114
KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN I - 2011 BANK INDONESIA SURABAYA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · Pertanian dan Industri Pengolahan yang menjadi sektor ... Berdasarkan perkembangan perekonomian dan ... Gambar 1.10 Dana Simpanan

  • Upload
    lamdieu

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

TRIWULAN I - 2011

BANK INDONESIA SURABAYA

Penerbit : Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 129/128 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi dan Misi

Kantor Bank Indonesia Surabaya

Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan

dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada

Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung

pembangunan ekonomi daerah.”

Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Menjadi kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui

peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.”

Misi Bank Indonesia :

“ Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan

moneter dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang

berkesinambungan.“

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi bank sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional melalui

penguatan nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.“

Nilai – Nilai Strategis :

Kompetensi – Intergritas – Transparansi – Akuntabilitas – Kebersamaan.

i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional

Provinsi Jawa Timur Triwulan I - 2011 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat

waktu. Kajian triwulanan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi

stakeholders eksternal maupun internal yang berkaitan dengan perkembangan

perekonomian, perbankan dan sistem pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan

dimaksud maupun prospek ke depan.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I-2011 sebesar 6,99%

(yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan IV-2010 yang sebesar 7,16%,

namun tetap lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang tercatat sebesar

6,50%. Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini didorong oleh konsumsi

masyarakat dan perdagangan luar negeri (ekspor-impor). Dari sisi penawaran, sektor

Pertanian dan Industri Pengolahan yang menjadi sektor pendorong pertumbuhan

ekonomi Jatim, sementara Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya

Sementara itu, tekanan inflasi IHK 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur sebesar

7,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 7,10%

serta terhadap inflasi nasional yang tercatat 6,65%. Meskipun sumbangan inflasi

pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau masih mendominasi, namun sumber pendorong inflasi pada triwulan ini

terutama berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar,

kelompok kesehatan serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Seiring dengan tren pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, kinerja

perbankan (bank umum dan BPR) juga menunjukkan peningkatan, khususnya

didukung oleh kinerja penyaluran kredit dan total aset yang mampu tumbuh lebih

tinggi dibandingkan dengan beberapa periode sebelumnya. Peningkatan kinerja

perbankan juga terlihat dari bertambahnya Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun

oleh perbankan di Jatim seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian serta

dukungan upaya perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat, di tengah

cukup banyaknya persaingan di Sektor Keuangan yang menawarkan instrumen0-

instrumen simpanan/investasi dengan imbal hasil bersaing.

Di sisi lain kondisi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang tercermin

pada kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan

ii

menunjukkan kondisi yang membaik dan ditandai dengan peningkatan penyerapan

jumlah tenaga kerja.

Berdasarkan perkembangan perekonomian dan perbankan pada triwulan ini

serta dengan mempertimbangkan potensi dan prompt indikator baik dari sisi internal

maupun eksternal, kami memperkirakan pada triwulan II-2011 tingkat pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur akan berada pada dari rentang pertumbuhan 6,8 - 7,1%. Faktor

pendorong pertumbuhan tersebut yaitu konsumsi rumah tangga, investasi swasta

dan kegiatan perdagangan luar negeri. Adapun tingkat inflasi pada triwulan I-2011

diperkirakan masih menunjukkan peningkatan dan berada di kisaran 6,90% - 7,18%

(yoy), sebagai konsekuensi dari tekanan volatile food dan administered prices.

Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan perekonomian

daerah Provinsi Jawa Timur yang mengolah data dan informasi yang diperoleh dari

berbagai pihak seperti perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,

BUMN maupun swasta. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan

kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan

datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran untuk lebih meningkatkan

kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang optimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan

kemudahan kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia

pada umumnya.

Surabaya, 9 Mei 2011

BANK INDONESIA SURABAYA

Mohamad Ishak Pemimpin

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN xi

RINGKASAN EKSEKUTIF xii

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xvii

INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xviii

BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

1.1 KONDISI UMUM 1

1.2 SISI PERMINTAAN 1

a. Konsumsi 2

b. Investasi 4

c. Ekspor - Impor 6

1.3 SISI PENAWARAN 11

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 13

b. Sektor Industri Pengolahan 16

c. Pertanian 17

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 18

e. Bangunan 19

f. Transportasi dan Komunikasi 20

Boks 1

1

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 27

2.1 UMUM 27

2.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq) 28

2.3 INFLASI TAHUNAN (yoy) 33

2.4 INFLASI MENURUT KOTA 35

2.5 DISAGREGASI INFLASI 37

Boks 2

64

"KERJASAMA BANK INDONESIA SURABAYA & PEMERINTAH

KABUPATEN BOJONEGORO DALAM PENGEMBANGAN KLASTER SAPI

POTONG"

DAFTAR ISI

ANALISIS DAMPAK TSUNAMI JEPANG PADA KINERJA EKSPOR IMPOR

PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 39

3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 40

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 42

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 42

3.1.3. KREDIT 44

3.1.4. KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (KMKM) 48

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 51

3.2.1. RISIKO KREDIT 52

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 53

3.3 PERBANKAN SYARIAH 54

3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 58

3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 60

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 66

4.1 UMUM 66

4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 66

4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 68

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN 71

5.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 71

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) 71

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 73

5.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 74

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) 75

b. Transaksi Kliring 77

5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR 78

BAB 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 85

6.1 UMUM 85

6.2 KETENAGAKERJAAN 85

6.2.1 DATA KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR 85

6.2.2 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA (SKDU) 88

6.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 89

6.3.1 KESEJAHTERAAN PETANI 89

6.3.2 KESEJAHTERAAN NELAYAN 90

BAB 7 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 89

7.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 89

7.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 90

Tabel 2.1 Inflasi Kumulatif (ytd) 7 Kota di Jawa Timur 28

Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi Di Jawa Timur (qtq) 29

Tabel 2.3 Luas Panen,Produktifitas dan Produksi Padi 31

Tabel 2.4 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 34

Tabel 2.5 Sumbangan Inflasi Jawa timur (yoy) Per Kelompok Barang 34

Tabel 2.6 Inflasi Kuartalan (qtq) dan Tahunan (yoy) 7 Kota Di Jatim 36

Tabel 2.7 Inflasi 7 Kota DI Jatim Per Kelompok Barang & Jasa Triwulan I - 2011 (yoy) 36

Tabel 2.8 Sumbangan Inflasi 7 kota Di Jatim Per Kelompok Barang & Jasa Triwulan I - 2011

(yoy)36

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 39

Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 40

Tabel 3.3 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 52

Tabel 3.4 Perkembangan NPL Kredit per Sektor 53

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 61

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan I - 2011 66

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan APBD Prov.Jatim Tahun 2005 - 2011 (Rp juta) 67

Tabel 4.3 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Trwulan I - 2011 (Rp juta) 69

Tabel 4.4 Realisasi Anggaran APBD Prov.Jatim Tahun 2005 - 2011 70

Tabel 5.1 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow-Outflow) KBI - Rp Milyar 72

Tabel 5.2 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek,Bilyet Giro TW I - 2011 77

Tabel 6.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008-2011) 86

Tabel 6.2 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja (SBT) Tahun 2008-2011 88

DAFTAR TABEL

Gambar 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 1

Gambar 1.2 Struktur Perekonomian Prov.Jawa Timur 1

Gambar 1.3 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa timur 2

Gambar 1.4 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa timur 2

Gambar 1.5 Indeks Penjualan Eceran 3

Gambar 1.6 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 3

Gambar 1.7 Penjualan Mobil Baru DI Jawa Timur 3

Gambar 1.8 Penjualan Motor Baru DI Jawa Timur 3

Gambar 1.9 Kredit Konsumsi 4

Gambar 1.10 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 4

Gambar 1.11 Survei Konsumen - Kondisi Saat Ini 4

Gambar 1.12 Survei Konsumen - Ekspektasi Masyarakat 4

Gambar 1.13 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 5

Gambar 1.14 Perkembangan Nilai Investasi 5

Gambar 1.15 Perkembangan PMTB 5

Gambar 1.16 Perkembangan Kredit Investasi 5

Gambar 1.17 Perkembangan Volume Penjualan Semen 6

Gambar 1.18 Perkembangan Penjualan Truk 6

Gambar 1.19 Perkembangan Impor Barang Modal 6

Gambar 1.20 Perkembangan Nilai Ekspor 8

Gambar 1.21 Perkembangan Volume Impor 8

Gambar 1.22 Pertumbuhan Volume Ekspor 8

Gambar 1.23 Pertumbuhan Volume Impor 8

Gambar 1.24 Nilai Impor per Jenis Barang 8

Gambar 1.25 Pertumbuhan Impor per Jenis Barang 8

Gambar 1.26 Neraca Perdagangan Luar Negeri 9

Gambar 1.27 Neraca Perdagangan Kumulatif 9

Gambar 1.28 Statistik Kontainer di Tanjung Perak 9

Gambar 1.29 Jumlah Ship Calls 9

Gambar 1.30 Statistik Kontainer Internasional 10

Gambar 1.31 Statistik Kontainer Domestik 10

Gambar 1.32 Negara tujuan Ekspor Jawa Timur 2010 10

Gambar 1.33 Perkembangan Ekspor Menurut Tujuan 10

Gambar 1.34 Komoditas Ekspor ke Amerika Serikat 2010 11

Gambar 1.35 Perkembangan Ekspor Jatim ke Amerika Serikat 11

Gambar 1.36 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 11

Gambar 1.37 Pertumbuhan Sektor Pendukung 11

Gambar 1.38 Pertumbuhan Sektor Pendukung 12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.39 Utilisasi Kapasitas Produksi 13

Gambar 1.40 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 13

Gambar 1.41 Indeks Realisasi Usaha 13

Gambar 1.42 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 13

Gambar 1.43 Jumlah Kapal Singgah di Pel.Tanjung Perak 14

Gambar 1.44 Kontainer Load dan Unload di Tanjung Perak 14

Gambar 1.45 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 15

Gambar 1.46 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 15

Gambar 1.47 Jumlah Wisatawan Asing Melalui Bandara Juanda 15

Gambar 1.48 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 15

Gambar 1.49 Perkembangan Kredit PHR 15

Gambar 1.50 Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan 16

Gambar 1.51 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 16

Gambar 1.52 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku 16

Gambar 1.53 Perkembnagan Pertumbuhan 16

Gambar 1.54 Konsumsi Listrik Golongan Industri 17

Gambar 1.55 Perkembangan Kredit Sektor Industri Pengolahan 17

Gambar 1.56 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 17

Gambar 1.57 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 17

Gambar 1.58 Luas Lahan Puso d Jawa Timur 18

Gambar 1.59 Perkembangan Kredit Sektor Pertanian 18

Gambar 1.60 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa timur 19

Gambar 1.61 Perkembangan NIM Perbankan Jawa timur 19

Gambar 1.62 Perkembangan Fee - Based Income 19

Gambar 1.63 Perkembangan Interest - Based Income 19

Gambar 1.64 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 20

Gambar 1.65 Perkembangan Kredit Sektor Konstruksi 20

Gambar 1.66 Perkembangan Kredit Properti 20

Gambar 1.67 Perkembangan Kredit Properti per Jenis 20

Gambar 1.68 Arus Penumpang di Tanjung Perak 21

Gambar 1.69 Arus Barang di Tanjung Perak 21

Gambar 1.70 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 21

Gambar 1.71 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 21

Gambar 1.72 Perkembangan Kredit Angkutan & Komunikasi 22

Gambar 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 27

Gambar 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 27

Gambar 2.3 Inflasi di Kawasan Jawa (yoy) 27

Gambar 2.4 Inflasi Volatile Food di Kawasan Jawa (yoy) 27

Gambar 2.5 Inflasi Inti di Kawasan Jawa (yoy) 28

Gambar 2.6 Inflasi Administered Price di Kawasan Jawa (yoy) 28

Gambar 2.7 Inflasi (qtq) Triwulanan Jawa Timur 29

Gambar 2.8 Inflasi Triwulanan (qtq) Kelompok Bahan Makanan 29

Gambar 2.9 Perkembangan Harga Mingguan Gula Pasir 30

Gambar 2.10 Perkembangan Harga Bulanan Gula Pasir di Dunia 30

Gambar 2.11 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan di Jawa Timur 31

Gambar 2.12 Pergerakan Harga Beras di Pasar Internasional 31

Gambar 2.13 Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau di Jawa Timur 32

Gambar 2.14 Perkembangan Harga Mingguan Komoditas Bumbu-bumbuan 32

Gambar 2.15 Perkembangan Harga Mingguan Komoditas Sayur-sayuran 32

Gambar 2.16 Perkembangan Harga Mingguan Daging Ayam & Daging Sapi 33

Gambar 2.17Perkembangan Harga Pakan Ayam (jagung) di Pasar Internasional

33

Gambar 2.18 Pergerakan Harga Emas Dunia Januari 2010 - Maret 2011 33

Gambar 2.19 Pergerakan Harga Komoditas Emas Perhiasan di Surabaya 33

Gambar 2.20Persentase Sumbangan Inflasi Per-Kelompok Barang Triwulan I-2011 34

Gambar 2.21Pergerakan Inflasi Tiga Komoditas penyumbang inflasi (yoy) tertinggi di

Jawa Timur 34

Gambar 2.22 Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia 35

Gambar 2.23 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia 35

Gambar 2.24 Perkembangan Harga Gandum di Pasar Dunia 35

Gambar 2.25 Perkembangan Harga Minyak Mentah di Pasar Dunia 35

Gambar 2.26 Laju Inflasi Jatim per komponen (mtm) 37

Gambar 2.27 Laju Inflasi Jatim per komponen (yoy) 37

Gambar 2.28 Perkembangan Inflasi Volatile Food 37

Gambar 2.29 Perkembangan Inflasi Adm. Price 37

Gambar 2.30 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 38

Gambar 2.31 Perkembangan Capacity Ultilization 38

Gambar 3.1 Perkembangan LDR 40

Gambar 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 40

Gambar 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 41

Gambar 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 41

Gambar 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 42

Gambar 3.6 Proporsi Aktiva Produktif 42

Gambar 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (q-t-q) 43

Gambar 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 43

Gambar 3.9 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan (Rp juta) 43

Gambar 3.10 Komposisi DPK Bank Umum (%) 43

Gambar 3.11 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 44

Gambar 3.12 Pertumbuhan Kredit (yoy) 45

Gambar 3.13 Pertumbuhan Kredit (qtq) 45

Gambar 3.14 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 45

Gambar 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 45

Gambar 3.16 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 46

Gambar 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (y-o-y) 46

Gambar 3.18 Proporsi Kredit Sektoral 46

Gambar 3.19 Perkembangan Kredit Sektoral 46

Gambar 3.20 Undisbursed Loans 47

Gambar 3.21 Perbandingan Suku Bunga Kredit - BI Rate 47

Gambar 3.22 Perkembangan Kredit UMKM 49

Gambar 3.23 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha 49

Gambar 3.24 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 50

Gambar 3.25 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 50

Gambar 3.26 Perkembangan NPL Bank Umum 52

Gambar 3.27 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 52

Gambar 3.28 Money Position Perbankan di Jawa Timur 54

Gambar 3.29 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 55

Gambar 3.30 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 55

Gambar 3.31 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jatim 56

Gambar 3.32 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah 56

Gambar 3.33 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 56

Gambar 3.34 Pangsa Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 56

Gambar 3.35 Non Performance Financing ( NPF ) Perbankan Syariah Jatim 57

Gambar 3.36 Financing to Deposit Ratio ( FDR ) Perbankan Syariah Jatim 57

Gambar 3.37 Perkembangan Indikator BPR (yoy) 58

Gambar 3.38 Perkembangan Indikator BPR (qtq) 58

Gambar 3.39 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy) 59

Gambar 3.40 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - qtq) 59

Gambar 3.41 Pertumbuhan Kredit BPR per Jenis Penggunaan (yoy) 60

Gambar 3.42 Proporsi Kredit BPR per Jenis Penggunaan 60

Gambar 3.43 Perkembangan LDR & NPL BPR 60

Gambar 3.44 Pertumbuhan Indikator Bank ber KP di Surabaya (qtq) 61

Gambar 3.45 Pertumbuhan Indikator Bank ber KP di Surabaya (yoy) 61

Gambar 3.46Proporsi DPK per Jenis Simpanan pada Bank ber KP di Surabaya (Mar-

2011) 62

Gambar 3.47Pertumbuhan DPK per Jenis Simpanan pada Bank Ber KP di Surabaya

(qtq) 62

Gambar 3.48Perkembangan Kredit per Jenis Simpanan pada Bank Ber KP di

Surabaya (qtq) 62

Gambar 3.49 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan Bank ber KP di Surabaya 62

Gambar 3.50 Perkembangan LDR Bank ber KP di Surabaya 63

Gambar 4.1 Dana Pemerintah Provinsi/Kab/Kota Jatim di Perbankan 68

Gambar 5.1 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) 73

Gambar 5.2 Perkembangan Net Inflow 73

Gambar 5.3 Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan 74

Gambar 5.4 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 74

Gambar 5.5 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 75

Gambar 5.6 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 76

Gambar 5.76 Kota dengan aktivitas transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw I-2011 76

Gambar 5.86 Kota dengan aktivitas transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw I-2011 76

Gambar 5.9 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 77

Gambar 5.10 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 77

Gambar 5.11 Rasio Tolakan dalam Perputaran Kliring Di Jawa Timur 78

Gambar 5.12 Statistik Uang Palsu yang ditemukan 79

Gambar 5.13 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar) 79

Gambar 5.14 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 79

Gambar 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 86

Gambar 6.2 Penyerapan Tenaga Kerja 87

Gambar 6.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 87

Gambar 6.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 87

Gambar 6.5 Penyerapan Tenaga Kerja 88

Gambar 6.6 Penyerapan Tenaga Kerja Tiga Sektor Utama 88

Gambar 6.7 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 89

Gambar 6.8 NTP Nasional & Jawa Timur 90

Gambar 6.9 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 90

Gambar 6.10 It Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Gambar 6.11 Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim 90

Gambar 6.12 NTN Nasional & Jawa Timur 91

Gambar 6.13 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 91

Gambar 7.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 89

Gambar 7.2 Indeks Ekspetasi Penghasilan 89

Gambar 7.3 Estimasi Realisasi Usaha Tw I -2011 90

Gambar 7.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw I-2011 90

Gambar 7.5 Ekspektasi Harga 3 bulan y.a.d 91

Gambar 7.6 Ekspektasi Harga 6 bulan y.a.d 91

2011

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw.I

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 115,26 116,11 116,87 118,50 122,53 124,36 125,5908566

- Kota Surabaya 114,25 115,09 115,81 117,31 121,93 123,53 125,0805263

- Kota Malang 116,38 116,99 118,15 119,61 122,68 124,84 125,7348982

- Kota Kediri 115,54 116,24 116,96 119,25 121,91 124,14 123,9559052

- Kota Jember 116,96 118,54 118,52 120,90 123,74 126,95 127,9696167

- Kota Probolinggo 118,72 119,91 120,77 122,97 120,74 127,92 129,455126

- Kota Madiun 120,10 121,10 122,11 123,52 127,23 129,01 130,0530576

- Kota Sumenep 113,72 114,19 114,79 116,45 126,45 121,91 122,0313567

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 2,75 3,40 3,01 4,66 6,31 7,10 6,94

- Kota Surabaya 2,78 3,38 2,94 4,71 6,72 7,34 7,60

- Kota Malang 3,23 3,38 3,08 4,19 5,43 6,70 5,82

- Kota Kediri 2,61 3,59 3,30 5,32 5,52 6,80 5,38

- Kota Jember 1,60 3,67 2,59 4,57 5,80 7,09 6,76

- Kota Probolinggo 2,52 3,55 3,67 5,48 6,17 6,68 6,81

- Kota Madiun 2,23 3,41 3,23 4,41 7,17 6,53 5,60

- Kota Sumenep 3,37 2,73 3,00 4,33 5,29 6,75 5,69

PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 81.336.597 81.184.555 82.932.699 85.184.660 87.142.176 86.994.341 88.724.137

- Pertanian 12.381.077 10.136.118 15.127.818 13.104.223 12.759.576 10.287.933 15.553.734

- Pertambangan dan Penggalian 1.887.307 1.921.861 1.633.245 1.978.179 2.046.220 2.099.675 1.802.122

- Industri Pengolahan 21.246.778 21.670.605 20.661.748 21.281.510 22.025.035 22.955.598 21.820.355

- Listrik, gas, dan air bersih 1.113.687 1.113.702 1.095.640 1.156.232 1.183.995 1.206.216 1.174.790

- Bangunan 2.692.947 2.708.788 2.444.916 2.752.099 2.848.380 2.947.205 2.626.382

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 24.127.645 25.295.849 25.023.851 26.262.091 27.183.239 27.759.932 27.085.226

- Pengangkutan dan komunikasi 5.941.720 6.089.573 5.467.981 6.293.459 6.545.647 6.769.338 6.546.139

- Keuangan, persewaan, dan jasa 4.465.773 4.492.329 4.422.062 4.602.886 4.737.927 4.896.615 4.785.173

- Jasa 7.479.663 7.755.731 7.055.439 7.753.982 7.812.157 8.071.829 7.330.216

Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6,27 6,27 5,82 6,53 7,14 7,16 6,98

Nilai Ekspor Non migas (USD Juta) 2.539 3.094 3.147 2.899 3.137 3.726 3.831

Volume Ekspor Non migas (ribu ton) 2.330.006 2.615.737 1.757.915 1.699.869 1.924.322 2.379.501 1.896.641

Nilai Impor Non migas (USD juta) 2.522 2.705 2.908 3.056 3.280 3.511 3.306

Volume Impor Non Migas (ribu ton) 3.411.802 3.912.001 4.220.239 4.491.958 4.202.823 4.324.500 4.293.192

INDIKATOR2009

INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

LAMPIRAN

2010

xii

A. Perbankan2011

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Bank Umum :

Total Asset (Rp. Triliun) 215.230.203 223.738.664 222.889.874 229.896.301 240.608.858 248.927.046 256430659,9

DPK (Rp. Triliun) 186.080.538 194.192.579 193.347.650 196.308.308 202.513.764 215.098.429 217015966,1

- Tabungan (Rp. Triliun) 68.207.789 76.093.005 72.224.198 75.327.480 82.692.056 90.833.487 38.031.194

- Giro (Rp. Triliun) 36.729.747 35.253.108 36.197.311 37.433.001 36.268.935 35.830.790 88.792.321

- Deposito (Rp. Triliun) 81.143.002 82.846.466 84.926.141 83.547.827 83.552.773 88.434.152 90.192.451

Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 122.927.131 129004070 132.545.850 142.824.021 148.551.644 154.788.596 161.925.327

- Modal Kerja 79.457.149 81.958.525 81.248.863 87.199.824 91.357.692 94.299.854 95.800.705

- Investasi 15.011.976 16.347.905 16.885.608 19.422.773 18.130.906 18.978.220 21.768.593

- Konsumsi 28.458.006 30.697.640 34.411.379 36.201.424 39.063.046 41.510.522 44.356.028

Non Performing Loan (NPL-Gross) 3,15% 3,15% 3,01% 2,89% 3,03% 2,96% 3,37%

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 66,06% 66,43% 68,55% 72,75% 73,35% 71,96% 74,61%

Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 62.216.963 62.216.963 76.910.959 80.769.535 85.882.849 89.901.853 94.716.510

NPL MKM Gross (%) 3,90% 3,34% 2,83% 2,78% 2,80% 2,71% 3,08%

7 Bank Berkantor Pusat di Surabaya

Total Asset (Rp. Triliun) 24.360.204 22.297.233 24.235.582 25.718.896 25.361.355 23.995.207 26.170.817

DPK (Rp. Triliun) 19.743.419 16.672.770 18.872.411 21.094.454 20.613.337 18.327.649 20.726.092

- Tabungan (Rp. Triliun) 3.858.879 4.700.170 3.835.575 4.092.166 4.670.781 7.226.966 9.761.442

- Giro (Rp. Triliun) 9.639.127 7.106.968 9.178.241 10.300.727 6.695.726 4.796.422 6.070.081

- Deposito (Rp. Triliun) 6.245.413 4.865.632 5.858.595 6.701.561 3.566.582 6.304.261 4.894.569

Kredit (Rp. Triliun) 10.750.990 10.832.548 11.260.975 12.213.262 12.714.485 13.135.130 13.775.988

- Kredit Modal Kerja 6.426.224 6.268.528 6.240.615 6.882.824 6.997.370 6.681.471 6.627.095

- Kredit Investasi 3.078.143 3.115.704 3.036.009 3.129.982 2.890.039 2.772.028 2.467.217

- Kredit Konsumsi 1.246.623 1.448.316 1.984.351 2.200.456 2.827.076 3.681.631 4.681.676

Non Performing Loan (NPL-Gross) 0,83% 0,66% 0,77% 0,81% 0,94% 0,79% 0,85%

Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 54,45% 64,97% 59,67% 57,90% 61,88% 71,67% 0,66%

BPR :

Total Asset (Rp. Triliun) 4.619.643 4.818.651 4.994.426 5.232.509 5.469.855 5732526 5863144

DPK (Rp. Triliun) 2.852.683 2.963.922 3.090.311 3.237.855 3.350.803 3507915,018 3578663

- Tabungan (Rp. Triliun) 901.839 953.661 981.071 1.000.919 2.328.590 2400933,622 2455302

- Deposito (Rp. Triliun) 1.950.845 2.010.261 2.109.240 2.236.936 1.022.212 1106981,396 1123361

Kredit (Rp. Triliun) 3.540.416 3.564.262 3.732.676 4.043.644 4.177.476 4149040,982 4.282.468

- Modal Kerja 2.454.650 2.460.805 2.616.557 2.796.936 2.901.158 2857164,37 2.942.006

- Investasi 111.318 113.678 113.595 119.591 115.173 120617,005 111.812

- Konsumsi 974.448 989.779 1.036.964 1.127.117 1.161.145 1171259,607 1.228.650

Non Performing Loan (NPL-Gross) 5,31% 4,36% 4,50% 4,52% 4,99% 4,24% 5,10%

Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 124,11% 120,25% 120,79% 124,89% 124,67% 118,28% 119,67%

SYARIAH :

Total Asset (Rp. Triliun) 4.369.523 5.022.870 5.162.907 5.680.189 6.539.159 7.264.692 9.317.169

DPK (Rp. Triliun) 3.558.948 4.105.107 4.189.425 4.383.448 4.845.600 5.748.610 7.237.731

- Tabungan (Rp. Triliun) 1.248.871 1.447.541 1.491.103 1.657.203 1.662.223 435.026 528.412

- Giro (Rp. Triliun) 255.041 319.018 347.838 344.776 371.837 2.181.474 2.637.852

- Deposito (Rp. Triliun) 2.055.036 2.338.548 2.350.484 2.381.469 2.811.540 3.132.110 4.071.467

Pembiayaan (Rp. Triliun) 3.151.113 3.487.578 3.853.463 4.372.252 4.765.357 5.568.337 5.960.4655.960.4655.960.4655.960.465

- Modal Kerja 1.228.292 1.266.419 1.342.435 1.621.087 1.846.444 2.116.419 2.139.198

- Investasi 369.503 451.506 533.164 617.981 645.896 696.138 672.358

- Konsumsi 1.553.318 1.769.653 1.977.864 2.133.184 2.273.017 2.755.780 3.148.909

Non Performance Financing (NPF) % 1,54 1,15 1,09 1,24 1,26 1,00 1,19

Financing to Deposit Ratio (FDR) % 88,54 84,96 91,98 99,74 98,34 96,86 82,35

B. SISTEM PEMBAYARAN2011

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Inflow (Rp. Triliun) 3,88 8,29 7,67 4,98 8,70 6,84 8,99

Outflow (Rp. Triliun) 7,83 5,14 2,72 5,09 9,55 5,25 3,54

Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 3,24 5,20 5,31 5,22 51,58 2,14 6,30

Nominal Transaksi RTGS 94,82 119,51 107,51 127,74 142,31 141,82 126,95

Volume Transaksi RTGS 126.132 135.944 131.114 145.270 144.268 157.374 142.015

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 39,07 38,47 35,96 33,86 37,09 38,26 40,04

Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1,39 1,38 1,31 1,23 1,31 1,27 1,353

Tolakan Kliring (Rp. Juta) 641.871 820.764 585.957 734.610 669.104 598.697 764.425

Tolakan Kliring (lembar) 24.374 27.262 22.215 26.322 24.784 20.592 24.250

LAMPIRAN

INDIKATOR PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN JAWA TIMUR

2010

2010

INDIKATOR

INDIKATOR

2009

2009

xiii

RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

1

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.1Gambar 1.1Gambar 1.1Gambar 1.1

Perkembangan Pertumbuhan EkonomPerkembangan Pertumbuhan EkonomPerkembangan Pertumbuhan EkonomPerkembangan Pertumbuhan Ekonomi i i i

Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

GamGamGamGambar 1.2bar 1.2bar 1.2bar 1.2

Struktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Listrik Gas Air Bersih

Tambang

Bangunan

Keuangan

Angkut & Kom

Jasa

Pertanian

Industri

PHR

5,655,655,655,65

6,036,036,036,03

6,396,396,396,39 6,346,346,346,34

5,995,995,995,996,276,276,276,27

6,176,176,176,17

5,355,355,355,35

4,954,954,954,954,964,964,964,96

4,984,984,984,98

5,165,165,165,16

5,825,825,825,82

6,536,536,536,53

7,147,147,147,14 7,167,167,167,16 6,996,996,996,99

5,85 5,85 5,85 5,85

5,18 5,18 5,18 5,18

4,37 4,37 4,37 4,37

4,00 4,00 4,00 4,00 4,20 4,20 4,20 4,20

4,58 4,58 4,58 4,58

5,70 5,70 5,70 5,70

6,17 6,17 6,17 6,17

5,80 5,80 5,80 5,80

6,96,96,96,9

6,56,56,56,5

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Jawa Timur Indonesia

%

y

o

y

1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

1.1. KONDISI UMUM

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan I-2011 sebesar 6,99%

(yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan IV-2010 sebesar 7,16%,

namun tetap lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang

tercatat sebesar 6,50%. Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini didorong

oleh konsumsi masyarakat dan perdagangan luar negeri (ekspor-impor) dengan

kondisi net ekspor. Sementara itu, masih seperti pola-pola sebelumnya, realisasi

anggaran pemerintah masih minim di awal tahun.

Dari sisi penawaran, sektor Pertanian dan Industri Pengolahan

merupakan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim, sementara sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) mengalami perlambatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sektor lainnya yang menyumbang pertumbuhan pada triwulan

ini, adalah sektor Pertambangan serta sektor Angkutan dan Komunikasi.

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini didorong oleh konsumsi

masyarakat dan perdagangan luar negeri (ekspor-impor) dengan kondisi net ekspor.

Selanjutnya, masih seperti pola-pola sebelumnya, realisasi anggaran pemerintah

daerah masih minim di awal tahun dan didominasi oleh realisasi belanja pegawai baik

belanja langsung maupun tidak langsung.

2

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

0%

5%

10%

15%

20%

25%Kons Rumah Tangga Kons PemerintahgKons Rumah Tangga (rhs) gKonsumsi Pemerintah (rhs)

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

-5000%

-4000%

-3000%

-2000%

-1000%

0%

1000%Net Ekspor Net Ekspor Antar PulaugNet Ekspor (rhs) gNet Ekspor Antar Pulau

a. Konsumsi

Meskipun pertumbuhan investasi di Jawa Timur pada triwulan I-2011 mengalami

penurunan, namun membaiknya pertumbuhan konsumsi masyarakat dari 8,32% (yoy)

menjadi sebesar 9,96%, turut mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur

yang hanya mengalami sedikit perlambatan pada triwulan ini. Pertumbuhan konsumsi

tersebut dikonfirmasi peningkatan pada beberapa indikator konsumsi seperti hasil

Survei Penjualan Eceran, jumlah konsumsi listrik rumah tangga serta penjualan

kendaraan baru.

Selain itu, adanya momentum Tahun Baru, Perayaan Imlek dan hari besar

keagamaan pada triwulan ini turut memicu peningkatan konsumsi masyarakat.

Lancarnya pelaksanaan Pilkada di Kab.Tuban turut pula mendukung kegiatan

ekonomi terutama terkait distribusi dan kegiatan perdagangan di daerah sekitarnya.

Kegiatan konsumsi masyarakat diindikasikan pula dengan membaiknya indeks

omset riil selama triwulan I-2011 dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan

peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok peralatan mamin & tembakau, pakaian

dan alat tulis. Indikator lain yang menjelaskan penguatan konsumsi masyarakat adalah

peningkatan penjualan motor baru di Jawa Timur, sedangkan penjualan mobil relatif

stabil terkait pemberlakuan pajak tambahan bagi pemilik kendaraan lebih dari satu.

Selain itu, tingkat konsumsi listrik rumah tangga pun relatif stabil. Sesuai dengan

karakternya, penjualan mobil dan motor merupakan cermin keyakinan konsumen atas

kebutuhan konsumsi untuk jangka panjang karena sifat barangnya yang relatif mahal

(big ticket items) dan tahan lama (durable goods).

GambarGambarGambarGambar 1.31.31.31.3

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

GambarGambarGambarGambar 1.41.41.41.4

Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

Sumber: BPS Jatim

3

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

GambarGambarGambarGambar 1.51.51.51.5

Indeks Penjualan Indeks Penjualan Indeks Penjualan Indeks Penjualan EceranEceranEceranEceran

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: PLN Distribusi Jatim

Gambar 1.7Gambar 1.7Gambar 1.7Gambar 1.7

Penjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa TimurPenjualan Mobil Baru di Jawa Timur

Sumber: Dispenda Jatim

70

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

0

100

200

300

400

500

600

700

800Konsumsi listrik RT KwH per pelanggan RT

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%Penjualan Mobil

g Penjualan Mobil (yoy)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 23*

2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Omset Riil Peralatan RT

Mamin & Tembakau Pakaian

Alat Tulis

Sementara itu, pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber

pembiayaan konsumsi masyarakat masih sama dengan pola-pola triwulan

sebelumnya yaitu masih relatif rendah. Namun secara keseluruhan pertumbuhannya

mengalami perbaikan dibandingkan di akhir tahun. Sumber pembiayaan eksternal

lainnya yang penting bagi masyarakat adalah kredit konsumsi perbankan yang selama

triwulan I-2011 sedikit melambat, sesuai dengan karakter realisasi kredit di awal tahun,

namun lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2010.

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.81.81.81.8

Penjualan Motor Baru di Jawa TimurPenjualan Motor Baru di Jawa TimurPenjualan Motor Baru di Jawa TimurPenjualan Motor Baru di Jawa Timur

GambarGambarGambarGambar 1.61.61.61.6

Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga

Sumber: Dispenda Jatim

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%g Penjualan Sepeda Motor

g Penjualan Sepeda Motor(yoy)

BAB I – PERKEMBANGAN EKONO

Sumber: Survei Konsumen BI Sura

Gambar Gambar Gambar Gambar

SuSuSuSurvei Konsumen rvei Konsumen rvei Konsumen rvei Konsumen ––––

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.9999

Kredit KonsumKredit KonsumKredit KonsumKredit Konsum

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

50.000.000

I II III IV I II III IV I II

2007 2008 2009

Kredit Konsumsi

gKredit Konsumsi (rhs)

Gambar 1Gambar 1Gambar 1Gambar 1

Perkembangan JumlahPerkembangan JumlahPerkembangan JumlahPerkembangan Jumlah

50

60

Selain itu nilai

Ekonomi dan Kon

1.11 dan gambar 1

indeks ini masih b

yang diatas 100 b

pesimis terhadap k

b. Investasi

Pada triwulan

dibandingkan triwu

Menurunnya kinerj

Penanaman Modal

(PMDN) relatif stabil

Tercatat selam

merupakan terbesa

aya

Sumber: Laporan Bulanan Perba

KONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regio

rabaya Sumber: Survei Konsumen BI S

GambGambGambGamb

Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– EEEE

r 1.r 1.r 1.r 1.11111111

–––– Kondisi Saat IniKondisi Saat IniKondisi Saat IniKondisi Saat Ini

GambGambGambGamb

Dana Simpanan PeDana Simpanan PeDana Simpanan PeDana Simpanan Pe

msimsimsimsi

(0,10)

-

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

gDPK Perorangan

gTab Perorangan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

III IV I II III IV I

009 2010 2011

1. 1. 1. 1.13131313

h Proyek Investasih Proyek Investasih Proyek Investasih Proyek Investasi

300%

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

nilai Indeks Keyakinan Konsumen yang tercermin

n Kondisi Ekonomi Indonesia 6 bulan yang akan d

mbar 1.12 mengalami peningkatan. Hingga triwula

asih berada di atas 100 yang mencerminkan op

100 berarti lebih banyak responden yang mer

adap kondisi ekonomi saat ini).

ulan I-2011, kegiatan investasi di Jawa Timur m

triwulan sebelumnya, yaitu dari 7,80% (yo

kinerja ini disebabkan oleh penurunan nilai

odal Asing (PMA), sedangkan nilai Penanaman

stabil.

elama triwulan I-2011, realisasi investasi P

rbesar ketiga di Indonesia senilai US$ 277 jut

bankan, diolah Sumber: Laporan Bulanan Perban

4

Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur

Triwulan I – 2011

Surabaya

bar 1.bar 1.bar 1.bar 1.12121212

Ekspektasi MasyarakatEkspektasi MasyarakatEkspektasi MasyarakatEkspektasi Masyarakat

bar 1.bar 1.bar 1.bar 1.10101010

Perbankan PeroranganPerbankan PeroranganPerbankan PeroranganPerbankan Perorangan

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 1 2 3

2009 2010 2011

gGiro Perorangan

gDep Perorangan

cermin dari Indeks Kondisi

akan datang pada gambar

triwulan I-2011, nilai kedua

an optimisme (nilai indeks

merasa optimis daripada

mengalami penurunan

(yoy) menjadi 5,03%.

nilai realisasi investasi

man Modal Dalam Negeri

asi PMA di Jawa Timur

77 juta untuk 15 proyek,

nkan, diolah

5

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan, diolah

Sumber: BPM Jawa Timur

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.11116666

Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi

GambarGambarGambarGambar 1.151.151.151.15

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB

Sumber: BPS Jawa Timur

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

0%

5%

10%

15%

20%

25%PMTB gPMTB (rhs)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Investasi

gKredit Investasi (rhs)

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.11114444

Perkembangan Nilai InvestasiPerkembangan Nilai InvestasiPerkembangan Nilai InvestasiPerkembangan Nilai Investasi Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.13131313

Perkembangan Jumlah Perkembangan Jumlah Perkembangan Jumlah Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiProyek InvestasiProyek InvestasiProyek Investasi

-100%

0%

100%

200%

300%

-

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan nilai investasi

sebesar US$ 300 juta (53 proyek). Akibatnya, Jawa Timur tidak termasuk dalam lima

besar provinsi penerima investasi PMA tertinggi di Indonesia. Sementara itu, tingkat

realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Jawa Timur pada

triwulan ini menjadi provinsi penerima investasi PMDN tertinggi di Indonesia, dengan

nilai sebesar Rp.2,5 triliun untuk 31 proyek, mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya senilai Rp.2,1 triliun dengan 28 proyek.

Nilai realisasi investasi di Jawa Timur diperkirakan terus mengalami

peningkatan mengingat potensi sektor pertambangan dan pariwisata Jatim yang

masih cukup prospektif untuk dikembangkan. Hal tersebut didukung pula adanya

fasilitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang telah mendapat penghargaan

sebagai Penyelenggara Terbaik Pertama PTSP di Indonesia, bersaing dengan 130

PTSP di bidang penanaman modal lainnya.

Indikator lainnya mengindikasikan hal yang sama, yaitu pada tingkat

penjualan semen dan truk baru. Sementara itu, kinerja kredit investasi mengalami

Sumber: BPM Jawa Timur Sumber: BPM Jawa Timur

6

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

GambarGambarGambarGambar 1.171.171.171.17

Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen

GambaGambaGambaGambar 1.18 r 1.18 r 1.18 r 1.18

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Penjualan TrukPenjualan TrukPenjualan TrukPenjualan Truk

Sumber: Dipenda Prov.Jawa Timur

GambarGambarGambarGambar 1.191.191.191.19

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Impor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang ModalImpor Barang Modal

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

-0,8

-0,4

0,0

0,4

0,8

1,2

1,6

2,0

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1*

2*

3*

2007 2008 2009 2010 2011

gTotal Impor gCapital Goods

%

y

o

y

%

y

o

y

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2

3*

2007 2008 2009 2010 2011

Vol Penjualan Semen gPenjualan Semen

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan kepercayaan

dunia usaha pada kondisi perekonomian Jawa Timur telah membaik, meskipun

secara keseluruhan kinerja investasi di Jawa Timur pada triwulan ini mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, pasca penghapusan tarif impor barang modal (semula 0%),

turut pula mempengaruhi kinerja impor barang modal ke Jawa Timur yang

cenderung stagnan dibandingkan triwulan IV-2010. Hal ini dikhawatirkan dapat

mempengaruhi kinerja sektor-sektor yang membutuhkan impor barang modal,

sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi di

Jawa Timur.

c. Ekspor-Impor

Terus membaiknya kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur setelah melampaui

kondisi sebelum krisis global, masih terus dipertahankan pada triwulan ini yang

mengalami pertumbuhan sebesar 10,99% (yoy), meskipun sedikit menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya (13,70%). Kinerja ekspor Jawa Timur turut

Sumber: Bank Indonesia

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%Penjualan Truk g Penjualan Truk (yoy)

7

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas dunia, seperti tembaga dan

kopi, meskipun volumenya sedikit mengalami penurunan. Melanjutkan strategi

ekspor pada triwulan sebelumnya, strategi diversifikasi produk ekspor juga telah

membuahkan hasil, selain mulai dikenalnya produk buah-buahan tropis, Jawa Timur

juga mulai meningkatkan ekspor kimia organik dan komoditas lemak dan minyak

hewan.

Di sisi lain, kondisi impor Jawa Timur mengalami penurunan, sehingga

meningkatkan nilai net ekspor pada triwulan ini. Tercatat impor Jatim tumbuh

sebesar 3,29% (yoy), mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya dengan

pertumbuhan sebesar 10,80%. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya ketiga

jenis barang impor dengan penurunan tertinggi yaitu pada jenis barang modal, diikuti

oleh barang konsumsi dan barang bahan baku.

Berdasarkan jenisnya, nilai impor tertinggi masih berupa impor bahan baku,

diikuti oleh impor barang modal dan konsumsi. Dominasi impor bahan baku ke Jatim

hingga triwulan I-2011 masih relatif sama dengan triwulan IV-2010, yaitu berada

pada kisaran 70% - 75%, yang sebelumnya berada pada kisaran 80%. Hal ini dipicu

oleh meningkatnya nilai impor barang modal hingga mencapai kisaran 20%,

meningkat sebesar 10% dibandingkan pada periode sebelumnya. Sedangkan, impor

barang konsumsi relatif tetap berada pada kisaran 5% - 10%. Dengan demikian,

komposisi impor Jatim hingga triwulan I-2011 lebih dipengaruhi oleh kebijakan

pemerintah pusat terkait kegiatan ekspor impor dibandingkan dengan kebijakan

pemberlakuan ACFTA.

Secara keseluruhan, pada triwulan ini Jawa Timur mencatat surplus neraca

perdagangan luar negeri (trade balance) sebesar Rp2,27 triliun, mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tercatat sebesar

Rp.2,23 triliun. Nilai ini terus membaik pasca menurunnya nilai surplus perdagangan

luar negeri Jatim di triwulan I-2010.

8

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.20Gambar 1.20Gambar 1.20Gambar 1.20

Perkembangan Nilai EksporPerkembangan Nilai EksporPerkembangan Nilai EksporPerkembangan Nilai Ekspor

Gambar 1.22Gambar 1.22Gambar 1.22Gambar 1.22

Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Volume EksporVolume EksporVolume EksporVolume Ekspor

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.23232323

Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Volume ImporVolume ImporVolume ImporVolume Impor

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.24242424

Nilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis Barang

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.251.251.251.25

Pertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis Barang

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1*

2*

3*

2007 2008 2009 2010 2011

Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1*2*3*

2007 2008 2009 2010 2011

Nilai Impor g Nilai Impor

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1*2*3*

2007 2008 2009 2010 2011

Volume Ekspor g Volume Ekspor

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1*2*3*

2007 2008 2009 2010 2011

Volume Impor g Volume Impor

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

121*

2*

3*

2007 2008 2009 2010 2011

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

-0,8

-0,4

0,0

0,4

0,8

1,2

1,6

2,0

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

121*

2*

3*

2007 2008 2009 2010 2011

gTotal Impor

gCapital Goods

gIntermediate Goods

gConsumption Goods

%

y

o

y

Gambar 1.21Gambar 1.21Gambar 1.21Gambar 1.21

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImporImpor

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

9

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.26262626

Neraca Perdagangan Luar NegeriNeraca Perdagangan Luar NegeriNeraca Perdagangan Luar NegeriNeraca Perdagangan Luar Negeri

GambarGambarGambarGambar 1.271.271.271.27

Neraca Perdagangan KumulatifNeraca Perdagangan KumulatifNeraca Perdagangan KumulatifNeraca Perdagangan Kumulatif

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.29292929

Jumlah Ship CallsJumlah Ship CallsJumlah Ship CallsJumlah Ship Calls

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

%

TEUS

Total kontainer

gTotal Kontrainer (RHS)

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Ship Calls

(400)

(300)

(200)

(100)

-

100

200

300

400

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1*2*3*

2007 2008 2009 2010 2011

Net Ekspor

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

21

*2

*3

*

2007 2008 2009 2010 2011

Cumulative Net Ekspor

Relatif stabilnya ekspor luar negeri Jatim pada triwulan I-2011 dapat

tercermin pula pada indikator jumlah kontainer dan ship calls pada perusahaan

petikemas terkemuka di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang menunjukkan

nilai relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Permasalahan pipa gas yang masih

menjadi penghambat proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak masih

belum menemui solusi hingga awal tahun 2011, karena rumitnya proses birokrasi di

pemerintah pusat. Dengan semakin membesarnya kegiatan perdagangan luar negeri

Jatim, pipa gas dimaksud perlu dicarikan solusi agar tidak memotong Alur Pelayaran

Barat Surabaya (APBS).

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sumber: PT X, Tanjung Perak Sumber: PT X, Tanjung Perak

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.28282828

Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer di Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perak

10

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.30Gambar 1.30Gambar 1.30Gambar 1.30

Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer InternasionalInternasionalInternasionalInternasional

Gambar 1.32Gambar 1.32Gambar 1.32Gambar 1.32

Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur 2010201020102010

Gambar 1.33Gambar 1.33Gambar 1.33Gambar 1.33

Perkembangan Ekspor menurut TujuanPerkembangan Ekspor menurut TujuanPerkembangan Ekspor menurut TujuanPerkembangan Ekspor menurut Tujuan

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Impor

Ekspor

Total-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Discharged

Load

Total

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1* 2* 3*

2007 2008 2009 2010 2011

JAPAN USA MALAYSIA

RRC THAILAND SINGAPORE

Japan18%

USA8%

Malaysia11%

China7%

Thailand4%

Spore5%

Others47%

Berdasarkan negara tujuan, ekspor luar negeri Jawa Timur pada triwulan I-

2011 hampir seluruhnya menunjukkan nilai yang stabil, khususnya pada negara

tujuan utama, yaitu Jepang, Malaysia, Amerika dan Cina. Momentum tahun baru

dan Perayaan Imlek di beberapa negara turut mendukung stabilnya kinerja ekspor

luar negeri Jawa Timur pada triwulan ini dibandingkan periode sebelumnya.

Komposisi ekspor Jatim masih didominasi oleh enam negara, yaitu Jepang

(18%), Amerika Serikat (8%), Malaysia (11%), Cina (7%), Singapura (5%) dan

Thailand (4%). Ekspor keenam negara ini mencapai 60% total nilai ekspor Jawa

Timur. Setelah sempat menurun akibat krisis global, nilai ekspor Jawa Timur ke

negara-negara partner dagang utama ini kembali pulih sejak Maret 2010 dan terus

mengalami peningkatan.

Mencermati kinerja ekspor Jatim ke Amerika Serikat yang terus meningkat

pasca krisis global tahun 2008 didominasi oleh produk furnitur, alumunium,

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Gambar 1.31Gambar 1.31Gambar 1.31Gambar 1.31

Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer DomestikDomestikDomestikDomestik

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sumber: PT X, Tanjung Perak

11

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.34Gambar 1.34Gambar 1.34Gambar 1.34

Komoditas Komoditas Komoditas Komoditas Ekspor Ekspor Ekspor Ekspor ke Amerika Serikat 2010ke Amerika Serikat 2010ke Amerika Serikat 2010ke Amerika Serikat 2010

Gambar 1.35Gambar 1.35Gambar 1.35Gambar 1.35

Perkembangan Ekspor Perkembangan Ekspor Perkembangan Ekspor Perkembangan Ekspor Jatim ke Amerika SerikatJatim ke Amerika SerikatJatim ke Amerika SerikatJatim ke Amerika Serikat

Sumber: Bank Indonesia

30%

18%

15%

26%

4%

7%

Furniture,bedding,lamps illum.signs

Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert

Prep. of meat,fish,crust., molluscs

Alumunium and articles thereof

Paper and paperboard

Plastics and articles thereof

Others

(3.000.000)

2.000.000

7.000.000

12.000.000

17.000.000

22.000.000

27.000.000

32.000.000

37.000.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1*2*3*

2007 2008 2009 2010 2010

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

16%

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

PHR Industri Pertanian

gPHR (rhs) gIndustri (rhs) gPertanian (rhs)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Jasa Angkut & Kom Keuangan

gJasa (rhs) gAngkut & Kom (rhs) gKeuangan (rhs)

perikanan dan makanan olahan. Khusus kinerja produk furnitur dan alumunium dan

makanan olahan telah melampaui posisi ekspor sebelum krisis global, sedangkan

produk fresh seafood dan olahan plastik sedikit menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya. Gempa dan tsunami yang melanda Jepang di awal bulan Maret 2011

diperkirakan turut mempengaruhi kinerja ekspor-impor Jawa Timur, yang pada

akhirnya berpengaruh pula pada tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

triwulan III-2011.

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan I-2011

masih didominasi oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR),

Industri Pengolahan, dan Pertanian. Kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga

sekitar 75% terhadap PDRB Jawa Timur.

Gambar 1.36Gambar 1.36Gambar 1.36Gambar 1.36

Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaTiga Sektor UtamaTiga Sektor UtamaTiga Sektor Utama

Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: BPS Jawa Timur

GaGaGaGambar 1.37mbar 1.37mbar 1.37mbar 1.37

Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sektor PendukungPendukungPendukungPendukung

12

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

1

2

3

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Bangunan Tambang Listrik Gas Air Bersih

gBangunan (rhs) gTambang (rhs) gListrik Gas Air Bersih (rhs)

Ketiga sektor utama tersebut masih menjadi sektor pendorong pertumbuhan

ekonomi Jatim. Kinerja sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran (PHR) mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini juga didukung oleh pertumbuhan

sektor lainnya, yaitu sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor

Pertambangan. Membaiknya kinerja kedua sektor tersebut sebagai pendukung

sektor utama, menunjukkan membaiknya proses bisnis usaha dari hulu hingga hilir,

seiring makin beragamnya kebutuhan masyarakat saat ini.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan

Bank Indonesia Surabaya, tingkat utilisasi kapasitas produksi di Jawa Timur tercatat

mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 74,3%

menjadi 73,3%, disebabkan adanya penambahan kapasitas terpasang guna

memenuhi permintaan seasonal di triwulan mendatang.

Membaiknya konsumsi masyarakat yang direspon dengan peningkatan kinerja

sektoral Jatim diindikasikan pula oleh hasil Survei Liaison Bank Indonesia Surabaya,

yang memiliki ekspektasi optimis pada perekonomian Jatim. Berbagai rencana

penambahan kapasitas maupun investasi baru menjadi bagian dari rencana usaha

para pebisnis di Jatim guna merespon permintaan dalam dan luar negeri yang terus

meningkat.

Sumber: BPS Jawa Timur

GaGaGaGambar 1.38mbar 1.38mbar 1.38mbar 1.38

Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sektor Pertumbuhan Sektor PendukungPendukungPendukungPendukung

13

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.39Gambar 1.39Gambar 1.39Gambar 1.39

Utilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas Produksi

63,4

56,9

67,2

71,5

63,3

64,2

70,069,8

75,1

80,177,7

73,2

74,9

69,370,7

73,974,3

73,3

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Total PertanianPertambangan Industri PengolahanListrik Gas Air Bersih

-27,23

7,05

22,1

-0,45

-18,91

11,35

22,32

25,86

-1,85

21,623,29

4,15

1,1

19,55 18,54

6,47

-1,46

20,88

11,6

15,81

6,43

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Realisasi Usaha

0,240,73

6,48

5,23

-4,30 -4,03

-15

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian Industri Pengolahan PHR

Adanya perlambatan nilai realisasi investasi dunia usaha pada triwulan ini

dibandingkan triwulan sebelumnya juga dikonfirmasi oleh angka indeks hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terhadap pelaku usaha di Jawa Timur yang

menunjukkan perlambatan realisasi usaha dari 15,81 menjadi 6,43. Secara sektoral,

perbaikan realisasi usaha di Jawa Timur yang tertinggi terjadi pada Sektor Industri

pengolahan, diikuti oleh sektor Pertanian dan PHR. Kondisi ini terkonfirmasi dari

kinerja sektoral Jatim pada triwulan ini, yang mengalami perlambatan pada dua

sektor dominan, yaitu sektor Pertanian dan PHR.

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 9,74% menjadi 8,24%,

seiring berkurangnya kegiatan transaksi perdagangan dan pariwisata pada triwulan

ini. Namun demikian, sektor ini masih mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi

dipengaruhi oleh momentum Tahun Baru, Perayaan Imlek dan beberapa hari raya

Gambar 1.41Gambar 1.41Gambar 1.41Gambar 1.41

Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha

Sumber: SKDU BI Surabaya

Gambar 1.42Gambar 1.42Gambar 1.42Gambar 1.42

Indeks Indeks Indeks Indeks Realisasi Usaha SektoralRealisasi Usaha SektoralRealisasi Usaha SektoralRealisasi Usaha Sektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya

Gambar 1.40Gambar 1.40Gambar 1.40Gambar 1.40

Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

Sumber: SKDU BI Surabaya Sumber: SKDU BI Surabaya

14

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Jml kontainer unload (TEUs)

Jml kontainer load (TEUs)

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Ship Calls

keagamaan, turut mendorong kegiatan perdagangan dalam dan luar negeri, serta

kegiatan berwisata domestik.

Perlambatan kinerja sektor ini juga diindikasikan oleh indikator aktivitas

perdagangan berupa jumlah kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak yang

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun aktivitas load

dan unload kapal transaksi perdagangan internasional mengalami peningkatan,

namun terjadi perlambatan untuk perdagangan antar pulau.

Disisi lain, konsumsi masyarakat dan kinerja transaksi perdagangan luar

negeri Jawa Timur mengalami perbaikan, namun melambatnya kinerja

perdagangan antar pulau turut mempengaruhi kinerja sektor perdagangan

Jawa Timur.

Selanjutnya, Subsektor Hotel pada triwulan ini menunjukkan perlambatan

pertumbuhan yaitu dari 9,96% menjadi 7,03%, sejalan dengan minimnya

momentum liburan di triwulan ini dibandingkan periode sebelumnya yang tercermin

dari penurunan tingkat hunian hotel berbintang di Jatim. Namun pertumbuhan sub

sektor hotel tersebut masih menunjukkan angka pertumbuhan yang cukup tinggi,

dikonfirmasi dari peningkatan lama tinggal bagi tamu asing (gambar 1.46) melihat

objek wisata favorit mancanegara (Gunung Bromo). Selain itu, tingginya

pemanfaatan hotel di Kota Surabaya dan sekitarnya untuk urusan bisnis dan

kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) pun turut

mempengaruhi kinerja sektor perhotelan pada triwulan ini yang turut pula

mempengaruhi peningkatan kinerja sub sektor restoran yang tumbuh dari 9,4%

menjadi 14,79%.

GambarGambarGambarGambar 1.431.431.431.43

Jumlah Kapal Singgah di Jumlah Kapal Singgah di Jumlah Kapal Singgah di Jumlah Kapal Singgah di Pel Tanjung PerakPel Tanjung PerakPel Tanjung PerakPel Tanjung Perak

Sumber: PT X, Tanjung Perak

Gambar 1.44Gambar 1.44Gambar 1.44Gambar 1.44

Kontainer Load dan Unload Kontainer Load dan Unload Kontainer Load dan Unload Kontainer Load dan Unload di Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perak

Sumber: PT X, Tanjung Perak

15

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.45Gambar 1.45Gambar 1.45Gambar 1.45

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.49494949

Perkembangan Kredit PHRPerkembangan Kredit PHRPerkembangan Kredit PHRPerkembangan Kredit PHR

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Wisman Melalui Juanda

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

TPK Hotel Berbintang Jatim (%)

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Asing

Indonesia

TOTAL

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit PHR gKredit PHR (rhs)

Dari sisi pembiayaan, kinerja kredit pada sektor PHR mengalami peningkatan

pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan data di lapangan,

sebagian besar permodalan sektor PHR berasal dari modal sendiri (subsektor

perdagangan dan restoran) dan PMA (untuk subsektor hotel).

Gambar 1.46Gambar 1.46Gambar 1.46Gambar 1.46

Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.47474747

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.48484848

Konsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan BisnisKonsumsi Listrik Golongan Bisnis

Sumber: PLN Distribusi Jawa Timur

Sumber: BI, Laporan Bulanan

Perbankan

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

16

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sumber: BPS Prov.Jawa Timur

Gambar 1.51Gambar 1.51Gambar 1.51Gambar 1.51

Indeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha Sektoral

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

121*

2*

3*

2007 2008 2009 2010 2011

Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods

-0,8

-0,4

0,0

0,4

0,8

1,2

1,6

2,0

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1*

2*

3*

2007 2008 2009 2010 2011

gTotal Impor

gCapital Goods

gIntermediate Goods

gConsumption Goods

%

y

o

y

0,240,73

6,48

5,23

-4,30 -4,03

-15

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian Industri Pengolahan PHR

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

Mam

in

Tembakau

Tekstil

Kayu

Kertas

Perceta

kanKim

ia

Karet &

Plast

ik

arang G

alian B

ukan Logam

Logam

Dasa

r

Kendaraan B

ermoto

r

Furnitu

re

Tw II-2010 Tw III-2010 Tw.IV-2010 Tw I-2011

b. Sektor Industri Pengolahan

Membaiknya konsumsi masyarakat Jawa Timur yang diiringi dengan

peningkatan permintaan ekspor ke luar negeri, turut mempengaruhi kinerja sektor

Industri Pengolahan yang relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat,

sektor ini mampu tumbuh sebesar 5,61% (yoy). Namun adanya hambatan

kebijakan pemerintah pusat yang mempengaruhi tarif masuk impor barang modal

dikhawatirkan berdampak pada kinerja sektor ini di masa mendatang, karena

sudah cukup tingginya utilisasi kapasitas terpasang industri di Jawa Timur pada

saat ini.

Gambar 1.52Gambar 1.52Gambar 1.52Gambar 1.52

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Nilai Nilai Nilai Nilai Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 1.53Gambar 1.53Gambar 1.53Gambar 1.53

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 1.50Gambar 1.50Gambar 1.50Gambar 1.50

Pertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri PengolahanPertumbuhan Produksi Industri Pengolahan

Sumber: SKDU BI Surabaya

17

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.56Gambar 1.56Gambar 1.56Gambar 1.56

Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur

Gambar 1.57Gambar 1.57Gambar 1.57Gambar 1.57

Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa TimurLuas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

80

180

280

380

480

580

680

780

880

980

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

50.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Industri Pengolahan

gKredit Industri Pengolahan (rhs)

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

400.000

450.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Luas Panen Jagung Luas Tanam Jagung

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

2007 2008 2009 2010 2011

Luas Panen Padi Luas Tanam Padi

c. Pertanian

Kinerja Sektor Pertanian mengalami perbaikan yaitu meningkat dari 1,50%

menjadi 2,82%. Membaiknya kinerja subsektor tanaman bahan makanan dan

peternakan pada triwulan ini turut mempengaruhi kinerja sektor pertanian. Tibanya

musim panen pada berbagai jenis tanaman bahan makanan, seperti padi dan

jagung, serta menurunnya jumlah tanaman puso seiring menurunnya wilayah yang

terkena banjir pada akhirnya meningkatkan kinerja subsektor tanaman bahan

makanan pada triwulan ini.

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur

Gambar 1.54Gambar 1.54Gambar 1.54Gambar 1.54

Konsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan IndustriKonsumsi Listrik Golongan Industri

Sumber: PLN Distribusi Jawa Timur

Gambar 1.55Gambar 1.55Gambar 1.55Gambar 1.55

Perkembangan Kredit Sektor Industri PengolahanPerkembangan Kredit Sektor Industri PengolahanPerkembangan Kredit Sektor Industri PengolahanPerkembangan Kredit Sektor Industri Pengolahan

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur

18

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sumber: Dinas Pertanian Prov.Jawa Timur

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Pertanian gKredit Pertanian (rhs)

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

Luas Puso Padi Luas Puso Jagung

d. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Pada triwulan I-2011, kinerja Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa, relatif

stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu tumbuh sebesar 8,21% (yoy).

Kondisi ini didukung oleh adanya perbaikan pada subsektor keuangan, khususnya

perbankan di Jawa Timur, yang ditunjukkan dengan membaiknya realisasi kredit

perbankan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) seiring membaiknya perekonomian Jawa

Timur. Sementara itu, pendapatan fee based income, interest based income dan

Net Interest Margin (NIM) pertumbuhannya relatif stabil.

Kinerja lembaga keuangan non bank diperkirakan mengalami peningkatan

seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat pada produk dengan akses yang

lebih mudah. Kinerja subsektor lainnya yaitu subsektor penyewaan mengalami

perbaikan dibandingkan triwulan IV-2010. Seiring meningkatnya kegiatan bisnis di

Jawa Timur, yang turut mempengaruhi pada kenaikan biaya sewa bangunan

komersial dan residensial, khususnya di Kota Surabaya.

Subsektor ini diperkirakan turut mendukung kinerja subsektor keuangan,

penyewaan dan jasa perusahaan dengan komposisi lebih dari 60%. Sementara itu,

kinerja bank dan lembaga keuangan non bank masing-masing menyumbang 25%

dan 15%.

Gambar 1.58Gambar 1.58Gambar 1.58Gambar 1.58

Luas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa Timur

Gambar 1.59Gambar 1.59Gambar 1.59Gambar 1.59

Perkembangan Kredit Sektor PertanianPerkembangan Kredit Sektor PertanianPerkembangan Kredit Sektor PertanianPerkembangan Kredit Sektor Pertanian

19

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Fee Based Income

g.Fee Based Income

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Interest Based Income

g.Interest Based Income

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

1.800.000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2009 2010 2011

Nilai Net Interest Margin (NIM)

gNet Interest Margin (NIM)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

gDana Pihak Ketiga gKredit

e. Bangunan

Perlambatan kinerja sektor bangunan pada triwulan I-2011 dari 8,80% (yoy)

menjadi 7,42%, diindikasikan berasal dari melambatnya kinerja subsektor

perumahan residensial di Jawa Timur. Kondisi ini dikonfirmasi oleh indikator

volume penjualan semen di Jawa Timur yang mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi pembiayaan, tingkat penyaluran

kredit konstruksi mengalami peningkatan. Sedangkan pertumbuhan kredit properti

mengalami perlambatan, dengan nominal tertinggi berasal dari pembelian rumah

segmen menengah ke bawah (tipe < 70). Fenomena ini mengindikasikan

membaiknya pendapatan masyarakat terutama kelompok menengah ke bawah,

selain adanya program subsidi bunga dari pemerintah sehingga rata-rata suku

bunga kredit properti untuk rumah tipe < 70 berada di kisaran satu digit. Suku

bunga kredit perbankan masih menjadi faktor penting dalam penjualan properti

Gambar 1.61Gambar 1.61Gambar 1.61Gambar 1.61

Perkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa Timur

Gambar 1.62Gambar 1.62Gambar 1.62Gambar 1.62

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan FeeFeeFeeFee----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income

Gambar 1.63Gambar 1.63Gambar 1.63Gambar 1.63

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan InterestInterestInterestInterest----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Gambar 1.60Gambar 1.60Gambar 1.60Gambar 1.60

Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa TimurPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur

20

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

GambarGambarGambarGambar 1.641.641.641.64

Volume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur

GambarGambarGambarGambar 1.651.651.651.65

Perkembangan Kredit Sektor KonsPerkembangan Kredit Sektor KonsPerkembangan Kredit Sektor KonsPerkembangan Kredit Sektor Konstruksitruksitruksitruksi

GambarGambarGambarGambar 1.661.661.661.66

Perkembangan Kredit PropertiPerkembangan Kredit PropertiPerkembangan Kredit PropertiPerkembangan Kredit Properti

Gambar Gambar Gambar Gambar 1.671.671.671.67

Perkembangan Kredit Properti per JenisPerkembangan Kredit Properti per JenisPerkembangan Kredit Properti per JenisPerkembangan Kredit Properti per Jenis

Sumber: Laporan Bulanan Perbankan

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

1 2

3*

2007 2008 2009 2010 2011

Vol Penjualan Semen gPenjualan Semen

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

5.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Konstruksi gKredit Konstruksi (rhs)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Properti gKredit Properti (rhs)

-

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

rukan/ruko > type 70 < type 70

Investasi Modal Kerja

residensial di Jawa Timur karena sekitar 60% rumah dibeli dengan memanfaatkan

kredit perbankan.

f. Transportasi dan Komunikasi

Meningkatnya kebutuhan komunikasi seiring membaiknya perekonomian

masyarakat Jawa Timur turut pula mempengaruhi kinerja sektor transportasi dan

komunikasi yang mengalami peningkatan pada triwulan ini, dengan pertumbuhan

sebesar 19,92%, meningkat dari sebelumnya berada pada level 11,16%. Selain

mempengaruhi tingkat hunian hotel, kegiatan wisata dan bisnis masyarakat Jatim

pada triwulan ini, turut pula mempengaruhi kinerja subsektor transportasi. Selain

itu, angka penjualan kendaraan yang relatif stabil pun turut menjaga kestabilan

kinerja subsektor ini. Salah satu indikator sektor angkutan, yaitu arus penumpang

dan jumlah volume barang mengindikasikan hal yang sama.

Sumber: Asosisasi Semen Indonesia

21

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.70Gambar 1.70Gambar 1.70Gambar 1.70

Penumpang Penumpang Penumpang Penumpang Domestik di Bandara JuandaDomestik di Bandara JuandaDomestik di Bandara JuandaDomestik di Bandara Juanda

Gambar 1.71Gambar 1.71Gambar 1.71Gambar 1.71

Penumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara Juanda

Gambar 1.69Gambar 1.69Gambar 1.69Gambar 1.69

Arus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung Perak

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%Jml Penumpang (000 orang)

g Jml Penumpang

Selain itu, kinerja angkutan udara dalam perekonomian Jawa Timur juga

relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, bahkan menunjukkan adanya

peningkatan pada kelompok penumpang internasional. Pengaruh momentum

Tahun Baru di awal tahun dimanfaatkan dengan baik khususnya oleh wisatawan

internasional, meskipun salah satu obyek wisata favorit yaitu Gunung Bromo

ditutup hingga awal Maret 2011. Hasil ini konsisten dengan stabilnya lama tinggal

tamu asing di hotel-hotel berbintang Jawa Timur pada triwulan ini.

Gambar 1.68Gambar 1.68Gambar 1.68Gambar 1.68

Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak

Sumber: BPS Prov. Jawa Timur Sumber: BPS Prov. Jawa Timur

Sumber: BPS Prov. Jawa Timur Sumber: BPS Prov. Jawa Timur

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%Jml Penumpang Domestik

g Jml Penumpang Domestik

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%Jml Penumpang Intl

gPenumpang Intl

-100

100

300

500

700

900

1100

1300

1500

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2007 2008 2009 2010 2011

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%Vol Barang (000 ton) g Jml Barang

22

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.72727272

Perkembangan Kredit Angkutan & KomunikasiPerkembangan Kredit Angkutan & KomunikasiPerkembangan Kredit Angkutan & KomunikasiPerkembangan Kredit Angkutan & Komunikasi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

5.000.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2007 2008 2009 2010 2011

Kredit Angkutan & Komunikasi

gKredit Angkutan & Komunikasi (rhs)

Sumber: BI, Laporan Bulanan Perbankan

23

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

BOKS 1

ANALISIS DAMPAK TSUNAMI JEPANG PADA KINERJA EKSPOR IMPOR

PROVINSI JAWA TIMUR

Sebagai negara tujuan ekspor terbesar Provinsi Jawa Timur (Jatim), bencana tsunami yang

melanda Jepang pada tanggal 11 Maret 2011, dikhawatirkan turut mempengaruhi kinerja

perdagangan luar negeri Jatim, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja PDRB

Jatim baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dugaan adanya perlambatan ekonomi

Jepang sebagai akibat rusaknya infrastruktur dan industri di Jepang turut menimbulkan

kekhawatiran.

Ekspor Jawa Timur – Jepang

Berdasarkan klasifikasi HS2 digit dan ISIC, ekspor terbesar kelompok komoditas Jatim ke

Jepang adalah hasil olahan tembaga sebesar 30% di tahun 2010. Diikuti oleh suku cadang

mesin elektrik, kertas/karton, hasil olahan kayu, suku cadang otomotif serta hasil olahan

laut. Ekspor ini didominasi oleh produk hasil olahan industri manufaktur Jatim yang menjadi

komponen produksi bagi industri di Jepang. Sehingga dalam jangka pendek kemungkinan

akan terjadi penurunan ekspor yang cukup besar, kecuali para eksportir telah melakukan

kontrak jangka panjang dengan importir Jepang.

Impor Jawa Timur – Jepang

Untuk impor, Jepang merupakan negara pemasok terbesar ketiga setelah Singapura dan

Cina, dengan porsi sebesar 8,9% di tahun 2010. Komoditas impor terbesar dari Jepang

adalah kelompok mesin barang modal, yang diikuti oleh baja, bahan-bahan kimia, barang

plastik dan karet serta elektronik. Dengan melihat besaran proporsi dan jenisnya,

diperkirakan penurunan supply barang impor akibat perlambatan ekonomi Jepang tidak

akan membawa dampak terlalu besar. Jenis barang ini juga masih dapat mencari barang

Grafik 2. Proporsi Komoditas Ekspor Terbesar Jawa Timur ke Jepang

Tahun 2010 – Berdasarkan Negara Tujuan

Grafik 1. Lima Negara Tujuan Ekspor Non-Migas Utama

Jawa Timur – Nilai (USD)

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

24

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

substitusinya dari Cina, sehingga diharapkan pasokan dalam negeri tidak mengalami

gangguan yang dikhawatirkan akan menyebabkan kenaikan harga.

Yang menjadi kekhawatiran adalah jenis mesin industri berteknologi tinggi sulit didapat

dengan spesifikasi teknologi dan harga sama. Dikhawatirkan hal ini dapat menghambat

proses produksi terutama jika terjadi peningkatan permintaan domestik yang tidak dapat

dipenuhi menyebabkan inflasi di Jatim.

Dampak terhadap PDRB Jawa Timur

Rata-rata proporsi ekspor (gross) terhadap PDRB Jatim selama 5 dan 10 tahun terakhir

adalah sebesar 22,5% dan 18,04%. Berdasarkan skema transmisi (gambar 1), perlambatan

ekonomi Jepang akan berdampak kepada penurunan ekspor Indonesia. Jawa Timur

sebagai provinsi eksportir ke Jepang terbesar kedua, tentu akan mengalami penurunan nilai

ekspor. Selanjutnya, penurunan ekspor ini, dengan asumsi cateris paribus, akan turut

menurunkan PDRB Jatim.

Simulasi dampak penurunan ekpor Jatim ke Jepang sebesar -4,2%, yang mengakibatkan

menurunnya PDRB Jatim sebesar 0,17% dengan asumsi semua ekspor kecuali tembaga

turun sebesar 7,5% (ekspor tembaga diperkirakan tidak terganggu karena telah memiliki

kontrak jangka panjang). Untuk komoditas suku cadang mesin elektronik, suku cadang

kendaraan, kertas/karton dan kayu mengalami penurunan. Khusus ekspor hasil olahan ikan,

diasumsikan mengalami peningkatan, karena adanya preferensi Jepang untuk

Grafik 4. Proporsi Komoditas Impor Barang Asal Jepang ke

Jawa Timur

Tahun 2010

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 1 Skema Transmisi Dampak Penurunan Ekspor Indonesia ke Jepang Terhadap PDRB Jawa Timur

Penurunan Ekspor

Indonesia ke Jepang

Penurunan Ekspor

Jawa Timur

Proporsi Ekspor Terhadap

PDRB Jawa Timur

Potensi Penurunan

PDRB Jawa Timur

Grafik 3. Impor Non-Migas Jawa Timur – Nilai (USD)

Berdasarkan Negara Pemasok

25

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

mengkonsumsi makanan impor akibat kekhawatiran imbasan radiasi nuklir terhadap

makanan produksi dalam negeri.

Untuk simulasi penurunan impor sebesar 3% diperkirakan dapat meningkatkan PDRB Jawa

Timur sebanyak 0.05% Asumsi penurunan impor (3%) pada mesin (barang modal) dan

elektronik, karena Sendai (daerah yang mengalami kerusakan terparah) merupakan daerah

industri Jepang, khususnya industri elektronik.

Selanjutnya, berdasarkan simulasi (tabel 1), penurunan ekspor sebesar 4.2% dan impor

sebesar 3% akan menurunkan PDRB Jawa Timur sebanyak 0.12%. Secara menyeluruh,

pengaruh penurunan ekspor dan impor tidak akan berdampak terlalu besar terhadap

pencapaian target pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 6.98%.

Investasi Jepang di Jawa Timur

Sebagai salah satu investor terbesar di Jatim, tercatat outstanding debt pemerintah Jawa

Timur terhadap Jepang sebesar JPY 73,3 Miliar, yang merupakan 43.5% dari total hutang

luar negeri Jatim. Sedangkan commited debt dari Jepang yang sudah ditandatangani pada

tanggal 31 Maret 2009 dan belum direalisasikan adalah sebesar JPY 6,06 Miliar. Rencana

penggunaan pinjaman tersebut adalah untuk pembangunan bendungan di Wonogiri. Salah

satu dampak bencana tsunami yang harus diwaspadai adalah volatilitas nilai tukar Yen di

pasar Internasional, karena hutang tersebut dalam bentuk Yen.

Kesimpulan

Dampak guncangan terhadap perekonomian Jepang terhadap perekonomian Jawa Timur

secara langsung, diperkirakan tidak terlalu besar dan hanya bersifat sementara. Dalam

jangka pendek (3 – 6 bulan) terdapat potensi penurunan ekspor. Untuk jangka menengah (6

– 12 bulan) potensi penurunan ekspor sangat tergantung kepada perkembangan kondisi

PLTN Fukushima. Dalam jangka panjang, terdapat potensi peningkatan ekspor Jatim,

khususnya bahan baku industri, karena dalam masa pemulihan ekonomi, Jepang akan

mendorong pertumbuhan industri untuk kembali ke titik optimal.

I II III

Penurunan Ekspor -1.1% -2.8% -4.2%

Penurunan Impor -3.0% -3.0% -3.0%

Perubahan PDRB

- Ekspor -0.05% -0.11% -0.17%

- Impor 0.05% 0.05% 0.05%

Net Impact 0.00% -0.07% -0.12%

Sumber:

Bank

Indonesia

Tabel 1. Simulasi Dampak Penurunan Ekspor - Impor Jawa Timur dari Jepang Terhadap PDRB Jawa Timur

26

BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sedangkan untuk ekspor produk primer seperti kayu dan udang, jangka waktu

penurunannya akan lebih singkat karena Jepang akan tetap membutuhkannya meskipun

dalam masa krisis. Untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar lagi terhadap kinerja

ekspor Jawa Timur, diharapkan para eksportir dapat mulai melakukan diversifikasi pasar

terhadap negara-negara Asia yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti

Cina dan India.

Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2

PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI

JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

27

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3

2009 2010 2011

Nasional Jatim

-3.00

-1.00

1.00

3.00

5.00

7.00

9.001 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2009 2010 2011

yoy qtq mtm

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

Jan

Fe

b

Tw

.I

Ap

r

Ma

y

Tw

.II

Jul

Au

g

Tw

.III

Oct

No

v

Tw

.IV

Jan

Fe

b

Tw

.I

2010 2011

Jatim Jabar

Jateng DIY

Banten JAWA

2 PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 UMUM

Pada triwulan I-2011, tekanan inflasi IHK 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur

sebesar 7,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

7,10% serta terhadap inflasi nasional yang tercatat 6,65%. Meskipun sumbangan

inflasi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau masih mendominasi, namun sumber pendorong inflasi pada triwulan ini

terutama berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar,

kelompok kesehatan serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Dibandingkan inflasi beberapa wilayah di kawasan Jawa, pergerakan inflasi

Jawa Timur cenderung lebih tinggi, terutama pada inflasi volatile food dan inflasi inti.

Hal ini disebabkan oleh tingginya fluktuasi harga bahan makanan yang pada akhirnya

mendorong ekspektasi inflasi masyarakat di Jawa Timur.

Gambar 2.1

Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy)

Sumber : BPS, data diolah

Gambar 2.2

Perkembangan Inflasi Jawa Timur

Sumber : BPS, data diolah

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I

2010 2011

Jabar Jatim Jateng DIY Banten

Gambar 2.3

Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)

Sumber : BPS, data diolah

Gambar 2.4

Inflasi Volatile Food di Kawasan Jawa (yoy)

Sumber : BPS, data diolah

28

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

2011

Tw .I Tw .II Tw .III Tw .IV Tw .I

Nasional 0.99 2.42 5.28 6.96 0.70

Jat im 0.65 2.06 5.53 7.10 0.99

Surabaya 0.63 1.93 5.95 7.34 1.25

Malang 0.99 2.24 4.86 6.70 0.72

Kediri 0.62 2.60 4.89 6.81 -0.15

Jember -0.01 1.99 4.39 7.10 0.80

Sumenep 0.52 1.97 5.73 6.75 0.10

Probolinggo 0.72 2.55 6.10 6.68 1.20

Madiun 0.83 1.99 4.42 6.53 0.81

2010WILAYAH

Inflasi Jawa Timur secara kumulatif hingga bulan Maret 2011 sebesar 0,99%,

dimana inflasi kumulatif tertinggi terdapat di Surabaya (1,25%) dan Probolinggo

(1,20%). Sementara inflasi kumulatif terendah terdapat di Kediri (-0,15%).

2.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq)

Secara triwulanan, Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,99%, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,49%. Penurunan inflasi tersebut

didorong oleh menurunnya inflasi pada kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi, minuman, rokok & tembakau, serta kelompok sandang, namun sedikit

tertahan oleh tingginya inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga, serta

kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Tabel 2.1

Inflasi Kumulatif (ytd) 7 Kota di Jawa Timur

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Jan

Fe

b

Tw

.I

Ap

r

Ma

y

Tw

.II

Jul

Au

g

Tw

.III

Oct

No

v

Tw

.IV

Jan

Fe

b

Tw

.I

2010 2011

Jatim Jabar Jateng

DIY Banten JAWA

Gambar 2.5

Inflasi Inti di Kawasan Jawa (yoy)

Gambar 2.6 Inflasi Administered Price

di Kawasan Jawa (yoy)

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Jan

Fe

b

Tw

.I

Ap

r

Ma

y

Tw

.II

Jul

Au

g

Tw

.III

Oct

No

v

Tw

.IV

Jan

Fe

b

Tw

.I

2010 2011

Jatim Jabar Jateng DIY Banten JAWA

Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah

29

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Gambar 2.4 Inflasi Triwulanan

Kelompok Bahan Makanan

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I

2010 2011

bhn mknn

mknn jadi

perumahan

sandang

kesehatan

pendidikn

transport

-1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

Makanan

Jadi

Minuman

yang Tidak

Beralkohol

Tembakau

dan

Minuman

Beralkohol

Tw.I 2011

Tw.I 2010

Tabel 2.2

Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)

2011201120112011 2011201120112011Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw.IIITw.IIITw.IIITw.III Tw.IVTw.IVTw.IVTw.IV Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw .ITw .ITw .ITw .I Tw.IITw.IITw.IITw.II Tw .IIITw .IIITw .IIITw .III Tw.IVTw.IVTw.IVTw.IV Tw.ITw.ITw.ITw.I

UMUM 0.65 1.40 3.40 1.49 0.99 0.65 1.40 3.40 1.49 0.99

BAHAN MAKANAN 1.40 4.29 6.30 3.54 0.81 0.29 0.93 1.40 0.80 0.18

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.41 0.38 2.00 1.94 1.20 0.26 0.07 0.36 0.35 0.22

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0.82 0.44 2.49 0.61 1.01 0.18 0.10 0.54 0.13 0.22

SANDANG -1.44 3.87 0.62 3.77 1.04 -0.09 0.25 0.04 0.25 0.07

KESEHATAN 0.53 0.27 0.71 0.48 1.64 0.03 0.01 0.03 0.02 0.08

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA -0.02 0.04 5.40 0.45 0.79 0.00 0.00 0.48 0.04 0.07

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 0.03 0.12 3.32 -0.58 1.06 0.01 0.02 0.61 -0.10 0.19

KELOMPOKKELOMPOKKELOMPOKKELOMPOKinflasi (qtq)inflasi (qtq)inflasi (qtq)inflasi (qtq)

2010201020102010 2010201020102010

sumbangan (qtq)sumbangan (qtq)sumbangan (qtq)sumbangan (qtq)

Berdasarkan kelompok barang, inflasi triwulanan terbesar terjadi pada

kelompok kesehatan (1,64%) diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau (1,20%), serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

(1,06%). Sementara itu berdasarkan sumbangannya, kelompok makanan jadi,

minuman, rokok & tembakau serta kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan

bakar mendominasi dengan sumbangan mencapai 0,22%. Faktor yang mendorong

inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau adalah tingginya

harga pada tembakau & rokok pada beberapa wilayah di Jawa Timur yaitu Jember

(1,07%), Kediri (1,47%) dan Surabaya (1,21%).

Pada kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau pada triwulan ini

mengalami inflasi sebesar 1,20% (qtq) dan menyumbang inflasi sebesar 0,22% (qtq),

mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang menyumbang 0,35%.

Berdasarkan sub kelompok, inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok tembakau &

Gambar 2.3

Inflasi (qtq) Triwulanan Jawa Timur

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Sum

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

30

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

10,600

10,700

10,800

10,900

11,000

11,100

11,200

11,300

11,400

11,500

M I

M II

M III

M IV

M I

M II

M III

M IV

M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

Oct 2010 Nov 2010 Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar

2011

gula pasir

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2009 2010 2011

USD/oz

minuman beralkohol (2,81%), sub kelompok makanan jadi (1,17%) dan sub kelompok

minuman yang tidak beralkohol (-0,13%).

Inflasi yang terjadi pada sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol

terutama didorong oleh kenaikan harga rokok kretek filter. Sedangkan pada sub

kelompok minuman tidak beralkohol didorong oleh peningkatan harga gula pasir pada

awal triwulan (gambar 2.12). Belum masuknya musim giling tebu serta anomali iklim

yang terjadi mempengaruhi produktivitas dan tingkat rendemen tebu yang berdampak

mundurnya musim giling tebu dibandingkan tahun lalu (hingga mencapai ±3 minggu)

serta ketidaklancaran manajemen panen atau tebang-angkut. Disamping itu, juga

dipengaruhi oleh peningkatan harga gula di pasar internasional yang disebabkan

penurunan produksi gula di sejumlah negara penghasil seperti Australia, Brazil dan

India.

Meskipun menurun, sumbangan inflasi pada kelompok bahan makanan masih

relatif besar, yaitu mencapai 0,18%. Tingkat inflasi yang masih tinggi terutama terjadi

pada sub kelompok bumbu-bumbuan (19,18%), sub kelompok sayur-sayuran

(14,56%) serta sub kelompok lemak dan minyak (8,07%). Sementara itu, pergerakan

harga kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya masih meningkat meskipun

tidak sebesar triwulan sebelumnya. Komoditas beras yang memiliki bobot dominan

terhadap total bahan makanan selama triwulan laporan bergerak cukup stabil dan

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Gambar 2.12

Perkembangan Harga Mingguan Gula pasir

Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah

Gambar 2.13 Perkembangan Harga Bulanan Gula pasir di Dunia

Sumber: Bloomberg

31

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Gambar 2.5 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan

di Jawa Timur

Gambar 2.6 Pergerakan Harga Beras Di Pasar Internasional

Tabel 2.3 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Tw.I-09 Tw.II-09 Tw.I II-

09

Tw.IV-09 Tw.I-10 Tw.I I-10 Tw.III-

10

Tw.IV-10 Tw.I-11

padi-padian daging & has i lnya

ikan diawetkan telur, sus u

s ayuran bumbu-bumbuan

300.00

350.00

400.00

450.00

500.00

550.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3

2009 2010 2011

USD/mt

2010 2011

(ASEM) (ARAM I)

1

- Jawa Timur 1,774,884 1,904,830 1,963,983 1,964,098

- Jawa 5,742,270 6,093,603 6,358,627 6,314,198

- Luar Jawa 6,585,155 6,789,973 6,885,557 6,944,495

- Indonesia 12,327,425 12,883,576 13,244,184 13,258,693

2

- Jawa Timur 59.02 59.11 59.29 59.04

- Jawa 56.33 57.24 57.21 57.70

- Luar Jawa 42.49 43.47 43.62 44.46

- Indonesia 48.94 49.99 50.14 50.76

3

- Jawa Timur 10,474,773 11,259,085 11,643,773 11,596,930

- Jawa 32,346,997 34,880,131 36,375,384 36,431,936

- Luar Jawa 27,978,928 29,518,759 30,036,085 30,875,388

- Indonesia 60,325,925 64,398,890 66,411,469 67,307,324

*)Badan Pusat Statistik

Produksi (ton)

Uraian 2008 2009

Luas Panen (ha)

Produktivitas (ku/ha)

Di sisi lain, harga beras di pasar internasional masih bergerak naik sejak

September 2010 (gambar 2.6) berpotensi mempengaruhi pergerakan harga beras di

Jawa Timur, meskipun pasokan/supply relatif cukup memenuhi kebutuhan

masyarakat. Namun perlu tetap diwaspadai terjadinya penurunan hasil produksi/panen

seiring dengan penurunan luas panen. Faktor cuaca/musim yang cenderung sering

berubah dengan tingkat curah hujan yang cukup tinggi turut mempengaruhi jumlah

dan kualitas panen.

Sumber : bloomberg Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah

32

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Gambar 2.8 Peta Prakiraan Awal Musim Kemarau di Jawa Timur

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011

cabe merah

cabe rawit

bawang merah

bawang putih

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

13,000

14,000

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

M I

M I

I

M I

II

M I

V

M V

Dec 2010 Ja n 2011 Feb 2011 Mar 2011

tomat wortel kentang kacang panjang

kangkung bayam sawi hijau

Komoditas bahan makanan lainnya yang memiliki fluktuasi harga cukup tinggi

adalah produk bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran serta pada triwulan I-2011,

perkembangan harga komoditas menunjukkan penurunan, seiring pulihnya pasokan

yang tersedia. Penurunan terbesar terdapat pada harga komoditas cabe rawit, cabe

merah, dan tomat.

Di sisi lain, komoditas daging ayam dan daging sapi yang sempat mengalami

kenaikan harga cukup tinggi pada triwulan III-2010, saat ini mulai stabil. Secara

triwulanan, inflasi sub kelompok daging & hasil-hasilnya menurun dan tercatat sebesar

-0,73% (qtq). Penurunan ini didorong oleh mulai meningkatnya pasokan daging ayam

dan daging sapi di Jawa Timur seiring konsumsi masyarakat yang kembali normal.

Meskipun demikian, terdapat potensi kenaikan harga daging dan telur ayam ke depan,

yang dipengaruhi oleh tren peningkatan harga jagung di pasar internasional.

Gambar 2.9 Perkembangan Harga Mingguan

Komoditas Bumbu-Bumbuan

Sumber : Survei Pemantauan Harga Sumber : Survei Pemantauan Harga

Gambar 2.10 Perkembangan Harga Mingguan

Komoditas Sayur-Sayuran

33

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

M I

M II

M III

M IV

M I

M II

M III

M IV

M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

Oct 2010 Nov 2010 Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar

2011

70,500

71,000

71,500

72,000

72,500

73,000

73,500

74,000

74,500

daging sapi (right axis)

daging ayam (left axis)

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

5.50

6.00

6.50

7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91

0

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2009 2010 2011

USD/bushel

800.00

900.00

1,000.00

1,100.00

1,200.00

1,300.00

1,400.00

1,500.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91

0

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3

2009 2010 2011

USD/oz

300,000

305,000

310,000

315,000

320,000

325,000

330,000

335,000

340,000

345,000

M I

M II

M III

M IV

M I

M II

M III

M IV

M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

M III

M IV

M V M I

M II

Oct 2010 Nov 2010 Dec 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar

2011

emas perhiasan

Sementara itu, kelompok sandang tercatat mengalami inflasi yang cukup tinggi.

Setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 3,77%, pada tiwulan

ini naik sebesar 1,04%. Hal ini terutama masih disebabkan oleh meningkatnya

kenaikan harga emas perhiasan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, sejalan

peningkatan harga emas dunia. Tekanan inflasi dari komoditas emas perhiasan

dikonfirmasi dengan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) di beberapa kota di Jawa

Timur yang menunjukkan tren peningkatan harga emas ke level ±Rp338.594.

2.3 INFLASI TAHUNAN (yoy)

Inflasi tahunan (yoy) 7 kabupaten/kota di Jawa Timur sebesar 7,46%,

didominasi oleh kelompok bahan makanan dengan tingkat inflasi sebesar 15,71%

diikuti oleh kelompok sandang (9,58%). Secara umum terjadi peningkatan inflasi Jawa

Timur dibandingkan triwulan sebelumnya, yang ditunjukkan oleh kenaikan tingkat

inflasi tahunan kelompok barang & jasa, yaitu kelompok kesehatan, kelompok

Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah

Gambar 2.8 Perkembangan Harga Mingguan

Daging Ayam & Daging Sapi

Gambar 2.9 Perkembangan Harga Pakan Ayam (Jagung) di

Pasar Internasional

Sumber: International Monetary Fund

Gambar 2.14 Pergerakan Harga Emas Dunia

Januari 2010 - Maret 2011

Gambar 2.15 Pergerakan Harga Komoditas Emas Perhiasan

di Surabaya

Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah Sumber: Survey Pemantauan Harga, data diolah

34

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Tabel 2.5

Sumbangan Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

2011201120112011

Tw .ITw .ITw .ITw .I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw .IIITw .IIITw .IIITw .III Tw .IVTw .IVTw .IVTw .IV Tw .ITw .ITw .ITw .I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw .IIITw .IIITw .IIITw .III Tw .IVTw .IVTw .IVTw .IV Tw .ITw .ITw .ITw .I

UMUM 7.55 3.68 2.75 3.40 3.01 4.67 6.31 7.10 7.46

BAHAN MAKANAN 11.07 5.11 2.36 4.66 3.11 9.66 13.02 16.39 15.71

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 10.24 7.97 7.58 7.42 6.99 5.76 5.98 5.85 5.63

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 7.15 4.51 2.07 1.42 1.80 2.26 4.50 4.42 4.62

SANDANG 9.17 6.69 7.96 6.11 -1.21 6.39 6.01 6.89 9.58

KESEHATAN 5.43 3.31 2.69 2.12 1.80 1.88 1.95 1.99 3.11

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 5.92 5.66 5.89 5.91 5.61 5.01 5.91 5.89 6.75

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 2.97 -3.97 -3.27 -0.97 1.27 0.88 2.73 2.87 3.93

2010201020102010KomoditiKomoditiKomoditiKomoditi

2009200920092009

2011201120112011

Tw .ITw .ITw .ITw .I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw .IIITw .IIITw .IIITw .III Tw .IVTw .IVTw .IVTw .IV Tw .ITw .ITw .ITw .I Tw .IITw .IITw .IITw .II Tw .IIITw .IIITw .IIITw .III Tw .IVTw .IVTw .IVTw .IV Tw .ITw .ITw .ITw .I

UMUM 7.52 3.67 2.75 3.40 3.01 4.67 6.31 7.10 7.46

BAHAN MAKANAN 2.30 1.08 0.50 0.97 0.65 2.06 2.90 3.71 3.55

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1.79 1.43 1.36 1.35 1.28 1.05 1.07 1.05 1.01

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 1.60 1.01 0.45 0.31 0.40 0.49 0.97 0.95 0.99

SANDANG 0.60 0.43 0.51 0.40 -0.08 0.42 0.38 0.45 0.63

KESEHATAN 0.27 0.16 0.13 0.10 0.09 0.09 0.09 0.09 0.15

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.51 0.49 0.52 0.52 0.49 0.44 0.52 0.52 0.59

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 0.56 -0.76 -0.62 -0.18 0.24 0.17 0.50 0.52 0.71

2009200920092009 2010201020102010KomoditiKomoditiKomoditiKomoditi

BAHAN MAKANAN

47%

MAKANAN JADI, MINUMAN,

ROKOK & TEMBAKAU

13%

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &

BB

13%

SANDANG

8%

KESEHATAN

2%

PENDIDIKAN, REKREASI DAN

OLAH RAGA

8%

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN

JASA K

9%

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I

2009 2010 2011

bhn mkanan

mknn jadi

perumhn, air, listrik

perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar, kelompok sandang, kelompok pendidikan,

rekreasi & olah raga, dan kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan.

Selanjutnya berdasarkan sumbangannya, inflasi pada triwulan I-2011 terutama

masih berasal dari kelompok bahan makanan, yang disusul kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan

bakar.

Tabel 2.4

Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang

Sumber: BPS, data diolah

Sumber : BPS (data diolah)

Gambar 2.17 Pergerakan Inflasi

Tiga komoditas penyumbang inflasi (yoy)

tertinggi di Jawa Timur

Sumber: BPS, data diolah

Gambar 2.16 Persentase Sumbangan Inflasi

Per-Kelompok Barang Triwulan I-2011

Sumber : BPS, (data diolah)

35

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Gambar 2.20 Perkembangan Harga Gandum

di Pasar Dunia

Gambar 2.21 Perkembangan Harga Minyak Mentah

di Pasar Dunia

Gambar 2.18 Perkembangan Harga CPO

di Pasar Dunia

Gambar 2.19 Perkembangan Harga Kedelai

di Pasar Dunia

500500500500

600600600600

700700700700

800800800800

900900900900

1,0001,0001,0001,000

1,1001,1001,1001,100

1,2001,2001,2001,200

1,3001,3001,3001,300

1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333

2010201020102010 2011201120112011

USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel

8888

9999

10101010

11111111

12121212

13131313

14141414

15151515

1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333

2010201020102010 2011201120112011

USD/BushelUSD/BushelUSD/BushelUSD/Bushel

----

1111

2222

3333

4444

5555

6666

7777

8888

9999

10101010

1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333

2010201020102010 2011201120112011

USD/BushelUSD/BushelUSD/BushelUSD/Bushel

30303030

40404040

50505050

60606060

70707070

80808080

90909090

100100100100

110110110110

1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333

2010201020102010 2011201120112011

USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel

Perkembangan 3 (tiga) kelompok utama penyumbang inflasi terbesar di Jawa

Timur menunjukkan terjadinya penurunan yang signifikan terutama pada kelompok

bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau.

Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menunjukkan

peningkatan. Penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan terutama akibat

penurunan harga komoditas bumbu-bumbuan, sayur-sayuran, serta padi-padian. Hal

ini sejalan dengan tingkat harga beberapa komoditas di pasar internasional (gambar

2.18 s.d gambar 2.21) yang juga bergerak lebih rendah hingga akhir triwulan I-2011.

2.4 INFLASI MENURUT KOTA

Inflasi di 7 kota di Jawa Timur yang masuk perhitungan inflasi nasional

(Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo dan Madiun) pada triwulan

I-2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat inflasi

tahunan (yoy) selama triwulan laporan yang tertinggi terjadi di Kota Surabaya (8%),

sementara inflasi terendah terjadi di Kediri (5,98%). Sedangkan bila dilihat rata-rata

Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

36

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Tabel 2.7 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan I-2011 (yoy)

2011201120112011 2011201120112011 2011201120112011

Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw.IITw.IITw.IITw.II Tw.IIITw.IIITw.IIITw.III Tw.IVTw.IVTw.IVTw.IV Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw.IITw.IITw.IITw.II Tw.IIITw.IIITw.IIITw.III Tw.IVTw.IVTw.IVTw.IV Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw.ITw.ITw.ITw.I Tw.IITw.IITw.IITw.II Tw.IIITw.IIITw.IIITw.III Tw.IVTw.IVTw.IVTw.IV Tw.ITw.ITw.ITw.I

Jawa Timur 0.65 1.40 3.40 1.49 0.99 3.01 4.67 6.31 7.10 7.46 0.22 0.46 1.12 0.49 0.33

Surabaya 1.40 4.29 6.30 1.31 1.25 2.94 4.71 6.72 7.00 8.00 0.21 0.43 1.30 0.44 0.42

Malang 1.41 0.38 2.00 1.76 0.72 3.08 4.19 5.43 6.70 6.42 0.33 0.41 0.85 0.58 0.24

Kediri 0.82 0.44 2.49 1.83 -0.15 3.30 5.32 5.52 6.81 5.98 0.21 0.65 0.74 0.61 -0.05

Jember -1.44 3.87 0.62 2.59 0.80 2.60 4.57 5.80 7.10 7.97 0.00 0.66 0.78 0.86 0.27

Sumenep 0.53 0.27 0.71 0.96 0.10 3.00 4.33 6.17 6.75 6.31 0.17 0.48 1.22 0.32 0.04

Probolinggo -0.02 0.04 5.40 0.54 1.20 3.67 5.48 7.17 6.68 7.19 0.24 0.60 1.15 0.18 0.40

Madiun 0.03 0.12 3.32 2.02 0.81 3.23 4.41 5.29 6.53 6.51 0.28 0.38 0.79 0.67 0.27

inflasi (yoy)inflasi (yoy)inflasi (yoy)inflasi (yoy)

2010201020102010

rata-rata bulanan (mtm)rata-rata bulanan (mtm)rata-rata bulanan (mtm)rata-rata bulanan (mtm)

20102010201020102010201020102010Kabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/Kota

inflasi (qtq)inflasi (qtq)inflasi (qtq)inflasi (qtq)

Komoditi Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Prob Madiun

UmumUmumUmumUmum 7.467.467.467.46 8.008.008.008.00 6.426.426.426.42 5.985.985.985.98 7.977.977.977.97 6.316.316.316.31 7.197.197.197.19 6.516.516.516.51

Bahan Makanan 3.55 3.58 3.11 3.19 5.18 3.47 3.26 4.73

Mknn Jadi, Minmn, Rokok & Tembakau 1.01 0.99 1.32 1.05 0.88 0.85 0.92 0.56

Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.99 1.15 0.55 0.62 0.78 1.02 1.05 1.19

Sandang 0.63 0.78 0.33 0.35 0.40 0.79 0.60 0.30

Kesehatan 0.15 0.16 0.15 0.14 0.19 0.07 0.04 0.07

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0.59 0.63 0.86 0.54 0.44 0.21 0.10 0.14

Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.71 0.90 0.26 0.24 0.46 0.05 1.36 0.61

Komoditi Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Prob Madiun

UmumUmumUmumUmum 7.467.467.467.46 8.008.008.008.00 6.426.426.426.42 5.985.985.985.98 7.977.977.977.97 6.316.316.316.31 7.197.197.197.19 6.516.516.516.51

Bahan Makanan 15.71 16.91 12.89 12.96 18.67 11.40 12.42 15.54

Mknn Jadi, Minmn, Rokok & Tembakau 5.63 5.52 6.68 5.85 5.64 5.32 5.11 3.53

Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 4.62 5.37 2.62 2.83 3.69 5.08 4.55 5.91

Sandang 9.58 11.58 6.21 6.67 5.67 10.47 9.16 3.94

Kesehatan 3.11 3.33 3.33 2.93 4.01 1.70 0.87 1.64

Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 6.75 6.87 9.46 7.03 6.11 3.68 1.60 2.53

Transportasi, Komunikasi & Jasa Keu 3.93 4.78 1.62 1.37 2.76 0.32 8.79 3.87

inflasi bulanan, selama triwulan I-2011 inflasi tertinggi terjadi di Surabaya (0,42%) dan

inflasi terendah terjadi di Kediri (-0,05%).

Berdasarkan kelompok barang, kelompok bahan makanan masih menjadi

penyumbang inflasi tahunan tertinggi di 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, namun

relatif lebih rendah dibandingkan triwulan lalu. Faktor pendorong inflasi terutama

berasal dari kenaikan harga daging, ikan, telur, susu & hasil olahannya, bumbu-

bumbuan dan lemak. Inflasi tertinggi pada kelompok bahan makanan ini tercatat di

Jember (18,67%).

Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.6 Inflasi Kuartalan (qtq) dan Tahunan (yoy)

7 Kota di Jawa Timur

Sumber : BPS, data diolah.

Tabel 2.8 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa

Triwulan I-2011 (yoy)

Sumber : BPS, data diolah.

37

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Sep

t

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

2009 2010 2011

Umum Volatile food

Adm Price Core Inflation

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

De

c

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Sep

t

Oct

No

v

De

c

Jan

Feb

Ma

r

2009 2010 2011

umum Volati le food

Adm Price Core Inflation

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Jan

-09

Fe

b-0

9

Ma

r-0

9

Ap

r-0

9

Ma

y-0

9

Jun

-09

Jul-

09

Au

g-0

9

Se

p-0

9

Oc

t-0

9

No

v-0

9

De

c-0

9

Jan

-10

Fe

b-1

0

Ma

r-1

0

Ap

r-1

0

Ma

y-1

0

Jun

-10

Jul-

10

Au

g-1

0

Se

p-1

0

Oc

t-1

0

No

v-1

0

De

c-1

0

Jan

-11

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Volatile Food (mtm)

Volatile Food (yoy)

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

Jan

-09

Feb

-09

Ma

r-0

9

Ap

r-0

9

Ma

y-0

9

Jun

-09

Jul-

09

Au

g-0

9

Sep

-09

Oct

-09

No

v-0

9

De

c-0

9

Jan

-10

Feb

-10

Ma

r-1

0

Ap

r-1

0

Ma

y-1

0

Jun

-10

Jul-

10

Au

g-1

0

Sep

-10

Oct

-10

No

v-1

0

De

c-1

0

Jan

-11

Feb

-11

Ma

r-1

1

Administered Price (mtm)

Administered Price (yoy)

2.5 DISAGREGASI INFLASI

Dilihat dari komponennya, tekanan inflasi volatile food (bahan makanan yang

harganya fluktuatif) cenderung berkurang selama triwulan I-2011. Adapun tekanan

inflasi administered price dan inflasi inti menunjukkan peningkatan.

Secara bulanan, inflasi volatile food mengalami penurunan yang cukup

signifikan hingga mencatat deflasi pada bulan Februari dan Maret. Selanjutnya secara

tahunan, inflasi volatile food di bulan Maret tercatat sebesar 18,42% (yoy), lebih

rendah bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 18,81%.

Tren inflasi volatile food ini dipengaruhi oleh mulai stabilnya harga pada

beberapa komoditas utama bahan makanan yang mempunyai bobot cukup tinggi

dalam menyumbang inflasi seperti beras, sayur-sayuran dan buah-buahan serta

beberapa kebutuhan pokok lainnya.

Sementara itu, inflasi yang berasal dari administered price menunjukkan

adanya sedikit peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan harga kendaraan

bermotor yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur.

Gambar 2.22 Laju Inflasi Jatim per Komponen (mtm)

Gambar 2.23 Laju Inflasi Jatim per Komponen (yoy)

Gambar 2.24

Perkembangan Inflasi Volatile Food

Gambar 2.25 Perkembangan Inflasi Adm. Price

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.

38

BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

62.00

64.00

66.00

68.00

70.00

72.00

74.00

76.00

78.00

80.00

82.00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2008 2009 2010

Di sisi lain, inflasi yang disebabkan oleh faktor fundamental yang biasa disebut

inflasi inti tercatat sebesar 4,95% (yoy) sedikit meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (4,18%-yoy). Peningkatan ini dipengaruhi oleh dorongan dari sisi

ekspektasi masyarakat yang cenderung meningkat. Sementara itu, perkembangan sisi

supply relatif stabil dan mampu memenuhi permintaan masyarakat, yang tercermin

pada penggunaan kapasitas produksi (capacity utilization) di Jawa Timur pada triwulan

laporan yang diperkirakan meningkat. Peningkatan penggunaan kapasitas produksi ini

mengindikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sebagai hasil produksi

sektor ekonomi dan direspon oleh sisi permintaan masyarakat. Selanjutnya, analisis

terhadap sumber-sumber penyebab inflasi inti yang lain menunjukkan bahwa

pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD relatif stabil dengan tren menguat

dibandingkan triwulan sebelumnya, sehingga tidak terdapat tekanan yang berarti pada

sisi imported inflation.

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Surabaya

Gambar 2.26

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Gambar 2.27

Perkembangan Capacity Utilization

Sumber : BI, data diolah

Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN

39

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

3 PERKEMBANGAN PERBANKAN

Ekspansi pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur (Jatim) yang masih berlangsung

diiring pula dengan perkembangan kinerja perbankan yang meningkat. Perbaikan

kinerja terjadi pada Bank Umum (konvensional & syariah) maupun Bank Perkreditan

Rakyat (BPR), yang khususnya didukung oleh kinerja penyaluran kredit dan total aset

yang mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan beberapa periode sebelumnya.

Sementara itu, meskipun tidak tumbuh setinggi kedua indikator utama lainnya, Dana

Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan di Jatim mulai menunjukkan

pertumbuhan tahunan yang meningkat. Hal ini seiring dengan peningkatan aktivitas

perekonomian serta dukungan upaya perbankan dalam menghimpun dana

masyarakat, ditengah cukup banyaknya persaingan di sektor keuangan yang

menawaran instrumen-instrumen simpanan/investasi dengan imbal hasil bersaing.

Total aset bank Umum dan BPR sampai dengan akhir Tw I-2011 tumbuh 15,10%

(yoy) sehingga mencapai Rp.262,29 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 21,93% (yoy)

dengan baki debet sebesar Rp.166,20 triliun, lebih tinggi dibandingkan kinerja di

tahun sebelumnya yang hanya tumbuh dikisaran 14%. Sementara itu DPK yang

berhasil dihimpun oleh Bank umum dan BPR tumbuh 12,30% (yoy) menjadi senilai Rp.

220,59 triliun. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK

pada periode ini, mendorong kenaikan Loan to Deposit ratio (LDR) dari 72,70%

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Total Asset 227.884.300 235.128.810 246.078.713 254.659.572 262.293.804

Pertumbuhan (yoy-%) 11,66 10,39 11,93 11,42 15,10

Pertumbuhan (qtq-%) -0,29 3,18 4,66 3,49 3,00

Dana Pihak Ketiga 196.437.961 199.546.163 205.864.567 218.606.344 220.594.629

Pertumbuhan (yoy-%) 9,17 7,83 8,96 10,88 12,30

Pertumbuhan (qtq-%) -0,36 1,58 3,17 6,19 0,91

Kredit Umum 136.312.966 146.867.665 152.729.120 158.937.637 166.207.796

Pertumbuhan (yoy-%) 14,86 20,01 20,77 19,89 21,93

Pertumbuhan (qtq-%) 2,82 7,74 3,99 4,07 4,57

LDR (%) 69,39 73,60 74,19 72,70% 75,35

NPL Gross (%) 3,05 2,93 3,08 2,99 3,41

INDIKATOR2010

Tabel 3.1

Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur

Sumber: Laporan Bank Umum & BPR - BI Surabaya, data diolah

40

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

menjadi 75,35%. Namun demikian, peningkatan kredit ini juga diiringi oleh

peningkatan rasio kredit bermasalah yang tercermin dari peningkatan Non Performing

Loans (NPL) dari 2,99% menjadi 3,41%.

3.1. PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM

Pelaksanaan fungsi intermediasi bank umum di Jatim pada awal tahun 2011

secara umum berjalan dengan lancar dan menunjukkan perkembangan positif.

Dibandingkan triwulan sebelumnya, kinerja pertumbuhan (qtq) total aset dan

penyaluran kredit masih mampu tumbuh stabil dengan pencapaian kinerja

pertumbuhan yang cukup tinggi, sedangkan kinerja penghimpunan DPK cenderung

melambat. Sementara itu, jika dianalisa secara tahunan ketiga indikator utama bank

umum tercatat tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2010 maupun periode

yang sama di tahun 2010.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Tabel 3.2

Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur

Gambar 3.2

Perkembangan LDR per Kelompok Bank Gambar 3.1

Perkembangan LDR

63.00%

65.00%

67.00%

69.00%

71.00%

73.00%

75.00%

77.00%

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Loan to Deposit Ratio (%)

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

110.00%

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

LDR (Umum) Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Total Asset 227,884,300 235,128,810 246,078,713 254,659,572 262,293,804

Pertumbuhan (yoy-%) 11.66 10.39 11.93 11.42 15.10

Pertumbuhan (qtq-%) -0.29 3.18 4.66 3.49 3.00

Dana Pihak Ketiga 196,437,961 199,546,163 205,864,567 218,606,344 220,594,629

Pertumbuhan (yoy-%) 9.17 7.83 8.96 10.88 12.30

Pertumbuhan (qtq-%) -0.36 1.58 3.17 6.19 0.91

Total Kredit 136,312,966 146,867,665 152,729,120 158,937,637 166,207,796

Pertumbuhan (yoy-%) 14.86 20.01 20.77 19.89 21.93

Pertumbuhan (qtq-%) 2.82 7.74 3.99 4.07 4.57

LDR (%) 69.39 73.60 74.19 72.70% 75.35

NPL Gross (%) 3.05 2.93 3.08 2.99 3.41

INDIKATOR2010

41

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Pertumbuhan kredit secara triwulanan yang lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan DPK menyebabkan peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada

periode laporan, dari 71,96% menjadi 74,61%. Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR

tertinggi masih didominasi oleh kelompok Bank Pemerintah (100,42%), sementara

kelompok bank swasta dan bank asing cenderung memiliki rasio lebih rendah, yaitu

56,03% dan 64,82%.

Dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan, Bank Indonesia

melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010

menetapkan ketentuan mengenai perhitungan besaran Giro Wajib Minimum (GWM)

yang dikaitkan dengan rasio LDR suatu Bank, kebijakan ini berlaku per 1 Maret 2011.

Dalam ketentuan ini, besaran GWM Rupiah bank umum terdiri atas GWM primer (8%),

GWM sekunder (2,5%) dan GWM LDR yang merupakan tambahan GWM yang harus

dialokasikan bank pada saat nilai LDR bank berada diluar range (batas atas dan batas

bawah) yang telah ditetapkan (78%-100%). Secara makro LDR target adalah cerminan

kebutuhan kredit yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan ekonomi,

sedangkan secara mikro; LDR target ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi

likuiditas dan LDR Perbankan. Sehingga secara umum, penerapan GWM LDR bertujuan

agar bank mengoptimalkan penyaluran kreditnya pada sektor riil, namun dengan

tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian.

Gambar 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama

Perbankan (yoy)

Gambar 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama

Perbankan (qtq)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Laporan Bank Umum- BI Surabaya, data diolah

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit (qtq)

DPK (qtq)

Total Aset (qtq)

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit (yoy)

DPK (yoy)

Total Aset (yoy)

42

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF

Kinerja pertumbuhan total aset bank umum di Jatim pada Tw I-2011

secara triwulanan (qtq) tumbuh stabil dikisaran 3%, namun secara tahunan

(yoy) menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Sepanjang periode laporan, total aset bank umum meningkat

sebesar Rp. 7,5 triliun atau tumbuh 3% (qtq) dan 15% (yoy) menjadi senilai

Rp.256,43 triliun. Secara umum, pertumbuhan total aset yang terjadi didorong

oleh meningkatnya pertumbuhan nilai aktiva produktif bank umum dari 2,58%

(qtq) menjadi 5,67% (qtq), dengan didominasi oleh peningkatan pertumbuhan

kredit yang berlangsung pada periode ini.

Berdasarkan komponen pembentuknya, aktiva produktif bank umum di

Jawa Timur didominasi oleh penyaluran kredit kepada masyarakat (94,15%),

diikuti oleh Penempatan pada Bank lain (3,40%) dan Penempatan pada Bank

Indonesia (2,14%), sedangkan aktiva produktif lainnya yang berbentuk surat

berharga mempunyai proporsi yang relatif kecil (0,31%).

3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Setelah mencatat pertumbuhan yang cukup baik di akhir tahun 2010,

kinerja pertumbuhan DPK yang dihimpun oleh industri bank umum di Jatim

pada periode Tw I-2011 cenderung melambat. Sepanjang periode laporan, DPK

Gambar 3.6 Proporsi Aktiva Produktif

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Gambar 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

5

7

9

11

13

15

17

19

21

-

50,000,000

100,000,000

150,000,000

200,000,000

250,000,000

300,000,000

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Total Aset (Nominal)-LHS

Growth (%)-RHS

2.14%3.40%

0.31%

94.15%

Penempatan pada Bank Indonesia

Penempatan pada Bank lain

Surat Berharga

Kredit

43

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

meningkat Rp.1,9 triliun atau tumbuh 0,89% (qtq) dan 12,24% (yoy) menjadi

Rp.217,01 triliun. Berdasarkan jenisnya, perlambatan ini didorong oleh

minimnya pertumbuhan simpanan tabungan dan deposito pada triwulan

laporan. Simpanan deposito hanya tumbuh 0,41% (qtq), bahkan simpanan

tabungan mencatat kontraksi sebesar -0,71%(qtq). Namun demikian kedua jenis

simpanan ini masih mendominasi DPK dengan proporsi yang cukup tinggi, yaitu

masing-masing sebesar 41,56% dan 40,92%.

Di sisi lain, simpanan giro yang mempunya proporsi lebih rendah (17,52%)

menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, baik secara triwulanan maupun

tahunan. Hal ini khususnya seiring dengan peningkatan transaksi dunia usaha

serta tidak lepas dari siklus tahunan peningkatan dana rekening giro untuk

belanja pemerintah di bank umum yang masih cukup tinggi dan belum

terealisir di awal tahun.

Gambar 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y)

Gambar 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (q-t-q)

Gambar 3.9 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan

(Rp. Juta)

Gambar 3.10

Komposisi DPK Bank Umum (%)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 45,000,000 50,000,000 55,000,000 60,000,000 65,000,000 70,000,000 75,000,000 80,000,000 85,000,000 90,000,000 95,000,000

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Deposito Tabungan Giro

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Deposito Tabungan Giro

Tw I-2010 43.9% 37.4% 18.7%

Tw II-2010 42.56% 38.37% 19.07%

Tw III-2010 41.26% 40.83% 17.91%

Tw IV-2010 41.11% 42.23% 16.66%

Tw I-2011 40.92% 41.56% 17.52%

Tw I-2010

Tw II-2010

Tw III-2010

Tw IV-2010

Tw I-2011

44

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Sementara itu, terbatasnya pertumbuhan DPK yang berlangsung pada

beberapa periode terakhir selain diyakini terkait dengan faktor tingkat suku

bunga simpanan yang relatif rendah, juga dipengaruhi oleh cukup banyaknya

pilihan instrumen simpanan sekaligus investasi diluar perbankan yang

menawarkan return menarik, sehingga masyarakat mendapatkan banyak

pilihan dalam penempatan dananya. Namun di sisi lain, rendahnya suku bunga

ini diharapkan mampu menjadi salah satu pendorong penyaluran kredit kepada

masyarakat, mengingat suku bunga DPK merupakan salah satu variabel

pembentuk suku bunga kredit. Rendahnya suku bunga DPK diharapkan dapat

mendorong efisiensi biaya bunga kredit, sehingga pada akhirnya akan

meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat.

3.1.3. KREDIT

Pertumbuhan penyaluran kredit oleh bank umum di Jatim pada triwulan

laporan mencapai 22,17% (yoy), ini merupakan angka pertumbuhan tertinggi

setelah terjadinya krisis perekonomian global di tahun 2008. Dengan angka

pertumbuhan tersebut, maka outstanding/baki debet kredit yang disalurkan

oleh bank umum di Jatim kepada masyarakat dan dunia usaha sampai dengan

akhir Tw I-2011 mencapai Rp.161,92 triliun. Kondisi perekonomian yang cukup

stabil dan kondusif menjadi salah satu pendorong peningkatan permintaan

kredit di Jatim, sehingga dari sisi perbankan kondisi ini dimanfaatkan sebagai

momentum yang tepat untuk melakukan ekspansi kredit.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

6.00

6.50

7.00

7.50

8.00

8.50

9.00

9.50

10.00

10.50

11.00

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

2007 2008 2009 2010 2011

Deposito Bi Rate Tabungan (Skala Kanan)

Gambar 3.11

Perbandingkan Suku Bunga Simpanan – BI Rate

45

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Berdasarkan jenisnya, kredit di Jatim masih di dominasi oleh kredit

produktif yaitu kredit modal kerja yang mencapai Rp.95,80 triliun atau sebesar

59,16% dari total kredit secara keseluruhan, disusul oleh kredit konsumsi

(27,39%) dan kredit investasi (13,44%). Pertumbuhan kredit paling tinggi pada

periode ini terjadi pada kredit investasi yang tercatat sebesar 14,70% (qtq) atau

28,92% (yoy), sementara kredit modal kerja dan konsumsi cenderung tumbuh

stabil. Cukup besarnya alokasi penyaluran kredit untuk kegiatan produktif

menjadi salah satu cerminan peran perbankan di Jatim dalam melaksanakan

fungsi intermediasinya guna mendorong aktivitas dunia usaha, yang diharapkan

dapat semakin memperbesar multiplier effect pada pertumbuhan

perekonomian di Jatim.

.

Gambar 3.12

Pertumbuhan Kredit (yoy)

Gambar 3.13

Pertumbuhan Kredit (qtq)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Gambar 3.14 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan

Jenis Penggunaan

Gambar 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan

Kelompok Bank

59.16%13.44%

27.39%

Modal Kerja Investasi Konsumsi

54.72%39.96%

5.32%

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000 T

w I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit-Nominal (Skala Kiri)

Growth-% yoy (Skala Kanan)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit-Nominal (Skala Kiri) Growth %- qtq (skala kanan)

46

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit bank umum paling besar

disalurkan kepada sektor-sektor yang mendominasi struktur perekonomian di

Jatim, yaitu sektor Industri serta sektor Perdagangan Hotel dan restoran (PHR)

dengan proporsi masing-masing sebesar 27,32% dan 24,64%. Sementara itu,

dilihat dari angka pertumbuhannya, penyaluran kredit kepada sektor angkutan

dan komunikasi, sektor PHR, sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan

tertinggi, masing-masing sebesar 24,48%, 22,36%, dan 18,14% (yoy). Tingginya

penyaluran kredit pada ketiga sektor ini turut mengkonfirmasi tingginya

pertumbuhan masing-masing sektor tersebut pada perhitungan pertumbuhan

ekonomi Jatim di Tw I-2011.

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Gambar 3.16 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan

(q-t-q)

Gambar 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan

(y-o-y)

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Gambar 3.19

Perkembangan Kredit Sektoral (yoy)

Gambar 3.18

Proporsi Kredit Sektoral

(50.00)

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Tw I

Tw II

Tw

III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw

III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw

III

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Sektor PHR Sektor Industri Pengolahan

Sektor Pertanian Sektor Angkutan/ Komunikasi

Sektor Konstruksi

2.29%

0.52%27.32%

0.30%

2.56%

24.64%2.66%

39.71%

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik,Gas

Konstruksi

Perdagangan

Angkut/Komnikasi

Jasa & lain lain

(10,00)

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00 T

w I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi

47

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Tingginya pertumbuhan kredit pada periode ini juga diiringi dengan

peningkatan jumlah kredit yang tidak terserap (undisbursed loans)

dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010. Tercatat nilai

undisbursed loan pada posisi akhir Tw.I-2011 sebesar 7,86% dari total plafon

kredit yang disediakan, atau sebesar Rp.17,51 triliun, kondisi ini cenderung

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun

2010, dimana pada saat itu rasio undisbursed loans terhadap total kredit

mesing-masing sebesar 7,34% dan 5,02%. Berdasarkan jenisnya, undisbursed

loan tertinggi terdapat pada kredit modal kerja yang mencapai 11,89% dari

plafon kredit yang telah disetujui oleh bank umum, sedangkan penyaluran

kredit konsumsi dan investasi cenderung terserap lebih baik, sesuai dengan

plafon yang telah disetujui. Sementara itu, kenaikan suku bunga acuan BI rate

sebesar 0,25 bps (basis points) pada bulan Februari 2011 direspon perbankan

dengan menaikkan suku bunga kredit dengan kisaran yang beragam. Kenaikan

suku bunga kredit tertinggi terjadi pada kredit konsumi, disusul oleh kredit

modal kerja dengan tingkat kenaikan yang relatif lebih rendah, sedangkan suku

bunga kredit investasi pada periode ini cukup stabil.

Dalam rangka meningkatkan transparansi mengenai karakteristik produk

perbankan (manfaat, biaya dan risiko), meningkatkan good governance dan

mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui

Gambar 3.20

Undisbursed Loans

Gambar 3.21

Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate

Sumber: Bank Indonesia, data diolah Sumber: Bank Indonesia, data diolah

6.25 6.50 6.75 7.00 7.25 7.50 7.75 8.00 8.25 8.50 8.75 9.00 9.25 9.50 9.75

12.00

12.50

13.00

13.50

14.00

14.50

15.00

15.50

16.00

16.50

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2007 2008 2009 2010 2011

Investasi Konsumsi Modal Kerja Bi Rate (Skala Kanan)

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2010 2011

Undisbursed Loans (Total) UL Kredit Modal Kerja

Ul Kredit Investasi UL Kredit Konsumsi

Sumber: Bank Indonesia, data diolah

48

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

terciptanya disiplin pasar (market discipline) yang lebih baik, Bank Indonesia

telah menerbitkan Surat Edaran No.13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 guna

mewajibkan bank-bank umum untuk melakukan transparansi informasi

mengenai aspek perhitungan dan penetapan suku bunga untuk kredit,

khususnya Suku Bunga Dasar Kredit/SBDK (prime lending rate). Ketentuan ini

mulai diberlakukan kepada bank umum konvensional yang beraset diatas Rp.10

triliun per 31 Maret 2011.

SBDK merupakan hasil perhitungan dari 3 (tiga) komponen yaitu (1) harga

pokok dana untuk kredit (HPDK), (2) biaya overhead yang dikeluarkan Bank

dalam proses pemberian kredit, dan (3) marjin keuntungan (profit margin) yang

ditetapkan untuk aktivitas perkreditan, namun didalamnya belum

memperhitungkan komponen premi risiko individual nasabah Bank. SBDK

tersebut dihitung secara per tahun dalam bentuk persentase (%), dan

merupakan suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi bank

dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur.

Perhitungan SBDK yang wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia dan

dipublikasikan kepada masyarakat mencakup 3 (tiga) jenis kredit yaitu kredit

korporasi, kredit ritel, dan kredit konsumsi (KPR dan Non KPR), tidak termasuk

penyediaan dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan.

3.1.4 Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Sebagai upaya pemberdayaan perekonomian masyarakat yang bergerak di

sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), penyaluran kredit perbankan

pada kelompok usaha ini menjadi hal penting yang perlu ditingkatkan guna

memperkuat kemampuan ekspansi sektor usaha mikro kecil menengah,

sehingga menjadi pendorong perekonomian Jawa Timur serta memperluas

lapangan kerja. Terkait dengan hal ini, Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur

(Surabaya, Malang, Kediri, Jember) bersama Pemerintah Daerah berupaya untuk

memfasilitasi serta menyusun kebijakan – kebijakan yang mendorong

peningkatan penyaluran kredit UMKM, seperti pendirian lembaga penjaminan

kredit daerah (PT. Jamkrida Jatim), Pendirian APEX BPR, serta optimalisasi

49

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

keberadaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) guna melakukan

pendampingan kepada usaha mikro yang feasible untuk memperoleh

pembiayaan dari perbankan.

Upaya lain yang dilakukan oleh Bank Indonesia Surabaya dalam

mendorong perkembangan UMKM adalah melalui pengengembangan

beberapa klaster komoditas potensial melalui pola kemitraan. Beberapa klaster

yang telah dikembangkan antara lain klaster alas kaki di Kab. Mojokerto,

klaster rumput laut di Kab. Sumenep Madura, dan yang saat ini sedang

dikembangkan adalah klaster Sapi Potong di wilayah Kab. Bojonegoro. (Lihat

Boks 4: ”Kerjasama Bank Indonesia Surabaya & Pemerintah Kabupaten

Bojonegoro Dalam Pengembangan Klaster Sapi Potong”)

Sampai dengan akhir periode laporan, penyaluran total kredit UMKM1 di

Jawa Timur mencapai Rp.59,19 triliun atau sebesar 36,56% dari total kredit

secara keseluruhan. Berdasarkan jenisnya, realisasi penyaluran kredit UMKM

secara nominal didominasi oleh kelompok usaha kecil dan usaha menengah

dengan baki debet masing-masing mencapai Rp.25,31 triliun (42,76%) dan

Rp.24,86 triliun (42%), sementara itu terkait dengan plafon kredit usaha mikro

1 Mengacu pada kriteria UMKM pada UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) yang selanjutnya telah diakomodir dalam pedoman Laporan Bank Umum (LBU) terbaru (LBU-2008), maka dilakukan perubahan data statistik kredit UMKM yang digunakan dalam Kajian Ekonomi Regional (KER) Jawa Timur Tw I-2011 dan edisi selanjutnya. Sebelumnya statistik kredit UMKM yang digunakan mengacu pada besarnya plafon kredit yang disalurkan sehingga didalamnya termasuk data penggunaan kredit konsumsi. Data UMKM dalam LBU 2008 (data baru) didasarkan pada kriteria skala usaha debitur (omzet dan aset usaha), sehingga didalamnya hanya mengakomodir data kredit yang digunakan oleh sektor usaha/ kredit produktif.

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.22

Perkembangan Kredit UMKM

Gambar 3.23

Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha

Sumber: Bank Indonesia

-

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

160,000,000

180,000,000

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2010 2011

Total Kredit Kredit UMKM

Usaha

Mikro;

15.23%

Usaha Kecil;

42.76%

Usaha

Menengah;

42.00%

50

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

yang relatif lebih rendah dibandingkan plafon kredit usaha kecil dan

menengah, maka secara nominal baki debet kredit kepada kelompok usaha

mikro cenderung lebih rendah, yaitu sebesar Rp.9,01 triliun atau 15,23% dari

total kredit UMKM yang disalurkan. Namun demikian, jika dianalisa dari jumlah

rekening/debiturnya, penyaluran kredit mikro masih mendominasi, dengan

proporsi mencapai 72% dari total debitur kredit UMKM sebanayak 1.145.949

debitur yang memperoleh kredit UMKM dari perbankan.

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Keberadaan KUR yang bertujuan untuk memberikan akses pembiayaan

bagi UMKM, khususnya usaha mikro yang feasible namun belum bankable

dalam pelaksanaannya di Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian

RI, realisasi penyaluran KUR oleh 7 bank umum penyalur KUR di Jawa Timur

(BRI, BNI, Mandiri, Mandiri Syariah, BTN dan Bukopin, Bank Jatim) sejak

program ini diluncurkan di tahun 2008 hingga Tw I-2011 mencapai Rp.6,05

triliun dengan 734.030 nasabah atau sebesar 15% dari realisasi KUR nasional.

Kondisi ini membawa provinsi Jatim pada urutan pertama daerah penyaluran

KUR secara nasional. Sampai dengan akhir periode laporan, outstanding/ baki

debet KUR di Jatim tercatat sebesar Rp.3 triliun, dengan didominasi oleh

penyaluran kredit kepada kelompok usaha mikro/ KUR Mikro (plafon s/d Rp. 20

juta) yang mencapai 97%, sementara selebihnya merupakan nasabah kategori

KUR retail (Plafon diatas Rp. 20 juta).

Sumber: Kementrian Koordinator Perekonomian

Gambar 3.24

5 Besar Provinsi Penyalur KUR

Gambar 3.25

Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim

Sumber: Kementrian Koordinator Perekonomian

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Jumlah Debitur (skala kanan)

Plafon KUR

JAWA TIMUR;

15,00%

JAWA

BARAT;

13,47%

JAWA

TENGAH;

12,55%SULAWESI

SELATAN;

5,99%

SUMATERA

UTARA; 5,25%

Provinsi lain;

35,59%

51

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Penyaluran KUR yang merupakan koordinasi antara pemerintah dengan

perbankan diharapkan menjadi salah satu langkah efektif pemberdayaan

UMKM di Indonesia. Untuk itu, dalam rangka lebih mengoptimalkan kinerja

penyaluran KUR yang sudah berlangsung dengan cukup baik di Jatim, Bank

Indonesia Surabaya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan 7 Bank

penyalur KUR di Jatim berupaya untuk terus melakukukaan sinergi guna

merumuskan strategi peningkatan penyaluran KUR di Jatim. Disamping

mengupayakan intensifikasi penyaluran KUR dengan melakukan pemasaran

yang intens, KBI Surabaya bersama bank penyalur KUR di Jatim melakukan

beberapa kegiatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai alternatif

keberadaan pembiayaan kepada UMKM, seperti berbagai kredit program, KUR

serta informasi lain mengenai produk kredit perbankan sehingga masyarakat

dapat memperoleh gambaran mengenai akses pembiayaan untuk usahanya.

3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Stabilitas industri perbankan yang tercermin dari berbagai risiko yang

dihadapi dalam pelaksanaan transaksi perbankan selama triwulan I-2011

cenderung menunjukkan tekanan, khususnya yang berasal dari risiko kredit dan

risiko operasional. Sementara itu pengelolaan risiko likuditas masih

menunjukkan kondisi yang cukup baik dan terjaga. Potensi tekanan risiko kredit

pada periode ini tercermin dari peningkatan Non Performing Loans (NPL) Bank

umum dan BPR dibandingkan periode sebelumnya.

Selanjutnya, risiko lain yang patut diwaspadai adalah risiko operasional

yang terkait dengan adanya beberapa kasus kejahatan perbankan yang

dilakukan oleh oknum pegawai bank pada periode laporan. Kondisi ini wajib

menjadi perhatian Bank Indonesia maupun bank umum dengan semakin

mengoptimalkan fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perbankan.

Risiko operasinal ini terkait dengan mekanisme proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem dan atau kejadian – kejadian yang mempengaruhi

operasional bank.

52

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Terkait dengan beberapa permasalahan perbankan tersebut, Bank

Indonesia berupaya untuk terus mendorong terciptanya iklim perbankan yang

kondusif melalui peningkatan kualitas pelayanan perbankan maupun

perlindungan konsumen/nasabah sebagaimana yang telah diarahkan dalam pilar

ke-6 Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu Peningkatan Perlindungan dan

Pemberdayaan Nasabah yang terdiri atas : Transparansi Produk, Penyelesaian

Pengaduan, Mediasi Perbankan, dan Edukasi Konsumen.

3.2.1. RISIKO KREDIT

Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah

terhadap total kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur pada

periode laporan menunjukkan peningkatan. NPL bank umum pada akhir

triwulan I-2011 sebesar 3,37%, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya

(2,96%). Berdasarkan kelompok bank, NPL paling tinggi masih terjadi pada

kelompok bank asing yang mencapai 5,18%. Disusul oleh kelompok bank

pemerintah dan bank swasta dengan rasio NPL masing-masing sebesar 3,79%

dan 2,55%.

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Tabel 3.3

Perkembangan NPL per-Kelompok Bank

Gambar 3.27

Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

NPL Bank Umum 3.26% 3.34% 3.15% 3.15% 3.01% 2.89% 3.03% 2.96% 3.37%

-Bank Pemerintah 3.45% 3.41% 3.30% 3.33% 2.76% 2.68% 2.99% 3.14% 3.79%

-Bank Swasta 2.76% 2.79% 2.53% 2.42% 2.69% 2.56% 2.52% 2.32% 2.55%

-Bank Asing 4.59% 5.85% 5.59% 6.06% 6.84% 6.78% 7.30% 6.13% 5.18%

2010Kelompok Bank

2009

2.00%

2.20%

2.40%

2.60%

2.80%

3.00%

3.20%

3.40%

3.60%

Tw

I

Tw I

I

Tw II

I

Tw IV

Tw

I

Tw I

I

Tw II

I

Tw IV

Tw

I

Tw I

I

Tw II

I

Tw IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Non Performing Loans (%)

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2008 2009 2010 2011

NPL Kredit Umum NPL Kredit Modal Kerja

NPL Kredit Investasi NPL Kredit Konsumsi

Gambar 3.26

Perkembangan NPL Bank Umum

53

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Secara sektoral, penurunan kualitas kredit terjadi pada hampir seluruh sektor

ekonomi, khususnya sektor-sektor yang merupakan unggulan dalam perekonomian

di Jatim, seperti sektor Industri, Sektor PHR dan sektor komunikasi &

pengangkutan. Peningkatan NPL ditengah cukup berkembangnya kinerja ketiga

sektor tersebut diharapkan tetap menjadi perhatian perbankan untuk lebih

mengoptimalkan upaya pengendalian risiko kredit yang dihadapi melalui

pelaksanaan prudential banking. Sementara itu, kualitas kredit sektor pertanian

yang justru menunjukkan perbaikan, tibanya masa panen raya beberapa komoditas

pertanian (khususnya beras & palawija) yang berlangsung pada triwulan ini diyakini

mampu meningkatkan kemampuan ekonomi petani, sehingga berpengaruh dalam

perbaikan kualitas pembayaran kredit pertanian.

3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan di Jatim pada triwulan I-2011 relatif terjaga,

meskipun tetap perlu diperhatikan terjadinya peningkatan preferensi

penempatan dana masyarakat pada instrumen simpanan jangka pendek

perbankan seperti tabungan, dibandingkan dengan deposito yang mempunyai

tenor jangka panjang. Kondisi ini mendorong perbankan di Jatim untuk berhati-

hati dalam pengelolaan aset serta melakukan mitigasi risiko melalui upaya

peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit jangka panjang (kredit investasi)

guna mengurangi potensi mismatch likuiditas.

Tabel 3.4

Perkembangan NPL Kredit Per Sektor

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

NPL Per Sektor

Pertanian 2.26% 2.83% 4.34% 2.79% 2.44% 2.95% 6.01% 7.17% 6.18%

Pertambangan 0.65% 1.56% 2.29% 1.33% 0.27% 1.66% 0.99% 1.48% 1.51%

Industri 4.73% 4.62% 3.65% 4.45% 4.32% 3.55% 3.73% 3.72% 3.81%

Listrik, Gas 0.01% 0.08% 0.00% 0.00% 0.04% 0.00% 0.06% 0.10% 0.47%

Konstruksi 1.34% 1.59% 1.54% 1.39% 1.39% 1.88% 2.02% 1.82% 2.42%

Perdagangan/ Hotel 3.28% 3.77% 3.75% 3.37% 3.25% 3.28% 3.77% 3.96% 4.39%

Angkutan/ Komunikasi 4.34% 4.86% 3.40% 3.96% 1.29% 1.29% 2.44% 3.07% 5.87%

Sumber : LBU Bank Indonesia

2010SEKTOR

2009

54

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Indikator likuiditas perbankan lainnya seperti Cash Ratio yang

mencerminkan kemampuan perbankan untuk melunasi kewajiban – kewajiban

jangka pendek dengan aktiva likuid yang dimiliknya menunjukkan perbaikan.

Tercatat cash ratio bank umum di Jatim meningkat dari 6,55% menjadi 6,74%.

Sementara itu Money position atau jumlah aset likuid yang dimiliki perbankan

di Jawa Timur menunjukkan peningkatan dari Rp.14,15 triliun di Tw IV-2010

menjadi Rp.15,15 triliun atau mencapai 6,98% dari total DPK yang dihimpun

oleh bank umum, dengan komposisi terbesar berupa kas sebesar Rp.5,62 triliun,

disusul dengan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia masing –

masing sebesar Rp.5,85 triliun dan Rp.3,67 triliun.

3.3. PERBANKAN SYARIAH

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus menunjukkan

perkembangan positif, serta masih terbukanya pasar perbankan syariah di

provinsi ini menjadi salah satu pendorong perbankan syariah untuk melakukan

ekspansi usahanya. Hal ini ditunjukkan oleh kinerja indikator-indikator utama

yang mencatat pertumbuhan signifikan serta perkembangan kelembagaan yang

tercermin dari penambahan 43 jaringan kantor baru selama triwulan I-2011,

sehingga secara keseluruhan mencapai 236 jaringan kantor yang dimiliki oleh 8

Gambar 3.28

Money Position Perbankan di Jawa Timur

37.10%

24.28%

38.63%

Kas

Penempatan pada BI

Penempatan pada Bank lain

Sumber: Bank Indonesia

55

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

(delapan) Bank Umum Syariah (BUS)2 dan 8 (delapan) Unit Usaha Syariah (UUS)

3

di seluruh wilayah Jawa Timur.

Selama triwulan I-2011 total aset perbankan syariah di Jawa Timur

meningkat dengan signifikan sebesar Rp.2,05 triliun atau tumbuh 28,25% (qtq)

dan 80,46% (yoy) menjadi senilai Rp.9,31 triliun. Tingginya peningkatan total

aset pada periode ini tekait dengan cukup banyaknya penambahan jaringan

kantor bank syariah selama triwulan laporan, serta pertumbuhan Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang cukup besar.

Dana masyarakat yang disimpan pada bank syariah di Jatim selama

triwulan laporan tumbuh 25,90% (qtq) atau 72,76% (yoy) menjadi Rp.23 triliun.

Berdasarkan komposisinya, peningkatan ini didorong oleh cukup tingginya

pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu deposito, tabungan dan giro yang

masing – masing secara triwulanan tumbuh diatas 20% (qtq). Secara tahunan,

pertumbuhan tabungan dan deposito mendominasi dengan mencatat

pertumbuhan masing-masing sebesar 76,91% dan 73,22% (yoy), sementara itu

simpanan giro tumbuh lebih rendah (51,91%).

2 8 Bank Umum Syariah (BUS) di Jawa Timur : Bank Muamalat, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank

Syariah Mega Indonesia, Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, BCA Syariah, dan BNI Syariah. 3 8 Unit Usaha Syariah (UUS) di Jawa Timur : BTN Syariah, BII Syariah, HSBC Syariah, Bank Danamon

Syariah, Bank Niaga Syariah, Bank Permata Syariah, OCBC NISP Syariah, dan Bank Jatim Syariah.

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.29

Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)

Gambar 3.30

Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Total Aset

Dana Pihak Ketiga

Pembiayaan

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Tw I

Tw

II

Tw II

I

Tw

IV

Tw I

Tw

II

Tw II

I

Tw

IV

Tw I

Tw

II

Tw II

I

Tw

IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Total Aset

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pembiayaan

56

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Meskipun relatif melambat dibandingkan periode sebelumnya,

pertumbuhan penyaluran pembiayaan oleh bank umum syariah masih dalam

kisaran yang cukup tinggi. Selama Tw I-2011 penyaluran pembiyaan tumbuh

7,04% (qtq) atau 54,68% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp.5,96 triliun.

Berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan konsumsi masih mendominasi

dengan tren yang cenderung meningkat dengan proporsi sebesar 52,84% dari

total pembiayaan, disusul oleh pembiayaan modal kerja (35,89%) dan

pembiayaan investasi (11,28%).

Modal Kerja;

35,89%

Investasi;

11,28%

Konsumsi;

52,83%

Gambar 3.34 Pangsa Pembiayaan Syariah

Per Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.33 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah

Per Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.31 Proporsi DPK Perbankan Syariah

di Jawa Timur

Gambar 3.32 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

GIRO; 7.30%

TABUNGAN;

36.45%DEPOSITO;

56.25%

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Tabungan (yoy)

Deposito (yoy)

Giro (yoy)

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Modal Kerja Investasi Konsumsi

57

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Besarnya proporsi pembiayaan konsumsi dibandingkan kedua jenis

pembiayaan lainnya terkait dengan ekspansi bank syariah kepada kebutuhan

pembiayaan kepemilikan rumah/properti, serta kepemilikan kendaraan

bermotor di Jatim. Sementara itu, meskipun mempunyai proporsi yang lebih

rendah, penyaluran pembiayaan untuk modal kerja dan investasi yang

merupakan jenis kredit produktif tetap menjadi perhatian bank syariah dalam

mengalokasikan pembiayaannya. Hal ini tercermin dari tingginya penyaluran

pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar

59,35% (yoy) dan 26,11% (yoy). Kinerja penyaluran pembiayaan yang cukup

baik juga diiringi dengan kualitas pembiayaan yang terjaga, tercermin dari rasio

Non Performing Financing (NPF0 yang tercatat sebesar 1,19%.

Disisi lain, Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan

proprosi penyaluran pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun

pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 82,35% atau menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai 96,8%. Penurunan ini disebabkan oleh

lebih tingginya pertumbuhan DPK dibandingkan pembiayaan yang disalurkan

pada triwulan laporan.

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3.35 Non Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah Jawa Timur

Gambar 3.36 Financing to Deposits Ratio (FDR)

Perbankan Syariah Jawa Timur

Sumber: Bank Indonesia

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

110,00%

120,00%

130,00%

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Finnancing to Deposits Ratio (FDR)

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

3,00%

3,50%

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Non Performing Finnancing (NPF)

58

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Indikator kinerja BPR di Jatim pada triwulan I-2011 menunjukkan kinerja

yang beragam. Secara tahunan (yoy) perlambatan terjadi pada ketiga indikator

utama, namun secara triwulanan (qtq) penyaluran kredit berhasil tumbuh cukup

tinggi, khususnya setelah mencatat kontraksi/pertumbuhan negatif pada

periode sebelumya.

Total aset BPR di Jawa Timur pada triwulan laporan meningkat sebesar

Rp.130 milyar atau tumbuh 2,28% (qtq) atau 17,39% (yoy) menjadi senilai

Rp.5,86 triliun, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 4,80% (qtq). Perlambatan ini salah satunya disebabkan oleh

perlambatan kinerja penghimpunan DPK dari 4,69% di Tw IV-2010 menjadi

2,02%. Hingga akhir triwulan I-2011 total dana masyarakat yang disimpan pada

BPR di Jatim mencapai Rp.3,7 triliun. Berdasarkan jenisnya, penurunan

pertumbuhan DPK paling besar terjadi pada simpanan tabungan. Setelah

tumbuh signifikan di triwulan sebelumnya (8,29%-qtq), DPK pada triwulan ini

hanya meningkat 1,18% (qtq) menjadi senilai Rp.1,12 triliun. Terbatas

Semantara itu simpanan deposito masyarakat pada BPR di Jatim mencatat

pertumbuhan sebesar 2,26% atau mencapai Rp.2,45. Masih cukup baiknya

pertumbuhan jenis simpanan deposito di BPR dibandingkan dengan jenis

simpanan Tabungan, selain menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat

Gambar 3.37

Perkembangan Indikator BPR (yoy)

Gambar 3.38

Perkembangan Indikator BPR (qtq)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Total Aset

Dana Pihak Ketiga

Kredit

(6,00)

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Total Aset

Dana Pihak Ketiga

Kredit

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

59

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

juga terkait dengan besarnya suku bunga simpanan deposito BPR yang secara

rata-rata berada diatas level suku bunga deposito bank umum. Bagi sebagian

masyarakat yang menganggap instrumen simpanan perbankan sebagai salah

satu bentuk investasi tentunya memanfaatkan hal ini dalam mengalokasikan

dana yang dimilikinya.

Sama halnya dengan kinerja DPK, pertumbuhan penyaluran kredit BPR

yang sebagian besar merupakan kredit dalam skala Mikro, Kecil dan Menengah

pada triwulan laporan cenderung melambat. Tercatat baki debet kredit yang

disalurkan oleh BPR di Jawa Timur mencapai Rp.4,28 triliun, tumbuh 3,22%

(qtq) atau 13,68% (yoy). Berdasarkan jenisnya, perlambatan terjadi pada kredit

modal kerja dan kredit investasi, semantara kredit konsumsi tumbuh stabil. Jenis

kredit modal kerja yang mempunyai proporsi terbesar (68,70%) tumbuh 12,44%

(yoy) dengan baki debet sebesar Rp.2,94 triliun. Kredit konsumsi yang

memegang porsi 28,69% dari total kredit yang disalurkan tumbuh 4,90% (qtq)

atau 18,49% (yoy) dengan baki debet Rp.1,22 triliun, sedangkan kredit investasi

yang mempunya porsi relatif lebih kecil (2,61%) pada periode ini terjadi

penurunan sehingga mencatat kontraksi sebesar -7,30% (qtq) atau -1,57% (yoy).

Gambar 3.39 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR

(% - yoy)

Gambar 3.40 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR

(%-qtq)

Sumber: Bank Indonesia

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2008 2009 2010 2011

Dana Pihak Ketiga

Deposito

Tabungan

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Dana Pihak Ketiga

Deposito

Tabungan

Sumber: Bank Indonesia

60

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA

Setelah mencatat penurunan kinerja pada periode sebelumnya, 6

(enam)4 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan laporan

menunjukkan pertumbuhan positif. Keenam bank umum tersebut memiliki total

aset sebesar Rp.26,17 triliun, meningkat 9,07% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Dengan adanya pertumbuhan yang cukup signifikan pada triwulan

4 ) 6 Bank Berkantor Pusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),

Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank CNB dan Bank Prima Master.

Gambar 3.42

Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan

Sumber: Bank Indonesia

ia Gambar 3.44

Perkembangan LDR & NPL BPR

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

Tw

II

Tw

III

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi

Kredit Konsumsi

- Modal Kerja;

68,70%

- Investasi;

2,61%

- Konsumsi;

28,69%

3,00%

3,50%

4,00%

4,50%

5,00%

5,50%

6,00%

6,50%

7,00%

7,50%

105,00%

110,00%

115,00%

120,00%

125,00%

130,00%

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

Tw II

Tw II

I

Tw

IV

Tw

I

2008 2009 2010 2011

Loan to Deposit Ration (LDR-%)

Non Performing Loan (NPL-%)-Skala Kanan

Gambar 3.41 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan

(yoy)

61

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

ini, berpengaruh pada peningkatan proporsi total aset keenam bank tersebut

terhadap total aset bank umum di Jatim dari 9,64% menjadi 10,21%.

Tingginya pertumbuhan aset didorong oleh peningkatan DPK yang cukup

signifikan pada periode laporan, hal ini terkait dengan realisasi dropping dana

pemerintah pusat ke daerah di awal tahun yang disimpan dalam rekening giro

dan deposito milik pemerintah. Tercatat DPK yang dihimpun oleh 6 bank

berkantor pusat di Surabaya mencapai Rp.20,72 triliun, dan didominasi oleh

simpanan dalam bentuk giro yang mencapai Rp.9,76 triliun (47,10%), disusul oleh

simpanan deposito dan tabungan dengan nilai masing-masing sebesar Rp.6,07

triliun dan Rp.4,89 triliun.

Gambar 3.45 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di

Surabaya (qtq)

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

Gambar 3.46 Perumbuhan Indikator Bank Ber-KP di

Surabaya (yoy)

Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya

(dalam juta Rupiah)

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Total Asset 24.235.582 25.718.896 25.361.355 23.995.207 26.170.817

Pertumbuhan (yoy-%) 1,64 11,01 4,11 7,62 7,99

Pertumbuhan (qtq-%) 8,69 6,12 -1,39 -5,39 9,07

Dana Pihak Ketiga 18.872.411 21.094.454 20.613.337 18.327.649 20.726.092

Pertumbuhan (yoy-%) (0,58) 10,85 4,41 9,93 9,82

Pertumbuhan (qtq-%) 13,19 11,77 -2,28 -11,09 13,09

Kredit Umum 11.260.975 12.213.262 12.714.485 13.135.130 13.775.988

Pertumbuhan (yoy-%) 24,41 25,16 18,26 21,26 22,33

Pertumbuhan (qtq-%) 3,95 8,46 4,10 3,31 4,88

LDR (%) 59,67% 57,90% 61,68% 71,67% 66,47%

NPL Gross (%) 0,77% 0,81% 0,94% 0,79% 0,85%

INDIKATOR2010

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2009 2010 2011

Total Aset

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Kredit

(20,00)

(15,00)

(10,00)

(5,00)

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2009 2010 2011

Total Aset

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Kredit

62

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Di sisi lain, total kredit yang dsalurkan oleh 6 bank ber kantor pusat pada

triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dengan ditopang oleh

cukup tingginya penyaluran kredit konsumsi yang secara triwulanan mampu

tumbuh 27,16% (qtq). Sementara itu, sebagaimana yang terjadi pada periode

sebelumnya, penyaluran kredit di sektor produktif yaitu kredit modal kerja dan

kredit investasi masih mengalami penurunan, sehingga mengalami kontraksi

masing - masing sebesar -0,81% (qtq) dan -11% (qtq). Meskipun cenderung

menurun, komposisi kredit pada sektor produktif tersebut masih mendominasi

dengan proporsi total sebesar 66,02%. Selanjutnya, kinerja penyaluran kredit

yang cukup baik ini juga diiringi dengan kualitas kredit yang terjaga, ditunjukkan

oleh rasio NPL yang cukup rendah (0,85%) dan berada dibawah level NPL kredit

secara umum di Jawa Timur.

Modal Kerja;

48,11%

Investasi;

17,91%

Konsumsi;

33,98%

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 3.47 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan

Pada Bank Ber KP di Surabaya (Mar-2011)

Gambar 3.49 Perkembangan Kredit Per Jenis Simpanan

Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 3.50 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan

Bank Ber KP di Surabaya

Gambar 3.48 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan

Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)

(40,00)

(30,00)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

2009 2010 2011

Giro Tabungan Deposito

Giro; 47,10%

Deposito;

29,29%

Tabungan;

23,62%

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw II

I

Tw IV

Tw I

2009 2010 2011

Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi

Kredit Konsumsi

Sumber : Bank Indonesia

63

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

Fungsi intermediasi perbankan yang ditunjukkan oleh Loan to deposit

Ratio pada triwulan I-2011 menunjukkan penurunan dari 71,67% menjadi

66,47%. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan pertumbuhan DPK yang jauh

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit pada periode yang

sama.

Gambar 3.51 Perkembangan LDR Bank Berkantor

Pusat di Surabaya

Sumber : Bank Indonesia

0,50%

0,55%

0,60%

0,65%

0,70%

0,75%

0,80%

0,85%

0,90%

0,95%

1,00%

40,00%

45,00%

50,00%

55,00%

60,00%

65,00%

70,00%

75,00%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

2009 2010 2011

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Non Performing Loan (NPL)- Skala Kanan

64

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

PBI Surabaya, Mohamad Ishak bersama Bupati Bojonegoro,

Suyoto, melakukan penandatanganan Kesepakatan Kerjasama

Pengembangan Klaster Sapi Potong di Bojonegoro

BOKS 3

”KERJASAMA BANK INDONESIA SURABAYA & PEMERINTAH KABUPATEN

BOJONEGORO DALAM PENGEMBANGAN KLASTER SAPI POTONG”

Sebagai upaya mendorong pertumbuhan

ekonomi daerah melalui pengembangan

sektor riil dan UMKM, pada tanggal 4 Maret

2011 bertempat di Pendopo Kabupaten

Bojonegoro dilaksanakan panandatanganan

kerjasama (MOU) pengembangan klaster

peternakan Sapi Potong antara Bank Indonesia

Surabaya dengan Pemerintah Daerah

Bojonegoro. Kegiatan ini merupakan salah

satu bentuk komitmen sinergi yang dilakukan

oleh Bank Indonesia Surabaya dengan Pemkab

Bojonegoro guna meningkatkan kapasitas

perekonomian daerah dengan pendekatan klaster. Program ini juga merupakan usaha Jawa

Timur untuk meningkatkan supply daging sapi guna mendukung program swasembada daging

nasional di tahun 2014, sekaligus sebagai upaya pengendalian inflasi pada komoditas ini.

Disamping didasarkan dari hasil identifikasi potensi ekonomi yang dilakukan oleh BI

Surabaya, pemilihan Kabupaten Bojonegoro sebagai daerah pengembangan klaster sapi potong

tidak lepas dari komitmen yang tinggi dari Pemkab Bojonegoro dalam pemberdayaan dan

peningkatan perekonomian daerahnya, khususnya melalui pengembangan produk unggulan

daerah. Sementara itu, bagi Pemda Bojonegoro program ini merupakan salah satu upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui peningkatan kinerja sektor

agribisnis, termasuk peternakan yag merupakan salah satu sektor unggulan di kabupaten ini.

Pertumbuhan ekonomi Bojonegoro yang cukup tinggi pada beberapa tahun terakhir paling

besar disumbang oleh kontribusi sektor pertambangan (gas & minyak bumi), sedangkan sektor

pertanian dan peternakan yang 80% menyerap tenaga kerja lokal justru menunjukkan

pertumbuhan yang lebih rendah.

65

BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – 2011

PBI Surabaya, Mohamad Ishak menyampaikan bantuan Sapi Pejantan

kepada Dinas Peternakan Kabupaten Bojonegoro, untuk selanjutnya

diserahkan kepada kelompok ternak di Desa Napis, Bojonegoro.

Program ini dilaksanakan di Desa

Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten

Bojonegoro dengan tujuan mewujudkan

desa ini sebagai penghasil bibit sapi potong

lokal yang berkualitas (“Breeding village

center”). Dalam pelaksanaannya, Bank

Indonesia Surabaya juga bekerjasama

dengan Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya Malang untuk memberikan

pendampingan dan pelatihan teknis kepada

peternak sapi potong di Desa Napis

Bojonegoro. Pelaksanaan program ini direncanakan dalam beberapa tahapan, yaitu :

- Tahun ke-1 “Persiapan”

Penyamaan presepsi dan pemahaman tentang konsep klaster, pembentukan kelompok

dan peningkatan pengetahuan (SDM) usaha peternakan, pakan, pemeliharaan, reproduksi

dan pengolahan limbah (pupuk organik).

- Tahun ke-2 “Implementasi”

Formalisasi badan hukum kelompok, percontohan/kandang belajar, fasilitasi pembuatan

pakan, kerjasama pemasaran dengan feedlot dan atau pedagang besar, akses pembiayaan.

- Tahun ke-3 “Penguatan”

Peningkatan profesionalisme pemeliharaan pembibitan dan penggemukan sapi potong,

peningkatan pembiayaan, pematangan soliditas kelompok dan klaster menuju “Village

Breeding Center” sapi lokal jenis PO (Peranakan Ongole).

Melalui kegiatan pendampingan selama 3 (tiga) tahun ini diharapkan akan terbentuk

suatu kawasan pembibitan sapi lokal yang kuat secara mandiri dan mampu mengembangkan

usaha kelompoknya dengan penambahan modal usaha melalui pembiayaan perbankan,

sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan produk unggulan yang berdaya saing guna

meningkatkan perekonomian di daerah ini.

===**===

Bab 4Bab 4Bab 4Bab 4

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN

KEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAH

66

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. UMUM

Kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di awal tahun 2011

mengalami perbaikan dibandingkan triwulan I-2010. Meskipun realisasi

pendapatan daerah mengalami penurunan, namun realisasi belanja daerah

mengalami peningkatan. Realisasi terbesar dari pos pendapatan dan belanja pun tidak

jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu pendapatan pajak daerah dari pos

pendapatan daerah dan belanja pegawai dari pos anggaran belanja.

4.2. REALISASI PENDAPATAN DAERAH

Pada triwulan I-2011, realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

mencapai Rp.2,37 triliun (23,95%), lebih rendah dibandingkan realisasi pada

triwulan I-2010. Masih sama dengan pola-pola tahun sebelumnya, sumbangan

pendapatan daerah tertinggi berasal dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang

bersumber dari pajak daerah yaitu pajak kendaraan bermotor. Sedangkan nilai

realisasi tertinggi berasal dari pos dana perimbangan, yaitu Dana Alokasi Umum

(DAU), seiring tingginya nilai bagi hasil ke daerah di wilayah Provinsi Jawa Timur.

TABEL 4.1

REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN I-2011 (Rp juta)

Anggaran Anggaran

Perubahan

Tahun 2010

Perubahan

Tahun 2011

4 7.397.413,57 2.083.582,68 9.907.001,03 2.373.179,32 28,17% 23,95%

4.1 5.143.999,23 1.487.749,19 7.615.042,88 1.817.155,28 28,92% 23,86%

4.1.1 4.282.150,00 1.313.996,87 6.120.000,00 1.573.943,32 30,69% 25,72%

4.1.2 50.428,20 15.495,14 56.357,56 15.714,67 30,73% 27,88%

4.1.3 239.267,67 - 315.158,90 - 0,00% 0,00%

4.1.4 572.153,36 158.257,19 1.123.526,42 227.497,29 27,66% 20,25%

4.2 2.214.004,80 565.990,26 2.267.158,15 556.024,04 25,56% 24,53%

4.2.1 944.087,83 144.584,02 864.625,25 106.856,81 15,31% 12,36%

4.2.2 1.212.934,77 404.311,59 1.347.501,70 449.167,23 33,33% 33,33%

4.2.3 56.982,20 17.094,66 55.031,20 - 30,00% 0,00%

4.3 39.409,54 29.843,23 24.800,00 5.748,41 75,73% 23,18%

4.3.1 12.900,00 3.333,68 24.800,00 5.748,41 25,84% 23,18%

4.3.4 26.509,54 26.509,54 - - 100,00% 0,00%

7.397.413,57 2.083.582,68 9.907.001,03 2.373.179,32 28,17% 23,95%

% Tw I-

2010 No Uraian

Realisasi

Tw I-2010

PENDAPATAN DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

DipisahkanLain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

DANA PERIMBANGAN

Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

Pendapatan Hibah

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (Rp juta)

Realisasi

Tw I-2011 % Tw I-

2011

Sumber : Biro Keuangan Prov.Jatim

Sumber pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur yang terbesar berasal dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil

67

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Sumber: Biro Keuangan Prov.Jatim

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Sebagian

besar PAD bersumber dari pajak daerah, terutama terkait dengan penjualan

kendaraan bermotor dan bangunan yang relatif besar dan mengalami peningkatan

setiap tahunnya.

Potensi PAD yang berasal dari pajak kendaraan bermotor pada tahun 2011

semakin besar sejak diberlakukannya pengenaan pajak progresif pada pemilik

kendaraan lebih dari satu. Tujuannya adalah untuk mengurangi perseorangan memiliki

kendaraan bermotor lebih dari satu dan mencegah penyalahgunaan praktik leasing.

Selain itu, meningkatnya pungutan bea cukai di tahun 2010 juga menjadi potensi

kenaikan PAD Provinsi Jawa Timur tahun 2011. Sementara itu, PAD pada jenis

retribusi daerah masih terbatas namun menyimpan potensi yang cukup besar jika

terus-menerus dilakukan perbaikan pelayanan dan sistem penagihan, salah satunya

retribusi parkir dengan memberlakukan sistem langganan.

TABEL 4.2 REALISASI PENDAPATAN APBD PROV.JAWA TIMUR TAHUN 2005 – 2011 (Rp juta)

DANA

PERIMBANGAN PAD LAINYA PAJAK RETRIBUSI TOTAL PAD

TW I 939.556,52 17,24% 200.639,11 21.927,99 671.133,83 45.771,95 738.833,77

TW II 1.101.921,25 20,21% 204.764,98 72.124,86 777.087,46 47.943,95 897.156,27

TW III 1.213.500,53 22,26% 242.864,15 34.396,86 845.075,67 61.320,93 940.793,47

TWIV 2.196.110,38 40,29% 261.598,42 34.915,00 795.834,93 57.046,58 887.796,52

TW I 2.337.579,58 36,91% 285.850,01 26.638,48 712.727,10 64.657,62 804.023,19

TW II 1.217.602,82 19,23% 292.655,69 78.578,79 766.549,01 66.847,46 911.975,26

TW III 1.383.531,13 21,85% 388.274,03 37.499,19 890.863,26 62.880,78 991.243,23

TWIV 1.394.069,74 22,01% 409.968,38 42.088,42 886.763,99 70.461,72 999.314,13

TW I 1.274.777,18 21,48% 379.557,28 40.638,39 800.375,61 49.868,52 890.882,52

TW II 1.497.799,36 25,24% 395.746,22 186.640,27 847.965,03 62.840,87 1.097.446,17

TW III 1.605.043,61 27,04% 514.045,18 49.850,64 981.956,08 53.191,62 1.084.998,34

TWIV 1.557.470,98 26,24% 466.547,35 51.134,44 944.589,52 95.199,67 1.090.923,64

TW I 3.084.380,81 35,05% 316.295,13 45.446,08 963.527,04 50.071,63 1.059.044,75

TW II 1.867.207,15 21,22% 432.932,05 242.462,88 1.096.657,92 63.889,44 1.403.010,24

TW III 2.014.499,36 22,89% 578.191,99 60.804,87 1.277.496,91 102.754,67 1.441.056,45

TWIV 1.832.940,14 20,83% 470.731,84 72.490,57 1.144.109,67 92.607,63 1.309.207,88

TW I 1.676.937,57 19,98% 445.844,36 131.847,49 1.079.982,48 16.266,95 1.228.096,92

TW II 3.706.291,34 44,15% 860.302,05 444.623,11 2.267.561,88 35.385,82 2.747.570,82

TW III 1.679.000,00 20,00%

TWIV 1.332.771,09 15,88%

TW I 2.083.582,68 28,17% 565.990,26 158.257,19 1.313.996,87 15.495,14 1.487.749,19

TW II 2.546.816,45 34,43% 1.173.645,99 39.581,21 2.767.316,59 32.876,89 2.839.774,68

TW III 2.569.674,10 34,74% 162.984,26 (151.310,26) 250.812,80 486,89 99.989,43

TWIV 2.259.585,60 23,89% 542.684,35 10.181,68 1.575.194,15 17.390,75 2.727.471,19

TW I 2.378.927,73 23,95% 556.024,04 227.497,29 1.573.943,32 15.714,67 1.817.155,28

TW II - 0,00% - - - - -

TW III - 0,00% - - - - -

TWIV - 0,00% - - - - -

2011 9.907.001

2008 8.799.027

2009 8.395.000

2010 7.397.414

2005 5.451.089

2006 6.332.783

2007 5.935.091

TAHUN

PENERIMAAN

TOTAL PENERIMAAN%

PENERIMAAN ASLI DAERAH

DAERAH

68

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

4.3. REALISASI BELANJA DAERAH

Pada triwulan I-2011, realisasi belanja pemerintah Provinsi Jawa Timur

sedikit lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun

dominasi belanja pegawai masih terjadi pada triwulan ini, serupa dengan tahun-tahun

sebelumnya. Sebagai bagian dari belanja tidak langsung dan belanja langsung, porsi

belanja pegawai masih lebih tinggi dibandingkan belanja modal. Rendahnya porsi

belanja modal pada APBD tingkat provinsi, telah diimbangi dengan belanja bagi hasil

dan bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa,

sesuai dengan ketentuan penentuan pos anggaran APBD tingkat provinsi di

Indonesia. Porsi belanja modal pada umumnya lebih besar pada APBD tingkat

kabupaten/kota. Selain itu, kebutuhan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur

di wilayah provinsi telah cukup banyak dialokasikan dari APBN melalui dinas/instansi

terkait di daerah. Sementara itu, seperti pada tahun sebelumnya, alokasi pos APBD

Provinsi Jawa Timur didasarkan pada berbagai program yang pro rakyat, seperti

program peningkatan kinerja sektor pertanian, program pemberdayaan UMKM dan

program pengentasan kemiskinan.

Pada triwulan I-2011, realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

masih berada di bawah target sebesar 15%. Tercatat realisasi belanja pada triwulan

ini baru mencapai 7,22%, meskipun lebih baik dibandingkan triwulan I-2010 yang

hanya mencapai 7,18%. Masih minimnya besaran realisasi APBD Provinsi Jawa Timur

juga tercermin pada meningkatnya saldo dana pemerintah di perbankan pada triwulan

ini dibandingkan akhir tahun 2010 (lihat gambar 4.1).

GAMBAR 4.1

DANA PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA JAWA TIMUR DI PERBANKAN

-

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

16.000.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tabungan

Deposito

Giro

Sumber : KBI Surabaya, diolah

Sesuai dengan penggunaannya yang bersifat rutin, realisasi belanja terbesar

triwulan ini adalah belanja pegawai baik pada pos belanja tidak langsung (13,74%)

69

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

dan langsung (17,92%), dengan total nilai sebesar Rp.382,86 milyar. Selanjutnya,

tingginya realisasi belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota (11,11%

atau sebesar Rp.107,03 milyar) selaras dengan kebijakan pemerintah provinsi Jawa

Timur dalam peningkatan sumber pendanaan keuangan kepada kabupaten/kota guna

meningkatkan perekonomian di daerah.

Sementara itu, realisasi belanja modal APBD Jatim dari total nilai belanja

pemerintah pada triwulan ini masih sangat minim, yang baru mencapai 3,68% atau

sebesar Rp.33,2 milyar, meskipun masih lebih besar dibandingkan realisasi belanja

modal pada triwulan I-2010. Disisi lain, belum terealisirnya realisasi belanja bagi hasil

kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa pada triwulan ini

mengindikasikan belum selarasnya kinerja aparatur birokrasi pemerintah baik tingkat

provinisi maupun kabupaten/kota dalam merealisasikan nilai bagi hasil, meskipun nilai

realisasi bagi hasil tingkat kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2010 masih sangat

minim (di bawah 50%). Guna meningkatkan tingkat realisasi pos anggaran ini,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan sosialisasi teknis penggunaan

anggaran terutama untuk kebutuhan pengadaan barang dan jasa, yang masih

menghambat proses realisasi anggaran di daerah karena kekhawatiran atas

kesalahan prosedur dan dugaan kasus korupsi bagi aparat terkait.

TABEL 4.3

REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN I-2011 (Rp juta)

Anggaran

Sebelum

Anggaran

Sebelum Perubahan

Tahun 2010

Perubahan

Tahun 2011

5.1 4.514.699,78 304.410,52 5.797.640,03 398.918,02 6,74% 6,88%

5.1.1 1.483.755,39 206.958,41 1.497.004,81 268.248,77 13,95% 17,92%

5.1.2 768,95 101,11 4.878,21 294,18 13,15% 6,03%

5.1.4 350.275,34 80.134,01 974.301,07 13.080,45 22,88% 1,34%

5.1.5 37.713,58 1.469,00 87.714,90 774,50 3,90% 0,88%

5.1.6 1.091.915,15 - 2.229.468,22 - 0,00% 0,00%

5.1.7 1.490.500,50 15.748,00 963.160,44 107.026,93 1,06% 11,11%

5.1.8 59.770,97 - 41.112,37 9.493,18 0,00% 23,09%

5.2 3.311.905,10 257.841,98 4.828.721,36 368.437,33 7,79% 7,63%

5.2.1 545.532,76 75.612,36 833.869,94 114.609,23 13,86% 13,74%

5.2.2 2.016.330,21 173.401,73 3.094.388,94 220.661,89 8,60% 7,13%

5.2.3 750.042,13 8.827,89 900.462,48 33.166,21 1,18% 3,68%

7.826.604,88 562.252,50 10.626.361,39 767.355,35 7,18% 7,22%

% Tw I-

2010

BELANJA TIDAK LANGSUNG

No Uraian Realisasi

Tw I-2010

Belanja Pegawai

Belanja Bunga

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Sosial

Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota

dan pemerintahaan desa

Belanja bantuan keuangan kepada

provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahaan desa

Belanja tidak terduga

BELANJA LANGSUNG

Belanja Pegawai

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Modal

JUMLAH BELANJA DAERAH

Realisasi

Tw I-2011

% Tw I-

2011

Sumber : Biro Keuangan Prov.Jatim

70

BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

TABEL 4.4 REALISASI ANGGARAN APBD PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2005-2011

TW I 562.395 13,37% 2.175 0,39%

TW II 757.968 18,02% 36.291 4,79%

TW III 910.512 21,65% 85.864 9,43%

TWIV 1.975.168 46,96% 368.428 18,65%

TW I 731.554 13,34% 10.024 1,37%

TW II 1.120.932 20,43% 55.561 4,96%

TW III 1.154.594 21,05% 145.826 12,63%

TWIV 2.478.394 45,18% 406.922 16,42%

TW I 346.569 6,22% 975 0,28%

TW II 1.247.208 22,37% 52.423 4,20%

TW III 1.193.231 21,40% 151.573 12,70%

TWIV 2.789.250 50,02% 437.331 15,68%

TW I 864.623 12,83% 15.461 1,79%

TW II 1.930.204 28,65% 85.844 4,45%

TW III 1.367.089 20,29% 153.225 11,21%

TWIV 2.575.864 38,23% 293.980 11,41%

TW I 368.400 4,85% 753 0,20%

TW II 1.861.131 24,48% 422.796 22,72%

TW III 1.548.219 20,37%

TWIV 3.823.923 50,30%

TW I 562.252 7,18% 8.828 1,18%

TW II 2.409.816 30,79% 124.529 5,17%

TW III 2.005.026 25,62% 223.985 11,17%

TWIV 2.849.510 27,21% 126.115 4,43%

TW I 767.355 7,22% 33.166 3,68%

TW II - 0,00% - 0,00%

TW III - 0,00% - 0,00%

TWIV - 0,00% - 0,00%10.626.361

2011

2010

2008

4.206.044

7.601.673

2006

2005

TAHUN

PENGELUARAN

TOTAL BELANJA %BELANJA

MODAL%

5.485.474

5.576.258

6.737.781

7.826.605

2007

2009

Sumber : DJPK Dep.Keuangan & Biro Keuangan Prov.Jatim

Bab 5Bab 5Bab 5Bab 5

SISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARAN

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sepanjang triwulan I-2011 kegiatan sistem pembayaran di Jawa Timur secara umum

berjalan lancar walaupun terjadi peningkatan net inflow yang cukup besar. Selanjutnya,

kegiatan di bidang sistem pembayaran lainnya seperti pemusnahan uang (Pemberian

Tanda Tidak Berharga/ PTTB) dapat berjalan dengan baik dan cenderung menunjukkan

peningkatan.

5.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI

Transaksi sistem pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa

kegiatan, yaitu : aliran uang keluar dan masuk dari perbankan ke Bank Indonesia

(outflow dan inflow), kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian

Tanda Tidak Berharga (PTTB), serta kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada

masyarakat.

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Sampai dengan akhir triwulan I tahun 2011, aliran uang kartal yang masuk/

keluar dari Kantor Bank Indonesia (KBI) di wilayah Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI

Malang, KBI Kediri, dan KBI Jember) secara kumulatif menunjukkan posisi net

inflow, dimana jumlah aliran uang yang masuk ke Bank Indonesia melalui

perbankan (inflow) lebih besar dibandingkan jumlah aliran uang yang keluar dari

Bank Indonesia (outflow).

Secara umum, kondisi inflow dan outflow uang kartal melalui Bank Indonesia

memiliki pola musiman/cyclical yang terlihat dari tingginya net inflow pada triwulan

I Tahun 2011, yang merupakan aliran kembalinya outflow uang kartal yang cukup

tinggi di tahun sebelumnya. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kegiatan

konsumsi masyarakat pada liburan natal dan akhir tahun, kenaikan Tarif Dasar

Listrik pada pertengahan tahun 2010 dan awal tahun 2011, kenaikan harga BBM

Non Subsidi serta belanja pemerintah yang transaksinya menggunakan uang

kartal. Selain itu meningkatnya beberapa harga komoditas dunia seperti tembaga

dan kopi yang meningkatkan pertumbuhan kinerja ekspor Jawa Timur pada

Triwulan I tahun 2011 juga menjadi salah satu penyebab tingginya net inflow pada

periode ini.

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Tingginya penggunaan uang kartal pada akhir tahun tersebut pada akhirnya

berdampak pada peningkatan kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

2011

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

KBI Surabaya Outflow 2,018.27 2,396.04 4,805.63 2,468.38 2,000.13

Inflow 4,009.78 2,386.58 4,519.20 3,952.52 4,711.07

Net Flow 1,991.51 (9.46) (286.43) 1,484.14 2,710.94

KBI Kediri Outflow 327.53 1,551.73 2,311.27 1,293.58 926.51

Inflow 949.73 672.38 1,239.55 725.63 1,021.51

Net Flow 622.20 (879.35) (1,071.72) (567.96) 95.00

KBI Malang Outflow 166.70 565.15 1,345.50 822.70 324.03

Inflow 1,608.60 1,224.77 1,807.20 1,393.41 2,319.34

Net Flow 1,441.90 659.62 461.69 570.71 1,995.30

KBI Jember Outflow 209.97 574.62 1,091.19 669.49 292.36

Inflow 1,097.16 694.05 1,129.34 764.64 940.68

Net Flow 887.19 119.43 38.15 95.15 648.31

JAWA TIMUR Outflow 2,722.47 5,087.54 9,553.59 5,254.16 3,543.04

Inflow 7,665.26 4,977.79 8,695.28 6,836.19 8,992.59

Net Flow 4,942.80 (109.75) (858.31) 1,582.04 5,449.56

Keterangan :

Net Flow (+) : Net Inflow

Net Flow (-) : Net outflow

Wilayah Transaksi 2010

Transaksi inflow maupun outflow pada 4 Kantor Bank Indonesia (KBI) di

Jawa Timur pada Tw I-2011 menunjukkan pergerakan sebagai berikut:

1. Outflow menurun sebesar 35,57% dari Rp.5,25 triliun menjadi Rp3,54 triliun,

sedangkan inflow meningkat 31,43% dari Rp 6,84 triliun menjadi Rp 8,99 triliun

(qtq).

2. Penurunan outflow dan kenaikan inflow menyebabkan kenaikan net inflow

yang sangat tajam yaitu 244,94 % atau hampr 2,5 kali lipat dari Rp 1,58 triliun

menjadi Rp 5,45 triliun (qtq). Peningkatan beberapa harga komoditas dunia

seperti tembaga dan kopi yang meningkatkan pertumbuhan kinerja ekspor

Jawa Timur pada Triwulan I tahun 2011 menjadi salah satu penyebab tingginya

net inflow pada periode ini.

Tabel 5.1 Perkembangan Arus Uang Tunai

(Inflow –Outflow) Kantor Bank Indonesia – Rp. Milyar

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

3. Peningkatan net inflow tersebut diiringi dengan peningkatan kegiatan

pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga

(PTTB) dari Rp 2,14 triliun menjadi Rp 6,30 triliun atau sebesar 194,39 %.

b. Uang Kartal Tidak Layak Edar

Terkait dengan perannya dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang,

Bank Indonesia berkewajiban memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik

dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam

kondisi yang layak edar (clean money policy).

Sebagai upaya untuk melaksanakan kewajiban tersebut, Bank Indonesia di

Jawa Timur (Surabaya, Malang, Kediri dan Jember) secara rutin melaksanakan

kegiatan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE)/rusak dengan terlebih dulu

melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Tercatat selama triwulan I-

2011 sebesar Rp.6,3 triliun uang kartal yang tidak layak edar dalam berbagai

pecahan dimusnahkan. Kondisi ini meningkat drastis bila dibandingkan dengan

jumlah yang dimusnahkan pada triwulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 2,4

triliun. Atas sejumlah UTLE yang dimusnahkan tersebut, selanjutnya akan

digantikan dengan Uang Layak Edar (ULE) yang siap digunakan untuk kebutuhan

transaksi keuangan di masyarakat.

Gambar 5.1 Perkembangan Arus Uang Tunai

(Inflow –Outflow)

Gambar 5.2

Perkembangan Net Inflow

Sumber : Bank Indonesia Surabaya Sumber : Bank Indonesia Surabaya

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Peningkatan net inflow yang diiringi dengan peningkatan kegiatan

pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

secara tidak langsung mencerminkan tingginya kegiatan konsumsi masyarakat

yang menggunakan uang kartal, serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam

memperlakukan uang kartal. Pemusnahan uang kartal berdampak pada besarnya

biaya pencetakan uang baru yang harus dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk

menggantikan uang yang dimusnahkan tersebut.

Oleh sebab itu, Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada

masyarakat mengenai pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal.

Diharapkan masyarakat dapat ikut berperan dalam menjaga kondisi fisik uang

kartal yang dimiliki dengan menggunakan secara cermat dan tepat sehingga

memperpanjang usia edar uang kartal.

5.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI

Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan

transaksi non tunai masyarakat melalui perbankan yang menggunakan sistem BI-Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

BI-RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata uang

rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual

Gambar 5.3 Inflow, Outflow dan Netflow Gabungan

Gambar 5.4 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB)

Sumber : Bank Indonesia Surabaya Sumber : Bank Indonesia Surabaya

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

dan lebih ditujukan untuk transaksi pembayaran dengan nominal yang bernilai besar

(diatas Rp. 100 juta).

Secara umum transaksi melalui RTGS mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Sementara itu, transaksi kliring secara historis data dari tahun ke tahun

cenderung stabil dan mengalami sedikit penurunan.

a. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement)

Besar transaksi keuangan yang menggunakan sistem BI-RTGS di Jawa

Timur pada Triwulan I - 2011 cenderung menunjukkan penurunan dibandingkan

periode sebelumnya, baik dari sisi nominal maupun dari sisi transaksi. Tercatat

volume transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada akhir periode

Triwulan I Tahun 2011 sebanyak 142.015 transaksi atau menurun 10,49% (qtq)

dengan nilai nominal tercatat sebesar Rp126,95 triliun

Jika dibandingkan dengan kondisi yang sama di Triwulan I tahun

sebelumnya (2010), transaksi keuangan dengan menggunakan sistem BI-RTGS di

tahun 2011 secara nominal menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan

dengan mencatat pertumbuhan sebesar 18,08% (yoy). Hal ini seiring dengan

pertumbuhan ekonomi di Jawa timur yang cukup baik pada triwulan I tahun 2011

yang mencapai angka 6,99% (yoy).

Gambar 5.5

Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa

Timur, besarnya transaksi RTGS di tingkat kabupaten/kota di Jawa Timur

menunjukkan masih terpusatnya kegiatan perekonomian pada wilayah – wilayah

tertentu. Berdasarkan asal kotanya, transaksi outgoing maupun incoming RTGS

didominasi oleh beberapa kota/kabupaten dengan karakteristik perekonomian

yang cukup menonjol. Kota Surabaya sebagai ibukota provinsi Jawa Timur

mendominasi besarnya transaksi.

Tercatat transaksi RTGS pada triwulan I - 2011 dari kota Surabaya ke kota

lainnya (outgoing) sebesar Rp71,86 triliun dengan volume sebanyak 56.474

transaksi. Sementara itu transaksi RTGS masuk ke rekening perbankan di

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 5.6

Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur

Gambar 5.7 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS

Terbesar Tw I - 2011

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 5.8 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming

RTGS Terbesar Tw I - 2011

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Surabaya (incoming) tercatat sebanyak 103.734 transaksi dengan nilai tercatat

sebesar Rp.85,02 triliun. Selanjutnya, kota lain di Jawa Timur yang memiliki

transaksi RTGS cukup tinggi adalah kota Kediri, Malang, Gresik, Batu dan

Sidoarjo.

b. Transaksi Kliring

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) sebagai salah satu

instrumen pembayaran non tunai di Jawa Timur diikuti oleh 412 kantor bank umum

peserta yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Kegiatan kliring dilaksanakan oleh 4

(empat) Kantor Bank Indonesia di Jawa Timur yaitu KBI Surabaya, Malang, Kediri

dan Jember.

Jml Hari Kliring : 62 Hari

Jumlah Perputaran Kliring ( D )

Rata-2 Perputaran Jumlah Penolakan Cek Rata-2 Penolakan Cek Persentase Rata-2 Penolakan

Kota Kantor Kliring Sehari Dan Giro Kosong Dan BG Kosong Sehari Cek Dan BG Kosong Sehari

Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal

(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)

Surabaya 241 1,137,546 33,753,059 18,348 544,404 20,644 670,586 333 10,816 1.81 1.99

Malang 59 107,677 3,463,077 1,737 55,856 1,832 48,706 30 786 1.70 1.41

Kediri 70 59,461 1,708,141 959 27,551 903 20,780 15 335 1.52 1.22

Jember 42 48,646 1,115,033 785 17,984 871 24,353 14 393 1.79 2.18

Jatim 412 1,353,330 40,039,310 21,828 645,795 24,250 764,425 391 12,329 1.79 1.91

Tabel 5.2

Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw I-2011

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 5.10

Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 5.9

Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Secara nominal, transaksi perputaran kliring di Jawa Timur yang berlangsung

pada triwulan I - 2011 menunjukkan peningkatan. Tercatat sebanyak 1,35 juta

warkat keuangan (cek, bilyet giro, nota kredit dan nota debet perbankan)

ditransaksikan melalui kliring dengan nilai sebesar Rp.40,04 triliun, sehingga rata-

rata perputaran kliring harian tercatat sebesar Rp.645,79 milyar dengan rata-rata

harian perputaran warkat kliring sebanyak 21.828 lembar warkat perhari. Sementara

itu, jumlah tolakan warkat kliring pada periode ini menunjukkan peningkatan

dibandingkan triwulan IV-2010. Tercatat sebanyak 24.250 lembar warkat dengan

nilai Rp.764,42 milyar, lebih tinggi dibandingkan tolakan warkat pada periode

sebelumnya yang hanya sebanyak 20.592 lembar warkat, atau senilai Rp.598,69

milyar.

5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR

Penemuan uang palsu di Jawa Timur pada triwulan I - 2011 yang ditemukan

melalui perbankan maupun berdasarkan laporan masyarakat secara umum

menunjukkan peningkatan.

Gambar 5.11

Rasio Tolakan dalam Perputaran Kliring di Jawa Timur

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Tercatat sebanyak 5.250 lembar uang palsu dalam berbagai pecahan dengan

nilai nominal sebesar Rp 411,5 juta, meningkat dibandingkan temuan uang palsu pada

triwulan sebelumnya yang mencapai 5.028 lembar dengan nilai nominal sebesar

Rp403,72 juta. Berdasarkan nilai nominal maupun jenis pecahannya, uang palsu

dalam pecahan Rp.100.000,- paling banyak ditemukan dibandingkan uang palsu

dalam pecahan-pecahan lainnya, dengan proporsi sebesar 61,26% (berdasarkan

lembar uang).

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 5.12 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

Sumber : Bank Indonesia Surabaya

Gambar 5.13 Statistik Uang Palsu yang ditemukan

(lembar)

Gambar 5.14 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (nilai)

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Bank Indonesia bersama instansi berwenang terkait telah melakukan

penanggulangan preventif maupun represif terhadap temuan uang palsu yang

semakin meningkat. Penanggulangan secara preventif, dilaksanakan melalui upaya–

upaya memasyarakatkan pengetahuan mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah,

meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta meningkatkan kerjasama

dengan instansi terkait di dalam negeri maupun internasional. Sementara itu, upaya

penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap

dan menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Bab 6Bab 6Bab 6Bab 6

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

85

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

6 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

6.1. UMUM

Seiring dengan terus membaiknya perekonomian Jawa Timur hingga akhir

triwulan I-2011, perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur

yang tercermin dari kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat

pedesaan kembali menunjukkan perbaikan. Berdasarkan rilis data

Ketenagakerjaan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) dan

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur Triwulan I-2011

mengindikasikan adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja.

Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang menjadi salah

satu indikator kesejahteraan masyarakat pedesaan menunjukkan adanya

peningkatan. Panen raya yang sedang berlangsung dan mencapai puncaknya di

akhir triwulan I-2011 mendorong peningkatan NTP pada periode ini. Sementara

itu kenaikan NTN disebabkan oleh lebih tingginya kenaikan indeks harga yang

diterima oleh nelayan dibandingkan dengan indeks harga yang harus dibayarkan.

6.2 . KETENAGAKERJAAN

Perkembangan ketenagakerjaan di Jawa Timur menunjukkan kondisi

yang semakin baik. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan penyerapan tenaga

kerja seiring dengan perbaikan kinerja dibeberapa sektor utama di Jatim yang

berlangsung pada beberapa periode terakhir.

6.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Jumlah angkatan kerja di Jatim per Februari 2011 sebanyak 20,25 Juta

orang, meningkat dibandingkan data ketenagakerjaan di bulan Agustus 2011

(19,52 juta). Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio penduduk yang

menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT). Tercatat TPT pada periode laporan menurun dari

4,25% menjadi sebesar 4,18%.

86

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Di sisi lain, perbaikan perekonomian Jatim yang sedang berlangsung

diyakini juga menjadi pendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Tercatat terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 18,69 juta

menjadi 19,40 juta jiwa. Peningkatan kinerja di sektor pertanian yang

cenderung padat karya diyakini menjadi salah satu pengurang angka

pengangguran terbuka pada periode laporan.

Tabel 6.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2011) (dalam ribuan)

2011

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Feb'10-Agst'10 Agst'10- feb'11

Angkatan Kerja 20,117,245 20,178,590 20,316,773 20,338,568 20,623,490 19,527,051 20,251,672 -5.32 3.71

Bekerja 18,861,360 18,882,277 19,123,221 19,305,056 19,611,540 18,698,108 19,406,025 -4.66 3.79

Menganggur 1,255,885 1,296,313 1,193,552 1,033,512 1,011,950 828,943 845,647 -18.08 2.02

TPAK 69.69% 69.32% 69.36% 69.25% 69.77% 69.08% 71.39% - -

TPT 6.24% 6.42% 5.87% 5.08% 4.91% 4.25% 4.18% - -

Growth (%)Kegiatan

2008 2009 2010

Sumber : BPS Jatim

Gambar 6.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral

Struktur penyerapan tenaga kerja secara sektoral di Jatim pada triwulan

laporan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Sektor pertanian

masih mendominasi dalam penyerapan tenaga kerja, disusul oleh Sektor

Perdagangan dan Sektor Industri Pengolahan. Dibandingkan posisi Februari

2010, peningkatan jumlah tenaga kerja didorong oleh kenaikan jumlah tenaga

kerja pada sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi. Kenaikan jumlah

tenaga kerja pada kedua sektor ini seiring dengan membaiknya kinerja yang

sedang berlangsung pada kedua sektor tersebut.

17,000.00

17,500.00

18,000.00

18,500.00

19,000.00

19,500.00

20,000.00

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2007 2008 2009 2010 2011

Lainnya *) Jasa Kemasyarakatan

Transportasi Perdagangan

Konstruksi Industri

Pertanian Total Tenaga Kerja (Skala Kanan)

Sumber: BPS Jawa Timur

87

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Gambar 6.2 Gambar 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal

Grafik 6.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal

Berdasarkan komposisinya, penyerapan tenaga kerja di Jatim masih

didominasi oleh penyerapan tenaga kerja di sektor informal, dengan

pertumbuhan yang cenderung meningkat pada triwulan laporan.

Tingginya penyerapan tenaga kerja sektor informal menjadi perhatian

pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan

masyarakat Jawa Timur. Berbagai kebijakan pemberdayaan

perekonomian masyarakat dilaksanakan guna mendorong kapasitas

masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Melalui 4 (empat)

strategi pembangunan, yaitu pro-poor, pro-gender, pro-growth dan pro-job,

4.87 5.27 5.29 5.12 5.02 5.19 5.50 5.44 5.70

13.20 13.48 13.58 13.76 14.10 14.12 14.11 13.26 14.11

-8%

-4%

0%

4%

8%

12%

-

5

10

15

20

25

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2007 2008 2009 2010 2011

Informal Formal G Formal G Informal

2.92 3.19 3.33 3.45 3.40 3.42 3.29 3.02 3.46

4.13 4.18 4.26 4.25 4.34 4.46 4.36 4.10 3.91

1.71 1.54 1.48 1.50 1.57 1.51 1.46 1.47 1.45

0.84 0.91 0.86 1.00 0.94 1.04 1.01 0.91 0.89

3.60 3.66 3.65 3.56 3.85 3.69 3.99 3.77 3.99

-

2

4

6

8

10

12

14

16

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2007 2008 2009 2010 2011

Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian

Pekerja Bebas di Pertanian Berusaha dibantu buruh tdk tetap

Berusaha sendiri

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

Sumber: BPS Jawa Timur

0.57 0.59 0.48 0.58 0.49 0.55 0.51 0.56 0.60

4.30 4.68 4.80 4.54 4.53 4.64

4.99 4.88 5.10

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

-

1

2

3

4

5

6

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2007 2008 2009 2010 2011

Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap

g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan

88

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Pemerintah provinsi Jatim menerapkan beberapa kebijakan antara lain cash

transfer (Jamkesmas, RTLH, Raskin, bantuan hibah/sosial), pemberdayaan UMKM

(kredit bunga murah, pembentukan PT.Jamkrida, peningkatan nilai tambah

produksi, produksi sektor primer, dan lembaga keuangan mikro/Kopwan).

Sementara itu, perkembangan tenaga kerja di sektor formal cenderung

stabil, dengan didominiasi oleh tenaga buruh/ karyawan yang mencapai 89%

dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan selebihnya

merupakan tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu buruh

tetap (wirausaha).

6.2.1. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Searah dengan indikator ketenagakerjaan dari BPS Jawa Timur, indikator

ketenagakerjaan berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

dilakukan oleh Bank Indonesia di wilayah kerja Jawa Timur menunjukkan

peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Total Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) yang dihitung dari penggunaan tenaga kerja pada sektor usaha di 9

(sembilan) sektor ekonomi menunjukkan peningkatan dari -0.42 menjadi 3,16.

Secara spesifik peningkatan penggunaan tenaga kerja paling besar terjadi pada

sektor pertanian, sektor bangunan, dan sektor keuangan, hal ini

mengkonfirmasi terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi ketiga sektor

tersebut di triwulan I-2011.

Tabel 6.2 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja (SBT) Tahun 2008-2011

2011

I II III IV I II III IV I

REALISASI

1 -3.06 -2.17 -1.39 3.13 2.92 -2.18 7.31 0.99 2.89

2 PERTAMBANGAN 0.1 0.98 0.00 1.97 -1.02 0.00 2.00 0.00 0.00

3 INDUSTRI PENGOLAHAN -2.52 0.35 -2.53 -1.13 -2.41 2.02 -1.94 -0.54 -3.18

4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.00 -1.39 1.24 -1.20 -0.04 -0.11 -1.30 0.00 0.07

5 BANGUNAN -1.28 0.00 0.00 0.66 -0.39 0.66 -0.37 0.51 1.64

6 PHR -1.52 -0.61 5.02 -1.90 3.45 2.04 3.36 -4.18 -0.58

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -1.95 2.79 0.14 0.00 1.13 0.84 -0.53 0.07 -0.60

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1.39 0.1 -0.92 0.00 -0.84 0.52 -0.17 1.90 2.13

9 JASA - JASA 4.93 -0.03 5.21 5.09 -0.37 0.90 -0.39 0.84 0.79

TOTAL -2.68 0.04 6.77 6.61 2.44 4.69 7.98 -0.42 3.16

2009 2010

PERTANIAN

No SEKTOR

89

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

Gambar 6.5 Gambar 6.6 Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan Tenaga Kerja Tiga Sektor Utama

Gambar 6.7 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

PERTAMBANGAN LGA BANGUNAN

ANGKUTAN KEUANGAN JASA

Sa

ldo

be

rsih

%

6.3. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan

I-2011 relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya, khususnya didorong

oleh perbaikan Nilai Tukar Petani (NTP). Sementara itu Nilai Tukar Nelayan (NTN)

yang mengindikasikan kondisi kesejahteraan nelayan menunjukkan kondisi yang

stabil.

Sumber: SKDU, KBI Surabaya

-5.01

-3.1

6.97

-0.11

-2.68

0.04

6.776.61

2.44

4.69

7.98

-0.42

3.16

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Penyerapan Tenaga Kerja (% SBT)

Saldo

bersih

%

0.59

-4.65

3.3

0.29

-3.06

-2.17-1.39

3.13 2.92

-2.18

7.31

0.99

2.89

-0.54

-4.18

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

Saldo

bersih %

Sumber: SKDU, KBI Surabaya Sumber: SKDU, KBI Surabaya

90

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

6.3.1. Kesejahteraan Petani

Sampai dengan akhir triwulan I-2011, indikator kesejahteraan petani di

Jawa Timur yang tercermin dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan

sedikit peningkatan. Namun demikian, NTP pada periode ini masih berada

dibawah level nasional serta level normal = 100. Peningkatan NTP didorong oleh

pertumbuhan indeks harga yang diterima petan (It) lebih tinggi dibandingkan

dengan indeks harga yang dibayarkan oleh petani (Ib). Tibanya masa panen raya

yang mencapai puncaknya di bulan Maret 2011 berpengaruh pada peningkatan

indeks harga yang diterima oleh petani. Sementara tren penurunan harga

(deflasi) yang terjadi pada kelompok bahan makanan diyakini menjadi

pengurang besaran indeks harga yang dibayarkan oleh petani, khususnya untuk

pemenuhan kebutuhan konsumsi sehari-hari.

Gambar 6.8 Gambar 6.9 NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2009 2010 2011

NTP Nasional NTP Jatim

Sumber: BPS Jawa Timur

Gambar 6.10 Gambar 6.11 It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

-10%

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

92

94

96

98

100

102

104

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Nasional Jatim g NTP Nasional g NTP Jatim

-600%

-400%

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

It Nasional It Jatim g It Nasional g It Jatim

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I

2008 2009 2010 2011

Ib Nasional Ib Jatim g Ib Nasional g Ib Jatim

Sumber: BPS Jawa Timur

91

BAB VI – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

6.3.2. Kesejahteraan Nelayan

Kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN)

Provinsi Jawa Timur pada triwulan I-2011 cenderung stabil, hal ini tercermin dari

nilai NTN yang stabil di level 140. Jika dibandingkan dengan NTN nasional,

kondisi kesejahteraan nelayan di Jawa Timur cenderung berada diatas level

nasional. Mengingat nilainya yang selalu berada diatas level 100, kesejahteraan

nelayan di Jatim dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan kesejahteraan

petani (level NTP dibawah 100). Biaya operasional yang relatif lebih rendah, serta

faktor risiko kegagalan yang tidak setinggi di sektor pertanian menjadi salah satu

penyebab tingginya nilai NTN dibandingkan NTP.

Sementara itu, berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga yang

diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa

jenis ikan, seperti ikan tambang, ikan selar, dan ikan layang, sedangkan kenaikan

indeks harga yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga

konsumsi rumah tangga yang didominasi oleh kelompok bahan makanan dan

kelompok sandang.

Gambar 6.12 Gambar 6.13 NTN Nasional & Jawa Timur NTN serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim)

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

-10%

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Nasional Jatim g NTN Nasional g NTN Jatim

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

NTN Nasional NTN Jatim

Bab 7Bab 7Bab 7Bab 7

PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN

HARGAHARGAHARGAHARGA

89

BAB VII – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

GambGambGambGambar 7.ar 7.ar 7.ar 7.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan

Gambar 7.Gambar 7.Gambar 7.Gambar 7.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Penghasilan Saat Ini Ekspektasi Penghasilan

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks Ekspektasi Konsumen

7 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

7.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada

batas atas dari rentang pertumbuhan 6,8% – 7,10%. Faktor pendorong pertumbuhan

pada triwulan ini yaitu konsumsi rumah tangga, kegiatan investasi swasta dan

perdagangan luar negeri. Untuk konsumsi masyarakat didorong oleh momentum libur

sekolah dan cuti bersama, dengan dampak yang diperkirakan lebih besar dari

momentum triwulan I-2011, sehingga konsumsi pada triwulan ini diperkirakan

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkiraan ini dikonfirmasi

oleh hasil Survei Konsumen KBI Surabaya, yang menunjukkan Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) dan Indeks Ekspektasi Penghasilan mengalami peningkatan.

Kinerja ekspor diperkirakan masih dalam tren perbaikan dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya, seiring meningkatnya permintaan internasional dan

terdiversifikasinya negara tujuan ekspor Jatim. Permintaan internasional pada triwulan

II-2011 didominasi oleh kebutuhan konsumsi masyarakat internasional pada barang

kebutuhan sehari-hari, seperti furniture, alas kaki dan makanan dan minuman olahan.

Seiring dengan tren kenaikan ekspor, impor pun diperkirakan terus menguat.

Sesuai dengan pola tahun-tahun sebelumnya, pengeluaran pemerintah mulai

mengalami peningkatan pada triwulan II, seiring telah dilaksanakannya tender

beberapa proyek pemerintah dan yang merupakan kelanjutan dari periode

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

90

BAB VII – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2007 2008 2009 2010 2011

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2007 2008 2009 2010 2011

TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR

sebelumnya, seperti proyek infrastruktur Jalur Lintas Selatan (JLS) dan Jalan Tol

Mojokerto.

Ekspektasi pengusaha untuk merealisasikan rencana investasinya pada

triwulan ini diperkirakan dapat berjalan dengan baik seiring meningkatnya

perekonomian dalam dan luar negeri. Selain itu, meningkatnya minat investasi di

beberapa titik potensi ekonomi Jatim seperti pertambangan dan pariwisata diharapkan

dapat berkembang lebih baik.

Di sisi penawaran, kinerja ketiga sektor utama diperkirakan mengalami

peningkatan. Sektor pertanian diperkirakan mengalami peningkatan seiring berlalunya

musim hujan dan tibanya musim panen beberapa jenis tanaman bahan makanan,

seperti kedelai dan padi. Kinerja sektor industri dan PHR pun mengalami perbaikan

seiring membaiknya konsumsi masyarakat Jawa Timur dan perdagangan Jawa Timur

ke luar negeri. Sementara itu, sektor lainnya tumbuh stabil, seperti sektor

pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan. Kondisi sektoral pada triwulan II-2011 ini diindikasikan pula oleh hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha KBI Surabaya yang menunjukkan optimisme pelaku

usaha yang dituangkan dalam nilai indeks estimasi realisasi usaha dan penggunaan

tenaga kerja sektoral.

7.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR

Inflasi Jawa Timur pada triwulan I-2011 diperkirakan cenderung melambat

dibandingkan triwulan I-2011 dan berada di kisaran 6,90% - 7,18% (yoy). Dari sisi non

fundamental, pergerakan harga pada kelompok bahan makanan (volatile food) selama

Sumber: SKDU BI Surabaya

Gambar Gambar Gambar Gambar 7777.4.4.4.4 EstimaEstimaEstimaEstimasi Penggunaan Tenaga Kerja Twsi Penggunaan Tenaga Kerja Twsi Penggunaan Tenaga Kerja Twsi Penggunaan Tenaga Kerja Tw....IIII----2012012012011111

Gambar Gambar Gambar Gambar 7777....3333 Estimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha Tw....IIII----2020202011111111

Sumber: SKDU BI Surabaya

91

BAB VII – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan I – Tahun 2011

3 bln yad

114.00

124.00

134.00

144.00

154.00

164.00

174.00

184.00

194.00

204.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2 1 2 3 4 5 6 7 8 91

01

11

2

2008 2009 2010

Ekspektasi Harga Konsumen

Ekspektasi Harga Pengecer

6 bln yad

100.00

110.00

120.00

130.00

140.00

150.00

160.00

170.00

180.00

190.00

200.00

1 2 3 4 5 6 7 8 910

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

2008 2009 2010

Ekspektasi Harga Konsumen

Ekspektasi Harga Pengecer

triwulan II-2011 diperkirakan mulai menunjukkan peningkatan dan berpotensi untuk

berfluktuasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah mulai berakhirnya periode

musim panen di sejumlah sentra produksi di Jawa Timur sehingga akan

mempengaruhi ketersediaan pasokan beras.

Dari sisi fundamental yang tercermin pada inflasi inti diperkirakan masih

mengalami peningkatan di sepanjang triwulan I-2011. Meskipun dari faktor internal,

sisi penawaran diperkirakan masih mampu merespon kenaikan sisi permintaan yang

didukung oleh kapasitas produksi yang tersedia. Namun tingkat ekspektasi harga yang

cenderung meningkat pada masyarakat menjadi salah satu faktor yang berpotensi

mendorong inflasi inti. Sementara dari faktor eksternal, tren penguatan nilai tukar

rupiah dapat memitigasi tekanan inflasi dari jalur imported inflation yang cenderung

meningkat (tercermin dari pertumbuhan ekonomi global yang mulai pulih namun masih

belum stabil serta tren kenaikan harga komoditas global).

Inflasi administered prices diperkirakan mengalami peningkatan yang didorong

oleh rencana pemberlakuan beberapa kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan

beberapa tarif, diantaranya tarif PDAM.

Namun demikian, upaya yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah serta

pihak terkait lainnya guna menciptakan kecukupan stok bahan pangan di Jawa Timur

dan kelancaran pasokan serta distribusi diharapkan dapat mengendalikan ekspektasi

inflasi masyarakat. Upaya ini diharapkan juga dapat mencegah potensi timbulnya

kesenjangan permintaan dan penawaran (output gap) yang berakibat pada kenaikan

harga yang berlebihan.

.

Gambar 7.1 Ekspektasi Harga 3 bulan y.a.d

Gambar 7.2 Ekspektasi Harga 6 bulan y.a.d

Sumber: Survei Penjualan Eceran & Survei Konsumen

BI Surabaya

Sumber: Survei Penjualan Eceran & Survei Konsumen

BI Surabaya