Upload
ngoquynh
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 7
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP WISATA ALAM
PERSAWAHAN DI UBUD
Pada bab ini akan dijabarkan mengenai pemahaman terhadap judul proyek
yang terdiri dari wisata, alam, persawahan, kajian objek sejenis, dan spesifikasi
umum tentang wisata alam persawahan.
2.1 Pemahaman Terhadap Wisata
2.1.1 Pengertian Wisata
Kata pariwisata baru popular pada tahun 1958. Sebelum itu digunakan
kata turisme,serapan dari Bahsa Belanda “tourisme”. Sejak 1958 resmilah
kata pariwisata sebagai padanan tourisme (Bld) atau tourism (Ing).
Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah
darmawisata, karyawisata, widyawisata, yang semuanya mengandung unsur
“wisata”. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer atau KBIK (1992), Wisata
berarti: berpergian bersama-sama untuk bersenang-senang dan sebagainya;
bertamasya; piknik; wisatawan adalah orang yang berdarmawisata;
pelancong; turis. ( Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007 ).
Adapun berbagai definisi “pariwisata” menurut para ahli yaitu:
Wahab (1992) memandangnya sebagai suatu kegiatan kemanusiaan
berupa hubungan antar orang baik dari negara yang sama atau antar
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 8
negaraatau hanya dari daerah geografis yang terbatas. Didalamnya termasuk
tinggal untuk sementara waktu di daerah lain atau negara lain atau benua lain
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Schulaland (1910) mengartikan pariwisata adalah gabungan berbagai
kegiatan dengan kedatangan, tinggal dan kegiatan pendatang di negara
tertentu atau daerah tertentu.
Hans Buchli, mendefinisikan bahwa pariwisata adalah setiap peralihan
tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan
maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu
oleh lembaga-lembaga yang digunakan.
Menurut Kurt Morgenroth, pariwisata adalah lalu-lintas orang-orang
yang meninggalkan tempat kediamanya untuk sementara waktu, untuk
berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil
perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan
budayannya atau keinginan yang beraneka ragam.
Gluckmann, pariwisata diartikan keseluruhan hubungan antara manusia
yang hanya berada untuk sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan
berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.
2.1.2 Faktor Dasar Pengertian Pariwisata
Bertolak dari berbagai definisi tentang pariwisata, Yoeti (1982)
kemudian mengemukakan empat factor yang menjadi dasar pengertian
pariwisata yang murni, yakni:
a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu, sekurang-kurangnya
24 jam dan kurang dari satu tahun.
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
c. Perjalanan itu, apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan
pertamasyaan atau rekreasi.
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mecari nafkah di
tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di
tempat itu.
Layak diperhatikan bahwa pariwisata adalah suatu industry yang
produknya dapat dikonsumsi atau dinikmati hanya di tempat keberadaanya
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 9
sehingga dapat dikatakan sebagai barang ekspor maya. Produk industry
pariwisata dapat dinikmati hanya di tempat keberadaanya sehingga konsumen
atau wisatwan harus mendatangi atau mengunjungi tempat keberadaan objek.
Manfaat pariwisata dapat dirasakan pada kehidupan ekonomi-sosial-budaya
masyarakat, karena dalam kunjungan tersebut tersebut terjadi interaksi
ekosistem, sosial, dan budaya.
2.1.3 Ragam Pariwisata
Berdasarkan keterlibatan wisatawan dalam berwisata, ditengarai ada dua
macam wisata, yakni:
a. Wisatawan aktif, yaitu mereka yang terlibat atau melibatkan diri
secara fisik atau ikut serta atau bersentuhan langsung dengan kegiatan
pariwisata, menjadi pelaku.
b. Wisatawan pasif, yaitu meraka yang hanya melihat atau menonton,
mendengar, merasakan atau menikmati objek dan atraksi pariwisata,
mereka hanya terlibat secara emosional.
Batasan wisata sangat luas dan sesuai dengan maksud berwisata atau
kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, maka pariwisata dikategorikan
menjadi:
a. Wisata Agro : dapat dikatakan sebagi ragam pariwisata baru yang
dikaitkan dengan kegiatan industry pertanian, misalnya wisata durian,
wisata tani.
b. Wisata belanja : dilakukan karena kekhasan barang yang ditawarkan
atau bagian dari jenis pariwisata lain.
c. Wisata budaya : berkaitan dengan ritual budaya yang sudah menjadi
tradisi.
d. Wisata iklim : bagi negara beriklim empat, pada saat tertentu benar-
benar dimanfatkan untuk melakukan perjalanan mengunjungi tempat-
tempat lain hanya untuk berburu panas sinar matahari.
e. Wisata kerja : kunjungan kerja, yaitu jenis pariwisata yang para
wisatawannya berkunjung dengan maksud dinas atau tugas-tugas.
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 10
f. Wisata kesehatan : berbuhungan dengan maksud penyembuhan suatu
penyakit.
g. Wisata konvensi : Dilakukan dengan sengaja memilih salah satu
DTW sebagai tempat penyelengaraan seminar dikaitkan dengan
upaya pengembangan DTW yang bersangkutan.
h. Wisata niaga : berkaitan dengan kepentingan perniagaan (usaha
perdagangan).
i. Wisata olahraga: yakni mengunjungi peristiwa penting di dunia
olahraga, misalnya pertandingan perebutan kejuaraan.
j. Wisata pelancongan atau pesiar : dilakukan untuk berlibur mencari
suasana baru, menikmati keindahan alam, melespaskan ketegangan.
k. Wisata petualangan : dilakukan lebih kea rah olahraga yang sifatnya
menantang kekuatan fisik dan mental para wisatawan.
l. Wisata Ziarah : dalam kaitan dengan agama dan budaya.
2.1.4 Elemen Pariwisata
Menurut pendapat Mariotti, terdapat tiga hal yang menarik wisatawan
berkunjung ke suatu daerah, yakni: 1. Benda-benda yang tersedia di alam
semesta, yang dalam kepariwisataan disebut dengan istilah kenikmatan alam,
seperti iklim, pemandangan, flora, dan fauna, pusat kesehatan, sumber air
mineral, 2. Hasil ciptaan manusia misalnya: monumen bersejarah dan sisa
peradabaan masa lampau, museum, gerai seni, perpustakaan, kesenian,
kesenian rakyat, acara tradisional, pameran festival, rumah ibadah, 3. Tata
cara hidup masyarakat, antara lain: kebiasaan hidup, adat istiadat (Yoeti,
1982).
Dari urain di atas, dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah
segala sesuatu yang bisa berupa sasaran atau objek ragawi atau fisik serta
pemicu kunjungan destinasi wisata nirragawi. Daya tarik wisata dapat dipilih
berdasarkan karakter khasnya.
Gunn (1988) memandang pariwisata sebagai suatu system dan
memilahnya dalam sisi permintaan dan sediaan. Komponen permintaan
terdiri atas elemen orang, ditengarai oleh hasrat orang melakukan perjalanan
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 11
dan kemampuan melakukannya, sedangkan komponen sediaan adalah daya
tarik wisata, serta perangkutan, informasi dan promisi, dan pelayanan.
Hubungan antar elemen digambarkan sebagai suatu system kepariwisataan.
Bisa dilihat pada gmbar 2.1 sebagai berikut :
Gambar 2.1. Sistem Kepariwisataan: Model Komponen Fungsional Kunci yang
Membentuk Dinamika dan Sistem Hubungan Kepariwisataan
Sumber: Guun, 1988, 68
2.1.5 Daerah Tujuan Wisata
Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut
perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5
unsur :
1. Objek dan daya tarik wisata
2. Prasarana wisata
3. Sarana wisata
4. Infrastruktur
5. Masyarakat/lingkungan
INFORMASI
PROMOSI
PERANGKUTAN
VOLUME DAN MUTU
SEMUA MODE
DAYA TARIK WISATA
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA DEMI KEPUASAN
PENGUNJUNG
PELAYANAN
RAGAM DAN MUTU MAKANAN,
PENGINAPAN, PRODUK
ORANG
MINAT BERWISATA
KEMAMPUAN BERWISATA
PERMINTAAN
SEDIAN
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 12
1. Objek dan Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi
yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata.
a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam:
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
Dalam kedudukan yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata
harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara professional sehingga
dapat menarik wisatawan untuk dating. Membangun suatu objek wisata harus
dirancang sedemikian berdasarkan kriteria tertentu.
b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang,
indah, nyaman dan bersih.
Adanya aksesibilitas yan tinggi untuk dapat mengunjunginya
Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka
Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para
wisatawan yang dating.
Objek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena keindahan
alam pengunugan, sungai, pantai, pasir, hutan, persawahan, dan
sebagainya.
Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena
memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian upacara-
upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek
buah karya manusia pada masa lampau.
c. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber
pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan
mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi
berbagai kelayakan.
Kelayakan financial
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 13
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial
dari pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi
sudah diperkirakan dari awal. Berapa tengang waktu yang
dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.
Kelayakan sosial ekonomi regional
Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi
yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga
akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat
menciptakan lapangan kerja, dapat meningkatkan penerimaan
devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sector yang lain
seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain.
Kelayakan teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipertangungjawabkan
secara teknis melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu
memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila
daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu
objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata
tersebut membahayakan keselamatan pariwisata.
Kelayakan lingkungan
Analisa dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan
kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek
wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus
dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata
bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar
memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi
keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan antar
manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam, dan
manusia dengan tuhannya.
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 14
2. Prasarana Wisata
Prasarana wisata adalah segala sesuatu yang memungkinkan proses
kegiatan pariwisata dapat berjalan, misalnya: perangkutan, komunikasi,
sumber energy. Prasarana pariwisata merupakan juga prasarana umum,
artinya tidak khusus digunakan hanya bagi kepentingan pariwisata prasarana
khusus digunakan hanya bagi kepentingan dapat dikatakan tidak ada. Sesuatu
yang mungkin dapat dikatakan murni sebagai prasarana pariwisata adalah
daya tarik wisata.
Selain prasarana fisik sebagaimana disebutkan di atas, ada factor lain
bersifat kualitatif yang menjadi prasyarat pengembagan pariwisata yakni
keamanan. Kondisi keamanan dapat dijabarkan dalam prasarana dan serana
fisik seperti: keberadaan aparat keamanan, keberadaan pos-pos keamanan,
kelengkapan dan perlengkapan keamanan. . (Pariwisata Dalam Tata Ruang
Wilayah, Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007-hal. 98).
3. Sarana Wisata
Sarana pariwisata adalah segala sesuatu yang melengkapi dan atau
memudahkan proses kegiatan pariwisata berjalan, seperti: penginapan, rumah
makan, perbelanjaan, biro perjalanan, lembaga keuangan, dll. Calon
pengunjung ke suatu DWT selalu akan mempertanyakan banyak hal: 1.
Objek apa yang menjadi daya tarik, 2. Apa yang dilihat, dinikmati, dibeli,
dan dilakukan selama DTW, 3. Dengan apa menuju DTW, 4. Dimana
menginap, 5. Fasilitas apa saja yang tersedia di DWT, 6. Dimana informasi
dapat diperoleh dengan mudah, jelas, dan lengkap.
Sarana pariwisata adalah fasilitas yang harus diadakan apabila suatu
DTW ingin dikembangkan. Ketersediaan prasarana dan sarana akan
mempermudah daya tarik DWT yang bersangkutan, terutama bila diakses ke
DWT sangat dipermudah. ( Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani,
2007 ).
4. Tata Laksana/Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana
wisata baik yang berupa system pengaturan maupun bangunan fisik diatas
permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 15
System pengairan, distribusi air bersih, system pembuangan air
imbah yang membantu sarana restoran.
Sumber listrik dan energy serta jaringan distribusikannya yang
merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana
wisata yang memadai.
System jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancer
akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata
System komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk
mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara
cepat dan tepat.
System keamanan atau pengawasan yang memberikan
kemudahan di berbagai sector bagi para wisatawan. Keamanan
diterminal, diperjalanan dan di objek wisata, di pusat-pusat
perbelanjaan, akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata
maupun daerah tujuan wisata.
5. Masyarakat/Lingkungan
Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik
wisata akan mengundang kehadiran wisatawan.
Masyarakat
Masyarakat disekitar objek wisatalah yang akan menyambut
kehadiran wisatawan tersebut dan akan memberikan layanan
yang diperlukan oleh para wisatawan. Dalam hal ii pemerintah
melalui instansi-instansi terkait telah menyelengarakan berbagai
penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam
bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbnanya
masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena
meraka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan.
Lingkungan
Disamping masyarakat di sekitar objek wisata, ligkungan alam
disekitar wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar
tidak rusak dan tercemar.
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 16
Budaya
Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek
wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar
penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena
itu lingkungan budaya ini pun kelestarian tidak boleh tercemar
oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitas sehingga
dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi tiap
wisatawan.
2.1.6 Konsep Perancangan Pariwisata
Perecanaan merupakan pengorganisasian masa depan untuk mencapai
tujuan tertentu (Inskeep, 1991).
Menurut Sujarto (1986) dalam paturisi, definisi perencanaan adalah
suatu usaha untuk memikirkan masa depan secara rasional dan sistematik
dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada serta seefensian dan
seefektif mungkin.
Menurut Paturisi (2008), suatu perencanaan memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
Logis, yaitu bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang
berlaku
Luwes, yaitu dapat mengikuti perkembangan
Obyektif, yaitu didasarkan pada tujuan dan sasaran yang
dilandasi pertimbangan yang sistematis dan ilmiah
Menurut Paturisi (2008) orientasi perencanaan ada dua bentuk yaitu:
Perencanaan berdasarkan pertimbangan target yaitu suatu
perencanaan yang mana tujuan ingin dicapai di masa yang akan
dating merupakan factor penentu.
Menurut Yoeti (1997), komponen dasar pengembangan pariwisata di
dalam proses perencanaan adalah:
Atraksi wisata dan aktivitasnya
Fasilitas akomodasi dan pelayanan
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 17
Fasilitas wisatawan lainnya dan jasa seperti: operasi perjalanan
wisata, tourism information, restoran, retail, shopping, bank,
money chafer, medical care, public safety dan pelayanan pos
Fasilitas dan pelayanan transportasi
Infrastruktur lainnya meliputi persedian air, listrik, pembuangan
limbah dan tekomunikasi
Elemen kelembagaan yang meliputi program pemasaran,
pendidikan dan pelatihan, perundang-undangan dan peraturan,
kebijakan investasi sector swasta, organisasi structural private
dan public serta program sosial ekonomi dan lingkungan.
Perencanaan pariwisata merupakan suatu proses pembuatan
keputusan yang berkaitan dengan masa depan suatu tujuan wisata atau
atraksi wisata yang merupakan suatu poroses dinamis penentuan tujuan,
yang secara sistematis mempertimbangkan berbagai alternative terpilih
dan evaluasi. Proses perencanaan pariwisata dengan melihat lingkungan
(fisik, ekonomi, sosial, politik ) sebagai suatu komponen yang saling
terkait dan saling tergantung satu dengan lainnya ( Paturisi, 2008 ).
2.2 Pemahaman Terhadap Alam
2.2.1 Pengertian Alam
Alam dalam arti luas yaitu setara dengan dunia alam, dunia fisik atau
dunia materi. Alam juga sering mengacu pada geologi dan satwa liat serta
alam bisa merujuk keranah umum dari berbagai jenis tanaman hidup dan
hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan
benda mati. Seperti cuaca dan geologi dari bumi, dan materi. Hal ini sering
diartikan sebagai lingkungan alam.
2.2.2 Pengertian wisata alam
Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat
alami yang relative masih belum terganggu atau tercemari dengan tujuan
untuk mempelajarinya, mengaguminya dan menikmati pemandagan.
Menurut The Internasional Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun
1990 yaitu wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 18
dan tata lingkungan yang telah ditetapkan sebagai objek dan daya tarik
wisata untuk dijadikan sasaran wisata.
Sedangkan dari Edaran Mendagri No.600.1/836/V/Bangda,2001 wisata
alam adalah suatu model pengembangan wisata alam yang bertangung jawab
di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara alami
dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan
unsure pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta
peningkatan pendapatan masyarakat setempat.
Wisata alam adalah perjalanan ke suatu tempat yang relative masih asli,
dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan
alam, tumbuhan dan binatang liar, serta perwujudan budaya yang ada di
tempat tersebut. ( Rahardjo Adisasmita, 2007 ).
2.2.3 Jenis-Jenis Kegiatan Wisata Alam
Jenis-jenis kegiatan wisata alam yang dapat dikembangkan dilokasi atau
objek wisata contohnya adalah:
OWA hutan dengan kegiatan antara lain:
Berkemah
Mendaki gunung
Menikmati keindahan alam
Pengamatan hidupan satwa
Mengamati tumbuhan anggrek, raflesia
Tracking
Lintas alami atau jelajah hutan
Pengamatan burung
Mendengar kicauan burung
Memotret
Menikmati hamparan persawahan
2.2.4 Unsur Daya Tarik Objek Wisata
Keindahan alam
Keunikan sumber daya alam
Keutuhan sumber daya alam
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 19
Kepekaan sumber daya alam
Jenis kegiatan wisata alam
Kebersihan lokasi
Keamanan kawasan
2.2.5 Sifat atau Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam
Menurut Fandeli (1999), dalam Fandeli (2000), sifat dan karakter
kepariwisataan alam terkait dengan ODTW Alam antara lain:
In Situ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan
sempurna di ekosistemnya.
Perishable: suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada
waktu tertentu. Gejala atau proses ala mini berulang dalam kurun
waktu tertentu, kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada
puluhan tahun atau ratusan tahun. ODTW alam yang demikian
membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam
untuk dipasarkan.
Non Recoverable; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan
perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulhan secara alami
sangat tergantung dari faktor dalam dan faktor luar. Pemulihan
secara alami terjadi dalam waktu panjang bahkan ada sesuatu
objek yang hampir tak terpulihkan.
Non Substitutable; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan
terdapat banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki
kemiripan yang sama.
Pengelolaan ODTW alam dengan sifat dan katakter in situ, cenderung
memiliki daya tarik tersendiri. ODTW ala mini biasanya mempunyai
keterikatan yang kuat dengan alam. Pengelolaan dengan pendekatan
ekosistem inilah yang perlu dilakukan dalam rangka pelestarian sifat ODTW
alam In Situ.
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 20
2.3 Pemahaman Terhadap Persawahan
2.3.1 Pengertian Persawahan
Persawahan adalah sebidang lahan pertanian yang kondisinya selalu ada
dalam kondisi basah dan kadar air yang dikandungnya selalu di atas
kapasitas lapang. Sebidang sawah dicirikan oleh beberapa indicator, yaitu:
Topografi selalu rata
Dibatasi oleh pematang
Diolah selalu pada kondisi berair
Ada sumber air yang kontinyu, kecuali sawah tandah hujan dan
sawah rawa
Kesuburan tanahnya relative stabil meskipun diusahakan secara
intensif
Tanaman yang utama diusahakan petani padi sawah
2.3.2 Macam-macam Sawah Menurut Sistem Irigasi
1. Sawah pengairan teknis
Sawah yang bersumber pengairanya berasal dari sungai, artinya selalu
tersedia sepanjang tahun, dan air pengairanya yang masuk melalui
saluran primer, skunder, dan tersier volume terukur. Oleh karena itu
pola tanam sawah teknis ini lebih fleksibel dibandingkan dengan
sawah lainnya.ciri sawah jenis ini dalam pola tanamnya sebagian
besar selalu padi, meskipun ada pola tanam lain biasanya terbatas di
daerah-daerah yang petaninya sudah mempunyai orientasi ekonomi
tinggi.
2. Sawah pengairan setengah teknis
Sawah yang sumber pengairanya dari sungai, ketersediaan airnya
tidak seperti sawah pengairan teknis, biasanya air tidak cukup tersedia
sepnjang tahun. Pola tanam sawah ini biasanya padi-palawija atau
palawija-padi.
3. Sawah pengairan pedesaan
Sawah yang sumber pengairanya berasal dari sumber-sumber air yang
terdapat di lembah-lembah bukit yang ada disekitar sawah yang
bersangkutan. Prasarana irigasi seperti saluran, bendungan dibuat oleh
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 21
pemerintah desa dan petani setempat, serta bendungan irigasi
umumnya tidak permanen. Pola tanam pada sawah pengairan
pedesaan ini biasanya padi-padi, padi-palawija, atau padi-bara.petani
yang melakukan padi-padi biasanya terbatas di daerah-daerah yang
berdekatan dengan sumber air saja.
4. Sawah tadah hujan
Sawah yang bersumber pengairanya bergantung pada ada atau
tidaknya curah hujan. Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerah-
daerah yang topografinya tinggi dan berada di lereng-lereng gunung
atau bukit yang memungkinkan dibuat saluran irigasi.
5. Sawah rawa
Sawah yang airnya tidak dapat diatur. Karena sawah ini kebanyakan
terdapat didaerah lembah dan cekungan atau pantai. Kondisinya
selalu tergenang air karena airnya tidak dapat dikeluarkan atau diatur
sesuai dengan kebutuhan. Ciri utama sawah rawa adalah diolah atau
ditanami pada musim kemarau dan dipanen menjelang musim hujan.
2.4 Persyaratan Ruang
2.4.1 Restoran
Suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang
menyelengarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, ada beberapa
persyaratan restorant yaitu sebuah perencanaan yang terorganisasi cermat harus
dilakukan oleh setiap bangunan. Para ahli menambahkan, perencanaan dapur,
susunan ruang pendingin, perencanaan listrik, pemanas, pergantian udara, dan
perencanaan kesehatan.
Ketinggian lampu di ruangan pengunjung pada dasarnya adalah 2,50
m
Standar ukuran area pengunjun 100 m2, 250 m
2, 500 m
2
Lebar ruang darurat 1.0 m setiap 150 tergantung dari pemiliknya
Jalan kecil pada restorant 0.80 m, pintu 0.90, lantai berimbangan 1.0
m
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 22
Tangga untuk toilet, cuci ruang umum dan gudang: lebar ruangan
dapat digunakan 1.10m
Ketinggian lampu untuk jalan kecil antar meja 2.10 m diukur tegak
lurus, jendela 1/10 luas ruang meja makan.
Restorant-café, dengan ruangan minum the, pertokoan kota café
menyediakan minuman tak beralkohol, kecuali bir dalam botol, likur, dll. Kue-
kue dan makanan kecil dingin dan panas. Ruang minum teh: minuman bebas
alcohol, patisserie, sandwich. Dengan kapasitas sekitar 150 tempat duduk. Bisa
dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :
Bar makanan kecil, bar dipojok, cepat saji, restorant. Kapasitas 55-60
tempat duduk (5-6 kali ganti tempat pada siang hari, 2 kali tiap malam).
Diwaktu luang tersedia kopi, kue, dan makanan. Dapur sebagian besar
dikerjakan dengan peralatan pabrik. Gudang untuk pergantian setiap hari, tidak
terlalu besar. Bisa dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :
Gambar 2.3 Restoran-bar
Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2
Gambar 2.2 Restoran-Cafe
Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 23
2.4.2 Kantor Pengelola
Kantor pengelola adalah ruangan untuk para karyawan atau staff sebagai
tempat untuk menjalankan tugasnya sebagai pengelola didalam suatu pekerjaan
agar berjalan dengan lancer.
Ada beberapa standar ruangan untuk para karyawan atau staff. Untuk per
karyawan 4 -6 m2
, terdapat juga kebutuhan ruang rata-rata menurut tempat
masyarakat berkomunikasi guna simplifikasi administrasi per karyawan 7-12
m2
.
Adapun luas bidang tempat kerja berlndaskan peraturan ketenagakerjaan
Ruang kerja minimum 8 m2
luas lantai
Ruang gerak bebas masing-masing karyawan 1.5 m2
atau lebar 1m
Ruang udara minimum 12 m3
pada aktivitas yang dilakukan sambil
duduk, minimum 15 m3
pada aktivitas yang dilakukan sambil duduk
Ketinggian bebas pada bidang 250 m- 3.25 m
Menurut masukan dari amerika (asuransi jiwa) termasuk bidang dasar
dan pelayanan untuk sarana bantu perkantoran (bidang dasar + keliling sekitar
50cm= kebutuhan luas bidang suatu sarana bantu). Bisa dilihat pada gambar
2.4 – 2.5 sebagai berikut :
Karyawan kantor 1,46 m2
Sekretaris 6.70 m2
Pimpinan Bagian 9.30 m2
Direktur 13.40 m2
1 wakil direktur 27.89 m2
Gambar 2.4 Ruang pengelola dimensi besar
Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 24
2.4.3 Jalur Tracking
Jalur tracking ini termasuk failitas didalam proyek wisata alam
persawahan ini, dimana jalur tracking ini difungsikan untuk berjalan-jalan
sekitar sawah atu juga bisa dgunakan untuk jogging, jalur tracking yang saya
dapat dari hasil studi yaitu dengan panjang lintasan 1 km, dan lebar 1,2 m,
dengan kapasitas 2 orang pejalan kaki, dengan sirkulasi manusia 20%.
2.4.4 Lobby
Lobby adalah ruang yang di fungsikan sebagai penghubung dari ruang
satu ke ruang lainnya, lobby juga memiliki kapasitas ukuran standar terlihat
dari jumlah pengunjung yang datang, sirkulasi 30% dan furniture yang terdapat
di lobby, serta standar gerak (buffer sone area)=0.65 m2
maka di temukan luas
total standar dari lobby. Dan adapun pencahayaan yang terdapat dilobby seperti
pencahayaan buatan mengunakan lampu hias dan downlight.
Gambar 2.5 Ruang pengelola dimensi kecil
Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 25
2.4.5 Retail
Retail pada wisata alam disini dfungsikan untuk tempat penyewaan
untuk sarana tracking dan rekreasi, dengan standar ukuran yang cukup besar
yang bisa dihitung dari furniture yang ada diretail, sirkulasi 30%, kurang lebih
ukuran standar retail 900 m2,
(dari hasil studi). Serta pencahayaan yang lebih
dominan mengunakan pencahayaan buatan.
2.4.6 Ruang Clening servis
Ruang ini di fungsikan untuk pengawai yang menjaga kenyamanan,
kebersihan pada wisata alam, dengan memiliki ukuran strandar dari jumlah
pengawai clening servis, dengan ditambah gudang peralatan 9 m2
, lalu di kali
dengan furniture seperti loker 3.2 m2 dan kursi panjang 3.72 m
2 yang ada di
dalam ruang cleaning servis, serta di tmbah sirkulasi 30%, maka didapat luas
total cleaning servis 19.1 m2
2.4.7 Parkir
Tempat parkir pada umumnya dibatasi dengan gari berwarna putih atau
kuning yang terletak disamping dengan lebar 12-20cm. posisinya ditingikan
terhadap dinding sampai 1 m agar tampak. parkir motor mengunakan
kemiringan 900
, dan mobil 450
, dengan ukuran parkir motor 0.8 m x 1 m dan
mobil 2.30 m x 5 m. Bisa dilihat pada gambar 2.6 sebagai berikut :
2.5 Kajian Fasilitas Sejenis
Studi banding pada umumnya merupakan objek sejenis sebagai bahan
pembanding dalam perencanaan. Dalam kaitannya proyek yang akan
direncanakan yaitu wisata alam persawahan di Ubud.
Gambar 2.6 Parkir
Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 26
2.5.1 Wisata JatiLuwih, Tabanan
Desa wisata Jatiluwih yang bertempat di daerah Penebel, Kabupaten
Tabanan, Bali. Desa Jatiluwih ini sangat dekat dengan Gunung Batur yang
terkenal dengan panorama sawah terasering jatiluwih. Di kawasan spot
wisata Tabanan ini selalu mempunyai hawa yang sejuk karena Desa
Jatiluwih Tabanan berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
(plesiryuk.com/objek-wisata-di-tabanan/daerah-wisata-jatiluwih-tabanan-bali)
Adapun beberapa fasilitas yang terdapat pada objek wisata Jatiluwih
Tabanan. Bisa dilihat pada gambar 2.7-2.16 sebagai berikut :
Gambar 2.7 Kawasan Jatiluwih Tabanan
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Keterangan:
1. Restoran 5. Kantor Pengelola
2. Parkir pengunjung 6. Rumah Makan
3. Loket Karcis 7. Objek Wisata Sawah
4. Tracking
1
2
3
4
5 6 6 6 2
7
6
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 27
Gambar 2.8 Restoran Jatiluwih
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Gambar 2.9 Kantor Pengelola
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Gambar 2.10 Parkir Barat
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Gambar 2.11 Parkir Selatan
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 28
Gambar 2.12 Rumah Makan Jatiluwih (1)
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015 Gambar 2.13 Rumah Makan Jatiluwih (2)
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Gambar 2.14 Persawahan Jatiluwih
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Gambar 2.15 Loket Karcis
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
Gambar 2.16 Tracking Jatiluwih
Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 29
Gambar-gambar diatas termasuk fasilitas yang terdapat pada objek
wisata alam Jatiluwih, dimana beberapa fasilitas ini belum tertata rapi
seperti pada fasilitas parkir yang kurang pada kawasan jatiluwih ini yang
menyebabkan wisatawan yang datang ke Jatiluwih harus parkir didepan-
depan restorant atau rumah makan, serta fasilitas tracking yang tidak ditata
dengan rapi banyak terlihat pada jalan tracking yang rusak, dimana ii sangat
berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan yang datang untuk melihat
keindahan persawahan Jadiluwih.
2.5.2 Desa Kertalangu, Jln By Pass Ngurah Rai
Bali merupakan salah satu tujuan wisata dunia yang menawarkan
berbagai fasilitas yang mengesankan berstandar internasional dilengkapai
dengan budaya dan adat istiadat yang masih terjaga sampai saat ini, dari
sekian tujuan wisata di Bali, Desa Budaya Kertalangu adalah salah satunya
yang terletak di jalan By Pass, Ngurah Rai No.88x, Kesiman, Denpasar.
(wisatabali.info/2014/06/desa-budaya-kertalangu-bali.html). Bisa dilihat pada
gambar Desa Budaya Kertalngu 2.17 seagai berikut :
Gambar 2.17 Desa Budaya Kertalangu
Sumber: adipurwantara.com
Kawasan ini berada di tengah areal persawahan seluas 80 Ha yang masih
sangat lestari dan hijau di tengah Kota Denpasar. Desa Budaya kertalangu
dimanfaatkan sebagai lahan konservasi, pendidikan, penelitian, rekreasi dan
pemerdayaan masyarakat. Desa budaya kertalangu juga menerapkan konsep
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 30
budaya Bali tempo dulu dengan menawarkan makanan tradisonal, jajanan
tradisional, dan ramuan tradisional khas Bali. (baliwisatamurah.com/tentang-
bali/obyek-wisata/desa-budaya-kertalangu.php)
Adapun beberapa potensi dan fasilitas yang terdapat pada Desa Budaya
Kertalangu yang bisa dilihat pada gambar kawasan Desa Kertalangu 2.18-
2.34 sebagai berikut :
5
7
Keterangan:
1. Parkir 7. Restoran
2. Toko Souvenir 8. Area Outbound
3. Ruang Pertemuan 9. Objek wisata sawah
4. Areal Permainan anak-anak 10. Gazebo
5. Toilet umum 11. Kolam Pancing
6. Tracking
1
3 3
4
5 8 6
9
2
1
Gambar 2.18 Kawasan Desa Budaya Kertalangu
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
10
11
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 31
Gambar 2.19 Objek Wisata Sawah
Desa Kertalangu
Sumber: www.wego.co.id
Gambar 2.20 Tracking
Desa Kertalangu
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.21 Gazebo
Desa Kertalangu
Sumber: www.wego.co.id
Gambar 2.22 Parkir Motor dan Mobil Desa
Kertalangu
Sumber: www.tripadvisor.co.id
Gambar 2.23 Parkir Bus Desa Kertalangu
Sumber: www.tripadvisor.co.id
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 32
Gambar 2.29 Ruang Pertemuan
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.27Toko Souvenir
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.26 Area Outbound
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.25 Area Outbound
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.24 Toilet Umum
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.28 Toko Souvenir
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 33
Gambar 2.30 Area Permainan Anak-anak
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015 Gambar 2.31 Area Permainan Anak-anak
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.32 Restorant
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.33 Restorant
Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015
Gambar 2.34 Kolam Pancing
Sumber: Panduan Wisata. id
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 34
Gambar diatas merupakan fasilitas yang terdapat di Desa Wisata
Kertalangu, dimana fasilitas ini sudah cukup untuk memberikan
kenyamanan kepada wisatawan, dari segi areal parkir yang cukup luas, dan
terdapat juga toilet umum yang sangat penting untuk wisatawan. Desa
wisata kertalangu ini akan digunakan sebagai acuan terhadap proyek wisata
alam persawahan.
2.5.3 Wisata Ceking Tegallalang, Gianyar
Ceking terrace merupakan objek wisata dengan dominan areal
persawahan yang berundak-undak, berbukit sehingga system persawahan
terasering yang digunakan. Ceking Terrace ini berada di Tegalalang
Kabupaten Gianyar. Dengan adanya system terasering ini menjadikan Desa
Ceking memiliki keunikan tersendiri. (http://bali.panduanwisata.id/spot-
wisata/mengagumi-keindahan-ceking-terrace/). Bisa dilihat pada gambar Wisata
Ceking Terrace 2.35sebagai berikut :
Ceking Terrace ini telah menjadi objek wisata alam yang cukup
digemari oleh wisatawan terutama mereka yang dating dari kota-kota besar.
Dalam setiap harinya mereka dating untuk sekedar menenangkan diri,
mengamati keindahan alam, atau mendekatkan diri terhadap alam. Ceking
Gambar 2.35 Wisata Ceking Terrace
Sumber: Observasi, 7 November 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 35
Terrace diperkirakan sudah ada sejak abad ke-9 dan tetap dipertahankan dan
dijaga keasriannya oleh para petani desa ini sampai sekarang.
Adapun beberapa fasilitas yang terdapat di Wisata Ceking Terrace, yang
bisa dilihat pada gambar 2.36 - 2.49 sebagai berikut :
Keterangan:
1. Toko Souvenir 7. Restoran
2. Jalur Tracking 8. Toko Patung
3. Objek Sawah Ceking 9. Mini Market
4. Rumah Makan 10. Toko Baju
5. Café (1) 11. Mini Market
6. Toko Souvenir 12. Café (2)
1 1 2
2
3
4
5
6
7
7
7
8
9
10
11
12
12
Gambar 2.36 Kawasan Wisata Ceking Terrace
Sumber: Observasi, 7 November 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 36
Gambar 2.37 Persawahan Wisata Ceking
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.38 Tracking Wisata Ceking
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.39 Toko Souvenir
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.40 Mini Market
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.41 Toko Patung
Sumber: Observasi, 7 November 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 37
Gambar 2.38 Cafe
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.40 Toko Baju
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.42 Cafe
Sumber: Observasi, 7 November 2015 Gambar 2.43 Cafe
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.44 Mini Market
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.45 Toko Baju
Sumber: Observasi, 7 November 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 38
Gambar 2.46 Restoran
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.47 Restoran
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.48 Toko Souvenir
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.49 Cafe
Sumber: Observasi, 7 November 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 39
Fasilitas yang ada pada ceking terrace masih kurang, dimana pada
fasilitas-fasilitas ini masih belum terta dengan api, serta untuk parkir sudah
tersedia tapi letak parkir jauh dari objek wisata, dan pengunjung lebih
banyak memarkirkan kendaraanya di samping sepadan jalan, bisa dilihat
pada gambar 2.50 - 2.51 sebagai berikut :
Gambar 2.50 Parkir Ceking Terrace
Sumber: Observasi, 7 November 2015
Gambar 2.51 Parkir Ceking Terrace
Sumber: Observasi, 7 November 2015
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 40
2.5.4 Kesimpulan Terhadap Fasilitas Sejenis
Berdasarkan dari tinjauan diatas, kesimpulan dari ketiga objek tersebut
menjelaskan fasilitas yang terdapat pada wisata alam, klasifikasi, lokasi, dan
manajemen pengelolaan yang dapat dilihat pada table 1 dibawah ini.
Tabel 1. Kesimpulan Objek Sejenis dan Pertimbangannya
No Kriteria Wisata
Jatiluwih
Desa Budaya
Kertalangu
Wisata Ceking Pertimbangan
Terhadap
Desain
1. Klasifikasi Wisata alam
terasering
sawah
Wisata alam,
penelitian,
rekreasi,
pemerdayaan
masyarakat,
pendidikan
Wisata alam
terasering
sawah
Wisata alam
sawah,
rekreasi,
pendidikan
2. Lokasi Daerah
Penebel, Kab.
Tabanan-Bali
Jln. By Pass
Ngurah Rai,
Kesiman,
Denpasar
Tegallalang,
Kab. Gianyar
Desa
Lotunduh-
Ubud
3. Fungsi dan
Peranan
Sebagai wisata
persawahan
terasering,
Tracking
Sebagai Tempat
wisata alam
tracking,
pendidikan,
rekreasi,
pemerdayaan
masyarakat
Sebagai wisata
alam Terrace
Wisata alam
persawahan,
Tracking,
pendidikan,
rekreasi
4. Fasilitas Wisata alam
persawahan,
tracking, pos
ticketing,
rumah makan,
toko sovenier
Wisata alam
persawahan,
tracking, pos
ticketing, pos
satpam, parkir,
retail, restoran,
outbound,
permainan anak-
anak, kolam
Wisata alam
Persawahan,
Tracking, café,
toko suvenier,
rumah makan,
parkir
Wisata alam
Persawahan,
Tracking,
Restoran, Toko
Suvenier,
outbound,
permainan
anak-anak, bale
bengong, toilet
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 41
pancing, bale
bengong, toilet
umum, kantor
pengelola
umum, retail,
pos satpam,
kantor
pengelola,
lobby.
5. Manajemen
Pengelolaan
Dikelola oleh
Desa setempat,
Dikelola Pt.
Uber Sari
Dikelola Oleh
Desa
Tegallalang
Dikelola oleh
masyarakt Desa
setempat, serta
Swasta
2.6 Spesifikasi Umum Wisata Alam Persawahan
1. Fungsi
Sebagai tempat wisata alam perasawahan yang indah dan proses
pembelajaran cara menanam padi yang benar agar bisa menjaga
kelestarian alam khususnya persawahan di Ubud serta dengan
memberikan fasilitas yang baik dan juga lengkap pada wisata alam
persawahan ini.
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
- Menjadi tempat wisata baru di Ubud
- Memberi informasi dan pembelajaran bagaimana cara menanam
padi yang benar kepada pengunjung
- Memperkenalkan keindahan alam khususnya persawahan di
Ubud
Sasaran dari adanya wisata alam persawahan ini diharapkan semua
orang mengerti bagaimana pentingnya alam khususnya persawahan
bagi manusia.
3. Fasilitas
Sesuai dengan fungsi dan sifat kegiatannya, Wisata Alam Persawahan
memiliki fasilitas sebagai berikut:
A. Fasilitas Utama
Wisata yang mengarah kepada pemandangan alam persawahan,
dengan penataan tracking untuk pejalan kaki dan sepeda di areal
sawah serta di tambah bale bengong di setiap titik untuk tempat
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 42
peristirahatan sejenak, dan Dry Park merupakan tempat permainan
anak-anak, seperti main ayunan, mandi bola, dan berbagai sarana
rekreasi lainnya yang menyenangkan sekaligus bermanfaat untuk
kesehatan fisik, serta permainan outbound sederhana.
B. Fasilitas Penunjang
Restoran, Toko Cindermata yang menjual berbagai macam
cindermata ataupun souvenir khas Bali, seperti kaos, gantungan
kunci, topi, gelas, dll, Retail Shop yang merupakan fasilitas
pengunjung untuk menyewa alat-alat dalam melakukan tracking,
seperti sepatu jogging atau pun sepeda.
C. Fasilitas Pelayanan
Memfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti, kantor pengelola, ATM
center, Medic Building,
4. Lingkup Pelayanan
Wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Ubud
untuk melihat pemandagan alam persawahanya.
5. Sistem Pengelolaan
Sistem pengelolaan dijalankan oleh swasta serta masyarakat Desa dan
bekerja sama dengan petani setempat untuk pengelolaan wisata alam
persawahan ini
6. Ruang Lingkup
Mencangkup dibidang pariwisata, pengembangan, serta menjaga
keindahan alam khususnya persawahan
7. Aktivitas dan Fasilitas
Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
Kegiatan wisata berupa tracking berjalan kaki dengan menyusuri
sawah
Kegiatan edukasi seperti menanam padi yang benar, yang langsung
diajarkan oleh petani
Kegiatan rekreasi berupa wahana permainan berupa outbound
sederhana
Adapun fasilitas yang dibutuhkan secara umum yaitu sebagai berikut:
Fasilitas Wisata
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA
TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 43
Fasilitas Edukasi
Fasilitas Rekreasi
8. Persyaratan Lokasi
Persyaratan lokasi yang harus dipenuhi dalam perancangan Wisata Alam
Persawahan dengan pertimbangan:
1. Lokasi yang dihubungkan dengan nilai dan awig-awig desa tidak
menyalahi peruntukan
2. Lokasi yang termasuk kawasan efektif pariwisata
3. Lokasi yang diketahui memiliki pontensi keindahan alamnya
khususnya persawahan
4. Lokasi yang dituju memiliki daya tarik wisata sepanjang perjalanan