39
KOTA LAMA DAN KOTA BARU DI INDONESIA (Kota Bangli dan Kota Baru Parahyangan) Andra Saras Putri 20307004/3TB01 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Kabupaten Bangli

  • Upload
    andra

  • View
    886

  • Download
    14

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kabupaten Bangli

KOTA LAMA DAN KOTA BARU DI INDONESIA

(Kota Bangli dan Kota Baru Parahyangan)

Andra Saras Putri

20307004/3TB01

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

TEKNIK ARSITEKTUR

Page 2: Kabupaten Bangli

Kabupaten Bangli

Kabupaten Bangli

Lambang Kabupaten Bangli

Peta lokasi Kabupaten BangliKoordinat : 8°8'-8°31'87" LS; 115' 13' 48" - 115°27'24" BT

Motto Bhukti Mukti BhaktiSemboyan 'Slogan pariwisata 'JulukanDemonim 'Provinsi BaliIbu kota BangliLuas 520,81 km²Penduduk   · Jumlah 213.808 jiwa (2008)[1]

 · Kepadatan 411 jiwa/km²Pembagian administratif

 

 · Kecamatan 4 · Desa/kelurahanDasar hukumTanggalHari jadi {{{hari jadi}}}Bupati I Nengah Arnawa, S.Sos.,

Page 3: Kabupaten Bangli

M.M.Kode area telepon 0366APBD {{{apbd}}}DAUSuku bangsa {{{suku bangsa}}}Bahasa {{{bahasa}}}Agama {{{agama}}}Flora resmi {{{flora}}}Fauna resmi {{{fauna}}}Zona waktu {{{zona waktu}}}Bandar udara {{{bandar udara}}}

Situs web resmi: http://www.banglikab.go.id/

Kabupaten Bangli adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Bali, Indonesia. Obyek wisata di daerah ini antara lain adalah danau Kintamani. Ibu kotanya berada di Bangli. Bangli berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, kabupaten Klungkung dan Karangasem di timur, dan kabupaten Klungkung, Gianyar di selatan, serta Badung dan Gianyar di sebelah barat.

Kabupaten Bangli terletak antara 1150 13’ 48” BT - 1150 27’ 24” BT dan 80 08’ 30” LS - 80 31’ 27” LS, dengan luas wilayah 520,81 Km2 (52.081,00 Ha)

Mempunyai kedudukan di tengah-tengah Pulau Bali, yang pada bagian selatan daerah tersebut merupakan daerah dataran rendah, sedangkan pada bagian utaranya adalah merupakan daerah pegunungan.

Penduduk Kabupaten Bangli ± 184.144 jiwa yang terdiri dari penduduk perkotaan 18.377 jiwa dan perdesaan adalah 165.767 jiwa.

Curah hujan rata-rata untuk Kabupaten Bangli adalah 2.024 mm / th.

Geologi daerah tersebut terdiri dari Tufa dan Endapan Lahar Volkanik Buyan - Bratan dan Batur yang berumur Kwarter Atas, sedangkan batuan yang sama dengan umur Kwarter Bawah berada disekeliling Gunung Batur termasuk Gunung Abang yang merupakan batuan dari Gunung Api Buyan – Bratan Purba serta Batur Purba. Batuan yang berumur Miosen Bawah sampai dengan Atas penyebarannya diperkirakan sampai ke daerah Bali Utara (Kecamatan Kubu) dimana batuannya terdiri dari Breksi gunung api, lava, tufa dengan sisipan batu gamping yang termasuk kedalam Formasi Ulakan (Formasi tertua di Bali).

Page 4: Kabupaten Bangli

Batuan yang lebih muda terdapat di daerah Danau Batur, yaitu yang merupakan batuan volkanik Gunung Batur (batuan andesit, lahar dan pasir) yang terletak di Desa Batur dan Songan.

Tidak ada pengembangan/pemanfaatan air bawah tanah untuk daerah tersebut, mengingat lokasi tersebut sangat tinggi >1.000 meter di atas muka laut. Sumber air yang ada untuk keperluan di daerah tersebut dari sumber mata air dan sebagian yang berada di sekitar danau Batur memanfaatkan air danau tersebut. Sedangkan kegiatan penambangan berada di Desa Songan dengan jenis material : batukali, pasir, sirtu, koral dan gravel.

Pembagian administratif

Bangli mempunyai 4 kecamatan, 4 kelurahan dan 56 desa. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:

1. Kintamani 2. Susut 3. Tembuku 4. Bangli

VISI, MISI DAN LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTIM INFORMASI KESEHATAN DAERAH (SIKDA) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI 

VISI:

INFORMASI KESEHATAN YANG AKURAT SEBAGAI PEMICU ANDAL MENUJU BANGLI SEHAT.

 MISI:

1. Mengembangkan pengelolaan data yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan analisa data.

2. Mengembangkan pengemasan data dan informasi dalam bentuk Bank Data, Profil Kesehatan, dan kemasan-kemasan informasi khusus.

3. Mengembangkan jaringan kerjasama (kemitraan) dalam pengelolaan data dan informasi kesehatan.

4. Mengembangkan pendayagunaan data dan informasi kesehatan.

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SIKDA DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGLI

1. Identifikasi dan telaah manajemen kesehatan

Page 5: Kabupaten Bangli

Langkah ini terdiri dari dua kegiatan yaitu identifikasi petugas dan pimpinan unit kesehatan terkait dengan kegiatan prioritas analisis fungsi-fungsi manajemen (manajemen pasien/klien, manajemen unit dan manajemen sistim kesehatan)

1. Identifikasi kebutuhan informasi dan penetapan indikator

Mengidentifikasi kebutuhan informasi sesuai dengan fungsi manajemen dan menerjemahkan setiap informasi ke dalam bentuk indikatornya.

1. Penetapan kebutuhan data dan pencatatan data serta pelaporannya2. Penetapan tenaga pengelola SIK

3. Pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak komputer

4. Pengumpulan data dasar klien puskesmas

5. Pelatihan tenaga pengelola SIK

6. Pembuatan pangkalan data

7. Penetapan dan pemberlakuan perda tentang SIK

Perda yang diperlukan mencakup aturan untuk manajemen SIK secara menyeluruh, standar untuk pengumpulan data, aturan dalam pengiriman dan pengolahan data serta pelaporan, aturan berkaitan dengan kerahasiaan dan privasi, aturan berkaitan dengan pelatihan, aturan tentang pengadaan dan distribusi peralatan dan bahan, aturan berkaitan dengan jaminan mutu

KOMITMEN BPS KABUPATEN BANGLI

Kabupaten Bangli adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Bali, Indonesia. Obyek wisata di daerah ini antara lain adalah Danau Batur di Kintamani, Ibu kotanya berada di Bangli. Bangli berbatasan dengan Kabupeten Buleleng di sebelah utara, Kabupaten Klungkung dan Karangasem di timur, dan Kabupaten Klungkung, Gianyar di selatan, serta Badung dan Gianyar di sebelah barat.

Sebagai suatu Daerah Otonom, Kabupaten Bangli senantiasa dan secara berkelanjutan mengadakan suatu perubahan melalui proses pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan bertujuan tiada lain adalah untuk mempertinggi derajat kesejahtraan masyarakat Bangli. Dalam proses ini, Peran BPS sebagai instansi Penyedia dan penghasil

Page 6: Kabupaten Bangli

data sangatlah dibutuhkan.

Sebagaimana telah dituangkan di dalam UU No. 16/1997 tentang Statistik dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 51/1999 tentang Penyelenggaraan Statistik bahwa Pemerintah berkewajiban menyediakan statistik dasar, maka Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga penyedia data berfungsi sebagai pelaksana dan penyedia statistik dasar dan statistik sektoral bagi pemerintah, akademisi dan masyarakat luas guna memenuhi tuntutan tersebut. Tugas yang diemban BPS menjadi semakin berat mengingat pentingnya data bagi perencanaan pembangunan baik pada tingkat nasional maupun daerah.

Perencanaan pembangunan akan salah arah jika data yang digunakan kurang berkualitas. Selain untuk perencanaan, data juga sangat diperlukan sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan pembangunan di berbagai sektor.

Dalam perkembangannya, BPS dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas maupun kuantitas data yang dihasilkan. Peningkatan kualitas maupun kuantitas data tersebut digunakan dalam rangka mewujudkan sistem statistik yang handal, efektif dan efisien guna mendukung pelaksanaan pembangunan.

Selain sebagai penyedia statistik, BPS juga mempunyai tugas melakukan pembinaan dan koordinasi terhadap seluruh penyelenggaraan kegiatan statistik, termasuk lembaga pemerintah di lingkungan kerja daerah bersangkutan. Hal ini perlu dilaksanakan agar berbagai jenis kegiatan survei, baik untuk kebutuhan statistik dasar, sektoral atau khusus, dilaksanakan dengan pemahaman konsep dan definisi yang baku .

Bagi BPS di daerah, peran yang diemban juga semakin krusial dengan diterapkannya otonomi daerah. Penerapan otonomi daerah telah memberikan wewenang yang lebih luas bagi masing-masing daerah untuk melaksanakan pembangunannya. Perencanaan pembangunan daerah tentunya menuntut ketersediaan data daerah yang berkualitas (lengkap, akurat, relevan, mutakhir, berkesinambungan, tepat waktu dan beragam), sehingga hal ini merupakan tantangan bagi instansi BPS di daerah agar senantiasa meningkatkan kualitas dan ragam data yang dihasilkan baik berupa publikasi maupun berita resmi statistik ataupun bentuk lainnya yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan tersebut.

BPS Kabupaten Bangli akan terus berupaya untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut.

Kawasan Pempatan Agung Kota Bangli adalah kawasan pusat kota tertua di Bali, dengan perkembangan yang masih lamban dari daerah-daerah lainnya. Pada tanggal 10 Mei 1204 merupakan awal pembangunan Kota Bangli sejak ditinggalkan oleh penduduknya akibat wabah penyakit gerubug. sehingga keragaman berbagai bentuk bangunan dan pemanfaatan suatu ruang telah banyak dipengaruhi budaya-budaya luar. Upaya pelestarian kawasan Pempatan Agung telah dituangkan di dalam Rencana Detail Tata

Page 7: Kabupaten Bangli

Ruang Kawasan Ibukota Kabupaten Bangli tahun 2005-2015, namun belum ada kejelasan dalam bentuk spasial. Dalam upaya pelestarian kawasan pusat kota sebagai pusat orientasi kawasan kota, perlu dilakukan identifikasi penyimpangan terhadap prinsip-prinsip ruang tradisional Bali dan bagaimana pola tatanan kawasan pusat kota bardasarkan pada konsep “Catus Patha” dengan didasarkan pada falsafah ajaran Agama Hindu.

CATUS PATHA

Pola penempatan Catus Patha Perumahan Tradisional Bali

KETERANGAN : a = LAMAN/BENCINGAH b = POHON BERINGIN c = PURA MELANTING d = HALAMAN BALE BANJAR 1 = PURI 2 = RUANG TERBUKA 3 = PASAR 4 = BALE BANJAR

Pempatan agung atau catuspatha merupakan simbol pusat dunia. Letak puri sebagai pusat kekuasan ditentukan menurut arah mata angin dari pusat catuspatha ini, bukan didasarkan kepada kiblat gunung-laut (kaja-kelod) sebagai arah orientasi utama-nista. Nilai-nilai masing-masing sudut untuk perletakan puri menurut naskah ini adalah:

“Ersanya utamaning negara maka linggih ikang rat. Genyan pawetuan ikang gni rurub apan lebur ikang rat, tan wenang kangge. Neriti utama apan wredhi ikang rat negara. Wayabya dahat kadurmanggalan apan gni astra payoganya”

Artinya: “Timur laut tempat yang utama untuk puri. Tenggara perwujudan dari kobaran api yang menyebabkan hancurnya kerajaan, tidak baik untuk tempat puri. Barat daya, utama, karena mengakibatkan rakyat di dalam negara hidup sejahtera, makmur, berkembang, dan mewah. Barat laut berakibat buruk karena merupakan tempat gni astra “.

Dalam Lontar Batur Kelawasan disebutkan bahwa posisi puri di timur laut adalah utama, di tenggara adalah buruk karena negara akan hancur (gni rurub), di barat daya adalah baik karena raja akan dihormati (kweh bakti), dan di barat laut adalah baik karena raja akan bersifat sosial (dana). Dari dua sumber di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Page 8: Kabupaten Bangli

letak puri ditentukan dari pusat catuspatha, di timur laut dan di barat daya mutlak baik, di tenggara mutlak buruk, dan di barat laut ada baik dan ada buruknya.

Gambar 2. Makna sumbu dan alternatif tata letak puri dalam catuspatha (Lontar Eka Pretamaning Brahmana Sakti Bujanggadan dan Batur Kelawasan)

Ruang yang terbentuk oleh pertemuan empat ruas jalan pembentuk catuspatha (raksa bhuana) difungsikan untuk kegiatan-kegiatan upacara tawur, memutar usungan pada upacara ngaben, menjemput batara (mendak siwi), nebusin, dan kadang-kadang untuk melatih dan meningkatkan kemampuan ilmu hitam. Ruang ini juga diperankan sebagai natar (halaman) dan lebih desa/kota. Pembangunan catuspatha melalui suatu proses pensakralan yaitu dengan bhumi suda dan pemlaspasan yang disertai dengan penguburan sarana pedagingan (pemendeman pedaginan), sehingga terwujud suatu energi magis wilayah (negara). Di bagian raksa bhuana ini diyakini berstana (melinggih) roh/kekuatan alam dengan berbagai sebutan seperti Sang Bhuta Prajapati (Kanda Pat), Sanghyang Catur Bhuana (Tutur Gong Besi), dan Sanghyang Adi Kala (Tattwa Japakala), yang kesemuanya merupakan wujud kekuatan ciptaan Siwa Mahakala.

Catuspatha memiliki bentuk dasar palang (+) dalam istilah Bali disebut juga dengan tampak dara yang mitologinya terdapat dalam Lontar Catur Bumi. Orang-orang Yunani Kuno menyebut tampak dara ini dengan istilah gammadion. Tampak dara ini mengilhami koordinat Cartesius dalam matematika dan menjadi dasar swastika. Bila swastika merupakan simbol perputaran alam semesta, maka tampak dara (sumbu salib) merupakan simbul alam semesta. Tampak dara ini juga digunakan sebagai penangkal untuk menghindari malapetaka (Donder,2001:15-16).

Page 9: Kabupaten Bangli

NATAH KOTA

1. Bentuk Natah Kota

Natah dalam kota-kota tradisional pada masa kerajaan di Bali berada pada suatu simpang empat di tengah-tengah kota yang merupakan tempat kedudukan fasilitas utama kota seperti puri sebagi fasilitas pusat kekuasaan pemerintahan, pasar, bencingah puri dengan fasilitas bale wantilan, dan terdapat pula ruang terbuka hijau kota (Gambar 3). Simpang empat dengan kondisi seperti di atas lazim disebut catuspatha. Sedangkan kata ‘catuspatha’ berasal dari bahasa sanskerta yang berarti empat jalan atau simpang empat. Natah kota seperti ini belum sah sebagai pusat kerajaan sebelum diresmikan melalui suatu proses ritual pemelaspasan atau pemasupatian.

Dalam perkembangan zaman, sejak masa kolonial Belanda, pusat catuspatha yang pada masa kerajaan merupakan ruang kosong sebagai natah kota mulai dibanguni dengan elemen estetika kota ataupun tanda pengenal lingkungan (Gambar 4). Misalnya, di catus patha kota Denpasar dibangun lonceng, dan kemudian pada masa republik diubah menjadi patung caturmuka yang dirasakan lebih berbudaya Bali. Perlakuan catuspatha di Denpasar ini nampaknya menjadi barometer kemajuan, sehingga beberapa catuspatha lainnya di Bali juga dibanguni patung seperti di Semarapura, Bangli, dan Mengwi. Patung di Mengwi terakhir sudah dibongkar kembali. Dalam budaya Barat natah suatu kota lazim berupa lapangan atau alun-alun. Pembangunan alun-alun dan dibangunnya patung di pusat catuspatha memperkuat kecenderungan berpindahnya fungsi catuspatha ke alun-alun (Gambar 5).

2. Fungsi Natah Kota

Natah kota tradisional pada masa kerajaan dalam catuspatha difungsikan sebagai halaman untuk penyelenggaraan upacara tawur yang secara periodik dilakukan setiap tahun, pada Hari Tilem Kesanga. Secara insidentil, catuspatha difungsikan sebagai tempat melakukan kegiatan ritual seperti ngulapin, nebusin, ngelawang, dan lain-lain. Dalam prosesi upacara ngaben secara tradisi dilakukan pemutaran bangunan usungan jenazah (bade) di pusat catuspatha ini. Kegiatan-kegiatan seperti di atas dapat dilakukan dengan baik bila pusat catuspatha masih dalam kondisi kosong. Setelah ada bangunan di tengah catuspatha mulai ada Puri

Gambar 3. Catuspatha kosong sebagai natah kota pada masa kerajaan

Page 10: Kabupaten Bangli

Gambar 4. Catuspatha dengan elemen estetika sebagai natah kota sejak masa kolonial

Gambar 5. Alun-alun sebagai natah kota .

gangguan fungsi karena sarana upacara yang semestinya berada di pusat catuspataha tidak lagi dapat ditempatkan di pusat. Bahkan, kegiatan tawur ada yang berpindah ke tempat lain, misalnya ke alun-alun.

3. Makna Natah Kota

Simpang empat menyiratkan suatu tapak dara ( + ). Suatu tapak dara menyimbolkan alam semesta, jagat raya atau jagat dan juga simbol penangkal kejahatan agar selamat (Donder, 2001: 15-16). Di lain pihak, suatu simpang empat juga merupakan perpotongan dua sumbu: utara–selatan dan timur – barat. Perpotongan sumbu merupakan titik ‘nol’ atau windu yang melambangkan kekosongan. Kekosongan atau windu juga menyimbolkan alam semesta. Dalam lontar Eka Pratamaning Brahmana Sakti Bujangga disebutkan bahwa sumbu utara–selatan merupakan sumbu nilai dan sumbu timur–barat merupakan sumbu kehidupan dan kematian atau kemajuan dan kemunduran. Dari pusat catuspataha ditentukan letak pusat kekuasaan/puri. Di timur laut bernilai utama, sedangkan di barat daya bernilai werdi atau sejahtera. Karena nilai ini, puri umumnya mengambil posisi di timur laut atau di barat daya, sedangkan perletakan di tenggara dan barat laut masing-masing bernilai gni murub dan gni astra yang beresiko kepanasan dan kehancuran.

Page 11: Kabupaten Bangli

Pusat Kerajaan Berkembang menjadi Pusat Kabupaten Bangli

Identifikasi faktor-faktor penyimpangan yang terjadi di kawasan Pempatan Agung Kota Bangli dilakukan secara deskriptif dengan meninjau pola perkembangan morphologi kota. Pemanfaatan ruang di kawasan penelitian dilakukan sesuai potensi dan peluang dalam mengembalikan karakter Pempatan Agung sesuai konsep Catus Patha dan juga berdasarkan konsepsi Desa Kala Patra. Pemanfaatan ruang yang selaras dengan nilai-nilai tradisional Bali sebagai wujud dalam meningkatkan vitalitas kawasan Pempatan Agung, dengan pemanfaatan ruang dalam bentuk sistem blok diharapkan bisa menghadirkan suasana ruang yang mempunyai karakter khas sebagai cermin jati diri dan identitas penguninya serta memudahkan suatu pengendalian peruntukan lahan di kawasan Pempatan Agung Kota Bangli. Pelestarian kawasan Pempatan Agung Kota Bangli dalam hal ini, menekankan pada bentuk strategi pelestarian dengan tetap mengacu pada konsep Catus Patha dan konsepsi Desa Kala Patra. Dimana hasil akhirnya tetap mempertahankan makna dan karakter ruang di Pempatan Agung yang menjiwai sebagai pusat orientasi kawasan kota berdasarkan nilai-nilai tradisional Bali, dengan meningkatkan aktivitas kegiatan sosial budaya melalui kerjasama masyarakat setempat dengan pemerintah daerah serta menigkatkan sistem kekerabatan yang telah ada di masing-masing banjar/desa. Sedangkan untuk pelestarian Pempatan Agung yaitu pada ruang utama kaja kangin tetap dipertahankan karakternya yang bercitrakan sebagai kantor pemerintahan, ruang utama kaja kauh sebagai Wantilan dengan aktivitas sosial budayanya, ruang utama kelod kauh di lakukan rekonstruksi sebagai lapangan untuk mendukung aktivitas Puri dan Wantilan dan ruang utama kelod kangin sebagai ruang luar berupa taman kota sebagai salah satu landmark kawasan kota dengan adanya Bale Kulkul dan Patung I Dewa Ayu Denbencingah. Untuk zona di luar 4 (empat) ruang utama diupayakan karakternya bercitrakan sebagai zona residential dan pasar kota ditingkatkan intensitasnya sebagai bagian dari pusat perdagangan dari pagi hingga malam hari, dengan tetap melestarikan fungsi ruang-ruang tradisional sebagai bagian dari pusat orientasi kawasan Kota Bangli.

 Peraturan Daerah Kabupaten Bangli Tahun 2008 Jumat, 22 Januari 2010 14:32

NO. PERIHAL/TENTANG NOMOR LEMBARAN DAERAH

Page 12: Kabupaten Bangli

PERATURAN DAERAH

1   1 Tahun 2008 LD Nomor 1Tahun 2008

2

Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.

2 Tahun 2008 LD Nomor 2 Tahun 2008

3 Kedudukan Keuangan Perbekel dan Perangkat Desa.

3 Tahun 2008 LD Nomor 3 Tahun 2008

4 Sumber Pendapatan Desa.

4 Tahun 2008 LD Nomor 4 Tahun 2008

5 Pelaksanaan Kerjasama Antar Desa dan Kerjasama Desa Dengan Pihak Ketiga.

5 Tahun 2008 LD Nomor 5 Tahun 2008

6 Lembaga Kemasyarakatan Di Desa.

6 Tahun 2008 LD Nomor 6 Tahun 2008

7 Pembentukan Desa Selat dan Desa Pengiyangan di Kecamatan Susut, Serta Desa Landih di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli.

7 Tahun 2008 LD Nomor 7 Tahun 2008

8 Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Bangli.

8 Tahun 2008 LD Nomor 8 Tahun 2008

9 Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

9 Tahun 2008 LD Nomor 9Tahun 2008

Page 13: Kabupaten Bangli

Daerah Kabupaten Bangli.

10 Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangli.

10 Tahun 2008 LD Nomor 10 Tahun 2008

Kawasan Danau Batur, Kintamani, Bangli, Bali

Danau dan Gunung Batur terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Hamparan pemandangan Danau yang dikelilingi pegunungan vulkanik yang masih aktif membuat siapa pun pasti berdecak kagum. Kawasan ini berjarak sekitar 40 kilometer sebelah utara Ubud, Gianyar; sekitar 30 km sebelah utara Bangli, 60 km sebelah timur laut Denpasar, dan sekitar 60 km sebelah timur Singaraja. Danau Batur dulunya adalah sebuah gunung api yang meletus hebat ribuan tahun lau, sehingga membentuk lembah kaldera luas dan kemudian terisi air. Fenomena alam ini serupa dengan apa yang terjadi di Danau Toba di Sumatra, Gunung Bromo di Jawa dan Gunung Tambora di Sumbawa. Di samping barat danau itu, tumbuhlah gunung baru yaitu

Page 14: Kabupaten Bangli

Gunung Batur (1717 m dpl) yang bersama Gunung Agung (3142 m dpl) adalah gunung yang masih aktif di Bali sampai sekarang.

Pelipur Hati dari Bangli

Desa Adat Penglipuran di Bangli, Bali, merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik dari struktur desa tradisional. Walhasil, suasananya begitu asri. Hal itu tidak terlepas dari budaya masyarakatnya secara turun-temurun. Yang jelas, desa yang berada pada jalur wisata Kintamani, sejauh 5 kilometer dari pusat kota Bangli ini salah satu kawasan wisata unik di Bali.

Keasrian desa adat tersebut sudah kita rasakan begitu memasuki kawasan pradesa yang memaparkan kehijauan rerumputan dan deretan bambu yang jadi pagar desa. Itu adalah area catus pata atau area tapal batas untuk masuk ke Penglipuran. Adapun daerah penerimanya ditandai dengan Balai Wantilan, Balai Banjar adat, dan ruang pertamanan terbuka. Di sana terdapat daerah parkir dan fasilitas KM/WC bagi pengunjung. Area berikutnya adalah areal tatanan pola desa yang diawali dengan gradasi ke fisik desa secara liniar membujur ke arah utara dan selatan.

Ya, memasuki desa Pengelipuran laksana memasuki sebuah taman yang dibentuk dengan arsitektur mahasempurna. Jejeran rumah di sepanjang jalan berdiri rapi dengan pintu gerbang yang hampir seragam di setiap rumah. Rumah-rumah itu dibelah oleh sebuah jalan utama desa yang ditutup oleh bebatuan dan ditamani rerumputan di kiri kanannya.

Page 15: Kabupaten Bangli

Area pemukiman serta jalan utama desanya merupakan kawasan bebas kendaraan terutama roda empat.

Pada sepanjang jalan setapak itu terdapat ratusan rumah, berderet berimpitan. Hampir semua bangunan terbuat dari batu bata merah atau anyaman bambu. Pintu masuk gerbang rumah penduduk itu sempit, hanya berukuran satu orang dewasa, dan bagian atas pintunya menyatu dengan atap gerbang yang terbuat dari bambu.Keheningan menyergap ketika menelusuri jalan setapak dari bebatuan yang bercampur dengan kerikil itu. Saya sengaja memisahkan diri dari rombongan untuk memotreti semua hal yang ada di situ. Beberapa kali saya berkesempatan keluar masuk rumah penduduk. Itu bukan hal sulit, sebab warga Penglipuran sangat ramah menyambut pewisata dan memberi izin untuk menjelajahi rumah mereka.

Penglipuran memiliki dua pengertian, yaitu pangeling yang kata dasarnya ”eling” atau 'mengingat'. Sementara, pura artinya 'tanah leluhur'. Jadi penglipuran artinya 'mengingat tanah leluhur'. Kata itu juga bisa berarti ”penghibur” yang berkonteks makna memberikan petunjuk bahwa ada hubungan sangat erat antara tugas dan tanggung jawab masyarakat dalam menjalankan dharma agama.

Luas Desa Adat Penglipuran mencapai 112 hektare, terdiri atas 37 hektare hutan bambu yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk kerajinan tangan dengan sistem tebang pilih, ladang seluas 49 hektare, dan untuk perumahan penduduk seluas 12 hektare. Berdasarkan pola Desa Pakraman, Pengelipuran termasuk Kelurahan Kubu.

PERLU diketahui, Pengelipuran adalah salah satu desa tradisional atau desa tua di Bali atau sering disebut Bali Aga atau Bali Mula. Tradisi begitu kukuh dipegang oleh masyarakatnya, terutama yang berkaitan dengan penataan pekarangan rumah. Di tengah gempuran arus modernisasi, keteguhan masyarakat Pengelipuran tampak dari rapinya penataan kawasan hunian masyarakat setempat.

Penataan rumah dan pekarangan sangat ketat dan mengikuti ketentuan Asta Kosala-Kosali, Asta Bumi, Sikut Karang, dan berbagai aturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis lainnya. Maka, setiap pekarangan dan rumah di desa itu selalu mempunyai pola atau tatanan yang sama. Dan hal itu merupakan keunggulan Penglipuran sebagai desa adat.

Di sebelah utara desa terdapat Pura Penataran dan Pura Puseh yang unik dan spesifik karena jalan di sepanjang desa hanya digunakan untuk pejalan kaki, dan pada kanan kirinya dilengkapi atribut desa adat seperti tembok penyengker, angkul-angkul, dan telajakan.

Yang jelas, Penglipuran bukan desa adat sembarangan karena merupakan desa adat (pakraman) percontohan di Bali. Keunikannya terletak pada tata ruang, bangunan dan budaya yang sedikit berbeda dengan desa adat lainnya. Keistimewaan lainnya adalah

Page 16: Kabupaten Bangli

kehidupan masyarakatnya yang harmonis. Dan paling unik, di desa itu masyarakatnya tak dibagi-bagi ke dalam kasta, salah satu ciri sistem kemasyarakatan Bali Aga.

Keseragaman wajah desa, selain pada bentuk, juga bahan bangunannya berupa tanah untuk tembok penyengker dan angkul-angkul serta atap dari bambu yang dibelah untuk seluruh bangunan desa. Penggunaan bambu baik untuk atap, dinding maupun lain-lain kebutuhan merupakan suatu keharusan untuk digunakan karena Desa Penglipuran dikelilingi oleh hutan bambu yang termasuk teritori desa tersebut.

Di tempat tersebut, wilayah permukiman penduduk terbagi menjadi dua lajur: barat dan timur. Adapun bagian selatan desa merupakan nista mandala atau bagian paling rendah yang dipakai untuk setra (pemakaman).

Tata ruang seperti itu juga diterapkan dalam setiap rumah penduduk. Setiap memiliki angkul-angkul atau pintu gerbang yang juga berfungsi sebagai bangunan penjaga pintu rumah depan. Saat hari suci, dilakukan sesajen di tempat ini. Tak heran jika semua bangunan di sana serupa. Bagian depan merupakan sanggah atau pamerajan sebagai utama mandala yang digunakan anggota keluarga untuk bersembahyang.  Di setiap bangunan rumah terdapat ruang kosong yang dinamakan natah sebagai tempat berkumpul anggota keluarga yang letaknya di bagian tengah (madya). Sementara bagian nista mandala biasanya diisi dengan toilet, tempat jemuran, sarana atau kegiatan ekonomi seperti warung, kandang ternak (babi), dan sebagainya.

Mengapa Penglipuran begitu asri? Itu tak terlepas dari konsepsi Hindu mengenai Desa kalapatra. Kalapatra adalah keadaan yang disepadankan dengan tempat waktu. Walhasil, terciptalah sebuah harmoni. Hal ini pula yang menarik bagi pewisata untuk berkunjung. Harmoni itu juga didukung oleh aturan (awig-awig) yang diberlakukan kepada setiap penduduk untuk menyapu dua kali sehari, pagi dan sore. Sejauh ini belum ada warga yang melanggar aturan tersebut.

Hujan turun rintik-rintik saat saya hendak meninggalkan Desa Penglipuran. Suasananya jadi semakin eksotis, sejuk, dan nyaman. Sebuah citra manis dan tak terlupakan dalam ingatan setiap pewisata yang datang ke sana. Yakinlah, Penglipuran mampu menghadirkan sesuatu untuk pelipur hati.

Masyarakat Antipoligami

SELAIN keseragaman bentuk bangunan dan pola desa linear yang membujur utara selatan, Penglipuran yang berada pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut itu juga memiliki sejumlah aturan adat dan tradisi unik lainnya. Salah satunya adalah mengadu jago, yang sebenarnya terdapat di beberapa tempat di Bali. Jago adalah simbol kejantanan lelaki Bali.

Ketika sore menjelang, pada umumnya penduduk desa keluar rumah setelah selesai melakukan aktivitas rutin mereka di ladang dan sawah. Di sepanjang jalan, kita bisa

Page 17: Kabupaten Bangli

melihat berjajar sangkar ayam. Jago sengaja dipanaskan untuk menjaga fisiknya agar kuat ketika tajen (adu jago). Sayang, saya dan rombongan tak sempat menyaksikan tajen.

Selain adu jago, tradisi unik lain yang sampai sekarang masih dipelihara adalah pantangan bagi kaum lelaki untuk beristri lebih dari satu atau berpoligami. Lelaki Penglipuran diharuskan menerapkan hidup monogami. memiliki seorang istri. Pantangan berpoligami ini diatur dalam awig-awig. Dalam bab perkawinan, lelaki Penglipuran tidak diperbolehkan memiliki lebih dari seorang istri. Si pelanggar akan dikucilkan di sebuah tempat yang diberi nama Karang Memadu. Karang artinya tempat dan memadu artinya berpoligami. Jadi, Karang Memadu merupakan sebutan untuk tempat bagi orang yang berpoligami. Karang Memadu terletak di ujung selatan desa yang berdekatan setra.

Lelaki Penglipuran yang berpoligami hanya boleh melintasi jalan-jalan tertentu di wilayah desa. Mereka hanya diperbolehkan melewari jalan luar desa adat dan dilarang untuk melewati jalan utama desa. Itu berarti, suami-istri tersebut memiliki ruang gerak yang terbatas. Tidak hanya itu, pernikahan orang yang berpoligami itu juga tidak akan dilegitimasi oleh desa. Upacara pernikahannya pun tidak dipimpin seorang Jero yang merupakan pemimpin tertinggi dalam upacara adat dan agama. Selain itu, orang tersebut juga dilarang bersembahyang di pura-pura yang ada di desa adat.

Desa adat penglipuran ini mempunyai 13 pura yang tersebar di seluruh desa. Pada sisi tengah atau pusat desa adat, terdapat Pura Dalem Tampuagan, Pura Catus Pata, dan Pura Ratu Pingit. Pada sisi utara desa terdapat Pura Penataran, Pura Puseh, Pura Rambut Sri Sedana, Pura Dukuh, Pura Penaluan, dan Pura Empu Aji. Pada sisi selatan, terdapat Pura Dalem, Pura Ratu Tungkup, Pura Dalem Pingit, dan Pura Mas Manik Malasem. Semua pura itu terlarang bagi penduduk desa yang berpoligami. Mereka hanya diperbolehkan bersembahyang di pura keluarga mereka sendiri.

Melihat hukuman yang menakutkan itu sampai sekarang tidak ada lelaki Penglipuran yang berani berpoligami.  Alhasil, Karang Memadu tetap tidak berpenghuni dan bahkan oleh penduduk desa dianggap sebagai karang leteh (tempat yang hina dan kotor).

Kebetulan saat kami berkunjung ke desa adat penglipuran berlangsung upacara adat pernikahan. Upacara ini dipimpin seorang jero dan rumah mempelai dihias dengan janur kuning. Kami juga sempat diberi waktu untuk mengabadikan upacara adat pernikahan ini. Itu momentum istimewa. Sebab, saat tepat untuk datang ke Penglipuran ini adalah saat ada upacara adat. Kita bisa merasakan secara langsung bagaimana tradisi dijalankan dengan kukuh.

Page 18: Kabupaten Bangli

Kota Baru Parahyangan

Kota Baru Parahyangan, sebagai kota satelit, mempunyai keunikan desain yang berbeda dengan Kota baru lainnya, yaitu dengan menghadirkan visi dan spirit sebagai KOTA PENDIDIKAN, yang akan memberikan kontribusi kepada seluruh penghuni dan masyarakat Bandung. Spirit pendidikan ini akan disebar pada keseluruhan proyek, baik secara masterplan maupun segmental, yang juga

menempatkan institusi formal seperti sekolah dan universitas maupun informal, dengan menghadirkan taman-taman bertema, pusat ilmu pengetahuan & teknologi. Pembangunan Kota Mandiri akan mengakomodasikan beberapa fungsi yang berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti : HUNIAN, terdiri dari perumahan berkepadatan rendah, menengah dan tinggi, condominium, apartemen, town house yang dilengkapi dengan fasilitas kota. BISNIS, seperti Office Parks, Open Mall, hotel, ritel, dsb. REKREASI, seperti arena rekreasi air, jogging track, 18 Holes golf course, hotel resor, pasar seni, dsb. SARANA PENDIDIKAN, yang akan tersedia dari group bermain anak-anak (Play Group) hingga universitas.

Fasilitas

Sundial

Sebuah Identitas Kota Baru Parahyangan sebagai Kota mandiri Berwawasan Pendidikan dan sekaligus landmark Kota Bandung yang Muktahir.

Gedung ini berfungsi sebagai jam matahari baik vertikal maupun horisontal. Sundial tipe ini adalah yang pertama dan terbesar di dunia. Dengan tinggi tidak kurang dari 20 meter, sundial ini merefleksikan spirit ilmu pengetahuan sebagai dasar kemajuan manusia

Page 19: Kabupaten Bangli

didunia. Didukung oleh Menteri Riset dan Teknologi, gedung ini dijadikan sebagai Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPA IPTEK) Jawa Barat, yang didalamnya terdapat beragam permainan edukatif dan interaktif untuk berbagai lapisan usia.

Jam Operasional Sundial :

Selasa – Minggu 08.30 – 16.30 WIB (Hari Libur Nasional dan Libur Sekolah Tetap Buka )

Tutup :

Senin Hari Natal & Tahun Baru Hari Pertama Idul Fitri

Al Irsyad Satya

Al-Irsyad Satya Islamic School bekerjasama dengan Al-Irsyad Singapura dengan kurikulum yang telah disesuaikan untuk mencapai metodologi pembelajaran muktahir, dimana seluruh pelajaran diberikan dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Al-Irsyad Satya Islami School mempunyai komitmen untuk menciptakan sekolah masa depan. Dengan melakukan investasi untuk memastikan bahwa sekolah ini dilengkapi dengan segala keperluan informasi dan teknologi. Sebagai tambahan, setiap siswa akan mempunyai penasihat akademik dari kalangan staf pengajar, yang akan membuat laporan tentang kemajuan belajar dari siswa, dimana laporan tersebut akan disampaikan secara berkala kepada orang tua siswa melalui pertemuan guru dengan orang tua siswa. Kemajuan belajar setiap siswa akan dimonitor secara seksama untuk memperoleh kepastian bahwa potensi pribadinya betul-betul sudah terwujud.

Rumah Sakit Cahya Kawaluyan

Page 20: Kabupaten Bangli

Sebuah sarana kesehatan muktahir dan bertaraf internasional dengan didukung tim kedokteran dan tenaga medis profesional, akan memberikan jasa pelayanan kesehatan dalam layanan prima.

Rumah Sakit Cahya Kawaluyan ini dikelola oleh; Perkumpulan "Perhimpunan Santo Borromeus" dan merupakan salah satu fasilitas unggulan Kota Baru Parahyangan.

Mason Pine Hotel

Mason Pine Hotel & Resort dirancang dengan konsep family friendly yang menjadikannya sebagai sarana yang tepat bagi rekreasi keluarga maupun aktivitas lainnya.

Dengan fasilitas unggulan diantaranya ; Kolam Renang (Olympic Size), Tenis Indoor - Outdoor, Badminton Indoor, Basket Ball, Fitness dan Aerobic, Spa dan Sauna, Wall Climbing, Skateboard Track, restoran, cafe, kids center dan Convention Hall. Sungguh merupakan tempat yang tepat untuk keluarga menikmati waktu santai dan juga menjamu relasi bisnis

Bale Seni Barli

Page 21: Kabupaten Bangli

Bale Seni Barli Kota baru Parahyangan sebagai sebuah lembaga yang menitikberatkan pada pengembangan seni dan budaya seperti Seni Lukis, Seni Patung, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Vokal, tidak hanya membina siswa (dewasa) untuk menjadi seorang seniman profesional tetapi juga konsen pada peningkatan dan pelestarian kreativitas dan aktivitas seni anak bahkan masyarakat umum dalam bentuk Program Kunjungan yang menyediakan berbagai aktivitas seperti Lukis Kaca, Lukis Terakota, Lukis Kanvas, Jumputan/ Batik dan Seni Musik (Angklung Interaktif)

Taman Bertema

Taman tematik disetiap tatar / cluster hunian merupakan implementasi dari pilar pendidikan yang dikemas secara non formal. Desain dan obyek-obyek permainan yang diaplikasikan didalamnya sarat dengan muatan edukasi yang interaktif sekaligus menjadi area terbuka untuk bermain & interaksi penghuni tatar.

Bale Pare

Page 22: Kabupaten Bangli

Bale Pare merupakan pusat komersial yang mengkombinasikan suasana makan dengan nuansa alam yang nyaman. Pengunjung dapat menikmati makan dalam suasana bertema etnik budaya tradisional dialam terbuka dengan tetap menyediakan fasilitas modern.

Bale Pare sendiri memiliki 9 restoran dan 6 kafe yang menyajikan berbagai makanan dan minuman, dilengkapi dengan sarana bermain anak.

Anda dan sekeluarga pun dapat menikmati acara musik dan tari di Plaza Utama yang merupakan panggung ditengah udara terbuka dan suasana alami yang atraktif dan dinamis, menghadirkan pengalaman baru yang menarik dan berbeda

Shuttle Bus

Kini semakin Mudah dan Nyaman ke Kota Baru Parahyangan dengan Layanan Shuttle Bus "Kota Baru Parahyangan" yang telah beroperasi mulai tanggal 30 April 2005. Bis umum yang dilengkapi dengan AC ini melayani trayek KBPa - Leuwi Panjang (PP) via Tol Purbaleunyi dengan melewati jalur - jalur strategis di Kota Bandung. Setiap tatar hunian & fasilitas di KBPa sudah dilengkapi bus-shelter yang merupakan tempat pemberhentian KBPa Shuttle Bus.

Patung Panyawangan

Patung Panyawangan merupakan hasil karya dari Bale Seni Barli dipersembahkan khusus untuk Kota Baru Parahyangan yang dilambangkan oleh keluarga petani yang memandang

Page 23: Kabupaten Bangli

jauh kedepan dan diartikan sebagai upaya kesinambungan untuk membangun dan mewujudkan kota.

Cahaya Bangsa Classical School

Cahaya Bangsa Classical School kini telah resmi beroperasi di Kota Baru Parahyangan terhitung sejak bulan Juli tahun 2006. Cahaya Bangsa Classical School merupakan sekolah bertaraf international yang hadir melengkapi fasilitas Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan.

Bandung Alliance International School

BAIS, salah satu sekolah tertua di Indonesia, telah memperlengkapi para siswanya untuk siap menghadapi tantangan selama lima puluh tahun. BAIS menyeediakan pendidikan yang profesional dan berkualitas dalam mempersiapkan para siswa dalam menghadapi tantangan abad 21 dan memberikan mereka kesempatan untuk memaksimalkan potensi yang Tuhan berikan kepada mereka. BAIS bergerak sebagai sekolah nir-laba. BAIS melayani komunitas internasional dan menyediakan pendidikan berkualitas dengan didasari nilai dan etika luhur. Sekolah melayani para siswa sebagai suatu pribadi yang utuh; karena itu, program yang dimiliki sekolah ini difokuskan pada pengayaan dan pengembangan pribadi yaitu : intelektual, fisik, rohani, moral, kerohanian, dan sosial.

Amazing 4D Theater

Page 24: Kabupaten Bangli

Sebuah wahana baru di Bale Pare Kota Baru Parahyangan

Masjid Raya

Masjid tersebut dibangun di atas lahan seluas 1 Ha yang berdampingan dengan Al Irsyad Satya Islamic School (affiliated to Al Irsyad Singapore) sebuah sekolah Islam international yang ada di Kota Baru Parahyangan sebagai Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan. Luas bangunan masjid adalah 1700M2 dan selasar 800 M2 sehingga diharapkan dapat menampung 1500 orang jamaah. Pembangunan masjid diperkirakan rampung pada bulan Juli tahun 2010 yang akan datang. Arsitek masjid tersebut, Ridwan kamil menyebutkan bahwa disain masjid tersebut kaya akan filosofi keagamaan. Ide masjid tersebut terinspirasi oleh Ka'bah yang ada di Hasjidil Haram, dengan bentuk kubus sederhana namun memiliki kesan atau impresi yang kuat dan mendalam. Satu hal yang ingin diungkapkan oleh disain masjid tersebut adalah berusaha memanggil orang untuk beribadah di dalamnya, terutama di saat maghrib hingga malam hari dengan kalimat syahadat yang muncul pada dinding bagian luar masjid sebagai efek dari cahaya lampu dari dalam masjid yang terpancar melalui lubang-lubang pada dinding masjid tersebut. Bapak Sanusi Tanawi, Presiden Direktur Kota Baru Parahyangan, dalam sambutannya mengatakan bahwa masjid tersebut dibangun untuk menampung kebutuhan spiritual, pendidikan dan juga kebutuhan sosial warga khususnya umat Muslim Kota Baru Parahyangan dan masyarakat sekitarnya. Dengan pembangunan masjid tersebut diharapkan Kota Baru Parahnyangan juga dapat tumbuh, berkembang dan terus berusaha memenuhi fungsinya sebagai Kota Mandiri Berwawasan Pendidikan.

Estetika Kaya Panorama di Kota Baru Parahyangan

Page 25: Kabupaten Bangli

Oleh: redaksi TREN

Suasana tatar pasundan yang khas dengan view gunung, lembah, danau serta lingkungan yang nyaman dan asri, diselaraskan dengan spirit pendidikan di Kota Baru Parahyangan. 

Kota Baru Parahyangan merupakan proyek berskala kota pertama di area Bandung Raya yang menampung segala fasilitas dan fungsi perkotaan. Didukung oleh lokasi yang memiliki pemandangan yang mempesona dan lingkungan hijau yang asri, Kota Baru Parahyangan hadir dengan keunikan konsep sebagai kota mandiri berwawasan pendidikan. Spirit pendidikan yang diusung PT. Belaputera Intiland (Lyman Group) selaku pengembang, telah menjadi pembeda antara Kota Baru Parahyangan dengan kota mandiri lainnya. Spirit tersebut menjadi unsur yang menyatukan seluruh elemen di kota ini menjadi sebuah tema sentral yang diterapkan pada keseluruhan proyek secara makro (masterplan) maupun mikro.

Unsur-unsur lokal pun turut diterapkan pengembang dalam konsep pengembangan kota ini. Selain unsur pendidikan, budaya dan sejarah Sunda juga menjadi pilar pengembangan Kota Baru Parahyangan. Pilar budaya diwujudkan dalam penamaan tatar (cluster) dan properti komersial yang seluruhnya memakai nama raja-raja Sunda. Pilar sejarah diaplikasikan salah satunya pada desain rumah yang mengadopsi arsitektur indoeropa yang dulu banyak digunakan di Kota Bandung. Sementara itu pilar pendidikan diwujudkan dengan membangun sarana pendidikan formal dan informal.

Sesuai dengan visi utama Kota Baru Parahyangan, sejumlah sekolah unggulan dihadirkan di dalamnya. Di antaranya Cahaya Bangsa Classical School, Bandung Alliance International School, Akademi Bahasa Asing Internasional dan TK-SMU Al Irsyad Satya. Berbagai kegiatan yang bersifat edukatif nonformal pun diwadahi dalam beragam fasilitas di kota ini. Di antaranya adalah Gedung Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan desain berbentuk sundial yang menjadi landmark kota ini. Selain itu terdapat Bale Seni Barli, fasilitas bermain dan belajar di alam terbuka, serta taman-taman tematik di setiap tatar (cluster).

Berbagai fasilitas bertaraf internasional dihadirkan di kota ini. Sebut saja Bale Pare yang terdiri dari fasilitas belanja dan kuliner, rumah sakit Cahya Kawaluyan, Mason Pine Hotel, Amazing 4D Theatre, serta Masjid Raya yang pembangunannya akan rampung Juni 2010 mendatang.

Selain fasilitas yang lengkap untuk skala perkotaan, aspek desain bangunan dan pengelolaan kota mengadopsi sistem yang ramah lingkungan. Sistem pengelolaan sampah mengadopsi konsep 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan target menuju zero waste.

Page 26: Kabupaten Bangli

Pembuangan limbah air kotor dari tiap rumah melalui sistem biological filter septic tank agar limbah yang terbuang telah memenuhi standar baku mutu. Sementara itu, setiap rumah mempergunakan sumur resapan dan didukung oleh penempatan biopori di sepanjang jalan dan seluruh daerah hijau serta melakukan penghijauan di seluruh areal Kota Baru Parahyangan yang memiliki luas 1.250 hektar. Tatar  Mayangsunda

Penamaan tatar ini diambil dari nama permaisuri Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran, yakni Nyi Mas Mayang Sunda yang dikenal cerdas dan visioner. Lokasi tatar dengan luas 10 hektar ini berada di tepian lembah dan danau yang dikelilingi panorama pegunungan yang menyejukkan mata.

Dengan potensi keindahan tersebut, hunian pada tatar ini didesain dengan memaksimalkan elemen bukaan. Sebuah unit contoh tipe Mayangningrat pada tatar ini bisa menjadi acuan bagaimana konsumen bisa merasakan langsung kenyamanan hunian yang penuh dengan panorama yang memanjakan mata. Setiap ruangan memiliki akses view antara taman tematik atau view pegunungan dan danau.

Tipe Mayangningrat didesain dengan konsep bangunan tropis modern dengan sentuhan minimalis. Hunian yang berada pada kaveling seluas 275 m2 dengan luas bangunan 200 m2 ini memiliki empat kamar tidur serta satu kamar pembantu. Pada lantai dasar, konfigurasi ruang-ruang bersama yakni ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan ditempatkan secara mengalir dengan meminimalisir sekat. Meskipun begitu, kesan perbedaan ruang tetap terasa.

Akses menuju bangunan dibuat terpisah antara akses utama dan akses servis. Ruangan lantai atas digunakan sebagai area privat yang terdiri dari sebuah kamar tidur utama dan dua kamar anak. Setiap ruangan bersebelahan langsung dengan ruang terbuka. Udara yang sejuk dan pencahayaan alami yang menerangi setiap ruangan, mampu meminimalisir penggunaan AC (air conditioner) dan lampu di siang hari pada rumah yang memiliki dua lantai ini.

Sementara itu, interior ruangan bernuansa modern eklektik dengan kesan ringan dan fungsional. Unsur yang bernuansa tradisional dan urban pop-art dikombinasikan secara padu menciptakan beragam aksentuasi pada berbagai sudut ruang. Sentuhan tradisional diterapkan melalui penggunaan material yang bermotif kayu. Unsur urban pop-art diterapkan melalui penggunaan corak dan warna yang “berani” yang diterapkan upholstery dan wallcover ruangan.

Suasana tatar sunda dihadirkan pula melalui elemen vegetasi baik yang bersifat pohon peneduh ataupun tanaman semak. Pohon Saputangan, Melinjo, Damar dan Mahoni, dan tanaman semak aromatik seperti Gardenia dan Kemuning memperkuat semakin suasana parahyangan. Tatar ini dilengkapi dengan sebuah taman tematik bertema informasi yang berfungsi sebagai area hijau, dengan fungsi yang rekreatif sekaligus edukatif. Taman ini ini dilengkapi dengan beragam fitur yang dirancang untuk merangsang penggunaan indera sensori dan motorik.

Page 27: Kabupaten Bangli

Sumber :

http://balimining.com/wilayah_kegiatan_read.php?dir=Kabupaten_Bangli/

http://digilib.its.ac.id/detil.php?id=5641

http://www.djpp.depkumham.go.id/index.php/daftar-peraturan-daerah/173-pemerintah-daerah-kabupaten-bangli

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel-acwin-2.pdf

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/artikel-putra-1.pdf

http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/1.%20putra-catuspatha,%20konsep,trans,%20dan%20perbh.pdf

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/gaya/2009/09/06/629/Pelipur-Hati-dari-Bangli

http://bali.bps.go.id/bangli/

http://www.majalahtren.com/index.php/read/estetika-kaya-panorama-di-kota-baru-parahyangan

http://www.kotabaruparahyangan.com/

http://simkesugm07.wordpress.com/2008/01/04/visi-misi-dan-langkah-langkah-pengembangan-sikda-kab-bangli/