk dan kondisi fisik/sosial

kawasan lindung yang ada di Kota Medan, dan agar dapat menjadi masukan bagi

arah pembangunan kawasan lindung yang lebih efisien dan lebih bermanfaat.

Kerangka Acuan Kerja 2

Page 3: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

Tujuan penyusunan dokumen Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang

dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan

strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek guna

memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan produktifitas kawasan lindung

melalui perencanaan dan pelaksanaan pembagian blok dalam kawasan lindung

yang efektif dan efisien (tepat lokasi, tepat sasaran, dan merangsang

pertumbuhan ekonomi masyarakat) serta menunjang terwujudnya komitmen dan

visi bersama terhadap penanganan sumberdaya kawasan lindung.

Adapun sasaran strategis penyusunan Pemetaan Kawasan Lindung Kota

Medan adalah :

1. Tersedianya data dan informasi akurat tentang sumberdaya hutan dan

sumberdaya manusia di dalam dan sekitar kawasan lindung di Kota Medan

meliputi data kebijakan, kondisi fisik wilayah kota dan kawasan lindung, hidro

- fisiografi, Bio - Ekologi, Sosial Ekonomi dan Budaya yang dijadikan sebagai

dasar dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang

pengelolaan dan pemanfaatan kawasan lindung, arahan indikasi program

dan dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan zona.

2. Isu dan permasalahan tentang kebijakan kehutanan dan pengembangan

wilayah setempat, kondisi fisik, kondisi SDM, sosial dan ekonomi.

3. Mengidentifikasi potensi pengembangan wilayah karakteristik kawasan

lindung di Kota Medan berdasarkan pada kesesuaian lahan, daya dukung

dan nilai ekonomi.

4. Terciptanya transparansi dan keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan.

5. Terwujudnya komitmen bersama dalam pengelolaan sumberdaya kawasan

lindung di Kota Medan.

6. Menyusun dan menetapkan draft rencana pengelolaan dan pemanfaatan

kawasan lindung di Kota Medan.

7. Terwujudnya kesamaan persepsi, strategi, kelembagaan dan peran para

pihak dalam penanganan pengelolaan dan pemanfaatan hutan lindung dan

hutan mangrove di Kota Medan.

8. Terwujudnya pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang

efektif dan efisien.

Kerangka Acuan Kerja 3

Page 4: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

I.3. Lokasi Pekerjaan

Kegiatan penyusunan dokumen Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

ini meliputi kawasan lindung dan lahan mangrove di Kota Medan dengan kondisi

potensi secara keseluruhan tanpa terkecuali, termasuk kondisi kritis dan

terdegradasi dalam kawasan lindung termasuk kondisi sosial ekonomi masyarakat

di sekitar dan dalam kawasan lindung.

II. METODOLOGI

Metode pekerjaan adalah cara-cara yang akan dipergunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan. Agar pekerjaan dapat mencapai hasil optimal, maka

metode pekerjaan dilakukan melalui tahapan pekerjaan yang disesuaikan kedalam

pekerjaan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pembuatan dokumen pemetaan

Kawasan Lindung Kota Medan adalah sebagai berikut:

II.1. Tahapan Persiapan

Pada tahapan ini dilakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi :

a. Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung

sesuai dengan tata laksana personil);

b. Penyiapan administrasi;

c. Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan.

II.2. Pengumpulan Data Sekunder

a. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sekunder yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi pemanfaatan sumberdaya dan isu

– isu perencanaan, serta pengumpulan bahan peta dasar (data bentang

alam kawasan lindung) dan peta tematik sesuai skala peta yang telah

ditentukan;

b. Jenis – jenis data dasar serta kedalaman informasi yang dibutuhkan

dalam penyusunan dokumen pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

meliputi data Bentang Lahan yaitu:

1) Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

Kerangka Acuan Kerja 4

Page 5: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000

Kedalaman informasi : Batas Administrasi sampai kecamatan,

gedung dan bangunan, jaringan jalan dan pemanfaatan lahan

existing.

2) Peta Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan (Landsystems and

Landsuitability)

Skala 1 : 250.000

Kedalaman Informasi : unit lahan, kelerengan, jenis tanah, kontur

tanah dll.

3) Citra Satelit

Citra akuisisi terbaru dengan skala sesuai dengan resolusi yang

dibutuhkan (Diwajibkan untuk menggunakan Citra Quickbird

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan skala peta

1 : 10.000).

4) RTRW Kota Medan

Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000 (sesuai ketentuan)

Kedalaman informasi : Pola Ruang, Struktur Ruang, Arahan

Pemanfaatan Ruang.

Catatan : untuk beberapa atau salah satu jenis data dasar

yang tidak dapat dipenuhi/ditampilkan dengan alasan yang

menguatkan, maka dapat ditiadakan/diganti dengan jenis

data dasar lainnya sesuai dengan kebutuhan penyusunan

dokumen pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan.

II.3. Penyusunan Laporan Pendahuluan

Penyusunan laporan pendahuluan berdasar pengumpulan data sekunder

dan selanjutnya dilakukan presentasi laporan pendahuluan yang bertujuan untuk

mensosialisasikan hasil – hasil penyusunan rencana zonasi sampai pada tahap

Laporan Pendahuluan, dimana sosialisasi ini dimaksudkan untuk menjaring

masukan dan perbaikan data maupun informasi

II.4. Identifikasi Potensi Wilayah

Kerangka Acuan Kerja 5

Page 6: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

Identifikasi potensi wilayah yang meliputi : identifikasi jenis dan

sumberdaya, identifikasi pemanfaatan sumberdaya kawasan lindung serta

identifikasi potensi pengembangan wilayah yang dilakukan melalui ssurvey

lapangan untuk pengumpulan data yang belum tersedia dalam rangka

penyusunan katalog informasi sumberdaya. Adapun jenis data yang akan

dikumpulkan meliputi :

a. Data sekunder yang akan dikumpulkan dalam survey lapangan akan

meliputi kebijakan, kondisi fisik wilayah, kondisi sosial budaya, kondisi

ekonomi, kondisipemanfaatan ruang eksisting, kondisi ekologi serta

rencana/studi terkait lainnya. Pengumpulan data sekunder ini sebagai

lanjutan dari pengumpulan data sekunder pada tahap pembuatan

laporan awal sebelumnya.

b. Data primer yang dilakukan secara sistematis melalui perekaman data

(observasi, pengambilan sampling, penghitungan, pengukuran,

wawancara, kuesioner atau focus group discussion).

II.5. Penyusunan Katalog Informasi

Penyusunan Katalog Informasi Sumberdaya Kota Medan, memuat

informasi tentang :

a. Sumberdaya Alam;

b. Sumberdaya Fisik/Buatan;

c. Sumberdaya Sosial;

d. Sumberdaya Manusia.

II.6. Penyusunan Laporan Antara

Penyusunan laporan antara berdasar pada identifikasi potensi

wilayah/ssurvey lapangan dan katalog informasi yang telah disusun dan

selanjutnya dilakukan presentasi/sosialisasi laporan antara.

II.7. Analisis dan Pengolahan Data

Analisis kebijakan (analisa kedudukan wilayah perencanaan terhadap

kebijakan rencana tata ruang nasional, provinsi dan Kota Medan serta

Kerangka Acuan Kerja 6

Page 7: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

menyesuaikan perencanaan yang di buat dengan kebijakan pembangunan

daerah); Analisis kewilayahan (analisa kecenderungan perkembangan kawasan di

wilayah perencanaan berdasarkan potensi fisik wilayah dan kondisi ekonomi,

sosial budaya yang ada); Analisis Sosial Ekonomi (Analisa kondisi sosial ekonomi

dan strukturnya di wilayah perencanaan); Analisis Daya Dukung (Analisa daya

dukung fisik lingkungan meliputi : geografi, geo – morfologi, hidrologi, eko –

biologis dan daya dukung sosial, ekonomi, budaya dan politik); Analisis

Kesesuaian Pemanfaatan Ruang (Analisis potensi kawasan lindung berdasarkan

kriteria – kriteria teknis kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan.

Analisis ini menggunakan metode overlay peta untuk masing – masing

variabel fisik, sosial, ekonomi dan budaya berdasarkan kriteria kegiatan. Dari hasil

analisis ini akan dihasilkan kesesuaian lahan pemanfaatan ruang dalam bentuk

ruang peta kesesuaian pemanfaatan ruang, yang antara lain akan meliputi

kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung/konservasi, kawasan

pemanfaatan umum, zona penyangga dan kawasan strategis).

II.8. Penyusunan Laporan Draft Akhir

a. Draft laporan akhir PPH Kota Medan terutama memuat jenis kawasan, zona

dan arahan sub zona yang diusulkan untuk dijadikan dokumen awal pemetaan

kawasan lindung.

b. Draft awal rencana zonasi disusun berdasarkan proses pengambilan

keputusan atas alokasi ruang (kawasan pemanfaatan umum, kawasan

lindung/konservasi, kawasan penyangga dan kawasan strategis) dan kondisi

pemanfaatan ruang dan disertai dengan arahan pemanfaatan ruang (zona dan

sub zona).

c. Dari hasil penyusunan draft laporan akhir pemetaan kawasan lindung Kota

Medan selanjutnya dilakukan sosialisasi dan perbaikan melalui presentasi

kepada publik.

II.9. Penyusunan Laporan Akhir

a. Penyusunan Laporan Akhir yang selanjutnya disusun menjadi dokumen

pengelolaan dan pemanfaatan kawasan lindung memuat pembahasan

Kerangka Acuan Kerja 7

Page 8: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

substansi mengenai; tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang pengelolaan

dan pemanfaatan kawasan lindung, rencana struktur ruang wilayah kawasan

lindung, rencana pola ruang kawasan lindung, penetapan kawasan strategis,

arahan pemanfaatan ruang mencakup penetapan zona hingga arahan sub

zona pada setiap zona, indikasi program utama, rekomendasi terhadap RTRW

Kota Medan dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung

di Kota Medan.

b. Album peta dan gambar lokasi dengan skala peta yang telah ditentukan.

I I I . BI AY AIII.1. Biaya Studi

Besarnya biaya pekerjaan didasarkan pada harga pasar setempat,

yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya

studi, dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi :

1. Biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan

mempertimbangkan faktor perubahan biaya.

2. Untuk Biaya konsultan baik perencanaan maupun pengawasan mengikuti

informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait

dan sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

3. Besarnya biaya konsultan merupakan biaya tetap dan pasti,

4. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan yang

dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan Penyedia Barang/Jasa.

Biaya pekerjaan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara

kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :

1. Honorar ium tenaga ahl i dan tenaga penunjang,

2. Materi dan penggandaan laporan,

3. Pembelian dan atau sewa peralatan,

4. Sewa kendaraan

5. Biaya rapat-rapat,

6. Pajak dan iuran daerah lainnya.

Pembayaran biaya konsultan perencanaan adalah berdasarkan prestasi

kemajuan pekerjaan perencanaan atau sebagaimana diatur dalam surat

perjanjian kerja (kontrak).

Kerangka Acuan Kerja 8

Page 9: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

III.2. Sumber Dana

Untuk Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih

Rp. 275.000.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah), dibiayai oleh

dana APBD Kota Medan, Tahun Anggaran 2013. Dengan perkiraan waktu

pelaksanaan 90 (sembilan puluh) hari kalender.

IV. PERSONIL

Untuk dapat menghasilkan produk perencanaan yang baik perlu didukung

oleh tenaga ahli yang profesional sesuai bidangnya serta didukung oleh tenaga

pendukung sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan Perencanaan ini

minimal terdiri dari : (Kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan

berdasarkan kebutuhan / kompleksitas proyek), diantaranya :

IV.1. Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim (Team Leader) 1 (satu) orang, bertanggung jawab terhadap

semua Koordinasi kegiatan Konsultan Perencana, bertanggung jawab kepada

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Badan Perencanaan dan Pembangunan

Daerah (Bappeda) Kota Medan. Ketua Tim adalah seorang Sarjana Jurusan

Teknik Geodesi atau Teknik Planologi, Lulusan PTN/PTS dalam dan Luar

Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan kawasan atau fungsi sejenis

minimal selama 5 (lima) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian Asosiasi (SKA)

Bidang Teknik Geodesi/Pemetaan atau Teknik Planologi.

IV.2. Tenaga Ahli Arsitektur Lanskap

Tenaga Ahli Arsitektur Lanskap 1 (satu) orang, dengan tugas utamanya

adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek arsitektur

lanskap, baik penataan lanskap, tampilan lanskap, proporsi dan fungsi penataan

tampilan lanskap dan kawasan ruang terbuka hijau lainnya. Tenaga Ahli

Arsitektur Lanskap adalah seorang sarjana Teknik Arsitektur Lanskap, Lulusan

Kerangka Acuan Kerja 9

Page 10: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

PTN/PTS dalam dan Luar Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan

arsitektur lanskap atau fungsi sejenis minimal selama 3 (tiga) tahun dan memiliki

Sertifikat Keahlian Assosiai (SKA) Bidang Arsitektur Lanskap.

IV.3. Tenaga Ahli Rancang Kota

Tenaga Ahli Rancang Kota 1 (satu) orang dengan tugas utama adalah

terutama pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek design dan

penataan kawasan, pedestrian, ruang terbuka hijau, tata guna lahan, aspek

kebijakan dan lainnya yang menjadi satu bagian didalam kawasan tersebut.

Tenaga Ahli Rancang Kota adalah seorang Sarjana Teknik Arsitektur, Lulusan

PTN/PTS dalam dan Luar Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan

kawasan atau fungsi sejenis minimal selama 3 (tiga) tahun.

IV.4. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan

Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan 1 (satu) orang dengan tugas utama

adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek ekonomi

pembangunan. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan adalah seorang Sarjana

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Lulusan PTN/PTS dalam dan Luar Negeri,

yang berpengalaman dalam bidang atau kegiatan sejenis minimal selama 3

(tiga) tahun.

IV.5 Tenaga Ahli Planologi / Perencana Wilayah

Tenaga Ahli Planologi (Perencana Wilayah) 1 (satu) orang, dengan tugas utama

adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek planologi,

social dan kebijakan. Tenaga Ahli Planologi (Perencana Wilayah) adalah

seorang Sarjana Jurusan Teknik Planologi, Lulusan PTN/PTS dalam dan Luar

Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan wilayah minimal selama 3

(tiga) tahun.

Untuk menunjang pekerjaan Tenaga Ahli tersebut diatas, diperlukan Tim Pendukung

yang terdiri dari :

Kerangka Acuan Kerja 10

Page 11: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

Surveyor/Teknisi, 4 (empat) Orang

Draftman/Juru Gambar AutoCAD, 4 (empat) Orang

Operator Komputer, 1 (satu) Orang

Office Boy, 1 (satu) Orang

V. WAKTU PELAKSANAAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan ditentukan selama 90 (Sembilan puluh) hari

kelender dihitung sejak ditanda tangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

VI. SISTEM PELAPORAN

Produk yang dihasilkan dari pekerjaan Pemetaan Kawasan Lindung Kota

Medan adalah :

VI.1. Laporan Pendahuluan

a. Laporan Pendahuluan merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan

tahap awal yang akan dikerjakan oleh Pihak Konsultan. Substansi

yang disajikan minimal memuat rencana pelaksana pekerjaan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan meliputi persiapan waktu,

tenaga ahli, rencana lokasi survey, metodologi yang digunakan,

metode analisis yang akan digunakan dan rencana pelaporan.

b. Pengumpulan data sekunder dan bahan peta dasar (data bentang

alam) serta peta tematik sesuai skala peta yang telah ditentukan.

c. Laporan pendahuluan disusun berdasar pengumpulan data – data

sekunder dan bahan peta dasar tentang sumberdaya dan isu – isu

perencanaan.

Jumlah laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar.

VI.2. Laporan Antara

a. Laporan antara merupakan revisi atas laporan awal yang telah

dipresentasikan/disosialisasikan kepada survey serta laporan hasil

pengumpulan data dan informasi di lapangan melalui ssurvey

Kerangka Acuan Kerja 11

Page 12: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

lapangan yang dibutuhkan untuk menginformasikan tematik atau

kondisi lapangan yang belum terangkum di dalam laporan awal.

b. Laporan Antara memuat :

1. Kebijakan pembangunan di wilayah perencanaan (kebijakan

sektoral dan spasial)

2. Gambaran wilayah (kondisi geografis dan survey rative, kondisi

fisik dasar kawasan hutan, pemanfaatan ruang wilayah kawasan

hutan, kondisi infrastruktur kehutanan serta perekonomian

kehutanan).

3. Penyusunan Peta Tematik :

Peta Wilayah Perencanaan

Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang dalam RTRW Propinsi

Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang dalam RTRW Kota

Medan

Peta Topografi

Peta Biofisik

Peta Geologi dan Geomorfologi Hutan

Peta Penggunaan Eksisting Pemanfaatan Kawasan Hutan

Peta Status Lahan (Kementrian Kehutanan)

Peta Kondisi Ekosistem Hutan (Hutan Lindung dan Hutan

Mangrove)

Peta Kondisi Hutan Hasil Ssurvey Primer

Peta Kondisi Sistem Jaringan Infrastruktur Wilayah (listrik, air

bersih dan sanitasi, sampah, jaringan jalan, saluran drainase,

pengolahan limbah, telekomunikasi, dll)

Peta Kondisi Ekonomi Wilayah (Fasilitas perekonomian,

kontribusi ekonomi kecamatan, dll)

Peta Kondisi Sosial (Pendidikan, Kesehatan, dll).

Jumlah laporan Antara sebanyak 5 (lima) eksemplar.

VI.3. Laporan Akhir Draft Akhir

Draft laporan DPPH (Dokumen Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan)

umumnya memuat hasil revisi laporan antara yang telah dipresentasikan pada

Kerangka Acuan Kerja 12

Page 13: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

survey dan survey informasi sumberdaya yang telah disusun serta isu – isu

pokok permasalahan dan hasil survey yang selanjutnya dilakukan analisis, yaitu :

1. Isu – isu pokok permasalahan wilayah perencanaan (isu – isu pokok

spasial, isu – isu pokok pengembangan kehutanan, isu – isu pokok

pengembangan infrastruktur wilayah, isu – isu pokok pengembangan

hasil produksi dan pemanfaatan hasil hutan baik kayu dan non kayu)

2. Hasil Survey

3. Analisis wilayah perencanaan :

a. Analisis Kesesuaian Peruntukan Hutan Lindung dan Hutan

Mangrove

b. Analisis Daya Dukung Kawasan, Zona dan Subzona

c. Analisis Rencana Pengembangan Kawasan Hutan

d. Analisis Ekonomi dan Bisnis (Khusus pada Rencana Zonasi Rinci

Wilayah dalam Kawasan Hutan)

e. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Pengembangan

Kegiatan pada Zona dan Subzona

f. Analisis Pentahapan Pengembangan Zona dan Subzona

g. Analisis Kebutuhan Investasi Pengembangan Kegiatan Zona dan

Subzona

h. Analisis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kawasan Lindung

i. Rencana Penataan Zona dan Subzona

VI.4. Laporan Akhir (Final Report)

a. Muatan laporan akhir disesuaikan dengan output dan tujuan

kegiatan yang selanjutnya disusun menjadi Dokumen Pengelolaan

dan Pemanfaatan Hutan (DPHH).

b. Dokumen Rencana Zonasi berisikan tentang : (i) Analisis Data;

Analisis Kebijakan, Kewilayahan, Sosial, Potensi Sumberdaya,

Pemanfaatan Sumberdaya, Pemanfaatan Ruang, Kesesuaian

Ruang, dan Daya Dukung, (ii) Matriks Kesesuaian Pemanfaatan

Ruang, (iii) Matriks Keterkaitan Antar Zona dan (iv) Draft Dokumen

Rencana Zonasi dan Album Peta.

c. Secara umum penyusunan penyusunan DPPH memuat

pembahasan substansi mengenai tujuan, kebijakan dan strategi

Kerangka Acuan Kerja 13

Page 14: KAK Pemetaan Kawasan Lindung

Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan

penataan ruang wilayah/kawasan hutan, rencana struktur ruang

wilayah/kawasan hutan, rencana pola ruang wilayah/kawasan

hutan, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang,

rekomendasi terhadap RTRW Kota Medan, ketentuan

pengendalian pemanfaatan ruang.

Laporan akhir ini disusun dalam kertas ukuran A4 (Kecuali Gambar

Rencana yang disusun dalam kertas Ukuran A3 sebanyak 3 Eksemplar dan

kertas ukuran A1 sebanyak 2 Eksemplar), dan termasuk dalam bentuk CD serta

dokumen kelengkapan, jumlah laporan akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar.

VII. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan. Diharapkan

setelah melalui studi Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan, pembangunan

Kota Medan dapat lebih terarah, ramah terhadap lingkungan, efektif dan

berkelanjutan.

Mengetahui/MenyetujuiKepala

Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda)

Kota Medan

…………………………………Nip. …………………………….

Medan, Juni 2013

Dibuat OlehKuasa Pengguna Anggaran

Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda)

Kota Medan, Tahun 2012

…………………………Nip. ………………………….

Kerangka Acuan Kerja 14