Upload
vohanh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. A. Purwono SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
atu persatu Lilin Adven telah ber
nyala, yang menandakan masa
persiapan dan penantian semakin
mendekat, Sang Penyelamat akan segera
hadir di tengah kita. kehadiranNya itulah
yang menjadi NATAL bagi kita yang
mengharapkan,
mengimani dan
mencintaiNya. NATAL
adalah perayaan
kelahiran (Natus) dan
berarti kehidupan baru
hadir di tengah
kehidupan manusia.
Inilah kelahiran seorang
‘manusia’ ke tengah
dunia yang sekaligus
menjadi kehadiran Allah
di tengah umatNya.
Sebuah kejadian yang
tidak pernah terpikirkan
oleh manusia namun
terjadi di dalam realita kehidupan manusia.
Itulah sebuah misteri yang sungguh
menakjubkan dalam kacamata iman kita
sebagai seorang Kristiani. Maka kedatangan
Sang Penyelamat, yakni Yesus Kristus di
tengah kita itu kita sambut dengan seruan
penuh sukacita “SELAMAT NATAL”!
Namun, apakah misteri agung dan mulia ini
masih menakjubkan kita? Apakah Perayaan
Natal masih merupakan sebuah perayaan
iman bagi kita semua,
khususnya Umat Katolik
Indonesia yang berada di
tengah kemajuan jaman
negara Canada ini? Sejak
bulan November, gema dan
suasana ‘Natal’ sudah dapat
dirasakan melalui berbagai
kegiatan dan tampilan yang
disajikan oleh berbagai
pihak. Bila dicermati
tentunya, semuanya itu
hampir tidak ada
hubungannya dengan iman.
Bahkan kata ‘Natal –
Christmas’ juga hampir tidak
terdengar. Yang tampil adalah Santa Claus
atau Sinterklas dengan paradenya yang
meriah di mana-mana, yang semuanya itu
tentu untuk menghibur dan menarik ke
W W W . U K I . C A D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1
BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
S
Masihkah ada
Gema Selamat Natal
Natal adalah
perayaan
kelahiran (Natus)
dan berarti
kehidupan baru
hadir di tengah
kehidupan
manusia.
Oleh
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ
Bersambung ke halaman 8,
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 896.5945
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Christine Budihardjo, (647) 895.7089
Wakil Koordinator
Albert Tee, (905) 824.1168
Sekretaris
Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
Seksi Bina Iman
Esther Kurniadi, (416) 371-2593
Seksi Sosial
Damianus Indyarta (416) 284.4707
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected]
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected]
Di manakah Bayi Yesus
Lahir Di Natal Tahun Ini?
etahun berlalu sejak Natal tahun lalu…
Tak terasa akhir tahun 2014 akan tiba.
Berbedakah Natal tahun ini dengan tahun-tahun lalu?
Kesibukan tiada henti, makin bertambah malah,
perjuangan, pergumulan dengan segala masalah terus berlanjut,
demi sebongkah berlian yang dicari?
Tiada teman seiring, semua adalah saingan yang patut diwaspadai.
Kesombongan, kemunafikan, iri dan dengki,
mengalahkan ketulusan dalam berbagi cinta.
Jadi kapan kita menjadi saksi Kristus?
Berbuat baik bukan untuk dilihat orang lain,
namun supaya kebaikan Tuhan saja yang dimuliakan.
Setiap saat adalah kesempatan untuk berbagi dan mengajak….
Berbagi cinta yang berasal dari Tuhan, saling mencinta dan mengasihi satu
sama lain.
Perbuatan kita menjadikan orang lain untuk bangkit dan berdaya…
Kita semua sama di hadapan-Nya, kita adalah orang berdosa yang ditebus
Dia.
Tahun ini mari kita letakkan Bayi Yesus dalam hidup kita, lahirkan Dia di
tempat yang layak.
Bersihkan hidup ini dari kenikmatan duniawi, dari kata-kata yang tak pantas,
dari perbuatan tercela.
Mari sambut Ekaristi dengan kesucian diri dan hati…..
Mari sambut Bayi Yesus di Natal kali ini, dengan palungan sederhana namun
suci… yaitu hidup kita.
Wujudkan Kerajaan Allah yang penuh cinta dan damai sekarang juga.
Selamat Natal 2014 dan Selamat Tahun Baru 2015.
Semoga Tuhan memberkati.
Christine Budihardjo
Koordinator (Markham, 16 Dec 2014)
T H A N K Y O U Dearest Christine: In the name of the parish I thank you and the UKI for your very generous gift of $1200.00 to St. Thomas More parish. You only used the hall for one occasion, so your gift was totally unex-pected and very much appreciated. It helps us to take care of the final payments for the roof without having to bor-row. Please extend our gratitude to the UKI community. Fr. Jim
S
H A L A M A N 3 D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1
Saudara dan Saudari terkasih
dalam Kristus,
ita menyongsong Natal dan
Tahun Baru dengan harapan
yang besar untuk sesuatu yang
lebih baik. Tetapi sayangnya ada
sebagian dari antara kita yang masih
agak ragu-ragu dengan diri kita
sendiri. Secara umum, mungkin kita
menemukan diri kita terombang-
ambing, kurang yakin akan diri
sendiri, dengan sebagian besar apa
yang terbaik dalam diri kita masih
terkekang, terkubur, menunggu untuk
hari yang lebih baik. Tampaknya
sangat banyak hal bersekongkol
melawan dan menentang kita, untuk
menghidupi dan melepaskan apa yang
paling benar dan terbaik dalam diri
kita.
Kita ingin mempunyai kemantapan,
percaya kepada diri sendiri, memiliki
arah yang jelas dalam hidup, bebas
dari paksaan, dan hidup dengan
menjunjung martabat kita. Kita ingin
hidup dalam kebaikan, dan dengan
bebas mengembangkan kreativitas
kita, tapi terlalu banyak hal
mendorong kita ke arah sebaliknya.
Ideologi yang sempit, kemarahan,
kepahitan, iri hati, kegelisahan,
kebingungan, kompromi moral, dan
kebutuhan hidup, semua menarik kita
ke bawah dan kita akhirnya menyerah
pada berbagai kompensasi (sebagai
pengganti apa yang kita sebetulnya
inginkan), dan dengan demikian diam
-diam kita merasa putus asa untuk
pernah bisa mengangkat martabat
kita, mengembangkan bakat dan
kemandirian kita kepada tingkat yang
lebih tinggi.
Mengapa hal itu terjadi? Ini
disebabkan karena kesalahan dalam
berdoa, atau kurang berdoa. Kita
tidak bisa tetap stabil di laut bergolak
tanpa jangkar yang baik. Kita tidak
bisa berkarya secara maksimal
kecuali kerohanian (spirit) kita
diberikan perhatian yang cukup. Dan
kita tidak bisa mengalahkan
keterbatasan kita kecuali kita
memiliki fokus yang transenden, yang
hanya bisa diberikan oleh Roh Kudus.
Kecuali kita bertaut pada rahmat
Allah melalui Roh Kudus, maka ada
kemungkinan besar bahwa kita akan
tenggelam pada kekalutan saat ini.
Kitab Suci menunjukkan kepada kita
bahwa Yesus berdoa banyak. Dan
Yesus memberikan contoh doa yang
kita butuhkan untuk mengatasi dunia
yang kacau ini. Kitab-kitab Injil
menggambarkan Yesus berdoa
dengan beberapa cara yang berbeda,
tapi kadang-kadang Injil hanya
mengatakan: "Dia memalingkan
matanya menuju surga!" “He turned
his eyes toward heaven!” Ungkapan
yang sama juga digunakan oleh tokoh
-tokoh iman besar lainnya - Stefanus,
Paulus, dan para martir awal - dan itu
dipakai oleh mereka di saat ketika
mereka sedang diancam untuk
dibunuh. Ketika dunia di sekitar
mereka mengancam dan menghimpit
mereka dengan penuh kemarahan,
mereka "memalingkan matanya
menuju surga." – “They turn their
eyes toward heaven”.
Dalam menyambut kedatangan Yesus
pada hari Natal, dan menyongsong
Tahun yang baru, sekiranya kita
masih mempunyai rasa ragu dan
bimbang akan diri kita sendiri,
marilah kita berdoa dengan lebih
sungguh dan memalingkan mata kita
menuju surga – “Turn your eyes
toward heaven.”
Selamat Natal 2014
dan Tahun Baru 2015
Berkat Tuhan menyertai kita semua,
Deacon Val Danukarjanto
Pesan Natal 2014
Memalingkan Mata Kita
Menuju Surga
K
H A L A M A N 4
ada pertengahan bulan
Oktober yang lalu, Ibu
Cun Wahono dan suami
datang dari Jakarta, bertujuan
wisata ke Amerika dan
Kanada sekaligus
mengunjungi sanak
familinya. Salah satu famili
beliau tinggal di Mississauga.
Beliau adalah seorang ibu
rumahtangga yang menjadi
Pewarta senior, Pendiri dan
Pembina Komunitas Santo
Thomas di Jakarta dan telah
melayani umat Katolik
selama 30 tahun. Sungguh
merupakan berkat dari
Tuhan, beliau mau meluangkan waktu
untuk memberikan pengajaran selama
dua malam berturut turut bagi warga
UKI, terutama di Mississauga.
Berikut ini adalah sebagian dari
pengajaran beliau:
JANJI KITA SEBAGAI ORANG
KATOLIK
Sudah berapa lamakah kita menjadi
orang Katolik/ Pengikut Yesus?
Sadarkah bahwa kita memiliki janji
yang selalu kita-amin-i (kita-iyakan)?
Pada akhir Misa / Perayaan Ekaristi,
Imam ataupun Deacon mengucapkan
“marilah pergi, kita diutus” dan kita
(semua umat) menjawab “amin”,
tanda kita setuju
dan siap
melaksanakan.
Itulah janji kita
kepada Tuhan.
Sudahkah kita
melaksanakan
atau memenuhi
janji tersebut?
Kebanyakan
kita tidak
menyadari janji/
perutusan
tersebut,
padahal
perutusan
tersebut adalah
perintah Yesus sendiri (Matius 28 : 19
– 20 Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu dan baptislah
mereka dalam nama Bapa, Anak dan
Roh Kudus dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah Aku menyertai kamu
sampai akhir jaman).
Yesus sendiri memberikan contoh
seperti dalam Matius 4: 23. Dia pergi
berkeliling, mengajar dan
memberitakan Injil Kerajaan Allah
dan menyembuhkan segala penyakit
dan kelemahan manusia.
Dapatkah kita melaksanakan
perutusan/ tugas tersebut?
Ibu Cun menjelaskan bahwa perintah
tersebut buat setiap kita dan perintah
tersebut tidak sulit. Bukan hanya
tugas seorang pastor. Perutusan
tersebut dapat dan harus dilakukan
oleh setiap orang Katolik. Beliau
membagikan pengalamannya dimulai
dari diri sendiri, bertekun membaca
dan mengolah kitab suci. Mengajak
seluruh anggota keluarga dan
akhirnya lingkungan sekitarnya.
Mulailah dengan sering mendengar
tentang Yesus, berlaku meneladan
sebagai murid Yesus, membawa diri
dan orang lain kepada pertobatan
(berbalik menjauhi dosa).
ORANG KATOLIK YANG
MANAKAH KITA?
Saat kita dibaptis, berarti kita telah
menjadi anak Allah dan menjadi ahli
waris Kerajaaan Sorga. Saat itu
keselamatan kekal telah terjamin.
Pembaptisan dalam nama Allah Bapa,
Allah Putra dan Allah Roh Kudus
mensucikan kita, karena segala dosa
kita saat itu telah diampuni dan
terhapus. Tetapi dalam perjalanan
hidup selanjutnya, kekuatan dosa
mengintip dan menggoda . Bila kita
tidak berhasil mempertahankan
kesucian itu dan terjatuh kembali ke
dalam dosa, kita, yang memang lemah
ini, akan terpisah lagi dari Allah. Oleh
karena itu Yesus memberi Roh
KudusNya untuk menolong kita
menjaga iman kita kepada Yesus,
menolong kita memelihara kekudusan
kita, juga membantu roh kita untuk
bisa bertumbuh. Gereja Katolik
sebenarnya telah menyediakan
berbagai sarana melalui sakramen
sakramen dan pelayanannya, untuk
meningkatkan iman dan menjaga
kekudusan kita itu. Jadi, adalah
pilihan kita
P
Janganlah lalai
memberi
“makanan
rohani” bagi
roh kita, agar
roh kita selalu
siap bertemu
dengan
Penciptanya.
Cun Wahono
Bersambung ke halaman 10,
H A L A M A N 5
ebuah tradisi yang telah
berlangsung lama untuk
menyambut Tahun Baru
Masehi yang diberi nama ‘Old and
New’. Dua kata yang dirangkai
menjadi satu dan menunjukkan satu
kesinambungan. Kedua kata dan
moment itu akan bertemu di
penghujung dan di awal tahun lama
dan baru. Inilah sebuah siklus dan
perjalanan yang bekelanjutan sampai
akhirnya semua akan selesai dan
disempurnakan.
Ada banyak acara menarik
dipersiapkan untuk moment ini, yang
sebagian besar bearomakan jasmani
dan pesta, yang terkadang masih
sedikit diselipkan ucapan syukur
kepada Tuhan. Jika itu masih terjadi,
tentulah akan ada sebuah sukacita
ilahi. Keadaan ini sudah biasa dan
akan semakin menjadi kebiasaan.
Namun sebagai seorang beriman,
tentu kita tidak ingin masuk ke dalam
kebiasaan ini saja. Apalagi ini adalah
Tahun Masehi, apa artinya? Inilah
Tahun yang dibuat seturut Sejarah
Kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Nah,
ada pesan khusus yang terkandung di
dalamnya.
Sebelum kita melangkahkah
kaki ke Tahun 2015, sebaiknya kita
melihat panorama perjalanan hidup
kita dalam Tahun 2014 ini. Hal utama
yang tidak boleh dilupakan adalah
BERSYUKUR kepada Tuhan atas
berlimpahnya rahmat kehidupan yang
telah kita terima. Tidak hanya melihat
yang kurang, namun lihatlah karunia
yang telah diterima. Di tengah
berbagai tantangan dan kesulitan,
rahmat Allah terus bekerja.
Paus Fransiskus pada
kesempatan Minggu III Adven
‘Minggu Sukacita’, menyerukan agar
semua umat Katolik bahkan Kristen
selalu ‘Bersukacita’! Kita menghidupi
INJIL yakni Kabar Gembira Yesus
Kristus, maka sukacita menjadi
bagian utama dalam hidup kita.
Dalam sukacita itulah terkandung
ucapan syukur atas Kasih Karunia
Tuhan yang membawa sukacita yang
tidak hanya jasmani, namun juga
ilahi. Tentu saja bersyukur menjadi
tanda nyata bahwa kita mampu untuk
mengalami kasih dan kebaikan Tuhan
selama ini, khususnya selama tahun
ini. Kemampuan untuk mengalami
kasih Tuhan di dalam hidup harian
itulah yang menghantar kita dalam
kehidupan yang penuh sukacita.
Dengan ucapan syukur itu
pulalah sekarang kita akan melangkah
memasuki tahun baru yang sudah
terbentang di hadapan kita. Syukur
membuat kita yakin bahwa Tahun
Baru akan membawa sukacita yang
lebih indah dalam kesatuan dengan
Tuhan. Kita belum tahu apa yang
akan terjadi walau ada berbagai
ramalan yang mulai ditampilkan.
Yang kita tahu dan yakin adalah
Tuhan tetap akan bersama kita, juga
di tahun mendatang. Maka kita jangan
pernah beralih dariNya. Tuhan tidak
pernah berubah, sekali Ia mencintai,
selamanya Ia akan tetap mencintai
kita manusia. Maka Karya
KeselamatanNya akan terus berlanjut
sampai kepenuhannya terjadi.
Tahun Baru berarti cara
pandang baru dan berusaha untuk
menjadikan diri baru dalam kesatuan
dengan Tuhan. Maka jangan sampai
hanya angka tahun yang berubah,
namun diri kita juga harus berubah.
Seperti kata Yesus, anggur baru
harus dimasukkan ke kantong yang
baru pula. Maka bersamaan dengan
datangnya Tahun Baru 2015, mari
kita pun membaharui diri masing-
masing, mulai dari diri sendiri.
Perayaan Natal telah membuka tabir
itu dan sekarang kita lanjutkan
sukacita Keselamatan itu di Tahun
Baru ini. Lihatlah di dalam diri kita
masing-masing, apa saja yang perlu
diperbaharui dan juga yang harus
dibuang. Ambillah sedikit waktu kita
di malam pergantian tahun ini, baik
pribadi maupun dalam kebersamaan.
Masuklah ke dalam diri pribadi,
dalam keheningan, bersyukur kepada
Tuhan dan persembahkan diri
kepadaNya bagi perjalanan di Tahun
Baru 2015, berharap akan
perlindunganNya senantiasa.
Waktunya sudah tiba, maka
marilah kita menyongsongnya. Mari
kita berterima kasih kepada Tuhan
Sang Pemberi Kehidupan yang telah
menyelenggarakan hidup kita selama
Tahun 2014 ini
“Old and New” Saatnya untuk bersyukur
Melepas Tahun 2014 dan Menyongsong Tahun
S
D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1
Bersambung ke halaman 11,
D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1 H A L A M A N 6
erjalanan waktu
sungguh terasa cepat
dan terkadang tidak
memperdulikan
manusia yang ada di
dalamnya. Hal ini
menyadarkan kita agar
selalu sadar dan waspada
agar kita tidak ketinggalan
dan sungguh tertinggal.
Perjalanan Tahun Liturgi
Gereja pun sekarang telah
mencapai akhir dan
menyongsong awal baru. Suatu
rangkaian yang terus berputar
seperti yang digambarkan oleh
Lingkaran Adven.
Inilah saatnya untuk
sebentar memberikan waktu kita
kepada Tuhan, untuk
melihat ke dalam diri akan
segala sesuatu yang telah
kita lakukan, sedang dan
akan kita lakukan. Kita
ingin agar kita tidak
ketinggalan dan tertinggal
oleh sang waktu yang
selalu mengingatkan kita
akan keselamatan kita. Maka
pada kesempatan berahmat, di
Hari Rekoleksi ini, kita ingin
menimba kembali kekuatan
iman kita sebagai anak Allah,
umat Katolik, di tengah
sekularisasi yang makin
merongrong iman!
“Get Ready – Bersiaplah”
“Get Ready”, sebuah
hentakan untuk kita semua!
Bersiap untuk apa, siapa dan
mengapa, pertanyaan itu yang
bisa muncul. Apakah selama ini
memang belum siap? Hentakan
untuk mengingatkan kita semua,
karena cukup banyak orang
sudah mulai terbuai oleh dunia
dan mulai lupa akan identitas
dirinya sendiri. Kita bersiap
untuk diri kita sendiri, untuk
Tuhan yang mencintai kita dan
untuk keselamatan kita.
Identitas diri sebagai
seorang anak Allah, seorang
Katolik, tidak boleh dilupakan
karena sudah menjadi meterai
selamanya. Identitas ini hadir
seperti ‘garam dan terang’,
yang
disampaikan
Yesus kepada
pada muridNya,
termasuk kita
semua. Garam
dan terang
adalah diri kita
untuk dunia ini.
Apakah
memang
demikianlah
“ GET READY – BE HAPPY BERSIAPLAH -
BERSUKACILAH ”
Waktunya telah tiba...
P
H A L A M A N 7
yang terjadi sampai sekarang? Atau
asinnya dan terangnya sudah pudar?
Itulah yang perlu kita sadari sekarang
ini. Saatnya untuk membaharui dan
menyegarkan kembali dengan
bantuan Tuhan.
Kesiapan itu juga
menyangkut kesadaran kita akan ke-
dosa-an kita selama ini. Dalam
kehidupan kita sekarang, dosa sudah
menjadi hal biasa, bahkan orang
sudah tidak mempedulikannya lagi.
Seolah sudah dilegalkan, maka tidak
perlu dibicarakan lagi. Hal ini tidak
boleh terjadi bagi kita seorang
Katolik. Dosa jelas telah membuat
relasi dengan Tuhan menjadi
renggang bahkan terputus. Manusia
lebih memilih yang menyenangkan
namun menghancurkan walau
tampaknya serba indah. Semakin hari
manusia semakin rentan dan
kehancuran mulai memasuki manusia.
Tuhan tidak ingin manusia masuk ke
dalam kehancuran karena dosa.
Sementara itu, si jahat, setan, juga
tidak ingin manusia selamat. Maka,
baiklah kita sadari kekuatan mana
yang sekarang lebih kuat di dalam diri
kita, dari Tuhan atau setan?
Kesiapan kita juga sampai
pada kesadaran yang sungguh
mengagumkan, yakni Allah yang
berbelaskasih dengan pengampunan
yang diberikanNya. Jika kita semua
sungguh mengalami Kasih Allah
selama ini, tentu kita tidak akan
berpaling dariNya. Ternyata jika kita
mau datang kepadaNya dan membuka
hati kita dalam pertobatan, maka
Allah akan memberikan rahmat
pengampunan yang luar biasa. Karena
bagiNya, dosa harus dihancurkan,
namun pendosa harus diselamatkan
dan dikembalikan ke keadaan
berahmat, seperti ketika ia diciptakan
sebagai citra Allah. Allah sungguh
mencintai manusia yang nyata dalam
Kristus.
Namun yang kita tidak boleh
lupa, dosa bisa dihapuskan namun
kecenderungan untuk berdosa tetap
ada dalam diri setiap manusia. Oleh
sebab itulah, setiap orang harus terus
berjuang untuk menghadapinya
dengan bantuan Rahmat Tuhan.
“Be Happy – Bersukacitalah –
Berbahagialah”
Kesiapan kita itu akan
menghantar kita sampai kepada
sebuah sukacita “Be Happy”. Sebuah
undangan untuk ‘bersukacita’, karena
memang itulah warna iman kita,
‘berbahagialah’! Sukacita atau
bahagia karena memang panggilan
kita sebagai seorang Katolik telah
menghantar kita kepada kabahagiaan
yang telah dimulai di dunia ini.
Kebahagiaan itu akan disempurnakan
ketika Tuhan datang membawa kita
dalam kesatuan abadi denganNya.
Sukacita dan kebahagiaan
kita ini karena kita sungguh
menyadari dan mengalami Allah yang
berbelaskasih kepada manusia. Kita
semua diciptakan karena Kasih dan
karena Kasih itu pula kita
diselamatkan, walaupun kita sudah
menyangkal Tuhan. Sejak awal Allah
adalah Kasih dan itulah identitas
DiriNya untuk selamanya, ‘Deus
Caritas est’! Belaskasih Allah
‘Misericordia’ adalah Hati Allah
sendiri yang tercurahkan bagi semua
manusia, bagi kebahagiaan kekal
manusia. Oleh sebab itulah Allah
selalu ada bersama manusia, berjalan
bersama manusia (ingat ‘Footprints’).
Sukacita kita ini juga karena
di depan kita telah tersedia
keselamatan kekal, yang sudah
dibawa oleh Yesus Kristus ke tengah
dunia yang celaka. Ini bukan sebuah
janji, namun realita. Tentu saja realita
yang akan terwujud dalam kerjasama
dengan manusia yang akan
diselamatkan. Yesus Kristus adalah
Jalan-Kebenaran-Kehidupan! Maka
menjadi jelas bagi kita, semua sudah
dipersiapkan oleh Allah sendiri bagi
kebahagiaan kita dalam Kristus. Maka
diperlukan sebuah kerjasama dari
pihak kita agar Rencana Keselamatan
Allah, ini akan terealisasi, bukan bagi
kita saja namun bagi semua manusia.
Gereja sampai hari ini tetap
akan bersaksi dalam sabda dan
karyanya agar semakin banyak
manusia dibawa kepada Keselamatan
Kekal, walau ada orang yang
menolaknya. Janji Tuhan untuk membawa kita
dalam kesatuan abadi dengan Dia dalam
Hidup Kekal adalah sukacita tersendiri
bagi kita. Karena kehidupan kita di dunia
ini hanyalah sementara, kediaman abadi
kita ada di Rumah Bapa. Kedatangan
Kristus di akhir jaman, itulah yang sedang
kita persiapkan sebagai NATAL abadi. Oleh sebab itulah sukacita kita ini sungguh
membuat kita melangkah dalam iman-
harapan-cinta yang tidak berkesudahan.
Hidup Baru telah dipersiapkan dan nama kita
telah tertulis di dalam Buku Kehidupan,
bahkan dalam telapak tangan Tuhan. Berarti
kita semua ada dekat dengan DIA. Maka
jangan sia-siakan kebahagiaan ini.
Mari melangkah bersama
Oleh sebab itu, yang
memisahkan kita bukanlah kematian
(hidup atau mati) melainkan, apakah kita
ada di dalam Kristus atau terpisah
dariNya. Marilah kita melangkah bersama
untuk mewujudkan kerinduan dan
perjuangan kita sekarang ini. Saatnya
sudah dekat dan jangan menunda lagi,
‘hari esok tidak akan datang!’
Sekaranglah waktunya untuk bersiap. Misteri Adven dan Natal
merupakan suatu rangkaian indah iman
kita akan karya Keselamatan Allah bagi
kita. Maka jika Allah saja memperhatikan
kita, maka kita pun harus memperhatikan
diri kita sendiri, yakni keselamatan kita.
Jelas kita tidak berjalan sendiri,
melainkan bersama semua saudara kita
seiman, khususnya dalam UKI ini. Mari
kita melangkah bersama untuk
kebahagiaan kita bersama pula dalam
Kristus!
Pertanyaan Refleksi:
Apa yang akan saya persiapkan
bagi diri saya selama Masa Adven ini?
(hal-hal konkret yang akan saya lakukan)
Apakah saya mengalami
sukacita dan kasih Tuhan selama ini di
dalam hidup saya? Dalam hal apa saja?
Apa yang akan saya
persembahkan kepada Yesus, pada
kedatanganNya di Hari Natal nanti?
(silakan memikirkan dan menyiapkan
sesuatu untuk dipersembahkan pada
Perayaan Hari Natal nanti).
*** P. Juliwan SCJ ***
H A L A M A N 8 D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1
dalam dunia (komersial) dan bukan ke
Surga. Sudah lama terjadi perubahan
arah dan tujuan dari Perayaan Natal
yang sesungguhnya, walaupun
semuanya itu berawal dari Misteri
Iman akan Natal. Maka baiklah kita
kembali ke arah dan tujuan asli
perayaan mulia ini.
Jika kita menyimak sebuah lagu yang
berjudul “Say Merry Christmas”,
yang belum lama ini ditampilkan,
maka kita akan menemukan sesuatu
yang indah. Inilah cuplikan bagian
akhir dari lagu itu:
“... Please don’t tell me what to say
or what music I can play, after all my
Christmas is my Special Day! Come
and stand out from the crowd, Say
Merry Christmas and be proud,
Christmas isn’t just another
Holiday... MERRY CHRISTMAS!”
Lagu sederhana ini ingin
mengembalikan makna Perayaan
Natal yang sesungguhnya yang
dikaburkan dengan hanya sebuah
‘hari libur - holiday’. Melalui lagu
ini kita diajak untuk berani
mengucapkan ‘Selamat NATAL’
dan bukan selamat berhari libur!
Perayaan Natal bukanlah sebuah
liburan! Natal adalah sebuah
Perayaan Istimewa bagi kita semua.
Oleh sebab itulah kita
mempersiapkannya secara khusus dan
merayakannya secara khusus pula.
Merayakan dan mengucapkan
‘Selamat NATAL’ mengandung
makna, arah dan tujuan yang ilahi
bagi kehidupan kita semua, tidak
hanya jasmani. NATAL adalah
Kelahiran seorang Anak yang
mengubah hidup kita. Kelahiran
yang telah terjadi berabad-abad tahun
yang lalu namun tidak pernah sirna
dari perjalanan kehidupan manusia,
karena semua itu terjadi untuk kita
manusia. Anak yang lahir itu diberi
nama YESUS, seorang anak yang
lemah namun sekaligus membawa
Kehidupan bagi manusia yang
terancam kehancuran. kehadiranNya
membawa sebuah perubahan bagi
peradaban manusia yang rusak akibat
dosa. Inilah yang membahagiakan dan
membawa sebuah harapan akan
Hidup baru yang menyelamatkan.
Hidup selalu berarti Selamat dan
Bahagia bukan kematian dan
kehancuran! Maka merayakan Natal
berarti merayakan dan menyambut
Sang Kehidupan.
Perayaan Natal
adalah merayakan Kehadiran Allah
di dalam diri seorang Anak Kecil,
yang diberi nama Yesus Kristus.
Inilah kehadiran Kasih Allah yang
sangat nyata dan bukan sekadar
sebuah janji. Inilah misteri Allah yang
mendatangi ciptaanNya, umat yang
dicintaiNya. Allah sungguh hadir
sejak awal mula manusia diciptakan
dan Ia tidak akan meninggalkan
manusia, walaupun manusia menjauh
dariNya. Natal menjadi perayaan
yang menyadarkan setiap manusia,
khususnya kita semua bahwa Allah
kita adalah Allah yang begitu dekat
dengan kita manusia. Kasih itu telah
menjadi manusia lemah sama seperti
kita manusia namun Ia tanpa dosa
supaya ke-dosa-an kita
dihancurkanNya. Kehadiran Allah
yang adalah Kasih dalam diri seorang
anak kecil yang lemah, mau
menunjukkan kepada kita semua
bahwa Allah sungguh mencintai kita.
Tidak ada alasan lain bagi Allah
dalam misteri Natal ini, selain untuk
keselamatan kita manusia. Allah ingin
agar KasihNya yang telah
diberikanNya ketika manusia
diciptakan dan dirusak karena dosa,
dikembalikan lagi kepada manusia.
Semua ini dilakukan supaya tujuan
hidup manusia, yakni bersatu dengan
Allah yang menciptakannya terwujud
dalam Hidup Abadi. Natal adalah
pancaran Kasih Allah untuk semua
manusia, siapa pun tanpa terkecuali.
Akankah kita tinggal diam ketika
Kasih itu telah berada di tengah kita,
di dalam diri Sang Anak Kecil, Yesus
Kristus?
Perayaan Natal
adalah perayaan kepenuhan waktu,
inilah saat pelaksanaan Janji Allah
dan Rencana Keselamatan bagi
manusia. Setelah menyiapkan diri
selama Sejarah Keselamatan dan
dibantu dalam permenungan selama
Masa Adven, kini tibalah saatnya,
Allah mewujudkan janjiNya.
Lingkaran Adven akhirnya menjadi
‘sempurna’ dan terwujudlah janji
Allah bagi kita manusia, yakni
lahirlah Sang Penyelamat manusia,
inilah NATAL. Sungguh
mengagumkan dan membahagiakan
kita semua jika kita mau dan berusaha
untuk memahami dan menerima
Karya Agung Allah ini. Perjalanan
waktu yang panjang dalam masa
penantian ini, namun pasti, telah
terwujud dalam Misteri Natal.
Masihkan kita akan menantikan yang
lain atau hanya diam tanpa melakukan
sesuatu? Semuanya tersedia dan
disediakan untuk kita manusia dan
untuk keselamatan kita. Allah telah
masuk ke dalam dunia dan menjadi
manusia lemah bagi manusia yang
lemah agar manusia dibebaskan dari
kejatuhannya.
Ketika Bunda Maria
mengatakan ‘ya’ kepada Malaekat
Gabriel dengan perkataan ‘aku ini
hamba Tuhan, terjadilah padaku
Sambungan dari halaman 1,
Bersambung ke halaman 9,
D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1 H A L A M A N 9
menurut perkataanmu’, maka
terpenuhilah janji Allah. Pada saat itu
pulalah Allah menjadi manusia dalam
rahim Bunda Maria dan pintu Surga
terbuka. Maka perjalanan pemenuhan
waktu keselamatan dimulai dari
kesanggupan Bunda Maria yang
disertai misteri Allah menjadi
manusia. Sekali Allah bertindak
dalam Rencana Keselamatan ini,
selamanya Allah tetap akan
menyelamatkan manusia, tidak akan
ada hukuman bagi manusia. Ingatlah
Allah adalah Kasih dan NATAL
adalah Perayaan Kasih Allah bagi
semua manusia yang ada di dunia ini.
Semuanya sudah tersedia bagi
kita, lalu bagaimana dengan diri kita
yang telah mendapat Kasih Allah itu?
Apa yang akan kita lakukan dalam
Merayakan Natal ini? Inilah saatnya
kita pun bertindak dan tidak hanya
berdiam diri. Inilah saatnya untuk
bergerak cepat menyongsong dan
mendatangi Sang Anak Allah. Dalam
Injil dikatakan bahwa, “Mereka cepat
-cepat berangkat dan menjumpai
Maria dan Yusuf dan Bayi itu” (Luk
2,16). Ketika para gembala mendapat
berita malaekat tentang kelahiran
Sang Juru Selamat, mereka segera
menjumpaiNya. Inilah sikap yang
tepat dan terbaik, segera bergerak
menuju Sang Penyelamat,
menyambut NATAL, Sang
Kehidupan. Gerak cepat ini
menandakan bahwa memang itulah
pengharapan mereka dan sekarang
tiba, maka segera disambut.
Gema Natal tahun ini tidak
cukup hanya didengarkan, namun
perlu disikapi! Maka bergegaslah
untuk mendatangi Sang Penyelamat,
Yesus Kristus. Inilah saatnya kita
bangun dari keduniawian kita menuju
keilahian. Datang kepada Yesus
dengan membawa diri kita sebagai
persembahan yang paling indah.
Kedatangan dan kehadiran kita, itulah
yang dinantikan dalam Perayaan
Natal ini, sehingga gemanya sampai
ke dalam hati kita. Jangan pernah
menunggu dan menunda lagi,
SEGERA! Saatnya membuka hati
bagi Sang NATAL, Sang Kehidupan
bagi kehidupan kita. Kita ingin
berjumpa dengan Allah dalam rupa
manusia lemah. Ini juga menghantar
kita pada perjumpaan dengan setiap
orang, terlemah sekali pun, karena di
sana juga Allah hadir. Jika Allah
sudah solider dengan manusia, maka
kita juga harus berani solider dengan
sesama kita, mulai dari yang terdekat,
keluarga dan rekan seiman.
Memang tidak semua pintu hati
manusia terbuka bahkan tidak jarang
sungguh menolak kehadiran Sang
Penyelamat. Itulah yang juga dialami
Yesus ketika Ia datang ke tengah
dunia. Yang dikasihi Allah ternyata
menolak Kasih itu. Itulah ironisnya
manusia, yang juga terjadi sampai
hari ini. Realita banyak manusia
hanya diam dan bahkan menolak
Sang NATAL, menunjukkan bahwa
mereka menutup pintu dan
membiarkan Natal, kehadiran Allah
dilewatkan. Banyak orang berhenti
pada gemerlapannya hiasan dan
semua pernak-pernik Natal, namun
bukan Natal yang menjadi fokus
perayaannya. Jika demikian, manusia
memilih untuk berdiam di kubangan
dosa yang akan menghancurkannya.
Kemalangan manusia jaman ini bukan
karena Allah tidak mencintai
manusia, namun karena manusia
menutup pintu hatinya. Inilah situasi
yang masih memprihatinkan,
khususnya di negara maju yang mulai
menutup nama Allah dengan nama
‘kehebatan’ manusia. Kita harus
berani membuat sebuah pembaharuan
dalam hidup iman kita dengan
membuka hati dan menerima dengan
tegas dan segera Sang NATAL,
Kehidupan kita.
Namun tetaplah ingat bahwa NATAL
adalah sebuah harapan bagi
pemenuhan keselamatan kekal kita.
Oleh sebab itu, kita tidak berhenti
pada Natal. Kita akan melanjutkan
perjalanan kita sampai kepada Natal
abadi, yakni kesempurnaan hidup
kita. Santo Paulus mengatakan:
“Rahmat Allah, yang membawa
Keselamatan” (Titus 2:11). Rahmat
Allah itu telah tercurah di hari Natal
ini. Dengan Rahmat Allah itu pula
kita terus mempunyai harapan,
karena Keselamatan telah
dikaruniakan kepada kita. Maka
jagalah Keselamatan itu dengan
sebaik-baiknya, jangan pernah
dilepaskan. Inilah perjuangan kita saat
ini, namun jangan pernah takut,
karena Sang NATAL ada bersama
kita!
Inilah saatnya kita mengucapkan dan
menyerukan dengan jelas dan lantang
“SELAMAT NATAL” – “MERRY
CHRISTMAS” dan bukan Happy
Holiday! Kitalah yang akan
meneruskan Gema Selamat Natal ini
sampai pada akhir jaman. □
Kepada Romo Pamong dan
Dewan Pengurus UKI Kami ingin menyampaikan
terima kasih,
Selamat Natal 2014 dan
Selamat Tahun Baru 2015 atas
kunjungan dan penghiburan
serta doa-doa bagi kami para
Senior dan yang dalam keadaan
lemah fisik;
juga terima kasih atas
bingkisan buah-buahan yang
dikemas secara cantik mungil.
Pasutri Joseph & Liduina
Undyantara.
H A L A M A N 1 0 D E S E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 7 1
sendiri untuk mau mendapatkan
keselamatan kekal tersebut.
Ibu Cun menggambarkan bahwa ada
dua tubuh dalam diri manusia yaitu
“tubuh jasmani” dan “tubuh rohani”
Tubuh jasmani adalah sementara dan
akan kembali ke tanah sedangkan
tubuh rohani akan kembali ke Allah.
2 Korintus 4:18 : “…. yang kelihatan
adalah sementara sedangkan yang
tidak kelihatan adalah kekal”
Pengkotbah 12:7 : “dan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh
kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya”.
Dengan demikian keselamatan kekal
adalah keselamatan “roh” kita, yang
kembali ke pangkuan Allah Bapa.
Sedangkan “tubuh jasmani” akan
menjadi debu dan kembali ke tanah.
Lalu apakah saat “tubuh jasmani” kita
mati, “tubuh rohani” kita akan
otomatis kembali ke Allah ( masuk ke
Surga)? Kenyataan dalam Kitab Suci,
untuk kembali kepada Allah , roh kita
(tubuh rohani) harus tetap “hidup”,
kita harus menjaga kekudusannnya ,
karena Allah adalah Kudus.
Yesus sendiri menyatakan dalam
Matius 4:4 “ Tetapi Yesus
menjawab:”Ada tertulis: Manusia
hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut
Allah”.
Dapat diartikan bahwa kita
membutuhkan isi Kitab Suci, yaitu
Firman Allah, sebagai makanan bagi
roh kita agar roh kita tetap “ hidup”.
Firman Allah harus kita baca, kita
olah, kita kunyah dan kita cerna ,
sehingga dapat masuk dalam batin
kita dan tercermin dalam sikap dan
kelakuan kita sehari-hari. Menjadikan
Firman Allah sebagai makanan roh
kita, berarti melekatkan diri dengan
Roh Allah, dan hidup dipimpin oleh
Roh Allah.
1 Yohanes: 4-5: “Dalam Dia ada
hidup dan hidup itu adalah terang
manusia. Terang itu bercahaya di
dalam kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya”.
Dalam Injil Yohanes 6:
35,41,48,51,58: Yesus beberapa kali
menegaskan bahwa Ia adalah roti
hidup yang turun dari Surga, yang
diperuntukkan menjadi makanan
“tubuh rohani” kita supaya kita tidak
mati, tidak dikuasai oleh kuasa
kegelapan, dan memberikan
kesanggupan untuk melawan musuh
kita yaitu setan.
Efesus 6:12 :”karena perjuangan kita
bukanlah melawan darah dan daging,
tetapi melawan pemerintah-
pemerintah, melawan penguasa-
penguasa, melawan penghulu-
penghulu dunia yang gelap ini,
melawan roh roh jahat di udara”.
Sangat ironis bahwa hampir seluruh
kehidupan kita (segala pikiran,
tenaga, energi, dan waktu) hanya
diperuntukkan bagi “tubuh jasmani”
saja. Padahal bersifat sementara dan
sangat singkat dibandingkan
kekekalan abadi.
Marilah kita menyadari bahwa “tubuh
rohani” kita harus tetap “hidup” ,
yaitu terjaga kekudusannya,
bertumbuh dan berbuah lebat.
Janganlah lalai memberi “makanan
rohani” bagi roh kita, agar roh kita
selalu siap bertemu dengan
Penciptanya. □ [Rudy S B Hartono]
Salam dalam Kristus,
Kami sekeluarga mengucapkan SELAMAT HARI NATAL 2014 DAN
TAHUN BARU 2015.
Kami mengucapkan syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa
UKI semakin berkembang dan juga selalu dikarunia dgn pastor
pastor dari Indonesia.
Meski kami tinggal jauh di Langley tapi hati kami selalu dekat
dengan Umat Katolik Indonesia.
Terima kasih atas dukungan UKI bagi
kami waktu kami dalam kesusahan
yang dialami dalam tahun 2014 ini.
Kami ucapkan juga terima kasih
kepada pastor Juliwan yang ditunjuk
untuk memimpin UKI Toronto dan
sekitarnya.
Merry Christmas and Happy New
Year to all Umat Katolik Indonesia.
Love in Christ
Julie Tio
Langley, B.C.
Kepada Romo Juliwan, dan teman-teman UKI
yang terkasih:
Bersama ini saya atas nama keluarga Bp
Benedictus Haryono Mardi Lie hendak meng-
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas doa, perhatian, dan bantuan yang telah
diberikan kepada beliau, dan atas kedatangan
saudara-saudara di acara Prayer Service yang
diadakan kemarin (4 Desember 2014).
Semua donasi dalam bentuk cash akan kami
sumbangkan ke Princess Margaret Hospital di
Toronto.
Semoga berkat Tuhan selalu beserta kita. Amin.
Terima Kasih,
Fred Gunawan Sheldon, Julie, Adam, Malaya. Front: Lalayna
Sambungan dari halaman 4,
Perayaan Misa Minggu Adven III, pada tanggal 14 Desember 2014 dirayakan oleh tiga orang Pastor, Rm.
Pur yang sedang libur sekolah, Rm. Juliwan dan satu Romo tamu yang sedang berkunjung ke Canada yaitu Rm. T.
Agus SJ. Beliau adalah Direktur Politeknik ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri) Solo. Merupakan pendidikan
vokasi (kejuruan) ternama di Indonesia setara D3 terutama untuk menyiapkan siswa lulusan siap pakai di bidang
mechanics, design dan mechatronic. Juga hadir pada saat misa Bapak Drajad Pranowo, Direktur Politeknik
mekatronik Sanata Dharma, sebagai sekolah vokasi yang dikelola oleh Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta. Kedua
sekolah vokasi ini dibimbing oleh kongregasi Jesuit (Serikat Jesus).
Mereka berdua beserta wakil dari 21 sekolah kejuruan teknik se Indonesia, diutus oleh Mendikbud Indonesia ke
Canada untuk melakukan study visit ke beberapa college (Humber College, Centennial, Eduard Montpetit and Vanier)
untuk belajar tentang pengelolaan dan sistem pendidikan politeknik/college disini serta belajar bagaimana menjalin
hubungan dengan industri pengguna lulusannya. Disamping itu mereka juga mengunjungi Quality council di Toronto,
yang memberikan rekomendasi tidak mengikat ke college, mengunjungi ministry of education di Ottawa, vocational
association di Montreal sebagai lit-bang system kurikulum untuk khusus College dan Institutes di Canada.
Banyak hal-hal bagus dan baru yang dapat mereka petik dari studi visit ini, juga yang menjadi kesan mendalam
adalah otonomi dan independesi para akademisi college/institusi dalam mengembangkan sistem pengajarannya sendiri.
Selamat berkarya dalam mengembangkan system pendidikan di Indonesia khususnya untuk bidang kejuruan. □ [Indy/Angie]
Rm Antonius Purwono SCJ, Rm Juliwan SCJ, Rm T Agus SJ
Foto tengah; Bp. Drajad Pranowo,
Rm Agus. Foto courtesy of Andreas - KKI Montreal
Delegasi Politeknik se-Indonesia bertemu dengan Konjen RI Toronto Julang Pujianto. Foto courtersy of KJRI
dan bersyukur pula atas Tahun Baru 2015 yang telah tersedia bagi
kita, yang telah siap di depan kita. Dalam dan bersatu dengan
Tuhan serta dengan keyakinan akan KasihNya, mari melangkah
maemasuki Tahun 2015. Semoga Allah Tritungal menaungi
perjalanan hidup kita di Tahun 2015 dengan penuh sukacita dan puji
syukur. Tuhan telah menyediakan semua yang baik bagi kita, maka mari
kita menyambutnya dengan hati terbuka dan iman yang mendalam.
“Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab kekal abadi Kasih
SetiaNya”
SELAMAT TAHUN BARU 2015
|Rm. Juliwan SCJ|
Kepada Ytk
Julian Wibowo dan Redaksi UKI , Para romo, suster,
Sahabat dalam pelayanan kasih
Kami sekeluarga mengucapkan Selamat Natal 2014 dan
Selamat Tahun Baru 2015
Semoga kasih Allah yang mengalir deras sepanjang
tahun 2014 kepada kami, melalui kebaikan dan
berkah Anda sekalian Mendorong kami lebih utuh
melayani Keluarga dan Sesama ditahun mendatang.
Dan kami berdoa juga agar kesehatan dan
kebahagiaan Tuhan anugerahkan untuk kita semua
dalam pelayanan, demi KemuliaanNya
Berkah Dalem, Steven n fam
Sambungan dari halaman 5,
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA
TELEPHONE # 905-695-1745