26
Bogor, 6-7 Oktober 2010

KAJIAN SCHOOLNET

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN SCHOOLNET

Bogor, 6-7 Oktober 2010

Page 2: KAJIAN SCHOOLNET

Visi Kemendiknas adalah : “Terselengaranyan Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif”. harus didukung dengan pelaksanaan pendidikan khususnya proses pembelajaran yang berkualitas, efektif dan efisien.

ICT dengan segala lebih dan kurangnya diyakini memiliki potensi untuk mendukung peningkatan kualitas pembelajaran.

Perlu kajian untuk menjawab :Bagaimana pemanfaatan ICT untuk pendidikan di Indonesia ?Apa kendala, faktor penghambat dan pendorong, serta harapan

komponen pendidikan dalam penerapannya ?Langkah apa yang harus ditempuh oleh seluruh stakeholder

mengacu pada hasil kajian ini?

Page 3: KAJIAN SCHOOLNET

Perancangan penelitian◦ Perumusan masalah◦ Penyusunan pertanyaan riset◦ Pengembangan instrumen◦ Uji instrumen◦ Analisa dan evaluasi

Penelitian lapangan◦ Obyek penelitian utama adalah sekolah◦ Responden : Ka Sek, Guru, Siswa, Pengelola ICT

Analisis dan pembahasan◦ Temuan penelitian◦ Implikasi temuan◦ Klasifikasi isu◦ Draft rekomendasi

Page 4: KAJIAN SCHOOLNET

Tujuan◦ Mengkaji pemanfaatan ICT untuk mendukung pembelajaran◦ Mengidentifikasi permasalahan, faktor penghambat dan pendorong

pemanfaatan ICT untuk pendidikan

Manfaat◦ Menjadi acuan rekomendasi bagi semua stakeholder dalam penentuan

kebijakan pemanfaatan ICT untuk pendidikan

Ruang Lingkup◦ Ruang lingkup meliputi seluruh kegiatan pembelajaran yang didukung

oleh pemanfaatan ICT dalam pembelajaran.◦ Komponen ICT dalam kajian ini adalah :

Infrastruktur teknologi Konten dan aplikasi pembelajaran Organisasi pengelola ICT Kebijakan terkait ICT

Page 5: KAJIAN SCHOOLNET

Pertanyaan riset meliputi :◦ Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dengan

pemanfaatan ICT?◦ Fasilitas apa saja yang digunakan?◦ Apa yang menjadi kendala dan permasalahannya?◦ Bagaimana pemanfaatan aplikasi dan konten pembelajaran

dilakukan dis ekolah?◦ Bagaimana pengembangan dan implementasi serta

penggunaannya?◦ Bagaimana dampak pemanfatan ICT terhadap pembelajaran

secara umum, bagi siswa dan juga bagi guru.◦ Bagaimana kapabilitas dan kapasitas organisasi ICT di

sekolah dalam rangka mendukung pemanfaatan ICT untuk pembelajaran

Page 6: KAJIAN SCHOOLNET

Instrumen terdiri dari kuesioner untuk 4 (empat) responden dengan type yang berbeda, yaitu Kasek, Guru, Siswa dan pengelola ICT di sekolah.

Kajian juga dilakukan melalui opini dan masukan dari Dinas Pendidikan provinsi, Balai Tekkom Provinsi.

Penjaringan informasi melalui interview dan focus group discussion dengan Kepala Sekolah dan Guru di sekolah

Uji instrumen dilakukan di tiga sekolah dengan jenjang yang berbeda (SD, SMP dan SMA)

Page 7: KAJIAN SCHOOLNET

Untuk menjamin akurasi hasil kajian, maka sampel dibatasi pada sekolah yang memiliki karakteristik :◦ Diidentifikasi telah memiliki komputer sendiri dan koneksi

internet utamanya Jardinas/SchoolNet◦ Memiliki keunggulan akademis ditinjau daru oerangkat

akreditasi, tingkat kelulusan, dan merupakan sekolah favourite di daerahnya;

Page 8: KAJIAN SCHOOLNET

Dari hasil kajian dapat dikoleksi data yang terdiri atas :◦ Sekolah

10 SD, 12 SMP dan 12 SMA 34 Kepala Sekolah, 136 Guru, 136 siswa, dan 34 pengelola

ICT di sekolah Kegiatan di sekolah : pengumpulan kuesioner dan

konfirmasi isian kueioner, serta review dengan Kepala Sekolah.

◦ Kepala Dinas Pendidikan 12 Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

◦ Balai Tekkom Meliputi 5 Balai Tekkom

Page 9: KAJIAN SCHOOLNET

Hasil penelitian dikelompokkan menjadi 5 topik berbeda namun saling terkait satu dengan lainnya :1. Proses pembelajaran2. Tenaga pendidik3. Konten dan aplikasi4. Infrastruktur ICT5. Pengelola ICT

Page 10: KAJIAN SCHOOLNET

Pemanfaatan ICT untuk pembelajaran di sekolah Indonesia berada pada tahap applying, meskipun sebagian kecil yang berada pada tahap emerging.

Emerging Applying Infusing Transforming

Sudah memiliki infrastruktur ICT

Ada kesadaran pemanfaatan ICT untuk pembelajaran

ICT sebagai slah satu materi yang diajarkan

ICT dimanfaatkan guru untuk penyampaian materi ajar tertentu

Guru masih menjadi aktor tunggal dalam proses pembelajaran

Penyempurnaan Kurikulum berbasis ICT

Pembelajaran tertentu telah memanfaatkan ICT

Guru sebagai fasilitator

Kehadiran dan pemanfaatan ICT sudah biasa karena telah terintgrasi

Fokus kurikulum pembelajaran pada siswa dg pengimplemntasian ICT pada kehidupan nyata

Page 11: KAJIAN SCHOOLNET

Berdasar persepsi Kepala SekolahNo Komponen Janjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA

1 Ketersediaan komputer

4,67 4,91 3,54

2 Kemampuan Guru

3,67 3,91 4,54

3 Ketersediaan Konten

3,58 2,64 4,23

4 Koneksi internet

2,17 2,18 1,69

Dalam skala 6

Page 12: KAJIAN SCHOOLNET

Pemanfaatan ICT oleh Guru

Akses internet oleh Guru

No Pemanfaatan %

1 Menjelaskan materi ajar 83%

2 Rujukan pengembangan konten 72%

3 Media komunikasi dan kolaborasi antar guru 58%

4 Media sharing dan distribusi konten 39%

1 E-mail 6,76

2 Wikipedia 6,00

3 E-dukasi.net 4,82

4 Situs berita 4,60

5 Situs jejaring sosial 4,51

6 Situs web sekolah 3,92

7 Mailing list (milist) 3,48

8 Blog Pribadi 2,90

Page 13: KAJIAN SCHOOLNET

1. Sekitar 60% guru telah memanfaatkan e-mail sebagai sarana komunikasi

2. Hanya 15% guru biasa menggunakan mesin pencari untuk merancang dan mendesain konten pembelajaran

Page 14: KAJIAN SCHOOLNET

1. Sebagian besar guru berada pada grade B, yaitu sedang dalam tahap mempelajari pemanfaatan ICT untuk pembelajara

2. Diperlukan kompeteni guru untuk dapat menentukan jenis fasilitas ICT yang dibutuhkan untuk menciptakan proses pembelajaran (berbasis ICT) guna mencapai tujuan kurikulum yang lebih efektif.

Model of stage of teaching and learning with and trought ICT(UNESCO)

Discovering A ICT tools

Learning how B yo use ICT tools

Understanding C to use ICT toolsHow and when to achive particular porposes Specializing D the use ICT tools

Page 15: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

1 83% menjelaskan materi72% rujukan pengemb konten58% komunikasi dan kolaborasi38% sharing dan distribusi konten

ICT tdiak hanya sebagai obyek pembelajaran namun sudah menjadi subyek atau alat bantu pembelajaran

Pemanfaatan ICT untuk pembelajaran

2 98% Guru pernah memanfaatkan ICT untuk pembelajaran, namun 10% siswa justru menyulitkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan

Kegiatan pembelajaran menjadi kontraproduktif dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

3 Guru MIPA lebih sering memanfatkan ICT dalam pembelajaran dibanding guru mata pelajaran lainnya

Potensi pemanfaatan ICT dalam pembelajaran lain belum tergali optimal

4 Hanya 15% guru memanfaatkan mesin pencari untuk merancang dan mendesain konten pembelajaran

Konten statis dan tidak uptodate serta kurang kaya regferensi

Pemanfaatan ICT untuk pengemb konten

5 85% guru telah memiliki alamat e-mail, 60% guru aktif memanfaatkannya untuk sarana komunikasi

Alamat e-mail sbg prasyarat utama untuk memiliki akun aplikai berbasis web

6 67% guru berpendapat bahwa pelatihan ICT telah sesuai dengan kebutuhan guru dalam mengajar

Guru semakin termotivasi untu memanfaatkan ICT dalam pembelajaran

Peningkatan kemampuan guru

Page 16: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

7 80% Guru merasa pelatihan terlalu singkat, 50% berpendapat pelatihan tidak tuntas dan berkelanjutan

Kemampuan guru untuk mengimplementasikan pemanfaatan ICT belum maksimal

Peningkatan kemampuan guru

8 70% guru berpendapat bhw lebih butuh pengembangan dan pengelolaan blog, 60% pengembangan MPP yang lebih menarik bagi siswa

Idealnya pelatihan tidak lagi aplikai office, tp lebih pada pengayaan MPP, cara penyampaian materi , dan blog untuk sharing.

Page 17: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

1 Internet mrpkn sumber kedua setelah buku. Semakin tinggi jenjang semakin besar pemanfaatan internet sbg referensi untuk mengembangkan konten

Konten kurang uptodate, statis dan kurang kaya referensi

Peran guru dlm penciptaan, distribusi dan pemanfaatan konten

2 50% guru mengembangkan konten sendiri, 50% hanya memanfaatkan saja, dan 38% telah mendsitribusikan konten melalui aneka media

Konten yang digunakan guru sulit untuk dinilai pihak lain melalui peer revoew

Ketersediaan dan optimaliasi konten yang dimiliki

3 Konten yg dishare/didistribusikan oleh guru dilakukan melalui media Flash 53%, Blog pribadi 22%, E-Learning/LMS 18%, dan e-mail 10%

Peran internet sebagai media distribusi konten belum signifikan

4 Bbrp sekolah memiliki konten dlm bentuk CD software, VCD, DVD yg belum dimanfaatkan, karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kurangnya kemampuan guru untuk memanfaatkannya

Inefisiensi resource baik dari pihak sekolah maupun pihak lain yang telah mengembangkan konten

5 Konten yg dimiliki terbanyak MIPA, selisih dengan mapel lain cukup signifikan.

Pemanfaatan ICT untuk mapel lain belum tergali secara maksimal

Page 18: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

6 Konten dg format animasi dan video lebih menarik dibanding format text untuk seluruh jenjang

Diperlukan keterampilan untuk pengembangan konten dg format vide dan animasi

7 Peran MGMP/KKG dalam pengemb konten cukup berarti. 48% guru sering mendapat materi dari MGMP, 22% dari Pustekkom, 17% dari swasta.

Diperlukan formalisasi agenda kolaborasi pengembangan maupun pertukaran konten melalui MGMP

Peran guru dlm penciptaan, distribusi dan pemanfaatan konten

8 Makin tinggi jenjang sekolah makin tinggi % aplikasi pengelolaan dan sharing konten (misal LMS)

Kebutuhan terkoneksi internet makin tinggi bagi SD, karena ketiadaan aplikasi untuk menyimpan dan mengelola konten

Ketersediaan dan optimaliasi konten yang dimiliki

9 Konten tersering diunggah di aplikasi LMS adalah presntasi (ppt) dan bank soal

Kurang menarik bagi siswa karena konten yg diunggah sama dengan yang diajarkan guru di kelas

10 Kendala pemanfaatan aplikasi pembelajaran terkait utilisasi penggunaan aplikasi lebih tinggi dibanding kendala pada teknis aplikasi

Share konten dan partisipasi guru kurang membuat isi aplikai tdk uptodate shg siswa tidak tertarik untuk mengakses konten melalui aplikasi tersebut.

Page 19: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

1 Rerata bandwidth yg diterima sekolah dari program SchoolNet antara 34-49% dari bandwidth maksimum sesuai Service Level Agreement (SLA)

Sekolah menjadikan jardiknas untuk : e-adm, akes internet secara khusus di ruang guru atau KS3 sek telah mengkombin bandwidth dengan koneksi lain menggunakan tools load balancing (misal: microtic software)

Kualitas koneksi ineternet

2 20-30% sekolah menambah kokensi ineternet mandiri, 33% menambah koneksi dengan provider yang sama

Diperlukan kapabilitas SDM dlm mengelola multiple conection terutama untuk memanau kinerja network sesuai SLA.

3 Penambahan koneksi internet karena kurangnya bandwidth untiuk pembelajaran di kelas maupun lab komputer

Sekolah terbebabni biaya untuk tambahan koneksi, 42% sekolah mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit

4 70% guru menyatakan akses internet dg frekuensi tinggi di lakulan melalui koneksi ineternet di sekolah

Dibutuhkan fasilitas internet khusus oleh sekolah untuk akses guru ke sumber internet

Pemanfaatan internet

5 Google, Facebook dan Wikipedia adalah situs yang diakses oelah sekolah dg ferkuensi tertinggi

Ketiga aplikasi tsb berpotensi dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, perlu arahan guru untuk mengarhkan siswa agar berinternet lebih sehat dan bermanfaat

Page 20: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

6 85% sekolah memiliki lab konpuer, dan 79% telah terhubung internet/LAN sekolah

Ketersedian lab harus didukung dg proses dan aplikasi yg tepat untuk pembelajaran

Ketersediaan perangkat/ saran penunjang

7 44% sekolah telah mengimplementasikan server yang difungsikan untuk pengelolaan konten pembelajaran

Rendahnya kepemilikan server menjadikan ketergantungan terhadap koneksitas internet

8 Lab multimedia sering digunakan untuk proses pembelajaran berbasis ICT

Perlu sinkronisasi penggiunaan dan pengelolaan ruang multimedia dan lab komputer untuk menjamin ketersediaan fasilitas pendukung pembelajaran berbasis ICT

9 Kendala dalam pernagkat, sarana dan prasarana dalah :Kurangnya jumlah : 77%Kelistrikan : 11%

Akibat jumlah yang terbatas frekuensi pembelajaran berbasis ICT tidak dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan guru

Page 21: KAJIAN SCHOOLNET

No Temuan Implikasi Kelompok Isu

1 Rerata kualifikasi pendidikan pengelola ICT adalah S1 (75%) , dengan background pendidiakn ICT sebanyak 44%

Dg kualifikasi tinggi peningkatan kemampuan skill dan komptensi cukup potensial dilakuakn

Kualifikasi dan kemampuan pengelola ICT

2 Rerata jumlah pengelola ICT SD dan SMP adalah 2 orang sementara untuk jenajng SMA adalh 3 orang

Jenjang SMA umumnya memafaatkan jasa pegawi lepas/honor untuk mengelola seluruh aset ICT

Organisasi pengelola ICT

3 Ketiadaan deskripsi tugas kerja serta masih lemahnya pola renumerasi sesuai dengan beban kerja

Menyebabkan overlap tugas, ketidaksesuaian renumerasi menyebabkan penurunan kinerja SDM

4 Kopetensi pengelola ICT adalah pengelolaan jaringan, troubleshooting PC, untuk pengembangan konten masih sangat minim (SD 0%, SMP 13%, SMA 28%)

Pengelola ICT sebagai partner guru dalam pengembangan konten belum menonjol.

Kualifikasi dan kemampuan pengelola ICT

5 Pelatihan paling dibutuhkan bagi pengelola ICT adalah pengemabngan aplikasi pemberlajaran berbasis web dan pengelolaan server

Perlu kerjasama antar sekolah untuk pelatihan pengelolaan ICT shg mempererat komunita pengelola dan menjadi hemat biaya

Page 22: KAJIAN SCHOOLNET

No Isu Rekomendasi

1 Tahap applying dalam proses pembelajaran (belum ada pola integrasi dalam kurikulum)ICT hanya berperan sebagai alat bantu dalam penyampaian materi ajar

TL dari kebijakan standarisasi proses (permendiknas no.42/2007) yang merekomendasikan penerapan ICT dalam proses pembelajaran menjadi petunjuk teknis pelaksanaan

Salah satunya melalui integrasi antara kurikulum dan potensi ICT sebagai tools pembelajaran

Pemberian reward untuk sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis ICT secara kreatif dan inovatif.

2 Pemanfaatan ICT untuk pembejaran

Adopsi standar ternetnu untuk peningkatan kompetensi ICT guru secara bertahap dan terukur pencapaiannya

Penyelenggaraan award untuk penilaian konsep pembelajaran berbasis ICT oleh guru bekerjasama dengan perguruan tinggi

3 Pemanfaatan ICT untuk pengembangan konten

Penyediaan fasilitas dan prasaran komp/laptop untuk guruOptimalisasi forum MGMP untuk pengemb kolaborasi dan sharing konten

Penyediaan fasilitas penunjang : internet, server dan aplikasi pembelajaran sebagai media pengembangan maupun sahring konten

Diperlukan pengelola ICT dalam asisten pengembangan konten

Page 23: KAJIAN SCHOOLNET

No Isu Rekomendasi

4 Peningkatan kemampuan guru

Pelatihan intensif, sistematis, dan tuntas bagi guru terseleksi lebih efektif daripada pelatihan masal

Materi bukan lagi aplikasi officer tapi lebih ke :Peninkatan kapabilitas guru untuk memilih memilah dan menyampaikan mater ajar sesuai tujuan pembelajaranPengembangan blog dan penggunaan aplikasi LMS

Memasukkan kriteria kompetensi ICT ke dalam progam sertifikasi guru.

5 Peran guru dalam penciptaan, distribusi dan pemanfaatan konten

Meningkatkan kapabilitas guru dalam pengembangan konten melalui kolaborasi dengan pengelola ICT

Meningkatkan kemampuan guru untuk memanfaatkan situs jejaring sosial sebagai media pembelajaran

Meningkatkan skill guru dalam melakukan pencarian sumber di internet

Mengoptimalkan adanya pusat sumber belajar yg dimiliki baik oleh sekolah, lembaga independen, maupun pemerintah serta Balai Tekkom sebagai pengembang konten pembelajaran

Page 24: KAJIAN SCHOOLNET

No Isu Rekomendasi

6 Krtersediaan dan optimalisasi konten yang dimilki

Kemampuan untuk melakukan re-create konten yg dimilki melalui kolaborasi dengan pengelola ICT

Penyediaan aplikai LMS sebagai repositori konten secara terpusat

Pelatihan dn sosialisasi pengembangan LMS bagi pengelola ICT dan penggunaan LMS bagi guru dan siswa

Dalam pengembangan konten oleh pihak luar sekolah (Balai) seyogyanyan melibatkana guru dalam menciptakan konten sesuai kebutuhan

Pengembangan konten yang dapat diakses mobile device untuk mensiasati keterbatasan ke backbone internet.

7 Ketersediaan dan optimalisasi aplikasi yang dimiliki

Melibatkan guru dalam tahap over requirement sebelum aplikasi dikembangkan untuk menjamin aplikasi dapat memenuhi kebuuhan sebenarnya dalam pembelajaran

Sebisa mungkin memanfaatkan aplikasi berlisensi atau opensource yang telah terbukti kehandalannya (misal moddle, curriki untuk LMS)

Page 25: KAJIAN SCHOOLNET

No Isu Rekomendasi

8 Kualitas koneksi internet

Perlu dikembangkan :

Pengelolaan jardiknas zona sekolah oleh pemerintah setempat (desentralisasi)

Pengalihan sebagian biaya sea schoolnet oleh pemerintah pusat untuk subsidi pengadaan modem mobile dan atau lepatop untuk guru

Selective deployment untuk implemenatasi schoolnet

9 Pemanfaatan internet

Menerapkan bandwidth load balancer untuk optimalisasi bandwitdh yang berasal dari lebih dari satu provider

Impelementasi network monitorin tools untuk memantau trend akses pengguna terhadap internet sehingga penggunaannya lebih efektif (membatasi akses ke sumber terntentu)

Implementasi anti virus di server untuk mencegah terjadinya masalah keamanaan infoemasi.

10 Ketersediaan perangkat/ sarana penunjang

Mengurangi ketergantungan terhdp koneksi internet secara terus menerus dg menyediakan server untuk repositori konten, mengadakan jejaring internet sekolah maupun antar sekolah

Menggunakan solusi thin client/virtual computing (1PC untuk beberapa kompouter) untuk antisipas keterbatasan anggaran

Mengembangkan server berbasis PC biasa dengan sistem operasi open source

Page 26: KAJIAN SCHOOLNET

No Isu Rekomendasi

11 Kualifikasi dan Kompetensi Pengelola ICT

Pengelola ICT ditingkatkan sebagai agen knowledge terkait ICT di sekolah utamanya untuk desain, pengembangan, dan implementasi konten pembelajaran :

Selain mengelola repositori dan sharing konten juga dapat ditugasi untuk memberi rekomendasi kepada guru dari aspek teknis terkait dengan pengemabngan dan pemanfaatan konten berbasis ICT

Dibutuhkan peningkatan kompetensi melalui pelatihan dalam rangka desain dan implementasi serta pengelolaan konten pembelajaran

Pelatihan sebaiknya dikoordinasikan lintas sekolah untuk meminimalkan biaya.

12 Organisasi Pengelola ICT

Dibutuhkan panduan dalam pengelolaan orgnisasi ICT ideal di sekolah

Dibutuhkan arahan/petunjuk teknis terkait pembagian jobdesk sesuai best practice untuk kebutuhan sekolah.