103
KAJIAN SISTEM AGRIBISNIS IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DI CV DEJEE FISH CIBARAJA KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT LAPORAN PRAKTIK LAPANG NURUL LUTHFITA SARI A.0910457 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS ILMU DAN BISNIS PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR BOGOR 2013

Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktik lapang yang mengkaji dan memahami sistem agribisnis terutama agribisnis perikanan dengan komoditas Ikan Gurami. Praktik lapang ini dilakukan di salah satu perusahaan agribisnis yaitu CV Dejee Fish Cibaraja-Cisaat-Sukabumi

Citation preview

Page 1: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

KAJIAN SISTEM AGRIBISNIS IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

DI CV DEJEE FISH CIBARAJA KECAMATAN CISAAT

KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

NURUL LUTHFITA SARI

A.0910457

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS ILMU DAN BISNIS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

RINGKASAN

NURUL LUTHFITA SARI. Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami

(Osphronemus gouramy) di CV. Dejee Fish Cibaraja Kecamatan Cisaat

Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, (di bawah bimbingan APENDI

ARSYAD dan WINI NAHRAENI)

Indonesia merupakan negara kepulauan terdiri atas sekitar 17.000 pulau

besar dan kecil serta 81.000 km garis pantai. Pulau tersebut membentang dari

Sabang hingga Merauke, mengandung ribuan sungai, danau, rawa dan genangan

air lainnya dengan potensi perikanan air tawar yang besar. Garis pantai tersebut

terpanjang kedua di dunia yang berpotensi sangat besar bagi pengembangan

perikanan air payau dan air laut. Daratan Indonesia menutupi sepertiga luas

nusantra dan dua pertiga sisanya berupa lautan atau seluas 5,8 juta Km2

(Khairuman dan Amri,2011).

Ikan Gurami merupakan salah satu komoditas ikan yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi. Harga jual dan harga beli Ikan Gurami relatif lebih mahal

dan lebih stabil dibandingkan komoditas ikan air tawar lainnya. Waktu yang

dibutuhkan untuk budidaya Ikan Gurami sampai ukuran konsumsi relatif lama,

sehingga para pembudidaya mensegmentasikan usahanya menjadi pembenihan,

pendederan dan pembesaran. Pangsa pasar Ikan Gurami di CV Dejee Fish sebesar

54%, 46 % dari Ikan Air Tawar lainnya.

Penulis mencoba mempelajari subsistem agribisnis komoditas Ikan

Gurami dalam kajian praktik lapang yang telah dilaksanakan. Subsistem agribisnis

tersebut terdiri atas agribisnis hulu sampai hilir. Praktik lapang ini bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis sistem agribisnis yang dilakukan di CV Dejee Fish

dan komoditas Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) secara menyuluruh,

kelayakan usahatani pendederan I pada komoditas Ikan Gurami (Osphronemus

gouramy) dan pola kemitraan di CV Dejee Fish. Kegiatan praktik lapang

berlangsung 1,5 bulan dari tanggal 28 Agustus sampai tanggal 06 Oktober 2012.

Praktik lapang ini dilaksanakan di CV Dejee Fish, karena perusahaan ini bergerak

dalam bidang agribisnis perikanan air tawar termasuk Ikan Gurami. Data yang

dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data dianalisis secara

deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan analisis pendapatan,

analisis R/C dan analisis titik impas.

Page 3: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Hasil pengamatan selama kegiatan praktik lapang berlangsung,

menunjukkan bahwa sistem agribisnis yang dilakukan CV Dejee Fish secara

umum terdiri atas subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem budidaya,

subsistem pengolahan hasil perikanan (agroindustri), subsistem pemasaran dan

subsistem jasa dan penunjang. Kegiatan subsistem pengadaan sarana produksi

meliputi penentuan jenis dan jumlah peralatan, jenis dan ukuran kolam, jenis dan

jumlah benih, induk, pakan dan obat-obatan. Kegiatan produksi meliputi

pembenihan, pendederan, pembesaran dan pemanenan. Kegiatan pengolahan hasil

perikanan meliputi pengolahan terhadap ikan lele dan ikan nila yang

menghasilkan produk abon ikan lele, nugget ikan lele, bakso ikan lele, baby fish,

dendeng, kerupuk kulit dan kaki naga. Kegiatan pemasaran meliputi pengumpulan

informasi pasar, sortasi dan grading, pengangkutan, penjualan dan promosi.

Pengumpuan informasi pasar bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah

produk, harga dan saluran pemasaran yang diinginkan konsumen. Pemasaran yang

dilakukan perusahaan meliputi daerah yang ada di seluruh Indonesia dengan

produk, ukuran dan jumlah yang beragam. Subsistem penunjang terdiri atas Balai

Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Badan

Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Sukabumi, Kemeterian dan

Kelautan Perikanan (KKP), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan

Kehutanan (BP4K) Kabupaten Sukabumi, Dinas Keshatan Pemerintah Kabupaten

Sukabumi, pasar ikan Cibaraja, pembudidaya mitra dan media informasi dan

komunikasi.

Sistem agribisnis Ikan Gurami yang dilakukan CV Dejee Fish tidak jauh

berbeda dengan sistem agribisnis yang dilakukan CV Dejee Fish secara umum,

yaitu terdiri atas subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem produksi,

subsistem pemasaran dan subsistem penunjang. Kegiatan subsistem pengadaan

sarana produksi pendederan I ikan gurami terdiri atas pengadaan bahan baku

berupa larva gurami, media budidaya berupa akuarium, peralatan, pakan berupa

cacing Tubifex dan obat-obatan. Subsistem pengadaan sarana produksi penjualan

Ikan Gurami ukuran konsumsi terdiri atas bahan baku (ikan ukuran konsumsi),

kolam pemberokan, peralatan dan tenaga kerja. Pengadaan sarana produksi

diperoleh dari lembaga-lembaga yang menjadi mitra perusahaan. Kegiatan

subsistem produksi terdiri atas persiapan akuarium, penebaran larva, pemberian

Page 4: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

pakan dan pengelolaan kualitas air. Pemanenan Ikan Gurami pada tahap

pendederan I dilakukan pada saat ikan berumur 35 hari dari penetasan dengan

ukuran rata-rata 2-3 cm.

Kegiatan subsistem pemasaran meliputi pengumpulan informasi pasar,

sortasi dan grading, pengangkutan, penjualan dan promosi. Pengumpluan

informasi pasar bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah produk, harga dan

saluran pemasaran yang diinginkan konsumen. Subsistem penunjang terdiri atas

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Badan

Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Sukabumi, Kemeterian dan

Kelautan Perikanan (KKP), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan

Kehutanan (BP4K) Kabupaten Sukabumi, pasar ikan Cibaraja, pembudidaya Ikan

Gurami mitra dan media informasi dan komunikasi.

Analisis usaha budidaya pendederan 1 Ikan Gurami di CV Dejee Fish

yang dilakukan penulis yaitu analisis biaya dan pendapatan, analisis R/C ratio dan

analisis BEP. Perhitungan usahatani dilakukan pada jangka waktu 35 hari dengan

1 siklus produksi dengan jumlah larva Gurami 14.000 ekor dan menghasilkan

benih 9.750 ekor. Penerimaan (TR) yang diperoleh sebesar Rp 4.387.500 dengan

biaya tetap sebesar Rp 888.101 dan biaya variabel sebesar Rp 2.071.803 sehingga

menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp 1.427.595. Nilai R/C diperolah 1,5

dan BEP penerimaan sebesar Rp 1.682.666, BEP produksi 6.578 ekor dan BEP

harga Rp 304/ekor benih. Berdasarkan analisis tersebut usaha pendederan I Ikan

Gurami menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

Sistem agribisnis yang dijalankan CV Dejee Fish telah terintegrasi dengan

baik, meskipun terdapat beberapa kendala dalam kegiatan bisnisnya. Saran yang

dapat diberikan penulis bagi CV Dejee Fish adalah perusahaan sebaiknya

melakukan pencatatan kondisi dan jumlah sarana produksi serta kondisi kesehatan

ikan yang dibudidayakan untuk kerapihan data dan memudahkan dalam pelaporan

kondisi perusahaan, selain itu divisi produksi setiap komoditas sebaiknya

melakukan analisis usahatani secara lengkap untuk memudahkan perusahaan

melihat keuntungan usaha setiap komoditas serta memudahkan dalam laporan

perkembangan perusahaan.

Page 5: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

KAJIAN SISTEM AGRIBISNIS IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

DI CV DEJEE FISH CIBARAJA KECAMATAN CISAAT

KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

NURUL LUTHFITA SARI

A.0910457

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS ILMU DAN BISNIS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktik Lapangan yang

berjudul “Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) di

CV Dejee Fish Cibaraja Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Provinsi

Jawa Barat” adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dengan arahan

dari dosen pembimbing dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada

perguruan tinggi atau dipublikasikan di lembaga manapun. Sumber referensi dari

hasil kutipan karya penulis lain dilakukan dengan benar dan disebutkan dalam

teks dan daftar pustaka.

Bogor, Juli 2013

Nurul Luthfita Sari

A.0910457

Page 7: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Judul Praktik Lapang : Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami

(Osphronemus gouramy) di CV Dejee Fish

Cibaraja Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi

Provinsi Jawa Barat.

Nama : Nurul Luthfita Sari

NIM : A.0910457

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Ilmu dan Bisnis Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. Apendi Arsyad, M.Si

Pembimbing II

Dr. Ir. Wini Nahraeni, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan

r. Wini Nahraeni, M.SiI Dr.

NIP. 19621218 198811 2 001

Tanggal Lulus : (.......................................)

Page 8: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 02

Februari 1991 dari pasangan Bapak Ujang Suhanda dan Ibu Pipih Sopiah sebagai

anak ketiga dari enam bersaudara.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1996 yaitu masuk di Madrasah

Ibtidayah (MI) MWB PUI Jalancagak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi di

kelas persiapan selama 1 tahun, selanjutnya masuk ke jenjang pendidikan Sekolah

Dasar selama 6 Tahun di sekolah yang sama dan lulus pada tahun 2003. Pada awal

tahun pendidikan yang sama, penulis juga mengikuti pendidikan agama di

Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Al-Muttaqien, Jalancagak Kecamatan

Cisaat, Kabupaten Sukabumi dan lulus pada tahun 2002. Selanjutnya, penulis

menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pada tahun 2006 di Madrasah

Tsanawiyah (MTs) Miftahul Huda Cibatu-Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.

Pada tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan tingkat atas di Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

Penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan S1 pada tahun 2009 di

Universitas Djuanda Bogor, dengan mengambil Jurusan Agribisnis pada Fakultas

Agribisnis dan Teknologi Pangan, melalui jalur Beasiswa Pemerintah Provinsi

Jawa Barat.

Penulis mengikuti berbagai organisasi selama menjadi mahasiswa. Penulis

bergabung di BEM Pusat pada periode 2009-2010 sebagai anggota. Pada periode

yang sama, penulis bergabung di Perhimpunan Organisasi dan Profesi Mahasiswa

Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (POPMASEPI) sebagai anggota divisi

kewirausahaan. Periode 2010-2011, penulis bergabung di Himpunan Mahasiswa

Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP) Universitas Djuanda sebagai anggota

Divisi Informasi dan Komunikasi dan pada periode 2011-2012 penulis menjadi

anggota Divisi Civitas Akademika di HIMASEP UNIDA. Penulis juga aktif di

Relawan Sosial Kesehatan Universitas Djuanda sebagai sekretaris dari tahun 2010

hingga sekarang.

Page 9: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

PRAKATA

Rasa syukur dan pujian penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, hidayah dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan praktik lapang ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kita sebagai

umatnya.

Komoditas ikan gurami sengaja penulis pilih sebagai objek praktik lapang

di CV Dejee Fish, karena ikan gurami merupakan ikan yang memiliki tingkat

permintaan yang tinggi, baik bagi kalangan konsumen maupun kalangan

pembudidaya ikan. Praktik lapang ini dilakukan bertujuan mengetahui sistem

agribisnis ikan gurami di perusahaan tersebut.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Apendi Arsyad,

M.Si selaku pembimbing I, Dr. Ir. Wini Nahraeni, M.Si selaku pembimbing II dan

Ir. Ita Novita, M.S selaku penguji tamu atas bimbingan dan arahan yang diberikan

dalam penyusunan laporan praktik lapang ini.

Penulis menyadari laporan praktik lapang ini jauh dari sempurna. Namun

demikian, penulis berharap semoga laporan praktik lapang ini dapat berguna bagi

yang memerlukannya.

Bogor, Juli 2013

Penulis

Page 10: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan laporan praktik lapang ini tidak terlepas dari bantuan beragai pihak,

baik bantuan moril, materil maupun do’a. Oleh karena itu kesempatan ini penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ir. H. Himmatul Miftah, M.Si selaku pembimbing akademik

2. Bapak Deni Rusmawan, A.Md sebagai direktur CV Dejee Fish yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan praktik

lapang di perusahaan.

3. Bapak Agus Chandra, S.Pi selaku pembimbing lapang, Bapak Jaka

Trenggana,S. Pi, Pak Ucang, Pak Misbah, Pak Herman, Pak Dede, Pak

Obet, Pak Robby, Pak Reza, Ibu Ela, Ibu Popy, Ibu Wulan dan Staff

lainnya yang telah mambimbing dan membantu penulis selama

pelaksanaan praktik lapang

4. Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan beasiswa penuh

selama penuli kuliah di Universitas Djuanda Bogor.

5. Kedua orang tua, ayahanda Ujang Suhanda dan Ibunda Pipih Sopiah atas

do’a, perhatian, kasih sayang, nasihat, motivasi dan dukungannya baik

berupa moril maupun materil.

6. Kedua kakakku tercinta Taufik Abdullah Mansyur, S.Pd.I dan Yusuf

Gozali, S.Pd.I, kakak iparku Fitri Faturohmah dan Siti Zakiyah Fitriyah,

S.Pd.I, adik-adikku tersayang Siti Maulidia Ulfah, Wildan Nurdiansyah

dan Hasna Nurshiami Nabila serta keponakanku Balqis Qalbina Taufik,

Aqila Faiha Taufik dan Fatih Abdul Faiq Gozali yang telah memberikan

do’a, kasih sayang, semangat dan dukungan baik berupa moril maupun

materil.

7. Ummi Dini Siti Multiah, SE dan teman-teman di Lingkar Cahaya yang

senantiasa memberikan nasihat, do’a dan motivasi.

8. Sahabat Kafilah Agripreneur (AGB 2009), AGT 2009, TNK 2009, TIP

2009, IKN 2009, HIMASEP, Club Photography (CP), Relawan Sosial

Kesehatan (RESISTAN) dan teman KKN Tugu Selatan terima kasih atas

motivasi, do’a dan kebersamaannya.

9. Teman-Teman di Asrama Mar’atu Sholihah, Blok Asma-Asiah khusunya,

yang telah memberikan rasa kebersamaan, motivasi dan do’a.

Page 11: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii

I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 LatarBelakang ......................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktik Lapang ........................................................... 4

1.3 Kegunaan Praktik Lapang ...................................................... 4

1.4 Ruang Lingkup Praktik Lapang ............................................. 4

II METODE PRAKTIK LAPANG .................................................. 6

2.1 Waktu dan Tempat ................................................................. 6

2.2 Pengumpulan Data ................................................................. 6

2.3 Analisis Data .......................................................................... 6

III GAMBARAN UMUM CV DEJEE FISH .................................... 10

3.1 Batasan Wilayah CV Dejee Fish ........................................... 10

3.2 Sejarah dan Perkembangan CV Dejee Fish ........................... 10

3.3 Visi dan Misi CV Dejee Fish .................................................. 12

3.4 Struktur Organisasi CV Dejee Fish ........................................ 12

3.5 Sumberdaya CV Dejee Fish ................................................... 16

3.4.1 Sumberdaya Manusia ................................................. 16

3.4.2 Sumberdaya Modal .................................................... 17

3.4.3 Sumberdaya Fisik ....................................................... 17

3.6 Keuangan CV Dejee Fish ....................................................... 18

IV DESKRIPSI KEGIATAN AGRIBISNIS CV DEJEE FISH ..... 19

4.1 Subsistem Pengadaan Sarana Produksi CV Dejee Fish .......... 19

4.1.1. Media Budidaya ......................................................... 19

4.1.2. Peralatan ..................................................................... 20

4.1.3. Induk .......................................................................... 20

4.1.4. Benih Ikan .................................................................. 21

4.1.5. Pakan .......................................................................... 21

4.1.6. Obat-obatan ................................................................ 23

4.2 Subsistem Budidaya CV Dejee Fish ....................................... 23

4.2.1 Pembenihan ................................................................ 24

4.2.2 Pendederan ................................................................. 28

4.2.3 Pembesaran ................................................................ 29

4.3 Subsistem Pengolahan Hasil Perikanan (Agroindustri) .......... 31

4.4 Subsistem Pemasaran .............................................................. 32

Page 12: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

4.5 Subsistem Penunjang ............................................................. 37

V DESKRIPSI KEGIATAN AGRIBISNIS KOMODITAS

IKAN GURAMI (Oshpronemus gouramy) ................................... 39

5.1 Subsistem Pengadaan Sarana Produksi Ikan Gurami ............. 39

5.2 Subsistem Budidaya Ikan Gurami ........................................... 42

5.2.1 Pembenihan Ikan Gurami ........................................... 42

5.2.2 Pendederan Ikan Gurami ............................................ 45

5.3 Subsistem Pemasaran Ikan Gurami ......................................... 48

5.4 Subsistem Penunjang Ikan Gurami ......................................... 52

5.5 Pola Kemitraan ....................................................................... 52

5.6 Analisis Usahatani Pendederan I Ikan Gurami ...................... 53

5.6.1 Analisis R/C (Revenue Cost Ratio) ............................ 56

5.6.2 Analisis Break Event Point (BEP) .............................. 56

5.7 Kendala yang dihadapi CV Dejee Fish .................................. 56

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 58

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 58

6.2 Saran ....................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60

LAMPIRAN ............................................................................................. 62

Page 13: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi ikan air tawar di pulau Jawa tahun 2011 ....................... 2

2. Jumlah media budidaya CV Dejee Fish tahun 2012 .................... 20

3. Perbedaan induk ikan gurami jantan dan betina ............................ 44

4. Pemberian pakan cacing sutera pada pendederan I ...................... 46

5. Daftar harga ikan gurami di CV Dejee Fish ................................ 50

6. Analisis Usahatani Pendederan I Ikan Gurami ............................ 55

Page 14: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur organisasi CV Dejee Fish ............................................... 13

2. Induk Ikan Patin dan Ikan Lele ..................................................... 21

3. Jenis pakan yang digunakan CV Dejee Fish ................................. 22

4. Obat – obatan yang digunakan CV Dejee Fish ............................ 23

5. Proses pemijahan ikan patin dan ikan lele ................................... 27

6. Kegiatan pemberian pakan ........................................................... 30

7. Produk olahan ikan Dejee Food ................................................... 31

8. Saluran distribusi produk CV Dejee Fish .................................... 35

9. Media Promosi CV Dejee Fish .................................................... 37

10. Media penyimpanan telur ikan gurami ......................................... 44

11. Perbedaan induk gurami jantan dan betina .................................. 44

12. Budidaya pakan alami di sepanjang kolam pemijahan ................ 45

13. Proses pemberian pakan dan pengolahan air ................................ 47

14. Ukuran benih ikan gurami saat dipanen ....................................... 47

15. Proses pemanenan ikan gurami .................................................... 48

16. Pengangkutan terbuka dan pengangkutan tertutup ....................... 49

17. Saluran distribusi pembenihan ikan gurami CV Dejee Fish ........ 51

18. Saluran distribusi ikan gurami ukuran konsumsi ......................... 51

Page 15: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Produksi ikan di indonesia berdasarkan budidaya ....................... 63

2. Luas Wilayah Kecamatan Cisaat .................................................. 64

3. Penjualan Ikan Air Tawar CV Dejee Fish Juli-September 2012 . 65

4. Jurnal harian kegiatan praktik lapang ........................................... 66

5. Peta Lokasi CV Dejee Fish .......................................................... 74

6. Profil kewirausahaan .................................................................... 75

7. Surat izin tempat usaha CV Dejee Fish ....................................... 76

8. Daftar nama karyawan CV Dejee Fish ......................................... 77

9. Media Budidaya CV Dejee Fish ................................................... 78

10. Peralatan yang digunakan CV Dejee Fish .................................... 79

11. Sertifikat Pembenihan .................................................................. 80

12. P-IRT Dejee Food ........................................................................ 81

13. Peralatan unit pengolahan CV Dejee Fish (Dejee Food) .............. 82

14. Daftar harga benih dan induk ikan air tawar CV Dejee Fish ....... 83

15. Biaya pelatihan (P2MKP) CV Dejee Fish ................................... 86

16. Daftar harga olahan ikan di CV Dejee Fish ................................. 87

17. Perhitungan analisis usahatani pendederan I ikan gurmi ............. 88

18. Biaya penyusutan peralatan .......................................................... 90

Page 16: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terdiri atas sekitar 17.000 pulau

besar dan kecil serta 81.000 km garis pantai. Pulau tersebut membentang dari

Sabang hingga Merauke yang memiliki ribuan sungai, danau, rawa dan genangan

air lainnya dengan potensi perikanan air tawar yang besar. Garis pantai tersebut

terpanjang kedua di dunia yang berpotensi sangat besar bagi pengembangan

perikanan air payau dan air laut. Daratan Indonesia menutupi sepertiga luas

nusantara dan dua pertiga sisanya berupa lautan atau seluas 5,8 juta km2

(Khairuman dan Amri, 2011).

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 jumlah penduduk tahun 2010

adalah 237.641.326 orang. Tingginya jumlah sumberdaya manusia menjadi

potensi negara Indonesia untuk mengoptimalkan sumberdaya alam yang dimiliki,

khususnya sumberdaya air yang menjadi potensi mengembangkan sektor

perikanan. Orientasi sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional adalah

sebagai pemasok kebutuhan konsumsi dan gizi masyarakat, memperluas

kesempatan kerja dan berwirausaha, peningkatan devisa negara melalui ekspor

hasil perikanan dan mampu mendorong munculnya industri baru di sektor

pertanian khususnya sub sektor perikanan (Soekartawi, 2005 dalam Nugroho,

2008).

Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang diubah

dalam Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009 dalam Fauzi (2010)

mendefinisikan perikanan sebagai “semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari

praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan

dalam suatu sistem bisnis perikanan”.

Budidaya perairan dilihat dari jenisnya terdiri atas budidaya air laut,

budidaya tambak, budidaya kolam, budidaya keramba, budidaya jaring apung dan

budidaya sawah. Berdasarkan data dari BPS (2013) periode 2007-2011 produksi

rata-rata per tahun pada jenis budidaya laut sebesar 55%, budidaya tambak 23%,

budidaya kolam 13%, budidaya keramba 2%, budidaya jaring apung 5% dan

Page 17: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

budidaya sawah 2%. Produksi Ikan di Indonesia berdasarkan budidaya dapat

dilihat pada Lampiran 1. Budidaya laut, budidaya tambak, budidaya keramba dan

budidaya jaring apung termasuk budidaya perikanan laut, sedangkan budidaya

kolam dan budidaya sawah merupakan budidaya perikanan darat. Produksi

terbesar pada perikanan darat dihasilkan dari budidaya kolam. Budidaya kolam

menghasilkan beberapa komoditas Ikan Air Tawar. Jumlah produksi Ikan Air

Tawar budidaya kolam di pulau Jawa tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Produksi Ikan Air Tawar Budidaya Kolam di Pulau Jawa Tahun 2011

Komoditas Jumlah (Ton) Produksi (%)

Ikan Mas 154.167,00 13,68%

Tawes 11.667,00 1,04%

Nilem 21.116,00 1,87%

Nila 277.518,00 24,63%

Gurami 62.476,00 5,54%

Tambakan 4.372,00 0,39%

Lele 330.687,00 29,34%

Sidat 989,00 0,09%

Patin 155.889,00 13,83%

Jelawat 303,00 0,03%

Toman 320,00 0,03%

Gabus 349,00 0,03%

Betutu 130,00 0,01%

Baung 42,00 0,00%

Betok 278,00 0,02%

Bawal 12.973,00 1,15%

Mujair 11.849,00 1,05%

Sepat siam 2.724,00 0,24%

Udang Galah 617,00 0,05%

Kodok 3,00 0,00%

Labi labi 153,00 0,01%

Belut 238,00 0,02%

Lainnya 78.103,00 6,93%

Jumlah 1.126.963,00 100,00%

Sumber : Statistik KKP, 2013

Ikan Gurami merupakan salah satu komoditas Ikan Air Tawar.

Berdasarkan Tabel 1 tentang produksi Ikan Air Tawar di Pulau Jawa tahun 2011,

lima produksi terbesar dihasilkan dari Ikan Lele sebesar 29,34%, Ikan Nila

24,63%, Ikan Patin 13,83%, Ikan Mas 13,68% dan Ikan Gurami 5,54%. Produksi

Page 18: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Ikan Gurami sebesar 5,54% disebabkan waktu yang dibutuhkan untuk budidaya

Ikan Gurami lebih lama dibandingkan Ikan Air Tawar lainnya.

Menurut Nugroho (2008) Waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan

Ikan Gurami dari ukuran benih 2-3 cm sampai ukuran konsumsi yaitu selama 15

bulan. Berbeda dengan Ikan Gurami, Ikan Lele dan Ikan Mas untuk mencapai

ukuran konsumsi memerlukan waktu 4-5 bulan dari benih ukuran 2-3 cm. Waktu

yang relatif lama untuk budidaya Ikan Gurami berdampak terahadap harga Ikan

Gurami yang relatif lebih mahal dibandingkan harga Ikan Air Tawar lainnya.

CV Dejee Fish merupakan salah satu perusahaan agribisnis di Kecamatan

Cisaat, Kabupaten Sukabumi yang bergerak di sektor perikanan air tawar.

Kecamatan Cisaat merupakan salah satu sentra produksi Ikan Air Tawar di

Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan data dari BP4K Sukabumi (2013) Kecamatan

Cisaat memiliki luas kolam sebesar 138,7 ha dari 2.165,09 ha luas wilayah

kecamatan. Data luas wilayah Kecamatan Cisaat dapat dilihat pada Lampiran 2.

Potensi yang dimiliki Kecamatan Cisaat untuk mengembangkan perikanan darat

cukup besar. Potensi ini dimanfaatkan perusahaan sebagai supply untuk

memenuhi permintan konsumen.

Kegiatan agribisnis yang dilakukan CV Dejee Fish mencakup lima

subsistem agribisnis, yaitu subsistem pengadaan sarana produksi, budidaya,

pengolahan hasil perikanan, pemasaran dan penunjang. Kegiatan usaha perikanan

di CV Dejee Fish diantaranya menjual berbagai jenis Ikan Air Tawar dengan

berbagai ukuran, menjual produk olahan Ikan Air Tawar khusus Ikan Nila dan

Lele dan pelatihan budidaya berbagai jenis Ikan Air Tawar. Ikan Air Tawar yang

diusahakan pada CV Dejee Fish diantaranya Ikan Gurami, Lele, Nila, Ikan Mas,

Bawal, Baung, Patin, Lobster Air Tawar dan berbagai Ikan Hias.

Kegiatan usaha yang pertama kali dilakukan perusahaan adalah usaha

penjualan Ikan Gurami ukuran konsumsi ke berbagai restoran yang ada di

Sukabumi. CV Dejee Fish melihat peluang usaha yang cukup besar pada

penjualan Ikan Gurami ukuran konsumsi, pembenihan Ikan Gurami dan pelatihan

budidaya terbukti dengan banyaknya permintaan dari konsumen. Pangsa pasar

Ikan Air Tawar terbesar di CV Dejee Fish yaitu Ikan Gurami. Berdasarkan data

penjualan Ikan Air Tawar di CV Dejee Fish bulan Juli-September tahun 2012,

pangsa pasar Ikan Gurami sebesar 55%. Data Penjualan Ikan Air Tawar CV Dejee

Fish dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 19: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

1.2 Tujuan Praktik Lapang

Kegiatan praktik lapang yang dilaksanakan di CV Dejee Fish bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Sistem agribisnis perusahaan dan komoditas Ikan Gurami

(Osphronemus gourami) yang dilakukan di CV Dejee Fish secara

menyeluruh.

2. Kelayakan usahatani pendederan I pada komoditas Ikan Gurami

(Osphronemus gouramy) di CV Dejee Fish.

3. Pola Kemitraan CV Dejee Fish dengan pembudidaya.

1.3 Kegunaan Praktik Lapang

Kegunaan dari kegiatan praktik lapang bagi mahasiswa adalah untuk

mengetahui:

1. Kegiatan agribisnis dan segmentasi Ikan Air Tawar di CV Dejee

Fish.

2. Informasi mengenai usaha perikanan air tawar CV Dejee Fish yang

bisa disebarkan sehingga berguna bagi perusahaan sebagai promosi.

1.4 Ruang Lingkup Praktik Lapang

Praktik lapang dilakukan di CV Dejee Fish (perusahaan agribisnis yang

bergerak di bidang perikanan air tawar). Subsistem agribisnis perusahaan terdiri

atas subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem budidaya, subsistem

pengolahan hasil perikanan, subsistem pemasaran dan subsistem penunjang.

Komoditas Ikan Air Tawar yang diusahakan perusahaan begitu banyak, sehingga

dalam praktik lapang ini yang menjadi fokus utama penulis yaitu komoditas Ikan

Gurami.

Subsistem yang dimiliki perusahaan untuk komoditas Ikan Gurami terdiri

atas subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem budidaya, subsistem

pemasaran dan subsistem penunjang. Subsistem pengolahan hasil perikanan tidak

terdapat pada usaha Ikan Gurami, karena permintaan untuk benih dan ikan segar

sudah banyak dengan hasil yang menguntungkan. Subsistem pengolahan hasil

perikanan hanya dilakukan untuk ikan yang sudah tidak bisa dijual pada ukuran

Page 20: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

konsumsi, sehingga untuk memberikan nilai tambah terhadap harga ikan

dilakukan pengolahan seperti Ikan Lele yang diolah menjadi abon ikan dan nugget

ikan.

Kegiatan yang dilaksanakan penulis pada subsistem pengadaan sarana

produksi meliputi wawancara, pengamatan langsung dan membantu menyediakan

sarana produksi berupa peralatan dan pakan (cacing Tubifex). Kegiatan yang

dilaksanakan penulis pada subsistem budidaya meliputi wawancara, pengamatan

langsung, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air dan pemanenan. Pakan mulai

diberikan saat benih berumur 7 hari dari penebaran ke akuarium, setelah itu pakan

diberikan tiga kali dalam sehari. Pengelolaan kualitas air dilakukan setiap hari

untuk mengurangi resiko kematian pada benih. Pemanenan benih Ikan Gurami

dilakukan pada saat benih berumur 35 hari dari penetasan dengan ukuran rata-rata

2-3 cm.

Kegiatan subsistem pemasaran yang dilakukan penulis meliputi

wawancara, pengamatan langsung, sortasi dan grading, pengangkutan dan

penjualan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi pasar berupa jenis

dan jumlah produk yang dipesan serta harga dan saluran pemasaran yang

diinginkan konsumen. Sortasi dan grading dilakukan setiap hari Selasa dan

Jum’at. Pengangkutan yang penulis ikuti adalah pengangkutan terbuka untuk

penjualan Ikan Gurami ukuran konsumsi ke restoran yang ada di Sukabumi.

Kegiatan subsistem penunjang yang dilakukan penulis berupa wawancara

sehingga diketahui bahwa lembaga yang menjadi penunjang budidaya Ikan

Gurami di CV Dejee Fish terdiri atas Balai Besar Pengembangan Budidaya Air

Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BPPT)

Kabupaten Sukabumi, Kementerian dan Kelautan Perikanan (KKP), Badan

Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten

Sukabumi, pasar ikan Cibaraja, pembudidaya Ikan Gurami mitra dan media

informasi dan komunikasi. Kegiatan agribisnis yang penulis lakukan selama

praktik lapang lebih lengkapnya dapat diihat pada Lampiran 4.

Page 21: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

II. METODE PRAKTIK LAPANG

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktik Lapang telah dilaksanakan selama 1,5 bulan (40 hari)

pada tanggal 28 Agustus 2012 sampai 6 Oktober 2012 yang bertempat di CV

Dejee Fish, Jalan Cibaraja Kp. Cibaraja RT 37 RW 08 No 40 Desa Nagrak

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

dilakukan secara purposive, CV Dejee Fish dipilih sebagai tempat praktik lapang

karena perusahaan ini memiliki keunggulan komparatif dari perusahaan lainnya di

Sukabumi yang bergerak di bidang yang sama (perikanan air tawar) yaitu

keunggulan managemen dalam mengatur supply komoditas Ikan Air Tawar ke

berbagai daerah termasuk luar jawa.

2.2 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam kajian sistem agribisnis ini meliputi data

primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara

kepada pemilik dan karyawan CV Dejee Fish, pengamatan langsung dan

mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan dari pembenihan,

pendederan, pemeliharaan, panen dan pemasaran. Pengumpulan data sekunder

diperoleh dari dokumen-dokumen dan literatur-literatur CV Dejee Fish.

2.3 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis. Analisis yang

digunakan penulis berupa analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis

deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif dengan

menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi dan keadaan di tempat

praktik lapang. Objek yang di analisis secara deskriptif diantaranya gambaran

umum perusahaan serta manajemen perusahaan.

Analisis kuantitatif merupakan analisis dari data yang dapat diukur dengan

pasti. Analisis kuantitatif menggunakan analisis usahatani. Analisis usahatani

memiliki tujuan untuk mengetahui atau meneliti keunggulan komparatif, kenaikan

hasil yang semakin menurun, substitusi, pengeluaran biaya usahatani, biaya yang

Page 22: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

diluangkan, pemilikan cabang usaha dan baku timbang tujuan (Soekartawi et al,

1990).

Menurut Suratiyah (2009) bahwa analisis usahatani merupakan analisis

dengan menggunakan data yang terdiri atas biaya dan pendapatan, kelayakan

usaha dan analisis titik impas (BEP). Analisis biaya dan pendapatan merupakan

analisis yang bertujuan mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian yang

diperoleh perusahaan agribisnis, analisis ini disebut juga analisis laba/rugi.

Data mengenai penerimaan (pendapatan kotor) dan biaya perlu diketahui

untuk menentukan keuntungan (pendapatan bersih) yang dimiliki perusahaan.

Hadisapoetro (1973) dalam Suratiyah (2009) berpendapat bahwa penerimaan atau

pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama

satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali (Rp).

Soekartawi (2006) berpendapat bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Rumus penerimaan atau

pendapatan kotor sebagai berikut :

Keteragan :

TR = Total Revenue atau penerimaan total (Rp)

Y = Jumlah produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (ekor)

Py = Harga output (Rp)

Menurut Soekartawi (2006) biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua,

yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap

merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang besarnya biaya tidak

dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi, seperti biaya sewa tempat, biaya gaji

karyawan tetap, penyusutan, pajak dan bunga bank (jika modal didapatkan dari

luar). Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang

besarnya biaya dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi (Suratiyah, 2009).

Biaya tidak tetap dalam usahatani perikanan terdiri atas benih, pakan, gaji

karyawan lepas, plastik, karet dan oksigen. Cara menghitung biaya tidak tetap

menurut Soekartawi (2006) adalah :

TR = Y x Py

n

i = 1

TVC = ∑ XiPxi

Page 23: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Keterangan :

TVC = Total Variable Cost atau biaya tidak tetap total (Rp)

Xi = Jumlah dari input

Pxi = Harga input (Rp)

n = Jenis input

Menurut Suratiyah (2009) biaya total adalah biaya keseluruhan yang

dikeluarkan oleh perusahaan baik biaya variabel maupun biaya tetap. Rumus

biaya total sebagai berikut :

Keterangan :

TC = Total Cost atau biaya total (Rp)

TFC = Total Fixed Cost atau biaya tetap total (Rp)

Pendapatan bersih atau Income (I) adalah selisih dari pendapatan kotor

dengan biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Suatu Perusahaan bisa dikatakan

untung apabila memiliki nilai pendapatan lebih besar dari pada pengeluaran total.

Rumus pendapatan bersih sebagai berikut :

Keterangan :

I = Income atau pendapatan bersih (Rp)

Analisis R/C merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan relatif

suatu usaha dalam satu periode terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan

tersebut (Effendi dan Oktariza, 2006). Suatu usaha dikatakan layak bila R/C lebih

besar dari 1 (R/C>1). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C maka

tingkat keuntungan usaha akan semakin tinggi.

Keterangan :

R/C = Return Cost Ratio

Menurut Efendi dan Oktariza (2006) analisis BEP (Break Event Point)

merupakan alat analisis untuk mengetahui batas minimal penerimaan yang harus

diterima perusahaan, batas minimal nilai produksi atau volume produksi dan batas

I = TR - TC

TC = TFC + TVC

TR

TFC + TVC R/C =

Page 24: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

TC BEP Harga =

Y

minimal harga yang ditawarkan kepada konsumen sehingga penjualan suatu

perusahaan mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi). Analisis BEP

meliputi : BEP dalam penerimaan (Rp), BEP kuantitas produksi (ekor), dan BEP

Harga (Rp/ekor).

Suatu usaha dinyatakan layak apabila penerimaan (Rp) lebih besar dari

nilai BEP Penerimaan (Rp). Rumus BEP penerimaan (Rp) menurut Suratiyah

(2009) sebagai berikut :

Keterangan :

BEP Penerimaan = Break Event Point Penerimaan (Rp)

Suatu usaha dinyatakan layak apabila kuantitas produksi (ekor) lebih besar

dari nilai BEP Produksi (ekor). Menurut Sunarjono (2000) dalam Tobing (2009)

BEP Produksi dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :

BEP Produksi = Break Event Point Produksi (ekor)

Suatu usaha dinyatakan layak apabila harga/ekor lebih besar dari nilai BEP

harga (Rp/ekor). Menurut Suratiyah (2009) BEP harga (Rp/ekor) dapat dihitung

dengan rumus :

Keterangan :

BEP Harga = Break Event Point Harga (Rp/ekor)

BEP Produksi = TC

Py

TR

TVC BEP Penerimaan =

1 –

TFC

Page 25: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Batas Wilayah CV Dejee Fish

CV Dejee Fish bertempat di Jalan Cibaraja Kp. Cibaraja RT 37 RW 08 No

40 Desa Nagrak Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

Desa Nagrak Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

memiliki batas wilayah utara, selatan, barat dan timur. Batas wilayah sebelah

utara Desa Nagrak berbatasan dengan Desa Sukasari. Batas wilayah sebelah

selatan Desa Nagrak berbatasan dengan Desa Cibatu. Batas wilayah sebelah barat

Desa Nagrak berbatasan dengan Desa Salajambe dan Desa Cibolangkaler. Batas

wilayah sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamanah. Peta lokasi CV Dejee

Fish dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.2 Sejarah dan Perkembangan CV Dejee Fish

Sejarah Perusahaan didapatkan penulis dari hasil wawancara dengan

Direktur CV Dejee Fish yaitu Bapak Deni Rusmawan pada tanggal 27 September

2012. Bapak Deni Rusmawan mengutarakan bahwa CV Dejee Fish merupakan

perusahaan yang bergerak di bidang perikanan air tawar mulai dari pembenihan,

pembesaran, pengolahan, pemasaran ke seluruh wilayah di Indonesia sampai

pelatihan budidaya air tawar.

Bapak Deni Rusmawan merupakan pendiri CV Dejee Fish dan beliau

lulusan D3 Universitas Padjadjaran Jurusan Informatika. Beliau menjalankan

usaha perikanan pada awal 2005 dengan menjalankan usaha penjualan Ikan

Gurami konsumsi ke restoran-restoran di wilayah Sukabumi. Bapak Deni

Rusmawan memiliki visi hidup yang jelas, kepribadian yang dermawan dan berani

dalam mengambil resiko. Beliau yang tidak memiliki latar belakang dari

perikanan mampu mendirikan perusahan agribisnis bidang perikanan dan masih

berjalan hingga saat ini. Sosok Bapak Deni Rusmawan lebih lengkapnya

mengenai profil kewirausahaan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Penjualan Ikan Gurami ukuran kosumsi pada awalnya hanya memiliki satu

pegawai serta mengalami kesulitan dalam memasarkan Ikan Gurami disebabkan

setiap restoran yang didatangi telah memiliki pemasok tetap dari wilayah Jawa

Page 26: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Tengah. Beliau tetap berusaha dengan menitipkan kartu nama disetiap restoran

yang didatangi dengan jaminan pelayanan tepat waktu dan kualitas ikan yang

baik. Akhirnya berbagai upaya yang telah diusahakan mendapatkan hasil dengan

banyaknya permintaan dari konsumen.

Bapak Deni mengembangkan usaha budidaya Ikan Air Tawar selain Ikan

Gurami pada tahun 2008. Usaha yang dikembangkan tidak hanya penjualan ikan

ukuran konsumsi, akan tetapi Ikan Air Tawar dalam berbagai jenis dan ukuran.

Bapak Deni mengalami banyak permintaan Ikan Air Tawar pada tahun yang

sama, diantaranya Ikan Patin, Lele, Bawal dan Nila. Permintaan tersebut tidak

hanya di wilayah Sukabumi akan tetapi seluruh wilayah Indonesia. Beliau

mengalami kesulitan dalam pengiriman ikan disebabkan teknologi pengiriman

yang belum tepat, sehingga ikan yang dikirim banyak yang mati ketika sampai di

tempat tujuan.

Beliau mencari tahu bagaimana teknologi yang tepat untuk pengiriman

ikan ke luar kota, dan pada akhirnya beliau dikenalkan kepada Bapak Jaka

Trenggana oleh salah seorang rekan kerjanya. Bapak Jaka Trenggana merupakan

alumni Universitas Djuanda Bogor Jurusan Perikanan yang merupakan pegawai di

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Pengalaman Bapak

Jaka dibidang perikanan mampu membantu perusahaan Bapak Deni dalam

melakukan pengiriman dengan penggunaan teknologi yang tepat. Sejak saat itu

Bapak Deni dan Bapak Jaka bersepakat untuk mendirikan usaha perikanan

bersama yang bergerak diberbagai bidang usaha, yaitu budidaya air tawar, jasa

pengiriman domestic, jasa pelatihan budidaya Ikan Air Tawar dan jasa penjualan

obat-obatan serta peralatan perikanan.

Bapak Deni dan Bapak Jaka meresmikan nama perusahaan dengan nama

CV Dejee Fish di tahun yang sama. Nama CV Dejee Fish tercetus dari kata DJ

atau disk jockey yakni seseorang yang bekerja untuk mengatur irama musik,

seperti halnya harapan Bapak Deni dan Bapak Jaka terhadap perusahaan yang

didirikan mampu mengatur perkembangan dan kemajuan perikanan air tawar di

Indonesia. Kata DJ pun diambil dari inisial nama pemilik perusahaan, yaitu Deni

dan Jaka.

Bapak Deni mendaftarkan perusahaan ke Badan Pelayanan dan Perizinan

Terpadu Kabupaten Sukabumi pada tahun 2008. CV Dejee Fish memiliki izin

Page 27: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

tempat usaha dan terdaftar secara resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan

dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukabumi tahun 2011 dengan nomor

503.4/538/SITU.438-BPPT/2011. Surat izin tempat usaha CV Dejee Fish dapat

dilihat pada Lampiran 7. Berbeda dengan izin tempat usaha, izin jenis usaha

perseroan komanditer diperoleh tahun 2010 oleh notaris Ny. Elly Heryati, SH

dengan nomor 67/2010.

CV Dejee Fish mengalami perkembangan setiap tahunnya dan melahirkan

unit usaha lainnya, yaitu Dejee Food (usaha pengolahan ikan), Dejee Fashion

(usaha konveksi pakaian), Dejee Travel (usaha penjualan tiket pesawat) dan Dejee

Car (usaha penyewaan mobil). Saat ini CV Dejee Fish telah memiliki 30 plasma

yang tersebar di wilayah Sukabumi sebagai penunjang kelancaran usaha.

3.3 Visi dan Misi CV Dejee Fish

CV Dejee Fish didirikan tidak hanya untuk memenuhi finansial saja,

dalam pendiriannya perusahaan mempunyai visi dan misi yang jelas untuk

membawa perusahaannya lebih maju.

Visi Perusahaan:

“Menjadikan Dejee Fish sebagai perusahaan perikanan yang handal,

tangguh dan berdaya saing untuk meningkatkan kesejahteraan bersama”

Misi Perusahaan:

1. Mengembangkan perikanan budidaya Indonesia.

2. Meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat dalam bidang budidaya

perikanan air tawar.

3. Membangun usaha perikanan dengan sistem budidaya yang

mengedepankan aspek bisnis.

4. Menjalin kerjasama sinergitas antara perusahaan, masyarakat dan

pemerintahan.

3.4 Struktur Organisasi CV Dejee Fish

Struktur Organisasi CV Dejee Fish, penulis dapatkan dari dokumen

perusahaan. CV Dejee Fish dipimpin oleh direktur utama yang sekaligus pemilik

perusahaan tersebut. Direktur utama dalam mengelola perusahaan dibantu oleh

seorang sekretaris dan bendahara. Direktur utama membawahi divisi logistik,

Page 28: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

divisi transportasi, divisi marketing, divisi Manajemen Pengendali Mutu (MPM),

divisi penelitian dan pengembangan (LITBANG), dan divisi pelatihan dan

magang. Divisi MPM membawahi divisi budidaya seperti divisi Lele, divisi Nila,

divisi Patin, divisi Gurami, divisi Ikan Hias, divisi Udang, divisi pemeliharaan

Induk dan divisi Quality Control (QC) & Pengadaan. Struktur organisasi CV

Dejee Fish dapat dilihat pada Gambar 1.

STRUKTUR ORGANISASI CV DEJEE FISH

Gambar 1 Struktur Organisasi CV Dejee Fish

Berdasarkan Gambar 1 tentang struktur organisasi di CV Dejee Fish, maka tugas

dari masing-masing jabatan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pembina

Pembina adalah orang yang bertugas membantu dan membina direktur

dalam melaksanakan arahan dan pengawasan disetiap unit bisnis. Selain itu

Dirrektur

Wakil Direktur

Sekretaris Bendahara

Administrasi

Divisi-divisi

Pembina

Logistik

Transportasi

MPM

Marketing

LITBANG

Pelatihan

&

Magang

Divisi Gurami Divisi Ikan Hias

Divisi Lele

Divisi Patin

Divisi Nilai

Divisi Udang

Pemeliharaan Induk

QC & Pengadaan

Page 29: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

pembina juga berpartisipasi dalam memberikan ide-ide atau opini dalam mencapai

hasil kesepakatan serta mengambil keputusan strategis bersama direktur dan wakil

direktur.

2. Direktur

Direktur adalah orang yang bertugas memberikan arahan tugas dan

tanggung jawab kepada karyawan sesuai jabatan dan bidangnya masing-masing,

mengambil keputusan strategis bersama pembina dan wakil direktur, melakukan

pengorganisasian dan pengendalian terhadap kinerja karyawan, melakukan

evaluasi kegiatan dengan seluruh karyawan, serta memberikan reward dan

punishment kepada karyawan.

3. Wakil Direktur

Wakil direktur adalah orang yang bertugas membantu direktur dalam

melakukan pengawasan kepada karyawan, dan berpartisipasi dalam memberikan

ide-ide atau opini dalam mencapai hasil kesepakatan.

4. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas membuat laporan kondisi perusahaan dan

proposal serta sertifikat pelatihan.

5. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas membuat laporan keuangan, mengatur

keuangan perusahaan dan mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan

perusahaan.

6. Administrasi

Administrasi adalah orang yang membantu tugas sekretaris, adapun tugas

administrasi diantaranya mencatat setiap transaksi penjualan yang terjadi dan

melayani serta menangani pemesanan ikan.

7. Logistik

Logistik mempunyai tugas menyiapkan peralatan panen, mengecek

peralatan di gudang, memindahkan ikan yang telah dipanen dari kolam ke mobil

angkut dan mengangkut ikan yang baru datang.

8. Transportasi

Divisi transportasi mempunyai tugas mengirim pesanan ikan ke bandara

dan memelihara kendaraan yang digunakan untuk mengangkut ikan.

Page 30: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

9. Marketing

Divisi marketing mempunyai tugas melakukan pemasaran produk-produk

perusahaan baik itu melalui promosi langsung ke konsumen maupun melalui

website dan brosur.

10. LITBANG

Divisi penelitian dan pengembangan (LITBANG) mempunyai tugas

merencanakan berbagai pengembangan perusahaan, melakukan inovasi teknik

budidaya dan melakukan inovasi teknik packing.

11. Pelatihan dan Magang

Pelatihan dan magang adalah orang yang bertugas membuat perencanaan

pelatihan dan magang, membuat kurikulum pelatihan dan magang,

menyelengarakan pelatihan dan magang serta memandu peserta pelatihan dan

magang.

12. MPM

Divisi manajemen pengendali mutu (MPM) mempunyai tugas menangani

dan bertanggung jawab secara profesional terhadap kegiatan budidaya. Adapun

yang berada di bawahnya antara lain:

a. Divisi Ikan Lele

Divisi ini bertugas merawat dan memelihara ikan lele dari mulai menguras

kolam terpal ikan, memberi pakan dan vitamin, menyortir ikan yang sakit atau

mati, melakukan pemijahan sampai melakukan packing jika ada pesanan.

b. Divisi Ikan Nila

Divisi ini bertugas merawat dan memelihara ikan nila dari mulai

menyiapkan kolam pemijahan, memijahkan ikan, memberi pakan dan vitamin,

menyortir ikan yang sakit atau mati, sampai melakukan packing jika ada pesanan.

c. Divisi Ikan Patin

Divisi ini bertugas merawat dan memelihara ikan patin dari mulai

menguras akuarium benih ikan, memberi pakan dan vitamin, menyortir ikan yang

sakit atau mati, sampai melakukan packing jika ada pesanan.

d. Divisi Ikan Gurami

Divisi ini bertugas merawat dan memelihara Ikan Gurami dari mulai

menyiapkan kolam pemijahan, memijahkan, menguras akuarium benih ikan,

memberi pakan dan vitamin, menyortir ikan yang sakit atau mati, sampai

melakukan packing jika ada pesanan.

Page 31: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

e. Divisi Ikan Hias

Divis ini bertugas merawat dan memelihara ikan hias dari mulai menguras

akuarium ikan hias, memberi pakan dan vitamin, menyortir ikan yang sakit atau

mati, sampai melakukan packing jika ada pesanan.

f. Divisi Ikan Udang

Divisi ini bertugas menangani pemesanan udang dan menyiapkan fiber

atau tempat packing untuk udang jika ada pemesanan.

g. Pemeliharaan Induk

Divisi pemeliharaan induk adalah orang yang bertugas memelihara calon

induk agar tetap berkualitas dan memilih calon induk yang berkualitas.

h. QC dan Pengadaan

Divisi Quality Control (QC) dan pengadaan mempunyai tugas menyeleksi

ukuran, jumlah dan kualitas ikan yang akan dikeluarkan perusahaan serta

menyediakan dan mengatur ikan hasil panen untuk dipasarkan.

3.5 Sumberdaya CV Dejee Fish

3.5.1 Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan faktor terpenting yang dibutuhkan suatu

perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Jumlah sumberdaya manusia

yang dipekerjakan berpengaruh pada produktivitas, kualitas produksi dan

pendapatan perusahaan. Jumlah karyawan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

Karyawan CV Dejee Fish terdiri atas karyawan harian dan karyawan bulanan.

Sampai bulan Oktober 2012 perusahaan telah mempekerjakan 23 orang karyawan.

Perusahaan merekrut karyawan dari daerah sekitar lokasi perusahaan

dengan tujuan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar dan membantu

meningkatkan ekonomi masyarakat. Usia karyawan yang direkrut oleh perusahaan

berkisar antara 16-50 tahun dengan tingkat pendidikan rata-rata SMP-SMA dan

Diploma-Sarjana. Tingkat pendidikan SMP-SMA bekerja pada bagian produksi

dan lapangan. Tingkat pendidikan D3 dan Sarjana bekerja pada bagian

manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan langkah khusus dan syarat

yang rumit dalam perekrutan karyawan, hanya dibutuhkan kejujuran dan kemauan

untuk bekerja, karena teknik proses produksi dapat belajar secara otodidak.

Page 32: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

CV Dejee Fish memiliki jumlah karyawan laki-laki 20 orang dan

karyawan perempuan 3 orang. Usaha dibidang perikanan lebih banyak

membutuhkan karyawan laki-laki disebabkan lebih banyak membutuhkan tenaga

teknis atau tenaga angkut. Karyawan perempuan bekerja di kantor mengurus

administrasi dan keuangan. Daftar nama karyawan CV Dejee Fish tercantum pada

Lampiran 8.

Jam kerja yang diberlakukan di perusahaan yaitu pukul 07.30-16.00 WIB

untuk karyawan bagian kantor, sedangkan untuk karyawan bagian lapangan pukul

06.00-18.00 WIB. Khusus di hari Selasa dan Jum’at semua karyawan bekerja

sampai pukul 19.00, karena hari tersebut merupakan kegiatan rutin pengiriman

ikan ke luar daerah. Hari Minggu merupakan hari libur perusahaan, khusus untuk

karyawan lapangan hari libur menggunakan sistem shift.

3.5.2 Sumberdaya Modal

CV Dejee Fish memperoleh modal awal dari Bapak Deni Rusmawan

selaku pemilik perusahaan sebesar Rp 3.000.000. Modal mengalami penambahan

setiap tahunnya yang berasal dari laba bersih usaha. Modal selain laba bersih CV

Dejee Fish pun mendapat dana hibah CSR dari salah satu Bank. Investasi yang

dilakukan pemilik perusahaan diperoleh dari perputaran modal usahanya, tanpa

ada peminjaman ke Bank.

3.5.3 Sumberdaya Fisik

Sumberdaya fisik merupakan aset perusahaan yang memiliki peranan

penting dalam kelancaran usahanya. Sumberdaya fisik yang dimiliki meliputi:

lahan budidaya, bangunan, sarana administrasi, sarana transportasi serta peralatan

sebagai sarana produksi dengan kondisi sudah memadai.

CV Dejee Fish memiliki lahan seluas 5.610 m2 yang dimanfaatkan untuk

lahan budidaya dan villa. Luas lahan tersebut terdapat di wilayah Cibaraja dan

Cipuntang Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi. Villa berfungsi sebagai aula

dan penginapan para peserta pelatihan budidaya Ikan Air Tawar. Status

kepemilikan lahan tersebut adalah milik sendiri.

Bangunan yang dimiliki CV Dejee Fish seluas ± 120 m2, terdiri atas

kantor, 2 ruangan hatchery, konveksi dan ruang olahan. Asrama merupakan

Page 33: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

fasilitas bagi karyawan dan orang-orang yang melakukan pelatihan dan magang

tersebar di berbagai tempat, yaitu kantor, hatchery Ikan Gurami, hatchery ikan

patin konveksi dan ruang olahan. Status kepemilikan bangunan untuk hatchery,

konveksi dan ruang olahan yaitu sewa.

Sarana administrasi yang dimiliki CV Dejee Fish terdiri atas alat tulis

kantor, 2 unit computer, printer, wireless terminal, projector dan perangkat

telekomunikasi berupa telephone dan faximile. Sarana transportasi yang dimiliki

CV Dejee Fish yaitu 2 unit mobil pick up yang menjadi penunjang kegiatan

pemasaran dalam melakukan pengiriman barang ke pelanggan dan kegiatan

operasional lainnya.

Berbagai macam peralatan digunakan oleh perusahaan guna menunjang

setiap proses budidaya, peralatan tersebut dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan.

Kepemilikkan peralatan diperoleh dari pengadaan modal sendiri. Pengadaan

peralatan yang dibutuhkan selama usaha berjalan, dilakukan secara berkala setiap

tahunnya sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Peralatan diperoleh dengan

membeli di toko-toko yang terdapat di sekitar perusahaan.

3.6 Keuangan CV Dejee Fish

Kondisi keuangan CV Dejee Fish dapat dikatakan baik, karena setiap

tahunnya sejak awal didirikan perusahaan hingga saat ini selalu mendapat

keuntungan, meskipun pernah mengalami kerugian akan tetapi perusahaan dapat

bangkit kembali sehingga masih berjalan dengan baik hingga saat ini. Penulis

mendapatkan informasi kondisi keuangan perusahaan melalui wawancara dengan

direktur CV Dejee Fish pada tanggal 27 September 2012.

Keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang harus

diperhatikan, karena berhubungan dengan rencana alokasi biaya untuk seluruh

kegiatan operasional perusahaan. Pengendalian keuangan dapat dilakukan dengan

melakukan pencatatan keuangan secara sistematis yang dapat disajikan dalam

bentuk laporan laba rugi serta arus kas (cash flow).

CV Dejee Fish merupakan perusahaan yang bersifat profit oriented, maka

dalam penyajian laporan keuangannya pun harus ditampilkan dalam analisis usaha

yang dapat dipertanggungjawabkan. CV Dejee Fish selalu melakukan pencatatan

secara terstruktur dengan menyajikannya dalam bentuk laporan laba rugi. Laporan

laba rugi tersebut dibuat langsung dan hanya diketahui oleh pemilik perusahaan,

sehingga penulis tidak mendapat data kondisi keuangan CV Dejee Fish.

Page 34: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

IV. DESKRIPSI KEGIATAN AGRIBISNIS PERUSAHAAN

4.1 Subsistem Pengadaan Sarana Produksi CV Dejee Fish

Pengadaan sarana produksi merupakan salah satu subsistem agribisnis

yang mencakup kegiatan mengidentifikasi input-input dan sarana yang dibutuhkan

baik dari segi jenis, jumlah, mutu ataupun spesifikasinya (Sa’id dan Intan, 2004).

Sarana produksi yang berkesinambungan akan mempengaruhi kelancaran usaha

yang dijalankan oleh perusahaan.

Pengenalan penggunaan input di CV Dejee Fish penulis laksanakan pada

hari pertama melaksanakan praktik lapang melalui wawancara dengan Bapak Obet

selaku Kepala Bagian Logistik, selanjutnya kegiatan dilaksanakan setiap

melaksanakan kegiatan budidaya. CV Dejee Fish mengelola sarana produksi baik

dari segi jenis maupun jumlah berdasarkan kebutuhan. Sarana produksi yang

terdapat pada CV Dejee Fish yaitu media budidaya, peralatan, induk, benih ikan,

pakan dan obat-obatan.

4.1.1 Media Budidaya

Media Budidaya yang digunakan perusahaan berupa akuarium, kolam

terpal dan kolam tembok yang ada di Cibaraja, Sukabumi serta kolam tanah yang

ada di Cipuntang, Sukabumi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pembuatan dan persiapan media budidaya diantaranya sumber air, kualitas air,

derajat keasaman dan suhu.

Akuarium merupakan media budidaya yang digunakan untuk pembenihan

Ikan Gurami dan Ikan Patin. Ruangan tertutup yang digunakan untuk pembenihan

dinamakan hatchery. Suhu ruangan hatchery disesuaikan dengan kebutuhan dalam

proses perawatan benih ikan, setiap ruang hatchery terdiri atas 30 Akuarium.

Kolam terpal terdiri atas dua lokasi yaitu lokasi outdoor (ruangan terbuka)

dan di lokasi indoor (ruangan tertutup). Kolam terpal digunakan untuk

pemeliharaan induk Ikan Lele serta pembesaran Ikan Lele dan Ikan Patin. Kolam

tembok digunakan untuk pemberokan, pembenihan Ikan Lele dan Ikan Patin,

budidaya cacing Tubifex dan penampungan air sebelum diisi ke akuarium.

Kebutuhan media budidaya ini diperoleh dengan membeli di toko-toko yang

berada di sekitar perusahaan. Jenis Media budidaya yang digunakan CV Dejee

Page 35: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Fish dapat dilihat pada Lampiran 9, sedangkan jumlah media budidaya CV Dejee

Fish dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah Media Budidaya CV Dejee Fish Tahun 2012

Jenis Lokasi Ukuran (m2) Julam (buah)

Akuarium Gurami Cibaraja 0,45 x 0,9 30

Akuarium Patin Cibaraja 0,45 x 0,9 30

Terpal Cibaraja 3x2 2

2x2 6

1x2 2

3x3 1

2x2 4

3x2 3

Tembok Cibaraja 2x2 2

2x4 2

Bak Pemberokan Cibaraja 5x2 2

Bak Tandon Cibaraja 2x1,5 1

4x1 1

Bak Cacing Tubifex Cibaraja 1,5x2 1

Kolam Tanah Cipuntang 10x5 1

5x5 2

5x3 2

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

4.1.2 Peralatan

CV Dejee Fish dalam melakukan proses produksi membutuhkan peralatan

untuk menunjang kegiatan budidaya air tawar tersebut. Peralatan biasanya

memiliki masa pakai yang bervariasi, sehingga perawatan dan pengawasan

terhadap peralatan yang digunakan selama kegiatan usaha dilakaukan, harus

diperhatikan oleh perusahaan. Perawatan dan pengawasan tersebut dilakukan

supaya kelancaran dalam proses produksi dapat terjaga dan meminimalkan

keluarnya biaya investasi. Peralatan yang digunakan perusahaan selama proses

produksi dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.1.3 Induk

Kualitas telur ikan dipengaruhi oleh kualitas induk, untuk menjaga kualitas

induk maka dibutuhkan proses perawatan dan penyeleksian induk ikan. Hal yang

Page 36: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

perlu diparhatikan dalam pemeliharaan induk ikan yaitu keadaan lingkungan,

kondisi kolam, jenis kolam dan jumlah pakan yang diberikan.

Induk yang baik dan berkualitas adalah induk yang memiliki sertifikat.

Sertifikat induk ikan merupakan sumber informasi bagi pembudidaya untuk

mengetahui asal-usul dari induk tersebut. Asal-usul induk perlu diketahui untuk

mencegah terjadinya pemijahan dalam (inbreeding) yang akan menurunkan

kualitas benih. Pengadaan induk Ikan Air Tawar CV Dejee Fish berasal dari Balai

Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Gambar induk

Ikan Patin dan Ikan Lele dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Induk Ikan Patin dan Ikan Lele

4.1.4 Benih Ikan

CV Dejee Fish memperoleh benih ikan dengan melakukan pembenihan

sendiri, membeli kepada pembudidaya ikan yang menjadi mitra, dan benih dari

Balai Besar Pembenihan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada jenis

ikan terterntu. Pembenihan sendiri dilakukan dengan pemijahan alami, semi-

buatan dan buatan disesuaikan dengan jenis ikannya. Benih Ikan Nila GESIT dan

Lele Sangkuriang berasal dari BBPBAT. CV Dejee Fish telah memiliki sertifikat

Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) sehingga benih yang dihasilkan

kualitasnya telah terjamin. Sertifikat CPIB CV Dejee Fish dapat dilihat pada

Lampiran 11.

4.1.5 Pakan

Pakan berfungsi sebagai penyedia energi bagi aktivitas sel-sel tubuh.

Karbohidrat, lemak dan protein dalam pakan berfungsi sebagai sumber energi bagi

tubuh. Protein, mineral dan air merupakan bahan baku utama pembentukan sel-sel

dan jaringan tubuh. Protein, mineral dan vitamin berfungsi dalam pengaturan suhu

Page 37: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

tubuh, keseimbangan asam-basa, tekanan osmotik cairan tubuh serta proses

metabolisme dalam tubuh (Saparinto, 2011).

CV Dejee Fish menggunakan pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan

atau pelet yang digunakan merupakan pelet dengan merek PT Sinta Prima dengan

berbagai ukuran, yakni serbuk, 781-2 dan 781-3. Pembelian pelet dilakukan

dengan sistem langganan disebabkan letak penjual pakan yang berdekatan

jaraknya dengan perusahaan. Pembelian pelet dilakukan jika persediaan sudah

habis.

Pakan alami adalah makanan yang tersedia di alam dan manusia tidak

dapat membuatnya. Pakan alami yang digunakan di CV Dejee Fish berupa daun

talas, Artemia, cacing Tubifex dan Daphnia sp. Pakan berupa daun talas diperoleh

dengan dibudidayakan di sekitar kolam supaya kebutuhan nutrisi ikan tetap

terjaga. Daphnia sp dan Artemia diperoleh dengan membeli di toko-toko yang

menjual kebutuhan perikanan di daerah sekitar perusahaan, sedangkan cacing

Tubifex diperoleh dengan membeli ke pembudidaya cacing Tubifex di Kabupaten

Cianjur dengan harga Rp 10.000 per liter.

Perubahan ukuran pada ikan mempengaruhi adanya perubahan makanan

pada ikan. Menurut Effendi dan Oktariza (2006) refleksi perubahan makanan ikan

pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa mengikuti kebiasaan

induknya dapat terlihat dari sisiknya. Pemberian pakan pada ikan disesuaikan

dengan ukuran mulutnya. Ukuran ikan kurang dari 3 gram menggunakan pakan

ukuran serbuk, 3-40 gram/ekor menggunakan 781-2 dan lebih dari 40 gram/ekor

menggunakan 781-3. Berbagai jenis pakan yang digunakan CV Dejee Fish dapat

dilihat pada Gambar 3.

(a) (b) (c)

Gambar 3 Jenis-Jenis Pakan yang Digunakan CV Dejee Fish (a) Pelet

Ukuran Kecil (b) Pelet Ukuran Besar (c) Cacing Tubifex

Page 38: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

4.1.6 Obat-obatan

Obat-obatan sangat dibutuhkan ketika ikan terserang penyakit sehingga

dapat segera diatasi dan penyakit tidak menyebar ke ikan lain yang belum terkena

penyakit. Obat-obatan yang digunakan oleh CV Dejee Fish antara lain Methyliene

blue, Kalium permanganat (KMnO4) atau yang sering dikenal dengan PK dan

garam dapur (NaCl). Methyliene blue digunakan untuk memperkuat daya tahan

telur hasil pemijahan maupun anakan yang baru menetas dari serangan jamur

maupun virus-virus yang biasa menyerang telur dan benih ikan yang baru

menetas.

Kalium permanganat (KMnO4) digunakan untuk menutup bagian tubuh

ikan yang terluka sehingga diharapkan jamur tidak dapat tumbuh disekitar luka

yang ada. NaCl berfungsi untuk mengobati penyakit cacing insang dan cacing

kulit. Obat-obatan ini didapat dengan membeli di toko-toko yang menjual

kebutuhan perikanan di daerah Cibaraja, Sukabumi. CV Dejee Fish dalam proses

budidayanya tidak jarang menggunakan antibiotik alami untuk kebutuhan obat-

obatannya. Antibiotik alami dibuat dari bahan-bahan yang alami yakni kuning

telur, bawang putih dan mengkudu yang dihaluskan kemudian dicampurkan pada

pelet. Penulis mengikuti kegiatan pembuatan alami sebanyak tiga kali. Obat-

obatan yang digunakan CV Dejee Fish dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Obat – Obatan yang Digunakan CV Dejee Fish

4.2 Subsistem Budidaya di CV Dejee Fish

Proses Budidaya merupakan subsistem agribisnis yang sangat menentukan

keberhasilan usaha dan membutuhkan biaya paling besar. Kegiatan produksi

merupakan proses transformasi masukan menjadi suatu keluaran. Kegiatan

produksi adalah melaksanakan rencana produksi yang telah dibuat dan merupakan

kegiatan yang mempunyai masa yang cukup lama serta terkait dengan bagaimana

Page 39: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

mengelola proses produksi berdasarkan masukan, baik yang langsung maupun

tidak langsung untuk menghasilkan produk (Sa’id dan Intan, 2004).

CV Dejee Fish memasarkan berbagai jenis Ikan Air Tawar dengan

berbagai ukuran kepada konsumen, akan tetapi dalam budidayanya hanya

beberapa jenis ikan saja. Penulis hanya mengikuti kegiatan produksi Ikan Gurami,

Ikan Patin dan Ikan Lele karena budidaya ketiga jenis ikan tersebut dilaksanakan

di Cibaraja, Sukabumi dan kegiatan praktik lapang paling banyak di Cibaraja,

Sukabumi, hanya dua kali saja penulis mengikuti kegiatan budidaya di Cipuntang,

Sukabumi.

Kegiatan usaha budidaya perikanan secara umum terdiri atas pembenihan,

pendederan dan pembesaran. Setiap kegiatan usaha budidaya tersebut memiliki

segmentasi usaha sesuai dengan bentuk dan ukurannya. Segmentasi kegiatan

usaha pembenihan terdiri atas pemijahan/peneluran dan penetasan/pembenihan

(Saparinto, 2011). Kegiatan pada subsistem budidaya di CV Dejee Fish dilakukan

setiap hari selama penulis melaksanakan praktik lapang, meliputi pembenihan,

pendederan dan pembesaran.

4.2.1 Pembenihan Ikan

Kegiatan pembenihan ikan merupakan kegiatan usaha yang bertujuan

menghasilkan benih ikan. Benih ikan yang dihasilkan tersebut akan menjadi input

bagi kegiatan usaha pendederan dan pembesaran. Berdasarkan kegiatan praktik

lapang yang telah dilakukan penulis, dalam pembenihan Ikan Air Tawar memiliki

tujuh tahapan. Tahapan pembenihan Ikan Air Tawar tersebut terdiri atas persiapan

induk, seleksi induk ikan, pemberokan (karantina), persiapan kolam pemijahan,

pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva.

Persiapan induk merupakan proses pemisahan dan pemeliharan calon

induk ikan dalam kolam induk. Faktor yang harus diperhatikan dalam

pemeliharaan induk yaitu perawatan dan perbaikan media budidaya, penebaran

induk dan pemberian pakan (Saparinto, 2011). CV Dejee Fish memelihara Induk

Gurami, Nila, Mas, Baung, Patin, dan Lele. Pemeliharaan Induk Gurami, Mas,

Nila, Patin dan Baung dilakukan di kolam tanah, sedang Ikan Lele dipelihara di

kolam terpal.

Page 40: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Pemeliharaan induk dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan memisahkan

dan menggabungkan induk jantan dan betina (Saparinto, 2011). CV Dejee fish

melakukan pemeliharaan induk dengan cara memisahkan induk jantan dan betina.

Pemisahan induk jantan dan betina dilakukan untuk menghindari terjadinya

pemijahan liar.

Seleksi induk merupakan proses menentukan induk yang telah matang

gonad (siap untuk melakukan pemijahan). Penentuan induk yang telah matang

gonad setiap jenis ikan memiliki cara yang berbeda-beda. Induk Gurami dan Lele

dapat diketahui dari tampilan fisiknya, Induk Nila dan Mas dengan cara mengurut

bagian tubuhnya, sedangkan Ikan Patin dengan cara memasukkan selang kecil ke

dalam tubuhnya dan menyedotnya sehingga keluar cairan dalam tubuh.

Pemberokan atau karantina induk merupakan proses pemuasaan induk ikan

yang dilakukan setelah dilakukan seleksi induk dan sebelum induk dipijahkan

selama 1-2 hari. Pemberokan dilakukan dengan tujuan membuang kotoran,

mengurangi kandungan dalam gonad dan meyakinkan hasil seleksi induk betina

(Mahyuddin, 2008). Selama kegiatan praktik lapang di CV Dejee Fish, penulis

melakukan pemberokan terhadap Ikan Patin dan Ikan Lele. Pemberokan terhadap

Ikan Patin dan Ikan Lele dilakukan di kolam pemberokan.

Setelah dilakukan tahap pemberokan selama 1-2 hari, tahap berikutnya

adalah persiapan kolam pemijahan. Persiapan kolam pemijahan dilakukan dengan

cara membersihkan, mengeringkan dan mengisi air kolam. Kolam pemijahan

setiap jenis ikan berbeda-beda ada yang dilakukan di kolam tembok dan ada yang

dilakukan di kolam tanah. Pemijahan yang dilakukan penulis yaitu pemijahan Ikan

Lele dan Ikan Patin yang dilakukan pada kolam tembok. Kolam pemjahan untuk

Ikan Lele dilengkapi dengan kakaban sebagai tempat menempelkan telur,

sedangkan kolam pemijahan Ikan Gurami dilengkapi sarang sebagai tempat

penyimpanan telur.

Tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu proses pemijahan. Proses

pemijahan setiap jenis ikan berbeda-beda. Pemijahan pada Ikan Lele dilakukan

dengan tiga cara yaitu pemijahan alami, pemijahan semi buatan dan pemijahan

buatan. Pemijahan pada Ikan Patin dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan

alami dan pemijahan buatan. Pemijahan pada Ikan Gurami hanya dapat dilakukan

Page 41: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

dengan cara pemijahan alami sehingga benih Ikan Gurami lebih sulit diperoleh

dibandingkan dengan benih Ikan Lele dan Ikan Patin.

Proses pemijahan yang dilakukan penulis selama praktik lapang di CV

Dejee Fish diantaranya pemijahan Ikan Lele dengan cara semi buatan dan buatan

serta pemijahan Ikan Patin dengan cara buatan. Teknik pemijahan yang dipakai

perusahaan yaitu pemijahan alami, akan tetapi perusahaan melakukan teknik semi

buatan dan buatan pada saat pelatihan. Berdasarkan informasi yang didapatkan

dari karyawan proses pemijahan secara alami adalah pemijahan yang dilakukan

pada induk tanpa pemberian hormon perangsang sehingga pengeluran sel sperma

dan sel telur dilakukan dan dibuahi secara alami. Induk Ikan Lele biasanya akan

memijah pada malam hari menjelang pagi hari.

Teknik pemijahan Ikan Lele secara semi buatan dan buatan dilaksanakan

ketika ada pelatihan Ikan Lele dari Bogor pada tanggal 29 Agustus 2012. Proses

pemijahan dengan teknik semi buatan diantarannya induk yang sudah diseleksi

kemudian ditimbang untuk mendapatkan dosis penyuntikkan hormon ovaprim dan

larutan NaCl. Dosis untuk induk betina adalah 0,3 ml/kg induk hormon ovaprim

dan 0,2 ml/kg induk NaCl 0,9%, sedangkan dosis untuk induk jantan adalah

setengah dari dosis induk betina. Dosis yang telah didapatkan, kemudian

disuntikkan pada induk jantan dan induk betina, selanjutnya induk Ikan Lele

dimasukkan ke kolam pemijahan. Setelah 10-12 jam, induk lele diperiksa jika di

kakaban terdapat telur berarti Ikan Lele sudah memijah. Langkah terakhir kakaban

diangkat dari kolam pemijahan ke kolam penetasan.

Pemijahan buatan Ikan Lele dilakukan dengan menyuntikan hormon

ovaprim dan larutan NaCl 0,9% kepada induk betina saja. Induk betina yang

sudah disuntik lalu dikarantina selama 10-12 jam di kolam yang berbeda dengan

induk jantannya. Keesokan harinya dilakukan proses stripping (pengurutan) pada

induk betina untuk mengeluarkan telur induk Ikan Lele. Sperma dari induk jantan

diambil sebelum dilakukan striping. Pengambilan sperma dilakukan dengan cara

dimatikan terlebih dahulu induk jantannya, kemudian sperma diencerkan dengan

larutan NaCl 0,9%. Proses selanjutnya dilakukan pencampuran telur induk betina

yang sudah di striping dengan larutan sperma. Telur dan larutan sperma yang

Page 42: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

sudah dicampurkan kemudian diaduk (fertilisasi) dan disebar di kolam penetasan

dengan menggunakan hapa.

Proses pemijahan Ikan Patin dengan teknik buatan dilakukan pada tanggal

6-7 Oktober 2012 pada saat pelatihan Ikan Patin dari Kalimantan. Proses

pemijahan secara buatan dilakukan dengan cara penyuntikkan pada induk jantan

dan induk betina dengan perbandingan satu induk betina dan dua induk jantan per

kolam. Penyuntikkan dilakukan dengan menggunakan jarum sutik yang telah

disterilisasi. Penyuntikkan Ikan Patin dilakukan sebanyak dua kali selama dua hari

berturut-turut. Penyuntikkan tahap pertama menggunakan hormon HCG (Hormon

chorionic gonadotropin) dengan dosis 0,5 ml per kg induk betina. Penyuntikkan

ini bertujuan mempercepat tingkat kematangan gonad, sedangkan untuk

penyuntikkan tahap kedua menggunakan hormon ovaprim dengan dosis 0,6 ml/kg

induk betina.

Striping pada induk jantan dan betina dilakukan dua belas jam setelah

proses penyuntikkan kedua. Hal yang harus diperhatikan sebelum dilakukan

striping telur adalah kebersihan Ikan Patin dari kotoran dan urin. Pembersihan

tubuh ikan sebelum striping dilakukan supaya telur yang dihasilkan tidak

tercemar. Pengurutan telur dilakukan dari perut ke arah lubang genital induk ikan.

Selain pengurutan telur dari induk betina, dilakukuan juga pengurutan sperma dari

induk jantan. Telur dan sperma induk yang telah dihasilkan dicampurkan pada

wadah, kemudian diaduk hingga rata dengan menggunakan bulu ayam selama

kurang lebih tiga menit setiap 100 ml kelompok sel telur dapat dicampur dengan 5

ml sperma. Campuran telur dan sperma yang telah diaduk rata kemudian ditebar

di akuarium yang telah disiapkan sebelumnya. Proses pemijahan Ikan Patin dan

Ikan Lele dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Proses Pemijahan Ikan Patin dan Ikan Lele

Page 43: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Media penetasan telur setiap jenis ikan berbeda-beda. Penetasan Ikan Lele

dilakukan pada media tembok seluas 2x4 m2 dengan menggunakan hapa,

sedangkan penetasan Ikan Patin dilakukan di akuarium yang berukuran 45x90

cm2. Keberhasilan dalam penetasan telur dipengaruhi oleh proses pemijahan,

sehingga pemijahan dilakukan oleh karyawan yang memiliki keahlian.

Telur yang sudah ditebar dan menetas menjadi larva, tahap selanjutnya

dilakukan pemeliharaan larva. Pemeliharaan larva untuk Ikan Air Tawar pada

dasarnya sama, yaitu pengontrolan kondisi air dan pemberian nutrisi, hanya saja

yang membedakan cara pengontrolan dan jenis pemberian nutrisi setiap jenis ikan.

Larva lele diberikan nutrisi pada hari ke-4 setelah penetasan, sebab selama 3 hari

larva masih memiliki cadangan makanan pada tubuhnya. Nutrisi yang diberikan

pada larva lele berupa kuning telur yang sudah direbus selama 7 hari.

Larva Patin mulai makan paling cepat pada jam ke-36 setelah menetas.

Larva diberikan pakan berupa Artemia yang telah dibudidayakan sebelumnya

selama tiga hari. Artemia diberikan setiap dua jam sekali sebanyak tiga sendok

makan per 30 akuarium. Hari berikutnya larva Patin diberikan nutrisi berupa

cacing Tubifex yang telah dicincang halus selama 15 hari. Larva gurami diberikan

nutrisi setelah 7 hari dari penetasan berupa cacing Tubifex selama 30 hari.

Benih yang dihasilkan dari kegiatan pembenihan menjadi input bagi

kegiatan pembesaran. Benih yang dihasilkan adakalanya masih terlalu kecil untuk

ditebarkan di kolam pembesaran, sehingga benih dipelihara kembali dalam

kegiatan pendederan hingga siap ditebar di kolam pembasaran (Saparinto,2011).

4.2.2 Pendederan

Kegiatan pendederan yang dilakukan di perusahaan biasanya hanya sampai

pendederan pertama. Media pendederan bisa dilakukan di kolam terpal, kolam

tembok, kolam tanah bahkan akuarium. Media pendederan yang digunakan

perusahaan untuk Ikan Lele dilakukan di kolam terpal, sedangkan untuk Ikan

Gurami pendederan I dilakukan di akuarium dan pendederan selanjutnya

dilakukan di kolam tanah. Pendederan Ikan Lele dilakukan setelah 3 minggu dari

penetasan. Pendederan Ikan Patin setelah 30 hari dari penetasan sedangkan

pendederan Ikan Gurami dilakukan setelah 10 hari dari penetasan. Kegiatan

Page 44: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

pendederan yang diikuti penulis, yaitu pendederan Ikan Gurami disebabkan pada

Ikan Lele dan Patin permintaan pasar cukup tinggi dalam ukuran 5-7 hari untuk

lele dan 15-25 hari untuk Patin.

4.2.3 Pembesaran

Pembesaran merupakan usaha budidaya yang paling akhir dilakukan,

yakni kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran

konsumsi. CV Dejee Fish tidak menekankan kegiatan usahanya pada pembesaran,

biasanya pada ukuran benih pun ikan sudah dijual. Sebagian ikan ada yang

dibesarkan di kolam terpal yaitu Ikan Lele dan Ikan Patin, dengan tujuan

memanfaatkan lahan yang ada, sebagai bukti bahwa perusahaan tidak sekedar bisa

memasarkan akan tetapi mampu melakukan budidaya serta sebagai display kepada

pengunjung baik yang hanya melihat-lihat saja maupun yang pelatihan.

Selain pembesaran Ikan Lele dan Ikan Patin, CV Dejee Fish pun

melakukan budidaya pembesaran Ikan Baung dan Nila pada kolam tanah di

wilayah Cipuntang, Sukabumi. Menurut Effendi dan Oktariza (2006) proses

produksi budidaya pembesaran meliputi kegiatan penyiapan wadah pemeliharaan,

penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan air, pencegahan dan

pemberantasan hama dan penyakit, pemantauan pertumbuhan dan populasi, serta

pemanenan. Setiap komponen kegiatan dalam proses produksi akan

mempengaruhi hasil saat pemanenan, sehingga untuk mendapatkan hasil yang

optimal diperlukan manajemen produksi yang baik. Manajemen produksi

pembesaran meliputi manajemen kolam, benih, pemberian pakan, kualitas air,

kesehatan ikan, sampling dan manajemen panen.

Persiapan wadah atau media budidaya setiap jenis ikan berbeda-beda,

tergantung jenis kolam yang akan digunakan. Perusahaan menggunakan kolam

terpal untuk pembesaran Ikan Lele dan Ikan Patin sedangkan untuk Ikan Gurami,

Nila, Mas dan Baung menggunakan kolam tanah. Kegiatan persiapan media

budidaya yang diikuti penulis yaitu persiapan kolam terpal. Peralatan dan bahan

untuk membuat kolam terpal dipersiapkan secara lengkap. Peralatan yang

dibutuhkan, yaitu linggis, palu, staples besar, mesin air dan selang, sedangkan

bahan yang dibutuhkan adalah terpal, bambu, kayu, isi staples dan paku. Setelah

kolam dibuat, kemudian air diisi air dengan volume setengah dari volume kolam.

Page 45: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Penebaran benih dilakukan setelah kegiatan persiapan wadah pemelihaan

selesai. Benih yang ditebar dikelola secara benar, mencakup jenis

(spesies/komoditas yang diusahakan), ukuran, asal dan padat penebaran (Effendi

dan Oktariza, 2006). Kegiatan penebaran benih yang dilakukan pada proses

produksi pembesaran ikan hanya pada Ikan Lele saja. Benih Ikan Lele yang sudah

disiapkan ditebar ke kolam pembesaran dengan padat tebar yang disesuaikan.

Pemberian pakan dilakukan selama proses produksi pembesaran

berlangsung yang bertujuan memacu pertumbuhan ikan. Pakan diberikan 3 kali

dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Perusahaan menggunakan jenis pakan

yang sama untuk Ikan Lele, Patin dan Baung, yaitu menggunakan pelet.

Pemberian pakan dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan persentase 3-5%

bobot ikan, dan dengan cara adlibitum (pemberian pakan secara tidak terbatas,

yakni sampai ikan sudah tidak ingin memakan pakan tersebut). Perusahaan

menggunakan teknik pemberian pakan secara adlibitum. Kegiatan pemberian

pakan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Kegiatan Pemberian Pakan

Pengelolaan air dilakukan selama pemeliharaan untuk menciptakan

lingkungan media pemeliharaan ikan tetap optimal sehingga ikan selalu memiliki

nafsu makan yang tinggi. Pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit

dilakukan beberapa kali selama masa pemeliharaan ikan (Effendi dan Oktariza,

2006). Pencegahan hama dan penyakit yang dilakukan perusahaan, yaitu dengan

pembuatan antibiotik alami. Berdasarkan kegiatan yang diikuti penulis dan

wawancara dengan karyawan antibiotik alami dibuat dari kuning telur, bawang

putih dan mengkudu yang dihaluskan, kemudian dicampurkan ke pakan yang akan

diberikan pada ikan. Pakan yang sudah dicampurkan dengan antibiotik, kemudian

diangin-anginkan untuk mencegah terjadinya kerusakan.

Kegiatan produksi budidaya pembesaran terakhir adalah pemanenan.

Waktu pemanenan disesuaikan pada jenis Ikan Air Tawar tersebut. Kegiatan

Page 46: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

pemanenan yang dilakukan penulis selama kegiatan praktik lapang, yaitu

pemanenan Ikan Lele. Pemanenan Ikan Lele dilakukan dengan cara menyurutkan

air kolam seluruhnya kemudian ikan diambil menggunakan lamit.

4.3 Subsistem Pengolahan Hasil Perikanan (Agroindustri)

Pengolahan hasil perikanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah

produk perikanan yang diproduksi oleh kegiatan on farm, akuakultur dan

perikanan tangkap. Ikan yang dihasilkan oleh akuakultur dan perikanan tangkap

menjadi input usaha pengolahan perikanan. Nilai tambah produk perikanan yang

terjadi bisa dilihat dari harga produk pengolahan perikanan yang bisa mencapai 2-

100 kali dari harga produk segar on farm (perikanan tangkap atau akuakultur),

bergantung kepada bentuk pengolahan yang dilakukan (Effendi dan Oktariza,

2006).

Kegiatan usaha pengolahan hasil perikanan air tawar CV Dejee Fish

memiliki nama usaha Dejee Food dan telah memiliki Perizinan Industri Rumah

Tangga (P-IRT) dengan nomor 202320201680. P-IRT Dejee Food dapat dilihat

pada Lampiran 12. Jenis ikan yang diolah, yakni Ikan Lele dan Ikan Nila kecil

(baby fish). Pengolahan yang telah dibuat adalah abon ikan, nugget ikan, bakso

ikan, dendeng ikan, kerupuk kulit ikan, kaki naga/fishtick dan baby fish. Produk

olahan ikan Dejee Food dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Produk Olahan Ikan Dejee Food (Abon, Nugget, Bakso, Dendeng,

Kerupuk Kulit, Kaki Naga dan Baby Fish)

Kegiatan pengolahan hasil perikanan dilakukan sesuai pesanan dan ketika

ada acara bazar, sebagai display bagi pengunjung. Dejee food didirikan dengan

tujuan pemanfaatan bahan baku yang ada, karena terkadang Ikan Lele yang sudah

Page 47: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

melewati ukuran konsumsi sudah tidak diminati lagi oleh konsumen terkecuali

untuk Induk. Melihat kondisi ini, perusahaan tertarik untuk melakukan kegiatan

pengolahan untuk memberikan nilai tambah terhadap ikan. Pengolahan yang

dilakukan oleh CV Dejee Fish tidak menggunakan bahan pengawet buatan

sehingga aman untuk dikonsumsi dan menjadi solusi makanan sehat bagi

masyarakat. Selain itu, olahan ikan ini dilakukan untuk mendekatkan produk

perikanan kepada konsumen sehingga konsumen yang tidak suka terhadap produk

ikan menjadi menyukainya.

Selama kegiatan praktik lapang berjalan, penulis mendapat kesempatan

untuk mengikuti kegiatan pengolahan hasil perikanan. Pengolahan yang telah

dilakukan penulis selama kegiatan praktik lapang berjalan yaitu pembuatan nugget

ikan, abon ikan dan baby fish.

Kelancaran kegiatan pengolahan dipengaruhi oleh sarana dan prasarana.

Prasarana yang dibutuhkan dalam pengolahan adalah ruang olahan yang terpisah

dengan ruang budidaya, sehingga produk olahan tidak tercemar. Sarana yang

dibutuhkan dalam pengolahan, yaitu bahan baku dan peralatan. Bahan baku setiap

produk olahan berbeda-beda sesuai yang dibutuhkan, namun bahan baku utama

adalah Ikan Lele dan Ikan Nila untuk olahan baby fish. Bahan baku lainnya seperti

tepung, bumbu masakan, minyak, tepung panir dan sebagainya diperoleh di

warung atau mini market di dekat perusahaan. Peralatan yang digunakan Dejee

Food dapat dilihat pada Lampiran 13.

4.4 Subsistem Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses atau kegiatan menyalurkan produk dari

produsen ke konsumen sehingga menjadi jembatan antara produsen dengan

konsumen (Effendi dan Oktariza, 2006). Pemasaran agribisnis dapat didefinisikan

sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan dari

barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai dalam

bidang agribisnis (Sa’id dan Intan, 2004).

Subsistem pemasaran merupakan komponen paling penting dalam

agribisnis perikanan yang menjadi penopang untuk seluruh subsistem lainnya

dalam sistem agribisnis. Jenis kegiatan pemasaran cukup banyak, tetapi umumnya

mencakup pengumpulan informasi pasar, sortasi dan grading, pengangkutan,

Page 48: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

pengumpulan dan penyimpanan, penjualan dan penyajian serta promosi produk

agribisnis perikanan (Effendi dan Oktariza, 2006).

Kegiatan pemasaran yang dilakukan CV Dejee Fish, yaitu pengumpulan

informasi pasar, sortasi dan grading, pengangkutan, penjualan dan promosi.

Menurut Effendi dan Oktariza (2006) pengumpulan informasi pasar dilakukan

untuk mengetahui tipe produk (ikan hidup, ikan segar dan ikan olahan), ukuran,

jumlah, harga, waktu, mekanisme distribusi dan pelayanan yang dikehendaki oleh

konsumen terhadap produk.

Sortasi adalah proses memilih dan memisahkan individu dari suatu

populasi ikan berdasarkan kriteria/performa tertentu. Grading adalah kegiatan

menggolong-golongkan ikan ke dalam kriteria (umumnya adalah ukuran atau size)

tertentu (Effendi dan Oktariza, 2006) Sortasi dan grading CV Dejee Fish

dilakukan sebelum proses pengangkutan ke tempat tujuan setiap hari Selasa dan

Jum’at. Pemesanan ikan CV Dejee Fish sangat beragam baik dari segi jenis,

ukuran dan jumlah, untuk memudahkan proses penjualan maka dilakukan sortasi

dan grading. Grading setiap jenis ikan berbeda-beda, untuk Ikan Gurami, Ikan

Lele, Ikan Nila dan Ikan Mas menggunakan grading dalam satuan cm, sedangkan

Ikan Lele dan Ikan Baung menggunakan satuan inci.

Prinsip pengangkutan produk perikanan adalah menyampaikan produk

kepada konsumen secara efisien dan menguntungkan. Kegiatan pengangkutan

dalam pemasaran produk agribisnis perikanan bergantung kepada tipe produk

perikanan yaitu ikan hidup, ikan segar dan ikan olahan. Pengangkutan ikan hidup

adalah proses mengangkut ikan hingga sampai ke konsumen dalam keadaan hidup

dan sehat, sehingga dibutuhkan kondisi yang sama seperti habitat hidupnya.

Pengangkutan ini dilakukan secara tertutup, terbuka dan kering (Effendi dan

Oktariza, 2006).

Pengangkutan yang dilakukan CV Dejee Fish meliputi pengangkutan

tertutup dan terbuka. Pengangkutan tertutup merupakan teknik pengangkutan pada

media yang tidak bersinggungan langsung dengan udara sehingga dibutuhkan

wadah yang bisa ditutup rapat antara lain tangki atau plastik. Media pengangkutan

tertutup yang digunakan CV Dejee Fish, yaitu kantong plastik. Teknik

pengangkutan tertutup merupakan teknik pengangkutan yang lebih sering

digunakan untuk semua jenis ikan dalam ukuran benih. Pengangkutan tertutup

dilaksanakan penulis setiah hari Selasa dan hari Jum’at selama praktik lapang.

Page 49: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Pengangkutan terbuka merupakan pengangkutan yang menggunakan

wadah atau tempat terbuka, sehingga air media dapat berhubungan langsung

dengan udara. Pengangkutan dengan sistem terbuka digunakan untuk mengangkut

ikan dengan jarak yang relatif dekat, seperti ke rumah makan yang ada disekitar

Sukabumi. Wadah angkut yang digunakan berupa drum atau jirigen plastik baik

dilengkapi aerasi maupun tidak. Sistem ini baik dilakukan untuk pengangkutan

induk ikan atau ikan konsumsi hidup yang mempunyai duri sirip keras dan labirin

seperti Ikan Gurami. Pengemasan dengan sistem terbuka ini dilakukan penulis

sebanyak 3 kali yaitu pengangkutan ke restoran Wisata Berburu, pelanggan dan

dari Mitra ke Perusahaan.

Kelancaran kegiatan pemasaran dipengaruhi oleh strategi yang digunakan

oleh perusahaan. Strategi pemasaran yang dilakukan CV Dejee Fish, yaitu 4P

(product, price, place dan promotion). Menurut Umar (2003) bauran pemasaran

terdiri atas empat komponen yaitu produk (product), harga (price), saluran

distribusi (place) dan promosi (promotion).

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat

perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu

keinginan atau kebutuhan (Umar, 2003). Produk yang ditawarkan CV Dejee Fish,

yaitu semua jenis Ikan Air Tawar dengan berbagai ukuran (dari telur sampai

induk), pelatihan dengan nama Pusat Pelatihan Masyarakat Perikanan (P2MKP)

dan olahan ikan. Produk yang ditawarkan CV Dejee Fish memiliki beberapa

keunggulan. Keunggulan dari produk Ikan Air Tawar berbagai ukuran

diantaranya: memiliki Surat Keterangan Asal (SKA), memiliki sertifikat Cara

Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB),

ikan yang dijual dalam kondisi sehat dan dengan jumlah serta ukuran yang tepat.

Keunggulan yang dimiliki pelatihan di CV Dejee Fish diantaranya:

memiliki izin penyelenggaraan latihan, pelatih memiliki keterampilan dalam

penguasaan teori dan praktik, paket pelatihan beragam dari segi fasilitas, jenis

ikan dan harga serta yang paling penting peserta pelatihan diberikan pembekalan

teori dan praktik. Keunggulan yang dimiliki olahan ikan Dejee Food diantaranya:

memiliki surat Perizinan-Industri Rumah Tangga (P-IRT), produk tidak

menggunakan bahan pengawet buatan dan memiliki logo, desain dan merek.

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat

dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau diterapkan oleh penjual untuk

Page 50: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

CV Dejeefish

Pedagang besar

Restoran

Pengecer

Konsumen Akhir

2 1

1

0

satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Umar, 2003). Harga pemasaran

berbeda-beda tergantung jenis, ukuran dan jumlah pembelian. Perusahaan

menetapkan patokan harga dengan mengikuti harga pasar yang sedang berlaku.

Daftar harga Ikan Air Tawar di CV Dejee Fish dapat dilihat pada Lampiran 14.

Biaya pelatihan (P2MKP) dapat dilihat pada Lampiran 15. Daftar harga olahan

ikan dapat dilihat pada Lampiran 16.

Cara pembayaran dilakukan dengan dua cara yaitu membayar langsung

(cash) dan transfer melalui Bank Mandiri, BCA, BRI dan BNI. Harga yang

ditetapkan perusahaan belum termasuk biaya transportasi, jika produk dikirim ke

pembeli. Harga pembelian langsung dan dikirim akan berbeda disebabkan adanya

pembayaran transportasi. Biaya transportasi pun akan berbeda tergantung jarak

dan jalur yang ditempuh untuk pengiriman. CV Dejee Fish melakukan pengiriman

ikan dengan dua jalur pengiriman yaitu malalui jalur darat dan udara. Kegiatan

pengiriman melalui jalur darat menggunakan mobil bak terbuka, sedangkan untuk

jalur udara menggunakan pesawat melalui cargo.

Saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung

dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau

jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumi oleh konsumen atau pengguna

industrial. Saluran distribusi membentuk tingkatan saluran untuk menentukan

panjangnya saluran distribusi (Umar, 2003). Tingkatan saluran distribusi di CV

Dejee Fish hanya sampai saluran tingkat 2. Saluran distribusi produk CV Dejee

Fish dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Saluran Distribusi Produk CV Dejee Fish, 2012

Saluran distribusi tingkat 0 merupakan saluran yang tidak mempunyai

perantara, yakni dari produsen (CV Dejee Fish) ke konsumen akhir. Konsumen

biasanya mendatangi langsung kantor CV Dejee Fish ataupun stand-stand

Page 51: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

pameran CV Dejee Fish. Saluran distribusi ini merupakan saluran distribusi

produk olahan lele dan nila, induk dan benih setiap jenis ikan serta gurami ukuran

konsumsi. Tingkat penjualan produk olahan Ikan Lele dan Ikan Nila pada saluran

ini yaitu sebesar 100%, sedangkan untuk induk dan benih setiap jenis ikan sebesar

15% dan untuk Ikan Gurami ukuran konsumsi sebesar 25%.

Saluran distribusi tingkat 1 merupakan saluran yang mempunyai 1

perantara, yakni dari CV Dejee Fish ke perantara lalu ke konsumen akhir.

Perantara di saluran distribusi tingkat 1 adalah restoran dan pengecer. Ikan

Gurami ukuran konsumsi disalurkan ke restoran dengan tingkat penjualan sebesar

75%, sedangkan induk dan benih yang disalurkan ke pengecer tingkat

penjualannya sebesar 35%.

Saluran distribusi tingkat 2 merupakan saluran distribusi yang mempunyai

dua perantara, yakni dari CV Dejee Fish, perantara 1, perantara 2 lalu konsumen

akhir. Perantara 1 di saluran ini yaitu pedagang besar dan perantara 2 yaitu

pengecer. Tingkat penjualan induk dan benih yang disalurkan ke pedagang besar

yaitu 50%.

Promosi diperlukan untuk menginformasikan produk yang kita jual kepada

konsumen agar dikenal. Menurut Umar (2003) Strategi bauran promosi terdiri atas

empat komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales

promotion), hubungan masyarakat (public relation) dan penjualan perorangan

(personal selling).

Promosi yang dilakukan telah dilakukan CV Dejee Fish yaitu advertising,

sales promotion, public relation dan personal selling. Advertising dilakukan

dengan mengiklankan produk yang dijual melalui media internet, yaitu website

www.dejeefish.com, facebook/dejeefish dan twitter kemudian mengiklankan

melalui stiker yang dipasang pada kendaraan, banner dan spanduk. Sales

promotion dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan bazaar perikanan dengan

membuka stand Dejee Fish dan mempromosikan produk perusahaan kepada setiap

pengunjung melalui komunikasi langsung ataupun melalui via telepon dan

penyebaran brosur. Public relation dilakukan dengan cara mengangkat karyawan

dari lingkungan perusahaan dan memberikan bantuan sosial seperti pembangunan

masjid. Personal selling dilakukan dengan mengkomunikasikan langsung kepada

masyarakat melalui brosur dan via telepon. Media promosi CV Dejee Fish dapat

dilihat pada Gambar 9.

Page 52: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Gambar 9 Media Promosi CV Dejee Fish

4.5 Subsistem Penunjang

Subsistem pendukung atau penunjang merupakan subsistem yang

mencakup lembaga atau individu yang terkait dengan permodalan, peraturan,

pembinaan, penelitian, pengembangan dan penyuluhan (Effendi dan Oktariza,

2006). Keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan agribisnis dipengaruhi oleh

subsistem jasa dan penunjang. CV Dejee Fish memiliki beberapa lembaga

penunjang yang terdiri atas BBPBAT Sukabumi (Balai Besar Pengembangan

Budidaya Air Tawar), Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu pemerintah

Kabupaten Sukabumi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sukabumi, Dinas

Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pasar ikan Cibaraja, pembudidaya

mitra dan media informasi dan komunikasi.

BBPBAT Sukabumi merupakan lembaga yang membantu perusahaan

dalam teknologi pengiriman ikan melalui udara, mendapatkan induk yang baik

untuk pembenihan serta mengadakan penyuluhan dan pelatihan bagi karyawan

dan pembudidaya mitra perusahaan. Penyuluhan dan pelatihan ini diberikan

dengan tujuan meningkatkan kinerja karyawan dan pembudidaya. Penulis

mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai penggunaan vaksin pada Ikan Air

Tawar yang dilakukan oleh BBPBAT di CV Dejee Fish.

Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Sukabumi

merupakan lembaga yang memberikan perizinan berdirinya usaha CV Dejee Fish

di wilayah Cibaraja. Perizinan pendirian usaha di dapatkan perusahaan dari Balai

Page 53: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukabumi dan juga masyarakat yang

ada di sekitar lokasi perusahaan. CV Dejee Fish telah sah mendapatkan izin usaha

pada tanggal 21 Januari 2011.

Kementrian Kelautan dan Perikanan merupakan lembaga yang

mengeluarkan sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) , Cara Budidaya

Ikan yang Baik (CBIB) dan pelatihan manajemen mutu komoditas perikanan.

Pengauditan CPIB dan CBIB dilakukan 1 kali dalam 2 tahun. Pengauditan

dilakukan dengan memeriksa catatan kegiatan budidaya pembenihan dan

pembesaran kemudian memastikan prosedur kegiatan perusahaan telah sesuai

dengan standar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Badan Penyuluhan Perikanan Pertanian dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten

Sukabumi merupakan lembaga yang membantu dalam melakukan distribusi

informasi teknologi yang baru dan bermanfaat dalam mengembangkan usaha

perikanan. Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sukabumi merupakan

lembaga yang memberikan perizinan produksi pangan industri rumah tangga CV

Dejee Fish. Merek dagang untuk pengolahan pangan Ikan Air Tawar adalah Dejee

Food. Perizinan Dejee Food diperoleh pada tanggal 24 Maret 2011.

Pasar ikan Cibaraja merupakan lembaga yang menjadi mitra pemasok benih

Ikan Air Tawar bagi CV Dejee Fish. Lokasi pasar ikan Cibaraja ke CV Dejee Fish

sekitar 100 m, sehingga memudahkan perusahaan dalam melakukan kemitraan.

Pembudidaya mitra merupakan penunjang dalam pengadaan ikan dalam

ukuran yang dibutuhkan. Sistem kemitraan, dilakukan untuk menghasilkan

produk-produk ikan di luar produksi internal yang dihasilkan divisi produksi CV

Dejee Fish. Pola kemitraan yang digunakan CV Dejee Fish adalah inti-plasma,

dimana inti berkewajiban memberikan induk dan sarana budidaya ke plasma dan

plasma berkewajiban menghasilkan produk yang baik dan membayar sarana yang

telah diberikan. Penjualan produk yang dihasilkan plasma tidak sepenuhnya untuk

inti, tetapi juga boleh dijual ke konsumen lain. Perusahaan tidak mengikat plasma

dengan adanya kemitraan ini, meskipun demikian plasma berkewajiban memenuhi

kebutuhan produk perusahaan.

Media informasi dan komunikasi merupakan lembaga yang membantu

perusahaan dalam memperoleh informasi pasar dan teknologi usaha Ikan Air

Tawar serta sebagai media promosi. Media informasi dan komunikasi yang

digunakan perusahaan terdiri atas media cetak, internet dan televisi. Salah satu

stasiun televisi swasta yaitu ANTV telah menjadi media dalam mempromosikan

kegiatan agribisnis CV Dejee Fish.

Page 54: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

V. DESKRIPSI KEGIATAN AGRIBISNIS KOMODITAS

IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

Menurut Saparinto (2011) Ikan Gurami merupakan jenis Ikan Air Tawar

yang memiliki pertumbuhan lambat, namun memiliki potensi pasar yang tinggi.

Klasifikasi Ikan Gurami terdiri dari filum (Chordata), kelas (Pisces), subkelas

(Teleostei), ordo (Labyrinthici), sub-ordo (Anabantoidei), familia (Anabontidae),

genus (Oshpronemus) dan spesies (Osphronemus gourami).

Segmentasi dalam usaha budidaya Ikan Gurami terjadi karena

pertumbuhan Ikan Gurami yang lambat dari telur sampai ukuran konsumsi. Hal

tersebut dilakukan supaya perputaran modal usaha dapat berjalan cepat.

Segmentasi usaha budidaya Ikan Gurami terdiri atas pembenihan, pendederan dan

pembesaran (Saparinto, 2011). Segmentasi usaha komoditas Ikan Gurami yang

dilakukan CV Dejee Fish terdiri atas pembenihan, pendederan, penjualan Ikan

Gurami ukuran konsumsi dan pelatihan budidaya Ikan Gurami (P2MKP).

Kegiatan segmentasi usaha komoditas Ikan Gurami yang diikuti penulis, yaitu

pendederan I dan penjualan ikan ukuran konsumsi, dikarenakan belum terjadi

pembenihan dan tidak ada kegiatan pelatihan.

4.6 Subsistem Pengadaan Sarana Produksi Ikan Gurami

Kegiatan pembenihan Ikan Gurami yang dilakukan di CV Dejee Fish,

yaitu dengan pemijahan alami. Kegiatan pengadaan sarana produksi untuk

pembenihan Ikan Gurami tidak diikuti penulis, namun informasi didapatkan dari

hasil wawancara dengan karyawan perusahaan. Sarana produksi yang digunakan

untuk pembenihan Ikan Gurami, yaitu tenaga kerja, induk jantan dan betina,

kolam, kapur, pupuk, obat-obatan, pakan dan peralatan. Tenaga kerja untuk

kegiatan pembenihan di perusahaan, yaitu tenaga kerja ahli, karena dalam

kegiatan pembenihan dibutuhkan keahlian yang baik untuk mendapatkan benih

yang baik. Induk jantan dan betina yang digunakan adalah induk yang berkualitas,

yaitu induk yang memiliki sertifikat dan surat keterangan asal. Surat keterangan

asal memilki manfaat bagi pembudidaya dalam mencegah inbreeding.

Kolam yang digunakan CV Dejee Fish saat pembenihan, yaitu kolam

pemliharaan induk dan kolam pemijahan. Menurut Saparinto (2011) kapur

Page 55: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

digunakan saat persiapan kolam untuk menstabilkan keasaman tanah (pH),

memperbaiki struktur kolam tanah dan membunuh hama atau kuman. Pupuk

digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan air media budidaya ikan.

Obat-obatan digunakan sebagai desinfektan untuk memberantas hama dan

penyakit.

Pakan yang diberikan selama pembenihan, yaitu pakan alami berupa daun

talas, daun singkong, daun papaya dan kecambah kacang hijau yang berada di

sekitar kolam. Selain pakan alami diberikan juga tambahan pakan berupa pelet.

Peralatan yang digunakan CV Dejee Fish untuk pembenihan Ikan Gurami, yaitu

sarang yang berbahan plastik, ijuk (sebagai tempat penyimpanan benih) dan

bambu.

Sarana produksi pendederan Ikan Gurami terdiri atas media pendederan,

tenaga kerja, larva/benih Ikan Gurami, pakan, pupuk, kapur, obat-obatan dan

peralatan. Kegiatan pendederan yang diikuti oleh penulis adalah pendederan I. CV

Dejee Fish melakukan pendederan I dengan media akuarium. Akuarium yang

digunakan perusahaan berukuran 90x45 cm2. Jumlah akuarium yang digunakan

pada saat penulis praktik lapang yaitu 27 akuarium, sedangkan 3 akuarium yang

lainnya dikosongkan. Akuarium yang dikosongkan berfungsi sebagai cadangan

media budidaya Ikan Gurami. Selain akuarium diperlukan juga kolam tandon

yang berfungsi menampung air bersih sebelum dimasukkan ke dalam akuarium.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pendederan I ini adalah tenaga kerja

ahli, tenaga kerja bulanan dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja ahli yang

dibutuhkan yaitu 1 orang, dengan tugas membudidayakan benih gurami. Tenaga

kerja bulanan yaitu dari divisi logistik yang bertugas dalam pemanenan. Upah

yang diberikan kepada tenaga kerja ahli dan tenaga kerja bulanan, yaitu sebesar

Rp 900.000/bulan. Tenaga kerja harian bertugas dalam pemasaran benih, dengan

upah sebesar Rp 50.000-Rp 60.000. Tenaga kerja bulanan dan harian tidak hanya

untuk komoditas gurami saja, tetapi untuk semua komoditas yang ada di

perusahaan.

Larva diperoleh dari pembudidaya mitra, karena perusahaan belum

menghasilkan larva yang diakibatkan belum terjadi pembenihan Ikan Gurami.

Pakan yang diberikan pada kegiatan pendederan I berupa cacing Tubifex.

Page 56: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Peralatan yang digunakan perusahaan selama pendederan I terdiri atas :

a. Aerator atau blower, untuk menyuplai oksigen.

b. Instalasi pipa dan selang aerasi, untuk mengalirkan oksigen ke dalam

akuarium.

c. Water heater, untuk menghangatkan air apabila mengalami penurunan

suhu.

d. Pompa air, untuk menyuplai air bersih ke dalam akuarium.

e. Lampu, untuk penerangan terutama di malam hari.

f. Termometer, untuk mengukur suhu air.

g. Pemanas air untuk mengkondisikan air yang akan disuplai ke dalam

akuarium supaya suhunya tetap sama seperti sebelumnya.

h. Tabung gas elpiji digunakan sebagai energi dari pemanas air yang

digunakan saat penyuplaian air ke dalam akuarium.

i. Selang plastik, untuk membersihkan kotoran ikan dan sisa pakan.

j. Selang plastik besar, untuk membuang air kotor dalam akuarium dan

mengisi kembali dengan ari bersih dari bak tandon ketika dilakukan

pergantian air.

k. Baskom, ember, mangkuk, lamit dan sendok, untuk pemeliharaan

akuarium dengan mangambil benih yang mati, menampung buangan air

dan menampung benih saat panen.

l. Plastik packing ukuran 40 x 60 cm dan karet untuk pengemasan saat

panen.

m. Sepatu boot untuk perlengkapan karyawan.

Sarana produksi yang digunakan dalam penjualan Ikan Gurami ukuran

konsumsi yaitu bahan baku (ikan ukuran konsumsi), kolam pemberokan, peralatan

dan tenaga kerja. Bahan baku diperoleh dengan membeli dari pembudidaya mitra

usaha baik yang ada di daerah Sukabumi maupun di luar Sukabumi seperti di

Jawa Tengah. Bahan baku yang telah dibeli ditampung di kolam pemberokan

untuk membersihkan kotoran dalam tubuh ikan.

Peralatan yang digunakan yaitu jirigen, drum, kayu pikul, drum timbangan

dan timbangan 50 kg. Tenaga kerja untuk kegiatan usaha ini terdiri atas tenaga

kerja bulanan dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja bulanan yaitu divisi logistik

Page 57: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

yang bertugas dalam perhitungan ikan yang dibeli, dan pengangkutan ikan yang

datang ke kolam dengan upah Rp 900.000/bulan. Tenaga kerja harian bertugas

menjual Ikan Gurami ke restoran-restoran yang ada di Sukabumi. Tenaga kerja

harian biasanya tukang ojeg yang ada di sekitar perusahaan, sehingga pengupahan

dilakukan dengan sistem pemberian biaya transportasi. Besarnya biaya upah tidak

tentu tergantung jarak yang ditempuh dan jumlah ikan yang dijual. Biaya

transportasi ke restoran yang jaraknya dekat dihitung berdasarkan jumlah ikan

yang dijual dengan biaya Rp 1.000/kg, sedangkan biaya transportasi ke restoran

yang jaraknya jauh ditentukan sesuai kesepakatan.

Sarana produksi yang digunakan untuk pelatihan budidaya Ikan Gurami

tidak diketahui karena tidak ada kegiatan pelatihan selama kegiatan praktik

lapang. Secara umum sarana produksi pelatihan budidaya ikan terdiri atas pelatih

(tutor), tenaga kerja, LCD, netbook, papan tulis, alat tulis, modul pelatihan,

penginapan dan sarana produksi yang dibutuhkan untuk kegiatan budidaya.

4.7 Subsistem Budidaya Ikan Gurami

Subsistem budidaya ikan adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan

produk ikan dengan menggunakan input yang tersedia (Effendi dan Oktariza,

2006). Ikan Gurami merupakan jenis Ikan Air Tawar yang memiliki pertumbuhan

lambat dibandingkan jenis Ikan Air Tawar lainnya. Pertumbuhan yang lambat

mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk ukuran

konsumsi sangat lama. Hal tersebut mendorong pembudidaya ikan melakukan

segmentasi dalam budidaya Ikan Gurami (Saparinto, 2011). Segmentasi budidaya

Ikan Gurami terdiri atas pembenihan, pendederan dan pembesaran. Segmentasi

budidaya Ikan Gurami yang dilakukan CV Dejee Fish terdiri atas pembenihan dan

pendederan.

5.2.1 Pembenihan Ikan Gurami

Kegiatan pembenihan Ikan Gurami tidak sempat diikuti oleh penulis

disebabkan pembenihan Ikan Gurami belum terjadi. Induk gurami banyak yang

mengalami kesulitan dalam memijah saat memasuki musim hujan, seandainya

pemijahan dapat dilakukan, banyak telur yang tidak menetas dan tingkat kematian

larvanya tinggi (Saparinto, 2011). Hal ini menjadi salah satu penyebab tidak

Page 58: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

terjadi pemijahan saat kegiatan praktik lapang dilaksanakan, karena praktik lapang

dilaksanakan saat memasuki musim hujan. Deskripsi kegiatan pembenihan Ikan

Gurami, penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan tenaga kerja.

Pembenihan gurami bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami

dan buatan, namun teknik pembenihan secara buatan belum dapat diaplikasikan

pada skala usaha (Saparinto, 2011). CV Dejee Fish menggunakan teknik

pembenihan secara alami. Kegiatan pembenihan yang dilakukan CV Dejee Fish

memiliki 6 tahapan, yaitu persiapan kolam, manajemen induk, manajemen pakan,

pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva.

CV Dejee Fish menggunakan kolam tanah untuk pemijahan sekaligus

pemeliharaan induk gurami. Luas kolam yang digunakan adalah 50 m2.

Perbandingan induk jantan dan betina yang dilakukan di CV Dejee Fish, yaitu 1:4.

Persiapan kolam dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pengeringan,

pengapuran dan pemupukan. Pengeringan kolam dilakukan selama 3 hari, lalu

dilakukan pengapuran yang bertujuan memperbaiki pH tanah dan mematikan bibit

penyakit maupun hama ikan. Tahap selanjutnya tanah dipupuk dengan pupuk

kandang.

Menurut saparinto (2011) Pengeringan pada persiapan kolam tanah

bertujuan untuk menggemburkan tanah, membuang gas yang berbahaya dan

membunuh hama penyakit. Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH tanah,

mengikat kelebihan CO2, memperbaiki reaksi tanah dan struktur tanah,

mempercepat proses penguraian dan memberantas hama dan penyakit.

Pemupukan dalam persiapan kolam pembenihan Ikan Gurami bertujuan untuk

memberikan kesuburan tanah dan perairan.

Tahap selanjutnya dilakukan pengisian air dengan ketinggian 40-80 cm,

Konstruksi kolam dengan dasar tanah lempung berpasir. Kolam pemijahan yang

telah dipersiapkan diletakkan sarang yang terbuat dari ijuk yang disimpan dalam

keranjang, baik keranjang yang terbuat dari bambu maupun plastik yang berfungsi

untuk menyimpan telur. Keranjang yang biasa digunakan perusahaan merupakan

keranjang plastik. Pembuatan sarang ini bertujuan mempercepat proses

pemijahan, karena biasanya induk jantan membuat sarangnya sendiri selama 2

minggu. Sarang yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 59: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Gambar 10 Media Penyimpanan Telur Ikan Gurami

Pemilihan induk merupakan tahap yang menentukan proses pemijahan

berlangsung baik atau tidak. Keberhasilan usaha pembenihan ditunjang oleh

pengetahuan ciri antara gurami jantan dan betina, agar tidak terjadi kesalahan

pemilihan antara induk jantan dan induk betina ketika membeli (Saparinto, 2011).

Ciri fisik induk jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Perbedaan Induk Jantan dan Betina Berdasarkan Penciri Fisik

Ciri Fisik Jantan Betina

Warna Kemerahan dan hitam gelap Terang

Kepala Ada tonjolan Tidak ada tonjolan

Dagu Terlihat tebal Tidak nampak tebal

Perut Terdapat tonjololan di dekat

anus

Membulat agak

panjang

Sirip dada Berwarna terang Berwarna agak gelap

Sirip ekor Relatif rata Lebih melengkung

Gerakan Lincah Lamban

Sumber : Saparinto, 2011

Induk yang telah dipilih lalu ditebar ke kolam pemijahan dengan

perbandingan 1:4. Ikan Gurami merupakan ikan jenis air tawar yang perbedaan

jantan dan betinanya bisa dilihat secara fisik. Perbedaan induk Ikan Gurami jantan

dan induk Ikan Gurami betina dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar11 Perbedaan Induk Gurami Jantan dan Betina

Betina

Jantan

Page 60: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Pakan yang diberikan merupakan pakan alami berupa daun talas, daun

pepaya dan kecambah kacang hijau. Pakan alami ini dibudidayakan di sekitar

kolam pemijahan untuk memenuhi ketersediaan pakan. Selain pakan alami Ikan

Gurami diberikan juga pakan tambahan berupa pelet. Pakan alami yang

dibudidayakan di sepanjang kolam pemijahan dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Budidaya Pakan Alami di Sepanjang Kolam Pemijahan

Tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu proses pemijahan. Proses

pemijahan Ikan Gurami yang dilakukan di CV Dejee Fish, yaitu dengan cara

induk betina dan induk jantan ditebar dalam satu kolam dengan perbandingan 1

ekor induk jantan dan 4 ekor induk betina. Lama proses pengeluaran telur mulai

dari 3 hingga 7 hari. Telur yang telah dihasilkan diangkut oleh induk jantan

dengan menggunakan mulutnya ke sarang yang telah disiapkan. Telur

dipindahkan ke wadah tempat penetasan, setelah seluruh permukaan sarang telah

dipenuhi telur, diameter telur pada saat penetasan sekitar 2 mm.

Telur Ikan Gurami yang telah dipindahkan ke kolam penetasan kemudian

diinkubasi selama 36-48 jam hingga berubah menjadi larva. Telur yang baik

berwarna kuning bening, sedangkan telur yang gagal berwarna kuning keruh atau

pucat. Larva yang telah menetas selama seminggu dipindahkan ke akuarium

hingga menjadi benih Ikan Gurami.

5.2.2 Pendederan Ikan Gurami

Pendederan Ikan Gurami terdiri atas pendederan I, pendederan II,

pendederan III, pendederan IV dan pendederan V. Pendederan yang dilakukan CV

Dejee Fish tergantung pada pemesanan konsumen. Apabila pada usia pendederan

I telah ada pemesanan, maka pendederan dilakukan hanya sampai pendederan I.

Penulis melakukan kegiatan pendederan I selama kegiatan praktik lapang.

Page 61: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Kegiatan budidaya pendederan I terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan

media budidaya, penebaran larva dan pemeliharaan larva. Media budidaya

pendederan I yang digunakan oleh perusahaan yaitu akuarium. Akuarium yang

akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian diisi air dengan tinggi air

sekitar 23 cm. Setelah dilakukan pengisian air, peralatan yang akan digunakan

dipasang dengan benar seperti water heater, thermometer dan aerator. Akuarium

yang digunakan untuk budidaya pendederan, yaitu 27 akuarium. Persiapan media

budidaya tidak sempat diikuti penulis dikarenakan kegiatan tersebut telah

dilakukan sebelum penulis melaksanakan kegiatan praktik lapang.

Penebaran larva dilakukan setelah media budidaya pendederan I disiapkan.

Larva yang ditebar berjumlah 14.000 ekor dengan padat tebar sekitar

520/akuarium untuk akuarium berukuran 90 x 45 cm. Penebaran larva dilakukan

pada tanggal 27 Agustus 2012 yaitu sehari sebelum kegiatan praktik lapang

dilaksanakan.

Pemeliharaan larva dilakukan dengan cara pemberian pakan yang optimal

dan menjaga kualitas air. Pemberian pakan diberikan pada hari ke-8 setelah larva

ditebar. Hal ini dilakukan karena pakan alami terdapat pada perut Ikan Gurami

yang berwarna kunig. Pakan yang diberikan selama kegiatan pendederan I berupa

cacing Tubifex. Larva berubah menjadi benih saat berumur 10 hari dari penetesan

telur.

Pemberian pakan diberikan sedikit demi sedikit agar tidak ada

penumpukan sisa pakan yang akan merubah kualitas air. Pemberian pakan akan

memacu pertumbuhan badan ikan. Ikan pada umur 8-14 hari atau minggu ke-1

dari awal pemberian pakan, diberikan pakan dengan jumlah 0,75 liter/hari,

minggu ke-2, 3 dan ke-4 jumlah pakan yang diberikan semakin bertambah.

Jumlah pakan berupa cacing Tubifex yang diberikan selama pendederan I dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Pemberian Pakan Cacing Sutera pada Pendederan 1

Waktu Pembudidayaan (minggu) Jumlah cacing sutera (liter)/hari

I 0,75

II 1

III 1,75

IV 3,5

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 62: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Menjaga kualitas air dilakukan dengan cara membersihkan kolam dari sisa

pakan, kotoran benih dan benih yang mati serta senantiasa melakukan pergantian

air. Pergantian air dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Kotoran yang terapung diatas permukaan dibersihkan dengan serok.

b. Kotoran yang berada di dasar akuarium dibersihkan dan air kotor dalam

akuarium dibuang dengan menggunakan selang penyedot.

c. Air yang telah disedot ditampung dalam ember agar benih hidup yang

tersedot tidak terbuang.

d. Setelah tinggi air mencapai 10 cm, kaca akuarium dibersihkan dengan busa.

e. Pengisian air ke dalam akuarium dilakukan setelah air ditampung pada drum

plastik dengan suhu yang telah disesuaikan dengan suhu sebelumnya.

Kegiatan pemeliharaan larva dilakukan selama kegiatan budidaya

pendederan I. Kegiatan pengolahan air dan pemberian pakan dapat dilihat pada

Gambar 13.

Gambar 13 Proses Pemberian Pakan dan Pengolahan Air

Pemanenan benih Ikan Gurami dilakukan penulis pada tanggal 30

September 2012 yaitu pada saat Ikan Gurami berumur 35 hari dengan ukuran 2-3

cm. Ukuran benih Ikan Gurami yang dipanen dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Ukuran Benih Ikan Gurami Saat Dipanen

Pemanenan dilakukan pada pagi hari, agar suhu yang didapatkan benih

masih pada batas toleransi. Benih yang dihasilkan pada saat itu berjumlah 9.750

ekor benih dari 14.000 ekor larva, dengan demikian tingkat kehidupan benih ikan

Page 63: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

sebesar 69,6%. Benih dipanen dengan cara sebagian air dalam akuarium

disurutkan, kemudian benih ikan diambil dengan menggunakan serok. Benih yang

telah diambil, kamudian ditampung dalam baskom besar yang diisi air dan diatas

baskom dipasangkan hapa agar benih mudah diambil. Benih yang telah ditampung

lalu dihitung dengan menggunakan sendok plastik dan dimasukkan ke dalam

plastik packing berukuran 40 x 60 cm2 dengan padat tebar 500 ekor. Proses

pemanenan Ikan Gurami dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Proses Pemanenan Ikan Gurami

4.8 Subsistem Pemasaran Ikan Gurami

Kegiatan pemasaran pada Ikan Gurami tidak jauh berbeda dengan kegiatan

pemasaran Ikan Air Tawar pada umumnya, yaitu terdiri dari pengumpulan

informasi pasar, sortasi dan grading, pengangkutan, penjualan dan promosi.

Pengumpulan informasi pasar dilakukan perusahaan untuk mengetahui ukuran,

jumlah, waktu, mekanisme distribusi dan pelayanan yang dikehendaki oleh

konsumen terhadap Ikan Gurami.

Sortasi dan grading dilakukan setelah dilakukan pengumpulan informasi

pasar dengan cara memilih ukuran ikan yang dikehendaki konsumen. Sistem

pengangkutan dalam Ikan Gurami sama seperti pengangkutan ikan secara

umumnya. Pengangkutan benih ikan dilakukan dengan menggunakan sistem

tertutup. Kegiatan pengangkutan pada komoditas Ikan Gurami menggunakan

pengangkutan terbuka dan tertutup. Pengangkutan terbuka menggunakan jerigen

dan drum, biasanya pada pengiriman jarak dekat. Pengangkutan tertutup

digunakan untuk pengiriman melalui jalur udara. Pengangkutan tertutup menuju

bandara menggunakan mobil pick up dengan kapasitas 20-30 box.

Pengangkutan terbuka dilakukan perusahaan pada Ikan Gurami ukuran

konsumsi dan induk tetapi tidak bisa pada ukuran larva. Cara pengangkutan benih

dengan menggunakan drum atau jerigen dengan mengisi 2/3 air kolam dari

Page 64: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

volume wadah kemudian benih gurami dimasukkan sesuai dengan kemampuan

kepadatan ikan. Pengangkutan induk dan Ikan Gurami ukuran komsumi dilakukan

dengan cara ikan yang akan diangkut disiapkan terlebih dahulu dan dilakukan

pemberokan selama 2-3 hari. Air bersih dimasukkan ke dalam wadah pengangkut

yang telah disiapkan sebanyak 3/4 dari volume wadah. Ikan yang telah disiapkan

dimasukkan ke dalam wadah dengan hati-hati kemudian dimasukkan helai

dedaunan untuk melindungi ikan dari cahaya matahari.

Pengangkutan tertutup menggunakan plastik polyethylene yang memiliki

ketebalan 0,1 mm. Pengangkutan tertutup pada larva menggunakan air bersih

sedangkan ukuran lain menggunakan 1/3 air kolam dan 2/3 air bersih, dengan

volume air 1/3 dari volume kantong. Pembius dimasukkan sesuai dosis dan

dicampurkan hingga merata. Pembius berfungsi menjaga daya tahan tubuh ikan.

Benih ikan dimasukkan kedalam air yang sudah dicampurkan pembius sesuai

dengan kemampuan kepadatan ikan, kemudian oksigen dimasukkan melalui

selang sebanyak 2/3 dari volume kantong. Kegiatan pengangkutan terbuka dan

tertutup dapat dilihat pada Gambar 16. Berdasarkan sumber dari CV Dejee Fish

(2012), standar padat benih Ikan Gurami di kantong plastik adalah:

a. Gurami ukuran 2-3 cm = 500 ekor/plastik ukuran 40 x 60 cm2

b. Gurami ukuran 4-5 cm = 200 ekor/plastik ukuran 40 x 60 cm2

c. Gurami ukuran 5-7 cm keatas = 50-100 ekor/plastik ukuran 55 x 80 cm2

d. Gurami ukuran induk panjang 1 m = 2 ekor/plastik ukuran 55 x 80 cm2

Gambar 16 Pengangkutan Terbuka dan Pengangkutan Tertutup

Bauran pemasaran pembenihan dan penjualan Ikan Gurami ukuran

konsumsi memiliki 4 (empat) komponen, yaitu produk (product), harga (price),

distribusi (place) dan promosi (promotion). Produk dan komoditas yang

dipasarkan pada usaha pembenihan dan penjualan ikan ukuran konsumsi terdiri

atas induk, benih dan ikan ukuran konsumsi. Keunggulan Ikan Gurami di CV

Dejee Fish adalah ikan yang dijual sehat, tepat jumlah dan ukuran, induk memiliki

Page 65: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Surat Keterangan Asal (SKA) dan memiliki sertifikat Cara Pembenihan Ikan

dengan Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan dengan Baik (CBIB).

Penetapan harga dilakukan berdasarkan ukuran dan jumlah pembelian

induk. Harga ditentukan berdasarkan harga pokok dijumlahkan dengan

keuntungan yang diinginkan. Harga Ikan Gurami relatif stabil. Daftar harga induk

dan benih Gurami dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Daftar Harga Ikan Gurami di CV Dejee Fish*

Ukuran Harga (Rp) Kapasitas jumlah (ekor)/Box

Telur 60 50.000

2-3 cm 450 2.500

4-5 cm 850 1000

6-7 cm 1.750 250

7-8 cm 2.500 100

8-10 cm 3.500 60

Induk 2-3 kg 800.000** 1 jantan 3 betina

Keterangan :

* Sumber CV Dejee Fish, 2012

** Harga per paket

Cara pembayaran dilakukan dengan dua cara yaitu membayar langsung

(cash) dan transfer melalui Bank Mandiri, BCA, BRI dan BNI. Harga yang

ditetapkan perusahaan belum termasuk biaya transportasi, jika produk dikirim ke

pembeli. Harga pembelian langsung dan dikirim akan berbeda disebabkan adanya

pembayaran transportasi. Biaya transportasi pun akan berbeda tergantung jarak

dan jalur yang ditempuh untuk pengiriman. CV Dejee Fish melakukan pengiriman

ikan dengan dua jalur pengiriman yaitu melalui jalur darat dan udara. Kegiatan

pengiriman melalui jalur darat menggunakan mobil bak terbuka, sedangkan untuk

jalur udara menggunakan pesawat melalui cargo.

Saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung

dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau

jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumi oleh konsumen atau pengguna

industrial. Saluran distribusi membentuk tingkatan saluran untuk menentukan

panjangnya saluran distribusi (Umar, 2003). Tingkatan saluran distribusi

pembenihan Ikan Gurami di CV Dejee Fish hanya sampai saluran tingkat 2.

Saluran distribusi pembenihan Ikan Gurami CV Dejee Fish dapat dilihat pada

Gambar 17, sedangkan saluran distribusi ikan ukuran konsumsi dapat dilihat pada

Gambar 18.

Page 66: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Gambar 17 Saluran Distribusi Pembenihan Ikan Gurami (Oshpronemus

gouramy) CV Dejee Fish

Saluran distribusi tingkat 0 merupakan saluran yang tidak mempunyai

perantara, yakni dari produsen (CV Dejee Fish) ke konsumen akhir. Konsumen

biasanya mendatangi langsung kantor CV Dejee Fish. Tingkat penjualan pada

saluran ini, yaitu sebesar 15%.

Saluran distribusi tingkat 1 merupakan saluran yang mempunyai 1

perantara, yakni dari CV Dejee Fish ke perantara lalu ke konsumen akhir.

Perantara di saluran distribusi tingkat 1 adalah pedagang pengecer. Tingkat

penjualan ke pedagang pengecer pada saluran ini sebesar 35%.

Saluran distribusi tingkat 2 merupakan saluran distribusi yang mempunyai

dua perantara, yakni dari CV Dejee Fish, perantara 1, perantara 2 lalu konsumen

akhir. Perantara 1 di saluran ini yaitu pedagang besar dan perantara 2 yaitu

pedagang pengecer. Tingkat penjualan pembenihan Ikan Gurami yang disalurkan

ke pedagang besar yaitu 50%.

Gambar 18 Saluran Distribusi Ikan Gurami Ukuran Konsumsi

Saluran distribusi Ikan Gurami ukuran konsumsi berawal dari

pembudidaya pembesaran Ikan Gurami yang dijual ke perusahaan seharga Rp

38.000/kg. Perusahaan menjualnya ke restoran seharga Rp 42.000/kg dan ke

konsumen akhir seharga Rp 45.000/kg. Sedangkan harga restoran ke konsumen

tergantung dari restorannya sendiri. Restoran yang menjadi mitra usaha persahaan

diantaranya : Wisata Berburu, Panorama, Pawon Linggar, Citra Rasa, Bumi Abdi,

Odieon, RM Sukabumi, Raflesia, Garden City, Bambu Kuring, Nuansa, Nikmat

CV Dejee Fish

Dejee Fish

Restoran

Pembudidaya

Konsumen Akhir

Konsumen Akhir CV Dejee Fish

Pedagang Besar

Pengecer

Pengecer

1

0

2

Page 67: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

dan Lembur Kuring. Tingkat penjualan dari perusahaan ke konsumen akhir

sebesar 25%, sedangkan ke restoran sebesar 75%.

Kegiatan promosi dilakukan dengan mengkomunikasikan produk atau

komoditas Ikan Gurami yang dijual. Kegiatan promosi yang dilakukan dengan

mengiklankan produk yang dijual melalui media internet, yaitu website

www.dejeefish.com, facebook/dejeefish dan twitter kemudian mengiklankan

melalui stiker yang dipasang pada kendaraan, banner dan spanduk. Penjualan

perorangan dilakukan dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki.

4.9 Subsistem Penunjang

Subsistem penunjang untuk Ikan Gurami di CV Dejee Fish tidak jauh

berbeda dengan subsistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan. Subsistem

penunjang komoditas Ikan Gurami terdiri atas pembudidaya Ikan Gurami,

kemitraan, Balai Besar Penelitian Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi,

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pelayan dan Perizinan

Terpadu (BPPT) Kabupaten Sukabumi, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian

Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupeten Sukabumi dan media informasi dan

komunikasi.

4.10 Pola Kemitraan

CV Dejee Fish merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak dibidang

perikanan air tawar, dimana perusahaan ini menjual beberapa komoditas Ikan Air

Tawar dengan berbagai ukuran. Budidaya yang dilakukan perusahaan tidak dapat

memenuhi permintaan konsumen yang berada di berbagai daerah, sehingga untuk

mengatasi masalah tersebut perusahaan melakukan kemitraan dengan

pembudidaya ikan yang berada di Sukabumi, Bogor dan Purbalingga.

Kemitraan ini dilakukan dengan tujuan memenuhi permintaan konsumen

bagi perusahaan dan membantu pembudidaya ikan dalam memasarkan produknya.

Kemitraan yang dilakukan perusahaan ada dua pola kemitraan yaitu pola inti-

plasma dan dagang umum. Kemitraan ikan ukuran induk dan benih dilakukan

dengan pola inti-plasma, dimana perusahaan sebagai inti memiliki kewajiban

memberikan benih dan sarana produksi kepada pembudidaya sebagai plasma.

Pembudidaya plasma memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan ikan

Page 68: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

kepada perusahaan dan membayar biaya sarana produksi kepada inti berdasarkan

persyaratan yang telah disepakati. Perusahaan memberikan kebebasan kepada

pembudidaya plasma dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Artinya,

pembudidaya plasma dibolehkan memasarkan produk selain ke perusahaan,

namun ketika perusahaan membutuhkan produk pembudidaya harus

memenuhinya.

Kemitraan yang dilakukan perusahaan selain pola inti-plasma, dilakukan

dengan dagang umum, dimana perusahaan memiliki kewajiban untuk memasarkan

ikan air tawar yang telah diproduksi oleh pembudidaya atau pembudidaya

memiliki kewajiban memasok ikan yang dibutuhkan perusahaan. Kemitraan

seperti ini dilakukan untuk Ikan Gurami ukuran konsumsi. Pembudidaya yang

menjadi mitra perusahaan berada di daerah Parung, Bogor dan Purbalingga. Ikan

Gurami ukuran konsumsi ini dijual perusahaan ke beberapa rumah makan di

wilayah Sukabumi.

4.11 Analisis Kelayakan Usahatani Pendederan I Ikan Gurami

(Osphronemus gouramy)

Kelayakan usaha budidaya perikanan yang dijalankan dapat dilihat dari

analisis usaha komoditas yang dibudidayakan. Usaha Ikan Gurami di CV Dejee

Fish memiliki cabang usaha yaitu usaha pembenihan, pendederan dan usaha

penjualan ikan konsumsi. Dalam hal ini penulis hanya menganalisis usaha

pendederan 1, karena komponen yang dibutuhkan lengkap.

Menurut Suratiyah (2009) ushatani adalah mengusahakan dan

mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai

modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Analisis usaha

pendederan I yang dilakukan penulis yaitu analisis usaha dalam 1 siklus produksi

(35 hari). Kegiatan pendederan I dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2012 – 30

September 2012. Penulis mulai melaksanakan kegiatan pendederan I pada tanggal

28 Agustus 2012.

Analisis usaha pendederan 1 Ikan Gurami di CV Dejee Fish yang

digunakan penulis yaitu analisis biaya dan pendapatan, analisis R/C dan analisis

BEP. Analisis usahatani dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai

jumlah produksi (Y), harga (Py), total penerimaan (TR), biaya tetap (fixed

cost/FC), biaya tidak tetap (variable cost/VC) dan biaya total (total cost/TC).

Page 69: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Informasi ini dibutuhkan dalam menghitung penerimaan, pendapatan bersih, R/C

rasio dan BEP. Analisis usahatani dapat dilihat pada Tabel 6. Perhitungan analisis

usahatani dapat dilihat pada Lampiran 17.

Pendederan I dilakukan di ruangan hatchery dengan biaya sewa Rp

500.000/tahun. Sewa kolam selama 1 siklus pendederan I sebesar Rp 47.945.

Benih Ikan Gurami ukuran 2-3 cm dipanen pada tanggal 30 September 2012

sebanyak 9.750 ekor. Proses selanjutnya dilakukan kegiatan pendederan II karena

belum ada permintaan konsumen untuk benih gurami ukuran 2-3 cm. Namun,

untuk melakukan analisis usahatani pendederan I ini, penulis menghitungkan hasil

panen dikirim ke bandara untuk disalurkan ke konsumen. Satu kali pengiriman

ikan ke bandara diperhitungkan 30 box, dan jumlah benih gurami yang dikirim

sebanyak 4 box.

Biaya yang dikeluarkan saat pengiriman yaitu biaya supir, sewa mobil,

bensin dan makan serta tenaga kerja ke bandara. Upah supir dalam satu kali

pengiriman sebesar Rp 75.000. Bensin yang dibutuhkan dalam satu kali

pengiriman ke bandara sekitar 30 liter dengan tarif tol satu kali masuk sebesar Rp

26.500. Uang makan untuk 1 orang supir dan 2 orang karyawan dibutuhkan

sebesar Rp 90.000 dengan tiga kali makan setiap orang. Sewa mobil untuk

pengiriman dalam satu hari sebesar Rp 150.000 dan upah tenaga kerja ke bandara

dalam satu kali pengiriman sebesar Rp 50.000/orang.

Biaya tetap pada analisis usaha pendederan 1 di CV Dejee Fish terdiri atas

sewa hatchery, biaya penyusutan peralatan, listrik dan telepon. Penyusutan adalah

nilai sisa setelah suatu benda digunakan dalam jangka tertentu. Biaya penyusutan

pendederan I Ikan Gurami dapat dilihat pada Lampiran 18.

Biaya listrik untuk hatchery sebesar Rp 350.000/bulan, sehingga biaya

listrik pendederan I Ikan Gurami selama 1 siklus produksi adalah Rp 408.333.

Biaya telepon perusahaan sebesar Rp 100.000/bulan maka biaya telepon untuk

komoditas pendederan I Ikan Gurami sebesar Rp 1.600. Jumlah komoditas yang

dijualbelikan ada 73 komoditas dengan perhitungan berdasarkan jenis dan ukuran

Ikan Air Tawar.

Biaya variabel atau biaya tidak tetap usaha pendederan 1 Ikan Gurami di

CV Dejee Fish terdiri atas 14.000 larva, cacing sutera, gaji pegawai, biaya

pengemasan dan biaya transportasi. Biaya total yang dikeluarkan perusahaan

sebesar Rp 2.959.905 yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap sebesar Rp

888.101 dengan biaya variabel sebesar Rp 2.071.803. Biaya variabel yang

dikeluarkan mencapai 70% dari biaya total sisanya merupakan biaya tetap.

Page 70: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Tabel 6 Analisis Usahatani Pendederan I Ikan Gurami Per 35 Hari Produksi

untuk 1 Siklus di CV Dejee Fish

No. Uraian Jumlah Fisik

Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

1. Penerimaan benih 2-3 cm (ekor) 9.750 450 4.387.500

Penerimaan total

4.387.500

2. Pengeluaran

A. Biaya Tetap

1) Sewa hatchery

47.945

2) Penyusutan

430.223

3) Listrik

408.333

4) Telepon

1.600

Biaya Tetap Total

888.101

B. Biaya Variabel

1) Telur (butir) 14.000 40 560.000

2) Cacing Tubifex (liter) 49 10.000 490.000

3) Tenaga kerja (Jam)

Persiapan kolam dan

penebaran larva 12 2.500 30.000

Pemberian pakan 53 2.500 132.500

Pemeliharaan kualitas air 120 2.500 300.000

Tenaga kerja pengemasan 5 2.500 12.500

4) Biaya pengemasan

Plastik (buah) 80 384 30.720

Karet (kantong) 16 1.250 20.000

Oksigen (kantong) 150 325 48.750

Solatip besar 1 6.000 6.000

Box Styrofoam 4 30.000 120.000

5) Biaya transportasi

Supir 4/30 75.000 10.000

Tenaga kerja ke bandara 4/30 100.000 13.333

Sewa mobil 4/30 150.000 20.000

Uang makan supir dan 2

karyawan 9 10.000 90.000

Bensin (liter) 30 4.500 135.000

Biaya tol (pulang pergi) 2 26.500 53.000

Biaya Variabel Total

2.071.803

Biaya Total

2.959.905

3. Keuntungan

1.427.595

4. R/C

1,5

5. BEP Penerimaan (Rp)

1.682.666

6. BEP Produksi (ekor)

6.578

7. BEP Harga (Rp/ekor)

304

Page 71: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Keuntungan diperoleh dari selisih penerimaan dengan pengeluaran, jika

selisih tersebut positif maka perusahaan mengalami keuntungan. Hasil dari selisih

penerimaan dengan pengeluaran usahatani pendederan I Ikan Gurami CV Dejee

Fish bernilai positif. Hal ini menunjukkan usaha yang dijalankan mengalami

keuntungan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari usaha pendederan I Ikan

Gurami adalah 33% dari penerimaan, yaitu sebesar Rp 1.427.595.

5.6.1 Analisis R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)

Analisis R/C ratio merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan

relatif suatu usaha dalam satu periode terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan

tersebut. Suatu usaha dikatakan layak bila R/C >1. Hal ini menunjukkan semakin

tinggi nilai R/C maka tingkat keuntungan usaha semakin tinggi. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa nilai R/C yang diperoleh perusahaan dari usaha budidaya

pendederan I Ikan Gurami sebesar 1,5 artinya biaya total sebesar Rp 2.959,905

akan menghasilkan penerimaan 1,5 kali lebih besar dari biaya total atau setiap Rp

1 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,5. Hal ini

menunjukkan bahwa CV Dejee Fish layak melanjutkan usahanya di bidang

pendederan 1 Ikan Gurami.

5.6.2 Analisis Break Event Point (BEP)

Analisis BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas minimal

penerimaan yang harus diterima perusahaan, nilai produksi dan harga yang harus

ditawarkan ke konsumen. Hasil perhitungan menunjukkan perusahaan tidak akan

mengalami kerugian dan keuntungan pada saat penerimaan sebesar Rp 1.682.666,

jumlah produksi sebanyak 6.578 ekor dan harga yang ditawarkan ke konsumen

setiap ekor sebesar Rp 304. CV Dejee Fish mendapatkan penerimaan lebih besar

dari BEP penerimaan yaitu sebesar Rp 4.387.500, jumlah produksi yang

dihasilkan lebih besar dari BEP produksi yaitu sebesar 9.750 ekor dan harga yang

ditawarkan ke konsumen lebih besar dari BEP harga yaitu sebesar Rp 450/ekor.

Hal tersebut menunjukkan perusahaan layak menjalankan usahanya dibidang

pendederan I Ikan Gurami.

4.12 Kendala yang dihadapi CV Dejee Fish

Bisnis perikanan air tawar yang dilaksanakan CV Dejee Fish secara umum

telah berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi

Page 72: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

perusahaan. Berdasarkan pengamatan penulis, kendala yang dihadapi CV Dejee

Fish adalah subsistem pengadaan sarana produksi dan subsistem budidaya.

Subsistem pengadaan sarana produksi berkaitan erat dengan kurangnya

manajemen pengadaan sarana produksi, seperti pencatatan setiap kondisi dan

jumlah sarana produksi. Pencatatan kondisi dan jumlah sarana produksi dapat

mempermudah laporan kepemilikan peralatan perusahaan serta berguna sebagai

acuan pengadaan sarana produksi yang dibutuhkan, sehingga sarana produksi

yang dibutuhkan dalam subsistem budidaya bisa terpenuhi dengan maksimal.

Subsistem budidaya yang berkaitan erat dengan penyediaan komoditas

perikanan air tawar dari pembudidaya belum mampu memenuhi permintaan

konsumen secara optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang terpenuhi

permintaan konsumen diantaranya kondisi alam dan teknologi yang belum

sepenuhnya mendukung.

Page 73: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

4.13 Kesimpulan

1. Sistem agribisnis yang dilakukan CV Dejee Fish terdiri atas subsistem

pengadaan sarana produksi, subsistem budidaya, subsistem pengolahan

hasil perikanan (agroindustri), subsistem pemasaran dan subsistem

penunjang. Subsistem pengolahan hasil perikanan dilakukan untuk

komoditas Ikan Lele dan Ikan Nila. Setiap subsistem yang dilakukan CV

Dejee Fish telah terintegrasi dengan baik.

2. Hasil analisis kelayakan usaha pendederan I Ikan Gurami untuk satu

ruangan hatchery dengan 27 akuarium dan 14.000 ekor larva gurami

menghasilkan penerimaan total sebesar Rp 4.387.500. Biaya total yang

harus dikeluarkan dalam satu siklus (35 hari) adalah Rp. 2.959.905.

Keuntungan yang diperoleh perusahan bernilai positif sebesar Rp.

1.427.595. R/C yang didapat sebesar 1,5, hal ini menunjukkan usaha

pendederan I Ikan Gurami layak dilakuakan. Berdasarkan analisis titik

impas, nilai penerimaan, produksi dan harga yang dihasilkan perusahaan

lebih besar dari nilai titik impas. Nilai titik impas penerimaan, produksi

dan harga berturut-turut adalah Rp. 1.682.666, 6.578 ekor dan Rp

304/ekor. Hasil analisis ini menunjukkan usaha pendederan I Ikan Gurami

menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

3. Pola kemitraan yang dilakukan CV Dejee Fish adalah inti-plasma dan

kemitraan dagang umum. Produk ikan air tawar yang dijual perusahaan

hampir 85% dihasilkan dari proses kemitraan dan 15% dari hasil budidaya

di perusahaan. Kemitraan dilakukan dengan pembudidaya di wilayah

Sukabumi, Bogor dan Purbalingga.

4.14 Saran

1. Data hasil produksi, kondisi dan jumlah sarana produksi serta data

kesehatan ikan tidak tercatat rapi. Perusahaan sebaiknya senantiasa

melakukan pencatatan terhadap hasil produksi, kondisi dan jumlah sarana

produksi serta data kesehatan ikan. Pencatatan tersebut akan memudahkan

dalam melihat perkembangan perusahaan, manajemen pengadaan sarana

Page 74: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

produksi, manajemen pengendalian dan mutu ikan serta dalam pelaporan

kondisi perusahaan.

2. Setiap divisi produksi sebaiknya melakukan pencatatan mengenai biaya

dan penerimaan secara lengkap dalam satu siklus, sehingga memudahkan

perusahaan untuk melihat perkembangan usaha yang dijalankan.

Page 75: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Penduduk Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2010.

Badan Pusat Statistik. Jakarta. http://www.bps.go.id. (diakses pada tanggal

13 Januari 2013)

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Ikan Indonesia Menurut Jenis Budidaya

Tahun 2007-2011. Badan Pusat Statistik. Jakarta. http://www.bps.go.id.

(diakses pada tanggal 13 Januari 2013)

BP4K Kabupaten Sukabumi. 2013. BP3k Cisaat Tahun 2011. BP4K Kabupaten

Sukabumi. Sukabumi. http://bp4kkabsukabumi.net/index.php? option=

com_content &task =view&id=37&Itemid=53 (diakses tanggal 28 Mei

2013)

Dokumen. 2012. Biaya Pelatihan Ikan Air Tawar CV Dejee Fish Tahun 2012. CV

Dejee Fish. Sukabumi

Dokumen. 2012. Data Penjualan Ikan Air Tawar Ikan Gurami Bulan Juli-

September tahun 2012. CV Dejee Fish. Sukabumi

Dokumen. 2012. Harga Ikan Air Tawar CV Dejee Fish Tahun 2012. CV Dejee

Fish. Sukabumi

Dokumen. 2012. Harga Olahan Ikan Air Tawar CV Dejee Fish Tahun 2012. CV

Dejee Fish. Sukabumi

Dokumen. 2012. Jumlah Media Budidaya CV Dejee Fish Tahun 2012. CV Dejee

Fish. Sukabumi

Dokumen. 2012. Peralatan CV Dejee Fish Tahun 2012. CV Dejee Fish. Sukabumi

Effendi I, Oktariza W. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya.

Depok

Fauzi A. 2010. Ekonomi Perikanan (Teori, Kebijakan dan Pengelolaan). Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta

Khairuman H, Amri K. 2011. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis 15 Ikan

Konsuumsi. Agro media pustaka. Jakarta

Mahyudin K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Depok

Page 76: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Nugroho M H. 2008. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Hasil Produksi Pembenihan Ikan Gurami Petani Bersertifikat SNI (Studi

Kasus : Desa Beji Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas,

Jawa Tengah). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sa’id E G, Intan A H. 2004. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta

Saparinto C. 2011. Panduan Lengkap Gurami. Penebar Swadaya. Depok

Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL, Haedaker JB. 1990. Ilmu Usahatani dan

Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia.

Jakarta

Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta

Statistik Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Jumlah Perikanan Budidaya

Kolam Menurut Jenis Ikan di Pulau Jawa Tahun 2011. Kementrian

Kelautan dan Perikanan. Jakarta. http://www.kkp.go.id (diakses tanggal 28

Mei 2013)

Suratiyah K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Depok

Tim Penyusun. 2012. Panduan Penulisan Tugas Akhir Fakultas Agribisnis dan

Teknologi Pangan. Universitas Djuanda Bogor. Bogor

Tim Penyusun. 2012. Panduan Praktik Lapang. Jurusan Agribisnis, Fakultas

Agribisnis dan Teknologi Pangan. Universitas Djuanda. Bogor.

Tobing D. 2009. Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus : Desa

Sukadame Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Sumatera Utara).

Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan

Umar H. 2003. Metode Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta

Page 77: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

LAMPIRAN

Page 78: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 1 Produksi Ikan di Indonesia Berdasarkan Budidaya Tahun 2007-

2011 (Ton)

Tahun Budidaya

Laut Tambak Kolam Karamba

Jaring

Apung Sawah

2007 1.509.532 933.834 410.374 63.929 190.893 85.009

2008 1.966.002 959.509 479.167 75.769 263.169 111.563

2009 2.820.083 907.123 554.067 101.771 238.605 86.913

2010 3.514.702 1.416.038 819.809 61.381 309.499 96.605

2011 4.605.827 1.602.728 1.127.127 131.383 375.430 86.448

Sumber : Statistik KKP, 2013

Page 79: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 2 Luas Wilayah Kecamatan Cisaat

No Desa

Luas Wilayah Jumlah

(Ha) Sawah Tegalan/

Ladang Pekarang-an

Perkebun-

an Kolam Lain-Lain

1. Cisaat 39,550 9,075 65,300 - 10,000 1,700 125,625

2. Babakan 144,100 9,905 56,048 - 7,500 2,392 219,995

3. Cibolang

Kaler 90,459 5,542 20,000 - 20,600 0,500 137,100

4. Cibatu 94,933 6,470 50,526 - 13,600 2,470 167,999

5. Nagrak 49,854 16,771 24,400 - 19,000 0,140 110,165

6. Sukamanah 52,311 7,549 40,935 - 2,000 2,240 105,035

7. Padaasih 147,440 68,939 35 - 5,000 1,260 257,639

8. Sukamantri 37,100 4,100 46,500 - 2,000 0,500 90,200

9. Sukaresmi 161,960 16,650 110,667 - 4,500 0,800 294,557

10 Sukasari 150,179 0,550 7,461 - 10,000 2,560 170,720

11 Gunungjaya 125,095 2,000 17,875 - 15,500 3,500 163,970

12 Selajambe 100,250 13,065 35,000 - 23,000 0,700 172,015

13 Kutasirna 113,260 4,365 24,600 - 6,000 1,810 150,035

Jumlah 1.306,491 164,980 434,362 - 138,700 20,542 2.165,09

Sumber : BP4K Kabupaten Sukabumi, 2013

Page 80: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 3 Penjualan Ikan Air Tawar CV Dejee Fish Juli-Oktober 2012

Jenis Ikan Ukuran Penjualan (Ekor)

(a)

Harga (Rp)

(b)

Penerimaan (Rp)

(c = axb)

Total

Penerimaan

setiap

Komoditas (d)

Pangsa Pasar

(f = d/e x100%)

Gurami

Telur

2-3 cm

4-5cm

6-7 cm

8-10 cm

Konsumsi (kg)

Induk (paket)

65.000

35.000

15.000

5500

5000

350

50

60

450

850

1.750

3.500

42.000

800.000

3.900.000

15.750.000

12.750.000

9.625.000

17.500.000

14.700.000

40.000.000

114.225.000 54%

Lele

Larva

2-3 cm

3-5 cm

5-7 cm

7-10 cm

Konsumsi (kg)

Induk (paket)

450.000

75.000

60.000

25.000

5.000

20

50

7

50

90

220

400

15.000

550.000

3.150.000

3.750.000

5.400.000

5.500.000

2.000.000

300.000

27.500.000

47.600.000 23%

Nila

Larva

K2-3 cm

3-5 cm

5-7 cm

485.000

150.000

110.000

25.000

12

40

70

240

5.820.000

6.000.000

7.700.000

6.000.000

25.520.000 12%

Patin

Larva

¾ inci

1 inci

185.000

120.000

90.000

15

90

100

2.775.000

10.800.000

9.000.000

22.575.000 11%

Total Penerimaan (e) 209.920.000

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 81: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 4 Jurnal Harian Kegiatan Praktik Lapang Nama Mahasiswa : Nurul Luthfita Sari

NIM : A.0910457

Nama Perusahaan : CV Dejee Fish

Lokasi Perusahaan : Jl. Cibaraja Pasar Ikan No. 40 Cisaat- Sukabumi

No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Waktu

Paraf

Pembimbing

Lapang

1. Selasa, 28

Agustus 2012

- Perkenalan dengan

pembimbing lapang,

pimpinan perusahaan

dan karyawan

09:00 – 10:00

- Melihat Sarana dan

Prasarana CV Dejee

Fish

10:00 – 12:00

- Memeriksa Benih

Gurami

13:00 – 13:30

- Membantu

pengemasan ikan

17:00 – 17:30

2. Rabu, 29

Agustus 2012

- Membersihkan Kolam

Outdoor

06:00 – 07:00

- Membersihkan

hatchery 2 dan

memeriksa benih

Gurami

07:00 – 07:30

- Memberi Pakan Lele 07:30 – 08:00

- Membantu

administrasi CPIB

10:00 – 12:00

- Membersihkan

hatchery1

13:00 – 14:00

- Mengikuti

pengambilan Induk

ikan lele ke Salajambe

14:00 – 15:00

- Mengikuti pelatihan

budidaya Ikan Lele

16:00 – 22:00

3. Kamis, 30

Agustus 2012

- Membersihkan

outdoor, hatchery 1 &

2

06:00 – 07:00

- Memberi pakan Lele 07:00 – 07:30

- Memeriksa Benih

Gurami

07:30 – 08:00

- Materi dan Praktik

Striping dan fillet

induk Lele

08:00 – 10:00

- Sortir induk Pating di

Cipuntang

10:30 – 13:30

- Materi Penyakit lele

dan pencegahannya

13:30 – 16:00

- Materi dan Praktik

pembuatan pakan

19:00 – 21:00

4. Jum’at, 31 - Membersihkan 06:00 – 07:00

Page 82: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Agustus 2012 outdoor, hatchery 1 &

2

- Memeriksa Benih

Gurami

07:00 – 07:20

- Memberi pakan Lele 07:20 – 08:00

- Pelatihan membuat

probiotik alami untuk

pellet

10:00 – 11:00

- Mengikuti pengabilan

ikan ke BBPBAT

Sukabumi

14:00 – 15:30

- Membanti packing 16:00 – 17:00

5. Sabtu, 01

September

2012

- Membersihkan

outdoor, hatchery 1 &

2

06:00 – 07:00

- Memeriksa Benih

Gurami

07:00 – 07:20

- Memberi pakan Lele 07:20 – 08:00

- Membantu

administrasi CPIB

16:00 – 19:00

6. Minggu, 2

September

2012

- Membersihkan

outdoor, hatchery 1 &

2

06:00 – 07:00

- Memeriksa Benih

Gurami

07:00 – 07:20

- Memberi pakan Lele 07:20 – 08:00

7. Senin 3

September

2012

- Membersihkan

outdoor, hatchery 1 &

2

06:00 – 07:00

- Memeriksa Benih

Gurami

07:00 – 07:20

- Memberi pakan Lele 07:20 – 08:00

- Membantu

administrasi CPIB

10:00 – 16:00

- Membantu

administrasi CPIB

18:30 – 00:00

8. Selasa 4

September

2012

- Membantu

administrasi CPIB

00:00 – 02:30

05:15 – 06:30

- Membantu persiapan

audit CPIB

07:00 – 15:30

- Mengikuti packing 16:00 – 18:00

9. Rabu, 5 Sept

2012

- Membersihkan

outdoor, hatchery 1 &

2

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium Benih

Gurami

07:00 – 08:00

- Membantu packing

benih

08:00 – 08:30

- Memberi pakan Lele 08:30 – 09:30

10. Kamis, 6 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

Page 83: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

- Memisahkan benih

gurami yang mati di

akuarium

07:00 – 07:30

- Memberi pakan lele 07:30 – 08:00

- Memberi pakan lele 16:00 – 16:30

11. Jum’at 7 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Memisahkan benih

gurami yang mati di

akuarium

07:00 – 07:30

- Memberi pakan lele 07:30 – 08:00

- Persiapan packing 13:30 – 15:00

- Packing 16:00 – 20:00

- Belajar teknik packing 20:00 – 20:15

12. Sabtu, 8 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

07:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 08:30

- Membersihkan ruang

olahan

09:00 – 12:00

13. Minggu 9 Sept

2012

- Memberi Pakan Lele 16:00 – 17:00

14. Senin, 10 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

07:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 09:00

- Memberi Pakan Lele 16:00 16:30

15. Selasa, 11 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

07:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 09:00

- Persiapan packing 13:00 – 15:00

- Packing 16:00 – 18:00

16. Rabu, 12 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 09:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

09:00 – 10:00

17. Kamis, 13 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

07:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 09:00

Page 84: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

- Membantu produksi

olahan abon ikan lele

10:00 – 17:00

18. Jum’at, 14

Sept 2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Memberi pakan lele 07:00 – 08:00

- Packing

keberangkatan pagi

08:00 – 09:00

- Persiapan packing 09:00 – 15:00

- Packing 16:00 – 18:00

- Produksi abon ikan

lele

19:30 – 21:00

19. Sabtu, 15 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

07:00 – 08:30

- Memberi pakan

gurami

08:30 – 08:40

- Memberi Pakan lel 08:40 : 09:00

- Produksi abon ikan

lele

09:00 – 18:00

20 Minggu, 16

Sept 2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

07:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 09:00

21 Senin, 17 sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 06:50

- Memisahkan benih

gurami yang mati

06:50 – 07:10

- Memberi pakan lele 07:10 – 08:00

- Membersihkan ruang

olahan

08:00 – 08:20

- Produksi nugget ikan

lele

08:20 – 19:30

22. Selasa, 18 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:30

- Produksi nugget ikan

lele (kecuali waktu

sholat)

07:30 – 22:00

23. Rabu, 19 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 06:50

- Memisahkan benih

gurami yang mati

06:50 – 07:10

- Memberi pakan lele 07:10 – 08:00

- Membersihkan ruang

olahan

08:00 – 08:20

- Produksi nugget ikan

lele

08:20 – 19:00

24. Kamis, 20 Sept - Membantu persiapan 07:30 – 08:00

Page 85: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

2012 edutorism SDIT

Adzkia

- Berangkat ke

Cipuntang

08:00 – 08:15

- Pengemasan konsumsi

untuk peserta

Edutorism

08:15 – 12:00

- Kembali ke Cibaraja 13:00 – 13:15

- Memberi pakan Lele

dan memisahkan lele

yang mati

16:00 – 16:30

25. Jum’at, 21

Sept 2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Memisahkan benih

gurami yang mati

067:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 08:30

- Membantu pembuatan

antibiotik alami

09:00 – 10:00

- Packing 16:00 – 18:00

26. Sabtu, 22 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 07:00

- Memisahkan benih

gurami yang mati

07:00 – 07:30

- Memberi pakan lele 07:30 – 07:40

- Membersihkan

akuarium benih patin

07:50 – 11:30

- Mengantarkan

pesanan Gurami ke

Restoran Wisata

Berburu di Cikidang

12:00 – 13:30

27. Minggu, 23

Sept 2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:00 – 08:00

- Memberi pakan lele 08:00 – 09:00

28. Senin 24 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

07:30 – 08:00

- Menyiapkan pakan

larva lele hari ke -5

berupa kuning telur

08:10 – 08:30

- Membantu

pemindahan larva ke

hapa yang lain

08:30 – 09:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

09:00 – 11:40

- Mengisi air akuarium

benih gurami sampai

ketinggian 24 cm

11:40 – 12:20

15:00 – 16:45

- Packing Lele ukuran

3-4 cm dan 7-10 cm

16:45 – 17:10

29. Selasa, 25 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:30 – 07:30

Page 86: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

- Memberi Pakan Lele 07:30 – 08:10

- Membersihkan

akuarium benih

gurami

08:10 – 08:30

- Persiapan packing 08:30 – 09:10

- Membersihkan

akuarium benih patin

09:10-09:30

- Mengisi air akuarium

benih patin

09:30 – 10:10

- Memberi pakan benih

patin berupa cacing

sutera yang dicairkan

PK

10:10- 10:30

- Menyiapkan makanan

benih lele berupa

kuning telur

10:40 – 11:00

- Membersihkan

akuarium benih

gurami dan mengisi

air

11:00 – 12:10

- Mengambil ikan

gurami di

pembudidaya mitra

12:10 – 13:00

- Menyiapkan plastik

packing

13:00 – 13:30

- Packing 15:00 – 18:00

- Membersihkan nila

baby Fish

18:10 – 20:00

- Memberi pakan lele 20:00 – 20:05

30. Rabu, 26 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:30 – 07:00

- Mencatat jumlah ikan

gurami yang dating

dari Purwokerto

07:00 – 09:00

- Membantu sampling

ikan gurami dengan

pemisahan kualitas

baik

09:00 – 09:20

- Mengantar pesanan

Gurami ke Sukaraja

09:20 – 10:00

- Mencatat pesanan ikan

gurami ke Restoran

10:00 – 10:10

- Membantu

membersihkan

akuarium benih patin

10:10 – 11:00

- Mengisi air akuarium

benih patin

11:00 – 11:30

- Mencatat pesanan ikan

gurami ke Panorama

11:30 – 11:35

- Membersihkan mes di

kantor

11:40 – 12:20

- Wawancara dengan 13:40 – 14:30

Page 87: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

karyawan

- Ikut memeriksa kolam

untuk ikan gurami di

Cicantayan

14:30 16:00

- Wawancara dengan pa

Herman

16:00 – 17:30

31. Kamis, 27 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:30 – 08:00

- Memberi Pakan

08:00 – 09:00

- Membersihakan

akuarium benih patin

10:00 – 12:00

- Wawancara dengan

direktur perusahaan

19:30 – 21:00

32. Jum’at 28 Sept

2012

- Membantu pembuatan

abon ikan lele

08:00 – 16:00

- Packing abon 16:00 – 18:00

33. Sabtu, 29 Sept

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

06:30 – 08:30

34. Minggu, 30

Sept 2012

- Pemanenan ikan

gurami

07:00 – 09:00

- Pendederan 2 ikan

gurami

09:00 – 10:30

- Persiapan packing

berupa fiber untuk

induk ikan gurami

10:30 – 12:00

35. Senin, 01 Okt

2012

- Membersihkan ikan

nila baby Fish

07:00 – 09:00

- Produksi pengolahan

baby Fish

09:00 – 19:00

- Packing baby Fish 19:00 – 20:00

36. Selasa,2 Okt

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

07:00 – 09:00

- Persiapan packing 10:00 – 12:00

- Packing 13:00 – 16:00

37. Rabu, 3Okt

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

07:00 – 09:00

38. Kamis, 4 Okt

2012

- Membersihkan

lingkungan kerja

07:00 09:00

- Membantu masak

gurami untuk

hidangan relasi bisnis

12:00 – 13:30

- Packing 16:00 -17:00

39. Jum’at, 5 Okt

2012

- Packing 16:30 – 18:00

40. Sabtu, 6 Okt

2012

- Menyiapkan tempat

dan perlengkapan

pelatihan ikan patin

07:30 -08:00

- Membantu panen lele

dan sortir lele

08:00 – 12:30

- Presentasi praktik

lapang

13:30 – 16:00

Page 88: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 5 Peta lokasi CV Dejee Fish

Lokasi

Page 89: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 6 Profil Kewirausahaan

Nama : Deni Rusmawan. A.Md

Tempat. Tanggal Lahir : Sukabumi. 3 Juni 1974

Pendidikan Formal : MI MWB PUI 1980-1987

SMP 2 Gunung Guruh 1987-1990

MAN 1 Kota Bandung 1990-1993

D3 Universitas Padjajaran 1993-1996

Pendidikan Non Formal : Pelatihan Manajer Pengendali Mutu CPIB 2011

Status Menikah : Menikah

Alamat : Jl. Cibaraja Kp. Cibaraja RT 37 RW 08

Ds. Nagrak Kecamatan Cisaat Kabupaten

Sukabumi Provinsi Jawa Barat

Jabatan Perusahaan : Direktur dan MPM CV Dejee Fish

Mulai Usaha : 2005

Tokoh Idola : Guru dihidup saya adalah Ibu

Sikap Hidup :

a. Perilaku hidup memiliki kayakinan bahwa usaha harus disertai dengan do’a,

kemudian tidak gengsi selama usaha yang dilakukan halal maka lakukan

dengan sungguh-sungguh.

b. Perilaku hidup memiliki wawasan kedepan terbukti beliau bercita-cita

mendirikan tempat wisata perikanan air tawar yang lengkap, memiliki

inovasi dan kreatifitas contohnya pada pengolahan ikan beliau dan istrinya

yang meramu resepnya, pengelolaan keuangan baik terlihat dari

perkembangan perusahaan dari awal berdiri hingga sekarang.

c. Perilaku hidup memiliki motto hidup jika ingin maju maka berbagi.

Page 90: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 7 Surat Izin Tempat Usaha CV Dejee Fish

Page 91: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 8 Daftar Nama Karyawan CV Dejee Fish

Nama Tenaga Kerja Pendidikan Tugas Pekerjaan/Jabatan

Deni Rusmawan,A.Md D.3 Direktur

Fondayanti SMA Sekretaris

Dini Handiyani,S.Pd S.1 Bendahara

Wulandari,A.Md D.3 Administrasi Umum

Agus Chandra,S.Pi S.1 Kabag Pelatihan & Magang

Robi Yogaswara,A.md D.3 Kabag Marketing

Reza Fadilla,A.Md D.3 Kabag Marketing

Jaka Trenggana,S.Pi S.1 Kabag Litbang

Ipan SMA QC / Pengadaan

Erlan SMK Kabag Distribusi

Asep Saepudin SMA Sie. Transportasi

Usep Sobandi SMA Sie. Logistik

Herman SMA Sie. Produksi Patin

Uden Jobin SMA Sie. Produksi Nila

Dede SMA Sie. Produksi Gurame

Misbahudin SMA Sie. Produksi Lele

Yayat Busro SMA Sie. Produksi Udang/Lobster

Heri Iskandar SMA Sie. Produksi Ikan Hias

Ade Ruhiat SMK Sie. Perawatan Induk

Miftah SMK Pelaksana teknis

Ujang Setiawan SMK Pelaksana teknis

Solah SMA Pelaksana teknis

Usep Ridwan SMA Pelaksana teknis

Sumber : CV Dejee Fish. 2012

Page 92: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 9 Media Budidaya CV Dejee Fish

Kolam Terpal Pemeliharan Induk

Kolam Pemijahan Kolam Pemberokan

Ruangan hatchery

Kolam Tanah di Cipuntang

Page 93: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 10 Peralatan yang digunakan CV Dejee Fish

Jenis Peralatan Unit Satuan Kondisi

Mesin Diesel (1200 watt) 1 Buah Cukup

Mesin Diesel (2200 watt) 1 Buah Baik

Blower (400 watt) 2 Buah Baik

Heater 60 Buah Baik

Termometer 10 Buah Baik

Serok 20 Buah Baik

Tabung Oksigen Besar 2 Buah Baik

Tabung Oksigen Kecil 1 Buah Baik

Tabung Gas Elpiji 2 Buah Baik

Baskom Sortir 5 Buah Baik

Selang 30 Meter Baik

Pompa Air 4 Buah Baik

Sepatu Boot 20 Pasang Cukup

Gelas Ukur 2 Buah Baik

Sterofoam 3 Box Cukup

Jaring 20 Meter Baik

Plastik Packing 1 Kg Baik

Karet 1 Kg Baik

Ember 5 Kg 8 Buah Cukup

Ember 8 Kg 4 Buah Cukup

Hapa 50 Meter Baik

Kakaban 40 Buah Cukup

Drum 10 Buah Cukup

Pisau 6 Buah Cukup

Gergaji 2 Buah Cukup

Paralon 8 Batang Baik

Golok 2 Buah Cukup

Pacul 2 Buah Cukup

Keranjang 2 Buah Baik

Mesin pembuat pakan 1 Buah Baik

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 94: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 11 Sertifikat Pembenihan

Page 95: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 12 P-IRT Dejee Food

Page 96: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 13 Peralatan Unit Pengolahan CV Dejee Fish (Dejee Food)

Peralatan Jumlah (buah) Kondisi

Kompor gas 2 Baik

Tabung gas elpiji 2 Baik

Wajan penggorengan 2 Baik

Sendok penggorengan 2 Baik

Panci pengukus 1 Baik

Baskom plastik 3 Baik

Nampan plastik 2 Baik

Piring 4 Baik

Pisau 3 Baik

Sendok 6 Baik

Mangkuk 3 Baik

Talenan 2 Cukup

Freezer 1 Baik

Spiner 1 Baik

Sealer 1 Baik

Timbangan digital 1 Baik

Timbangan duduk 1 Baik

Blander 1 Baik

Saringan 2 Baik

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 97: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 14 Daftar harga benih dan indukan ikan air tawar CV Dejee Fish

No Jenis Ikan Ukuran Harga/ekor (Rp)

1. Lele sangkuriang

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang

Lele sangkuriang induk (15 ekor)

Larva

2-3 cm

3-5 cm

4-6 cm

5-7 cm

7-9 cm

7 – 10 cm

0,5 – 1 kg

7

50

90

150

220

300

400

550.000*

2. Bawal

Bawal

Bawal

Bawal

Bawal

Bawal

Bawal induk (1 jantan : 1 betina)

Larva

¾ inch

1 inch

1 inch up

1,5 inch

2 inch

2,5-3 kg

15

80

100

115

200

350

60.000*

3. Patin

Patin

Patin

Patin

Patin

Larva

¾ inch

1 inch

1,5 inch

2 inch

15

90

100

200

350

4. Lele Dumbo

Lele Dumbo

Lele Dumbo

Lele Dumbo induk (15 ekor)

2-3 cm

3-5cm

4-6 cm

0,5-1 kg

45

85

145

450.000*

5. Nila Merah

Nila Merah

Nila Merah

Nila Merah

Nila Merah

Nila Merah Induk

Larva

1-2 cm

2-3 cm

3-5 cm

5-7 cm

100 gram

35

50

80

150

350

15.000

Page 98: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 14 (Lanjutan) Daftar harga benih dan indukan ikan air tawar CV

Dejee Fish

No Jenis Ikan Ukuran Harga/ekor (Rp)

6. Nila GMT

Nila GMT

Nila GMT

Nila GMT

Nila GMT

Nila GMT

Larva

1 – 2 cm

2 – 3 cm

3 – 5 cm

5 – 7 cm

100 gram

12

35

50

85

250

30.000

7. Nila hitam

Nila hitam

Nila hitam

Nila hitam

Nila hitam

Nila hitam

Larva

1 – 2 cm

2 – 3 cm

3 – 5 cm

5 – 7 cm

100 gram

12

30

40

70

240

8.500

8. Ikan Mas

Ikan Mas

Ikan Mas

Ikan Mas

Ikan Mas

Ikan Mas Induk

Larva

2 – 3 cm

3 – 5 cm

5 – 7 cm

7 – 10 cm

0,5 – 2,5 kg

12

80

100

350

6.000

60.000

9. Lobster huna biru

Lobster huna biru

5 – 6 cm

Calin

5.000

25.000

10.

11.

12.

Nilem

Nilem

Graskap

Graskap

Mola

Mola

2 – 3 cm

3 – 5 cm

2 – 3 cm

3 – 5 cm

2 – 3 cm

3 – 5 cm

100

150

150

200

85

110

Page 99: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 14 (Lanjutan) Daftar harga benih dan indukan ikan air tawar CV

Dejee Fish

No Jenis Ikan Ukuran Harga/ekor (Rp)

13. Baung

Baung

Baung

Baung

Baung

Baung

Larva

¾ inch

1 inch

1 inch up

1,5 inch

2 inch

10

100

125

150

250

300

14. Tembakang

Tembakang

2 – 3 cm

3 – 5 cm

100

250

15. Belut (kg)

10 – 15 cm 45.000

16. Sidat (kg) Glass ill 850.000

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 100: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 15 Biaya pelatihan (P2MKP) CV Dejee Fish

No Jenis Pelatihan Biaya (Rp)

1. Pelatihan budidaya ikan gurami (3 hari 2 malam)

- Paket standar (mess)

- Paket eksekutif (hotel)

- Paket grup standar (4 orang mess)

- Paket grup eksekutif (4 orang hotel)

1.850.000

2.300.000

4.500.000

5.500.000

2. Pelatihan budidaya ikan lele (3 hari 2 malam)

- Paket standar (mess)

- Paket eksekutif (hotel)

- Paket grup standar (4 orang mess)

- Paket grup eksekutif (4 orang hotel)

1.500.000

2.000.000

4.000.000

5.000.000

3. Pelatihan budidaya ikan nila (3 hari 2 malam)

- Paket standar (mess)

- Paket eksekutif (hotel)

- Paket grup standar (4 orang mess)

- Paket grup eksekutif (4 orang hotel)

1.800.000

2.250.000

4.250.000

5.250.000

4. Pelatihan budidaya ikan mas (3 hari 2 malam)

- Paket standar (mess)

- Paket eksekutif (hotel)

- Paket grup standar (4 orang mess)

- Paket grup eksekutif (4 orang hotel)

1.500.000

2.000.000

4.000.000

5.000.000

5. Pelatihan budidaya ikan patin (3 hari 2 malam)

- Paket standar (mess)

- Paket eksekutif (hotel)

- Paket grup standar (4 orang mess)

- Paket grup eksekutif (4 orang hotel)

3.000.000

3.700.000

8.000.000

9.500.000

6. Pelatihan budidaya ikan bawal (3 hari 2 malam)

- Paket standar (mess)

- Paket eksekutif (hotel)

- Paket grup standar (4 orang mess)

- Paket grup eksekutif (4 orang hotel)

3.000.000

3.700.000

8.000.000

9.500.000

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 101: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 16 Daftar harga olahan ikan di CV Dejee Fish

Jenis Pack (gram) Harga Jual (Rp) Harga reseller (Rp)

Nugget 200 12.000 9.000

Kaki naga 200 15.000 12.000

Baby fish 100 20.000 15.000

Abon ikan 100 18.000 15.000

Bakso Ikan 200 12.000 10.000

Dendeng ikan nila 85 15.000 12.000

Kerupuk kulit 85 20.000 16.000

Sumber : CV Dejee Fish, 2012

Page 102: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 17 Peritungan Analisis Usahatani Pendederan I Ikan Gurami di

CV Dejee Fish

Y = Jumlah produksi benih gurami sebanyak 9.750

Py = Harga per ekor sebesar Rp 450

TR = Y x Py

= 9.750 x 450

= Rp 4.387.500

TC = TFC + TVC

= 888.101 + 2.071.803

= Rp. 2.959.905

Keuntungan = TR – TC

= Rp 4.387.500 – Rp 2.959.905

= Rp 1.427.595

R/C =

=

= 1,5

BEP Penerimaan (Rp) =

=

= Rp 1.682.666

TR

TFC + TVC

4.387.500

888.101 + 2.071.803

TR

TVC 1 –

TFC

4.387.500

2.071.803 1 –

888.101

Page 103: Kajian Sistem Agribisnis Ikan Gurami di CV Dejee Fish

Lampiran 17 (Lanjutan) Peritungan Analisis Usahatani Pendederan I Ikan

Gurami di CV Dejee Fish

BEP Produksi (ekor) =

=

= 6.578 ekor

BEP Produksi (ekor) =

=

= Rp 304/ekor

TC

Py

2.959.905

450

2.959.905

9.750

TC

Y