Upload
boyke-p-sirait
View
283
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMETAAN KAWASAN LINDUNG KOTA MEDAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MEDAN
TAHUN ANGGARAN 2013
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kebijakan pembangunan yang telah berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi telah menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya adalah
menurunnya kualitas lingkungan sebagai akibat dari merosotnya kualitas dan
fungsi kawasan lindung sebagai penyangga kehidupan. Pesatnya laju
pembangunan di wilayah Kota Medan telah memberikan dampak negatif
terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup, sehingga berdampak merugikan
terhadap masyarakat. Dampak negatif terhadap kualitas lingkungan, antara lain
berkurangnya sumberdaya alam, meningkatnya pencemaran dan memacu
perubahan iklim secara global (global warming). Pertumbuhan sektor industri
telah memacu peningkatan pembuangan limbah dari Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) yang merusak lingkungan. Pertumbuhan industri kendaraan
bermotor telah berkontribusi terhadap pencemaran udara yang diakibatkan dari
gas buang kendaraan, meningkatkan suhu udara, meningkatkan konsumsi BBM,
serta menimbulkan masalah sosial antara lain kemacetan.
Dalam menunjang implementasi pelaksanaan otonomi daerah, fungsi-
fungsi kawasan lindung harus tetap optimal baik untuk kepentingan ekonomi,
sosial dan ekologi. Untuk mewujudkan visi ini, maka kabupaten/kota yang kini
menjadi pemeran utama adalah pengelolaan sumberdaya alam di daerah
mempunyai tugas besar dan mulia khususnya dalam melaksanakan kegiatan
rehabilitasi kawasan lindung dan lahan mangrove. Implementasi Undang –
Undang No. 22 tahun 1999, PP. Nomor 25 tahun 2000 dan Permenhut
P.42/Menhut – II/2010 memberikan kewenangan luas bagi daerah untuk
melaksanakan pembangunan di bidang kehutanan termasuk di dalamnya adalah
merencanakan dan melakukan pengelolaan kawasan lindung termasuk termasuk
hutan lindung dan hutan mangrove.
Kerangka Acuan Kerja 1
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
Kaitan dengan hal tersebut, perlu diciptakan kesamaan persepsi dan
komitmen dari semua pihak terhadap penanganan sumberdaya kawasan lindung.
Salah satu hal mendasar guna menunjang terciptanya kondisi tersebut adalah
diketahuinya kondisi dan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
yang tersedia di daerah. Melalui pengenalan kondisi dan potensi wilayah yang
diharapkan terwujudnya kesamaan persepsi dan visi dari para pihak terhadap
penanganan untuk merencanakan dan malakukan pengelolaan kawasan lindung
dan mangrove ke depan.
Penyusunan dokumen Pemetaan Kawasan Lindung merupakan salah satu
cara dalam rangka mewujudkan komitmen bersama tersebut sekaligus
mendukung pelaksanaan kegiatan pengelolaan blok dalam Kawasan Lindung
Kota Medan, Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau serta RTRW Kota yang efektif dan efisien (tepat lokasi, tepat sasaran,
ekonomis dan bermanfaat) melalui perencanaan yang terintegrasi dan disusun
secara partisipatif.
Oleh karena itu dokumen Pemetaan Kawasan Lindung bersifat sangat
strategis karena tidak hanya berperan dalam mendukung dan meningkatkan
keberhasilan pelaksanaan RHL, pemanfaatan kawasan lindung dan pembagian
zonasi/blok kawasan lindung melalui perencanaan yang terintegrasi, namun juga
sebagai salah satu pintu masuk dalam mewujudkan kesamaan visi dari berbagai
pihak di Kota Medan terhadap pengelolaan sumberdaya kawasan lindung dan
lahan ke depan. Dokumen Pemetaan Kawasan Lindung merupakan rencana
makro jangka panjang dan berisi tentang arah kebijakan dan strategi
perencanaan pengelolaan kawasan lindung yang disusun berdasarkan berbagai
prinsip dan kriteria yang mencakup aspek – aspek politik (desentralisasi),
kelembagaan, biofisik, potensi sumberdaya, ekonomi dan sosial daerah Kota
Medan.
I.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud dari dokumen Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan adalah
untuk mengidentifikasi secara detail luasan, bentuk dan kondisi fisik/sosial
kawasan lindung yang ada di Kota Medan, dan agar dapat menjadi masukan bagi
arah pembangunan kawasan lindung yang lebih efisien dan lebih bermanfaat.
Kerangka Acuan Kerja 2
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
Tujuan penyusunan dokumen Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang
dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan
strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek guna
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan produktifitas kawasan lindung
melalui perencanaan dan pelaksanaan pembagian blok dalam kawasan lindung
yang efektif dan efisien (tepat lokasi, tepat sasaran, dan merangsang
pertumbuhan ekonomi masyarakat) serta menunjang terwujudnya komitmen dan
visi bersama terhadap penanganan sumberdaya kawasan lindung.
Adapun sasaran strategis penyusunan Pemetaan Kawasan Lindung Kota
Medan adalah :
1. Tersedianya data dan informasi akurat tentang sumberdaya hutan dan
sumberdaya manusia di dalam dan sekitar kawasan lindung di Kota Medan
meliputi data kebijakan, kondisi fisik wilayah kota dan kawasan lindung, hidro
- fisiografi, Bio - Ekologi, Sosial Ekonomi dan Budaya yang dijadikan sebagai
dasar dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang
pengelolaan dan pemanfaatan kawasan lindung, arahan indikasi program
dan dasar penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan zona.
2. Isu dan permasalahan tentang kebijakan kehutanan dan pengembangan
wilayah setempat, kondisi fisik, kondisi SDM, sosial dan ekonomi.
3. Mengidentifikasi potensi pengembangan wilayah karakteristik kawasan
lindung di Kota Medan berdasarkan pada kesesuaian lahan, daya dukung
dan nilai ekonomi.
4. Terciptanya transparansi dan keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan.
5. Terwujudnya komitmen bersama dalam pengelolaan sumberdaya kawasan
lindung di Kota Medan.
6. Menyusun dan menetapkan draft rencana pengelolaan dan pemanfaatan
kawasan lindung di Kota Medan.
7. Terwujudnya kesamaan persepsi, strategi, kelembagaan dan peran para
pihak dalam penanganan pengelolaan dan pemanfaatan hutan lindung dan
hutan mangrove di Kota Medan.
8. Terwujudnya pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang
efektif dan efisien.
Kerangka Acuan Kerja 3
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
I.3. Lokasi Pekerjaan
Kegiatan penyusunan dokumen Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
ini meliputi kawasan lindung dan lahan mangrove di Kota Medan dengan kondisi
potensi secara keseluruhan tanpa terkecuali, termasuk kondisi kritis dan
terdegradasi dalam kawasan lindung termasuk kondisi sosial ekonomi masyarakat
di sekitar dan dalam kawasan lindung.
II. METODOLOGI
Metode pekerjaan adalah cara-cara yang akan dipergunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Agar pekerjaan dapat mencapai hasil optimal, maka
metode pekerjaan dilakukan melalui tahapan pekerjaan yang disesuaikan kedalam
pekerjaan. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan pembuatan dokumen pemetaan
Kawasan Lindung Kota Medan adalah sebagai berikut:
II.1. Tahapan Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan persiapan pelaksanaan kegiatan yang meliputi :
a. Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung
sesuai dengan tata laksana personil);
b. Penyiapan administrasi;
c. Studi literatur sebagai awal atau referensi untuk pelaksanaan kegiatan.
II.2. Pengumpulan Data Sekunder
a. Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sekunder yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi pemanfaatan sumberdaya dan isu
– isu perencanaan, serta pengumpulan bahan peta dasar (data bentang
alam kawasan lindung) dan peta tematik sesuai skala peta yang telah
ditentukan;
b. Jenis – jenis data dasar serta kedalaman informasi yang dibutuhkan
dalam penyusunan dokumen pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
meliputi data Bentang Lahan yaitu:
1) Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Kerangka Acuan Kerja 4
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000
Kedalaman informasi : Batas Administrasi sampai kecamatan,
gedung dan bangunan, jaringan jalan dan pemanfaatan lahan
existing.
2) Peta Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan (Landsystems and
Landsuitability)
Skala 1 : 250.000
Kedalaman Informasi : unit lahan, kelerengan, jenis tanah, kontur
tanah dll.
3) Citra Satelit
Citra akuisisi terbaru dengan skala sesuai dengan resolusi yang
dibutuhkan (Diwajibkan untuk menggunakan Citra Quickbird
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan skala peta
1 : 10.000).
4) RTRW Kota Medan
Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000 (sesuai ketentuan)
Kedalaman informasi : Pola Ruang, Struktur Ruang, Arahan
Pemanfaatan Ruang.
Catatan : untuk beberapa atau salah satu jenis data dasar
yang tidak dapat dipenuhi/ditampilkan dengan alasan yang
menguatkan, maka dapat ditiadakan/diganti dengan jenis
data dasar lainnya sesuai dengan kebutuhan penyusunan
dokumen pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan.
II.3. Penyusunan Laporan Pendahuluan
Penyusunan laporan pendahuluan berdasar pengumpulan data sekunder
dan selanjutnya dilakukan presentasi laporan pendahuluan yang bertujuan untuk
mensosialisasikan hasil – hasil penyusunan rencana zonasi sampai pada tahap
Laporan Pendahuluan, dimana sosialisasi ini dimaksudkan untuk menjaring
masukan dan perbaikan data maupun informasi
II.4. Identifikasi Potensi Wilayah
Kerangka Acuan Kerja 5
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
Identifikasi potensi wilayah yang meliputi : identifikasi jenis dan
sumberdaya, identifikasi pemanfaatan sumberdaya kawasan lindung serta
identifikasi potensi pengembangan wilayah yang dilakukan melalui ssurvey
lapangan untuk pengumpulan data yang belum tersedia dalam rangka
penyusunan katalog informasi sumberdaya. Adapun jenis data yang akan
dikumpulkan meliputi :
a. Data sekunder yang akan dikumpulkan dalam survey lapangan akan
meliputi kebijakan, kondisi fisik wilayah, kondisi sosial budaya, kondisi
ekonomi, kondisipemanfaatan ruang eksisting, kondisi ekologi serta
rencana/studi terkait lainnya. Pengumpulan data sekunder ini sebagai
lanjutan dari pengumpulan data sekunder pada tahap pembuatan
laporan awal sebelumnya.
b. Data primer yang dilakukan secara sistematis melalui perekaman data
(observasi, pengambilan sampling, penghitungan, pengukuran,
wawancara, kuesioner atau focus group discussion).
II.5. Penyusunan Katalog Informasi
Penyusunan Katalog Informasi Sumberdaya Kota Medan, memuat
informasi tentang :
a. Sumberdaya Alam;
b. Sumberdaya Fisik/Buatan;
c. Sumberdaya Sosial;
d. Sumberdaya Manusia.
II.6. Penyusunan Laporan Antara
Penyusunan laporan antara berdasar pada identifikasi potensi
wilayah/ssurvey lapangan dan katalog informasi yang telah disusun dan
selanjutnya dilakukan presentasi/sosialisasi laporan antara.
II.7. Analisis dan Pengolahan Data
Analisis kebijakan (analisa kedudukan wilayah perencanaan terhadap
kebijakan rencana tata ruang nasional, provinsi dan Kota Medan serta
Kerangka Acuan Kerja 6
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
menyesuaikan perencanaan yang di buat dengan kebijakan pembangunan
daerah); Analisis kewilayahan (analisa kecenderungan perkembangan kawasan di
wilayah perencanaan berdasarkan potensi fisik wilayah dan kondisi ekonomi,
sosial budaya yang ada); Analisis Sosial Ekonomi (Analisa kondisi sosial ekonomi
dan strukturnya di wilayah perencanaan); Analisis Daya Dukung (Analisa daya
dukung fisik lingkungan meliputi : geografi, geo – morfologi, hidrologi, eko –
biologis dan daya dukung sosial, ekonomi, budaya dan politik); Analisis
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang (Analisis potensi kawasan lindung berdasarkan
kriteria – kriteria teknis kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan.
Analisis ini menggunakan metode overlay peta untuk masing – masing
variabel fisik, sosial, ekonomi dan budaya berdasarkan kriteria kegiatan. Dari hasil
analisis ini akan dihasilkan kesesuaian lahan pemanfaatan ruang dalam bentuk
ruang peta kesesuaian pemanfaatan ruang, yang antara lain akan meliputi
kesesuaian pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung/konservasi, kawasan
pemanfaatan umum, zona penyangga dan kawasan strategis).
II.8. Penyusunan Laporan Draft Akhir
a. Draft laporan akhir PPH Kota Medan terutama memuat jenis kawasan, zona
dan arahan sub zona yang diusulkan untuk dijadikan dokumen awal pemetaan
kawasan lindung.
b. Draft awal rencana zonasi disusun berdasarkan proses pengambilan
keputusan atas alokasi ruang (kawasan pemanfaatan umum, kawasan
lindung/konservasi, kawasan penyangga dan kawasan strategis) dan kondisi
pemanfaatan ruang dan disertai dengan arahan pemanfaatan ruang (zona dan
sub zona).
c. Dari hasil penyusunan draft laporan akhir pemetaan kawasan lindung Kota
Medan selanjutnya dilakukan sosialisasi dan perbaikan melalui presentasi
kepada publik.
II.9. Penyusunan Laporan Akhir
a. Penyusunan Laporan Akhir yang selanjutnya disusun menjadi dokumen
pengelolaan dan pemanfaatan kawasan lindung memuat pembahasan
Kerangka Acuan Kerja 7
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
substansi mengenai; tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang pengelolaan
dan pemanfaatan kawasan lindung, rencana struktur ruang wilayah kawasan
lindung, rencana pola ruang kawasan lindung, penetapan kawasan strategis,
arahan pemanfaatan ruang mencakup penetapan zona hingga arahan sub
zona pada setiap zona, indikasi program utama, rekomendasi terhadap RTRW
Kota Medan dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan lindung
di Kota Medan.
b. Album peta dan gambar lokasi dengan skala peta yang telah ditentukan.
I I I . BI AY AIII.1. Biaya Studi
Besarnya biaya pekerjaan didasarkan pada harga pasar setempat,
yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya
studi, dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi :
1. Biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya.
2. Untuk Biaya konsultan baik perencanaan maupun pengawasan mengikuti
informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait
dan sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Besarnya biaya konsultan merupakan biaya tetap dan pasti,
4. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan yang
dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan Penyedia Barang/Jasa.
Biaya pekerjaan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
1. Honorar ium tenaga ahl i dan tenaga penunjang,
2. Materi dan penggandaan laporan,
3. Pembelian dan atau sewa peralatan,
4. Sewa kendaraan
5. Biaya rapat-rapat,
6. Pajak dan iuran daerah lainnya.
Pembayaran biaya konsultan perencanaan adalah berdasarkan prestasi
kemajuan pekerjaan perencanaan atau sebagaimana diatur dalam surat
perjanjian kerja (kontrak).
Kerangka Acuan Kerja 8
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
III.2. Sumber Dana
Untuk Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih
Rp. 275.000.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah), dibiayai oleh
dana APBD Kota Medan, Tahun Anggaran 2013. Dengan perkiraan waktu
pelaksanaan 90 (sembilan puluh) hari kalender.
IV. PERSONIL
Untuk dapat menghasilkan produk perencanaan yang baik perlu didukung
oleh tenaga ahli yang profesional sesuai bidangnya serta didukung oleh tenaga
pendukung sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan Perencanaan ini
minimal terdiri dari : (Kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan
berdasarkan kebutuhan / kompleksitas proyek), diantaranya :
IV.1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim (Team Leader) 1 (satu) orang, bertanggung jawab terhadap
semua Koordinasi kegiatan Konsultan Perencana, bertanggung jawab kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kota Medan. Ketua Tim adalah seorang Sarjana Jurusan
Teknik Geodesi atau Teknik Planologi, Lulusan PTN/PTS dalam dan Luar
Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan kawasan atau fungsi sejenis
minimal selama 5 (lima) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian Asosiasi (SKA)
Bidang Teknik Geodesi/Pemetaan atau Teknik Planologi.
IV.2. Tenaga Ahli Arsitektur Lanskap
Tenaga Ahli Arsitektur Lanskap 1 (satu) orang, dengan tugas utamanya
adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek arsitektur
lanskap, baik penataan lanskap, tampilan lanskap, proporsi dan fungsi penataan
tampilan lanskap dan kawasan ruang terbuka hijau lainnya. Tenaga Ahli
Arsitektur Lanskap adalah seorang sarjana Teknik Arsitektur Lanskap, Lulusan
Kerangka Acuan Kerja 9
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
PTN/PTS dalam dan Luar Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan
arsitektur lanskap atau fungsi sejenis minimal selama 3 (tiga) tahun dan memiliki
Sertifikat Keahlian Assosiai (SKA) Bidang Arsitektur Lanskap.
IV.3. Tenaga Ahli Rancang Kota
Tenaga Ahli Rancang Kota 1 (satu) orang dengan tugas utama adalah
terutama pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek design dan
penataan kawasan, pedestrian, ruang terbuka hijau, tata guna lahan, aspek
kebijakan dan lainnya yang menjadi satu bagian didalam kawasan tersebut.
Tenaga Ahli Rancang Kota adalah seorang Sarjana Teknik Arsitektur, Lulusan
PTN/PTS dalam dan Luar Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan
kawasan atau fungsi sejenis minimal selama 3 (tiga) tahun.
IV.4. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan
Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan 1 (satu) orang dengan tugas utama
adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek ekonomi
pembangunan. Tenaga Ahli Ekonomi Pembangunan adalah seorang Sarjana
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Lulusan PTN/PTS dalam dan Luar Negeri,
yang berpengalaman dalam bidang atau kegiatan sejenis minimal selama 3
(tiga) tahun.
IV.5 Tenaga Ahli Planologi / Perencana Wilayah
Tenaga Ahli Planologi (Perencana Wilayah) 1 (satu) orang, dengan tugas utama
adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek planologi,
social dan kebijakan. Tenaga Ahli Planologi (Perencana Wilayah) adalah
seorang Sarjana Jurusan Teknik Planologi, Lulusan PTN/PTS dalam dan Luar
Negeri, yang berpengalaman dalam perencanaan wilayah minimal selama 3
(tiga) tahun.
Untuk menunjang pekerjaan Tenaga Ahli tersebut diatas, diperlukan Tim Pendukung
yang terdiri dari :
Kerangka Acuan Kerja 10
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
Surveyor/Teknisi, 4 (empat) Orang
Draftman/Juru Gambar AutoCAD, 4 (empat) Orang
Operator Komputer, 1 (satu) Orang
Office Boy, 1 (satu) Orang
V. WAKTU PELAKSANAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan ditentukan selama 90 (Sembilan puluh) hari
kelender dihitung sejak ditanda tangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
VI. SISTEM PELAPORAN
Produk yang dihasilkan dari pekerjaan Pemetaan Kawasan Lindung Kota
Medan adalah :
VI.1. Laporan Pendahuluan
a. Laporan Pendahuluan merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan
tahap awal yang akan dikerjakan oleh Pihak Konsultan. Substansi
yang disajikan minimal memuat rencana pelaksana pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan meliputi persiapan waktu,
tenaga ahli, rencana lokasi survey, metodologi yang digunakan,
metode analisis yang akan digunakan dan rencana pelaporan.
b. Pengumpulan data sekunder dan bahan peta dasar (data bentang
alam) serta peta tematik sesuai skala peta yang telah ditentukan.
c. Laporan pendahuluan disusun berdasar pengumpulan data – data
sekunder dan bahan peta dasar tentang sumberdaya dan isu – isu
perencanaan.
Jumlah laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
VI.2. Laporan Antara
a. Laporan antara merupakan revisi atas laporan awal yang telah
dipresentasikan/disosialisasikan kepada survey serta laporan hasil
pengumpulan data dan informasi di lapangan melalui ssurvey
Kerangka Acuan Kerja 11
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
lapangan yang dibutuhkan untuk menginformasikan tematik atau
kondisi lapangan yang belum terangkum di dalam laporan awal.
b. Laporan Antara memuat :
1. Kebijakan pembangunan di wilayah perencanaan (kebijakan
sektoral dan spasial)
2. Gambaran wilayah (kondisi geografis dan survey rative, kondisi
fisik dasar kawasan hutan, pemanfaatan ruang wilayah kawasan
hutan, kondisi infrastruktur kehutanan serta perekonomian
kehutanan).
3. Penyusunan Peta Tematik :
Peta Wilayah Perencanaan
Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang dalam RTRW Propinsi
Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang dalam RTRW Kota
Medan
Peta Topografi
Peta Biofisik
Peta Geologi dan Geomorfologi Hutan
Peta Penggunaan Eksisting Pemanfaatan Kawasan Hutan
Peta Status Lahan (Kementrian Kehutanan)
Peta Kondisi Ekosistem Hutan (Hutan Lindung dan Hutan
Mangrove)
Peta Kondisi Hutan Hasil Ssurvey Primer
Peta Kondisi Sistem Jaringan Infrastruktur Wilayah (listrik, air
bersih dan sanitasi, sampah, jaringan jalan, saluran drainase,
pengolahan limbah, telekomunikasi, dll)
Peta Kondisi Ekonomi Wilayah (Fasilitas perekonomian,
kontribusi ekonomi kecamatan, dll)
Peta Kondisi Sosial (Pendidikan, Kesehatan, dll).
Jumlah laporan Antara sebanyak 5 (lima) eksemplar.
VI.3. Laporan Akhir Draft Akhir
Draft laporan DPPH (Dokumen Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan)
umumnya memuat hasil revisi laporan antara yang telah dipresentasikan pada
Kerangka Acuan Kerja 12
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
survey dan survey informasi sumberdaya yang telah disusun serta isu – isu
pokok permasalahan dan hasil survey yang selanjutnya dilakukan analisis, yaitu :
1. Isu – isu pokok permasalahan wilayah perencanaan (isu – isu pokok
spasial, isu – isu pokok pengembangan kehutanan, isu – isu pokok
pengembangan infrastruktur wilayah, isu – isu pokok pengembangan
hasil produksi dan pemanfaatan hasil hutan baik kayu dan non kayu)
2. Hasil Survey
3. Analisis wilayah perencanaan :
a. Analisis Kesesuaian Peruntukan Hutan Lindung dan Hutan
Mangrove
b. Analisis Daya Dukung Kawasan, Zona dan Subzona
c. Analisis Rencana Pengembangan Kawasan Hutan
d. Analisis Ekonomi dan Bisnis (Khusus pada Rencana Zonasi Rinci
Wilayah dalam Kawasan Hutan)
e. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Pendukung Pengembangan
Kegiatan pada Zona dan Subzona
f. Analisis Pentahapan Pengembangan Zona dan Subzona
g. Analisis Kebutuhan Investasi Pengembangan Kegiatan Zona dan
Subzona
h. Analisis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kawasan Lindung
i. Rencana Penataan Zona dan Subzona
VI.4. Laporan Akhir (Final Report)
a. Muatan laporan akhir disesuaikan dengan output dan tujuan
kegiatan yang selanjutnya disusun menjadi Dokumen Pengelolaan
dan Pemanfaatan Hutan (DPHH).
b. Dokumen Rencana Zonasi berisikan tentang : (i) Analisis Data;
Analisis Kebijakan, Kewilayahan, Sosial, Potensi Sumberdaya,
Pemanfaatan Sumberdaya, Pemanfaatan Ruang, Kesesuaian
Ruang, dan Daya Dukung, (ii) Matriks Kesesuaian Pemanfaatan
Ruang, (iii) Matriks Keterkaitan Antar Zona dan (iv) Draft Dokumen
Rencana Zonasi dan Album Peta.
c. Secara umum penyusunan penyusunan DPPH memuat
pembahasan substansi mengenai tujuan, kebijakan dan strategi
Kerangka Acuan Kerja 13
Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan
penataan ruang wilayah/kawasan hutan, rencana struktur ruang
wilayah/kawasan hutan, rencana pola ruang wilayah/kawasan
hutan, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang,
rekomendasi terhadap RTRW Kota Medan, ketentuan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Laporan akhir ini disusun dalam kertas ukuran A4 (Kecuali Gambar
Rencana yang disusun dalam kertas Ukuran A3 sebanyak 3 Eksemplar dan
kertas ukuran A1 sebanyak 2 Eksemplar), dan termasuk dalam bentuk CD serta
dokumen kelengkapan, jumlah laporan akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar.
VII. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan. Diharapkan
setelah melalui studi Pemetaan Kawasan Lindung Kota Medan, pembangunan
Kota Medan dapat lebih terarah, ramah terhadap lingkungan, efektif dan
berkelanjutan.
Mengetahui/MenyetujuiKepala
Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda)
Kota Medan
…………………………………Nip. …………………………….
Medan, Juni 2013
Dibuat OlehKuasa Pengguna Anggaran
Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda)
Kota Medan, Tahun 2012
…………………………Nip. ………………………….
Kerangka Acuan Kerja 14