26
MAKALAH KAIFIYAH SHOLAT IED DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH Disusun Oleh : GEMILANG PRATAMA (112120150) 8D PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN i

Kaifiyah Sholat Idul Fitri dalam Pandangan Muhammadiyah

  • Upload
    gilang

  • View
    38

  • Download
    13

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakang Idul Fitri memang hari istimewa. Secara syar’i pun dijelaskan bahwa Idul Fitri merupakan salah satu hari besar umat Islam selain Hari Raya Idul Adha. Karena agama ini membolehkan umat utk mengungkapkan perasaan bahagia dan bersenang-senang pada hari itu.Sebagai bagian dari ritual agama prosesi perayaan Idul Fitri sebenarnya tidak bisa lepas dari aturan syariat. Ia harus didudukkan sebagaimana keinginan syariat.Bagaimana masyarakat kita selama ini menjalani perayaan Idul Fitri yg datang menjumpai? Secara lahir kita menyaksikan perayaan Hari Raya Idul Fitri masih sebatas sebagai rutinitas tahunan yg memakan biaya besar dan juga melelahkan. Kita seperti belum menemukan esensi yg sebenar dari Hari Raya Idul Fitri sebagaimana yg dimaukan syariat.Bila Ramadhan sudah berjalan 3 minggu atau sepekan lagi ibadah puasa usai “aroma” Idul Fitri seolah mulai tercium. Ibu-ibu pun sibuk menyusun menu makanan dan kue-kue baju-baju baru ramai diburu transportasi mulai padat krn banyak yg bepergian atau karna arus mudik mulai meningkat serta berbagai aktivitas lainya. Semua itu seolah sudah menjadi aktivitas “wajib” menjelang Idul Fitri belum ada tanda-tanda menurun atau berkurang.Untuk mengerjakan sebuah amal ibadah bekal ilmu syar’i memang mutlak diperlukan. Bila tidak ibadah hanya dikerjakan berdasar apa yg dia lihat dari para orang tua. tdk ayal bentuk amalan pun menjadi demikian jauh dari yg dimaukan syariat.Demikian pula dgn Idul Fitri. Bila kita paham bagaimana bimbingan Rasulullah SAW dlm masalah ini tentu berbagai aktivitas yg selama ini kita saksikan bisa diminimalkan. Karena yang terpenting adalah bagaimana kita memahami makna dan menjalankan solat hari raya idul fitri sesuai dengan syariat islam yang telah di ajarkan oleh rasulullah SAW. B. RUMUSAN MASALAH Dengan latar belakang di awal tadi kiranya dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan dengan solat hari raya idul fitri?2. Apa hukum dan disyariatkannya solat idul fitri?3. Bagaimana tata cara solat dan khutbah solat idul fitri?4. Apa saja hal-hal yang disunnahkan pada waktu hari raya idul fitri?5. Adakah azan dan qomat pad asaat solat hari raya idul fitri?6. Wajibkah solat idul fitri bagi musafir?7. Bagaimana bila solat idul fitri bertepatan dengan solat jumat?8. Bolehkah solat idul fitri di lakukan pada tanggal 2 syawal?

Citation preview

MAKALAH KAIFIYAH SHOLAT IED DALAM PANDANGAN MUHAMMADIYAH

Disusun Oleh : GEMILANG PRATAMA (112120150) 8D

PENDIDIKAN BAHASA INGGRISFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.WbSegala puji bagi Allah, sang Pencipta alam semesta beserta isinya untuk kepentingan hidup manusia. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi penutup semua risalah samawi, yaitu Muhammad SAW, beserta keluarga, parasahabat, dan pengikutnya. Alhamdulillah, dengan izin Allah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kaifiyah Sholat Ied. Walaupun dalam makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kekhilafan, kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen Pembimbing untuk perbaikannya, agar makalah ini bisa lebih baik lagi. Mudah mudahan makalah yang saya buat ini dengan sangat sederhana, dapat bermanfaat bagi kita bersama. AminWassalamualaikum wr wb Penulisi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL iKATA PENGANTAR . iiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang ...1B. Rumusan Masalah ..2BAB II PEMBAHASAN .3A. Pengertian Sholat Hari Raya 3B. Hukum dan Syariat ..3C. Waktu dan Tempat ...4D. Tata Cara dan Khutbah 7E. Hal-hal yang Disunahkan .8F. Adzan dan Qomat .9G. Permasalahan 10BAB III PENUTUP . 11A. Kesimpulan .. 13B. Saran. 14DAFTAR PUSTAKA . 15

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar belakangIdul Fitri memang hari istimewa. Secara syari pun dijelaskan bahwa Idul Fitri merupakan salah satu hari besar umat Islam selain Hari Raya Idul Adha. Karena agama ini membolehkan umat utk mengungkapkan perasaan bahagia dan bersenang-senang pada hari itu.Sebagai bagian dari ritual agama prosesi perayaan Idul Fitri sebenarnyatidak bisa lepas dari aturan syariat. Ia harus didudukkan sebagaimana keinginan syariat.Bagaimana masyarakat kita selama ini menjalani perayaan Idul Fitri yg datang menjumpai? Secara lahir kita menyaksikan perayaan Hari Raya Idul Fitri masih sebatas sebagai rutinitas tahunan yg memakan biaya besar dan juga melelahkan. Kita seperti belum menemukan esensi yg sebenar dari Hari Raya Idul Fitri sebagaimana yg dimaukan syariat.Bila Ramadhan sudah berjalan 3 minggu atau sepekan lagi ibadah puasa usai aroma Idul Fitri seolah mulai tercium. Ibu-ibu pun sibuk menyusun menu makanan dan kue-kue baju-baju baru ramai diburu transportasi mulai padat krn banyak yg bepergian atau karna arus mudik mulai meningkat serta berbagai aktivitas lainya. Semua itu seolah sudah menjadi aktivitas wajib menjelang Idul Fitri belum ada tanda-tanda menurun atau berkurang.Untuk mengerjakan sebuah amal ibadah bekal ilmu syari memang mutlak diperlukan. Bila tidak ibadah hanya dikerjakan berdasar apa yg dia lihat dari para orang tua. tdk ayal bentuk amalan pun menjadi demikian jauh dari yg dimaukan syariat.Demikian pula dgn Idul Fitri. Bila kita paham bagaimana bimbingan Rasulullah SAW dlm masalah ini tentu berbagai aktivitas yg selama ini kita saksikan bisa diminimalkan. Karena yang terpenting adalah bagaimana kita memahamimakna dan menjalankan solathari raya idul fitri sesuai dengan syariat islam yang telah di ajarkan oleh rasulullah SAW.

B. RUMUSAN MASALAHDengan latar belakang di awal tadi kiranya dapat disusun beberapa rumusan masalah sebagai berikut :1.Apa yang dimaksud dengan dengan solat hari raya idul fitri?2.Apa hukum dan disyariatkannya solat idul fitri?3.Bagaimana tata cara solat dan khutbah solat idul fitri?4.Apa saja hal-hal yang disunnahkan pada waktu hari raya idul fitri?5.Adakah azan dan qomat pad asaat solat hari raya idul fitri?6.Wajibkah solat idul fitri bagi musafir?7.Bagaimana bila solat idul fitri bertepatan dengan solat jumat?8.Bolehkah solat idul fitri di lakukan pada tanggal 2 syawal?

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Hari Raya.Rangkaian ibadah-ibadah Ramadhaniyat diakhiri dengan "Idul Fithri". 'Id secara etimologis berarti 'kembali'. dan Fithri berarti 'berbuka' atau fitroh. Sedangkan secara istilah, 'Idul Fithri ialah kembali berbuka (makan minum) setelah berpuasa atau kembali kepada fithroh setelah melalui masa training dan pembersihan (tathhir) selama bulan Ramadhanidul fitri.

B. Hukum dan Disyariatkannya Sholat Hari Raya Idul FitriHari Raya 'Idul Fithri disyariatkan pertama kali pada tahun awal Hijriyah. Seperti dilaporkan oleh Anas: Adalah mereka (penduduk Madinah) memiliki dua hari raya, hari dimana mereka bermain dan bergembira, sampai Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Rasulullah SAW bertanya: Apakah tujuan dan arti dua hari ini ? Mereka menjawab; pada zaman jahiliyah dulu kami bermain pada dua hari raya ini. Rasulullah SAW berkata :Sesungguhnya Allah SWT telah mengganti dua hari itu dengan hari Raya yang lebih baik, yakni hari raya "'Idul Fithri" dan hari raya "'Idul Adhha" (HR. Nasa'I - Ibnu Hibban).Hukum shalat 'idul fithri adalah sunnah muakadah, yaitu sunnah yang sangat dipelihara dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Dalil yang menunjukkan atas disyariatkannya shalat 'Idul Fithri, salah satunya :Al-Qur'an surat al Kautsar ayat 2.(maka dirikanlah solat karena rabb mu; dan berkorbanlah).DanRajab berkata: Para ulama berbeda pendapat tentang hukum Shalat Idul fitri menjadi 3 pendapat:- Pertama: Shalat Id merupakan amalan Sunnah yg dianjurkan seandainya orang-orang meninggalkannya maka tidak berdosa. Ini adalah pendapat Al-Imam Ats-Tsauri dan salah satu riwayat dari Al-Imam Ahmad.- Kedua: Bahwa itu adalah fardhu kifayah sehingga jika penduduk suatu negeri sepakat untuk tidak melakukan berarti mereka semua berdosa dan mesti diperangi karna meninggalkannya. Ini yang tampak dari madzhab Al-Imam Ahmad dan pendapat sekelompok orang dari madzhab Hanafi dan Syafii.-Ketiga: Wajib ain seperti hal Shalat Jumat. Ini pendapat Abu Hanifah dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad.Al-Imam Asy-SyafiI mengatakan dalam Mukhtashar Al-Muzani: Barangsiapa memiliki kewajiban utk mengerjakan Shalat Jumat wajib bagi utk menghadiri shalat 2 hari raya. Dan ini tegas bahwa hal itu wajib ain.Yang terkuat dari pendapat yg ada wallahu alam adl pendapat ketiga dgn dalil berikut::.::Dari Ummu Athiyyah ia mengatakan: Rasulullah SAW memerintahkan kami utk mengajak keluar pada Idul Fitri dan Idul Adha yaitu gadis-gadis wanita yg haid dan wanita-wanita yg dipingit. Adapun yg haid maka dia menjauhi tempat shalat dan ikut menyaksikan kebaikan dan dakwah muslimin. Aku berkata: Wahai Rasulullah salah seorang dari kami tdk memiliki jilbab? Nabi menjawab: Hendak saudara meminjamkan jilbabnya.Perhatikanlah perintah Nabi SAW untuk pergi menuju tempat shalat sampai-sampai yg tidak punya jilbab pun tidak mendapatkan udzur. Bahkan tetap harus keluar dgn dipinjami jilbab oleh yg lain.Shiddiq Hasan Khan berkata: Perintah utk keluar berarti perintah utk shalat bagi yg tdk punya udzur Karena keluar merupakan sarana utk shalat dan wajib sarana tersebut berkonsekuensi wajib yg diberi sarana.Di antara dalil yg menunjukkan wajib Shalat Id adalah bahwa Shalat Id menggugurkan Shalat- Jumat bila kedua bertepatan dlm satu hari. Dan sesuatu yg tdk wajib tdk mungkin menggugurkan suatu kewajiban.

C.Waktu dan Tempat Sholat Idul Fitria. Waktu solat idul fitri.Para ulama sependapat bahwa waktu shalat 'idul fithri dimulai sejak terbit matahari 1 Syawwal hingga sebelum zawal (dzuhur), seperti waktu shalat dhuha. (HR.Ahmad). Di sunnahkan agar menyegerakan shalat 'Idul Adhha dan mengakhirkan sedikit shalat 'Idul Fithri. (HR. Syafi'i). Hikmahnya untuk shalat 'idul adha agar waktu menyembelih hewan qurban lebih panjang. Sedang untuk 'idul fithri agar waktu menyalurkan zakat lebih luas.DanYazid bin Khumair Ar-Rahabi berkata: Abdullah bin Busr salah seorang sahabat Nabi SAW pergi bersama orang-orangdi Hari Idul Fitri atau Idhul Adha maka ia mengingkari lambat imam. Iapun berkata: Kami dahulu telah selesai pada saat seperti ini. Dan itu ketika tasbih.Yang dimaksud dengan kata ketika tasbih adalah ketika waktu shalat sunnah. Dan itu adalah ketika telah berlalu waktu yang dibenci shalat padanya. dalam riwayat yang shahih riwayat Ath-Thabrani yaitu ketika Shalat Sunnah Dhuha.Ibnu Baththal berkata: Para ahli fiqih bersepakat bahwa Shalat Id tidak boleh dilakukan sebelum terbit matahari atau ketika terbitnya. Shalat Id hanyalah diperbolehkan ketika diperbolehkan shalat sunnah. Demikian dijelaskan Ibnu Hajar.Namun sebenar ada yang berpendapat bahwa awal waktu adalah bila terbit matahari walaupun waktu dibenci shalat belum lewat. Ini pendapat Imam Malik. Adapun pendapat yg lalu adalah pendapat Abu Hanifah Ahmad dan salah satu pendapat pengikut Syafii. Namun yang kuat adalahpendapat yang pertama karna menurut Ibnu Rajab: Sesungguhnya telah diriwayatkan dari Ibnu Umar Rafi bin Khadij dan sekelompok tabiin bahwa mereka tidak keluar menuju Shalat Id kecuali bila matahari telah terbit. Bahkan sebagian mereka Shalat Dhuha di masjid sebelum keluar menuju Id. Ini menunjukkan bahwa Shalat Id dahulu dilakukan setelah lewat waktu larangan shalat.b. Tempat solat idul fitriBanyak ulama menyebutkan bahwa petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam shalat dua hari raya adalah beliau selalu melakukan di mushalla.Mushalla yg dimaksud adalah tempat shalat berupa tanah lapang dan bukan masjid sebagaimana dijelaskan sebagian riwayat hadits berikut ini.::Dari Al-Bara Ibnu Azib ia berkata: Nabi pergi pada hari Idul Adha ke Baqi lalu shalat 2 rakaat lalu menghadap kami dengan wajah dan mengatakan: Sesungguh awal ibadah kita di hari ini adalah dimulai dengan shalat. Lalu kita pulang kemudian menyembelih kurban. Barangsiapa yang sesuai dengan itu berarti telah sesuai dengan sunnah Ibnu Rajab berkata: Dalam hadits ini dijelaskan bahwa keluar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan shalat adalah di Baqi namun bukan yang dimaksud adalah Nabi shalat di kuburan Baqi. Tapi yang dimaksud adalah bahwa beliau shalat di tempat lapang yang bersambung dengan kuburan Baqi dan nama Baqi itu meliputi seluruh daerah tersebut. Juga Ibnu Zabalah telah menyebutkan dengan sanad bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam shalat Id di luar Madinah sampai di lima tempat sehingga pada akhir shalat tetap di tempat yg dikenal . Lalu orang-orang sepeninggal beliau shalat di tempat itu.:Dari Abu Said Al-Khudri ia mengatakan: Bahwa Rasulullah dahulu keluar di hari Idul Fitri dan Idhul Adha ke mushalla yang pertama kali beliau lakukan adalah shalat lalu berpaling dan kemudian berdiri di hadapan manusia sedang mereka duduk di shaf-shaf mereka. Kemudian beliau menasehati dan memberi wasiat kepada mereka serta memberi perintah kepada mereka. Bila beliau ingin mengutus suatu utusan maka beliau utus atau ingin memerintahkan sesuatu maka beliau perintahkan lalu beliau pergi.Ibnu Hajar menjelaskan: Al-Mushalla yang dimaksud dalam hadits adalah tempat yang telah dikenal jarak antara tempat tersebut dengan masjid Nabawi sejauh 1.000 hasta. Ibnul Qayyim berkata: Yaitu tempat jamaah haji meletakkan barang bawaan mereka.Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: Nampak tempat itu dahulu di sebelah timur masjid Nabawi dekat dgn kuburan Baqi

D.Tata Cara Sholat dan Khutbah Idul Fitria. Tata cara solat idul fitriShalat Id dilakukan dua rakaat pada prinsip sama dgn shalat-shalat yg lain. Namun ada sedikit perbedaan yaitu dgn ditambah takbir pada rakaat yg pertama 7 kali dan pada rakaat yg kedua tambah 5 kali takbir selain takbiratul intiqal. Adapun takbir tambahan pada rakaat pertama dan kedua itu tanpa takbir ruku sebagaimana dijelaskan oleh Aisyah dlm riwayatnya:Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah bertakbir para Fitri dan Adha 7 kali dan 5 kali selain 2 takbir ruku. KemudianSyarat dan rukun shalat 'id mengikuti syarat dan rukun shalat wajib.Dan pada rekaat kedua lima kali takbir, tidak termasuk takbir ketika bangkit dari sujud (rakaat pertama) ke rakaat kedua (takbirotul qiyam), dengan mengangkat kedua tangan setiap takbir, sebagaimana dilaporkan Amar bin Syuaib (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud dan Daru quthni).Shalat 'Idul Fithri dilakukan sebelum khutbah 'Idul Fithri, sebagaimana dilaporkan oleh Ibnu Umar " Adalah Rasulullah SAW , Abu Bakar, Umar, Utsman melaksanakan shalat Idul Fithri sebelum khutbah 'Idul Fithri " (HR. Bukhori-Muslim). Riwayat yang sama juga dilaporkan oleh Abu Said.

b. Khutbah solat hari raya idul fitriPelaksanaan khutbah 'Idul Fithri yaitu setelah shalat 'Id seperti dilaporkan oleh Ibnu Umar dan Abu Said (HR. Bukhori-Muslim). Hukum khutbah 'Idul Fithri dan mendengarkannya adalah sunnat, seperti yang dilaporkan oleh Abdullah bin As Said (HR. An Nasa'i, Abu Daud dan Ibnu Majah). Dan yang paling afdlol mengikuti seluruh rangkaian shalat/khutbah 'Idul Fithri dari awal sampai akhir. Dan seperti pada shalat jum'at, khutbah 'Idul Fithri terdiri dari dua khutbah.

E.Hal-Hal yang di Sunnahkan pada Waktu Hari Raya Idul Fitri

Hal-hal yang disunnahkan pada Waktu Hari Raya yaituMengisi malam 'Idul Fithri dengan ibadah dan taqorrub kepada Allah, seperti dzkir, shalat, qiroatul Qur'an, tasbih, istighfar dan sebagainya. Dan yang lebih afdlol, menghidupkan malam 'Id semalam suntuk, seperti dilaporkan ubadah bin Shamit (HR. Ath Thobari dan Daru Quthni), tentunya kalau kuat,tanpa mengorbankan ibadah-ibadah wajib seperti, shalat isya' dan shalat subuh, tepat pada waktunya dengan berjama'ah. Menghindari mengisi malam-malam 'Idul Fithri dengan acara hura-hura, takbiran sambil menabuh beduk yang justru mengganggu (tidak khusyuk), memutar kaset takbiran sementara orangnya tidur dan lain-lain, yang bertentangan dengan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW. Menghidupkan sunnah takbiran semenjak terbenam matahari akhir Ramadhan hingga berangkat ke tempat shalat 'id sampai kemudian shalat 'id dilaksanakan dengan lafal, al: "Allaahu Akbar (3x), La Ilaaha Illallaahu Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar Walillahil Hamdu". Mandi (HR. Ibnu Majah), memakai wangi-wangian (parfum) (HR. Baihaqi), bersiwak (menggosok gigi),memakai sebaik-baik pakaian. Bersegera (berpagi-pagi) menuju tempat shalat 'Idul fithri, dengan tenang, dan penuh ketulusan. Dan lebih afdlol kalau berjalan, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, seperti dilaporkan oleh Ali bin Abi Tholib (HR. Tirmidzi).Makan (sarapan) sebelum berangkat shalat 'Idul Fithri, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. (HR. Bukhori)Membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat 'Idul Fithri (batas akhir pembaya ran zakat fitrah). Sekalipun zakat fitrah boleh saja dibayar beberapa hari sebelum 'Idul Fithri. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Daraquthni, al Hakim).Bergembira dan menggembirakan sesama muslim dan lebih mempererat tali ukhuwah diantara kaum muslimi. Disunnahkan juga agar jalan ketika pergi dan jalan ketika pulang tidak sama. Seperti yang dipraktekkan Rasulullah SAW. Sebagaimana yang dilaporkan Jabir (HR. Bukhori).F.Adzan dan Qomat pada Waktu Hari Raya Idul FitriAdzan dan qomatTidak disyari'atkan adzan dan qomat pada waktu shalat 'Idul Fithri dan 'Idul Adha, seperti dilaporkan Ibnu Abbas dan Jabir (HR. Bukhori dan Muslim). DanDari Jabir bin Samurah ia berkata: Aku shalat bersama Rasulullah 2 Hari Raya bukan hanya 1 atau 2 kali tanpa adzan dan tanpa iqamah.Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dan Jabir bin Abdillah Al-Anshari kedua berkata: Tidak ada adzan pada hari Fitri dan Adha. Kemudian aku berta kepada Ibnu Abbas tentang itu mk ia mengabarkan kepadaku bahwa Jabir bin Abdillah Al-Anshari mengatakan: Tidak ada adzan dan iqamah di hari Fitri ketika keluar imam tdk pula setelah keluarnya. Tidak ada iqamah tdk ada panggilan dan tdk ada apapun tdk pula iqamah.Ibnu Rajab berkata: Tidak ada perbedaan pendapat di antara ulama dlm hal ini dan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam Abu Bakar dan Umar radhiallahu anhuma melakukan Shalat Id tanpa adzan dan iqamah.Al-Imam Malik berkata: Itu adl sunnah yg tiada diperselisihkan menurut kami dan para ulama sepakat bahwa adzan dan iqamah dlm shalat 2 Hari Raya adl bidah.Bagaimana dgn panggilan yg lain semacam: Ash-shalatu Jamiah?Al-Imam Asy-Syafii dan pengikut menganggap hal itu sunnah. Mereka berdalil dengan:Pertama: riwayat mursal dari seorang tabiin yaitu Az-Zuhri.Kedua: mengqiyaskan dgn Shalat Kusuf.Namun pendapat yg kuat bahwa hal itu juga tdk disyariatkan. Adapun riwayat dari Az-Zuhri merupakan riwayat mursal yg tentu tergolong dhaif. Sedangkan pengqiyasan dgn Shalat Kusuf tidaklah tepat dan kedua memiliki perbedaan. Di antara bahwa pada Shalat Kusuf orang2 masih berpencar sehingga perlu seruan semacam itu sementara Shalat Id tidak. Bahkan orang2 sudah menuju tempat shalat dan berkumpul padanya.Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu berkata: Qiyas di sini tdk sah krn ada nash yg shahih yg menunjukkan bahwa di zaman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam utk Shalat Id tdk ada adzan dan iqamah atau suatu apapun. Dan dari sini diketahui bahwa panggilan utk Shalat Id adl bidah dgn lafadz apapun.Ibnu Qayyim berkata: Apabila Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sampai ke tempat shalat mk mulailah beliau shalat tanpa adzan dan iqamah dan tanpa ucapan Ash-shalatu Jamiah dan Sunnah Nabi adl tdk dilakukan sesuatupun dari itu.G.Permasalahan1.Wajibkah solat hari raya idul fitri bagimusafir?Sebuah pertanyaan telah diajukan kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yg intinya: Apakah utk Shalat Id disyaratkan pelaku seorang yg mukim (musafir) ?Beliau kemudian menjawab yg intinya: Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini. Ada yang mengatakan disyaratkan mukim. Ada yang mengatakan tidak disyaratkan mukim.Lalu beliau mengatakan: Yang benar tanpa keraguan adl pendapat yg pertama. Yaitu Shalat Id tidak disyariatkan bagi musafir karna Rasulullah SAW banyak melakukan safar dan melakukan 3 kali umrah selain umrah haji beliau juga berhaji wada dan ribuan manusia menyertai beliau serta beliau berperang lbh dari 20 peperangan namun tdk seorangpun menukilkan bahwa dlm safar beliau melakukan Shalat Jumat dan Shalat Id2.Bila solat idul fitri bertepatan dengan solat jumat ?Bila Id Bertepatan dengan Hari Jumat dengan dalil yaitu ::::.:::Dari Iyas bin Abi Ramlah Asy-Syami ia berkata: Aku menyaksikan Muawiyah bin Abi Sufyan dia sedang berta kepada Zaid bin Arqam: Apakah kamu menyaksikan bersama Rasulullah dua Id berkumpul dlm satu hari? Ia menjawab: Iya. Muawiyah berkata: Bagaimana yg beliau lakukan? Ia menjawab: Beliau Shalat Id lalu memberikan keringanan pada Shalat Jumat dan mengatakan: Barangsiapa yg ingin mengerjakan Shalat Jumat mk shalatlah.:Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau berkata: Telah berkumpul pada hari kalian iniId mk barangsiapa yg berkehendak telah mencukupi dari Jumat- dan sesungguh kami tetap melaksanakan Jumat.Ibnu Taimiyyah berkata: Pendapat yg ke-3 dan itulah yg benar bahwa yg ikut Shalat Id mk gugur dari kewajiban Shalat Jumat. Akan tetapi bagi imam agar tetap melaksanakan Shalat Jumat supaya orang yg ingin mengikuti Shalat Jumat dan orang yg tdk ikut Shalat Id bisa mengikutinya. Inilah yg diriwayatkan dari Nabi dan para shahabatnya.Lalu beliau mengatakan juga bahwa yg tdk Shalat Jumat mk tetap Shalat Dzuhur.Ada sebagian ulama yg berpendapat tdk Shalat Dzuhur pula di antara Atha`. Tapi ini pendapat yg lemah dan dibantah oleh para ulama.

3.Bolehkah solat idul fitri dilakukan tanggal 2 syawal..?Seumpama, informasi tentang terlihatnya hilal melalui ru'yah baru diketahui siang hari atau telah lewat waktu sholat idul fitri, bagaimanakah cara pelaksanaan sholat idul fitri? Apakah sholat id tetap dilakukan atau tidak? Mungkin di jaman ini, kejadian seperti ini kemungkinan kecil terjadi. Penetapan 1 Syawal telah dilakukan pada malam sebelumnya. Bahkan, dengan metode hisab, penentuan 1 syawal dapat dilakukan jauh hari sebelumnya. Akan tetapi, untuk daerah terpencil yang meyakini bahwa penentuan 1 syawal "hanya" syah dengan metode ru'yah, kejadian seperti sangat mungkin terjadi, Misalnya, ketika lewat waktu dzhuhur baru diperoleh informasi bahwa kemarin hilal telah terlihat. Lalu apa yang harus dilakukan?Berikut ini adalah Jawabannya.Dari Umair bin Anas bin Malik dari pamannya dari kalangan shahabat bahwasanya ada sekelompok pengendara datang. Mereka mempersaksikan bahwa telah melihat hilal kemarin. Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan mereka untuk berbuka (Iedul Fithri) dan pergi pagi-pagi ke tanah lapang keesokan harinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Sunan Tirmidzi 1/214, hadits ke 1026).Hadits ini sebagai dalil bagi orang yang berkata bahwasanya sahalat Ied boleh dilakukan pada hari kedua, apabila tidak jelas waktu Ied kecuali setelah keluar waktu shalatnya. Pendapat ini adalah pendapat Al-AuzaI, At-Tsauri, Ahmad, Ishaq, Abu Hanifah, Abu Yusuf, Muhammad, SyafiI, dll Dhahir hadits diatas menunjukkan bahwa shalat pada hari yang kedua itu adalah penunaian bukan qadla. Demikian keterangan Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar 3/310.Imam As-Shanani menyatakan : hadits diatas sebagai dalil bahwa shalat Ied dilaksanakan hari kedua tatkala waktu Ied diketahui dengan jelas sesuadah keluar (habis) waktu shalat. (Subulus Salam 2/133)

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanBeberapa pelajaran mengenai pengertian,tata cara, hukum,hal-hal yang di sunnahkan,dan permasalahan solat hari raya idul fitri telah teruraikan dalam karya ini walau mungkin tak sempurna dan masih banyak kesalahan di dalamnya. Hari raya idul fitri memang banyak makna bagi tiap-tiap orang tapi kita seharusnya memaknai sesuai dengan apa yang telah di ajarkan rasulullah SAW yakni idul fitri adalahialah kembali berbuka (makan minum) setelah berpuasa atau kembali kepada fithroh setelah melalui masa training dan pembersihan (tathhir) selama bulan Ramadhanidul fitri. Kemudian hukum dari solat Id adalahsunnah muakadah, yaitu sunnah yang sangat dipelihara dan dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Kemudian sunnah yang telah dianjurkan oleh rasulullah pada waktu hari raya di antaranya: Mandi, memakai wangi-wangian, menggosok gigi,memakai sebaik-baik pakaian. Bersegera menuju tempat shalat 'Idul fithri, dengan tenang, dan penuh ketulusan. Dan lebih afdlol kalau berjalan, serta tak lupa untuk makan sebelum berangkat solat kemudian beberapa permasalahan tentang status musafir telah dibahas bahwa musafir tidak disyariatkan untuk solat Id, permasalahan bila solat Id bertepatan dengan hari jumat yaituyang ikut Shalat Id maka gugur dari kewajiban Shalat Jumat. Akan tetapi bagi imam agar tetap melaksanakan Shalat Jumat supaya orang yang ingin mengikuti Shalat Jumat dan orang yang tidak ikut Shalat Id bisa mengikutinya.kemudian permasalahan bila solat di lakukan tanggal 2 syawal.Mungkin di jaman ini, kejadian seperti ini kemungkinan kecil terjadi. Penetapan 1 Syawal telah dilakukan pada malam sebelumnya. Bahkan, dengan metode hisab, penentuan 1 syawal dapat dilakukan jauh hari sebelumnya tapi jika memang terjadi shalat Ied boleh dilakukan pada hari kedua, apabila tidak jelas waktu Ied kecuali setelah keluar waktu shalatnya.demikianlah karya ini di buat- dengan masih banyak kesalahan dan kekurangannya karena kebenaran datang dari allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas dari saya sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan.

B.SaranDari kesimpulan tadi saya memberikan saran jika Untuk mengerjakan sebuah amal ibadah bekal ilmu syari memang mutlak diperlukan. Bila tidak ibadah hanya dikerjakan berdasar apa yg dia lihat dari para orang tua. tdk ayal bentuk amalan pun menjadi demikian jauh dari yg dimaukan syariat.Demikian pula dgn Idul Fitri. Bila kita paham bagaimana bimbingan Rasulullah SAW dlm masalah ini tentu berbagai aktivitas yg selama ini kita saksikan bisa diminimalkan.

DAPTAR PUSTAKA

Mahmud, Syaltut. 1984.Akidah dan Syariah Islam, Jakarta: PT Bina AksaraPimpinan pusat muhammadiyah. Himpunan Putusan Majlis Tarjih Muhammadiyah,Jogjakarta: 1967----------------------,------. MajalahSalafy edisi XXIII.Hal 12-22,------------:----------