35
Kajian Kesiapsiagaan Tsunami Masyarakat Di Pesisir Pantai Barat Selatan Provinsi Aceh Pelatihan Metodologi Penelitian Kebencanaan Berbasis Masyarakat TDRMC Office – Banda Aceh, 7-9 Juni 2012

Kajian Kesiapsiagaan Tsunami Masyarakat Di Pesisir Pantai Barat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

from my library

Citation preview

PowerPoint Presentation

Kajian Kesiapsiagaan Tsunami Masyarakat Di Pesisir Pantai Barat Selatan Provinsi AcehPelatihan Metodologi Penelitian Kebencanaan Berbasis MasyarakatTDRMC Office Banda Aceh, 7-9 Juni 2012Tsunami 2004 telah menimbulkan dampak yang signifikan :Kehidupan manusia: 123,598 orang meninggal, 113,937 orang hilang dan 406,156 orang mengungsi (BAKORNAS dikutip dari Subagyono, Sugiharto, & Jaya, 2005)Sosial dan Ekonomi dari kehidupan masyarakat: Provinsi Aceh yang paling dekat dengan epicenter gempa lebih dari setengah kabupaten terkena dampak dari bencana (FAO, 2005 dikutip dari OCHA, 2005)Latar BelakangBeberapa alasan besarnya dampak bencana Tsunami 2004:Tidak adanya sistem peringatan dini (Obura, 2006)Kurangnya pengetahuan dan kurangnya kesiapsiagaan tingkat individu (Johnston dkk, 2005)Teknologi tinggi tidak dapat menjamin untuk melindungi masyarakat pesisir (Sagala & Okada, 2007)Bantuan bencana dari sumber luar akan datang segera SETELAH bencana terjadi dan kehidupan tidak dapat diselamatkan bila masyarakat tidak mempersiapkan diri merespon bencana yang terjadi (FEMA, 2009)Latar Belakang (Lanjutan)Kesiapsiagaan Tsunami dibutuhkan untuk meminimalisir dampak bencana, terutama bagi masyarakat Indonesia, memiliki potensi besar untuk ditimpa bencana alam khususnya tsunami:Indonesia yang terletak di pertemuan dua jalur pegunungan aktif terpanjang di dunia.Indonesia disusun oleh Lempeng Urasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Cahyadi, 1976). Indonesia memiliki garis pantai yang panjangnya mencapai 81.000 km. Garis pantai Indonesia merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Anantasena, 2007).

Latar Belakang (Lanjutan)Penelitian berfokus pada kesiapsiagaan tsunami masyarakat yang tinggal didaerah yang terkena dampak dan tidak terkena secara lansung Latar Belakang (Lanjutan)Masyarakat yang tinggal didaerah yang terkena dampak secara lansung:Memiliki pengalaman pribadi terhadap tsunami membantu meningkatkan pemahaman tentang resiko, identifikasi bahaya dan dampak bencana terhadap kehidupan (Greening & Dollinger, dikutip dari Mishra & Suar, 2007)Latar Belakang (Lanjutan)Masyarakat yang tinggal didaerah yang tidak terkena dampak :Melihat bencana yang terjadi sebagai pengalaman sendiri atau merasa cemas akan kemungkinan tertimpa gempa setelah melihat korban yang menderita karena bencana gempa dan tsunami.(Matsuda & Okada, 2006)Latar Belakang (Lanjutan)Hasil penelitian diharapkan dapat menyediakan data dasar untuk menentukan intervensi yang sesuai untuk mempromosikan kesiapsiagaan tsunami pada daerah yang terkena dampak dan tidak terkena dampak secara lansung.Latar Belakang (Lanjutan)Mengidentifikasi tingkat kesiapsiagaan tsunami masyarakat yang tinggal di daerah yang terkena dampak dan tidak terkena dampak Membedakan kesiapsiagaan tsunami masyarakat yang tinggal di daerah yang terkena dampak dan tidak terkena dampak

TujuanDefinisi OperasionalKesiapsiagaan tsunami : persepsi individu pada kesiapan yang dilakukan untuk menghadapi bencana tsunami.Daerah yang terkena dampak : Daerah yang secara lansung terkena dampak hilangnya masyarakat dan aspek sosial ekonomi disepanjang pantai barat Provinsi Aceh post Tsunami Desember 20043MetodelogiDefinisi OperasionalDaerah yang tidak terkena dampak : Daerah yang secara tidak lansung masyarakatnya menjadi korban karena berada di daerah terkena dampak baik sebagai pelancong atau bertempat tinggal dan aspek sosial ekonomi disepanjang pantai barat Provinsi Aceh post Tsunami Desember 20043MetodelogiDesain Penelitian : Deskriptif KomparatifKerangka Konsep : Tiga parameter dalam kesiapsiagaan tsunami pada tingkat individu (ISDR/UNESCO, 2006; Matsuda & Okada,2006; Ronan dkk, 2001), yaitu:Pengetahuan : Alamiah terjadinya tsunamiRespon yang sesuai untuk tanda awal tsunamiSistem peringatan Sumber informasi untuk peringatan tsunamiMetodelogiPerencanaan darurat individu:Kesiapan perencanaan daruratImplementasi aktivitas yang seharusnya dilakukan untuk penyelamatan saat tsunami terjadiPersiapan tas siaga bencanaMemiliki ketrampilan keamananKemampuan sumber mobilisasi(ISDR/UNESCO, 2006; Matsuda & Okada,2006; Ronan dkk, 2001)MetodelogiKemampuan sumber mobilisasiPersiapan diri untuk periode rehabilitasiPersiapan untuk mendapatkan pertolongan dari orang yang signifikan

MetodelogiPopulasi:masyarakat yang tinggal di daerah yang terkena dampak dan tidak terkena dampak secara lansung di pesisir pantai Provinsi Aceh dengan jumlah yang sama di kedua kelompokMetodelogiTempat Penelitian :Daerah yang terkena dampak adalah 15 dari 21 desa di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh BaratDaerah yang tidak terkena dampak adalah 8 dari 15 desa di Kecamatan Tapaktuan, kabupaten Aceh SelatanMetodelogiResponden :Besar responden ditentukan dengan menggunakan power analysis (power = .80, alpha = .05, dan effect size = .02) penelitian dengan small effect size studyJumlah total responden 304 orang dari masing-masing tempat penelitian 152 orang yang dipilih dengan multistage random samplingMetodelogiKriteria responden yang dipilih:Bertempat tinggal minimal selama 1 tahun di daerah penelitianMemilki pengalaman lansung untuk responden yang bertempat tinggal di daerah terkena dampakMampu berkomunikasi dengan bahasa IndonesiaBersedia untuk ikut penelitianRespondenKuisioner Kesiapsiagaan Tsunami IndividuKuisioner direspon dengan 5 point Skala Likert dari 0 = Tidak Siap, 1= Kurang Siap, 2 = Cukup Siap, 3 = Siap, 4 = Sangat SiapContent Validity Indeks (CVI) kuisioner adalah 0,95 oleh 3 pakar Penelitian pendahuluan untuk 20 orang di Kampung Jawa dan tes reliabilitas dengan hasil reliabel Hasil ukur dibagi dalam 3 kategori: 0.00 1.33 (Kesiapsiagaan Rendah); 1.43 2.67 (Kesiapsiagaan Menengah) dan 2.68 4.0 (Kesiapsiagaan Tinggi)Alat Pengumpulan DataPenelitian mendapatkan persetujuan dari dewan pertimbangan etik (Institutional Review Board-IRB) Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Prince of Songkla, ThailandMendapatkan izin dari masing-masing camat dan pemimpin masyarakat lainnya di daerah penelitianMemilih responden yang sesuai kriteria dan memberikan informasi tentang penelitian meliputi tujuan, manfaat dari partisipasi, dan kemungkinan hal yang tidak menyenangkan yang dapat dialami selama pengisian kuisioner.Memperoleh persetujuan (Informed consent)Pertimbangan EtikData dianalisa dengan Independent T-test untuk yang berdistribusi normal dan Mann-Whitney U yang tidak berdistribusi normalAnalisa DataMasyarakat di daerah yang tidak terkena dampak: memiliki latar pendidikan tinggi dengan mayoritas bekerja di pemerintahan atau wiraswasta (80% vs 58,5%) dan pendapatan lebih tinggiMasyarakat di daerah yang terkena dampak: memiliki nilai rata-rata lebih tinggi (Lihat tabel 1 pada materi yang disediakan)

Hasil PenelitianVariablesAffected Areas(n =152)Non-Affected Areas (n=152)ValuepMdnMSDLevelMdnMSDLevelKnowledge3.030.26High1.90.82Moderate15.93t