204
KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP PEGEMBANGAN FISIK LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN KOBA KABUPATEN BANGKA TENGAH PROYEK AKHIR GARNIS DWINOVIANI SALIM 10070309029 ADE AFRIANDA SAPUTRA 10070309036 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014 M / 1435 H

KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP PEGEMBANGAN FISIK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

EKONOMI DI KECAMATAN KOBA KABUPATEN BANGKA TENGAH

PROYEK AKHIR

GARNIS DWINOVIANI SALIM 10070309029

ADE AFRIANDA SAPUTRA 10070309036

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2014 M / 1435 H

Page 2: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP PEGEMBANGAN FISIK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

EKONOMI DI KECAMATAN KOBA KABUPATEN BANGKA TENGAH

PROYEK AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Tahun Akademik 2013/2014

oleh :

GARNIS DWINOVIANI SALIM 10070309029

ADE AFRIANDA SAPUTRA 10070309036

Dinyatakan Lulus dalam Sidang Terbuka yang Dilaksanakan

pada Tanggal 22 Januari 2014

Mengesahkan,

Dr. SARASWATI, Ir., MT. Pembimbing

IVAN CHOFYAN, Ir., MT. Ketua PUSPWK

Dr. SARASWATI, Ir., MT. Ketua Program Studi

Page 3: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : GARNIS DWINOVIANI SALIM Alamat : Jl. Kawali 4 no 11 RT/RW 03/17 Kel. Antapani

Tengah, Kec. Antapani Bandung Kode Post : 40291 Nomor Telepon : (022) 7207726 / 085221911116 Email : [email protected] Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Kelahiran : Bandung, 11 November 1991 Status Marital : Belum menikah Warga Negara : Indonesia Agama : Islam

Data Keluarga Nama Bapak : H. AGUS SALIM, BE Pekerjaan : Pensiunan PNS Nama Ibu : Hj. RENI HENDRANI, S.Pd. Pekerjaan : Guru Alamat Orangtua : Jl. Kawali 4 No. 11

RT/RW 03/17 Kel. Antapani Tengah, Kec. Antapani Bandung, 40291

Telepon : (022) 7207726 Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Riwayat Pendidikan SD : SD Negeri Griba 27/1 Bandung (1997 – 2003) SMP : SMP Negeri 4 Bandung (2003 – 2006) SMA : SMA Negeri 16 Bandung (2006 – 2009) PT : Diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik

Planologi Fakultas Teknik – Universitas Islam Bandung

Bulan September 2009

Page 4: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : ADE AFRIANDA SAPUTRA Alamat : Jl. Batu Nirwana 2 RT/RW 11/01 Kel. Bacang

Kec. Bukitintan Pangkalpinang Kode Post : 33148 Nomor Telepon : 085273477749 Email : [email protected] Jenis Kelamin : Laki - laki Tanggal Kelahiran : Pangkalpinang 10 April 1992 Status Marital : Belum menikah Warga Negara : Indonesia Agama : Islam

Data Keluarga Nama Bapak : M. BAIHAKI, S.Pd.I. Pekerjaan : Guru Nama Ibu : FARIDAH Pekerjaan : Guru Alamat Orangtua : Jl. Batu Nirwana 2 RT/RW 11/01 Kel. Bacang Kec. Bukitintan

Kota Pangkalpinang, 33148 Telepon : - Anak ke : 3 dari 3 bersaudara Riwayat Pendidikan SD : SD Negeri 22 Pangkalpinang (1997 – 2003) SMP : SMP Negeri 1 Pangkalpinang (2003 – 2006) SMA : SMA Negeri 2 Pangkalpinang (2006 – 2009) PT : Diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik

Planologi Fakultas Teknik – Universitas Islam Bandung

Bulan September 2009

Page 5: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

ABSTRAK

Kegiatan penambangan timah telah memberikan konstribusi yang begitu

besar dalam pengembangan perekonomian di Kecamatan Koba. Namun pada sisi lain telah terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan pada areal lahan pasca tambang dan lingkungan sekitamya. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dampak negatif apa saja dan dampak positif apa saja terhadap lingkungan dan sosial ekonomi dari kegiatan penambangan timah.

Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai dari awal proses pertambangan dibuka hingga kegiatan pertambangan selesai dilaksanakan. Untuk menganalisis dampak pertambangan timah dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran lingkungan seperti kualitas air, kualitas tanah, kualitas udara, tingkat kebisingan dan yang lainnya, sedangkan faktor-faktor yang di analisis dari sosial ekonomi adalah tingkat PDRB, PAD, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, taraf prekonomian dan lainnya, dimana hasil dari kajian pada kegiatan penambangan timah diharapkan dapat mengatasi permasalahan penambangan di Kecamatan Koba.

Dampak-dampak negatif dari pertambangan timah ini jika ditinjau dari aspek fisik lingkungan seperti rusaknya bentang alam, pencemaran kualitas dan kuantitas air, pencemaran tanah, timbulnya kolong-kolong bekas tambang, dan pencemaran kulaitas udara, sedangkan dampak negatif dari pertambangan timah jika ditinjau dari aspek sosial ekonomi seperti terjadinya konflik antar masyarakat, banyaknya penyakit-penyakit yang disebabkan tambang, dan terjadinya siswa yang putus sekolah karena bekerja di tambang.

Selain dampak negatif tambang timah juga memberikan dampak positif seperti menjadi wadah produksi, meningkatnya infrastruktur, menambahkan sumber-sumber air baru, timbulnya lapangan kerja, berkurangnya tingkat pengganguran, meningkatnya penghasilan dan ekonomi masyarakat, serta banyaknya bantuan dari perusahaan-perusahaan tambang untuk masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang ada maka akan diketahui dampak yang disebabkan dari pertambangan timah terhadap fisik lingkungan dan sosial ekonomi jika dilihat dari aspek lingkungan, maka lebih banyak menghasilkan dampak negatif dibandingkan dengan dampak positif karena banyaknya kerusakan lingkungan dan kerugian pencemaran lainnya yang disebabkan dari tambang tersebut. Tetapi jika dilihat dari segi sosial ekonomi lebih cenderung memiliki dampak positif dari pada dampak negatif dikarenakan penghasilan yang cukup besar dari kegiatan tambang tersebut.

Kata Kunci :Dampak, Tambang, Timah, Lingkungan,Sosial, ekonomi

Page 6: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

vi

PRAKATA

Assalamu’laikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada penguasa alam semesta beserta

isinya, Allah SWT seiring rahmat, petunjuk, rezeki dan ridho-Nya sehingga penulis

dapat memuntaskan penyusunan proyek akhir dengan judul “Kajian Dampak

Penambangan Timah Terhadap Pegembangan Fisik Lingkungan Dan Sosial

Ekonomi Di Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah”

Shalawat dan salam juga penulis haturkan kepada pembawa syafa’at dan

penyelamat seluruh ummat, rasul Allah Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

para sahabat yang dimuliakan Allah SWT, yang telah memberikan inspirasi pada

penulis untuk selalu mengutamakan kebaikan, berusaha keras, dan mengamalkan

ibadah selama proses pengerjaan proyek akhir maupun seumur hidup penulis.

Tulisan ini merupakanhasil usaha dan pemikiran penulis yang tidak lepas dari

segenap bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik dari lingkungan keluarga,

dosen, sahabat, maupun teman-teman untuk itu dengan segala kerendahan hati

kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas keterlibatan pihak-

pihak yang telah memberikan sumbangsih saran dan kritikan selama proses

penyusunan laporan ini.

1. Terkasih dan Maha Pencipta, Allah Aza Wajala yang selalu memberikan jalan

petunjuk serta meringankan langkah dan selalu ada dalam hati setiap saat tanpa

henti.

2. Nabi Muhammad SAW rassullulah selaku penuntun semangat kerja kami

3. Kedua orangtua kami yang dengan ikhlas telah membesarkan, membimbing dan

memberi dukungan yang sangat besar tanpa rasa lelah, semoga segala

kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

4. Dr Saraswati, ST., MT. Sebagai dosen pembimbing kami, yang tiada lelah

membimbing, membantu dan selalu memberikan masukan yang baik dalam

memberikan ilmu yang bermanfaat serta dorongan dan kemurahan hatinya

sehingga tulisan ini dapat diselesaikan

5. Ivan Chofyan, Ir., MT. Selaku ketua Panitia Ujian Sarjana Perencanaan Wilayah

dan Kota (PUSPWK) dan selaku dosen penguji dalam sidang pembahasan yang

telah memberikan motivasi dan masukan-masukan sehingga tulisan ini dapat

diselesaikan.

Page 7: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

vii

6. Asep Hariyanto, ST., M.Si. selaku dosen penguji dalam sidang pembahasan

yang telah memberikan motivasi dan masukan-masukan sehingga tulisan ini

dapat diselesaikan.

7. Bpk. Beni, selaku asisten laboratorium yang memberikan bimbingan dan

masukan-masukan yang sangat berarti dalam tulisan ini

8. Bpk. Suryono, ST., MT. di Dinas Pertambangan Kabupaten Bangka Tengah

9. Kang ade, kang ivan terimakasih atas kemudahan dan bantuan yang diberikan.

10. Teman-teman seperjuangan Planologi angkatan 2009 atas bantuan dan

perhatian selama ini.

Garnis Dwinoviani mengucapkan terimakasih atas segala doa, motivasi, dan

bantuannya kepada:

1. Mamah dan bapak ku tercinta, terimakasih atas kasih sayang yang tulus

serta bantuan dan dukungan selama aku hidup terimakasih untuk kekuatan

dan semangat yang diberikan sehingga bisa menyelesaikan kuliah

2. Kakak dan adik makasih untuk dukungan semangat dan bantuannya

3. Ibu Hj. Lestiah Nabidi, almarhum nenek tercinta yang selalu memberikan

nasehat dan dukungan doa, smoga amal ibadah nenek diterima oleh allah

4. Keluarga besar Hj. Nabidi, terimakasih atas segala doa, dukungan dan

motivasinya

5. Ade Afrianda, terimakasih atas semangatnya sehingga kita sama-sama bisa

mengerjakan tulisan ini hingga selesai

6. Kedua orang tua Ade Afrianda, terimakasih atas segala dukungan, motivasi,

dan doanya

7. Rahatiar Winata, terimakasih kawan sudah banyak membantu dalam

pengerjaan tulisan ini

8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat yang selalu memberikan support dan

semangatnya, dan semua yang mengenalku terimakasih banyak yaa....

Ade Afrianda mengucapkan terimakasih atas segala doa, motivasi, dan

bantuannya kepada :

1. Ibu dan Bapak yang tanpa lelah memberikan banyak bantuan baik moral dan

materil, tanpa lelah memberikan doa, semangat dan dukungan untuk

penyelesaian tulisan ini, terimakasih untuk semuanya

2. Kedua kakak yang sudah sangat mendukung dan memberikan semangat

3. Keluarga besar terimakasih atas doa, dukungan dan motivasinya

4. Garnis Dwinoviani, terimakasih atas dukungan, dan semangatnya dalam

mengerjakan tugas akhir ini.

5. Para sahabat terimakasih atas bantuan, doa dan dukungannya

Page 8: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

viii

6. Rahatiar winata terimakasih sudah banyak membantu dalam pengerjaan

tulisan ini

7. Terimakasih untuk semua teman-teman yang nggak bisa dituliskan satu-satu,

terimakasih atas dukungan, supportnya

Kami memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam

penulisan proyek Akhir ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun

namun besar harapan semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat dan benar-benar

jadi bahan renungan betapa sempurnanya ayat-ayat Allah, untuk terus kita gali

ilmunya. Amin.

AMIIN...........

Bandung, Januari 2014

Penulis

Page 9: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 7 1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................... 8 1.4 Ruang Lingkup ........................................................................... 9

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ..................................................... 9 1.4.2 Ruang Lingkup Materi ........................................................ 9

1.5 Kerangka Berfikir ...................................................................... 10 1.6 Metodologi ................................................................................ 12

1.6.1 Ruang Lingkup Kajian ...................................................... 12 1.6.2 Tahapan Kajian ............................................................... 12 1.6.3 Metode Pendekatan......................................................... 13 1.6.4 Metode Pengumpulan Data ............................................. 15 1.6.5 Metode Analisis ............................................................... 17

1.6.5.1 Analisis Fisik Lingkungan ..................................... 17 1.6.5.2 Analisis Sosial dan Ekonomi ................................ 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 25 2.1 Pertambangan .......................................................................... 25

2.2 Metode dan Proses Pertambangan Timah ................................ 26 2.3 Dampak Pertambangan ............................................................ 32

2.3.1 Kerusakan Lahan Akibat Aktivitas Pertambangan ........... 35 2.3.2 Dampak Penambangan Timah terhadap Fisik Lingkungan .............................................................. 39 2.3.3 Dampak Penambangan Timah terhadap Sosial dan Ekonomi ......................................................... 44

2.4 AMDAL Dalam Kegiatan Pertambangan ................................... 48 2.4.1 Pengertian AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) ........................ 48 2.4.2 Aspek Lingkungan Dalam AMDAL Bidang Pertambangan ..................................................... 49 2.4.3 Isu-Isu Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan......... 49 2.4.4 Pembangunan Infrastruktur di Daerah Tambang ............. 51 2.4.5 Decomisioning Dan Penutupan Tambang ........................ 51 2.4.6 Analisis Alternatif Dalam AMDAL ..................................... 53 2.4.7 Aspek Sosial Ekonomi dan Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL .............................................. 53 2.3.8 Metode Pengelolaaan Lingkungan ................................... 54

2.5 Potensi Pertambangan Timah di Kecamatan Koba ................... 57 2.6 Kebijakan Pengelolaan Pertambangan Timah .......................... 57 2.7 Konsep Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam .......................... 59 2.8 Definisi Operasional .................................................................. 61

Page 10: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

x

BAB III PROFIL WILAYAH DAN KEGIATAN PERTAMBANGAN TIMAH . 63 3.1 Kebijakan Berdasarkan RTRW ................................................. 63

3.2 Profil Wilayah Kabupaten Bangka Tengah ................................ 72 3.3 Profil Wilayah Kecamatan Koba ................................................ 72 3.4 Sejarah Kecamatan Koba ......................................................... 80 3.5 Sejarah Tambang Timah di Kecamatan Koba ........................... 82

BAB IV ANALISIS MANFAAT DAN DAMPAK PERTAMBANGAN TIMAH 86 4.1 Analisis Dampak Pertambangan terhadap Fisik Lingkungan .... 86

4.1.1 Analisis Dampak Fisik dan Kimia ..................................... 86 4.1.1.1 Dampak Pertambangan Timah Pada Logam ....... 86 4.1.1.2 Dampak Pada Kualitas dan Kuantitas Air ............. 89 4.1.1.3 Dampak Pada Kualitas Udara .............................. 99 4.1.1.4 Dampak Pada Kebisingan .................................. 101 4.1.1.5 Dampak Pada Kualitas Tanah............................ 105

4.1.2 Penggupasan Top Soil .................................................. 106 4.1.3 Analisis Topografi wilayah ............................................. 107 4.1.4 Analisis Hidrologi ........................................................... 108 4.1.5 Analisis tingkat Erosi ...................................................... 111

4.1.5.1 Analisis Jenis Tanah dan Kepekaan Erosi ......... 112 4.1.5.2 Analisis Tipe Iklim dan Intensitas Curah Hujan .. 118

4.1.6 Analisis Kesesuaian Lahan KP Pertambangan Timah ... 121 4.1.7 Pengembangan Infrastuktur pertambangan ................... 127 4.1.8 Pengembangan pertambangan ..................................... 131 4.1.9 Analisis kisaran harga dampak dari pertambangan........ 138 4.1.10 Analisis Kebijakan ........................................................ 140

4.2 Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Koba........... 145 4.2.1 Analisis Kependudukan ................................................. 145 4.2.2 Analisis Sosial Masyarakat ............................................ 149 4.2.3 Analisis Ekonomi Masyarakat ........................................ 165 4.2.4 Analisis Terhadap PDRB Kab. Bangka Tengah ............. 170 4.2.5 Analisis kisaran harga dampak dari pertambangan timah terhadap Sosial Ekonomi ............................................... 175

4.3 Dampak Pengembangan Timah terhadap Aspek Fisik Lingkungan dan Sosial Ekonomi ......................... 176

BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 177

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 177 5.1.1 Kesimpulan Fisik Lingkungan ........................................ 177 5.1.2 Kesimpulan Sosial Ekonomi .......................................... 179

5.2 Kelemahan Studi .................................................................... 180

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 182 DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 185

Page 11: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

xi

DAFTAR TABEL

Judul Tabel Hal 2.1 Parameter Unsur untuk Masing-masing Tambang ............................... 26 3.1 Luas Wilayah per desa/ Kelurahan Di Kecamatan Koba ...................... 73 3.2 Jumlah Penduduk ................................................................................ 74 3.3 PDRB Kabupaten Bangka Tengah ADHB ............................................ 78 3.4 PDRB Kabupaten Bangka Tengah ADHK ............................................ 79 4.1 Dampak Unsur logam pertambangan timah ......................................... 87 4.2 Pengaruh tambang terhadap kualitas dan kuantitas air ........................ 88 4.3 Kondisi Air sungai akibat pertambangan .............................................. 96 4.4 Kondisi Air Bersih Akibat pertambangan .............................................. 97 4.5 Hasil kualitas dan kuantitas air di beberapa sample ............................. 97 4.6 Hasil Analisis Air berdasarkan uji Laboratorium ................................... 97 4.7 Pengaruh tambang terhadap kualitas udara ......................................... 99 4.8 Kualitas Udara Di Lingkungan Kerja ................................................... 100 4.9 Kualitas udara Akibat pertambangan ................................................. 101 4.10 Hasil pemantauan tingkat kebisingan lingkungan kerja ...................... 102 4.11 Baku mutu Kebisingan Lingkungan dan kegiatan ............................... 104 4.12 Kualitas udara Akibat pertambangan ................................................. 104 4.13 Kualitas tanah serta dampaknya terhadap manusia dan Lingkungan ................................................................... 105 4.14 Hasil Uji Laboratorium kualitas dan kuantitas tanah ........................... 105 4.15 Ketinggian Kecamatan Koba .............................................................. 108 4.16 Luas Kecamatan Koba Menurut Kemiringan ...................................... 108 4.17 Sungai yang ada di Kecamatan Koba ................................................ 110 4.18 Sumber air minum di Kecamatan Koba .............................................. 111 4.19 Klasifikasi Kepekaan Jenis Tanah terhadap Erosi .............................. 114 4.20 Analisis Tingkat Kepekaan Erosi Menurut Jenis Tanah ...................... 115 4.21 Jenis Tanah di Kecamatan Koba ........................................................ 115 4.22 Sebaran Jenis Tanah Di Kecamatan Koba ......................................... 115 4.23 Klasifikasi Zona Agroklimat ................................................................ 118 4.24 Klasifikasi Intensitas Curah Hujan ...................................................... 119 4.25 Curah Hujan dan suhu udara Kecamatan Koba ................................. 119 4.26 Tipe Iklim Kecamatan Koba ............................................................... 120 4.27 Lamanya penyinaran matahari di Kecamatan Koba ........................... 120 4.28 Hasil Analisis Overlay 1 (Pertambangan dan Pengunaan Lahan) ...... 124 4.29 Kriteria penentuan kawasan overlay .................................................. 124 4.30 Hasil analisis overlay 2 (kesesuaian lahan) ........................................ 126 4.31 Kondisi Jalan di Kecamatan Koba ...................................................... 130 4.32 Kondisi Jalan Akibat Pertambangan ................................................... 130 4.33 Kondisi Infrastruktur ........................................................................... 131 4.34 Produksi Timah .................................................................................. 131 4.35 Asumsi harga ..................................................................................... 138 4.36 Kisaran Harga dari pertambangan timah di Kecamatan Koba ............ 140 4.37 Keterkaitan dari peran serta stakholder untuk pertambangan ............ 142 4.38 Data Jumlah Pendatang ..................................................................... 146 4.39 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Koba Tahun 2016-2031 ....... 147 4.40 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kecamatan Koba .............................. 148 4.41 Konflik Antar Masyarakat ................................................................... 154 4.42 Kegiatan Gotong Royong Masyarakat ................................................ 155

Page 12: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

xii

4.43 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat .................................................... 154 4.44 Jumlah Sarana Pendidikan ................................................................ 156 4.45 Kebutuhan Sarana Pendidikan di Kecamatan Koba ........................... 157 4.46 Data Siswa usia sekolah yang putus sekolah ..................................... 159 4.47 Data Penyakit di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012 ................. 162 4.48 Jumlah Rumah Tangga Menurut Tingkat Kesejahteraan .................... 165 4.49 Rasio Ketergantungan berdasarkan umur .......................................... 167 4.50 Daftar Pemegang IUP di Kabupaten Bangka Tengah ........................ 169 4.51 Kondisi Ekonomi Masyarakan Akibat Pertambangan Timah .............. 170 4.52 Peranan PDRB Kab bangka tengah menurut Lapangan usaha .......... 171 4.53 Laju Pertumbuhan PDRB ................................................................... 173 4.54 PDRB per Kapita Kab Bangka Tengah ............................................... 175 4.55 Kiasaran Harga Akibat Dari Pertambangan Timah ............................. 175 4.56 Kisaran Harga Akibat Dari Pertambangan Timah ............................... 176

Page 13: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

xiii

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Hal

1.1 Peta kawasan the southeast asia Tin nelt ............................................. 3 1.2 Fenomena Kerusakan Lingkungan Yang Terjadi .................................... 5 1.3 Fenomena Konflik Masyarakat Akibat Dari Kegiatan Tambang .............. 6 1.4 Kerangka Berfikir ................................................................................. 11 2.1 Bagan proses penambangan timah ...................................................... 27 2.2 Timah (a) Lepas Pantai (laut lepas) (b) timah darat ............................. 28 2.3 Salah satu proses dalam Pengolahan Timah ....................................... 30 2.4 Kegiatan Proses Peleburan Timah ....................................................... 30 2.5 Jenis produk dari timah ........................................................................ 32 2.6 Proses land clearing ............................................................................. 36 2.7 Pencemaran AAT dan pengendapan tailing ......................................... 38 3.1 Grafik jumlah penduduk Kecamatan Koba ........................................... 75 3.2 Peta Administrasi Kabupaten ............................................................... 76 3.3 Peta Administrasi Kecamatan .............................................................. 77 3.4 Keberadaan Timah Primer dan Sekunder ............................................ 85 4.1 UPL dan UKL Pada Kualitas Air di Kecamatan Koba ........................... 91 4.2 Kondisi Kualitas Kolong berdasarkan umur .......................................... 95 4.3 Upaya Pemantauan Lingkungan Pencemaran Udara ......................... 101 4.4 Proses pengupasan tanah oleh Alat berat .......................................... 107 4.5 Pengupasan tanah untuk pertambangan timah .................................. 107 4.6 Kondisi Sumur / Air tanah dalam di Kecamatan Koba ........................ 109 4.7 Kondisi Sungai di Kecamatan Koba ................................................... 110 4.8 Peta sebaran jenis tanah.................................................................... 116 4.9 Peta rawan bencana. ......................................................................... 117 4.10 Jumlah Hari Hujan di Kecamatan Koba dalam setahun ...................... 119 4.11 Superimpose Kawasan Pertambangan Timah ................................... 122 4.12 Peta pertambangan ............................................................................ 122 4.13 Peta pegunaan lahan ......................................................................... 123 4.14 Peta overlay (Pertambangan dengan Pengunaan Lahan) ................ 125 4.15 Peta pola ruang .................................................................................. 128 4.16 Peta Kesesuaian Lahan ..................................................................... 129 4.17 Proses Pembangunan Jalan Baru ...................................................... 130 4.18 Bagan tingkat Reklamasi lahan pasca tambang timah ....................... 132 4.19 Lokasi reklamasi kawasan fish farm di Kecamatan Koba ................... 132 4.20 Lokasi Reklamasi tanaman sawit di Kecamatan Koba ....................... 133 4.21 Contoh Kegiatan Reklamasi Lahan .................................................... 134 4.22 Permukiman Penduduk Pendatang (ilegal) ........................................ 147 4.23 Konflik antar masyarakat .................................................................... 152 4.24 Penertiban dan Sosialisasi Pendataan pendatang ............................. 153 4.25 Grafik jumlah sarana pendidikan ........................................................ 156 4.26 Skema pencemaran air ...................................................................... 161 4.27 Stuktur prekonomian .......................................................................... 170 4.28 Grafik PDRB perkapita Bangka Tengah ............................................. 175

Page 14: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

1

BAB I

PENDAHULUAN

Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di bumi ini tiada lain untuk

kesejahteraan umat manusia dan seluruh makhluk ciptaannya, sesuai dengan

firman Allah SWT dalam Al-quran surat Ar-raad ayat 17, dimana :

Artinya :Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-

lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari

apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada

(pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi)

yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada

harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.

Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.

Berdasarkan ayat Al-quran di atas dijelaskan bahwa apa yang ada di dalam

bumi harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kesejahteraan manusia dan

makhluk lainnya. Seperti halnya ilmu perencanaan, harus dapat diterapkan untuk

menciptakan kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan bagi

manusia dan makluk ciptaan Allah lainnya, hewan dan tumbuhan yang ada

dimuka bumi ini. Untuk itu dalam pengembangan perencanaan harus dapat

memberikan manfaat yang baik di masa yang akan datang.

Sama seperti halnya hasil bumi pertambangan lainnya, harus dapat

dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya sesuai porsinya dan dapat memberikan

manfaat bagi manusia, dan bukan dirusak dan dibiarkan begitu saja sehingga

tidak produktif, dan merusak lingkungan serta kehidupan sosial budaya dan

sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Page 15: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

2

1.1 Latar Belakang

Bahan tambang merupakan salah satu sumber daya alam yang dikuasai

oleh negara dan harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat (amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3). Oleh karena

itu, sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan

penting dalam menunjang pembangunan nasional. Indonesia mempunyai potensi

berbagai jenis bahan tambang, baik logam, non logam, batuan bahan konstruksi

dan industri, batu bara, panas bumi maupun minyak dan gas bumi yang cukup

melimpah. Pendayagunaan secara bijak segala jenis bahan tambang tersebut

dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian nasional ataupun daerah.

Indonesia memiliki potensi sumberdaya pertambangan yang sangat besar.

Jika potensi tersebut dapat dikelola dengan baik, akan mendatangkan sumber

devisa dan pendapatan yang cukup besar bagi kemakmuran masyarakat

Indonesia. Namun demikian berbagai kegiatan tambang tersebut senantiasa

memberikan berbagai dampak positif (manfaat) serta dampak negatif bagi alam

dan masyarakat.

Setiap kegiatan penambangan hampir dipastikan akan menimbulkan

dampak, baik dampak positif serta dampak negatif terhadap terhadap

lingkungan dan sosial ekonomi. Dampak positif yang dirasakan antara lain

meningkatkan aksesibilitas, meningkatkan roda perekonomian sektor dan sub

sektor lain di sekitarnya, menambah penghasilan negara maupun daerah dalam

bentuk pajak, retribusi ataupun royalti dan meningkatkan kesempatan kerja.

Namun demikian, kegiatan penambangan yang tidak berwawasan atau tidak

mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung lingkungan serta tidak

dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dampak

lingkungan tersebut antara lain terjadinya gerakan tanah yang dapat menelan

korban baik harta benda maupun nyawa, hilangnya daerah resapan air di daerah

perbukitan, rusaknya bentang alam, pelumpuran ke dalam sungai yang

dampaknya bisa sampai ke hilir, meningkatkan intensitas erosi di daerah

perbukitan, jalan-jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bahan tambang

menjadi rusak, mengganggu kondisi air tanah, dan terjadinya kubangan-

kubangan besar yang terisi air, terutama bila penggalian di daerah pedataran,

serta mempengaruhi kehidupan sosial penduduk di sekitar lokasi penambangan.

Page 16: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

3

Oleh karena itu, untuk menghindari berbagai dampak tersebut, maka

pengelolaan pertambangan dengan benar harus dilakukan.

Aktivitas penambangan timah di Indonesia telah berlangsung lebih dari 200

tahun, dengan jumlah cadangan yang cukup besar. Cadangan timah ini, tersebar

dalam bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer, yang disebut The

Indonesian Tin Belt. Bentangan ini merupakan bagian dari The Southeast Asia

Tin Belt, membujur sejauh kurang lebih 3.000 km dari daratan Asia ke arah

Thailand, Semenanjung Malaysia hingga Indonesia. Di Indonesia sendiri, wilayah

cadangan timah mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan sebagian di

daratan Sumatera (Bangkinang) di utara terus ke arah selatan yaitu Pulau

Bangka, Belitung, dan Karimata hingga ke daerah sebelah barat Kalimantan.

Gambar 1.1 Peta kawasan the southeast asia Tin nelt

http://minerals.usgs.gov/news/newsletter/v2n1/1asia.html

Dari peta tersebut diketahui bahwa yang memiliki titik merah merupakan

kawasan yang memiliki deposit bijih mineral utama di Asia Tenggara, Australia,

serta wilayah pasifik

Dari sejumlah pulau penghasil bijih mineral tersebut, Pulau Bangka

merupakan pulau penghasil timah terbesar di Indonesia (berdasarkan data dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_(perusahaan)). Pulau Bangka secara

Page 17: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

4

administratif terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten Bangka

(2.950,68 km2), Kabupaten Bangka Barat (2.820,61 km2), Kabupaten Bangka

Tengah (2.155,77 km2), Kabupaten Bangka Selatan (3.607,08 km2), dan Kota

Pangkalpinang (89,40 km2).

Kabupaten Bangka Tengah merupakan salah satu kabupaten yang

terdapat di Pulau Bangka, Kabupaten Bangka Tengah memiliki potensi sumber

daya alam yang melimpah, sumber daya alam yang melimpah merupakan

tambang timah yang banyak memberikan pemasukan baik bagi pemerintah

maupun masyarakat. Sesuai dengan amanat Undang Undang No 11 Tahun 1967

Tentang Pokok Pokok Pertambangan yang sudah diperbaharui dengan Undang

Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara bahwa

pengaturan tentang pertambangan harus mengacu pada pemanfaatan yang

membawa kesejahteraan bagi masyarakat pada khususnya dan pemerintah pada

umumnya untuk mendapatkan nilai tambah terutama pajak bagi negara.

Kabupaten Bangka Tengah terdiri dari enam kecamatan, yaitu Kecamatan

Koba, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan Sungai Selan, Kecamatan

Simpang Katis, Kecamatan Lubuk Besar, dan Kecamatan Namang, masing-

masing kecamatan memiliki potensi keunggulan yang hampir sama yaitu

pertambangan, salah satunya terdapat di Kecamatan Koba sebagai pusat di

Kabupaten Bangka Tengah.

Kegiatan pertambangan ini tidak luput dari banyaknya investor-investor

yang menanamkan modalnya dalam kegiatan pertambangan ini, sehingga

menyebabkan semakin banyaknya kegiatan pertambangan yang memberikan

dampak positif (manfaat) serta dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Di

Kabupaten Bangka Tengah terdapat 16 investor dari perusahaan-perusahaan

dalam bidang pertambangan, yang terdiri dari 12 perusahaan dalam bidang

komoditi timah, 2 perusahaan pasir kuarsa, 1 perusahaan granit, dan 1

perusahaan pasir bangunan.

Dampak positif serta dampak negatif yang timbul tidak hanya ketika

kegiatan pertambangan dilaksanakan, tetapi setelah kegiatan tersebut

dilaksanakan masih dirasakan oleh masyarakat sekitar, dampak yang dirasakan

mulai dari dampak secara fisik lingkungan dan dari segi sosial ekonomi. Dampak

negatif yang di timbulkan dari segi fisik lingkungan diantaranya adalah dari

kondisi lahan yang dibiarkan rusak, polusi visual yang menganggu pendangan

Page 18: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

5

mata, terbentuknya kolong-kolong sisa tambang yang menyebabkan bebagai

sumber penyakit, rusaknya ekosistem darat, rusaknya ekositem laut, air asam

tambang yang merusak lingkungan, tailing yang merusak tubuh, dan kerusakan

hutan akibat penambangan.

Gambar 1.2 Fenomena Kerusakan Lingkungan Yang Terjadi Di Kecamatan Koba

Sumber : Hasil Survey Lapangan, 2013

Sedangkan untuk dampak negatif dari segi sosial ekonomi dapat di lihat

dari kehilangan sumber pencaharian, karena penambangan bersifat terbatas,

sehingga akan menimbulkan banyaknya pengganguran ketika penambangan

tersebut dihentikan, banyaknya masyarakat yang beralih profesi pekerjaan

seperti dulunya petani dan anak-anak sekolah sekarang bekerja sebagai

penambang timah, hal tersebut dikarenakan besarnya penghasilan yang didapat

dari kegiatan tambang tesebut, kemudian timbulnya konflik antar warga hal

tersebut dikarenakan terjadinya perebutkan lahan tambang yang digunakan.

Selain itu semakin banyaknya penduduk yang tidak terdata dikarenakan

banyaknya pendatang baru yang berdatangan dari luar Bangka, seperti dari

Jawa, sehingga mempersulit pendataan penduduk, hilangnya sebagian sejarah

Bangka, dampak psikologi yang buruk bagi anak-anak, dan kenaikan beberapa

harga pokok makanan yang diakibatkan penambangan timah. Namun untuk

Page 19: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

6

dampak secara rincinya tentunya masih banyak dan perlu diteliti lebih mendalam

tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Gambar 1.3 Fenomena Konflik Masyarakat Akibat Dari Kegiatan Tambang

Sumber : Hasil Survey Lapangan, 2013

Dampak negatif dari kegiatan pertambangan ini harus bisa kita minimalisir,

agar masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dari kegiatan pertambangan

tersebut, hal tersebut dapat diminimalisir dengan cara pengelolaan lahan

tambang berbasis lingkungan, yaitu dengan memperhatikan aspek lingkungan

yang ada, dengan memperhatikan masyarakat sekitar, melakukan reklamasi

lahan, serta membuat ekonomi alternatif pengganti sektor pertambangan seperti

pengelolaan bekas tambang menjadi pariwisata, perkebunan, dan perikanan.

Seperti yang diketahui bahwa barang-barang atau sumberdaya lingkungan

seperti halnya udara bersih, sungai, dan danau tidak memiliki harga dan

harganya selalu dinilai secara tidak wajar karena sumberdaya alam tersebut tidak

diperjualbelikan. Dalam penambangan yang sering dilakukan, sebagian

diantaranya tidak memperhatikan aspek-aspek dan nilai dari sumber daya

lingkungan yang dirusakkan, seperti jumlah dan jenis pohon yang ditebang,

spesies margasatwa yang telah dimusnahkan, kontaminasi sistem air tanah

Page 20: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

7

akibat pembuangan limbah beracun yang tidak terkendali, juga hilangnya sumber

hayati yang bermanfaat.

Mengabaikan eksternalitas lingkungan menyebabkan timbulnya pemikiran

bahwa dengan tambang timah akan memperoleh pendapatan yang besar

dengan pengeluaran yang sedikit, sehingga ada kecenderungan menambang

dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang seharusnya. Oleh karena itu

sangat penting menerapkan mekanisme harga untuk pengambilan sumber daya

alam sehingga dapat diketahui berapa jumlah yang harus diproduksi.

Dalam analisis kebijakan dilakukan pengklasifikasian barang sumber daya

alam dan lingkungan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia. Hal ini

sebenarnya sudah merupakan langkah awal untuk dapat memberikan nilai pada

barang sumber daya alam dan lingkungan, kita tinggal mencari metode penilaian

yang tepat. Jika metode penilaian yang tepat dapat dikembangkan, maka

selanjutnya dapat memasukkannya dalam formulasi kebijakan. Selanjutnya akan

banyak lagi keputusan-keputusan penting yang berwawasan lingkungan, seperti

adanya kesadaran bahwa lingkungan alam mempunyai nilai yang sama

pentingnya seperti aset lain yang dapat mempercepat pengalokasian dan

pertumbuhan serta akan terjadi penghematan penggunaan sumber daya. Jika

telah timbul kesadaran tentang peranan sumber daya alam dan lingkungan maka

diharapkan akan mencegah eksploitasi yang berlebihan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penyusunan Proyek Akhir terdiri dari masalah utama

yaitu dampak positif dan dampak negatif pertambangan timah terhadap fisik

lingkungan dan sosial ekonomi serta berapa kisaran rupiah kerugian dan

keuntungan dari pertambangan timah berdasarkan analisis valuasi ekonomi

lingkungan, antara lain sebagai berikut :

A. Dampak positif dan dampak negatif terhadap fisik lingkungan :

a. Apa saja dampak positif dari pertambangan timah terhadap fisik

lingkungan?

b. Apa saja dampak negatif terhadap fisik lingkungan yang ada atau

mungkin terjadi akibat pertambangan timah?

c. Bagaimana kondisi dari fisik lingkungan di lapangan saat ini?

Page 21: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

8

d. Berapa kisaran rupiah kerugian dan keuntungan dari fisik

lingkungan akibat kegiatan pertambangan timah berdasarkan hasil

analisis valuasi ekonomi lingkungan?

B. Dampak positif dan dampak negatif terhadap sosial Ekonomi :

a. Apa saja dampak positif dari pertambangan timah terhadap sosial

ekonomi?

b. Apa saja dampak negatif terhadap sosial ekonomi yang ada/

mungkin terjadi akibat pertambangan timah?

c. Bagaimana kondisi dari Sosial ekonomi masyarakat saat ini?

d. Berapa kisaran rupiah kerugian dan keuntungan secara sosial

ekonomi akibat pertambangan timah berdasarkan hasil analisis

valuasi ekonomi lingkungan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari kajian ini

adalah Mengetahui sejauh mana dampak positif serta dampak negatif yang

timbul dari kegiatan pertambangan timah terhadap pegembangan fisik

lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Koba, serta dapat

memberikan gambaran dari hasil kajian dampak yang sesuai akibat dari

pertambangan tersebut.

Kegiatan ini memiliki manfaat, diantaranya sebagai berikut:

• Sebagai masukan bagi perencanaan dan pembangunan wilayah;

• Pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap perencanaan

pembangunan;

• Diketahuinya kondisi kerusakan lingkungan yang ada saat ini disekitar

wilayah kajian;

• Dapat memberikan gambaran berapa nilai rupiah dari kerugian dan

keuntungan dengan adanya kegiatan tambang timah

• Sumber informasi bagi masyarakat tentang manfaat serta dampak dari

penambangan; dan

• Ikut berperan serta dalam melakukan upaya pemantauan lingkungan

guna kepentingan bersama.

Page 22: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

9

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada Proyek Akhir ini terbagi menjadi 2 yaitu ruang lingkup

wilayah dan ruang lingkup materi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

a. Ruang Lingkup Wilayah Makro

Wilayah Kabupaten Bangka Tengah terletak di Pulau Bangka dengan

luas ± 227.911,00 Ha. Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka

Tengah berbatasan langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota

lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah

Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan.

Batas batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai

berikut :

· Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bangka dan

Kota Pangkalpinang.

· Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

· Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka

Selatan.

· Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.

b. Ruang Lingkup Wilayah Mikro

Ruang lingkup wilayah secara mikro yakni Kecamatan Koba dengan

luas wilayah ± 391,56 km2 dengan jumlah penduduk 40.163 jiwa

dengan kepadatan 102,57 jiwa/km2 pada tahun 2012.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Dalam penyusunan Proyek Akhir ini ruang lingkup materi meliputi materi-

materi yang berkaitan dengan dampak pertambangan dari segi fisik

lingkungan dan segi sosial ekonomi dimana dengan materi tersebut

bertujuan sebagai berikut :

a. Mengetahui kondisi dan gambaran umum di wilayah kajian;

Page 23: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

10

b. Mengindentifikasi pengaruh apa saja dari kegiatan pertambangan

dalam segi fisik lingkungan;

c. Mengindentifikasi pengaruh apa saja dari kegiatan pertambangan

dalam segi sosial ekonomi masyrakat;

d. Mengidentifikasi dampak dari kegiatan pertambangan yang ada di

wilayah tersebut; dan

1.5 Kerangka Berfikir

Dalam kerangka berpikir yang kami buat berisikan tentang jalur atau pola

dari kajian yang kami buat, dimulai dari awal proses kajian, proses pelaksanaan,

hingga proses akhir yang akan dilakukan.

Dalam proses awal kajian dilakukan terdiri dari fenomena apa saja yang

terjadi di Kecamatan Koba yang diakibatkan oleh pertambangngan timah,

sehingga perlunya dilakukan identifikasi wilayah studi untuk mengetahui dampak-

dampak apa saja yang ada dikarenakan oleh prtambangan timah baik secara

fisik lingkungan dan sosial ekonomi.

Dalam proses pelaksanaan kegiatan / kajian, setelah diketahui dampak

positif dan dampak negatif dari kegiatan pertambangan di Kecamatan Koba,

maka dilakukanlah analisis yang sesuai untuk mengidentifikasi dampak tersebut,

agar bisa diinterpretasi lebih lanjut untuk mengetahui dampak apa yang lebih

berpengaruh dari kegiatan tambang ini. Sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan dari kajian yang telah dilakukan mengenai dampak pertambangan

timah terhadap pengembangan fisik lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat

di Kecamatan Koba.

Adapun Kerangka pemikiran dari Proyek Akhir kajian dampak

Penambangan timah terhadap pengembangan fisik lingkungan dan sosial

ekonomi adalah sebagai berikut.

Page 24: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

11

Gambar 1.2

Kerangka Berfikir Sumber: hasil Diskusi, 2013

Kajian Dampak Penambangan Timah Terhadap

Pegembangan Fisik Lingkungan Dan Sosial

Ekonomi Di Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah

Pertambangan Timah Eksploitasi Secara besar -besaran

Fisik Lingkungan Sosial Ekonomi

Dampak Positif Dampak Negatif

a. dampak sosial, konflik antar warga

b. .timbulnya berbagai penyakit dari kegiatan pertambangan

c. lahan yang tidak produktif tidak ada nilai ekonomi/ pemasukan pendapatan

d. Kehilangan lapangan pekerjaan bila pertambangan di hentikan

e. Hilangnya sebagian dari sejarah bangka

a. rawan bencana alam b. polusi visual,

timbulnya kolong-kolong

c. tercemarnya kualitas air, tanah, sungai

d. meningkatkan suhu iklim

e. Kualitas Lingkungan yang menurun

Analisis Dampak Kegiatan Pertambangan

a. dibangunnya jalan-jalan

b. menjadi wadah produksi timah

c. meningkatnya inftrastuktur

d. meningkatnya aksesbiliitas

e. menambahnya sumber-sumber air baru.

a. pertumbuhan ekonomi yang meningkat

b. menambahnya lapangan pekerjaan

c. adanya bantuan dana sosial dari CSR perusahaan tambang

d. meningkatnya daya beli masyarakat

Dampak Positif dampak Negatif

Indentifikasi wilayah kajian

Identifikasi use value kawasan pertambangan

Nilai ekonomi dampak langsung kegiatan

pertambangan

Nilai ekonomi dampak tidak langsung kegiatan

pertambangan

Nilai ekonomi dampak ptional kegiatan pertambangan

Nilai manfaat ekonomi total kawasan kajian

Kesimpulan dari kajian dampak pertambangan terhadap lingkungan

dan sosial ekonomi

Analisis Valuasi Ekonomi terhadap lingkungan dan

sosial ekonomi pada kegiatan pertambangan

FENOMENA (dampak positif dan negatif yang nampak)

Potensi Sumber daya alam di kecamatan Koba Peningkatan PAD , peningkatan devisa, peningkatan kesejahteraan, dll Namun fakta yang ada (fenomena) banyaknya kolong, penurunan kualitas bentang alam, kerusakan sungai /badan sungai dll

Page 25: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

12

1.6 Metodologi

Metode yang digunakan untuk menganalis dampak positif serta dampak

negatif penambangan timah tehadap fisik lingkungan dan sosial ekonomi di

Kecamatan koba, antara lain sebagai berikut:

1.6.1 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup kajian tentang dampak penambangan bijih timah terhadap

pengembangan fisik lingkungan dan sosial ekonomi di Kecamatan Koba

Kabupaten Tengah secara garis besar dibagi atas lingkup wilayah dan lingkup

kegiatan. Lingkup wilayah yang dimaksud adalah wilayah studi yang akan

dijadikan sebagai objek kajian yang dalam hal ini adalah wilayah Kecamatan

Koba dengan menetapkan Kecamatan Koba sebagai titik sampel. Penentuan titik

sampel dilakukan secara purposive sampel dengan pertimbangan karena

banyaknya aktivitas pertambangan bijih yang beroperasi pada kecamatan

tersebut.

Untuk lingkup kegiatan, adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

penambangan timah yang berpeluang menimbulkan dampak baik kegiatan pada

tahap konstruksi, tahap operasi, dan tahap pasca operasi. Setiap tahapan

kegiatan dalam penambangan timah dimaksud akan menimbulkan dampak

positif dan negatif terhadap kondisi fisik lingkungan dan sosial ekonomi.

1.6.2 Tahapan Kajian

Kajian ini merupakan pengumpulan data dengan penelitian deskriptif.

Menurut Subana (2001), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan,

variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan

hasil penelitian secara jelas dan akurat berdasarkan dukungan data yang

diperoleh secara up to date. Dalam kajian ini, dimana berusaha mendeskripsikan

atau menggambarkan data-data yang telah diperoleh dari kuesioner, observasi,

wawancara dan penelusuran pustaka. Kajian ini dirancang dalam tiga tahapan

berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tahapan Kajian ini adalah

sebagai berikut :

Page 26: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

13

a. Tahap pertama adalah mengkaji secara mendalam dampak positif serta

dampak negatif yang ditimbulkan dari setiap aktivitas pertambangan

timah dilihat dari aspek lingkungan

b. Tahap kedua adalah mengkaji secara mendalam dampak positif serta

dampak negatif yang ditimbulkan dari setiap aktivitas pertambangan

timah dilihat dari aspek sosial dan ekonomi

c. Tahap ketiga adalah menyusun strategi pengelolaan dampak positif serta

dampak negatif dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan,

mengurangi potensi konflik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kajian dampak positif serta dampak negatif pertambangan timah terhadap

pengembangan lingkungan dan sosial ekonomi di Kecamatan Koba ini

merupakan kajian yang memadukan antara penelitian yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif. Namun demikian data-data yang bersifat kualitatif diupayakan diolah

menjadi data kuantitatif sehingga dapat dengan mudah diinterpretasikan dengan

menggunakan kriteria-kriteria tertentu untuk memudahkan menjastifikasi besaran

dampak yang terjadi, seperti dengan menggunakan nilai persentasi ataupun

kriteria lainnya.

1.6.3 Metode Pendekatan

Kajian ini merupakan model pengukuran dan evaluasi dampak

penambangan timah terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, maupun

terjadinya kerusakan lingkungan akibat penambangan bijih timah.

Berdasarkan data sekunder yang berasal dari berbagai instansi / lembaga

terkait akan dilakukan validasi atau verifikasi data sebagai sarana menyusun

alternative desain pemecahan masalah yang akan dijadikan sebagai strategi

dalam mengelola dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan timah.

Secara garis besar ada tiga pendekatan yang dapat dipakai dalam kajian ini,

yaitu :

a. Pendekatan Fisik Lingkungan (ekologi)

Dari sisi pendekatan lingkungan akan mempertimbangkan besarnya

perubahan lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat dai kegiatan

pertambangan timah. Perubahan lingkungan tersebut dilihat dari

perubahan bentang lahan, penurunan tingkat kesuburan tanah, gangguan

Page 27: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

14

ekosistem sebagai dampak dari kejadian erosi dan sedimentasi yang akan

mengganggu kualitas perairan, dan peluang pemanfaatan lahan bekas

penambangan timah baik untuk kegiatan pertanian tanaman pangan,

perkebunan, kehutanan, perikanan, dan ekowisata yang dapat

dikomplementerkan dengan kegiatan lain seperti peternakan. Hal ini

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi ekonomi wilayah untuk

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekaligus mengurangi potensi

konflik dimasyarakat.

b. Pendekatan Ekonomi

Pendekatan ini dimaksudkan untuk menilai segi-segi biaya dan manfaat

ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar perusahaan dengan adanya

kegiatan pertambangan timah yang beroperasi di sekitar wilayahnya.

Kaidah-kaidah penilaian secara ekonomis akan diterapkan untuk

mengetahui sejauh mana manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat di

lihat dari :

1. Pendapatan masyarakat sekitar perusahaan pertambangan timah

2. Terbukanya lapangan pekerjaan

3. Peluang berusaha bagi masyarakat sekitar

4. Pengembangan ekonomi masyarakat oleh perusahaan melalui CSR

c. Pendekatan Sosial-Budaya

Dari sisi pendekatan sosial-budaya perlu memperhitungkan biaya manfaat

sosial (social cost) pengembangan usaha pertambangan timah terhadap

masyarakat sekitar. Kemudahan memperoleh pelayanan dalam konteks

interaksi keruangan yang baru sebagai keuntungan maupun kerugian

sosial yang mungkin timbul terutama menyangkut tindak sinkronnya antara

batas-batas wilayah milik masyarakat, tumpang tindihnya kepemilikan

lahan, besaran ganti rugi pembebasan lahan dan tanam tumbuh,

mekanisme perekrutan tenaga kerja, pemeliharaan situs-situs budaya di

lokasi penambangan, dan pemeliharaan sarana umum seperti pengairan,

dan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan terhadap

masyarakat yang dikelola melalui Coorporate Social Responsibility (CSR),

maupun kegiatan sosial lainnya dalam pengelolaan dan alokasi sumber

daya tertentu yaitu pertambangan timah oleh suatu perusahaan

Page 28: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

15

1.6.4 Metode PengumpulanData

a. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam kajian dampak pertambangan timah di

Kecamatan Koba ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

bersumber dari hasil survei langsung di lokasi studi dan hasil wawancara

dengan menggunakan kuisioner kepada responden terpilih.

Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait di Kecamatan koba

Kabupaten Bangka Tengah seperti Kantor Kecamatan dan Desa atau

Kelurahan, Bappeda, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian,

Dinas perkebunan, dan dinas/instansi lainnya dalam lingkup SKPD

Kabupaten Bangka Tengah

b. Teknik pengumpulan data.

Dalam pengumpulan data, menggunakan berbagai teknik pengumpulan

data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner,

observasi, dan wawancara mendalam kepada responden yan ditentukan

dengan teknik random (acak), serta studi literatur.

1 Kuisioner, dilakukan melalui penyebaran angket atau daftar

pertanyaan yang tersedia relevan dengan masalah yang diteliti.

Kuisioner dimaksudkan untuk memperoleh data yang objektif terkait

dengan dampak kegiatan penambangan timah baik yang bersifat

pengembangan ekonomi, potensi dan penanganan konflik sosial,

maupun ancaman kerusakan lingkungan.

2 Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dan informasi yang

dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala, peristiwa dan aspek-aspek yang diteliti di lokasi.

Observasi ini akan dilakukan pada Kecamatan Koba untuk mengetahui

secara langsung kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan sekitar

pertambangan timah.

3 Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu mengumpulkan data

dan informasi dengan melakukan wawancara secara langsung

berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya dengan pihak

Page 29: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

16

yang berkompeten dan berwenang terkait masalah yang diteliti antara

lain:

• Kepala Dinas Pertambangan dan Energi

• Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bangka Timah

• Pimpinan perusahaan pertambangan timah, Pt koba Tin

• Tokoh Masyarakat.

• LSM

4 Studi Literatur, mengumpulkan data dengan mempelajari, menelaah

dan menganalisa data literatur, dokumen, peraturan serta referensi

lainnya yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

c. Metode Kualitatif

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam

penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data

yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini

tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan

ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana telah dibahas pada materi

sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode

pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak

credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Hasil penelitian demikian sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai

dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik.

Penelitian kualitatif adalah "penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah."

(Prof.Dr. Lexy J. Moleong 2006:6)

Dalam kajian yang dilakukan mengenai dampak positif serta dampak

negatif penambangan timah terhadap pegembangan sosial ekonomi dan fisik

lingkungan di Kecamatan Koba lebih sesuai menggunakan metode kualitatif dan

metode control group, karena untuk metode after before tambang terlalu sulit

dilakukan, hal tersebut dikarenakan kegiatan tambang yang ada di Kecamatan

Page 30: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

17

Koba sudah berlangsung sangat lama, sehingga sulit untuk mengetahui kondisi

sebelum kegiatan tambang tersebut.

1.6.5 Metode Analisis

Dari pengumpulan data yang di dapat berdasarkan sumber-sumber data primer

dan sekunder yang kemudian diolah dan dianalisis, analisis kajian dampak

pertambangan ini meliputi analisis terhadap fisik lingkungan dan analisis sosial

ekonomi diantaranya :

1.6.5.1 Analisis Fisik Lingkungan

Dalam laporan kajian dampak pertambangan timah terhadap fisik lingkungan,

dimana yang dianalisis antara lain sebagai berikut :

1 Analisis Pengaruh lingkungan

Pengertian lingkungan khususnya meliputi segala sesuatu yang ada disekitar

kehidupan masyarakat kota, baik itu lingkungan hidup maupun tak hidup. Analisis

pengaruh lingkungan yang diakibatkan aktivitas penambangan timah berupa

deskripsi antara lain; pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran suara

dan getaran serta pengupasan lapisan tanah penutup (top soil).

2 Uji Kimia Tanah Pasca Tambang Timah

Tanah bila ditinjau dari secara kimia tersusun dari unsur-unsur dan senyawa-

senyawa kimia. Reaksi tanah atau pH tanah dibagi kedalam tiga keadaan, yaitu

reaksi tanah masam, reaksi tanah netral, dan reaksi tanah basa atau alkali.

Reaksi ini secra umum dinyatakan dalam pH tanah yaitu dari 0-14, sedangkan

untuk pertanian pH ini berkisar antara 4-9. Adapun pH tanah adalah logaritma

negatif dari konsentrasi ion-ion H bebas dalam larutan tanah atau –log10 [H+]

dimaka konsentrasi hidrogen dinyatakan dalam gram ion per liter. Didalam

larutan tanah pada sebagian dari molekul air akan terjadi ionisasi menjadi ion

hidrogen (H+) dan ion hikroskil (OH-)

Rendahnya pH air kolong disebabkan oleh tipe mineral dasar kolong

seperti pirit dan pasir/kaolin dan sumber air kolong baik yang berasal dari air

hujan, sungai, kolong tua maupun air tanah. Selain itu, kandungan logam yang

terdapat di beberapa kolong yaitu Fe, Al, Zn, Pb, Sn, dan As, berada di atas

Page 31: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

18

standar baku mutu. Mineral dasar pirit berpotensi melepaskan logam dari

sedimen ke perairan pada kondisi aerobik.

Kolong-kolong yang terbentuk akibat galian penambangan timah

merupakan salah satu bentuk kerusakan lingkungan, namun mempunyai potensi

sebagai sumber air yang dapat dikembangkan menjadi berbagai pemanfaatan.

Sebagian besar kolong yang terdapat di kepulauan Bangka tidak dapat

digunakan secara langsung karena berkualitas buruk. Keasaman air yang tidak

normal (pH rendah) serta mengandung logam berat yang berbahaya bagi

kesehatan. Parameter kimia tanah adalah sebagai berikut :

a. PH

Pengaruh pH terhadap kualitas air, menyebabkan baku mutu air untuk

layak dikonsumsi. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), air yang

layak dikonsumsi memiliki pH 6.5 - 8.5. Prinsip dari pengukuran pH sampel

ini adalah dengan menggunakan pH meter, dimana pH meter dikalibrasi

terlebih dahulu dengan menggunakan akuades sebagai trayek pH normal

yaitu pada sekitar pH yang akan diukur. Kalibrasi dengan buffer standard

pH 4,01 untuk sistem asam, buffer standar pH 7,00 untuk sistem netral,

dan buffer standar pH 10,01 untuk sistem basa. Pengukuran PH dari

sample air tanah yang telah diambil dilakukan dengan mencelupkan kabel

indicator ke dalam sample air tanah, kemudian pada layar pH meter akan

terlihat angka hasil pengukuran. Selain menggunakan PH meter

pengukuran PH dari sampel air tanah dapat dilakukan dengan

menggunakan indicator universal.

b. Kesadahan (hardness)

Kesadahan air merupakan kandungan mineral-mineral tertentu di dalam

air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam

karbonat. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk

penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri.

Kesadahan air dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu kesadahan

sementara (temporer) dan kesadahan tetap (permanen). Kesadahan

sementara disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO32-) dan

bikarbonat (HCO3-) dari kalsium dan magnesium, kesadahan ini dapat

dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan pembubuhan kapur

tohor. Kesadahan tetap disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl-

Page 32: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

19

) dan sulfat (SO42-) dari kalsium dan magnesium. Kesadahan ini disebut

juga kesadahan non karbonat yang tidak dapat dihilangkan dengan cara

pemanasan, tetapi dapat dihilangkan dengan cara pertukaran ion.

c. Alkalinitas (alkalinity)

Penyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3-), karbonat

(CO3-) dan hidroksida (OH-). Kadar maksimum total alkalinitas yang

diperbolehkan dalam air sebesar 1000 mg/L. Apabila kadar alkalinitas

melampaui batas yang ditetapkan maka akan mudah terbentuk kerak atau

pengendapan.

d. DO (Kadar Oksigen Terlarut)

Untuk cara pengambilan contoh untuk pengujian kandungan oksigen

terlarut diperlukan sarung tangan lateks yang harus terus dipakai (tidak

boleh mengggunakan sarung tangan plastik atau sintetis). Dalam

pengambilan sampel untuk analisa kandungan oksigen terlarut, sampel

tidak boleh terkocok untuk menghindari aerasi yang akan menyebabkan

kandungan oksigen terlarut menjadi bertambah sehingga hasil analisa

tidak representatif. Uji parameter DO dengan menggunakan prinsip metode

potensiometri dengan menggunakan DO meter.

e. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)

Mikroorganisme merupakan katalis hidup yang mempengaruhi sejumlah

proses-proses kimia yang terjadi dalam tanah. Cendawan dan beberapa

jenis bakteri menghancurkan senyawa organik yang kompleks menjadi

senyawa-senyawa yang sederhana (Achmad, 2004). Nilai BOD5 yang tinggi

menandakan tingginya bahan organik biodegradable yang menjadi beban

perairan telah dioksidasi secara biologi. Pengukuran nilai BOD5 dilakukan

dengan prinsip metode titrimetri ( dengan melakukan titrasi menggunakan

buret).

f. Nitrat (NO3-)

Nitrifikasi, amonifikasi dan denitrifikasi merupakan proses mikrobiologi oleh

karena itu sangat dipengaruhi oleh suhu dan aerasi. Proses nitrifikasi juga

dipengaruhi oleh kadar oksigen terlarut > 2 mg/L, pH optimum 8-9, bakteri

nitrifikasi cenderung menempel pada sedimen atau bahan padatan lain,

pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat dari bakteri heterotrof, suhu

Page 33: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

20

optimum 20o C-25o C. Pengujian Nitrat ini dilakukan dengan prinsip

spektrofotometri menggunakan spektrofotometer.

g. Nitrit (NO2-)

Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat (nitrifikasi) dan

antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu nitrit bersifat

tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan

alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari

0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan (Anonim, 2006).

Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya poses biologis

perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah

(Effendi, 2003). Seperti halnya pada pengujian nitrat, Pengujian Nitrit ini

juga dilakukan dengan prinsip spektrofotometri menggunakan

spektrofotometer.

h. Amonia ( NH3)

Amonia jarang ditemukan pada perairan yang mendapatkan cukup

pasokan oksigen. Bahan-bahan organik dapat terkandung di dalam air

sumur salah satunya disebabkan oleh kedalaman sumur yang rendah (3-4

m) sehingga air permukaan yang banyak mengandung bahan-bahan

organik hasil limbah domestic mudah masuk ke dalam tanah yang bersifat

porous. Kadar ammonia yang diperbolehkan dalam air kurang dari 90

mg/L. Pengujian kadar ammonia dalam air tanah ini juga dilakukan dengan

prinsip spektrofotometri menggunakan spektrofotometer.

i. Fosfat (PO43-)

Pengujian kadar fosfat dalam air tanah ini dilakukan dengan prinsip

spektrofotometri menggunakan spektrofotometer berdasarkan nilai

absorbansi yang diperoleh. Adanya fosfat yang terkandung dalam air tanah

disebabkan karena kegiatan penduduk dalam penggunaan detergen,

pestisida, dan kandungan pupuk. Namun, fosfat juga tidak hanya dihasilkan

dari kegiatan penduduk tetapi juga dapat dihasilkan oleh alam. Banyaknya

fosfat dalam perairan dapat menyebabkan eutrofikasi (peledakan alga) yang

mampu merusak ekosistem perairan, dimana banyak ikan mati karena

kekurangan oksigen dalam air, yang jika dikonsumsi oleh manusia dapat

menyebabkan keracunan.

Page 34: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

21

j. Besi

Penentuan kadar logam berat dalam hal ini kadar besi (Fe) dalam sample

air tanah atau air sumur dapat dilakukan dengan metode spektrofotomerri

menggunakan instrument Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA) yang

didasarkan pada Hukum Lambert – Beer, yaitu banyaknya sinar yang

diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat.

Apabila kadar besi dalam sample melebihi ambang batas yang telah

ditentukan oleh dinas kesehatan, maka air tersebut dinyatakan telah

tercemar. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002, kadar besi yang diperbolehkan

adalah 0,3 mg/L.

k. Mangan

Penentuan kadar logam dalam hal ini kadar Mangan (Mn) dalam sample air

tanah atau air sumur dapat dilakukan dengan metode spektrofotomerri

menggunakan instrument Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA). Adanya

kandungan Mn dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi

kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Di samping

dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang tidak sedap

serta menyebabkan warna kuning pada dinding bak serta bercak-bercak

kuning pada pakaian. Oleh karena itu menurut PP No.20 Tahun 1990

tersebut kadar Mangan (Mn) dalam air minum yang diperbolehkan adalah

0,1 mg/L.

l. Khlorida

Pengukuran kadar khlorida pada sampel air menggunakan metode

argentometri, yaitu titrasi menggunakan larutan AgNO3 sebagai titrant. Pada

metode ini, sampel terlebih dahulu dikondisikan suasana netral dengan cara

menambahkan asam sulfat dan natrium hidroksida, hal ini disebabkan

karena metode argentometri merupakan metode Mohr yang bereaksi dalam

keadaan netral. Sampel kemudian ditambahkan larutan hidroksida yang

bertujuan untuk menghilangkan pengotor selain klorida. Kadar batas

khlorida dalam air yang diperbolehkan berdasarkan Standar Baku Mutu

Departemen Kesehatan, yaitu 250 mg/L.

Page 35: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

22

m. Sulfat (SO42-)

Ion sulfat adalah salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam. Sulfat

penting dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena

kecenderungan air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar

untuk membentuk kerak air yang keras pada ketel dan alat pengubah

panas.

1.6.5.2 Analisis Sosial dan Ekonomi

Dalam laporan kajian dampak pertambangan timah terhadap sosial ekonomi,

dimana yang dianalisis antara lain sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif (Deskriftive Analysis) diartikan sebagai analisis untuk

menjelaskan dan menggambarkan suatu kondisi dari objek yang dikaji. Analisis

deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai informasi terkait

kegiatan pertambangan timah di Kecamatan Koba dan dampaknya terhadap

masyarakat sekitar baik dampak sosial, dan ekonomi, serta strategi pengelolaan

dampak. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan digunakan metode

triangulasi yang merupakan perpaduan antara studi literatur, observasi lapangan,

dan penyebaran kuisioner. Observasi lapangan dilakukan untuk mencocokkan

beberapa data yang diperoleh dari hasil studi literatur dengan kenyataan yang

terjadi di lapangan. Sedangkan penyebaran kuisioner dilakukan untuk menjaring

informasi dari masyarakat terutama persepsinya dalam kegiatan pertambangan

timah di wilayahnya dan dampak yang ditimbulkannya.

a. Data kualitatif dan kuantitatif akan dianalisa melalui pendekatan isi dan

kedalaman menterjemahkan suatu fenomena berdasarkan standar

persentase.

b. Sedangkan data kuantitatif akan dikategorikan, diklasifikasi dan diolah

sebagai dasar pengukuran dan analisis untuk memberikan penjelasan dan

penilaian terkait dengan dampak penambangan timah di Kecamatan Koba

baik yang bersifat pengembangan sosial-ekonomi masyarakat maupun

yang bersifat ancaman kerusakan lingkungan.

Page 36: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

23

Data sekunder yang diperoleh akan dijadikan sebagai data menganalisa dampak

penambangan timah di Kecamatan Koba. mengenai data kondisi sosial ekonomi,

meliputi :

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), menggunakan rumus :

TPAK �∑��

∑PUK 100%

2. Kesempatan Kerja (KK) menggunakan rumus :

KK �∑�� �����������

∑AK 100%

3. Pendapatan per kapita ( PPK) menggunakan rumus :

PPK ����

ART

Keterangan : AK = Angkatan Kerja (PUK yang bekerja dan mencari pekerjaan) PUK = Penduduk Usia Ke~a (Penduduk berusia 15 tahun ke atas) PRT = Pendapatan rata-rata per rumah tangga ART = Rata-rata jumlah anggota rumah tangga (RT)

4. Sikap dan persepsi masyarakat di sekitar perusahaan di lakukan survey

lapangan dengan melakukan wawancana dan pengisian kuisioner

terhadap responden sampel.

2. Analisis Valuasi Ekonomi

Valuasi ekonomi merupakan usaha melakukan penilaian manfaat secara

ekonomis, yang biasanya diterapkan dalam konteks pengelolaan sumberdaya

alam. Bukan wacana baru, jika valuasi ekonomi diterapkan dalam pengelolaan

sumberdaya alam, mengingat pemanfataan sumberdaya alam memiliki nilai guna

langsung yang menghasilkan nilai ekonomis atau nilai finansial, disamping

valuasi ekonomi berbasis pelestarian terutama di kawasan konservasi. Penelitian

ini menggunakan valuasi ekonomi untuk mengetahui harga-harga dasar yang

dirasakan secara langsung akibat dari pertambangan timah terhadap kegiatan

ekonomi masyarakat Kecamatan Koba.

Page 37: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

24

1. Nilai lingkungan diukur dengan rupiah

a. Rupiah diterima secara universal sebagai alat ukur nilai ekonomi �

Keinginan masyarakat untuk membayar (willingness to pay=WTP)

sebanding dengan kualitas barang/layanan yang akan diterima

b. Nilai ekonomi dari lingkungan tidak berarti barang/layanan lingkungan

tsb dijual di pasaran � Mengukur WTP masyarakat untuk

memperoleh kualitas lingkungan tertentu.

2. Nilai lingkungan diukur dengan manfaat lain (bukan dengan rupiah)

a. Investasi lingkungan diukur dari urutan/prioritas manfaat yang akan

diperoleh

b. Memaksimalkan nilai lingkungan yang akan diperoleh

c. Metode ini lebih sederhana sehingga lebih banyak digunakan

Page 38: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan

galian (mineral, batubara, panas bumi, migas, bijih timah).

Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada

konsep Pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang

meliputi :

• Penyelidikan Umum (prospecting)

• Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci

• Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)

• Persiapan produksi (development, construction)

• Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)

• Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan

• Pengolahan (mineral dressing)

• Pemurnian / metalurgi ekstraksi

• Pemasaran

• Corporate Social Responsibility (CSR)

• Pengakhiran Tambang (Mine Closure)

Ilmu Pertambangan : ialah ilmu yang mempelajari secara teori dan praktik hal-

hal yang berkaitan dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip praktik

pertambangan yang baik dan benar (good mining practice). Menurut UU No.11

Tahun 1967, bahan tambang tergolong menjadi 3 jenis, yakni Golongan A (yang

disebut sebagai bahan strategis), Golongan B (bahan vital), dan Golongan C

(bahan tidak strategis dan tidak vital). Bahan Golongan A merupakan barang

yang penting bagi pertahanan, keamanan dan strategis untuk menjamin

perekonomian negara dan sebagian besar hanya diizinkan untuk dimiliki oleh

pihak pemerintah, contohnya minyak, uranium dan plutonium. Sementara, Bahan

Golongan B dapat menjamin hayat hidup orang banyak, contohnya emas, perak,

besi dan tembaga. Bahan Golongan C adalah bahan yang tidak dianggap

Page 39: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

26

langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak, contohnya garam, pasir,

marmer, batu kapur dan asbes. Industri pertambangan.

Kegiatan pertambangan memerlukan pembukaan lahan yang luas, bahan

kimia yang digunakan dalam proses pernambangan seingkali menyebabkan

polusi dengan skala besar terhadap lingkungan. Pertambangan mengacu pada

proses ekstrasi logam dan mineral dari bumi yang dapat menghasilan emas,

perak, berlian besi, batu bara, dan uranium. Pertambangan menuai keuntungan

besar bagi perusahan yang memilikinya dan menyediakan lapangan pekerjaan

bagi sejumlah orang, hal ini tentu memberikan sumber pendapatan besar bagi

pemerintah. Akan tetapi kegiatan pertambangan yang mengunakan alat-alat

berat, peledakan, pengupasan top soil, pengerukan, akan memberikan

kerusakan permanen pada pohon, burung dan hewan, senyawa-senyawa yang

beracun yang dihasilkan dan digunakan untuk memisahkan hasil tambang dari

sedimen dan tanah. Merkuri yang dilepaskan ke sungai ini akan memasuki rantai

makanan melalui hewan air, mereka yang mngonsumsi ikan lebih memiliki resiko

besar menelan racun tersebut, untuk lebih jelas mengenai parameter senyawa

kimia yang terdapat di pertambangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Parameter Unsur untuk Masing-masing Tambang

Tambang Batubara Tambang Emas Tambang Timah Tambang Nikel

• Merkuri (Hg) • Merkuri (Hg) • Merkuri (Hg) • Merkuri (Hg)

• Belerang (S) • Asam Sianida (HCN) • Asam Sianida (HCN) • Asam Sianida (HCN)

• Asam Sianida (HCN) • Arsen (As) • Arsen (As) • Arsen (As)

• Kadmium (Cd) • Kadmium (Cd) • Kadmium (Cd)

• Timbal (Pb) • Timbal (Pb) • Timbal (Pb)

• tembaga (Cu) • tembaga (Cu)

• seng (Zn) • seng (Zn)

• Nikel (Ni)

Sumber : Evaluasi Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Tambang

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hampir seluruh kegiatan

pertambangan yang ada di Indonesia memiliki unsur logam yang hampir sama, di

provinsi Bangka belitung terutama Kecamatan Koba, Bangka Tengah berpotensi

pertambangan timah yang sudah dilakukan sejak jaman dahulu.

2.2 Metode dan proses Pertambangan Timah

Timah merupakan sumber daya alam utama pulau Bangka Belitung sejak

lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah ini merupakan yang terbesar dari

Page 40: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

27

beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan untuk di dunia, produksi timah asal

Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar dunia.

Didalam sejarah penambangan timah, telah banyak mengalami

perkembangan yang sangat signifikan. Proses penambangan timah pun kian

efektif dan efesien berkat kemajuan teknologi pertambangan. Secara umum

proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar bagan dibawah ini :

Gambar 2.1 Bagan proses penambangan timah

Sumber : Evaluasi lingkungan hidup akibat kegiatan tambang

Proses penambangan timah terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan

secara menyeluruh oleh PT. TIMAH yang disebut dengan Penambangan Timah

Terpadu diantaranya sebagai tersebut:

1. Eksplorasi (exploration)

Eksplorasi merupakan kegiatan kajian dan analisa sistematis guna

mengetahui seberapa besar cadangan biji timah yang terkandung. Didalam

operasional kegiatan eksplorasi melibatkan beberapa komponen

seperti surveyor (pemetaan awal), sumur bor/small bore (mengambil

Pengupa

san

tanah

Penggalian

dan

penimbunan

Pembentuka

n

permukaan

timbunan

Pengambil

an bijih

timah : -semprot Keruk

-alat berat

Pengolah

an biji

timah

sekunder

Pengolah

an biji

timah

Pembentuk

an

permukaan

Penanaman

kembali

(revegetasi

Pengangkuta

n konsentrat

dengan

Peleburan

dan

permurnian

Penutup

an

tambang

Page 41: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

28

sample timah dengan teknik bor tanah), lab analisis, hingga pemetaan

akhir geologis (geological map).

Proses eksplorasi sangat menentukan berjalannya suatu proses

penambangan timah. Karena dari tahap inilah muncul data peta geologis

secara lengkap sebagai panduan utama dalam kebijakan penambangan

timah. Sehingga proses selanjutnya dapat ditempuh dengan berbagai

analisa operasional yang baik, termasuk rencana anggaran dan

sebagainya.

2. Operasional Penambangan ( mining )

Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang

dikenal di Bangka Belitung.

a. Penambangan Lepas Pantai

Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan

mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah

lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas

mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal

keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter

di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter

kubik material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh

karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu

bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun.

Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi

pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut

dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah

(PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah

dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan

yaitu minimal 70-72% Sn

b. Penambangan Darat

Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka

Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama

seperti pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan timah alluvial

menggunakan pompa semprot (gravel pump). Setiap kontraktor atau

mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan

Page 42: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

29

perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta

cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan

dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman

atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di

lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai

harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama. Pada

daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah

sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong /danau itulah

merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja

penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita

lihat dari udara, penambangan timah darat selalu menimbulkan

genangan ari dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-

lobang besar. Produksi penambangan darat yang berada di wilayah

Kuasa Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor

swasta yang merupakan mitra usaha dibawah kendali perusahaan.

Hampir 80% dari total produksi perusahaan berasal dari penambangan

di darat mulai dari Tambang Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai

dengan Tambang Besar berkapasitas 100 m3/jam.

Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah dengan

kadar tertentu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Gambar 2.2 Penambangan Timah (a) Lepas Pantai (laut lepas) (b) timah darat

Sumber : http://maulanusantara.wordpress.com/2010/12/08/proses-penambangan-timah-di-bangka-belitung/

3. Pengolahan (smelting)

Untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat yang berkadar

rendah, bijih timah tersebut diproses di Pusat Pencucian Bijih

Timah (Washing Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat

Page 43: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

30

ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 – 30% Sn menjadi 72 %

Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar

bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat

diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah

berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan

pengotor (impurities) yang rendah.

Gambar 2.3 Salah satu proses dalam Pengolahan Timah

Sumber : http://maulanusantara.wordpress.com/2010/12/08/proses-penambangan-timah-di-bangka-belitung/

4. Peleburan (refining)

Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi logam

Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi,

maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan

menggunakan suatu alat pemurnian yang disebut crystallizer. Produk yang

dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan

skala berat antara 16 kg sampai dengan 26 kg per batang. Produk yang

dihasilkan juga dapat dibentuk sesuai permintaan pelanggan (customize)

dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di London Metal

Exchange (LME).

Gambar 2.4 Kegiatan Proses Peleburan Timah

Sumber : http://maulanusantara.wordpress.com/2010/12/08/proses-penambangan-timah-di-bangka-belitung/

Page 44: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

31

5. Distribusi Dan Pemasaran (marketing)

Kegiatan pemasaran mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian

logam timah.Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk

memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk

memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain

adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan

Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan

Italia serta Amerika dan Kanada. Pendistribusian dilaksanakan melalui

pelabuhan di Singapura untuk ekspor sedangkan untuk domestik

dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di Jakarta. Tipe pembeli

logam timah dapat dikelompokkan atas pengguna langsung (end user)

seperti pabrik atau industri solder serta industri pelat timah serta pedagang

besar (trader). Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah

diterima oleh pasar internasional dan terdaftar dalam pasar bursa

logam di London (London Metal Exchange). Kualitas setiap produk yang

dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertifikat produk (weight and

analysis certificate) yang berstandar internasional dan berpedoman kepada

standar produk yang ditetapkan oleh London Metal Exchange

(LME) sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa

logam.

Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT Tambang Timah dibedakan

atas kualitas dan bentuknya.

A. Berdasarkan kualitas produk dapat dibedakan atas:

• Banka Tin (kadar Sn 99.9%)

• Mentok Tin (kadar Sn 99,85%)

• Banka Low Lead (Banka LL) terdiri atas Banka LL100ppm, Banka

LL50ppm, Banka LL40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm

• Tin Alloy, dalam bentuk babbit (kadar Sn 80-88 %) dan Pewter

(kadar Sn 91-95 %)

• Tin Solder, produk solder (info lebih lanjut dapat dilihat di situs

resmi PT.TIMAH.)

Page 45: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

32

B. Berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas:

• Banka Small Ingot

• Banka Tin Shot

• Banka Pyramid

• Banka Anoda

Contoh gambar produk produksi diantaranya dapat dilihat pada gambar:

Gambar 2.5 Jenis produk dari timah

Sumber : http://maulanusantara.wordpress.com/2010/12/08/proses-penambangan-timah-di-bangka-belitung/

2.3 Dampak Pertambangan

Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dampak lingkungan didefinisikan sebagai suatu

perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan.

Sementara itu, Soemarwoto (2005) mendefinisikan dampak sebagai suatu

perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut

dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi. Lebih lanjut didefinisikan

dampak pembangunan terhadap lingkungan adalah perbedaan antara kondisi

lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah

ada pembangunan. Pembangunan yang dimaksud termasuk kegiatan

penambangan timah yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan

secara umum.

Manusia dalam mempertahankan hidupnya akan mengelola dan

memanfaatkan alam sebagai sumber makanan, pakaian, tempat tinggal, dan

berbagai kebutuhan pendukung lainnya yang dibutuhkan secara terus-menerus

Page 46: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

33

untuk tetap eksis dan melahirkan suatu peradaban. Segala aktivitas manusia

dalam mengelola alam memiliki manfaat langsung terhadap ketersediaan dan

pemenuhan kebutuhan serta kesejahteraan hidup manusia yang diperoleh dari

alam. Namun hal lain yang juga sering timbul secara bersamaan atau dapat

muncul dikemudian hari adalah dampak terhadap pemanfaatan alam.

Kemampuan manusia yang semakin maju disetiap zamannya dalam mengelola

alam, bukan mustahil mengakibatkan terjadinya kerusakan alam. Apalagi

kepadatan penduduk yang semakin meningkat, eksploitasi secara besar-besaran

terhadap alam tak dapat dihindari. Salah satu contoh kebutuhan hidup manusia

yang juga begitu penting tapi sarat terhadap kerusakan adalah bidang

pertambangan.

Akan tetapi berbeda dengan sumbangannya yang besar tersebut, lahan-

lahan tempat ditemukannya bahan tambang akan mengalami perubahan lanskap

yang radikal dan dampak lingkungan yang signifikan pada saat bahan-bahan

tambang dieksploitasi (Iskandar, 2008).

Pertambangan merupakan salah satu aktivitas manusia dalam

memanfaatkan sumberdaya alam yang telah dimulai sejak dahulu dan berlanjut

hingga sekarang. Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas ini memang sangat

besar, khususnya dalam aspek ekonomi. Kendati demikian kerugian yang akan

muncul adalah lebih besar dari keuntungan yang telah diperoleh, jika dampak

kerusakan yang ditimbulkan dibiarkan tanpa upaya perbaikan.

Menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah

Nomor 22 tahun 2010 yang dimaksud dengan pertambangan adalah sebagian

atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan

pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan

Pokok Pertambangan, Bagian Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1967 disebutkan bahwa pembagian bahan-bahan galian (bahan tambang)

terdiri dari:

a. Golongan bahan galian yang strategis atau golongan A berarti strategis

untuk pertahanan dan keamanan serta perekonomian Negara. Seperti;

minyak bumi, aspal dan lain-lain.

Page 47: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

34

b. Golongan bahan galian vital atau golongan B berarti menjamin hajat hidup

orang banyak seperti; emas, besi, pasir besi, dan lain-lain.

c. Golongan bahan yang tidak termasuk dalam golongan A dan B yakni;

galian C yang sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat

internasional, seperti nitrat, asbes, batu apung, batu kali, pasir, tras,

dampal dan lain-lain.

Bahan tambang umumnya berada di/dekat permukaan atau jauh di bawah

permukaan bumi. Keduanya tertimbun oleh batuan dan tanah di atasnya

(Iskandar, 2008). Proses pengambilan bahan tambang pada umumnya dikenal

dengan cara penambangan terbuka (surface mining) dan penambangan bawah

tanah (underground mining). Masing-masing jenis penambangan memiliki

metode yang berbeda dalam mengambil bahan tambang dan potensi kerusakan

yang akan ditimbulkannya pun tentunya berbeda.

Pada umumnya proses pembukaan lahan tambang dimulai dengan

pembersihan lahan (land clearing) yaitu menyingkirkan dan menghilangkan

penutup lahan berupa vegetasi kemudian dilanjutkan dengan penggalian dan

pengupasan tanah bagian atas (top soil) atau dikenal sebagai tanah pucuk.

Setelah itu dilanjutkan kemudian dengan pengupasan batuan penutup

(overburden), tergantung pada kedalaman bahan tambang berada. Proses

tersebut secara nyata akan merubah bentuk topografi dari suatu lahan, baik dari

lahan yg berbukit menjadi datar maupun membentuk lubang besar dan dalam

pada permukaan lahan khususnya terjadi pada jenis surface mining.

Setelah didapatkan bahan tambang maka dilakukanlah proses pengolahan.

Proses pengolahan dilakukan untuk memisahkan bahan tambang utama dengan

berbagai metode hingga didapatkan hasil yang berkualitas. Pada proses

pemisahan ini kemudian menghasilkan limbah yang disebut tailing. Tailing adalah

satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tambang dan kehadirannya

dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari. Sebagai limbah sisa pengolahan

batuan-batuan yang mengandung mineral, tailing umumnya masih mengandung

mineral-mineral berharga. Kandungan mineral pada tailing tersebut disebabkan

karena pengolahan bijih untuk memperoleh mineral yang dapat dimanfaatkan

pada industri pertambangan tidak akan mencapai perolehan (recovery) 100%

(Pohan, dkk, 2007).

Page 48: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

35

Proses akhir dari aktivitas pertambangan adalah kegiatan pascatambang

yang terdiri dari reklamasi dan penutupan tambang (mining closure). Setiap

perusahaan tambang wajib melakukan hal tersebut sebagaimana telah diatur

oleh pemerintah (Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 18

tahun 2008).

2.3.1 Kerusakan Lahan Akibat Aktivitas Pertambangan

Kerusakan lahan akibat pertambangan dapat terjadi selama kegiatan

pertambangan maupun pasca pertambangan. Dampak yang ditimbulkan akan

berbeda pada setiap jenis pertambangan, tergantung pada metode dan teknologi

yang digunakan (Direktorat Sumber Daya Mineral dan Pertambangan, 2003).

Kebanyakan kerusakan lahan yang terjadi disebabkan oleh perusahaan tambang

yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dan adanya penambangan tanpa

izin (PETI) yang melakukan proses penambangan secara liar dan tidak ramah

lingkungan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2002).

Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areal

dampak yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan

dapat bersifat permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula

(Dyahwanti, 2007).

Secara umum kerusakan lahan yang terjadi akibat aktivitas pertambangan

antara lain:

1. Perubahan vegetasi penutup

Proses land clearing pada saat operasi pertambangan dimulai

menghasilkan dampak lingkungan yang sangat signifikan yaitu hilangnya

vegetasi alami. Apalagi kegiatan pertambangan yang dilakukan di dalam

kawasan hutan lindung. Hilangnya vegetasi akan berdampak pada

perubahan iklim mikro, keanekaragaman hayati (biodiversity) dan habitat

satwa menjadi berkurang. Tanpa vegetasi lahan menjadi terbuka dan akan

memperbesar erosi dan sedimentasi pada saat musim hujan.

Page 49: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

36

Gambar 2.6 Proses land clearing yang mengakibatkan hilangnya vegetasi alami

Sumber : www.google.com

2. Perubahan topografi

Pengupasan tanah pucuk mengakibatkan perubahan topografi pada

daerah tambang. Areal yang berubah umumnya lebih luas dari dari lubang

tambang karena digunakan untuk menumpuk hasil galian (tanah pucuk dan

overburden) dan pembangunan infrastruktur. Hal ini sering menjadi masalah

pada perusahaan tambang kecil karena keterbatasan lahan (Iskandar, 2010).

Seperti halnya dampak hilangnya vegetasi, perubahan topografi yang tidak

teratur atau membentuk lereng yang curam akan memperbesar laju aliran

permukaan dan meningkatkan erosi. Kondisi bentang alam/topografi yang

membutuhkan waktu lama untuk terbentuk, dalam sekejap dapat berubah akibat

aktivitas pertambangan dan akan sulit dikembalikan dalam keadaan yang

semula.

3. Perubahan pola hidrologi

Kondisi hidrologi daerah sekitar tambang terbuka mengalami perubahan

akibatnya hilangnya vegetasi yang merupakan salah satu kunci dalam siklus

hidrologi. Ditambah lagi pada sistem penambangan terbuka saat beroperasi, air

dipompa lewat sumur-sumur bor untuk mengeringkan areal yang dieksploitasi

untuk memudahkan pengambilan bahan tambang. Setelah tambang tidak

beroperasi, aktivitas sumur pompa dihentikan maka tinggi muka air tanah

(ground water table) berubah yang mengindikasikan pengurangan cadangan air

tanah untuk keperluan lain dan berpotensi tercemarnya badan air akibat

Page 50: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

37

tersingkapnya batuan yang mengandung sulfida sehingga kualitasnya menurun

(Ptacek, et.al, 2001).

4. Kerusakan tubuh tanah

Kerusakan tubuh tanah dapat terjadi pada saat pengupasan dan

penimbunan kembali tanah pucuk untuk proses reklamasi. Kerusakan terjadi

diakibatkan tercampurnya tubuh tanah (top soil dan sub soil) secara tidak teratur

sehingga akan mengganggu kesuburan fisik, kimia, dan biolagi tanah (Iskandar,

2010). Hal ini tentunya membuat tanah sebagai media tumbuh tak dapat

berfungsi dengan baik bagi tanaman nantinya dan tanpa adanya vegetasi

penutup akan membuatnya rentan terhadap erosi baik oleh hujan maupun angin.

Pattimahu (2004) menambahkan bahwa terkikisnya lapisan topsoil dan serasah

sebagai sumber karbon untuk menyokong kelangsungan hidup mikroba tanah

potensial, merupakan salah satu penyebab utama menurunnya populasi dan

aktifitas mikroba tanah yang berfungsi penting dalam penyediaan unsur-unsur

hara dan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan tanaman. Selain itu

dengan mobilitas operasi alat berat di atas tanah mengakibatkan terjadinya

pemadatan tanah. Kondisi tanah yang kompak karena pemadatan menyebabkan

buruknya sistem tata air (water infiltration and percolation) dan peredaran udara

(aerasi) yang secara langsung dapat membawa dampak terhadap fungsi dan

perkembangan akar.

Proses pengupasan tanah dan batuan yang menutupi bahan tambang juga

akan berdampak pada kerusakan tubuh tanah dan lingkungan sekitarnya.

Menurut Suprapto (2008a) membongkar dan memindahkan batuan mengandung

sulfida (overburden) menyebabkan terbukanya mineral sulfida terhadap udara

bebas. Pada kondisi terekspos pada udara bebas mineral sulfida akan

teroksidasi dan terlarutkan dalam air membentuk Air Asam Tambang (AAT). AAT

berpotensi melarutkan logam yang terlewati sehingga membentuk aliran

mengandung bahan beracun berbahaya yang akan menurunkan kualitas

lingkungan.

Sementara itu proses pengolahan bijih mineral dari hasil tambang yang

menghasilkan limbah tailing juga berpotensi mengandung bahan pembentuk

asam (Suprapto, 2008b), sehingga akan merusak lingkungan karena

keberadaannya yang bisa jauh ke luar arel tambang.

Page 51: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

38

Gambar 2.7

(a) Pencemaran AAT dan pengendapan tailing ke sungai yang mempengaruhi daerah di luar areal tambang, (b) Pengendapan

tailing Sumber : www.google.com

Dalam studi yang dilakukan sekarang yaitu mengidentifikasi dampak yang

ditimbulkan dari kegiatan pertambangan timah di Kecamatan Koba. Dalam

mengidentifikasi dampak mengenai kegiatan pertambangan timah ini

dikelompokkan menjadi dua, yaitu dampak penambangan timah terhadap fisik

lingkungan dan dampak penambangan timah terhadap sosial ekonomi di wilayah

tersebut.

Dampak penambangan timah berarti perubahan lingkungan yang

disebabkan oleh kegiatan usaha eksploitasi timah baik perubahan sosial,

ekonomi, budaya, kesehatan maupun lingkungan alam. Kegiatan penambangan

timah bisa memberikan dampak positif bila perubahan yang ditimbulkannya

menguntungkan tetapi bisa menjadi dampak buruk, jika merugikan, mencemari,

dan merusak lingkungan hidup. Dampak yang diakibatkan oleh penambangan

timah menjadi penting bila terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat

mendasar. Adapun kriteria dampak penting, yaitu :

a. jumlah manusia yang akan kena dampak;

b. luas wilayah penyebaran dampak;

c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

d. banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak;

e. sifat komulatif dampak; dan

Page 52: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

39

f. berbalik (reversible) atau tidak berbalik (ireversible) dampak.

2.3.2 Dampak Penambangan Timah terhadap Fisik Lingkungan

Konsekuensi dari sebuah pembangunan akan dapat membawa dampak

negatif serta dampak positif (manfaat) terhadap lingkungan. Semua manusia

berkeinginan bahwa adanya sebuah kegiatan (usaha) atau pembangunan akan

dapat meningkatkan kesejateraan masyarakat dan mengelolah dampak dengan

sebaik-baiknya sehingga dapat diminimalisir sehingga kehadiran usaha atau

pembangunan tersebut dapat berhasil guna bagi semua mahluk hidup (manusia,

flora dan fauna, air, tanah dan ekosistem lainnya).

Konsep dasar pengelolaan pertambangan bahan galian berharga dari

lapisan bumi hingga saat ini tidak banyak berubah, yang berubah hanyalah skala

kegiatannya hal ini juga terjadi di Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah.

Kondisi riil di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan teknologi mekanisasi

pengelolaan pertambangan menyebabkan semakin luas dan semakin dalam

pencapaian lapisan bumi jauh di bawah permukaan tanah sehingga membawa

dampak terhadap pencemaran air permukaan dan air tanah.

Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang kompleks dan

sangat rumit, sarat risiko, merupakan kegiatan usaha jangka panjang, melibatkan

teknologi tinggi, padat modal, dan membutuhkan aturan regulasi yang

dikeluarkan oleh beberapa sektor. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai

daya ubah lingkungan yang besar sehingga memerlukan perencanaan total yang

matang sejak tahap awal sampai pasca tambang. Seharusnya pada saat

membuka tambang, sudah harus difahami bagaimana menutup tambang yang

menyesuaikan dengan tata guna lahan pasca tambang sehingga proses

rehabilitasi/reklamasi tambang bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan

pasca tambang. Dasar rencana dan implementasi seperti ini, harus dilakukan di

menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada lahan pasca

tambang.

Bekas-bekas penambangan TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana

adanya, tanpa adanya upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah

penambangan antara dua sampai lima hektar, bolong-bolong pada permukaan

tanah yang mereka gali merupakan pemandangan yang tampak mengenaskan.

Page 53: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

40

Kegiatan pertambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam

setahun terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan

smelter (pabrik pengolahan menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan

sangat tajam. Meruyaknya smelter menjadi ancaman besar terjadinya

pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-smelter baru tersebut

kurang mempertimbangkan sisi lingkungan. Kerusakan akibat kegiatan

penambangan ilegal dengan mudah ditemukan, seperti :

1. Lubang Tambang

Sebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara

terbuka. Ketika selesai beroperasi, perusahaan meninggalkan lubang-lubang

raksasa di bekas areal pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi

menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan

kualitas dan kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat

yang dapat merembes ke sistem air tanah dan dapat mencemari air tanah

sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah seringkali tidak

terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-perusahaan

pertambangan tersebut. Di pulau Bangka dan Belitung banyak di jumpai lubang-

lubang bekas galian tambang timah (kolong) yang berisi air bersifat asam dan

sangat berbahaya.

a. Terbentuknya Kolong

Terbentuknya Kolong di darat, bukan terbentuk dari alam seperti halnya

danau danau di daerah lain namun itulah hasil akhir dari penambangan

timah yang tidak terkoordinasi dan bersifat ilegal biasanya membuat

pelaku usaha meninggalkan lahan yang mereka kerjakan karena sudah

tidak produkti dalam bentuk kolong seperti seseorang yang sedang

membuat kolam tapi dengan ukuran 10 sampai 1000 kali lebih besar dari

kolam biasa, apa dampak yang terjadi dari pembentukan kolong ini;

· kolong akan menampung air dari hujan atau dari daerah yang lebih tinggi

namun tidak dapat mengalirkannya kembali kedataran rendah secara baik

sehingga pada saat curah hujan meningkat air yang tidak dapat

tertampung akan meluap ke pemukiman warga setempat dan infrastruktur

lainnya contohnya seperti jalan akan lebih mudah rusak,

· akibat genangan air di kolong dan sedikitnya habitat mahluk hidup di

tempat tersebut membuat perkembangan nyamuk demam berdarah

Page 54: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

41

meningkat lebih banyak, ini telah dibuktikan dengan banyaknya jumlah

penderita demam berdarah yang jumlahnya terus meningkat,

· sumur gali milik warga yang kurang begitu dalam akan sangat terganggu

dalam hal volume air dan kualitas jika di sekitar sumur tersebut ada

aktivitas penambangan timah, karna penambangan timah umumnya

menggali tanah dengan kedalaman antara 8-20 meter,

· kolong kolong dibangka memiliki sisa endapan logam dan lumpur yang

dapat menyebabkan kematian bagi masyarakat setempat, karna , anak

anak, remaja dan dewasa sering menggunakkanya sebagai sarana

tempat bermain dan berenang. saat ini sudah banyak terjadi warga

tenggelam dan meninggal di kolong,

· memang keberadaan kolong ini sering kali dimanfaatkan warga sekitar

untuk MCK sebagi pengganti sungai yang terkontaminasi, tanpa di sadari

unsur mineral logam dan asam yang belum mengendap dapat menjadi

racun dan memiliki tingkat radiasi yang tinggi hal ini juga bisa menjadi

pemicu tingginya penderita kanker.

b. Rusaknya Ekosistem di Darat

Rusaknya Ekosistem di Darat, lokasi penambangan dimulai dari bibir

pantai hingga hutan produksi dan tidak sedikit hutan lindung/ konservasi

menjadi target mereka entah itu dikerjakan secara legal ataupun ilegal,

jadi sudah hampir setengah dari luas hutan di pulau bangka sekarang

menjadi daratan pasir, membuat kayu jenis Garu, Meranti, seruk dsb

menjadi sangat langka.

Saat ini efek global warming pun sudah sangat terasa di pulau Bangka,

kegiatan usaha ini juga banyak menyebabkan daerah aliran sungai (DAS)

mengalami pendangkalan akibat dari sisa lumpur tanah yang dibuang ke

sungai selanjutnya akan menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir, dan

tidak sedikit pula berakibat hilangnya anak sungai karena telah

dibendung dan ditutup sebagai salah satu upaya dalam kegiatan

penambangan ini.

c. Rusaknya Ekosistem di Laut,

Rusaknya Ekosistem di Laut, Tak ada Kayu Karet Kayu Meranti Pun Jadi,

seperti itulah keadaan pelaku usaha pertambangan di Pulau Bangka,

didarat sudah sulit menemukan lahan yang berpotensi memiliki

Page 55: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

42

kandungan timah akhirnya mereka berhijrah ke laut (ini hanya dilakukan

oleh perusahaan bermodal besar/kira kira memiliki nilai investasi diatas 5

miliyar rupiah, untuk masyarakat kecil hanya menggunakan alat-alat

sederhana.

Dulu eksploitasi tambang laut dilakukan oleh PT.Timah dan Perusahaan

swasta di bawah kendali PT. Timah di tambang dengan Kapal Keruk dan

Kapal Hisap yang relatif jumlahnya masih kecil dan masih tertata dengan

batas-batas yang telah ditentukan, namun sekarang jika kita memandang

kelaut lepas dari sekeliling pantai di pulau bangka akan membuat kita

sakit mata dan sakit hati, sepanjang mata memandang yang kita lihat

hanyalah sekumpulan besar kapal-kapal hisap dan kapal keruk,

keberadaan kapal kapal ini semakin tidak jelas apakah resmi atau tidak,

yang pasti masyarakat kecil di Pulau Bangka tidak ikut menikmati

sekaligus menghancurkan isi laut dalam hal ini.

2. Air Asam Tambang

Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi

menimbulkan dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam

tambang sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk menghentikannya karena

sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. Sebagai contoh,

pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih memproduksi air asam

tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru terbentuk bertahun-

tahun kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak melakukan

monitoring jangka panjang bisa salah menganggap bahwa batuan limbahnya

tidak menimbulkan air asam tambang. Air asam tambang berpotensi mencemari

air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi terhadap air akan sulit

melakukan tindakan penanganannya.

3. Tailing

Tailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah yang sangat

besar. Sekitar 97 persen dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan

berakhir sebagai tailing. Tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar

yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah hitam, merkuri,

seng, dan arsen. Ketika masuk kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat

Page 56: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

43

tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek

yang membahayakan kesehatan.

Akibat aktifitas liar ini, banyak program kehutanan dan pertanian tidak

berjalan, karena tidak jelasnya alokasi atau penetapan wilayah TI. Aktivitas TI

juga mengakibatkan pencemaran air permukaan dan perairan umum. Lahan

menjadi tandus, kolong-kolong (lubang eks-tambang) tidak terawat, tidak adanya

upaya reklamasi/ rehabilitasi pada lahan eks-tambang, terjadi abrasi pantai dan

kerusakan cagar alam, yang untuk memulihkannya perlu waktu setidaknya 150

tahun secara suksesi alami.

4. Kerusakan Hutan

Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak berkelanjutan dan

pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan tanpa mengindahkan

keseimbangan ekosistem merupakan salah satu pemicu kerusakan lingkungan di

Bangka Belitung. Keadaan ini merupakan imbas dari krisis ekonomi

berkepanjangan yang berakibat pada krisis sosial. Selain itu pelaksanaan

otonomi daerah yang kurang siap mengakibatkan eksploitasi sumberdaya yang

tidak berkelanjutan. Pada akhirnya, aktifitas yang tidak lepas dari urusan

ekosistem alam inipun membuat imbas berupa kerusakan lingkungan tatanan

ekosistem pulau Bangka khususnya daerah yang mengalami degradasi kualitas

dan kuantitas lahan yang telah mencakup luas ke beberapa aspek ekosistem

Bangka pada umumnya, yakni khususnya wilayah hutan di Bumi Serumpun

Sebalai ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan TI di Pulau Bangka telah

memacu pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, bukan hanya pertumbuhan

ekonomi yang dihasilkan TI. Aktivitas pertambangan yang dilakukan secara

sporadis dan massal itu juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang

dahsyat. Sebagian besar penambang menggunakan peralatan besar sehingga

dengan mudah mencabik-cabik permukaan tanah. Sisa pembuangan tanah dari

TI menyebabkan pendangkalan sungai.

Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya terjadi di lokasi penambangan

wilayah daratan. Seperti yang diinformasikan sebelumnya, bahwasanya

kerusakan alam bahkan terjadi hingga ke pantai (masyarakat Bangka

menyebutnya TI Apung), tempat bermuara sungai-sungai yang membawa air dan

lumpur dari lokasi TI. Di kawasan pantai, hutan bakau di sejumlah lokasi rusak

akibat limbah penambangan TI. Selain itu di wilayah pesisir pantai, beroperasi

Page 57: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

44

juga tambang rakyat menggunakan rakit, drum-drum bekas, mesin dongfeng dan

pipa paralon, yang mengapung. Para buruh menyelam ke dasar laut,

mengumpulkan sedikit demi sedikit timah.

Bekas-bekas penambangan TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana

adanya, tanpa adanya upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah

penambangan antara dua sampai lima hektar, bolong-bolong pada permukaan

tanah yang mereka gali merupakan pemandangan yang tampak mengenaskan.

Zulkiflimansyah (2007) menambahkan bahwa terdapat dampak lain selain

lubang tambang dan air asam tambang yang langsung timbul dari kegiatan

pertambangan seperti :

a. berkurangnya debit air sungai dan tanah;

b. pencemaran air; dan

c. kerusakan hutan hingga erosi dan sedimentasi tanah.

Dimana dampak ini masih menjadi masalah yang belum terpecahkan

secara tuntas dari kegiatan Pertambangan selain bermanfaat terhadap

peningkatan pendapatan prekonomian di Bangka Tengah, juga berdampak

terhadap lingkungan, seperti :

a. terjadinya perubahan topografi karena terbentuknya lubang-lubang

besar bekas galian tambang;

b. gangguan hidrologi;

c. perubahan aliran permukaan;

d. penurunan mutu udara dengan meningkatnya debu di udara;

e. penurunan kesuburan tanah; dan

f. berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna serta timbulnya masalah

sosial di masyarakat sekitar lokasi penambangan.

2.3.3 Dampak Penambangan Timah terhadap Sosial dan Ekonomi

Fenomena penambangan illegal di wilayah Bangka Belitung ini cukup

memprihatinkan banyak kalangan tidak hanya pemerintah daerah saja. PT Timah

Tbk sebagai BUMN terbesar di wilayah ini turut pula mengupayakan langkah-

langkah dalam mengendalikan laju pertumbuhan kegiatan penambangan timah

illegal ini.Karena bila kondisi tidak mendapat perhatian khusus, kegiatan yang

awalnya hanya dilakukan oleh segelintir masyarakat untuk sekedar mencari

Page 58: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

45

makan, akibat krisis ekonomi beberapa tahun lalu, akan berubah menjadi

ancaman bagi lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung

sendiri.

Kenapa tidak, awal perkembangan kegiatan tambang inkonvensional di

Bangka Belitung ini tadinya merupakan pekerjaan sambilan bagi masyarakat dan

dalam aktivitas penambangannya pun cenderung dilakukan dengan peralatan

tambang seadanya.

Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, situasi dan kondisi yang

terjadi di masyarakat justru tidak demikian. Kegiatan penambangannya pun

sudah menggunakan peralatan mesin yang memadai. Bahkan sebagian besar

sudah mengarah kepada peralatan penambangan yang lengkap dan mahal

seperti alat berat dan lain sebagainya.

Akibat dari kegiatan penambangan tersebut menimbulkan dampak-dampak

terhadap kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya, baik

berupa dampak negatif, maupun dampak positif (manfaat). Untuk dampak negatif

dari kegiatan pertambangan tersebut seperti:

a. Hilangnya sebagian sejarah Bangka

Hilangnya sebagian sejarah Bangka, dulu pulau bangka juga terkenal

sebagai tempat singgah atau perniagaan dari bangsa china dan melayu

itu terbukti dari banyaknya penemuan ratusan kapal karam berisi

barang dagangan seperti perhiasan, guci, mangkok, piring dan lainnya

yang diperkirakan berusia ratusan tahun, sekarang semenjak laut

bangka di eksploitasi secara besar besaran menemukan sisa kerangka

kapal saja sudah sulit karena telah ikut menjadi korban keganasan

kapal keruk dan kapal hisap.

b. Dampak Psikologis

Dampak Psikologis untuk Anak Cucu masyarakat Bangka, Saat ini

mungkin anak cucu kita tidak begitu mengerti akan apa yang sedang

dialami oleh bumi tempat ia berpijak dan lahir, karena bagi masyarakat

Bangka kedepannya akan sangat sulit untuk mengenalkan nama nama

jenis pohon dan mahluk air di sekitar pantai kepada anak cucunya kelak

dikarenakan pohon tersebut sudah tidak dapat lagi tumbuh di tanah

yang berpasir. Dampak dari pertambangan timah darat juga

mengakibatkan masyarakat harus membangun rumah dengan kayu

Page 59: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

46

tidak berkelas seperti kayu Cempedak, Kelapa, Karet dsb, yang secara

kualitas sangat mudah rapuh dan tidak tahan lama, karena kayu kayu

tersebut umumnya sudah habis dibabat oleh alat-alat berat (PC) agar

dapat lebih cepat membongkar isi perut bumi

c. Kenaikan harga

Sebuah Pulau seperti Bangka yang dikelilingi oleh lautan sudah

seharusnya memiliki potensi dalam usaha pnangkapan ikan/nelayan,

tapi itu dulu kini jumlah nelayan berkurang karena faktor ikan yang sulit

dicari, biaya operasional yang membengkak karena harus menempuh

perjalanan yang lebih lama dari biasanya, juga pemikiran nelayan

merubah status pekerjaannya dari nelayan menjadi penambang timah

laut. semua itu mengakibatkan naiknya semua harga jenis ikan.

Selain nelayan yang berganti status pekerjaan, banyak lagi pekerja

lainnya yang tergiur oleh penghasilan yang dihasilkan oleh pekerjaan

tambang tersebut, sehingga membuat mereka berganti pekerjaan,

seperti para petani, sehingga semakin sedikitnya tenaga muda untuk

mengembangkan sektor pertanian, yang mengakibatkan produktivitas

menurun dan kenaikan harga pangan.

d. Konflik sosial

Kegiatan pertambangan ini tidak hanya menarik minat masyarakat

sekitar, bahkan menarik minat masyarakat yang berada di luar Pulau

Bangka, banyak pendatang baru yang datang ke Bangka untuk kerja

sebagai penambang timah, sehingga hal ini menyebabkan banyaknya

persaingan antara penduduk asli dengan penduduk pendatang.

Sehingga membuat terjadinya pertikaian antar sesame pekerja

tambang.

Selain itu konflik sosial terjadi juga disebabkan oleh pembebasan lahan

tambang yang tidak sesuai, banyaknya tambang-tambang illegal yang

tidak menggunakan izin bahkan menggunakan lahan mirik orang lain,

sehingga sering terjadi konflik.

e. Tingkat pendidikan rendah

Banyaknya pekerja tambang di wilayah Bangka sebagian merupakan

anak-anak yang belum lulus sekolah, banyak anak-anak yang berhenti

sekolah dikarenakan tidak memiliki cukup uang untuk melanjutkan

Page 60: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

47

sekolah dan besarnya penghasilan yang didapat dari kegiatan tambang

tersebut.

f. Kurangnya partisipasi masyarakat

Kegiatan partisipasi masyarakat di suatu wilayah sangat penting untuk

menjalin keakraban dan meningkatkan rasa saling membantu antar

sesama warga, dalam hal ini kegiatan pertambangan memberikan

dampak negative antara lain, kurangnya rasa gotong royong antar

sesame masryarakat, karena waktu kerja untuk para penambang baik

di perusahaan ataupun tambang rakyat dilakukan sejak pagi hari

sampai sore hari bahkan adanya kerja lembur adalah sebagai pemicu

teradinya dampak keikutsertaan masyarakat untuk kegiatan kerja bakti

semakin menurun.

Di samping itu dapat pula terjadi dampak diantaranya :

a. munculnya berbagai jenis penyakit akibat menurunnya kualitas udara,

b. meningkatnya kecelakaan lalu lintas,

c. terjadinya konflik sosial saat pembebasan lahan.

Melihat pertumbuhan produksi timah dari tahun ke tahun yang semakin

besar, maka diperkirakan dalam jangka waktu 10 sampai 20 tahun ke depan

deposit bijih timah ini akan habis yang dapat berdampak terhadap kondisi sosial

dan ekonomi masyarakat sekitar terutama masyarakat yang menggantungkan

kehidupannya pada kegiatan pertambangan, di mana mereka akan kehilangan

mata pencaharian sebagai akibat dari berhentinya beroperasi kegiatan

pertambangan.

Selain dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan,

terdapat juga dampak positif (manfaat) yang dirasakan masyarakat sekitar

wilayah tersebut, dampak positif tersebut adalah sebagai berikut:

a. Manfaat di bidang ekonomi

Diantaranya dapat meningkatkan pendapatan per bulan masyarakat

sekitar pertambangan. Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh

besarnya harga timah yang ada sehingga membuat masyarakat

mendapatkan keuntungan yang banyak dari pertambangan tersebut.

Selain itu adanya penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. Meliputi tenaga

Page 61: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

48

managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerja

pendukung.

Banyaknya investasi-investasi dari perusahaan luar yang berdatangan,

sehingga meingkatkan pendapatan daerah.

b. Tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum

Semakin bertambahnya fasilitas-fasilitas pendudkung, seperti sarana

perdagangan di sekitar wilayah tambang, sarana transportasi jalan,

penerangan jalan, dan sarana permukiman pendatang baru

c. Kesempatan kerja meningkat

karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat

pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan

berusaha untuk bekerja.

2.4 AMDAL dalam Kegiatan Pertambangan

2.4.1 Pengertian AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan

hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan

keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi,

sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap

studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL adalah kajian

mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha

dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan

bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau

kegiatan. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran

yang diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan.

Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL

adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib

mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.

AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan /

pemberian ijin usaha dan atau kegiatan.

Dokumen AMDAL terdiri dari :

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-

ANDAL)

Page 62: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

49

2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)

3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk

dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan

apakah rencana usaha dan / atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau

tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.

Dokumen Amdal ini memiliki beberapa kegunaan, Adapun kegunaan dari

Amdal diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah;

2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan

hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan;

3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana

usaha dan/atau kegiatan;

4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup; dan

5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari

suatu rencana usaha dan atau kegiatan.

2.4.2 Aspek Lingkungan Dalam AMDAL Bidang Pertambangan

Kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari

lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun,

konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala

kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala

pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi pengolahan

menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga

semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan

kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan

bersifat penting.

2.4.3 Isu-Isu Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan

Kegiatan pertambangan, selain menimbulkan dampak lingkungan, ternyata

menimbulkan dampak sosial yang komplek. Oleh sebab itu, AMDAL suatu

Page 63: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

50

kegiatan pertambangan harus dapat menjawab dua tujuan pokok (World Bank,

1998):

a. Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial dan kesehatan

dipertimbangkan dalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan

alternatif kegiatan yang akan dipilih.

b. Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan, pemantauan serta

langkah-langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain dan

implementasi proyek serta rencana penutupan tambang.

United Nations Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-

dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:

1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan

2. Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi

pertambangan.

3. Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan

4. Stabilisasi site dan rehabilitasi

5. Limbah tambang dan pembuangan tailing

6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing

7. Peralatan yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga

8. Emisi Udara

9. Debu

10. Perubahan Iklim

11. Konsumsi Energi

12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai

13. Buangan air limbah dan air asam taminasi

14. Perubahan air tanah dan kontaminasi

15. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di

tempat kerja

16. Kebisingan

17. Radiasi

18. Keselamatan dan kesehatan kerja

19. Toksisitas logam berat

20. Peninggalan budaya dan situs arkeologi

21. Kesehatan masyarakat dan pemukiman sekitar tambang

Page 64: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

51

2.4.4 Pembangunan Infrastruktur di Daerah Tambang

Kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses di dalam

daerah tambang, pembangunan fasilitas penunjang pertambangan, akomodasi

tenaga kerja, pembangkit energi baik untuk kegiatan konstruksi maupun kegiatan

operasi dan pembangunan pelabuhan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah

pembangunan sistem pengangkutan di kawasan tambang (misalnya : crusher,

ban berjalan, rel kereta, kabel gantung, sistem perpipaan untuk mengangkut

tailing atau konsentrat bijih).

Dampak lingkungan, sosial dan kesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan

ini dapat bersifat sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut :

1. Letak dan lokasi tambang terhadap akses infrastruktur dan sumber

energi.

2. Jumlah kegiatan konstruksi dan tenaga kerja yang diperlukan serta

tingkat migrasi pendatang.

3. Letak kawasan konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah,

sumber air bersih dan badan air, pemukiman penduduk setempat dan

tanah yang digunakan oleh masyarakat adat.

4. Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja terhadap

penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis.

2.4.5 Decomisioning Dan Penutupan Tambang

Setelah ditambang selama masa tertentu cadangan bijih tambang akan

menurun dan tambang harus ditutup karena tidak ekonomis lagi. Karena tidak

mempertimbangkan aspek lingkungan, banyak lokasi tambang yang

ditelantarkan dan tidak ada usaha untuk rehabilitasi. Pada prinsipnya kawasan

atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan pertambangan harus

dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui rehabilitasi. Kondisi

akhir rehabilitasi dapat diarahkan untuk mencapai kondisi seperti sebelum

ditambang atau kondisi lain yang telah disepakati. Namun demikian, uraian di

atas tidak menyarankan agar kegiatan rehabilitasi dilakukan setelah tambang

selesai. Reklamasi seharusnya merupakan kegiatan yang terus menerus dan

berlanjut sepanjang umur pertambangan.

Page 65: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

52

Tujuan jangka pendek rehabilitasi adalah membentuk bentang alam

(landscape) yang stabil terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga bertujuan untuk

mengembalikan lokasi tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan

sebagai lahan produktif. Bentuk lahan produktif yang akan dicapai

menyesuaiakan dengan tataguna lahan pasca tambang. Penentuan tataguna

lahan pasca tambang sangat tergantung pada berbagai faktor antara lain potensi

ekologis lokasi tambang dan keinginan masyarakat serta pemerintah. Bekas

lokasi tambang yang telah direhabilitasi harus dipertahankan agar tetap

terintegrasi dengan ekosistem bentang alam sekitarnya.

Teknik rehabilitasi meliputi regarding, reconturing, dan penaman kembali

permukaan tanah yang tergradasi, penampungan dan pengelolaan racun dan air

asam tambang dengan menggunakan penghalang fisik maupun tumbuhan untuk

mencegah erosi atau terbentuknya AAT. Isu-isu yang perlu dipertimbangkan

dalam penetapan rencana reklamasi meliputi :

1. stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan

permukaan timbunan

2. keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya

radiasi

3. karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau

limbah batuan yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan revegetasi

4. potensi terjadinya AAT dari bukaan tambang yang terlantar, pengelolaan

tailing dan timbunan limbah batuan (sebagai akibat oksidasi sulfida yang

terdapat dalam bijih atau limbah batuan)

5. potensi timbulnya gas metan dan emisinya dari tambang batubara

6. biaya untuk rehabilitasi selama kegiatan pertambangan dan pasca

tambang

Aspek sosial ekonomi selama tahap decomisioning juga perlu diperhatikan

khususnya eksistensi dan daya tahan ekonomi masyarakat setempat yang

tergantung pada kegiatan pertambangan. Disamping hilangnya pendapatan,

kelanjutan penyediaan fasilitas sosial seperti sarana air bersih, air limbah, listrik

dan pelayanan kesehatan menjadi tidak jelas. Fasilitas sosial ini biasanya

disediakan langsung oleh industri pertambangan. Dengan selesainya kegiatan

pertambangan, perlu diperjelas institusi yang akan mengelolan fasilitas sosial

Page 66: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

53

tersebut. Semua isu-isu di atas harus dipertimbangkan dalam penentuan rencana

penutupan tambang.

2.4.6 Analisis Alternatif Dalam AMDAL

Analisis alternatif tambang pada umumnya sangat dibatasi oleh lokasi zona

mineralisasi yang tetap dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar atas

logam mulia dan mineral yang ditambang. Analisis alternatif didalam AMDAL

kegiatan pertambangan hendaknya mempertimbangkan :

1. metode penambangan dan proses yang digunakan;

2. pilihan pengangkutan tailing dan bijih (conveyor, jalan, rel, sistem pipa)

3. sumber air dan sistim manajemen air;

4. alternatif pengelolaan tailing; dan

5. lokasi pabrik pengolahan, lokasi penimbunan tailing, lokasi penimbunan

limbah, lokasi bangunan base camp, lokasi pemukiman karyawan,

sumber energi dan rute akses jalan.

2.4.7 Aspek Sosial Ekonomi dan Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL

Teknik-teknik yang dipakai untuk pengelolaan dan pengendalian dampak

lingkungan oleh kegiatan tailing telah berkembang dengan baik, namun untuk

isu-isu yang berkaitan dengan sosial ekonomi masih merupakan tantangan yang

belum terselesaikan. Banyak perusahaan pertambangan masih bergulat dengan

isu-isu sosial seperti :

1. Kompensasi kehilangan lahan dan akses sumberdaya alam (seperti:

lahan) dan juga potesi kehilangan ekonomis dan gangguan terhadap

kehidupan budaya.

2. Pengelolaan dampak yang berkaitan dengan operasi pertambangan

seperti: masuknya pendatang baru yang berpotensi menimbulkan

ketidakseimbangan penda-patan, komsumsi air bersih, dan terjadinya

persaingan yang disebabkan pemakaian air bersih dan sumberdaya alam

lain yang dipergunakan bersama.

3. Tuntutan untuk melaksanakan program community development

pengembangan kesempatan kerja dan mekanisme untuk

mendistribusikan keuntungan sosial secara lebih luas diantara

masyarakat lokal.

Page 67: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

54

2.4.8 Metode Pengelolaaan Lingkungan

Mengingat besarnya dampak yang disebabkan oleh aktifitas tambang,

diperlukan upaya-upaya pengelolaan yang terencana dan terukur. Pengelolaan

lingkungan di sektor pertambangan biasanya menganut prinsip Best

Management Practice. US EPA ( 1995) merekomendasikan beberapa upaya

yang dapat digunakan sebagai upaya pengendalian dampak kegiatan tambang

terhadap sumberdaya air, vegetasi dan hewan liar. Beberapa upaya

pengendalian tersebut adalah :

• Menggunakan struktur penahan sedimen untuk meminimalkan jumlah

sedimen yang keluar dari lokasi penambangan

• Mengembangkan rencana sistim pengedalian tumpahan untuk

meminimalkan masuknya bahan B3 ke badan air

• Hindari kegiatan konstruksi selama dalam tahap kritis

• Mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat sianida terhadap

burung dan hewan liar dengan menetralisasi sianida di kolam

pengendapan tailing atau dengan memasang pagar dan jaring untuk

• Mencegah hewan liar masuk kedalam kolam pengendapan tailing

• Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang

menghalangi jalur migrasi hewan liar. Jika penggunaan pagar tidak dapat

dihindari gunakan terowongan, pintu-pintu, dan jembatan penyeberangan

bagi hewan liar.

• Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat minimalisasi

jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalan-jalan yang tidak

digunakan lagi.

• Larangan berburu hewan liar di kawasan tambang.

Prodjosumarto (1992) telah mengidentifikasikan beberapa upaya pengelolaan

yang lazim digunakan bagi kegiatan pertambangan di Indonesia. Upaya-upaya

pengelolaan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penambangan (Mining Development)

Pembukaan atau pembersihan lahan (land clearing) sebaiknya

dilaksanakan secara bertahap, artinya hanya bagian lahan yang akan langsung

atau segera ditambang. Setelah penebasan atau pembabatan selesai, maka

Page 68: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

55

tanah pucuk (top soil) yang berhumus dan biasanya subur jangan dibuang

bersama-sama dengan tanah penutup yang biasanya tidak subur, melainkan

harus diselamatkan dengan cara menimbun ditempat yang sama, kemudian

ditanami dengan tumbuh-tumbuhan penutup yang sesuai (rumput-rumputan dan

semak-semak), sehingga pada saatnya nanti masih dapat dimanfaatkan untuk

keperluan reklamasi lahan bekas tambang.

Pada saat mengupas tanah penutup (striping of overburden) jalan-jalan

angkut yang dilalui alat-alat angkut akan berdebu, oleh sebab itu perlu disiram air

secara berkala. Bila keadaan lapangan memungkinkan, hasil pengupasan tanah

penutup jangan diibuang kearah lembah-lembah yang curam, karena hal ini akan

memperbesar erodibilitas lahan yang berarti akan menambah jumlah tanah yang

akan terbawa air sebagai lumpur dan menurunkan kemantapan lereng (slope

stability). Bila tumpukan tanah tersebut berada ditempat penimbunan yang relatif

datar, maka tumpukan itu harus diusahakan berbentuk jenjang- jenjang

(benches) dengan kemiringan keseluruhan (overall bench slope) yang landai.

Disamping itu cara pengupasan tanah penutup sebaiknya memakai metoda

nisbah pengupasan yang konstan (constant stripping ratio method) atau metoda

nisbah pengupasan yang semakin besar (increasing stripping ratio method)

sehingga luas lahan yang terkupas tidak sekaligus besar.

2. Upaya Pengelolaan Limbah Tambang

a. Tipe limbah ekstraksi lokasi kerja tamban

Upaya pengelolaan:

• Evaporasi dan penggunaan kembali air tambang untuk kegiatan

prosesing

• Penggunaan alat pengendali aliran permukaan seperti gorong-gorong dan

saluran air

• Netralisasi atau pengendapan atau cara pengolahan lain sebelum

dibuang kebadan air

• Pembersihan sisa-sisa peledakan

• Menyiapkan sistem pengelolaan air tambang pada tahap pasca tambang

• Pemantauan kualitas air buangan dan air permukaan

• Membangun unit penampung air tambang untuk meminimalkan potensi

pencemaran air permukaan

Page 69: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

56

b. Tipe limbah Ekstraksi batuan penutup dan batuan limbah

Upaya pengelolaan:

1. Penimbunan kembali menggunakan teknik tambang back fill dengan

menggunakan batuan limbah ke tambang yang sudah digunakan

2. Maksimalkan penggunaan batuan penutup untuk reklamasi

3. Mengumpulkan dan memonitor rembesan drainase dan aliran permukaan

4. Memisahkan dan menutup batuan limbah yang reaktif dengan bahan

yang tidak reaktif untuk mencegah terbentuknya air asam tambang

5. Menggunakan batuan limbah yang tidak reaktif untuk keperluan kontruksi

6. Menyediakan sistem drainase timbunan yang cukup untuk meminimalkan

potensi keruntuhan lereng.

7. Melakukan pemantauan air permukaan untuk memperoleh data base line

dan melanjutkan kegiatan pemantauan selama kegiatan operasi dan

pasca tambang

8. Menggunakan sistem pengendalian drainase untuk meminimalkan

terjadinya infiltrasi

c. Proses pengolahan pengendapan tailing

Upaya pengelolaan:

• Mendisain tempat penampungan tailing dengan memperhatikan kondisi

curah hujan maksimum

• Pertimbangkan penggunaan lapisan alamiah/sintetik pada saluran

drainase

• Memaksimalkan penggunaan kembali air dari tailing

• Membatasi penggunaan bahan-bahan kimia untuk proses pengolohan

hanya sebatas yang diperlukan

• Menyediakan saluran drainase yang cukup

• Membangun saluran untuk menjaga pecahnya jalur-jalur perpipaan

• Melakukan test ARD secara terus menerus sepanjang masa operasi dari

penutupan tambang

• Mengumpulkan rembesan pada lereng terluar dari kolam pengendapan

tailing

Sumber : US-EPA/310-R-95-008 EPA

Page 70: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

57

2.5 Potensi Pertambangan Timah di Kecamatan Koba

Keberadaan potensi sumberdaya di Kabupaten Bangka Tengah sangat

dirasakan dalam pemanfaatannya sebagai sumber devisa negara disamping

sumberdaya alam lainnya. Secara geografis, kabupaten Bangka Tengah memiliki

sumberdaya alam yang beraneka ragam baik yang terbarukan (renewable

resourcer) maupun sumberdaya alam yang tak terbarukan (non renewable

resources) seperti bijih timah, sehingga dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan disegala bidang kehidupan dituntut kearah yang demokratis

termasuk hak mengelola sumberdaya bijih timah ini bagi kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat di daerah sejalan dengan perlindungan hukum dan

legitimasi yang wajar.

Kecamatan Koba Kabupaten bangka Tengah adalah salah satu kabupaten

di Provinsi Bangka Belitung yang mempunyai potensi sumberdaya alam cukup

besar dari segi pertambangan timah.

Mengingat keberadaan sumberdaya timah sebagai sumber keuangan

negara, maka ada tuntutan dalam mewajibkan untuk dimanfaatkan secara

optimal dan diamankan dari berbagai dampak seperti kerusakan dan

pencemaran lingkungan agar pembangunan dapat terus berjalan secara

berkelanjutan (Sustainable development). Oleh karena itu di dalam pelaksanaan

kegiatan pertambangan bijih timah atau kegiatan sektor lainnya harus dilakukan

berbagai tahapan kegiatan pengelolaan lingkungan dalam berbagai tingkatan

kegiatan aktifrtas penambangan, sehingga berbagai kemungkinan dampak-

dampak tersebut dapat diminimalkan (walaupun tidak akan 100 %

menghilangkan dampak negatif) dan meningkatkan/ mengoptimalkan berbagai

dampak positif (manfaat) dalam menunjang kesejahteraan kehidupan msyarakat.

2.6 Kebijakan Pengelolaan Pertambangan Timah

Pilihan paradigma pembangunan yang berbasis negara (state-based

resources development) mengandung konsekuensi pada manajemen

pembangunan yang bercorak sentralistik dan semata-mata berorientasi pada

pertumbuhan ekonomi, yang didukung oleh instrumen hukum dan kebijakan yang

bercorak refresif. Ada sejumlah peraturan perundangan bidang pertambangan

yang berlaku di Indonesia. Keseluruhan peraturan ini menginduk pada sebuah

Page 71: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

58

undang-undang No. 11 Tahun 1967 yang biasa disebut juga dengan UU pokok

pertambangan/1967. UU ini dikeluarkan untuk mengganti UU No. 37/Prp/ Tahun

1960 yang lahir sebagai pengganti lndischen Minjwet 1899, sebuah UU

pertambangan produk pemerintah kolonial Hindia-Belanda (Bachriadi, 1998).

Untuk mengatur pelaksanaan pengelolaan pertambangan secara formal

maka telah diterbitkan beberapa peraturan yang menyangkut dan mengatur

pengelolaan suatu kegiatan pertambangan, baik yang diterbitkan oleh

pemerintah pusat (UU, PP, Kepres, Kepmen, dll) dan juga yang diterbitkan oleh

pemerintah daerah propinsi dan kabupaten berupa perda-perda yang berkaitan

dengan pengelolaan pertambangan, Adapun peraturan perundang-undangan

tersebut antara lain ;

A. Peraturan yang menyangkut Lingkungan :

a. UU No. 11 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Pertambangan.

b. UU No 32 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan lingkungan

hidup

c. PP No. 27 tahun 1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL)

d. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang jenis rencana

usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL (termasuk

di dalamnya kegiatan pertambangan

e. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 02 tahun 2000 tentang Panduan

penilaian dokumen AMDAL

f. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 12 tahun 1994 tentang Panduan

penyusunan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana

pemantauan lingkungan (RPL)

g. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 08 tahun 2000 tentang keterlibatan

masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL.

h. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 09 tahun 2000 tentang pedoman

penyusunan AMDAL.

i. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 02 tahun 1988 tentang baku mutu udara

am bien.

j. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 51 tahun 1995 tentang baku mutu

limbah cair bagi kegiatan industri.

k. KEPRES No. 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung.

Page 72: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

59

l. KEPMEN Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003 tentang baku mutu air

limbah cair bagi kegiatan dan/atau usaha pertambangan.

B. Peraturan yang menyangkut Ungkungan Pertambangan

a. Kepmentambeng No. 103 tahun 1989 tentang pengawasan atas

pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan

lingkungan dalam bidang pertambangan dan energi

b. Kepmentambeng No. 1211 .K tahun 1995 tentang pencegahan dan

penanggulangan perusakan dan pencemaran lingkungan pada kegiatan

usaha pertambangan umum

c. Kepmentambeng No. 1256.K tahun 1996 tentang pedoman teknis

penyusunan AMDAL untuk kegiatan pertambangan dan energi

d. Kepmen ESDM No. 1453.K tahun 2000 tentang pedoman teknis

penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang pertambangan umum.

e. Kep. Dirjen Tambeng No. 693.K tahun 1996 tentang pedoman teknis

pengontrolan erosi dan sedimentasi untuk kegiatan pertambangan umum

f. Kep Dirjen Tambeng No. 336.K tahun 1996 tentang Jaminan Reklamasi

2.7 Konsep Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam

Menurut Barbier et. al., (1997) dalam Irmadi (2004), ada tiga jenis

pendekatan penilaian sebuah ekosistem alam yaitu impact analysis, partial

analysis dan total valuation. Pendekatan impact analysis dilakukan apabila nilai

ekonomi ekosistem dilihat dari dampak yang mungkin timbul sebagai akibat dari

aktivitas tertentu, misalnya akibat reklamasi pantai terhadap ekosistem pesisir.

Pendekatan partial analysis dilakukan dengan menetapkan dua atau lebih

alternatif pilihan pemanfaatan ekosistem. Sementara itu, pendekatan total

valuation dilakukan untuk menduga total kontribusi ekonomi dari sebuah

ekosistem tertentu kepada masyarakat.

Nilai ekonomi (economic value) dari suatu barang atau jasa diukur dengan

menjumlahkan kehendak untuk membayar (willingness to pay / WTP) dari

banyak individu terhadap barang atau jasa yang dimaksud. WTP merefleksikan

preferensi individu untuk membayar suatu barang yang dipertanyakan. Dengan

demikian, valuasi ekonomi dalam konteks lingkungan hidup adalah pengukuran

preferensi masyarakat akan lingkungan hidup yang baik dibandingkan terhadap

lingkungan hidup yang buruk (Fauzi, 2010).

Page 73: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

60

Hasil dari valuasi dinyatakan dalam nilai uang (money terms) sebagai cara

dalam mencari preference revelation, misalnya dengan menanyakan "apakah

masyarakat berkehendak untuk membayar?". Nilai uang juga memungkinkan

digunakan untuk membandingkan antara "nilai lingkungan hidup (environmental

values)" dan "nilai pembangunan (development values)" (CSERGE,

1994 dalamIrmadi, 2004). Pada prinsipnya valuasi ekonomi bertujuan untuk

memberikan nilai ekonomi terhadap sumberdaya yang digunakan sesuai dengan

nilai riil menurut sudut pandang masyarakat.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan adalah

bagaimana menilai suatu sumberdaya alam secara komprehensif. Penilaian tidak

hanya mengenai market value dari barang yang dihasilkan dari suatu

sumberdaya, melainkan juga jasa yang ditimbulkan oleh sumberdaya tersebut.

Pertanyaan yang sering timbul dalam proses penilaian misalnya bagaimana

mengukur atau menilai jasa tersebut padahal konsumen tidak mengkonsumsinya

secara langsung. Lebih lagi jika konsumen tidak pernah mengunjungi tempat

dimana sumberdaya alam tersebut berada (Irmadi, 2004).

Salah satu cara untuk melakukan valuasi ekonomi adalah dengan

menghitung Nilai Ekonomi Total (NET). Nilai Ekonomi Total adalah nilai-nilai

ekonomi yang terkandung dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai guna

maupun nilai fungsional yang harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan

pengelolaannya sehingga alokasi dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan

secara benar dan mengenai sasaran. NET dapat dipecah-pecah ke dalam

beberapa komponen. Sebagai ilustrasi misalnya dalam konteks penentuan

alternatif penggunaan lahan dari ekosistem terumbu karang. Berdasarkan hukum

biaya dan manfaat (a benefit-cost rule), keputusan untuk mengembangkan suatu

ekosistem terumbu karang dapat dibenarkan apabila manfaat bersih dari

pengembangan ekosistem tersebut lebih besar dari manfaat bersih konservasi.

Jadi dalam hal ini manfaat konservasi diukur dengan NET dari ekosistem

terumbu karang tersebut. NET ini juga dapat diinterpretasikan sebagai NET dari

perubahan kualitas lingkungan hidup (Irmadi, 2004).

NET atau Total Economic Value (TEV) dapat ditulis dalam persamaan

matematis sebagai berikut (CSERGE, 1994 dalam Irmadi, 2004):

TEV = UV + NUV = (DUV + IUV + OV) + (EV + BV)

Page 74: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

61

Dimana:

a. TEV = Total Economic Value (Nilai Ekonomi Total) Total nilai ekonomi yang

dimiliki suatu sumberdaya.

b. UV = Use Values (Nilai Manfaat) Yaitu suatu cara penilaian atau upaya

kuantifikasi barang dan jasa sumberdaya alam dan lingkungan ke nilai uang

(monetize), terlepas ada atau tidaknya nilai pasar terhadap barang dan jasa

tersebut.

c. NUV = Non-Use Value (Nilai Bukan Manfaat) Nilai yang diperoleh dari suatu

sumberdaya yang bukan dari pemanfaatan terhadap sumberdaya tersebut.

d. DUV = Direct Use Value (Nilai Kegunaan Langsung) Yaitu output (barang

dan jasa) yang terkandung dalam suatu sumberdaya yang secara langsung

dapat dimanfaatkan.

e. IUV = Indirect Use Value (Nilai Kegunaan Tidak Langsung) Yaitu barang dan

jasa yang ada karena keberadaan suatu sumberdaya yang tidak secara

langsung dapat diambil dari sumberdaya alam tersebut.

f. OV = Option Value (Nilai Pilihan) Niali pilihan ini biasanya diinterpretasikan

sebagai nilai keanekaragaman dari suatu ekosistem (Biodiversity)

g. EV = Exsistence Value (Nilai Keberadaan) Yaitu nilai keberadaan suatu

sumberdaya alam yang terlepas dari manfaat yang dapat diambil

daripadanya. Nilai ini lebih berkaitan dengan nilai relijius yang melihat

adanya hak hidup pada setiap komponen sumberdaya alam.

h. BV = Bequest Value (Nilai Warisan) Nilai yang berkaitan dengan

perlindungan atau pengawetan (preservation) suatu sumberdaya agar dapat

diwariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka dapat mengambil

manfaat daripadanya sebagai manfaat yang telah diambil oleh generasi

sebelumnya.

2.8 Definisi Operasional

Pengertian yang diungkapkan dibawah ini untuk memperoleh kesamaan

pemahaman agar tidak menimbulkan kerancuan pengertian. Dalam hal ini perlu

diketengahkan pengertian yang tercukup pada studi berikut:

• Kajian merupakan pengertian penelaahan, penyelidikan yang merupakan

pembedaan dari perbuatan mengkaji, menelaah atau menyelediki (meneliti)

(Nurgiyantoro:2010,30)

Page 75: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

62

• Kajian adalah suatu proses langkah-langkah yang digunakan untuk

mengumpul dan menganalisis data untuk mendapatkan dan meningkatkan

kepemahaman suatu topoik/isu yang signifikan

http://www.wikiapbn.org/artikel/Kajian.

• Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu

aktivitas

• Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan

penjualan bahan galian (mineral, batubara,panas bumi, migas).

http://id.wikipedia.org/wiki/ Pertambangan

• Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Timah memiliki

dua kemungkinan bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil.

Timah memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam tabel periodik.

http://id.wikipedia.org/wiki/Timah

• Fisik Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup

keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta

flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,

dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan

bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

• Sosial adalah hubungan kemasyarakatan http://id.wikipedia.org/wiki/sosial

• Ekonomi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia

yang berhubungan dengan produksi, distribusi,

dan konsumsi terhadap barang dan jasa.

http://id.wikipedia.org/wiki/ekonomi

• Valuasi ekonomi merupakan usaha melakukan penilaian manfaat secara

ekonomis, yang biasanya diterapkan dalam konteks pengelolaan

sumberdaya alam. http://iaaipusat.wordpress.com/2012/04/19/valuasi-

ekonomi-sumberdaya-arkeologi-dan-penerapannya-di-indonesia/

Page 76: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

86

BAB IV

ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN TIMAH

Dalam kajian dampak pertambangan ini mencangkup 2 sub bab utama

analisis pertambangan terhadap fisik lingkungan dan analisis pertambangan

terhadap sosial ekonomi.

4.1 Analisis Dampak Pertambangan terhadap Fisik dan Lingkungan

Dalam sub bab analisis dampak pertambangan terhadap Fisik dan

Lingkungan yang tercakup dalam laporan kajian berupa manfaat (dampak

positif) serta dampak negatif. Dampak-dampak tersebut disebabkan dari proses-

proses pertambangan seperti :

a. Pengupasan tanah pucuk (top soil)

b. Pengalian dan penimbunan tanah

c. Pengambilan biji timah baik berupa semprot, keruk, alat berat

d. Pengolahan biji timah

e. Pengangkutan konsentrat dengan tokang

f. Peleburan dan pemurnian timah

Dari proses pertambangan diatas yang merupakan kegiatan yang dapat

memberikan dampak terhadap fisik lingkungan yang akan dijabarkan secara

terinci diantaranya:

4.1.1 Analisis Dampak Fisik dan Kimia

Dengan adanya kegiatan pertambangan tentu akan timbul dampak

perubahan terhadap fisik dan kimia dari lingkungan tersebut, dimana dampak

fisik dan kimia ini berdasarkan proses pertambangan yang berupa pengupasan

tanah top soil hingga peleburan dan pemurnian timah, dimana dampak fisik dan

kimia ini dibagi kedalam beberapa bagian diantaranya :

4.1.1.1 Dampak Pertambangan timah pada unsur logam

Kegiatan pertambangan timah yang ada di kecamatan bangka cukup besar

pengaruhnya selain memiliki manfaat terhadap manusia yaitu dari segi

prekonomian ternyata juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan serta jangka

panjang kehidupan manusia, karena logam-logam yang terkandung di kegiatan

pertambangan memiliki dampak bagi manusia serta dapat merusak lingkungan

yang apabila kegiatan pertambangan timah yang dilakukan tanpa ada upaya

Page 77: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

87

pengelolaan lingkungan yang baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.1 Dampak Unsur logam pertambangan timah

Tambang

Timah Dampak Terhadap Lingkungan Dampak Terhadap Manusia

Merkuri (Hg) 1 Mencemari peraian (air sungai, dan danau).

2 Bersifat bioakumulasi pada mahkluk hidup, Contoh Pengaruh terhadap pertumbuhan.Terutama terhadap bayi dan ibu yang terpajan oleh metilmerkuri dari hasil studi membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu yang makan gandum yang diberi fungisida, maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan kerusakan otak yaitu retardasi mental, tuli, penciutan lapangan pandang, microcephaly, cerebral palsy, ataxia, buta dan gangguan menelan.

1 Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati.

2 Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim.

3 Merkuri (Hg) organik dari jenis methyl mercury dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.

Asam Sianida (HCN)

1 Mengganggu kualitas air. Dalam jumlah yang banyak dapat berpengaruh terhadap ekosistem air, tahan, dan biodiversitas.

2 Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam. Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karena sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah.

1 Jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.

2 SOx menimbulkan gangguan sistem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.

Arsen (As) Berbahaya bagi lingkungan , sangat beracun bagi organisme akuatik. Dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang. Senyawa Arsen terdapat dalam dua jenis yaitu : Sebagai senyawa organik dan senyawa anorganik. Di alam arsen berikatan dengan Oksigen, Sulfur dan Klor.

1 Ketika masuk kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. Dengan kata lain akan terakumulasi pada jangka waktu yang lama di dalam tubuh.

2 Efek Arsen Terhadap Kesehatan Kematian (diatas 60.000ppb dalam makanan atau ari)

3 Antara 300 – 300.00 ppb dalam air atau makanan menyebabkan sebagai berikt : a Iritasi perut dan pencernaan (Muntah dan diare) b Turunnya produksi sel darah merah dan putih, detak jantung tdk normal.

c Kerusakan pembuluh darah, efek kesemutan pada tangan dan kaki.

4 Lebih dari 100 mikrogram/M3 udara yg dihirup menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru-paru.

5 Kontak langsung dengan kulit, memerah dan membengkak.

Page 78: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

88

Tambang Timah

Dampak Terhadap Lingkungan Dampak Terhadap Manusia

Kadmium (Cd) Terakumulasi pada ekosistem dan akan terjadi bioakumulasi pada makhluk hidup (hewan dan tumbuhan)

Cadmium sangat membahayakan manusia jika terpapar langsung pada tubuh manusia. Memakan makanan dan meminum air yang terkontaminasi Cadmium. Makanan, terutama sea food dan mahkluk-makhluk yang hidup di air (baik sungai, rawa-rawa atau laut) sangat mungkin tercemar oleh Cadmium. Ikan-ikan yang hidup di perairan yang tercemar Cadmium akan mengakibatkan manusia yang mengonsumsinya harus menanggung akibat terakumulasinya Cadmium yang mereka konsumsi melalui ikan dalam tubuh mereka.

Timbal (Pb) 1 Terakumulasi pada ekosistem dan akan terjadi bioakumulasi pada makhluk hidup (hewan dan tumbuhan)

2 Terakumulasi pada ekosistem dan akan terjadi bioakumulasi pada makhluk hidup (hewan dan tumbuhan)

1 Sistem haemopoietik : Pb menghambat system pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.

2 Sistem saraf pusat dan tepi: dapat menyebabkan gangguan ensepfalopati dan gejala gangguan system saraf perifer.

3 Ginjal: dapat menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glukosuria, nefropati, fibrosis dan atrofi glomerular.

4 Sistem gastro-intestinal: menyebabkan kolik dan kosnstipasi

5 Sistem kardiovaskuler: menyebabkan peningkatan permiabilitas pembuluh darah

6 Sistem reproduksi : dapat menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada wanita dan hipospermi dan teratospermia pada pria

7 Sistem endokrin: mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal.

tembaga (Cu) > 1,3 ppm akan bersifat toksik dan dapat menyebabkan gangguan tertentu pada mahluk hidup, sehingga diperlukan langkah-langkah pencegahan berupa pengambilan atau pemisahan logam berat tembaga tersebut.

Ketika masuk kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan.

seng (Zn) Terakumulasi pada ekosistem, khususnya pada tanaman. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membersihkan zat pencemar adalah dengan menggunakan kemampuan tanaman dalam penyerapan polutan logam berat, yang dikenal dengan fitoremediasi.

Ketika masuk kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan.

Sumber : Evaluasi Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Tambang

Berdasarkan tabel diatas untuk meminimalisir dampak logam yang

ditimbulkan oleh tambang timah maka proses pertambangan timah harus

berdasarkan amdal dan pengolahannya dipantau langsung oleh instansi-instansi

terkait sehingga pertambangan yang dilakukan tidak akan mencemarkan kualitas

air, tanah, udara dan lainnya. Dampak dari pengaruh logam terhadap

masyarakat juga dapat dihindari dan dikurangi dengan menerapkan sistem pola

hidup sehat dimana dalam menjalankan pola hidup sehat masyarakat harus lebih

Page 79: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

89

selektif/ memilah dalam mengunakan atau mengonsumsi hasil-hasil dari alam

seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan hasil laut lainnya supaya terhindar dari

pencemaran logam atau polusi dari pertambangan tersebut.

4.1.1.2 Dampak Pada kualitas dan kuantitas air

Dimana air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting sehingga

dapat terlihat dalam sejarah suatu desa-desa atau kota-kota mulai dari zaman

dahulu himgga saat ini selalu berada di dekat sumber air (sungai, danau, pantai).

Maka dari itu salah satu dampak yang sangat penting dari suatu proyek kegiatan

terutama kegiatan pertambangan adalah dampak pencemaran pada kualitas dan

kuantitas air. Dimana dari kegiatan pertambangan tentu adanya limbah dari hasil

tambang yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas air, hal ini yang perlu

diminimalisir dampaknya agar tidak memberikan dampak kepada manusia serta

lingkungan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pengaruh tambang terhadap kualitas dan kuantitas air

Parameter yang diukur Dampak Terhadap Manusia Dampak Terhadap Lingkungan

Kualitas air di antaranya : 1. Air Asam Tambang (AAT)

2. Air sungai 3. Air sumur

1. Gangguan pencernaan dan bersifat toksik

2. Dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat serta terganggunya sistem saraf dan proses reproduksi.

3. menyebabkan masalah warna, rasa dan bau pada perairan,

4. membentuk karat dan menyebabkan terjadinya korosi pada peralatan logam.

1. Nilai ph yang rendah (1.5 – 4) 2. Konsentrasi logam terlarut yang tinggi,

seperti logam besi, aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury

3. Nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/l caco3)

4. Nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/l

5. Nilai salinitas (1 – 20 ms/cm) 6. Konsentrasi oksigen terlarut yang

rendah

Limbah B3, Diantaranya :

1. Kualitas dan kuantitas logam berat (As, Cd, Pb, Mn, Zn, Mg, dan CN-)

2. Pengaruh tailing dan fasilitas pengelolaan tailing

1. Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati.

2. Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim.

3. Merkuri (Hg) organik dari jenis methyl mercury dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak menyebabkan kerusakan otak.

1. Mencemari peraian (sungai, danau, laut).

2. Bersifat bioakumulasi pada mahkluk hidup

3. Pengaruh terhadap pertumbuhan, terutama terhadap bayi dan ibu yang terpajan oleh metilmerkuri dari hasil studi membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu yang makan gandum yang diberi fungisida mengalami gangguan kerusakan otak yaitu retardasi mental, tuli, penciutan lapangan pandang, microcephaly, cerebral palsy, ataxia, buta dan gangguan menelan.

Sumber : Evaluasi Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Tambang

Page 80: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

90

Ketika air asam tambang sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk

menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. Air

asam tambang baru terbentuk bertahun-tahun kemudian sehingga perusahaan

pertambangan yang tidak melakukan monitoring jangka panjang bisa salah

menganggap bahwa batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang. Air

asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Akibat dari

penambangan timah tersebut maka muncul bebrapa permasalah pencemaran air

yang biasanya diperoleh dari lubang tambang dan tailing.

a. Lubang Tambang .

Sebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara

terbuka. Ketika selesai beroperasi, perusahaan meninggalkan lubang-lubang

raksasa di bekas areal pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi

menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan

dengan kualitas dan kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai

logam berat yang dapat merembes ke sistem air tanah dan dapat mencemari

air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah

seringkali tidak terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-

perusahaan pertambangan tersebut. Di kecamatan Koba banyak di jumpai

lubang-lubang bekas galian tambang timah (kolong) yang berisi air bersifat

asam dan sangat berbahaya.

b. Air Asam Tambang.

Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi menimbulkan

dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam tambang sudah

terbentuk maka akan sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat

alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. Sebagai contoh,

pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih memproduksi air

asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru terbentuk

bertahun-tahun kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak

melakukan monitoring jangka panjang bisa salah menganggap bahwa

batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang. Air asam tambang

berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi

terhadap air akan sulit melakukan tindakan penanganannya.

c. Tailing.

Tailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah yang sangat

besar. Sekitar 97 persen dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih

Page 81: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

91

akan berakhir sebagai tailing. Tailing mengandung logam-logam berat dalam

kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah

hitam, merkuri, seng, dan arsen. Ketika masuk kedalam tubuh makhluk

hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh

dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan.

Dari ketiga pencemaran kualitas dan kuantitas air diatas yang berasal dari

limbah pertambangan timah tentu memiliki dampak terhadap manusia dan

lingkungan jika pengolahaan limbahnya tidak dikelola dengan baik dan tanpa

adanya pemantauan upaya pengelolaan lingkungan, biasanya pertambangan

ilegal atau tanpa izin, mereka menambang tanpa memikirkan dampak dari

kerusakan lingkungan karena minim akan ilmu dan alat dalam pengelolaan

lingkungan yang baik karena bagi mereka yang penting menghasillkan uang

yang banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, berbeda dengan

kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahan besar,

contohnya di Kecamatan Koba sendiri penambangan timah terbesar di pegang

oleh perusahaan swasta PT Kobatin dalam pengolahan dan pemantauan

lingkungan UPL dan UKL secara rutin setiap 3 bulan sekali seperti pada gambar

dibawah ini :

Gambar 4.1 UPL dan UKL pada kualitas air di Kecamatan Koba

Sumber PT Kobatin, 2013

Page 82: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

92

PT Kobatin dalam pengolahan limbah pertambangannya sendiri mereka

mengunakan teknologi pemisah konsentrat timah dari mineral pengotornya

(impurities mineral) dengan mengunakan sistem gravitasi (perbedaan specific

gravity) dengan mengunakan air sebagai media pemisah, artinya pengolahan

pertambangan melalui proses fisika. Penambangan dengan teknik ini tidak

memerlukan penambahan bahan kimia. Proses dari penambangan timah dapat

dibagi menjadi 5 bagian utama :

1. Pengelolahan Air limbah penambangan timah

2. Pengolahan Air Limbah tin shed

3. Pengolahan air limbahdari operasi peleburan logam timah (smelter)

4. Pengolahan tambang timah workshop

5. Pengolaan air limbah laboratorium

Kegiatan pertambangan yang dilaksanakan dengan tambang semprot

ataupun kapal keruk yang memanfaatkan air sebagai media pemisah awal antara

bijih timah dengan mineral pengotornya Air limbah dari sisa pemisahan ini

mengandung padatan sehingga tidak bisa begitu saja dibuang ke badan air alami

(sungai). Terdapat sistem pengelolaan air kegiatan penambangan yang terdiri

dari dua bagian penting yaitu :

i. Pemindahan aliran sungai (river diversion)

Cadangan timah aluvial umumnya terdapat di bawah aliran sungai,

sehingga sebelum dilakukan penambangan perlu adanya pemindahan

aliran sungai supaya aktivitasnya penambangan tidak terganggu dan

sebagai akibatnya air bekerja dari tambang tidak akan mencemari

sungai dikarenakan aliran sungainya telah dipindahkan dan diisolasi dari

air tambang melalui dam-dam tambang

ii. Recycling Water

Pertambangan selalu memerlukan air dalam pengelolaan sistem

pertambangan, dalam memenuhi kebutuhan air operasional

pertambangan digunakan kembali air limbah penambangan (Recycling

Water) yang setelah melakukan pengendapan material sisa pencucian

bijih tailing melalui kolam-kolam pengendapan sehingga pemakaian

sumber daya air yang baru dapat dikurangi.

Page 83: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

93

Pengendapan tailing tersebut dilakukan pada kolam-kolam pengendapan

dengan memanfaatkan kolong bekas penambangan sebelumnya (backfilling).

Sistem pengendapan air limbah tambang adalah sistem tertutup karena airnya

didaur ulang untuk digunakan kembali dalam kegiatan penambangan. Setelah

melalui proses sedimentasi, maka air limbah tambang lama kelamaan akan

menjadi jernih kembali (TSS berkurang dengan signifikan). Akan tetapi terkadang

terdapat kelebihan air proses disebabkan oleh curah hujan yang tinggi pada

musim hujan atau sebab lainnya seperti pertimbangan keamanan proses

penambangan (dam) sehingga kelebihan air harus dibuang ke badan sungai.

Untuk memastikan bahwa kualitas air yang dibuang ke badan air sesuai dengan

baku mutu regulasi, dilakukan pemantauan rutin secara eksternal bulan satu kali

berupa pengambilan sampel air disetiap lahan bekas tambang timah yang

kemudian dikirim untuk dianalisa oleh laboratorium lingkungan.

Untuk mengatasi pH air limbah yang rendah (yang mana merupakan salah

satu problem utama air limbah dari pertambangan timah) dimana perusahaan

pertambangan biasanya telah membangun fasilitas berupa instalasi pengolahan

air limbah yang yang telah dlengkapi dengan bak kontrol. Intalasi ini disebut

dengan mixing plant yang berfungsi sebagai larutan soda ash (Na²co³) yang

nantinya soda ash ini akan dialirkan ke bak kontrol, sehingga dengan demikian

diharapkan pH air di bak kontrol sudah akan memenuhi baku mutu dari regulasi

peraturan menteri negara lingkungan hidup no 4 tahun 2006 yang mengatur

tentang air limbah dari kegiatan pertambangan timah. Dimana campuran dari

larutan soda ash dengan air limbah di bak kontrol, kelebihan airnya kemudian

dibuang ke badan sungai. Limbah dari kegiatan pertambangan akan

menyebabkan terjadinya kolong dengan berbagai ukuran yang pada umumnya

terisi air yang berasal dari air tanah, sungai dan air hujan, sebagimana layaknya

reservoir alam.

Cekungan yang kemudian terisi air tersebut adalah bekas galian timah

yang sudah ditinggalkan. Kolong-kolong ini tersebar hampir diseluruh wilayah

Bangka Tengah. Luasan masing-masing kolong pun bervariasi, mulai dari

seukuran kolam ikan, hingga mencapai luasan beberapa hektar. Karena

merupakan bekas penambangan timah, maka air yang menggenangi cekungan-

cekungan ini banyak mengandung logam berat seperti Zn, Pb, dan Cu yang

berbahaya.

Page 84: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

94

Menurut Wardoyo dan Ismail berdasarkan usia kolong, jenis kolong

terbagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Kolam/danau bekas galian mentah (kolong usia muda)

Yaitu kolong yang berumur kurang dari 5 tahun. Seluruh kandungan

unsur hara pada kolong ini sudah hilang/rusak. Kehidupan biologis di

kolong ini hampir tidak ada karena seluruh unsur hara/mineralnya sudah

hilang/rusak, sehingga dibutuhkan waktu yang panjang untuk suksesi

lingkungan. Kegiatan perbaikan lingkungan atau reklamasi dapat

dilakukan, namun diperlukan biaya yang besar dan jangka waktu yang

panjang.

2. Kolam/danau bekas galian setengah matang (kolong usia sedang)

Yaitu kolong yang berumur antara 5 sampai 20 tahun. Di kolong ini

mulai terdapat kehidupan biologis namun jenis spesies dan populasinya

masih terbatas, karena air dalam kolong masih cukup banyak

mengandung bahan pencemar.

3. Kolam/danau bekas galian matang (kolong usia tua)

Yaitu kolong yang berumur lebih dari 20 tahun. Kondisi

biogeofisik kolong ini sudah semakin normal seperti layaknya sebuah

danau atau kolam tua. Keanekaragaman hayati kolong ini (plankton,

ikan, dan organisme akuatik lainnya) sudah menyerupai perairan

tergenang alami. Air di kolong ini sudah dapat dimanfaatkan masyarakat

bagi kehidupan sehari-hari. Walau begitu bukan berarti kolong ini telah

bebas dari masalah, karena lapisan lumpur di dasar perairan diduga

masih banyak mengandung bahan pencemar.

Butuh waktu cukup lama untuk menetralisir kandungan logam berat pada

air ini, setidaknya sekitar 10 tahun. Kualitas air kolong sangat dipengaruhi oleh

lingkungan sekitarnya antara lain mineral-mineral dominan pada meterial geologi

area tambang, musim dan umur kolong yang menunjukkan bahwa kolong sudah

tersuksesi secara alami. Secara fisik kolong umumnya tidak mempunyai aliran air

masuk (inlet) dan aliran air keluar (outlet), sehingga perubahan musim hujan dan

kemarau yang panjang akan sangat mempengaruhi debit air dan kualitas air

kolong. Pada musim kemarau kualitas air kolong sangat dipengaruhi oleh proses

evapokonsentrasi, yang menyebabkan kandungan senyawa kimianya akan

menjadi lebih tinggi. Kolong muda/baru merupakan kolong yang baru saja

Page 85: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

95

ditinggalkan atau masih dipengaruhi oleh aktivitas tambang. Kolong berumur <

10 tahun masih dikategorikan kolong muda dengan lahan disekeliling kolong

belum direklamasi (Heri & Sulistiono, 1998 ).

Air kolong jernih dengan warna air dari biru jernih sampai coklat kehitaman

seperti besi karat bergantung kepada tipe mineral dominan pembentuk kolong.

Mineral dominan yang ditemui adalah pirit (FeS2), Kaolin ((Al2Si2O5(OH)4),

Galena (PbS), pasir kwarsa (SiO2), dan mineral besi lainnya (Data geologi PT

Timah). Kolong tua dikategorikan kepada kolong yang berumur >10 tahun, sudah

mengalami suksesi secara alami dan lahan disekeliling kolong sudah ditumbuhi

tanaman semak atau pohon dan jenis lainnya. Secara fisik terlihat kolong sudah

banyak ditumbuhi oleh tanaman air dan warna air juga sudah terlihat kehijauan

dan keruh yang mengindikasikan sudah adanya pertumbuhan plankton. Gambar

2 menampilkan beberapa tipe kolong baik yang masih baru (muda) dengan

mineral dominan kaolin (berwarna putih), air nya sangat jernih berwarna kebiruan

dan mineral pirit (berwarna hitam kecoklatan) dengan warna air yang juga coklat

seperti besi karat serta kolong yang sudah berumur tua.

Gambar 4.2 Kondisi Kualitas Kolong berdasarkan umur kolong di Kecamatan Koba

Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2012

c. Umur kolong muda < 5tahun

a. Umur kolong muda < 5tahun b. Umur kolong muda pasca tambang

d. Umur kolong tua > 10 tahun

Page 86: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

96

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di berbagai fungsi lahan yakni

perairan umum dan tiga buah kolong bekas penambangan timah pada tingkatan

umur berbeda (0 tahun, ±8 tahun dan >15 tahun) dengan kedalaman dan luas

yang relatif sama, dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur kolong, maka

kandungan logam berat (Cu, Pb dan Zn) semakin turun. Hal ini dapat disebabkan

oleh beberapa faktor, antara lain kemampuan tanaman air purun yang mampu

mengakumulasi logam berat dan faktor lainnya, seperti pengenceran oleh air

hujan dan pengendapan. Dari hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan

rehabilitasi kolong bekas penambangan timah di Pulau Bangka dengan

pemanfaatan tanaman air purun dengan metode fitoremidiasi yang relatif murah,

ramah lingkungan, mudah dan mempercepat perbaikan kualitas air dapat

dilaksanakan. Karena pada umumnya kondisi kolong muda (< 5 tahun) pada

umumnya bersifat asam dan kandungan logamnya tinggi, sedangkan pada

kolong tua ( > 20 tahun) pH air nya sudah mencapai hampir 7 dan kandungan

logam lebih rendah. Selanjutnya kolong baik yang lebih muda dan tua umumnya

mempunyai kisaran pH 4 – 6 (Wardoyo & Ismail ,1998; Heri & Sulistiono, 1998).

Bertambahnya umur kolong mengindikasikan sudah terjadinya suksesi tanaman

air, plankton dan biota lainnya serta terjadinya proses-proses fisika, kimia dan

biologi yang secara alami mempengaruhi pH dan kandungan logam pada air

kolong.

Untuk melihat pendapat masyarakat mengenai kualitas dan kuantitas air

bersih dan sungai yang ada di Kecamatana koba kami telah melakukan survey

primer dengan membagikan 50 qusioner kepada masyarat untuk melihat

pendapat masyarat dan pandangan mereka mengenai adanya kegiatan

pertambangan. Berdasarkan hasil quisioner bahwa untuk hasil kualitas air bersih

berupa air sungai, air bersih di kecamatan Koba, lebih dari 50 % mereka

menjawab dengan adanya kegiatan pertambangan bahwa kondisi air sungai

kualitas dan kuantitasnya menurun atau menjadi rusak, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4

Tabel 4.3 Kondisi Air sungai akibat pertambangan

KONDISI AIR SUNGAI AKIBAT PERTAMBANGAN Presentase

A Baik 30

B Biasa saja 8

C Rusak 62

D Lainnya 0

Sumber : hasil observasi lapangan,2013

Page 87: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

97

Tabel 4.4 Kondisi Air Bersih Akibat pertambangan

KONDISI AIR BERSIH AKIBAT PERTAMBANGAN Presentase

A Baik 34

B Biasa saja 10

C Rusak 56

D Lainnya 0

Sumber : hasil observasi lapangan,2013

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merasa

terganggu dengan adanya kegiatan pertambangan terutama dalam pencemaran

air bersih, karena mereka mayoritas masih mengunakan air sungai untuk

kegiatan mandi, cuci dan kakus. Selain itu untuk kualitas dan kuantitas air kolong

di kecamatan koba dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.5 kualitas dan kuantitas air di beberapa sampel di Kecamatan koba

No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil

Fishfarm

Hasil Merbuk Hilir

A

1 Suhu (lab) ºC udara ± 3ºC 26,2 26,2

2 Zat padat terlarut (TDS) mg/L 1.000 52 438

3 zat padat tersuspensi (TSS) mg/L 50 6 24

B

1 pH(Insitu) mg/L 6—9 7,13 4,38

2 Air raksa (Hg) mg/L 0,002 <0,0005 <0,0005

3 Arsen (As) mg/L 1 <0,005 <0,005

4 Boron (B) mg/L 1 <0,01 0.27

5 Oksigen terlarut (DO) mg/L 4 - -

6 Fluorida (F) mg/L 1,5 0,98 0,11

7 Fenol mg/L 0,001 <0,001 <0,001

8 Fosfat total (PO4) mg/L 0,2 0,04 0,01

9 Kadmium mg/L 0,01 <0,003 <0,003

10 khromium VI (Cr) mg/L 0,05 <0,01 <0,01

11 Kobalt (Co) mg/L 0,2 <0,02 <0,02

12 Khlorin bebas (CL2) mg/L 0,03 <0,01 <0,01

13 Minyak lemak mg/L 1 <0,2 <0,2

14 Nitrat (NO3-N) mg/L 10 0,1 0,2

15 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,06 0,006 <0,002

16 Selenium (Se) mg/L 0,05 <0,002 <0,002

17 Seng (Zn) mg/L 0,05 <0,01 0,01

18 Sulfida (H2S) mg/L 0,002 <0,002 <0,002

Page 88: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

98

No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil

Fishfarm

Hasil Merbuk Hilir

19 Sianida (CN) mg/L 0,02 <0,005 <0,005

20 Surfaktan anion (MBAS) mg/L 0,2 0,01 0,02

21 Tembaga (Cu) mg/L 0,02 <0,02 <0,02

22 Timbal (Pb) mg/L 0,03 <0,01 <0,01

23 BOD5 mg/L 3 3 4

24 COD mg/L 25 30 30

C MIKROBIOLOGI

1 Fecal coliform MPN/100ml 1.000 210 90

2 Total coliform MPN/100ml 5.000 280 230 Sumber :PT Kobatin, 2011

Berdasarkan hasil analisis yaitu menguji di laboratorium yang dilakukan

terhadap sample untuk menguji kualitas air dan kuantitas air yang digolongkan

kepada jenis air yang sering digunakan masyarakat dan yang tidak digunakan

masyarakat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Analisis air berdasarkan uji laboratorium

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada air sample diatas masih

memiliki kadar pH yang rendah, karena pH air mempengaruhi tingkat kesuburan

perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan

kurang produktif, malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah

parameter yang

diukur

kelompok air yang sering digunakan masyara kat Kelompok air yang tidak digunakan masyarakat

Sungai 1 (Berok)

sungai 2 (Aik Gulep)

PDAM BOR sumur kolong 1 (Nibung)

sungai 3 (sungai

nibung 1)

kolong 2

kolong 3

kordinat S:02º28.896 E:106º24.457

S:02º28.958 E:106º24.607

- - - S:02º31.461 E:106º22.787

S:02º30.780 E:106º23.665

S:02º31.464 E:106º22.791

S:02º30,710 E:106º23.665

warna coklat muda coklat muda jernih Jernih jernih Jernih Coklat coklat kehitam-hitaman

Coklat muda

rasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa

tidak berasa

tidak berasa

tidak berasa tidak berasa

Tidak Berasa

tidak berasa

bau tidak berbau tidak berbau

tidak berbau

tidak berbau

tidak berbau

tidak berbau

tidak berbau sedikit berbau

Tidak berbau

kekeruhan keruh Keruh jernih Jernih jernih Jernih Keruh Keruh Agak keruh

salinity 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,5 0,6 0,5

PH 4,75 4,98 4,2 6,26 4,15 4,24 6,15 5,57 5,57

suhu 25 C 25 C 25 C 25 C 25 C 25 C 25 C 25 C 25 C

mikroba terdapat endapan lumpur

tidak ada tidak ada

tidak ada

ada sedikit

mikroba cacing

terdapat alga

mengandung bakteri,

alga

Mengandung bakteri , alga

mengandung bakteri,

alga

Page 89: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

99

(keasaman tinggi), kandungan oksigan terlarut akan berkurang, sebagai

akibatnya bila di kembangbiakan hewan budidaya yang mengonsumsi oksigen

akan menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang sehingga tingkat

kehidupan semakin kecil.

4.1.1.3 Dampak pada Kualitas udara

Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya satu atau lebih

pencemar yang masuk kedalam atmosfer yang terbuka, yang dapat berbentuk

debu, uap, gas, kabut, bau asap, atau embun yang dicirikan bentuk jumlahnya,

sifatnya, dan lamanya. Dimana pencemaran ini dapat menganggu kesehatan

manusia , tanaman dan binatang atau pada benda-benda dapat juga menganggu

pandangan mata, kenyamanan hidup dari manusia dan pengunaan benda-

benda. Pencemaran udara dapat dibagi lagi berdasarkan bermacam-macam tipe

ada yang didasarkan sumber pencemaran alam dan aktivitas manusia, untuk

kegiatan pertambangan merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh adanya

aktivitas manusia, dampak yang sangat penting adanya pencemaran udara pada

manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Dampak yang dirasakan langsung dari

pencemaran udara seperti dari aspek : kesehatan, kenyamanan, keselamatan,

estetika dan prekonomian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Pengaruh tambang terhadap kualitas udara

Parameter yang diukur Dampak Terhadap Manusia Dampak Terhadap Lingkungan

Kualitas udara diantaranya :

Gas Rumah Kaca (GRK) : NO2, CO2, O3, CH4,

1. Peningkatan penyakit yang terkait suhu

2. Mempengaruhi sistem pernafasan dan fungsi paru-paru dan menyebabkan iritasi mata

1. Iklim yang tidak stabil 2. Temperatur udara mengalami

peningkatan 3. Gangguan ekologis (beberapa

spesies di bumi musnah)

Biodiversitas diantaranya : • Flora dan Fauna • Perkiraan stok carbon (C) dan sink carbon (C)

1. Jumlah nelayan berkurang 2. Dampak psikologis untuk anak

cucu (sulit untuk mengenalkan nama-nama jenis pohon dan mahluk air di sekitar pantai dikarenakan sudah tidak ada)

1. Iklim yang tidak stabil 2. Temperatur udara mengalami

peningkatan 3. Terjadi longsor dan banjir

Sumber : Evaluasi Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Tambang

Berdasarkan tabel diatas tentu pencemaran udara dari kegiatan

pertambangan harus diminimalisir supaya tidak memberikan dampak dimasa

yang akan datang terhadap anak cucu kita dan lingkungan supaya flora dan

fauna masih dapat hidup dimasa yang akan datang dan tidak cepat punah. Di

tempat kerja, tentunya mendambakan lingkungan dan udara yang bersih dan

Page 90: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

100

nyaman, akan tetapi kegiatan pertambangan timah tentu ada limbah hasil

pembakaran dan lainnya yang akan mencemari udara sekitar hal ini tentu harus

di teliti kadar pencemaran udara supaya dapat diminimalisir dampak langsung

terhadap manusia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Kualitas Udara Di Lingkungan Kerja

Lokasi

Fisik Kimia

Tempe rature ºC

Kelem bapan %RH

debu ug/m3

Hidro karbon (HC) ug/m3

karbon mono ksida (CO) ug/m3

nitrogen dioksida (No²) ug/m3

Sulfur dioksida (So2) ug/m3

oksidan (O3) ug/m3

timbal (Pb) ug/m3

stanum (Sn) ug/m3

purhasing warehouse 31-32 62-64 0.443 0.092 3.551 0.034 0.016 0.027 0.0002 <0.0003

Garage Koba 31-32 62-64 0.565 0.111 4.754 0.022 0.026 0.028 0.00017 <0.0003

Palong Kepuh north 1 31-32 62-64 0.514 0.124 5.029 0.027 0.023 0.033 <0.00002 <0.0003

Palong Pungguk 32 62 0.205 0.144 4.834 0.024 0.026 0.03 <0.00002 <0.0003

Palong bembam north 1 29-30 67-69 0.382 0.092 4.697 0.043 0.029 0.029 <0.00002 <0.0003

Palong bembam south 1 31-32 62-64 0.181 0.124 3.838 0.029 0.022 0.034 0.00003 <0.0003

Palong bembam east 31-32 62-64 0.307 0.137 3.735 0.027 0.015 0.018 <0.00002 <0.0003

Jig plant bembam 12 28-29 69-75 0.094 0.157 3.838 0.024 0.018 0.016 0.00002 <0.0003

Dredge bembem 29 69 0.044 0.157 5.465 0.033 0.015 0.024 0.00004 <0.0003

Workhsop koba 31-32 62-64 0.238 0.105 4.548 0.025 0.016 0.027 0.00018 <0.0003

Electric koba 30-31 64-67 0.061 0.079 3.139 0.025 0.02 0.021 0.0001 <0.0003

Welding shop koba 33-34 56-58 2.575 0.105 5.212 0.03 0.018 0.026 0.00017 <0.0003

Grinding crucible 31-32 62-64 2.067 0.177 7.000 0.026 0.016 0.02 0.00024 <0.0003

EME W/S Bembem 29-30 67-69 0.393 0.105 4.262 0.020 0.015 0.025 0.00019 <0.0003

baku mutu 10 29 5.6 5.2 0.2 0.05 2 Sumber :PT Kobatin, 2011

Berdasarkan tabel diatas masih terlihat tingkat pencemaran udara yang

tinggi pada kegiatan operasional penambangan dan peleburan bijih timah,

dimana tempat yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara adalah di

tempat proses peleburan timah (smelter) dan pembangkit listrik ternaga

Page 91: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

101

dieselnya. Untuk mengurangi dampat pencemaran udara akibat peleburan timah

oleh perusahaan besar seperti Pt Kobatin mengunakan pendekatan teknologi

yang efisien baik ditinjau dari aspek operasional maupun pencegahan

pencemaran terhadap lingkungan seperti instalasi penangkap debu, instalasi

pemurnian serta melakukan perawatan mesin secara berkala dan membuat

cerobong (stack) .

Gambar 4.3 Upaya pemantauan Lingkungan pencemaran udara

pada lokasi tambang timah Sumber : PT Kobatin, 2013

Berdasarkan dari hasil survey dan pembagian kuesioner yang dilakukan

kepada masyarakat sekitar juga diketahui bahwa 52% responden merasa kondisi

udara semakin memburuk yang disebabkan oleh adanya kegiatan pertambangan

tersebut. Untuk lebih jelas mengenai hasil kuesioner tentang pengaruh kegiatan

tambang terhadap kondisi kualitas udara dapat di lihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Kualitas udara Akibat pertambangan

KUALITAS UDARA AKIBAT PERTAMBANGAN Presentase

A Baik 36

B Biasa saja 12

C Rusak 52

D Lainnya 0

Sumber : hasil observasi lapangan,2013

4.1.1.4 Dampak pada Kebisingan

Dampak pada kebisingan atau dampak pada tingkat kebisingan yang

terjadi di daerah pertambangan mempunyai pengaruh yang penting terhadap

kesehatan masyarakat sekitar, kenyamanan hidup masyarakat, pada binatang

ternak, satwa liar ataupun pada ekosistem alam. Dampak pada kebisingan

biasanya terjadi saat pertambangan sedang dilakukan maupun sewaktu sudah

berjalan akibat dari kebisingan pada manusia dapat mempengaruhi ketajaman

Page 92: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

102

pendengaran, menganggu pembicaraan, serta menganggu kenyaman. Tentunya

hal ini bila dibiarkan lama-kelamaan akan menjadi dampak yang buruk untuk

pekerja serta masyarakat sekitar kegiatan pertambangan.

Kebisingan yang timbul di tempat kerja pertambangan timah itu di

sebabkan oleh suara mesin di gravel pump, series pump, pontoon (beserta

pompanya) dan pembangkit listrik tenaga diesel yang dapat merusak

pendengaran untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini hasil tingkat

kebisingan di lingkungan kerja penambangan timah.

Tabel 4.10 Hasil pemantauan tingkat kebisingan lingkungan kerja

Lokasi NAB( dB) Hasil (dB)

Garage Koba

85

54,8

Palong Pungguk 77

Palong bembam north 1 78,8

Palong Kepuh north 1 78,5

Palong bembam south 1 78,1

Palong bembam east 76,7

Jig plant bembam 12 86,4

Dredge bembem 86,3

Workhsop koba 75,4

Electric koba 74

Welding shop koba 79,3

Grinding crucible 72,5

Area P dan W 66,9

EME W/S Bembem 78,6

Control room bembam power station 75,6

Area mesin Bemban power station 106,9

Control room koba power station 71,5

Area mesin electric koba power station 96,3

Control room koba power station 75,7

Area mesin koba power station 108,7

Sumber :PT Kobatin, 2011

Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi db

(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan

setiap 5 (lima) detik.

Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dencan cara

pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada

selang waktu 06.00 - 22. 00 dan aktifitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada

selang 22.00 - 06.00.

Page 93: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

103

Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan

menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam

hari paling sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh :

a L1 diambil pada jam 7.00 mewakli jam 06.00 - 09.00

b L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 - 11.00

c L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 - 17.00

d L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00.- 22.00

e L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 - 24.00

f L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 - 03.00

g L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 - 06.00

Keterangan :

a. Leq : Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan

Sinambung Setara ialah nilai tertentu kebisingan dari kebisingan yang

berubah-ubah (fluktuatif selama waktu tertentu, yang setara dengan tingkat

kebisingan dari kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang

sama. Satuannya adalah dB (A).

b. LTMS = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik

c. LS = Leq selama siang hari

d. LM = Leq selama malam hari

e. LSM = Leq selama siang dan malam hari.

Metode perhitungan:

(dari contoh)

LS dihitung sebagai berikut :

LS = 10 log 1/16 ( T1.10 01L5+.... +T4.1001L5) dB (A)

LM dihitung sebagai berikut :

LM = 10 log 1/8 ( T5.10 01L5 +.... +T7.1001L5) dB (A)

Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan sudah melampaui tingkat

kebisingan maka perlu dicari nilai LSM dari pengukuran lapangan. LSM dihitung

dari rumus :

LSM = 10 log 1/24 ( 16.10 01L5+.... +8.1001L5) dB (A)

Page 94: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

104

Tabel 4.11 Baku mutu Kebisingan Lingkungan dan kegiatan

Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Tingkat

Kebisingan dB (A)

A. Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan permukiman 2. Perdagangan dan jasa 3. Perkantoran dan perdagangan 4. Ruang terbuka/open space 5. Industri 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 7. Rekreasi 8. Khusus

- Bandar udara - Stasiun Kereta Api - Pelabuhan laut - Cagar budaya

55 70 65 70 70 60 70 - - 70 60

B. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah dan sejenisnya 3. Tempat ibadah dan sejenisnya

55 55 55

Sumber :Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-45/MENLH/11/1996

Melihat pada hasil diatas, tingkat kebisingan di lingkungan kerja dari

kegiatan pertambangan masih sangat tinggi, hal ini bila dibiarkan lama-kelamaan

tentu akan berdampak buruk diantara berdampak tuli pada pekerja di

pertambangan juga masyarakat yang tinggal di daerah kegiatan pertambangan

berlangsung, untuk mengurangi tingkat kebisingan yang tinggi maka pekerja

yang bekerja di lingkungan bising wajib mengunakan ear plug atau ear muff,

selain itu untuk mengendalikan kebisingan diantaranya dengan menutupi sumber

suara, atau mengunakan peredam suara agar suaranya melemah.

Berdasarkan dari hasil survey dan pembagian kuesioner yang dilakukan

kepada masyarakat sekitar juga diketahui bahwa 40% responden merasa

terganggu kebisingan yang disebabkan oleh adanya kegiatan pertambangan

tersebut. Untuk lebih jelas mengenai hasil kuesioner tentang pengaruh kegiatan

tambang terhadap tingkat kebisingan dapat di lihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Kualitas udara Akibat pertambangan

TINGKAT KEBISINGAN PERTAMBANGAN Presentase

A Baik 36

B Biasa saja 24

C Rusak 40

D Lainnya 0

Sumber : Hasil Observasi, 2013

Page 95: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

105

4.1.1.5 Dampak pada kualitas tanah

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk

kelangsungan hidup umat manusia, hubungan manusia dengan tanah bukan

hanya sekedar tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya

bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Pencemaran pada kualitas

tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan

merubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah

mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan

atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian

terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut

dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat

mencemari air tanah dan udara di atasnya. Untuk lebih jelasnya mengenai

dampak pencemaran tanah dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Kualitas tanah serta dampaknya terhadap manusia dan Lingkungan

Parameter yang diukur Dampak Terhadap Manusia Dampak Terhadap Lingkungan

Pemantauan Kualitas Tanah (tekstur tanah, kandungan bahan organik dan permeabilitas tanah)

Terjadinya longsor dan banjir menyebabkan kerugian pada manusia bahkan dapat menyebabkan kematian

1. erosi. Pada dasarnya erosi dapat menyebabkan menurunnya produktivitas lahan,

2. terganggunya keseimbangan ekosistem, dan 3. rusaknya lingkungan. Bila keadaan lebih

parah lagi akan terbentuk lahan kritis. 4. terbentuknya lapisan dengan kandungan

allumunium yang lebih tinggi, 5. menurunkan kandungan bahan organik,

unsur-unsur hara menjadi lebih rendah dan terbentuknya lapisan bawah yang lebih padat.

Rehabilitasi (reklamasi dan revegetasi) , seperti : Penggunaan & Luas lahan RTRW Provinsi / Kabupaten

1. Bencana banjir 1. Erosi 2. Banjir

Sumber : Evaluasi Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Tambang

Berdasarkan hasil analisis yaitu menguji sample tanah di laboratorium yang

dilakukan untuk melihat pH tanah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 4.14 Hasil uji Laboratorium Kualitas dan kuantitas tanah di Kecamatan Koba

parameter yang diukur

Sample

tanah 1 tanah 2 tanah 3 tanah 4

Tekstur kerikil berbatu pasir kasar Halus kerikil, kasar

PH 4,5 5 5,5 5,9

Kelembapan 70 60 50 40

Sumber : Hasil Analisis, 2014

Page 96: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

106

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada sample tanah yang diambil

untuk pH tanah masih sekitar 4,5-5,9. Dimana pH tanah sangat menentukan

pertumbuhan dan produksi tanaman untuk makanan ternak, bahkan berpengaruh

pula pada kualitas hijauan makanan ternak. PH tanah yang optimal bagi

pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0

dimana sample pada tanah 4. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada

umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya

ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah

dari 4.0 pada umumnya akan berdampak secara fisik merusak sistem perakaran,

terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi

terhambat. Tanaman makanan ternak yang ditanam pada tanah yang memiliki

pH rendah biasanya juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil sehingga

daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan magnesium.

Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap

pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur

hara dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.

4.1.2 Pengupasan Top Soil

Kegiatan pertambangan akan menghasilkan dampak yang bersumber dari

proses pertambangan, dalam pengupasan top soil ini merukana proses

pertambangan yang akan memberikan dampak, karena sebelum dilakukan

kegiatan eksplorasi tambang timah dilakukan penggalian terlebih dahulu yakni

pengupasan (stripping) tanah penutup yang merupakan tahap awal dari aktivitas

penggalian bijih timah Akibat yang ditimbulkan dari pengupasan tanah penutup,

akan menyebabkan hilangnya lapisan tanah pucuk (unsur hara) yang baik untuk

pertanian. Setelah dilakukan pengupasan tanah penutup kemudian baru

dilakukan penggalian bijih timah.

Page 97: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

107

Gambar 4.4 Proses pengupasan tanah oleh Alat berat

Sumber : Evaluasi Lingkungan Hidup Akibat Kegiatan Tambang

Gambar 4.5

Pengupasan tanah untuk pertambangan timah Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

4.1.3 Analisis Topografi wilayah

Keadaan topografi Kecamatan Koba sebagian besar bahkan hampir

keseluruhan wilayah Kecamatan Koba mempunyai relief/bentang alam berupa

daratan yang datar dengan kemiringan 0 – 3%. Kelas kemiringan lereng di

Kecamatan Koba diklasifikasikan menjadi kelas datar, landai, agak curam,

curam, dan sangat curam. Adapun klasifikasi tersebut seperti dibawah ini:

• 0 - 8 % : Datar

• 8 -15 % : Landai

• 15 - 25 % : Agak curam

• 25 - 40 % : Curam

• > 40 % : Sangat curam

Page 98: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

108

Berdasarkan klasifikasi tersebut keadaan topografi di Kecamatan Koba

didominasi oleh kelas kelerengan datar (0-8%) seluas 28.715,17 ha, diikuti oleh

kelas kelerengan landai (8-15%) seluas 10.440,76 ha.

Berdasarkan topografis, letak wilayah Kecamatan Koba rata-rata pada

ketinggian 0-20 mdpl, dengan luas 39.156,11 Ha. Karena merupakan wilayah

dataran rendah dan juga merupakan daerah pesisir. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15 Ketinggian Kecamatan Koba

No Desa/ Kelurahan Ketinggian dari

permukaan laut (m) Luas kriteria

1 Nibung 13,3 7.409,73 Landai

2 Koba 9,7 407,54 Landai

3 Simpang Perlang 9,7 716,03 Landai

4 Padang Mulia 5,5 3.175,34 Datar

5 Berok 3,5 290,33 Datar

6 Arum Dalam 11,5 1.907,46 Landai

7 Guntung 3,4 8.397,91 Datar

8 Terentang III 2,9 9.037,44 Datar

9 Penyak 2,7 5.857,74 Datar

10 Kurau 2,6 1.304,46 Datar

11 Kurau Barat 2,7 651,95 Datar Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2012

Luas kelas kemiringan lereng pada masing-masing arahan fungsi lahan

adalah sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.16

Tabel 4.16

Luas Kecamatan Koba Menurut Kemiringan No Kelas Luas (ha)

1 Datar 28.715,17

2 Landai 10.440,76

Jumlah 39.155,93

Sumber: hasil analisis, 2013

4.1.4 Analisis Hidrologi

Hidrogeologi terdiri dari air dangkal (permukaan) dan air tanah dalam.

Kondisi hidrologi Kecamatan Koba terdiri dari Akuifer Produktif artinya sumber

mata airnya lebih banyak, karena berada pada kontur rendah, Akuifer

Produktifitas Sedang dan rendah.

Page 99: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

109

a. Air Tanah Dalam

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat di perdesaan di

Kecamatan Koba secara umum masih dapat memanfaatkan air tanah. Air tanah

dangkal dapat dimanfaatkan dengan mudah dengan membuat sumur gali

Potensi Air tanah secara kuantitatif (debit, liter/detik) namun dari segi

pemanfaatan yang ada saat ini menunjukan hampir seluruh masyarakat masih

mengandalkan sumber air tanah sebagai satu-satunya sumber air bersih mereka.

Akan tetapi lama-kelamaan karena adanya pertambangan timah sumber air

tanah di beberapa lokasi di Kecamatan Koba terlihat kondisinya yang semakin

memburuk dan tidak layak pakai karena tercemar. Dengan semakin terbatasnya

potensi air tanah dalam atau sumur di Kecamatan Koba sehingga masyarakat

beralih mengunakan potensi sumberdaya air lainnya seperti air kolong dan air

sungai.

Gambar 4.6 Kondisi Sumur / Air tanah dalam di Kecamatan Koba

Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

b. Air Permukaan (Dangkal)

Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir dipermukaan seperti

mata air, danau, sungai dan rawa. Sumber daya air permukaan Kecamatan Koba

terdiri dari air sungai, Rawa dan air kolong. Sampai saat ini air permukaan

merupakan sumber air utama yang dimanfaatkan oleh penduduk. Kecamatan

Koba mempunyai 3 (Tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu; DAS Berok, DAS

Guntung, dan DAS Kurau.

Page 100: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

110

Tabel 4.17 Sungai yang ada di Kecamatan Koba

No Desa/ Kelurahan Nama Sungai Panjang Sungai

1 Nibung - -

2 Koba - -

3 Simpang Perlang - -

4 Padang Mulia - -

5 Berok Sungai Berok 23000

6 Arum Dalam - -

7 Guntung Sungai Guntung 7000

8 Terentang III - -

9 Penyak - -

10 Kurau Sungai Kurau 42000

11 Kurau Barat -- - Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2012

Gambar 4.7 Kondisi Sungai di Kecamatan Koba

Sumber : Hasil observasi Lapangan,2013

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kecamatan koba, selain

masyarakat mengunakan sungai untuk mandi, Cuci, dan Kakus potensi sumber

daya air bersih lainnya yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Koba

adalah memanfaatkan kolong-kolong. Untuk pemanfaatan air kolong menjadi air

baku perlu dikelola dengan mempertimbangkan azaz konservasi serta

lingkungan. Kerusakan akibat perubahan lahan seperti daerah kawasan lindung

atau kawasan perkebunan berubah menjadi daerah pertambangan jelas akan

berdampak buruk terhadap kelestarian air kolong dengan terjadinya

bertambahnya pelumpuran, berkurangnya daya serap air tanah sehingga

pasokan air tanah berkurang dan lain sebagainya. Dimana di kecamatan koba

Page 101: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

111

terdapat 3 kolong yang masyarakatnya mengunakan air kolong tersebut untuk

keperluan air minum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.18 Sumber air minum di Kecamatan Koba

Sumber Luas Panjang

(m²) Kedalaman(m) Volume (m³)

Kolong Nibung 97.944.906 4,8 470.135,55

Kolong Nadi 3 786.880.000 5,04 3.965.875,20

Kolong Nadi 4 1.236.781.625 5 6.183.908,13

Jumlah 10.619.918,88 Sumber : RTRW Kabupaten Bangka Tengah, 2012

Sistem Penyediaan Air Bersih untuk Kecamatan Koba dapat

memanfaatkan sumber Air dari Kolong Nibung, kolong nadi 3 dan nadi 4. Lokasi

kolong ini dekat dengan jalan raya dan pemukiman penduduk. Kondisi di

lapangan adalah warga memanfaatkan kolong ini sebagai sumber air bersih

selama musim kemarau. Tetapi harus ada upaya pencegahan pencemaran

terutama yang berasal dari aktifitas Tambang Inkonvensional (TI) apung, karena

sangat berperan dalam menimbulkan kerusakan dan pencemaran.

4.1.5 Analisis tingkat Erosi

Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah

dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Erosi

menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk

pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap

dan menahan air. Tanah yang terangkut nantinya akan diendapkan di tempat lain

misalnya di dalam sungai, waduk, danau, saluran irigasi, diatas tanah pertanian

dan sebagainya. Endapan tersebut akan menyebabkan pendangkalan sungai,

waduk, danau dan saluran-saluran irigasi lainnya. Pendangkalan sungai dan

peningkatan jumlah aliran air permukaan dapat menyebabkan terjadinya banjir.

Secara umum, terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (terutama

intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah dan lainnya. Pengaruh iklim

terhadap erosi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsung

erosi adalah melalui tenaga kinetis hujan, terutama intensitas dan diameter butir

hujan. Pada hujan yang intensif dan berlangsung dalam waktu pendek, erosi

yang terjadi biasanya lebih besar daripada hujan dengan intensitas lebih kecil

dengan waktu hujan lebih lama. Karakteristik tanah yang mempengaruhi erosi

Page 102: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

112

adalah tekstur tanah, unsur organik, struktur tanah, dan permeabilitas tanah.

Faktor topografi yang memberikan kontribusi terhadap erosi adalah kemiringan

lereng dan panjang lereng. Kedua faktor topografi tersebut penting untuk

terjadinya erosi karena faktor tersebut menentukan besarnya kecepatan dan

volume air larian. Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah

melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, menurunkan kecepatan

dan volume air larian, menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya melalui

sitem perakaran dan seresah yang dihasilkan, dan mempertahankan

kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air (Asdak, 2002).

4.1.5.1 Analisis Jenis tanah dan Kepekaan terhadap erosi

Pengolahan data jenis tanah adalah dengan pendekatan terhadap

kepekaan jenis tanah tertentu terhadap tingkat laju erosi. Tanah memiliki struktur

dan porositas yang mampu menahan laju aliran permukaan (surface run off)

yang berbeda antara jenis tanah satu dengan lainnya. Semakin kuat jenis tanah

menahan laju aliran permukaan maka kepekaannya semakin rendah, sebaliknya

semakin rendah jenis tanah akan tingkat laju erosi maka kepekaannya semakin

tinggi.

1) Jenis Tanah Entisols (Hydraquents dan Udipsamments)

Entisols (Fluvisols, Gleysols, Arenasols, Regosols, Alluvial). Kelompok besar

yang masuk ke dalam subordo Aquents (Gleysols, Fluvisols), adalah:

Sulfaquents, Fluvaquents, Tropaquents, Psammaquents, Haplaquents, dan

Hydraquents. Kelompok besar dari ordo Fluvents (Fluvisols), adalah

Xerofluvents/ Terrofluvents, Ustifluvents, Tropofluvents, dan Udifluvents.

Dalam sistem klasifikasi tanah nasional Entisols setara dengan Aluvial

Kelabu atau Aluvial Hidromorf dan Regosol.

Analisis tanah Entisols menunjukkan bahwa jenis tanah ini bergantung pada

komposisi bahan endapan yang membentuknya. Entisols memiliki kelas

besar butir yang sangat bervariasi, dari berliat dengan kandungan liat tinggi

(54-69%), sampai berlempung dengan kandungan debu tinggi (39-53%).

Reaksi tanah Aquents biasanya masam sampai agak masam (pH 4,7-6,6),

dan Fluvents cenderung masam sampai agak masam (5,0-6,5). Kandungan

bahan organik juga bervariasi, seperti pada Aquents, kandungannya sedang

sampai tinggi di seluruh lapisan. Kandungan P-potensial (P2O5 ekstraksi

25% HCl) bervariasi, sebagian sangat rendah sampai rendah, dan sebagian

Page 103: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

113

sedang sampai tinggi. Demikian juga K-potensial (K2O ekstraksi 25% HCl),

banyak yang kandungannya sedang sampai tinggi di seluruh lapisan. Namun

sebagian juga bervariasi sangat rendah sampai rendah, baik di lapisan atas

maupun bawah.

Jumlah basa yang dapat ditukar dan kejenuhan basa (KB) juga bervariasi,

sebagian tergolong rendah, dan sebagian sedang sampai tinggi di seluruh

lapisan. Kapasitas tukar kation tanah (KTK) umumnya rendah sampai

sedang, atau sedang sampai tinggi di seluruh lapisan. Lapisan atas

umumnya mem-punyai jumlah basa dapat ditukar, KTK, dan KB lebih tinggi

daripada lapisan bawah. Dengan demikian, potensi kesuburan alami Entisols

sangat bervariasi, bergantung pada komposisi bahan, dari rendah sampai

tinggi.

2) Jenis Tanah Ultisols (Hapludults)

Ultisols (Podzolic). Dalam klasifikasi tanah nasional, Ultisols setara dengan

Podsolik Merah Kuning.

Data analisis tanah yang berasal dari berbagai wilayah menunjukkan,

bergantung pada bahan induk (batu liat atau batu pasir), Ultisols memiliki

butir yang bervariasi dari berlempung halus (17-35% liat) sampai berliat (37-

55% liat), reaksi tanah sangat masam sampai masam (pH 4,1-4,8).

Kandungan bahan organik di lapisan atas yang tipis (8-12 cm) umumnya

rendah sampai sedang, dan di lapisan bawah sebagian besar sangat

rendah, dengan rasio C/N tergolong rendah (5-10). Kandungan P-potensial

sangat rendah, dan K-potensial ber-variasi sangat rendah sampai rendah,

baik di lapisan atas maupun lapisan bawah. Jumlah basa-basa dapat ditukar

tergolong sangat rendah di seluruh lapisan, kecuali di lapisan atas yang

umumnya rendah. Ion K hanya berkisar antara 0,00-0,10 cmol (+)/kg tanah.

KTK tanah di semua lapisan termasuk rendah dan KB sebagian terbesar

sangat rendah (20% atau kurang), kecuali di lapisan atas yang termasuk

rendah sampai sedang (21-51%). Potensi kesuburan alami Ultisols

disimpulkan sangat rendah sampai rendah.

3) Jenis Tanah Oxisols (Hapludox)

Oxisols (Ferrasols, Gleysols, Latosol). Dalam peta tanah dunia FAO,

Oxisols disetarakan dengan Ferrasols untuk Amerika Selatan dan Afrika.

Page 104: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

114

Dalam klasifikasi tanah nasional Oxisols setara dengan Lotosol Merah dan

Lateritik.

Analisis terhadap jenis tanah ini menunjukkan bahwa Oxisols termasuk

bertekstur liat sampai liat berat, yang kandungan fraksi liatnya dapat sangat

tinggi (80-91%). Reaksi tanah bervariasi, sebagian pada Hapludox dan

Kandiudox sangat masam sampai masam (pH 3,9-4,9), sebagian lagi pada

Eutrudox bereaksi masam (pH 5,1-5,5), dan pada Acrudox bereaksi netral

(pH 6,7-7,1). Kandungan bahan organik lapisan atas yang sedikit agak tebal

(12-25 cm) sebagian rendah dan sebagian lagi sedang sampai tinggi, tetapi

pada lapisan bawah berangsur menurun menjadi sangat rendah sampai

rendah. Rasio C/N tergolong rendah (6-10). Kandungan P dan K-potensial di

lapisan atas dan bawah hampir semuanya sangat rendah. Rata-rata

kandungan K2O pada sebagian pedon lebih besar dari pada P2O5. Jumlah

basa-basa dapat ditukar termasuk sangat rendah, KTK tanah sebagian

besar rendah, dan KB-nya sangat rendah. Kecuali pada Eutrudox, jumlah

basa dapat ditukar dan KTK tanah rendah sampai sedang, dan KB-nya

tergolong sedang (40-60%). Dengan demikian, potensi kesuburan alami

Oxisols sebagian besar termasuk sangat rendah sampai rendah, sebagian

lagi (Eutrudox) rendah sampai sedang.

Pengolahan data jenis tanah merupakan pendekatan terhadap tingkat laju

erosi. Tanah memiliki struktur dan porositas yang mampu menahan laju aliran

permukaan (surface run off) yang berbeda antara jenis tanah satu dengan

lainnya. Semakin kuat jenis tanah menahan laju aliran permukaan maka

kepekaannya semakin rendah, sebaliknya semakin rendah jenis tanah akan

tingkat laju erosi maka kepekaannya semakin tinggi.

Tabel 4.19 Klasifikasi Kepekaan Jenis Tanah terhadap Erosi

No Kelas

Tanah Jenis Tanah

Klasifikasi

Kepekaan

1 1 Aluvial, glei planosol, hidomorf kelabu, laterita air tanah Tidak peka

2 2 Latosol Agak peka

3 3 Brown forest soil, noncalsic brown, mediteran Kurang peka

4 4 Andosol, Laterit, Grumusol, Podsol, Podsolik Peka

5 5 Regosol,Litosol, Organosol, Renzina Sangat Peka

Sumber: hasil analisis, 2013

Page 105: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

115

Tabel 4.20 Analisis Tingkat Kepekaan Erosi Menurut Jenis Tanah di Kecamatan Koba

No Jenis Tanah Jenis Tanah Kepekaan

1 Entisols (Hydraquents dan Udipsamments)

Aluvial Kelabu Tidak Peka

Regosol Sangat Peka

2 Inceptisols (Endoaquepts) Aluvial Tidak Peka

Glei Humus Tidak Peka

3 Oxisols (Hapludox) Latosol Merah Agak Peka

4 Ultisols (Hapludults) Podsolik Merah Kuning Peka Sumber: hasil analisis, 2013

Tabel 4.21 Jenis Tanah di Kecamatan Koba

No NAMA DESA JENIS TANAH LUAS

1 Kurau timur Udipsamments 912,1341

2 Kurau timur Endoaquepts 331,4685

3 Penyak Udipsamments 1496,677

4 Penyak Endoaquepts 1181,476

5 Penyak Hapludox 1529,208

6 Terentang Udipsamments 420,5694

7 Terentang Endoaquepts 1468,036

8 Terentang Hapludox 5019,098

9 Guntung Endoaquepts 797,383

10 Guntung Hapludox 6982,99

11 Arung Dalam Hapludox 1912,242

12 Padang Mulia Hapludox 3920,597

13 Koba Hapludox 770,0982

14 Nibung Endoaquepts 401,2776

15 Nibung Hapludox 3148,612

16 Kurau Udipsamments 455,1279

17 Kurau Endoaquepts 124,1263

18 Simpang Perlang Hapludox 2563,149 Sumber : Bappeda, 2012

Tabel 4.22 Sebaran Jenis Tanah di Kecamatan Koba No Jenis Tanah Luasan (Ha)

1 Endoaquepts 4303,77

2 Hapludox 25846

3 Udipsamments 3284,51 Sumber: hasil analisis, 2013

Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran jenis tanah di kecamatan koba

dapat dilihat pada gambar 4.8 peta sebaran jenis tanah dan gambar 4.9 peta

sebaran rawan bencana.

Page 106: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

116

Gambar 4.8

Peta Sebaran Jenis Tanah

Page 107: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

117

Gambar 4.9

Peta Sebaran Rawan Bencana

Page 108: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

118

4.1.5.2 Analisis Tipe Iklim dan Intensitas Curah Hujan

Analisis tipe iklim dilakukan untuk melihat kondisi klimatologi di Kecamatan

Koba Bangka Tengah. Mengacu pada klasifikasi iklim menurut Oldeman

berdasarkan pada banyaknya bulan basah yaitu > 200 mm/bulan dan bulan

kering yaitu < 100 mm/bulan, wilayah Kecamatan Koba termasuk dalam zona

Agroklimat B2, dengan jumlah 8 bulan basah dan 2 bulan kering. Sedangkan

berdasarkan intensitas curah hujannya (I) yang dihitung berdasarkan curah hujan

rata-rata dalam satu tahun dan hari hujannya, dengan rumus:

I = Curah hujan

CH =Curah hujan rata-rata dalam satu tahun

HH =Hari hujan rata-rata dalam satu tahun

Curah hujan Kecamatan Koba Rata-rata curah hujan di Kecamatan Koba

berkisar antara 241,6 mm/tahun. Dengan intensitas curah hujan yang rendah

yaitu 18 mm/hari,

Tabel 4.23 Klasifikasi Zona Agroklimat Menurut Oldeman

No Zona Klasifikasi Bulan Basah Bulan Kering

1 A A1 10 - 12 Bulan 0 - 1 Bulan

A2 10 - 12 Bulan 2 Bulan

2 B B1 7 - 9 Bulan 0 - 1 Bulan

B2 7 - 9 Bulan 2 - 3 Bulan

B3 7 - 8 Bulan 4 - 5 Bulan

3 C C1 5 -6 Bulan 0 - 1 Bulan

C2 5 -6 Bulan 2 - 3 Bulan

C3 5 -6 Bulan 4 - 6 Bulan

C4 5 Bulan 7 Bulan

4 D D1 3 - 4 Bulan 0 - 1 Bulan

D2 3 - 4 Bulan 2 - 3 Bulan

D3 3 - 4 Bulan 4 - 6 Bulan

D4 3 - 4 Bulan 7 - 9 Bulan

5 E E1 0 - 2 Bulan 0 - 1 Bulan

E2 0 - 2 Bulan 2 - 3 Bulan

E3 0 - 2 Bulan 4 - 6 Bulan

E4 0 - 2 Bulan 7 - 9 Bulan

E5 0 - 2 Bulan 10 - 12 Bulan

Sumber: http://mbojo.wordpress.com, 2012

I = CH/ HH

Page 109: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

119

Tabel 4.24 Klasifikasi Intensitas Curah Hujan

No Klasifikasi Intensitas

Curah Hujan Intensitas Curah Hujan Klasifikasi

1 1 < 13,6 Sangat rendah

2 2 13,6 – 20,7 Rendah

3 3 20,7 – 27,7 Sedang

4 4 27,7 – 34,8 Tinggi

5 5 > 34,8 Sangat Tinggi

Sumber: http://mbojo.wordpress.com, 2012

Gambar 4.8 Jumlah Hari Hujan di Kecamatan Koba dalam setahun

Sumber : Data Curah Hujan dari Tabel 4.19

Tabel 4.25

Curah Hujan dan suhu udara Kecamatan Koba

Bulan Curah Hujan Suhu Udara

Jumlah (mm)

Hari Hujan (Hari)

Rata-Rata Min Max

Januari 253,1 27 26 23,6 29,9

Febuari 309,9 16 26,2 23,3 30,4

Maret 228,5 25 26,1 23,4 30,5

April 356,2 23 26,6 23,7 30,8

Mei 343,9 23 27,2 24,2 31,5

Juni 271,6 15 27,3 24,4 31,2

Juli 91,1 10 27,2 24,2 30,9

Agustus 43,6 5 27,7 24,4 31,6

September 78,6 4 28,1 24,5 32,3

Oktober 301,9 20 27,1 24,2 31,4

27

16

25 23 23

1510

5 4

20 1924

hari hujan (hari)

hari hujan (hari)

Page 110: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

120

Bulan Curah Hujan Suhu Udara

Jumlah (mm)

Hari Hujan (Hari)

Rata-Rata Min Max

November 351,9 19 26,7 23,9 31

Desember 268,5 24 26,1 23,8 29,9

Rata-rata 241,6 18 26,9 24 31

2010 287,03 22 26,9 24,1 31,2

2009 155,43 17 27,3 24,7 31,2

2008 177,1 18 26,7 23,6 30,9 Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2012

Tabel 4.26 Tipe Iklim Kecamatan Koba

No Tahun Jumlah Hari

hujan

Intensitas Curah hujan

1 2008 177,1 18 2 2009 155,43 17 2 2010 287,03 22 3 2011 241,6 18 Rata-Rata 18,75

Zona Agroklimat Kecamatan Koba termasuk dengan intensitas curah hujan (I) termasuk dalam

kategori rendah Sumber : Hasil Analisis, 2013

Tabel 4.27

Lamanya penyinaran matahari di Kecamatan Koba

Bulan Angin Rata-Rata

Penyinaran Matahari

Rata-Rata Kec Angin

Arah Terbanyak Kecepatan Maksimal Arah

Januari 3,3 BL 10,4 U 33,8

Febuari 3 BL 11 U 53

Maret 2,2 BL 9 U 35,3

April 2 BL 8,2 43,1

Mei 2,6 TGR 9 T 59,7

Juni 4,1 TGR 10,3 TGR 59,9

Juli 5,1 TGR 10,7 TGR 71,9

Agustus 6,1 TGR 12,2 T 89

September 6,1 TGR 13 T 82,8

Oktober 2,9 TGR 9 T 59,5

November 1,5 BD 7 CALM 47,5

Desember 1,5 BL 7 BL 24,5

Rata-Rata 3,37 9,73 54,97

2010 2,5 8,9 43,3

2009 3,5 10,7 56

2008 3,5 10,3 49,3

Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2012

Page 111: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

121

4.1.6 Analisis Kesesuaian Lahan KP Pertambangan Timah

Kajian mengenai dampak pertambangan timah tentu melihat lahan

pertambangan di kawasan tersebut, dimana sesuai untuk pengembangan

kegiatan tertentu bila kegiatan atau penggunaan lahan yang dikembangkan

tersebut memiliki produktivitas optimal dengan input yang minimal

Dalam analsis sesuaian lahan perlu adanya tahapan pertama/overlay

(metode tumpang tindih) berdasarkan pada ovelay pada tiap-tiap penggunaan

lahan, hasil overlay ini adalah peta kesesuaian lahan . Hasil peta overlay ini akan

dioverlay dengan kondisi eksisting. Adapun proses overlay tersebut adalah

sebagai berikut : Proses overlay (tunpang tindih) ini dilakukan pada kondisi fisik

dasar dengan data yang tersedia dan berdasarkan pada kriteria kesesuaian

lahan tiap penggunaan lahan.

Gambar 4.9 Superimpose Kawasan kajian dampak Pertambangan Timah

I B T

I I I T

B I B B

T T B T

Analisis overlay di Kecamatan Koba terdapat beberapa peruntukannya

antara lain menentuan kawasan pertambangan di Kecamatan koba apakah di

izinkan apa tidak diizinkan dan bagaimana rekomendasinya. Terdapat beberapa

SPL yang berdasarkan pada kawasan pertambangan, pengunaan lahan dan

ditinjau dari pola ruang . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.12

Peta pertambangan, dan gambar 4.13 peta pegunaan lahan

I = dizinkan

B = bersyarat / terbatas

T = tidak diizinkan

Pertambangan

Penggunaan Lahan

Pola Ruang

Overlay 1

Overlay 2

Page 112: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

122

Gambar 4.12

Peta Pertambangan

Page 113: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

123

Gambar 4.13

Peta Pegunaan Lahan

Page 114: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

124

Tabel 4.28 Hasil Analisis Overlay 1 (Pertambangan dan Pengunaan Lahan)

SPL Overlay 1

1,3,5,9,11,16,18,20,22,23,28,29,31,32,35,36,38,43,47,48,49,51,55,56,57,64,65,66,67,70,72,73,76,77,81,83,84,85,90,91,92,93,96,97,98,9

9,104,105,110,111 Bersyarat

4,6,7,8,10,13,14,15,17,19,21,24,25,26,27,30,33,34,37,39,40,41,42,44,45,46,50,52,53,54,58,59,60,61,62,63,71,74,75,78,79,80,82,86,87,8

8,89,94,95,100,101,102,103,106,107,108,109 Diizinkan

2,12,68,69 tidak diizinkan

Sumber : hasil analisis, 2013

Berdasarkan tabel ovelay 1, yaitu kawasan pertambangan di gabungkan

dengan pegunaan lahan maka di dapatkan hasil di KP pertambangan timah

bahwa untuk kawasan yang pengunaan lahannya adalah permukiman, kawasan

hutan lindung, atau badan air lainnya tidak diizinkan untuk dilakukan

pertambangan, sedangkan untuk kawasan yang berdasarkan pengunaan

lahannya berupa hutan lahan kering, pertanian, perkebunan itu bersyarat

dilakukan pertambangan, bersyarat dalam arti bisa ditambang dalam luasan

lahan yang terbatas, juga berdasarkan kebijakan pemerintah apakah diizinkan

atau tidak diizinkan karena harus dilihat apakah itu merupakan lahan warga yang

dapat merugikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kriteria penentuan

kawasan yang diizinkan, bersyarat, atau tidak dizinkan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 4.14 peta hasil overlay 1 (pertambangan dan

pengunaan lahan)

Tabel 4.29 Kriteria penentuan kawasan overlay

Kriteria Kawasan hasil overlay 1 (pertambangan dan pengunaan lahan)

Bersyarat Diizinkan Tidak diizinkan

Hutan lahan kering, perkebunan, pertanian lahan kering

Lahan terbuka, semak belukar, semak belukar rawa

Hutan lindung, permukiman, Badan air

Kriteria Kawasan hasil overlay 2 (Kesesuaian lahan

Bersyarat Diizinkan Tidak diizinkan

Kawasan perternakan, hutan produksi,

Pertambangan, lahan basah/ rawa, Permukiman, kolong

Sumber : Hasil diskusi, 2013

Page 115: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

125

Gambar 4.14

Peta Hasil Overlay 1

Page 116: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

126

Tabel 4.30

Hasil analisis overlay 2 (kesesuaian lahan) SPL overlay 2

6,23,27,32,53,55,56,72,81,91,102,106,108,113,125,127,129,200,206,207,210,214,216,217,221,236,237,245,254,260,261,270,271,272,273,276,277,284,285,286,306,307

Bersyarat

1,2,3,4,5,7,9,10,11,12,13,14,15,24,25,26,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,54,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,73,74,75,76,77,78,79,80,82,83,4,85,86,87,88,89,90,92,93,94,95,96,101,103,104,105,107,110,111,112,114,115,116,117,118,119,120,121,122,123,124,126,128,130,131,132,133,134,135,136,137,138,140,141,142,143,144,145,148,159,160,168,169,171,172,174,175,184,185,186,187,188,189,190,191,194,195,196,197,198,199,201,208,209,211,212,213,215,218,219,220,222,224,225,226,227,228,229,230,231,232,233,234,235,238,239,240,241,242,243,244,246,247,248,249,250,251,252,253,255,256,257,258,259,262,263,264,265,266,267,274,275,278,279,280,281m182,283,287,288,289,290,291,292,293,294,295,296,297,298,299,300,301,302,303,304,305,308,309,310,311,312,313,314,315,316,317,318,319,322,323,326,327,330,331,332,333,334,335,336

Dizinkan

8,16,17,18,19,20,21,22,28,29,30,3197,98,99,100,109,139,146,147,149,150,151,152,153,154,155,156,157,158,161,162,163,164,165,166,167,170,173,176,177,178,179,180,181,182,183,192,193,202,203,204,205,223,268,320,321,324,325,328,329,

tidak diizinkan

Sumber : hasil analisis, 2013

Berdasarkan tabel tersebut dihasilkan kesesuaian lahan KP Pertambangan

timah di Kecamatan. Kesesuian lahan tersebut didapatkan dengan pegabungan

2 peta yaitu peta overlay 1 digabungkan dengan peta pola ruang kecamatan

koba, dimana peta overlay 1 tersebut didapatkan berdasarkan gabungan peta

kawasan pertambangan dengan peta pengunaan lahan di kecamatan koba, dari

hasil kesesuaian lahan tersebut diketahui bahwa sebagian KP Pertambangan

timah di Kecamatan koba tidak izinkan untuk dilakukan pertambangan seluas

1937,420 Ha, karena KP tersebut tidak sesuai dengan pola ruang yang ada

dikawasan tersebut seperti kawasan pertambangan yang berada di kawasan

permukiman atau di kawasan lindung sehingga tidak boleh dilakukan

pertambangkan sehingga pemerintah harus mentindaklanjuti atau bersikap tegas

bila dilakukan pertambangan di kawasan tersebut.

Dari kesesuaian lahan tersebut juga di ketahui 1750,152 ha, merupakan

kawasan bersyarat karena kawasan tersebut merupakan kawasan hutan

produksi, kawasan perternakan sehingga bersyarat untuk dilakukan

pertambangan dalam jumlah besar sesuai kebijakan yang diizinkan pemerintah

seperti adanya reklamasi atau adanya timbal balik . Selain itu dari kesesuaian

Page 117: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

127

lahan juga diketahui sebesar 8071,076 ha, merupakan kawasan yang boleh

ditambang karena merupakan kawasan lahan kosong yang tidak dimanfaatkan

yang boleh dilakukan tetapi hal tersebut tidak luput dari amdal yang baik.

Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran hasil overlay 2 dapat dilihat pada

gambar 4.15 peta pola ruang, dan pada gambar 4.16 peta overlay 2 Kesesuaian

lahan

4.1.7 Pengembangan Infrastuktur pertambangan

Kegiatan pertambangan dan pasca pertambangan tidak hanya memberikan

dampak buruk saja terhadap lingkungan, tetapi dapat memberikan manfaat yang

dapat dilihat diantaranya perkembangan sarana dan prasarana seperti jalan,

infrastuktur yang semakin berkembang, juga dapat dimanfaatkan lahan pasca

pertambangan yang sudah di reklamasi menjadi produktif.

a. Pembangunan jalan baru

Ada banyak jalan raya baru yang sengaja dibangun untuk memudahkan

transportasi perusahaan tambang timah, biasanya jalan baru itu untuk membuka

lahan menuju ke areal pertambangan atau untuk menuju ke pesisir sungai untuk

memudahkan pengangkutan timah ke kapal dan dibawa mengunakan

transportasi laut. Pembangunan jalan ini akhirnya dapat memudahkan

masyarakat untuk mengaksesnya, biasanya pula jalan-jalan baru yang dibangun

untuk memudahkan membawa timah, agar tidak terganggu, namun jalan baru ini

dapat juga digunakan masyarakat setempat gratis dan tanpa izin

Page 118: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

128

Gambar 4.15

Peta Pola Ruang

Page 119: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

129

Gambar 4.16

Peta Overlay 2

Page 120: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

130

Gambar 4.10

Proses Pembangunan jalan baru untuk memudahan akses pertambangan Sumber : hasil observasi lapangan, 2013

Tabel 4.31

Kondisi Jalan di Kecamatan Koba Kondisi jalan 2010 2011

Diaspal 92,3 33,64

Kerikil 21

Tanah 4,5 15,65

Baik 105 32,78

Sedang 10 3,31

Rusak 2.8 6,27

Rusak berat 4,93 Sumber : Kecamatan dalam angka, 2012

Adanya jalan yang rusak di kecamatan Koba dikarenakan banyaknya truk

milik perusahaan timah ataupun truk milik perusahaan swasta yang berselweran

dijalan tersebut, berdasarkan dari hasil survey dan pembagian kuesioner yang

dilakukan kepada masyarakat sekitar juga diketahui bahwa 42% responden

merasa terganggu dari rusaknya jalan yang disebabkan oleh adanya kegiatan

pertambangan tersebut. Untuk lebih jelas mengenai hasil kuesioner tentang

pengaruh kegiatan tambang terhadap tingkat kebisingan dapat di lihat pada

Tabel 4.32

Tabel 4.32 Kondisi jalan akibat pertambangan

KONDISI JALAN AKIBAT PERTAMBANGAN Presentase

A Baik 48

B Biasa saja 10

C Rusak 42

D Lainnya 0

Sumber : Hasil observasi lapangan, 2013

Page 121: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

131

Tabel 4.33 Kondisi Infrastuktur akibat pertambangan

Sumber : Hasil observasi lapangan, 2013

b. Produksi timah

Kegiatan pertambangan timah di kecamatan koba merupakan sumber daya

alam yang cukup melimpah dalam sebulan saja perusahaan swasta PT Kobatin

dapat menghasilkan produksi kurang lebih 500 ton perbulan, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 4.34

Tabel 4.34 Produksi timah juli- september 2012 (ton)

No Produksi Juli 2012 Augustus 2012 September 2012 1 Bijih timah 618,2 516 434,9 2 Logam ingots 711,3 546,2 376,6

Sumber : PT Kobatin, 2012

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa produksi timah di

kecamatan koba cukup melimpah, akan tetapi semakin lama kelamaan

produksinya akan menurun bila tidak dilakukan pertambangan baru, hal ini

tentunya harus ditinjaklanjuti secara tegas karena akan menimbulkan

pertambangan secara besar-besaran untuk menutupi kekurangan produksi,

kekurangan produksi ini juga dapat mempengaruhi pendistribusian logam timah,

pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di

luar negeri atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar

domestik. Negara tujuan ekspor logam Timah antara lain adalah wilayah Asia

Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan Singapura, wilayah Eropa

meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta Amerika dan

Kanada.

4.1.8 Pengembangan pertambangan

Kegiatan pertambangan dan pasca pertambangan tidak hanya memberikan

dampak buruk saja terhadap lingkungan, tetapi dapat memberikan manfaat yang

dapat dirasakan setelah kegiatan pertambangan itu selesai, diantaranya

memanfaatkan lahan pasca pertambangan yang telah direklamasi.

KONDISI INFRASTUKTUR AKIBAT PERTAMBANGAN Presentase

A Baik 50

B Biasa saja 12

C Rusak 38

D Lainnya 0

Page 122: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

132

387.70

288.10304.20

237.54 239.13

137.00

215.50 208.73

219.79208.86

520.00

397.60

73.85

152.70

44.36

107.13

110.80

228.50

267.71

639.40

-

1 0 0

2 0 0

3 0 0

4 0 0

5 0 0

6 0 0

7 0 0

76-90 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

5

Reklamasi pasca tambang timah dilakukan pada PT Kobatin atau

pemerintah mengupayakan agar tanah bekas tambang yang semula memiliki

satu macam fungsi (hutan) berubah menjadi multifungsi seperti untuk perikanan,

cadangan air bersih, rekreasi, peternakan, perkebunan, dan kehutanan.

Gambar 4.11 Grafik Jumlah luas lahan yang sudah sudah di reklamasi PT Kobatin

di Kabupaten Bangka Tengah Sumber: PT Kobatin, 2011

Gambar 4.12 Lokasi reklamasi kawasan fish farm di Kecamatan Koba

Sumber : PT Kobatin. 2012

Grand Total : 4,988.60 Ha

Page 123: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

133

Gambar 4.13 Lokasi Reklamasi tanaman sawit di Kecamatan Koba

Sumber : PT. Kobatin, 2012

Reklamasi lahan ini terbagi menjadi 2 yaitu reklamasi di darat dan

reklamasi kolong

a. Reklamasi darat

Langkah awal dalam reklamasi darat adalah pemerataan ketinggian tana,

pemanfaatan permukaan tanah, dan penebaran top soil selanjutnya dilakukan

perbaikan sifat-sifat kimia tanah melalui pemberian kapur untuk penetralan

keasaman tanah (pH) serta pemberian omega acid yang bertujuan untuk

mengikat unsur-unsur hara dari pupuk (organik dan anorganik ) agar tidak

terserap ke dalam lapisan pasir. Barulah kemudian lahan diberi pupuk dan

ditanami beraneka ragam tumbuhan.

Page 124: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

134

Gambar 4.14 Salah satu contoh Kegiatan Reklamasi Lahan

Sumber : PT Kobatin, 2013

b. Reklamasi kolong

Di wilayah Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, kolong-kolong

bekas penambangan timah menjadi fenomena yang tidak bisa dipungkiri lagi,

dengan kata lain bahwa selama harga timah dunia semakin tinggi, maka

ekploitasi dan eksplorasi pun akan tetap menjadi bahan perbincangan hebat di

kalangan masyarakat, pemerintah ataupun pihak swasta. Namun yang menjadi

kendalanya adalah bagaimana cara kita memanfaatkan kembali lahan-lahan

galian bekas tambang timah menjadi suatu komoditas yang memiliki nilai jual

yang tinggi. Pemanfaatan Kolong dapat di klasifikasi sebagai berikut :

a) Kolong Sebagai Asset Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

Lokal

Dalam peningkatan ekonomi kemasyarakatan lokal, seperti yang

dikatakan oleh Hariz Faozan (2010) dalam sebuah makalahnya yang

berjudul Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Baik Dan Pertumbuhan

Ekonomi Lokal Yang Menimbulkan Pembangunan Daerah menyebutkan

bahwa pertumbuhan ekonomi lokal secara sederhana dapat diartikan

sebagai suatu proses kegiatan perekonomian di suatu daerah yang

menyebabkan barang dan/atau jasa yang diproduksi di suatu daerah

semakin bertambah dan kemakmuran masyarakat daerah yang

bersangkutan semakin meningkat dalam jangka panjang. Proses kegiatan

perekonomian di suatu daerah itu sendiri sangat terkait dengan

perkembangan ekonomi yang bersifat tangible atau nyata, seperti

diantaranya perkembangan infrastruktur, rumah sakit, sekolah, barang

Penghijauan Pertanian Peternakan

Page 125: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

135

manufaktur, produksi barang industri-industri di daerah. Pertumbuhan

ekonomi lokal, oleh karenanya dapat digambarkan sebagai

berkembangnya potensi-potensi ekonomi di tingkat lokal yang mampu

mengangkat derajat perekonomian masyarakat yang bersangkutan,

sehingga masyarakat mampu bertahan dan bahkan bersaing di bidang

ekonomi dengan masyarakat daerah lain.

Tuntutan-tuntutan penggalakan ekonomi masyarakat lokal ini-lah yang

melandasi atau yang menjadi cikal bakal Kabupaten Bangka Tengah

untuk menggalakkan peningkatan ekonomi kemasyarakatan dengan

memanfaatkan kolong bekas tambang timah yang sudah tidak memiliki

potensi timah. Lahan bekas tambang timah itu, hanya dibiarkan begitu

saja tanpa ada rehabilitasi ataupun reklamasi. Hal inilah yang semakin

memperparah kondisi kolong/lahan bekas tambang timah. Saat ini,

pemerintah daerah berusaha memberikan sosialiasasi terhadap

masyarakat tentang cara-cara pemanfaatan dan pengelolaan kolong

pasca habisnya timah, maka dikeluarkanlah sebuah Peraturan Daerah

yang mengatur tentang pemanfaatan dan pengelolaan kolong tersebut,

yaitu Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan

Pemanfaatan Kolong.

b) Pemanfaatan Kolong Sebagai Area Pembudidayaan Ikan Air Tawar

Bagi Masyarakat

Sesuai dengan peraturan daerah tersebut, usaha pemanfaatan kolong

dilaksanakan sesuai dengan status kepemilikannya dan izin

pengelolaannya, namun apabila kolong tersebut tidak dilaporkan selama

2 (dua) tahun, maka seluruh izin pengelolaan dan pemanfaatan kolong

akan dicabut dan pemerintah berhak mengelolanya. Kolong selain

sebagai sumber air baku, juga dapat dimanfaatkan sebagai daerah untuk

pembudidayaan ikan air tawar, seperti ikan lele dan ikan patin melalui

keramba ataupun dilepas secara liar.

Oleh karena itu, dalam upaya pemberdayaan kolong yang produktif,

dapat dilakukan sesuai keinginan dari masyarakat di sekitar kolong, dan

keterlibatan pemerintah daerah sebagai lembaga yang memberi ijin dan

fasilitas, serta rencana pengembangan wilayah terutama kebijakan tata

ruang, dan pihak swasta lainnya yang berperan sebagai investor. Pola

pemanfaatan kolong yang dapat dikembangkan antara lain adalah pola

Page 126: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

136

terpadu dengan konsentrasi pada kegiatan perikanan. Usaha perikanan

ini dapat dilakukan pada kolong-kolong yang berusia lebih dari 15 tahun

atau kolong yang mempunyai akses ke sungai dan laut. Karena

berdasarkan hasil laporan yang ditulis oleh Endang Bidayani (2008)

terhadap kualitas air kolong, menyebutkan bahwa permasalahan krusial

dari kualitas air kolong yang berusia kurang dari 15 tahun dan tidak

memiliki aksesibilitas ke sungai dan laut adalah kandungan logam berat

terutama kandungan timbal (Pb), seng (Zn) dan tembaga (Cu).

Saat ini, tingkat konsumsi ikan lele maupun ikan patin di Kabupaten

Bangka Tengah sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan menjamurnya

warung-warung makan yang menyajikan menu ikan patin dan ikan lele,

tapi sayangnya sebagian besar ikan patin ataupun ikan lele itu

didatangkan dari Propinsi Sumatera Selatan, karena seperti kita ketahui

memang dari dulu, Propinsi Sumatera Selatan terkenal dengan hasil ikan

air tawarnya. Pembudidayaan berbagai jenis ikan air tawar ini saat ini

sedang digalakkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Bangka Tengah, hal ini didasari bahwa ikan air tawar merupakan salah

satu jenis usaha yang lumayan menjanjikan ke depannya. Dengan

didukung menjamurnya warung-warung kuliner yang menyajikan menu

ikan air tawar. Kolong dapat dijadikan sebagai tempat untuk

membudidayakan ikan-ikan air tawar tersebut. Dengan menggunakan

jenis keramba apung ataupun dibudidayakan secara liar (benih ikan

hanya dilepas ke dalam kolong).

Pemanfaatan kolong sebagai usaha perikanan dan perkebunan ini dapat

melibatkan masyarakat sekitar sebagai mitra. Selain dapat membantu

mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat

dan menciptakan lapangan pekerjaan, pengembangan pola kemitraan inti

dan plasma juga dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, yakni

melalui pemanfaatan biji jarak sebagai bahan bakar bagi operasional

industri pertambangan menggantikan bahan bakar fosil, sekaligus

membantu masyarakat mendapatkan bahan bakar minyak jarak sebagai

pengganti minyak tanah yang belakangan sulit didapatkan, dengan harga

terjangkau. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan bibit

secara gratis kepada petani, memanfaatkan lahan bekas pertambangan

dengan sistem tumpang sari dengan cara bagi hasil, melakukan

Page 127: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

137

pembinaan kepada para petani dan melakukan pendampingan selama

proses produksi berlangsung, melakukan proyek percontohan atau

memperkerjakan para pengangguran untuk melakukan reklamasi pada

lahan-lahan milik perusahaan dengan sepenuhnya pembiayaan dari pihak

perusahaan.

c) Kolong Sebagai Sarana Rekreasi dan Wisata Air

Selain sebagai tempat pembudidayaan ikan air tawar, kolong juga dapat

dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan wisata air, bisa dimanfaatkan

sebagai water boom, dengan dibangunnya pusat wahana water boom,

maka kolong yang hanya ditelantarkan oleh pengusahanya dapat disulap

menjadi daerah wisata. Hal ini sudah dilakukan oleh Kabupaten Bangka

yaitu dengan selain menyajikan kolam air panas, juga mereka

menyediakan wahana water boom. Wahana tersebut diserahkan kepada

pihak ketiga, dimana saat ini, wahana Tirta Tapta dikelola oleh pihak

Eljohn. Untuk di Kabupaten Bangka, kolong yang bisa dimanfaatkan

sebagai wahana water boom bisa dibangun di lokasi ex-PT. Kobatin di

daerah Kelurahan Simpang Perlang, ataupun di Desa Nibung, Kecamatan

Koba, karena selain luas dan besar, juga daerah tersebut mudah diakses,

karena berada di dekat Kota Koba, namun sampai sejauh ini, pihak PT.

Kobatin belum menghibahkan kolong tersebut kepada pihak Pemerintah

Daerah.

d) Sebagai Tempat Penangkaran Buaya

Sejak dulu kulit buaya menjadi trend yang tidak ada pernah akan

habisnya, selain mahal harganya, pecintafashion pun seolah-olah

merasa prestise jika menggunakan produk yang berbahan dasar kulit

buaya. Dengan memanfaatkan peluang terhadap permintaan masyarakat

terhadap kulit buaya itulah, Pemerintah Daerah dapat memberikan

pelatihan terhadap penangkaran buaya. Usaha penangkaran buaya

selain bertujuan melestarikan buaya, juga dapat diambil manfaatnya

sebagai penghasil kulit buaya untuk keperluan bahan baku pada industri

kerajinan. Buaya-buaya yang akan ditangkarkan ini, dapat diambil dari

alam karena buaya masih dapat dijumpai di perairan Bangka Belitung

secara bebas.

Page 128: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

138

4.1.9 Analisis kisaran harga dampak dari pertambangan timah terhadap

Lingkungan

Kegiatan pertambangan tentu akan memberikan manfaat (dampak positif)

serta dampak negatif bagi lingkungan, berdasarkan hasil kajian manfaat dan

dampak pertambangan timah yang kami lakukan tentu akan memberikan

manfaat dan dampak yang nampak dan tidak nampak dan yang langsung

dirasakan dan tidak langsung dirasakan (masa yang akan datang) untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.35

Tabel 4.35 Asumsi harga

No Fisik

lingkungan

Asumsi Biaya

Manfaat :

1 Menjadi wadah

produksi timah

Per bulan produksi timah kisaran rata-rata yang

didapat PT Kobatin =434,9 ton, dimana untuk per ton

nya dibayar Rp. 107.000 /ton

= 434,9 x 107.000

=Rp. 46.534.300

perbulan rata –rata

pemasukan dari

pengolahan untuk

kecamatan Koba

2 Dibangunnya

akses jalan

Dengan dibangunnya akses jalan baru yang

menjadikan biaya operasional pertambangan timah

menjadi lebih kecil untuk biaya transportasi, dengan

kisaran harga bensin sollar 4500 /liter sehingga

kendaraan bisa menghemat hingga 100rb- 200 ribu per

harinya, selain itu membantu pemerintah dalam

pembangunan jalan

Rp 100.000x30 hari =

3000.000

Rp. 100.000.000

Dampak :

1 Pencemaran air Bila selama ini masyarakat mengunakan air tanah, air sungai, kini masyarakat harus Membeli air pdam kira-kira Rp.100.000/bulan x 8033 Kepala Keluarga

Rp.100.000/bln x 8033 KK =Rp.803.300.000

2 Pencemaran

tanah

Bila kisaran harga lahan di Kecamatan Koba rata-rata

rp. 150.000 hingga Rp. 200.000/ meter lahan yang

dapat digunakan untuk perkebunan, peternakan,

perumahan, dll. Kini tidak dapat digunakan kembali

karena tercemar limbah pertambangan

Rp 2000.000.000 / Ha

3 Pencemaran

udara

Dengan 1 Ha hutan dapat menghasilkan 194 ton

karbon pertahun

karbon internasional berkisar antara 1-28 dollar dengan

asumsi kisaran 5 dollar, dimana perhitungannya hasil

karbon per ton x standar harga (menurut widada,

2004), jika luas area hutan dibabat maka jumlah

karbon yang dihasilkan tentu akan berkurang

194 x 5 dollar =970

dolar atau setara

dengan Rp.970.000/ Ha

4 Penebangan

pohon /

Pohon 1 ha = 130-150 pohon dengan harga 1 pohon

Rp. 1000-2000 per pohon

Kisaran Rp 130.000/ha

Page 129: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

139

No Fisik

lingkungan

Asumsi Biaya

rusaknya

ekosistem flora

5 pembebasan

lahan

1 Ha lahan kira-kira = Rp. 2 Milyar, 1 meter persegi

sekitar Rp. 150.000-200.000

Kisaran Rp. 2 Milyar /

ha

Sumber : hasil analisis, 2013

Dalam membuka lahan kegiatan pertambangan baru, tentu ada proses

pertambangan yang dilakukan yang memberikan dampak langsung kepada

lingkungan, misalnya pada saat lahan tersebut dibebaskan lahan untuk

pertambangan, asumsi pembebasan lahan pada perkebunan kelapa sawit :

1 Ha lahan dengan kisaran harga 1 meter persegi Rp .200.000 pasaran

lahan di kecamatan koba, sehingga untuk lahan 1 ha, seharga 2000.000.000

atau kira-kira Rp. 2 Milyar hanya untuk lahannya saja.

1 pohon sawit dijual dengan harga 1000/ pohon, dimana untuk luas lahan 1

Ha, bisa menanam 136 pohon sawit sehingga kerugian pohonnya 136x1000 =

Rp. 136.000 per 1 Ha pohon sawit, padahal bila mengandalkan produksi dari

sawit untuk 1 hanya saja bisa menghasilkan hasil per bulan per hektar sawit

tergantung dari beberapa faktor antara lain :

a. Usia/umur dari tanaman sawit tersebut, karena makin tua

tandannya makin besar sehingga harga pertandannya pun makin

tinggi

b. Jarak kebun dari pabrik pengolahan, makin jauh akan makin

murah karena kandungan minyak buah sawit nya berkurang

karena waktu tempuh yang lama

c. Harga komoditi itu sendiri, harga komoditi sawit turun naik juga

seperti komoditi lainnya, seperti saat ini, harga sawit masih dalam

kategori "murah"

d. Kepada siapa tandan buah sawit itu dijual, bila langsung ke

pabruk pengolah, maka akan lebih tinggi daripada kepada

pedagang pengumpul atau ke KUD setempat dan beberapa hal

lainnya

Kalau dengan kondisi saat ini dengan asumsi bahwa usia tanaman sawit

sudah mencapai sekitar 10 tahun, maka perkiraan rata-rata hasil yang didapat

per hektar 110.160 ton per bulan dengan kisaran harga Rp. 1200/kg atau

mencapai 1.200.000/ton maka yang didapat adalah sekitar Rp.132.192.000.000

Page 130: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

140

memang masih belum dikurangi dengan biaya oprasional dan biaya

pemeliharaan lainnya (sumber didapat dari berbagai sumber diinternet)

Berdasarkan perhitungan kisaran diatas, apakah dengan membuka lahan

baru untuk pertambangan atau dari lahan pasca pertambangan luas lahan yang

rusak, perkebunan yang hilang, flora dan fauna yang mati sudah dapat tertutupi

dari jumlah produksi lahan timah hal ini yang harus diminimalisir dampak dimasa

yang akan datang.

Tabel 4.36 Kisaran Harga dari pertambangan timah di Kecamatan Koba

No Manfaat Dampak

Jenis Biaya Jenis Biaya

1 Wadah produksi

timah

Rp.5.584.116.000 Pencemaran air

bersih sehingga perlu

membeli air PDAM

Rp.803.300.000/bln

atau setahun

Rp. 9.639.600.000

2 Dibangunnya akses

jalan baru

Rp.100.000.000 Pencemaran Tanah Kira-kira Rp.

2000.000.000/ Ha

3 Penebangan pohon

dari perkebunan/

hutan

Rp. 130.000/ Ha

4 Pencemaran Udara Rp.970.000

Sumber : hasil analisis, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa manfaat dari pertambangan

timah berupa jumlah produksi timah perbulannya yang bisa mencapai beberapa

ratus ton, hal ini tentu sangat mengiurkan berbagai pihak untuk menambang

timah dalam jumlah besar tanpa melihat jumlah kerugian atau dampak yang

dihasilkan dari pertambangan timah, akan tetapi bila diselidiki secara sesama

kerugian dari pertambangan timah terhadap fisik lingkungan jauh lebih besar

jumlahnya dibanding manfaatnya karena dampaknya bukan saat pertambangan

dibuka tetapi berdampak hingga masa yang akan datang apabila lahan pasca

pertambangan tidak segera direklamasi selain itu dampak dari pertambangan

timah tidak semua dampaknya bisa dijumlahkan kisaran kerugiannya

berdasarkan rupiah.

4.1.10 Analisis kebijakan Lingkungan

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga

negara yang Indonesia dijamin oleh Pasal 28H UUD 1945. Perlindungan hukum

lingkungan terhadap pengelolaan pertambangan di Kecamatan Koba, menunjuk

Page 131: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

141

pada UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, dan UU No.4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.

Pertambangan Timah di Kecamatan Koba mempunyai kedudukan dan

peranan sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan nasional.

Hal ini disebabkan pertambangan timah sebagai sumber kekayaan alam yang

tidak dapat diperbarui, bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran warga

Kecamatan Koba.

Namun melihat dari sisi lingkungan hidup, usaha pertambangan timah

dapat merusak lingkungan. Antara lain dapat merubah bentuk benteng alam,

merusak atau menghilang vegetasi, menghasilkan limbah tailing, menghasilkan

kolong-kolong, serta mencemarkan kualitas dan kuantitas air , tanah dan air

permukaan. Jika tidak direhabilitasi, lahan-lahan bekas pertambangan akan

membentuk kolong-kolong yang bersifat asam. Dimana bila dibiarkan akan timbul

dampak negatif dalam pengelolan pertambangan, berupa pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup. Untuk meminimalisir dampak-dampak ini tentunya

harus ada ditegaknya sarana pencegahan dan penanggulan pencemaran dalam

hukum lingkungan. Dimana masalah lingkungan yang sedemikian kompleknya

memperlukan penyelesaian dari berbagai displin ilmu, seperti kesehatan

lingkungan, biologi lingkungan, kimia lingkungan, ekonomi lingkungan dan

hukum lingkungan. Peranan hukum lingkungan terutama mengatur kegiatan-

kegiatan yang mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan

menuangkan kebijakan lingkungan dalam peraturan perundang-undangan

lingkungan. Dimana yang memiliki kewenangan kuat dalam pelindungan

lingkungan adalah hukum lingkungan, hukum lingkungan menyediakan

instrumen-instrumen untuk perlindungungan lingkungan hidup, dalam hal

sebagai sarana pencegahan pencemaran yaitu: baku mutu lingkungan, Analisis

Mengenai Dampak lingkungan (AMDAL), Izin lingkungan, Instrumen Ekonomic,

dan audit lingkungan. Antara baku mutu lingkungan, AMDAL dan perizinan

lingkungan memiliki hubungan yang saling terkait dalam rangka berfungsi

sebagai pencegahan pencemaran lingkungan.

Perlindungan dalam pengelolaan pertambangan Timah juga diterapkan

dalam pengelolaan pertambangan. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh

tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan

mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

Page 132: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

142

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Sehingga dalam

proses kegiatan pertambangan dari awal dibuka hingga pertambangan berakhir

yaitu proses reklamasi perlu di dampingi dengan payung hukum lingkungan yang

tegast, dalam usaha pertambangan timah, dalam hal ini tahapan reklamasi dan

pasca tambang, yang dilakukan untuk upaya perlindungan terhadap pengelolaan

pertambangan. Prinsip-prinsip perlindungan ini, dalam hal ini sarana pencegahan

pencemaran lingkungan dilakukan dengan, diwajibkan dana reklamasi tambang

dan pasca tambang. Dalam hal ini upaya pencegahan lingkungan yang dilakukan

setelah beroperasinya usaha pertambangan. Dana reklamasi sebagai jaminan

terhadap lingkungan hidup yang berubah, akibat usaha pertambangan. Dengan

dana tersebut, dapat dipergunakan untuk memperbaiki lingkungan hidup yang

rusak, atau mencegah keseimbangan daya dukung dan daya tampung

lingkungan. Hal ini tentu harus didampingi dengan peran serta dari semua

kalangan dan fungsi dari stakeholder yang terlibat, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.37.

Tabel 4.37 Keterkaitan dari peran serta Stakeholder dalam kebijakan pertambangan

untuk pengembangan Lingkungan Peran serta stakeholde r dalam pengembangan Fisik

PEMDA perusahaan LSM PT/LP Masyarakat peran Merumuskan dan

menetapkan kebijakan (PERDA) tentang Pertambangan dan pasca pertambangan

Menyediakan modal dan teknologi dalam pengolahan tambang timah dan dalam reklamasi lahan pasca pertambangan yang baik dan ramah lingkungan

Mendorong keterbukaan PEMDA dalam pengambilan kebijakan pengelolaan pertambangan dan pasca pertambangan

Bersama pemerintah dan LSM, melembagakan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lahan pasca pertambangan

Memberikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pengelolaan lahan pertambangan dan pasca pertambangan

Meningkatkan pengelolaan lahan pasca pertambangan yang sesuai dengan standar yang di tetapkan pemerintah

Menciptakan lapangan kerja terutama kepada masyarakat lokal sekitar pertambangan

Melakukan advokasi dan memberikan bantuan perlindungan hukum bagi masyarakat

Mengembangkan IPTEK tepat guna dan penelitian lainnya yang bermanfaat dalam pengelolaan lahan pertambangan dan pasca pertambangan

Berpatisipasi dalam pengelolaan lahan pasca pertambangan

Mendorong kemitraan dalam pengelolaan lahan pasca tambang

Memberikan pemasukan pajak dan berpatisipasi dalam memberikan fasilitas

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan program PEMDA

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemda serta perusahaan

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan dan program PEMDA

Fungsi Sebagai regulator, mediator dan

konsultan dalam pengolahaan lahan pasca

pertambangan

Sebagai investor dan pelaksana pengelolaan dan pengontrol reklamasi

Sebagai advokat, pendamping dan pengontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan

Sebagai penyediaa IPTEK dan pengontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan

Sebagai pelaksana pengelolaan dan pengontrol sosial terhadap pelaksanaan kebijakan

Sumber : http://hukum.kompasiana.com/2014/01/14/

Page 133: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

143

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dalam proses kebijakan

hukum pertambangan berdasarkan fisik lingkungan harus adanya keterkaitan

dari stakeholder, hal ini perlu adannya kesadaran dari semua pihak tentang arti

penting lingkungan hidup.

Kecamatan Koba adalah ibukota Kabupaten Bangka Tengah yang

merupakan tempat pengolahan dan tambang terbesar swasta PT. Kobatin.

Diamana Hampir setengah wilayahnya merupakan daerah tambang atau bekas

pertambangan, akan tetapi meninjau dari kebijakan RTRW (Rencana Tata Ruang

wilayah) Kabupaten Bangka Tengah, dijelaskan tentang kebijakan pemerintah

pada Bidang Demografi dan Lingkungan, dimana Perencanaan pengelolaan

lingkungan yang benar diharapkan akan menjadi wilayah yang berkembang

dengan kondisi lingkungan hidup yang baik, tidak melakukan pencemaran

lingkungan, tidak melakukan kerusakan alam tentu akan menciptakan wilayah

yang berbasis lingkungan. Selain itu di dalam RTRW juga di jelaskan bahwa

kebijakan stuktur dan pola ruang dari kecamatan Koba diperuntukan untuk

kawasan perkotaan pemerintahan, sehingga untuk kegiatan pertambangan yang

ada di Kecamatan Koba harus sudah mulai dibatasi karena tidak sesuai dengan

kebijakan perkotaan pemerintahan yang ada di RTRW.

Akan tetapi kegiatan pertambangan masih terlihat di Kecamatan Koba,

padahal perusahaan swasta yang dulu berwenang dalam pertambangan di

Kecamatan yaitu PT Kobatin sudah tidak diperpanjang kontraknya, tetapi

penambang ilegal makin merajalela hal ini tentu karena Sistem pengendalian dan

pengawasan terhadap penambang liar tidak tegas, hal ini bila dibiarkan akan

berdampak pada pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di Kecamatan

Koba, akan tetapi sistem pengendalian yang dikelola pemerintah tidak dapat

berjalan efektif karena kekurang tegasan pemerintah dalam menegakan

hukum.Bila fungsi pengendalian yang tidak efektif tentu lama kelamaan akan

mengakibatkan terjadinya pencemaran yang kemudian berdampak pada

kesehatan dan keselamatan warga masyarakat disekitar daerah penambangan,

bahkan dapat menimbulkan korban dikawasan pertambangan. Fungsi

pengendalian yang tidak efektif terjadi karena lemahnya regulasi dan kapasitas

kelembagaan pemerintahan daerah. Perda Tambang tidak mengatur secara

spesifik tentang instrumen-instrumen pencegahan pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup. Kegiatan pertambangan sebaiknya tidak hanya

ditinjau dari ketentuan spesifik tentang kriteria lokasi tambang (tata ruang), juga

Page 134: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

144

harus ada ketentuan spesifik tentang analisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL), izin lingkungan, ketentuan baku mutu limbah tambang batubara, dan

kewajiban melakukan analisis risiko lingkungan hidup. Seluruh instrumen

tersebut seharusnya diterapkan dalam industri tambang timah mengingat

tingginya risiko lingkungan yang dapat ditimbulkannya (Pasal 14 UU 32/2009).

Efektifitas dari beberapa instrumen tersebut sangat tergantung pada efektifitas

sistem perizinan.

Akan tetapi meninjau Prinsip perlindungan hukum lingkungan, terkait

instrumen-instrumen lingkungan hidup, dalam Undang-undang yang berlaku

dalam perizinan pertambangan seperti undang-undang nomor 4 Tahun 2009, PP

nomor 23 tahun 2010, PP nomor 55 tahun 2010, dan peraturan lainnya belum

dapat maksimal melindungi masyarakat sekitar kawasan pertambangan dan

dalam pengolahan lingkungan yang baik. Masih adanya kendala dalam

menerapkan undang-undang nomor 4 Tahun 2009, PP nomor 23 tahun 2010, PP

nomor 55 tahun 2010, dan peraturan lainnya, karena aparat penegak hukum,

belum mempunyai pedoman aturan pelaksanaan undang-undang tersebut

padahal perda seringkali sudah di buat tetapi masih kurang tegas dalam

pelaksanaannya sehingga tidak timbul kesadaran masyarakat terhadap upaya

perlindungan lingkungan hidup, serta politisasi dalam usaha pertambangan di

Kecamatan Koba. Sehingga upaya perlindungan terhadap pengelolaan

pertambangan masih kurang maksimal.

Selain peraturan dan perundangan yang berlaku dalam pengelolaan

pertambangan tentu dibutuhkan adanya Kebijakan tata lingkungan

pertambangan dalam kelanjutan usaha pertambangan yang berkesinambungan

diamana di khususkan dalam bidang lingkungan. Sebab usaha pertambangan

akan bersinggungan dalam sebelum, memulai, atau sesudah kegiatan

penambangan. Agar tercipta tambang yang ramah lingkungan. Hal ini sudah ada

sejak dahulu pertambangan dimana berdasarkan UU No 42/1982 tentang

ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dengan PP No 29 1986 bertujuan

untuk:

1. Menciptakan keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan

2. Terkendalinya manusia Indonesia menjadi Pembina lingkungan

3. Terciptanya pembangunan berwawasan lingkungan

4. Terlindungnya Negara dari dampak pembangunan

Page 135: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

145

Kemudian dalam pendekatan pengelolaan lingkungan yang paling popular

adalah AMDAL atau yang dikenal dengan analisis masalah dampak lingkungan

yaitu:

1. Meniadakan atau mengurangi resiko

2. Mengoptimalkan hasil pembangunan

3. Meniadakan atau mencegah pertikaian

AMDAL merupakan suatu studi yang dilaksanakan secara sadar dan

berencana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan

mutu hidup dan menjaga keserasian hubungan antar berbagai kegiatan.

AMDAL itu sendiri terdiri dari :

1. Kerangka acuan dampak lingkungan

2. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

3. Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

4.2 Analisis Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Koba

Dalam sub bab analisis dampak pertambangan terhadap sosial ekonomi

masyarakat berisikan tentang analisis manfaat (dampak positif ) serta manfaat

(dampak negatif) dari pertambangan timah tersebut. Analisis tersebut terdiri dari

sebagai berikut :

4.2.1 Analisis Kependudukan

Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam

pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan.

Manfaat jumlah penduduk yang besar adalah :

a. Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

b. Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari

bangsa lain.

Penduduk suatu wilayah tidak berasal dari daerah itu sendiri (penduduk

asli), banyak dari penduduk di suatu wilayah merupakan pendatang, yang

berasal dari wlayah lain. Meraka datang dengan alasan yaitu untuk memperoleh

kehidupan yang lebih baik diwilayah temoat tingga yang baru. Akan tetapi

pertambahan penduduk juga memberi dampak yang buruk ketika jumlah

penduduk di suatu wilayah sudah melebihi kapasitas dari daya tampung wilayah

Page 136: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

146

tersebut, hal tersebut menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup

seperti :

a. Munculnya permukiman liar.

b. Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah

baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.

c. Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.

d. Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran,

dan lain-lain.

Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya

untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.

Di Kecamatan Koba, juga memiliki jumlah pendatang yang cukup banyak,

hal tersebut dikarenakan adanya daya tarik dari segi ekonomi yang besar di

wilayah tersebut. Sehingga menyebabkan banyak pendatang yang berdatangn

untuk bekerja di Kecamatan Koba. Meskipun jumlah pendatang yang terdata

pada tahun 2011 memgalami jika dibandingkan pada tahun 2010, hal tersebut

disebabkan adanya perselisihan antara masyarakat pendatang dan masyarakat

asli, selain itu kebanyakan pendatang hanya bersifat sementara sehingga

kembali ke tempat asalnya masing-masing. Untuk data mengenai jumlah

pendatang dapat dilihat pada Tabel 4.38

Tabel 4.38 Data Jumlah Pendatang

Desa/Kelurahan Jumlah Pendatang

2010 2011

Nibung 1.419 67

Koba 338 71

Simpang Perlang 281 153

Padang Mulia 705 150

Berok 151 46

Arung Dalam 176 45

Guntung 77 21

Terentang 107 12

Penyak 340 13

Kurau 86 14

Kurau Barat 89 14

Jumlah 3.769 606 Sumber : Kecamatan Koba Dalam Angka, 2012 dan 2011

Page 137: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

147

Gambar 4.15 Permukiman Penduduk Pendatang (ilegal)

Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

Berdasarkan hal tersebut, maka perlunya data jumlah penduduk di masa

yang akan datang, sehingga mengetahui apakah di Kecamatan Koba masih

mencukupi untuk daya tampung penduduk di masa yang akan datang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.39 berikut :

Tabel 4.39 Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Koba Tahun 2016-2031

NO Desa/Kelurahan Hasil Proyeksi penduduk

2016 2021 2026 2031

1 Nibung 5.472 7.040 8.607 10.175

2 Koba 10.034 13.337 16.639 19.942

3 Simpang Perlang 6.441 7.811 9.181 10.551

4 Padang Mulia 5.638 6.761 7.883 9.006

5 Berok 4.118 5.366 6.613 7.861

6 Arung Dalam 4.535 6.043 7.550 9.058

7 Guntung 1.786 2.439 3.091 3.744

8 Terentang 1.866 2.434 3.001 3.569

9 Penyak 5.537 7.445 9.352 11.260

10 Kurau 3.570 4.123 4.675 5.228

11 Kurau Barat 2.594 3.082 3.569 4.057

Jumlah 51.591 65.876 80.161 94.446

Sumber : Hasil analisis, 2013

Berdasarkan tabel 4.39 diketahui bahwa pertambahan jumlah penduduk di

Kelurahan Koba merupakan yang paling besar, yaitu sebanyak 19.942 jiwa pada

tahun 2031 hal tersebut dikarenakan Kelurahan Koba merupakan wilayah yang

sangat strategis berada di pusat kegiatan perdagangan, sedangkan yang paling

sedikit terdapat di Kelurahan Terentang sebanyak 3.569 jiwa.

Page 138: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

148

Dengan peningkatan jumlah penduduk, maka kepadatan penduduk di

Kecamatan Koba juga meningkat. Berdasarkan data jumlah penduduk

Kecamatan Koba maka kepadatan penduduk di Kecamatan Koba Dapat dilihat

pada Tabel 4.40 berikut :

Tabel 4.40 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kecamatan Koba Tahun 2016-2031

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Kepadatan Penduduk

2016 2021 2026 2031

1 Nibung 7.409,73 1 1 1 1

2 Koba 407,54 25 33 41 49

3 Simpang Perlang 716,03 9 11 13 15

4 Padang Mulia 3.175,34 2 2 2 3

5 Berok 290,33 14 18 23 27

6 Arung Dalam 1.907,46 2 3 4 5

7 Guntung 8.397,91 0 0 0 0

8 Terentang 9.037,44 0 0 0 0

9 Penyak 5.857,74 1 1 2 2

10 Kurau 1.304,46 3 3 4 4

11 Kurau Barat 651,95 4 5 5 6

Jumlah 39.156,11 1 2 2 2 Sumber : Hasil analisis, 2013

Berdasarkan ketentuan SNI No. 03-1733-2004 tentang Tata Cara

Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kategori kepadatan

penduduk adalah sebagai berikut :

1. kepadatan sangat padat adalah > 400 jiwa/ha;

2. kepadatan tinggi adalah 201 – 400 jiwa/ha;

3. kepadatan sedang adalah 151 – 200 jiwa/ha; dan

4. kepadatan rendah < 150 jiwa/ha.

Kepadatan bangunan di Kecamatan Koba termasuk kedalam

pengelompokan kepadatan rendah karena kurang dari 150 jiwa/ha. Akan tetapi

jika dilihat dari kepadatan penduduk di masing-masing kelurahan terjadi ketidak

merataan penduduk, itu dapat dilihat di Kelurahan Koba memiliki kepadatan

penduduk 49 jiwa/ha pada tahun 2013, sedangkan kelurahan nibung hanya 1

jiwa/ha, sehingga hal tersebut perlu dilakukannya pemerataan penduduk di

Kecamatan Koba.

Page 139: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

149

4.2.2 Analisis Sosial Masyarakat

Kegiatan pertambangan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap

kondisi sosial masyarakat khususnya di Kabupaten Bangka Tengah, baik kondisi

sosial dari segi ekonomi, dan pendidikan. Namun hal tersebut perlu untuk

diwaspadai, karena sistem pengelolaan sumber daya alam di Indonesia masih

belum terorganisir baik dan cenderung menguntungkan pihak-pihak tertentu,

dan tanpa memperhatikan dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan

tersebut. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, hal tersebut berkaitan

dengan kesadaran dan pengelolaan Sumber Daya Alam yang ada, sehingga

akan menimbulkan permasalahan dan manfaat dari kegiatan pertambangan

tersebut.

Kondisi sosial masyarakat di Kecamatan Koba di tinjau dari bebrapa aspek,

nyaitu aspek pendidikan, aspek sosial masyarakat sendiri, dan aspek kesehatan

masyarakat. Dari kedua aspek tersebut diketahui tingkat kebutuhan sarana

pendidikan di Kecamatan koba telah memenuhi atau belum, dan mengetahui

akibat dari pertambangan timah bagi kesehatan dan pergaulan masyarakat di

Kabupaten Bangka Tengah, khususnya Kecamatan Koba.

1. Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama

dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam

kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial

(Ralph Linton; 1968).

Dalam kehidupan bermasyarakat, konflik merupakan hal yang wajar dan

biasa, karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan ketika

kepentingan antara satu individu dengan individu lain ataupun kepentingan

kelompok dengan kelompok lain saling berbenturan maka terjadilah konflik.

Pada dasarnya, munculnya konflik tidak lepas dari kehidupan suatu

masyarakat, karena konflik merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat dikendalikan dan

diminimalisasi saja, sehingga konflik yang timbul tidak sampai stadium lanjut

yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 140: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

150

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua

orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha

menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak

berdaya. Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu konflik yaitu :

a. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki

pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan

pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini

dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani

hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-

pribadi yang berbeda

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan

pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada

akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan

yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-

masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan

yang berbeda-beda.

d. Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat

Perubahan nilai terjadi pada setiap masyarakat dimana nilai-nilai sosial, nilai

kebenaran, kesopanan, maupun nilai matrial suatu benda mengalami

perubahan, sehingga perubahan adalah hal yang lazim terjadi. Namun,

apabila perubahan nilai berlangsung dengan cepat dan mendadak, maka

akan menimbulkan guncangan terhadap proses-proses sosial dalam

masyarakat, bahkan dapat terjadi perubahan karena dianggap mengacaukan

tatanan kehidupan

Beberapa konflik besar yang pernah terjadi diantaranya adalah konflik di

Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Aceh, dan Papua.

Konflik tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga menimbulkan

kerugian jiwa. Walaupun pada saat ini konflik besar sudah bisa dikatakan selesai,

tetapi source of conflict masih ada. Beberapa permasalahan yang dulu merebak

seperti masalah toleransi agama, perebutan sumber daya alam, etnis,

Page 141: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

151

ketimpangan yang ujung-ujungnya dikerucutkan pada persoalan “asli-

pendatang”, serta berbagai masalah seputar akses masih belum terselesaikan.

Kenyataan tersebut bisa jadi sebagai potensi konflik yang mencuat di permukaan

dalam bentuk konflik yang lebih besar.

Salah satu jenis konflik yang tak bisa dilepaskan dari pengamatan kita

adalah konflik sumber daya alam, baik pertambangan maupun perkebunan. Hal

ini antara lain dikarenakan permasalahan tersebut menyangkut hajat hidup dan

keberlangsungan masyarakat yang mendiami wilayah tersebut. Kebanyakan

konflik mengenai sumber daya alam ini, pada umumnya melibatkan masyarakat

dengan perusahaan swasta/pemerintah. Namun dalam hal ini, konflik juga dapat

melibatkan masyarakat dengan masyarakat.

Di penghujung Tahun 2012 Kabupaten Bangka Tengah mengalami suatu

peristiwa yang memicu benih konflik antara penduduk asli dan penduduk

pendatang, pada tanggal 15 Desember 2012 terjadi peristiwa pembunuhan yang

dilakukan oleh seorang pemuda yang berasal dari kelompok Tulung Selapan

yang mengakibatkan 1 orang korban tewas dan 1 orang luka parah dari

penduduk asli. Hal ini kemudian menjadi masalah yang semakin besar

dikarenakan pihak-pihak yang terlibat adalah penduduk pendatang dan

penduduk asli, tersangka merupakan penduduk pendatang yang mencari nafkah

sebagai penambang Timah ilegal yang berasal dari Tulung Selapan, Sumatera

Selatan dan korban adalah penduduk asli Koba. Kemudian pada tanggal 17

Desember di Polres Bangka Tengah terjadi aksi demo damai sekitar 200 orang

masyarakat Koba yang menuntut aparat kepolisian untuk segera menangkap

dan menindak tegas terhadap pelaku penusukan yang mengakibatkan warga

Koba a.n Novian meninggal dunia.

Pada tanggal 19 Desember 2012 sekitar pukul 10.30 WIB s/d 18.30 WIB di

Memban (tambang aktif PT.Kobatin) berlangsung kegiatan penertiban dan

sosialisasi pendataan penduduk. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kasat

Brimob Polda Kep. Babel, Kapolres Bangka Tengah, Danramil, Dindukcapil,

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Bangka Tengah, Badan

Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa dan Politik, Manager Security PT.

Koba Tin dan Satpol PP Kab. Bangka Tengah. Pada kegiatan tersebut terjadi

aksi anarkis yang dilakukan warga Koba dan sekitarnya yang melakukan aksi

pembakaran terhadap kamp dan kendaraan roda dua milik pekerja tambang

Page 142: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

152

yang diduga warga pendatang serta melakukan penjarahan di Pall Besi dan

Simpang Jongkong. Atas kejadian ini 29 orang pendemo ditahan pihak

kepolisian. Walaupun keadaan masih bisa diredakan pihak kepolisian dan tak

ada korban jiwa tetapi konflik ini merupakan salah satu contoh konflik yang terjadi

akibat dari gesekan perbedaan latar belakang budaya dan perebutan sumber

daya alam yang menjadi sumber utama mata pencarian sebagian besar

penduduk asli dan pendatang.

Gambar 4.16 Konflik antar masyarakat pendatang dan masyarakat asli

Sumber : KESBANGPOL Kabupaten Bangka Tengah, 2012

Keadaan ini juga di perparah oleh ketidakjelasan Kontrak PT. KOBATIN

sebagai BUMN yang memegang kendali atas pengelolaan bahan tambang di

Bangka Tengah. Belum adanya keputusan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini

Kementrian ESDM tentang status PT. KOBATIN membuat wilayah-wilayah

tambang yang berada dalam areal tambang PT. KOBATIN di manfaatkan oleh

ribuan penambang-penambang ilegal baik dari penduduk asli dan penduduk

pendatang.

Lonjakan jumlah penduduk pendatang yang datang ke Bangka Tengah

yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda membawa masalah-

masalah baru bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, gesekan budaya

semakin lama semakin membesar menjadi benih-benih konflik yang dapat

meledak setiap saat, tingkat kriminalitas semakin meningkat, kontrol yang lemah

terhadap arus masuk penduduk pendatang juga menjadi masalah tersendiri

dalam hal pendataaan pengadministrasian penduduk yang tinggal di Kabupaten

Bangka Tengah.

Page 143: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

153

Gambar 4.17 Penertiban dan Sosialisasi Pendataan Penduduk pendatang

Sumber : KESBANGPOL Kabupaten Bangka Tengah, 2012

Akibat konflik sosial dalam masyarakat ada yang bersifat positif dan

adapula yang bersifat negatif.

1. Akibat Negatif Dari Konflik

a. Goyang dan retaknya persatuan kelompok apabila terjadi konflik

antargolongan dalam suatu kelompok.

b. Menimbulkan dampak psikologis yang negatif, seperti perasaan

tertekan sehingga menjadi siksaan terhadap mentalnya, stres,

kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi, cemas dan takut. Hal ini

dapat terjadi pada pribadi-pribadi individu yang tidak tahan

menghadapi suatu konflik.

c. Mematikan semangat kompetisi dalam masyarakat karena pribadi

yang mendapat tekanan psikologis akibat konflik cenderung pasrah

dan putus asa.

d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Hal tersebut

terjadi apabila konflik telah mencapai pada tahap kekerasan, seperti

perang, bentrok antar kelompok masyarakat, dan konflik antar suku

bangsa.

e. Munculnya akomodasi, dominasi, dan takhluknya salah satu pihak.

Keadaan tersebut akan muncul apabila ada tanda-tanda sebagai berikut:

(a). Akomodasi akan muncul apabila kekuatan pihak-pihak yang

bertentangan seimbang

(b). Dominasi akan muncul apabila terjadi ketidakseimbangan antara

kekuatan-kekuatan pihak yang mengalami konflik

Page 144: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

154

(c). Munculnya kekuatan-kekuatan dari pihak yang mendominasi konflik

akan menyebabkan takutnya salah satu pihak terhadap kelompok

pemenang

2. Akibat Positif Dari Konflik

a. Bertambahnya solidaritas interen dan rasa in group suatu kelompok.

Apabila terjadi pertentangan antar kelompok, solidaritas antar anggota

masing-masing kelompok akan meningkat sekali. Solidaritas didalam

suatu kelompok yang pada situasi normal sulit dikembangkan akan

berlangsung meningkat pesat saat terjadinya konflik dengan pihak-

pihak luar.

b. Memudahkan kepribadian individu. Hal itu terjadi apabila ada konflik-

konflik antar kelompok. Individu-individu dalam tiap-tiap kelompok

akan mengubah kepribadiannya untuk mengidentifikasikan dirinya

secara penuh dengan kelompoknya.

Berdasarkan hasil survey dan kuesioner yang diberikan kepada

masyarakat Kecamatan Koba, diketahui bahwa konflik sosial antar masyarakat

naik antar pendatang dan warga asli, maupun warga asli dengan warga asli

sering terjadi, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari pertambangan timah itu

sendiri, yang menyebabkan kesalahpahaman, dan ketidak puasa materi yang

dihasilkan, sehingga terjadinya konflik antar masyarakat. Dari hasil kuesioner

diketahui bahwa 52% masyarakat menjawab sering terjadi konflik antar warga.

Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.41 berikut

Tabel 4.41 Konflik Antar Masyarakat

No Konflik Masyarakat Akibat Kegiatan Pertambangan Persentase (%)

A Sangat Sering 36

B Sering 52

C Pernah 12

D Tidak Pernah 0 Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

Selain terjadinya konflik atar masyarakat, kegiatan pertambangan juga

memberi dampak negatif terhadap kegiatan gotong royong masyarakat, baik itu

berupa kerja bakti, maupun kegiatan lainnya. Haltersebut dikarenakan kesibukan

dari masyarakat di Kecamatan Koba akibat dari pekerjaan masing-masing- serta

sikap yang kurang peduli kepada hal-hal yang tidak menghasilkan uang, mereka

Page 145: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

155

lebih baik berkebun untuk mengisi waktu luang selain bekerja timah dan lainnya.

Untuk lebih jelas mengenai hasil dari responden terhadap pengaruh kegiatan

pertambangan terhadap kegiatan gotong royong masyarakat dapat di lihat pada

Tabel 4.42 berikut.

Tabel 4.42 Kegiatan Gotong Royong Masyarakat

No Kegiatan Gotong Royong Masyarakat Persentase (%)

A Baik 12

B Buruk 52

C Sama saja 26

D Lainnya 10 Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

Pertambangan timah di Kecamatan Koba tidak terlalu memberikan dampak

yang buruk terhadap kondisi sosial budaya masyarakat di disana, hal tersebut

diketahui berdasarkan hasil kuesioner dimana 42% sosial budaya masyarakat di

Kecamatan Koba sama saja meskipun adanya kegiatan pertambangan tersebut.

Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.43 berikut.

Tabel 4.43 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

No Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Persentase (%)

A Baik 18

B Buruk 28

C Sama saja 42

D Lainnya 12 Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

2. Kondisi Pendidikan Masyarakat

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini berarti

bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang

dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses

kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan

melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat

penting.

Sarana pendidikan di Kecamatan Koba terdiri dari pendidikan prasekolah

(taman kanak-kanak), sekolah dasar (SD), sekolah menegah pertama(SMP), dan

sekolah menengah atas/ kejuruan(SMA/SMK).

Page 146: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

156

0

1

1

2

2

3

3

4

4

De

sa/K

elu

rah

an

Sarana pendidikan

TK

SD

SMP

SMA/SMK

Tabel 4.44 Jumlah Sarana Pendidikan

Desa/Kelurahan

Jumlah Sarana Pendidikan

2011 2010

Tk Sd Smp Sma/Smk Tk Sd Smp Sma/Smk

Nibung 1 1 0 0 0 1 0 0

Koba 4 3 1 0 4 3 2 0

Simpang Perlang 2 3 0 0 1 4 1 1

Padang Mulia 1 2 1 0 1 2 1 0

Berok 1 1 0 1 1 1 0 1

Arung Dalam 0 1 1 2 0 1 1 2

Guntung 1 1 0 0 0 1 0 0

Terentang 1 1 0 0 0 1 0 0

Penyak 1 2 1 1 0 2 1 1

Kurau 1 2 0 0 1 2 0 0

Kurau Barat 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 13 17 4 4 8 18 6 5 Sumber : Badan Pusat Statistik 2011, 2010

Gambar 4.18

Grafik jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Koba tahun 2011

Sumber : Tabel 4.28

Berdasarkan data jumlah penduduk Kecamatan Koba pada tahun 2011,

maka dapat diketahui tingkat kebutuhan sarana pendidikan di Kecamatan Koba

Page 147: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

157

berdasarkan SNI 03-1733-2004, Tata cara perencanaan kawasan perumahan

kota. Untuk lebih jelas tentang kebutuhan sarana pendidikan di Kecamatan Koba

dapat di lihat pada Tabel 4.45.

Tabel 4.45 Kebutuhan Sarana Pendidikan di Kecamatan Koba

No Kelurahan/Desa

Jumlah Sekolah Eksisting

Standar Kebutuhan Sarana

Jumlah Penduduk

Standar SNI

Kebutuhan

Jenis Jumlah

1 Nibung TK 1 1250 3.594 2 1

SD 1 1600 3.594 2 1

SMP 0 4800 3.594 0 0

SMA 0 4800 3.594 0 0

2 Koba TK 4 1250 6.316 5 1

SD 3 1600 6.316 3 0

SMP 1 4800 6.316 1 0

SMA 0 4800 6.316 1 1

3 Simpang Perlang TK 2 1250 3.849 3 1

SD 3 1600 3.849 2 0

SMP 0 4800 3.849 0 0

SMA 0 4800 3.849 0 0

4 Padang Mulia TK 1 1250 4.006 3 2

SD 2 1600 4.006 2 0

SMP 1 4800 4.006 0 0

SMA 0 4800 4.006 0 0

5 Berok TK 1 1250 2.662 2 1

SD 1 1600 2.662 1 0

SMP 0 4800 2.662 0 0

SMA 1 4800 2.662 0 0

6 Arung Dalam TK 0 1250 2.821 2 2

SD 1 1600 2.821 1 0

SMP 1 4800 2.821 0 0

SMA 2 4800 2.821 0 0

Page 148: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

158

No Kelurahan/Desa

Jumlah Sekolah Eksisting

Standar Kebutuhan Sarana

Jumlah Penduduk

Standar SNI

Kebutuhan

Jenis Jumlah

7 Guntung TK 1 1250 1.114 0 0

SD 1 1600 1.114 0 0

SMP 0 4800 1.114 0 0

SMA 0 4800 1.114 0 0

8 Terentang TK 1 1250 1.318 1 0

SD 1 1600 1.318 0 0

SMP 0 4800 1.318 0 0

SMA 0 4800 1.318 0 0

9 Penyak TK 1 1250 3.432 2 1

SD 2 1600 3.432 2 0

SMP 1 4800 3.432 0 0

SMA 1 4800 3.432 0 0

10 Kurau TK 1 1250 2.008 1 0

SD 2 1600 2.008 1 0

SMP 0 4800 2.008 0 0

SMA 0 4800 2.008 0 0

11 Kurau Barat TK 0 1250 2.943 2 2

SD 0 1600 2.943 1 1

SMP 0 4800 2.943 0 0

SMA 0 4800 2.943 0 0 Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan Tabel 4.45 diketahui bahwa sebagian kelurahan/desa di

Kecamatan Koba telah masih membutuhan tambahan sarana pendidikan

berdasarkan standar dari SNI 03-1733-2004, hal tersebut dilihat dari jumlah

kebutuhan sarana pendidikan yang cukup besar yaitu sebanyak 14

pembangunan sarana pendidikan, yang terdiri dari 11 unit pembangunan sarana

pendidikan TK (taman kanak-kanak), 2 unit unit pembangunan sarana

pendidikan SD, dan 1 unit unit pembangunan sarana pendidikan SMA. Untuk

sarana pendidikan SMP sudah mencukupi.

Page 149: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

159

Berdasarkan hasil survey lapangan yang dilakukan diketahui sebagian

anak-anak banyak yang putus sekolah, hal tersbut disebabkan tingginya upah

dari kegiatan pertambangan yang menyebabkan anak-anak ikut bekerja di

bidang pertambangan, karena untuk bekerja di tambang timah, memerlukan

banyak waktu, yang biasanya dilakukan dari pagi hari sampe sore hari, sehingga

menyita banyak waktu anak-anak yang menyebabkan untuk berhenti sekolah.

Hal tersebut juga diketahui jika melihat data dari dinas pendidikan

Kabupaten Bangka Tengah, dimana jumlah siswa yang Drop Out (keluar) dari

sekolah di Kecamatan Koba berjumlah 291 orang yang berhenti sekolah dimana

28,82% berhenti sekolah dikareakan faktor bekerja dalam bidang tambang.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.46

Tabel 4.46 Data Siswa Usia Sekolah yang Putus Sekolah

di Kecamatan Koba tahun 2013 No Alasan Putus Sekolah Jumlah Persentase (%)

1 Daya dukung orang tua kurang 10 3,44

2 Tanpa Keterangan 40 13,75

3 pindah alamat 4 1,37

4 ekonomi yang rendah 30 10,31

5 ikut bekerja tambang 84 28,87

6 tidak ada keinginan lagi untuk bersekolah 41 14,09

7 Sakit 2 0,69

8 Menikah 10 3,44

9 mengundurkan diri 70 24,05

Jumlah 291 100,00 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, 2013

3. Kesehatan Masyarakat

Sarana kesehatan masyarakat di Kecamatan Koba sudah cukup memadai,

karena terdapat rumah sakit umum daerah (RSUD) dan klinik bersalin swasta

serta puskesmas yang telah dilengkapi dengan ruang rawat inap. Hal tersebut

diketahui berdasarkan data dari Kecamatan Dalam Angka Tahun 2012. Dimana

terdapat 1 unit rumah sakit, 2 unit poliklinik, 3 unit puskesmas, 7 unit polindes,

dan 5 unit apotek.

Kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi semua orang,

kesehatan bisa menjadi sangat mewah bagi sebagian orang. Pertambangan juga

Page 150: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

160

memberi pengaruh terhadap kesehatan masyarakat di sekitarnya pada

umumnya. penyakit yang didierita masyarakat umumnya akbit adanya kegiatan

pertambangan ini, disebabkan oleh polusi udara, serta tercemarnya air minum

dan sungai/pantai disekitar lokasi tambang. Untuk lebih jelasnya dijelaskan

sebagai berikut :

a. Polusi udara

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun

dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat

industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang

dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera

ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan

manusia, kehidupan hewan serta tumbuhan.

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat

asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan

(komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat

asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara

dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan

manusia. Bila keadaan seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah

tercemar. Hal tersebut akan berpengaruh bagi pernapasan manusia,

sehingga dapat menyebabkan penyakit gangguan-gangguan

pernapasan seperti influensa,bronchitis dan pneumonia serta penyakit

kronis seperti asma dan bronchitis kronis.

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan

dapat menyebabkan terjadinya:

(a). Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan

pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti

sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan.

(b). Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar.

(c). Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran

pernafasan.

(d). Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan.

(e). Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang

pertumbuhan sel, sehingga saluran pernafasan menjadi

menyempit.

(f). Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir.

Page 151: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

161

Akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan

bernafas sehingga benda asing termasuk bakteri/mikroorganisme lain

tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan dan hal ini akan

memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

b. Pencemaran air

Pencemaran air adalah berbagai perubahan kimia, biologi, atau fisika

pada kualitas air yang memberikan efek berbahaya pada organisme

hidup atau menjadikan air tidak cocok untuk digunakan.

Pertambangan Timah yang mengandung pirit (besi sulfide) berinteraksi

dengan air menghasilkan Asam sianida yang tinggi sehingga

terbunuhnya ikan-ikan di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitive

terhadap perubahan pH yang drastis.

Meskipun senyawa-senyawa ini terkandung dalam konsentrasi rendah,

namun akan memberi dampak signifikan jika dibung ke lingkungan

dalam jumlah yang besar. Emisi merkuri ke lingkungan terkonsentrasi

karena terus menerus berpindah melalui rantai makan dan dikonversi

menjadi metilmerkuri, yang merupakan senyawa berbahaya dan

membahayakan manusia. Terutama ketika mengkonsumsi ikan dari air

yang terkontaminasi merkuri.

Gambar 4.19 Skema pencemaran air

Page 152: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

162

Hasil-hasil yang kita peroleh dari air dan ikan-ikan yang kita konsumsi,

sebagian menggandung pencemaran dari akibat tambang timah

tersebut, dampat yang ditimbulkan jika kita mengkonsumsi air dan

makanan-makanan yang tercemar lainnya seperti ikan adalah sebagai

berikut :

a. Penyakit Gigi

Penyakit gigi yang sering diakibatkan oleh pencemaran tersebut

antara lain menyebabkan, gigi menjadi kuning, gigi keropos, karies

gigi, serta pertumbuhan gigi yang tidak teratur.

b. Penyakit kulit

Penyakit kulit seperti gatal-gatal, dan banyak terdapat bentolan-

bentolan akibat alergi.

c. Gangguan pencernaan seperti diare

Diare akibat dari mengkonsumsi air yang tercemar

d. Malaria

Malaria diakibatkan dari banyaknya air yang menggenang dari

bekas tambang, sehingga menjadi tempat sarang nyamuk.

e. Mengakibatkan pertumbuhan anak lambat

Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.47 tentang jenis penyakit yang

diderita masyarakat Kabupaten Bangka Tengah

Tabel 4.47 Data Penyakit di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Penyakit lainnya 15.675

2 Infeksi akut lain pada saluran pernapasan 13.348

3 Penyakit tekanan darah tinggi 5.247

4 Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat (peny. Belulang, radang sendi termasuk reumatik)

4.269

5 Karies gigi 2.485

6 Penyakit kulit alergi 2.278

7 Diare (termasuk tersangka kolera) 1.937

8 Tonsillitis 1.131

9 Penyakit lain pada saluran pernapasan 1.082

10 Infeksi penyakit usus lain 937

11 Penyakit kulit infeksi 858

12 Malaria tanpa pemeriksaan lab 832

13 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 772

14 Malaria dengan pemeriksaan lab 697

15 Asma 684

16 Penyakit kulit karena jamur 631

17 Kecelakaan dan ruda paksa 595

18 Gingivitis dan penyakit periodontal 567

19 Penyakit rongga mulut 565

Page 153: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

163

No Jenis Penyakit Jumlah

20 Malaria tropika 510

21 Penyakit mata lainnya 496

22 Pnemonia 472

23 Gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya 376

24 Penyakit rongga mulut 369

25 Infeksi telinga tengah 170

26 Penyakit pada saluran kencing 105

27 Gangguan neurotic 75

28 Cacar air 75

29 Penyakit kecacingan 63

30 Masftoid 54

31 TB Paru 53

32 Demam berdarah dengue 52

33 Kolera 49

34 Hiferemisis 49

35 Penyakit lain dari saluran pernapasan bawah 44

36 Bronchitis 33

37 Penyakit jiwa lainnya 31

38 Kusta 24

39 Disentri 23

40 Pes 22

41 Penyakit kelamin 21

42 Retardasi mental 5

43 Difteri 4

44 Frambusia 2

45 Katarak 2 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, 2012

Dari data pada Tabel 4.47 , diketahui bahwa 25 penyakit teratas

diantaranya disebabkan oleh akibat dari pertambangan timah, diantaranya

seperti penyakit saluran tenggorokan, sakit gigi, alergi (kulit), malaria, dan

lainnya.

Penyakit-penyakit tersebut tentunya tidak dapat hilang dengan sendirinya,

sehingga memerlukan bantuan ahli/dokter yang mengobatinya, dalam hal ini

untuk biaya dokter ataupun rumah sakit tidak lah gratis, semakin banyak

masyarakat yang sakit, maka semakin banyak pula pengeluaran yang harus

dikeluarkan untuk mengobati penyakit tersebut.

Di Kecamatan Koba sendiri tidak luput dari penyakit-penyakit yang

disebabkan oleh pertambangan timah tersebut, baik secara langsung maupun

tidak langsung, penyakit tersebut antaranya adalah sebagai berikut :

a. Penyakit Kesehatan Gigi

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Koba diketahui

bahwa banyaknya masyarakat yang terkena penyakit gigi dalam 3

bulan (November-Januari) di Kecamatan Koba berjumlah 428 jiwa.

Page 154: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

164

maka dari banyaknya masyarakat yang terkena penyakit kesehatan gigi

tersebut memerlukan pengeluaran dana sebesar Rp 43.121.000,-

dalam waktu tiga bulan yang didapatkan dari:

BiayaPengeluaran Jumlahpendudukyangsakitxbiayapengobatangigi

BiayaPengeluaran 428xRp100.750

BiayaPengeluaran Rp43.121.000

Biaya pengobatan sakit gigi didapatkan dari PERDA Kabupaten Bangka

Tengah No 5 tahun 2010.

b. Malaria

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Bangka Tengah

diketahui bahwa banyaknya masyarakat yang terkena penyakit positif

malaria ini pada tahun 2012 di Kecamatan Koba berjumlah 82 jiwa.

maka dari banyaknya masyarakat yang terkena penyakit Positif malaria

tersebut memerlukan pengeluaran dana sebesar Rp 17.462.400,- per

tahun yang didapatkan dari :

BiayaPengeluaran Jumlahpendudukyangsakitxbiayapengobatan

BiayaPengeluaran 428x40.800

BiayaPengeluaran Rp17.462.400

Biaya pengobatan sakit Malaria didapatkan berdasarkan PERDA

Kabupaten Bangka Tengah No 5 tahun 2010.

c. Penyakit Kulit Alergi

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Bangka Tengah

diketahui bahwa banyaknya masyarakat yang terkena penyakit kuit

alergi di Kecamatan Koba pada tahun 2012 berjumlah 912 jiwa. maka

dari banyaknya masyarakat yang terkena penyakit kulit alergi tersebut

memerlukan pengeluaran dana sebesar Rp 42.864.000,- per tahun

yang didapatkan dari :

BiayaPengeluaran Jumlahpendudukyangsakitxbiayapengobatan

BiayaPengeluaran 912x47.000

BiayaPengeluaran Rp42.864.000

Biaya pengobatan penyakit kulit alergi didapatkan berdasarkan PERDA

Kabupaten Bangka Tengah No 5 tahun 2010.

Page 155: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

165

4.2.3 Analisis Ekonomi Masyarakat

Kesejahteraan sosial adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang

betujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan

kepentingan keluarga dan masyarakat (Suharto, 2005).

Berdasarkan Tabel 4.48 diketahui kondisi ekonomi masyarakat Kecamatan

Koba pada tahun 2011 lebih banyak masyarakat yang sejahtera dibandingkan

dengan prasejahtera, yang berarti tingkat ekonomi masyarakat Kecamatan Koba

cukup baik.

Secara rinci keberadaan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Koba

digolongkan ke dalam empat tingkatan sebagai berikut :

1. Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), yaitu keluarga-keluarga yang belum

dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal,

seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan dan kesehatan.

2. Keluarga Sejahtera I (KS I), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat

memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs),

seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi

dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.

3. Keluarga Sejahtera II (KS II), yaitu keluarga-keluarga yang disamping

telah dapat memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat

memenuhi kebutuhan pengembangannya (developmental needs) seperti

kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

4. Keluarga Sejahtera III (KS III), yaitu kelurga-keluarga yang telah dapat

memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangan

keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur

bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam

kegiatan kemasyarakatan

Tabel 4.48 Jumlah Rumah Tangga Menurut Tingkat Kesejahteraan

Desa/Kelurahan

Jumlah Rumah Tangga Menurut Tingkat Kesejahteraan

2011 2010

Pra- sejahtera

Sejahtera 1

Sejahtera 2

Sejahtera 3

Pra-sejahtera

Sejahtera 1

Sejahtera 2

Sejahtera 3

Nibung 78 0 636 71 36 304 616 7

Koba 54 176 182 499 50 302 1.150 47

Simpang Perlang 67 135 524 43 34 340 831 12

Page 156: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

166

Desa/Kelurahan

Jumlah Rumah Tangga Menurut Tingkat Kesejahteraan

2011 2010

Pra- sejahtera

Sejahtera 1

Sejahtera 2

Sejahtera 3

Pra-sejahtera

Sejahtera 1

Sejahtera 2

Sejahtera 3

Padang Mulia 26 51 59 730 47 372 662 62

Berok 12 93 202 122 14 271 400 16

Arung Dalam 37 311 256 108 35 140 540 15

Guntung 3 20 137 21 7 29 201 0

Terentang 1 19 4 338 29 102 169 0

Penyak 19 57 790 42 40 232 493 7

Kurau 13 0 459 217 80 191 414 4

Kurau Barat 0 3 134 284 98 142 195 2

Jumlah 310 865 3.383 2.475 470 2.425 5.671 172 Sumber : Badan Pusat Statistik 2010, 2011

Berdasarkan kajian yang dilakukan, pertambangan timah memberi

pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Koba,

hal tersebut diketahui dari banyaknya bantuan-bantuan dari perusahaan

tambang yang ada disekiarnya, baik bantuan langsung maupun tidak langsung.

Untuk bantuan langsung dari perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya

adalah penyaluran dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk

masyarakat sekiar.

CSR merupakan suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh

perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk

tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan

itu berada. COntoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari

melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian

dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas

masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,

khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada

Salah satu perusahaan yang telah memberikan kontribusi terhadap

masyarakatnya adalah perusahaan PT. Kobatin. Bantuan yang telah diberikan

oleh perusahaan PT.Kobatin antara lain sebagai berikut :

a. Memberikan beasiswa pendidikan tahun 2010/2011 kepada 33

mahasiswa, dengan uang saku dan pendidikan total Rp. 115.500.000,00 ;

b. Memberikan bantuan peralatan sekolah bagi anak-anak kurang mampu;

Page 157: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

167

c. Mengirim 2 orang ke Yogyakarta untuk mengikuti pelatihan lanjutan

konveksi sulam pada tahun 2011 dengan nilai Rp 71.100.000,00 ;

d. Mengirim 2 orang ke Yogyakarta untuk mengikuti pelatihan lanjutan

anyaman bambou pada tahun 2011 dengan nilai Rp 30.650.000,00 ;

e. Member bantuan pembuatan rumah produksi gula merah, tungku masak,

cetakan gula merah, dan wadah untuk memasak gula keoada pengrajin

gula dengan nilai Rp 71.000000,00 ;

f. Memberikan bantuan pembelian sapi, serta pembelian konsentrat untuk

kelompok peternak dengan nilai Rp 286.080.000,00 ;

g. Bantuan mengadakan kegiatan pesantren kilat pada tahun 2011, dengan

nilai Rp 10.000.000,00 ;

h. Bantuan pembangunan kubah mesjid pada tahun 2011, dengan nilai Rp

85.000.000,00 ;

i. Serta bantuan pembuatan kandang sapi dalam rangka pengembangan

infrastruktur bidang peternakan, dengan nilai Rp. 107.500.000,00.

Bantuan tidak langsung juga dirasakan oleh masyarakat sekitar, dimana

makin bertambahnya lapangan kerja untuk masyarakat sekitar. Karena masing-

masing perusahaan memerlukan tenaga kerja untuk perusahaan mereka, dan

pastinya akan menggunakan tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

Di Kecamatan Koba sendiri memiliki tingkat ketergantungan yang cukup

besar terhadap kaum muda, hal tersebut diketahui dari hasil analisis tingkat

ketergantungan penduduk di Kecamatan Koba, dimana penduduk di Kecamatan

Koba memiliki jumlah penduduk yang produktif lebih banyak dibandingkan yang

kurang produktif. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.49

Tabel 4.49 Rasio Ketergantungan berdasarkan umur

NO Desa/Kelurahan

Jumlah penduduk menurut umur tahun 2011 Rasio

Ketergantungan 0-15 16-59 >60

1 Nibung 1304 2179 108 64,80

2 Koba 2218 3671 182 65,38

3 Simpang Perlang 1744 2911 142 64,79

4 Padang Mulia 1551 2613 127 64,22

5 Berok 939 1603 79 63,51

6 Arung Dalam 982 1664 80 63,82

7 Guntung 344 628 31 59,71

Page 158: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

168

NO Desa/Kelurahan

Jumlah penduduk menurut umur tahun 2011 Rasio

Ketergantungan 0-15 16-59 >60

8 Terentang 410 740 35 60,14

9 Penyak 1169 1985 94 63,63

10 Kurau 1042 1781 84 63,22

11 Kurau Barat 713 1227 69 63,73

Jumlah 12416 21002 1031 64,03

Sumber : Hasil analisis, 2013

Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar

64,03 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif)

mempunyai tanggunagn sebanyak 64 orang yang belum produktif dan dianggap

tidak produktif lagi. Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia kerja di

Kecamatan Koba masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang

proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.

PT. Kobatin memiliki lapangan pekerjaan untuk 611 karyawan, hal ini

berarti akan memberikan kesempatan kerja kepada penduduk lokal disekitarnya.

Diketahui jumlah penduduk usia 16 – 59 tahun di Kecamatan Koba sebanyak

21.002 jiwa dan jumlah pengangguran sebanyak 13.405 jiwa, jumlah

pengganguran diketahui dari jumlah penduduk produktif dikurangi jumlah

penduduk yang memiliki mata pencaharian. Maka tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK), sebesar:

TPAK ΣAK

Σ()*+100%

Dimana : AK = Angkatan Kerja (PUK yang mencari pekerjaan)

PUK = Penduduk Usia Kerja (penduduk usia produktif)

Maka :

TPAK 13.405

21.002+100%

TPAK 63,8%

Karena PT. Kobatin merekrut tenaga kerja sebanyak 611 orang, dengan

asumsi bahwa 80 % atau sebanyak 489 orang tenaga kerja berasal dari

penduduk lokal (kabupaten Bangka Tengan) dan dengan asumsi bahwa 80%

atau sebanyak 391 orang merupakan tenaga kerja dari Kecamatan Koba, maka

PT. Kobatin akan mengurangi tingkat pengangguran atau memnerikan

kesempatan kerja (KK) bagi penduduk lokal sebesar :

Page 159: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

169

KK 13.405 . 391

21.002+100%

KK 62%

Dengan demikian kesempatan kerja (KK) = 63,8 % - 62 % = 1,9 %

Bantuan-bantuan dan kesempatan kerja untuk masyarakat Kecamatan

Koba tidak hanya berasal dari perusahaan PT. Kobatin, banyak perusahaan-

perusahaan lain yang memberikan bantuan, sehingga masyarakat disekitar

perusahaan mendapatkan bantuan-bantuan lainnya. perusahaan tersebut adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.50 Daftar Pemegang IUP di Kabupaten Bangka Tengah

No Nama Perusahaan Luas IUP/KK

Komoditas Status Izin Jumlah

(Ha) WIUP/WKK

1 PT. BANGKA TIMAH UTAMA SEJAHTERA 17.80 Timah Operasi Produksi 1

2 PT.SARANA MARINDO 519.70 Timah Operasi Produksi dan

Eksplorasi 2

3 PT. MUTIARA PRIMA SEJAHTERA 1,325.00 Timah

Operasi Produksi dan Eksplorasi 4

4 PT. MITRA STANIA PRIMA 1,648.00 Timah Operasi Produksi 2

5 CV. SERUMPUN SEBALAI 447.95 Timah Operasi Produksi 16

6 PT. BANGKA BELITUNG TIMAH SEJAHTERA 311.00 Timah Operasi Produksi 22

7 PT. TELUK KIJING ENERGI 182.70 Timah Operasi Produksi 1

8 CV. DUA SEKAWAN 66.00 Timah Operasi Produksi 1

9 PT. TIMAH (PERSERO) TBK 31,239.44 Timah Operasi Produksi 8

10 PT. MANDIRI KARYA MAKMUR 150.00 Granit Operasi Produksi 1

11 PT. TRI BINTANG ABDI 20.00 Pasir Kuarsa Operasi Produksi 1

12 PT. WALIE TAMPAS CITRATAMA 196.00

Pasir Kuarsa Operasi Produksi 2

13 PT. PERMATA MUSTIKA RAJAWALI 190.00 Timah Operasi Produksi 1

14 PT. LUMBUNG MINERAL ALAM 2,305.50 Timah Eksplorasi 1

15 PT. LUMBUNG INTI SELARAS 23.26 Pasir

Bangunan Eksplorasi 1

16 PT. KOBA TIN 41,443.30 Timah Kontrak Karya 7

Total 76,068.95 71 Sumber: dinas Pertambangan dan Energi, 2013

Berdasarkan dari hasil survey dan pembagian kuesioner yang dilakukan

kepada masyarakat sekitar juga diketahui bahwa 54% responden merasa lebih

baik yang disebabkan oleh adanya kegiatan pertambangan tersebut. Untuk lebih

Page 160: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

170

jelas mengenai hasil kuesioner tentang pengaruh kegiatan tambang terhadap

pertumbuhan ekonmi dapat di lihat pada Tabel 4.51.

Tabel 4.51 Kondisi Ekonomi Masyarakan Akibat Pertambangan Timah

No Kondisi Ekonomi Masyarakan Akibat Pertambangan Timah Persentase (%)

a Lebih Baik 54

b Sama Saja 26

C Menurun 20

D Tidak Tahu 0 Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2013

4.2.4 Analisis Terhadap PDRB Kabupaten Bangka Tengah

a. Struktur perekonomian

Struktur perekonomian merupakan salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk melihat seberapa jauh program dan sasaran yang telah dicapai

pada satu periode tertentu. Peranan setiap sektor terhadap PDRB dapat dilihat

dari sumbangan yang diberikan oleh masing-masing sektor terhadap

pembentukan PDRB setiap tahunnya. Melalui data peranan sector terhadap

PDRB tersebut dapat dilihat seberapa jauh kebijakan yang telah dilakukan tepat

sasaran.

Gambar 4.20

Struktur perekonomian tahun 2010 dan 2011 Sumber : Hasil Analisis 2014

Pada gambar 4.27 terlihat bahwa pada tahun 2011 struktur perekonomian

Kabupaten Bangka Tengah yang terbesar adalah sektor primer (sektor pertanian

Page 161: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

171

dan sektor pertambangan dan penggalian) yaitu 35,00 persen, lebih rendah

dibandingkan dengan tahun 2010 yang besarnya 36,00 persen.

Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan

air bersih serta sektor bangunan pada tahun 2011 memberikan kontribusi

sebesar 32,35 persen. Kontribusi tersebut sedikit lebih kecil apabila

dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2010 yang besarnya 32,38 persen.

Sektor tersier meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan serta sektor jasa-jasa pada tahun 2011 memberikan kontribusi

sebesar 32,64 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 31,62

persen. Rincian per sub sektor dapat dilihat pada tabel 4.51 di bawah ini.

Tabel 4.52 Peranan PDRB Kabupaten Bangka Tengah Menurut Lapangan Usaha Tahun

2007- 2011 (persen) Kelompok Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

I. Sektor Primer 39,53 36,89 37,11 36,00 35,00

1. Pertanian 11,43 10,82 11,03 11,04 11,34

2. Pertambangan &

Penggalian

28,1 26,07 26,08 24,96 23,66

Ii. Sektor Sekunder 32,75 33,86 32,56 32,38 32,35

1. Industri Pengolahan 26,55 26,68 24,67 23,85 22,99

2. Listrik, Gas & Air Bersih 0,15 0,15 0,15 0,15 0,16

3. Bangunan 6,05 7,03 7,74 8,38 9,20

Iii. Sektor Tersier 27,72 29,26 30,34 31,62 32,64

1. Perdag., Hotel &

Restoran

17,71 18,69 18,87 19,36 19,56

2. Pengangkutan &

Komun

4,07 4,33 4,75 5,01 5,41

3. Keu., Persew.& Js

Prshn

1,89 1,65 1,67 1,78 1,89

4. Jasa-jasa 4,05 4,59 5,05 5,47 5,78

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Hasil Analisis 2014

• Perkembangan sektor primer

Apabila dilihat kontribusi dua sektor yang merupakan cakupan sektor

primer, pada tahun 2011 kontribusi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDRB sebesar 11,34 persen, sedangkan sektor

pertambangan dan penggalian sebesar 23,66 persen.

Pada tahun 2011 kontribusi sektor pertanian mengalami peningkatan

yang cukup besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni

Page 162: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

172

sebesar 0,30 poin, dari 11,04 persen pada tahun 2010 menjadi 11,34

persen. Peningkatan kontribusi sektor pertanian ini disebabkan oleh

meningkatnya kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan dan sub

sektor perikanan.

Untuk sektor pertambangan dan penggalian, kontribusi terhadap PDRB

tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,29 poin dibandingkan

dengan tahun 2010. Kontribusi yang dicapai tahun 2011 sebesar 23,66

persen, lebih kecil jika dibandingkan dengan kontribusi tahun 2010 yang

mencapai 24,96 persen. Terjadinya penurunan kontribusi tahun 2011

disebabkan oleh turunnya kontribusi sub sektor pertambangan tanpa

migas karena turunnya produksi timah di Kabupaten Bangka Tengah.

• Perkembangan sektor skunder

Cakupan sektor sekunder adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik,

gas dan air bersih serta sektor bangunan, dimana masing-masing sektor

tersebut tahun 2011 memberikan kontribusinya sebesar 22,99 persen,

0,16 persen dan 9,20 persen.

Kontribusi sektor industri pengolahan pada tahun 2011 terhadap

pembentukan PDRB turun 0,03 poin dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Terjadinya penurunan kontribusi pada sektor ini disebabkan

oleh turunnya kontribusi industri logam dasar besi dan baja yaitu industri

pengolahan bijih timah menjadi logam timah. Meskipun kontribusi sektor

industri pengolahan mengalami penurunan, sektor ini masih merupakan

kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangka

Tengah tahun 2011 setelah sektor pertambangan dan penggalian.

Sementara untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan

pada tahun 2011 kontribusinya mengalami peningkatan, masing-masing

dari 0,15 persen dan 8,38 persen pada tahun 2010 menjadi 0,16 persen

dan 9,20 persen.

• Perkembangan sektor tersier

Pada tahun 2011, sektor tersier mempunyai kontribusi terhadap

pembentukan PDRB sebesar 32,64 persen, dimana komponen sektor

tersier terdiri dari sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 19,56

persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,41 persen,

Page 163: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

173

sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,89 persen

dan sektor jasa-jasa sebesar 5,78 persen.

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan penopang sektor

tersier yang terbesar dan pada tahun 2011 sebesar 19,56 persen, jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan sekitar 0,20

poin. Terjadinya peningkatan ini dikarenakan sub sektor perdagangan

besar dan eceran dan subsektor restoran mengalami peningkatan.

Sedangkan penopang sektor tersier yang terkecil yaitu sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan. Pada tahun 2011 kontribusinya

mencapai 1,89 persen, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,11 poin.

b. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

pembangunan yang dilaksanakan, khususnya di bidang ekonomi. Pertumbuhan

tersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor

ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan

ekonomi yang terjadi.

Untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun

tergambar melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan secara berkala.

Pertumbuhan yang positif menggambarkan bahwa perekonomian mengalami

kemajuan dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya apabila pertumbuhan

yang negatif menggambarkan bahwa perekonomian mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk laju pertumbuhan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 4.53

Laju Pertumbuhan di Kabupaten Bangka Tengah LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 *) 2011 **)

1. PERTANIAN -0,56 4,65 7,71 10,44

2. PERTAMBANGAN&PENGGALIAN 0,34 1,04 1,25 2,03

3. INDUSTRI PENGOLAHAN -0,22 0,50 -0,21 0,69

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,02 5,52 7,31 19,21

5. BANGUNAN 13,40 9,70 10,13 11,58

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 6,67 5,61 6,77 8,14

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 14,72 15,77 14,47 12,59

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN

1,93 6,99 10,95 9,02

Page 164: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

174

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010 *) 2011 **)

9. JASA-JASA 12,32 5,63 11,63 12,32

PDRB DENGAN MIGAS 3,38 4,13 5,04 6,23

Sumber : Hasil Analisis 2014

Berdasarkan Tabel 4.53 diketahui bahwa pada tahun 2008 laju

pertumbuhan sebagian mengalami penurunan, karena memiliki nilai negatif.

Akan tetapi untuk tahun-tahun setelahnya terjadi peningkatan terus menerus,

pada tahun 2009 laju pertumbuhan mengalami peningkatan menjadi 4,13 persen

dan meningkat menjadi 5,04 persen pada tahun 2010. Sementara laju

pertumbuhan PDRB pada tahun ini tercatat sebagai laju pertumbuhan yang

tertinggi sebesar 6,23 persen. Pada tabel yang sama terlihat bahwa, sektor yang

memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 adalah sektor listrik, gas, dan air

sebesar 19,19 persen, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan

komunikasi 12,59 persen serta sektor jasa-jasa 12,32 persen. Pada tahun 2011

sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi terendah adalah sektor industri

pengolahan yakni sebesar 0,69 persen.

PDRB Per Kapita merupakan salah satu ukuran indikator makro yang

sering digunakan untuk engukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu

wilayah. Kenaikan PDRB per kapita merupakan indikasi perekonomian

masyarakat semakin baik.

Pada tahun 2011, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku masyarakat di

Kabupaten Bangka Tengah sebesar Rp. 20.558.639 naik jika dibandingkan

dengan keadaan tahun 2010 sebesar Rp. 19.667.808. Bila faktor harga dieliminir,

maka akan diperoleh PDRB per kapita atas dasar harga konstan. Besarnya

PDRB per kapita atas dasar harga konstan di tahun 2011 sebesar Rp. 7.681.124

yaitu turun jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2010 sebesar Rp.

7.744.332.

Page 165: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

175

Gambar 4.21

Grafik PDRB Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah tahun 2007-2011 Sumber : Hasil Analisis 2014

Tabel 4.54

PDRB Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah tahun 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

ADHK 8.906.097 8.502.725 7.648.815 7.744.332 7.681.124

ADHB 17.336.027 19.166.608 17.835.539 19.667.808 20.558.639 Sumber : Hasil Analisis 2014

4.2.5 Analisis kisaran harga dampak dari pertambangan timah terhadap

Sosial Ekonomi

Berdasarkan dari analisis manfaat dan dampak yang telah dilakukan maka

dapat diketahui kisaran harga yang perlu dikeluarkan atau pun didapatkan dari

kegiatan tambang timah tersebut, untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 4.54

Tabel 4.55

Kiasaran Harga Akibat Dari Pertambangan Timah

No Manfaat Dampak

Jenis Biaya Jenis Biaya

1 CSR 1 perusahaan tambang 776.830.000 Kesehatan masyarakat ( dilihat dari 3 jenis penyakit)

103.447.400

2 Penghasilan dari tenaga kerja baru (391 orang dengan gaji rata-rata 2.5 juta)

977.500.000

Konflik masyarakat (biaya pengerusakan alat-alat dan pembakaran)

45.000.000

Jumlah 1.754.330.000

148.447.400 Sumber : Hasil analisis, 2013

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

2007 2008 2009 2010 2011

ADHK

ADHB

Page 166: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

176

4.3 Analisis Dampak Pengembangan Timah terhadap Aspek Fisik

Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Dampak secara keseluruhan dari pertambangan timah di Kecamatan Koba

ini ditinjau berdasarkan aspek fisik lingkungan dan sosial ekonomi, diketahui

bahwa berdasarkan dari ekonomi atau penghasilan yang didapatkan dari

kegiatan tambang ini menghasilkan lebih banyak dampak negatif dari pada

dampak positif, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.56 berikut.

Tabel 4.56 Kisaran Harga Akibat Dari Pertambangan Timah

No Manfaat Dampak

Jenis Biaya Jenis Biaya

1 CSR 1 perusahaan tambang

776.830.000 Kesehatan masyarakat ( dilihat dari 3 jenis penyakit)

103.447.400

2

Penghasilan dari tenaga kerja baru (391 orang dengan gaji rata-rata 2.5 juta)

977.500.000

Konflik masyarakat (biaya pengerusakan alat-alat dan pembakaran)

45.000.000

3 Wadah produksi timah 5.584.116.000

Pencemaran air bersih sehingga perlu membeli air PDAM

9.639.600.000

4 Dibangunnya akses jalan baru

100.000.000 Pencemaran Tanah 2.000.000.000

5

Penebangan pohon dari perkebunan/ hutan

130.000

6 Pencemaran Udara 970.000

7.438.446.000 11.789.147.400 Sumber : Hasil Analisis 2014

Berdasarkan Tabel 4.56 diketahui bahwa dampak positif yang ditimbulkan

dari pertambangan timah ini menghasilkan biaya sebesar Rp 7.438.446.000,00

sedangkan dampak negatif sebesar Rp 11.789.147.400,00 sehingga dapat

diketahui bawha dampak negatif lebih besar dari pada dampak positif yang ada,

hal tersebut disebabkan karena banyaknya dampak negatif yang disebabkan dari

pertambangan timah berdasarkan aspek fisik seperti kerusakan lahan dan

pencemaran air jika diakumulasikan menghasilkan pengeluaran yang sangat

besar.

Page 167: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

63

BAB III

PROFIL WILAYAH DAN KEGIATAN PERTAMBANAN TIMAH

DI KECAMATAN KOBA

3.1 Kebijakan Berdasarkan RTRW Kabupaten Bangka Tengah

Penataan Ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah bertujuan untuk

mewujudkan penataan ruang Negeri Selawang Segantang yang berkelanjutan

dan sejahtera dengan potensi serta komoditas unggulan yang berorientasi

ekonomi masyarakat sekaligus mendukung pelestarian lingkungan. Untuk

mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah

sebagaimana dimaksud di atas akan ditempuh melalui kebijakan dan strategi

penataan ruang wilayah Kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah

kabupaten adalah serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

dasar dalam pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di dalam

bumi. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten adalah langkah-langkah

pelaksanaan kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten.

Kebijakan pembangunan jangka panjang (2005-2025) Kabupaten Bangka

Tengah diarahkan untuk mencapai beberapa indikator keberhasilan yaitu :

a. Bidang Demografi dan Lingkungan : (1) Perencanaan pengelolaan

lingkungan yang benar diharapkan akan menjadi wilayah yang berkembang

dengan kondisi lingkungan hidup yang baik. (2) Perkembangan jumlah

penduduk menjadi potensi pembangunan yang dapat diberdayakan untuk

kemajuan daerah dan kesejaheraan masyarakat. (3) Meningkatnya efisiensi

pemanfaatan sumber daya produktif sehingga kegiatan investasi

pembangunan semakin efisien;

b. Bidang ekonomi : (1) Meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB); (2) Semakin kakohnya struktur ekonomi daerah yang

didominasi oleh sektor-sektor yang berbasis sumber daya lokal; (3)

Meningkatnya pendapatan perkapita sesuai kemampuan daerah; (4)

Menggalakkan kegiatan investasi yang kondusif untuk mengurangi tingkat

pengangguran dan tingkat kemiskinan secara terencana.

c. Bidang infrastruktur : (1) Semakin terpeliharanya sarana dan prasarana

yang ada untuk dimanfaatkan secara optimal; (2) Terjadinya peningkatan

jumlah dan kualitas sarana dan prasarana yang memadai dan menjangkau

Page 168: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

64

seluruh wilayah; (3) Tersedianya sarana dan prasarana publik sesuai

kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bangka tengah.

d. Bidang Sosial-Politik : (1) Meningkatkan kualitas manusia melalui kinerja

pendidikan yaitu gabungan Angka Partisipasi Kasar (APK) dari jenjang

pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan angka melek aksara; (2)

Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan dan status kesehatan pada

masyarakat ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi, angka

kematian ibu, dan meningkatnya usia harapan hidup; (3) Tumbuhnya kader-

kader pembangunan daerah yang handal, cekatan, cerdik dan profesiona

(sehingga mampu meningkatkan praduktivitas yang lebih tinggi; (4)

Terselenggaranya institusi yang berfungsi sebagai alat promosi daerah, pusat

informasi data, pusat informasi pembangunan dan investasi, institusi

perekonomian daerah yang kuat, forum stake holders daerah, dan lembaga

perlindungan hak publik.

e. Bidang pemerintahan: (1) Pemekaran kecamatan dan desa harus

terealisasi sesuai dengan ketentuan Undang Undang. (2) Struktur organisasi

dan penyelenggaraan pemerintahan daerah telah berjalan efektif dan efisien

yang didukung oleh kepegawaian yang telah memenuhi kebutuhan dengan

kualitas baik. (3) Peraturan Daerah yang dihasilkan dalam rangka

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sudah memenuhi standar, serta

sinkron dengan aturan-aturan yang lebih tinggi.

Secara umum prioritas pembangunan Kabupaten Bangka Tengah dalam

jangka panjang meliputi antara lain:

1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia

Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui program pendidikan formal,

optimalisasi sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan kualitas

dan kesejahteraan tenaga pendidik.

2. Peningkatan usaha ekonomi produktif

Kegiatan usaha ekonomi produktif dilakukan melalui pemberdayaan

ekonomi rakyat yang berbasis agribisnis dan agroindustri, industri

pertambangan rakyat, industri kerajinan rakyat, dan peningkatan

kesempatan berusaha bagi koperasi dan usaha kecil menengah,

Page 169: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

65

3. Peningkatan kinerja aparatur pemerintahan untuk menciptakan pelayanan

prima dan sistem pemerintahan yang baik dan bersih.

4. Peningkatan kondisi kehidupan yang aman dan bersih serta lingkungan

hidup yang nyaman menuju pembangunan berkelanjutan.

5. Penyediaan sarana dan prasarana transportasi (jaringan jalan dan

jembatan, dermaga (tambat) perahu, prasarana wilayah (air bersih, listrik,

telekomunikasi dan drainase) serta fasilitas ekonomi (pasar, pertokoan,

kawasan perdagangan, pergudangan, TPI, bank, ATM, dan koperasi.

Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Bangka Tengah

meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang serta kebijakan dan

strategi pengembangan Pola Ruang Wilayah Kabupaten yang ditentukan dalam

kajian lingkungan hidup strategis

a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

a) pengembangan sistem pusat-pusat permukiman secara hirarkis untuk

mendorong tumbuhnya efesiensi keterkaitan hubungan antar kota-desa

yang saling menguntungkan

b) pendistribusian penduduk yang proporsional pada kawasan permukiman

kota dan desa

c) peningkatan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,

telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di

dalam wilayah Kabupaten

a) Strategi Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan

Strategi pengembangan sistem pusat kegiatan dicapai melalui pengembangan

sistem perkotaan dan perdesaan.

1. Pengembangan sistem perkotaan yang dilaksanakan melalui:

• Penataan yang lebih terkendali pengembangan kawasan perkotaan

Koba sebagai pusat pemerintahan;

• pengembangan wilayah perkotaan baru di kecamatan Pangkalan

Baru sebagai bagian dari pengembangan wilayah perkotaan Pangkal

Pinang;

Page 170: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

66

• Peningkatan inter-aksi antar kota Koba sebagai ibukota Kabupaten

dengan ibukota kecamatan di Kabaupaten Bangka Tengah maupun

dengan Kabupaten lainnya;

• percepatan pembangunan kegiatan perkotaan pada kawasan

pertumbuhan ekonomi dan pusat-pusat pelayanan wilayah.

2. Pengembangan sistem perdesaan yang dilaksanakan melalui:

• pengembangan kawasan perdesaan yang memiliki fungsi produksi

pertanian menjadi kawasan agropolitan;

• pengembangan kawasan perdesaan yang memiliki fungsi

pemerintahan menjadi ibukota kecamatan;

• pengembangan kawasan perdesaan yang berkembang pesat menjadi

pusat kegiatan baru;

• Pengendalian pertumbuhan permukiman yang linier di sepanjang

jalan arteri primer.

b) Strategi Pendistribusian Penduduk

Penduduk merupakan faktor penting bagi pengembangan wilayah dan pelayanan

public. Agar distribusi penduduk dapat lebih mempunyai daya dorong bagi

pembangunan dan meningkatan efesiensi pelayanan publik, maka ditempuh

antara lain melalui :

• Perencanaan pola distribusi penduduk diarahkan melalui pemerataan

jumlah penduduk pada kawasan-kawasan yang mempunyai keunggulan

lokasi karena aksesibilitas dan sumberdaya alam;

• Pengendalian dinamika penduduk diarahkan antara lain melalui

pembukaan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan prasarana dan

sarana dasar wilayah;

• Pemberdayaan pranata sosial diarahkan melalui pemberian akses yang

luas kepada lembaga masyarakat adat, keagamaan, dan pranata sosial

lainnya di dalam masyarakat untuk mendukung kegiatan penataan ruang

secara obyektif untuk kesejahteraan seluruh masyarakat kabupaten.

Page 171: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

67

c) Strategi peningkatan pelayanan jaringan prasarana dan sarana dasar

wilayah

Untuk meningkatkan jangkauan jaringana prasarana dan sarana wilayah secara

efektif, efisien dan tepat sasaran dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten

bersama dengan Pemerintah, pemerintah provinsi, dan antar pemerintah

kabupaten, masyarakat/dunia usaha, maupun kerja sama keduanya yang

meliputi:

1. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana sumber daya air melalui :

• pemanfaatan sumber daya air permukaan, air tanah, dan air bawah

tanah untuk kawasan permukiman;

• pengembangan kolam maupun saluran-saluran irigasi secara

komunal terutama untuk lahan-lahan produktif;

• Pemanfaatan sumber daya air permukaan dan sumber air bawah

tanah secara terbatas untuk kawasan industri.

2. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana energi dan listrik melalui:

• Peningkatan kapasitas produksi melalui penambahan daya

distribusi dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel berdasarkan sistem

permukiman penduduk.

• Pengembangan pembangkit-pembangkit listrik berskala kecil

dengan basis energi tersedia setempat, seperti tenaga air (mikro

hidro), matahari, sekam, dan biofuel untuk satuan-satuan

permukiman pedesaan.

• Peningkatan kapasitas pelayanan depo logistik bahan bakar minyak

untuk seluruh wilayah Kabupaten.

3. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana informasi dan telekomunikasi

melalui:

• Pemenuhan kebutuhan yang disesuaikan dengan kebutuhan

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan;

• Penyediaan prasarana untuk kegiatan perhubungan, informasi,

komunikasi melalui media pemancar gelombang radio, jaringan

kabel,maupun jaringan nirkabel.

4. Peningkatan pelayanan jaringan prasarana transportasi melalui:

• Pengembangan sistem transportasi darat yang meliputi

penambahan dan perbaikan kondisi jaringan jalan nasional, jalan

provinsi dan jalan kabupaten; perbaikan sarana angkutan umum

Page 172: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

68

dan angkutan barang dan penataan sistem terminal yang

terintegrasi dengan transportasi laut, sungai, dan penyebrangan.

• Pengembangan sistem transportasi laut, sungai, dan

penyeberangan yang meliputi: pembukaan jalur penyeberangan

antar kabupaten dan antar kecamatan pada simpul-simpul

transportasi yang strategis dengan memperbaiki teknologi

perkapalan; menambah jumlah dan frekuensi armada, menambah

daya tampung pelabuhan laut dan dermaga sungai, dan

membangun pelabuhan khusus, seperti pelabuhan peti kemas dan

pendaratan ikan.

• Pengembangan sistem transportasi udara melalui peningkatan

kelas pelayanan Bandara Depati Amir untuk mengantisipasi

perkembangan pasar dalam jangka panjang.

b. Kebijakan dan Strategi Perwujudan Pola Ruang

Kebijakan perwujudan pola ruang wilayah Kabupaten meliputi kebijakan

dan strategi pengembangan Kawasan lindung, kebijakan dan strategi

pengembangan Kawasan Budidaya, serta kebijakan dan strategi pengembangan

kawasan strategis kabupaten yang ditentukan dalam Kajian Lingkungan Hidup

Strategis.

a) Kebijakan pengembangan Kawasan Lindung adalah pelestarian dan

pemantapan fungsi perlindungan dan konservasi pada wilayah yang sudah

ditetapkan dan/atau wilayah yang direncanakan.

Strategi untuk melestarikan dan memantapkan fungsi perlindungan dan

konservasi sebagaimana dimaksud adalah:

• Mempertahankan dan melestarikan kawasan-kawasan lindung yang

mempunyai nilai ekologis tinggi, terutama pada hutan konserasi

Gunung Mangkol dan hutan lindung Lubuk Besar, maupun Hutan-

hutan rawa di wilayah Kabupaten;

• Menghentikan pembangunan kawasan permukiman baru,

membatasi prasarana dan sarana pendukung, dan memindahkan

permukiman penduduk yang sudah ada di dalam kawasan Hutan

Lindung, kawasan Resapan Air, kawasan sempadan pantai, dan

Page 173: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

69

kawasan sempadan sungai yang dinilai telah mengganggu fungsi

alamiah dan hidrologis kawasan tersebut secara bertahap;

• Menetapkan persyaratan teknis untuk pengembangan permukiman

dan kegiatan produktif lainnya yang bersifat mengubah lansekap

tanah pada kawasan rawan bencana;

• Menata dan menetapkan ruang-ruang yang memiliki nilai adat-

istiadat masyarakat setempat sebagai kawasan pelestarian budaya

melalui peraturan daerah tersendiri;

• Menjaga konsistensi dan keterpaduan pemanfaatan kawasan

lindung pada daerah-daerah perbatasan, baik dengan kabupaten

tetangga maupun dengan negara tetangga.

• Mempertahankan kondisi lingkungan di luar kawasan lindung yang

memiliki keanekaragaman hayati endemis yang tinggi.

b) Kebijakan pengembangan Kawasan Budidaya adalah pengoptimalan

pemanfaatan ruang untuk kegiatan-kegiatan produksi dan permukiman

yang disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung

lingkungannyaserta keserasian antar sektor.

Strategi untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang sebagaimana

dimaksud di atas adalah antara lain:

• Pengembangan kawasan budi daya hutan dilaksanakan melalui

pengelolaan hutan tanaman industri, hutan produksi terbatas,

agroforestry, atau hutan wisata pada kawasan hutan secara

berkelanjutan.

• Pengembangan kawasan budi daya pertanian dilaksanakan melalui

keterpaduan program antar sektor dalam intensifikasi lahan-lahan

pertanian dan ekstensifikasi lahan-lahan yang memiliki kesesuaian

lahan untuk pertanian dan daya dukung lingkungan yang tinggi.

• Pengembangan kawasan budi daya perkebunan dilaksanakan

melalui keterpaduan pengembangan perkebunan skala besar

dengan perkebunan masyarakat pada lahan-lahan perkebunan dan

lahan-lahan yang memiliki kesesuaian lahan untuk perkebunan atau

pertanian lahan kering serta daya dukung lingkungan yang tinggi.

Page 174: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

70

• Pengembangan kawasan peternakan dilaksanakan melalui pola

penggembalaan maupun pengandangan pada lahan-lahan datar

danberumput di dalam kawasan perdesaan baik secara mandiri

maupun terintegrasi dengan kawasan pertanian

• Pengembangan kawasan perikanan dilaksanakan melalui pola

penangkapan di kawasan perairan laut, sungai, maupun badan air

lainnya dan pola pengembangan lahan tambak atau kolam yang

ramah lingkungan.

• Pengembangan kawasan industri dilaksanakan melalui pembukaan

lahan yang strategis untuk industri pengolahan hasil pertanian dan

peningkatan keterkaitan industri besar dan industri kecil serta

industry rumah tangga

• Pengembangan kawasan jasa dan perdagangan dilaksanakan

melalui peningkatan akses maupun prasarana dan sarana wilayah

pada lokasi kawasan yang sedang tumbuh dan berada dalam

jaringan rantai pemasaran secara berjenjang dan saling

menguntungkan.

• Pengembangan kawasan penggalian dan/atau pertambangan

dilaksanakan melalui pemanfaatan sumber daya mineral secara

lestari pada lokasi-lokasi yang memiliki deposit galian strategis

sepanjang tidak memicu ancaman bencana dan tidak mengganggu

keberlangsungan ekosistem.

c) Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten

adalah pengelolaan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan

yangmempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan kesejahteraan

masyarakat, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial secara terpadu.

d) Kawasan strategis Kabupaten tersebut dikaji dengan mempertibangkan

aspek kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi,

sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kebijakan dalam pengolaan pertambangan di Kecamatan Koba tidak hanya

dilihat dan ditinjau dari RTRW Kabupaten Bangka Tengah, kebijakan tersebut

Page 175: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

71

juga dilihat dari peraturan-peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah. Kebijakan tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Kebijakan Berdasarkan Undang-Undang No 4 Tahun 2009

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

1. Mineral dan batubara sebagai sumber daya yang tak terbarukan dikuasai

oleh negara dan pengembangan derta pendayagunaannya dilaksanakan

oleh Pemerintah dan pemerintah daerah bersama dengan pelaku usaha;

2. Pemerintah selanjutnya memberikan kesempatan kepada badan usaha

yang berbadan hukum Indonesia, koperasi, perseorangan, maupun

masyarakat setempat untuk melakukan pengusahaan mineral dan batubara

berdasarkan izin, yang sejalan dengan otonomi daerah, diberikan oleh

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya

masing-masing;

3. Dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah,

pengelolaan pertambangan mineral dan batubara dilaksanakan

berdasarkan prinsip eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi yang

melibatkan pemerintah dan pemerintah daerah;

4. Usaha pertambangan harus memberi manfaat ekonomi dan sosial yang

sebesar-besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia;

5. Usaha pertambangan harus dapat mempercepat pengembangan wilayah

dan mendorong kegiatan ekonomi masyarakat/pengusaha kesil dan

menengah serta mendorong tumbuhnya industri penunjang pertambangan;

dan

6. Dalam rangka terciptanya pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha

pertambangan lingkungan hidup, transparansi, dan partisipasi masyarakat.

b. Kebijakan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah

Nomor 39 Tahun 2011

Dimana dalam peraturan daerah no 39 tahun 2011 menjelaskan tentang

pengolahan kegiatan Pertambangan dalam rangka pengusahaan mineral yang

meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan

Page 176: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

72

penjualan serta pascatambang. Bila pada saat kegiatan pertambangan dilakukan

dan ditemukan adanya pencemaran yang terjadi maka kegiatan pertambangan

dapat dihentikan, dimana menghentikan atau menutup untuk sementara waktu

sebagian atau seluruh kegiatan pertambangan apabila kegiatan pertambangan

dinilai dapat membahayakan keselamatan pekerja tambang, keselamatan umum,

atau menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.

3.2 Profil wilayah Kabupaten Bangka Tengah

Kecamatan Koba merupakan salah satu kecamatan yang terdapat dalam

administrasi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tengah terletak di Pulau Bangka dengan

luas ± 227.911,00 Ha.

Kabupaten Bangka Tengah terdiri dari enam kecamatan, yaitu Kecamatan

Koba, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan Sungai Selan, Kecamatan

Simpang Katis, Kecamatan Lubuk Besar, dan Kecamatan Namang, masing-

masing kecamatan memiliki potensi keunggulan yang hampir sama yaitu

pertambangan, salah satunya terdapat di Kecamatan Koba sebagai pusat di

Kabupaten Bangka Tengah.

Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Tengah berbatas-an

langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Batas-batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah adalah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Cina Selatan

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Bangka.

3.3 Profil Wilayah Kecamatan Koba

Kecamatan Koba merupakan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah dimana

merupakan pusat pemerintahan dengan batas-batas administrasi sebagai

berikut.

Page 177: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

73

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Karimata dan

Kecamatan Namang

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Lubuk Besar

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Karimata

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan

Kondisi geografis Kecamatan Koba Berdasarkan Perda Kabupaten Bangka

Tengah Nomor 31 Tahun 2006, maka sejak Bulan Agustus Tahun 2011

Kecamatan Koba dipecah menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Koba dan

Kecamatan Lubuk Besar. Sesuai dengan Perda Kabupaten Bangka Tengah

Nomor 32 Tahun 2006 telah dilakukan pemekaran kelurahan sehingga di

Kecamatan Koba terdapat empat kelurahan baru, yaitu :

1. Kelurahan Simpang Perlang yang berasal dari wilayah Desa Nibung

dan Kelurahan Koba.

2. Kelurahan Padang Mulia yang berasal dari wilayah Kelurahan Koba

3. Kelurahan Berok yang berasal dari wilayah Kelurahan Koba

4. Kelurahan Arung Dalam yang perubahan dari klasifikasi yang

sebelumnya berstatus desa.

Dengan demikian, Kecamatan Koba yang sebelumnya terdiri dari satu

kelurahan dan dua belas Desa sekarang terdiri dari lima kelurahan dan enam

Desa dan sebagian lainnya telah tergabung dalam Kecamatan Lubuk Besar.

Setelah dimekarkan dengan Kecamatan Lubuk Besar, luas Kecamatan Koba

sekarang adalah 39.156,11 dari luas wilayah sebelum pemekaran yaitu

93.516,08 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 3.2

Luas wilayah administrasi antara desa dan kelurahan adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Luas Wilayah per desa/ Kelurahan Di Kecamatan Koba

No Desa/ Kelurahan Luas Wilayah

(Ha) Persentase

(%)

1 Nibung 7.409,73 18,38

2 Koba 407,54 1,62

3 Simpang Perlang 716,03 1,98

4 Padang Mulia 3.175,34 7,73

5 Berok 290,33 0,54

Page 178: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

74

No Desa/ Kelurahan Luas Wilayah

(Ha) Persentase

(%)

6 Arum Dalam 1.907,46 4,83

7 Guntung 8.397,91 22,22

8 Terentang III 9.037,44 23,5

9 Penyak 5.857,74 14,35

10 Kurau 1.304,46 3,4

11 Kurau Barat 651,95 1,46

Jumlah 39.156,11 100 Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2012

Selain itu, Kecamatan Koba mempunyai garis pantai yang sangat panjang,

yang membentang mulai dari Desa Kurau Barat sampai ke wilayah Kelurahan

Padang Mulia. Hal ini sangat potensi untuk pengembangan perikanan laut. Di

Kecamatan Koba juga terdapat beberapa pulau kecil yang sangat cocok untuk

dikembangkan menjadi objek wisata bahari. Dalam Kecamatan Koba juga

terdapat sungai-sungai, diantaranya Sungai Berok yang terdapat di Kelurahan

Berok, panjangnya 23.000 dan Sungai Guntung di Desa Guntung, panjangnya

7.000 M.

Jumlah penduduk di Kecamatan Koba Pada tahun 2012 sebanyak 40.163

jiwa, yang terdiri 20.918 jiwa penduduk laki-laki dan 18.237 jiwa penduduk

perempuan yang semua itu tersebar di lima kelurahan dan enam desa.

Jumlah penduduk di Kecamatan Koba tersebar dari Desa Nibung sampai

Desa Kurau Barat, penduduk terbanyak pada tahun 2012 terdapat di Kelurahan

Koba sebesar 7.392 jiwa, sedangkan Kelurahan Guntung merupakan desa

dengan penduduk terkecil yaitu 1.264 jiwa.

Untuk lebih jelas jumlah penduduk yang terdapat di Kecamatan Koba dapat

di lihat pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.1.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk

Desa/Kelurahan Luas

Wilayah (Ha)

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Tahun 2012 (Jiwa/Ha) 2010 2011 2012

Nibung 7.409,73 3.591 3.594 4.218 1

Koba 407,54 6.071 6.316 7.392 18

Simpang Perlang 716,03 4.797 3.849 5.345 7

Padang Mulia 3.175,34 4.291 4.006 4.740 1

Berok 290,33 2.621 2.662 3.120 11

Arung Dalam 1.907,46 2.726 2.821 3.329 2

Page 179: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

75

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Desa/Kelurahan Luas

Wilayah (Ha)

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Tahun 2012 (Jiwa/Ha) 2010 2011 2012

Guntung 8.397,91 1.003 1.114 1.264 0

Terentang 9.037,44 1.185 1.318 1.412 0

Penyak 5.857,74 3.248 3.432 4.011 1

Kurau 1.304,46 2.907 2.008 3.128 2

Kurau Barat 651,95 2.009 2.943 2.204 3

Jumlah 39.155,93 34.449 34.063 40.163 1

Sumber : Badan Pusat Statistik 2011, 2010, dan Dinas Kependudukan 2012

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Koba memiliki

tingkat kependudukan yang cukup tinggi, dengan kepadatan 18jiwa/ha, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Gambar 3.1 Grafik jumlah penduduk Kecamatan Koba

Sumber : Tabel 3.2

Page 180: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

76

Gambar 3.2

Peta Administrasi Kabupaten

Page 181: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

77

Gambar 3.3

Peta Administrasi Kecamatan

Page 182: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

78

Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Bangka Tengah tahun

2011 menunjukkan perkembangan yang positif jika dibandingkan dengan tahun-

tahun sebelumnya. Total PDRB yang dihasilkan pada kurun waktu tahun 2007-

2011 baik PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun PDRB Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK) mengalami perkembangan yang positif.

Tabel 3.3 PDRB Kabupaten Bangka Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha, 2007-2011 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 *) 2011 **)

1. PERTANIAN 255.561 289.482 317.877 364.139 418.675

a. Tanaman Bahan Makanan 84.982 100.455 113.400 131.573 155.591

b. Tanaman Perkebunan 87.659 88.394 88.660 97.615 107.221

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 16.852 18.303 20.422 24.261 27.430

d. Kehutanan 8.410 9.423 9.617 10.237 11.521

e. Perikanan 57.657 72.906 85.778 100.453 116.912

2. PERTAMBANGAN&PENGGALIAN 628.093 697.603 751.713 822.954 873.592

a. Minyak dan Gas Bumi 0 0 0 0 0

b. Pertambangan tanpa Migas 539.807 594.389 640.658 700.129 731.204

c. Penggalian 88.286 103.214 111.054 122.824 142.388

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 593.467 713.875 711.000 786.454 848.597

a. Industri Migas 0 0 0 0 0

b. Industri Tanpa Migas 593.467 713.875 711.000 786.454 848.597

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 21.054 21.900 25.772 33.649 41.412

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0 0 0 0 0

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 14.622 15.344 15.175 15.641 15.917

4. Kertas dan Barang Cetakan 94 96 99 105 110

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0 0 0 0 0

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 6.816 7.710 8.418 10.468 12.557

7. Logam Dasar Besi & Baja 548.910 666.408 658.749 723.404 775.072

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 1.971 2.416 2.787 3.186 3.529

9. Barang lainnya 0 0 0 0 0

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.396 4.033 4.336 4.814 6.053

a. Listrik 3.352 3.985 4.292 4.761 5.991

b. Gas 0 0 0 0 0

c. Air Bersih 44 47 43 53 62

5. BANGUNAN 135.159 188.103 223.210 276.384 339.633

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 395.776 500.210 543.802 638.254 722.227

a. Perdagangan Besar & Eceran 368.351 469.009 507.493 591.791 667.202

b. Hotel 0 0 0 2.014 2.240

c. Restoran 27.425 31.201 36.308 44.448 52.785

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 90.964 115.766 136.837 165.362 199.743

a. Pengangkutan 85.671 110.009 130.693 157.536 190.833

1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0

2. Angkutan Jalan Raya 7.046 8.623 8.318 8.876 10.017

3. Angkutan Laut 101 118 117 126 142

4. Angk.Sungai, Danau & Penyebr 55 66 70 76 84

5. Angkutan Udara 77.626 100.145 121.064 147.214 179.212

6. Jasa Penunjang Angkutan 842 1.058 1.125 1.243 1.378

b. Komunikasi 5.293 5.757 6.144 7.826 8.911

1. Pos dan Telekomunikasi 5.008 5.445 5.804 7.481 8.539

Page 183: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

79

Sumber : PDRB Kab. Bangka Tengah tahun 2011

Tabel 3.4 PDRB Kabupaten Bangka Tengah Atas Dasar Harga Konstan Menurut

Lapangan Usaha, 2007-2011 (Juta Rupiah)

2. Jasa Pnjng Komunikasi 285 311 340 345 372

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN

42.293 44.062 48.149 58.749 69.660

a. Bank 3.012 3.423 4.081 4.999 5.811

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 1.268 1.307 1.428 1.610 1.897

c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0

d. Sewa Bangunan 35.690 36.821 40.043 49.088 58.390

e. Jasa Perusahaan 2.323 2.512 2.597 3.053 3.562

9. JASA-JASA 90.633 122.928 145.531 180.375 213.431

a. Pemerintahan Umum 74.846 107.166 128.645 160.731 191.480

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 56.631 82.561 100.274 123.495 143.672

2. Jasa Pemerintah lainnya 18.215 24.605 28.371 37.236 47.808

b. Swasta 15.786 15.762 16.887 19.644 21.951

1. Sosial Kemasyarakatan 2.844 3.001 3.330 3.778 4.289

2. Hiburan & Rekreasi 55 53 56 65 74

3. Perorangan&Rumahtangga 12.889 12.708 13.501 15.800 17.588

PDRB DENGAN MIGAS 2.235.342 2.676.061 2.882.455 3.297.485 3.691.612

PDRB TANPA MIGAS 2.235.342 2.676.061 2.882.455 3.297.485 3.691.612

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 *) 2011 **)

1. PERTANIAN 152.841 151.984 159.053 171.316 189.208

a. Tanaman Bahan Makanan 28.542 27.560 30.072 33.058 37.858

b. Tanaman Perkebunan 70.753 68.572 68.728 72.986 79.338

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 12.008 12.067 13.409 14.565 16.255

d. Kehutanan 6.752 6.741 6.544 6.457 6.966

e. Perikanan 34.786 37.043 40.299 44.249 44.249

2. PERTAMBANGAN&PENGGALIAN 260.223 261.105 263.824 267.115 272.549

a. Minyak dan Gas Bumi 0 0 0 0 0

b. Pertambangan tanpa Migas 203.562 202.228 201.878 201.504 200.993

c. Penggalian 56.661 58.878 61.946 65.610 71.556

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 303.463 302.808 304.326 303.672 305.758

a. Industri Migas 0 0 0 0 0

b. Industri Tanpa Migas 303.463 302.808 304.326 303.672 305.758

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 12.107 13.260 13.260 16.511 18.560

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0 0 0 0 0

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 9.676 9.521 9.337 9.526 9.547

4. Kertas dan Barang Cetakan 54 55 56 59 60

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0 0 0 0 0

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 4.322 4.864 5.251 5.769 6.512

7. Logam Dasar Besi & Baja 275.518 273.004 272.748 269.280 268.291

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 268.291 2.104 2.337 2.528 2.787

9. Barang lainnya 0 0 0 0 0

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1.459 1.503 1.586 1.702 2.029

a. Listrik 1.440 1.483 1.568 1.681 2.005

b. Gas 0 0 0 0 0

c. Air Bersih 19 20 18 22 24

5. BANGUNAN 69.912 79.279 86.970 95.780 106.874

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN

232.294 247.799 261.690 279.409 302.161

Page 184: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

80

Sumber : PDRB Kab. Bangka Tengah tahun 2011

PDRB Kabupaten Bangka Tengah dengan timah atas dasar harga berlaku

(ADHB) tahun 2011 sebesar 3,691 trilyun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar

harga konstan (ADHK) dengan timah tahun 2011 sebesar 1,379 trilyun rupiah.

3.4 Sejarah Kecamatan Koba

Perdebatan tentang asal-usul penggunaan kata Koba sama dengan

perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang sampai sekarang belum

usai. Sedikit berbeda dengan perdebatan pada asal-usul penggunaan kata

Bangka, perdebatan seputar penggunaan kata Koba tidak terjadi dalam ranah

perdebatan ilmiah dengan keberadaan bukti-bukti fisik, melainkan pada tutur

lisan.

Setidaknya ada dua versi penggunaan asal-usul kata Koba. Versi pertama

mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal Cina pada masa awal

penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok. Kapal Cina yang

a. Perdagangan Besar & Eceran 218.586 233.869 246.604 261.948 283.171

b. Hotel 0 0 0 1.208 1.296

c. Restoran 13.708 13.931 15.085 16.254 17.694

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 65.340 74.956 86.779 99.333 111.835

a. Pengangkutan 64.178 73.759 85.540 97.858 110.318

1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0

2. Angkutan Jalan Raya 5.450 6.305 6.234 6.339 6.729

3. Angkutan Laut 39 39 38 38 40

4. Angk.Sungai, Danau & Penyebr 36 41 43 45 47

5. Angkutan Udara 58.061 66.673 78.462 90.618 102.618

6. Jasa Penunjang Angkutan 592 702 763 818 885

b. Komunikasi 1.162 1.196 1.239 1.474 1.516

1. Pos dan Telekomunikasi 1.100 1.133 1.174 1.409 1.451

2. Jasa Pnjng Komunikasi 62 63 64 66 65

8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN

27.478 28.007 29.965 33.247 36.245

a. Bank 2.022 2.176 2.509 2.792 2.991

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 779 805 863 932 1.072

c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0 0 0

d. Sewa Bangunan 22.846 23.075 24.551 27.279 29.719

e. Jasa Perusahaan 1.831 1.951 2.042 2.245 2.464

9. JASA-JASA 35.360 39.717 41.955 46.833 52.603

a. Pemerintahan Umum 25.729 30.197 31.904 36.017 41.013

1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 17.542 21.164 22.553 25.092 28.272

2. Jasa Pemerintah lainnya 8.187 9.033 9.351 10.926 12.741

b. Swasta 9.630 9.520 10.051 10.816 11.590

1. Sosial Kemasyarakatan 1.608 1.690 1.838 1.959 2.095

2. Hiburan & Rekreasi 39 39 42 45 48

3. Perorangan&Rumahtangga 7.983 7.791 8.172 8.812 9.446

PDRB DENGAN MIGAS 1.148.370 1.187.159 1.236.148 1.298.407 1.379.261

PDRB TANPA MIGAS 1.148.370 1.187.159 1.236.148 1.298.407 1.379.261

Page 185: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

81

disebut wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut kemudian

tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak

lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut

lalu berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan

perubahan dialek berubah menjadi kata Koba dan dikenal sampai sekarang.

Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam

yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini.

Karena ke-khas-annya tersebut, maka kampung ini disebut dengan Kampung

Koba. Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang

diwawancari oleh peneliti.

Bisa dipastikan bahwa riwayat perdebatan penggunaan kata Koba tersebut

sudah terjadi sejak sebelum abad ke-18 karena bukti tertua yang berhasil peneliti

dapatkan sudah menyebut kampung ini dengan kata Koba. Bukti fisik pertama

dan utama yang menunjukkan penggunaan kata Koba adalah sebuah peta yang

berangka tahun 1820 yang dibuat oleh Kerajaan Inggris. Peta tua lain adalah

sebuah peta Belanda yang dibuat pada tahun 1845 yang juga sudah menyebut

kata Koba. Kedua peta tersebut sudah dengan jelas menyebut kata Koba,

walaupun banyak tempat dalam peta tersebut yang masih disebut berbeda

dengan yang dikenal sekarang ini, misalnya peta yang dibuat Inggris masih

menyebut Pangkalpinang dengan Pangkal Bulo, Tanjung Berikat dengan Tg

Barkat, Puding dengan M Puding, Toboali dengan Stoeade of Tubuh Ali.

Sedangkan pada peta yang dibuat oleh Belanda juga masih menyebut banyak

kampung dengan kata yang berbeda dengan sekarang, misalnya Guntung

dengan Gontang, Puding dengan Pading, Penyak dengan Penjieak, Kurau

dengan Koerouw, Namang dengan Namen, Sungai Selan dengan Soengi Slan,

dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata Koba sudah dikenal pada

masa penjajahan Belanda dan berkuasanya Inggris. Namun dari kedua bukti fisik

tersebut, tidak ada angka tanggal yang tercantum. Meski demikian, kata Koba

yang tercantum pada kedua peta tua tersebut tentu saja mengambil referensi

dari penggunaan kata yang digunakan oleh masyarakat setempat. Kata Koba

dengan demikian tetap harus dikembalikan pada kedua versi tersebut di atas.

Namun mengingat kedatangan para penambang dan pedagang Cina yang

datang hampir bersamaan dengan Belanda, maka versi Wangkang Kobe

Page 186: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

82

tampaknya belum menjadi pakem yang lama, padahal bisa dipastikan kata Koba

pada masa peta tersebut dibuat sudah menjadi pakem. Dengan demikian, tutur

lisan yang mengatakan bahwa kata Koba berasal dari pohon asam Koba yang

dulu banyak terdapat di kampung ini dapat lebih diterima.

Penggunaan kata Koba juga tampaknya didukung oleh fakta bahwa

masyarakat Pulau Bangka banyak menggunakan nama-nama pohon untuk

menyebut sebuah nama tempat, lihat misalnya Terentang, Jelutung,

Pangkalbuluh, Pangkalpinang, dan sebagainya. Dengan demikian, penggunaan

kata Koba juga dapat diidentifikasi sebagai bagian dari kebiasaan tersebut, yaitu

nama dari sebuah pohon asam. Oleh karena itu, penggunaan kata Koba pada

versi ini dipastikan sudah berlangsung cukup lama, dituturkan secara lisan, dan

masih diyakini oleh generasi tua yang hidup pada masa sekarang ini

3.5 Sejarah Tambang Timah di Koba

Penemuan timah petama kali di pulau Bangka memiliki beberapa versi.

Setidaknya catatanya yang ditulis oleh Heidhues menyebutkan tiga versi

penemuan, yakni pada tahun 1707, 1709, dan tahun 1711. timah pada masa

awal penemuan tersebut merupakan komoditas yang sangat mudah dilihat

karena timah terdapat dimana-mana. Horsfield dalam Heidhues mengatakan

bahwa timah dengan mudah terlihat ketika penduduk setempat melakukan

pembakaran ladang-ladang ubtuk ditanami oleh penduduk setempat. Logam

timah tampak meleleh ketika penduduk melakukan pembakaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebenarnya timah pada masa

awal abad ke-17 merupakan sebuah komoditas yang midah didapatkan. Hal ini

menandakan betapa banyak kandungan timah yang ada di Pulau ini. Apalagi

masa penambangan timah yang berlangsung selama 4 abad lebih dan hingga

kini masa banyak penambangan timah yang dilakukan di berbagai tempat oleh

penduduk dan beberapa perusahaan besar.

Orang yang dianggap memperkenalkan penambangan timah di Pulau

Bangka adalah orang-orang Johor yang memiliki garis keturunan Cina yang

beragama Islam dan juga merupakan kerabat Kesultanan Palembang.

Abdulhayat dalam keluarga tersebut dan laki-lakinya yang bernama Wan Akub

merupaka nama-nama yang banyak disebut dan dianggap merupaka orang-

orang yang mempelopori penemuan timah di Mentok dan Pulau Bangka pada

Page 187: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

83

umumnya seperti Kabupaten Bangka Tengah. Heidhues menyebutkan bahwa

pada masuknya Orang-Orang johor tersebut, juga datang seorang Cina bernama

Oen Asing (Boen Asiong) yang melakukan penambangan timah di kampung Belo

Mentok. Orang ini pula yang melakukan berbagai macam gerakan pembaruan

dalam penambangan timah. Didatangkan pada masa itu pekerja dari Cina,

memperkenalkan penambangan timah dengan menggunakan mesin, teknik

perapian untuk membakar timah yang lebih efisien, dan melakukan standarisasi

bentuk dan berat timah.

Pada masa ini pula penambangan timah di Bangka mengenal istilah kuli

dan kongsi. Kuli dalam ejaan lama koeli berasal dari bahasa Tamil yang artinya

orang yang disewa. Sedangkan kongsi berasal dari bahasa Hakka, yaitu kwung-

sze yang artinya penanganan atas dasar usaha usaha dan kepentingan bersama

dengan tujuan mendapatkan keuntungan ekonomi bersama. Mulai dipekenalkan

pula istilah tauke atau towkay yang artinya bos dan sinkeh yang artinya kuli Cina

yang terikat pada tahun pertama dan bebas pada tahun kedua dan seterusnya.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sejarah penambangan timah

pada abad ke-17 dan setelahnya adalah sejarah penambangan timah yang

dilakukan oleh orang-orang Cina. Impor pekerja Cina dalam jumlah besar-

besaran menyebabkan penduduk Bangka hingga sekarang juga banyak diwarnai

kehidupan orang-orang Cina yang mula-mula datang untuk bekerja sebagai

penambang pada akhirnya ikut memberikan andil dalam proses perkembangan

kultural masyarakat lokal.

Tidak mengherankan jika saat ini penduduk Cina di Pulau Bangka

mencapai 30 persen dari total jumlah penduduk propinsi ini. Sebagai salah satu

bukti bahwa masyarakat etnis Cina sudah ada sejak dulu, masyarakat etnis Cina

dapat dijumpai di berbagai pelosok di daerah Pulau ini. Sebutlah misalnya

Mentok, Pangkalpinang, Toboali, Sungailiat, Belinyu, Koba, Sungiselan Jebus

dan kampung-kampung kawasa penambang timah berpenduduk ramai.

Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan

timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk

pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari

endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh

aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan

berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan

Page 188: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

84

granit lapuk dan terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau

kerikil.

Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn02).

Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan

magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir

kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik

dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori atau

retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses

kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan samping.

Pembentukan mineral kasiterit (Sn02) dan mineral berat lainnya, erat

hubungannya dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan bijih timah

(Sn) yang membentang dari Mynmar Tengah hingga Paparan Sunda merupakan

kelurusan sejumlah intrusi batholit. Batuan induk yang mengandung bijih timah

(Sn) adalah granit, adamelit, dan granodiorit. Batholit yang mengandung timah

(Sn) pada daerah Barat ternyata lebih muda (Akhir Kretasius) daripada daerah

Timur (Trias).

Pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung

mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi,

maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih

diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan

granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk

vein-vein (urat), yaitu pada batuan granit dan pada batuan samping yang

diterobosnya.

Pertambangan timah terbagi menjadi 2 bagian yaitu tambang primer dan

tambang sekunder, dimana letak timah primer berada di bawah batuan samping

sedangkan timah sekunder letaknya berada di bawah endapan aluvial. Dalam

penambangan timah biasanya yang sering ditambang yaitu timah sekunder,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 189: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

85

Gambar 3.2 Keberadaan Timah Primer dan Sekunder

Sumber : Evaluasi lingkungan hidup akibat kegiatan tambang

Pada proses endapan timah melalui beberapa fase penting yang sangat

menentukan keberadaan timah itu sendiri, fase tersebut adalah, pertama adalah

fase pneumatolitik, selanjutnya melalui fase kontak pneumatolitik-hidrotermal

tinggi dan fase terakhir adalah hipotermal sampai mesotermal. Fase yang

terakhir ini merupakan fase terpenting dalam penambangan karena mempunyai

arti ekonomi, dimana larutan yang mengandung timah dengan komponen utama

silica (Si02) mengisi perangkap pada jalur sesar, kekar dan bidang perlapisan.

Endapan timah di Indonesia terletak pada jalur timah terkaya di dunia, yang

membujur mulai dari Cina selatan, Birma, Muangthai, Malaysia dan berlanjut ke

Indonesia. Jalur di Indonesia mengarah dari utara ke selatan yaitu dari pulau

Karimun, P. Kundur, P. Singkep, P. Bangka, Bangkinang (Sumatera bagian

tengah)serta terdapat tanda-tanda di kepulauan Anambas, Natuna dan Karimata.

Sampai ini ada dua jenis utama timah yang berdasarkan proses terbentuknya

yaitu timah primer dan timah sekunder,kedua timah jenis tersebut dibedakan atas

dasar proses terbentuknya (genesa). Endapan timah primer pada umumnya

terdapat pada batuan granit daerah sentuhannya, sedangkan endapan timah

sekunder kebanyakan terdapat pada sungai-sungai tua dan dasar lembah baik

yang terdapat di darat maupun di laut.

Page 190: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

177

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpuan dari kajian manfaat dan dampak pertambangan timah ini,

berupa kesimpulan dari hasil analisis fisik lingkungan dan dari analisis sosial

ekonomi, yang akan dijabarkan sebagai berikut :

5.1.1 Kesimpulan Fisik Lingkungan

Dalam analisis fisik Lingkungan di Kecamatan Koba, berdasarkan hasil

analisis maka ditemukan beberapa poin penting, poin penting diantaranya

sebagai berikut :

a. Dampak yang disebabkan oleh pertambangan timah bagi fisik lingkungan

lebih cenderung dampak negatif dibandingkan dampak positifnya, hal ini

diketahui dari awal Kegiatan pertambangan dimulai maka dampak yang

akan timbul pada fisik lingkungan dimulai berdasarkan tahap-tahap

proses pertambangan, misalnya saja pada pengupasan tanah pucuk (top

soil) tentu hal ini langsung memberikan dampak negatif bagi fisik

lingkungan seperti terkikisnya huru hara tanah, menurunnya kualitas

tanah, hilangnya bentang alam, serta dapat menimbulkan longsor

b. Kegiatan pertambangan juga menimbukan dampak yang buruk pada

proses pertambangan disaat pengambilan biji timah baik pengambilan

dikeruk, di semprot, atau mengunakan alat berat lainnya, dimana akan

menimbulkan lubang-lubang kolong yang mengandung logam kimia dari

pengambilan bijih timah tersebut, selain itu akan menurunnya kualitas

tanah dan kualitas air tanah

c. Pada saat bijih timah diolah, ini juga akan menimbulkan dampak negatif

yaitu pencemaran bagi lingkungan diantaranya pengolahan yang tidak

berdasarkan AMDAL, akan menimbulkan dampak pada kualitas air yang

berasalkan limbah tailing,air asam tambang dan lubang tambang, selain

itu disaat pengolahan biji timah tentu mengunakan alat berat yang

bersuara keras yang dapat menimbukan kebisingan, juga pada saat

peleburan timah akan menimbulkan pencemaran udara

Page 191: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

178

d. Kegiatan pertambangan juga berdampak negatif pada jenis yang menjadi

labil sehingga tanah tersebut rawan erosi, yang tentu saja bila dibiarkan

akan berdampak buruk yaitu terjadi bencana alam, longsor, dan

ketidakmampuan lahan dalam penyerapan air hujan

e. Dari kegiatan pertambangan timah akan timbul lubang-lubang pasca

pertambangan (kolong) yang tidak produktif, lubang-lubang ini memiliki

unsur logam yang berbahaya bagi manusia juga lingkungan karena masih

memiliki unsur logam dan belum terereksi secara alami.

f. Pertambangan timah memberikan dampak negatif terhadap lingkungan

fisik, kimia dan biologi. Kerusakan-kerusakan tersebut diantaranya

kerusakan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, rusaknya flora dan

fauna endemik, meningkatnya polusi udara dan debu, penurunan kualitas

dan kuantitas sumber air, menurunkan produktivitas pertanian yang di

akibatkan oleh menurunya tingkat kesuburan tanah dan ada limbah yang

dapat masuk ke lahan-lahan pertanian dan sungai, selain itu juga

rusaknya jaringan jalan umum yang di akibatkan adanya kendaraan-

kendaraan /alat-lat berat yang melewati jalan di kawasan perencanaan

g. Selain memiliki dampak negatif, kegiatan pertambangan juga memiliki

dampak positif atau manfaatnya, tentunya fisik lingkungan menjadi wadah

yang baik dalam memproduksi timah, rata-rata pertahun perusahaan

mendapatkan Rp.5.584.116.000 ini tentunya sangat mengiurkan untuk

menambang dalam jumlah besar.

h. Dampak positif dari kegiatan pertambangan juga dapat diasakan

masyarakat terhadap infrastuktur diantara dengan timbulnya jalan baru,

juga dibangunnya akses jalan, yang semula dibangun untuk

memudahkan pengangkutan tambang timah.

i. Berdasarkan hasil analisis kisaran harga dari dampak positif dan dampak

negatif pertambangan timah dapat disimpulkan lebih besar dampak

negatif dari pertambangan timah, karena secara tidak langsung efek yang

didapat dari percemaran berdampak pada kelangsungan hidup dimasa

yang akan datang, selain itu dampak dari pertambangan timah terhadap

fisik lingkungan tidak semua dampaknya bisa dijumlahkan kisaran

kerugiannya berdasarkan rupiah.

Page 192: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

179

5.1.2 Kesimpulan Sosial Ekonomi

Dalam analisis sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Koba, memiliki

beberapa point penting yang didketahui berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan, point-point tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dampak yang disebabkan oleh pertambangan timah lebih cenderung

memiliki dampak positif dari pada dampak negatif, hal tersebut diketahui

dari banyaknya penghasilan yang didapat yaitu Rp 1.754.330.000,00

dibandingkan pengeluaran sebesar Rp 148.447.400,00 per tahunnya

b. Bertambahnya jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam bidang

pertambangan, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang

ada di Kecamatan Koba, serta meningkatkan pendapatan per bulan

masyarakat di sekitar perusahaan, Karena banyaknya investor

perusahaan-perusahaan tambang di wilayah Kecamatan Koba dan

Sekitarnya Khususnya Kabupaten Bangka Tengah;

c. Kegiatan pertambangan menimbulkan dampak yang buruk dalam

pengaruh sosial masyarakat di Kecamatan Koba, hal tersebut

dikarenakan pengaruh pertambangan timah yang menyebabkan

banyaknya pendatang dari luar pulau yang datang ke Kecamatan Koba

dan sekitarnya, sehingga sering timbulnya konflik antar masyarakat

pendatang dengan masyarakat asli;

d. Banyaknya pendatang ilegal yang datang dari luar pulau yang sulit untuk

di data administrasinya, sehingga banyak rumah-rumah penduduk ilegal

disekitar tambang;

e. Sebagian anak-anak berhenti sekolah disebabkan oleh ikut kerja dalam

kegiatan tambang timah yang menyita hampir setegah hari dari pagi

hingga sore, sehingga waktu untuk bersekolah tidak ada. hal tersebut

dikarenakan upah yang lumayan dari kegiatan tambang tersebut;

f. Banyaknya bantuan CSR dari perusahaan-perusahaan dalam bidang

pendidikan, infrastruktur, dan sosial masyarakat, sehingga masyarakat

terbantu dari bantuan tersebut;

g. Masyarakat harus mengeluarkan atau menyimpan biaya tak terduga

untuk berobat, karena banyak masyarakat sakit akibat dari pertambangan

tersebut.

Page 193: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

180

h. Menurunnya kondisi sosial budaya masyarakat, seperti kurangnya

kegiatan gotong royong masyarakat untuk menjaga ketentraman, serta

kenyamanan antar sesama masyarakat.

Melihat berdasarkan kesimpulan dari fisik lingkungan dan sosial ekonomi

untuk dampak positif yang ditimbulkan dari pertambangan timah ini

menghasilkan biaya sebesar Rp 7.438.446.000,00 sedangkan dampak

negatif sebesar Rp 11.789.147.400,00 sehingga dapat diketahui bahwa

dampak negatif lebih besar dari pada dampak positif yang ada, hal tersebut

disebabkan karena banyaknya dampak negatif yang disebabkan dari

pertambangan timah berdasarkan aspek fisik seperti kerusakan lahan dan

pencemaran air jika diakumulasikan menghasilkan pengeluaran yang sangat

besar.

5.2 Kelemahan Studi

Dalam penulisan laporan kajian dampak pertambangan timah terhadap

pengembangan fisik lingkungan dan sosial ekonomi penyusun menyadari bahwa

masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan laporan,

kelemahan dari studi kajian dampak pertambangan timah terhadap

pengembangan fisik lingkungan dan sosial ekonomi ini terbagi menjadi dua, yaitu

kelemahan studi berdasarkan aspek fisik lingkungan dan kelemahan studi

berdasarkan aspek sosial ekonomi. Untuk lebih jelas mengenai kelemahan studi

akan dipaparkan sebagai berikut :

1. Kelemahan Studi Berdasarkan Aspek Fisik Lingkungan

a. Tidak semua dampak pertambangan timah yang kami analisis;

b. Dalam dampak pertambangan tidak semua parameter dapat

dihitung;

c. Dikarenakan keterbatasan alat dan bahan dalam uji sample

laboratorium kami hanya melakukan uji fisik tidak melakukan uji

kimia pada sample air;

d. Dikarenakan keterbatasan alat dan waktu survey, kami tidak

melakukan penelitian langsung terhadap dampak kualitas udara,

tingkat kebisingan

Page 194: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

181

e. Karena keterbatasan waktu survey primer, sehingga tidak

mendapatkan perizinan lokasi tambang ilegal, kami kesulitan dalam

survey primer untuk kawasan pertambangan ilegal/ TI

2. Kelemahan Studi Berdasarkan Aspek Sosial Ekonomi

a. Tidak semua dampak pertambangan timah yang kami analisis;

b. Karena keterbatasan data primer dan sekunder dalam analisis

valuasi ekonomi, parameter yang diukur tidak semua dianalisis,

karena tidak semua parameter dampak dapat dianalisis;

c. Dampak yang dianalisis hanya berdasarkan penglihatan visual

yang dirasakan tidak secara psikologi.

Page 195: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

182

DAFTAR PUSTAKA

-----------. 2000. Al-quran dan Terjemahannya. CV penerbit diponegoro. Bandung

Arianto A. Patunru 2004 Valuasi Ekonomi: metode pilihan konjoin. IPB Bogor.

Bogor

Azis Nur, Prof. DR.Ir Bb 2009 Ekonomi Lingkungan. IPB Bogor. Bogor

Baderan, Dewi Wahyuni K., 2013 Model Valuasi Ekonomi Sebagai Dasar Untuk

Rehabilitasi Kerusakan Hutan Mangrove Di Wilayah Pesisir Kecamatan

Kwandang Kabupaten gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Program

Pascasarjana Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Yogyakarta

Bappeda, 2011 Laporan Akhir Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Bangka

Tengah. Kabupaten Bangka tengah

Dinas Pertambangan 2011, Laporan kegiatan pengawasan pelaksanaan pasca

tambang dan reklamasi: kabupaten Bangka Tengah

Dinas Statistik, 2012 PDRB Kabupaten Bangka tengah dalam Angka : BPS.Koba

Dinas Statistik, 2012 PDRB Kabupaten Bangka tengah dalam Angka :BPS. Koba

Dinas Pertambangan 2011, Laporan kegiatan pengawasan pertambangan bahan

galian mineral logam, bukan logam dan batuan program pembinaan dan

pengawasan bidang pertambangan : Kabupaten Bangka Tengah

F.Gunawan Suratmo,2007,” Analisis Mengenai Dampak Lingkungan” gajah mada

university. Yogyakarta

Kecamatan Koba 2010, Kecamatan Koba dalam Angka, BPS.Koba

Kecamatan Koba 2011, Kecamatan Koba dalam Angka, BPS. Koba

Kecamatan Koba 2012, Kecamatan Koba dalam Angka, BPS. Koba

Putra, Rian Eka, 2011 Valuasi Ekonomi Keanekaragaman Hayati Rawa Bento

Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, Program

Studi Biologi: program pascasarjana Universitas andalas

PT Kobatin 2009, Laporan Triwulan Pelaksanaan RKL dan RPL. PT Kobatin.

Bangka Tengah

Raden, Dr. lr. lnce, MP, dkk 2010 Laporan Penelitian Kajian Dampak

Penambangan Batubara Terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi dan

Lingkungan di Kabupaten Kutaikartanegara. Jakarta

Subardja, Djadja et al, 2011 Teknologi Pencetakan Sawah pada Lahan Bekas

Tambang Timah di Bangka Belitung. IPB. Bogor

Page 196: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

183

Umroh, 2011 kemampuan tanaman air purun (lepiromia micronata) dalam

menyerap logam berat (pb, cu Dan zn) di bekas penambangan timah.

UBB. Bangka belitung

Wardhana, Wisnu Arya, 2004, Dmpak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi.

Yogyakarta

Page 197: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

184

LAMPIRAN

Page 198: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

185

KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP PENGEMBANGAN FISIK LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN KOBA KABUPATEN BANGKA TENGAH PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Nama : Alamat : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan :

LEMBAR QUISIONER

A. Pertanyaan Umum

1. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya kegiatan tambang tersebut : a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak tahu d. …..

Alasan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......

2. Apa yang dapat bapak/ibu rasakan dari kegiatan tambang tersebut ? a. Terbantu b. Terganggu c. Tidak peduli d. …..

Alasan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......

3. Menurut bapak /ibu adakah dampak positif (keuntungan )dari kegiatan

tambang tersebut? a. ada b. Tidak ada c. Tidak tahu d. …..

Page 199: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

186

Alasan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......

4. Menurut bapak/ibu adakah negatif (kerugian )dari kegiatan tambang tersebut ? a. ada b. Tidak ada c. Tidak tahu d. …..

Alasan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….……….....

5. Apakah ada bantuan pemerintah dalam mengurangi dampak-dampak negatif kegiatan timah (Jika memiliki dampak negatif) a. ada b. Tidak ada c. Tidak tahu d. …..

Alasan :

……………………………………………………………………………………............……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

B. Pertanyaan Khusus

a. Kondisi Fisik dan Lingkungan 1. Bagaimana kondisi jalan yang ada dengan adanya kegiatan tambang

timah? a. baik b. Sama saja c. Buruk/ rusak d. …..

Page 200: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

187

Alasan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......…

2. Bagaimana kondisi infrastuktur yang ada dengan adanya kegiatan tambang timah ? a. Baik b. Sama saja c. Buruk/ rusak d. …..

Alasan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......…

3. Bagaiamana kondisi air bersih (kebutuhan air minum, air mandi, air cuci )

dengan adanya kegiatan tambang di sekitaran rumah warga? a. baik b. sama saja c. Buruk/ rusak d. …..

Alasan :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......

4. Bagaimana kondisi air sungai dengan adanya kegiatan pertambangan?

a. baik b. sama saja c. Buruk/ rusak d. …..

Alasan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 201: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

188

5. Bagaimana tingkat kebisingan dengan adanya kegiatan pertambangan yang berasal dari alat-alat besar tambang? a. Terganggu b. Biasa saja c. Tidak tahu d. .....

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

6. Bagaimana kondisi udara (tingkat pencemaran udara akibat debu) dari

kegiatan pertambangan ? a. baik b. Lumayan c. Buruk/ rusak d. …..

Alasan : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

7. Bagaimana kondisi hutan dengan adanya kegiatan pertambangan? a. Baik b. Lumayan c. Buruk/ rusak d. …..

b. Kondisi Sosial Ekonomi 1. Bagaimana kondisi Penduduk dengan adanya kegiatan pertambangan ?

a. baik b. Lumayan c. Buruk/ rusak d. …..

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

Page 202: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

189

2. Bagaimana kondisi sosial budaya dengan adanya kegiatan pertambangan ? a. Lebih Baik b. Sama saja c. Jadi Buruk/ rusak d. …..

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

3. Dengan adanya kegiatan pertambangan bagaimana prilaku masyarakat setempat dalam kegiatan gotong royong (Kematian, Kerja bakti, kegiatan keagamaan, siskamling, sumbangan sosial lainnya) ? a. Sangat Baik b. baik c. buruk d. ....

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

4. Dengan adanya kegiatan tambang apakah sering terjadi konflik

masyarakat ? a. Sangat Sering b. Sering (2-4 kali terjadi ) c. pernah d. Tidak Pernah

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

5. Bagaimana kondisi ekonomi dan keuangan dengan adanya kegiatan pertambangan ? a. Lebih Baik b. Sama Saja c. Lebih Buruk/ rusak d. …..

Page 203: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

190

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

6. Apakah ada saudara/teman yang kerja di pertambangan timah?

a. Ada b. Tidak ada c. Tidak tahu d. …..

Alasan :

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......……

7. Faktor-faktor apa saja yang menjadi alasan anda/ kerabat anda (teman/sudara) yang berkerja di pertambangan ? a. ada b. Tidak ada c. Tidak tahu d. …..

Alasan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......…………………

8. Berapa penghasilan rata-rata perbulan yang diperoleh ? a. < 1.000.000 b. 1.000.000 – 2.000-000 c. 2.000.000 – 3.000.000 d. > 3.000.000

Page 204: KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP …elibrary.unisba.ac.id/files2/10070309029.pdf · Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung ... Dampak dari kegiatan pertambangan dimulai

191

KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH TERHADAP PENGEMBANGAN FISIK LINGKUNGAN DAN SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN KOBA KABUPATEN BANGKA TENGAH PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Hari : Tanggal : Lokasi : Nama :

LEMBAR WAWANCARA INSTANSI

Pertanyaan Umum:

a. Sejak kapan kegiatan pertambangan di kecamatan ini dilakukan? b. Bagaimana Kebijakan tentang kegiatan pertambangan di kabupaten

bangka tengah ini ? c. Bagaimana respon pemerintah dengan adanya kegiatan

pertambangan ini? d. Bagaimana perizinan dari kegiatan pertambangan di kecamatan ini? e. Bagaimana hak milik tanah yang menjadi tempat eksploitasi

pertambangan apakah milik pribadi atau milik pemerintah? f. Apakah ada kendala dalam pembebasan lahan untuk kegiatan

pertambangan? g. Bagaimana peranan pemerintah dalam mengantisipasi kegiatan

pertambangan tersebut? h. Bagaimana rekomendasi pemerintah dalam kegiatan pertambangan

ini?

Pertanyaan Khusus

A. Fisik Lingkungan a. Dampak apa saja kah yang dapat dirasakan dengan adanya kegiatan

pertambangan? b. Bagaimana Kondisi sebelum yang terjadi sesudah adanya kegiatan

tambang ini? Apa ada perubahan yang terjadi? c. Apakah ada keuntungan yang dapat dirasakan dari adanya kegiatan

tersebut? d. Bagaimana penanggulangan dampak negatif ?

B. Sosial Ekonomi a. Dampak apa saja kah yang dapat dirasakan dengan adanya

kegiatan pertambangan? b. Bagaimana Kondisi sebelum yang terjadi sesudah adanya kegiatan

tambang ini? Apa ada perubahan yang terjadi? c. Apakah ada keuntungan yang dapat dirasakan dari adanya

kegiatan tersebut? d. Bagaimana penanggulangan dampak negatif ? e. Apakah dengan adanya kegiatan tambang di Kecamatan Koba ini

pernah terjadi konflik masyarakat ?