19
BOGOR 2011 Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) R I T A B U L A N EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

  • Upload
    vuque

  • View
    243

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

0

BOGOR 2011

Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG

(Calophyllum inophyllum L)

R I T A B U L A N

EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

Page 2: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

KAJIAN ASPEK EKOLOGI DAN EKONOMI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.)

Ritabulan

I. PENDAHULUAN

Krisis energi dunia yang terjadi pada dekade terakhir memberikan

dampak yang signifikan pada meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM),

telah mendorong pengembangan energi alternatif dengan pemanfaatan

sumberdaya energi terbarukan (renewable resources). Salah satu bentuk energi

alternatif yang saat ini mulai dikembangkan adalah biofuel yang mempunyai

tingkat kelayakan teknologi cukup tinggi.

Energi alternatif dapat diperoleh dari tanaman/nabati. Selama ini telah

ada 30 spesies tanaman di Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan

bakar (bahan bakar nabati/biofuel), salah satunya adalah tanaman nyamplung

(Callophylum inophylum). Tanaman nyamplung terdapat hampir di semua negara

tropis dan sub tropis. Kayu dari jenis tumbuhan ini umumnya digunakan untuk

kebutuhan konstruksi, furniture, kapal,dan lain-lain. Getah dari kulit kayunya bisa

dijadikan obat untuk kesehatan. Nyamplung sudah dikenal masyarakat sejak

dahulu karena kayunya yang dapat bermanfaat sebagai bahan bangunan dan

bahan baku meubel air, namun belum banyak yang tahu jika buah nyamplung

dapat menghasilkan minyak (biofuel) yang kadar oktannya cukup tinggi dan

dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar alternatif minyak tanah.

Nyamplung menjadi makin menarik karena kelebihannya sebagai tanaman

bahan biodiesel adalah buahnya yang tidak untuk dikonsumsi, jadi tidak ada

kompetisi untuk mendapatkannya sebagai bahan pangan. Soerwidjaja (2005)

mengemukakan bahwa inti biji dari jenis ini sangat berpotensi penghasil minyak

lemak yang dapat digunakan sebagai minyak bakar.

Menteri Kehutanan telah menetapkan Pemenhut 35/2007 tentang potensi

hasil hutan non kayu dimana 537 jenis non timber forest product (hasil hutan

bukan kayu/HHBK) termasuk nyamplung sebagai komoditi yang dapat

dikembangkan.

Tulisan ini merangkum beberapa informasi dan kajian lengkap tentang

tanaman nyamplung terutama pada aspek ekologi dan ekonominya.

Page 3: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

II. ASPEK EKOLOGI NYAMPLUNG

2.1. Deskripsi Umum

Calophyllum yang berasal dari bahasa Yunani, kalos yang artinya cantik

dan phullon yang artinya daun, merupakan genus dari sekitar 200 spesies

tanaman hijau abadi dari suku Clusiaceae (Wikipedia, 2011), salah satunya yaitu

nyamplung dengan nama ilmiah Calophyllum inophyllum L., Famili Clusiaceae

(Tabel 1). Nama perdagangan nyamplung antara lain : Bintangur, nyamplung

(Indonesia), Alexandrian laurel, Beach mahogany, beauty leaf, oil nut tree

(Inggris); Ponyal (Bangladesh); polanga, pinnai (India); ponnyet, p’hông

(Myanmar); bintangor laut, penaga laut (Malaysia); tamanu, dilo, kamani, kamanu

(Hawaii), portia tree, rekich (Kepulauan Pasifik); palo maria, bitaog (Filipina);

krathing, saraphee naea, naowakan (Thailand); beach calophyllum, poon (Papua

Nugini). Nama daerah yang umumnya dikenal luas oleh masyarakat yaitu :

eyobe (Enggano), nyamplung, (Melayu, Jawa Tengah, Sunda) punaga (Makasar,

Minangkabau), penago (Lampung), camplong/samplong/bentango (Madura, Bali,

Nusa Tenggara Timur), mantan (Bima), bintangur (Sumatera), bentangur

(Kalimantan), bintula (Sulawesi), Pude (Bugis), fitako (Ternate), hatan (Ambon),

pataule, bitaur, capilong, hitaullo (Maluku), dunggala (Gorontalo), dan ilambe

(Buol).

Tabel 1. Klasifikasi Tanaman Nyamplung (Calophyllum inophyllum L).

Kingdom Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo L Malpighiales

Family Clusiaceae (Guttiferae)

Genus Calophyllum

Spesies Calophyllum inophyllum L.

Karakteristik Pohon

Pohon bertajuk rimbun-menghijau (evergreen trees) dengan akar

tunjang. Tinggi pohon dapat mencapai 20-25 m dengan tinggi bebas cabang 4-

10 m, diameter dapat mencapai 150 cm. Batang berkayu berbentuk bulat

dengan percabangan mendatar dan jarang berbanir, kulit batang bagian luar

Page 4: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

berwarna kelabu atau putih, beralur dangkal dan mengelupas besar-besar tipis,

pada kulit kayu terdapat saluran getah berwarna kuning. Daun tunggal bersilang-

berhadapan, berbentuk bulat memanjang atau bulat telur, ujung tumpul, pangkal

membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-21 cm, lebar 6-11 cm,

tangkai 1,5-2,5 cm, daging daun seperti kulit/belulang, berwarna hijau. Bunga

majemuk, berbentuk tandan, terletak di ketiak daun yang teratas, berkelamin

dua, diameter 2-3 cm, berjumlah 7-13. Jumlah daun kelopak empat, tidak

beraturan, benang sari banyak, tangkai putik membengkok, dan kepala putik

berbentuk perisai. Daun mahkota berjumlah empat, lonjong dan berwarna putih.

Buah muda berwarna hijau dan yang sudah tua berwarna kekuning-kuningan.

Bila dibiarkan lama, buah akan berwarna seperti kayu, buahnya termasuk

kategori buah batu, bulat seperti peluru dengan mancung kecil di depannya,

diameter antara 2,5-5 cm. Biji berbentuk bulat tebal dan keras, berukuran relatif

besar berdiameter 2,5-4 cm, daging biji tipis dan biji yang telah kering dapat

tahan disimpan selama 1 bulan, inti biji mengandung minyak berwarna kuning

kecoklatan (Bustomi et al. 2008; Yunitasari dan Arani, 2008).

Nyamplung cukup dikenal ole masyarakat karena berkhasiat sebagai obat

reumatik dan urus-urus. Kandungan Kimia yang terdapat dalam tanaman

nyamplung adalah sponin, flavonoid dan tanin. Zuhud (1995) juga

mengemukakan bahwa biji Calophyllum dapat berkhasiat sebagai obat kurap.

Menurut Yunitasari dan Arani (2008), biji nyamplung memiliki banyak kandungan

kimia, seperti senyawa lakton yaitu kolofiloida dan asam kalofilat, tacamahin,

asam tacawahol, bummi, resin minyak atsiri, senyawa pahit, calanolide A,

sitosterol, lendir, gliserin, minyak lemak, tannin, takaferol, dan karatenoid.

Potensi dan Sebaran

Kelompok pohon ini tumbuh mulai dari hutan di pegunungan hingga di

rawa-rawa. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 30 m dan diameternya dapat

mencapai 0,8 m. Daun tanaman ini mengkilap batang pohon ini berwarna abu-

abu hingga putih. Warna kayu pohon ini dapat bervariasi tergantung spesies.

Berdasarkan hasil ekplorasi Zuhud (1995), jenis ini terdapat di hutan Cagar Alam

Tanjung Pangandaran dan pada umumnya jenis ini tumbuh di daerah pesisir

pantai.

Page 5: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

Penyebarannya yang merata hampir di seluruh daerah didukung oleh

daya survival tanaman nyamplung yang sangat tinggi. Menurut Bustomi et al.

(2008), potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di

Indonesia antara lain di Taman Nasional (TN) Alas Purwo, TN Kepulauan Seribu,

TN Baluran, TN Ujung Kulon, Cagar Alam (CA) Pananjung Pangandaran,

Kawasan Wisata (KW) Batu Karas, Pantai Carita Banten, P. Yapen, Jayapura,

Biak, Nabire, Manokwari, Sorong, Fakfak (wilayah Papua), Halmahera dan

Ternate (Maluku Utara), TN Berbak (Pantai Barat Sumatera). Hasil penafsiran

tutupan lahan dari Citra satelit Landsat7 ETM+ seluruh pantai di Indonesia tiap

provinsi (2003), diduga tegakan alami nyamplung mencapai total luasan 480.000

Ha, dan sebagian besar (± 60 %) berada dalam kawasan hutan (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Indikasi Sebaran (Spot) Wilayah Pantai Bertegakan Nyamplung di Indonesia (Bustomi et al.2008)

Kegunaan

Sampai saat ini, bagian pohon nyamplung yang telah dimanfaatkan yaitu

kayu dan bijinya. Tanaman nyamplung tersebut memiliki biji yang berpotensi

menghasilkan minyak nyamplung, terutama biji yang sudah tua. Kandungan

minyaknya mencapai 40-70% dan mempunyai ketahanan bakar dua kali lipat

lebih lama dibandingkan minyak tanah. (Heyne, 1987).

Page 6: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

Nyamplung selain bermanfaat sebagai bahan baku biofuel, kayunya

termasuk kayu komersial, dapat digunakan untuk bahan pembuatan perahu,

balok, tiang, papan lantai dan papan pada bangunan perumahan dan bahan

kontruksi ringan (Martawidjaja et al., 2005). Getahnya dapat disadap untuk

mendapatkan minyak yang dikenal dengan nama minyak tamanu (Tahiti), minyak

undi (India), minyak domba (Afrika). Bahan aktif dari getah ini diindikasikan

berkhasiat untuk menekan pertumbuhan virus HIV. Daunnya mengandung

senyawa costatolide-A, saponin dan acid hidrocyanic yang berkhasiat sebagai

obat oles untuk sakit encok, bahan kosmetik untuk perawatan kulit,

menyembuhkan luka seperti luka bakar dan luka potong. Bunganya dapat

digunakan sebagai campuran untuk mengharumkan minyak rambut. Sedangkan

bijinya setelah diolah menjadi minyak bermanfaat untuk pelitur, minyak rambut

dan minyak urut, berkhasiat juga untuk obat urus-urus dan rematik.

Minyak nyamplung terkait dengan proses awal hingga akhir

pembuatannya dapat memberi berbagai macam kegunaan yaitu :

1. Minyak dari biji nyamplung sebagai bahan baku biodisel.

2. Minyak nyamplung dapat digunakan sebagai bahan bakar pencampur minyak

tanah (biokerosine.

3. Metil stearat (stearin) yang dihasilkan dari endapan biodisel setelah

dipadatkan dan dihilangkan racunnya dapat dibuat coklat putih dengan harga

Rp. 20.000,-/kg

4. Limbah pengepresan biji berupa bungkil yang terdiri dari campuran

tempurung, daging biji, dan minyak yang dapat digunakan untuk pembuatan

briket bungkil atau briket arang.

5. Apabila tempurungnya dapat dipisahkan dari limbah, maka tempurung

tersebut dapat dimanfaatkan untuk arang aktif yang daging limbah harganya

tinggi.

Tempurung nyamplung pada aspek yang lain dapat dimanfaatkan seperti

briket arang dengan kualitas yang tidak kalah dibanding bahan pembuat briket

arang yang lain. Tentunya nyamplung memiliki kelebihan terutama karena arang

yang dihasilkan merupakan sumber nabati dari alam. Menurut Wibowo et al.

(2009), uji kualitas arang aktif tempurung nyamplung menggunakan SNI 06-

3730-1995, menunjukkan bahwa kualitas arang aktif tempurung nyamplung

Page 7: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

terbaik diperoleh pada aktivasi perendaman H3PO4 10% pada temperatur 700

oC selama 120 menit.

2.2. Budidaya Nyamplung

Wibisono et al. (2006) mengemukakan lokasi yang sesuai untuk jenis

tanaman pantai seperti nyamplung adalah lokasi kering, tidak mengalami

genangan (Tabel 2). Oleh karena itu, persemaian jenis tanaman ini dikenal juga

sebagai persemaian darat (terrestrial nursery).

Tabel 2. Persyaratan Persemaian)

KRITERIA PERSEMAIAN TANAMAN PANTAI (PERSEMAIAN DARAT)

Pemilihan Lokasi dan Kondisi Persemaian

Tempat yang rendah

Topografi datar

Bebas dari angin kencang

Dekat dengan lokasi penanaman

Lokasi mudah dijangkau

Dekat dengan tenaga kerja

Dekat dengan sumber media

Tidak terkena pasang surut air laut

Tapak relatif keras

Bebas dari banjir

Sumber air Air tawar

Berasal dari sungai atau sumur

Media yang dipakai Tanah, pasirm kompos

Sumber : Wibisono et al., 2006.

Setiap jenis tanaman memerlukan penanganan yang berlainan, baik

dalam mempersiapkan bibit, penanaman dan pemeliharaannya. Uraian berikut ini

menggambarkan secara singkat dan praktis mengenai teknik silvikultur untuk

budidaya tanaman nyamplung.

1. Pengadaan bibit

Bibit nyamplung sebaiknya disiapkan melalui biji. Selain pelaksanaan

penyemaiannya relatif mudah, bijinya sangat mudah diperoleh di sekitar

pohon induk.

a. Pengunduhan buah

Buah nyamplung yang diambil sebaiknya yang telah matang yaitu telah

berwarna coklat kekuningan. Untuk mendapatkan benih yang baik, buah

Page 8: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

yang diambil adalah buah yang jatuh dari pohon. Berdasarkan

pengalaman, buah yang telah terkelupas daging buahnya lebih cepat

berkecambah dibandingkan dengan buah yang masih utuh. Pengumpulan

benih dapat menggunakan karung atau jaring sehingga buah langsung

terkumpul dalam jaring tidak menyentuh tanah (Gambar 2). Selanjutnya

buah disimpan sebelum disemaikan.

Gambar 2. Pengunduhan

Benih nyamplung relatif lebih lama kehilangan daya kecambahnya.

Dengan demikian, penyimpanan benih tanaman nyamplung dapat dilakukan

dalam waktu yang lebih lama. Menurut Kurniaty et al. (2007), Biji yang baik

untuk digunakan sebagai benih berasal dari buah nyamplung yang telah masak

fisiologis. Buah masak dicirikan dengan warna kulit buah berwana kuning

kecoklatan (Gambar 3).

Gambar 3. Buah dan Benih Nyamplung (Foto : Kurniaty et al., 2007).

b. Penyemaian

Buah Nyamplung memiliki kulit yang keras sehingga perlu diberi perlakuan

tambahan untuk mempercepat perkecambahannya. Sebelum

dikecambahkan, buah direndam dalam air selama 2 hari dan diangin-

anginkan. Setelah kering, dilakukan skarifikasi, yaitu proses mengeluarkan

atau memisahkan benih dari kulit benih yang keras. Caranya, buah dipukul

Page 9: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

secara perlahan sampai kulit buahnya retak tetapi jangan sampai biji di

dalamnya rusak (Gambar 4).

Gambar 4. Biji Nyamplung

Biji selanjutnya dapat di tanam pada polibag dengan media campuran

tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 3. Biji ditanam dengan posisi

horisontal dan dibenamkan hingga ½ bagian bijinya. Bila perlu, diatasnya

ditaburi dengan pasir sehingga biji tidak terlihat. Selanjutnya, polbag

ditempatkan di bedeng sapih yang diberi naungan berat.

c. Pemeliharaan

Penyiraman dan pemberian naungan

Penyiraman bibit dilakukan secara teratur pagi dan sore hari. Air yang

digunakan adalah air tawar yang berasal dari sungai atau sumur yang

berada di dekat persemaian. Pada masa-masa awal perkecambahan,

penyiraman harus menggunakan alat penyiram yang berlubang halus

sehingga butiran airnya tidak mengganggu proses perkecambahannya.

Setelah bibit berdaun minimal 3, penyiraman dapat dilakukan dengan

menggunakan alat siram biasa. Agar tumbuh dengan baik, bibit Nyamplung

sebaiknya diberi naungan dengan intensitas sedang yaitu 50%.

Pengendalian gulma

Rumput-rumput yang tumbuh di sekitar persemaian yang mengganggu

segera dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan.

Pengerasan

Beberapa bulan sebelum ditanam, bibit harus dipersiapkan agar tahan

menghadapi kondisi di lokasi penanaman. Kegiatan ini dikenal dengan

istilah ”pengerasan”. Pengerasan dilakukan dengan cara mengurangi

naungan dan penyiraman secara pelan-pelan sehingga bibit tersebut tahan

tidak disiram dan tidak dinaungi.

Page 10: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

d. Kriteria bibit siap tanam

Umumnya, bibit Nyamplung akan siap tanam setelah dipelihara selama 4 –

5 bulan di persemaian. Bibit yang siap tanam harus memiliki tinggi 30 cm

keatas dengan jumlah daun minimal 6 helai.

2. Pengangkutan

Mengingat jenis ini sesuai untuk ditanam di daerah pantai berpasir dan

sekitarnya, maka alat angkut darat seperti mobil bak dan gerobak adalah yang

paling umum digunakan. Untuk mengefisienkan kegiatan dan menghemat

biaya, bibit dapat ditumpuk maksimal dua tingkat. Apabila dipaksakan lebih

dari dua tingkat, bibit dikuatirkan akan rusak. Sebelum diangkut ke lokasi

penanaman, bibit sebaiknya disiram terlebih dahulu agar kondisinya tetap

segar selama proses pengangkutan. Sedangkan untuk menghindari sengatan

sinar matahari dan terpaan angin selama proses pengangkutan, bibit

sebaiknya ditutup dengan terpal atau paranet. Waktu yang paling tepat untuk

mengangkut bibit adalah sore hari.

3. Penanaman

Lokasi yang sesuai untuk ditanami nyamplung adalah lokasi yang terletak di

belakang pantai berpasir, terutama pada areal yang telah ditumbuhi tumbuhan

herba dan rumput-rumputan. Jarak tanam yang sesuai adalah 4 m x 4 m.

4. Pemeliharaan

Setelah ditanam, bibit seringkali mengalami stres yang ditandai dengan

gugurnya daun. Stres ini diakibatkan oleh sengatan sinar matahari. Karena

itulah maka penyiraman di pagi dan sore hari masih diperlukan bagi bibit yang

baru ditanam. Keberhasilan bibit untuk pulih dan hidup dapat dilihat dengan

munculnya tunas baru pada bibit. Setelah itu, penyiraman tidak perlu

dilakukan lagi. Agar terhindar dari gangguan ternak (misalnya sapi, kambing

atau kerbau), tanaman sebaiknya dilindungi dengan pagar kayu, bambu atau

kawat bronjong. Bahkan daun kelapa dan pandan dapat juga dimanfaatkan

untuk melindungi tanaman dari gangguan ternak.

Page 11: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

III. PENGOLAHAN MINYAK NYAMPLUNG

Biji nyamplung mengandung zat ekstraktif yang tinggi sehingga proses

pengukusan lebih lama dan pemisahan getah (degumming) dilakukan pada

konsentrasi tinggi. Tahapan pengolahan biji nyamplung hingga menghasilkan

minyak nyamplung adalah :

1. Penyimpanan biji

Penyimpanan dilakukan pada biji yang telah dipisahkan dari tempurung dan

telah dikeringkan hingga mencapai kadar air 8-12%. Biji dimasukan kedalam

karung goni dan ditutup rapat. Karung berisi biji nyamplung di simpan didalam

gudang dengan suhu 26-27OC dan kelembapan sekitar 60-70%.

2. Pengeringan biji

Pengeringan biji tanpa tempurung bisa dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu : (a) dikeringkan di bawah sinar matahari; (b) digoreng tanpa minyak

(sangrai); dan (c) pengeringan dengan mesin. Pengeringan dilakukan sampai

biji berwarna coklat kemerahan. Pengeringan yang tepat akan menentukan

rendemen minyak yang dihasilkan.

3. Pengepresan biji (Pressing)

Pengepresan dapat dilakukan dengan dua macam mesin pres, yaitu : mesin

pres hidrolik manual dan mesin pres ekstruder (sistem ulir). Mesin pres

hidrolik memerlukan energi listrik yang kecil (1000 watt) karena produksi

minyaknya dalam satu hari juga kecil yaitu 10 liter. Sedangkan mesin pres

ekstruder memerlukan energi listrik hingga 5 KVA dengan produksi minyak

100 liter/hari. Minyak yang keluar dari mesin pres berwarna hitam/gelap

karena mengandung kotoran dari kulit dan senyawa kimia di antaranya

alkoloid, fosfatida, karotenoid, dan khlorofil.

4. Degumming

Degumming dilakukan pada suhu 80 oC selama 15 menit, sampai terjadi

endapan. Endapan dipoisah kan, kemudian dicuci dengan air hangat (suhu

60OC) hingga jernih. Selanjutnya air dipisahkan/diuapkan dari minyak dengan

pengeringan vakum pada suhu 80OC agar tidak terjadi reaksi oksidasi.

Degumming bertujuan untuk memisahkan minyak dari getah/lendir yang terdiri

dari fostatida, protein, karbohidrat, residu, air dan resin. Proses degumming

dilakukan dengan penambahan asam fosfat 20% sebesar 0,3-0,5% (b/b)

Page 12: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

minyak,sehingga akan terbentuk senyawa fosfasida yang mudah terpisah dari

minyak. Hasil dari proses degumming akan memperlihatkan perbedaan warna

yang jelas dari minyak asalnya, yaitu berwarna jernih kemerah-merahan

(Gambar 5).

Selanjutnya pengolahan minyak nyamplung menjadi biodiesel

(Gambar 6), dilakukan dengan mengikuti tahapan berikut :

a. Esterifikasi menggunakan metanol, dengan katalis HCL 1%, selama 1 jam.

b. Transesterifikasi menggunakan metanol, dengan katalis Na OH 1%,

selama satu jam

c. Bila bilangan asam dari minyak yang dihasilkan melebihi standar,

diperlukan proses netralisasi sesuai dengan FFA (asam lemak bebas) yang

tersisa.

Kualitas minyak yang dihasilkan dari proses ini telah mencakup

parameter Densitas, Viskositas Tititk Kabut, Residu Karbon dan Bilangan asam.

Oleh karena itu 100% kualitasnya telah memenuhi SNI.

Hasil penelitian terbaru dengan tahapan pengolahan yang berbeda dari

tahapan di atas, memberikan standar kualitas minyak nyamplung yang lebih baik.

Tahapan pengolahan dari penelitian terbaru adalah sebagai berikut :

a. Pemipilan/pemisahan daging biji dengan tempurungnya;

b. Pengukusan biji tanpa tempurung dilakukan selama dua jam; dan

c. Degumming dilakukan untuk mengendapkan asam fosfat teknis pada

konsentrasi 1% (Bustomi et al., 2008).

Gambar 5. Contoh minyak nyamplung hasil pres (1), hasil deguming (2), gliserol (3), stearin (4) dan biodiesel (5) (Foto : Bustomi et al., 2008)

Page 13: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

Gambar 6. Tahapan Produksi Pengolahan Minyak Nyamplung

Menurut Rachimoellah et al. (2010), proses degumming minyak biji

nyamplung dapat dilakukan melalui proses ultrafiltrasi dengan membrane

polypropylene 0,01 μm. Dari hasil analisa didapatkan bahwa minyak biji

nyamplung hasil degumming hasil ultrafiltrasi ini dapat menurunkan kandungan

gum/ fosfolipid dianalisa sebagai kadar P sehingga menjadi 1,683%. Semakin

tinggi waktu dan TMP, maka kadar fosfor (%) dalam minyak biji nyamplung

semakin rendah. Kadar fosfor terendah adalah sebesar 1,683% pada waktu

kondisi operasi TMP 2 bar dengan waktu 2,5 menit. Semakin tinggi waktu dan

TMP, maka kadar FFA dalam minyak biji nyamplung semakin rendah. Kadar FFA

terendah adalah sebesar 2,244% pada waktu kondisi operasi TMP 2,5 bar

dengan waktu 2,5 menit. Semakin tinggi waktu dan TMP, maka kadar Trigliserida

dalam minyak biji nyamplung semakin tinggi. Kadar trigliserida tertinggi adalah

sebesar 85,636% pada waktu kondisi operasi TMP 2,5 bar dengan waktu 1,5

menit.

SEED

PEELING, STEAMING,

DRYING

EXTRACTION/PRESSING

DEGUMMING

CRUDE OIL TRANSESTERIFICATION

NETRALIZATION

PURIFICATION & DRYING

ESTERIFICATION

BIODIESEL

REFINED OIL

Page 14: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

Menurut Sudradjat et al. (2007), untuk menghasilkan biodiesel dengan

bahan baku minyak nyamplung (Callophyllum inophyllum Linn) yang kualitasnya

sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), salah satu

tahapan pentingnya adalah menurunkan kadar FFA dari minyak nyamplung

sampai sekitar 2% agar proses transesterifikasi dapat berlangsung dengan baik.

Biji nyamplung umumnya berkualitas rendah karena kadar asam lemak

bebasnya (FFA) tinggi, yaitu mencapai 29%. Pada proses transesterifikasi FFA

akan diubah menjadi sabun/gel yang bisa mengurangi rendemen biodiesel

sampai 30%.

Yunitasari dan Arani (2008) dalam penelitiannya melakukan proses

pengambilan minyak biji nyamplung melalui proses kimiawi dengan cara

ekstraksi menggunakan solvent di dalam kolom yang berisi tray, solvent yang

digunakan adalah n-hexane dan n-petroleum, masing-masing variabel diekstraksi

dengan n-hexane yang divariasi dengan jumlah tray dari 6 sampai 10. Begitu

juga dengan n-petroleum. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu kamar dengan

variabel jumlah tray dan pengaruh jenis solvent yang digunakan. Dari hasil

penelitian, menunjukkan bahwa variabel yang menggunakan n-petroleum

memberikan hasil total minyak paling banyak, nilai yield tertinggi, yaitu 55,86%

dan hasil nilai kalor minyak nyamplung yang besar sesuai untuk dijadikan bahan

bakar alternatif pengganti minyak tanah.

Wijaya dan Kurniajati (2009) melakukan penelitian tentang pengambilan

minyak biji nyamplung secara mekanis dan kimia dengan menggunakan alat

pressing dan labu ekstraksi serta tangki ekstraktor berpengaduk. Hasilnya :

1. Diperoleh minyak nyamplung dengan yield maksimal sebesar 60% secara

mekanik dan kimia pada temperature ekstraksi 55oC; F/S 1:5.

2. Diperoleh minyak nyamplung dengan karakteristik densitas rata-rata minyak

pres sebesar 0,92 gr/ml dan minyak ekstraksi sebesar 0,926 gr/ml.

3. Dari hasil uji kalor dari minyak nyamplung didapatkan nilai kalor rata-rata

sebesar 9.279,70 Kcal/Kg untuk minyak pressing dan 9224,45 Kcal/Kg untuk

minyak ekstraksi.

Page 15: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

IV. NILAI EKONOMI NYAMPLUNG

Menurut Bustomi et al. (2008), permintaan terhadap bahan bakar nabati

akan terus meningkat sebagai akibat harga minyak mentah dunia yang terus

meningkat. Jika harga minyak mentah dunia di atas US$ 50 per barrel,

pengembangan biofuel dari berbagai jenis tanaman akan mampu bersaing. Pada

kisaran harga minyak dunia US$ 80 – US$ 100 per barrel, biofuel dari berbagai

jenis tanaman berselulosa tinggi akan menarik untuk dikembangkan.

Berdasarkan proyeksi kebutuhan bahan bakar nabati, pemerintah

merencanakan penggunaan bahan bakar nabati—bioetanol dan biodiesel—

sekitar 2% dari jumlah konsumsi bahan bakar nasional pada tahun 2010.

Selanjutnya, meningkat menjadi 5% pada 2025 (ESDM, 2006). Konsumsi biofuel

di Indonesia pada 2025 diperkirakan 47 juta kilo liter. Lebih lanjut, diduga bahwa

volume sumber minyak nabati yang diperlukan untuk mencapai target pada 2025

tersebut diperkirakan sedikitnya mencapai 720 ribu kiloliter biodiesel untuk

pengganti solar dan 420 ribu kiloliter bioetanol untuk pengganti bensin pada

tahun 2010.

4.1. Analisis Finansial Pengolahan Biodiesel dari Minyak Nyamplung

Analisis di tingkat industri pengolahan minyak nyamplung didasarkan

pada hasil analisis ditingkat laboratorium, dikarenakan belum adanya industri

pengolahan yang berjalan untuk tujuan komersial. Analisis ini didasarkan pada

asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Neraca masa produksi biodiesel skala labolatorium sama dengan skala

industri;

2. Kondisi proses optimum pada skala labolatorium sama dengan skala industri;

3. Biaya investasi yang digunakan untuk pendirian usaha baru;

4. Proses pembangunan dimulai pada tahun ke-0 dan pada tahun pertama awal

proyek berproduksi sebanyak 75%, tahun kedua sebesar 90%, dan tahun

ketiga dan seterusnya 100%;

5. Persentase kredit terhadap modal sendiri adalah 70:30;

6. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-0 dan pabrik mulai berproduksi

pada tahun ke-1;

Page 16: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

7. Umur ekonomis proyek adalah 10 tahun disesuaikan dengan umur ekonomis

mesin;

8. Pembayaran angsuran kredit investasi dan kredit modal kerja dimulai pada

tahun ke-1 dengan jangka waktu pembayaran kredit selama 5 tahun dan

tingkat suku bunga 18,3%;

9. Biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus dengan nilai sisa

mesin dan peralatan sebesar 10% dari nilai investasi awal;

10. Masa ekonomis bagunan selama 20 tahun, mesin dan peralatan 10 tahun,

peralatan kantor 5 tahun, dan kendaraan 8 tahun;

11. Harga bahan baku dan produk sama selama 10 tahun;

12. Biaya pemeliharaan 2,5%/tahun dari nilai investasi awal;

13. Jumlah produksi dalam satu tahun 300 hari atau 26 hari dalam 1 bulan

selama 12 bulan dengan libur setahun maksimum 12 hari dengan 2 shift

kerja;

14. Kredit modal kerja disediakan untuk 3 bulan proses awal;

15. Biaya investasi dan biaya operasional dianggap konstan berdasarkan harga-

harga yang berlaku pada tahun 2007;

16. Harga jual biodiesel pada tingkat produsen adalah sebesar Rp 6.400,-/liter

dan produk terjual 100%;

17. Harga dari produk samping, yaitu: fraksi padat (stearin dan palmitin) Rp 3.

300,-/liter; gliserol kotor Rp 2.000,-, cangkang biji nyamplung Rp 95,-/kg;

dan ampas biji nyamplung Rp 175,-/kg;

18. Berdasarkan percobaan lab methanol bekas esterifikasi dapat dimanfaatkan

82,70% dari jumlah methanol awal dan methanol bekas transterifikasi dapat

dimanfaatkan 47,9%;

19. Harga mesin dan bahan kimia ditentukan berdasarkan hasil survey pada

pertengahan tahun 2007;

20. Masa pengembalian modal untuk pengolahan biodiesel dinyatakan layak

apabila kurang dari 6 tahun;

21. Perhitungan pajak ditentukan berdasarkan ketentuan berlaku;

Page 17: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

Biaya

Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri

dari gaji karyawan, penyusutan, perbaikan dan perawatan, dan administrasi

kantor dan telepon. Sementara biaya variabel terdiri atas biaya bahan baku,

bahan kimia, tenaga kerja langsung, bahan bakar, dan kemasan. Biaya tetap per

tahun adalah Rp 249.810.414,- dan biaya variable pertahun adalah Rp

3.306.466.174,-. Sementara itu modal kerja yang dibutuhkan untuk operasional

pabrik selama 3 bulan adalah sebesar Rp 740.218.000,-.

Sumber dana investasi dan modal kerja berasal dari pinjaman bank dan sendiri

dengan perbandingan 70:30. Tingkat suku bunga kredit investasi adalah 16 %

dan modal kerja sebesr 18%.

Penerimaan

Perkiraan pendapatan per tahun yang diperoleh mulai tahun ke-3 adalah sebesar

Rp 3.694.759.732,-. Berdasarkan asumsi yang digunakan, laba operasi

maksimum yang diperoleh mulai tahun ke-3 sebesar Rp 408.483.144,-/tahun dan

laba bersih pada tahun ke-3 adalah Rp 164.322.465,-.

Kelayakan investasi

Nilai keuntungan finansial yang akan diterima selama umur proyek ditentukan

nilai NPV proyek, yaitu sebesar Rp 326,7 juta. Pembangunan industri biodiesel

dari minyak nyamplung akan memberikan nilai IRR sebesar 31,9%, dan masa

pengembalian modal selama 6 tahun. Disamping itu, berdasarkan nilai rasio

biaya dan manfaat yang dihasilkan sebesar 2,4; yang artinya bahwa setiap Rp 1

biaya yang dikeluarkan dalam proyek ini akan menghasilkan manfaat sebesar Rp

2,4 (Tabel 3). Kondisi BEP (Break Event Point) untuk skala usaha industri

biodiesel dari minyak nyamplung, yaitu kondisi dimana total benefit terkoreksi

sama dengan total biaya terkoreksi, dicapai apabila skala biodiesel sebesar

69.816,6 kg dan skala gliserol kotor sebesar 14.012,7 kg. berdasarkan asumsi

rendemen yang digunakan pada kondisi BEP diperlukan biji nyamplung

sebanyak 554.980,92 kg biji nyamplung, sehingga akan diperlukan tegakan

nyamplung sebanyak 11.100 batang atau setara dengan 28 ha, dengan

produktivitas 50 kg/pohon/tahun.

Page 18: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

Tabel 3. Ringkasan hasil analisis finansial industri biodiesel

Kriteria Satuan Nilai NPV Rp 326.707.843,5

IRR % 31,19

Masa pengembalian modal Tahun 6

Net B/C - 2,4

BEP biodiesel Kg 69 .816,6

BEP gliserol Kg 14.012,7

Sumber : Bustomi et al., 2008.

4.2. Analisis Finansial Pengembangan Hutan Rakyat Agroforestri Nyamplung sebagai Sumber Bahan Baku Biofuel

Hasil analisis kelayakan finansial pengembangan hutan rakyat Nyamplung

seluas satu ha dengan suku bunga 15% dalam bentuk hutan rakyat monokultur

adalah NPV sebesar Rp. 17.633.536,- dengan IRR sebesar 24,74% dan BCR

sebesar 2,103. Pengembangan Nyamplung dalam pola agroforestri dengan

tanaman pilihan petani yaitu dengan Sengon, Kelapa, dan Pisang diperoleh NPV

sebesar Rp. 40.242.571,- dengan IRR sebesar 39,86% dan BCR sebesar 2,213.

(Tabel 4). Nilai NPV positif dan IRR yang melebihi dari suku bunga ini

menggambarkan bahwa pengembangan Nyamplung di hutan rakyat layak secara

finansial dan mempunyai prospek yang positif untuk menjadi alternative

pemilihan jenis tanaman bagi petani (Kuswantoro, et al., 2010).

Tabel 4. Analisis Finansial Budidaya Hutan Rakyat Nyamplung Agroforestri No Perihal NPV (Rp) IRR BCR Keterangan

1 Tanpa perubahan 40.242.571 39,86% 2,213 Layak

2 Apabila biaya-biaya naik 20% dari semua

33.609.986 32,88% 1,845 Layak

3 Apabila pendapatan turun 20% dari semula

25.561.472 31,43% 1,771 Layak

Sumber : Kuswantoro, et al., 2010.

4.3. Analisis Energi pada Proses Pembuatan Minyak Nyamplung

Energi yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 liter minyak nyamplung

kasar dengan metode industri adalah 46,671.62 kJ sedangkan jika digunakan

metode laboratorium lebih tinggi yaitu sebesar 343,210.20 kJ. Biaya pokok untuk

memproduksi 1 liter minyak nyamplung dengan metode yang digunakan industri

adalah Rp 3,241/liter sedangkan jika digunakan metode laboratorium lebih mahal

yakni Rp 32,219/liter (Kraftiadi, 2011).

Page 19: Kajian Aspek Ekologi dan Ekonomi NYAMPLUNG (Calophyllum ... · Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN NYAMPLUNG ... potensi sebaran nyamplung terutama pada daerah pesisir pantai di Indonesia

Makalah EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L)

ritabulan.wordpress.com

V. KESIMPULAN

1. Nyamplung pada tataran kajian aspek ekologis memiliki beberapa

keunggulan yang menjadi alasan kuat bagi prospek pengembangan dan

budidaya nyamplung ke depan. Cakupan kajian mulai dari potensi sebaran,

daya survival, sampai pada manfaatnya bagi kesehatan dan alternatif energi

yang ramah terhadap lingkungan.

2. Pemanfaatan dan pengusahaan tanaman nyamplung ditinjau dari aspek

ekonomi dan finansial juga memberi peluang yang sangat bagus untuk

alternatif usaha yang dapat mendatangkan keuntungan yang maksimum,

mulai dari pengusahaan budidaya tanaman nyamplung dengan agroforestri,

usaha produksi minyak nyamplung, hingga indutsri pengolahan minyak

nyamplung menjadi biodiesel.