Upload
eka-fitriani
View
916
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Permetrin dan Ivermectin untuk Skabies
Bart J. Currie, F.R.A.C.P, dan James S. McCarthy, F.R.A.C.P
Masalah Klinis
Skabies adalah infeksi parasit pada manusia yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes
Scabiei varietas hominis. Infeksi terjadi akibat kontak langsung dari kulit ke kulit, bisa juga
penyebarannya dari tungau yang melekat pada pakaian, selimut dan handuk.1
Skabies terjadi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 300 juta kasus pertahun. Infeksi
ini endemik di banyak masyarakat miskin, namun tingkat prevalensinya bervariasi, wabah
musiman dan puncak kejadian dilaporkan selama perang dan mungkin terkait dengan
kepadatan dan migrasi penduduk.4,5 Pada beberapa negara industri, skabies terjadi endemik
pada populasi yang kurang beruntung (sosial ekonomi rendah), dan wabahnya juga terjadi
pada panti jompo dan rumah sakit.6-8
Manifestasi klinis dari skabies adalah gatal yang terutama terjadi pada malam hari dan
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien. Namun, komplikasi dan kematian juga dapat
terjadi , biasanya akibat dari pioderma bakteri sekunder, yang pada umumnya disebabkan
oleh Streptococcus pyogens dan Staphylococcus aureus. Infeksi sekunder tersebut
mengakibatkan komplikasi seperti Glomerulonefritis Post Streptokokus dan sepsis sistemik. 5,9,10
Patofisiologi dan Efek Terapi
Siklus hidup dari S. Scabiei dimulai ketika tungau dewasa menembus kulit manusia
(host) dan pasangannya yang betina bertelur disana. Larva menetas dari telur dan akhirnya
berkembang menjadi tungau dewasa, sehingga siklus hidupnya selesai. Lesi kulit pada
skabies disebabkan karena tungau membuat terowongan pada lapisan kulit dan menyebabkan
inflamasi yang lebih luas pada kulit oleh karena reaksi hipersensitivitas terhadap tungau dan
sekretnya (air ludah). 2,4,11 Pada sebagian besar infeksi skabies, jumlah tungau betina terbatas
antara 10 - 15 , dan terowongan yang dibuatnya sulit untuk dideteksi. Dalam presentasi klinik
ini, lesi lebih sering terdapat di sela jari dan permukaan fleksor pergelangan tangan. Siku,
aksila, bokong, dan genitalia juga cukup sering terlibat, seperti juga aerola mammae pada
wanita. Presentasi atipikal seperti kulit kepala dapat juga terlihat pada bayi dan orang tua.
Nodus skabies yang muncul akibat reaksi hipersensitivitas ini ditandai oleh kronis, nodul
gatal yang sering berlokasi di aksila, pangkal paha, dan genitalia seperti skrotum. 2
Krusta skabies,yang disebut Skabies Norwegia, terjadi ketika replikasi tungau tidak
dapat dikendalikan oleh sistem imun host dan berkembangnya hiperinfeksi. Bentuk skabies
ini biasanya terjadi pada pasien imunokompramaise seperti HIV atau mendapat terapi
imunosupresan jangka lama.6 Pasien dengan kusta skabies ini sangat lah infeksius, dapat
terjadi penularan besar di masyarakat maupun wabah di institusi, dan beresiko kematian yang
tinggi akibat infeksi sekunder sepsis yang sulit untuk diobati. 10
Berbagai agen yang kebanyakan topikal telah digunakan untuk mengobati skabies.
Termasuk Sulfur 5-10% dalam parrafin, obat yang digunakan secara luas di Amerika Selatan.
Lindane 1% yang tidak lagi digunakan secara luas di banyak negara barat karena
kekhawatiran terhadap konsentrasi neurotoksiknya. Benzil Benzoat 10-25% sering digunakan
di Eropa dan Australia. Dan Malation, Crotamiton 10% 12 dan minyak pohon teh dalam
kombinasi dengan benzil benzoat.13,14
Permetrin adalah agen piretroid buatan yang dioleskan sebagai krim topikal 5% untuk
pengobatan skabies. Obat ini mengganggu fungsi saluran tegangan Natrium pada artropoda,
menyebabkan pemanjangan depolarisasi membran sel saraf dan mengganggu
neurotransmisi.15 Efek neurotoksik selektif permetrin pada invertebra adalah karena
perbedaan struktural dalam saluran tegangan Natrium antara vertebra dan invertebra.15 Krim
Permetrin 5% telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1989.
Ivermectin adalah antibiotik golongan makrosiklik lakton semisintetik yang
digunakan secara oral. Obat ini bekerja dengan mengganggu fungsi dari saluran ion klorida
yang menyebabkan pembukaan menetap dari saluran.16 Interaksi ini baik dipelajari pada
nematoda, dengan kedua asam –aminobutiric dan saluran pintu glutamat yang diidentifikasi
sebagai target.16 Namun, target obat ini pada tungau skabies belum teridentifikasi, hanya pH
saluran pintu klorida yang sensitif terhadap ivermectin.17 Walaupun selektivitas ivermectin
untuk invertebrata ini belum sepenuhnya dipahami, hal ini dapat dijelaskan dengan teori
bahwa pada invertebrata, pompa obat glikoprotein mengecualikan obat dari potensial
aksinya.16 Ivermectin oral telah disetujui untuk pengobatan skabies di Perancis sejak 2001.
Obat ini tidak resmi digunakan dalam pengobatan skabies di Amerika Serikat, tapi telah
semakin banyak digunakan di beberapa negara.
Bukti Klinis
Ada kekurangan berkualitas tinggi dari studi yang membandingkan berbagai terapi
untuk skabies. Penilaian terhadap temuan penelitian yang diterbitkan terhambat oleh
penelitian yang relative sedikit dan kurangnya follow up dan standarisasi diagnosis. Sebuah
review oleh Cochrane menyimpulkan bahwa data yang tersedia tidak cukup untuk
membandingkan efek relatif permetrin topikal dan benzil benzoat topikal. Namun, review
tersebut menunjukkan bahwa permetrin lebih efektif daripada crotamiton dan lindane
(kegagalan pengobatan dengan permetrin dibandingkan dengan crotamiton, 0,24 dalam dua
percobaan yang melibatkan 194 subyek, dan resiko relatif dengan permetrin dibandingkan
dengan lindane, 0,32 dalam lima percobaan yang melibatkan 753 subyek). Review Cochrane
juga menyimpulkan bahwa ivermectin oral lebih efektif daripada lindane dan benzil benzoat
topikal (risiko relatif kegagalan pengobatan dengan ivermectin dibandingkan dengan lindane,
0,36 dalam dua percobaan yang melibatkan 193 subyek, dan risiko relatif dengan ivermectin
dibandingkan dengan benzil benzoat, 0,50 dalam tiga uji coba yang melibatkan 192 subyek).
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengobatan dengan ivermectin dosis tunggal
memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan benzil benzoat topikal.
Temuan ini mungkin membuktikan bahwa ivermectin tidak mensterilkan telur skabies. Oleh
karena itu, dosis kedua ivermectin biasanya diberikan setidaknya 1 minggu setelah dosis
pertama untuk membunuh tungau yang baru menetas. Dukungan lebih lanjut untuk konsep ini
berasal dari uji coba yang membandingkan permethrin dengan ivermectin topikal pada 85
pasien. Dalam uji coba tersebut, dosis tunggal ivermectin kurang efektif jika dibandingkan
permetrin topikal (angka kesembuhan dari 70% vs 98%), tetapi jika dosis kedua ivermectin
diberikan kepada pasien yang tidak memiliki respon setelah dosis pertama, angka
kesembuhan dengan ivermectin naik menjadi 95%. Tidak ada studi banding dari keamanan
dan kemanjuran dari berbagai terapi untuk skabies untuk kelompok khusus seperti bayi, anak-
anak kecil, dan orang tua atau kasus krusta skabies. Namun, penelitian observasional telah
menunjukkan bahwa regimen ivermectin efektif setelah kegagalan terapi topikal pada pasien
dengan krusta skabies.
Penggunaan secara Klinis
Rekomendasi kami untuk pengobatan sindrom skabies diringkas dalam Tabel 1.
Untuk pengobatan klasik skabies, krim permetrin 5% merupakan pilihan. Untuk memastikan,
krim harus dioleskan pada seluruh permukaan kulit kecuali di sekitar mata. Meskipun
beberapa pedoman menganjurkan bahwa terapi topikal tidak perlu diterapkan di atas leher,
kami percaya bahwa daerah ini termasuk sangat penting pada anak-anak kecil dan orang tua,
pada kelompok tersebut infeksi cukup sering melibatkan kulit kepala. Perhatian khusus harus
diberikan pada daerah-daerah yang paling sering terlibat, termasuk daerah antara jari tangan
dan kaki, lengan bawah, dan di bawah kuku tangan dan kuku kaki, pergelangan tangan,
genitalia eksternal, dan bokong. Untuk memaksimalkan paparan tungau terhadap obat, maka
umumnya direkomendasikan untuk mengoleskan krim di malam hari dan dibiarkan
semalaman. Untuk membasmi tungau yang tidak terkena pada saat pengobatan pertama,
disarankan pemberian kedua selama 1 sampai 2 minggu setelah yang pertama. Namun,
efektivitas dari pengobatan pertama dibandingkan dengan kedua belum teruji secara formal,
dan interval optimal dosisnya pun belum didefinisikan.
Ivermectin, diberikan secara oral dengan dosis 200 µg per kilogram berat badan,
merupakan pengobatan alternatif yang efektif. Karena konsumsi makanan meningkatkan
bioavailabilitas ivermectin melalui dua faktor, mengonsumsi obat dengan makanan akan
meningkatkan penetrasi obat ke epidermis. Karena ivermectin tidak ovicidal, disarankan
pemberian dalam dua dosis, dipisahkan dalam 1 sampai 2 minggu, diberikan untuk
pengobatan klasik skabies. Waktu paruh ivermectin adalah 18 jam, dengan eliminasi obat
terjadi melalui metabolisme di hati dan ekskresi metabolit aktif melalui ginjal. Penyesuaian
dosis tidak diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal. Namun, keamanan pemberian
dosis ganda ivermectin pada pasien dengan penyakit hati yang berat belum diteliti.
Dalam kasus skabies berkrusta, kami sarankan frekuensi pemberian ivermectin lebih
sering, mulai dari tiga sampai tujuh dosis, tergantung pada tingkat keparahan infeksi (Tabel
1). Pasien dengan skabies berkrusta harus diobati bersamaan dengan scabicide topikal
(misalnya, permetrin, benzil benzoat, atau benzil benzoat dengan teh-minyak pohon), serta
krim keratolitik untuk memfasilitasi pemecahan krusta dan meningkatkan penetrasi agen
topical.
Dalam beberapa hari pertama setelah terapi untuk skabies dimulai, eksaserbasi
transien dari pruritus kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari sensitisasi dari inang manusia
terhadap antigen tungau, dengan reaksi imunologi konsekuen. Sensitisasi juga sering sebagai
hasil dari resolusi gejala yang tertunda, sehingga membingungkan staf klinis, pasien, dan
keluarga, yang mungkin salah menafsirkan perjalanan alami pemulihan sebagai kegagalan
pengobatan atau sebagai tanda reinfeksi. Untuk menghindari kebingungan ini, pasien dapat
diberikan lembar informasi yang menjelaskan pengobatan, mengingatkan mereka mengenai
fakta bahwa resolusi pruritus mungkin dapat tertunda, dan meyakinkan mereka bahwa
pengobatan berulang umumnya tidak perlu. Terapi topikal, intralesi, atau sistemik
kortikosteroid dapat dipertimbangkan untuk orang-orang dengan skabies nodular yang
memiliki gejala persisten, asalkan telah diberikan terapi skabisidal yang memadai.
Tabel 1. Terapi Skabies
Tujuan Terapi Terapi
Rekomendasi
Terapi Alternatif Komentar
Pengobatan klasik
skabies
Dua penggunaan--
satu pada hari
pertama dan satu
antara hari-8 dan
hari-15- permethrin
topical 5%,
dioleskan malam
hari dan dibiarkan
semalaman
Dua dosis oral
ivermectin
(200µg/kg/dosis),
dengan makanan--
satu pada hari-1 dan
satu antara hari-8
dan hari-15
Pengobatan scabies
berkrusta
Permethrin topical
5% tiap 2-3 hari
selama 1-2 minggu
dan ivermectin oral
(200 μg/
kg/dosis), dengan
makanan, diberikan
dalam tiga dosis
(hari 1, 2, dan 8),
lima dosis (hari
1,2,8,9, dan 15) atau
tujuh dosis (hari
1,2,8,9,15,22, dan
29) tergantung berat
infeksi*
Benzil benzoate
topical 25%
(dengan atau tanpa
tea-tree oil 5%)
pengganti
permethrin
krim keratolitik dapat digunakan untuk kulit yang berkrusta, waspadai perkembangan menjadi sepsis, menerapkan langkah-langkah yang tepat
untuk
mengendalikan
penyebaran
infeksi skabies
Pencegahan infeksi
kontak tertutup pada
pasien skabies
Penggunaan tunggal
permethrin topical
5% dioles malam
hari dan dibiarkan
ivermectin Oral
(200 µg/kg/dosis),
dengan
semalaman makanan, diberikan
dosis tunggal*
Manajemen institusional
perjangkitan/kekambuhan
skabies
Obati orang dengan
kasus klinis seperti
yang
direkomendasikan di
atas untuk klasik dan
skabies berkrusta
dan semua orang
yang berpotensi
terpapar (berkontak)
seperti yang
direkomendasikan di
atas
Untuk perjangkitan
yang sulit
disembuhkan,
disarankan
mengobati semua
dengan ivermectin
oral *
Perhatikan “core
transmitter” indeks
kasus skabies
berkrusta, beri
perhatian untuk
perencanaan dan
logistik terapi;
menerapkan
langkah-langkah
yang tepat
untuk mengontrol
penyebaran
infeksi skabies
Pencegahan pada
komunitas endemik
scabies atau manajemen
Pendekatan
multifactor termasuk
edukasi, dan
keterlibatan
komunitas; obati
kasus klinis seperti
yang
direkomendasikan di
atas untuk orang
dengan klasik dan
scabies berkrusta
dan semua anggota
keluarga dan rumah
tangga seperti yang
direkomendasikan di
atas untuk kontak;
pertimbangkan
Obati penderita
klasik dan scabies
berkrusta, maupun
kontak pada
komunitas, seperti
yang
direkomendasikan
di atas
Perhatikan “core
transmitter” indeks
kasus scabies
berkrusta, beri
perhatian untuk
perencanaan dan
logistik terapi,
waspada, control
scabies, perlu
digarisbawahi
scabies berkaitan
dengan kepadatan
dan akses untuk
perangkat
kesehatan
(e.g.Penggunaan
kran air bersih, bak
untuk mengobati
semua anggota
komunitas
sebagaimana
rekomendasi di atas
cuci, dan toilet di
rumah), health care
dan edukasi
* Food and Drug Administration tidak mengakui ivermectin untuk indikasi ini; masih kurang
data keamanan ivermectin pada kehamilan dan anak < 5 tahun.
Adanya interval yang berkepanjangan antara terjadinya infeksi primer, dimana pasien
menularkan ke orang lain, dan munculnya manifestasi klinis. Selama periode ini, yang terjadi
selama 10 minggu,1 infeksi dapat ditularkan dari host yang tidak bergejala ke host yang
mengalami kontak. Karena kemungkinan pasti bahwa infeksi subklinis akan terjadi pada
kontak dekat dengan host dan akan menyebabkan terjadinya infeksi lanjut dari kontak
tersebut, sehingga semua anggota keluarga dan orang yang mengalami kontak fisik yang
dekat juga harus diobati. Sprei dan pakaian harus dicuci dalam air panas, namun terdapat
pengolahan khusus seperti autoklaf atau pemutihan seringkali diperlukan. Sepatu dan benda
lainnya yang nonwashable harus ditempatkan dalam kantong plastik yang tertutup rapat
untuk setidaknya untuk 3 hari. Penuntasan pengobatan yang ideal memerlukan tindak lanjut
penilaian klinis paling tidak untuk 1 bulan. Hal ini memungkinkan waktu untuk
penyembuhan lesi dan untuk setiap telur dan tungau untuk mencapai tingkt kematangan jika
pengobatan gagal.
Kontrol yang sukses terhadap wabah skabies dalam pengaturan kelembagaan seperti
panti jompo memerlukan perhatian untuk terapi dalam perencanaan dan logistik.7 Langkah
penting dalam pengendalian wabah termasuk dalam koordinasi dokumentasi kasus subyek
dan kontaknya; pengisolasian penderita dengan klinis skabies, edukasi terhadap warga,
keluarga, pengunjung, dan staf; memberikan terapi untuk semua warga, staf, dan kontak yang
potensial lainnya; serta desinfeksi benda yang telah terkontaminasi dengan skabies.7,25-27
Surveilans berkepanjangan mungkin diperlukan untuk memastikan pemberantasan
skabies.28 Terapi yang spesifik digunakan untuk skabies pada kelembagaan akan bervariasi
sesuai dengan ketersediaan, biaya, dan persetujuan obat saat ini, tapi setidaknya bagi orang-
orang dengan kasus klinis, dosis pengobatan kedua, diberikan 1 sampai 2 minggu setelah
dosis pertama, adalah direkomendasikan (Tabel 1). Metode yang sukses termasuk pemberian
terapi topikal seperti benzoat permetrin atau benzil untuk semua kasus dan kontaknya,26,29
administrasi dari ivermectin oral untuk semua warga,30-32 dan kombinasi terapi topikal dan
oral ivermectin, yang terakhir dianggap penting terapi untuk orang dengan skabies yang
berkrusta.8,25,27 Di Amerika Serikat, rata-rata harga tiap tabung 60-g krim permetrin 5%
adalah sekitar $ 30,33. Biaya dari 3-mg tablet dari ivermectin adalah sekitar $ 6, yang
diterjemahkan menjadi biaya sekitar $ 30 untuk dosis tunggal untuk pasien dengan berat 70
kg.33 Satu studi memperkirakan bahwa antara 2001 dan 2005, biaya khusus untuk mengobati
skabies, dengan mempertimbangkan kedua dosis, kegagalan pengobatan, dan jumlah
kunjungan, adalah sekitar $ 95.34
Dampak Buruk
Permetrin tidak baik diserap melalui kulit, dan sebagian kecil yang diserap
dimetabolisme cepat, dengan eliminasi yang hampir selesai setelah 1 minggu.35 Karena secara
teoritis kekhawatiran mengenai penyerapan sistemik permetrin pada bayi, maka secara umum
direkomendasikan bahwa bayi diperlakukan dengan crotamiton atau preparat belerang bukan
permetrin. Namun, mengingat efektivitas permetrin,12 maka semakin banyak digunakan pada
anak-anak usia 2 bulan atau lebih tua.
Sumber data yang paling banyak didapatkan, dampak merugikan dari ivermectin pada
dewasa yang tidak hamil adalah Program Pengendalian Onchocerciasis. Melalui program ini,
lebih dari 400 juta perawatan telah didistribusikan di Afrika, dengan beberapa orang telah
menerima perawatan hingga 20 tahunan.36 Ketika ivermectin digunakan untuk mengobati
parasit filaria, reaksi yang tidak diinginkan kadang-kadang terjadi, misalnya demam, mialgia,
malaise, dan hipotensi postural.37 Reaksi-reaksi yang merugikan mungkin berhubungan
dengan intensitas infeksi filaria dan pelepasan antigen parasit.38 Komplikasi yang lebih parah,
termasuk kelesuan, kebingungan, dan koma, terlihat ketika ivermectin diberikan pada pasien
di Afrika Barat yang terinfeksi Loa-loa berat.37 Komplikasi ini juga telah dikaitkan dengan
pembunuhan parasit daripada efek toksik dari ivermectin. Sampai saat ini, penggunaan
ivermectin untuk mengobati skabies belum dianjurkan karena terkait dengan efek samping
yang serius.24 Namun, dianjurkan ivermectin tidak diberikan pada anak-anak yang usia
kurang dari 5 tahun atau pada mereka yang beratnya kurang dari 15 kg karena kurangnya data
mengenai keselamatan dan teoritis kekhawatiran mengenai potensi neurotoksisitas (Lihat di
bawah). Hal ini juga merekomendasikan bahwa ivermectin tidak digunakan selama
kehamilan. Namun demikian, laporan yang telah mendokumentasikan pemberian obat yang
sengaja pada ibu hamil belum menunjukkan hasil yang buruk untuk yang fetus.39-41
Area Ketidakpastian
Resistensi obat adalah kekhawatiran yang muncul dengan akarisida. Mekanisme
potensi untuk ketahanan terhadap permetrin termasuk mutasi channel natrium pada
organisme yang membuatnya kurang rentan terhadap pengobatan,42 penghapusan obat oleh
disempurnakan penghabisan pompa seperti P-glikoprotein, dan enzimatik degradasi drug.43
Mekanisme potensi untuk ketahanan terhadap ivermectin termasuk mutasi chanel klorida
mutasi pada organisme dan ditingkatkan ekspresi P-glikoprotein. Penelitian secara in vitro
telah menunjukkan bahwa kerentanan terhadap permetrin secara progresif dikurangi dengan
pemberian berulang,13,43 meskipun resistensi klinis tetap harus didokumentasikan. Resistensi
secara klinis terhadap ivermectin telah didokumentasikan, dengan di konfirmasi in vitro, pada
dua orang dengan skabies berkrusta, yang perkembangan terjadinya resistensi setelah
administrasi rejimen berulang dari dosis ganda ivermectin.14
Toksisitas sistem saraf pusat yang mengakibatkan kematian setelah pengobatan
dengan ivermectin terjadi pada bermacam vertebrates.44 Sebagaimana dicatat di atas, efek
neurologis yang parah pada manusia di Afrika setelah pemberian ivermectin telah dikaitkan
dengan respon inflamasi dengan parasit filaria yang merupakan target pengobatan.38 Namun
demikian, ada satu laporan tingkat kematian jelas dikaitkan dengan neurotoksisitas ketika
ivermectin digunakan dalam keperawatan rumah untuk mengontrol epidemi dari skabies.45
Laporan ini telah dikenakan kritikan pada bagian epidemiologi.46-48 Namun, keamanan
ivermectin pada usia yang ekstrim hanya disimpulkan bisa, meskipun terdapat peningkatan.
Data menunjukkan bahwa penggunaan ivermectin pada anak-anak adalah aman.49
GUIDELINES
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan rekomendasi untuk
skabies dan informasi pada terapi spesifik untuk penyedia layanan kesehatan, pasien, dan
perawat di www.cdc.gov/scabies/hcp/index.html. Ini versi 2008 dari pedoman CDC yang
memiliki informasi berguna pada umumnya dan pengelolaan wabah institusional. Pedoman
untuk pengobatan skabies juga tersedia Pedoman Pengobatan CDC untuk Penyakit Menular
Seksual di tahun 2006.50 Pedoman yang saat ini sedang diperbarui, termasuk rekomendasi
untuk penggunaan ivermectin tanpa label. Pedoman Manajemen Nasional dari Infestation
Skabies Inggris dari Asosiasi Kesehatan Seksual dan HIV Inggris telah diupdate tahun 2008
dan juga mencakup informasi tentang penggunaan ivermectin tanpa label. Kami telah
mengembangkan pedoman spesifik untuk penggunaan ivermectin pada orang dengan skabies
yang berkrusta yang meliputi menggabungkan terapi topikal dengan dosis ganda oral
ivermectin, menurut keparahan; pedoman ini tersedia di
www.health.nt.gov.au/Centre_for_Disease_Control/Publikasi/CDC_Protocols/index.aspx.
REKOMENDASI
Kasus skabies berkrusta pada perempuan tua pada daerah yang tidak biasa, dan
meskipun dia mungkin sudah menjadi pusat utama dalam situasi ini, kebanyakan dokter tidak
akan melihat kasus skabies berkrusta dalam praktek klinis. Perempuan ini membutuhkan
isolasi yang ketat setelah masuk ke rumah sakit untuk mencegah penularan skabies ke Staf,
dan kami akan merawat keparahannya, skabies berkrusta seperti tercantum dalam Tabel 1.
Sementara perempuan dalam rumah sakit, anggota keluarga dan masyarakat lainnya kontak
dapat dinilai dan dirawat untuk skabies, dan peralatan rumah tangga, kasur, dan pakaian harus
dicuci dan dipanaskan. Permetrin topikal 5% dapat diberikan pada pasien kontak yang
beratnya kurang dari 15 kg dan pada wanita hamil, dan permetrin atau oral ivermectin topikal
5%, pada dosis 200 mg per kilogram, diberikan dengan makanan, dapat diberikan kepada
semua kontak lainnya. Kontak skabies yang memiliki klinis jelas atau dicurigai harus
memiliki perawatan kedua 7 sampai 14 hari setelah yang pertama.
Didukung oleh hibah dari National Health Australia dan Medical Research Council (NHMRC), Penelitian Koperasi Pusat Kesehatan
Aborigin, Pemerintah Queensland Negara Smart Program, dan Fellowship Praktisi dari NHMRC (Dr McCarthy).
Tidak ada potensi konflik kepentingan yang relevan dengan artikel ini adalah dilaporkan. Pengungkapan bentuk yang disediakan oleh
penulis yang tersedia dengan teks lengkap artikel ini di NEJM.org.