22
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 1 ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM OPERASIONAL TERHADAP DINAMIKA PERKEMBANGAN PERUSAHAAN, KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI DI KELURAHAN BUKIT APIT PUHUN, KECAMATAN GUGUK PANJANG, KOTA BUKITTINGGI Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor-faktor masukan sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) pada perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 75 pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner hanya 69 responden (92%) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8%) tidak mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa suatu penelitian menggunakan 30% dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi. Teknik analisis menggunakan regresi berganda dengan menggunakan program komputer statistical product and service solutions (SPSS). Penelitian ini menghasilkan dua hasil penelitian. Pertama, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ), perkembangan total asset (X 5 ), perkembangan permintaan pasar (X 6 ), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), perkembangan harga bahan baku (X 8 ), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) secara bersama- sama (uji F) sebesar 86% mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14% oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X 6 ) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) paling berpengaruh terhadap

Jurnal manajemen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

1

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM

OPERASIONAL TERHADAP DINAMIKA PERKEMBANGAN

PERUSAHAAN, KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK

KOPI DI KELURAHAN BUKIT APIT PUHUN, KECAMATAN GUGUK

PANJANG, KOTA BUKITTINGGI

Oleh : Drs. Arrizal, M.Si

Dosen Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor-faktor masukan

sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan

nilai produksi) pada perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit

Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Populasi penelitian

adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit

Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 75

pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi penelitian tidak terlalu

banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi penelitian sebagai

sampel penelitian. Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner hanya 69

responden (92%) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8%) tidak

mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa

suatu penelitian menggunakan 30% dari jumlah kuesioner sudah representatif

dan sudah mewakili populasi. Teknik analisis menggunakan regresi berganda

dengan menggunakan program komputer statistical product and service

solutions (SPSS).

Penelitian ini menghasilkan dua hasil penelitian. Pertama, perkembangan

kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja

(X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3),

perkembangan kemampuan mendesain produk (X4), perkembangan total asset

(X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan

menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan

perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) secara bersama-

sama (uji F) sebesar 86% mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai

produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun,

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14% oleh

faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian

ini. Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) paling berpengaruh terhadap

Page 2: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

2

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk

Panjang, Kota Bukittinggi.

Keywords : faktor-faktor masukan sistem operasional dan dinamika

perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi).

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Kelurahan Bukit Apit Puhun merupakan satu kelurahan yang terletak di

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat.

Kelurahan Bukit Apit Puhun memiliki tradisi bisnis industri bubuk kopi. Di

samping bisnis pertanian dan perdagangan bahwa bisnis industri bubuk kopi

merupakan salah satu bisnis paling menonjol dalam kehidupan masyarakat

Kelurahan Bukit Apit Puhun. Masyarakat Kelurahan Bukit Apit Puhun yang

menggantungkan kehidupan perekonomiannya pada bisnis industri bubuk kopi

ini sebanyak 75 kepala keluarga. Bahan baku produk bubuk kopi ini adalah buah

kopi. Buah kopi ini berasal dari daerah Baso, Palupuh, Panta, dan Malalo.

Pemasaran bubuk kopi yang sudah dilakukan selama ini yaitu Padang,

Payakumbuh, Batusangkar, Padang Panjang, dan Bukittinggi.

Perusahaan industri bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun,

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ini tergolong perusahaan industri

mikro. Perusahaan industri bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun,

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi memiliki kekayaan bersih paling

banyak sebesar Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang

ditempati dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-

Undang-undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor

20 tahun 2008, Bab IV Kriteria, Pasal 6 memberikan definisi bahwa perusahaan

mikro adalah perusahaan memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp

50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati dan memiliki

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-.

Perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun,

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi mempunyai dampak terhadap

Page 3: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

3

kesempatan kerja, pendapatan masyarakat dan nilai tambah buah kopi.

Perusahaan industri mikro bubuk kopi telah mempekerjakan sebanyak 75 orang

kepala keluarga. Dengan perusahaan industri mikro bubuk kopi ini, pendapatan

kepala keluarga dan pendapatan masyarakat lebih meningkat dibandingkan

dengan pendapatan bisnis pertanian terutama bisnis pertanian padi sawah.

Kemudian, perusahaan industri mikro bubuk kopi telah meningkatkan nilai

tambah buah kopi yang harga jualnya murah menjadi produk bubuk kopi yang

harga jualnya mahal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pengusaha industri

mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang,

Kota Bukittinggi penting meningkatkan nilai produksi untuk mencapai visi dan

tujuan organisasi. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada penelitian tentang

perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Dengan demikian, peneliti berminat untuk meneliti perkembangan nilai produksi

perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun,

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka didapat perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja,

perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan

peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk,

perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan

kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan

perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-

sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan

perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk

Page 4: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

4

kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota

Bukittinggi ?

2. Dari faktor-faktor di atas, apakah faktor masukan sistem operasional yang

paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada

perumusan masalah. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini

perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai

produksi. Dengan lebih terperinci, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perkembangan kemampuan

memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja,

perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan

kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan

permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku,

perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi

dan ilmu manajemen terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

2. Untuk mengetahui faktor input produksi yang paling berpengaruh terhadap

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi)

perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun,

Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat (kegunaan), yaitu :

1. Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan ilmiah bagi pengusaha

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan

Page 5: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

5

Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dalam menetapkan strategi dan kebijakan

peningkatan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai

produksi) bubuk kopi untuk mencapai visi dan tujuan organisasi.

2. Penelitian ini berguna sebagai referensi manajemen terpercaya bagi peneliti

dan ilmuwan dalam mengembangkan teori manajemen.

LANDASAN TEORI

Manajemen Operasional dan Sistem Operasional

Manajemen operasional ialah perancangan, operasi, dan pengendalian

proses transformasi yang mengubah sumberdaya menjadi barang jadi dan jasa

(Robbins dan Coulter, 2005: 198). Setiap organisasi mempunyai manajemen

operasional dan setiap manajemen operasional mempunyai sistem operasional.

Sistem operasional ialah sistem yang menciptakan nilai dengan mengubah

masukan menjadi keluaran. Sistem operasional tersebut menerima masukan –

orang, teknologi, modal, peralatan, bahan, dan informasi – dan mengubahnya

menjadi barang dan jasa (Robbins dan Coulter, 2005: 198).

Faktor-Faktor Masukan dalam Sistem Operasional

Suatu tinjauan ulang yang ekstensif dari literatur menemukan bahwa

terdapat enam masukan sistem operasional, yaitu orang, teknologi, modal,

peralatan, bahan, dan informasi (Robbins dan Coulter, 2005: 198). Penjelasan

faktor-faktor masukan dalam sistem operasional dilakukan berikut ini.

Orang (Tenaga Kerja): Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan

Tenaga Kerja

Orang atau tenaga kerja merupakan masukan (input) sistem operasional.

Dinamika perkembangan orang atau orang yang bekerja pada perusahaan dapat

ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja atau

perkembangan kemampuan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja.

Perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja dapat diukur dengan

laju perkembangan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan tiap tahun.

Page 6: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

6

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan

memperkerjakan tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

perusahaan.

Orang (Tenaga Kerja) : Perkembangan Gaji Tenaga Kerja

Orang atau tenaga kerja merupakan masukan (input) sistem operasional.

Dinamika perkembangan orang atau orang yang bekerja pada perusahaan dapat

pula ditinjukkan oleh perkembangan gaji tenaga kerja. Perkembangan gaji

tenaga kerja dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah gaji tenaga kerja

tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan jumlah gaji

tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Teknologi dan Peralatan : Perkembangan Penguasaan Teknologi dan

Peralatan Produksi

Teknologi dan peralatan merupakan masukan (input) sistem operasional.

Dinamika perkembangan teknologi dan peralatan pada perusahaan dapat

ditinjukkan oleh penguasaan teknologi dan peralatan produksi. Perkembangan

penguasaan teknologi dan peralatan produksi adalah perkembangan penguasaan

dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan

perusahaan. Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi dapat

diukur dengan laju perkembangan nilai teknologi produksi dan peralatan

produksi tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan

penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang

digunakan perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

perusahaan.

Teknologi dan Peralatan : Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk

Teknologi dan peralatan merupakan masukan (input) sistem operasional.

Dinamika perkembangan teknologi dan peralatan pada perusahaan dapat pula

ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan mendesain produk. Perkembangan

kemampuan mendesain produk ialah kemampuan pengusaha dalam mendesain

Page 7: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

7

produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Perkembangan kemampuan

mendesain produk dapat diukur dengan laju perkembangan item produk tiap

tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan

mendesain produk, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Modal : Perkembangan Total Asset

Modal merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika

perkembangan modal perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan total

asset perusahaan. Perkembangan total asset perusahaan dapat diukur dengan laju

perkembangan total asset perusahaan tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin

tinggi perkembangan total asset perusahaan, maka semakin tinggi dinamika

perkembangan perusahaan.

Bahan : Perkembangan Permintaan Pasar

Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika

perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan

permintaan pasar. Perkembangan permintaan pasar ialah perkembangan

permintaan pasar yang dinyatakan dalam bentuk perkembangan total pendapatan

penjualan. Perkembangan permintaan pasar dapat diukur dengan laju

perkembangan total pendapatan penjualan tiap tahun. Hipotesisnya adalah

semakin tinggi perkembangan permintaan pasar atau perkembangan total

pendapatan penjualan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

perusahaan.

Bahan : Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku

Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika

perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan

kemampuan menyediakan bahan baku. Perkembangan kemampuan menyediakan

bahan baku dapat diukur dengan laju perkembangan volume penyediaan dan

pemakaian bahan baku tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi

Page 8: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

8

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, maka semakin tinggi

dinamika perkembangan perusahaan.

Bahan : Perkembangan Harga Bahan Baku

Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika

perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan

harga bahan baku yang digunakan perusahaan. Perkembangan harga bahan baku

dapat diukur dengan laju perkembangan harga bahan baku tiap tahun.

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan harga bahan baku, maka

semakin rendah dinamika perkembangan perusahaan.

Informasi

Informasi merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika

perkembangan informasi pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen oleh pengusaha. Perkembangan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen dapat diukur dengan laju

perkembangan jumlah pelatihan untuk penguasaan informasi dan ilmu

manajemen tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen, maka semakin tinggi dinamika

perkembangan perusahaan.

Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Selanjutnya

Para peneliti telah mengerjakan banyak penelitian tentang dinamika

perusahaan industri kecil. Pertama, Yuwono (1998 : 267 - 287) melakukan

penelitian dengan judul penelitian, “Dinamika Industri Kecil, Studi Kasus

Industri Ukir Kayu Jepara”. Penelitian Yuwono (1998 : 267 - 287) memiliki

hasil penelitian, yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja,

perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan

peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk,

perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan

kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan

Page 9: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

9

perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen terhadap

perkembangan nilai produksi perusahaan industri kecil ukir kayu jepara di

Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Selanjutnya, sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian tentang

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk

Panjang, Kota Bukittinggi. Berdasarkan landasan teori ini, penulis berminat

melakukan penelitian tentang dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori di atas, maka

penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja,

perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan

peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk,

perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan

kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku,

dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara

bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan

perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk

kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota

Bukittinggi.

2. Faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan

informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika

perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan

Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Page 10: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

10

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Metodologi Penelitian

Jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

“metodologi penelitian kuantitatif”. Metodologi penelitian kuantitatif adalah

“metode ilmiah” untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

menemukan, membuktikan, dan mengembangkan suatu pengetahuan sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Sugiyono, 1999 : 4).

Suriasumantri (2001 : 307 - 346) mengatakan bahwa berdasarkan “metode

ilmiah (cara berpikir ilmiah)”, maka metodologi penelitian kuantitatif ini terdiri

dari lima unsur pokok, yaitu pengajuan masalah, penyusunan kerangka berpikir

dan pengajuan hipotesis, metodologi penelitian, pengujian hipotesis, dan

kesimpulan.

Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel penelitian yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Pertama, variabel dependen (variabel

terikat). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel independen. Pada penelitian ini variabel

dependen yaitu perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk

kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota

Bukittinggi (Y). Kedua, variabel independen (variabel bebas). Variabel

independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Pada

penelitian ini variabel independen yaitu perkembangan kemampuan

memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan gaji tenaga kerja (X2),

perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3),

perkembangan kemampuan mendesain produk (X4), perkembangan total asset

(X5), perkembangan permintaan pasar (X6), perkembangan kemampuan

menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga bahan baku (X8), dan

perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9).

Page 11: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

11

Definisi Operasional Variabel

Pertama, dinamika perkembangan perusahaan (Y). Perkembangan

perusahaan ialah kedinamisan perkembangan perusahaan dalam bentuk

kedinamisan perkembangan nilai produksi. Dengan kalimat lain, dinamika

perkembangan perusahaan ialah perkembangan nilai produksi (Y). Indikator

dinamika perkembangan perusahaan atau indikator perkembangan nilai produksi

(Y) adalah laju perkembangan nilai produksi tiap tahun. Instrumen penelitian ini

menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Kedua, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1).

Perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1) adalah

perkembangan kemampuan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja. Indikator

perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1) adalah laju

perkembangan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan tiap tahun. Instrumen

penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono,

1999 : 86 – 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan

memperkerjakan tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

perusahaan.

Ketiga, perkembangan gaji tenaga kerja (X2).Perkembangan gaji tenaga

kerja (X2) adalah perkembangan jumlah gaji tenaga kerja yang diberikan

perusahaan. Indikator perkembangan gaji tenaga kerja (X2) adalah laju

perkembangan jumlah gaji tenaga kerja tiap tahun. Instrumen penelitian ini

menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan jumlah gaji tenaga kerja,

maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Keempat, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi

(X3). Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3) adalah

perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan

produksi yang digunakan perusahaan. Indikator perkembangan penguasaan

teknologi dan peralatan produksi (X3) adalah laju perkembangan nilai teknologi

produksi dan peralatan produksi tiap tahun. Instrumen penelitian ini

menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Page 12: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

12

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan dan penerapan

teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan, maka

semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Kelima, perkembangan kemampuan mendesain produk (X4).

Perkembangan kemampuan mendesain produk (X4) ialah kemampuan pengusaha

dalam mendesain produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Indikator

perkembangan kemampuan mendesain produk (X4) adalah laju perkembangan

item produk tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran

7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90). Hipotesisnya adalah semakin

tinggi perkembangan kemampuan mendesain produk, maka semakin tinggi

dinamika perkembangan perusahaan.

Keenam, perkembangan total asset (X5). Perkembangan total asset (X5)

ialah perkembangan total asset perusahaan. Indikator perkembangan total asset

(X5) adalah laju perkembangan total asset perusahaan tiap tahun. Instrumen

penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono,

1999 : 86 – 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan total asset

perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Ketujuh, perkembangan permintaan pasar (X6). Perkembangan

permintaan pasar (X6) ialah perkembangan permintaan pasar yang dinyatakan

dalam bentuk perkembangan total pendapatan penjualan. Indikator

perkembangan permintaan pasar (X6) adalah laju perkembangan total

pendapatan penjualan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala

pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90). Hipotesisnya adalah

semakin tinggi perkembangan permintaan pasar atau perkembangan total

pendapatan penjualan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

perusahaan.

Kedelapan, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7).

Perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7) ialah perkembangan

kemampuan menyediakan dan menggunakan bahan baku. Indikator

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku adalah laju perkembangan

volume penyediaan dan pemakaian bahan baku tiap tahun. Instrumen penelitian

Page 13: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

13

ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 –

90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan

menyediakan bahan baku, maka semakin tinggi dinamika perkembangan

perusahaan.

Kesembilan, perkembangan harga bahan baku (X8). Perkembangan harga

bahan baku (X8) ialah perkembangan harga bahan baku yang digunakan

perusahaan. Indikator perkembangan harga bahan baku adalah laju

perkembangan harga bahan baku tiap tahun. Instrumen penelitian ini

menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90).

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan harga bahan baku, maka

semakin rendah dinamika perkembangan perusahaan.

Kesepuluh, perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

(X9). Perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) ialah

perkembangan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen oleh

pengusah. Indikator perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

adalah laju perkembangan jumlah pelatihan untuk penguasaan informasi dan

ilmu manajemen tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala

pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90). Hipotesisnya adalah

semakin tinggi perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen, maka

semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan.

Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi

di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi,

yaitu sebanyak 75 pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi

penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi

penelitian sebagai sampel penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer dikumpulkan oleh

peneliti dengan menggunakan kuesioner (instrumen penelitian) yang valid dan

Page 14: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

14

reliabel. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala

Likert (Sugiyono, 1999 : 86 – 90). Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner

hanya 69 responden (92 %) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8

%) tidak mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan

bahwa suatu penelitian menggunakan 30 % dari jumlah kuesioner sudah

representatif dan sudah mewakili populasi. Dengan demikian penelitian ini yang

menggunakan 92 % dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah

mewakili populasi.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan regresi berganda dengan

menggunakan program komputer statistical product and service solutions

(SPSS) yang sesuai dengan model penelitian (Santoso, 2002 : 163 – 172). Hasil

analisis regresi berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan prosedur uji

statistik, yaitu uji asumsi klasik regresi berganda, uji simultan (uji F), dan uji

parsial (uji t).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Faktor-Faktor Masukan Sistem Operasional Yang Mempengaruhi

Dinamika Perkembangan Perusahaan Industri Mikro Bubuk Kopi di Kelurahan

Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi.

Page 15: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

15

TABEL 1

HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA FAKTOR-FAKTOR

MASUKAN SISTEM OPERASIONAL YANG MEMPENGARUHI

DINAMIKA PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI

Variabel Bebas

(Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi)

Koefisien

Regresi

t Hitung t Tabel Signifikansi

Intercept (Konstanta) 4,898 4,974 1,645 Signifikan

Perkembangan

Kemampuan

Memperkerjakan Tenaga

Kerja (X1)

0,575 1,495 1,645 Tidak

Signifikan

Perkembangan Gaji

Tenaga Kerja (X2) 0,141 2,336 1,645 Signifikan

Perkembangan

Penguasaan Teknologi dan

Peralatan Produksi (X3)

0,228 2,986 1,645 Signifikan

Perkembangan

Kemampuan Mendesain

Produk (X4)

0,157 2,614 1,645 Signifikan

Perkembangan Total Asset

(X5) 0,872 3,005 1,645 Signifikan

Perkembangan Permintaan

Pasar (X6) 0,248 3,019 1,645 Signifikan

Perkembangan

Kemampuan Menyediakan

Bahan Baku (X7)

0,457 3,006 1,645 Signifikan

Perkembangan Harga

Bahan Baku (X8) - 0, 042 - 2,947 1,645

Tidak

Signifikan

Perkembangan

Penguasaan Informasi dan

Ilmu Manajemen (X9)

0,273 3,019 1,645 Signifikan

R2

R

F Ratio

df

dw

= 0,860

= 0,927

= 11,012

= 59

= 1,457

Signifikansi pada alpha 5%

Sumber : Pengolahan Data

Page 16: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

16

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda pada tabel 1

maka diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 4,898 + 0,575 X1 + 0,141 X2 + 0,228 X3 + 0,157 X4 + 0,872 X5 + 0,248 X6

+ 0,457 X7 - 0,042 X8 + 0,273 X9

Keterangan :

Y = Dinamika Perkembangan Perusahaan (Perkembangan Nilai Produksi)

X1 = Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan Tenaga Kerja

X2 = Perkembangan Gaji Tenaga Kerja

X3 = Perkembangan Penguasaan Teknologi dan Peralatan Produksi

X4 = Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk

X5 = Perkembangan Total Asset

X6 = Perkembangan Permintaan Pasar

X7 = Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku

X8 = Perkembangan Harga Bahan Baku

X9 = Perkembangan Penguasaan Informasi dan Ilmu Manajemen

e = Variabel Pengganggu

b0 = Intercept (Konstanta)

b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9=Koefisien perubahan nilai X1, X2, X3,X4, X5, X6, X7,

X8, X9

Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan bahwa

perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1), perkembangan

gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan

produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4),

perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6),

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga

bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

(X9) secara bersama-sama (uji F) sebesar 86 % mempengaruhi dinamika

perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri

mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang,

Page 17: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

17

Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi

dipengaruhi sebesar 14 % oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak

termasuk dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan

(signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of

freedom for denominator 59 (df = 59) dan degree of freedom for numerator 9 (k-

1 yakni 10-1= 9) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F

tabel (Fh = 11,012 > Ft = 2,04). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan

bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yaitu faktor-faktor perkembangan

kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja,

perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan

kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan

permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku,

perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan

ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk

Panjang, Kota Bukittinggi.

Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan pula bahwa faktor

perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi

dan ilmu manajemen (X9) paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan

perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk

kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota

Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung paling tinggi

adalah nilai t hitung faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan

perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) (t hitung =

3,019). Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t

hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) yaitu

nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung = 3,019 > t

tabel = 1,645). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis

Page 18: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

18

kedua dapat diterima, yaitu hipotesis yang berbunyi, “faktor perkembangan

permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi”.

Penelitian ini menemukan bahwa manajemen operasional dan sistem

operasional merupakan faktor penting untuk meningkatkan dinamika

perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri

mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang,

Kota Bukittinggi. Perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit

Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dapat menerapkan

manajemen operasional dan sistem operasional dengan mendisain variabel

independen yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1),

perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan

peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4),

perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6),

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga

bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

(X9). Pengusaha industri mikro bubuk kopi perlu mengembangkan manajemen

operasional dan sistem operasional yang berfokos pada perkembangan

permintaan pasar (X6) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu

manajemen (X9) untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat dibuat kesimpulan

sebagai berikut.

Pertama, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X1),

perkembangan gaji tenaga kerja (X2), perkembangan penguasaan teknologi dan

peralatan produksi (X3), perkembangan kemampuan mendesain produk (X4),

Page 19: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

19

perkembangan total asset (X5), perkembangan permintaan pasar (X6),

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X7), perkembangan harga

bahan baku (X8), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

(X9) secara bersama-sama (uji F) sebesar 86 % mempengaruhi dinamika

perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri

mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang,

Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi

dipengaruhi sebesar 14 % oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak

termasuk dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan

(signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of

freedom for denominator 59 (df = 59) dan degree of freedom for numerator 9 (k-

1 yakni 10-1= 9) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F

tabel (Fh = 11,012 > Ft = 2,04). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan

bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yaitu faktor-faktor perkembangan

kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja,

perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan

kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan

permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku,

perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan

ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk

Panjang, Kota Bukittinggi.

Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X6) dan perkembangan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) paling berpengaruh terhadap

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan

industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk

Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung

paling tinggi adalah nilai t hitung faktor perkembangan permintaan pasar (X6)

Page 20: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

20

dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9) (t hitung =

3,019). Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t

hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) yaitu

nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung = 3,019 > t

tabel = 1,645). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis

kedua dapat diterima, yaitu hipotesis yang berbunyi, “faktor perkembangan

permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen

paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi”.

Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut.

Pertama, untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi,

maka disarankan perusahaan industri mikro bubuk kopi dapat meningkatkan dan

memperbaiki secara bersama-sama kemampuan memperkerjakan tenaga kerja

(X1), gaji tenaga kerja (X2), penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X3),

kemampuan mendesain produk (X4), total asset (X5), permintaan pasar (X6),

kemampuan menyediakan bahan baku (X7), harga bahan baku (X8), dan

penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X9).

Kedua, untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan

(perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di

Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi,

maka disarankan perusahaan industri mikro bubuk kopi dapat berfokus

meningkatkan dan memperbaiki permintaan pasar (X6) dan penguasaan

informasi dan ilmu manajemen (X9).

Page 21: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

21

DAFTAR PUSTAKA

Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis.

Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 1985. Basic Econometrics. Tokyo : McGraw-Hill Book

Company

Johnston. 1984. Econometric Methods. Edisi Ketiga. New York : Mc Graw-Hill

Book Company

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : Penerbit

Erlangga

Robbins, Stephen. P dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. Edisi Ketujuh. Edisi

Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia

Said, Nurmal. 1991. “Pola Pembinaan Industri Kecil di Sumatera Barat”. Dalam

Syahrial Syarif. 1991. Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. Pusat

Penelitian Universitas Andalas, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Padang.

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta :

Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Stanton, William J. 1978. Fundamentals of Marketing. Edisi Kelima. Tokyo :

Kogokusha, Mc Graw-Hill Book Company

Stoner, James A. F. 1990. Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Edisi Kedua

(Revisi). Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Penerbit CV Alfabeta

Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta

: Pustaka Sinar Harapan

Swastha, Basu DH. 1981. Azas-Azas Marketing. Edisi Kedua Revisi. Yogyakarta

: Penerbit Liberty

Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2008

Page 22: Jurnal manajemen

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : 2086 - 5031

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

22

Yuwono, Prapto. 1998. Dinamika Industri Kecil : Studi Kasus Industri Ukir

Kayu Jepara. Usaha Kecil Indonesia, Tantangan Krisis dan Globalisasi.

Jakarta : Penerbit Center for Economic and Social Studies