8

Click here to load reader

JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

79

JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERDASARKAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN KEDIRI

Oktari Argadewi1 Eko Budi Santoso2

Endang Titi Sunarti3

ABSTRAK

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sarana pendidikan tingkat atas yang lulusannya merupakan tenaga terampil dan siap kerja. Pelaksanaan perluasan SMK di semua wilayah sudah mulai berjalan di Kabupaten Kediri. Data pokok pendidikan Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa SMK yang ada bidang keahliannya tidak sesuai potensi wilayah Kabupaten Kediri. Di samping itu, potensi wilayah Kabupaten Kediri juga perlu dikembangkan. Padahal, pendidikan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap perumbuhan ekonoini suatu daerah. Penelitian tentang faktor - faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah dan pemetaan potensi menjadi dasar dalam merumuskan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif dengan pendekatan rasionalistik. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Delphi dan anaiisis LQ. Analisis Delphi digunakan untuk menemukan faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah KabupatenKediri dan merumuskan arahan dalam mengembangkan SMK berdasarkan potensi Kabupaten Kediri. Analisis LQ digunakan untuk menganailsis potensi Kabupaten Kediri.

Hasil penelitian ini adalah arahan dalam mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaton Kediri yaitu pendirian SMK jasa di Kabupaten Kediri. Pengembangan SMK yang sudah sesuai dengan potensi wilayah kabupaten dapat ditingkatkan dengen menanggulangi faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi daerah. Juga perlu didirikan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan.

Kata kunci: pengembangan SMK, potensi wilayah, Sekolah Menengah Kejuruan

PENDAHULUAN

Arah kebijakan nasional yang tercantum dalam Renstra Diknas tahun 2004 dilakukan agar lulusan pendidikan yang ada dapat menjadi tenaga terampil di bidangnya karena tenaga terampil meiniliki keterampilan dan peluang yang tinggi untuk bekerja dan produktif. Dalam tingkat pendidikan menengah, penyediaan tenaga terampil dilaksanakan pada lembaga pendidikan SMK. Pemerintah Kabupaten Kediri sudah mulai mengembangkan pendidikan SMK untuk melahirkan tenaga-tenaga yang terampil di bidangnya. Hal ini terlihat dan program-program dalam Renstra Kabupaten Kediri mulai mengarah pada pengembangan SMK, salah satunya adalah program pengembangan kompetensi pendidikan kejuruan (Renstra Kabupaten Kediri, 2006-2010).

1. Mahasiswa Program Magister Manajemen Pembangunan Kota ITS 2. Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS (Pembimbing I) 3. Pengajar Jurusan Arsitektur ITS (Peinbimbing II)

Page 2: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

80

Program pemerintah Kabupaten Kediri cenderung belum sejalan dengan keadaan eksisting yang ada. Hal itu dapat dilihat dan semakin menurunnya jumlah SMK di Kabupaten Kediri tiap tahunnya. Data dari data pokok pendidikan Kabupaten Kediri tentang kondisi eksisting pendidikan tingkat atas di Kabupaten Kediri bahwa jumlah SMK tiap tahun semakin berkurang, sedang jumlah SMA yang tetap tetap tahunnya mempunyai siswa yang semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah kejuruan di Kabupaten Kediri belum diininati masyarakat. Masyarakat lebih cenderung meinilih SMA daripada SMK. Mengacu pada keadaan tersebut, pemerintah dan Dinas pendidikan masih harus mensosialisasikan pentingnya pendidikan kejuruan pada masyarakat.

Dengan pendidikan kejuruan dapat mencetak tenaga yang siap bekerja dan terampil di bidangnya. Sesuai dengan Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2005- 2009 bahwa peningkatan pendidikan kejuruan salah satunya dititikberatkan pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing. Sehingga secara bertahap SMK berupaya meningkatkan mutu hasil pembelajaran yang relevan dengan keunggulan daerahnya, meiniliki daya saing kuat dan mampu mengisi kesempatan kerja yang ditawarkan oleh pasar kerja nasional /internasional.

Dari perkembangan potensi yang ada di Kabupaten Kediri potensi secara umumnya adalah di sektor pertanian. Sebagian besar wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri potensinya adalah sektor pertanian. Pada tingkat kabupaten, potensi wilayah yang ada dapat dilihat dari produksi yang paling doininan pada wilayah tersebut, seperti pada Kecamatan Pare, produksi yang paling doininan adalah pertanian dengan produksi sebesar 400.000 kwintal pada tahun 2005 (Kabupaten Kediri dalam Angka, 2006). Sedangkan SMK pertanian ada di Kecarnatan Plosoklaten, sehingga ada ketidaksesuaian program keahilan SMK dengan potensi wilayah yang ada. Jurusan pada SMK pertanian sangat menunjang pengembangan pertanian di suatu wilayah, yaitu tanaman pangan dan holtikultura (Data Pokok Pendidikan Kab Kediri, 2007).

Adapun tujuan penelitian ini adalah dapat merumuskan arahan untuk mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri. Sedangkan output dari penelitian ini adalah sebagai benkut: 1. Mengidentiflkasi potensi wilayah Kabupaten Kediri. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi

wilayah Kabupaten Kediri. 3. Merumuskan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten

Kediri

SINTESA TEORI

SMK meiniliki multi fungsi dan manfaat yang berkontnbusi besar dalam pembangunan wilayah. Pengembangan wilayah rnerupakan suatu proses kontinyu yang melibatkan aspek ekonoini, aspek sosial, lingkungan dan politik. Sedang potensi wilayah dapat dilihat dari bagaimana wilayah tersebut memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri. Untuk meningkatkan sektor unggulan, maka produktifitas sektor unggulan tersebut haruslah semakin baik. Peningkatan produktifltas didukung oleh tenaga kerja yang terampil di bidangnya. Tenaga kerja yang terampil salah satunya dapat diperoleh dan pendidikan SMK. Tabel 1 berikut adalah variabel-variabel berdasarkan teori.

Tabel 1. Variabel Penelitlan

No Teori Sumber Veriabel (1) (2) (3) (4) 1. Perkembangan dan

Pertumbuhan Wilayah Nugroho (2004) a. Ekonoini

b. Sosial

Page 3: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

81

No Teori Sumber Veriabel (1) (2) (3) (4)

c. Lingkungan d. Ketenagakerjaan

Alkadrie (2006) a. Pendapatan masyarakat b. Lapangan pekerjaan c. Pemerataan pendapatan d. PDRB

Tarigan (2006) a. Jarak b. Aksesibilitas c. Keadaan prasarana d. Ketersediaan sarana

Suryadi (2002) a. Kesempatan kerja b. Investasi c. Teknologi

2. Potensi Wilayah Warpani (1980) a. Pendapatan b. Nilai tambah c. Penduduk d. Area / kawasan e. Tenaga kerja

3. Sarana dan Prasarana Sosial Kodoatie (2005) a. Transportasi b. Drainase c. Bangunan gedung d. Fasilitas umum e. Fasilitas pendidikan f. Fasilitas perumahan g. Fasilitas kesehatan h. Ruang Terbuka Hijau

Tarigan (2005) a. Fasilitas pendidikan b. Fasilitas kesehatan c. Fasilitas umum d. Fasilitas rekreasi e. Sarana dan prasarana f. Transportasi

Pada Tabel 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel dalam perkembangan

program keahlian SMK adalah sebagai berikut: a. Faktor internal:

1. Tenaga kependidikan 2. Sarana dan prasarana pendidikan 3. Biaya operasional pendidikan 4. Manajemen pendidikan

b. Faktor ekstemal: 1. Persebaran penduduk 2. Sarana dan prsarana sosial 3. Kerjasama dunia kerja dengan lembaga pendidikan 4. Kebijakan pemenntah

Sedangkan vanabel untuk merumuskan arahan pengembangan SMK, dapat disimpulkan sebagai benkut:

a. SMK bertaraf Intenasional b. Pengembangan SMK berbasis keunggulan Lokal di setiap Kabupaten/Kota.

Page 4: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

82

c. Pembangunan SMK Baru (USB) d. Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB). e. Rehabilitasi Gedung SMK f. Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) g. Perbaikan sarana dan prasarana SMK yang sudah ada. h. Penambahan sarana dan prasarana SMK.

METODE PENELITIAN Tahapan penelitian dalam studi pengembangan SMKberdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut: 1. Analisis potensi wilayah Kabupaten Kediri.

Untuk menganalisis potensi wilayah Kabupaten Kediri dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ), sehingga diperoleh potensi yang merupakan basis dari masing-masing wilayah di Kabupaten Kediri.

2. Analisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah KabupatenKediri. Dalam analisis tahap kedua dilakukan dengan survai primer menggunakan analisis delphi, sehingga diperoleh faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri.

3. Perumusan arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wllayah di Kabupaten Kediri. Perumusan arahan dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis delphi, sehingga diperoleh rumusan arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Potensi Wilayah Kabupaten Kediri

Analisis potensi wilayah Kabupaten Kediri dalam penelitian ini menggunakan analisis LQ. Dalam LQ menggunakan data tenaga kerja per kecamatan tiap sektor ekonoini. Dari hasil penelitian ini diperoleh potensi yang menjadi basis dari tiap kecamatan dan dapat digambarkan pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Peta Potensi dan SMK

Page 5: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

83

Analisis Faktor-faktor Penyebab Ketidaksesuaian SMK dengan Potensi Wilayah Kabupaten Kediri Bidang Keahlian

Untuk memperoleh faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah dalam penelitian ini dengan menyebar kuisioner pada analisis Delphi kepada 4 responden. Eksplorasi pendapat dart responden dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap I dilakukan eksplorasi tentang faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang diperoleh dari variabel penelitian.

Analisis Delphi tahap 2 menggunakan hasil dari analisis tahap 1 sebagai umpan balik. Dalam tahap 2 dilakukan penyebaran kuisioner dengan satu pertanyaan, yaitu “Menurut Anda, apakah faktor-faktor berikut yang rnerupakan faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri?”, demikian juga pada tahap 3, menggunakan hasil dari tahap 2 sebagai umpan balik dengan pertanyaan yang sama, sehingga diperoleh faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri adalah:

1. Tenaga pendidikan 2. Sarana dan prasarana pendidikan 3. Biaya operàsional pendidikan 4. Sarana dan prasarana sosial 5. Kebijakan pemerintah 6. Kualitas pendidikan 7. Kerjasama dunia kerja dan lembaga pendidikan

Perumusan Arahan dalam Pengembangan SMK Berdasarkan Potensi Wilayah Kabupaten Kediri. Pada tahap ini yang dilakukan adalah penggalian (eksplorasi) pendapat dari para responden tentang variabel dalam merumuskan arahan pengembangan SMK di Kabupaten Kediri. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan pendapat dari responden tersebut adalah wawancara terbuka kepada responden terpilih. Para responden akan memberikan pendapatnya beserta alasannya, sehingga diperoleh arahan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah Kabupaten Kediri sebagai berikut: 1. Arahan untuk daerah yang berpotensi pertanian

Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi pertanian di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK pertanian yang sudah ada di Kabupaten Kedir

Dengan mengembangkan SMK pertanian yang sudah ada, yaitu SMK SPP Plosoklaten Kediri, akan dapat menanggulangi kurangnya tenaga terampil di bidang pertanian yang dibutuhkan oleh kecamatan lain di sekitar Kecamatan Plosoklaten. SMK SPP Plosoklaten merupakan SMK yang memepunyai kompetensi tinggi di bidang pertanian, sehingga Iulusannya akan mampu mengembangakan potensi pertanian meskipun tidak berada di Kecamatan Plosoklaten. Siswa SMK SPP Plosoklaten tidak hanya berasal dan kecamatan itu sendiri, tetapi juga berasal dari kecamatan yang lain.

b. Penambahan SMK pertanian yang baru di Kecamatan Mojo atau Kecamatan Semen akan dapat menanggulangi permasalahan kekurangan tenaga terampil di Kabupaten Kediri bagian Barat. Dengan pendirian SMK baru, diharapkan akan dapat meningkatkan potensi pertanian wilayah.

Page 6: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

84

c. Perbaikan sarana dan prasana penghubung antar kecamatan Perbaikan sarana dan prasarana mutlak diperlukan dalam pengembangan SMK berdasarkan potensi wilayah.

2. Arahan untuk daerah yang berpotensi industri Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi industri di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK teknologi Industri yang telah ada

SMK teknologi industri yang sudah sesuai dengan potensi industri seperti pada kecamatan Kepung, Papar, Wates dan Ngadiluwih sudah cukup dalam pemenuhan tenaga terampil di bidang industri untuk saat ini sehingga diperlukan pengembangan SMK yang sudah ada.

b. Perbaikan dan penambahan fasilitas pendidikan yang sudah ada Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di SMK teknologi industri perlu diperbaiki dan di tambah karena banyak terdapat sarana praktek yang mengalami kerusakan.

3. Arahan untuk daerah yang berpotensi konstruksi

Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahilan SMK dengan potensi konstruksi di Kabupaten Kediri adalah:

a. Pengembangan SMK teknologi industri yang berada di Kecamatan Pare guna mendukung potensi konstruksi. Pengembangan SMK teknologi industri yang sesuai dengan potensi kontruksi di Kecamatan Pare belum diperlukan karena SMK tersebut sudah sangat maju di industri yang lain

b. Penambahan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan Penambahan SMK industri di Kecamatan Tarokan diperlukan karena kecamatan tersebut berpotensi konstruksi dan SMK yang akan dibangun lebih difokuskan dalam mengembangkan potensi konstruksi.

c. Rehabihtasi gedung SMK yang rusak Gedung-gedung sekolah di SMK industri sudah banyak yang rapuh dan rusak, sehingga dibutuhkan rehabilitasi gedung SMK yang rusak.

4. Arahan untuk daerah yang berpotensi penggalian Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi penggalian di Kabupaten Kediri adalah a. Pengembangan SMK teknologi industri yang sudah berada di

kecamatan yang berpotensi penggalian, yaitu kecamatan Kandangan, Kepung, Gampengrejo, dan Papar SMK yang sesuai dengan potensi penggalian sudah cukup banyak, sehingga diperlukan pengembangan SMK tersebut dengan menambah jurusan yang sesuai dengan penggalian.

b. Penambahan sarana dan prasrana sekolah pada tiap SMK teknologi industri Sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menghambat siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga penambahan sarana dan prasarana yang baru sangat diperlukan SMK teknologi industri.

5. Arahan untuk daerah yang berpotensi perdagangan Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi perdagangan di Kabupaten Kediri adalah: a. Pengembangan SMK bisnis dan manajemen di Kecamatan Grogol

Page 7: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

85

SMK YBPK di Kecamatan Grogol saat ini memerlukan perhatian dari pemerintah kabupaten, agar dapat mengembangkan SMK yang sesuai dengan potensi perdagangan.

b. Penambahan ruang kelas baru untuk SMK YBPK Grogol Penambahan ruang kelas yang baru pada SMK YBPK sangat diperlukan karena saat ini kelas yang digunakan bergantian dengan SMP YBPK Grogol.

6. Arahan untuk daerah yang berpotensi Jasa Upaya untuk mengatasi faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi jasa di Kabupaten Kediri adalah: a. Penambahan unit SMK baru yang termasuk kelompok kesejahteraan masyarakat dan

kelompok pariwisata SMK yang sesuai dengan potensi jasa pada Kabupaten Kediri belum ada, sehingga penambahan SMK kesejahteraan masyarakat atau SMK pariwisata sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi jasa.

KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai benkut: 1. Potensi wilayah Kabupaten Kediri yang merupakan potensi unggulan tiap kecamatan, 21%

wilayah Kabupaten Kediri berpotensi dl bidang jasa, 17% wilayah Kabupaten Kediri berpotensi di bidang pertanian, perdagangan, dan industri, sedang sisanya berpotensi di bidang konstruksi.

2. Faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian bidang keahlian SMK dengan potensi wilayah Kabupaten Kediri: a. Tenaga kependidikan b. Sarana dan prasarana pendidikan c. Biaya operasional pendidikan d. Sarana dan prasarana sosial e. Kerjasama dunia usaha dengan lembaga pendidikan f. Kebijakan pemerintah g. Kualitas pendidikan

3. Rumusan arahan untuk mengembangkan SMK berdasarkan potensi wilayah di Kabupaten Kediri:

a. Pengembangan SMK pertanian yang sudah ada di Kabupaten Kediri yaitu SMK di Kecamatan Plosoklaten

b. Penambahan SMK pertanian yang baru di Kecamatan Mojo c. Perbaikan sarana dan prasarana penghubung antar kecamatan yang berpotensi pertanian d. Pengembangan SMK teknologi industri di kecamatan e. Perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan di SMK bidang teknologi

industry f. Pengembangan SMK teknologi industri yang berada di Kecamatan Pare guna mendukung

potensi konstruksi g. Penambahan SMK teknologi industri di Kecamatan Tarokan h. Rehabilitasi gedung SMK yang rusak di Kecamatan Pare i. Pengembangan SMK teknologi industri yang sudah berada di kecamatan yang berpotensi

penggalian, yaitu kecamatan Kandangan, Kepung, Gampengrejo, dan Papar j. Penambahan sarana dan prasarana sekolah pada tiap SMK teknologi industri yang

menunjang potensi penggalian k. Pengembangan SMK bisnis dan manajemen dl Kecamatan Grogol

Page 8: JURNAL PENATAAN RUANG, Vol.4 No.1 Mel 2009

86

l. Penambahan ruang kelas baru untuk SMK YBPK Grogol m. Penambahan sarana untuk SMK Umathan Washatan Ngadiluwih n. Penambahan unit SMK baru yang termasuk kelompok kesejahteraan masyarakat dan

kelompok pariwisata DAFTAR RUJUKAN Adisasinita, Raharjo. (2008). Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Yogyakarta : Graha Ilmu. Alkadri. (2006). Manajemen Teknologi untuk Perkembangan Wilayah Konsep

Dasar, Contoh Kasus, dan implikasi Kebijakan. Jakarta : Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Arikunto, Suharsiini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Barbe, W. B., & Swassing, R. H., with M. N. Inilone. (1979). Teaching through modality strengths: Concepts and practices. Columbus, OH: Zaner-Blosor.

Barthos, Basir. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro. Jakarta : PT Buini Aksara.

BPS Kabupaten Kediri (2006). Kabupaten Kediri dalam Angka Tahun 2005- 2006. Kediri: BPS Kabupaten Kediri.

BPS Kabupaten Kediri (2006). Kecamatan dalam Angka Tahun 2003-2006. Kediri: BPS Kabupaten Kediri

Depdiknas. (2007). Data Pendidikan. www.kediri.po.id. Ditjen Mandikdasrnen. (2007). Rencana Strategis 2007. Djojonegoro, Wardiman, (1999). Pengembangan Sumberdaya Manusia Melalui Sekolah Menengah

Kejuruan. Jakarta: Balai Pustaka. Guruge, Ananda. (2005). Proses Perencanaan Pendidikan. Surabaya: SIC. Hasbullah. (2006). Otonoini Pendidikan: Kebijakan Otorioini Daerah dan

lmplikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Human Development Report. (2007-2008). www.worldeducation.com. Diakses 4 Juli 2008. Jayadinata, T. Johara. (1999). Tata Guna Tanah dalem Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan

Wilayah. Bandung: Penerbit ITB. Kepmen PU 378IKPTS/1 987. Kodoatie, Robert J. (2005). Pengantar Manajemen lnfrastruktur.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Kompas. (28 Agustus 2003). Seko!ah Menengah Kejuruan di Antara Impian den Kenyataan. Jakarta L. Saaty, Thomas. (1993). Pengambilan Keputusan bagi para Peinimpin, PT Pustaka Binaman

Pressindo. Mantra, Ida Bagus. (2000). Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Nugroho, Iwan. (2004). Pembangunan Wliayah: Prespektif Ekonoini, Scsial dan Lingkungan. Jakarta:

LP3ES.