Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG,
PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Rachmi Musta’adah
4201408015
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw” telah disetujui oleh dosen pembimbing
untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Fisika FMIPA Unnes pada
hari : Jumat
tanggal : 5 Oktober 2012
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. Isa Akhlis, S.Si.,M.Si.
NIP. 195205211976032001 NIP. 197001021999031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196306101989011002
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw
disusun oleh
Rachmi Musta’adah
4201408015
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES
pada tanggal 5 Oktober 2012.
Panitia :
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196310121988031001 NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dr. Achmad Sopyan, M.Pd.
NIP. 196006111984031001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. Isa Akhlis, S.Si.,M.Si.
NIP. 195205211976032001 NIP. 197001021999031002
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Oktober 2012
Penulis
Rachmi Musta’adah
4201408015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Kunci dari segala kunci adalah restu orang tua.
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu (Q.S Al Baqarah: 53), karena Allah
tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan umatNya.
Mimpikan, kerjakan, doa.
Persembahan:
Ibu dan ayahku tercinta. Terima kasih atas kasih sayang, nasihat dan doa yang selalu
mengalir.
Mas Eko, mas Wiwi, dek Ardhan, Attaya, dan semua keluargaku yang selalu memberi
dukungan.
Uyuttku, yang selalu menemani, mengingatkan, dan memberikan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak.
Para dosen dan guruku.
Sahabatku, iva, gilang, nindita, nurul, via, mbak nia, mbak hani, mala. Terima kasih atas
segalanya.
Keluargaku di wisma gadiza dan kos pelangi.
Teman-teman Fisika Unnes 2008 yang telah bersama-sama berjuang.
Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri
1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”
dengan baik.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Maka
dari itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si. selaku Rektor UNNES.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan FMIPA UNNES.
3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES.
4. Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. dan Isa Akhlis, S.Si., M.Si. selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing penyusunan skripsi.
5. Dr. Ngurah Made Dharma Putra, M.Si., selaku dosen wali yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika FMIPA UNNES yang telah
memberikan bekal ilmu.
7. Bapak Joko Mulyanto, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga yang telah berkenan memberikan izin penelitian.
8. Ibu Divi Hendra Damayanti, S.Pd. selaku guru Fisika SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga yang telah berkenan membantu pelaksanaan penelitian.
vii
9. Uyutt dan sahabat-sahabat seperjuangan Fisika angkatan 2008 yang telah
banyak membantu dan memberikan motivasi.
10. Seluruh siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga selaku subjek
penelitian.
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Semarang, Oktober 2012
Penulis
viii
ABSTRAK
Musta’adah, Rachmi. 2012: Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. Pembimbing Pendamping Isa Akhlis, S.Si., M.Si.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Model Kooperatif Jigsaw, Eksperimen.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X-7 SMA N 1 Rembang, Purbalingga diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran fisika di kelas tersebut belum menggunakan metode yang mengutamakan keterlibatan langsung siswa secara maksimal, seperti eksperimen dan diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan kegiatan eksperimen dalam meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas X-7.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Bentuk keterlibatan langsung siswa yang ditekankan dalam model pembelajaran ini adalah kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajarnya.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Peningkatan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa tiap siklusnya diketahui melalui uji gain.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen pada pokok bahasan listrik dinamis dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kelas X-7. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen dapat diterapkan oleh guru sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi
ABSTRAK …………………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 5
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 5
1.5 Penegasan Istilah ……………………………………………………… 6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………… 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………...……. 9
2.1 Belajar dan Pembelajaran Fisika ……………………………………… 9
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw …………………………. 13
2.3 Keterampilan Proses Sains ……………………………………………. 23
2.4 Metode Pembelajaran Eksperimen ……………………………………. 29
2.5 Materi Listrik Dinamis …………………………………………..…… 30
2.6 Kerangka Berpikir …………………………………………………….. 45
BAB 3 METODE PENELITIAN …………………………………………… 48
x
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian …………………………………………. 48
3.2 Waktu Penelitian ……………………………………………………… 48
3.3 Faktor yang Diteliti …………………………………………………… 48
3.4 Desain Penelitian ……………………………………………………… 49
3.5 Metode Pengumpulan Data …………………………………………… 54
3.6 Metode Analisis Data …………………………………………………. 60
3.7 Indikator Keberhasilan ………………………………………………… 63
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 64
4.1 Hasil dan Pembahasan ………………………………………………… 64
4.2 Keterbatasan Penelitian ……………………………………………….. 77
BAB 5 PENUTUP ……………………………………………………..…… 79
5.1 Simpulan ……………………………………………………………… 79
5.2 Saran …………………………………………………………..……… 80
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 81
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 83
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ………………………….. 18
Tabel 2.2 Nilai Hambatan Jenis Berbagai Bahan …………………………… 39
Tabel 3.1 Rentang Persentase dan Kriteria Keterampilan Proses ………….. 62
Tabel 4.1 Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa ………………….. 69
Tabel 4.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ……………………………… 72
Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa ……………………….. 75
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw ……………………………………… 22
Gambar 2.2 Skema Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ………….. 23
Gambar 2.3 (a) Rangkaian Listrik Terbuka ………………………………… 30
Gambar 2.3 (b) Rangkaian Listrik Tertutup ……………………………….. 30
Gambar 2.4 Segmen Kawat Penghantar Berarus ………………………… 31
Gambar 2.5 Simbol Amperemeter Pada Rangkaian Listrik ………………… 32
Gambar 2.6 Simbol Voltmeter Pada Rangkaian Listrik …………………….. 32
Gambar 2.7 Amperemeter dan Voltmeter Dalam Rangkaian Listrik ..……… 33
Gambar 2.8 (a) Multimeter Digital …………………………………..…….. 33
Gambar 2.8 (b) Multimeter Analog ………………………………………….. 33
Gambar 2.9 (a) Bagian-bagian Multimeter Digital ………………………… 34
Gambar 2.9 (b) Bagian-bagian Multimeter Analog ……………………….. 34
Gambar 2.10 Pengukuran Kuat Arus Listrik Menggunakan Amperemeter….. 35
Gambar 2.11 Grafik I-V Komponen Ohmik dan Non Ohmik ………………. 37
Gambar 2.12 Penampang Melintang Kawat Penghantar …………………… 38
Gambar 2.13 Dua Buah Komponen yang Dihubungkan Secara Seri ……….. 40
Gambar 2.14 Rangkaian Pengganti Hubungan Seri …………………….….. 41
Gambar 2.15 Dua Buah Komponen yang Dihubungkan Secara Paralel ..…… 43
Gambar 2.16 Rangkaian Pengganti Hubungan Paralel ……………………… 43
Gambar 3.1 Skema Prosedur Pelaksanaan PTK …………………………….. 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas X-7 ………………………….... 83
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ……………………… 84
Lampiran 3 Daftar Pembagian Kelompok Asal dan Kelompok Ahli
Siklus I …………………………………………………… 85
Lampiran 4 Daftar Pembagian Kelompok Asal dan Kelompok Ahli
Siklus II …………………………………………………… 86
Lampiran 5 Daftar Pembagian Kelompok Asal dan Kelompok Ahli
Siklus III …………………………………………………. 87
Lampiran 6 Silabus …………………………………………………….. 88
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I …..………… 89
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .……….…… 93
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III …………… 98
Lampiran 10 Lembar Kegiatan Siswa Siklus I ………………………… 102
Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa Siklus II ………………………… 106
Lampiran 12 Lembar Kegiatan Siswa Siklus III ……………………….. 112
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Siklus I ........ 116
Lampiran 14 Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Siklus II …… 129
Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Siklus III ..… 138
Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus I ……………………….………..….. 149
Lampiran 17 Soal Evaluasi Siklus II ………..………………………….. 153
Lampiran 18 Soal Evaluasi Siklus III ………………………………...… 157
xiv
Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Evaluasi ………………………….…. 162
Lampiran 20 Lembar Observasi Keterampilan Proses ………………….. 167
Lampiran 21 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I ………….. 171
Lampiran 22 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II …….….. 175
Lampiran 23 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III ……..… 178
Lampiran 24 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik …………… 182
Lampiran 25 Kriteria Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ………..…. 183
Lampiran 26 Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus I …………….…….. 184
Lampiran 27 Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus II …..…..………….. 186
Lampiran 28 Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal Uji Coba Siklus III ..……………….. 188
Lampiran 29 Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal …..……………. 190
Lampiran 30 Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen ………………. 191
Lampiran 31 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal …………… 192
Lampiran 32 Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal ………………… 193
Lampiran 33 Analisis Penguasaan Keterampilan Proses Siklus I .….…. 194
Lampiran 34 Analisis Penguasaan Keterampilan Proses Siklus II ….…. 196
Lampiran 35 Analisis Penguasaan Keterampilan Proses Siklus III ……. 198
Lampiran 36 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ……….….. 200
Lampiran 37 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II …………. 201
Lampiran 38 Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus III ..….……. 202
xv
Lampiran 39 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I ……… 203
Lampiran 40 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II ..…… 204
Lampiran 41 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus III .…… 205
Lampiran 42 Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I, II
dan III ……………….…………………………………… 206
Lampiran 43 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I, II dan III …………. 207
Lampiran 44 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I, II dan III .……. 208
Lampiran 45 Perhitungan Gain Score …………………………………… 209
Lampiran 46 Surat Penetapan Dosen Pembimbing …………………….. 211
Lampiran 47 Surat Ijin Penelitian ……………………………………… 212
Lampiran 48 Surat Keterangan Penelitian ………………………………. 213
Lampiran 49 Dokumentasi Penelitian …………………………………. 214
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika SMA
Negeri 1 Rembang, Purbalingga, diketahui bahwa nilai rata-rata ujian akhir
semester gasal mata pelajaran fisika kelas X-7 tahun ajaran 2011/ 2012
menunjukkan nilai yang rendah. KKM fisika yang ditetapkan 70, sementara nilai
rata-rata UAS semester gasal kelas X-7 hanya 58,94 dengan ketuntasan klasikal
sebesar 18,18 %.
Proses pembelajaran fisika yang diterapkan di SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses pembelajaran di dalam
kelas dan proses pembelajaran di dalam laboratorium. Proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas biasanya menggunakan model direct instruction,
ceramah, dan mengerjakan soal-soal latihan, sehingga keterlibatan siswa secara
langsung dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. Proses pembelajaran di
dalam laboratorium yang menggunakan metode eksperimen juga telah diterapkan,
namun intensitas pelaksanaannya masih sangat rendah. Selama satu tahun
terakhir, siswa kelas X-7 melakukan kegiatan laboratorium sebanyak satu kali,
yaitu pada materi alat-alat optik. Hal ini menyebabkan penguasaan keterampilan
proses siswa rendah.
1
2
Rendahnya penguasaan keterampilan proses siswa kelas X-7 berpengaruh
terhadap rendahnya nilai UAS siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudibyo
(2003: 5) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika, agar diperoleh hasil
belajar yang optimal, siswa sebagai subjek belajar seharusnya dilibatkan secara
fisik dan mental dalam pemecahan-pemecahan masalah.
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 45), belajar adalah mengalami. Saat
siswa melakukan kegiatan laboratorium, maka saat itulah penguasaan
keterampilan proses siswa dilatihkan. Menurut Roestiyah (1985: 82), salah satu
keunggulan metode eksperimen selain memperoleh ilmu pengetahuan adalah
siswa juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam
menggunakan alat-alat percobaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Widayanto (2009) yang menyimpulkan bahwa faktor penting dalam peningkatan
keterampilan proses sains dan pemahaman adalah keterlibatan siswa dalam
kegiatan praktikum. Semakin tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum
maka semakin tinggi pula pencapaian pemahaman dan keterampilan proses sains
siswa.
Eggen & Kauchak menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2007: 42). Menurut
Sudibyo (2003: 14), selain dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik,
model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan
sosial siswa. Hal tersebut didukung oleh penelitian Subratha (2007) yang
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dan strategi
3
pemecahan masalah dapat meningkatkan interaksi dan pencapaian kompetensi
dasar fisika siswa SMP Negeri 1 Sukasada.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe, salah satunya
adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Menurut Trianto (2002: 56),
dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 anggota. Setiap kelompok diberi
informasi yang membahas salah satu topik yang dibahas pada materi itu. Dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa tidak hanya bertanggung jawab
menguasai materi pelajaran untuk dirinya sendiri, tetapi siswa juga bertanggung
jawab untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada anggota
kelompoknya. Menurut Huda (2011: 121), dalam model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw siswa bekerja kelompok dan melakukan diskusi sebanyak dua kali,
yakni dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Dengan demikian, dengan
diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dapat
meningkatkan interaksinya dengan siswa lain sehingga akan terjadi banyak
pertukaran informasi, ide maupun pendapat tentang materi pelajaran. Selain itu
siswa juga semakin terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran melalui
diskusi yang dilakukannya.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Hertiavi, et.al (2010)
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan secara
signifikan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
memenuhi indikator keberhasilan. Penelitian serupa dilakukan oleh Killic (2008)
yang menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
4
signifikan ketika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw daripada
ketika diterapkan model pembelajaran konvensional.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode
eksperimen dirasa cocok untuk mengatasi permasalahan kelas X-7. Melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikombinasi dengan metode
eksperimen, diharapkan penguasaan keterampilan proses dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka topik yang diambil dalam penelitian ini
adalah Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran fisika dalam meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar
siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga?
Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga?
5
Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran fisika dalam meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar
siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga.
Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam meningkatkan keterampilan proses siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga.
Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi guru
Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam hal penentuan
model dan metode pembelajaran fisika.
6
Bagi sekolah
Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan
kualitas proses pembelajaran IPA, khususnya fisika.
1.5 Penegasan Istilah
Keterampilan Proses
Keterampilan proses dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains
yang dibutuhkan ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen fisika. Menurut
Mundilarto (2002: 13), keterampilan proses merupakan langkah-langkah yang
dikerjakan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini,
keterampilan proses yang diteliti meliputi keterampilan mengamati, mengukur,
mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
Hasil Belajar
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i
& Anni, 2010: 85). Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang
disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik (Anni, 2007: 7). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil
belajar ranah kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar ranah psikomotorik
diketahui melalui pengamatan aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan
eksperimen.
7
Peningkatan
Peningkatan dalam penelitian ini yaitu kenaikan nilai rata-rata penguasaan
keterampilan proses dan hasil belajar siswa secara signifikan pada setiap akhir
siklus.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini meliputi tiga bagian, yaitu:
Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan skripsi berisi halaman judul, halaman pengesahan,
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian isi
Bagian isi skripsi dibagi menjadi lima bab, yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Berisi tentang kajian teori yang mendasari penulisan skripsi yang meliputi belajar
dan pembelajaran fisika, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keterampilan
proses sains, metode pembelajaran eksperimen, materi listrik dinamis, dan
kerangka berpikir.
8
Bab 3 Metode Penelitian
Berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, waktu penelitian, faktor yang diteliti,
desain penelitian, metode pengumpulan data, uji coba instrumen penelitian,
metode analisis data, dan indikator keberhasilan.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi deskripsi
proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses dan hasil
belajar siswa serta mengetahui besar peningkatannya pada setiap siklus yang
disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dilakukan pembahasan yang berisi
penafsiran terhadap hasil penelitian yang diperoleh kemudian diintegrasikan
dengan teori yang sudah ada.
Bab 5 Penutup
Berisi simpulan dan saran yang perlu diberikan kepada pembaca dan pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian.
Bagian akhir
Bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang melengkapi
uraian pada bagian isi.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran Fisika
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Hamalik (2003: 27) menyatakan bahwa
belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Sedangkan Sudjana (2005: 28) menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Dari definisi-definisi belajar yang diungkapkan oleh para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang
dilakukan oleh individu dan disertai interaksi dengan individu lain dimana semua
yang dilakukan diarahkan untuk mencapai suatu perubahan yang lebih baik.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan sikap dan tingkah laku, pengetahuan,
keterampilan, kecakapan, cara berpikir, dan sebagainya.
Menurut Hamalik (2004: 162) pembelajaran adalah suatu proses terjadinya
interaksi antara pelajar dan pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang berlangsung di tempat tertentu pada jangka waktu tertentu. Briggs
menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
memperoleh kemudahan (Rifa’i & Anni, 2010:191).
9
10
Dari beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli tentang pembelajaran,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antara pelajar dan lingkungannya yang terjadi pada tempat dan jangka waktu
tertentu untuk memperoleh suatu hasil belajar.
Nasoetion berpendapat bahwa sains, termasuk fisika, merupakan ilmu
dasar yang wajib diketahui oleh setiap manusia sampai taraf penguasaan tertentu
yang memungkinkan digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
(Wiyanto, 2008: 13). Menurut Wiyanto (2008: 11), pembelajaran fisika
merupakan suatu wahana untuk mengembangkan penguasaan konsep-konsep
fisika serta keterampilan proses dalam meningkatkan hasil belajar yang berguna
bagi kehidupan peserta didik, masyarakat dan lingkungannya.
Pembelajaran fisika tidak hanya memperlakukan fisika sebagai kumpulan
pengetahuan yang hanya mengandalkan pada olah pikir saja, tetapi ditekankan
pada penguasaan konsep-konsep fisika dan perolehan keterampilan proses.
Sebagai implikasi dari teori Piaget terhadap pembelajaran Fisika, Mundilarto
(2002: 3) menyatakan bahwa guru harus memberikan kesempatan sebanyak
mungkin kepada siswa untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan jalan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan seperti
diskusi kelas, pemecahan soal-soal, maupun bereksperimen.
Anni (2007: 5) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Sementara Suprijono (2010: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola
11
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan.
Berdasarkan definisi yang disampaikan para ahli, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada setiap individu
yang telah melakukan kegiatan belajar dan merupakan bukti keberhasilan yang
telah dicapai seseorang dalam belajar. Menurut Gagne, hasil belajar dapat berupa:
Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut (Suprijono, 2010: 5-6).
Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan
ranah belajar, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Anni, 2007: 7).
1) Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Menurut Bloom, ranah kognitif terdiri dari enam jenis
perilaku, yaitu:
12
Pengetahuan (knowledge), mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
Pemahaman (comprehension), mencakup kemampuan menangkap arti dan
makna hal yang dipelajari.
Penerapan (application), mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
Analisis (analysis), mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Sintesis (synthesis), mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya, kemampuan menyusun suatu program kerja.
Evaluasi (evaluation), mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu (Dimyati & Mudjiono, 2009: 26-
27).
2) Ranah Afektif (affective domain)
Tujuan pembelajaran ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap,
minat, dan nilai (Anni, 2007: 8). Ranah afektif mencakup kategori penerimaan
(receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex).
3) Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan
koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson, kategori untuk ranah psikomotorik
13
meliputi persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided
response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt
response), penyesuaian (adaption), dan kreativitas (Anni, 2007: 10).
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika
merupakan suatu perubahan yang terjadi pada setiap individu sekaligus sebagai
bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang setelah mengalami kegiatan
belajar fisika.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Trianto (2007: 41) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif muncul
dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin
bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah
yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi
aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen
(Isjoni, 2011: 15). Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling
bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Menurut Sudibyo (2003: 13), belajar belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
14
Trianto (2007: 42) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara
berkolaborasi mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun dalam
sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama
siswa yang berbeda latar belakangnya. Menurut Slavin (2010: 4) dalam
pembelajaran kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka
kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Sudibyo (2003: 14) menjelaskan bahwa selain dikembangkan untuk
mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif
untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit. Selanjutnya Stahl menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku
sosial (Isjoni, 2011: 15).
Menurut Isjoni (2011: 27), beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif
adalah:
Setiap anggota memiliki peran.
Setiap anggota kelompok mendapatkan dan mengerjakan tugas dalam
kelompok. Sebagai contoh, pada eksperimen hukum Ohm, satu kelompok
terdiri dari empat siswa. Maka keempat siswa tersebut harus terlibat dalam
15
serangkaian kegiatan percobaan yang dilakukan, misalnya terlibat dalam
proses perangkaian alat, pengamatan, maupun penyusunan laporan.
Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.
Contoh bentuk interaksi langsung antar siswa yaitu adanya kerjasama antar
siswa. Kerjasama siswa dapat diketahui pada saat siswa melakukan percobaan
maupun diskusi kelompok.
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman
sekelompoknya.
Pada pembelajaran kooperatif, setiap siswa berperan sebagai anggota
kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya mengupayakan keberhasilan
belajarnya, tapi mereka juga mengupayakan keberhasilan belajar anggota
kelompoknya. Jika masih terdapat salah satu anggota dalam suatu kelompok
yang belum mencapai keberhasilan dalam belajar, maka proses belajar dalam
kelompok tersebut dikatakan belum selesai. Jika hal tersebut terjadi, maka
proses belajar harus dilanjutkan.
Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal
kelompok.
Keterampilan-keterampilan interpersonal yaitu keterampilan-keterampilan
yang pada dasarnya telah dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Contoh
keterampilan interpersonal siswa yaitu keterampilan berkomunikasi. Dalam
pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator. Jadi, guru hanya
mengupayakan cara dan strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan interpersonalnya.
16
Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Guru tidak setiap saat berinteraksi dengan kelompok. Dalam pembelajaran
kooperatif, yang diutamakan adalah interaksi antar siswa dalam kelompok.
Guru akan melakukan interaksi dengan kelompok pada saat kelompok benar-
benar membutuhkan arahan dan bimbingan guru.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok. Menurut Lie (2004: 29), ada unsur-unsur dasar cooperative learning
yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Roger & David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa
dianggap pembelajaran kooperatif (Suprijono, 2010: 58). Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus
diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:
Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
Dalam pembelajaran kooperatif, usaha yang dilakukan oleh anggota
kelompok sangat menentukan keberhasilan penyelesaian tugas kelompok.
Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota
kelompok. Oleh karena itu, siswa benar-benar memahami bahwa kesuksesan
kelompok tergantung pada kesuksesan anggota kelompok dan semua anggota
dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada masing-masing anggota
kelompoknya. Maksud dari tanggung jawab perseorangan menurut Rusman
(2010: 204) adalah kelompok tergantung pada cara belajar perseorangan seluruh
17
anggota kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas
dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang sangat luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi
untuk saling bertukar informasi dengan anggota kelompok yang lain. Menurut
Suprijono (2010: 60), unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling
ketergantungan positif.
Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
Komunikasi merupakan modal utama dalam suatu kelompok. Suprijono
(2010: 61) menjelaskan bahwa untuk mengoordinasikan kegiatan peserta didik
dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan memercayai,
mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan
saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
Group processing (pemrosesan kelompok)
Menurut Suprijono (2010: 61), tujuan pemrosesan kelompok adalah
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan
kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Pemrosesan kelompok
menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka, sehingga mereka bisa bekerja sama
dengan lebih efektif.
18
Menurut Trianto (2007: 44-45), pembelajaran kooperatif sangat tepat
digunakan untuk melatihkan keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi,
dan juga keterampilan-keterampilan tanya jawab. Menurut Slavin (2010: 33),
tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang
mereka butuhkan agar dapat menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
memberikan kontribusi.
Adapun sintaks model pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2010:
65) adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1: Present goals and set
(Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik)
Fase 2: Present information
(Menyajikan informasi)
Fase 3: Organize students into learning
teams
(Mengorganisasikan peserta didik ke
dalam tim-tim belajar)
Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai pada kegiatan pembelajaran dan
menekankan pentingnya topik yang
akan dipelajari serta memberikan
motivasi belajar kepada siswa.
Guru mempresentasikan informasi atau
materi kepada peserta didik secara
verbal.
Guru memberikan penjelasan kepada
peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membimbing tim agar melakukan
19
Fase 4: Assist team work and study
(Membimbing tim bekerja dan belajar)
Fase 5: Test on the materials
(Mengevaluasi)
Fase 6: Provide recognition
(Memberikan pengakuan atau
penghargaan)
transisi secara efektif dan efisien.
Guru membimbing tim-tim belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Guru mengevaluasi kemampuan peserta
didik tentang materi pembelajaran atau
kelompok-kelompok
mempreserntasikan hasil kerjanya.
Guru mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi individu
maupun kelompok.
Joyce menyatakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2007: 5).
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Menurut Rusman (2010: 218), model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang
menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil. Selanjutnya,
Lie (2004: 69) menegaskan bahwa dalam jigsaw siswa bekerja dengan sesama
siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
20
Dalam jigsaw, para siswa diberi tugas untuk membaca beberapa bab atau
unit, dan diberikan lembar ahli yang terdiri dari topik-topik yang berbeda yang
harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca.
Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang
mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam ”kelompok ahli” untuk
mendiskusikan topik mereka. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim
mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik
mereka (Slavin, 2010: 237).
Jadi, para anggota dari tim-tim yang berbeda, tetapi membicarakan topik
yang sama bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik
tersebut. Setelah itu, siswa kembali ke tim asalnya dan mengajarkan materi yang
telah mereka pelajari dalam tim ahli. Setiap ahli secara bergiliran mengajarkan
keahliannya kepada tim asal.
Menurut Huda (2011: 121), dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw siswa bekerja kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok mereka
sendiri dan dalam kelompok ahli. Setelah masing-masing anggota menjelaskan
bagiannya masing-masing kepada teman satu kelompoknya, mereka siap untuk
diuji secara individu.
Menurut Slavin (2010: 246), jigsaw adalah salah satu metode kooperatif
yang paling fleksibel. Beberapa modifikasi dapat membuatnya tetap pada model
dasarnya tetapi mengubah beberapa detil implementasinya. Terkait dengan hal
tersebut, Lie menambahkan bahwa siswa yang terlibat di dalam pembelajaran
model kooperatif tipe jigsaw ini memperoleh prestasi yang lebih baik, mempunyai
21
sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran, selain saling
menghargai perbedaan dan pendapat orang lain (Rusman, 2010: 218).
Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw menurut Rusman (2010: 218) yaitu:
Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang yang bersifat heterogen,
misalnya ras yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda, tingkat intelektual
yang berbeda, dan sebagainya. Selanjutnya kelompok ini disebut dengan
kelompok asal.
Tiap siswa dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda.
Misalnya, suatu kelompok terdiri dari empat siswa. Maka kepada kelompok
tersebut diberikan empat materi yang berbeda, misalnya materi hukum Ohm,
materi hambatan kawat penghantar, materi rangkaian hambatan seri, dan
materi rangkaian hambatan paralel.
Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli).
Misalnya, dalam suatu kelas terdapat enam kelompok asal dengan empat
materi yang berbeda. Maka, siswa dari kelompok 1 – 6 yang mendapatkan
materi hukum Ohm berkumpul membentuk kelompok baru. Kemudian siswa
dari kelompok 1 – 6 yang mendapatkan materi hambatan kawat penghantar
juga membentuk kelompok baru. Begitu seterusnya sehingga terbentuk empat
kelompok ahli, yaitu kelompok ahli materi hukum Ohm, materi hambatan
kawat penghantar, materi rangkaian hambatan seri, dan materi rangkaian
hambatan paralel.
22
Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang mereka kuasai.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
Misalnya, tim ahli materi hukum Ohm mempresentasikan hasil diskusi
mereka, kemudian siswa lain memberikan tanggapannya.
Pembahasan.
Guru membimbing siswa untuk melakukan pembahasan terkait materi yang
telah dipelajari siswa.
Penutup.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dilakukan. Setelah itu, diadakan tes evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli ditunjukkan pada
Gambar 2.1, sedangkan proses pembelajarannya ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw
+ = X *
+ =X *
+ =X *
+ =X *
+ + + +
= = = =
X X X X
* * * *
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
23
2.3 Keterampilan Proses Sains
Sudibyo (2003: 1) menyatakan bahwa belajar sains tidak sekedar belajar
informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, serta hukum dalam wujud
pengetahuan deklaratif (declarative knowledge). Namun, belajar sains juga belajar
tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi (terapan sains)
bekerja dalam wujud pengetahuan prosedural (procedural knowledge), termasuk
kebiasaan bekerja ilmiah dengan menerapkan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Belajar sains seharusnya memfokuskan pada pemberian pengalaman
secara langsung (hands on activity) dengan memanfaatkan dan menerapkan
konsep, prinsip, serta fakta sains temuan saintis. Dalam konteks ini, Sudibyo
(2003: 1) menerangkan bahwa siswa perlu dilatih untuk mengembangkan
sejumlah keterampilan ilmiah yang disebut sebagai keterampilan proses sains
untuk memahami perilaku alam. Menurut Mundilarto (2002: 13), keterampilan
proses merupakan langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan
penelitian ilmiah.
+ = X *
+ = X *
+ = X *
+ = X *
+ + + +
= == =
X XX X
* ** *
+ = X *
+ =X *
+ =X *
+ =X *
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Kelompok Asal
Gambar 2.2 Skema Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
24
Menurut Sudibyo (2003: 4), pada dasarnya sains merupakan produk dan
proses yang tidak terpisahkan. Produk berupa kumpulan pengetahuan, sedangkan
proses berupa langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperoleh
pengetahuan atau mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Funk
menjelaskan bahwa menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu
pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan
sekaligus (Dimyati & Mudjiono, 2009: 139).
Sebagai bagian dari sains, fisika juga memiliki karakteristik yang tidak
berbeda dengan karakteristik sains pada umumnya. Fisika juga merupakan produk
dan proses yang tidak terpisahkan. Menurut Sudibyo (2003: 5) ini berarti bahwa
dalam pembelajaran fisika, agar diperoleh hasil belajar yang optimal, siswa
sebagai subjek belajar seharusnya dilibatkan secara fisik dan mental dalam
pemecahan-pemecahan masalah.
Funk menyebutkan ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses,
keterampilan tersebut terdiri dari basic skills dan integrated skills (Dimyati &
Mudjiono, 2009: 140). Basic skills terdiri dari enam keterampilan, yaitu
keterampilan mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan integrated skills terdiri dari
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk
grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah
data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian dan melaksanakan ekperimen.
25
Sedangkan menurut Mundilarto (2002: 14), keterampilan proses sains
dapat dikelompokkan menjadi keterampilan proses sains dasar dan keterampilan
proses sains terpadu. Keterampilan proses sains dasar meliputi: mengamati,
mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.
Keterampilan proses sains terpadu meliputi: mengidentifikasi variabel,
merumuskan definisi operasional dari variabel, menyusun hipotesis, merancang
penyelidikan, mengumpulkan dan mengolah data, menyusun tabel data, menyusun
grafik, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menganalisis, melakukan
penyelidikan, dan melakukan eksperimen.
Dimyati & Mudjiono (2009: 141) menegaskan bahwa keterampilan-
keterampilan proses suatu saat dapat dikembangkan secara terpisah, tetapi saat
yang lain harus dikembangkan secara terintegrasi satu dengan yang lain.
Adapun penjelasan dari beberapa aspek keterampilan proses adalah
sebagai berikut:
Mengamati
Usman (2008: 42) menyatakan bahwa mengamati yaitu keterampilan
mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Lebih lanjut
Dimyati & Mudjiono (2009: 142) mengemukakan bahwa kemampuan mengamati
merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu
pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses yang lain. Mengamati memilki dua sifat utama, yakni sifat
kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
26
Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan
panca indera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi yang
khusus dan tepat.
Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 143) merupakan
keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-
sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/ kelompok yang sejenis dari objek
peristiwa yang dimaksud. Usman (2008: 42) menyatakan bahwa
mengklasifikasikan merupakan keterampilan menggolongkan benda, kenyataan,
konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu
ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai
dasar penggolongan. Pada penelitian ini, aspek mengklasifikasi tidak diteliti
karena aspek tersebut tidak dijumpai pada proses percobaan materi listrik dinamis.
Mengomunikasikan
Mengomunikasikan merupakan keterampilan menyampaikan perolehan
atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak,
tindakan, atau penampilan (Usman, 2008: 43). Kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Selanjutnya
dijelaskan pula oleh Dimyati & Mudjiono (2009: 143) bahwa mengomunikasikan
dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
Mengukur
27
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 144), mengukur dapat diartikan
sebagai membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Aspek mengukur sangat erat kaitannya dengan
penggunaan alat ukur.
Memprediksi/ meramalkan
Mundilarto (2002: 16) menyatakan bahwa prediksi adalah suatu perkiraan
tentang hasil pengamatan yang dilakukan pada suatu waktu di masa yang akan
datang. Selanjutnya Dimyati & Mudjiono (2009: 144) menyatakan bahwa
memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan
tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Pada penelitian ini aspek
memprediksi tidak diteliti. Hal ini disebabkan karena kemampuan memprediksi
siswa telah dilatihkan melalui pertanyaan dalam LKS.
Menyimpulkan
Dimyati & Mudjiono (2009: 144) menyatakan bahwa menyimpulkan dapat
diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau
peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
Membuat tabel data
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 146), pembuatan tabel data perlu
dibelajarkan karena memiliki fungsi yang penting, yaitu menyajikan data yang
diperlukan dalam penelitian.
Membuat grafik
28
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009: 147), keterampilan membuat grafik
merupakan kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi
garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan
variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertikal.
Karena aspek membuat tabel data dan membuat grafik merupakan
keterampilan siswa dalam mengolah data hasil penelitian, maka dalam penelitian
ini kedua aspek tersebut dilebur menjadi aspek mengolah data.
Jadi, pada penelitian ini keterampilan proses yang dikembangkan adalah
keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan.
Usman (2008: 44) menjelaskan bahwa untuk dapat menilai keterampilan
proses dapat digunakan cara nontes dengan menggunakan lembar pengamatan.
Dalam membuat lembar pengamatan, maka perlu diperhatikan penentuan
keterampilan yang akan diamati dan kriteria penilaian untuk masing-masing
keterampilan.
Selain itu, Usman (2008: 44) juga menambahkan bahwa penilaian
terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan cara tes tertulis, namun
tidak dapat menjangkau semua kemampuan karena menggunakan indera
pendengaran dan perabaan tidak mungkin dinilai dengan tes tertulis. Di samping
itu, penilaian keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes perbuatan,
tetapi dalam hal ini diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai
tingkah laku yang diharapkan.
29
2.4 Metode Pembelajaran Eksperimen
Ditinjau dari metode penyelenggaraannya, kegiatan laboratorium dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu demonstrasi dan percobaan atau eksperimen.
Menurut Wiyanto (2008: 30), percobaan atau eksperimen adalah proses
memecahkan masalah melalui kegiatan manipulasi variabel dan pengamatan atau
pengukuran. Dalam percobaan, proses kegiatan dilakukan oleh semua siswa.
Percobaan biasanya dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari beberapa
siswa bergantung pada jenis percobaannya dan alat-alat laboratorium yang
tersedia di sekolah.
Roestiyah (1985: 80) menyatakan bahwa eksperimen adalah salah satu
cara mengajar. Dalam metode tersebut, siswa melakukan percobaan tentang
sesuatu hal, yaitu mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain itu, siswa juga dapat terlatih dalam
cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen, siswa
menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya.
Seperti yang dijelaskan oleh Roestiyah (1985: 82), teknik eksperimen
kerap kali digunakan karena memiliki beberapa keunggulan. Adapun keunggulan
eksperimen adalah sebagai berikut:
30
Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang
belum pasti kebenarannya.
Siswa lebih aktif dalam berpikir dan berbuat. Siswa lebih banyak aktif belajar
sendiri, sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh ilmu
pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis serta berbagai
keterampilan, misalnya keterampilan menggunakan alat-alat percobaan.
Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,
sehingga akan mengubah sikap mereka terhadap peristiwa-peristiwa yang
tidak masuk akal.
2.5 Materi Listrik Dinamis
2.5.1 Kuat Arus Listrik Pada Rangkaian Tertutup
Rangkaian listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Arus listrik hanya dapat mengalir pada
rangkaian listrik tertutup.
+ ‐
Gambar 2.3 (a) Rangkaian Listrik Terbuka (b) Rangkaian Listrik Tertutup
lampu
S
lampu
S + ‐
I
(a) (b)
31
Pada Gambar 2.3(a), lampu pada rangkaian listrik terbuka tidak menyala
sedangkan pada Gambar 2.3(b), lampu pada rangkaian listrik tertutup menyala.
Hal ini disebabkan arus listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian listrik
tertutup. Rangkaian listrik tertutup yaitu suatu rangkaian yang bermula dari suatu
titik, berkeliling dan akhirnya kembali lagi ke titik tersebut.
Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Pergerakan muatan
ini terjadi pada bahan yang disebut konduktor. Konduktor bisa berupa logam, gas,
atau larutan, sedangkan pembawa muatannya sendiri tergantung pada jenis
konduktor, yaitu pada:
logam, pembawa muatannya adalah elektron-elektron,
gas, pembawa muatannya adalah ion positif dan elektron,
larutan, pembawa muatannya adalah ion positif dan ion negatif.
Kuat arus listrik adalah jumlah total muatan yang mengalir melalui suatu
penampang persatuan waktu pada suatu titik.
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I
adalah:
Keterangan:
I : kuat arus listrik ( coulomb/ sekon = ampere = A)
Q : muatan listrik (coulomb)
Aqq
Gambar 2.4 Segmen Kawat Penghantar Berarus
32
t : waktu (sekon)
Arus listrik dapat terjadi karena muatan positif yang bergerak ataupun
karena muatan negatif yang bergerak. Arah arus listrik adalah arah aliran muatan
positif. Jika muatan yang bergerak adalah muatan negatif seperti elektron dalam
logam misalnya, maka arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada
suatu rangkaian tertutup. Beda potensial yaitu selisih potensial antara dua terminal
(ujung) rangkaian listrik. Arah arus listrik adalah dari titik berpotensial listrik
tinggi ke titik berpotensial listrik rendah. Alat yang digunakan untuk mengukur
kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu komponen listrik adalah
amperemeter. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik yang mengalir melalui suatu komponen listrik adalah voltmeter.
Amperemeter harus dihubungkan seri dengan komponen listrik yang akan diukur
kuat arus listriknya, sedangkan voltmeter harus dihubungkan paralel dengan
komponen listrik yang akan diukur beda potensialnya.
A
Gambar 2.5 Simbol Amperemeter Pada Rangkaian Listrik
V
Gambar 2.6 Simbol Voltmeter Pada Rangkaian Listrik
33
Umumnya alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik dan beda
potensial listrik adalah sebuah multimeter. Terdapat dua jenis multimeter, yaitu
multimeter digital dan multimeter analog. Pada multimeter digital, hasil
pengukuran dapat langsung terbaca pada layar multimeter. Namun pada
multimeter analog, hasil pengukuran tidak dapat langsung terbaca pada layar
multimeter.
Adapun diagram bagian-bagian dari multimeter digital dan multimeter analog
adalah sebagai berikut:
A
V
I
+ ‐
Gambar 2.7 Amperemeter dan Voltmeter Dalam Rangkaian Listrik
Gambar 2.8 (a) Multimeter Digital (b) Multimeter Analog
(a) (b)
34
Untuk nilai kuat arus listrik atau beda potensial yang terukur dapat diketahui
dengan persamaan:
nilai terukurskala yang ditunjuk
skala maksimum batas ukur
Contoh:
Pengukuran terhadap kuat arus listrik pada suatu komponen listrik menggunakan
amperemeter ditunjukkan oleh Gambar 2.10 berikut ini.
Gambar 2.9 (a) Bagian-bagian Multimeter Digital
Keterangan:
1 : layar tampilan
2 : tombol range
3 : saklar putar
4 : terminal
1
3
4
2
(a)
Gambar 2.9 (b) Bagian-bagian Multimeter Analog
Keterangan:
1 : papan skala
2 : jarum penunjuk skala
3 : pengatur jarum skala
4 : knop pengatur nol ohm
5 : batas ukur ohmmeter
6 : batas ukur DC volt
7 : batas ukur AC
8 : batas ukur amperemeter
9 : saklar pemilih
10 : test pin positif
11 : test pin negatif
(b)
35
Dari Gambar 2.10 diketahui bahwa,
• skala yang ditunjuk = 2,5
• skala maksimum = 5
• batas ukur = 2 A
Dengan demikian, nilai kuat arus listrik yang terukur adalah,
2,55 2 1
Jadi, nilai kuat arus listrik yang terukur adalah 1 A.
2.5.2 Hukum Ohm
George Simon Ohm (1787 – 1854) adalah ilmuwan yang pertama kali
menjelaskan hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial listrik.
Hasil eksperimen Ohm menunjukkan bahwa arus listrik yang mengalir
pada kawat penghantar sebanding dengan beda potensial yang diberikan pada
ujung-ujung penghantar itu. Artinya, jika beda potensial diperbesar, maka arus
listrik yang mengalir juga semakin besar. Sebaliknya, jika beda potensial
0 1 2 3 4 5
2 A
0
10 A
Skala yang ditunjuk
Skala maksimum
Batas ukur
Gambar 2.10 Pengukuran Kuat Arus Listrik Menggunakan Amperemeter
A B I I
36
diperkecil, maka arus listrik yang mengalir juga semakin kecil. Hubungan ini
dapat dirumuskan sebagai:
Besar arus listrik pada suatu rangkaian listrik dipengaruhi oleh besar
hambatan listrik. Untuk nilai tegangan tertentu, semakin besar hambatan, maka
semakin kecil arus listrik yang mengalir. Ini berarti kuat arus listrik berbanding
terbalik dengan besar hambatan listrik dan dapat dirumuskan dengan:
1
Berdasarkan eksperimennya, Ohm memperoleh kesimpulan penting yang
selanjutnya dikenal sebagai hukum Ohm, yang menyatakan bahwa: ”Kuat arus
listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatan
listriknya, dengan syarat suhunya konstan”.
Secara matematis, hukum Ohm dapat dirumuskan dengan:
Berdasarkan persamaan di atas, besar hambatan listrik adalah:
Jadi, satuan hambatan juga dapat diturunkan dari satuan beda potensial
listrik dibagi dengan satuan kuat arus listrik atau volt/ampere. Satuan ini setara
dengan satuan SI untuk hambatan yaitu ohm (Ω), dimana:
1 1
1
37
Jadi, satu ohm adalah hambatan bagi suatu konduktor dimana ketika beda
potensial satu volt diberikan pada ujung-ujung konduktor maka kuat arus satu
ampere mengalir melalui konduktor tersebut.
Hukum Ohm bukan merupakan pernyataan yang universal, tapi hanya
sekedar hukum empiris yang menyediakan deskripsi (gambaran) yang baik bagi
sebagian materi tertentu yang mengikuti hukum Ohm yang disebut komponen
ohmik. Nilai hambatan R untuk komponen ohmik selalu konstan asalkan suhunya
konstan. Sebagian besar jenis logam merupakan contoh komponen ohmik, seperti
tembaga, nikrom, perak, dan lain-lain. Untuk materi yang tidak memenuhi hukum
Ohm yang disebut komponen non-ohmik, hambatan R tergantung pada beda
potensial V, jadi tidak konstan. Yang termasuk komponen non-ohmik antara lain
dioda semikonduktor, transistor dan tabung-tabung vakum.
Grafik I sebagai fungsi V untuk komponen ohmik dan non-ohmik dapat
dilihat pada Gambar 2.11 berikut ini.
Gambar 2.11 Grafik I-V Komponen Ohmik dan Non-Ohmik
I
V
Ohmik (gradient = 1/R)
non-ohmik
non-ohmik
(R bertambah saat V naik)
(R berkurang saat V naik)
38
2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hambatan Suatu Penghantar
Untuk suatu penghantar dari kawat logam, jika suhu dan sifat-sifat fisik
lainnya dijaga konstan, maka hambatan kawat R adalah konstan. Secara umum
untuk kawat-kawat logam, makin besar suhu maka makin besar pula hambatan
listriknya. Namun untuk kebanyakan logam paduan, hambatannya hanya sedikit
dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Setiap bahan memiliki nilai hambatan jenis masing-masing. Semakin besar
hambatan jenis kawat (ρ) maka semakin besar pula hambatan listriknya (R). Atau
sebaliknya, semakin kecil nilai hambatan jenis kawat, maka semakin kecil pula
hambatan listriknya. Jadi dapat dituliskan,
........................... (1)
Kawat penghantar memiliki elemen panjang (l). Semakin panjang suatu
kawat penghantar, maka hambatan listriknya (R) juga semakin besar. Sebaliknya,
semakin pendek suatu kawat penghantar, maka hambatan listriknya juga semakin
kecil. Jadi dapat dituliskan,
........................... (2)
A
Gambar 2.12 Penampang Melintang Kawat Penghantar
l
39
Semakin besar luas penampang kawat (A), maka hambatan listriknya (R)
semakin kecil. Sebaliknya, semakin kecil luas penampang kawat, maka hambatan
listriknya semakin besar. Jadi dapat dituliskan,
............................ (3)
Dari persamaan 1, 2 dan 3 dapat diketahui bahwa nilai hambatan listrik
suatu kawat penghantar (R) dapat diketahui melalui persamaan:
Keterangan: R : hambatan listrik (Ω)
: hambatan jenis bahan kawat (Ωm)
l : panjang kawat (m)
A : luas penampang kawat (m2)
Hambatan jenis bahan kawat ( merupakan sifat khas bahan kawat dan
tidak bergantung pada ukuran atau bentuk kawat. Berikut ditunjukkan nilai
hambatan jenis dari berbagai bahan.
Tabel 2.2 Nilai Hambatan Jenis Berbagai Bahan
Bahan Hambatan jenis bahan
pada suhu 200C (Ωm)
Konduktor:
Alumunium
Tembaga
Emas
Besi
2,82 x 10-8
1,68 x 10-8
2,44 x 10-8
9,71 x 10-8
40
Konstantan
Nikrom
Nikelin
Platina
Perak
Tungsten
Semikonduktor:
Karbon (grafit)
Germanium (murni)
Silikon (murni)
Isolator:
Kaca
Kuarsa
49 x 10-8
100 x 10-8
7,80 x 10-8
10,6 x 10-8
1,59 x 10-8
5,65 x 10-8
3,5 x 10-5
5,0 x 10-1
6,4 x 102
1010 – 1014
7,5 x 1017
2.5.4 Rangkaian Hambatan Seri
Rangkaian seri merupakan suatu penyusunan komponen-komponen listrik
di mana semua arus listrik melewati komponen-komponen tersebut secara
berurutan. Hubungan seri komponen-komponen listrik serta rangkaian
penggantinya dapat dilihat pada Gambar 2.13 dan Gambar 2.14 berikut.
Gambar 2.13 Dua Buah Komponen yang Dihubungkan Secara Seri
+ ‐
a b c
R1 R2
V
41
Pada rangkaian seri, komponen-komponen listrik dialiri oleh arus listrik
yang sama besar.
…………… (1)
Tegangan antara a dan c adalah
…………… (2)
Karena V = I Rac, maka
…………… (3)
Jika terdapat n buah hambatan yang terhubung seri, maka
…………… (4)
Rangkaian seri sebagai pembagi tegangan
Bila diterapkan hukum Ohm pada rangkaian maka akan diperoleh
sehingga,
atau
Gambar 2.14 Rangkaian Pengganti Hubungan Seri
+ ‐
a c
Rs
V
42
…………… (5)
Prinsip rangkaian hambatan seri yaitu:
1. Rangkaian hambatan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian.
2. Kuat arus listrik yang melalui tiap-tiap penghambat sama besar, yaitu sama
dengan kuat arus listrik yang melalui hambatan penggantinya.
I1 = I2 = I3 = … = Iseri
3. Tegangan listrik pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan
jumlah tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat.
Vseri = V1 + V2 + V3 + …
4. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan, di mana
tegangan pada ujung-ujung tiap penghambat sebanding dengan hambatannya.
V1 : V2 : V3 : … = R1 : R2 : R3 : …
Jika V1 + V2 + V3 + … = V, maka
…
…
3 …
2.5.5 Rangkaian Hambatan Paralel
Rangkaian paralel merupakan suatu penyusunan komponen-komponen di
mana arus listrik terbagi untuk melewati masing-masing komponen secara
43
serentak. Hubungan paralel komponen-komponen listrik serta rangkaian
penggantinya dapat dilihat pada Gambar 2.15 dan Gambar 2.16 berikut.
Pada rangkaian paralel, komponen-komponen listrik mendapatkan beda
potensial yang sama besar. Dengan menggunakan hukum I Kirchoff diperoleh
I = I1 + I2
atau
1 1
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hambatan gabungan (Rgab) beberapa
hambatan yang terhubung secara paralel dapat dituliskan sebagai
1 1 1
atau
Gambar 2.15 Dua Komponen yang Dihubungkan Secara Paralel
+ ‐I
I1
I2 I2
I1
I
V
R1
R2
a b
Gambar 2.16 Rangkaian Pengganti Hubungan Paralel
+ ‐I I
V
Rp
a b
44
Apabila terdapat n buah hambatan yang dihubungkan secara paralel, hambatan
penggantinya akan memenuhi persamaan
1 1 1 1
Jika ada n buah resistor yang sama besar dihubungkan secara paralel, maka
Prinsip rangkaian hambatan paralel yaitu:
1. Rangkaian paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.
2. Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama besar, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
V1 = V2 = V3 = … = Vparalel
3. Kuat arus listrik yang melalui hambatan pengganti paralel sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang melalui tiap-tiap komponen.
Iparalel = I1 + I2 + I3 + …
4. Rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus listrik di mana kuat arus
listrik yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan nilai
hambatannya.
… 1
1
1
…
Jika I1 + I2 + I3 + … = I, maka
1
1 1 1
1
1 1 1
45
2.6 Kerangka Berpikir
Suatu proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa banyak
terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut dapat
berupa diskusi maupun kegiatan laboratorium. Proses pembelajaran fisika yang
berlangsung di SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga kurang memperhatikan
prinsip keterlibatan langsung siswa, sehingga siswa tidak memperoleh
kebermaknaan proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap rendahnya
penguasaan keterampilan proses sains siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Dalam
setiap siklus pembelajaran kooperatif jigsaw, siswa melakukan diskusi sebanyak
dua kali, yaitu diskusi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Kegiatan diskusi
yang dilakukan oleh siswa merupakan salah satu bentuk prinsip keterlibatan
langsung siswa selama proses pembelajaran. Jadi, semakin banyak siswa
melakukan kegiatan diskusi, maka siswa akan semakin banyak terlibat langsung
dalam proses pembelajaran.
Selain kegiatan diskusi dalam pembelajaran kooperatif, contoh perilaku
yang merupakan bentuk prinsip keterlibatan langsung bagi siswa adalah kegiatan
laboratorium. Wiyanto (2008: 29) menyebutkan bahwa kegiatan laboratorium
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu demonstrasi dan eksperimen. Pada saat
melakukan kegiatan laboratorium, siswa melakukan langkah-langkah tertentu
yang bersifat runtut dan terarah. Menurut Mundilarto (2002: 13), keterampilan
46
proses merupakan langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan
penelitian ilmiah. Jadi, saat siswa melakukan kegiatan laboratorium, maka saat
itulah penguasaan keterampilan proses sains dilatihkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan metode
eksperimen dirancang untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran. Metode tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk
meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains yang dimilikinya. Kegiatan
kooperatif yang dilakukan diharapkan mampu melibatkan siswa secara maksimal
selama proses pembelajaran. Melalui kegiatan ini siswa akan aktif bekerja sama
selama proses pembelajaran. Sudibyo (2003: 5) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran fisika, agar diperoleh hasil belajar yang optimal siswa sebagai
subjek belajar seharusnya dilibatkan secara fisik dan mental dalam pemecahan-
pemecahan masalah. Keterlibatan siswa secara langsung melalui kegiatan
eksperimen diharapkan dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses
siswa. Lebih lanjut Funk menambahkan bahwa menggunakan keterampilan proses
untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus (Dimyati & Mudjiono, 2009: 139). Dengan demikian,
diharapkan ketika keterampilan proses yang dimiliki siswa meningkat, maka hasil
belajar yang dimiliki siswa juga akan meningkat.
Pada penelitian ini, keterampilan proses yang dikembangkan meliputi
keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan. Sementara hasil belajar ranah kognitif yang dikembangkan
meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
47
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan
metode eksperimen sesuai untuk pembelajaran listrik dinamis, karena dalam
materi listrik dinamis terdapat sub-sub materi yang tepat jika diterapkan metode
eksperimen. Hal tersebut disebabkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan
eksperimen materi listrik dinamis banyak tersedia di sekolah dan penggunaannya
aman.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikombinasi
dengan metode eksperimen dalam pembelajaran materi listrik dinamis ditunjang
dengan RPP, LKS, dan lembar observasi yang disesuaikan dengan model
pembelajaran. Penguasaan keterampilan proses dilatihkan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw melalui kegiatan eksperimen sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan eksperimen pada LKS. Sementara pertanyaan dalam LKS
dan laporan kegiatan eksperimen digunakan sebagai bahan diskusi siswa.
Penguasaan keterampilan proses dapat diamati selama proses pembelajaran
melalui lembar observasi, mulai dari siswa melakukan persiapan percobaan
sampai mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hasil belajar ranah
psikomotorik siswa dapat diketahui melalui lembar observasi, sementara hasil
belajar ranah kognitif siswa dapat diketahui melalui tes evaluasi di setiap akhir
siklus yang berbentuk pilihan ganda dan uraian.
48
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga yang
beralamat di Jalan Jenderal Soedirman, desa Bantarbarang, kecamatan Rembang,
kabupaten Purbalingga. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-7 semester genap
tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 20
perempuan. Data siswa kelas X-7 terdapat pada Lampiran 1.
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga minggu, mulai tanggal 7 Mei 2012
sampai dengan 28 Mei 2012.
3.3 Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri
1 Rembang, Purbalingga. Selain itu, faktor lain yang diteliti adalah penguasaan
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Keterampilan proses sains siswa
yang diteliti meliputi keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data,
48
49
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan hasil belajar siswa yang
diteliti meliputi hasil belajar kognitif setelah proses pembelajaran dan hasil belajar
psikomotorik selama proses pembelajaran.
3.4 Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
terbagi dalam tiga siklus. Model pembelajaran yang digunakan dalam siklus I, II,
dan III adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikombinasi
dengan metode eksperimen. Pada setiap siklus, guru menyampaikan materi yang
berbeda-beda namun masih dalam satu pokok bahasan, yaitu listrik dinamis. Pada
siklus I, guru menyampaikan materi hukum Ohm. Pada siklus II, guru
menyampaikan materi hambatan kawat penghantar, sedangkan pada siklus III
guru menyampaikan materi rangkaian hambatan seri dan paralel. Menurut Asrori
(2007: 68), pada penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap
pelaksanaan tindakan (action), tahap pengamatan (observation), dan tahap refleksi
(reflection).
50
Identifikasi Masalah
Kurangnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa tidak dibiasakan melakukan kegiatan laboratorium maupun diskusi.
Rendahnya intensitas kegiatan laboratorium menyebabkan penguasaan keterampilan proses siswa kurang terlatih.
Rendahnya penguasaan keterampilan proses sain siswa Rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas X-7.
Planning
Melakukan observasi awal dan menyiapkan instrumen pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen.
Action
Melaksanakan kegiatan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen.
Observation
Melakukan pengamatan terhadap penguasaan keterampilan proses siswa, hasil belajar psikomotorik siswa, serta hasil pengajaran agar dapat dievaluasi
Reflection
Melakukan analisis terhadap pelaksanaan proses pembelajaran, hasil, dan hambatan yang dijumpai. Hasil refleksi siklus I menjadi acuan tindakan pada siklus II.
SIKLUS I
SIKLUS II SIKLUS III
Gambar 3.1 Skema Prosedur Pelaksanaan PTK
51
Langkah-langkah untuk setiap tahap pada setiap siklus secara umum
hampir sama, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
Observasi awal
Kegiatan observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh siswa. Identifikasi masalah siswa dilakukan dengan menganalisis
hasil ulangan akhir semester gasal kelas X-7 tahun ajaran 2011/2012 mata
pelajaran fisika. Selain itu, wawancara dengan guru mata pelajaran fisika juga
dilakukan untuk mengetahui model dan metode pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru. Observasi pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas
juga dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Wawancara terhadap laboran dan siswa juga dilakukan, hal ini
bertujuan untuk melakukan cross check data yang diperoleh serta untuk
mengetahui ketersediaan alat-alat laboratorium SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga.
Penyusunan RPP
RPP siklus I, II, dan III disusun berdasarkan silabus SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Silabus
pembelajaran terdapat pada Lampiran 6, sedangkan RPP siklus I, II dan III
terdapat pada Lampiran 7, 8 dan 9.
52
Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berisi petunjuk percobaan dan beberapa
pertanyaan sebagai bahan diskusi. Pada LKS juga terdapat petunjuk penyusunan
laporan eksperimen. LKS siklus I, II dan III terdapat pada Lampiran 10, 11 dan
12.
Penyusunan soal evaluasi
Soal evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa
setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Penyusunan soal evaluasi diawali
dengan penyusunan kisi-kisi soal terlebih dahulu, kemudian soal tersebut
diujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan
daya pembeda soal. Kisi-kisi soal uji coba siklus I, II dan III terdapat pada
Lampiran 13, 14 dan 15.
Penyusunan lembar penilaian keterampilan proses
Penyusunan lembar penilaian keterampilan proses siswa terlebih dahulu
didahului dengan penyusunan kriteria penilaian keterampilan proses siswa.
Lembar penilaian keterampilan proses digunakan untuk mengetahui penguasaan
keterampilan proses siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran. Sumber
penilaian keterampilan proses siswa berasal dari lembar observasi dan presentasi,
LKS, dan laporan percobaan. Kriteria penilaian keterampilan proses siklus I, II
dan III terdapat pada Lampiran 21, 22 dan 23.
Penyusunan lembar penilaian hasil belajar ranah psikomotorik
Penyusunan lembar penilaian hasil belajar ranah psikomotorik siswa
terlebih dahulu didahului dengan penyusunan kriteria penilaian aspek
53
psikomotorik. Penilaian aspek psikomotorik siswa dilakukan melalui pengamatan
selama pelaksanaan proses pembelajaran. Kriteria penilaian hasil belajar
psikomotorik terdapat pada Lampiran 25.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan siswa.
2. Pelaksanaan (Action)
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen sesuai dengan perencanaan
pada RPP. Tindakan yang dilakukan guru adalah mengorganisasikan siswa dalam
pembagian kelompok, membimbing pelaksanaan eksperimen dan diskusi siswa,
menganalisis dan mengevaluasi hasil presentasi kelompok. Pada saat pelaksanaan
proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap penguasaan
keterampilan proses sains siswa serta hasil belajar psikomotorik siswa. Sedangkan
di setiap akhir siklus, guru memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar
kognitif siswa. Tes yang diberikan berbentuk tes pilihan ganda dan tes uraian.
3. Observasi (Observation)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan
dan perekaman data terhadap jalannya proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Perekaman data hasil pengamatan pada tahap
ini menggunakan lembar observasi. Adapun hal-hal yang diamati adalah
penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar ranah psikomotorik siswa.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Seluruh data yang diperoleh pada tahap pelaksanaan dan observasi
54
dikumpulkan, dianalisis, kemudian dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau
tidakkah perlakuan yang diberikan. Hasil refleksi ini dijadikan sebagai pedoman
perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh indera (Arikunto, 2006: 156).
Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung pada
saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode observasi digunakan untuk
melakukan penilaian terhadap penguasaan keterampilan proses sains siswa serta
hasil belajar psikomotorik siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi. Pengisian
lembar observasi berpedoman pada kriteria penilaian keterampilan proses dan
kriteria hasil belajar ranah psikomotorik yang telah disusun. Untuk mengetahui
validitas lembar observasi dalam penelitian ini digunakan validitas konstruk
(construct validity). Menurut Arikunto (2007: 65), kevalidan suatu instrumen
dapat terpenuhi karena instrumen tersebut telah dirancang dengan baik, mengikuti
teori dan ketentuan yang berlaku. Instrumen yang berupa lembar observasi telah
disusun berdasarkan teori penyusunan instrumen dan telah dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing, sehingga secara logis instrumen telah valid. Dengan demikian
55
dapat disimpulkan bahwa validitas logis yang berupa validitas konstruksi dalam
penelitian ini tidak perlu diuji kondisinya, tetapi langsung digunakan setelah
instrumen tersebut selesai disusun. Lembar observasi keterampilan proses dan
hasil belajar psikomotorik terdapat pada Lampiran 20 dan 24.
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150).
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi listrik dinamis setelah diberi tindakan (post-test). Instrumen yang
digunakan adalah tes objektif yang berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan
dan tes uraian. Sebelum soal-soal tersebut digunakan untuk mengukur hasil
belajar kognitif siswa, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap soal-soal
tersebut untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran soal. Analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal uji coba siklus I, II dan III terdapat pada Lampiran 26, 27 dan 28.
Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga tahun ajaran 2011/ 2012.
Validitas Soal
Menurut Sugiyono (2008: 121), instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
56
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui validitas soal pada
penelitian ini adalah:
(Arikunto, 2007: 79)
Keterangan:
= koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
p
q = proporsis siswa yang menjawab salah
(q = 1 – p)
Harga dikonsultasikan dengan rtabel product moment. Soal dikatakan valid
jika harga > rtabel dengan taraf signifikan 5 %. Hasil analisis validitas soal
pada uji coba soal diperoleh bahwa dari 25 soal yang diujicobakan pada siklus I,
18 soal dikategorikan valid dan 7 soal dikategorikan tidak valid. Pada siklus II,
dari 15 soal yang diujicobakan, 12 soal dikategorikan valid dan 3 soal
dikategorikan tidak valid. Pada siklus III, dari 15 soal yang diujicobakan, 12 soal
dikategorikan valid dan 3 soal dikategorikan tidak valid. Contoh perhitungan
validitas butir soal terdapat pada Lampiran 29.
57
Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2008: 121).
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes objektif
adalah persamaan KR-20, yaitu:
1∑
Keterangan:
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi
(Arikunto, 2007: 100)
Kriteria reliabilitas butir soal:
0,000 0,200 sangat rendah
0,201 0,400 rendah
0,401 0,600 cukup
0,601 0,800 tinggi
0,801 1,000 sangat tinggi
58
Harga r11 dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf
signifikan 5 %. Jika > maka perangkat tes dikatakan reliabel. Hasil
analisis reliabilitas soal pada uji coba soal siklus I, II, dan III diperoleh bahwa soal
yang diujicobakan bersifat reliabel. Contoh perhitungan reliabilitas instrumen
terdapat pada Lampiran 30.
Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Persamaan untuk mengetahui besar indeks kesukaran yaitu:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2007: 208)
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 0,30 sukar
0,30 0,70 sedang
0,70 1,00 mudah
(Arikunto, 2007: 210)
59
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh bahwa
dari 25 soal yang diuji cobakan pada siklus I, 4 soal dikategorikan sukar, 13 soal
dikategorikan sedang, dan 8 soal dikategorikan mudah. Pada siklus II, dari 15 soal
yang diuji cobakan, 4 soal dikategorikan sukar, 6 soal dikategorikan sedang, dan 5
soal dikategorikan mudah. Pada siklus III, dari 15 soal yang diuji cobakan, 2 soal
dikategorikan sukar, 8 soal dikategorikan sedang, dan 5 soal dikategorikan mudah.
Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal terdapat pada Lampiran 31.
Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi. Persamaan untuk menentukan indeks diskriminasi yaitu:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
60
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
0,00 0,20 = jelek
0,20 0,40 = cukup
0,40 0,70 = baik
0,70 1,00 = sangat baik
(Arikunto, 2007: 213-214)
Hasil analisis terhadap daya pembeda soal diperoleh bahwa dari 25 soal
pada siklus I, 8 soal dikategorikan baik, 11 soal dikategorikan cukup, dan 6 soal
dikategorikan jelek. Dari 15 soal pada siklus II, 4 soal dikategorikan baik, 8 soal
dikategorikan cukup, dan 3 soal dikategorikan jelek. Dari 15 soal pada siklus III, 5
soal dikategorikan baik, 7 soal dikategorikan cukup, dan 3 soal dikategorikan
jelek. Contoh perhitungan daya pembeda soal terdapat pada Lampiran 32.
3.6 Metode Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa
Hasil belajar kognitif siswa diketahui melalui hasil post-test siswa pada
tiap akhir siklus, sedangkan hasil belajar psikomotorik siswa diketahui melalui
hasil pengamatan melalui lembar pengamatan yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Nilai hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa
dapat diketahui menggunakan persamaan:
100 (Arikunto, 2007: 236)
61
2. Analisis penguasaan keterampilan proses siswa
Penguasaan keterampilan proses siswa diketahui melalui lembar observasi
yang terdiri dari lima aspek penilaian keterampilan proses. Skor pada lembar
observasi menggunakan interval 1-4. Rata-rata skor dari setiap aspek penilaian
kemudian dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Adapun langkah-langkah
menganalisis data penguasaan keterampilan proses siswa adalah sebagai berikut:
Membuat tabulasi data
Menghitung persentase data menggunakan persamaan:
100
Mengkonversikan persentase data ke dalam bentuk kualitatif dengan cara:
1) Menentukan persentase skor maksimal dengan persamaan:
100%
4 520 100% 100%
2) Menentukan persentase skor minimal dengan persamaan:
100%
1 520 100% 25%
3) Menentukan range persentase skor:
% % 100% 25% 75%
4) Menentukan lebar interval:
75%
5 15 %
62
5) Menentukan deskripsi kualitatif untuk setiap interval.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kriteria kualitatif penguasaan
keterampilan proses siswa dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rentang Persentase dan Kriteria Keterampilan Proses
Nilai Kriteria
85,00% ≤ N ≤ 100,0% Sangat baik
70,00% ≤ N < 85,00% Baik
55,00% ≤ N < 70,00% Cukup
40,00% ≤ N < 55,00% Kurang
25,00% ≤ N < 40,00% Sangat kurang
(Arifin, 2011: 234)
3. Perhitungan nilai rata-rata
∑ ∑
(Arikunto, 2007: 264)
4. Perhitungan ketuntasan belajar klasikal
100%
Keterangan:
P = persentase ketuntasan belajar klasikal
S = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar
N = jumlah siswa seluruhnya
(Aqib: 2010: 41)
63
5. Pengujian terhadap peningkatan hasil belajar dan penguasaan
keterampilan proses siswa
Untuk mengetahui taraf signifikansi peningkatan hasil belajar kognitif,
psikomotorik, serta penguasaan keterampilan proses siswa digunakan persamaan:
100%
Keterangan:
= besarnya faktor gain
= perolehan skor rata-rata siklus 1 (%)
= perolehan skor rata-rata siklus 2 (%)
Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut:
0,7
0,3 0,7
0,3
(Wiyanto, 2008: 86)
3.7 Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan hasil
belajar dan penguasaan keterampilan proses siswa secara signifikan jika
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, baik secara klasikal maupun individu.
Tolak ukur keberhasilan penelitian pada hasil belajar kognitif dapat
diketahui jika hasil belajar siswa mencapai 70% secara individu (sesuai KKM
fisika di SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga) dan 85% secara klasikal
(Mulyasa, 2007: 254). Sedangkan pada hasil belajar psikomotorik dan penguasaan
keterampilan proses, seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai 75%,
baik secara individual maupun secara klasikal (Mulyasa, 2007: 256).
64
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
4.1.1 Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dipadukan dengan
kegiatan eksperimen pada materi listrik dinamis dirancang untuk meningkatkan
penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Penelitian
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi listrik
dinamis dilaksanakan dalam tiga siklus. Siklus I membahas materi hukum Ohm,
siklus II membahas materi hambatan kawat penghantar, sedangkan siklus III
membahas materi rangkaian hambatan seri dan paralel.
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi listrik
dinamis berpedoman pada RPP dan LKS yang penyusunannya telah disesuaikan
dengan silabus SMA dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Selain itu,
pelaksanaan pembelajaran juga ditunjang oleh lembar observasi keterampilan
proses sains, lembar observasi ranah psikomotorik, dan soal evaluasi akhir siklus
yang berbentuk soal pilihan ganda dan soal uraian.
Adapun sintaks pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe
jigsaw dalam penelitian ini yaitu:
64
65
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan melakukan tanya jawab
tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan. Hal ini bertujuan untuk merangsang rasa ingin
tahu siswa.
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang materi
sebelumnya yang masih memiliki keterkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 atau 6
anggota. Kelompok ini selanjutnya disebut sebagai kelompok asal.
Setiap kelompok asal mendapatkan 2 atau 3 macam cara percobaan, kemudian
setiap siswa dalam kelompok asal memilih satu macam cara percobaan
tersebut.
Setiap siswa yang memilih cara percobaan yang sama, membentuk kelompok
baru yang selanjutnya disebut sebagai kelompok ahli. Setiap kelompok ahli
terdiri dari 5 atau 6 siswa.
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok ahli.
Guru membimbing dan mengamati siswa melakukan eksperimen dalam
kelompok ahli.
Siswa dalam kelompok ahli diberi waktu untuk berdiskusi tentang hasil
eksperimen sesuai petunjuk dalam LKS.
Guru membimbing siswa kembali ke kelompok asal masing-masing.
Setiap anggota kelompok asal mempresentasikan hasil diskusi yang telah
dilakukannya dalam kelompok ahli.
66
Guru membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok asal.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok asalnya di depan kelas.
Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil eksperimen melalui diskusi
kelas.
Setelah kesimpulan eksperimen diperoleh, guru mengevaluasi siswa secara
individual melalui tes evaluasi akhir siklus.
Keterampilan proses sains dilatihkan kepada siswa melalui setiap kegiatan
dalam proses pembelajaran. Siswa berlatih keterampilan proses sains aspek
mengamati pada saat siswa melakukan kegiatan pengecekan kelengkapan alat
percobaan, merangkai alat sesuai tema percobaan, mengamati variabel yang
diteliti, dan menuliskan data hasil pengamatan. Siswa berlatih keterampilan proses
sains aspek mengukur pada saat siswa menggunakan alat ukur yang sesuai untuk
mengukur variabel dalam percobaan, membaca skala pada alat ukur tersebut, serta
menuliskan satuan yang tepat. Keterampilan proses sains aspek mengolah data
dilatihkan kepada siswa pada saat siswa membuat tabulasi data, mengolah data
yang diperoleh dengan tepat, serta memvisualisasikan data hasil percobaan ke
dalam bentuk grafik. Keterampilan proses sains aspek menyimpulkan dilatihkan
kepada siswa pada saat siswa membuat simpulan berdasarkan analisis data yang
telah dilakukan, sedangkan aspek mengomunikasikan dilatihkan kepada siswa
pada saat siswa membuat laporan percobaan dan mempresentasikan hasil
percobaan di depan kelas.
Metode eksperimen sebagai bentuk modifikasi model pembelajaran
kooperatif jigsaw memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara
67
langsung dalam proses pembelajaran. Yulianto & Rusmiyati (2009) menyatakan
bahwa pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat
secara langsung dalam proses pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan
tersebut kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudibyo (2003: 1)
yang menyatakan bahwa belajar sains seharusnya memfokuskan pada pemberian
pengalaman secara langsung dengan memanfaatkan dan menerapkan konsep,
prinsip, serta fakta sains temuan saintis. Dengan demikian setelah proses
pembelajaran selesai, siswa tidak hanya mendapatkan suatu pengetahuan, konsep,
maupun prinsip, namun siswa juga belajar tentang cara memperoleh informasi
sains melalui tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap tersebut tertuang dalam bentuk
keterampilan proses sains. Hasil penelitian Widayanto (2009) menyebutkan
bahwa faktor penting dalam peningkatan keterampilan proses sains adalah
keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum. Semakin tinggi keterlibatan siswa
dalam kegiatan praktikum, maka semakin tinggi pula pencapaian pemahaman dan
keterampilan proses sains siswa.
Kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok dalam model kooperatif tipe
jigsaw yang menjadi inti pembelajaran dalam penelitian ini merupakan contoh
bentuk keterlibatan langsung siswa. Keterlibatan siswa secara langsung selama
proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Saat siswa terlibat
secara fisik dan mental dalam proses pembelajaran, maka pengetahuan maupun
konsep yang diperoleh siswa akan mudah diingat. Menurut Dimyati & Mudjiono
(2009: 52), dengan keterlibatan langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa
68
memperoleh pengalaman, sedangkan menurut Hamalik (2003: 29), pengalaman
merupakan sumber pengetahuan dan keterampilan. Edgar Dale menambahkan,
belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung (Dimyati &
Mudjiono, 2009: 45). Setelah siswa melakukan eksperimen, maka siswa akan
memperoleh sejumlah informasi terkait materi listrik dinamis. Dalam model
kooperatif jigsaw, kesempatan siswa untuk mengolah informasi dapat diperoleh
saat siswa melakukan diskusi. Semakin banyak siswa melakukan kegiatan diskusi,
maka siswa akan semakin banyak berkesempatan untuk mengolah informasi. Lie
menyatakan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran model kooperatif tipe
jigsaw ini memperoleh prestasi yang lebih baik, mempunyai sikap yang lebih baik
dan lebih positif terhadap pembelajaran, di samping saling menghargai perbedaan
dan pendapat orang lain (Rusman, 2010: 218). Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Mengduo & Xiaoling (2010) yang menyatakan bahwa jigsaw membuat
siswa menjadi bertanggung jawab atas tugas dan prestasinya dan tanggung jawab
tersebut ditemukan dalam kelompoknya.
4.1.2 Penguasaan Keterampilan Proses Sains
Penilaian keterampilan proses sains siswa meliputi aspek mengamati,
mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Data hasil
observasi penguasaan keterampilan proses digunakan untuk mengetahui
persentase peningkatan penguasaan keterampilan proses siswa selama mengikuti
proses pembelajaran pada siklus I, II dan III. Adapun hasil observasi keterampilan
69
proses sains siswa disajikan pada Tabel 4.1 sedangkan perhitungan selengkapnya
terdapat pada Lampiran 33, 34 dan 35.
Tabel 4.1 Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa
Interval Kriteria Siklus I Siklus II Siklus III
FrekuensiPersentaseFrekuensi Persentase Frekuensi Persentase
85% ≤ N ≤ 100%
70% ≤ N < 85%
55% ≤ N < 70%
40% ≤ N < 55%
25% ≤ N < 40%
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
-
4
29
-
-
-
12,1 %
87,9 %
-
-
4
20
9
-
-
12,1 %
60,6 %
27,3 %
-
-
10
23
-
-
-
30,3 %
69,7 %
-
-
-
Jumlah 33 100% 33 100% 33 100%
Nilai tertinggi 75,00 89,58 97,92
Nilai terendah 55,77 66,67 72,92
Rata-rata 62,76 75,88 81,63
Gain score 0,35 (sedang) 0,24(rendah)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada siklus I rata-rata
penguasaan keterampilan proses sains belum memenuhi indikator keberhasilan
penelitian yang ditentukan. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang
diterapkan merupakan hal yang baru bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi,
pada siklus I prinsip keterlibatan siswa secara langsung selama proses
pembelajaran belum berjalan secara optimal. Siswa belum memahami langkah-
langkah pembelajaran yang diterapkan, terutama pada tahap pelaksanaan
percobaan, penyusunan laporan, serta tahap presentasi, sehingga siswa belum
dapat menguasai keterampilan proses sains secara optimal. Hal ini disebabkan
tidak semua siswa benar-benar mencermati langkah-langkah kegiatan eksperimen
70
yang dilakukan. Selain itu, pada siklus I sebagian siswa tidak disiplin selama
proses pembelajaran, misalnya membuat gaduh di kelas dengan mengganggu
temannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada siklus II dan III LKS
dibagikan kepada setiap siswa. Selain itu, guru juga lebih mengintensifkan proses
pemberian bimbingan, terutama pada kegiatan eksperimen.
Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang
dimodifikasi dengan metode eksperimen ini, siswa baru pernah melakukan
kegiatan eksperimen sebanyak satu kali. Hal ini berpengaruh terhadap penguasaan
keterampilan proses sains. Menurut Widayanto (2009), keterampilan proses sains
dapat dilatihkan melalui kegiatan laboratorium, misalnya eksperimen. Ketika
siswa hanya melakukan kegiatan eksperimen sebanyak satu kali, maka
keterampilan proses yang dikuasai siswa belum dapat maksimal. Keterampilan
proses merupakan contoh bentuk keterampilan motorik. Agar dapat dikuasai
secara maksimal, maka harus dilatihkan secara berulang-ulang. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Usman (2008: 44) yang menyatakan bahwa keterampilan
proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus-menerus agar dapat
dikuasai oleh siswa. Hal ini pulalah yang menyebabkan pada siklus II dan III
penguasaan keterampilan proses sains mengalami peningkatan dan memenuhi
indikator keberhasilan, walaupun kriteria peningkatannya rendah. Pada siklus II
dan III, siswa sudah lebih sering berlatih keterampilan proses melalui kegiatan
eksperimen yang dilakukan, jadi siswa sudah memiliki pengalaman untuk berlatih
keterampilan proses. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2003: 29) yang
71
menyatakan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan
keterampilan.
Peningkatan penguasaan keterampilan proses sains siswa ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata penguasaan keterampilan proses sains pada
setiap siklus. Peningkatan yang diperoleh dari siklus I ke siklus II termasuk dalam
kriteria sedang, sedangkan siklus II ke siklus III termasuk dalam kriteria rendah.
Hal ini disebabkan dalam melatihkan keterampilan proses sains kepada siswa
membutuhkan waktu cukup lama, tidak hanya dalam waktu tiga siklus penelitian.
Menurut Usman (2008: 44), perkembangan penguasaan keterampilan proses sains
berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan waktu lama. Walaupun
termasuk dalam kriteria rendah, peningkatan tersebut dapat menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode
eksperimen telah membantu meningkatkan penguasaan keterampilan proses.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen dapat meningkatkan
penguasaan keterampilan proses sains siswa. Eksperimen merupakan salah satu
bentuk kegiatan laboratorium. Menurut Wiyanto (2008: 30), eksperimen
merupakan suatu proses memecahkan masalah melalui kegiatan manipulasi
variabel dan pengamatan atau pengukuran. Kegiatan manipulasi variabel,
pengamatan, maupun pengukuran merupakan beberapa contoh aspek-aspek
keterampilan proses. Jadi, ketika seorang siswa melakukan eksperimen maka
siswa tersebut juga tengah berlatih keterampilan proses. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Widayanto (2009) yang menyatakan bahwa keterampilan proses
72
sains dapat dilatihkan melalui kegiatan laboratorium. Menurut Sudibyo (2003: 2),
dengan melatihkan keterampilan proses sains kepada siswa dan banyak
memberikan pengalaman langsung selama proses pembelajaran, maka
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa.
4.1.3 Hasil Belajar Ranah Kognitif
Hasil belajar ranah kognitif siswa diukur melalui tes tertulis di setiap akhir
siklus yang berbentuk soal pilihan ganda dan soal uraian. Setelah dilakukan
analisis hasil tes, diperoleh data mengenai nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-
rata dan ketuntasan klasikal pada siklus I, II, dan III yang disajikan pada Tabel
4.2. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 36, 37 dan 38.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Aspek Penilaian Data Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Tertinggi 84,00 93,33 96,67 100
Nilai Terendah 44,00 43,33 56,67 60
Nilai Rata-rata 58,94 66,97 76,97 82,12
Ketuntasan Klasikal 18,18 % 54,55 % 78,79 % 90,91 %
Gain score - 0,30 (sedang) 0,22 (rendah)
Dari Tabel 4.2 tampak bahwa ketuntasan klasikal yang diperoleh pada
siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan hasil observasi
diketahui bahwa pada siklus I masih banyak dijumpai siswa yang secara berulang-
ulang meminta bantuan guru karena mereka merasa ragu dengan pekerjaannya
dalam kegiatan eksperimen. Hal tersebut mengurangi keterlibatan siswa dalam
kegiatan eksperimen serta mengurangi alokasi waktu yang tersedia. Berkurangnya
73
alokasi waktu ini menyebabkan alokasi waktu untuk kegiatan diskusi juga
berkurang, sehingga diskusi kelompok tidak berjalan secara optimal. Hal ini
menyebabkan siswa tidak optimal dalam melakukan pertukaran informasi dan
pengetahuan tentang materi listrik dinamis dalam diskusi kelompok. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, pada siklus II dan III guru memberikan
bimbingan kepada siswa secara intensif sehingga seluruh kegiatan dalam proses
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Agar
guru dapat memberikan evaluasi terhadap kegiatan eksperimen yang dilakukan
siswa, maka pada tahap presentasi siklus III guru meminta siswa melakukan
demonstrasi singkat kegiatan eksperimen yang telah mereka lakukan.
Kegiatan diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengolah berbagai informasi yang diperoleh setelah siswa melakukan kegiatan
eksperimen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dimyati & Mudjiono (2009:
166) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pengajaran pada kelompok kecil
adalah memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah secara rasional.
Pada siklus II dan III hasil belajar kognitif siswa telah memenuhi indikator
keberhasilan. Hal ini disebabkan pada siklus II dan III siswa sudah mulai
memahami konsep model pembelajaran yang diterapkan. Waktu yang tersedia
untuk diskusi kelompok semakin dapat dimanfaatkan oleh siswa, sehingga
pertukaran informasi antar siswa juga semakin membaik. Hal ini terlihat pada saat
siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan jelas dan benar.
Pelaksanaan kegiatan eksperimen pada siklus II dan III juga lebih berjalan sesuai
74
rencana. Siswa sudah lebih menguasai keterampilan-ketrampilan dalam
pelaksanaan eksperimen jika dibandingkan dengan siklus I. Hal-hal tersebut
memperkuat penguasaan konsep dan pengetahuan tentang listrik dinamis pada
siklus II dan siklus III, sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sudibyo (2003: 6) yang menyatakan bahwa interaksi
dengan objek-objek nyata dan diskusi yang baik akan mampu mendorong
perkembangan kognitif dan kemampuan berpikir operasional formal.
Peningkatan hasil belajar kognitif yang diperoleh dari siklus I ke II
memiliki kriteria sedang, sedangkan dari siklus II ke III memiliki kriteria rendah.
Hal tersebut disebabkan tingkat kesukaran materi pada tiap siklus berbeda-beda.
Materi pada siklus I dan II cenderung lebih sederhana jika dibandingkan dengan
materi pada siklus III. Pada siklus III banyak dijumpai gambar-gambar rangkaian
listrik dan beberapa perhitungan matematis. Kemampuan siswa dalam
menginterpretasikan gambar rangkaian masih terlalu rendah, sehingga siswa
masih kesulitan dalam memecahkan persoalan fisika tentang rangkaian listrik.
Selain itu, dalam memecahkan soal fisika seringkali diperlukan perhitungan-
perhitungan matematis sebagai konsekuensi penggunaan rumus-rumus fisika.
Menurut Mundilarto (2002: 10) hal ini bagi sebagian besar siswa akan
menimbulkan kesulitan tersendiri.
Prinsip keterlibatan siswa secara langsung dalam model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan metode eksperimen terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Lie
yang menyatakan bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif tipe
75
jigsaw akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik (Rusman, 2010: 218).
Killic (2008) mendukung pernyataan tersebut melalui penelitiannya yang
menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan
ketika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw daripada ketika
diterapkan model pembelajaran konvensional.
4.1.4 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik siswa diketahui melalui pengamatan
selama proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar psikomotorik siswa meliputi:
menyiapkan alat percobaan, merangkai alat percobaan, membaca hasil
pengukuran, dan menyimpulkan. Nilai hasil belajar psikomotorik siswa disajikan
pada tabel 4.3. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 39, 40 dan 41.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siswa
Aspek Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata
Menyiapkan alat percobaan (%) 91,67 91,67 96,21 93,18
Merangkai alat percobaan (%) 50,00 84,09 87,88 73,99
Membaca hasil pengukuran (%) 48,48 58,33 79,55 62,12
Menyimpulkan (%) 58,33 62,88 78,79 66,67
Nilai rata-rata 62,12 74,24 85,61 -
Ketuntasan klasikal 15,15 % 66,67 % 100 % -
Gain score 0,32 (sedang) 0,44 (sedang) -
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada siklus I dan siklus II
hasil belajar psikomotorik siswa belum memenuhi indikator keberhasilan,
sedangkan pada siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan
76
analisis hasil observasi pada siklus I dan II, keterampilan proses sains belum
dikuasai secara maksimal oleh siswa, sedangkan pada siklus III keterampilan
proses sains telah dikuasai dengan baik oleh siswa. Hal ini disebabkan prinsip
keterlibatan siswa secara langsung selama proses pembelajaran siklus I dan siklus
II belum terlaksana secara optimal seperti pada siklus III. Pada dasarnya, sebagian
besar aspek keterampilan proses sains merupakan bentuk hasil belajar
psikomotorik siswa. Keterampilan proses merupakan suatu bentuk keterampilan
motorik, seperti halnya hasil belajar ranah psikomotorik. Menurut Davies, tujuan
ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda
atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan (Dimyati
& Mudjiono, 2009: 207). Menurut Elizabeth Simpson, kategori untuk ranah
psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas (Anni, 2007: 10). Sedangkan
menurut Kibler, taksonomi ranah psikomotorik meliputi gerakan tubuh yang
mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, perangkat komunikasi non
verbal, dan kemampuan berbicara (Dimyati & Mudjiono, 2009: 208). Kategori-
kategori tersebut juga ditemukan dalam aspek keterampilan proses. Sebagai
contoh, pada hasil belajar psikomotorik terdapat aspek menyiapkan alat percobaan
dan merangkai alat percobaan sebagai bentuk keterampilan proses aspek
mengamati, membaca hasil pengukuran sebagai bentuk aspek mengukur, serta
menyimpulkan sebagai bentuk aspek menyimpulkan. Berdasarkan hal-hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa penguasaan keterampilan proses sains dan hasil belajar
psikomotorik siswa merupakan dua hal yang saling berhubungan.
77
4.2 Keterbatasan Penelitian
Secara umum, model pembelajaran yang diterapkan telah mampu
mengatasi permasalahan dalam kelas, karena:
Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan kegiatan
eksperimen, guru memberikan kesempatan siswa untuk terlibat secara
langsung selama proses pembelajaran melalui kegiatan eksperimen dan
diskusi kelompok, sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar. Hal ini
membantu siswa dalam memahami materi dan membangun pengetahuannya
sendiri dengan pendampingan guru. Keterlibatan siswa secara langsung
selama proses pembelajaran ini juga mengakibatkan siswa lebih mudah
mengingat materi yang dipelajari.
Melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan secara berulang-ulang
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga membantu siswa
meningkatkan keterampilan proses sains yang dimilikinya.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi dengan
kegiatan eksperimen, pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga siswa
semangat dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
Melalui kegiatan diskusi dalam model pembelajaran kooperatif akan terjalin
komunikasi antar siswa untuk saling berbagi ide atau pendapat. Melalui
diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat
meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberi
kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
78
Pada pembelajaran kooperatif jigsaw, pembagian kelompok dilakukan secara
merata. Artinya pada setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
kemampuan akademik yang tinggi hingga yang rendah sehingga siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa dengan kemampuan
rendah.
Namun ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait keterbatasan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:
Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan sehingga
membutuhkan bimbingan yang intensif dari guru. Hal ini menyebabkan
kesempatan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok semakin berkurang.
Pelaksanaan proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih banyak
daripada waktu pelaksanaan semula.
Pembagian kelompok ahli dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran,
sehingga waktu yang tersedia semakin berkurang.
79
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran fisika pokok bahasan
listrik dinamis yang dimodifikasi dengan metode eksperimen siswa diusahakan
banyak terlibat secara langsung selama proses pembelajaran, yaitu melalui
kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok. Keterlibatan siswa dalam kegiatan
eksperimen dan diskusi kelompok diusahakan untuk meningkatkan penguasaan
keterampilan proses sains siswa. Meningkatnya penguasaan keterampilan proses
sains ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dimodifikasi
dengan metode eksperimen pada pembelajaran fisika pokok bahasan listrik
dinamis dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains siswa. Hal
tersebut tampak pada peningkatan nilai rata-rata penguasaan keterampilan proses
sains siswa di setiap siklus. Peningkatan penguasaan keterampilan proses sains
dari siklus I ke siklus II sebesar 0,35 sedangkan dari siklus II ke siklus III sebesar
0,24.
Selain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan proses sains, model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
79
80
Hal tersebut tampak pada peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal di
setiap siklus. Peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II sebesar
0,30 dan dari siklus II ke siklus III sebesar 0,22. Peningkatan hasil belajar
psikomotorik dari siklus I ke siklus II sebesar 0,32 dan dari siklus II ke siklus III
sebesar 0,44.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut:
Guru hendaknya lebih mengintensifkan proses pemberian bimbingan kepada
siswa selama proses pembelajaran, sehingga alokasi waktu yang tersedia dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien hendaknya dirancang sejak awal
oleh guru, karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memerlukan
waktu yang lebih banyak.
Pembagian kelompok ahli hendaknya dilakukan oleh guru sebelum proses
pembelajaran berlangsung, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan
secara optimal.
Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan, hendaknya jumlah
siswa dalam setiap kelompok tidak lebih dari lima orang. Hal ini akan lebih
mengintensifkan kerja siswa dalam kelompok.
81
DAFTAR PUSTAKA
Anni, C. T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press. Aqib, Z. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru SD, SLB dan TK).
Bandung: Yrama Widya. Arifin, Z. 2011. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. . 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, M. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Foster, Bob. 2004. Fisika SMA Jilid IB untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hertiavi, et.al. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6: 53-57.
Huda, M. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Killic, D. 2008. The Effect of the Jigsaw Technique on Learning The Concepts of
the Principles and Methods of Teaching. World Applied Sciences Journal, 4 (Supple 1): 109-114.
Lie, A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Mengduo & Xiaoling. 2010. Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning
Technique: Focusing on the Language Learners. Chinese Journal of Applied Linguistics, 33(4): 113-125.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: UNY.
81
82
Rifa’i & Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang. Unnes Press. Roestiyah. 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Subratha, N. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan Strategi
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada. Jurnal Penelitian dan Pengembangan, 1(2): 135-147.
Sudibyo, E. 2003. Beberapa Model Pengajaran dan Strategi Belajar dalam
Pembelajaran IPA Fisika. Jakarta: Depdiknas. . 2003. Beberapa Teori yang Melandasi Pengembangan Model-model
Pengajaran. Jakarta: Depdiknas. . 2003. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: Depdiknas. Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka. Usman, U. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa
Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5: 1-7. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi
Laboratorium. Semarang: Unnes Press. Yulianto & Rusmiyati. 2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dengan
Menerapkan Model Problem Based-Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5: 75-78.
83
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X-7
SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
No. Nama Siswa Jenis Kelamin 1 Akhrudin L 2 Alfian Aji Nugraha L 3 Anugrah Aningsih P 4 Atik Wijayanti P 5 Aziz Purwanto L 6 Efani Khomsiyatun P 7 Eka Milahfi P 8 Eling Widya Amalia P 9 Fahmi Nur Thoifah P 10 Fidya Pangestika P 11 Iip Iryani P 12 Jaelani Sari P 13 Kukuh Prasetya Santoso L 14 Metiana Maksup P 15 Miftah Al Azizah P 16 Mistriyah P 17 Nurul Zawa Aningsih P 18 Prichilia Putu Makarti P 19 Qori Setiyani P 20 Rena Setiati P 21 Revita Sari Asih P 22 Riskianto L 23 Riza Rifananda Akti P 24 Sekar Palupi P 25 Sinta Karuniawati P 26 Triyan Dedi Laksono L 27 Uma Dewaji L 28 Unggul Pambudi L 29 Wahyu Tri Sasono L 30 Wisnu Handayani L 31 Yogi Hidayat L 32 Yohanes Indra Kusuma Panjaitan L 33 Zaenal Muslim L
Lampiran 1
84
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
No. Nama Siswa Jenis Kelamin Kode 1 Anggita Romadhona P UC-01 2 Cipto Purnomo L UC-02 3 Dani Kurniawan L UC-03 4 Desti Ciptaningtias P UC-04 5 Devi Rakhmatika P UC-05 6 Dias Utari P UC-06 7 Didik Aji Asmoro L UC-07 8 Dwi Ratnasari P UC-08 9 Dwi Utami P UC-09 10 Elsa Wulan Kumalasari P UC-10 11 Fajar Nofi Widyawati L UC-11 12 Finda Besti Hartanti P UC-12 13 Heri Afandi L UC-13 14 Jeni Ari Febriani P UC-14 15 Laras Wati P UC-15 16 Lukman Udin L UC-16 17 Lyan Dea Sagita P UC-17 18 Mutiasari P UC-18 19 Nefianti Nur Aliah P UC-19 20 Novita Septiani P UC-20 21 Oktria Harianti P UC-21 22 Ratih Larasati P UC-22 23 Ruli Kurniawati P UC-23 24 Saad Konaah P UC-24 25 Seprianto L UC-25 26 Slamet Pamuji L UC-26 27 Tia Mulyani P UC-27 28 Turyanto L UC-28 29 Umi Fulanah P UC-29 30 Utami P UC-30 31 Wawan Susanto L UC-31 32 Winda Meisah P UC-32 33 Yuliani Catur Purbasari P UC-33 34 Yunia Trinata P UC-34
Lampiran 2
85
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI SIKLUS I
Kelompok Asal No. Nama Siswa Kelompok Ahli Kode
Kelompok 1
1 Akhrudin A1 A1.1 2 Anugrah Aningsih A2 A2.1 3 Atik Wijayanti B1 B1.1 4 Aziz Purwanto B2 B2.1 5 Alfian Aji Nugraha B3 B3.1
Kelompok 2
6 Yogi Hidayat B2 B2.2 7 Eling Widya Amalia A3 A3.2 8 Fahmi Nur Thoifah A2 A2.2 9 Fidya Pangestika B3 B3.2 10 Iip Iryani A1 A1.2
Kelompok 3
11 Zaenal Muslim A2 A2.3 12 Kukuh Prasetya Santoso A1 A1.3 13 Metiana Maksup A3 A3.3 14 Miftah Al Azizah B1 B1.3 15 Mistriyah B2 B2.3 16 Nurul Zawa Aningsih B3 B3.3
Kelompok 4
17 Triyan Dedi Laksono A1 A1.4 18 Qori Setiyani B1 B1.4 19 Rena Setiati A2 A2.4 20 Revita Sari Asih A3 A3.4 21 Riskianto B2 B2.4 22 Riza Rifananda Akti B3 B3.4
Kelompok 5
23 Sekar Palupi B2 B2.5 24 Sinta Karuniawati B3 B3.5 25 Prichilia Putu Makarti A1 A1.5 26 Uma Dewaji A3 A3.5 27 Unggul Pambudi A2 A2.5 28 Wahyu Tri Sasono B1 B1.5
Kelompok 6
29 Wisnu Handayani B2 B2.6 30 Yohanes I. K. Panjaitan B1 B1.6 31 Jaelani Sari A2 A2.6 32 Efani Khomsiyatun A1 A1.6 33 Eka Milahfi A3 A3.6
Keterangan: Kelompok Ahli A : Kelompok ahli eksperimen hukum Ohm dengan variasi nilai R dan V konstan. Kelompok Ahli B : Kelompok ahli eksperimen hukum Ohm dengan variasi nilai V dan R konstan.
Lampiran 3
86
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI SIKLUS II
Kelompok Asal No. Nama Siswa Kelompok Ahli Kode
Kelompok 1
1 Akhrudin C2 C2.1 2 Anugrah Aningsih A1 A1.1 3 Atik Wijayanti B2 B2.1 4 Aziz Purwanto B1 B1.1 5 Alfian Aji Nugraha C1 C1.1
Kelompok 2
6 Yogi Hidayat B1 B1.2 7 Eling Widya Amalia C2 C2.2 8 Fahmi Nur Thoifah A2 A2.2 9 Fidya Pangestika C1 C1.2
10 Iip Iryani A1 A1.2
Kelompok 3
11 Zaenal Muslim A2 A2.3 12 Kukuh Prasetya Santoso B1 B1.3 13 Metiana Maksup C1 C1.3 14 Miftah Al Azizah A1 A1.3 15 Mistriyah B2 B2.3 16 Nurul Zawa Aningsih C2 C2.3
Kelompok 4
17 Triyan Dedi Laksono C2 C2.4 18 Qori Setiyani B1 B1.4 19 Rena Setiati A2 A2.4 20 Revita Sari Asih B2 B2.4 21 Riskianto C1 C1.4 22 Riza Rifananda Akti A1 A1.4
Kelompok 5
23 Sekar Palupi A2 A2.5 24 Sinta Karuniawati B2 B2.5 25 Prichilia Putu Makarti C1 C1.5 26 Uma Dewaji B1 B1.5 27 Unggul Pambudi C2 C2.5 28 Wahyu Tri Sasono A1 A1.5
Kelompok 6
29 Wisnu Handayani B2 B2.6 30 Yohanes I. K. Panjaitan B1 B1.6 31 Jaelani Sari A2 A2.6 32 Efani Khomsiyatun A1 A1.6 33 Eka Milahfi C1 C1.6
Keterangan: Kelompok Ahli A : Kelompok ahli eksperimen hambatan kawat penghantar variasi jenis bahan kawat dengan l dan A konstan. Kelompok Ahli B : Kelompok ahli eksperimen hambatan kawat penghantar variasi panjang kawat (l) dengan A dan jenis bahan kawat yang konstan. Kelompok Ahli C : Kelompok ahli eksperimen hambatan kawat penghantar variasi luas penampang kawat (A) dengan l dan jenis bahan kawat yang konstan.
Lampiran 4
87
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK ASAL DAN KELOMPOK AHLI SIKLUS III
Kelompok Asal No. Nama Siswa Kelompok Ahli Kode
Kelompok 1
1 Akhrudin B1 B1.1 2 Anugrah Aningsih B3 B3.1 3 Atik Wijayanti B2 B2.1 4 Aziz Purwanto A2 A2.1 5 Alfian Aji Nugraha A1 A1.1
Kelompok 2
6 Yogi Hidayat A2 A2.2 7 Eling Widya Amalia A1 A1.2 8 Fahmi Nur Thoifah B2 B2.2 9 Fidya Pangestika B3 B3.2 10 Iip Iryani A3 A3.2
Kelompok 3
11 Zaenal Muslim A2 A2.3 12 Kukuh Prasetya Santoso A3 A3.3 13 Metiana Maksup A1 A1.3 14 Miftah Al Azizah B2 B2.3 15 Mistriyah B3 B3.3 16 Nurul Zawa Aningsih B1 B1.3
Kelompok 4
17 Triyan Dedi Laksono B3 B3.4 18 Qori Setiyani B1 B1.4 19 Rena Setiati A3 A3.4 20 Revita Sari Asih A2 A2.4 21 Riskianto B2 B2.4 22 Riza Rifananda Akti A1 A1.4
Kelompok 5
23 Sekar Palupi B3 B3.5 24 Sinta Karuniawati B2 B2.5 25 Prichilia Putu Makarti A1 A1.5 26 Uma Dewaji B1 B1.5 27 Unggul Pambudi A2 A2.5 28 Wahyu Tri Sasono A3 A3.5
Kelompok 6
29 Wisnu Handayani A3 A3.6 30 Yohanes I. K. Panjaitan A2 A2.6 31 Jaelani Sari B1 B1.632 Efani Khomsiyatun A1 A1.6 33 Eka Milahfi B2 B2.6
Keterangan: Kelompok Ahli A : Kelompok ahli eksperimen rangkaian hambatan seri Kelompok Ahli B : Kelompok ahli eksperimen rangkaian hambatan paralel
Lampiran 5
88
Lampiran 6
Nama SekolahMata PelajaranKelas/ SemesterStandar Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Alat/ BahanHukum Ohm 3 x 45 menit
3 x 45 menit
3 x 45 menit
Mengetahui,Kepala SMA N 1 Rembang, Purbalingga Guru Mapel Fisika, Peneliti,
Divi Hendra Damayanti, S.Pd.NIP. 19760612 200212 2 006 NIM. 4201408015
5.1 Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop)
1. Praktik menggunakan multimeter untuk mengukur kuat arus listrik, tegangan, dan atau hambatan secara berkelompok.
1) Melakukan percobaan sederhana untuk menemukan hubungan antara V, I, dan R pada sebuah rangkaian tertutup.
Unjuk kerja dan tes tertulis.
Sumber : buku paket Fisika kelas X; Bahan: LKS dan lembar diskusi; Alat: multimeter, kabel, sumber tegangan, lampu,
1) Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui hubungan antara panjang kawat (l), luas penampang kawat (A), dan hambatan jenis bahan kawat.
: SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga: Fisika: X/ 2: 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai teknologi
Unjuk kerja dan tes tertulis.
Sumber : buku paket Fisika kelas X; Bahan: LKS dan lembar diskusi; Alat: multimeter, kabel, resistor, sumber tegangan.
SILABUS
2) Memformulasikan besar hambatan kawat penghantar.3) Mengaplikasikan konsep hambatan kawat penghantar dalam kehidupan sehari-hari.
Unjuk kerja dan tes tertulis.
Sumber : buku paket Fisika kelas X; Bahan: LKS dan lembar diskusi; Alat: multimeter, kawat berbagai variasi.
Rangkaian hambatan seri dan paralel
1. Praktik mengukur kuat arus listrik, tegangan, dan hambatan pada rangkaian tertutup sederhana secara berkelompok.
1) Melakukan percobaan sederhana pada rangkaian seri dan paralel.2) Menyelidiki sifat-sifat rangkaian seri dan paralel.
2) Mendefinisikan hukum Ohm.
3) Memformulasikan hukum Ohm.4) Mengaplikasikan konsep hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari.
Hambatan kawat penghantar
1. Praktik menggunakan multimeter untuk mengukur hambatan kawat penghantar secara berkelompok.
Joko Mulyanto, S.Pd.NIP. 19651023 198901 1 001
Rachmi Musta'adah
3) Memformulasikan hambatan pengganti untuk rangkaian seri dan paralel.4) Mengaplikasikan konsep rangkaian seri dan paralel dalam kehidupan sehari-hari.
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Hukum Ohm Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun Ajaran : 2011/ 2012 A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
B. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif
a. Produk 1) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kuat arus listrik pada
suatu rangkaian listrik. 2) Memahami hubungan antara I, V, dan R pada suatu rangkaian listrik. 3) Menyebutkan bunyi hukum Ohm. b. Proses 1) Mengetahui hubungan antara I, V, dan R pada suatu rangkaian listrik
melalui kegiatan eksperimen. 2) Menggambar grafik hubungan antara I dan V dengan R konstan. 3) Menggambar grafik hubungan antara I dan R dengan V konstan.
2. Psikomotorik 1) Melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara I, V, dan R
pada sebuah rangkaian tertutup. 2) Memformulasikan hubungan antara I, V, dan R.
3. Afektif 1) Keterampilan proses: aspek mengamati, mengukur, mengolah data,
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. 2) Keterampilan sosial: mampu bekerjasama dan menyampaikan pendapat.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
a. Produk 1) Siswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kuat arus
pada rangkaian listrik.
Lampiran 7
90
2) Siswa mampu memahami hubungan antara I, V, dan R pada suatu rangkaian listrik.
3) Siswa mampu menyebutkan bunyi hukum Ohm. b. Proses 1) Siswa mampu mengetahui hubungan antara I, V, dan R pada suatu
rangkaian listrik melalui kegiatan eksperimen. 2) Siswa mampu menggambar grafik hubungan antara I dan V dengan R
konstan. 3) Siswa mampu menggambar grafik hubungan antara I dan R dengan V
konstan. 2. Psikomotorik
1) Siswa terampil melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara I, V, dan R pada rangkaian listrik.
2) Siswa terampil memformulasikan hubungan antara I, V, dan R. 3. Afektif
1) Siswa menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang meliputi aspek mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam kegiatan eksperimen dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
E. Materi Ajar 1. Kuat arus listrik pada rangkaian tertutup 2. Hukum Ohm
F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Buku Terpadu Fisika SMA untuk kelas X 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
H. Alat dan Bahan 1. Multimeter 3. Resistor 2. Kabel 4. Sumber tegangan (batu baterai)
I. Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka. 2. Motivasi:
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi hukum Ohm.
3. Apersepsi: a. Pengertian arus listrik
1. Menjawab salam. 2. Motivasi:
Merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
3. Apersepsi: a. Arus listrik yaitu gerakan atau aliran
10 menit
91
b. Pengertian kuat arus listrik c. Pengertian beda potensial listrik
muatan listrik yang terjadi pada bahan yang disebut konduktor.
b. Kuat arus listrik yaitu jumlah total muatan yang mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu pada suatu titik.
c. Beda potensial listrik yaitu selisih potensial listrik antara dua terminal (ujung) rangkaian listrik.
Inti Eksplorasi dan elaborasi 4. Membagi siswa menjadi enam
kelompok asal, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Membagi materi percobaan kepada setiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok a Tiga siswa mendapatkan materi percobaan hukum Ohm dengan variasi nilai R dan V konstan. Kelompok b Tiga siswa lain mendapatkan materi percobaan hukum Ohm dengan variasi nilai V dan R konstan.
6. Membimbing siswa membentuk kelompok ahli, yaitu kelompok a berkumpul dengan kelompok a, dan kelompok b berkumpul dengan kelompok b.
7. Membagi LKS untuk kelompok a dan kelompok b.
a. Kelompok ahli a1, a2, a3 untuk LKS materi hukum Ohm dengan variasi nilai R dan V konstan.
b. Kelompok ahli b1, b2, b3 untuk LKS materi hukum Ohm dengan variasi nilai V dan R konstan.
8. Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan percobaan.
9. Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil percobaan.
Eksplorasi dan elaborasi 4. Membentuk kelompok asal yang
terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Setiap siswa dalam satu kelompok asal mendapatkan materi percobaan hukum Ohm dengan variasi materi yang berbeda.
6. Siswa membentuk kelompok ahli. 7. Menerima dan mempelajari LKS
untuk persiapan percobaan. 8. Siswa kelompok a dan kelompok b
mulai melakukan percobaan. 9. Siswa berdiskusi dalam kelompok
ahli. a. Kelompok ahli a1, a2, a3
menghasilkan kesimpulan:
I1R
95 menit
I
R
92
10. Membimbing siswa kembali ke kelompok asal dan berdiskusi dalam kelompok asal.
11. Membimbing salah seorang siswa
dari salah satu kelompok asal untuk menyajikan hasil diskusi kelompok asal.
b. Kelompok ahli b1, b2, b3 menghasilkan kesimpulan: I V
10. Mendiskusikan kesimpulan keseluruhan kegiatan percobaan yang dilakukan oleh setiap ahli. Kesimpulan yang diperoleh yaitu: I V …………………. (1) I
R ………………….. (2)
Jadi, I V
R ………………….. (3)
Atau R V
I ..………………... (4)
11. Menyajikan hasil diskusi kelompok asal di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Penutup Konfirmasi 12. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan kegiatan percobaan. 13. Mengevaluasi siswa secara
individual melalui tes seputar indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Konfirmasi 12. Menyimpulkan kegiatan percobaan.
13. Mengerjakan tes yang diberikan
guru.
10 menit
20
menit
J. Penilaian 1. Teknik penilaian
a. Aspek kognitif : tes tertulis b. Aspek psikomotorik : lembar observasi c. Keterampilan proses : lembar observasi
2. Bentuk instrumen a. Tes pilihan ganda dan essay b. LKS c. Lembar observasi
Semarang, Maret 2012 Peneliti
Rachmi Musta’adah NIM. 4201408015
I
V
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Hambatan Kawat Penghantar Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun Ajaran : 2011/ 2012 A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
B. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif
a. Produk 1) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat
penghantar. 2) Memahami hubungan antara panjang kawat (l) dengan nilai hambatan
kawat penghantar (R). 3) Memahami hubungan antara luas penampang kawat (A) dengan nilai
hambatan kawat penghantar (R). 4) Memahami hubungan antara hambatan jenis bahan kawat (ρ) dengan nilai
hambatan kawat penghantar (R). 5) Memahami pengaruh suhu terhadap nilai hambatan kawat penghantar (R). 6) Mengidentifikasi bahan-bahan konduktor dan isolator. b. Proses 1) Mengetahui hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan kawat
penghantar (R) melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan kawat penghantar (R).
2) Memformulasikan besar hambatan kawat penghantar (R). 3. Afektif
1) Keterampilan proses: aspek mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Keterampilan sosial: mampu bekerjasama dan menyampaikan pendapat. D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
Lampiran 8
94
a. Produk 1) Siswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
hambatan kawat penghantar. 2) Siswa mampu memahami hubungan antara panjang kawat (l) dengan nilai
hambatan kawat penghantar (R). 3) Siswa mampu memahami hubungan antara luas penampang kawat (A)
dengan nilai hambatan kawat penghantar (R). 4) Siswa mampu memahami hubungan antara hambatan jenis bahan kawat
(ρ) dengan nilai hambatan kawat penghantar (R). 5) Siswa mampu memahami pengaruh suhu terhadap nilai hambatan kawat
penghantar (R). 6) Siswa mampu mengidentifikasi bahan-bahan konduktor dan isolator. b. Proses 1) Siswa mengetahui hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan pada
suatu kawat penghantar (R) melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Siswa terampil melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara l, A, ρ dengan nilai hambatan pada suatu kawat penghantar (R).
2) Siswa terampil memformulasikan besar hambatan pada suatu kawat penghantar (R).
3. Afektif 1) Siswa menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang meliputi aspek
mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam kegiatan eksperimen dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
E. Materi Ajar 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu kawat penghantar. 2) Pengaruh suhu terhadap hambatan suatu kawat penghantar.
F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Buku Terpadu Fisika SMA untuk kelas X 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
H. Alat-alat 1. Ohmmeter 2. Kawat berbagai variasi (panjang, luas permukaan, jenis bahan) 3. Kabel konektor
I. Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit
95
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka. 2. Motivasi:
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi hambatan kawat penghantar.
3. Apersepsi: a. Bunyi hukum Ohm b. Formulasi hukum Ohm
1. Menjawab salam. 2. Motivasi:
Merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
3. Apersepsi: a. ”Kuat arus yang mengalir pada
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dengan syarat suhunya konstan”.
b. Formulasinya: I V
R atau R V
I
10 menit
Inti Eksplorasi dan elaborasi 4. Membagi siswa menjadi enam
kelompok (disebut kelompok asal), tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Membagi materi percobaan kepada setiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok a Dua siswa mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi jenis bahan kawat dengan l dan A konstan. Kelompok b Dua siswa mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi panjang kawat (l) dengan A dan jenis bahan kawat yang konstan. Kelompok c Dua siswa mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi luas penampang kawat (A) dengan panjang kawat (l) dan jenis bahan kawat yang konstan.
6. Membimbing siswa dalam membentuk kelompok ahli, yaitu kelompok a dengan kelompok a, kelompok b dengan kelompok b,
Eksplorasi dan elaborasi 4. Membentuk kelompok asal
dengan tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Setiap siswa dalam satu
kelompok asal mendapatkan materi percobaan hambatan kawat penghantar dengan variasi materi yang berbeda.
6. Siswa membentuk kelompok
ahli.
95 menit
96
dan kelompok c dengan kelompok c.
7. Membagi LKS kepada setiap siswa dalam kelompok a, kelompok b, dan kelompok c.
a. Siswa dalam kelompok ahli a1 dan a2 untuk LKS materi hambatan kawat penghantar variasi jenis bahan kawat dengan l dan A konstan.
b. Siswa dalam kelompok ahli b1 dan b2 untuk LKS materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi panjang kawat (l) dengan A dan jenis kawat yang konstan.
c. Siswa dalam kelompok ahli c1 dan c2 untuk LKS materi percobaan hambatan kawat penghantar variasi luas penampang kawat (A) dengan panjang kawat (l) dan jenis bahan kawat yang konstan.
8. Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan percobaan.
9. Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil percobaan.
7. Setiap siswa dalam kelompok
ahli menerima dan mempelajari LKS masing-masing untuk persiapan percobaan.
8. Siswa kelompok a, kelompok b,
dan kelompok c mulai melakukan percobaan.
9. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.
a. Kelompok ahli a1 dan a2 menghasilkan kesimpulan bahwa pada kawat penghantar yang memiliki panjang kawat (l) dan luas penampang kawat (A) konstan, ternyata: R ρ
b. Kelompok ahli b1 dan b2 menghasilkan kesimpulan bahwa pada kawat yang memiliki luas penampang kawat (A) dan jenis bahan kawat (ρ) yang konstan, ternyata: R l
c. Kelompok ahli c1 dan c2 menghasilkan kesimpulan bahwa pada kawat yang memiliki panjang kawat (l) dan jenis bahan kawat (ρ) yang konstan, ternyata:
97
10. Membimbing siswa kembali ke kelompok asal dan berdiskusi dalam kelompok asal.
11. Membimbing kelompok asal
untuk menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
R1A
10. Mendiskusikan kesimpulan keseluruhan kegiatan percobaan yang dilakukan oleh setiap ahli. Kesimpulan yang diperoleh yaitu: R ρ …………………… (1) R l …………………… (2) R
A ………………….... (3)
Dari persamaan (1), (2) dan (3) maka:
R ρlA
11. Menyajikan hasil diskusi kelompok asal di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Penutup Konfirmasi 12. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan kegiatan percobaan.
13. Mengevaluasi siswa secara individual melalui tes seputar indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Konfirmasi 12. Menyimpulkan kegiatan
percobaan.
13. Mengerjakan tes yang diberikan guru.
10
menit
20 menit
J. Penilaian
1. Teknik penilaian a. Aspek kognitif : tes tertulis b. Aspek psikomotorik : lembar observasi c. Keterampilan proses : lembar observasi
2. Bentuk instrumen a. Tes pilihan ganda dan essay b. LKS c. Lembar observasi
Semarang, Maret 2012 Peneliti
Rachmi Musta’adah NIM. 4201408015
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : X/ 2 Pokok Bahasan : Listrik Dinamis Sub Pokok Bahasan : Rangkaian Hambatan Seri-Paralel Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Tahun Ajaran : 2011/ 2012 A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
B. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif
a. Produk 1) Memahami nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan listrik seri dan
paralel. 2) Memahami nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan listrik seri
dan paralel. 3) Memahami pemanfaatan rangkaian hambatan listrik seri dan paralel dalam
kehidupan sehari-hari. b. Proses 1) Mengetahui hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi ekuivalen
pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel. 2) Memahami nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel
melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Melakukan percobaan untuk mengetahui nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
2) Memformulasikan hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi ekuivalen pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
3. Afektif 1) Keterampilan proses: aspek mengamati, mengukur, mengolah data,
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. 2) Keterampilan sosial: mampu bekerjasama dan menyampaikan pendapat.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
a. Produk
Lampiran 9
99
1) Siswa mampu memahami nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
2) Siswa mampu memahami nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
3) Siswa mampu memahami pemanfaatan rangkaian hambatan listrik seri dan paralel dalam kehidupan sehari-hari.
b. Proses 1) Siswa mengetahui hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi
ekuivalen pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel. 2) Siswa memahami nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan
paralel melalui kegiatan eksperimen. 2. Psikomotorik
1) Siswa terampil melakukan percobaan untuk mengetahui nilai I dan V pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
2) Siswa terampil memformulasikan hubungan antara resistansi penyusun dan resistansi ekuivalen pada rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
3. Afektif 1) Siswa menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang meliputi aspek
mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
2) Siswa mampu bekerjasama dalam kegiatan eksperimen dan menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok.
E. Materi Ajar 1. Rangkaian hambatan listrik seri 2. Rangkaian hambatan listrik paralel
F. Metode Pembelajaran Model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Metode pembelajaran : eksperimen, diskusi dan tanya jawab.
G. Sumber Belajar 1. Buku Terpadu Fisika SMA untuk kelas X 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
H. Alat dan Bahan 1. Multimeter 3. Resistor 2. Kabel 4. Sumber tegangan (batu baterai)
I. Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit
Jenis kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Waktu
Pendahuluan 1. Memberikan salam pembuka. 2. Motivasi:
Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi rangkaian listrik.
1. Menjawab salam. 2. Motivasi:
Merespon dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
10 menit
100
3. Apersepsi: a. Hukum Ohm b. Hukum 1 Kirchoff
3. Apersepsi: a. ”Kuat arus yang mengalir pada
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dengan syarat suhunya konstan”.
IVR
b. “Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut”. ∑ I ∑ I
Inti Eksplorasi dan elaborasi 4. Membagi siswa menjadi enam
kelompok asal, tiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Membagi materi percobaan kepada setiap siswa dalam satu kelompok. Kelompok a Tiga siswa mendapatkan materi percobaan rangkaian hambatan seri. Kelompok b Tiga siswa lain mendapatkan materi percobaan rangkaian hambatan paralel.
6. Membimbing siswa membentuk kelompok ahli, yaitu kelompok a berkumpul dengan kelompok a, dan kelompok b berkumpul dengan kelompok b.
7. Membagi LKS untuk setiap siswa dalam kelompok a dan b.
a. Siswa dalam kelompok ahli a1, a2, a3 untuk LKS materi rangkaian hambatan seri.
b. Siswa dalam kelompok ahli b1, b2, b3 untuk LKS materi rangkaian hambatan paralel.
8. Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan percobaan.
9. Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil percobaan.
Eksplorasi dan elaborasi 4. Membentuk kelompok asal yang
terdiri dari 5 – 6 siswa.
5. Satu kelompok asal mendapatkan materi percobaan rangkaian hambatan listrik seri dan paralel.
6. Siswa membentuk kelompok ahli. 7. Setiap siswa menerima dan
mempelajari LKS untuk persiapan percobaan.
8. Siswa kelompok a dan kelompok b
mulai melakukan percobaan. 9. Siswa berdiskusi dalam kelompok
ahli. a. Kelompok ahli a1, a2, a3
menghasilkan kesimpulan:
95 menit
101
10. Membimbing siswa kembali ke
kelompok asal dan berdiskusi dalam kelompok asal.
11. Membimbing salah satu kelompok
asal untuk menyajikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Itotal = I1 = I2 = I3 = … Vtotal = V1 + V2 + V3 + … Kelompok ahli b1, b2, b3 menghasilkan kesimpulan: Itotal = I1 + I2 + I3 + … Vtotal = V1 = V2 = V3 = …
10. Mendiskusikan kesimpulan keseluruhan kegiatan percobaan yang dilakukan oleh setiap ahli. Kesimpulan yang diperoleh yaitu:
a. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan listrik. Rangkaian ekuivalennya yaitu: Rs = R1 + R2 + R3 + …
b. Rangkaian hambatan paralel berfungsi sebagai pembagi arus listrik. Rangkaian ekuivalennya yaitu: 1
R1
R1
R1
R …
11. Menyajikan hasil diskusi kelompok asal di depan kelas dan disertai dengan demonstrasi kegiatan eksperimen yang telah dilakukan, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Penutup Konfirmasi 12. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan kegiatan percobaan. 13. Mengevaluasi siswa secara
individual melalui tes seputar indikator pembelajaran.
Konfirmasi 12. Menyimpulkan kegiatan
percobaan. 13. Mengerjakan tes yang diberikan
guru.
10
menit
20 menit
J. Penilaian 1. Teknik penilaian
a. Aspek kognitif : tes tertulis b. Aspek psikomotorik : lembar observasi c. Keterampilan proses : lembar observasi
2. Bentuk instrumen a. Tes pilihan ganda dan essay b. LKS c. Lembar observasi
Semarang, Maret 2012
Rachmi Musta’adah NIM. 4201408015
102
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I
(Kelompok Ahli A)
Tujuan : Menemukan hubungan antara hambatan ( R ), beda potensial ujung‐ujung kawat penghantar ( V ), dan kuat arus listrik ( I ) dalam rangkaian listrik sederhana. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan 1. Diketahui dua buah senter, A dan B.
Spesifikasi lampu dan batu baterai yang digunakan pada senter A dan senter B adalah sama. Apabila batu baterai yang terpasang pada senter A 4 buah dan batu baterai yang terpasang pada senter B 2 buah, menurut kalian senter manakah yang memiliki nyala yang lebih redup? Jawab : ……………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………....................................... Mengapa demikian? Jawab : ……………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….......................................
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!Jawab : ……………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….......................................
3. Percobaan 1 1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan. 2) Ukurlah nilai sumber tegangan yang akan digunakan menggunakan
multimeter. 3) Susunlah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : ………………………… Anggota : ………………………….. Nilai : ………………………… ………………………….. Paraf guru : …………………………
A B
Lampiran 10
103
4) Ukurlah nilai kuat arus pada rangkaian tersebut. 5) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 6) Ulangilah langkah percobaan di atas untuk nilai tegangan yang tetap dan
jumlah resistor (nilai hambatan) yang berbeda‐beda sampai diperoleh enam data.
7) Catat hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 8) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup: a. Tujuan b. Alat dan bahan c. Langkah kerja d. Data percobaan e. Analisis data dan pembahasan yang disertai grafik hubungan antar variabel
yang diukur f. Kesimpulan
# SELAMAT BEKERJA #
Gambar 1. Susunan alat
voltmeter
amperemeter
batu baterai
+‐
V
A
+
+
‐
‐
hambatan
104
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I
(Kelompok Ahli B)
Tujuan : Menemukan hubungan antara hambatan ( R ), beda potensial ujung‐ujung kawat penghantar ( V ), dan kuat arus listrik ( I ) dalam rangkaian listrik sederhana. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan 1. Diketahui dua buah senter, A dan B.
Spesifikasi lampu dan batu baterai yang digunakan pada senter A dan senter B adalah sama. Apabila batu baterai yang terpasang pada senter A 4 buah dan batu baterai yang terpasang pada senter B 2 buah, menurut kalian senter manakah yang memiliki nyala yang lebih terang? Jawab : …………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………….................................. Mengapa demikian? Jawab : ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………..................................
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!Jawab : …………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….......................................
3. Percobaan 1 1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan. 2) Ukurlah nilai hambatan yang akan digunakan menggunakan multimeter. 3) Susunlah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : ………………………… Anggota : ………………………….. Nilai : ………………………… ………………………….. Paraf guru : …………………………
A B
105
4) Ukurlah nilai tegangan dan kuat arus pada rangkaian tersebut. 5) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 6) Ulangilah langkah percobaan di atas untuk nilai hambatan yang tetap dan
jumlah batu baterai yang berbeda‐beda sampai diperoleh enam data. 7) Catat kembali hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 8) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup: a. Tujuan b. Alat dan bahan c. Langkah kerja d. Data percobaan e. Analisis data dan pembahasan yang disertai grafik hubungan antar variabel
yang diukur f. Kesimpulan
# SELAMAT BEKERJA #
Gambar 1. Susunan alat
voltmeter
amperemeter
hambatan
batu baterai
+‐
V
A
+
+
‐
‐
106
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS II
(Kelompok Ahli A)
Tujuan : Mengetahui hubungan antara hambatan jenis bahan kawat dengan nilai hambatan kawat penghantar. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan! No. Kegiatan 1. Pada masa sekarang ini, listrik merupakan hal yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia. Sebutkan penggunaan listrik di rumah kalian! Jawab : …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………. Dalam pembahasan materi listrik dinamis, kita mengenal adanya hukum Ohm. Sebutkan bunyi hukum Ohm beserta rumusan matematisnya! Jawab : …………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perhatikan alat ‐ alat yang ada di meja kalian. Tuliskan alat ‐ alat tersebut!Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
3. Percobaan 1) Rangkailah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
Ω
Gambar 1. Susunan alat
Ohmmeter
Hambatan
Lampiran 11
107
2) Ukurlah besarnya hambatan kawat tembaga, konstantan, nikelin, dan nikrom yang memiliki panjang 1 m dan diameter 0,3 mm.
3) Catatlah hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan
4) Analisislah data yang telah diperoleh! Jawab: ………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
5) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
4. Dua kawat logam X dan Y memiliki panjang dan luas penampang kawat yang sama. Menurut kalian, apakah mungkin kawat X dan Y memiliki hambatan kawat yang sama? Jelaskan! Jawab: ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………
æSELAMAT MENGERJAKANæ
108
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS II
(Kelompok Ahli B)
Tujuan : Mengetahui hubungan antara panjang kawat dengan nilai hambatan kawat penghantar. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan! No. Kegiatan 1. Pada masa sekarang ini, listrik merupakan hal yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia. Sebutkan penggunaan listrik di rumah kalian! Jawab : …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………. Dalam pembahasan materi listrik dinamis, kita mengenal adanya hukum Ohm. Sebutkan bunyi hukum Ohm beserta rumusan matematisnya! Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perhatikan alat‐alat yang ada di meja kalian. Tuliskan alat‐alat tersebut!Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
3. Percobaan 1) Rangkailah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
2) Ukurlah besarnya hambatan kawat konstantan yang memiliki diameter
0,35 mm, dengan panjang 0,5 m; 1,0 m; 1,5 m; 2,0 m; 2,5 m; 3,0 m.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
Ω
Gambar 1. Susunan alat
Ohmmeter
Hambatan
109
3) Catatlah hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan 4) Analisislah data yang telah diperoleh!
Jawab: ………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
5) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
4. Menurut kalian, bagaimanakah hambatan seutas kawat X ketika panjangnya dijadikan dua kali semula? Jelaskan! Jawab : ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………..
æSELAMAT MENGERJAKANæ
110
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS II
(Kelompok Ahli C)
Tujuan : Mengetahui hubungan antara luas penampang kawat dengan nilai hambatan kawat penghantar. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan! No. Kegiatan 1. Pada masa sekarang ini, listrik merupakan hal yang memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas manusia. Sebutkan penggunaan listrik di rumah kalian! Jawab : …………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………. Dalam pembahasan materi listrik dinamis, kita mengenal adanya hukum Ohm. Sebutkan bunyi hukum Ohm beserta rumusan matematisnya! Jawab : …………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………..
2. Perhatikan alat‐alat yang ada di meja kalian. Tuliskan alat‐alat tersebut!Jawab : ………………………………………………………………………………………………….... ………………………………………………………………………………………………………………..
3. Percobaan 1) Rangkailah alat seperti Gambar 1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
Ω
Gambar 1. Susunan alat
Ohmmeter
Hambatan
111
2) Ukurlah besarnya hambatan kawat konstantan yang memiliki panjang 1,0 m dengan diameter yang berbeda‐beda.
3) Catatlah hasil pengukuran pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan
4) Analisislah data yang telah diperoleh! Jawab: ………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
5) Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..
4. Menurut kalian, bagaimanakah hambatan seutas kawat X ketika diameternya dijadikan dua kali semula? Jelaskan! Jawab: ……………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………….
æSELAMAT MENGERJAKANæ
112
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS III
(Kelompok Ahli A)
Tujuan: 1. Mengetahui nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan seri. 2. Mengetahui nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan seri. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan
1. Bagaimana bunyi hukum Ohm? Tuliskan rumusan matematisnya!
Jawab: ………………………………..………………………………………………………………………..........
Tuliskan bunyi hukum I Kirchhoff!
Jawab: ………………………………..………………………………………………………………………..........
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!
Jawab : ………………………………..………………………………………………………………………........
………………………………………..………………………………………………………………………………..
3. Percobaan
1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan, kemudian susunlah alat seperti Gambar
1 berikut ini.
2) Ukurlah nilai tegangan dan kuat arus listrik pada rangkaian tersebut (Itot, I1, I2,
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : …………………………
Anggota : ………………………….. Nilai : …………………………
………………………….. Paraf guru : …………………………
+ ‐
Gambar 1. Rangkaian hambatan seri
V V V
Itot
I1 I2 I3
Vtot
V1 V2 V3
R1 R2 R3
Lampiran 12
113
I3 dan Vtot, V1, V2, V3) sampai diperoleh minimal tiga data.
3) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan.
4) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup:
a. Tujuan
b. Alat dan bahan
c. Langkah kerja
d. Data percobaan
e. Analisis data dan pembahasan
f. Kesimpulan
æSELAMAT MENGERJAKANæ
114
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS III
(Kelompok Ahli B)
Tujuan: 1. Mengetahui nilai kuat arus listrik pada rangkaian hambatan paralel. 2. Mengetahui nilai beda potensial listrik pada rangkaian hambatan paralel. Kegiatan : Lakukanlah semua kegiatan di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan‐pertanyaan pada kolom yang telah disediakan!
No. Kegiatan 1. Bagaimana bunyi hukum Ohm? Tuliskan rumusan matematisnya!
Jawab: …………………………………..……………………………………………………………………..........Tuliskan bunyi hukum I Kirchhoff! Jawab: …………………………………………….………………………………………………………………..
2. Catatlah alat‐alat yang ada di meja kalian!Jawab: ………………………………………………………………………………………………………………
3. Percobaan 1) Siapkanlah alat‐alat yang dibutuhkan, kemudian susunlah alat seperti Gambar
1 berikut ini.
Kelas/ kelompok : ……………/…………… Hari, tanggal : ………………………… Anggota : ………………………….. Nilai : ………………………… ………………………….. Paraf guru : …………………………
Gambar 1. Rangkaian hambatan paralel
A
+ ‐
A
A
A
Vtot
Itot
V1
V2
V3
I1
I2
I3 V
V
V
115
2) Ukurlah nilai tegangan dan kuat arus listrik pada rangkaian tersebut (Itot, I1, I2, I3 dan Vtot, V1, V2, V3) sampai diperoleh minimal tiga data.
3) Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel pengamatan. 4) Buatlah laporan secara berkelompok tentang percobaan yang telah dilakukan
yang mencakup: a. Tujuan b. Alat c. Langkah kerja d. Data percobaan e. Analisis data dan pembahasan f. Kesimpulan
æSELAMAT MENGERJAKANæ
116
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS I (HUKUM OHM)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Listrik Dinamis (Hukum Ohm)
Jumlah Soal : 25 butir
Alokasi Waktu : 40 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
I. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. II. Kompetensi Dasar
Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop). III. Indikator
No. Indikator Aspek
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Melakukan percobaan sederhana untuk menemukan hubungan antara V, I, dan R
1, 3 13 14, 15 - - 16 6
Lampiran 13
117
pada sebuah rangkaian tertutup. 2. Menggambar grafik hubungan antara I dan V. 7, 11 - 9 17, 19 - - 5 3. Mendefinisikan hukum Ohm. 12 2, 8, 20,
22, 23 - - - 18 7
4. Memformulasikan hukum Ohm. 4, 5 6, 24 21, 25 10 - - 7 Jumlah 7 8 5 3 - 2 25
Keterangan: C1 = Pengetahuan atau ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi C4 = Analisis C5 = Sintesis C6 = Evaluasi
118
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I (HUKUM OHM)
SOAL JAWABAN ASPEK (C1, C2, C3, C4, C5, C6)
NO. SOAL
1. Amperemeter 2. Voltmeter 3. Ohmmeter 4. Galvanometer Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik adalah …… a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 b. 2 dan 3 d. 1 dan 4
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yaitu: 1. Amperemeter 2. Galvanometer, dapat digunakan sebagai
ammeter dengan cara memasang galvanometer secara paralel dengan suatu hambatan R.
Jawaban: D
C1 1
Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini: 1. Arus listrik mengalir dari titik yang berpotensial
listrik rendah ke titik yang berpotensial listrik tinggi.
2. Pada rangkaian tertutup, arus listrik mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai.
3. Arus listrik terjadi karena adanya beda potensial antara dua titik. Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh ……
a. 1, 2 dan 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
Pernyataan-pernyataan yang benar yaitu: 1. Arus listrik mengalir dari titik yang
berpotensial listrik tinggi ke titik yang berpotensial listrik rendah.
2. Pada rangkaian tertutup, arus listrik mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai.
3. Arus listrik terjadi karena adanya beda potensial antara dua titik.
Jawaban: D
C2 2
Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian listrik tertutup adalah …… a. Amperemeter dipasang secara paralel dan
Pada rangkaian listrik, amperemeter dipasang secara seri dengan hambatan dan voltmeter dipasang secara paralel dengan hambatan yang
C1 3
119
voltmeter dipasang secara seri dengan komponen listrik yang akan di ukur.
b. Amperemeter dipasang secara seri dan voltmeter dipasang secara paralel dengan komponen listrik yang akan diukur.
c. Amperemeter dan voltmeter dapat dipasang secara seri dengan komponen listrik yang akan diukur.
d. Amperemeter dan voltmeter dapat dipasang secara paralel dengan komponen listrik yang akan diukur.
akan diukur, misalnya lampu, resistor, dan lain-lain. Jawaban: B
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar
berbanding terbalik dengan beda potensial listrik antara ujung-ujung penghantar.
b. Kuat arus listrik dapat diukur dengan amperemeter.
c. Arus listrik akan mengalir pada suatu rangkaian tertutup jika terdapat beda potensial listrik antara dua titik.
d. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial listrik antara ujung-ujung penghantar.
Pada suatu penghantar yang memiliki hambatan sebesar R dan dialiri arus listrik sebesar I, ternyata menghasilkan beda potensial V antara ujung-ujung penghantar yang nilainya berbanding lurus dengan kuat arus listrik. Jawaban: A
C1 4
Dalam suatu penghantar yang memiliki hambatan R dan dialiri arus listrik sebesar I, ternyata menghasilkan beda potensial V antara ujung-ujung penghantarnya. Secara matematis, hubungan antara I, V dan R pada kasus tersebut adalah …… a. V = I/R c. R = I/V
Hubungan ketiga variabel tersebut sebagaimana terangkum dalam hukum Ohm adalah V = IR Jawaban: B
C1 5
120
b. V = IR d. I = V.R Perhatikan gambar di bawah ini! Arus yang diberikan pada penghantar berhambatan R adalah I. Ternyata beda potensial antara ujung A dan ujung B sebesar V. Jika arus yang diberikan pada penghantar tersebut 2I, maka yang akan terjadi adalah …… a. Nilai hambatannya menjadi (1/2) R b. Beda potensial A-B menjadi (1/2) V c. Nilai hambatannya tetap R d. Beda potensial A-B tetap V
Pada kasus tersebut, ketika arus listrik yang diberikan pada penghantar sebesar 2I maka yang akan terjadi adalah: 1. Beda potensial A-B menjadi 2V 2. Nilai hambatannya tetap Jawaban: C
C2 6
Di bawah ini grafik yang menyatakan hubungan antara kuat arus listrik (I) dan beda potensial listrik (V) sesuai hukum Ohm adalah … a. c. b. d.
Nilai kuat arus listrik dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan nilai beda potensial antara kedua ujungnya. Grafik yang menyatakan kesebandingan dua variabel ditunjukkan oleh Jawaban: B
C1 7
V
I V
I
V
I
V
I
V
I
A B I I
121
Ketika nilai beda potensial listrik dalam suatu rangkaian tertutup diperkecil, sesuai hukum Ohm maka …… a. Kuat arus listriknya akan semakin kecil b. Hambatan listriknya akan semakin besar c. Kuat arus listriknya akan semakin besar d. Kuat arus listriknya bernilai tetap
Dalam suatu rangkaian listrik, hukum Ohm menjelaskan bahwa nilai kuat arus listrik berbanding lurus dengan beda potensial listriknya dan berbanding terbalik dengan nilai hambatan listriknya. Jadi, ketika nilai beda potensial listrik dalam suatu rangkaian tertutup diperkecil, sesuai hukum Ohm maka kuat arus listriknya akan semakin kecil pula. Jawaban: A
C2 8
Dari hasil suatu percobaan hukum Ohm diperoleh grafik hubungan antara V dan I seperti gambar di atas. Nilai hambatan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah …… a. 0,5 ohm c. 2,0 ohm b. 1,0 ohm d. 4,5 ohm
Diketahui: V1=1,0 volt; V2= 2,0 volt; V3= 3,0 volt I1= 0,5 A; I2= 1,0 A; I3= 1,5 A Ditanyakan: R = ……? Jawab: R1 = R2 = R3 R = V/I
, ,
2,0 ,
, 2,0
,
, 2,0
R1 = R2 = R3 = 2,0 ohm Jawaban: C
C3 9
Pada suatu percobaan hukum Ohm dengan variasi beda potensial V dan hambatan listrik R konstan, diperoleh nilai kuat arus listrik I tertentu. Jika nilai
Sesuai hukum Ohm, ketika R konstan maka nilai I berbanding lurus dengan V. Jadi, kuat arus listrik yang paling kecil dihasilkan ketika beda
C4 10
I (ampere)
V (volt)
3,02,01,0
0,5 1,0 1,5
122
hambatan yang digunakan pada percobaan 15 ohm dengan variasi V yang digunakan 3,0 volt; 4,5 volt; 6,0 volt; dan 7,5 volt; maka nilai beda potensial listrik V yang menghasilkan kuat arus listrik I paling kecil adalah …… a. 3,0 volt c. 6,0 volt b. 4,5 volt d. 7,5 volt
potensialnya paling kecil, yaitu 3 volt. Nilai I yang dihasilkan yaitu: I = V/R I = 3 volt/ 15 ohm I = (1/5) A Jawaban: A
Perhatikan grafik di bawah ini! Berdasarkan hukum Ohm, hubungan antara V dan I digambarkan melalui grafik di atas. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa …… a. Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V
sebanding dengan nilai kuat arus listrik I. b. Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V
berbanding terbalik dengan nilai kuat arus listrik I.
c. Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V selalu sama dengan nilai kuat arus listrik I.
d. Pada hambatan R tetap, beda potensial V dan kuat arus listrik I bernilai nol.
Pada hambatan R tetap, nilai beda potensial V sebanding dengan nilai kuat arus listrik I. Jawaban: A
C1 11
Konduktor listrik dapat berupa logam, gas, maupun larutan. Sedangkan pembawa muatannya sendiri
Konduktor bisa berupa logam, gas, atau larutan, sedangkan pembawa muatannya sendiri
C1 12
V
I
R
123
tergantung pada jenis konduktor listrik tersebut. Pembawa muatan pada larutan adalah …… a. Elektron-elektron b. Ion positif dan elektron c. Ion positif dan ion positif d. Ion positif dan ion negative
tergantung pada jenis konduktor, yaitu pada: • logam, pembawa muatannya adalah elektron-
elektron, • gas, pembawa muatannya adalah ion positif
dan elektron, • larutan, pembawa muatannya adalah ion
positif dan ion negatif. Jawaban: B
Ketika kita akan mengukur nilai kuat arus listrik yang mengalir melalui bola lampu pijar menggunakan amperemeter, maka amperemeter dan bola lampu pijar harus disusun sesuai gambar …… a. c. b. d.
Untuk mengukur kuat arus listrik yang melalui suatu hambatan, maka amperemeter harus dipasang secara seri dengan hambatan tersebut. Jawaban: A
C2 13
Seorang anak melakukan pengukuran terhadap kuat arus listrik menggunakan amperemeter. Skala yang
C3 14
+
‐ A
+
‐ A
+
‐ A
+
‐ A
124
ditunjukkan amperemeter 5, batas ukur yang digunakan 100 A, skala maksimum pada amperemeter 10. Maka nilai kuat arus listrik yang terukur adalah …… a. 200 A c. 50 A b. 20 A d. 0,5 A
510 100 50
Jawaban: C
Perhatikan gambar berikut ini. Jika nilai skala yang ditunjuk jarum adalah 2,5, berapakah hasil pengukuran tersebut? a. 4,00 A c. 1,00 A b. 6,25 A d. 2,25 A
2,55 2 1
Jawaban: C
C3 15
Suatu rangkaian sederhana terdiri dari lampu, batu baterai, kabel, dan resistor. Agar nyala lampu semakin terang, yang dapat kita lakukan adalah …… a. Menambah jumlah resistor b. Menambah jumlah batu baterai c. Menambah jumlah lampu d. Memperpanjang kabel yang digunakan
Terang atau redupnya nyala lampu merupakan indikator besar kecilnya kuat arus listrik yang melewati lampu tersebut. Jika kita menginginkan nyala lampu yang lebih terang, berarti kita harus meningkatkan nilai kuat arus pada rangkaian tersebut. Sesuai dengan hukum Ohm, nilai kuat arus dalam suatu rangkaian listrik berbanding lurus dengan nilai beda potensialnya. Batu baterai dalam hal ini berperan sebagai sumber tegangan. Semakin banyak jumlah batu baterai yang
C6 16
0 1 2 3 4 5
2 A
0
10 A
125
digunakan pada suatu rangkaian, maka semakin besar nilai beda potensial pada rangkaian tersebut.Jadi, agar nyala lampu semakin terang yang dapat kita lakukan adalah menambah jumlah batu baterai. Jawaban: B
Perhatikan grafik di bawah ini! Sesuai hukum Ohm, hubungan antara V dan I dapat ditunjukkan oleh grafik di atas. Berdasarkan grafik tersebut, maka urutan nilai hambatan R yang digunakan mulai dari yang terkecil sampai terbesar yaitu …… a. E – D – C c. B – C – D b. E – C – A d. C – B – A
Pada grafik hubungan V-I, ketika grafik semakin mendekati sumbu horizontal (I) maka nilai R yang digunakan semakin kecil. Sebaliknya, ketika grafik semakin mendekati sumbu vertical (V) maka nilai R yang digunakan semakin besar. Jawaban: C
C4 17
Apa yang akan terjadi pada kuat arus listrik dalam sebuah bola lampu senter jika lampu tersebut diganti dengan lampu yang memiliki hambatan listrik lebih rendah? a. Kuat arus listriknya menjadi lebih kecil dan
nyala lampu semakin redup.
Sesuai hukum Ohm, kuat arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya. Jadi, ketika nilai hambatannya lebih rendah, maka kuat arusnya menjadi semakin besar. Nyala lampu merupakan indikator besar kecilnya kuat arus listrik. Jika kuat arus listrik besar, maka nyala
C6 18
V
I
AB
C
D
E
126
b. Kuat arus listriknya menjadi lebih besar dan nyala lampu semakin redup..
c. Kuat arus listriknya menjadi lebih kecil dan nyala lampu semakin terang.
d. Kuat arus listriknya menjadi lebih besar dan nyala lampu semakin terang.
lampu akan terang. Jika kuat arus listrik kecil, maka nyala lampu akan redup. Jawaban: D
Sesuai hukum Ohm, grafik I-V yang menggunakan nilai hambatan terkecil adalah …… a. b. c.
a. R = V/I R = (2,0 volt) / (0,5 ampere) = 4 ohm
b. R = V/I R = (1,8 volt) / (0,3 ampere) = 6 ohm
c. R = V/I R = (1,5 volt) / (0,5 ampere) = 3 ohm
d. R = V/I R = (2,0 volt) / (0,2 ampere) = 10 ohm
Jadi, yang menggunakan nilai hambatan terkecil yaitu pada grafik C.
Jawaban: C
C4 19
I (ampere)
V(volt)
0,5
1,5
I (ampere)
V(volt)
0,5
2,0 I (ampere)
V(volt)
0,3
1,8
127
d. Pada sebuah bola lampu terdapat tulisan 110 V/ 1,5A. Hal ini berarti bahwa lampu akan bekerja secara optimal apabila dipasang pada tegangan …… a. Pada tegangan berapapun lampu akan bekerja
secara optimal b. Kurang dari 110 V c. Lebih dari 110 V d. Sama dengan 110 V
Lampu yang bertuliskan 110V/1,5A berarti bahwa lampu tersebut akan bekerja secara optimal apabila lampu dipasang pada tegangan 110 V dan arus listrik yang mengalir sebesar 1,5A. Jawaban: D
C2 20
Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini! Besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut adalah …… a. 50 A c. 500 mA b. 50 mA d. 500 A
Diketahui: R = 100 ohm; V = 5 volt Ditanyakan: I = ……? Jawab: I = V/R I = 5 volt/ 100 ohm I = 0,05 A = 50 mA Jawaban: B
C3 21
+ ‐
5 volt
100 ohm
I = ?
I (ampere)
V(volt)
0,2
2,0
128
10 kΩ setara dengan …… a. 10 (volt.ampere) c. 10 x 103 (volt.ampere) b. 10 (volt/ampere) d. 10 x 103 (volt/ampere)
10 kΩ = 103 Ω = 103 (volt/ampere) Jawaban: D
C2 22
Dalam suatu rangkaian listrik, mengalir muatan listrik sejumlah satu coulomb melalui suatu luasan penampang lintang setiap sekonnya. Aliran muatan listrik inilah yang disebut dengan …… a. Beda potensial listrik b. Hambatan listrik c. Kuat arus listrik d. Daya listrik
Jumlah total muatan yang mengalir melalui suatu penampang persatuan waktu disebut dengan kuat arus listrik. Jawaban: C
C2 23
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini! 1. Muatan listrik yang mengalir melalui
penghantar semakin besar. 2. Arus listrik yang mengalir melalui penghantar
semakin besar. 3. Hambatan jenis penghantar semakin besar. Jika beda potensial antara ujung-ujung penghantar semakin besar, maka pernyataan yang benar adalah …… a. 1, 2, 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
Jika beda potensial antara ujung penghantar semakin besar, maka jumlah muatan listrik yang mengalir pada penghantar tersebut akan semakin besar pula. Karena arus listrik merupakan aliran muatan listrik, maka ketika jumlah muatan listrik yang mengalir semakin besar, hal tersebut sama artinya dengan arus listrik yang mengalir melalui penghantar semakin besar. Namun, tidak demikian dengan hambatan jenis penghantar. Selama jenis bahan penghantar yang digunakan tetap, maka hambatan jenis penghantar juga tetap. Jawaban: B
C2 24
Dalam suatu rangkaian listrik, tiap menitnya mengalir muatan listrik sejumlah 1 coulomb. Berarti, arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah …… a. 1/60 A c. 60 A b. 1,0 A d. 3,6 kA
Diketahui: t = 1menit = 60 s ; Q = 1 C Ditanyakan: I = ……? Jawab: I = Q/t = (1/60) A Jawaban: A
C3 25
129
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS II (HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Listrik Dinamis (Hambatan Kawat Penghantar)
Jumlah Soal : 15 butir
Alokasi Waktu : 25 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
I. Standar Kompetensi Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
II. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
III. Indikator
No. Indikator Aspek
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Melakukan percobaan sederhana untuk mengetahui hubungan antara hambatan kawat penghantar (R) dengan panjang kawat (l), luas
- - - - - 9 1
Lampiran 14
130
penampang kawat (A), dan hambatan jenis bahan kawat (ρ).
2. Memformulasikan besar hambatan kawat penghantar (R).
1 5 - 7; 12 - - 4
3. Mengidentifikasi bahan-bahan konduktor berdasarkan sifat resistif bahan.
- 6 - 10; 11 - - 3
4. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap hambatan kawat penghantar.
- - - 14; 15 - - 2
5. Mengaplikasikan konsep hambatan kawat penghantar dalam kehidupan sehari-hari.
- - 3; 4 2; 13 8 - 5
Jumlah 1 2 2 8 1 1 15 Keterangan: C1 = Pengetahuan atau ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi C4 = Analisis C5 = Sintesis C6 = Evaluasi
131
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II (HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
SOAL JAWABAN ASPEK (C1, C2, C3, C4, C5, C6)
NO. SOAL
1. Panjang kawat 2. Luas penampang kawat 3. Beda potensial kawat 4. Hambatan jenis kawat 5. Suhu Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat penghantar adalah …… a. 1, 2, 3, 4 c. 1, 3, 4, 5 b. 2, 3, 4, 5 d. 1, 2, 4, 5
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat penghantar adalah: 1. Panjang kawat 2. Luas penampang kawat 3. Hambatan jenis kawat 4. Suhu Jawaban: D
C1 1
Terdapat dua buah penghantar sejenis, P dan Q. Jika panjang penghantar P adalah dua kali panjang penghantar Q dan luas penampang penghantar P adalah setengah kali luas penampang penghantar Q, maka perbandingan hambatan P dan hammbatan Q adalah …… a. 1 : 4 c. 4 : 1 b. 1 : 2 d. 2 : 1
Diketahui: ρP = ρQ ; lP = 2lQ ; AP = (1/2)AQ Ditanya: RP : RQ = ……? Jawab:
21 2⁄
2
1 2⁄ 41
Jadi, RP : RQ = 4 : 1 Jawaban: C
C4 2
Sebuah kawat penghantar memiliki luas penampang 0,25 mm2. Jika hambatan dan hambatan jenisnya masing-masing adalah 10 Ω dan 0,5 x 10-6 Ωm, maka panjang kawat tersebut adalah ……
Diketahui: A = 0,25 mm2 = 0,25 x 10-6 m2 R = 10 Ω = 0,5 x 10-6 Ωm Ditanyakan: l = ……?
C3 3
132
a. 5 mm c. 5 m b. 20 mm d. 20 m
Jawab:
,,
5 Jawaban: C
Sebuah kawat penghantar memiliki panjang 8 m dan berdiameter 2 mm. Jika hambatan jenis kawat 0,314x10-6 Ωm, maka nilai hambatan kawat tersebut adalah …… a. 0,2 ohm c. 0,12 ohm b. 0,8 ohm d. 0,49 ohm
Diketahui: d = 2 mm = 2 x 10-3 m l = 8 m = 0,314 x 10-6 Ωm Ditanyakan: R = ……? Jawab:
14
0,314 10 Ω ,
0,8 Ω Jawaban: B
C3 4
Faktor yang mempengaruhi nilai hambatan suatu kawat: 1. Panjang kawat 2. Hambatan jenis bahan kawat 3. Luas penampang kawat Nilai hambatan kawat penghantar semakin besar jika …… a. 1, 2 dan 3 diperbesar b. 1, 2 dan 3 diperkecil c. 1 dan 2 diperbesar, 3 diperkecil
Nilai hambatan suatu kawat penghantar akan semakin besar apabila: 1. Kawat penghantar yang digunakan
semakin panjang. 2. Bahan untuk kawat penghantar memiliki
hambatan jenis yang lebih besar. 3. Luas penampang kawat penghantar yang
digunakan semakin kecil.
C2 5
133
d. 1 dan 3 diperbesar, 2 diperkecil Jawaban: C Tembaga merupakan konduktor listrik yang baik. Hal ini berarti bahwa kawat tembaga …… a. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat kecil b. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat besar c. Tidak memiliki hambatan jenis d. Hambatan jenisnya tidak terbatas
Ketika suatu bahan memiliki hambatan jenis yang kecil, maka arus listrik akan semakin mudah melewati bahan tersebut. Semakin besar kuat arus listrik yang melewati suatu bahan, maka kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan listrik akan semakin besar/ mudah. Bahan yang mudah menghantarkan arus listrik disebut konduktor. Karena tembaga merupakan konduktor listrik yang baik, hal ini berarti bahwa kawat tembaga memiliki nilai hambatan jenis yang sangat kecil. Jawaban: A
C2 6
Perhatikan tiga penampang kawat nikelin yang memiliki luas penampang A, 2A, dan 3A berikut ini! Urutan kawat nikelin yang memiliki hambatan listrik
Ketiga kawat tersebut berbahan sama yaitu nikelin, sehingga nilai hambatan jenisnya pun sama. Ketiga kawat tersebut juga memiliki panjang yang sama yaitu l. Dengan demikian, hambatan pada kawat tersebut hanya dipengaruhi oleh luas penampang kawatnya saja. Semakin besar nilai luas permukaan suatu kawat, maka nilai hambatannya semakin kecil. Sedangkan semakin kecil luas permukaan kawatnya, maka nilai hambatannya semakin besar. Jadi, urutan kawat nikelin yang memiliki hambatan listrik mulai dari yang paling besar sampai paling kecil = urutan kawat nikelin
C4 7
Kawat 1 Kawat 2 Kawat 3
l l l
A 2A 3A
mulai dari yang…… a. Kawat 1, kab. Kawat 3, kac. Kawat 2, kad. Kawat 2, kaPerhatikan gam
Kawat penghanbertegangan tinbesar. Hal ini ba. Memperbeb. Memperkec. Memperbe
tegangan dd. Memperke
tegangan dPerhatikan gam
g paling besar s
awat 2, kawat 3awat 2, kawat 1awat 3, kawat 1awat 1, kawat 3
mbar di bawah in
ntar yang digunnggi milik PLN bertujuan untuk esar hambatan kecil hambatan kesar beda potensdengan rumah-ruecil beda potensdengan rumah-rumbar di bawah in
ampai paling ke
ni!
akan pada kawamemiliki diame……
kawat penghantaawat penghantasial antara sumbumah warga
sial antara suumumah warga ni!
ecil adalah yanyanyai Jaw
at-kawat eter yang
ar ar ber
mber
Jartidapenberpankawbespenpen Jaw
Ranmecarkua
ng memiliki luang paling besar itu kawat 1, kaw
waban: A
rak antara PLN dak semuanya denghantar yang drtegangan tingginjang. Karena pwat penghantar sar. Untuk memnghantar tersebunampang kawat
waban: B
ngkaian di atas engukur nilai hhra mengetahui bat arus listrik ya
s permukaan musampai yang pa
wat 2, dan kawat
dan rumah-rumaekat. Maka dari digunakan pada ki milik PLN sananjang, maka hakawat tersebut s
mperkecil hambaut, maka ukurantersebut dibuat
dapat digunakanhambatan kawat,beda potensial lisang melewati ka
ulai dari aling kecil, t 3.
ah warga itu, kawat kawat-kawat
ngatlah ambatan sangatlah
atan kawat n diameter
besar.
n untuk , dengan strik dan
awat. Namun
C5
C6
134
8
9
135
Bagaimana pendapat kalian tentang rangkaian di atas? a. Rangkaian di atas sudah tepat untuk mengetahui
hambatan kawat nikrom. b. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada
rangkaian tersebut sudah tepat. c. Penggunaan sumber tegangan belum tepat. d. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada
rangkaian tersebut belum tepat.
pada rangkaian tersebut terdapat beberapa hal yang keliru, yaitu pemasangan dari amperemeter dan voltmeter yang kurang tepat. Amperemeter seharusnya dipasang secara seri dengan kawat nikrom, sedangkan voltmeter seharusnya dipasang secara paralel dengan kawat nikrom. Jawaban: D
Tembaga merupakan bahan konduktor listrik, sedangkan plastik adalah bahan isolator listrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa …… a. Hambatan jenis tembaga = hambatan jenis plastik. b. Hambatan jenis tembaga > hambatan jenis plastik. c. Hambatan jenis tembaga < hambatan jenis plastik. d. Tembaga tidak memiliki hambatan jenis,
sedangkan plastik memiliki hambatan jenis yang sangat besar.
Bahan konduktor listrik memiliki hambatan jenis yang sangat kecil, sedangkan bahan isolator listrik memiliki hambatan jenis yang besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hambatan jenis tembaga < hambatan jenis plastik. Jawaban: C
C4 10
Perhatikan tabel di bawah ini!
Nama Bahan Hambatan Jenis (Ωm) K 7,5 x 1017 L 6,4 x 102
Bahan yang paling mudah menghantarkan arus listrik adalah bahan yang memiliki hambatan jenis yang paling kecil. Maka, urutan bahan mulai dari yang paling mudah menghantarkan arus listrik sampai yang
C4 11
V
A
+ ‐
Kawat nikrom
136
M 1,72 x 10-8
N 1,59 x 10-8
Urutan bahan mulai dari yang paling mudah menghantarkan arus listrik sampai yang paling sukar menghantarkan arus listrik adalah …… a. K, L, M, N c. N, M, L, K b. L, N, M, K d. L, M, N, K
paling sukar menghantarkan arus listrik adalah N, M, L, K. Jawaban: C
Suatu penghantar X memiliki hambatan R, panjang penghantar l, luas penampang A, dan hambatan jenis ρ. Agar hambatan kawat tersebut menjadi ½ R, yang harus dilakukan adalah …… a. Luas penampangnya dijadikan ½ kali semula. b. Panjang penghantarnya dijadikan 2 kali semula. c. Luas penampang dijadikan 2 kali semula, panjang
kawat dijadikan 4 kali semula. d. Luas penampang dijadikan 4 kali semula, panjang
kawat dijadikan 2 kali semula.
Nilai hambatan suatu kawat penghantar dapat diketahui dengan persamaan:
Agar hambatannya menjadi ½ R, maka:
24
42 2
R1 = 2 R2 atau R2 = ½ R1 Jawaban: D
C4 12
Terdapat dua buah kawat penghantar X. Kawat A memiliki diameter 0,25 mm dan kawat B memiliki diameter 0,5 mm. Jika panjang kedua kawat sama, maka …… a. Kawat A akan lebih mudah menghantarkan arus
listrik daripada kawat B. b. Kawat A akan lebih sukar menghantarkan arus
listrik daripada kawat B. c. Hambatan kawat A lebih besar daripada hambatan
Pada kasus tersebut kedua kawat terbuat dari bahan X, maka hambatan jenis kawatnya sama. Diameter kawat pertama < diameter kawat ke dua, maka hambatan kawat pertama akan lebih kecil daripada hambatan kawat ke dua. Karena hambatannya lebih kecil, maka kawat pertama akan lebih mudah menghantarkan arus listrik daripada kawat ke dua.
C4 13
137
kawat B. d. Hambatan jenis kawat A lebih besar daripada
hambatan jenis kawat B.
Jawaban: A
Dua buah kawat identik dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu. Kawat pertama dipanaskan hingga suhu 600C dan kawat ke dua dipanaskan hingga suhu 800C. bagaimana hambatan kedua kawat tersebut? a. Hambatan kedua kawat sama. b. Hambatan kawat pertama lebih besar daripada
hambatan kawat ke dua. c. Hambatan kawat ke dua lebih besar daripada
hambatan kawat pertama. d. Hambatan kedua kawat tidak dipengaruhi suhu.
Hambatan suatu kawat akan naik apabila suhu kawat bertambah. Suhu kawat ke dua > suhu kawat pertama, sehingga hambatan kawat ke dua lebih besar daripada hambatan kawat pertama. Jawaban: C
C4 14
Empat buah kawat tembaga memiliki panjang dan luas penampang yang sama.
Kawat Tembaga Suhu A 600C B 320C C 400C D 750C
Urutan kawat dari yang paling mudah dialiri arus listrik pada data di atas adalah …… a. A, B, C, D c. D, A, C, B b. D, C, B, A d. B, C, A, D
Arus listrik akan lebih mudah mengalir pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Ketika suhunya tinggi, maka hambatan listrik pada kawat semakin besar, jadi arus listriknya semakin susah mengalir. Urutan kawat dari yang paling mudah dialiri arus listrik pada data di atas adalah B, C, A, D. Jawaban: D
C4 15
138
KISI-KISI SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS III
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Listrik Dinamis (Rangkaian Hambatan Seri-Paralel)
Jumlah Soal : 15 butir
Alokasi Waktu : 25 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
I. Standar Kompetensi Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.
II. Kompetensi Dasar Memformulasikan besaran-besaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop).
III. Indikator
No. Indikator Aspek
Jumlah C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Melakukan percobaan sederhana pada rangkaian seri dan paralel.
- 1 - 12, 13 - - 3
2. Mengidentifikasi sifat-sifat rangkaian seri dan 9 14 - 4 - - 3
Lampiran 15
139
paralel. 3. Memformulasikan hambatan pengganti
hambatan pada rangkaian seri dan paralel. - - 2, 5, 7,
10, 11 - - - 5
4. Mengaplikasikan konsep rangkaian hambatan seri dan paralel.
- 15 - - 3, 6 8 4
Jumlah 1 3 5 3 2 1 15 Keterangan: C1 = Pengetahuan atau ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi C4 = Analisis C5 = Sintesis C6 = Evaluasi
140
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS III (RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
SOAL JAWABAN ASPEK (C1, C2, C3, C4, C5, C6)
NO. SOAL
Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Jika nilai R1 < R2 < R3, maka pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Arus listrik yang paling besar adalah arus listrik
yang melewati hambatan R1. b. Tegangan listrik yang paling besar adalah
tegangan listrik pada hambatan R1. c. Muatan listrik akan lebih mudah melewati
hambatan R1 daripada R2 dan R3. d. Kuat arus listrik yang melewati R2 lebih besar
daripada kuat arus listrik yang melewati R3.
Nilai tegangan listrik pada rangkaian listrik paralel adalah sama di semua titik. Jadi, tegangan listrik pada R1 adalah V1, tegangan listrik pada R2 adalah V2, dan tegangan listrik pada R3 adalah V3, maka V1 = V2 = V3. Jawaban: B
C2 1
Gambar rangkaian hambatan listrik di bawah ini yang memiliki nilai hambatan pengganti paling besar apabila nilai hambatannya R adalah ……
3 Opsi (a)
Opsi (b)
C3 2
R1
+ ‐
I
I1
I2
I3
R2
R3 I
141
a. b. c. d.
232
1 1 1
2 1 1 1 1
21 3
2
23
1 1 1 1 1 1 1 3
3
R R R R R R ↔ R R
Opsi (c)
Opsi (d)
Jawaban: A
Pada suatu instalasi listrik di rumah warga, terdapat delapan buah lampu identik. Empat lampu dipasang secara seri dan empat lampu dipasang secara paralel. Pernyataan yang tidak sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah …… a. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang
dipasang secara paralel nilainya lebih besar
Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara paralel nilainya lebih besar daripada kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri. Dengan demikian, nyala lampu yang dipasang secara paralel akan lebih terang jika dibandingkan dengan nyala lampu yang
C5 3
a bR
R
R
a b
R
R R
a b
R
R
R
R R Ra b
142
daripada kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri.
b. Jika salah satu lampu yang dipasang secara paralel mati, maka tiga lampu yang lain akan tetap menyala.
c. Nyala lampu yang dipasang secara paralel akan lebih redup jika dibandingkan dengan nyala lampu yang dipasang secara seri.
d. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri nilainya sama besar.
dipasang secara seri. Jawaban: C
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Lampu-lampu A, B, C, D, E adalah lampu-lampu identik. Jika lampu B padam/ putus, maka …… a. Lampu A, C, D, E juga padam. b. Lampu A, C, D, E tetap menyala. c. Hanya lampu D dan E yang menyala. d. Hanya lampu A, D, E yang menyala.
Jika lampu B padam/ putus, maka yang menyala hanya lampu A, D, dan lampu E. lampu C juga tidak menyala karena tidak ada arus listrik yang mengalir melalui lampu C. Jawaban: D
C4 4
Perhatikan gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini!
10 15 30 Ω Hambatan penggantinya adalah:
Rs = 55 Ω Jawaban: C
C3 5
a b10 Ω 15 Ω 30 Ω
A B
D E
+ ‐
C
143
Nilai hambatan pengganti antara titik a dan titik b adalah …… a. 1/5 Ω c. 55 Ω b. 5,0 Ω d. 0,5 Ω Pemasangan sekering pada instalasi rumah dipasang secara seri terhadap rangkaian, hal ini bertujuan untuk …… a. Jika terjadi hubungan pendek, maka tidak akan
memutus seluruh aliran listrik. b. Mempermudah pemasangan instalasi listrik. c. Jika terjadi hubungan pendek, maka sekering
akan putus sehingga seluruh aliran listrik akan putus juga.
d. Mempermudah pemasangan sekering itu sendiri.
Sekering pada instalasi rumah dipasang secara seri terhadap rangkaian. Ketika terjadi hubungan singkat pada rangkaian, maka sekering akan putus. Karena dipasang secara seri, ketika sekering putus maka tidak ada arus listrik yang mengalir melalui rangkaian pada instalasi rumah tersebut. Sehingga hal ini dapat mencegah terjadinya kebakaran akibat hubungan singkat yang terjadi. Jawaban: C
C5 6
Sebuah hambatan sebesar 2 kΩ dapat diganti dengan lima buah hambatan identik yang dirangkai secara seri, yaitu masing-masing hambatan bernilai …… a. 400 Ω c. 10 kΩ b. 0,4 Ω d. 10 Ω
52000 Ω
5 400 Ω
Hambatan pengganti pada rangkaian seri:
Rs = 2 kΩ dan R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R Maka, nilai masing-masing hambatan adalah:
Jadi, masing-masing hambatan bernilai 400Ω Jawaban: A
C3 7
Seutas kawat penghantar dengan panjang l dan luas penampang A, memiliki hambatan sebesar R. Kemudian kawat tersebut dipotong menjadi tiga bagian sama panjang. Untuk memperoleh hambatan sebesar ½ R, yang harus dilakukan adalah …… a. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara
Hambatan kawat mula-mula adalah R. Ketika kawat dipotong menjadi tiga bagian sama panjang, maka masing-masing potongan memiliki hambatan 1/3 R. Maka, agar diperoleh hambatan sebesar ½ R, yang harus dilakukan adalah menghubungkan dua
C6 8
144
seri. b. Menghubungkan dua potongan kawat secara
paralel, kemudian diseri dengan satu potongan yang lain.
c. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara paralel.
d. Menghubungkan dua potongan kawat secara paralel.
3⁄ 13
1 1 1 11
3
11
3
6
16
16
13
36
12
potongan kawat secara paralel, kemudian diseri dengan satu potongan yang lain. Penjelasan secara matematis: Hambatan kawat mula-mula:
Ketika dipotong tiga bagian sama panjang, masing-masing panjangnya 1/3 l. Maka hambatan masing-masing kawat menjadi:
Dua potong kawat diparalel, menghasilkan hambatan:
Kemudian diseri dengan satu kawat yang lain, menghasilkan:
Jawaban: B
Pemasangan lampu pada instalasi rumah dirangkai secara paralel. Hal ini bertujuan untuk …… a. Memperkecil kuat arus listrik. b. Memperbesar tegangan listrik. c. Memperkecil hambatan listrik suatu rangkaian.
Rangkaian paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan listrik suatu rangkaian. Jawaban : C
C1 9
145
d. Memperbesar hambatan listrik suatu rangkaian. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut ini! Total arus listrik yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah …… a. 108,96 ampere b. 1,32 ampere c. 0,63 ampere d. 1,583 ampere
1 1 1 18
15
5 840
1340
12 9,08 Ω 1,32
Diketahui: V = 12 volt R1 = 6 Ω ; R2 = 8 Ω ; R3 = 5 Ω Ditanyakan: Itotal = ……? Jawab:
R total = R1 + Rp
Rp = 40/13 = 3,08 Ω R total = R1 + Rp = 6 Ω + 3,08 Ω = 9,08 Ω
Jawaban: B
C3 10
Gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini yang memiliki hambatan ekuivalen sebesar 20 Ω adalah …… a.
5Ω 5Ω 1 1
10Ω1
15Ω5
30Ω
30Ω
5 6Ω 5Ω 5Ω 6Ω 16Ω
5Ω 5Ω 1 1
10Ω1
15Ω5
30Ω
Opsi (a)
Opsi (b)
C3 11
5Ω 5Ω
10Ω
15Ω
A B
+ ‐ 12 volt
6 Ω 8 Ω
5 Ω
146
b.
c.
d.
30Ω5 6Ω 5Ω 5Ω 6Ω 16Ω
15Ω 10Ω 1 1
5Ω1
5Ω2
5Ω 5Ω2 2,5Ω
15Ω 10Ω 2,5Ω 27,5 Ω
5Ω 5Ω 10Ω 1 1
10Ω1
10Ω2
10Ω 10Ω
2 5Ω
15Ω 15Ω 5Ω 20Ω
Opsi (c)
Opsi (d)
Jawaban: D
Perhatikan gambar di bawah ini! A, B, dan C merupakan lampu identik. Jika saklar S ditutup, maka kejadian yang benar berdasarkan rangkaian di atas adalah ……
Lampu pada rangkaian tersebut adalah identik. Dengan demikian, arus listrik yang mengalir melalui masing-masing lampu besarnya sama. Karena kuat arus listriknya sama, maka nyala lampu pada ketiga lampu tersebut ketika saklar S ditutup pun akan sama. Jawaban: A
C4 12
+ ‐
S
A
B
C
A B
5Ω 5Ω
15Ω
10Ω
A B
15Ω 10Ω
5Ω
5Ω
5Ω
15Ω
A B
5Ω
10Ω
147
a. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala sama terang.
b. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala berbeda-beda.
c. Lampu B menyala paling terang, lampu A dan C menyala sama redup.
d. Lampu A dan C menyala terang, lampu B menyala redup.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika I1 > I2 > I3, maka urutan lampu mulai dari yang menyala paling redup sampai yang menyala paling terang adalah …… a. L1, L3, L2 c. L2, L3, L1 b. L1, L2, L3 d. L3, L2, L1
Lampu yang menyala paling terang adalah lampu yang paling banyak dialiri arus listrik. Sedangkan lampu yang menyala palng redup adalah lampu yang paling sedikit dialiri arus listrik. Jadi, urutan lampu mulai dari yang menyala paling redup sampai yang paling terang adalah L3, L2, L1. Jawaban: D
C4 13
Perhatikan gambar di bawah ini!
Besarnya arus listrik yang melewati komponen-komponen listrik yang disusun secara seri adalah sama. Jadi, pada gambar rangkaian tersebut berlaku Iab = Ibc = Icd. Jawaban: A
C2 14
+ ‐
I
I1
I2
I3
L1
L2
L3
I
+ ‐
a b c
d
6 Ω 4 Ω 2 Ω
148
Besarnya kuat arus listrik Iab, Ibc dan Icd adalah …… a. Iab = Ibc = Icd b. Iab > Ibc > Icd c. Iab < Ibc < Icd d. Iab < Ibc > Icd
Tiga buah lampu disusun secara seri. Jika salah satu filament lampu putus, maka yang akan terjadi adalah …… a. Lampu yang lain akan tetap menyala. b. Lampu yang lain akan ikut padam. c. Lampu yang lain akan menyala lebih terang. d. Lampu yang lain akan tetap menyala tapi lebih
redup.
Karena disusun secara seri, maka ketika satu buah lampu filamennya putus, maka lampu yang lain akan ikut padam karena tidak ada arus listrik yang mengalir melalui lampu-lampu tersebut. Jawaban: B
C2 15
149
SOAL EVALUASI SIKLUS I (HUKUM OHM)
PETUNJUK UMUM: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Dahulukan mengerjakan soal yang dianggap mudah. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar. 4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian silanglah jawaban yang anda anggap paling benar. Contoh: Pilihan semula : A B C D Dibetulkan menjadi : A B C D
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf: a, b, c, atau d pada lembar jawaban anda! 1. Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini:
1. Arus listrik mengalir dari titik yang berpotensial listrik rendah ke titik yang berpotensial listrik tinggi.
2. Pada rangkaian tertutup, arus listrik mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negatif baterai.
3. Arus listrik terjadi karena adanya beda potensial listrik antara dua titik. Pernyataan yang benar ditunjukkan oleh …… a. 1, 2 dan 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
2. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar berbanding terbalik dengan
beda potensial listrik antara ujung-ujung penghantar. b. Kuat arus listrik dapat diukur dengan amperemeter. c. Arus listrik akan mengalir pada suatu rangkaian tertutup jika terdapat
beda potensial listrik antara dua titik. d. Nilai kuat arus listrik pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda
potensial listrik antara ujung-ujung penghantar. 3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!
1. Muatan listrik yang mengalir melalui penghantar semakin besar. 2. Arus listrik yang mengalir melalui penghantar semakin besar. 3. Hambatan jenis penghantar semakin besar. Jika beda potensial antara ujung-ujung penghantar semakin besar, maka pernyataan yang benar adalah …… a. 1, 2, 3 c. 1 dan 3 b. 1 dan 2 d. 2 dan 3
Lampiran 16
150
4.
Dari hasil suatu percobaan hukum Ohm diperoleh grafik hubungan antara V dan I seperti gambar di atas. Nilai hambatan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah …… a. 0,5 ohm c. 2,0 ohm b. 1,0 ohm d. 4,5 ohm
5. Ketika kita akan mengukur nilai kuat arus listrik yang mengalir melalui bola lampu pijar menggunakan amperemeter, maka amperemeter dan bola lampu pijar harus disusun sesuai gambar …… a. c.
b. d.
6. Perhatikan gambar berikut ini.
Jika nilai skala yang ditunjuk jarum adalah 2,5, berapakah hasil pengukuran tersebut? a. 4,00 A c. 1,00 A b. 6,25 A d. 0,25 A
7. Suatu rangkaian sederhana terdiri dari lampu, batu baterai, kabel, dan resistor. Agar nyala lampu semakin terang, yang dapat kita lakukan adalah …… a. Menambah jumlah resistor b. Menambah jumlah batu baterai
I (ampere)
V (volt)
3,02,01,0
0,5 1,0 1,5
0 1 2 3 4 5
2 A
0
10 A
+
‐ A
+
‐ A
+
‐A
+
‐ A
151
c. Menambah jumlah lampu d. Memperpanjang kabel yang digunakan
8. Perhatikan grafik di bawah ini!
Sesuai hukum Ohm, hubungan antara V dan I dapat ditunjukkan oleh grafik di atas. Berdasarkan grafik tersebut, maka urutan nilai hambatan R yang digunakan mulai dari yang terkecil sampai terbesar yaitu …… a. E – D – C c. B – C – D b. E – C – A d. C – B – A
9. Sesuai hukum Ohm, grafik I-V yang menggunakan nilai hambatan terkecil adalah ……
a. c.
b. d.
10. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Besarnya kuat arus listrik pada rangkaian tersebut adalah …… a. 50 A c. 500 mA b. 50 mA d. 500 A
V
I
AB
C
DE
I (ampere)
V (volt)
0,3
1,8
I (ampere)
V (volt)
0,5
1,5 I (ampere)
V (volt)
0,2
2,0
I (ampere)
V (volt)
0,5
2,0
+ ‐
5 volt
100 ohm
I = ?
152
SOAL EVALUASI SIKLUS I
(HUKUM OHM)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Apa yang akan terjadi pada suatu rangkaian listrik tertutup jika penghantar yang digunakan pada rangkaian tersebut memiliki nilai hambatan listrik mendekati nol? Jelaskan!
2. Pada sebuah komponen listrik yang dipasang pada tegangan 110 volt mengalir arus listrik sebesar 3,00 ampere. Jika terjadi penurunan tegangan listrik sebesar 10 %, berapakah arus listrik yang mengalir pada komponen listrik tersebut jika hambatannya tetap?
153
SOAL EVALUASI SIKLUS II
(HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
PETUNJUK UMUM: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Dahulukan mengerjakan soal yang dianggap mudah. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar. 4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian silanglah jawaban yang anda anggap paling benar. Contoh: Pilihan semula : A B C D Dibetulkan menjadi : A B C D
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf: a, b, c, atau d pada lembar jawaban anda! 1. 1. Panjang kawat
2. Luas penampang kawat 3. Beda potensial kawat 4. Hambatan jenis kawat 5. Suhu Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan kawat penghantar adalah …… a. 1, 2, 3, 4 c. 1, 3, 4, 5 b. 2, 3, 4, 5 d. 1, 2, 4, 5
2. Terdapat dua buah penghantar sejenis, P dan Q. Jika panjang penghantar P adalah dua kali panjang penghantar Q dan luas penampang penghantar P adalah setengah kali luas penampang penghantar Q, maka perbandingan hambatan P dan hambatan Q adalah …… a. 1 : 4 c. 4 : 1 b. 1 : 2 d. 2 : 1
3. Sebuah kawat penghantar memiliki luas penampang 0,25 mm2. Jika hambatan dan hambatan jenisnya masing-masing adalah 10 Ω dan 0,5 x 10-6 Ωm, maka panjang kawat tersebut adalah …… a. 5 mm c. 5 m b. 20 mm d. 20 m
4. Tembaga merupakan konduktor listrik yang baik. Hal ini berarti bahwa kawat tembaga …… a. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat kecil b. Memiliki nilai hambatan jenis yang sangat besar
Lampiran 17
5
6
c. Tidad. Ham
5. Perhatik2A, dan
Urutan kbesar sama. Kawb. Kawc. Kawd. Kaw
6. Perhatik
Kawat pPLN mea. Memb. Memc. Mem
rumad. Mem
ruma
l
A
Kawat 1
ak memiliki hmbatan jenisnkan tiga pena
3A berikut i
kawat nikelinmpai yang p
wat 1, kawat 2wat 3, kawat 2wat 2, kawat 3wat 2, kawat kan gambar d
penghantar yemiliki diamemperbesar hamperkecil hammperbesar bah warga
mperkecil beah warga
l l
2A
Kawat 2 K
hambatan jennya tidak terbampang kawini!
n yang mempaling kecil a2, kawat 3 2, kawat 1 3, kawat 1 1, kawat 3 di bawah ini!
ang digunaketer yang beambatan kawmbatan kaweda potensi
eda potensia
3A
Kawat 3
nis batas
wat nikelin y
miliki hambatadalah ……
!
kan pada kawesar. Hal ini bwat penghantwat penghanta
ial antara s
al antara su
yang memili
tan listrik mu
wat-kawat bebertujuan untar ar sumber tega
uumber tega
iki luas pena
ulai dari yan
ertegangan tntuk ……
angan deng
angan deng
154
ampang A,
ng paling
inggi milik
an rumah-
an rumah-
155
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagaimana pendapat kalian tentang rangkaian di atas? a. Rangkaian di atas sudah tepat untuk mengetahui hambatan kawat nikrom. b. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian tersebut sudah
tepat. c. Penggunaan sumber tegangan belum tepat. d. Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian tersebut belum
tepat. 8. Tembaga merupakan bahan konduktor listrik, sedangkan plastik adalah bahan
isolator listrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa …… a. Hambatan jenis tembaga = hambatan jenis plastik. b. Hambatan jenis tembaga > hambatan jenis plastik. c. Hambatan jenis tembaga < hambatan jenis plastik. d. Tembaga tidak memiliki hambatan jenis, sedangkan plastik memiliki
hambatan jenis yang sangat besar. 9. Dua buah kawat identik dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu. Kawat
pertama dipanaskan hingga suhu 600C dan kawat ke dua dipanaskan hingga suhu 800C. bagaimana hambatan kedua kawat tersebut? a. Hambatan kedua kawat sama. b. Hambatan kawat pertama lebih besar daripada hambatan kawat ke dua. c. Hambatan kawat ke dua lebih besar daripada hambatan kawat pertama. d. Hambatan kedua kawat tidak dipengaruhi oleh suhu.
10. Empat buah kawat tembaga memiliki panjang dan luas penampang yang sama.
Kawat Tembaga Suhu A 600C B 320C C 400C D 750C
Urutan kawat dari yang paling mudah dialiri arus listrik pada data di atas adalah …… a. A, B, C, D c. D, A, C, B b. D, C, B, A d. B, C, A, D
V
A
+ ‐
Kawat nikrom
156
SOAL EVALUASI SIKLUS II
(HAMBATAN KAWAT PENGHANTAR)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Perhatikan Gambar 1 berikut ini!
Jika keempat kawat tersebut diberi beda potensial listrik yang sama, maka pada kawat manakah muatan listrik akan lebih banyak mengalir? Jelaskan! (ρtembaga = 1,68 x 10-8 Ωm dan ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm)
2. Batang alumunium yang panjangnya 2,5 m memiliki penampang melintang persegi panjang berukuran 1cm x 5cm. (ρalumunium = 2,65 x 10-8 Ωm dan ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm) a. Berapakah hambatan listrik batang alumunium tersebut? b. Berapakah panjang kawat besi berdiameter 5 mm agar memiliki hambatan
listrik yang sama dengan batang alumunium?
Kawat tembaga Kawat besi
A A
l l
Kawat tembaga
A
½ l
A
½ l
Kawat besi
Gambar 1. Penampang kawat penghantar dengan jenis bahan dan panjang kawat yang berbeda.
157
SOAL EVALUASI SIKLUS III
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
PETUNJUK UMUM: 1. Sebelum mengerjakan soal, tulislah nama, nomor absen, dan kelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan. 2. Dahulukan mengerjakan soal yang dianggap mudah. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap paling benar. 4. Apabila anda ingin memperbaiki jawaban, coretlah dengan dua garis lurus
mendatar pada jawaban yang anda anggap salah, kemudian silanglah jawaban yang anda anggap paling benar. Contoh: Pilihan semula : A B C D Dibetulkan menjadi : A B C D
PETUNJUK KHUSUS: Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf: a, b, c, atau d pada lembar jawaban anda!
1. Perhatikan gambar rangkaian di bawah ini!
Jika nilai R1 < R2 < R3, maka pernyataan di bawah ini benar, kecuali …… a. Arus listrik terbesar adalah arus listrik yang melewati hambatan R1. b. Tegangan listrik terbesar adalah tegangan listrik pada hambatan R1. c. Muatan listrik akan lebih mudah melewati hambatan R1 daripada R2 dan
R3. d. Kuat arus listrik yang melewati R2 lebih besar daripada kuat arus listrik
yang melewati R3. 2. Gambar rangkaian hambatan listrik di bawah ini yang memiliki nilai hambatan
pengganti paling besar apabila nilai hambatannya R adalah …… a.
b.
Lampiran 18
+ ‐
I
I1
I2
I3
R1
R2
R3I
R R Ra b
a bR
R
R
158
c.
d.
3. Pada suatu instalasi listrik di rumah warga, terdapat delapan buah lampu identik. Empat lampu dipasang secara seri dan empat lampu dipasang secara paralel. Pernyataan yang tidak sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah …… a. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara paralel
nilainya lebih besar daripada kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri.
b. Jika salah satu lampu yang dipasang secara paralel mati, maka tiga lampu yang lain akan tetap menyala.
c. Nyala lampu yang dipasang secara paralel akan lebih redup jika dibandingkan dengan nyala lampu yang dipasang secara seri.
d. Kuat arus listrik pada masing-masing lampu yang dipasang secara seri nilainya sama besar.
4. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini!
Lampu-lampu A, B, C, D, E adalah lampu-lampu identik. Jika lampu B padam/ putus, maka …… a. Lampu A, C, D, E juga padam. b. Lampu A, C, D, E tetap menyala. c. Hanya lampu D dan E yang menyala. d. Hanya lampu A, D, E yang menyala.
5. Sebuah hambatan sebesar 2 kΩ dapat diganti dengan lima buah hambatan identik yang dirangkai secara seri, yaitu masing-masing hambatan bernilai …… a. 400 Ω c. 10 kΩ b. 0,4 Ω d. 10 Ω
6. Seutas kawat penghantar dengan panjang l dan luas penampang A, memiliki hambatan sebesar R. Kemudian kawat tersebut dipotong menjadi tiga bagian
AB
D E
+ ‐
C
a b
R
R
R
a b
R
R
R
159
sama panjang. Untuk memperoleh hambatan sebesar ½ R, yang harus dilakukan adalah …… a. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara seri. b. Menghubungkan dua potongan kawat secara paralel, kemudian diseri
dengan satu potongan yang lain. c. Menghubungkan ketiga potongan kawat secara paralel. d. Menghubungkan dua potongan kawat secara paralel.
7. Pemasangan lampu pada instalasi rumah dirangkai secara paralel. Hal ini bertujuan untuk …… a. Memperkecil kuat arus listrik. b. Memperbesar tegangan listrik. c. Memperkecil hambatan listrik suatu rangkaian. d. Memperbesar hambatan listrik suatu rangkaian.
8. Gambar rangkaian hambatan listrik berikut ini yang memiliki hambatan ekuivalen sebesar 20 Ω adalah …… a.
b.
c.
d.
5Ω 5Ω
10Ω
15Ω
A B
A B
5Ω 5Ω
15Ω
10Ω
A B
15Ω 10Ω
5Ω
5Ω
15Ω
A B
5Ω
5Ω
10Ω
160
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
A, B, dan C merupakan lampu identik. Jika saklar S ditutup, maka kejadian yang benar berdasarkan rangkaian di atas adalah …… a. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala sama terang. b. Lampu A, lampu B, dan lampu C menyala berbeda-beda. c. Lampu B menyala paling terang, lampu A dan C menyala sama redup. d. Lampu A dan C menyala terang, lampu B menyala redup.
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika I1 > I2 > I3, maka urutan lampu mulai dari yang menyala paling redup sampai yang menyala paling terang adalah …… a. L1, L3, L2 b. L1, L2, L3 c. L2, L3, L1 d. L3, L2, L1
+ ‐
S
A
B
C
+ ‐
I
I1
I2
I3
L1
L2
L3
I
161
SOAL EVALUASI SIKLUS III
(RANGKAIAN HAMBATAN SERI-PARALEL)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas!
1. Terdapat 5 buah resistor identik yang memiliki hambatan 5 Ω. Agar diperoleh nilai hambatan terbesar, bagaimanakah seharusnya resistor-resistor tersebut dirangkai? Jelaskan!
2. Perhatikan Gambar 1 berikut ini!
Jika nilai R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R6 = R, hitunglah hambatan pengganti antara titik a dan titik b!
a b
R1
R2
R4
R3
R6
R5
Gambar 1. Rangkaian resistor paralel
162
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus I
1. D 6. C
2. A 7. B
3. B 8. C
4. C 9. C
5. A 10. B
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus II
1. D 6. B
2. C 7. D
3. C 8. C
4. A 9. C
5. A 10. D
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pilihan Ganda Siklus III
1. B 6. B
2. A 7. C
3. C 8. D
4. D 9. A
5. A 10. D
Lampiran 19
163
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Essay Siklus I
No. Jawaban Skor 1. Hukum Ohm menyatakan bahwa “Nilai kuat arus listrik yang
melewati suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dengan syarat suhunya konstan”. Jika penghantar yang digunakan pada suatu rangkaian listrik tertutup memiliki hambatan listrik mendekati nol, maka yang akan terjadi yaitu kuat arus listrik yang mengalir melewati penghantar tersebut akan menjadi sangat besar, atau bahkan mendekati tak terhingga. Secara matematis dijelaskan:
0 ∞
2 2 1
5 2. Diketahui:
V1 = 110 volt I1 = 3,00 ampere Terjadi penurunan tegangan 10% dari V1 I2 Ditanyakan: I2 jika R tetap = ……….? Jawab: Terjadi penurunan tegangan 10% dari V1, yaitu: 10% x V1 = 10% x 110 volt = 11 volt Maka, V2 = V1 – 10%V1 = 110 volt – 11 volt = 99 volt.
Jika R tetap, maka:
110 3
99
3 99 110
297110 2,7
Maka, kuat arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut adalah 2,7 ampere.
1 1
2 1 5
Skor total essay 10
164
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Essay Siklus II
No. Jawaban Skor1. Variabel yang sama dari keempat kawat adalah luas penampang A, jadi dalam hal
ini A tidak memberikan pengaruh. Tinjau dua buah kawat yang memiliki panjang yang sama. Terdapat kawat
tembaga dan kawat besi yang memiliki panjang kawat l dan luas penampang kawat A yang sama. Kedua kawat tersebut memiliki jenis bahan yang berbeda, yaitu tembaga dan besi. Setiap jenis bahan memiliki hambatan jenis yang berbeda-beda. Semakin besar nilai hambatan jenis suatu bahan, maka kuat arus listrik yang melewati bahan tersebut akan semakin kecil. Artinya muatan listrik yang melewati bahan tersebut juga semakin sedikit. Berlaku pula sebaliknya, semakin kecil nilai hambatan jenis suatu bahan maka kuat arus listrik yang melewati bahan tersebut akan semakin besar. Artinya, muatan listrik yang melewati bahan tersebut juga semakin banyak. Diketahui ρtembaga = 1,68 x 10-8 Ωm dan ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm. ρtembaga < ρbesi. Jadi, kuat arus listrik yang melewati kawat tembaga lebih besar daripada kuat arus listrik yang melewati kawat besi. Artinya, muatan listrik yang melewati kawat tembaga lebih banyak daripada muatan listrik yang mengalir melewati kawat besi.
Tinjau kawat tembaga. Terdapat dua buah kawat tembaga yang memiliki luas penampang kawat A yang sama tapi memiliki panjang kawat yang berbeda, l dan ½ l. Kuat arus listrik yang mengalir melewati kawat yang lebih panjang akan lebih kecil daripada kuat arus listrik yang melewati kawat yang lebih pendek. ½ l < l. Maka, kuat arus listrik yang melewati kawat dengan panjang ½ l akan lebih besar dari pada kawat dengan panjang l. Artinya, muatan listrik akan lebih banyak mengalir pada kawat dengan panjang ½ l.
Jadi, dari keempat kawat tersebut, kawat yang akan lebih banyak dialiri muatan listrik adalah kawat tembaga yang memiliki panjang ½ l.
2 2 1
5
2. Diketahui: ρalumunium = 2,65 x 10-8 Ωm; ρbesi = 9,71 x 10-8 Ωm lalumunium = 2,5 m; Aalumunium = 1 cm x 5 cm = 0,01 m x 0,05 m = 5 x 10-4 m2 Ditanyakan: a. Ralumunium = ……? b. Agar Rbesi = Ralumunium, maka jika dbesi = 5x10-3m, lbesi = ……? Jawab: a.
2,65 10 Ω 2,5
5 10 1,325 10 Ω
b. Rbesi = Ralumunium = 1,325 10 Ω 9,71 10 Ω
, ,
1,325 10 Ω 9,71 10 Ω , ,
1,325 10 Ω 0,25 3,14 25 10
9,71 10 Ω, Ω
1 2 2 5
Skor total soal essay 10
165
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Essay Siklus III
No Jawaban Skor 1. Agar memiliki nilai hambatan pengganti terbesar, maka kelima
resistor identik tersebut harus disusun secara seri. Rangkaian hambatan seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu rangkaian. Ketika suatu hambatan dirangkai secara seri dengan hambatan lain, maka nilai hambatan penggantinya akan selalu lebih besar dari nilai hambatan itu sendiri. Adapun nilai hambatan pengganti dari kelima resistor identik tersebut adalah: Misal hambatan resistor sebesar R. Maka,
5
2 3 5
2. Diketahui: R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = R6 = R Ditanyakan: Rab = …? Jawab:
R2 paralel R3, maka: 1 1 1 1 1 2
Rp = ½ R ………………….. (1) R4 paralel R5, maka:
1 1 1 1 1 2
Rp = ½ R ………………….. (2) Rangkaian menjadi:
1 1 1 1
a b
R1
R2
R4
R3
R6
R5
a b
R1
R6
(1) (2)
166
(1) dan (2) seri, maka: Rs = ½ R + ½ R = R
Rangkaian menjadi:
Maka, 1 1 1 1 1 1 1 3
13
1 5
Skor total 10
a b
R1
Rs
R6
167
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES
Lampiran 20
:::::
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 112345612345612345612345612345612345
A :B :C :D :E :F :G :H :I :
…………………….
Berilah tanda checklist pada kolom skor yang sesuai dengan kriteria penilaian penguasaan keterampilan proses sains!
Purbalingga, Mei 2012Observer
…………………….
Aspek PenilaianKel. Ahli No. Nama A B C D G H IE F
Jenis Penilaian
Sumber PenilaianMata PelajaranKelas/ Semester
Keterampilan Proses
LKSFisika
Siklus Penelitian ……………
Jumlah Skor
Rata-rata Kelompok
X/ II
Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil praktikum ke dalam grafik.Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
Mengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan praktikum.Menuliskan data hasil pengamatan.Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.Menuliskan data hasil praktikum ke dalam tabel.
Keterangan:
168
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES
: Keterampilan Proses::: Fisika: X/ II
4 3 2 1 4 3 2 112345612345612345612345612345612345
A :B :
…………………….…………………….
Merangkai alat sesuai tema praktikum.Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam kegiatan eksperimen.
Purbalingga, Mei 2012Observer
Pengamatan langsungSiklus Penelitian …………
Keterangan:
Jumlah SkorA B
Aspek PenilaianKelompok Ahli No. Nama Rata-rata
Kelompok
Jenis Penilaian
Sumber PenilaianMata PelajaranKelas/ Semester
169
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES
:: ………….:::
4 3 2 112345612345612345612345612345612345
A :
1) Tujuan 4) Data Percobaan2) Alat 5) Analisis Data dan Pembahasan3) Langkah Kerja 6) Kesimpulan
Purballingga, Mei 2012Observer
…………………..…………………..
Siklus Penelitian
Keterangan:
Jumlah Skor
Rata-rata KelompokAKelompok
Ahli No. NamaAspek Penilaian
Menyusun laporan praktikum sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.
Jenis Penilaian
Sumber PenilaianMata PelajaranKelas/ Semester
Keterampilan Proses
Laporan EksperimenFisikaX/ II
170
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES
:::: Fisika: X/ II
4 3 2 112345612345612345612345612345612345
A di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Observer
…………………..…………………..
: Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok)
Siklus Penelitian ……………..
Purballingga, Mei 2012
Kelas/ Semester
Keterangan:
Kelompok Asal No. Nama
Aspek Penilaian Jumlah Skor
Rata-rata KelompokA
Jenis Penilaian
Sumber PenilaianMata Pelajaran
Keterampilan Proses
Presentasi
171
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (LKS)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Mengecek kelengkapan
alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 3 – 4 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 1 – 2 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Tidak menuliskan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
1.2 Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan tiga variabel yang harus diamati. Menuliskan dua variabel yang harus diamati. Menuliskan satu variabel yang harus diamati. Tidak dapat menuliskan variabel yang harus diamati.
1.3 Menuliskan data hasil pengamatan.
4 3 2 1
Menuliskan 5-6 data hasil pengamatan. Menuliskan 3-4 data hasil pengamatan. Menuliskan 1-2 data hasil pengamatan. Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan.
2. Mengukur 2.1 Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan hasil pengukuran.
2.2 Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
4 3 2 1
Dapat menuliskan satuan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan satuan hasil pengukuran.
3. Mengolah data 3.1 Menuliskan data hasil 4 Dapat menuliskan 5-6 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
Lampiran 21
172
percobaan ke dalam tabel.
3 2 1
Dapat menuliskan 3-4 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 1-2 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Tidak dapat menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
3.2 Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antara ketiga variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antar dua variabel dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antar dua variabel yang harus diamati, namun kurang tepat. Tidak dapat menuliskan hubungan antar variabel.
3.3 Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
4 3 2 1
Dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik dengan benar. Dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik namun kurang tepat. Dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik namun salah. Tidak dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik.
4. Menyimpulkan 4.1 Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
4 3 2 1
Dapat menuliskan: 1) hubungan antara I, V, dan R; 2) bunyi hukum Ohm; 3) formulasi hukum Ohm. Dapat menuliskan dua kesimpulan tersebut di atas. Dapat menuliskan satu kesimpulan tersebut di atas. Tidak dapat menuliskan kesimpulan.
173
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (Pengamatan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Merangkai alat sesuai
tema percobaan. 4 3 2 1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
2. Mengukur 2.1 Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
4 3 2 1
Dapat menggunakan multimeter secara tepat tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menggunakan multimeter.
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (Laporan Percobaan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Menyusun laporan
percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan. 1) Tujuan 2) Alat 3) Langkah kerja
4 3 2 1
Dapat menuliskan seluruh bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dengan tepat. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian analisis data dan pembahasan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian data percobaan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian langkah kerja.
174
4) Data percobaan 5) Analisis data dan
pembahasan 6) Kesimpulan
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus I (Presentasi Kelompok)
No Aspek Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Mempresentasikan laporan
hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
4 3 2 1
Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan jelas dan benar. Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan benar, namun kurang jelas. Dapat menyampaikan hasil percobaan, namun masih terdapat kesalahan. Tidak dapat menyampaikan hasil percobaan.
175
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II (LKS)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Mengecek
kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan tiga alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 1-2 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Tidak menuliskan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
1.2 Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh variabel yang harus diamati. Menuliskan tiga variabel yang harus diamati. Menuliskan 1-2 variabel yang harus diamati. Tidak dapat menuliskan variabel yang harus diamati.
1.3 Menuliskan data hasil pengamatan.
4 3 2 1
Menuliskan 5-6 data hasil pengamatan. Menuliskan 3-4 data hasil pengamatan. Menuliskan 1-2 data hasil pengamatan. Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan.
2. Mengukur 2.1 Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan hasil pengukuran.
2.2 Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
4 3 2 1
Dapat menuliskan satuan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan satuan hasil pengukuran.
Lampiran 22
176
3. Mengolah data 3.1 Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.
4 3 2 1
Dapat menuliskan 5-6 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 3-4 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 1-2 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Tidak dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
3.2 Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antara keempat variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antara tiga variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan kesebandingan antar dua variabel yang harus diamati dengan benar. Tidak dapat menuliskan hubungan antar variabel dengan benar.
3.3 Memvisualisasikan data hasil eksperimen ke dalam grafik.
4 3 2 1
Dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik dengan benar. Dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik namun kurang tepat. Dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik namun salah. Tidak dapat memasukkan data hasil eksperimen ke dalam bentuk grafik.
4. Menyimpulkan 4.1 Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
4 3 2 1
Dapat menuliskan: 1) hubungan antara R dengan ρ, l, dan A 2) formulasi nilai hambatan kawat penghantar. Dapat menuliskan satu kesimpulan tersebut di atas dengan benar. Dapat menuliskan kesimpulan tersebut di atas namun kurang tepat. Tidak dapat menuliskan kesimpulan.
177
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II (Pengamatan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Merangkai alat
sesuai tema percobaan.
4 3 2 1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
2. Mengukur 2.1 Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
4 3 2 1
Dapat menggunakan multimeter secara tepat tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menggunakan multimeter.
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus II (Presentasi)
No Aspek Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
4 3 2 1
Dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan jelas dan benar. Dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan benar, namun kurang jelas. Dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok, namun masih terdapat kesalahan. Tidak dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok.
178
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (LKS)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Mengecek
kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan seluruh alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 3 – 4 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Menuliskan 1 – 2 alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan. Tidak menuliskan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.
1.2 Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.
4 3 2 1
Menuliskan tiga variabel yang harus diamati. Menuliskan dua variabel yang harus diamati. Menuliskan satu variabel yang harus diamati. Tidak dapat menuliskan variabel yang harus diamati.
1.3 Menuliskan data hasil pengamatan.
4 3 2 1
Menuliskan 5-6 data hasil pengamatan. Menuliskan 3-4 data hasil pengamatan. Menuliskan 1-2 data hasil pengamatan. Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan.
2. Mengukur 2.1 Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan hasil pengukuran.
2.2 Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
4 3 2 1
Dapat menuliskan satuan hasil pengukuran secara tepat tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menuliskan satuan hasil pengukuran yang kurang tepat, namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menuliskan satuan hasil pengukuran.
Lampiran 23
179
3. Mengolah data 3.1 Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.
4 3 2 1
Dapat menuliskan 5-6 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 3-4 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Dapat menuliskan 1-2 data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar. Tidak dapat memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel dengan benar.
3.2 Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.
4 3 2 1
Dapat menuliskan hubungan antara ketiga variabel yang harus diamati dengan benar. Dapat menuliskan hubungan antar dua variabel dengan benar. Dapat menuliskan hubungan antar dua variabel yang harus diamati, namun kurang tepat. Tidak dapat menuliskan hubungan antar variabel.
4. Menyimpulkan 4.1 Membuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
4 3 2 1
Dapat menuliskan: 1) kriteria rangkaian hambatan seri; 2) kriteria rangkaian hambatan paralel; 3) formulasi hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri; 4) formulasi hambatan pengganti pada rangkaian hambatan paralel. Dapat menuliskan 2-3 kesimpulan tersebut di atas. Dapat menuliskan satu kesimpulan tersebut di atas. Tidak dapat menuliskan kesimpulan.
180
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (Pengamatan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengamati 1.1 Merangkai alat
sesuai tema percobaan.
4 3 2 1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
2. Mengukur 2.1 Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
4 3 2 1
Dapat menggunakan multimeter secara tepat tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Menggunakan multimeter dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat menggunakan multimeter.
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (Laporan)
No Aspek Indikator Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Menyusun laporan percobaan
sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan. 1) Tujuan 2) Alat 3) Langkah kerja 4) Data percobaan 5) Analisis data dan
pembahasan 6) Kesimpulan
4 3 2 1
Dapat menuliskan seluruh bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dengan tepat. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian analisis data dan pembahasan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian data percobaan. Dapat menuliskan beberapa bagian laporan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, sampai bagian langkah kerja.
181
Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Siklus III (Presentasi)
No Aspek Keterampilan Skor Penilaian 1. Mengomunikasikan 1.1 Mempresentasikan laporan
hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
4 3 2 1
Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan jelas dan benar. Dapat menyampaikan hasil percobaan dengan benar, namun kurang jelas. Dapat menyampaikan hasil percobaan, namun masih terdapat kesalahan. Tidak dapat menyampaikan hasil percobaan.
182
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK
Lampiran 24
::::
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 112345612345612345612345612345612345
A :B :C :D :
hasil belajar ranah psikomotorik yang telah ditentukan!
Hasil Belajar Psikomotorik
Purbalingga, Mei 2012Observer
……………………………………
Keterangan:Menyiapkan alat percobaanMerangkai alat percobaanMembaca hasil pengukuranMenyimpulkan
Rata-rata KelompokA B C D
Mata Pelajaran FisikaKelas/ Semester X/ II
Berilah tanda checklist pada kolom skor yang sesuai dengan kriteria penilaian
Kel. Ahli No. Nama
Aspek Penilaian Jumlah Skor
Jenis PenilaianSiklus Penelitian ……………
183
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik
No. Aspek Penilaian Indikator Skor Keterangan 1. Menyiapkan alat percobaan • Dapat menyiapkan alat
sesuai tema percobaan. 4 3 2 1
Menyiapkan seluruh alat yang diperlukan dalam percobaan. Menyiapkan 3-4 alat yang diperlukan dalam percobaan. Menyiapkan 1-2 alat yang diperlukan dalam percobaan. Tidak dapat menyiapkan alat yang diperlukan dalam percobaan.
2. Merangkai alat percobaan • Dapat merangkai alat sesuai tema percobaan.
4 3
2
1
Dapat merangkai alat dengan benar tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya tanpa bimbingan guru. Merangkai alat dengan kurang tepat namun dapat mengoreksinya dengan bimbingan guru. Tidak dapat merangkai alat.
3. Membaca hasil pengukuran • Dapat membaca hasil pengukuran dan menyebutkan satuannya.
4 3
2 1
Menyebutkan kedua indikator dengan benar. Menyebutkan kedua indikator, namun hanya salah satu indikator saja yang benar. Menyebutkan salah satu indikator namun benar. Menyebutkan indikator namun kurang tepat.
4. Menyimpulkan • Membuat kesimpulan percobaan berdasarkan analisis data hasil percobaan.
4 3 2
1
Memenuhi indikator dengan baik tanpa bimbingan guru. Memenuhi indikator dengan bimbingan dari guru (hanya sekali) Memenuhi indikator dengan bimbingan dari guru (lebih dari sekali). Tidak dapat membuat kesimpulan dengan baik.
Lampiran 25
184
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA SIKLUS I
Lampiran 26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 24 576 14.2353 9.7647 95.3495 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 0 24 24 24 24 242 UC-09 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21 441 14.2353 6.7647 45.7612 0 21 21 21 21 0 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 0 21 03 UC-15 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 20 400 14.2353 5.7647 33.2318 0 20 20 0 20 20 20 20 20 20 20 20 0 20 0 20 20 20 20 20 20 0 20 204 UC-03 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 19 361 14.2353 4.7647 22.7024 0 19 19 19 19 19 19 0 0 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0 0 19 195 UC-06 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 19 361 14.2353 4.7647 22.7024 19 19 19 0 19 0 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0 19 19 19 0 0 19 06 UC-11 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 19 361 14.2353 4.7647 22.7024 0 19 0 19 19 19 19 19 0 19 19 19 19 19 19 19 0 19 0 19 19 19 19 197 UC-01 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 18 324 14.2353 3.7647 14.1730 0 18 18 18 18 18 18 18 0 18 18 18 18 18 18 18 0 18 18 18 0 0 18 08 UC-14 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 18 324 14.2353 3.7647 14.1730 18 18 18 0 18 0 18 18 18 18 18 18 18 18 18 0 0 0 18 18 18 18 18 09 UC-04 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 17 289 14.2353 2.7647 7.6436 0 17 17 17 17 0 17 17 0 17 17 17 17 17 17 0 0 17 17 17 0 0 17 0
10 UC-08 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 17 289 14.2353 2.7647 7.6436 0 17 17 0 17 0 17 17 0 17 0 17 17 17 17 17 0 17 17 17 17 0 17 011 UC-22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 16 256 14.2353 1.7647 3.1142 16 16 16 16 16 16 0 16 16 0 0 16 0 0 16 16 16 0 16 16 0 0 16 1612 UC-02 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 16 256 14.2353 1.7647 3.1142 16 0 16 16 16 16 16 0 16 0 16 16 16 0 16 16 0 16 16 16 0 0 16 013 UC-07 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16 256 14.2353 1.7647 3.1142 0 16 0 0 16 16 16 16 0 16 0 16 16 16 16 0 0 0 16 16 16 16 16 1614 UC-18 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 16 256 14.2353 1.7647 3.1142 16 16 16 16 16 0 16 16 0 16 16 16 0 16 16 16 0 0 16 0 16 0 0 015 UC-20 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 16 256 14.2353 1.7647 3.1142 0 16 16 0 16 16 0 0 0 16 16 16 16 16 16 16 16 16 0 16 16 0 0 016 UC-16 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 16 256 14.2353 1.7647 3.1142 0 16 16 16 16 0 16 16 0 16 16 16 0 16 16 16 0 16 16 0 16 0 0 1617 UC-05 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 15 225 14.2353 0.7647 0.5848 0 15 0 15 15 15 0 0 0 15 15 15 15 15 15 15 0 15 15 15 0 0 0 1518 UC-17 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 14 196 14.2353 -0.2353 0.0554 14 14 14 0 14 0 14 0 0 0 14 0 14 14 14 14 14 14 14 0 14 0 0 019 UC-19 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 196 14.2353 -0.2353 0.0554 0 14 0 0 14 14 0 14 0 0 14 0 14 0 14 14 0 14 14 14 0 14 14 020 UC-24 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 14 196 14.2353 -0.2353 0.0554 14 14 14 0 0 14 0 14 0 14 14 0 14 14 14 14 0 0 0 14 0 0 14 021 UC-27 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 14 196 14.2353 -0.2353 0.0554 0 14 14 0 14 14 14 14 0 14 14 0 0 0 14 14 0 14 0 14 0 0 0 1422 UC-21 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 12 144 14.2353 -2.2353 4.9965 12 0 0 0 12 0 12 0 0 0 12 0 12 12 12 0 0 12 12 0 0 12 12 023 UC-28 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 12 144 14.2353 -2.2353 4.9965 12 12 0 0 0 0 0 12 12 0 12 12 0 12 0 0 0 12 12 12 12 0 0 024 UC-26 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 11 121 14.2353 -3.2353 10.4671 11 0 11 11 11 0 0 0 0 0 11 0 11 11 0 0 11 0 11 0 0 0 11 025 UC-31 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 11 121 14.2353 -3.2353 10.4671 11 0 11 0 0 11 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 11 11 11 11 11 0 0 1126 UC-33 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 11 121 14.2353 -3.2353 10.4671 11 0 11 0 11 0 0 0 0 11 11 11 0 0 0 0 0 11 11 11 0 11 0 027 UC-34 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11 121 14.2353 -3.2353 10.4671 11 11 11 0 0 0 0 0 11 11 0 0 11 0 11 0 0 11 11 11 0 11 0 028 UC-10 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 10 100 14.2353 -4.2353 17.9377 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 10 10 10 10 10 10 0 0 0 0 0 10 10 029 UC-23 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 10 100 14.2353 -4.2353 17.9377 0 0 10 0 0 0 10 0 0 10 0 10 10 10 10 0 0 10 0 10 0 0 10 030 UC-25 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 100 14.2353 -4.2353 17.9377 10 0 10 0 0 0 10 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 10 10 10 031 UC-29 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10 100 14.2353 -4.2353 17.9377 0 10 10 0 0 10 10 10 0 10 0 0 10 10 10 0 0 0 0 10 0 0 0 032 UC-30 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 7 49 14.2353 -7.2353 52.3495 7 0 0 0 7 0 0 0 0 0 7 7 0 0 7 0 0 0 0 7 0 0 7 033 UC-32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 7 49 14.2353 -7.2353 52.3495 0 0 0 7 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 7 0 7 0 7 0 0 7 034 UC-12 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 9 14.2353 -11.2353 126.2318 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0
∑X 16 24 24 13 24 15 20 19 9 25 24 22 22 23 26 21 9 24 22 27 14 10 22 10 19 ∑ 222 386 369 215 386 242 326 304 157 372 373 353 341 364 399 328 152 363 340 402 230 145 335 170∑Y 484
Y² NO. (Y-) (Y-)² XYKODESISWA
NOMOR BUTIR SOAL (X) SKOR (Y)
185
∑Y² 7550∑(Y-)² 660.12
p 0.4706 0.7059 0.7059 0.3824 0.7059 0.4412 0.5882 0.5588 0.2647 0.7353 0.7059 0.6471 0.6471 0.6765 0.7647 0.6176 0.2647 0.7059 0.6471 0.7941 0.4118 0.2941 0.6471 0.2941 0.5588q 0.5294 0.2941 0.2941 0.6176 0.2941 0.5588 0.4118 0.4412 0.7353 0.2647 0.2941 0.3529 0.3529 0.3235 0.2353 0.3824 0.7353 0.2941 0.3529 0.2059 0.5882 0.7059 0.3529 0.7059 0.4412St 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063 4.4063Mp 13.8750 16.0833 15.3750 16.5385 16.0833 16.1333 16.3 16 17.4444 14.8800 15.5417 16.0455 15.5 15.8261 15.3462 15.6190 16.8889 15.1250 15.4545 14.8889 16.4286 14.5 15.227 17 14.526Mt 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353 14.2353√p/q 0.9428 1.5492 1.5492 0.7868 1.5492 0.8885 1.1952 1.1255 0.6000 1.6667 1.5492 1.3540 1.3540 1.4460 1.8028 1.2710 0.6000 1.5492 1.3540 1.9640 0.8367 0.6455 1.3540 0.6455 1.1255rpbis -0.0771 0.6497 0.4007 0.4113 0.6497 0.3827 0.5601 0.4507 0.4370 0.2439 0.4593 0.5562 0.3886 0.5220 0.4545 0.3991 0.3613 0.3128 0.3747 0.2913 0.4165 0.0388 0.3048 0.4050 0.0743rtabel 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390KRITERIATIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK TIDAK VALID TIDAKp 0.4706 0.7059 0.7059 0.3824 0.7059 0.4412 0.5882 0.5588 0.2647 0.7353 0.7059 0.6471 0.6471 0.6765 0.7647 0.6176 0.2647 0.7059 0.6471 0.7941 0.4118 0.2941 0.6471 0.2941 0.5588q 0.5294 0.2941 0.2941 0.6176 0.2941 0.5588 0.4118 0.4412 0.7353 0.2647 0.2941 0.3529 0.3529 0.3235 0.2353 0.3824 0.7353 0.2941 0.3529 0.2059 0.5882 0.7059 0.3529 0.7059 0.4412pq 0.2491 0.2076 0.2076 0.2362 0.2076 0.2465 0.2422 0.2465 0.1946 0.1946 0.2076 0.2284 0.2284 0.2189 0.1799 0.2362 0.1946 0.2076 0.2284 0.1635 0.2422 0.2076 0.2284 0.2076 0.2465Σpq 5.4585r11 0.7488P 0.4706 0.7059 0.7059 0.3824 0.7059 0.4412 0.5882 0.5588 0.2647 0.7353 0.7059 0.6471 0.6471 0.6765 0.7647 0.6176 0.2647 0.7059 0.6471 0.7941 0.4118 0.2941 0.6471 0.2941 0.5588KRITERIASEDANG MUDAH MUDAH SEDANG MUDAH SEDANG SEDANG SEDANG SUKAR MUDAH MUDAH SEDANG SEDANG SEDANG MUDAH SEDANG SUKAR MUDAH SEDANG MUDAH SEDANG SUKAR SEDANG SUKAR SEDANG
BA 6 16 14 11 17 10 14 13 7 15 14 17 13 15 16 14 6 13 14 15 10 4 13 8 8JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17BB 10 8 10 2 7 5 6 6 2 10 10 5 9 8 10 7 3 11 8 12 4 6 9 2 11JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17D -0.2353 0.4706 0.2353 0.5294 0.5882 0.2941 0.4706 0.4118 0.2941 0.2941 0.2353 0.7059 0.2353 0.4118 0.3529 0.4118 0.1765 0.1176 0.3529 0.1765 0.3529 -0.1176 0.2353 0.3529 -0.1765KRITERIA JELEK BAIK CUKUP BAIK BAIK CUKUP BAIK BAIK CUKUP CUKUP CUKUP BAIK CUKUP BAIK CUKUP BAIK JELEK JELEK CUKUP JELEK CUKUP JELEK CUKUP CUKUP JELEK
DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIBUANG DIBUANG DIPAKAI DIBUANG
∑(Y-)² N
19.415
DAYA BEDA
KETERANGAN
r11>rtabel = Reliabel
VALIDITAS
RELIABILITAS
TINGKAT KESUKARAN
186
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA SIKLUS II
Lampiran 27
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 UC-07 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 169 9.118 3.8824 15.0727 0 13 13 13 13 13 13 13 13 13 0 13 13 132 UC-17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13 169 9.118 3.8824 15.0727 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 0 13 133 UC-32 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 169 9.118 3.8824 15.0727 13 13 13 13 13 13 13 0 13 13 13 0 13 134 UC-30 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 12 144 9.118 2.8824 8.30796 12 12 0 12 12 12 12 0 0 12 12 12 12 125 UC-11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 12 144 9.118 2.8824 8.30796 12 12 0 12 12 12 12 12 12 12 0 0 12 126 UC-08 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 144 9.118 2.8824 8.30796 12 12 0 12 12 12 12 12 0 12 12 0 12 127 UC-20 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 144 9.118 2.8824 8.30796 12 12 0 12 0 12 12 12 12 12 0 12 12 128 UC-13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 11 11 11 0 11 0 11 11 0 11 11 119 UC-21 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 11 11 11 11 0 0 11 11 0 0 11 1110 UC-29 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 0 11 11 11 11 0 11 11 0 0 11 1111 UC-31 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 11 0 11 11 11 0 11 11 0 11 11 1112 UC-06 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 0 11 11 11 0 0 11 11 0 11 11 1113 UC-22 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 11 11 0 11 11 0 11 11 0 0 11 1114 UC-25 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 11 0 0 11 11 11 0 11 0 11 11 11 1115 UC-26 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 121 9.118 1.8824 3.54325 11 0 0 11 11 0 11 11 11 11 0 11 11 1116 UC-02 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 10 100 9.118 0.8824 0.77855 10 0 0 10 10 10 10 0 10 10 10 0 10 017 UC-33 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10 100 9.118 0.8824 0.77855 10 10 0 10 10 0 0 10 10 10 0 0 10 1018 UC-18 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 9 81 9.118 -0.118 0.01384 9 9 0 9 9 9 0 0 9 9 0 0 0 919 UC-34 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 9 81 9.118 -0.118 0.01384 9 0 0 9 9 9 0 0 9 9 0 9 9 920 UC-04 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 8 64 9.118 -1.118 1.24913 8 0 0 8 0 8 8 8 0 8 0 0 0 821 UC-28 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 8 64 9.118 -1.118 1.24913 8 8 0 0 8 0 0 8 8 0 8 0 0 822 UC-14 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 8 64 9.118 -1.118 1.24913 8 8 0 0 8 8 8 0 8 8 0 0 0 823 UC-23 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 8 64 9.118 -1.118 1.24913 8 0 0 8 8 8 0 8 0 0 0 8 8 024 UC-24 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 7 49 9.118 -2.118 4.48443 0 7 0 7 7 0 7 0 0 7 0 0 7 725 UC-12 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 7 49 9.118 -2.118 4.48443 0 7 7 7 0 0 7 0 7 7 0 0 0 026 UC-19 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 6 36 9.118 -3.118 9.71972 6 0 0 6 6 0 0 0 0 6 6 0 0 627 UC-16 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 6 36 9.118 -3.118 9.71972 0 0 6 6 6 6 0 0 0 0 0 0 6 628 UC-05 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 6 36 9.118 -3.118 9.71972 6 0 0 6 0 0 6 0 6 6 0 0 0 029 UC-27 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 6 36 9.118 -3.118 9.71972 0 0 0 6 0 6 6 0 6 0 0 0 6 630 UC-01 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 6 36 9.118 -3.118 9.71972 6 0 0 6 6 6 0 0 0 6 0 0 0 631 UC-15 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 6 36 9.118 -3.118 9.71972 6 0 0 6 0 6 0 0 0 6 0 0 0 632 UC-10 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 25 9.118 -4.118 16.955 5 0 0 5 5 0 0 0 0 0 5 0 0 033 UC-09 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 5 25 9.118 -4.118 16.955 0 5 0 0 5 0 0 0 5 5 0 0 0 534 UC-03 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 5 25 9.118 -4.118 16.955 0 5 0 5 5 0 5 0 0 0 0 0 5 0
∑X 27 22 9 29 27 23 21 10 23 27 9 10 23 28 22 ∑ 261 223 96 267 254 229 210 107 229 261 90 109 236 269 2
NO. (Y-) (Y-)² XYKODESISWA
NOMOR BUTIR SOAL (X) SKOR (Y)
Y²
187
∑Y 310∑Y² 3058∑(Y-)² 231.5294
p 0.7941 0.6471 0.2647 0.8529 0.7941 0.6765 0.6176 0.2941 0.6765 0.7941 0.2647 0.2941 0.6765 0.8235 0.6471q 0.2059 0.3529 0.7353 0.1471 0.2059 0.3235 0.3824 0.7059 0.3235 0.2059 0.7353 0.7059 0.3235 0.1765 0.3529St 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095 2.6095Mp 9.6667 10.1364 10.667 9.2069 9.4074 9.9565 10 10.7 9.9565 9.6667 10 10.9 10.261 9.6071 9.8636Mt 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176 9.1176√p/q 1.9640 1.3540 0.6000 2.4083 1.9640 1.4460 1.2710 0.6455 1.4460 1.9640 0.6000 0.6455 1.4460 2.1602 1.3540rpbis 0.4132 0.5286 0.3562 0.0824 0.2181 0.4648 0.4298 0.3914 0.4648 0.4132 0.2029 0.4409 0.6335 0.4052 0.3871rtabel 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390KRITERIA VALID VALID VALID TIDAK TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALIDp 0.7941 0.6471 0.2647 0.8529 0.7941 0.6765 0.6176 0.2941 0.6765 0.7941 0.2647 0.2941 0.6765 0.8235 0.6471q 0.2059 0.3529 0.7353 0.1471 0.2059 0.3235 0.3824 0.7059 0.3235 0.2059 0.7353 0.7059 0.3235 0.1765 0.3529pq 0.1635 0.2284 0.1946 0.1254 0.1635 0.2189 0.2362 0.2076 0.2189 0.1635 0.1946 0.2076 0.2189 0.1453 0.2284Σpq 2.9152r11 0.6128P 0.7941 0.6471 0.2647 0.8529 0.7941 0.6765 0.6176 0.2941 0.6765 0.7941 0.2647 0.2941 0.6765 0.8235 0.6471KRITERIA MUDAH SEDANG SUKAR MUDAH MUDAH SEDANG SEDANG SUKAR SEDANG MUDAH SUKAR SUKAR SEDANG MUDAH SEDANGBA 16 15 7 15 15 14 14 7 15 16 6 8 17 16 14JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17BB 11 7 2 14 12 9 7 3 8 11 3 2 6 12 8JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17D 0.2941176 0.4706 0.2941 0.0588 0.1765 0.2941 0.4118 0.2353 0.4118 0.2941 0.1765 0.3529 0.6471 0.2353 0.3529KRITERIA CUKUP BAIK CUKUP JELEK JELEK CUKUP BAIK CUKUP BAIK CUKUP JELEK CUKUP BAIK CUKUP CUKUP
DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI
∑(Y-)² N
6.8096886
KETERANGAN
VALIDITAS
RELIABILITAS
r11>rtabel = ReliabelTINGKAT
KESUKARAN
DAYA BEDA
188
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA SIKLUS III
Lampiran 28
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 196 9.235 4.765 22.7 14 14 14 14 14 14 14 0 14 14 14 14 14 14 142 UC-29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196 9.235 4.765 22.7 14 14 0 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 143 UC-17 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 169 9.235 3.765 14.17 13 13 0 13 13 13 13 0 13 13 13 13 13 13 134 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 13 169 9.235 3.765 14.17 13 13 13 13 13 13 13 0 13 13 0 13 13 13 135 UC-11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 169 9.235 3.765 14.17 13 13 0 13 13 13 13 13 13 13 13 0 13 13 136 UC-26 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 144 9.235 2.765 7.644 12 12 0 12 12 0 12 12 12 12 0 12 12 12 127 UC-25 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 12 144 9.235 2.765 7.644 12 12 0 12 12 12 12 0 12 0 12 12 12 12 128 UC-18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 12 144 9.235 2.765 7.644 12 12 12 12 12 12 0 12 12 12 0 12 0 12 129 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 12 144 9.235 2.765 7.644 12 12 12 12 12 12 12 12 12 0 12 0 12 12 0
10 UC-32 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121 9.235 1.765 3.114 11 11 0 11 11 11 11 0 11 11 0 11 0 11 1111 UC-31 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 121 9.235 1.765 3.114 11 0 11 0 11 11 11 11 11 11 0 11 11 11 012 UC-20 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 11 121 9.235 1.765 3.114 0 11 11 11 0 11 11 11 11 11 0 11 0 11 1113 UC-02 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 121 9.235 1.765 3.114 11 0 11 11 0 11 11 11 11 11 11 0 11 0 1114 UC-07 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 10 100 9.235 0.765 0.585 10 10 0 10 10 0 10 10 10 0 0 10 10 10 015 UC-13 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 100 9.235 0.765 0.585 10 10 0 0 10 0 10 10 0 10 0 10 10 10 1016 UC-19 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 9 81 9.235 -0.235 0.055 9 9 0 9 9 0 0 9 0 9 0 0 9 9 917 UC-33 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 9 81 9.235 -0.235 0.055 9 9 0 9 9 0 0 9 9 0 0 0 9 9 918 UC-22 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 8 64 9.235 -1.235 1.526 0 8 0 0 0 8 8 0 8 8 0 0 8 8 819 UC-03 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 8 64 9.235 -1.235 1.526 8 8 0 8 8 0 8 8 0 0 8 0 8 0 020 UC-04 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 8 64 9.235 -1.235 1.526 0 0 8 8 0 8 8 0 8 8 0 0 0 8 821 UC-10 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 8 64 9.235 -1.235 1.526 8 0 0 8 8 0 0 8 8 0 8 0 8 0 822 UC-14 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 8 64 9.235 -1.235 1.526 0 8 8 0 8 8 8 0 8 8 0 0 0 8 023 UC-09 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 64 9.235 -1.235 1.526 8 8 0 0 8 8 0 0 8 8 0 8 0 8 024 UC-27 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 7 49 9.235 -2.235 4.997 0 0 0 7 0 7 7 0 7 0 0 0 7 7 725 UC-21 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 7 49 9.235 -2.235 4.997 0 7 0 0 7 7 0 7 7 0 0 0 7 0 726 UC-01 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 7 49 9.235 -2.235 4.997 7 7 0 7 7 7 0 0 0 7 0 0 0 7 027 UC-05 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 7 49 9.235 -2.235 4.997 7 0 0 7 0 0 7 0 7 7 0 7 0 0 728 UC-30 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 7 49 9.235 -2.235 4.997 7 7 0 0 0 7 7 0 0 7 0 0 7 0 729 UC-12 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 49 9.235 -2.235 4.997 0 7 0 0 0 0 7 0 7 7 0 7 0 7 730 UC-28 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 6 36 9.235 -3.235 10.47 6 0 0 0 6 0 0 0 6 0 6 0 0 6 631 UC-23 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 6 36 9.235 -3.235 10.47 6 0 0 6 6 6 0 0 0 0 0 6 0 0 632 UC-34 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 6 36 9.235 -3.235 10.47 6 0 0 0 6 6 0 0 6 6 0 6 0 0 033 UC-15 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 25 9.235 -4.235 17.94 5 0 0 5 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5 534 UC-24 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 16 9.235 -5.235 27.41 0 0 0 0 0 0 4 0 0 4 0 0 4 4 0
∑X 26 23 9 23 24 23 23 15 26 23 10 17 21 26 25 ∑ 254 235 100 232 239 224 231 157 258 224 111 177 212 254 240
XYSISWA
Y²SKOR
(Y) (Y-) (Y-)²NO.
KODE NOMOR BUTIR SOAL (X)
189
∑Y 314∑Y² 3148∑(Y-)² 248.12
p 0.7647 0.6765 0.2647 0.6765 0.7059 0.6765 0.6765 0.4412 0.7647 0.6765 0.2941 0.5000 0.6176 0.7647 0.7353q 0.2353 0.3235 0.7353 0.3235 0.2941 0.3235 0.3235 0.5588 0.2353 0.3235 0.7059 0.5000 0.3824 0.2353 0.2647St 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014 2.7014Mp 9.7692 10.217 11.1111 10.087 9.9583 9.7391 10.0435 10.4667 9.9231 9.7391 11.1 10.412 10.095 9.7692 9.6000Mt 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353 9.2353√p/q 1.8028 1.4460 0.6 1.4460 1.5492 1.4460 1.4460 0.8885 1.8028 1.4460 0.6455 1 1.2710 1.8028 1.6667rpbis 0.3563 0.5257 0.4166 0.4559 0.4146 0.2697 0.4326 0.4050 0.4590 0.2697 0.4456 0.4355 0.4046 0.3563 0.2250rtabel 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390 0.3390KRITERIA VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAKp 0.7647 0.6765 0.2647 0.6765 0.7059 0.6765 0.6765 0.4412 0.7647 0.6765 0.2941 0.5000 0.6176 0.7647 0.7353q 0.2353 0.3235 0.7353 0.3235 0.2941 0.3235 0.3235 0.5588 0.2353 0.3235 0.7059 0.5000 0.3824 0.2353 0.2647pq 0.1799 0.2189 0.1946 0.2189 0.2076 0.2189 0.2189 0.2465 0.1799 0.2189 0.2076 0.2500 0.2362 0.1799 0.1946Σpq 3.1713r11 0.6058P 0.7647 0.6765 0.2647 0.6765 0.7059 0.6765 0.6765 0.4412 0.7647 0.6765 0.2941 0.5000 0.6176 0.7647 0.7353KRITERIA MUDAH SEDANG SUKAR SEDANG MUDAH SEDANG SEDANG SEDANG MUDAH SEDANG SUKAR SEDANG SEDANG MUDAH MUDAH
BA 16 15 7 15 15 12 14 12 15 13 7 12 14 16 14JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17BB 10 8 2 8 9 11 9 3 11 10 3 5 7 10 11JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17D 0.3529 0.4118 0.2941 0.4118 0.3529 0.0588 0.2941 0.5294 0.2353 0.1765 0.2353 0.4118 0.4118 0.3529 0.1765KRITERIA CUKUP BAIK CUKUP BAIK CUKUP JELEK CUKUP BAIK CUKUP JELEK CUKUP BAIK BAIK CUKUP JELEK
DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIPAKAI DIBUANG
∑(Y-)² N 7.2976
KETERANGAN
VALIDITAS
RELIABILITAS
r11>rtabel = ReliabelTINGKAT
KESUKARAN
DAYA BEDA
190
Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal
Rumus:
Keterangan: = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsis siswa yang menjawab salah (q = 1 – p) Kriteria: Jika maka butir soal bersifat valid. rtabel = 0,339
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan soal uji coba instrument siklus I pada butir soal nomor 2. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data.
Mp = 16,0833 Mt = 14,2353 St = 4,4063 p =
0,7059
q = 1 – p = 1 – 0,7059 = 0,2941
16,0833 14,2353
4,40630,70590,2941
1,8484,4063 1,5492 0,6497
Karena maka butir soal nomor 2 bersifat valid.
Lampiran 29
191
Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Rumus:
1∑
Keterangan: = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi Kriteria: Jika > maka perangkat tes dikatakan reliabel. rtabel = 0,339 Perhitungan: Berikut ini merupakan perhitungan reliabilitas soal uji coba siklus I. Data yang diperoleh dapat dianalisis dengan perhitungan seperti yang tercantum di bawah ini. n = 25 p = 0,4706 q = 1 – p = 1 – 0,4706 = 0,5294 ∑ = 5,4585 S2 = 19,4152
25
25 119,4152 5,4585
19,41522524
13,956719,4152
0,7488
Karena maka instrument siklus I bersifat reliabel.
Lampiran 30
192
Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Rumus:
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria: 0,00 0,30 sukar 0,30 0,70 sedang 0,70 1,00 mudah Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada soal uji coba siklus I butir soal nomor 1. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. B = 16 JS = 34
1634 0,4706
Karena P berada pada interval 0,30 – 0,70, maka butir soal nomor 1 termasuk kategori sedang.
Lampiran 31
193
Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal
Rumus:
Keterangan: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks kesukaran) PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria: 0,00 0,20 = jelek 0,20 0,40 = cukup 0,40 0,70 = baik 0,70 1,00 = sangat baik Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan pada soal uji coba siklus I butir soal nomor 2. Untuk butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti pada tabel analisis data. J = 34 JA = 17 JB = 17 BA = 16 BB = 8
– 1617
817 0,9412 0,4706 0,4706
Karena berada pada interval 0,40 – 0,70, maka soal termasuk kategori baik.
Lampiran 32
194
Lampiran 33
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 A1.1 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 32 61.54 cukup2 A1.2 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup3 A1.3 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 34 65.38 cukup4 A1.4 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 32 61.54 cukup5 A1.5 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 32 61.54 cukup6 A1.6 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 30 57.69 cukup7 A2.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 32 61.54 cukup8 A2.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup9 A2.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 34 65.38 cukup10 A2.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 32 61.54 cukup11 A2.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 32 61.54 cukup12 A2.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 30 57.69 cukup13 A3.2 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 30 57.69 cukup14 A3.3 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 33 63.46 cukup15 A3.4 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup16 A3.5 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup17 A3.6 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 29 55.77 cukup18 B1.1 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 37 71.15 baik19 B1.3 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 39 75.00 baik20 B1.4 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 37 71.15 baik21 B1.5 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 37 71.15 baik22 B1.6 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 35 67.31 cukup23 B2.1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup24 B2.2 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 30 57.69 cukup25 B2.3 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 33 63.46 cukup26 B2.4 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup27 B2.5 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 31 59.62 cukup28 B2.6 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 2 0 29 55.77 cukup29 B3.1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 34 65.38 cukup30 B3.2 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 33 63.46 cukup31 B3.3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 36 69.23 cukup32 B3.4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 34 65.38 cukup33 B3.5 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 34 65.38 cukup
B1 71.15
IVM
VKRITERIA
ASPEK KETERAMPILAN PROSES
B C K LKEL. AHLI NO. NAMA
AIII
DI
E F GII
H
ANALISIS PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SIKLUS I
I JJML
SKOR%
NILAI
RATA-RATA KEL.
61.22
61.22
59.23
A1
A2
A3
59.29
65.77
B2
B3
195
I :
A :B :C :D :
II :E :F :G :
III :H :I :J :
IV :K :
V :L :
M :
=====
MengomunikasikanMenyusun laporan percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.(Terdiri dari: tujuan, alat, langkah kerja, data percobaan, analisis data dan pembahasan, kesimpulan)Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.Mengolah data
Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
MenyimpulkanMembuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
79.1745.2056.8268.1862.50
Penguasaan keterampilan proses siswa:1. Aspek Mengamati2. Aspek Mengukur3. Aspek Mengolah data4. Aspek Menyimpulkan5. Aspek Mengomunikasikan
Mengamati
Mengukur
Mengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.Menuliskan data hasil pengamatan.Merangkai alat sesuai tema percobaan.
Membaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
Keterangan :
Rata-rata kelas 62.76
77110 126 116 66 50 63 66 71 93
62.50Rata-rata aspek 79.17 45.20 56.82 68.18
72Jumlah% Nilai 83.33 95.45 87.88 50.00 37.88 47.73 50.00 58.33 58.33 53.79 68.18 70.45 54.55
9077
196
Lampiran 34
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 A1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 43 89.58 sangat baik2 A1.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 40 83.33 baik3 A1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 42 87.50 sangat baik4 A1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 40 83.33 baik5 A1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 40 83.33 baik6 A1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 41 85.42 sangat baik7 A2.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 36 75.00 baik8 A2.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 38 79.17 baik9 A2.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 36 75.00 baik10 A2.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 36 75.00 baik11 A2.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 37 77.08 baik12 B1.1 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 35 72.92 baik13 B1.2 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 32 66.67 cukup14 B1.3 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 34 70.83 baik15 B1.4 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 32 66.67 cukup16 B1.5 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 32 66.67 cukup17 B1.6 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 33 68.75 cukup18 B2.1 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 36 75.00 baik19 B2.3 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 35 72.92 baik20 B2.4 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 33 68.75 cukup21 B2.5 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 33 68.75 cukup22 B2.6 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 34 70.83 baik23 C1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 41 85.42 sangat baik24 C1.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik25 C1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 40 83.33 baik26 C1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik27 C1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik28 C1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 39 81.25 baik29 C2.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 36 75.00 baik30 C2.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 33 68.75 cukup31 C2.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 35 72.92 baik32 C2.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 33 68.75 cukup33 C2.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 33 68.75 cukup
F G
B2 71.25
C1 81.25
C2 70.83
A1 85.42
A2 76.25
B1 68.75
KRITERIA
ANALISIS PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SIKLUS II
KEL. AHLI NO. NAMA
ASPEK KETERAMPILAN PROSESJML
SKOR%
NILAI
RATA-RATA KEL.
I IIM
III IV VA B H I J K LC D E
197
I :A :B :C :D :
II :E :F :G :
III :H :I :J :
IV :K :
V :L :
M :
=====5. Aspek Mengomunikasikan 65.91
Penguasaan keterampilan proses siswa:1. Aspek Mengamati 92.802. Aspek Mengukur 60.353. Aspek Mengolah data 69.704. Aspek Menyimpulkan 83.33
Jumlah% Nilai
121 126 132 111 72 95
Keterangan :
Rata-rata aspek 92.80 60.35Rata-rata kelas 75.88
0 8791.67 95.45 100.00 84.09 54.55 71.97 54.55 87.12 62.88 59.09 83.33 0.00
72 115 83 78 110
Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
65.9165.91
Mengolah dataMenuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
MenyimpulkanMembuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
MengomunikasikanMenyusun laporan percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.(Terdiri dari: tujuan, alat, langkah kerja, data percobaan, analisis data dan pembahasan, kesimpulan)
MengamatiMengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.Menuliskan data hasil pengamatan.Merangkai alat sesuai tema percobaan.
83.33
MengukurMembaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.
69.70
198
Lampiran 35
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 A1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 41 85.42 sangat baik2 A1.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik3 A1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 41 85.42 sangat baik4 A1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik5 A1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik6 A1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik7 A2.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 41 85.42 sangat baik8 A2.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik9 A2.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 41 85.42 sangat baik
10 A2.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik11 A2.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik12 A2.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 38 79.17 baik13 A3.2 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 37 77.08 baik14 A3.3 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 40 83.33 baik15 A3.4 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 37 77.08 baik16 A3.5 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 37 77.08 baik17 A3.6 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 37 77.08 baik18 B1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 38 79.17 baik19 B1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 38 79.17 baik20 B1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 35 72.92 baik21 B1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 35 72.92 baik22 B1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 35 72.92 baik23 B2.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 47 97.92 sangat baik24 B2.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 44 91.67 sangat baik25 B2.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 47 97.92 sangat baik26 B2.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 44 91.67 sangat baik27 B2.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 44 91.67 sangat baik28 B2.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 44 91.67 sangat baik29 B3.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 39 81.25 baik30 B3.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 36 75.00 baik31 B3.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 39 81.25 baik32 B3.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 36 75.00 baik33 B3.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 36 75.00 baik
KRITERIAF G
B1 75.42
B2 93.75
B3 77.50
A1 81.25
A2 81.25
A3 78.33
ANALISIS PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SIKLUS III
KEL. AHLI NO. NAMA
ASPEK KETERAMPILAN PROSESJML
SKOR%
NILAI
RATA-RATA KEL.
I IIH I J K L M
III IV VA B C D E
199
I :A :B :C :D :
II :E :F :G :
III :H :I :J :
IV :K :
V :L :
M :
=====
Rata-rata kelas 81.63
5. Aspek Mengomunikasikan 81.44
Penguasaan keterampilan proses siswa:1. Aspek Mengamati 95.082. Aspek Mengukur 68.693. Aspek Mengolah data 73.484. Aspek Menyimpulkan 83.33
127 88% Nilai 96.21 100.00 96.21 87.88 71.97 75.00 59.09
99 78 95 99 0 110Jumlah 127 132 127 116 95
68.69 73.48 83.33 81.4471.97 75.00 0.00 83.33 96.21 66.67
(Terdiri dari: tujuan, alat, langkah kerja, data percobaan, analisis data dan pembahasan, kesimpulan)Mempresentasikan laporan hasil percobaan (diskusi kelompok) di depan kelas, sementara siswa lain memberikan tanggapan.
Menggunakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur variabel dalam percobaan.Mengolah data
Menuliskan data hasil percobaan ke dalam tabel.Mengolah data yang diperoleh dengan tepat.Memvisualisasikan data hasil percobaan ke dalam grafik.
MenyimpulkanMembuat kesimpulan berdasarkan analisa data yang telah dilakukan.
MengomunikasikanMenyusun laporan percobaan sesuai dengan petunjuk penulisan laporan yang telah ditentukan.
Keterangan :Mengamati
Mengecek kelengkapan alat yang digunakan dalam kegiatan percobaan.Mengamati variabel yang diteliti dalam kegiatan percobaan.Menuliskan data hasil pengamatan.Merangkai alat sesuai tema percobaan.
MengukurMembaca skala pada alat ukur dengan benar dan teliti.Menuliskan satuan yang tepat sesuai dengan variabel yang diukur.
Rata-rata aspek 95.08
200
Lampiran 36
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 21 E-01 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 4 3 7 7 70.00 TUNTAS2 E-02 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4 3 4 7 50.00 TIDAK TUNTAS3 E-03 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 5 4 8 9 83.33 TUNTAS4 E-04 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 3 2 4 5 43.33 TIDAK TUNTAS5 E-05 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 5 4 8 9 83.33 TUNTAS6 E-06 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 4 4 4 8 53.33 TIDAK TUNTAS7 E-07 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 4 3 6 7 63.33 TIDAK TUNTAS8 E-08 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 3 3 5 6 53.33 TIDAK TUNTAS9 E-09 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 4 4 8 53.33 TIDAK TUNTAS
10 E-10 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 5 4 8 9 83.33 TUNTAS11 E-11 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 3 3 4 6 46.67 TIDAK TUNTAS12 E-12 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 4 4 6 8 66.67 TIDAK TUNTAS13 E-13 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 4 4 7 8 73.33 TUNTAS14 E-14 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 4 4 4 8 53.33 TIDAK TUNTAS15 E-15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 5 5 9 10 93.33 TUNTAS16 E-16 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 5 4 5 9 63.33 TIDAK TUNTAS17 E-17 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5 4 5 9 63.33 TIDAK TUNTAS18 E-18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 9 9 90.00 TUNTAS19 E-19 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 3 4 7 50.00 TIDAK TUNTAS20 E-20 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 5 4 8 9 83.33 TUNTAS21 E-21 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 5 4 6 9 70.00 TUNTAS22 E-22 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 5 3 7 8 73.33 TUNTAS23 E-23 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 3 3 4 6 46.67 TIDAK TUNTAS24 E-24 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 4 4 4 8 53.33 TIDAK TUNTAS25 E-25 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 5 4 7 9 76.67 TUNTAS26 E-26 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 4 4 7 8 73.33 TUNTAS27 E-27 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 5 4 8 9 83.33 TUNTAS28 E-28 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 4 4 7 8 73.33 TUNTAS29 E-29 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 5 3 7 8 73.33 TUNTAS30 E-30 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 4 4 3 8 46.67 TIDAK TUNTAS31 E-31 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 4 4 7 8 73.33 TUNTAS32 E-32 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 5 3 7 8 73.33 TUNTAS33 E-33 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 4 4 7 8 73.33 TUNTAS
∑ 13 16 23 22 28 23 29 6 30 10
: 18: 15 :::::
ANALISIS HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SIKLUS 1
SKOR
PG ESSAYPILIHAN GANDANO NAMA
BUTIR SOALESSAY NILAI
AKHIR
54,55%0.5455
% Ketuntasan klasikal
66.97
KET.
Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa yang tidak tuntas
Nilai rata-rata kelasKetuntasan klasikal
93.33Nilai tertinggiNilai terendah 43.33
201
Lampiran 37
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 21 E-01 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 3 4 7 7 70.00 TUNTAS2 E-02 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS3 E-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 10 9 96.67 TUNTAS4 E-04 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 3 4 6 7 63.33 TIDAK TUNTAS5 E-05 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 5 4 8 9 83.33 TUNTAS6 E-06 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 3 2 8 5 70.00 TUNTAS7 E-07 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 4 4 6 8 66.67 TIDAK TUNTAS8 E-08 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 3 2 6 5 56.67 TIDAK TUNTAS9 E-09 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS10 E-10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 4 9 7 83.33 TUNTAS11 E-11 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 4 4 6 8 66.67 TIDAK TUNTAS12 E-12 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS13 E-13 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 4 4 7 8 73.33 TUNTAS14 E-14 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 5 4 7 9 76.67 TUNTAS15 E-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 10 9 96.67 TUNTAS16 E-16 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 3 4 8 7 76.67 TUNTAS17 E-17 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 4 4 6 8 66.67 TIDAK TUNTAS18 E-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 10 9 96.67 TUNTAS19 E-19 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS20 E-20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 4 10 9 96.67 TUNTAS21 E-21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 3 4 8 7 76.67 TUNTAS22 E-22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 4 3 8 7 76.67 TUNTAS23 E-23 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS24 E-24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 3 4 9 7 83.33 TUNTAS25 E-25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 4 3 9 7 83.33 TUNTAS26 E-26 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 4 6 7 63.33 TIDAK TUNTAS27 E-27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 3 4 9 7 83.33 TUNTAS28 E-28 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 4 4 6 8 66.67 TIDAK TUNTAS29 E-29 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 4 4 7 8 73.33 TUNTAS30 E-30 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 8 7 76.67 TUNTAS31 E-31 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 4 4 7 8 73.33 TUNTAS32 E-32 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 3 4 7 7 70.00 TUNTAS33 E-33 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 4 4 7 8 73.33 TUNTAS
∑ 27 23 15 31 28 28 20 26 30 27
: 28: 5: ::::
Jumlah siswa yang tuntas
ANALISIS HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SIKLUS II
NO. NAMABUTIR SOAL
NILAI AKHIR KET.PILIHAN GANDA ESSAY
SKOR
PG ESSAY
Jumlah siswa yang tidak tuntasNilai tertinggi
84,85%0.848576.97
Ketuntasan klasikal% Ketuntasan klasikal
Nilai terendahNilai rata-rata kelas
96.6756.67
202
Lampiran 38
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 21 E-01 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 4 6 8 10 86.67 TUNTAS2 E-02 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS3 E-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 6 10 10 100.0 TUNTAS4 E-04 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 2 4 7 6 66.67 TIDAK TUNTAS5 E-05 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 6 9 10 93.33 TUNTAS6 E-06 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 5 8 9 83.33 TUNTAS7 E-07 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 4 8 6 73.33 TUNTAS8 E-08 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 2 3 7 5 63.33 TIDAK TUNTAS9 E-09 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS
10 E-10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 6 9 10 93.33 TUNTAS11 E-11 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 4 4 7 8 73.33 TUNTAS12 E-12 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 4 5 7 9 76.67 TUNTAS13 E-13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 4 4 8 8 80.00 TUNTAS14 E-14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 4 5 8 9 83.33 TUNTAS15 E-15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 6 10 10 100.0 TUNTAS16 E-16 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 5 8 9 83.33 TUNTAS17 E-17 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS18 E-18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 4 6 9 10 93.33 TUNTAS19 E-19 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 4 5 8 60.00 TIDAK TUNTAS20 E-20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 5 10 9 96.67 TUNTAS21 E-21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 4 5 8 9 83.33 TUNTAS22 E-22 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 4 6 8 10 86.67 TUNTAS23 E-23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 8 7 76.67 TUNTAS24 E-24 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 4 5 8 9 83.33 TUNTAS25 E-25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 4 5 7 9 76.67 TUNTAS26 E-26 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS27 E-27 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 4 8 8 80.00 TUNTAS28 E-28 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 4 6 8 10 86.67 TUNTAS29 E-29 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 4 5 7 9 76.67 TUNTAS30 E-30 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 4 5 7 9 76.67 TUNTAS31 E-31 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 9 8 86.67 TUNTAS32 E-32 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 5 8 9 83.33 TUNTAS33 E-33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 4 6 8 10 86.67 TUNTAS
∑ 29 28 20 31 30 15 31 19 31 30
: 30: 3:::::% Ketuntasan klasikal 90,91%
0.9091
Jumlah siswa yang tuntasJumlah siswa yang tidak tuntasNilai tertinggi 100Nilai terendah 60Nilai rata-rata kelas 82.121Ketuntasan klasikal
ANALISIS HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SIKLUS III
NO NAMABUTIR SOAL SKOR
NILAI AKHIR KET.PILIHAN GANDA ESSAY
PG ESSAY
203
Lampiran 39
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 A1.1 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 8 50.002 A1.2 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 8 50.003 A1.3 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 8 50.004 A1.4 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 8 50.005 A1.5 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 8 50.006 A1.6 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 8 50.007 A2.1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 68.758 A2.2 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 68.759 A2.3 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 68.7510 A2.4 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 68.7511 A2.5 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 68.7512 A2.6 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 68.7513 A3.2 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 9 56.2514 A3.3 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 9 56.2515 A3.4 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 9 56.2516 A3.5 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 9 56.2517 A3.6 0 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 9 56.2518 B1.1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0019 B1.3 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0020 B1.4 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0021 B1.5 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0022 B1.6 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0023 B2.1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2524 B2.2 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2525 B2.3 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2526 B2.4 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2527 B2.5 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2528 B2.6 4 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2529 B3.1 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 11 68.7530 B3.2 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 11 68.7531 B3.3 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 11 68.7532 B3.4 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 11 68.7533 B3.5 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 2 0 11 68.75
A :B :C :D :
:::::::
0.151515,15 %
52875.0050.0062.12
Jumlah siswa yang tidak tuntasNilai tertinggiNilai terendahNilai rata-rata kelasKetuntasan klasikal% Ketuntasan klasikal
Jumlah siswa yang tuntas
50.00
Keterangan:Menyiapkan alat percobaan
Jumlah% Nilai
121 66 64 77
B
Menyimpulkan
B3
B2
JML SKOR
% NILAI
RATA-RATA KEL.
Merangkai alat percobaanMembaca hasil pengukuran
91.67 50.00 48.48 58.33
68.75
Rata-rata kelas 62.12
68.75
56.25
75.00
56.25
ANALISIS HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS I
A1
A2
A3
B1
C DASPEK PENILAIAN
KEL. AHLI NO NAMA A
204
Lampiran 40
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 A1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 15 93.752 A1.2 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 15 93.753 A1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 15 93.754 A1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 15 93.755 A1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 15 93.756 A1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 15 93.757 A2.2 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 12 75.008 A2.3 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 12 75.009 A2.4 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 12 75.0010 A2.5 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 12 75.0011 A2.6 4 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 12 75.0012 B1.1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2513 B1.2 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2514 B1.3 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2515 B1.4 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2516 B1.5 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2517 B1.6 0 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 9 56.2518 B2.1 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0019 B2.3 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0020 B2.4 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0021 B2.5 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0022 B2.6 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 12 75.0023 C1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 13 81.2524 C1.2 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 13 81.2525 C1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 13 81.2526 C1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 13 81.2527 C1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 13 81.2528 C1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2 0 13 81.2529 C2.1 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 10 62.5030 C2.2 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 10 62.5031 C2.3 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 10 62.5032 C2.4 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 10 62.5033 C2.5 4 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 10 62.50
A :B :C :D :
:::::::% Ketuntasan klasikal 66,67 %
Nilai terendah 56.25Nilai rata-rata kelas 74.24Ketuntasan klasikal 0.6667
Jumlah siswa yang tuntas 22Jumlah siswa yang tidak tuntas 11Nilai tertinggi 93.75
84.09 58.33 62.88% Nilai 91.67
Keterangan:Menyiapkan alat percobaanMerangkai alat percobaanMembaca hasil pengukuranMenyimpulkan
Jumlah 121 111 77 83
A1
B2
C1
C2
A2
B1
KEL. AHLI NO NAMA
ASPEK PENILAIAN
ANALISIS HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS II
JML SKOR
RATA-RATA KEL.A B C D %
NILAI
62.50
Rata-rata kelas 74.24
93.75
75.00
56.25
75.00
81.25
205
Lampiran 41
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 A1.1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.252 A1.2 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.253 A1.3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.254 A1.4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.255 A1.5 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.256 A1.6 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.257 A2.1 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 14 87.508 A2.2 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 14 87.509 A2.3 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 14 87.5010 A2.4 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 14 87.5011 A2.5 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 14 87.5012 A2.6 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 14 87.5013 A3.2 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 14 87.5014 A3.3 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 14 87.5015 A3.4 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 14 87.5016 A3.5 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 14 87.5017 A3.6 0 3 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 0 14 87.5018 B1.1 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 13 81.2519 B1.3 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 13 81.2520 B1.4 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 13 81.2521 B1.5 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 13 81.2522 B1.6 4 0 0 0 0 0 2 0 4 0 0 0 0 3 0 0 13 81.2523 B2.1 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 15 93.7524 B2.2 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 15 93.7525 B2.3 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 15 93.7526 B2.4 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 15 93.7527 B2.5 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 15 93.7528 B2.6 4 0 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 3 0 0 15 93.7529 B3.1 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.2530 B3.2 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.2531 B3.3 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.2532 B3.4 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.2533 B3.5 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 13 81.25
A :B :C :D :
:::::::% Ketuntasan klasikal 100%
Nilai terendah 81.25Nilai rata-rata kelas 85.61Ketuntasan klasikal 1.00
Jumlah siswa yang tuntas 33Jumlah siswa yang tidak tuntas 0Nilai tertinggi 93.75
% Nilai 96.21
Keterangan:Menyiapkan alat percobaanMerangkai alat percobaanMembaca hasil pengukuranMenyimpulkan
Rata-rata kelas 85.61
87.88 79.55 78.79Jumlah 127 116
A1
A2
A3
B1
B2
81.25
87.50
87.50
105 104
ANALISIS HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS III
81.25
93.75
81.25B3
RATA-RATA KEL.A B C DKEL.
AHLI NO NAMAASPEK PENILAIAN
JML SKOR
% NILAI
206
Lampiran 42
KODE NILAI KET. KODE NILAI KET. KODE NILAI KET.1 Akhrudin A1.1 61.54 cukup C2.1 75.00 baik B1.1 79.17 baik2 Alfian Aji Nugraha B3.1 65.38 cukup C1.1 85.42 sangat baik A1.1 85.42 sangat baik3 Anugrah Aningsih A2.1 61.54 cukup A1.1 89.58 sangat baik B2.1 97.92 sangat baik4 Atik Wijayanti B1.1 71.15 baik B2.1 75.00 baik B3.1 81.25 baik5 Aziz Purwanto B2.1 59.62 cukup B1.1 72.92 baik A2.1 85.42 sangat baik6 Efani Khomsiyatun A1.6 57.69 cukup A1.6 85.42 sangat baik A1.6 79.17 baik7 Eka Milahfi A3.6 55.77 cukup C1.6 81.25 baik B2.6 91.67 sangat baik8 Eling Widya Amalia A3.2 57.69 cukup C2.2 68.75 cukup A1.2 79.17 baik9 Fahmi Nur Thoifah A2.2 59.62 cukup A2.2 75.00 baik B2.2 91.67 sangat baik
10 Fidya Pangestika B3.2 63.46 cukup C1.2 79.17 baik B3.2 75.00 baik11 Iip Iryani A1.2 59.62 cukup A1.2 83.33 sangat baik A3.2 77.08 baik12 Jaelani Sari A2.6 57.69 cukup A2.6 77.08 baik B1.6 72.92 baik13 Kukuh P. Santoso A1.3 65.38 cukup B1.3 70.83 baik A3.3 83.33 baik14 Metiana Maksup A3.3 63.46 cukup C1.3 83.33 baik A1.3 85.42 sangat baik15 Miftah Al Azizah B1.3 75.00 baik A1.3 87.50 sangat baik B2.3 97.92 sangat baik16 Mistriyah B2.3 63.46 cukup B2.3 72.92 baik B3.3 81.25 baik17 Nurul Zawa Aningsih B3.3 69.23 cukup C2.3 72.92 baik B1.3 79.17 baik18 Prichilia Putu Makarti A1.5 61.54 cukup C1.5 79.17 baik A1.5 79.17 baik19 Qori Setiyani B1.4 71.15 baik B1.4 66.67 cukup B1.4 72.92 baik20 Rena Setiati A2.4 61.54 cukup A2.4 75.00 baik A3.4 77.08 baik21 Revita Sari Asih A3.4 59.62 cukup B2.4 68.75 cukup A2.4 79.17 baik22 Riskianto B2.4 59.62 cukup C1.4 79.17 baik B2.4 91.67 sangat baik23 Riza Rifananda Akti B3.4 65.38 cukup A1.4 83.33 sangat baik A1.4 79.17 baik24 Sekar Palupi B2.5 59.62 cukup A2.5 75.00 baik B3.5 75.00 baik25 Sinta Karuniawati B3.5 65.38 cukup B2.5 68.75 cukup B2.5 91.67 sangat baik26 Triyan Dedi Laksono A1.4 61.54 cukup C2.4 68.75 cukup B3.4 75.00 baik27 Uma Dewaji A3.5 59.62 cukup B1.5 66.67 cukup B1.5 72.92 baik28 Unggul Pambudi A2.5 61.54 cukup C2.5 68.75 cukup A2.5 79.17 baik29 Wahyu Tri Sasono B1.5 71.15 baik A1.5 83.33 sangat baik A3.5 77.08 baik30 Wisnu Handayani B2.6 55.77 cukup B2.6 70.83 baik A3.6 77.08 baik31 Yogi Hidayat B2.2 57.69 cukup B1.2 66.67 cukup A2.2 79.17 baik32 Yohanes I. K Panjaitan B1.6 67.31 cukup B1.6 68.75 cukup A2.6 79.17 baik33 Zaenal Muslim A2.3 65.38 cukup A2.3 79.17 baik A2.3 85.42 sangat baik
PENGUASAAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SIKLUS I, II DAN III
62.76 75.88 81.63Rata-rata
NO. NAMA SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
207
Lampiran 43
NILAI KET. NILAI KET NILAI KET. NILAI KET.1 Akhrudin 62 TIDAK 70.00 TUNTAS 70.00 TUNTAS 86.67 TUNTAS2 Alfian Aji Nugraha 52 TIDAK 50.00 TIDAK 80.00 TUNTAS 80.00 TUNTAS3 Anugrah Aningsih 75 TUNTAS 83.33 TUNTAS 96.67 TUNTAS 100 TUNTAS4 Atik Wijayanti 63 TIDAK 43.33 TIDAK 63.33 TIDAK 66.67 TIDAK5 Aziz Purwanto 73 TUNTAS 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS 93.33 TUNTAS6 Efani Khomsiyatun 46 TIDAK 53.33 TIDAK 70.00 TUNTAS 83.33 TUNTAS7 Eka Milahfi 44 TIDAK 63.33 TIDAK 66.67 TIDAK 73.33 TUNTAS8 Eling Widya Amalia 53 TIDAK 53.33 TIDAK 56.67 TIDAK 63.33 TIDAK9 Fahmi Nur Thoifah 62 TIDAK 53.33 TIDAK 80.00 TUNTAS 80.00 TUNTAS10 Fidya Pangestika 66 TIDAK 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS 93.33 TUNTAS11 Iip Iryani 53 TIDAK 46.67 TIDAK 66.67 TIDAK 73.33 TUNTAS12 Jaelani Sari 51 TIDAK 66.67 TIDAK 80.00 TUNTAS 76.67 TUNTAS13 Kukuh Prasetya Santoso 63 TIDAK 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 80.00 TUNTAS14 Metiana Maksup 68 TIDAK 53.33 TIDAK 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS15 Miftah Al Azizah 84 TUNTAS 93.33 TUNTAS 96.67 TUNTAS 100 TUNTAS16 Mistriyah 49 TIDAK 63.33 TIDAK 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS17 Nurul Zawa Aningsih 47 TIDAK 63.33 TIDAK 66.67 TIDAK 80.00 TUNTAS18 Prichilia Putu Makarti 78 TUNTAS 90.00 TUNTAS 96.67 TUNTAS 93.33 TUNTAS19 Qori Setiyani 62 TIDAK 50.00 TIDAK 80.00 TUNTAS 60.00 TIDAK20 Rena Setiati 84 TUNTAS 83.33 TUNTAS 96.67 TUNTAS 96.67 TUNTAS21 Revita Sari Asih 55 TIDAK 70.00 TUNTAS 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS22 Riskianto 55 TIDAK 73.33 TUNTAS 76.67 TUNTAS 86.67 TUNTAS23 Riza Rifananda Akti 53 TIDAK 46.67 TIDAK 80.00 TUNTAS 76.67 TUNTAS24 Sekar Palupi 60 TIDAK 53.33 TIDAK 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS25 Sinta Karuniawati 58 TIDAK 76.67 TUNTAS 83.33 TUNTAS 76.67 TUNTAS26 Triyan Dedi Laksono 53 TIDAK 73.33 TUNTAS 63.33 TIDAK 80.00 TUNTAS27 Uma Dewaji 50 TIDAK 83.33 TUNTAS 83.33 TUNTAS 80.00 TUNTAS28 Unggul Pambudi 49 TIDAK 73.33 TUNTAS 66.67 TIDAK 86.67 TUNTAS29 Wahyu Tri Sasono 55 TIDAK 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 76.67 TUNTAS30 Wisnu Handayani 46 TIDAK 46.67 TIDAK 76.67 TUNTAS 76.67 TUNTAS31 Yogi Hidayat 60 TIDAK 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 86.67 TUNTAS32 Yohanes I. K Panjaitan 45 TIDAK 73.33 TUNTAS 70.00 TUNTAS 83.33 TUNTAS33 Zaenal Muslim 71 TUNTAS 73.33 TUNTAS 73.33 TUNTAS 86.67 TUNTAS
56.67
90,91 %100.060.00
HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SIKLUS I, II DAN III
76.97 82.1218,18 %
84.0044.00
54,55 %93.3343.33
78,79 %96.67
Rata - rataKetuntasan klasikal (%)Nilai tertinggiNilai terendah
58.94 66.97
SIKLUS 3NO. NAMA
AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
208
Lampiran 44
NILAI KET. NILAI KET. NILAI KET1 Akhrudin 50.00 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.252 Alfian Aji Nugraha 68.75 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.253 Anugrah Aningsih 68.75 tidak tuntas 93.75 tuntas 93.754 Atik Wijayanti 75.00 tuntas 75.00 tuntas 81.255 Aziz Purwanto 56.25 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 87.506 Efani Khomsiyatun 50.00 tidak tuntas 93.75 tuntas 81.257 Eka Milahfi 56.25 tidak tuntas 81.25 tuntas 93.758 Eling Widya Amalia 56.25 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.259 Fahmi Nur Thoifah 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 93.75
10 Fidya Pangestika 68.75 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.2511 Iip Iryani 50.00 tidak tuntas 93.75 tuntas 87.5012 Jaelani Sari 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 81.2513 Kukuh P. Santoso 50.00 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 87.5014 Metiana Maksup 56.25 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.2515 Miftah Al Azizah 75.00 tuntas 93.75 tuntas 93.7516 Mistriyah 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 81.2517 Nurul Zawa Aningsih 68.75 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.2518 Prichilia Putu Makarti 50.00 tidak tuntas 81.25 tuntas 81.2519 Qori Setiyani 75.00 tuntas 56.25 tidak tuntas 81.2520 Rena Setiati 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.5021 Revita Sari Asih 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.5022 Riskianto 56.25 tidak tuntas 81.25 tuntas 93.7523 Riza Rifananda Akti 68.75 tidak tuntas 93.75 tuntas 81.2524 Sekar Palupi 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 81.2525 Sinta Karuniawati 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 93.7526 Triyan Dedi Laksono 50.00 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 81.2527 Uma Dewaji 56.25 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 81.2528 Unggul Pambudi 68.75 tidak tuntas 62.50 tidak tuntas 87.5029 Wahyu Tri Sasono 75.00 tuntas 93.75 tuntas 87.5030 Wisnu Handayani 56.25 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.5031 Yogi Hidayat 56.25 tidak tuntas 56.25 tidak tuntas 87.5032 Yohanes I. K Panjaitan 75.00 tuntas 56.25 tidak tuntas 87.5033 Zaenal Muslim 68.75 tidak tuntas 75.00 tuntas 87.50
Nilai terendah 50,00 56,25 81,25
Ketuntasan klasikal (%) 15,15 % 66,67 % 100,0 %Nilai tertinggi 75,00 93,75 93,75
NO. NAMA
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA SIKLUS I, II DAN III
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
Rata-rata kelas 62.12 74.24 85.61
TUNTAS
209
PERHITUNGAN GAIN SCORE
1. Penguasaan Keterampilan Proses Sains Dari hasil analisis data penguasaan keterampilan proses sains siklus I dan
siklus II diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus I (Spre) = 62,76% dan rata-rata siklus II (Spost) = 75,88%. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan proses sains digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
75,88% 62,76%100% 62,76%
13,12%37,24% 0,35
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan penguasaan keterampilan proses sains dari siklus I ke siklus II memiliki kriteria sedang.
Dari hasil analisis data penguasaan keterampilan proses sains siklus II dan siklus III diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus II (Spre) = 75,88% dan rata-rata siklus III (Spost) = 81,63%. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan proses sains digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
81,63% 75,88%100% 75,88%
5,75%
24,12% 0,24
Karena 0,3 maka peningkatan penguasaan keterampilan proses sains dari siklus II ke siklus III memiliki kriteria rendah.
2. Hasil Belajar Kognitif
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus I dan siklus II diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus I (Spre) = 66,97% dan rata-rata siklus II (Spost) = 76,97%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
76,97% 66,97%100% 66,97%
10%
33,03% 0,303
Lampiran 45
210
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II memiliki kriteria sedang.
Dari hasil analisis data hasil belajar kognitif siklus II dan siklus III diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus II (Spre) = 76,97% dan rata-rata siklus III (Spost) = 82,12%. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
82,12% 76,97%100% 76,97%
5,15%
23,03% 0,22
Karena 0,3 maka peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus II ke siklus III memiliki kriteria rendah.
3. Hasil Belajar Psikomotorik
Dari hasil analisis data hasil belajar psikomotorik siklus I dan siklus II diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus I (Spre) = 62,12% dan rata-rata siklus II (Spost) = 74,24%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar psikomotorik digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
74,24% 62,12%100% 62,12%
12,12%37,88% 0,32
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan hasil belajar psikomotorik dari siklus I ke siklus II memiliki kriteria sedang.
Dari hasil analisis data hasil belajar psikomotorik siklus II dan siklus III diperoleh bahwa nilai rata-rata siklus II (Spre) = 74,24% dan rata-rata siklus III (Spost) = 85,61%. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar psikomotorik digunakan persamaan faktor Hake sebagai berikut:
100%
85,61% 74,24%100% 74,24%
11,37%25,76% 0,44
Karena 0,3 0,7 maka peningkatan hasil belajar psikomotorik dari siklus II ke siklus III memiliki kriteria sedang.
211
Lampiran 46
212
Lampiran 47
213
Lampiran 48
214
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa melakukan eksperimen Siswa melakukan diskusi kelompok ahli
Siswa melakukan diskusi kelompok asal Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Siswa mempraktikkan salah satu eksperimen Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus
Lampiran 49