Author
indah-damayanti-putri
View
233
Download
0
Embed Size (px)
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
1/21
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
2/21
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MATERIALITAS
Ada beberapa definisi tentang materialitas. +A+ dalam PAPnya, mendefinisikan materialitas
sebagai -
“besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya
penghilangan atau salah saji tersebut$
edang FA, melalui statement of financial statements &oncept no / mendefinisikan
materialitas sebagai-
“besarnya kealpaan dan salah saji informasi akuntansi, yang di dalam lingkungan tersebut
membuat kepercayaan seseorang seseorang berubah atau terpengaruh oleh adanya kealpaan dan
salah saji tersebut$
0adi materialitas adalah besarnya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai
informasi. tandar auditing seksi 1'/ “resiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit$
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam-
a. Perencanaan audit
b. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara !ajar
sesuai prinsip akuntansi yang berterima umum
Auditor harus mempertimbangkan materialitas untuk merencanakan audit dan merancang
prosedur audit. 2engan mempertimbangkan materialitas, auditor dapat merancang prosedur audit
secara efisien dan efektif. 2engan demikian prosedur audit tersebut dapat digunakan untuk
menghimpun bukti audit kompeten yang cukup. ukti audit kompeten yang cukup dapat
dijadikan dasar yang memadai untuk melakukan evaluasi terhadap ke!ajaran lapran keuangan.
Auditor perlu mempertimbangkan materialitas pada saat akan mengeluarkan pendapat. Material
tidaknya suatu kondisi atau masalah akan membedakan pendapat yang akan diberikan. ebagai
Materialitas & Resiko Audit Page 2
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
3/21
contoh adanya pembatasan lingkup audit oleh klien. Apabila pembatasan tersebut tidak material,
maka auditor dapat memberikan pendapat !ajar tanpa pengeculian. 3tapi apabila pembatasan
tersebut sangat material dan mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, maka auditor
harus menolak untuk memberikan pendapat.
Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut
mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukup signifikan
sehingga dapat mengakibatkan laporn keuangan tidak disajikn secara !ajar, dalam suatu hal
yang material sesai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. 4al ini dapat terjadi akibat
dari penerapan yang keliru terhadap prinsip akuntansi yang berterima umum penyimpangan
fakta, atau dihilangkannya informasi yang diperlukan.
erkaitan dengan pertimbangan mengenai materialitas, auditor harus mempertimbangkan -
a* 5kuran dan karakteristik satuan usaha
b* 6ondisi yang berkaitan dengan perusahaan
c* +nformasi yang diperlukan pihak yang mengandalkan laporan keuangan.
0umlah yang material untuk laporan keuangan perusahaan kecil bisa jadi sangat tidak material
bagi perusahaan besar. 6esalahan pencatatan kas sejumlah " '.777.777, merupakan jumlah
yang sangat material bagi perusahaan kecil mempunyai asset bersih "p '7.777.777,. ementara
itu, kesalahan sejumlah yang sama dapat merupakan kesalahan yang tidak material bagi
perusahaan yang mempuyai asset bersih sejumlah "p/77 milyar.
8ingkat materialitas untuk laporan keuangan perusahaan yang terancam bangkrut adalah lebih
rendah daripada tingkat materialitas perusahaaan yang mempunyai likuiditas dan solvabilitas
yang baik. emakin jelek kondisi perusahaaan, semakin tidak bisa ditolrir salah saji yang terjadi.
Pertimbangan pendahuuan tentang materiaita!
6arena sifatnya yang relative maka materialitas dapat berubah. elama pelaksanaan audit,
tingkat materialitas bisa berubahubah karena-
a* 6ondisi sekelilingnya yang mempengaruhi perusahaan berubah. b* 8ambahan informasi tentang klien mungkin diperoleh selama pelaksanaan audit.
Materialitas & Resiko Audit Page 3
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
4/21
8ingkat materialitas a!al yang direncanakan suatu perusahaan dapat berubah karena kedua
hal tersebut. ebagai contoh, tingkat materialitas yang direncanakan bagi perusahaan yang
terancam bangkrut adalah 7,9: dari modal sendiri. Apabila perusahaan itu dapatt
melepaskan diri dari masalah kebangkrutan tersebut, maka tingkat materialitas akan
dinaikkan misalnya menjadi ' : dari modal sendiri.
ebagaimana dikemukakan diatas konsep materialitas ini diterapkan didalam merencanakan
pelaksanaan audit. 2alam perencanaan audit, auditor menentukan materialitas pada dua
tingkat -
a* Materialitas tingkat laporan keuanagan
b* Materialitas tingkat saldo akun.
Materiaita! ting"at ap#ran "euangan
Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat minimum dalam suatu laporan
keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan secara !ajar sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
Auditor menentukan materialitas pada tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor
tentang ke!ajaran adalah mengenai laporan keuangan secara keseluruhan dan tidak sepotong
potong. Laporan keuangan mengandung salah saji yang material apabila mengandung kekeliruandan ketidakberesan yang secara individu maupun kolektif sangat penting pengaruhnya terhadap
ke!ajaran laporan keuangan. alah saji dapat disebabkan -
a* alah penerapan prinsip akuntansi yang berterima umm
b* Penyimpangan dari kenyataan sesungguhnyac* Penyembunyian informasi yang mestinya perlu diungkapkan
Ada beberapa tingkat materialitas yang berkaitan dengan laporan keuangan yaitu -
a* Laporan rugi laba yaitu materialitas yang berhubungan dengan total pendapatan laba
operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih
b* ;eraca yaitu materialitas yang didasarkan atas total aktiva, total aktiva lancar, modal
kerja, serta ekuitas pemegang saham
Materialitas & Resiko Audit Page 4
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
5/21
2alam pertimbangan pendahuluan tentang materialitas aditor menentukan materialitas tiap
laporan keuangan seperti tersebut di atas. ebagai contoh, materialitas laporan rugi laba "p
9.777.777 sedang materialitas neraca "p /.777.777
Auditor untuk kepentingan perencanaan, harus menggunakan “jumlah terkecil tingkat
salah saji yang dianggap material untuk setiap laporan keuangan$ karena-
a* Laporan keuangan saling berkaitan. 0adi salah satu laporan keuangan mengandung
salah saji materialitas, maka akan mempengaruhi laporan keuangan yang lainnya.
b* Prosedur auditing dipakai untuk lebih dari satu laporan keuangan dan saling
berkaitan
Pertimbangan materialitas meliputi pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. 5kuran
materialitas kuantitatif misalnya /,9: dari laba bersih sesudahh pajak, ': dari total aktiva, dan
sebagainya. edang ukuran materialitas yang kualitatif berkaitan dengan penyebab terjadinya
salah saji misalnya karena pelanggaran hokum. Pertimbangan kuantitatif yang menyatakan tidak
material, secara kuantitatif dapat material karena mungkin berkaitan dengan ketidakberesan dan
pelanggaran hokum tersebut.
Pertimbangan materialitas melibatkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
a. Pedoman kuantitatif. Pada saat ini baik standar akuntansi maupun standar auditing berisi pedoman resmi mengenai pengukuran kuantitatif dari materialitas. erikut adalah
gambaran mengenai beberapa pedoman yang digunakan dalam praktik.
• 9: hingga '7: dari laba bersih sebelum pajak %'7: untuk laba yang lebih kecil,
9: untuk laba yang lebih besar*
•
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
6/21
materiality*nya sebesar "p//.'=7.777 yang diperoleh dengan cara %"p'>.?77.777 @
%%7,7771' %"p==.777.777.777 B "p17.777.777.777***
Ting"at Materiaita! Berda!ar"an Pre!enta!e $ariabe dari T#ta A"ti%a atau
Pendapatan
0umlah yang lebih besar antara total
aset dengan total pendapatan Materialitas 6elebihan di atas
Lebih dari 6urang dari
177 juta ' milyar ?9).777 @ 7,77'=9 177 juta
' milyar 1 milyar '.?=7.777 @ 7,77'77 ' milyar
1 milyar '7 milyar 1.?17.777 @ 7,777)> 1 milyar
'7 milyar 17 milyar ?.997.777 @ 7,777=) '7 milyar
17 milyar '77 milyar
'>.?77.777 @
7,7771' 17 milyar
'77 milyar 177 milyar 1(.>77.777 @
7,777/''77 milyar
177 milyar .....?/.)77.777 @
7,777'9177 milyar
b. Pertimbangan kualitatif. Pertimbangan kualitatif berhubungan dengan penyebab dari
salah saji. alah satu yang secara kuantitatif tidak material mungkin secara kualitatif akan
material. 4al ini dapat terjadi misalnya ketika salah saji diakibatkan oleh suatu
ketidakberesan %irregularities* atau tindakan melanggar hukum oleh klien. Penemuan
atas terjadinya halhal tersebut dapat mengakibatkan auditor menyimpulkan bah!a
terdapat risiko yang signifikan akan adanya salah saji tambahan yang serupa.
Materiaita! pada Ting"at Sad# A"un
Materialitas pada 8ingkat aldo Akun sering disebut juga dengan tolerable misstatement.
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji maksimum yang boleh ada dalam saldo
akun sehingga belum atau tidak dipertimbangkan sebagai salah saji material. Ada hubungan erat
antara tolerable misstatement dengan materialitas pada tingkat laporan keuangan. Akunakun
yang secara individual tidak material, bila diakumulasikan dapat menjadi material secara
kumulatif pada tingkat laporan keuangan.
Materialitas & Resiko Audit Page 6
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
7/21
Penga#"a!ian Materiaita! Lap#ran &euangan pada A"un
Pengalokasian materialitas laporan keuangan pada akunakun baik neraca maupun
laporan rugi laba lebih sering didasarkan atas neraca. Alasan yang mendasari hal itu adalah
bah!a setiap salah saji pada laporan rugi laba pasti akan mempengaruhi neraca. 2isamping itu,
akun neraca realtif lebih sedikit daripada akun laporan rugi laba.
Pengalokasian materialitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu -
a. esar relatif akun
b. esar variabel akunc. Pertimbangan profesional
2alam membuat pengalokasian, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan salah
saji dalam akun. ebagai contoh, salah saji lebih mudah terjadi pada persediaan daripada aktivatetap. #leh karena itu, materialitas yang dialokasikan pada pada akun persediaan akan lebih
besar daripada akun aktiva tetap.
Auditor juga harus mempertimbangkan biaya untuk memeriksa akun dalam melakukan
pengalokasian. ebagai contoh, biaya untuk melakukan pemeriksaan atas rekening piutang
dagang pada umumnya lebih besar daripada biaya pemeriksaan aktiva tetap. #leh karena itu,
materialitas yang dialokasikan pada akun piutang dagang akan lebih besar daripada akun aktiva
tetap.
8ingkat materialitas salah saji akun mempunyai hubungan terbalik dengan bukti.
Materialitas yang dipertimbangkan tinggi, maka bukti yang diperlukan akan relatif lebih sedikit
daripada materialitas yang rendah. erkurangnya bukti yang diperlukan akan menurunkan biaya
auditing.
Perlu dibesakan secara jelas antara materialitas tingkat saldo akun dengan akun yang
material. emakin rendah tingkat materialitas berarti semakin kecil tingkat kesalahan yang dapat
ditolerir. emakin kecil tingkat kesalahan yang dapat ditolerir semakin banyak bukti yang
diperlukan. emakin material suatu akun, semakun banyak bukti yang harus dihimpun dan
semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Akun piutang dagang lebih material daripada
kaun surat berharga bagi perusahaan perdagangan. #leh karena itu, bukti yang harus dihimpun
pada pemeriksaan piutang dagang harus lebih banyak.
Materialitas & Resiko Audit Page 7
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
8/21
Pertimbangan Materiaita! 'eh Audit#r
erdasarkan penelitian empiris terhadap beberapa hal yang mempengaruhi auditor dalam
menentukan besarnya materialitas %materiality judgement *. Faktiorfaktor tersebut adalah
%&arpenter, '((/* -
'. Faktor +ndividu Auditor6arakteristik personal mempunyai pengaruh terhadap tingkat keyakinanauditor mengenai
keputusan materialitasjuga dipengaruhi oleh pengalaman auditor yang bersangkutan.
/. Faktor 3ksternal Perusahaan+nformasi non keuangan yan gbersifat kontekstual dapat pula digunakan oleh auditor
praktisi dalam penentuan materialitas. Faktor kontekstual tersebut antara lain faktor jenis
industri perusahaan auditor dan kondisinya.
1. 8ingkat Pengaruh uatu Akunesarnya pengaruh yang diberikan suatu akun terhadap laba bersih merupakan faktor
terpenting dalam menentukan besarnya tingkat materialitas audit.
=. Faktor 6ondisi 6antor Akuntan Publik
Penentuan tingkat materialitas audit dipengaruhi oleh struktur dari kantor akuntan publik
yang melaksanakan penigasan audit.
2.2 RISI&' AUDIT“"isiko$ menurut arti katanya adalah kemungkinan adanya konsekuensi jelekCtidak
menguntungkan, rugi dan lain sebagainya. emua orang pasti menghadapi risiko. Pada saat
seseorang mengendarai mobil misalnya, tentu ada risiko terjadi kecelakaan, investasi surat
berhargayang dimiliki, misalnya, ada risiko rugi karena anjloknya harga, dan lain sebagainya.
2emikian pula dengan auditor, juga mempunyai risiko. ecara hukum dan etika profesi auditor
dituntut untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan atas dasar kebenaran dalam arti
ke!ajaran. Auditor mungkin saja salah dalam memberikan pendapatnya, dan dapat dituntut oleh
pihakpihak yang merasa dirugikan. +ni berarti risiko. 8idak seperti di negara yang sudah maju,
di +ndonesia masalah risiko ini belum begitu populer atau diperhatikan.
"isiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadarinya, tidak
memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material. Audit Risk and Materiality in Conducting an Audit %A ;o. =>
Materialitas & Resiko Audit Page 8
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
9/21
dan ?/*, A5 1'/.7/,mendefinisikan risiko audit %audit risk * adalah risiko bah!a auditor mungkin
tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan
yang mengandung salah saji material. "isiko audit yang mau diterima auditor mempunya
hubungan terbalik dengan tingkat keinginannya mengekspresikan pendapat yang tepat. ebagai
contoh, keinginan kepastian ketepatan pendapat adala (7: maka risiko auditnya adalah '77:
dikurangi (7: yaitu sama dengan '7:. 8ingkat risiko audit dapat juga dinyatakan dalam bentuk
kualitatif seperti rendah, sedang, atau tinggi. 8ingkat risiko audit yang dianggap standar adalah
9:, dan tingkat risiko audit tidak pernah akan tidak ada atau nol.
elain risiko audit, auditor sebenarnya juga menghadapi risiko kerugian praktik
profesionalnya akibat dari tuntutan pengadilan, publikasi negatif, atau peristi!a lain yang timbul
berkaitan dengan laporan keuangan yang telah diaudit dan dilaporkannya.risiko ini dikenal
sebagai risiko usaha. "isiko ini tetap dihadapi oleh auditor meskipun ia telah melaksakan audit
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh +kantan Akuntan +ndonesiadan telah
melaporkan hasil audit atas laporan keuangan dengan semestinya. Penelitian empiris terhadap
risiko bisnis ini menyimpulkan bah!a risiko bisnis yang tinggi meningkatkan jumlah jam audit
tapi tidak fee per jam sehingga akan meningkatkan total fee audit. 4al ini terjadi karena dengan
tingginya risiko auditmendorong auditor untuk meningkatkan upaya auditnya %ell,/77'*
tandar auditing seksi 1'/ “"isiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit$
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan risiko audit dalam -
a. Perencanaan audit. b. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara !ajar
sesuai prinsip akuntansi berterima umum.Auditor harus mempertimbangkan risiko audit untuk merencanakan audit dan merancang
prosedur audit. 2engan mempertimbangkan risiko audit, auditor dapat merancang prosedur
secara efisien dan efektif. emakin kecil risiko audit, semakin banyak bukti yang diperlukan.
#leh karena itu, semakin kecil risiko audit, semakin banyak dan semakin intensif prosedur audit
yang harus diterapkan. 2engan demikian, prosedur audit, tersebut dapat digunakan untuk
menghimpun bukti audit kompeten yang cukup. ukti audit kompeten yang cukup dapat
dijadikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi terhadap ke!ajaran Laporan 6euangan.Meningkatnya laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan dapt meningkatkan
kemungkinan terjadinya laporan keuangan yang mengandung kecurangan % fraudulant financial
Materialitas & Resiko Audit Page 9
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
10/21
reporting * sehingga akan meningkatkan upaya audit. 6eseluruhan risiko audit akan menigkat
jika auditor sematamata menggunakan laporan keuangan dari auditan %;e!man, /777*
2.( TIPE)TIPE RISI&' AUDIT
Menurut 8ailor dan DleEer tipe "isiko Audit pada dasarna ada dua, yaitu-
'. "isiko 8ipe +Adanya risiko bah!a suatu saldo akun mengandung kesalahan yang jika
digabungkan dengan kesalahankesalahan pada saldo akun yang lain, dapat
mengakibatkan laporan keuangan salah saji secara material. 4al ini diakibatkan karena
adanya kesalahan yang dilakukan oleh pega!ai klien dalam memproses suatu transaksi
akuntansi.&ontoh-
6arena kesalahan klien dalam memposting mengakibatkan kesalahan sebesar "p
)77.777, dalam piutang dagang. 6esalahan tersebut tidak material namun ketika
digabung dengan kesalahan dalam saldo akun yang lain jumlah kesalahan tersebut
menjadi "p /.977.777, jika ternyata penghasilan bersih perusahaan hanya sebesar "p
/9.777.777, maka laporan keuangan menjadi salah saji secara material.
"isiko 8ipe + ini terdiri dari atas risiko ba!aan dan risiko pengendalian. 6edua risiko
ini tidak dapat dikendalikan oleh auditor tapi dapat di nilai.
/. "isiko 8ipe ++
Adanya "isiko bah!a auditor tidak dapat mendeteksi adanya kesalahan seperti dalam
risiko 8ipe + di atas.
&ontoh-
Auditor memilih sampel yang kecil dari piutang dagang untuk konfirmasi, ternyata
dari sampel tersebut tidak mengandung akun yang salah. Auditor percaya bah!a piutang
dagang tersebut telah disajikan secara !ajar !aaupun sebenarnya tidak."isiko ini
merupakan risiko deteksi. "isiko ini dapat dan harus dikendalikan auditor.
2.* &'MP'NEN RISI&' AUDIT
6omponen "isiko audit, pada umumna terdiri atas tiga, yaitu-a. "isiko ba!aan %inherent risk*
b. "isiko pengendalian %control risk*
c. "isiko deteksi %detection risk*
Ri!i"# ba+aan
Materialitas & Resiko Audit Page 10
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
11/21
"isiko ba!aan adalah kerentangan suatu asersi terhadap salah saji material. 2engan
asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern ang terkait. "isiko ba!aan
selalu ada dan tidak pernah mencapai angka nol. "isiko ba!aan tidak dapat diubah oleh
penerapan prosedur audit ang paling baik sekalipun. Meskipun demikian, apabila auditor
berkesimpulan bah!a usaha untuk mengevaluasi risiko ba!aan tidak sebanding dengan
pengurangan prosedur audit, maka auditor harus menetapkan "isiko ba!aan pada tingkat
maksimum pada saat merancang prosedur audit.
"isiko ba!aan bervariasi untuk setiap asersi. ebagai contoh, asersi keberadaan dan
keterjadian kas mempunai "isiko ba!aan yang lebih tinggi daripada aktiva tetap. 4al ini
disebabkan uang tunai merupakan suatu aset ang sangat ra!an terhadap manipulasi, dan semua
orang berminat terhadap uang. edangkan aktiva tetap lebih terlihat jelas keberadaannya. "isiko
ba!aan juga dibedakan atas "isiko ba!aan setiap akun dan "isiko ba!aan keseluruhan untuk
banyak akun.
erikut merupakan beberapa faktor yang menentukan "isiko ba!aan pada banyak akun-
a. Profitabilitas perusahaan secara relatif dibandingkan dengan perusahaan pada
umumnya. emakin tinggi Profitabilitas suatu perusahaan, semakin kecil "isiko
ba!aannya.
b. 0enis usaha dan sensitivitas operasi. Perusahaan yang bergerak pada bidang keuanganlebih besar "isiko ba!aannya dari pada perusahaan ekpedisi karena bidang keuangan
sangat sensitif terhadap perubahan kurs mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga.
#leh karena itu, semakin sensitif operasi suatu perusahaan, semakin "isiko ba!aannya.
idang usaha yang sangat dipengaruhi perkembangan teknologi, dan kompetisi
usahanya ketat, mengakibatkan "isiko ba!aan yang tinggi.
c. Masalah kelangsungan usaha. Perusahaan ang sedang menghadapi masalah
kebangkrutan mempunyai "isiko ba!aan yang tinggi.
d. ifat, penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun sebelumnya."isiko ba!aan perusahaan akan dinilai lebih tinggi apabila banyak salah saji yang
dideteksi melalui audit tahun sebelumnya.
e. +ntegritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen. emakin baik
+ntegritas, reputasi, dan pengetahuan tentang akuntansi ang dimiliki manajemen klien,
semakin kecil "isiko ba!aannya.
Materialitas & Resiko Audit Page 11
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
12/21
erikut merupakan beberapa faktor yang menentukan "isiko ba!aan suatu akun tertentu-
a. Auditabilitas akun atau transaksi. emakin tinggi tingkat Auditabilitas akun, semakin
rendah "isiko ba!aan pada akun tersebut.
b. 6erumitan masalah akuntansi yang terkait. masalah akuntansi yang terkait meliputi
masalah pengakuan dan 6erumitan penilaian akun. masalah akuntansi yang rumit akan
meningkatkan risiko audit.
c. ifat, penyebab, dan jumlah salah saji yang dideteksi dalam audit tahun sebelumnya.
"isiko ba!aan pada suatu akun akan dinilai lebih tinggi apabila banyak salah saji yang
dideteksi melalui audit tahun sebelumnya.
Ri!i"# pengendaian
"isiko pengendalian adalah risiko bah!a suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam
suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada !aktunya oleh berbagai
kebijakan dan prosedur pengendalian intern perusahaan. "isiko pengendalian tidak pernah
mencapai angka nol karena pengendalian intern tidak akan dapat menghasilkan keyakinan penuh bah!a semua salah saji material akan dapat dideteksi ataupun dicegah.
"isiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas struktur pengendalian intern.
emakin efektif struktur pengendalian intern perusahaan klien, semakin kecil resiko
pengendaliannya. Penetapan resiko pengendalian di dasarkan atas kecukupan bukti audit yang
menatakan bah!a struktur pengendalian intern klien adalah efektif.
Ada dua macam resiko pengendalian yaitu-
a. Actual level of control risk
b. Assessed level of control risk yang ditentukan dengan melakukan modifikasi prosedur
untuk menghimpun pemahaman struktur pengendalian intern terkait dengan asersi, dan
prosedur untuk melaksanakan test of control.
Materialitas & Resiko Audit Page 12
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
13/21
Pada saat perencanaan audit , auditor menentukan besarnya resiko pengendalian yang
direncanakan % Planned Assessed level of control risk * untuk setiap asersi yang signifikan.
Planned Assessed level of control risk +ni ditentukan berdasarkan asumsi tentang efektivitas
rancangan dan operasi struktur pengendalian intern yang relevan. Planned Assessed level of
control risk juga dapat ditentukan berdasarkan informasi audit sebelumnya. Pada saat
pengevaluasian hasil akhir atas temuan audit, "isiko ba!aan aktual akan dapat diketahui. Actual
level of control risk ditentukan berdasar bukti mengenai pemahaman struktur pengendalian intern
klien ang diterima selama tahap pengujian audit.
Materialitas & Resiko Audit Page 13
,A&T'R ) ,A&T'R INDI&AT'R RESI&'
Lebih rendah ebih tinggi
Daya Manajemen
2i dominasi oleh
penga!asan
kelompok
2i dominasi oleh
satu orang
ikap Manajemen terhadap laporan keuangan 6onservatif Agresif
8ingkat perputaran pega!ai staf akuntansi ;ormal 8inggi
"eputasi dalam masyarakatCdunia usaha 0ujur 2ikha!atirkan
8ekanan terhadap pencapaian anggaran edikit angat tinggi
8ingkat profitabilitas dibandingkan ratarata
masa lau
Pantas dan
konsisten
8idak pantas dan
berfluktuasi
8ingkat perubahaan usaha tabil &epat
6eadaan usaha ehat 8ertekanistem #rganisasi entralisasi 2esentralisasi
+su tentang akuntansi yang rumit 8idak ada anyak
6esulitan dalam pemeriksaan transaksi dan saldo
perkiraanedikit anyak
6esalahan yang ditemukan pada permulaan auditedikit dan tidak
materialanyak
8ingkat sensitifitas terhadap perubahan tingkap
bunga, inflasi dan keadaan ekonomi"elatif tidak sensitif angat sensitif
Masalah kelangsungan hidup
8idak ada yangserius yang
mempengaruhi
kelangsungan hidup
2iragukan ada
faktor
kelangsungan
4ubungan dengan klien 6lien lama 6lien baru
2an lainlain
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
14/21
8abel ).' eberapa indikator "esiko ba!aan
Ri!i"# Dete"!i
"isiko deteksi merupakan risiko bah!a auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi. "isiko deteksi tergantung atas penetapan auditor terhadap
risiko audit, risiko ba!aan dan risiko pengendalian. emakin besar risiko audit, semakin besar
pula risiko deteksi. ebaliknya semakin besar risiko ba!aan atau risiko pengendalian, semakin
kecil risiko deteksi.
"isiko deteksi merupakan risiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. 4al ini disebabkan
risiko deteksi merupakan fungsi dari efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.
"isiko deteksi dapat ditekan atau diturunkan auditor dengan cara melakukan perencanaan yang
memadai, dan supervisi atau penga!asan yang tepat, penerapan prosedur audit yang efektif, serta
penerapan standar pengendalian mutu. 0adi, semakin efektif prosedur audit yang diterapkan
auditor, semakin kecil risiko deteksi aktualnya.
Pada tahap perencanaan audit, planned assessed level of detection risk untuk setiap asersi
signifikan ditentukan dengan cara menerapkan model risiko audit. Actual level of detection risk
dapat diubah auditor dengan cara memodifikasi sifat, penentuan !aktu, dan luas test substantif
yang dilakukan atas suatu asersi. 2alam menentukan risiko deteksi, auditor mempertimbangkan
kemungkinan dia melakukan kesalahan seperti kesalahan seperti kesalahan penerapan prosedur
auditing atau salah melakukan interpretasi terhadap buktibukti audit yang telah dihimpun.
Ada perbedaan yang mendasar antara risiko ba!aan dan risiko pengendalian dengan
risiko deteksi. 6edua risiko terdahulu ada terlepas dan dilakukan atau tidaknya audit atas laporan
keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh
keputusan auditor sendiri.
elanjutnya, risiko deteksi dapat lagi dibagi ke dalam dua jenis risiko yaitu risiko review
analitis % Analytical Review Risk *, dan risiko tes substantif %ubstantive !ests Risk *.
Materialitas & Resiko Audit Page 14
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
15/21
Ri!i"# Review Anaiti!
"esiko review analitis adalah risiko yang timbul karena prosedurprosedur review analitis
tidak dapat mendeteksi kesalahan yang material.
Ri!i"# Te! Sub!tanti-
"isiko tes substantif adalah risiko kesalahan material tidak dapat dideteksi melalui
penggunaan prosedur tes substantif. elain risikorisiko tersebut diatas, risiko di dalam audit
dapat pula dibagi atas risiko sampling %ampling Risk *, dan risiko non sampling % "on ampling
Risk *. 0enis risiko terjadi karena auditor bekerja atas dasar pengujian suatu sampel bukti, bukan
pengujian seluruh bukti. "isiko sampling merupakan risiko bah!a kesimpulan yang diambil oleh
auditor dari hasil pengujian terhadap karakteristik tertentu dari sampel atas item tertentu berbeda
dengan kesimpulan yang diambil oleh auditor dari hasil pengujian terhadap karakteristik tertentu
dari sampel atas item tertentu dari sampel atas item tertentu berbeda dengan kesimpulan yang
dibuat dari seluruh populasi. edangkan risiko non sampling merupakan bagian dari risiko audit
yang tidak hanya berkaitan dengan data, tetapi lebih banyak dihasilkan dari faktor lain, seperti
kesalahan faktor manusia, kesalahan penerapan prosedur audit untuk tujuan audit tertentu, dan
salah menginterpretasikan hasil suatu sampel.
2. HUBUN/AN ANTAR &'MP'NEN RISI&' AUDIT
eperti telah dikemjukakan sebelumnya, komponen risiko audit terdiri dari risiko ba!aan
%inherent risk *, risiko pengendalian %control risk *, dan risiko deteksi %detection risk *. 4ubungan
antar komponen risiko audit dapat dirumuskan dalam suatu model sebagai berikut -
A" G +" H &" H 2"
2imana -A" - risiko audit %audit risk *
+" - risiko ba!aan %inherent risk *
&" - risiko pengendalian %control risk *2" - risiko deteksi %detection risk *
"isiko deteksi merupakan risiko yang dapat dkendalikan oleh auditor. #leh karena itu,
sudut pandang model tersebut dialihkan ke risiko deteksi menjadi -
DR 0 AR IR 3 4R5
Materialitas & Resiko Audit Page 15
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
16/21
ebagai contoh, keinginan kepastian ketepatan pendapat adalah (9:, risiko ba!aannya
97:, risiko pengendaliannya 97:, maka risiko deteksinya dapat dihitung sebagai berikut -"isiko auditnya adalah salah satu atau '77: dikurangi (9: yaitu sama dengan 9:.
2" G A" - %+" H &"*
G 7,79 - %7,9 H 7,9*
G 7,/ G /7:
Apabila auditor memutuskan bah!a risiko ba!aan tidak dapat dikuantifikasi, maka
+"nya adalah '. 2engan demikian, risiko deteksinya adalah -
2" G A" - %+" H &"*
G 7,79 - %' H 7,9*
G 7,' G '7:
Apabila auditor memutuskan bah!a risiko ba!aan tidak dapat dikuantifikasi, dan
evaluasi terhadap efektivitas struktur pengendalian intern tidak efisien, maka risiko deteksinya
besarnya sama dengan risiko audit. 2engan model di atas berarti -
2" G A" - %+" H &"*G 7,79 - %' H '*
G 7,79 G 9:
"isiko ba!aan dan risiko pengendalian berkaitan dengan kondisi klien. "isiko deteksi
dapat dikendalikan oleh auditor. #leh karena itu, auditor mengendalikan risiko audit dengan cara
menyesuaikan risiko audit dengan cara menyesuaikan risiko deteksi sesuai dengan assessed level
of inherent risk and control risk . Pemahaman model risiko audit ini sangat penting dalam
menentukan planned acceptable level of detection risk .
2.6 HUBUN/AN TIN/&AT &EIN/INAN &EPASTIAN7&E8A&INAN DEN/AN
&'MP'NEN RISI&'
eperti telah dikemukan pada a!al pembahasan tentang risiko bah!a risiko audit
mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat keinginan kepastianCkeyakinan. emakin
besarCtinggi tingkat keinginan kepastian %confidence level * maka semakin kecilCrendah risiko
audit. Padahal komponen risiko audit ada tiga. 2ari tiga komponen tersebut antara risiko ba!aan
dan risiko pengendalian dengan risiko deteksi berhubungan terbalik. emakin tinggi risiko
ba!aan dan risiko pengendalian. 4al yang sama antara tingkat risiko deteksi dengan tingkat
risiko audit keseluruhan.
Materialitas & Resiko Audit Page 16
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
17/21
8abel berikut ini memberikan sebuah contoh tingkat keinginan kepastian dari segi
kualitatif dalam hubungannya dengan tingkat risiko ba!aan dan risiko pengendalian dari segi
kuantitatif, dan dilanjutkan dengan contoh penggunaannya.
Ting"at &einganan
&epa!tian "uantitati-5
Pr#!enta!e Ri!i"# "uantitati-5
Ri!i"# Ba+aan Ri!i"# Pengendaian
"endah 7,? 7,1
edang 7,( 7,)
8inggi ' 7,?
8abel )./ - 4ubungan 8ingkat keinginan 6epastian dengan "isiko a!aan dan Pengendalian&ontoh ' -
Misalkan sebuah perusahaan atau klien digolongkan sebagai perusahaan yang risikonya rendah
dengan dengan tingkat risiko audit %A"* G 9:, +" G ?7:, jadi tidak maksimum %karena
perusahaan risikonya rendah misalnya usahanya yang stabil*, dan &" G 17: %karena perusahaan
risikonya rendah misalnya P+nya kuat*. 2ari kemungkinan tersebut berarti "isiko 2eteksinya
adalah -
2" G 7,79 - %7,?7 H 7,17*
G 7,79 - 7,/=G 7,/7?1 G /7,?1:
2engan demikian minimum confidence level nya adalah '77: /7,?1: G >(,'>:
&ontoh / -
Misalkan sebuah perusahaan atau klien digolongkan sebagai perusahaan yang risikonya tinggi
dengan tingkat risiko audit 9:, +" G '77:, jadi diambil maksimum %karena klien baru, dan
teknologi tinggi*, dan &" G >7: %karena P+ nya agak lemah*. ila demikian adanya, maka
risiko deteksinya adalah -2" G 7,79 - %',77 H 7,>7*
G 7,79 - 7,>
G 7,7>'= G >,'=:2engan demikian minimum confidence level nya adalah '77: >,'=: G (/,?):
pengembangan m#de
Model yang telah dibahas di atas adalah model yang umum digunakan. Model yang
dikemukakan di atas dapat pula dikembangkan menjadi -A" G +" H &" H A"" H 8" atauA" G +" H &" H 2" H "
2engan -
A" G Audit Risk
+" G #nherent Risk &" G Control Risk
A"" G Analytical Review Risk
Materialitas & Resiko Audit Page 17
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
18/21
8" G ubstantive !est Risk
" G ampling Risk
2" G $etection Risk
2.9 MATRI&S &'MP'NEN RISI&'
6ell dan oyton menghubungkan antar komponen risiko ke dalam suatu matriks.
Menurut mereka beberapa auditor yang menyatakan risiko secara kualitatif menggunakan
matriks tersebut di dalam menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk mencapau
tingkat risiko audit tertentu. 2alam hal ini risiko yang diambil biasanya adalah rendah.5kuran kualitatif dari komponen risiko yang digunakan pada pembuatan matriks tersebut
adalah maksimum, tinggi, moderat rendah, dan sangat rendah. erikut ini contoh dari matriks
komponen risiko, seperti yang dikemukakan oleh 6ell dan oynton.
Tabe 6.( Matri"! mp#nen Ri!i"#
Ri!i"#Ba+aan
Ri!i"# PengendaianMa"!imum Tinggi M#derat Rendah
Maksimum
!ingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk mencapai risiko audit yang
rendah
angat rendah angat rendah "endah "endah
8inggi angat rendah "endah "endah Moderat
Moderat "endah "endah Moderat 8inggi
"endah "endah Moderat 8inggi
%!es substantif mungkin tidak diperlukan untuk asersi tertentu
Matriks di atas menunjukan konsistensi dari model resiko audit yakni tingkat resiko deteksi yang
dapat diterima berhubungan terbalik dengan tingkat resiko ba!aan dan resiko pengendalian.
Misalnya, jika resiko ba!aan ditentukan tinggi, dan resiko pengendalian ditentukan moderat,
maka tingkat resiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah.
Hubungan Re!i"# Audit dengan Bu"ti Audit
"esiko mempengaruhi judgment yang dilakukan auditor mengenai kecukupan bukti
audit. "esiko audit mempunyai hubungan terbalik dengan bukti audit. emakin tinggi resiko
audit dan resiko deteksi, semakin sedikit bukti audit yang diperlukan. "esiko ba!aan dan resiko
pengendalian mempunyai hubungan searah dengan kecukupan bukti audit. emakin tinggi resiko
ba!aan maupun resiko pengendalian, semakin banyak bukti audit yang harus dihimpun auditor.
Hubungan Timba Bai" antara Materiaita!: Re!i"# Audit: dan Bu"ti Audit
8erdapat suatu hubungan timbal balik antara materialitas dan bukti audit dan suatu
hubungan timbal balik pula antara resiko audit dan bukti audit. Dambar )./ mengilustrasikan
Materialitas & Resiko Audit Page 18
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
19/21
hubunganhubungan ini, dan juga hubunganhubungan ini, dan juga hubungan timbal balik antar
ketiga konsep tersebut. ebagai contoh, jika dalam Dambar )./ kita menetapkan resiko audit
konstan dan mengurangi tingkat materialitas, maka bukti audit harus ditingkatkan untuk
melengkapi lingkaran. 2engan cara yang sama, jika kita menetapkan tingkat materialitas konstan
dan mengurangi bukti audit, maka resiko audit harus ditingkatkan untuk melengkapi lingkaran.
Atau jika kita ingin mengurangi resiko audit, kita dapat melakukan salah satu hal berikut - %'*
meningkatkan tingkat materialitas sementara menahan bukti audit konstan, %/* menaikan bukti
audit sementara menahan tingkat materialitas konstan, %1* membuat kenaikan yang lebih kecil
untuk jumlah bukti audit dan tingkat materialitas.
Dambar )./ 4ubungan 8imbal alik antara Materialitas, "esiko Audit, dan ukti Audit
Materialitas & Resiko Audit Page 19
Bukti Audit
Tingkat Resiko
Materialitas Audit
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
20/21
BAB III
&ESIMPULAN
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mungkin dapat mengakibatkan perubahan
atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Materialitas dibagi menjadi / golongan -
'. Materialitas pada tingkat laporan keuangan
/. Materialitas pada tingkat saldo akun
"isiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadarinya, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.
"isiko audit terdiri atas tiga 6omponen, yaitu-
d. "isiko ba!aan %inherent risk* adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bah!a tidak terdapat kebijakan dan
prosedur pengendalian intern yang terkait.
e. "isiko pengendalian %control risk* adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu
asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat !aktu oleh pengendalian intern
entitas.
f. "isiko deteksi %detection risk* adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
Materialitas & Resiko Audit Page 20
8/20/2019 K5 Materialitas, Resiko Audit
21/21
Materialitas & Resiko Audit Page 21