13
ANALISA REKAYASA NILAI DESAIN STRUKTUR SARUNG UNTUK MEMENUHI SELERA KONSUMEN Kiswandono, Sony Hariyanto JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Email : [email protected] Abstrak Dalam meningkatkan mutu hasil produksi kain tenun banyak faktor yang harus di perhatikan agara mempunya kualitas yang baik. Begitu pula hal nya dengan kain sarung selain motif nya desain struktur yang di utamakan, faktor yang harus di perhatikan adalah karakteristik,pemilihan model dan ukuran, mengingat tingkat selera konsumen berbeda-beda. Selera identik dengan keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Rekayasa nilai adalah suatu teknik atau metode pengendalian biaya dengan menganalisa nilai terhadap fungsi nya dengan kata lain rekayasa nilai bermaksud menghasilkan suatu yang optimalbagi sejumlah uang yang di keluarkan. Penerapan rekayasa nilai adalah suatu untuk menyelesaikan masalah. Tahap tahap yang di lakukan dalam rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang di lakukan dengan rekayasa nilai di peroleh 3 alternastif : harga, model,kombinasi warna, estetika dan kualitas bahan. Adapun hasil analisa alternatif desain produk sarung tenun adalah alternatif desain awal yang mempunyai performance terbesar yang di pertimbangkan untuk di produksi dalam jumlah yang besar dengan biaya bahan dan harga jual produk adalah Rp 151.800 Kata kunci : Rekayasa nilai, desain struktur kain sarung, selera konsumen

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

  • Upload
    ledang

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

ANALISA REKAYASA NILAI DESAIN STRUKTUR SARUNG UNTUK MEMENUHI

SELERA KONSUMEN

Kiswandono, Sony Hariyanto

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Email : [email protected]

Abstrak

Dalam meningkatkan mutu hasil produksi kain tenun banyak faktor yang harus di

perhatikan agara mempunya kualitas yang baik. Begitu pula hal nya dengan kain sarung

selain motif nya desain struktur yang di utamakan, faktor yang harus di perhatikan adalah

karakteristik,pemilihan model dan ukuran, mengingat tingkat selera konsumen berbeda-beda.

Selera identik dengan keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut.

Rekayasa nilai adalah suatu teknik atau metode pengendalian biaya dengan

menganalisa nilai terhadap fungsi nya dengan kata lain rekayasa nilai bermaksud

menghasilkan suatu yang optimalbagi sejumlah uang yang di keluarkan. Penerapan rekayasa

nilai adalah suatu untuk menyelesaikan masalah. Tahap – tahap yang di lakukan dalam

rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap

informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi. Berdasarkan

hasil analisa dan perhitungan yang di lakukan dengan rekayasa nilai di peroleh 3 alternastif :

harga, model,kombinasi warna, estetika dan kualitas bahan. Adapun hasil analisa alternatif

desain produk sarung tenun adalah alternatif desain awal yang mempunyai performance

terbesar yang di pertimbangkan untuk di produksi dalam jumlah yang besar dengan biaya

bahan dan harga jual produk adalah Rp 151.800

Kata kunci : Rekayasa nilai, desain struktur kain sarung, selera konsumen

Page 2: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

3.1 Metode Penelitian

Dalam melaksanakan pengumpulan

data digunakan beberapa metode

sehingga langkah-langkah yang akan

diambil dapat berjalan secara sistematis.

Adapun metode pengumpuan data yang

digunakan adalah:

1. Metode Kepustakaan

2. Metode Observasi

3. Metode Angket / Kuisioner

4.Metode Wawancara

3.2. Rancangan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian

diperlukan rancangan penelitian yang

nantinya akan membantu kita dalam

melakukan peneltian dengan metode

Survey

.

3.3 Diagram Alir Penelitian

Page 3: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

3.4. Metode Penelitian Secara

Operasional

Agar dalam penyusunan

didapatkan data yang obyektif

dari ilmiah diperlukan langkah-

langkah tertentu yang

digunakan sebagai pedoman

dalam meneliti dan membahas

permasalahan yang dihadapi.

Adapun langkah-langkah yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1.Survey

2.Studi literatur.

3.Merumuskan masalah dan

mengumpulkan data

4.Penyebaran kuisioner.

5.Analisa kebutuhan

6.Melakukan penyebaran kuisioner

7.Melakukan nilai berdasarkan

performance.

8.Langhkah terakhir menarik

kesimpulan

3.5. Sumber Data

Penelitian dilakukan Di Pengrajin

Sarung Tenun maka data atau

informasi yang dikumpulkan harus

relevan dengan persoalan yang

dihadapi.

Penelitian memerlukan

pengumpulan data primer, data

sekunder atau keduanya. Data

sekunder terdiri dari data yang sudah

ada, yang telah dikumpulkan untuk

kebutuhan tambahan. Data primer

terdiri dari informasi orisinil yang

dikumpulkan untuk kebutuhan utama

dan dalam penyusunan ini

menggunakan kedua sumber data

tersebut yaitu data primer dan data

sekunder.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Data Hasil Quisoner

Tabel 4.1 Susunan bobot

penilaian responden

No Adjective

1 2 3 4

1 40 10 10 40

2 20 30 30 20

3 30 40 20 10

4 20 40 10 30

5 30 30 20 20

6 10 40 10 40

7 30 10 40 20

8 10 20 30 40

9 20 20 30 30

10 40 10 10 40

11 30 20 20 30

12 20 20 30 30

13 20 30 20 30

14 20 20 20 40

15 40 40 10 10

16 40 30 20 10

17 30 10 20 40

18 40 20 10 30

19 40 30 20 10

20 30 10 20 40

21 40 20 10 30

22 30 20 20 30

23 20 30 10 40

24 30 20 20 30

25 40 10 10 40

26 30 10 20 40

27 30 20 10 40

28 40 10 10 40

29 20 40 20 20

30 40 10 10 40

31 10 20 30 40

Page 4: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

32 20 20 30 30

33 20 30 10 40

34 30 10 40 20

35 10 20 30 40

36 20 20 30 30

37 30 20 10 40

38 20 30 10 40

39 20 10 30 40

40 10 10 40 40

41 20 40 20 20

42 30 20 10 40

43 20 20 20 40

44 40 10 20 30

45 10 20 30 40

46 20 20 30 30

47 40 10 10 40

48 30 20 20 30

49 20 20 30 30

50 20 30 20 30

∑X 1120 1070 1010 1600

22,4 21,4 20,4 32

Rank 2 3 4 1

Keterangan :

1. data yang di peroleh di anggap

mewakili populasi

2. pembobotan diisi langsung oleh

responden

3. pembobotan: 0-100

4.2 Pengolah data

Tabel 4.2 Penentuan angka rangking

Ad

jec

tiv

SD z F

(z

)

V

act

V

Id

ea

l

∆ rank

ing

1 1,15 0 1

0

0

20 20 0 3

2 0,81

6

-

1,

23

6

9,

7

5

20,

78

30 -

9,

22

1

3 1,17 -

0,

34

9

1,

5

36,

6

40 -

3,

4

2

4 1,54 0,

58

1

1

4,

5

11,

45

10 2,

9

4

Hasil Olahan

Tabel 4.3 Kesimpulan hasil Delta (∆)

untuk desain awal

No Adjective ∆

1 Model

kombinasi

warna

menarik

-9,22

2 Estetika -3,4

3 Harga 0

4 Kualitas

bahan

2.9

Gambar 4.1 Penampilan desain Awal

Produk sarung tenun

4.3 Pembahasan

Setelah melihat hasil grafik dari desain

awal prdouk sarung tenun untuk kriteria

yang bernilai negatif yaitu untuk kriteria

model kombinasi warna menarik, maka

Page 5: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

perlu di tambah atau di naikkan untuk

memperoleh produk yang ideal. Hal ini

ternyata di pengaruhi oleh estetika dan

kualitas bahan yang terkait. Kedua kriteria

diatas di pengaruhi oleh estetika dan

kualitas bahan.

4.3.1 Identifikasi dan analisa fungsi

Untuk fungsi utama dan

pendukung dari desain sarung

tenun di tunjukkan dengan

model penjelasan seperti

berikut :

Gambar 4.2 Analisa fungsi sarung tenun

Analisa terhadap fungsi yang paling

rendah :

1. Menambah rasa percaya diri

Bagaimana memberikan percaya diri

pada pemakai dengan memberikan model

kombinasi warna yang meanrik ?.

Jawaban atas fungsi :

Sarung tenun yang di produksi di

sesuaikan dengan tujuan

pemakainya yaitu untuk upacara

perkawinan,tari-tarian serta acara

resmi lain nya.

2. Membangkitkan minat

Bagaimana caranya untuk

membangkitkan minat pada konsumen

untuk membeli sarung tenun dilihat dari

segi model dan warna yang serasi sehingga

menimbulkan keinginan untuk membeli?.

Jawaban atas fungsi :

Membuat motif desain struktur

dengan paduan warna yang serasi

sehingga dapat merangsang

keinginan seseorang.

3. Memberi keindahan

Bagaimana menambah keindahan

pada sarung tenun pada saat di pakai?

Jawaban atas fungsi :

Membuat model yang menarik

dengan perpaduan warna yang

serasi sehingga dapat di padu

padankan dengan berbagai

macam kemeja/ baju yang di

inginkan.

4. Memberikan rasa nyaman

Bagaimana menambah rasa nyaman

pada pemakai pada saat memakai sarung

tenun?

Jawaban atas fungsi :

Membuat sarung tenun dengan

bahan dasar yang berkualitas

baik.

4.3.2 Alternatif desain

Berdasarkan analisa kebutuhan dan

analisa fungsi, maka untuk medapatkan

desain sarung tenun yang di gunakan ada 3

macam elemen yang di butuhkan, yaitu :

o Elemen bentuk

o Elemen bahan

o Elemen warna

Dan pembangkit alternatif desain

dalam studi rekayasa nilai ini, penulis

melakukan dengan cara analisa

morfologis.

4.3.3 Analisa Morfologis

Page 6: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

Tabel 4.4 Analisa morfologis

desain sarung tenun

Elemen Atribut/

alternatif

Bentuk A B C

Bahan 1 2

Warna X Y Z

Keterangan :

Bentuk : A = Model Kotak-kotak

B = Model Lurus

C = Model Kotak

kombinasi Lurus

Bahan : 1 = Cotton

2 = Rayon

Warna Kombinasi benang :

X = 1. Biru 3.Merah

2.Hijau Daun 4. Hitam

5.Putih

Y = 1. Biru 3. Hijau daun

2. Merah 4. Kuning

Z = 1. Hitam 3.Biru

2. Merah 4. Merah muda dan Hijau

Alternatif-alternatif yang muncul dari

hasil analisa morfologis di tunjukkan

dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5 Solusi yang muncul dari hasil

analisa morfologis

Kemudahan di lakukan seleksi terhadap

alternatif-alternatif yang telah di dapat

dari analisa morfologis untuk

mendapatkan alternatif-alternatif yang

lebih dulu memenuhi tujuan dengan

melakukan penyeleksian dua tahap yaitu :

1. Tahap pertama

Pada tahap ini di lakukan berdasarkan

pada faktor-faktor sebagai berikut :

a) Kesesuaian model dengan warna

b) Kemudahan dalam proses produksi

dari mesin yang di pakai

2. Tahap kedua

Pada tahap ini di lakukan dengan

menggunakan metode zero-one yang

selanjutnya di lakukan evaluasi

dengan matriks evaluasi.

a. Alternatif A-1-X4

Desain A

Dengan bahan Cotton

Dominasi Warna Hitam

Page 7: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

b. Alternatif B-1-Y2

Desain B

Dengan Bahan Cotton

Dominasi Warna merah

c. Alternatif C-1-Z4

Desain B

Dengan Bahan Rayon

Dominasi warna merah campur hijau

4.3.4 Matriks Zero-One

Metode zero-one adalah salah satu

pengambilan keputusan yang bertujuan

untuk menententukan prioritas fungsi-

fungsi.

Prefrensi alternatifnya berdasarkan

penilaian dari responden adalah sebagai

berikut :

1. Harga

Tabel 4.6 Zero-One untuk harga

Alterna

tif

1 2 3 4 Juml

ah

inde

x

1 1 1 1 3 3/7

2 0 ½ 1 1 12⁄ 1 1

2⁄

/ 7

3 0 1 0 1 1/7

4 1/

2

1 1/

2

2 1/7

Total 7

2. Model Kombinasi Warna

Menarik

Tabel 4.7 Zero-One untuk model

Kombinasi Warna Menarik

Alternat

if

1 2 3 4 Jumla

h

inde

x

1 1 0 1 2 2/7

2 ½ 0 1 1 ½ 3/7

3 0 ½ 1 1 ½ 1/7

4 0 1 1 2 1/7

Total 7

3. Estetika

Tabel 4.8 Zero-One untuk Estetika

Alternati

f

1 2 3 4 Jumla

h

inde

x

1 0 1 1 2 2/7

2 1 1 1 3 3/7

3 0 0 1 1 1/7

4 0 1 0 1 1/7

Total 7

4. Kualitas Bahan

Tabel 4.9 Zero-One untuk Kualitas

bahan

Alter

natif

1 2 3 4 Juml

ah

ind

ex

1 1 1 ½ 2 ½

3/7

2 0 ½ 0 ½ 1 12⁄

/ 7

3 0 ½ 1 1 ½ 1/7

4 1/2 1 1 2 ½ 1/7

Total 7

4.3.5 Matriks Evaluasi

Hasil dari matriks evaluasi dapat di

lihat pada tabel di bawah ini

Page 8: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

Tabel 4.10 Matriks Evaluasi

N

o

Altern

atif

Adjective tota

l 1 2 3 4

Bobot 1 3 4 2

1 A-1-

X4

3/7 1 ½

/7

1/7 1/7 0,9

97

0,4

28

0,2

14

0,1

42

0,1

42

2 B-1-

Y2

2/7 1 ½

/ 7

1 ½

/ 7

2/7 0,

998

0,2

85

0,2

14

0,2

14

0,2

85

3 C-1-

Z4

2/7 3/7 1/7 1/7 0,9

97 0,2

85

0,4

28

0,1

42

0,1

42

4 Desain

Awal

2 ½

/ 7

½ /

7

1 ½

/ 7

2 ½

/ 7

0,9

99

0,3

57

0,

071

0,2

14

0,3

57

Dari matriks evaluasi diatas yang adalah

alternatif terpilih, untuk alternatif yang

mempunyai nilai performance terbesar

yaitu desain awal yang perlu di

pertimbangkan untuk di produksi dalam

jumlah yang paling besar.

4.4 Perhitungan biaya bahan dan harga jual

produk terpilih

Dalam perhitungan ini harga jual

produk di hitung berdasarkan pada

biaya langsung dan biaya tak langsung

1) Alternatif dipilih

Biaya langsung :

a. biaya bahan baku

Harga Benang katun

= Rp. 25000

Harga Benang Emas/perak

= Rp. 40000

Kebutuhan bahan baku

= Rp. 40000

Biaya bahan pembantu

= Rp.10000

b. Biaya Tenaga Kerja

= Rp.60000

Total biaya langsung

= Rp.40000 + Rp.10000 +

Rp.60000

= Rp.110000

Biaya Tak Langsung

Merupakan biaya yang di pergunakan

untuk perawatan mesin-mesin yang di

gunakan dan disini di tetapkan sebesar

10% dari biaya langsung.

Harga pokok Produksi

= Rp.110000 +

(10%X Rp.110000)

= Rp.122000

Keuntungan

= 25% X Rp. 110.000

= Rp. 28000

Pajak

= 10% X ( Rp.110.000 + Rp.28.000)

= Rp.13.800

Harga Jual

= HPP + Keuntungan + Pajak

= Rp.110.000+ Rp.28.000+ Rp.13.800

= Rp. 151.800

2) Desain awal

Biaya Langsung :

c. Biaya Bahan Baku

Harga Benang katun

= Rp.25.000

Harga Benang emas/perak

= Rp. 40.000

Kebutuhan bahan baku

=Rp.40.000

Biaya Bahan pembantu

=Rp. 10.000

d. Biaya Tenaga Kerja

=Rp. 60.000

Total Biaya Langsung

Page 9: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

=Rp.40.000+Rp.10.000+Rp.60.000

= Rp.110.000

Biaya Tak Langsung

Merupakan biaya yang di pergunakan

untuk perawatan mesin-mesin yang di

gunakan dan disini di tetapkan sebesar

10% dari biaya langsung.

Harga pokok Produksi

=Rp.110.000+ (10%X Rp.122.000)

=Rp.122.200

Keuntungan

=25% X Rp. 122.200

= Rp.35.550

Pajak = 10% X

( Rp.110.000+Rp.12.200)

= Rp.12.220

Harga Jual = HPP + Keuntungan +

Pajak

= Rp.122.200+Rp.35.550+ Rp.12.220

= Rp 169.970

4.5 Analisis nilai sebelum dan sesudah

rekayasa nilai

I.Desain Alternatif

Performance = 0,997

Nilai = 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒

𝑐𝑜𝑠𝑡

=0,997

151800 = 6,56

( Nilai >1 maka layak Produksi)

II.Desain Awal

Performance = 0,999

Nilai = 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒

𝑐𝑜𝑠𝑡

= 0,999

169970 = 5,86

( Nilai >1 maka layak produksi)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan metode rekayasa

nilai pada desain sarung tenun yang dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Informasi yang di dapat dari hasil

survey, wawancara, dan kuisoner, yang

di sebarkan pada responden adalah :

A. Data tentang material dari sarung

tenun

B. Kriteria/adjective dari sarung

tenun tentang harga,model kobinasi

warna estetika, dan kualitas bahan

2. Setelah di lakukan analisa

morfologis dan penyebaran kuisoner

tentang pemilihan alternatif desain.

Hasil analisa morfologis di dapat 3

alternatif desain sarung tenun, yaitu :

A. Alternatif A-1-X4

B. Alternatif B-1-Y2

C. Alternatif C-1-Z4

3. Kondisi usulan dari desain awal

memiliki performance dan nilai baik,

yaitu :

A. Kondisi awal : performance =

0,999, nilai = 1,34

B. Kondisi usulan: performance =

0,997, nilai = 1,44

4. Dari perhitungan matriks zero-one

yang kemudian di lanjutkan dengan

matriks evaluasi di dapat performance

alternatif desain dengan ranking

terebsar sebagai berikut

:

A. Alternatif A-1-X4 dengan

performance 0,997

B. Alternatif B-1-Y2 dengan

performance 0,998

C. Alternatif C-1-Z4 dengan

performance 0,997

5. Perhitungan biaya bahan dan

harga jual produk terpilih dan dari

Page 10: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi

desain awal harga jual per sarung

adalah Rp. 151.800

5.2 Saran

Saran yang dapat di berikan

sehubungan dengan penerapan rekayasa

nilai pada perbaikan desain dari sarung

tenun sebagai berikut :

1. Para pengrajin sarung tenun

sebaiknya melakukan pengembangan

alternatif desain dengan berbagai

bentuk warna dan motif sehingga

lebih meanrik minat konsumen

2. Promosi yang lebih genjar untuk

lebih meningkatkan penjualan

3. Pengrajin sebaiknya menerapkan

metode rekayasa nilai dalam

melakukan pengembangan produk

nya sehingga memenuhi selera

konsumen .

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. “Prosedur

Penelitian”, Edisi Revisi V,Rineka

Cipta,2002

Heller, Edward, D. “ Value

Management, Value Engineering and

Cost Reduction”, Advision- Wesley-

Publishiung Company.

Jumaeri, et al, Textile Design, Institut

Teknologi Tesktil,Bandung,2001

Kotler, Philip, “Manajemen

Pemasaran”, Edisi 8, Salemba

Empat,2001

Kusnadi, H., Marwan & Kadarisman

Sumeidi, H. Pengantar Bisnis dan

Wirausaha,Universitas Brawaijaya

Malang,2001

Mitchel, Robert. “The Application of

Value Engineering And Analysis in

Design and Construction”, Jakarta, 2000

......, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,

Edisi Keempat, Universitas Negeri

Malang (UM),2000

Soeharto, Imam, “Manajemen Proyek”,

Erlangga Jakarta,2000

Page 11: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi
Page 12: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi
Page 13: JURUSAN TEKNIK INDUSTRI · rencana kerja penerapan metoder rekayasa nilai terdiri dari 5 tahap yaitu : tahap informasi,tahap kreatif,tahap analisa,tahap pengembangan, dan tahap presentasi