Upload
dyah-dwi-adhika-utami
View
1.525
Download
47
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS MANDIRI FORMULASI SEDIAAN STERIL
” Tetes Mata Pilokarpin”
xz
oleh :
Dyah Dwi Adhika Utami, S.Farm (0905012)
PROGRAM PROFESI APOTEKERSEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTISPADANG
2009
1
I. Data Zat Aktif
Pilokarpin sukar larut dalam air sehingga yang digunakan adalah pilokarpin
HCl
Nama zatBahan
pembawaCara
sterilisasiE NaCl Khasiat
Pilokarpin HCl
Air autoklaf 0,24 Parasimpatomimetikum
II. Tinjauan Kimia Farmasi
1. Monografi
Pilocarpin HCL
Nama resmi : Pilocarpini Hydrochloridum
Nama umum : Pilocarpin Hidroklorida
Rumus kimia : C11H16N2O2 . HCl
Rumus bangun :
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, agak transpaaran, tidak berbau, rasa agak
pahit, higroskopis dan dipengaruhi oleh cahaya, bereaksi asam
terhadap kertas lakmus.
2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, sukar
larut dalam kloroform, tidak larut dalam eter.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Khasiat : Antiglaukoma, Miotic
2. Sumber
Alkaloid utama tanaman Pilocarpus jabarandi, dengan kandungan
lebih kurang 1 %. Gugus etil pada C-3 dan substituen imidazol-
metil pada C-4 dan cincin 2-Tetrahidrofuran (γ-butirolakton)
adalah cis dalam pilokarpin.
3. Analisa Kualitatif
a. Larutkan lebih kurang 15 mg dalam 2 ml air, tambahkan 2 tetes asam
sulfat encer P dan 2 mL Hidrogen peroksida encer P dan 1 mL benzen P.
tambahkan 3 tetes larutan Kalium bikromat P 0,35 % b/v lalu dikocok.
Biarkan memisah, lapisan benzen bewarna violet, lapisan air bewarna
kuning.
b. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada pilokarpin HCl BPFI
4. Analisa Kuantitatif
Timbang seksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam campuran 20 mL
asam asetat glassial P dan 10 mL raksa (II) asetat LP. Hangatkan sebentar,
lalu dinginkan hingga suhu kamar. Titrasi dengan asm perklorat 0,1 N LV,
3
menggunakn indikator 2 tetes kristal violet LP. Lakukan penetapan
blangko.
1 mL asam perklorat 0,1 N setara dengan 24,47 mg C11H12N2O2 . HCl
5. Analisa Obat dalam Sediaan
Sediaan (larutan)
keringkan
endapan larutan
analisa kualitatif analisa kuantitatif analisa kualitatif analisa
kuantitatif
III. Tinjauan Farmakologi
1. Farmakologi
Absorbsi : Setelah pemberian pilokarpin pada cairan mata, absorbsi terjadi
20 menit kemudian
Distribusi : Penetrasi ke intra okuler diteruskan ke kornea.
Metabolisme : Penghantaran air mata 16% akan mengurangi jumlah obat dan
absorbsi oleh okuler.
Ekresi : Dalam jumlah sedikit pilokarpin diekresikan melalui air susu.
2. Farmakodinamik
Mekanisme kerja : Pilokarpin bekerja langsung pada efek muskarinik.
Pilokarpin mengkontraksi dan menyempitkan manik mata
4
(miosis), sehingga ekresi cairan mata meningkat. Pilokarpin
terutama menyebabkan rangsangan terhadap kelenjar
keringat, kelenjar air mata dan kelenjar ludah.
Indikasi : Glaukoma., menurunkan tekanan intra okuler pada pengobatan
glaukoma terbuka.
Kontra indikasi : Glaukoma sekunder & hipersensitif
Efek samping : pedih pada mata, merah pada kelopak mata.
Dosis : 2-4 kali sehari 1-2 tetes larutan 1-2% Pilokarpin HCl.
IV. Tinjauan Formulasi
1. preformulasi
a. Pilokarpin HCl
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, agak transparan, tidak berbau, rasa agak
pahit, higroskopis dan dipengaruhi oleh cahaya, bereaksi asam
terhadap kertas lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, sukar
larut dalam kloroform, tidak larut dalam eter.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Khasiat : Antiglaukoma, miotic
pH : 3,5 - 5,5
5
b. Dinatrii edetas
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, sukar larut dalam etanol 95% P, praktis
tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter p
Kegunaan : sebagai pengomplek
c. Fenil Merkuri Nitrat
Pemerian : Serbuk hablur putih dipengaruhi oleh cahaya, larutan jernih
memberikan reaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan asam
gliserin, lebih mudah larut dengan adanya asam nitrat atau alkali
hidroksida.
Khasiat : Sebagai pengawet.
2. Formula standar
Pilocarpin Hydrocloridi Guttae Opthalmice (FORNAS : 540)
Tiap 10 ml mengandung
Pilocarpini hydrocloridum 500 mgBenzalkonium chloridum 1 mgDinatrii edetas 5 mgAqua pro injectione hingga 10 mL
Pilocarpine eye drops :
Pilocarpin HCl 0,5 : 1,2 atau 4%Borax 0,1 : 0,4 dan 0,8%Phenyl mercuri nitrat 0,002% v/vDisodium edetat 0,05%Sodium chlorida 0,8 : 0,7%Water for injections to 100%
6
Pilocarpin eye drops containing :
Pilocarpine HCl 0,5 ; 1,2 atau 4% dengan boric acid, potassium chloride,
anhydrous sodium carbonate metil selullosa, benzalkonium disodium edetat in
plastic drop botol 1o mL.
3. Sediaan yang beredar
Cendo corpine (Cendo)
Tiap 5 mL tetes mata : Pilokarpina HCl 1%, 2%, 4%
Epicorpine (Cendo)
Tiap mL tetes mata : Pilokarpina HCl 20 mg, epinefrina 10 mg.
Indikasi : glaukoma terbuka.
4. Formula yang direncanakan
Untuk unit terkecil
Tiap mL tetes mata mengandung :
E° NaCl
Pilokarpin HCl 50mg 0,24
Asam borat x% 1,9
Dinatrii edetas 0,5 mg 0,23
Natrii pyrosulfis 0,2% 0,67
Fenil mercuri nitras 0,002% 0,16
Aqua pro injectio ad 1 mL
7
Untuk skala industri : 1 batch = 5L
Pilokoarpin HCl 250 g
Dinatrii edetas 2,5 g
Natrii pyrosulfis 10 g
Fenil mercuri nitras 0,1 g
Aqua pro injectio ad 5 L
Alasan pengambilan bahan :
Pilokoarpin HCl : Sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai anti glaukoama
Asam borat : Sebagai pengisotonis
Dinatrii edetas : Sebagai pengomplek
Natrii pyrosulfis : Sebagai antioksidan
Fenil mercuri nitras : Sebagai pengawet
Perhitungan isotonis
V = W x E x 111,1
= 5 x 0,24 x 111,1
= 133,32 mL untuk volume 100 mL
Hipertonis, namun karena masih masuk range hipotonis ( 0,7 – 1,4 % ) maka
masih dibolehkan.
Untuk itu tidak perlu penambahan asam borat sebagai pengisotonis
8
Penimbangan bahan
Untuk unit terkecil (1mL)
Pilokarpin HCl = 50 mg
Dinatrii edetas = 0,5 mg
Natrii pyrosulfis = 0,2 % x 1 = 2 mg
Fenil merkuri nitrat = 0,002% x 1 = 0,02 mg
Aqua pro injeksi ad 1 mL
Sediaan yg dibuat 5 mL
Pilokarpin HCl = 50 mg x 5 = 100 mg
Dinatrii edetas = 0,5 mg x 5 = 2,5 mg
Natrii pyrosulfis = 2 mg x 5 = 10 mg
Fenil merkuri nitrat = 0,02 mg x 5 = 0,1 mg
Aqua pro injeksi ad 5 mL
Skala labor ( 1 batch = 5 L)
Pilokarpin HCl = 50 mg x 5000 = 250 g
Dinatrii edetas = 0,5 mg x 5000 = 2,5 g
Natrii pyrosulfis = 2 mg x 5000 = 10 g
Fenil merkuri nitrat = 0,02 mg x 5000 = 0,1 g
Aqua pro injeksi ad 5 L
9
Tabel penimbangan bahan
Bahan unit terkecil (1mL) kemasan (5mL) skala industri
Pilokarpin HCl 20 mg 100 mg100 g
Dinatrii edetas 0,5 mg 2,5 mg2,5 g
Natrii pyrosulfas 2 mg 10 mg10 g
Fenil merkuri nitrat 0,02 mg 0,1 mg0,1 g
Aqua pro injeksi Ad 1 mL Ad 5 mL Ad 5 L
Tanggal penimbangan :
penimbang
(Supervisor) (Dyah Dwi Adhika Utami)
10
Tabel sterilisaasi
Nama Alat dan Bahan Cara Sterilisasi
- Pilokarpin HCl
- Dinatrii edetas
- Natrii pyrosulfas
- Fenil merkuri nitrat
- Gelas piala
- Kaca Arloji
- Botol tetes mata
- Tutup tetes mata
- Kertas saring
- Corong
- Pipet tetes
- buret
- Spatel
- Batang pengaduk
- Gelas ukur
- Mortir dan alu
- Pinset
- Erlenmeyer
- Aqua pro injeksi
Skala industri
- Baju karyawan
- Ruang produksi
- Mixing tank, Storage
- Autoklaf ½ jam atau filtrasi
- Autoklaf
- Autoklaf 121ºC/15’
- Autoklaf 121ºC/15’
- SWD 30 menit
- flamber
- oven 180ºC selama 2 jam
- didihkan 30 menit dalam air suling
- SWD 30 menit
- SWD 30 menit
- SWD 30 menit
- Larutan fenol 5%
- Flamber
- SWD 30 menit
- SWD 30 menit
- Dibakar langsung
- Flamber
- SWD 30 menit
- didihkan aqua destilata dan hitung 30
menit setelah aqua mendidih
- Autoklaf 121oC, selama 20 menit
- Lampu UV 24 mikrowatt minimal 3jam
untuk permukan keras dan licin.
- larutan 2% amonium kwartener 1 :1000
atau larutan 1-2% germisida fenolit
- Larutan 2% amonium kwartener 1 :1000
11
tank
- Pipet tetes mata
- Botol plastik
- Sterilisasi gas etilen oksida
- Dicuci dgn Na Pyrofosfat 95 % dgn
mesin cuci otomatis, cuci dan bilas
dengan aqua dimineralisata, keringkan
dalam tunel dryer suhu 60 oC selama 2
jam. Kemudian sterilisasi dalam autoklaf
1210C selama 15 menit
12
V. Cara kerja
Skala Labor
1. Sterilkan alat bahan sesuai dengan caranya masing-masing.
2. Zat yang telah ditimbang dikaca arloji harus segera dimasukkkan kedalam
gelas piala yang dilengkapi dengan batang pengaduk, bilas kaca arloji
dengan air suling ganda.
3. Tuang sejumlah tertentu air steril untuk melarutkan zat yang telah
ditimbang.
4. Tuang sejumlah tertentu air steril untuk membasahi kertas saring yang
akan digunakan.
5. Tuang larutan zat kedalam gelas ukur.
6. Saring larutan zat melalui corong.
7. Larutan zat atau filtratnya dimasukkan kedalam wadah berupa botol tetes
mata steril yang telah dilengkapi dengan pipet tetes dari buret steril.
8. Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf 121 ºC selama 15 menit.
Skala Industri
Ruangan dan peralatan harus memenuhi syarat ruangan dan peralatan
pembuatan sediaan steril (CPOB 2006).
Penambahan bahan harus dilaksanakan secara berurutan seperti yang
disebutkan.
Setiap bahan harus larut sempurna sebelum penambahan berikutnya.
13
1. Persiapan larutan pembawa
a. Periksa tangki pencampur
b. Pengawasan selama proses
c. Pemeriksaan pH air murni hasil = ... batas 5,0 - 7,0 (FI : IV)
2. Persiapan zat aktif
a. Periksa tangki pencampur
b. Tambahkan pilokarpin 100 g dalam wadah,tambahkan aqua pro injeksi 1 L
c. Aduk hingga larut dengan Mixing tank dengan kecepatan 200 rpm selama
15 menit (massa II)
3. Persiapan zat tambahan
a. Periksa tangki pencampur
b. Tambahkan zat tambahan
c. Aduk hingga larut dengan Mixing tank dengan kecpatan 200 rpm selama
15 menit (massa I)
Jam... s/d ...
4. Pecampuran akhir
a. Periksa tangki pencampur
b. Tambahkan massa I & Massa II,
Kemudian add kan aqua pro injeksi 5 L
c. Aduk hingga larut dengan Mixing tank dengan kecepatan 1500 rpm
selama 60 menit
jam ... s/d ...
14
d. Filtrasi larutan pada membran penyaring dengan cara pengaliran melalui
pipa pada suhu 85 ºC ke storage tank melalui vakum, beri label
”quarantine”
5. Pengawasan selama proses
a. Derajat keasaman sediaan
b. Penetapan kadar sediaan
6. Sterilisasi produk ruahan
a. Periksa wadah penyaring ukuran 0,22 μm
b. Alirkan massa III pada penyaring ukuran 0,22 μm secara perlahan
7. Pengemasan primer
a. Periksa kebersihan filling machine
b. Masukkan produk ruahan ke dalam filling machine melalui vakum
wadah pencampur
c. Lakukan pengisisan pada botol tetes mata
d. Pemasangan pipet
8. Sterilisasi akhir
a. Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf 121 ºC selama 15 menit
Jam ... s/d ...
9. Pengemasan sekunder
b. Tambahkan etiket
c. Tambahkan brosur
d. Beri kotak
15
ANALISA SEDIAAN
1. Evaluasi Fisik
a. uji kejernihan (FI IV hal 998)
b. penentuan bobot jenis (FI : IV hal 1030)
c. penentuan pH
d. penentuan bahan partikulat (FI : IV hal 981)
e. penentuan volume terpindahkan (FI : IV hal 1089)
f. penentuan viskositas dan aliran (FI : IV)
2. Evaluasi Kimia
a. identifikasi
b. penetapan kadaar/potensi
3. Evaluasi Mikrobiologi
a. uji efektifitas pengawet
b. uji sterilitas
16
Aspek CPOB
1. Kondisi ruangan produksi pada white area (keas I A) disesuaikan dengan
CPOB 2006 hal 127.
2. Jumlah cemaran partikel /m³ ≥ 0,5 μm, maksimal 350 ribu cemaran
partikel /m³ ≥ 5 μm sebanyak 2 ribu. Jumlah cemaran mikroba /m³
maksimal 100 CFU/m³. efisien saringan 99,995 %, sirkuasi udara ≥ 20 kali
perjam. Suhu 16-25 ºC. RH 45-55%.
3. Ruangan didesinfeksi dan disterilkan menggunakan larutan 2%
ammonium kuartener 1 : 1000 dalam larutan 1-2% germisida fenolik untuk
permukaan keras dan licin.
4. Peralatan dibersihkan dengan aqua typol 0,1%, EtOH 75% dan terakhir
aqua kembali. Beri label ”Telah Dibersihkan”. Set peralatan sesuai dengan
master formula untuk produk yang akan diprodksi beri label ”SIAP
DIGUNAKAN”.
5. Cara sterilisasi desinfeksi menggunakan larutan 2 % ammonium kuartener
1 : 1000 dalam larutan 1-2 % germisida fenolik. Untuk logam tambahkan
0,2% Na Nitrit dalam larutan.
6. Personil harus bersih (literatur CPOB 2006).
17
Daftar Pustaka
Depkes Republik Indonesia, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1979.
Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1995.
The Merk Index 12th ed, an encyclopedia of chemical, drugs and biologycal
British pharmaceutical Codex, 1994, The pharmaceutical press, London
USP drug information for health care professional 16th ed. United state pharmaceutical convention, mc
Ebel, Obat Sintetik, alih bahasa : M.B, widianto, Gajah Mada, yogyakarta, 1992
Dollery, S.C, 1991, Theurapheutic drugs, Churchill livingstone, eclinburgia
Ganiswarna, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Parfitt, K, 1972, Martindale, 26th ed., Pharmaceutical press, London
Formularium Nasional, 1972, edisi kedua, Depkes RI
ISO Indonesia Vol. 40, ISFI, Jakarta 2005
Katzung, 1998, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi Keempat, Penerbit Buku Kedokteran.
Anief.M, 1997, Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
18