37
JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 7 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD Pada bab ini akan dijabarkan mengenai pemahaman terhadap judul proyek yang terdiri dari wisata, alam, persawahan, kajian objek sejenis, dan spesifikasi umum tentang wisata alam persawahan. 2.1 Pemahaman Terhadap Wisata 2.1.1 Pengertian Wisata Kata pariwisata baru popular pada tahun 1958. Sebelum itu digunakan kata turisme,serapan dari Bahsa Belanda “tourisme”. Sejak 1958 resmilah kata pariwisata sebagai padanan tourisme (Bld) atau tourism (Ing). Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah darmawisata, karyawisata, widyawisata, yang semuanya mengandung unsur “wisata”. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer atau KBIK (1992), Wisata berarti: berpergian bersama-sama untuk bersenang-senang dan sebagainya; bertamasya; piknik; wisatawan adalah orang yang berdarmawisata; pelancong; turis. ( Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007 ). Adapun berbagai definisi “pariwisata” menurut para ahli yaitu: Wahab (1992) memandangnya sebagai suatu kegiatan kemanusiaan berupa hubungan antar orang baik dari negara yang sama atau antar

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS … II baru.pdf · JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA ... kemudian mengemukakan empat factor yang menjadi dasar

Embed Size (px)

Citation preview

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 7

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP WISATA ALAM

PERSAWAHAN DI UBUD

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai pemahaman terhadap judul proyek

yang terdiri dari wisata, alam, persawahan, kajian objek sejenis, dan spesifikasi

umum tentang wisata alam persawahan.

2.1 Pemahaman Terhadap Wisata

2.1.1 Pengertian Wisata

Kata pariwisata baru popular pada tahun 1958. Sebelum itu digunakan

kata turisme,serapan dari Bahsa Belanda “tourisme”. Sejak 1958 resmilah

kata pariwisata sebagai padanan tourisme (Bld) atau tourism (Ing).

Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah

darmawisata, karyawisata, widyawisata, yang semuanya mengandung unsur

“wisata”. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer atau KBIK (1992), Wisata

berarti: berpergian bersama-sama untuk bersenang-senang dan sebagainya;

bertamasya; piknik; wisatawan adalah orang yang berdarmawisata;

pelancong; turis. ( Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007 ).

Adapun berbagai definisi “pariwisata” menurut para ahli yaitu:

Wahab (1992) memandangnya sebagai suatu kegiatan kemanusiaan

berupa hubungan antar orang baik dari negara yang sama atau antar

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 8

negaraatau hanya dari daerah geografis yang terbatas. Didalamnya termasuk

tinggal untuk sementara waktu di daerah lain atau negara lain atau benua lain

untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Schulaland (1910) mengartikan pariwisata adalah gabungan berbagai

kegiatan dengan kedatangan, tinggal dan kegiatan pendatang di negara

tertentu atau daerah tertentu.

Hans Buchli, mendefinisikan bahwa pariwisata adalah setiap peralihan

tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan

maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu

oleh lembaga-lembaga yang digunakan.

Menurut Kurt Morgenroth, pariwisata adalah lalu-lintas orang-orang

yang meninggalkan tempat kediamanya untuk sementara waktu, untuk

berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil

perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup dan

budayannya atau keinginan yang beraneka ragam.

Gluckmann, pariwisata diartikan keseluruhan hubungan antara manusia

yang hanya berada untuk sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan

berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.

2.1.2 Faktor Dasar Pengertian Pariwisata

Bertolak dari berbagai definisi tentang pariwisata, Yoeti (1982)

kemudian mengemukakan empat factor yang menjadi dasar pengertian

pariwisata yang murni, yakni:

a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu, sekurang-kurangnya

24 jam dan kurang dari satu tahun.

b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

c. Perjalanan itu, apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan

pertamasyaan atau rekreasi.

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mecari nafkah di

tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di

tempat itu.

Layak diperhatikan bahwa pariwisata adalah suatu industry yang

produknya dapat dikonsumsi atau dinikmati hanya di tempat keberadaanya

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 9

sehingga dapat dikatakan sebagai barang ekspor maya. Produk industry

pariwisata dapat dinikmati hanya di tempat keberadaanya sehingga konsumen

atau wisatwan harus mendatangi atau mengunjungi tempat keberadaan objek.

Manfaat pariwisata dapat dirasakan pada kehidupan ekonomi-sosial-budaya

masyarakat, karena dalam kunjungan tersebut tersebut terjadi interaksi

ekosistem, sosial, dan budaya.

2.1.3 Ragam Pariwisata

Berdasarkan keterlibatan wisatawan dalam berwisata, ditengarai ada dua

macam wisata, yakni:

a. Wisatawan aktif, yaitu mereka yang terlibat atau melibatkan diri

secara fisik atau ikut serta atau bersentuhan langsung dengan kegiatan

pariwisata, menjadi pelaku.

b. Wisatawan pasif, yaitu meraka yang hanya melihat atau menonton,

mendengar, merasakan atau menikmati objek dan atraksi pariwisata,

mereka hanya terlibat secara emosional.

Batasan wisata sangat luas dan sesuai dengan maksud berwisata atau

kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, maka pariwisata dikategorikan

menjadi:

a. Wisata Agro : dapat dikatakan sebagi ragam pariwisata baru yang

dikaitkan dengan kegiatan industry pertanian, misalnya wisata durian,

wisata tani.

b. Wisata belanja : dilakukan karena kekhasan barang yang ditawarkan

atau bagian dari jenis pariwisata lain.

c. Wisata budaya : berkaitan dengan ritual budaya yang sudah menjadi

tradisi.

d. Wisata iklim : bagi negara beriklim empat, pada saat tertentu benar-

benar dimanfatkan untuk melakukan perjalanan mengunjungi tempat-

tempat lain hanya untuk berburu panas sinar matahari.

e. Wisata kerja : kunjungan kerja, yaitu jenis pariwisata yang para

wisatawannya berkunjung dengan maksud dinas atau tugas-tugas.

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 10

f. Wisata kesehatan : berbuhungan dengan maksud penyembuhan suatu

penyakit.

g. Wisata konvensi : Dilakukan dengan sengaja memilih salah satu

DTW sebagai tempat penyelengaraan seminar dikaitkan dengan

upaya pengembangan DTW yang bersangkutan.

h. Wisata niaga : berkaitan dengan kepentingan perniagaan (usaha

perdagangan).

i. Wisata olahraga: yakni mengunjungi peristiwa penting di dunia

olahraga, misalnya pertandingan perebutan kejuaraan.

j. Wisata pelancongan atau pesiar : dilakukan untuk berlibur mencari

suasana baru, menikmati keindahan alam, melespaskan ketegangan.

k. Wisata petualangan : dilakukan lebih kea rah olahraga yang sifatnya

menantang kekuatan fisik dan mental para wisatawan.

l. Wisata Ziarah : dalam kaitan dengan agama dan budaya.

2.1.4 Elemen Pariwisata

Menurut pendapat Mariotti, terdapat tiga hal yang menarik wisatawan

berkunjung ke suatu daerah, yakni: 1. Benda-benda yang tersedia di alam

semesta, yang dalam kepariwisataan disebut dengan istilah kenikmatan alam,

seperti iklim, pemandangan, flora, dan fauna, pusat kesehatan, sumber air

mineral, 2. Hasil ciptaan manusia misalnya: monumen bersejarah dan sisa

peradabaan masa lampau, museum, gerai seni, perpustakaan, kesenian,

kesenian rakyat, acara tradisional, pameran festival, rumah ibadah, 3. Tata

cara hidup masyarakat, antara lain: kebiasaan hidup, adat istiadat (Yoeti,

1982).

Dari urain di atas, dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah

segala sesuatu yang bisa berupa sasaran atau objek ragawi atau fisik serta

pemicu kunjungan destinasi wisata nirragawi. Daya tarik wisata dapat dipilih

berdasarkan karakter khasnya.

Gunn (1988) memandang pariwisata sebagai suatu system dan

memilahnya dalam sisi permintaan dan sediaan. Komponen permintaan

terdiri atas elemen orang, ditengarai oleh hasrat orang melakukan perjalanan

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 11

dan kemampuan melakukannya, sedangkan komponen sediaan adalah daya

tarik wisata, serta perangkutan, informasi dan promisi, dan pelayanan.

Hubungan antar elemen digambarkan sebagai suatu system kepariwisataan.

Bisa dilihat pada gmbar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1. Sistem Kepariwisataan: Model Komponen Fungsional Kunci yang

Membentuk Dinamika dan Sistem Hubungan Kepariwisataan

Sumber: Guun, 1988, 68

2.1.5 Daerah Tujuan Wisata

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang

pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut

perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5

unsur :

1. Objek dan daya tarik wisata

2. Prasarana wisata

3. Sarana wisata

4. Infrastruktur

5. Masyarakat/lingkungan

INFORMASI

PROMOSI

PERANGKUTAN

VOLUME DAN MUTU

SEMUA MODE

DAYA TARIK WISATA

PENGEMBANGAN SUMBER

DAYA DEMI KEPUASAN

PENGUNJUNG

PELAYANAN

RAGAM DAN MUTU MAKANAN,

PENGINAPAN, PRODUK

ORANG

MINAT BERWISATA

KEMAMPUAN BERWISATA

PERMINTAAN

SEDIAN

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 12

1. Objek dan Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi

yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata.

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata di kelompokkan kedalam:

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Dalam kedudukan yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata

harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara professional sehingga

dapat menarik wisatawan untuk dating. Membangun suatu objek wisata harus

dirancang sedemikian berdasarkan kriteria tertentu.

b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang,

indah, nyaman dan bersih.

Adanya aksesibilitas yan tinggi untuk dapat mengunjunginya

Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka

Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para

wisatawan yang dating.

Objek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena keindahan

alam pengunugan, sungai, pantai, pasir, hutan, persawahan, dan

sebagainya.

Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena

memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian upacara-

upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek

buah karya manusia pada masa lampau.

c. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber

pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan

mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi

berbagai kelayakan.

Kelayakan financial

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 13

Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial

dari pembangunan objek wisata tersebut. Perkiraan untung-rugi

sudah diperkirakan dari awal. Berapa tengang waktu yang

dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diramalkan.

Kelayakan sosial ekonomi regional

Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi

yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga

akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat

menciptakan lapangan kerja, dapat meningkatkan penerimaan

devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sector yang lain

seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain-lain.

Kelayakan teknis

Pembangunan objek wisata harus dapat dipertangungjawabkan

secara teknis melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu

memaksakan diri untuk membangun suatu objek wisata apabila

daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu

objek wisata akan berkurang atau bahkan hilang bila objek wisata

tersebut membahayakan keselamatan pariwisata.

Kelayakan lingkungan

Analisa dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan

kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek

wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus

dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata

bukanlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar

memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan

untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi

keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan antar

manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam, dan

manusia dengan tuhannya.

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 14

2. Prasarana Wisata

Prasarana wisata adalah segala sesuatu yang memungkinkan proses

kegiatan pariwisata dapat berjalan, misalnya: perangkutan, komunikasi,

sumber energy. Prasarana pariwisata merupakan juga prasarana umum,

artinya tidak khusus digunakan hanya bagi kepentingan pariwisata prasarana

khusus digunakan hanya bagi kepentingan dapat dikatakan tidak ada. Sesuatu

yang mungkin dapat dikatakan murni sebagai prasarana pariwisata adalah

daya tarik wisata.

Selain prasarana fisik sebagaimana disebutkan di atas, ada factor lain

bersifat kualitatif yang menjadi prasyarat pengembagan pariwisata yakni

keamanan. Kondisi keamanan dapat dijabarkan dalam prasarana dan serana

fisik seperti: keberadaan aparat keamanan, keberadaan pos-pos keamanan,

kelengkapan dan perlengkapan keamanan. . (Pariwisata Dalam Tata Ruang

Wilayah, Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani, 2007-hal. 98).

3. Sarana Wisata

Sarana pariwisata adalah segala sesuatu yang melengkapi dan atau

memudahkan proses kegiatan pariwisata berjalan, seperti: penginapan, rumah

makan, perbelanjaan, biro perjalanan, lembaga keuangan, dll. Calon

pengunjung ke suatu DWT selalu akan mempertanyakan banyak hal: 1.

Objek apa yang menjadi daya tarik, 2. Apa yang dilihat, dinikmati, dibeli,

dan dilakukan selama DTW, 3. Dengan apa menuju DTW, 4. Dimana

menginap, 5. Fasilitas apa saja yang tersedia di DWT, 6. Dimana informasi

dapat diperoleh dengan mudah, jelas, dan lengkap.

Sarana pariwisata adalah fasilitas yang harus diadakan apabila suatu

DTW ingin dikembangkan. Ketersediaan prasarana dan sarana akan

mempermudah daya tarik DWT yang bersangkutan, terutama bila diakses ke

DWT sangat dipermudah. ( Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani,

2007 ).

4. Tata Laksana/Infrastruktur

Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana

wisata baik yang berupa system pengaturan maupun bangunan fisik diatas

permukaan tanah dan di bawah tanah seperti:

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 15

System pengairan, distribusi air bersih, system pembuangan air

imbah yang membantu sarana restoran.

Sumber listrik dan energy serta jaringan distribusikannya yang

merupakan bagian vital bagi terselenggaranya penyediaan sarana

wisata yang memadai.

System jalur angkutan dan terminal yang memadai dan lancer

akan memudahkan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata

System komunikasi yang memudahkan para wisatawan untuk

mendapatkan informasi maupun mengirimkan informasi secara

cepat dan tepat.

System keamanan atau pengawasan yang memberikan

kemudahan di berbagai sector bagi para wisatawan. Keamanan

diterminal, diperjalanan dan di objek wisata, di pusat-pusat

perbelanjaan, akan meningkatkan daya tarik suatu objek wisata

maupun daerah tujuan wisata.

5. Masyarakat/Lingkungan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik

wisata akan mengundang kehadiran wisatawan.

Masyarakat

Masyarakat disekitar objek wisatalah yang akan menyambut

kehadiran wisatawan tersebut dan akan memberikan layanan

yang diperlukan oleh para wisatawan. Dalam hal ii pemerintah

melalui instansi-instansi terkait telah menyelengarakan berbagai

penyuluhan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dalam

bentuk bina masyarakat sadar wisata. Dengan terbnanya

masyarakat yang sadar wisata akan berdampak positif karena

meraka akan memperoleh keuntungan dari para wisatawan.

Lingkungan

Disamping masyarakat di sekitar objek wisata, ligkungan alam

disekitar wisata pun perlu diperhatikan dengan seksama agar

tidak rusak dan tercemar.

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 16

Budaya

Lingkungan masyarakat dalam lingkungan alam di suatu objek

wisata merupakan lingkungan budaya yang menjadi pilar

penyangga kelangsungan hidup suatu masyarakat. Oleh karena

itu lingkungan budaya ini pun kelestarian tidak boleh tercemar

oleh budaya asing, tetapi harus ditingkatkan kualitas sehingga

dapat memberikan kenangan yang mengesankan bagi tiap

wisatawan.

2.1.6 Konsep Perancangan Pariwisata

Perecanaan merupakan pengorganisasian masa depan untuk mencapai

tujuan tertentu (Inskeep, 1991).

Menurut Sujarto (1986) dalam paturisi, definisi perencanaan adalah

suatu usaha untuk memikirkan masa depan secara rasional dan sistematik

dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada serta seefensian dan

seefektif mungkin.

Menurut Paturisi (2008), suatu perencanaan memiliki syarat-syarat

sebagai berikut:

Logis, yaitu bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang

berlaku

Luwes, yaitu dapat mengikuti perkembangan

Obyektif, yaitu didasarkan pada tujuan dan sasaran yang

dilandasi pertimbangan yang sistematis dan ilmiah

Menurut Paturisi (2008) orientasi perencanaan ada dua bentuk yaitu:

Perencanaan berdasarkan pertimbangan target yaitu suatu

perencanaan yang mana tujuan ingin dicapai di masa yang akan

dating merupakan factor penentu.

Menurut Yoeti (1997), komponen dasar pengembangan pariwisata di

dalam proses perencanaan adalah:

Atraksi wisata dan aktivitasnya

Fasilitas akomodasi dan pelayanan

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 17

Fasilitas wisatawan lainnya dan jasa seperti: operasi perjalanan

wisata, tourism information, restoran, retail, shopping, bank,

money chafer, medical care, public safety dan pelayanan pos

Fasilitas dan pelayanan transportasi

Infrastruktur lainnya meliputi persedian air, listrik, pembuangan

limbah dan tekomunikasi

Elemen kelembagaan yang meliputi program pemasaran,

pendidikan dan pelatihan, perundang-undangan dan peraturan,

kebijakan investasi sector swasta, organisasi structural private

dan public serta program sosial ekonomi dan lingkungan.

Perencanaan pariwisata merupakan suatu proses pembuatan

keputusan yang berkaitan dengan masa depan suatu tujuan wisata atau

atraksi wisata yang merupakan suatu poroses dinamis penentuan tujuan,

yang secara sistematis mempertimbangkan berbagai alternative terpilih

dan evaluasi. Proses perencanaan pariwisata dengan melihat lingkungan

(fisik, ekonomi, sosial, politik ) sebagai suatu komponen yang saling

terkait dan saling tergantung satu dengan lainnya ( Paturisi, 2008 ).

2.2 Pemahaman Terhadap Alam

2.2.1 Pengertian Alam

Alam dalam arti luas yaitu setara dengan dunia alam, dunia fisik atau

dunia materi. Alam juga sering mengacu pada geologi dan satwa liat serta

alam bisa merujuk keranah umum dari berbagai jenis tanaman hidup dan

hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan

benda mati. Seperti cuaca dan geologi dari bumi, dan materi. Hal ini sering

diartikan sebagai lingkungan alam.

2.2.2 Pengertian wisata alam

Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat

alami yang relative masih belum terganggu atau tercemari dengan tujuan

untuk mempelajarinya, mengaguminya dan menikmati pemandagan.

Menurut The Internasional Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun

1990 yaitu wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 18

dan tata lingkungan yang telah ditetapkan sebagai objek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata.

Sedangkan dari Edaran Mendagri No.600.1/836/V/Bangda,2001 wisata

alam adalah suatu model pengembangan wisata alam yang bertangung jawab

di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara alami

dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan

unsure pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta

peningkatan pendapatan masyarakat setempat.

Wisata alam adalah perjalanan ke suatu tempat yang relative masih asli,

dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan

alam, tumbuhan dan binatang liar, serta perwujudan budaya yang ada di

tempat tersebut. ( Rahardjo Adisasmita, 2007 ).

2.2.3 Jenis-Jenis Kegiatan Wisata Alam

Jenis-jenis kegiatan wisata alam yang dapat dikembangkan dilokasi atau

objek wisata contohnya adalah:

OWA hutan dengan kegiatan antara lain:

Berkemah

Mendaki gunung

Menikmati keindahan alam

Pengamatan hidupan satwa

Mengamati tumbuhan anggrek, raflesia

Tracking

Lintas alami atau jelajah hutan

Pengamatan burung

Mendengar kicauan burung

Memotret

Menikmati hamparan persawahan

2.2.4 Unsur Daya Tarik Objek Wisata

Keindahan alam

Keunikan sumber daya alam

Keutuhan sumber daya alam

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 19

Kepekaan sumber daya alam

Jenis kegiatan wisata alam

Kebersihan lokasi

Keamanan kawasan

2.2.5 Sifat atau Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam

Menurut Fandeli (1999), dalam Fandeli (2000), sifat dan karakter

kepariwisataan alam terkait dengan ODTW Alam antara lain:

In Situ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan

sempurna di ekosistemnya.

Perishable: suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada

waktu tertentu. Gejala atau proses ala mini berulang dalam kurun

waktu tertentu, kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada

puluhan tahun atau ratusan tahun. ODTW alam yang demikian

membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam

untuk dipasarkan.

Non Recoverable; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan

perilaku pemulihan yang tidak sama. Pemulhan secara alami

sangat tergantung dari faktor dalam dan faktor luar. Pemulihan

secara alami terjadi dalam waktu panjang bahkan ada sesuatu

objek yang hampir tak terpulihkan.

Non Substitutable; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan

terdapat banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki

kemiripan yang sama.

Pengelolaan ODTW alam dengan sifat dan katakter in situ, cenderung

memiliki daya tarik tersendiri. ODTW ala mini biasanya mempunyai

keterikatan yang kuat dengan alam. Pengelolaan dengan pendekatan

ekosistem inilah yang perlu dilakukan dalam rangka pelestarian sifat ODTW

alam In Situ.

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 20

2.3 Pemahaman Terhadap Persawahan

2.3.1 Pengertian Persawahan

Persawahan adalah sebidang lahan pertanian yang kondisinya selalu ada

dalam kondisi basah dan kadar air yang dikandungnya selalu di atas

kapasitas lapang. Sebidang sawah dicirikan oleh beberapa indicator, yaitu:

Topografi selalu rata

Dibatasi oleh pematang

Diolah selalu pada kondisi berair

Ada sumber air yang kontinyu, kecuali sawah tandah hujan dan

sawah rawa

Kesuburan tanahnya relative stabil meskipun diusahakan secara

intensif

Tanaman yang utama diusahakan petani padi sawah

2.3.2 Macam-macam Sawah Menurut Sistem Irigasi

1. Sawah pengairan teknis

Sawah yang bersumber pengairanya berasal dari sungai, artinya selalu

tersedia sepanjang tahun, dan air pengairanya yang masuk melalui

saluran primer, skunder, dan tersier volume terukur. Oleh karena itu

pola tanam sawah teknis ini lebih fleksibel dibandingkan dengan

sawah lainnya.ciri sawah jenis ini dalam pola tanamnya sebagian

besar selalu padi, meskipun ada pola tanam lain biasanya terbatas di

daerah-daerah yang petaninya sudah mempunyai orientasi ekonomi

tinggi.

2. Sawah pengairan setengah teknis

Sawah yang sumber pengairanya dari sungai, ketersediaan airnya

tidak seperti sawah pengairan teknis, biasanya air tidak cukup tersedia

sepnjang tahun. Pola tanam sawah ini biasanya padi-palawija atau

palawija-padi.

3. Sawah pengairan pedesaan

Sawah yang sumber pengairanya berasal dari sumber-sumber air yang

terdapat di lembah-lembah bukit yang ada disekitar sawah yang

bersangkutan. Prasarana irigasi seperti saluran, bendungan dibuat oleh

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 21

pemerintah desa dan petani setempat, serta bendungan irigasi

umumnya tidak permanen. Pola tanam pada sawah pengairan

pedesaan ini biasanya padi-padi, padi-palawija, atau padi-bara.petani

yang melakukan padi-padi biasanya terbatas di daerah-daerah yang

berdekatan dengan sumber air saja.

4. Sawah tadah hujan

Sawah yang bersumber pengairanya bergantung pada ada atau

tidaknya curah hujan. Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerah-

daerah yang topografinya tinggi dan berada di lereng-lereng gunung

atau bukit yang memungkinkan dibuat saluran irigasi.

5. Sawah rawa

Sawah yang airnya tidak dapat diatur. Karena sawah ini kebanyakan

terdapat didaerah lembah dan cekungan atau pantai. Kondisinya

selalu tergenang air karena airnya tidak dapat dikeluarkan atau diatur

sesuai dengan kebutuhan. Ciri utama sawah rawa adalah diolah atau

ditanami pada musim kemarau dan dipanen menjelang musim hujan.

2.4 Persyaratan Ruang

2.4.1 Restoran

Suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang

menyelengarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, ada beberapa

persyaratan restorant yaitu sebuah perencanaan yang terorganisasi cermat harus

dilakukan oleh setiap bangunan. Para ahli menambahkan, perencanaan dapur,

susunan ruang pendingin, perencanaan listrik, pemanas, pergantian udara, dan

perencanaan kesehatan.

Ketinggian lampu di ruangan pengunjung pada dasarnya adalah 2,50

m

Standar ukuran area pengunjun 100 m2, 250 m

2, 500 m

2

Lebar ruang darurat 1.0 m setiap 150 tergantung dari pemiliknya

Jalan kecil pada restorant 0.80 m, pintu 0.90, lantai berimbangan 1.0

m

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 22

Tangga untuk toilet, cuci ruang umum dan gudang: lebar ruangan

dapat digunakan 1.10m

Ketinggian lampu untuk jalan kecil antar meja 2.10 m diukur tegak

lurus, jendela 1/10 luas ruang meja makan.

Restorant-café, dengan ruangan minum the, pertokoan kota café

menyediakan minuman tak beralkohol, kecuali bir dalam botol, likur, dll. Kue-

kue dan makanan kecil dingin dan panas. Ruang minum teh: minuman bebas

alcohol, patisserie, sandwich. Dengan kapasitas sekitar 150 tempat duduk. Bisa

dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Bar makanan kecil, bar dipojok, cepat saji, restorant. Kapasitas 55-60

tempat duduk (5-6 kali ganti tempat pada siang hari, 2 kali tiap malam).

Diwaktu luang tersedia kopi, kue, dan makanan. Dapur sebagian besar

dikerjakan dengan peralatan pabrik. Gudang untuk pergantian setiap hari, tidak

terlalu besar. Bisa dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :

Gambar 2.3 Restoran-bar

Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

Gambar 2.2 Restoran-Cafe

Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 23

2.4.2 Kantor Pengelola

Kantor pengelola adalah ruangan untuk para karyawan atau staff sebagai

tempat untuk menjalankan tugasnya sebagai pengelola didalam suatu pekerjaan

agar berjalan dengan lancer.

Ada beberapa standar ruangan untuk para karyawan atau staff. Untuk per

karyawan 4 -6 m2

, terdapat juga kebutuhan ruang rata-rata menurut tempat

masyarakat berkomunikasi guna simplifikasi administrasi per karyawan 7-12

m2

.

Adapun luas bidang tempat kerja berlndaskan peraturan ketenagakerjaan

Ruang kerja minimum 8 m2

luas lantai

Ruang gerak bebas masing-masing karyawan 1.5 m2

atau lebar 1m

Ruang udara minimum 12 m3

pada aktivitas yang dilakukan sambil

duduk, minimum 15 m3

pada aktivitas yang dilakukan sambil duduk

Ketinggian bebas pada bidang 250 m- 3.25 m

Menurut masukan dari amerika (asuransi jiwa) termasuk bidang dasar

dan pelayanan untuk sarana bantu perkantoran (bidang dasar + keliling sekitar

50cm= kebutuhan luas bidang suatu sarana bantu). Bisa dilihat pada gambar

2.4 – 2.5 sebagai berikut :

Karyawan kantor 1,46 m2

Sekretaris 6.70 m2

Pimpinan Bagian 9.30 m2

Direktur 13.40 m2

1 wakil direktur 27.89 m2

Gambar 2.4 Ruang pengelola dimensi besar

Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 24

2.4.3 Jalur Tracking

Jalur tracking ini termasuk failitas didalam proyek wisata alam

persawahan ini, dimana jalur tracking ini difungsikan untuk berjalan-jalan

sekitar sawah atu juga bisa dgunakan untuk jogging, jalur tracking yang saya

dapat dari hasil studi yaitu dengan panjang lintasan 1 km, dan lebar 1,2 m,

dengan kapasitas 2 orang pejalan kaki, dengan sirkulasi manusia 20%.

2.4.4 Lobby

Lobby adalah ruang yang di fungsikan sebagai penghubung dari ruang

satu ke ruang lainnya, lobby juga memiliki kapasitas ukuran standar terlihat

dari jumlah pengunjung yang datang, sirkulasi 30% dan furniture yang terdapat

di lobby, serta standar gerak (buffer sone area)=0.65 m2

maka di temukan luas

total standar dari lobby. Dan adapun pencahayaan yang terdapat dilobby seperti

pencahayaan buatan mengunakan lampu hias dan downlight.

Gambar 2.5 Ruang pengelola dimensi kecil

Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 25

2.4.5 Retail

Retail pada wisata alam disini dfungsikan untuk tempat penyewaan

untuk sarana tracking dan rekreasi, dengan standar ukuran yang cukup besar

yang bisa dihitung dari furniture yang ada diretail, sirkulasi 30%, kurang lebih

ukuran standar retail 900 m2,

(dari hasil studi). Serta pencahayaan yang lebih

dominan mengunakan pencahayaan buatan.

2.4.6 Ruang Clening servis

Ruang ini di fungsikan untuk pengawai yang menjaga kenyamanan,

kebersihan pada wisata alam, dengan memiliki ukuran strandar dari jumlah

pengawai clening servis, dengan ditambah gudang peralatan 9 m2

, lalu di kali

dengan furniture seperti loker 3.2 m2 dan kursi panjang 3.72 m

2 yang ada di

dalam ruang cleaning servis, serta di tmbah sirkulasi 30%, maka didapat luas

total cleaning servis 19.1 m2

2.4.7 Parkir

Tempat parkir pada umumnya dibatasi dengan gari berwarna putih atau

kuning yang terletak disamping dengan lebar 12-20cm. posisinya ditingikan

terhadap dinding sampai 1 m agar tampak. parkir motor mengunakan

kemiringan 900

, dan mobil 450

, dengan ukuran parkir motor 0.8 m x 1 m dan

mobil 2.30 m x 5 m. Bisa dilihat pada gambar 2.6 sebagai berikut :

2.5 Kajian Fasilitas Sejenis

Studi banding pada umumnya merupakan objek sejenis sebagai bahan

pembanding dalam perencanaan. Dalam kaitannya proyek yang akan

direncanakan yaitu wisata alam persawahan di Ubud.

Gambar 2.6 Parkir

Sumber: Neufert,edisi 33, Jilid 2

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 26

2.5.1 Wisata JatiLuwih, Tabanan

Desa wisata Jatiluwih yang bertempat di daerah Penebel, Kabupaten

Tabanan, Bali. Desa Jatiluwih ini sangat dekat dengan Gunung Batur yang

terkenal dengan panorama sawah terasering jatiluwih. Di kawasan spot

wisata Tabanan ini selalu mempunyai hawa yang sejuk karena Desa

Jatiluwih Tabanan berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.

(plesiryuk.com/objek-wisata-di-tabanan/daerah-wisata-jatiluwih-tabanan-bali)

Adapun beberapa fasilitas yang terdapat pada objek wisata Jatiluwih

Tabanan. Bisa dilihat pada gambar 2.7-2.16 sebagai berikut :

Gambar 2.7 Kawasan Jatiluwih Tabanan

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Keterangan:

1. Restoran 5. Kantor Pengelola

2. Parkir pengunjung 6. Rumah Makan

3. Loket Karcis 7. Objek Wisata Sawah

4. Tracking

1

2

3

4

5 6 6 6 2

7

6

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 27

Gambar 2.8 Restoran Jatiluwih

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.9 Kantor Pengelola

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.10 Parkir Barat

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.11 Parkir Selatan

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 28

Gambar 2.12 Rumah Makan Jatiluwih (1)

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015 Gambar 2.13 Rumah Makan Jatiluwih (2)

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.14 Persawahan Jatiluwih

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.15 Loket Karcis

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

Gambar 2.16 Tracking Jatiluwih

Sumber: Observasi, 8 Oktober 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 29

Gambar-gambar diatas termasuk fasilitas yang terdapat pada objek

wisata alam Jatiluwih, dimana beberapa fasilitas ini belum tertata rapi

seperti pada fasilitas parkir yang kurang pada kawasan jatiluwih ini yang

menyebabkan wisatawan yang datang ke Jatiluwih harus parkir didepan-

depan restorant atau rumah makan, serta fasilitas tracking yang tidak ditata

dengan rapi banyak terlihat pada jalan tracking yang rusak, dimana ii sangat

berpengaruh terhadap kenyamanan wisatawan yang datang untuk melihat

keindahan persawahan Jadiluwih.

2.5.2 Desa Kertalangu, Jln By Pass Ngurah Rai

Bali merupakan salah satu tujuan wisata dunia yang menawarkan

berbagai fasilitas yang mengesankan berstandar internasional dilengkapai

dengan budaya dan adat istiadat yang masih terjaga sampai saat ini, dari

sekian tujuan wisata di Bali, Desa Budaya Kertalangu adalah salah satunya

yang terletak di jalan By Pass, Ngurah Rai No.88x, Kesiman, Denpasar.

(wisatabali.info/2014/06/desa-budaya-kertalangu-bali.html). Bisa dilihat pada

gambar Desa Budaya Kertalngu 2.17 seagai berikut :

Gambar 2.17 Desa Budaya Kertalangu

Sumber: adipurwantara.com

Kawasan ini berada di tengah areal persawahan seluas 80 Ha yang masih

sangat lestari dan hijau di tengah Kota Denpasar. Desa Budaya kertalangu

dimanfaatkan sebagai lahan konservasi, pendidikan, penelitian, rekreasi dan

pemerdayaan masyarakat. Desa budaya kertalangu juga menerapkan konsep

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 30

budaya Bali tempo dulu dengan menawarkan makanan tradisonal, jajanan

tradisional, dan ramuan tradisional khas Bali. (baliwisatamurah.com/tentang-

bali/obyek-wisata/desa-budaya-kertalangu.php)

Adapun beberapa potensi dan fasilitas yang terdapat pada Desa Budaya

Kertalangu yang bisa dilihat pada gambar kawasan Desa Kertalangu 2.18-

2.34 sebagai berikut :

5

7

Keterangan:

1. Parkir 7. Restoran

2. Toko Souvenir 8. Area Outbound

3. Ruang Pertemuan 9. Objek wisata sawah

4. Areal Permainan anak-anak 10. Gazebo

5. Toilet umum 11. Kolam Pancing

6. Tracking

1

3 3

4

5 8 6

9

2

1

Gambar 2.18 Kawasan Desa Budaya Kertalangu

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

10

11

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 31

Gambar 2.19 Objek Wisata Sawah

Desa Kertalangu

Sumber: www.wego.co.id

Gambar 2.20 Tracking

Desa Kertalangu

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.21 Gazebo

Desa Kertalangu

Sumber: www.wego.co.id

Gambar 2.22 Parkir Motor dan Mobil Desa

Kertalangu

Sumber: www.tripadvisor.co.id

Gambar 2.23 Parkir Bus Desa Kertalangu

Sumber: www.tripadvisor.co.id

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 32

Gambar 2.29 Ruang Pertemuan

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.27Toko Souvenir

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.26 Area Outbound

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.25 Area Outbound

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.24 Toilet Umum

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.28 Toko Souvenir

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 33

Gambar 2.30 Area Permainan Anak-anak

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015 Gambar 2.31 Area Permainan Anak-anak

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.32 Restorant

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.33 Restorant

Sumber: Observasi, 9 Oktober 2015

Gambar 2.34 Kolam Pancing

Sumber: Panduan Wisata. id

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 34

Gambar diatas merupakan fasilitas yang terdapat di Desa Wisata

Kertalangu, dimana fasilitas ini sudah cukup untuk memberikan

kenyamanan kepada wisatawan, dari segi areal parkir yang cukup luas, dan

terdapat juga toilet umum yang sangat penting untuk wisatawan. Desa

wisata kertalangu ini akan digunakan sebagai acuan terhadap proyek wisata

alam persawahan.

2.5.3 Wisata Ceking Tegallalang, Gianyar

Ceking terrace merupakan objek wisata dengan dominan areal

persawahan yang berundak-undak, berbukit sehingga system persawahan

terasering yang digunakan. Ceking Terrace ini berada di Tegalalang

Kabupaten Gianyar. Dengan adanya system terasering ini menjadikan Desa

Ceking memiliki keunikan tersendiri. (http://bali.panduanwisata.id/spot-

wisata/mengagumi-keindahan-ceking-terrace/). Bisa dilihat pada gambar Wisata

Ceking Terrace 2.35sebagai berikut :

Ceking Terrace ini telah menjadi objek wisata alam yang cukup

digemari oleh wisatawan terutama mereka yang dating dari kota-kota besar.

Dalam setiap harinya mereka dating untuk sekedar menenangkan diri,

mengamati keindahan alam, atau mendekatkan diri terhadap alam. Ceking

Gambar 2.35 Wisata Ceking Terrace

Sumber: Observasi, 7 November 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 35

Terrace diperkirakan sudah ada sejak abad ke-9 dan tetap dipertahankan dan

dijaga keasriannya oleh para petani desa ini sampai sekarang.

Adapun beberapa fasilitas yang terdapat di Wisata Ceking Terrace, yang

bisa dilihat pada gambar 2.36 - 2.49 sebagai berikut :

Keterangan:

1. Toko Souvenir 7. Restoran

2. Jalur Tracking 8. Toko Patung

3. Objek Sawah Ceking 9. Mini Market

4. Rumah Makan 10. Toko Baju

5. Café (1) 11. Mini Market

6. Toko Souvenir 12. Café (2)

1 1 2

2

3

4

5

6

7

7

7

8

9

10

11

12

12

Gambar 2.36 Kawasan Wisata Ceking Terrace

Sumber: Observasi, 7 November 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 36

Gambar 2.37 Persawahan Wisata Ceking

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.38 Tracking Wisata Ceking

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.39 Toko Souvenir

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.40 Mini Market

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.41 Toko Patung

Sumber: Observasi, 7 November 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 38

Gambar 2.46 Restoran

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.47 Restoran

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.48 Toko Souvenir

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.49 Cafe

Sumber: Observasi, 7 November 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 39

Fasilitas yang ada pada ceking terrace masih kurang, dimana pada

fasilitas-fasilitas ini masih belum terta dengan api, serta untuk parkir sudah

tersedia tapi letak parkir jauh dari objek wisata, dan pengunjung lebih

banyak memarkirkan kendaraanya di samping sepadan jalan, bisa dilihat

pada gambar 2.50 - 2.51 sebagai berikut :

Gambar 2.50 Parkir Ceking Terrace

Sumber: Observasi, 7 November 2015

Gambar 2.51 Parkir Ceking Terrace

Sumber: Observasi, 7 November 2015

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 40

2.5.4 Kesimpulan Terhadap Fasilitas Sejenis

Berdasarkan dari tinjauan diatas, kesimpulan dari ketiga objek tersebut

menjelaskan fasilitas yang terdapat pada wisata alam, klasifikasi, lokasi, dan

manajemen pengelolaan yang dapat dilihat pada table 1 dibawah ini.

Tabel 1. Kesimpulan Objek Sejenis dan Pertimbangannya

No Kriteria Wisata

Jatiluwih

Desa Budaya

Kertalangu

Wisata Ceking Pertimbangan

Terhadap

Desain

1. Klasifikasi Wisata alam

terasering

sawah

Wisata alam,

penelitian,

rekreasi,

pemerdayaan

masyarakat,

pendidikan

Wisata alam

terasering

sawah

Wisata alam

sawah,

rekreasi,

pendidikan

2. Lokasi Daerah

Penebel, Kab.

Tabanan-Bali

Jln. By Pass

Ngurah Rai,

Kesiman,

Denpasar

Tegallalang,

Kab. Gianyar

Desa

Lotunduh-

Ubud

3. Fungsi dan

Peranan

Sebagai wisata

persawahan

terasering,

Tracking

Sebagai Tempat

wisata alam

tracking,

pendidikan,

rekreasi,

pemerdayaan

masyarakat

Sebagai wisata

alam Terrace

Wisata alam

persawahan,

Tracking,

pendidikan,

rekreasi

4. Fasilitas Wisata alam

persawahan,

tracking, pos

ticketing,

rumah makan,

toko sovenier

Wisata alam

persawahan,

tracking, pos

ticketing, pos

satpam, parkir,

retail, restoran,

outbound,

permainan anak-

anak, kolam

Wisata alam

Persawahan,

Tracking, café,

toko suvenier,

rumah makan,

parkir

Wisata alam

Persawahan,

Tracking,

Restoran, Toko

Suvenier,

outbound,

permainan

anak-anak, bale

bengong, toilet

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 41

pancing, bale

bengong, toilet

umum, kantor

pengelola

umum, retail,

pos satpam,

kantor

pengelola,

lobby.

5. Manajemen

Pengelolaan

Dikelola oleh

Desa setempat,

Dikelola Pt.

Uber Sari

Dikelola Oleh

Desa

Tegallalang

Dikelola oleh

masyarakt Desa

setempat, serta

Swasta

2.6 Spesifikasi Umum Wisata Alam Persawahan

1. Fungsi

Sebagai tempat wisata alam perasawahan yang indah dan proses

pembelajaran cara menanam padi yang benar agar bisa menjaga

kelestarian alam khususnya persawahan di Ubud serta dengan

memberikan fasilitas yang baik dan juga lengkap pada wisata alam

persawahan ini.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan

- Menjadi tempat wisata baru di Ubud

- Memberi informasi dan pembelajaran bagaimana cara menanam

padi yang benar kepada pengunjung

- Memperkenalkan keindahan alam khususnya persawahan di

Ubud

Sasaran dari adanya wisata alam persawahan ini diharapkan semua

orang mengerti bagaimana pentingnya alam khususnya persawahan

bagi manusia.

3. Fasilitas

Sesuai dengan fungsi dan sifat kegiatannya, Wisata Alam Persawahan

memiliki fasilitas sebagai berikut:

A. Fasilitas Utama

Wisata yang mengarah kepada pemandangan alam persawahan,

dengan penataan tracking untuk pejalan kaki dan sepeda di areal

sawah serta di tambah bale bengong di setiap titik untuk tempat

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 42

peristirahatan sejenak, dan Dry Park merupakan tempat permainan

anak-anak, seperti main ayunan, mandi bola, dan berbagai sarana

rekreasi lainnya yang menyenangkan sekaligus bermanfaat untuk

kesehatan fisik, serta permainan outbound sederhana.

B. Fasilitas Penunjang

Restoran, Toko Cindermata yang menjual berbagai macam

cindermata ataupun souvenir khas Bali, seperti kaos, gantungan

kunci, topi, gelas, dll, Retail Shop yang merupakan fasilitas

pengunjung untuk menyewa alat-alat dalam melakukan tracking,

seperti sepatu jogging atau pun sepeda.

C. Fasilitas Pelayanan

Memfasilitasi kegiatan-kegiatan seperti, kantor pengelola, ATM

center, Medic Building,

4. Lingkup Pelayanan

Wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Ubud

untuk melihat pemandagan alam persawahanya.

5. Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan dijalankan oleh swasta serta masyarakat Desa dan

bekerja sama dengan petani setempat untuk pengelolaan wisata alam

persawahan ini

6. Ruang Lingkup

Mencangkup dibidang pariwisata, pengembangan, serta menjaga

keindahan alam khususnya persawahan

7. Aktivitas dan Fasilitas

Adapun aktivitas yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

Kegiatan wisata berupa tracking berjalan kaki dengan menyusuri

sawah

Kegiatan edukasi seperti menanam padi yang benar, yang langsung

diajarkan oleh petani

Kegiatan rekreasi berupa wahana permainan berupa outbound

sederhana

Adapun fasilitas yang dibutuhkan secara umum yaitu sebagai berikut:

Fasilitas Wisata

JURUSAN ARSITEKTUR, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS UDAYANA

TUGAS AKHIR - WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD 43

Fasilitas Edukasi

Fasilitas Rekreasi

8. Persyaratan Lokasi

Persyaratan lokasi yang harus dipenuhi dalam perancangan Wisata Alam

Persawahan dengan pertimbangan:

1. Lokasi yang dihubungkan dengan nilai dan awig-awig desa tidak

menyalahi peruntukan

2. Lokasi yang termasuk kawasan efektif pariwisata

3. Lokasi yang diketahui memiliki pontensi keindahan alamnya

khususnya persawahan

4. Lokasi yang dituju memiliki daya tarik wisata sepanjang perjalanan