16
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1 ... · Mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II (AKD II) merupakan mata kuliah yang ... berpartisipasi dalam membahas soal. Namun

  • Upload
    trannhi

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

ii

Dewan Redaksi

Pemimpin Umum : L. Saptono, S.Pd., M.Si.

Sekretaris Redaksi : B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd.

Anggota : S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si.

E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D.

Drs. FX. Muhadi, M.Pd.

Dr. C. Teguh Dalyono, M.S.

Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si.

Indra Darmawan, S.E., M.Si.

Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc.

Redaktur Ahli : Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc.(Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum.(Universitas Negeri Surabaya)

Prof. Dr. Augusty Ferdinand, M.B.A.(Universitas Diponegoro Semarang)

Prof. Dr. C. Asri Budiningsih(Universitas Negeri Yogyakarta)

Tata letak : Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.

Administrasi : Natalina Premastuti B., S.Pd., M.Pd.

Alamat RedaksiProgram Studi Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sanata DharmaJl. Affandi, Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002. Telp (0274) 513301 Ext. 1445 Faks. (0274) 562383E-mail: [email protected]

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi (JPEA) merupakan wadah informasi bidangpendidikan ekonomi dan akuntansi berupa publikasi hasil karya penelitian, karyailmiah lain yang relevan, dan studi kepustakaan.Jurnal ini terbit pertama kali pada Bulan Desember 2007 dengan frekuensi penerbitandua kali dalam setahun pada Bulan Juni dan Desember.

BerlanggananHubungi Bagian Tata Usaha Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat USDJl. Affandi, Mrican, Tromol Pos 29 Telp. (0274) 513301 Ext. 1527, Faks. (0274) 540793E-mail: [email protected] per exemplar Rp 20.000,-.

Vol. 6, No. 1, Desember 2012 ISSN 1978-8770

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

DAFTAR ISI

Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Menyusun Laporan KeuanganMelalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Bagi Siswa Kelas XAkuntansi 3 SMK N 4 Klaten Semester Genap Tahun 2012 .................. 1-20Ch. Erni Kartikawati

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Sebagai UpayaMeningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran MateriPersediaan Barang Dagang.................................................. 21-32Natalina Premastuti Brataningrum

Model Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Akuntansi BerdasarkanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006................................ 33-47L. Saptono

Disparitas Pendapatan antar Provinsi Sebelum dan Sesudah Desentralisasi Fiskal1990–2009............................................................................ 49-65Y.M.V. Mudayen

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya Meningkatkan MotivasiBelajar dan Pemahaman Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Bantul Pada Materi AnalisisBukti Transaksi dan Pencatatan Bukti Transaksi Dalam Jurnal Umum........... 67-90Dwi Subekti

iii

Vol. 6, No. 1, Desember 2012 ISSN 1978-8770

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

21

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw SebagaiUpaya Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran

Materi Persediaan Barang DagangNatalina Premastuti Brataningrum

AbstractThe research aimed at knowing the implementation of cooperative learning of

Jigsaw type in order to increase student’s achievement in merchandiseinventories.This research was a classroom action research carried out in learningmerchandise inventory, in Basic Accounting II Course, in which one cycle consists offour steps: planning, realization, observation, and reflection. The data were collec-ted using the test and observe the students and lecturer. The data were analyzedusing descriptive statistics. The result was an increase in student’s achievement inlearning merchandise inventory. The performance improvement was 20%.

Keywords: Jigsaw Type, Cooperative Learning.

A. Pendahuluan

Mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar II(AKD II) merupakan mata kuliah yangditawarkan dan wajib diambil oleh mahasiswasemester II Prodi Pendidikan Akuntansi. Matakuliah ini berisi berbagai materi terkaitdengan akun-akun yang dilaporkan padaneraca.

Mahasiswa semester II Prodi PendidikanAkuntansi merupakan mahasiswa dengankomposisi kemampuan yang sangatheterogen. Artinya, terdapat mahasiswa yangsangat menguasai materi namun ada pulayang sangat tidak menguasai. Rentangkemampuan yang begitu lebar menantangdosen dalam menyajikan materi sehinggamampu dimengerti oleh mahasiswa. Selamaproses, dosen menyajikan materi denganlecturing, diskusi kelas, diskusi kelompokkecil, penugasan, dan tanya jawab. Namundemikian hanya sebagian kecil darimahasiswa yang berpartisipasi dalampembelajaran. Jika dikaji secara lebihmendetail, pada dasarnya mahasiswa telahmengupayakan dalam keberhasilan belajarAKD II, hal ini ditandai dengan senantiasamengerjakan tugas/pekerjaan rumah sertaberpartisipasi dalam membahas soal. Namundemikian, partisipasi ini hanya berlaku bagi

“mahasiswa-mahasiswa” tertentu, yang siapdengan kuliah dan memiliki keberanian untukmembahas soal di depan teman-temannya.Sementara bagi sebagian besar mahasiswatidak melakukan hal demikian karenakemungkinan mereka tidak menyiapkankuliah, minimal membaca materi, apalagitertarik untuk mengerjakan soal yang telahditugaskan.

Aktivitas mahasiswa tersebut tentuberimbas pada hasil ujian yang telahdiselenggarakan. Tampak adanyakecenderungan yang memberikan kesankeberhasilan bagi mahasiswa yangberpartisipasi di kelas, dan sebaliknya.Mahasiswa yang aktif ini pada dasarnya telahmemiliki kemampuan yang memadai dalambidang akuntansi sehingga tampak sangatpercaya diri dan tanpa beban ketikamembahas soal di depan teman-temannyaatau memberi komentar. Sebaliknya,mahasiswa yang kurang menguasai akantampak sangat pasif dan memilih diamdengan ketidaktahuannya. Pancingan yangdiberikan dosen untuk menggugahmahasiswa bertanya, tidak ditanggapidengan baik.

Berdasarkan pada beberapa kali kuis yangdiselenggarakan dari 36 mahasiswa rata-rata

*)Natalina Premastuti Brataningrum adalah staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

22

hanya 35% diantaranya yang memiliki skordi atas 70. Dosen telah mengupayakanmahasiswa bekerja sama/diskusi denganteman kelompoknya, namun hanya sedikitkelompok yang mengimplementasikantanggung jawabnya. Dosen menangkap belumterbangunnya sinergi yang baik dalamkelompok sehingga kontribusi anggota belumtampak.

Banyak metode pembelajaran yang dapatdiimplementasikan tetapi dalam penelitianini akan menitikberatkan pada metodepembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jig-saw menawarkan kerja sama kelompok danpematangan konsep oleh individu, sertatanggung jawab individu terhadap kelompok.Penerapan model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw pada materi persediaan barangdagangan diharapkan membuat kegiatanpembelajaran tidak monoton. Metodepembelajaran jigsaw dilaksanakan denganmembagi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri daribeberapa mahasiswa dengan kemampuanheterogen, harapannya mahasiswa yangmemiliki tingkat pemahaman yang sudahbaik dapat membantu mahasiswa lain yangmemiliki tingkat pemahaman belum baik.Sejalan dengan pemaparan latar belakangyang telah diuraikan maka penulis tertarikuntuk melakukan penelitian dengan judul“Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw Sebagai Upaya MeningkatkanPrestasi Belajar Mahasiswa PadaPembelajaran Materi Persediaan BarangDagang”

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanyamembatasi pada pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw untuk meningkatkan prestasibelajar mahasiswa Program Studi PendidikanAkuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharmapada mata kuliah AKD II khususnya padamateri Persediaan Barang Dagang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atasmaka permasalahan yang hendak dikajiadalah bagaimana penerapan pembelajarankooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan

prestasi belajar mahasiswa pada pembe-lajaran materi Persediaan Barang Dagang?

D. Landasan Teori

1. Penelitian Tindakan Kelas

Action research is the systematic collec-tion of information that is designed to bringabout social change (Bogdan & Biklen,1992:223). Berdasarkan definisi tersebutlebih jelas terungkap bahwa penelitiantindakan kelas merupakan suatu aktivitaspengumpulan informasi secara sistematisyang dirancang untuk menghasilkanperubahan. Rumusan tersebut menyatakandua dimensi penting dari suatu penelitiantindakan, yaitu pengumpulan informasisecara sistematis dan pengumpulan itudimaksudkan untuk melakukan perubahan.Stephen Corey (Modul PLPG, 2010:3)mendefinisikan Penelitian Tindakan sebagaiberikut: actions research is the prosess bywhich practitioners attempt to study theirproblems scientifically in order to guide,correct, and evaluate their decision andactions. Berdasarkan definisi tersebutdidapati dimensi lain dari penelitian tindakanbahwa penelitian tindakan dilakukan olehpraktisi serta pada pelaksanaannya dilakukansecara ilmiah. Definisi selanjutnyadiungkapkan oleh Carl Glickman bahwa ac-tion research in education is study con-ducted by colleagues in a school setting ofthe results of the activities to improve in-struction. Rumusan tersebut lebihmengerucut pada penelitian tindakan dilingkungan pendidikan. Dalam konteks inidapat dijelaskan bahwa penelitian tindakanini utamanya dilakukan oleh seorang guru.Sementara itu ahli berbeda mengungkapkanmakna penelitian tindakan kelas meliputitindakan dan kelas (Zainal Aqib,2007:12).

2. Tahapan Pelaksanaan PenelitianTindakan Kelas

Untuk melaksanakan PTK, dibutuhkantahapan sebagai berikut (Kusumah danDwigatama, 2010: 25):a. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan mencakup semualangkah tindakan secara rinci, segalakeperluan untuk melaksanakan tindakan, dan

Penerapan Model.. (Natalina Premastuti Brataningrum)

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

23

berbagai kendala yang mungkin timbulbeserta cara mengatasinya.b. Tindakan (acting)

Dosen melaksanakan semua rencanatindakan dalam proses pembelajaran di kelas.c. Pengamatan (observing)

Observasi bertujuan untukmengumpulkan data yang berisi tentangpelaksanaan tindakan dan dampaknyaterhadap proses dan hasil pembelajaran.d. Refleksi (reflecting)

Dosen memproses data yang diperolehdari observasi tindakan. Data yang diperolehditafsirkan, dianalisis dan disimpulkan.Berdasarkan hasil refleksi kemudiandilakukan evaluasi terhadap tindakan, yaituuntuk menilai sejauh mana tindakan telahdapat mengatasi masalah, maka tahap PTKdapat dikatakan selesai. Jika tindakan belummengatasi masalah, maka tahap PTK masihdilanjutkan ke siklus kegiatan yang baru.

3. Model Utama Tahapan PelaksanaanPTK

Untuk melakukan siklus PTK selalumenggunakan empat langkah di atas,keempat langkah dalam setiap siklus dapatdigambarkan sebagai berikut (Kusumah danDwitagama, 2009:25):

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapatdidefinisikan sebagai model pembelajarandimana mahasiswa dapat belajar dan bekerjadalam kelompok secara kolaboratif yanganggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,dengan komposisi kelompok yang heterogen(Slavin dalam Isjoni, 2010:15). Lie (2007:12)mengungkapkan pembelajaran kooperatifsebagai sistem pengajaran yang memberikesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama mahasiswa dalamtugas-tugas terstruktur yang disebut sebagaipembelajaran gotong royong. Terdapat limaunsur model pembelajaran gotong royongyang harus diterapkan agar hasil optimal,yaitu: saling ketergantungan positif,tanggung jawab perseorangan, tatap muka,komunikasi antar anggota, evaluasi proseskelompok (Lie, 2007:31-35).

5. Tipe pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995:5-7), terdapat limatipe pembelajaran kooperatif:a. Student Teams Achievement Division

(STAD)

STAD merupakan tipe pembelajarankooperatif dimana pelajar berkelompokmengerjakan soal latihan dalam lembar

Gambar 1. Siklus Penelitian Tinddakan Kelas

24

Penerapan Model.. (Natalina Premastuti Brataningrum)

kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5orang, yang terdiri dari seseorang yangberkemampuan rendah, seseorangberkemampuan tinggi, dan sisanyaberkemampuan sedang. Setelah semuakelompok selesai bekerja, pengajar memberikunci jawaban soal dan meminta merekamemeriksa hasil kerja. Pada akhirnyapengajar akan mengadakan kuis.b. Teams Games Tournament (TGT)

Mahasiswa dikelompokkan secaraheterogen, dimana setiap kelompok terdiridari 4 sampai 5 orang. Dosen memulai denganmempresentasikan sebuah materi dilanjutkandengan kerja kelompok untuk memastikanbahwa setiap anggota telah menguasaimateri tersebut. Pada awalnya akandilakukan kegiatan games, dimana setiapanggota diberi kesempatan untukmemberikan kontribusi kepada kelompok.Setiap anggota dari masing-masing kelompokakan dibuat ranking untuk menentukankelompok turnamen. Anggota kelompokdengan skor tertinggi akan bergabung denganperaih skor tertinggi pada kelompok lain,anggota kelompok yang memperoleh skorkedua terbaik di kelompoknya akanbergabung dengan anggota kelompok peraihskor terbaik kedua, begitu seterusnya. Padaintinya, kelompok games akan berbedadengan kelompok turnamen, karenakelompok turnamen akan terbentukberdasarkan pada kontribusi anggotakelompok. Selanjutnya dilakukan dilakukanturnamen, dimana tiap kelompok akanbertanding dengan kelompok lain yangmemiliki kemampuan serupa. Skor-skor yangdiperoleh kemudian dirata-rata dan akanmenentukan penghargaan kelompok.c. Jigsaw

Jigsaw merupakan tipe pembelajarankooperatif dimana kelompok dibentuk secaraheterogen yang terdiri dari 5-6 orang, tiap-tiap pelajar mempelajari satu bagian materipelajaran dan kemudian menjelaskan bagianitu kepada semua anggota kelompok. Padaakhirnya pengajar mengadakan ulangan/kuis.d. Learning Together

Tipe learning together merupakan tipepembelajaran kooperatif dimana pelajar

melakukan presentasi bahan kuliah. Setelahitu pelajar dalam kelompok heterogen terdiridari 4 sampai 5 orang mengerjakan satulembar kerja. Selanjutnya, pengajar menilaihasil kerja kelompok dan dilanjutkan denganpemberian kuis yang harus dikerjakanmahasiswa secara individual.e. Group Investigation

Tipe group investigation merupakan tipepembelajaran kooperatif dimana tiap-tiapkelompok mempelajari satu bagian materipelajaran kemudian menjelaskan materi itukepada semua peserta didik di kelas. Pesertadidik diharapkan menerima tanggung jawabyang besar untuk menentukan apa yang akandipelajari, mengorganisasi kelompok merekasendiri bagaimana cara menguasai materi,memutuskan bagaimana mengkomunikasikanhasil belajar mereka kepada seluruh kelas,dan menjelaskan materi itu kepada semuateman di kelas. Peserta didik diharapkanmenerima tanggung jawab untukmenentukan apa yang sudah dipelajari,mengorganisasi kelompok mereka sendiribagaimana cara menguasai materi danmemutuskan bagaimana mengkomunikasikanhasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkanoleh Elliot Aronson dan para mahasiswanyadi Universitas Texas serta Universitas Cali-fornia pada awal tahun 1970-an (http://www.jigsaw.org). Jigsaw merupakan teknikpembelajaran kooperatif yang diharapkandapat mengurangi konflik yang terjadidiantara mahasiswa, meningkatkan motivasibelajar mahasiswa, serta memberikan modelpembelajaran yang menyenangkan bagimahasiswa.

Pada model pembelajaran kooperatif tipejigsaw terdapat kelompok asal dan kelompokahli. Kelompok asal merupakan kelompokinduk yang beranggotakan mahasiswa dengankemampuan yang beragam. Sementarakelompok ahli terbentuk dari perwakilansetiap kelompok asal yang ditugaskan untukmempelajari dan mendalami topik tertentudan menyelesaikan tugas–tugas yangberhubungan dengan topiknya tersebut. Hasilkerja kelompok ahli selanjutnya akan

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

25

dijelaskan dalam kelompok asal oleh setiapperwakilan kelompok asal dalam kelompokahli.

Jigsaw didesain selain untukmeningkatkan rasa tanggung jawabmahasiswa secara mandiri juga dituntutsaling ketergantungan yang positif (salingmemberitahu) terhadap temansekelompoknya. Selanjutnya di akhirpembelajaran mahasiswa diberi kuis secaraindividu yang mencakup topik materi yangtelah dibahas. Kunci tipe Jigsaw adalahperhatian mahasiswa terhadap anggota timyang memberikan informasi yang diperlukandengan tujuan agar dapat benar-benarmengerti sehingga dapat mengerjakan kuisdengan baik.             Hubungan antarakelompok asal dan kelompok ahlidigambarkan sebagai berikut ((Lie,2002:67).

Tipe jigsaw sangat mudah untukdiaplikasikan, berikut ini langkah-langkahdalam menerapkannya (http://www.jigsaw.org/step.htm):a. Mahasiswa dibagi menjadi 5-6 kelompok.

Kelompok seharusnya beragam dalam haljenis kelamin, suku, ras maupunkemampuan. Kelompok ini disebutdengan kelompok asal.

b. Menunjuk salah seorang dalam kelompoksebagai pemimpin. Jika terdapat pilihan,pilih yang paling matang diantaraanggota kelompok tersebut.

c. Membagi materi menjadi 5-6 bagian.d. Menugasi mahasiswa untuk mendalami

salah satu bagian, sampai mahasiswamenguasai materi tersebut.

e. Memberikan waktu kepada mahasiswauntuk memperdalam materi tersebut.

f. Membentuk kelompok ahli, dimanamerupakan kelompok yang berisi anggotadengan materi yang sama. Tugas setiapkelompok ahli adalah mendiskusikanmateri tersebut.

g. Setelah waktu yang ditentukan selesai,maka semua anggota kembali kepadakelompok jigsaw-nya.

h. Masing-masing anggota men-share-kanmateri yang menjadi bagiannya kepadakelompok jigsaw. Anggota yang laindidorong untuk memberikan pertanyaansehingga pembahasan semakin tajam.

i. Dosen melakukan observasi kepadasetiap kelompok serta memberikanbantuan kepada kelompok yangmengalami kesulitan.

j. Pada akhir sesi, dosen memberikan kuis.

7. Kelebihan dan Kelemahan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Kelebihan Metode PembelajaranKooperatif tipe Jigsaw (Trianto, 2009:73):a) Meningkatkan aktivitas dosen dan

mahasiswa selama proses pembelajaran.Hal ini akan berakibat produktivitas dosendan mahasiswa menjadi meningkat.

b) Meningkatkan minat mahasiswa untukbelajar pada pembelajaran selanjutnya.

c) mahasiswa dapat belajar dan melakukaninteraksi pada kelompok dengankomposisi yang heterogen (beragam),dan bertanggung jawab untukmenjelaskan kepada anggotanya.

d) Meningkatkan kualitas pembelajaran.Kekurangan Metode Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw (Trianto, 2009:73):a) Kurang terbiasanya dosen dalam

menerapkan metode ini mengakibatkanproses pembelajaran kurang berjalanbaik. Dosen terkadang cenderung untukmelakukan proses pembelajaran secarakonvensional.

b) Penerapan metode ini membutuhkanwaktu yang lama.

c) Ketidaksiapan mahasiswa dalammelaksanakan pembelajaran akan

Gambar 2.Ilustrasi Hubungan Kelompok Asal dan

Ahli

26

Penerapan Model.. (Natalina Premastuti Brataningrum)

membuat proses pembelajaran menjaditidak begitu efektif.

8. Faktor Kunci Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw

Faktor kunci keberhasilan yang harusdiperhatikan dalam penerapan metode iniadalah (http://www.jigsaw.org/step.htm):a. Positive Interdependence

Setiap anggota harus memilikiketergantungan satu sama lain yangdapat menguntungkan dan merugikananggota kelompok lainnya.

b. Individual AccountabilitySetiap anggota kelompok harus

memiliki rasa tanggung jawab ataskemajuan proses belajar seluruh anggotatermasuk dirinya sendiri.

c. Face to Face PromotiveAnggota kelompok melakukan

interaksi tatap muka yang mencakupdiskusi dan elaborasi dari materipembahasan.

d. Social SkillsSetiap anggota kelompok harus

memiliki kemampuan bersosialisasidengan anggota lainnya sehinggapemahaman materi dapat diperolehsecara kolektif.

e. Group Processing and ReflectionKelompok harus melakukan evaluasi

terhadap proses belajar untukmeningkatkan kinerja kelompok.

9. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan,keterampilan dan sikap seseorang dalammenyelesaikan suatu hal. Belajar adalahsuatu aktivitas mental/psikis yangberlangsung dalam interaksi aktif denganlingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,pemahaman, keterampilan dan sikap(Wingkel, 1996: 16).

Faktor-faktor yang mempengaruhiprestasi belajar dapat digolongkan menjadidua yaitu (Dimyati, 1999: 236-254):a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang

berasal dari dalam individu pembelajar.Faktor-faktor tersebut meliputi:1) Sikap terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuanmemberikan penilaian tentang sesuatu,mengakibatkan terjadinya sikapmenerima, menolak, atau mengabaikankesempatan belajar.

2) Konsentrasi BelajarKonsentrasi belajar merupakankemampuan memusatkan perhatianpada pelajaran yang tertuju pada isibahan maupun proses memperolehnya.Untuk memperkuat perhatian padapelajaran, dosen perlu menggunakanbermacam-macam strategi belajarmengajar, dan memperhatikan waktubelajar serta selingan istirahat.

3) Mengolah Bahan BelajarMengolah bahan belajar merupakankemampuan mahasiswa dalammenerima isi dan cara memperolehajaran yang dikembangkan di berbagaimata kuliah sehingga lebih bermaknabagi mahasiswa.

4) Kemampuan BerprestasiKemampuan berprestasi merupakansuatu puncak proses belajar yangmembuktikan keberhasilan belajar dalammemecahkan tugas-tugas belajar ataumenstransfer hasil belajar.

5) Rasa Percaya DiriRasa percaya diri timbul dari keinginanmewujudkan diri bertindak dan berhasil.Dalam proses belajar diketahui bahwaunjuk prestasi merupakan tahappembuktian perwujudan diri yang diakuioleh dosen dan rekan sejawat.

6) Intelegensi dan Keberhasilan BelajarIntelegensi adalah suatu kecakapan glo-bal atau rangkuman kecakapan untukdapat bertindak terarah, berpikir secarabaik, dan bergaul dengan lingkungansecara efisien.

7) Kebiasaan BelajarDalam kegiatan sehari-hari ditemukanadanya kebiasaaan belajar yang kurangbaik. Kebiasaan belajar tersebut antaralain: belajar pada akhir semester, belajartidak teratur, menyia-nyiakan

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

27

kesempatan belajar, bersekolah hanyauntuk bergengsi, dan lain-lain.Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebutdisebabkan oleh ketidak mengertianmahasiswa pada arti belajar bagi dirisendiri.

8) Cita citaCita-cita sebagai motivasi intrinsik perludidikan yang harus dimulai sejak sekolah.Cita-cita merupakan wujud ekplorasi danemansipasi mahasiswa.

9) Dosen sebagai pembina mahasiswabelajarDosen tidak hanya mengajar bidang studiyang sesuai dengan keahliannya, namunjuga memusatkan perhatian padakepribadian mahasiswa, utamanya dalammembangun minat mahasiswa untukbelajar. Selain itu, dosen perlumembangun komunikasi empatik denganmahasiswa, mampu mengelola kelasdengan baik, mengevaluasi belajarmaupun proses pembelajaran secarajujur dan obyektif serta melaporkannyakepada orang tua.

10) Prasarana dan sarana PembelajaranLengkapnya sarana prasaranapembelajaran akan semakin mendukungproses pembelajaran di kelas.

11) Kebijakan PenilaianPenilaian adalah penentuan sampaisesuatu dipandang berharga, bermutu,atau bernilai. Dosen merupakan kuncipembelajaran, dosen menyusun desainpembelajaran, melaksanakanpembelajaran, dan menilai hasil belajar.

12) Lingkungan SosialLingkungan dimana mahasiswa tinggaldapat memberikan pengaruh kepadamahasiswa. Sebagai contoh dengandibuat jam belajar, hal inimengkondisikan mahasiswa untukbelajar.

10. Karakteristik Mata Kuliah AkuntansiKeuangan Dasar II

Horngren & Harrison (2009:2)mendefinisikan akuntansi sebagai sebuahsistem yang digunakan untuk mengukuraktivitas bisnis, memproses informasi

sehingga dapat disajikan menjadi laporan,dan mengkomunikasikan berbagai temuantersebut bagi penentu kebijakan. Kajianteori pada mata kuliah Akuntansi KeuanganDasar II mengambil bagian pada pelaporanakuntansi yang secara lebih mendetail akanmembahas tentang kas, piutang dagang danpiutang wesel, persediaan, aktiva tetap,kewajiban lancar dan penggajian, kewajibanjangka panjang, modal saham dan labaditahan, investasi sementara dan investasijangka panjang, dan akuntansi perusahaanmanufaktur. Mata kuliah Akuntansi Dasar IIakan lebih menyiapkan mahasiswa dalammenempuh mata kuliah Akuntansi KeuanganMenengah I dan II.

11. Kerangka Teoretik

Banyak variabel yang memberi pengaruhterhadap suksesnya proses pembelajaran dikelas. Kemampuan dosen baik dalaminstruksional maupun managerial kelastampaknya menjadi kata kunci terhadapkeberhasilan pencapaian tujuanpembelajaran. Dosen pada ranahinstruksional perlu menyiapkan Silabus danSAP sebelum mengajar, menyiapkan mediapembelajaran, dan yang utama adalahmenguasai materi. Pada aspek managerialjuga harus dikuasai dosen, dimana dosenperlu menyiapkan kondisi yang optimal untukbelajar serta tanggap terhadappenyimpangan yang terjadi di kelas.

Dosen memegang peranan penting dalamkualitas proses pembelajaran danketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.Untuk itu perlu dilakukan kegiatanpengukuran yang sangat bermanfaat dalammengevaluasi proses pembelajaran dan hasilyang telah dicapai. Berdasarkan hasil evaluasiyang telah dilakukan dapat digunakan sebagaitindak lanjut, dalam hal mana perlu adaperbaikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)memberikan tawaran jalan keluar yang dapatdilakukan oleh dosen, jika persoalan terletakpada kurang berkualitasnya prosespembelajaran. Dengan melakukan PTKdimungkinkan aspek-aspek yang terlibatdalam pembelajaran akan semakin memberikontribusi.

28

Penerapan Model.. (Natalina Premastuti Brataningrum)

Dalam penelitian ini akan dilakukan PTKdengan menerapkan pembelajarankooperatif tipe Jigsaw. Pemilihan Jigsawkarena kualitas proses yang diharapkanadalah semakin meningkatkan pemahamanmahasiswa terhadap materi persediaanbarang dagang. Karakteristik Jigsaw yangmenampilkan sinergi dengan kelompokdiyakini akan membawa proses belajarmenjadi semakin baik yang ditandai denganmeningkatnya penguasaan belajarmahasiswa.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas. Penelitian tindakan kelasmerupakan kajian sistematik sebagai upayaperbaikan pelaksanaan proses pembelajaran.Dalam penelitian ini akan ditekankanketerlibatan peserta yang pada akhirnyadapat meningkatkan kemampuan mahasiswadalam memahami materi persediaan barangdagang.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada mahasiswaProdi Pendidikan Akuntansi semester 2 KelasC Angkatan 2010. Waktu penelitian adalahtanggal 11 April 2011.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswapeserta mata kuliah Akuntansi KeuanganDasar II. Objek penelitian ini adalahpeningkatan prestasi belajar mahasiswamelalui penerapan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw.

4. Tahap Penelitian

Secara operasional PTK akan dilaksanakandalam 1 siklus dengan tahapan sebagaiberikut:a. Perencanaan

1) Peneliti dan tim peneliti membagikelompok berdasarkan karakteristikmahasiswa secara heterogenmenjadi 6 kelompok.

2) Peneliti dan tim menyiapkan lembar

instrumen pengamatan kelas yangterdiri dari: lembar observasikegiatan kelompok, lembar observasikegiatan dosen, dan lembar refleksi.

b. Tindakan1) Peneliti membagi 6 kelompok yang

terdiri dari 5-6 mahasiswa, kelompokini disebut sebagai kelompok jigsaw(kelompok asal).

2) Materi dibagi menjadi beberapa subbagian, yakni: Identifikasi Khusus,rata-rata bergerak, FIFO perpetual,FIFO Fisik, LIFO Perpetual, LIFO Fisik.

3) Setiap mahasiswa dalam kelompokdiberi tanggung jawab mempelajarisalah satu sub materi tersebut.

4) Mengumpulkan mahasiswa yangmemiliki sub materi sejenis ke dalamsatu kelompok yang disebutkelompok ahli.

5) Setelah waktu yang ditetapkanselesai, maka anggota kelompok ahlimasing-masing kembali kepadakelompok jigsaw (kelompok asal).

6) Memberi kesempatan kepadakelompok ahli untukmempresentasikan materi yang telahdidiskusikan.

7) Mahasiswa diberi kuis.c. Observasi

Pada tahap ini peneliti dan timmengadakan pengamatan atas partisipasikelompok. Partisipasi mahasiswaterindikasi dalam keikutsertaannyadalam kelompok, pemberian tanggapanatas pembelajaran, pengerjaan tugasyang diberikan, dan perhatian ataspenjelasan yang diberikan dosen.

d. RefleksiPada tahap ini akan diungkap pengalamanyang dirasakan oleh mahasiswa, juganilai-nilai yang ditemukan olehmahasiswa.

5. Instrumen Penelitian dan AnalisisData

Kualitas alat (instrumen) yang digunakanuntuk mengumpulkan data penelitian akanmenentukan kualitas data yang pada akhirnya

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

29

akan menentukan kualitas penelitian.Instrumen yang digunakan dalam penelitianini adalah tes, pedoman observasi, dan angketpendapat mahasiswa. Setelah dataterkumpul, maka data dianalisis denganmenggunakan statistik deskriptif. Targetpemahaman yang pada akhirnya nampakdalam skor tes adalah semua mahasiswa lulusmata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar IIdengan skor 56 (Nilai mutu C).

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

a) PerencanaanPada tahap ini, peneliti bersama timpeneliti menyiapkan perangkatpembelajaran yang diperlukan, yaitu:rencana pembelajaran, handout, kartu-kartu soal dan lembar observasi. Langkahselanjutnya adalah membagi kelompokkelas menjadi 6 kelompok dengan unsurutama keragaman kemampuan. Jumlahmahasiswa adalah 34 sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 6 anggota(namun demikian ada du kelompok yanghanya beranggotakan 4 anggota saja,hal ini dikarenakan terdapat 2 mahasiswayang absent).

b) Tindakan dan ObservasiDi awal pertemuan, dosen memberikanpengantar bahwa pada pertemuan iniakan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw. Dosen jugamembacakan aturan main dalam modelpembelajaran tipe jigsaw.Selanjutnyadosen membacakan kelompok berikutnama-namanya. Masing-masingkelompok terdiri dari 6 anggota yangdisebut sebagai kelompok jigsaw(kelompok asal). Masing-masingkelompok mendapat 6 kartu yang berisikasus persediaan untuk menghitungHarga Pokok Penjualan dan PersediaanAkhir Barang dagangan dengan metode:Identifikasi Khusus, rata-rata bergerak,FIFO perpetual, FIFO Fisik, LIFO Per-petual, LIFO Fisik.Sebelum masing-masing anggotaberkumpul dengan kelompoknya, dosenmemberikan soal pre test untukmengetahui kemampuan awal

mahasiswa. Pada pertemuansebelumnya, dosen telah memberikantugas untuk membaca materi terkaitpersediaan. Setelah pelaksanaan pretest, dosen mengintruksikan mahasiswauntuk berkumpul dengan kelompoknya(kelompok asal). Pertemuan dengankelompok asal pada dasarnya memilikitujuan untuk membagi tugas materi danlebih jauh pada penyelesaian kasus.Dinamika yang terjadi, pembagianmateri di kelompok ada yang melaluiundian tapi ada juga yang dengankerelaan memilih materi.Langkah selanjutnya adalah diskusikelompok ahli, dimana kelompok initerdiri dari anggota yang memiliki kasussejenis. Tugas dari kelompok ahli adalahmendiskusikan materi sampai semuaanggota menguasai sehingga padaakhirnya semua anggota dapatmenyelesaikan kasus tersebut sertamampu menjelaskan kepada kelompokasalnya. Dari hasil observasi dapatdiungkap bahwa tiap kelompok dapatberdiskusi dengan baik, semua anggotafokus pada materi yang didiskusikan, dansaling melengkapi dalam mempelajarikonsep.Tahap berikutnya adalah diskusikelompok asal. Masing-masing anggotaakan kembali kepada kelompok asalnya,dan bertugas untuk menjelaskan kepadaanggota di kelompoknya terkait materiyang telah didiskusikan pada kelompokahli. Masing-masing anggota akanmenjelaskan kepada anggotakelompoknya sampai pada penyelesaiankasus. Berdasarkan hasil observasi dapatdiungkap bahwa semua anggotakelompok fokus pada materi yangdidiskusikan, tidak ada anggota yangmendominasi pembicaraan. Hal inimembuktikan bahwa tiap anggotamemberikan kontribusi yang merata.Tiap anggota dapat menjelaskan materiyang menjadi tanggung jawabnyadengan relatif tepat dan dapat menjawabpertanyaan dari anggota kelompoknya.Tahapan selanjutnya adalah presentasikelompok. Terdapat 6 mahasiswa darikelompok ahli yang berbeda akan

30

Penerapan Model.. (Natalina Premastuti Brataningrum)

mempresentasikan materi yangdidiskusikan pada kelompok ahli. Masing-masing mahasiswa tersebut akanmempresentasikan konsep danpenghitungan HPP serta persediaan akhirdengan metode : Identifikasi Khusus,rata-rata bergerak, FIFO perpetual, FIFOFisik, LIFO Perpetual, LIFO Fisik. Agarsekaligus dapat mengecek kemampuanmahasiswa, maka mahasiswa yangmelakukan presentasi diacak sehinggamahasiswa menyajikan materi yangberbeda dari materi diskusi kelompokahlinya. Pada tahap ini dosenmengkonfirmasi konsep yang telahdisajikan jika ada yang perlu dibenahiserta menguatkan yang telahdisampaikan dengan benar. Berdasarkanhasil pengamatan, setiap kelompokdapat menyajikan materi dengan benar.Tahap terakhir dari model pembelajaranini adalah pengujian kemampuanmahasiswa dalam bentuk tes (post test).Pada tahap ini mahasiswa diberikan soaldengan kisi-kisi yang sama dengan pretest namun dalam bentuk soal yangberbeda. Target yang diharapkan adalahseluruh mahasiswa dapat menguasaimateri persediaan dagang dengan skorminimal 56 (penilaian dalam kategoricukup). Alasan penggunaan targetterutama karena mempertimbangankualitas input dan kualitas prosespembelajaran yang diselenggarakan.Berikut ini akan disajikan tabel deskripsiprestasi belajar mahasiswa sebelumditerapkan model pembelajaran jigsawdan sesudah pembelajaran tipe jigsaw(lihat tabel 1 dan 2).Berdasarkan refleksi yang dilakukansebagian besar mahasiswa merasamendapatkan pembelajaran yang lebihmenarik. Mahasiswa jugamengungkapkan dituntut untuk dapatbekerja sama dengan tim danbertanggung jawab atas materi yangharus dikuasai. Selain itu, mahasiswamerasa mendapat kesempatan untukberbicara dalam kelompoknya, karenamasing-masing anggota kelompok harussaling menjelaskan kepada anggota yanglain.

c) RefleksiSecara singkat, model pembelajarandengan tipe jigsaw dapat diterapkandengan baik. Dosen mampu merasakanadanya peningkatan produktivitasmahasiswa dalam pembelajaran yangberakibat pada tercapaianya tujuanpembelajaran. Namun demikian, tidaksemua anggota kelompok ahli dapatmenguasai materi. Hal ini dimungkinkankarena tidak semua mahasiswamenyiapkan materi dengan belajarsehingga sekalipun teman di kelompoknyatelah memberi penjelasan tentumemberikan hasil yang tidak optimal.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapatdiungkapkan bahwa dengan adanyapenerapan metode pembelajaraankooperatif tipe Jigsaw mampu meningkatkanpemahaman mahasiswa. Hal ini dapat dilihatpada meningkatnya jumlah mahasiswa yangmencapai skor minimal 56 (C). Jika ditinjaudari rerata, maka rerata post-testmeningkat sebesar 20% dari rerata pre-test.Mahasiswa yang dinyatakan memenuhi tar-get ada kenaikan sebanyak 9 mahasiswa,namun demikian masih terdapat 11mahasiswa yang belum memenuhi target.

Salah satu kunci keberhasilan dari modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalahindividual accountability, dimana setiapanggota kelompok harus memiliki rasatanggung jawab atas kemajuan prosesbelajar seluruh anggota termasuk dirinyasendiri. Melalui model jigsaw ini, mahasiwadituntut untuk mempelajari materi danmampu menjelaskan kepada teman satukelompok. Pengalaman ini tentu akanmenumbuhkan minat mahasiswa untuk lebihfokus pada materi yang harus dikuasai danbertanggung jawab pada kemajuanpembelajaran teman satu kelompok. Jigsawmemberikan kesempatan kepada semuaanggota kelompok untuk menjelaskan dengandetail materi kepada teman sekelompok.Terlebih pada saat presentasi kelompok ahlidi depan kelas, sebagai konfirmasi yang lebihmenguatkan kedalaman pemahaman,mahasiwa mempresentasikan materi yangtidak didiskusikan pada kelompok ahlinya.

Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 6, No. 1, Desember 2012

31

Produktivitas mahasiswa yang semakinmeningkat ini berimbas meningkatnyakualitas pembelajaran yang pada akhirnyameningkatkan pula prestasi mereka yangterlihat pada skor post test. Pada sisi yanglain, proses ini akan membuat anggotakelompok saling tergantung. Berdasarkanhasil penelitian dapat dipaparkan bahwasetiap anggota kelompok harus menguasaimaterinya serta menyajikan untuk anggotakelompoknya, ‘tergantung’ dalam konteksini bahwa kemampuan penguasaan materianggota dipengaruhi oleh setiap anggota didalam kelompoknya.

Pada lain pihak dosen menjadi lebihtertantang untuk menerapkan modelpembelajaran yang dapat mengembangkankemampuan mahasiswa, harapannya tidakhanya pada aspek pemahaman yangmeningkat namun juga pada aspekketerampilan sosial mahasiswa. Kemampuanmenjelaskan pada kenyataannya merupakanketerampilan yang membutuhkan waktu danbanyak kesempatan untuk melatihnyasehingga mahasiswa semakin memilikiketerampilan yang dimaksud. Denganpenerapan jigsaw akan memberikesempatan lebih kepada mahasiswa untukberlatih keterampilan menjelaskan kepadateman di kelompoknya. Penguasaanketerampilan menjelaskan pada dasarnyamerupakan keterampilan yang harus dikuasaioleh mahasiswa FKIP sebagai calon guru padakompetensi pedagogik.

G. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaraankooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkanprestasi belajar mahasiswa padapembelajaran materi persediaan barangdagang.

2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan dalam satusiklus sehingga konsistensi dan pemantapanterhadap kemampuan belajar mahasiswapada materi yang lain tidak diketahui.

3. Saran

Penerapan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw perlu diterapkan ditingkat mahasiswa Prodi PendidikanAkuntansi, selain berdampak padapeningkatan prestasi dalam materi kuliahjuga sekaligus memberikan contoh nyatabagaimana menerapkan model pembelajarantersebut bagi mahasiwa Prodi PendidikanAkuntansi yang merupakan calon guru.

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian TindakanKelas. Bandung: Yrama Widya.

Bogdan, R. C., Biklen, S.K. 1992. Qualita-tive Reserach for Education. An In-troduction to Theory and Methods.

Tabel 1.

Skor Pre-test Skor Frekuensi Keterangan

81-100 10 Memenuhi Target 66-80 1 Memenuhi Target 56-65 3 Memenuhi Target 46-55 1 Tidak memenuhi target <46 19 Tidak memenuhi target

Tabel 2. Skor Post-test

Skor Frekuensi Keterangan 81-100 10 Memenuhi Target 66-80 9 Memenuhi Target 56-65 4 Memenuhi Target 46-55 7 Tidak memenuhi target <46 4 Tidak memenuhi target

32

Penerapan Model.. (Natalina Premastuti Brataningrum)

Boston: Allyn and Bacon.Dimyati, Mudjono. 1999. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: PT RinekaCipta.

Horngren Charles T., Harrison, Walter. 2009.Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif.Meningkatkan KecerdasanKomunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kusumah, Wijaya dan Dedy Dwitagama.2009.Mengenal Penelitian TindakanKelas. Jakarta: PT Indeks.

Kusumah, Wijaya dan Dedy Dwitagama.2010.Mengenal Penelitian TindakanKelas. Jakarta: PT Indeks.

Lie,Anita.2002.Cooperatf Learning,Mempraktikkan Cooperatif Learningdi  Ruang  ruang Kelas.Jakarta : PTGrasindo

________. 2007. Cooperative Learning.Jakarta: Gramedia.

Modul PLPG Rayon 38. 2011. UniversitasSanata Dharma.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning:Theory,Research, and Practise.

http://www.jigsaw.org/2010/12/12/TheJigsaw Classroom: A CooperativeLearning Technique.

Trianto.2009.Mendesain ModelPembelajaran InovatifProgresif.Jakarta : Kencana

Winkel, W.S 1996. Psikologi Pengajaran.Jakarta : PT Gramedia.

http://www.jigsaw.org/step.htm