16
JURNAL KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran “Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo) Oleh: AKBAR PRAYOGO D0210007 Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi k melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolSurakarta Jurusan Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

JURNAL KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER … KOMUNIKASI AKBAR... · Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolSurakarta Jurusan Ilmu Komunikasi ... menu variasi makanan dan minuman cokelat

  • Upload
    lyminh

  • View
    226

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

JURNAL

KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM

MENGHADAPI PERSAINGAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran

“Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)

Oleh:

AKBAR PRAYOGO

D0210007

Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta Jurusan Ilmu Komunikasi

k melengkapi tugas-tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolSurakarta Jurusan Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

1

KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DALAM

MENGHADAPI PERSAINGAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran

Cafe “Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)

Akbar Prayogo

Adolfo Eko Setyanto

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Solo city icons as the culinary city that tasty and cheap become an attraction for entrepreneurs to open businesses in the culinary field. But over

time, culinary businesses in the Solo city become flourishing business. So that business owners should used a range of communication strategies and presents a different concept from their rivals.

“Gerobak Cokelat” cafe is one of the business in the culinary field are well known in the Solo city. Excess of “Gerobak Cokelat” cafe is, this cafe business

still exist until now where rival threatened to collapse even some who go bankrupt because they cannot survive in the market. So in this study will look at how the marketing communication activities in “Gerobak Cokelat” cafe in facing of

competition in the Solo city. This study aimed to describe the marketing communication activities of

“Gerobak Cokelat” cafe in the face of competition in the Solo city. By using qualitative descriptive analysis it is known facts about how forms

of marketing communication activities conducted by “Gerobak Cokelat” cafe. The

populations in this study were all of management, employees and some consumers of “Gerobak Cokelat” cafe Solo.

The conclusion that can be drawn from this study was the “Gerobak Cokelat” café conduct marketing activities such as sales promotion, advertising, publicity, public relations and word of mouth. From these activities most effective

marketing communication activities is word of mouth and twitter while the marketing communication activities than cannot penetrate to the consumers are

the electronic media advertising. Marketing communications strategy that takes to win the market competition is to kill the opponent product, change the tagline, the use of new media channels and strategy of applications of specific media

communication.

Keywords: marketing communications, market competition

2

Pendahuluan

Ikon kota Solo menjadi kota kuliner yang enak dan murah menjadi daya

tarik sendiri bagi pengusaha untuk membuka usaha di bidang kuliner.

Perkembangan dunia usaha merupakan dampak dari bertambahnya tingkat dan

jenis kebutuhan. Apalagi kebutuhan masyarakat di kota-kota besar, yang bagi para

pengusaha dimanfaatkan sebagai sebuah peluang bisnis yang cukup potensial.

Usaha kuliner tersebut mempunyai konsep yang berbeda-beda, bisa berupa

restoran, cafe, warung, kedai, atau yang berkonsep take away.

“Gerobak Cokelat” merupakan salah satu usaha di bidang kuliner yang

cukup terkenal di kota Solo. Bisnis kuliner yang berkonsep cafe lesehan ini berdiri

sejak tahun 2012. Kelebihan dari “Gerobak Cokelat” ini adalah, usaha cafe ini

tetap eksis sampai sekarang di mana rivalnya terancam bangkrut bahkan ada

beberapa yang bangkrut karena tidak dapat bertahan di pasar.

Selama kurang lebih tiga tahun ini, Gerobak Coklat berhasil

mempertahankan kompetisi di dunia bisnis, bahkan ia telah membuka hampir 15

cabang di Indonesia, yaitu Solo, Purwokerto, Palu, Bandung, Jogja, Banjarmasin,

Tangerang, Bekasi - Summarecon, Bekasi - Harapan Indah, Jakarta, Palangkaraya,

Aceh, Jombang, Palembang, dan Bali (proses grand opening).

Banyak upaya yang diterapkan oleh manajemen “Gerobak Cokelat” untuk

mempertahankan konsumen yang antara lain dengan melakukan diferensiasi

produk dan melakukan komunikasi pemasaran yang kreatif.

Terdapat unsur-unsur komunikasi di dalam penelitian ini. Di penelitian ini

Gerobak Cokelat berperan sebagai komunikator, di mana mereka ingin

menyampaikan pesannya berupa promosi kepada khalayak atau calon konsumen

yang berperan sebagai komunikan. Untuk itu Gerobak Cokelat membutuhkan

media dalam menyalurkan pesannya (dalam hal ini promosi pemasaran) lewat

iklan di pamflet, surat kabar, majalah dan internet seperti media sosial twitter,

yang bertujuan untuk mendapatkan (effect) umpan balik yang positif dari

komunikan. Sehingga nantinya konsumen akan membeli produk dari Gerobak

Cokelat.

3

Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Komunikasi Pemasaran Usaha Kuliner dalam Menghadapi

Persaingan (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Pemasaran Cafe

“Gerobak Cokelat” dalam Menghadapi Persaingan di Kota Solo)”.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah kegiatan komunikasi pemasaran Cafe “Gerobak Cokelat” dalam

menghadapi persaingan di Kota Solo?

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian dan Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Onong Uchjana secara etimologis, komunikasi berasal dari

bahasa Latin”communication” dan bersumber dari perkataan “communis” yang

berarti sama. Sama di sini adalah sama makna atau sama arti. Ini berarti bahwa

jika seseorang mengatakan sesuatu kepada orang lain disebut komunikasi.1

Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi

lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu2:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

4. Komunikan (kepada siapa?)

5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

B. Komunikasi Pemasaran

1. Definisi Komunikasi Pemasaran

Kebanyakan orang mungkin menempatkan komunikasi pemasaran

berada di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat

ini, komunikasi pemasaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang

1 Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: CV Mandar Maju,1992), Hal. 25 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , (Bandung: Remaja

Rosdakarya,1994) Hal. 10

4

lebih kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi

mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah sebagai berikut.

“aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/ atau mengingatkan para sasaran atas

perusahaan atau produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”3

Satu hal yang menjadi inti permasalahan komunikasi pemasaran di

sini adalah sesuatu yang klasik, yakni disinterpretasi dan penyimpangan pesan

komunikasi pemasaran yang ada dalam aktivitas komunikasi tersebut. Tetap

saja di sini masalah penyimpangan pemahaman pesan oleh komunikator tidak

sesuai dengan komunikan. Kondisi inilah yang perlu dihindari oleh mereka

yang melakukan aktivitas komunikasi. Oleh sebab itu, diperlakukan strategi

dan taktik yang matang dalam efektivitas dan efisiensi sebuah komunikasi

pemasaran.4

2. Unsur Komunikasi Pemasaran

Model yang banyak diajukan dan diadaptasi dalam proses komunikasi

pemasaran adalah bentuk komunikasi antarpribadi. Alasan mengapa model

komunikasi sedemikian lebih diminati karena adanya faktor kedekatan

dengan pelanggan yang merupakan kunci mutlak keberhasilan komunikasi

pemasaran.

Berikut adalah unsur-unsur (sarana-sarana) dari komunikasi

pemasaran5:

a. Penjualan personal

b. Periklanan

c. Promosi penjualan

d. Public Relations

e. Publisitas

3 Fandy Tjipjono, Pemasaran Jasa, Malang: Bayumedia Publising, 2005, hal. 219 4 Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik , Bogor: Ghalia Indonesia, 2006,

hal. 13 5 Ibid., hal.58

5

3. Fungsi Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk

menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk

melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan

mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi

mengingatkan kembali). Komunikasi pemasaran dalam konteks ini juga harus

lebih diartikan sebagai kemampuan manusia dalam menyatukan pemikiran

antara komunikator dengan komunikan atau orang yang ditujukan dalam

menerima pesan. Hasil akhir dari komunikasi adalah adanya perubahan sikap

lawan bicara atau komunikasi yang diartikan sebagai sikap menerima

komunikan akan pesan yang dibawa oleh komunikator dalam pertukaran

dimaksud. Diharapkan, komunikan akan menerima pesan, terpengaruh,

bahkan mengikuti apa yang diajukan oleh si komunikator yakni membeli atau

mendapatkan barang tersebut dalam keperluan memuaskan keingintahuan dan

rasa penasaran mereka.

4. Media Komunikasi Pemasaran

Media merupakan alat atau saluran yang digunakan untuk

mengkomunikasikan pesan. Berikut ini adalah beberapa media yang

digunakan dalam komunikasi pemasaran6:

1. Surat Langsung

2. Telemarketing

3. Majalah

4. Surat Kabar

5. Radio

6. Televisi

7. Internet

6 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 2012), hal.192-199

6

C. Strategi Komunikasi Pemasaran

Ada berbagai macam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan

dalam upaya pengembangan dan pendukung pemasaran perusahaan. Strategi

dan taktik komunikasi pemasaran berikut ini mungkin bisa menunjukkan

bahwa perkembangan strategi dan taktik dalam komunikasi pemasaran

sedemikian pesat ini7 :

a. Persaingan dengan strategi membunuh produk lawan

b. Pengubahan tagline dan simbol merk produk

c. Promosi lewat jalur distribusi

d. Strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru

e. Strategi kemasan baru

f. Strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik

D. Word of Mouth

Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah melalui dari

mulut ke mulut. Setiap orang berbicara dengan yang lainnya, saling tukar

pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi

yang lainnya.

For many product categories, customers rate friend, families, and professional colleagues as the main source of information about

purchasing products and services. WOM marketing is different from the others in that it does not use the Internet or a traditional medium

to deliver the message. The goal is to stimulate WOM about a brand from trusted personal sources rather than through an unknown part in an ad8 .

Dalam petikan jurnal tersebut dijelaskan bahwa Word Of Mouth

adalah jenis marketing yang berbeda dari yang lain, ia tidak menggunakan

internet (new media) maupun media konvensional (media cetak) namun

merangsang WOM dari sumber pribadi dan terpercaya.

7Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), hal.95

8Russel S. Winner, “New Communications Approaches in Marketing: Issues and Research

Directions”, Marketing Science Institute, New York, October, (2008)

7

E. Persaingan Pasar

Kita dapat mempelajari persaingan dari sudut pandang industri dan

pasar. Industri adalah suatu kelompok perusahaan yang menawarkan produk

atau kelas produk yang merupakan pengganti erat satu sama lain. Dengan

menggunakan pendekatan pasaran kita mendefinisikan pesaing sebagai

perusahaan yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang sama9. Misalnya

dalam penelitian ini, pesaing dari Gerobak Cokelat adalah Cafe sejenis yang

menjual produk yang sama atau dalam hal ini adalah minuman dan makanan

cokelat.

Agar tetap menjadi nomor satu, perusahaan harus melakukan tiga

tindakan. Pertama, perusahaan harus menemukan cara untuk memperluas total

permintaan pasar. Kedua, perusahaan harus melindungi pangsa pasarnya saat

ini melalui tindakan defensif dan ofensif yang baik. Ketiga, perusahaan dapat

berusaha meningkatkan pangsa pasarnya, bahkan sekalipun ukuran pasar tetap

konstan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah

Gerobak Cokelat. Yaitu mewawancarai owner, supervisor, operational manager,

dan konsumen Gerobak Cokelat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan observasi langsung mengenai kegiatan komunikasi pemasaran yang terjadi

di lokasi penelitian, wawancara mendalam kepada informan (dalam hal ini adalah

objek penelitian).

Penelitian ini, penulis menggunakan metode triangulasi data yang sering

disebut juga triangulasi sumber. Triangulasi ini menggunakan internal Gerobak

Cokelat yaitu untuk mengetahui sejauh mana pemasaran yang dijalankan oleh

owner, operational manager, dan supervisor Gerobak Cokelat, selain itu juga

9 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal.322.

8

memperoleh gambaran seperti apa persaingan yang ditemui oleh pihak Gerobak

Cokelat.

Sumber kedua adalah menggunakan beberapa pendapat dari para

pelanggan untuk mengkroscek apakah kegiatan komunikasi pemasaran yang

dilakukan oleh Gerobak Cokelat mencapai sasaran kepada konsumen.

Ketiga, sumber yang digunakan dalam triangulasi data adalah sumber data

lain seperti situs, buku dan bukti cetak lainnya yang dapat mendukung hasil

penelitian.

Sajian dan Analisa Data

Dalam proses pemasarannya, Gerobak Cokelat memiliki kegiatan yang

dapat menarik minat konsumen dan menjadi diferensiasi dari produk café yang

lainnya. Gerobak Cokelat memiliki beberapa aktivitas komunikasi pemasaran.

Gerobak Cokelat melakukan aktivitas komunikasi pemasaran tidak hanya melalui

media sosial dan website, tetapi juga media cetak dan sebagainya. Aneka macam

menu variasi makanan dan minuman cokelat diracik sendiri dengan resep rahasia

dan bahan-bahan yang berkualitas. Setiap tiga bulan Gerobak Cokelat melakukan

evaluasi dan revisi resep agar pelanggan tidak bosan, oleh karena evaluasi resep

tersebut menjadikan cita rasa Gerobak Cokelat menjadi lebih enak. Gerobak

Cokelat juga sering menjadi sponsor dalam kegiatan sosial di bawah naungan

Gerobak Cokelat Foundation.

A. Unsur Komunikasi Pemasaran

1. Periklanan

Bentuk periklanan yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat ternyata

sampai menyentuh konsumen. Sehingga target untuk mengiklankan

produk kepada konsumenpun dapat tercapai. Beberapa pelanggan

mengakui bahwa ia pernah melihat iklan Gerobak Cokelat di banner pada

event tertentu.

9

2. Promosi Penjualan

Kegiatan sales promotion yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat

seperti memberikan diskon khusus kepada pelanggan, voucher 25% &

50% tanpa syarat minimum nominal pembelian, dan Gerobak Foundation

yang mensupport di bidang sosial, antara lain: santunan yatim, olahraga,

dan seminar-seminar.

Menurut beberapa konsumen, Gerobak Cokelat melakukan

beberapa promosi penjualan, yaitu: menjadi sponsor di berbagai event /

seminar, juga membagikan voucher kepada konsumennya. Salah satu

konsumen menjelaskan, bahwa promosi Gerobak Cokelat melalui

pembagian voucher dapat menarik minat konsumen dan memberikan

keuntungan kepadanya, sehingga mereka akan kembali lagi untuk

membeli produk dari café cokelat ini.

3. Publisitas

Gerobak Cokelat dalam menarik konsumen dan calon konsumen

dengan melakukan interaksi langsung, seperti: bbm (blackberry broadcast

message), media sosial twitter, instagram, dan website. Gerobak Cokelat

dalam melakukan publisitas memilih twitter, instagram, dan website

karena pada masa yang sarat dengan kemajuan teknologi dan informasi

seperti pada saat ini, sangat mempermudah kita dalam mendapatkan

informasi yang kita inginkan melalui internet, khususnya media sosial dan

website. Terlebih lagi anak muda jaman sekarang memiliki smartphone

yang bisa digunakan untuk mengakses internet dan media sosial secara

realtime.

Selain itu, pihak Gerobak Cokelat melakukan publisitas melalui

blackberry broadcast message (bbm) karena Gerobak Cokelat memiliki

kontak BBM pelanggan yang sebelumnya menginvite pin BBM Owner

Gerobak Cokelat. Oleh karena itu Gerobak Cokelat memilih

memanfaatkan peluang tersebut untuk melakukan promosi yang praktis,

hemat, dan lebih efisien.

10

Menurut beberapa konsumen Gerobak Cokelat, Gerobak Cokelat

melakukan publisitas melalui website www.gerobakcokelat.com, bbm

(blackberry broadcast message), koran Solopos, koran Joglo Semar,

timeline twitter @gerobakcokelat, yang juga dibantu oleh akun

@tongkrongansolo, dan @soloupdate, karena akun tongkrongansolo dan

soloupdate memuat segala macam informasi kuliner, wisata, dan event

yang ada di kota Solo, dan instagram dengan hashtag #gerobakcokelat

yang memuat foto-foto menu-menu makanan dan minuman dan keceriaan

pengunjung Gerobak Cokelat di semua cabang Gerobak Cokelat di

Indonesia.

4. Public Relations

Gerobak Cokelat dalam kegiatan pemasarannya yang berperan

sebagai public relations adalah Owner. Owner merangkap tugasnya

sebagai public relations sekaligus sebagai pimpinan perusahaan. Owner

sebagai public relations memiliki berbagai tugas, antara lain seperti

menjaga hubungan baik antara customer dengan perusahaan, harus bisa

menjadi problem solving jika timbul suatu masalah, Owner turun

langsung jika ada problem antara karyawan dengan pelanggan.

B. Media Komunikasi Pemasaran

Pelanggan menuturkan bahwa ia pernah melihat informasi Gerobak

Cokelat pada salah satu majalah lokal Solo. Tidak dipungkiri lagi, dimana

pangsa pasar Gerobak Cokelat ini adalah konsumen dalam kota Solo,

sehingga café cokelat ini tentunya memilih majalah lokal (Majalah Paduan

edisi 2013) media komunikasi pemasarannya.

Berbeda dengan majalah, pada surat kabar lokal justru Gerobak

Cokelat tidak mengeluarkan biaya sepersenpun, karena medianyalah yang

tertarik untuk meliput dan mempublish informasi mengenai Gerobak

Cokelat pada salah satu kolomnya. Hal tersebut terjadi karena media

menganggap informasi tersebut penting dan layak disampaikan kepada

11

khalayak. Selain itu, ternyata eksistensi Gerobak Cokelat ini sempat

terpampang dalam tabloid kuliner ibu kota (Tabloid Saji edisi Juli 2013).

Selain media cetak, Gerobak Cokelat juga sempat memilih radio

sebagai media komunikasi pemasaran. Radio yang dipilih tentunya radio

lokal Solo. Namun seiring berjalannya waktu, iklan melalui radio ternyata

ditinggalkan oleh café cokelat ini. Karena dirasa kurang efektif. Terbukti,

dari semua informan konsumen yang diwawancara, mengaku tidak

mendengarkan radio dan mereka tentu tidak mengetahui iklan Gerobak

Cokelat pada radio tersebut.

Café cokelat ini ternyata juga memilih new media ini menjadi

media promosi utamanya. Dengan menggunakan twitter, website dan

instagram, mereka dapat langsung berinteraksi dengan konsumen dalam

memasarkan produknya.

C. Strategi Komunikasi Pemasaran

a. Persaingan dengan strategi memubunuh produk lawan

Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Owner

dan operational manager Gerobak Cokelat, Gerobak Cokelat tidak

menggunakan strategi membunuh produk lawan, akan tetapi Gerobak

Cokelat memfokuskan untuk meningkatkan kualitas makanan dan

minuman Gerobak Cokelat sebagai salah satu strateginya untuk

menghadapi persaingan pasar. Mereka tidak mempunyai tujuan untuk

mematikan pasar lawan, namun mereka lebih fokus untuk menghidangkan

sajian yang lebih baik dan istimewa daripada hidangan sejenis di toko

sebelah dimana Owner menyebutkan bahwa kunci dari itu semua adalah

diferensiasi produk.

Café ini lebih mementingkan kualitas dan mutu agar konsumen

tetap menjadi pelanggan setia serta strategi untuk menarik pelanggan baru.

Dengan mengolah bahan yang tinggi kualitas namun harga yang murah,

diharapkan semua kalangan dapat menikmati hidangan yang disajikan.

12

b. Pengubahan tagline dan simbol merk produk

Gerobak Cokelat sempat melakukan perubahan tagline sebanyak

sekali. Tagline yang pertama yaitu “Pioner Lesehan Cokelat Asli Solo”.

Pemilihan tagline tersebut merupakan tagline berjenis superlative, karena

Gerobak Cokelat memilih kata “pioner” yang berarti pencetus pertama

sekaligus leader café cokelat di Solo yang berkonsep lesehan. Namun

setelah hampir satu tahun Gerobak Cokelat akhirnya mengganti dengan

tagline “Indonesian Tradisional Chocolate” yang berjenis specific dengan

harapan jika suatu saat nanti Gerobak Cokelat buka cabang sampai ke

mancanegara, akan mengharumkan nama Indonesia dipadu dengan tagline

yang mudah dipahami oleh masyarakat di mancanegara.

c. Strategi segmentasi baru dengan penggunaan saluran media baru

Media sosial khususnya twitter, menjadi media komunikasi yang

memegang kunci keberhasilan Gerobak Cokelat dalam memasarkan

produknya. Karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya, tenaga serta

waktu yang banyak untuk melakukan promosi penjualan. Karena hal

tersebut bisa dilakukan hanya melalui gadget sang operator. Hal tersebut

dirasa paling efektif untuk berinteraksi langsung dengan konsumen,

mengenai promo-promo baru, menu-menu baru dan spesial, serta bertanya-

tanya mengenai informasi lain seputar Gerobak Cokelat dan beberapa

cabangnya di Indonesia.

d. Strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik

Untuk mendukung kegiatan promosi, Gerobak Cokelat

menggunakan taktik tertentu dalam mengaplikasikan komunikasi

pemasaran, yang pertama Gerobak Cokelat selalu menjaga dan

meningkatkan servis kepada konsumennya, baik konsumen baru maupun

pelanggan setianya. Karena melalui pelayanan yang baik, maka café ini

akan terlihat kualitasnya. Disamping itu, pelayanan yang baik merupakan

salah satu bukti bahwa komunikasi yang terjadi antara produsen dan

konsumen berlangsung dengan baik pula.

13

Selain meningkatkan servis, taktik komunikasi pemasaran yang

berbeda adalah melalui voucher. Voucher ini disebarkan oleh café cokelat

ini apabila pasar tengah mengalami tanda-tanda kelesuan. Yang menarik di

sini, Gerobak Cokelat memiliki perbedaan dalam penggunaan vouchernya.

Biasanya di tempat lain, penggunaan voucher akan berlaku dengan syarat

tertentu, misalnya memiliki minimum order. Namun pada café ini, syarat

tersebut tidak berlaku alias tanpa syarat minimun order. Dan terbukti,

dengan adanya voucher 25% - 50% dapat meningkatkan penjualan.

D. Word of Mouth

Dalam melakukan komunikasi pemasaran, selain menggunakan unsur-

unsur komunikasi yang telah dipaparkan di atas, ternyata Gerobak Cokelat juga

menggunakan teknik word of mouth. Kegiatan komunikasi dari mulut ke mulut

tersebut dilakukan dari kesadaran konsumen atas pelayanan yang dilakukan

oleh Gerobak Cokelat.

Kebanyakan dari konsumen menerima informasi dari orang lain. Orang

lain yang menjadi sumber informasi bisa berupa teman, saudara, keluarga atau

tetangga. Biasanya informasi yang diterima berasal dari orang yang kita yakini

mempunyai informasi yang benar.

Pada penelitian ini, hampir semua konsumen mengetahui Gerobak

Cokelat untuk pertama kali karena informasi dari teman atau orang- orang

terdekat. Kekuatan word of mouth begitu besar dalam mempengaruhi

konsumen untuk membeli produk dari Gerobak Cokelat ini.

Kesimpulan

Dari beberapa macam unsur komunikasi pemasaran yang disebutkan di

Bab I, maka dapat disimpulkan bahwa Gerobak Cokelat telah melakukan segala

bentuk komunikasi pemasaran, yaitu: promosi penjualan, periklanan, publisitas,

public relations, dan word of mouth.

a. Promosi penjualan di sini berupa voucher, broadcast BBM dan Gerobak

Cokelat Foundation. Periklanan yang telah dilakukan oleh Gerobak Cokelat

adalah melalui pamflet dan banner di seminar-seminar. Selain itu bentuk

14

publisitas yang dilakukan adalah melalui artikel di surat kabar Solopos dan

Joglosemar, tabloid Saji, twitter dan website Gerobak Cokelat.

b. Dari beberapa unsur komunikasi yang dilakukan oleh Gerobak Cokelat di atas

yang memiliki pengaruh paling kuat di mata pelanggan dan produsen adalah

word of mouth (WOM), karena melalui WOM dari orang-orang yang telah

dikenal maka kepercayaan mengenai review positif suatu produk dapat

mempengaruhi seseorang untuk ikut mengkonsumsi produk tersebut, dan

memang bentuk komunikasi utama adalah dari mulut ke mulut. Selain itu

ternyata twitter juga merupakan bentuk komunikasi dengan new media yang

dirasa cukup efektif. Karena pada zaman digital ini, sosial media merupakan

media efektif dan memudahkan dalam menyentuh target market untuk

melakukan interaksi secara langsung antara konsumen dan produsen.

c. Sarana komunikasi pemasaran yang kurang efektif adalah iklan radio. Dari

semua konsumen ternyata jarang mendengarkan radio, sehingga kegiatan

iklan yang dilakukan Gerobak Cokelat tidak semuanya sampai kepada

konsumen.

d. Aktivitas komunikasi pemasaran dari Gerobak Cokelat untuk memenangkan

persaingan di Kota Solo yaitu pengubahan tagline Gerobak Cokelat dari

tagline berjenis superlative (Pioneer Lesehan Cokelat Asli Solo) ke tagline

specific (Indonesian tradisional Chocolate), strategi segmentasi baru dengan

penggunaan saluran media baru melalui twitter karena dirasa paling efektif

untuk berinteraksi langsung dengan banyak konsumen mengenai info tentang

Gerobak Cokelat, dan strategi aplikasi sarana komunikasi spesifik berupa

peningkatan servis dan melalui voucher diskon tanpa minimum pembelian.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diberikan

saran-saran sebagai berikut:

a. Saran Bagi Pengusaha Kuliner

Para pengusaha kuliner harus terus berimprovisasi dan berinovasi

terhadap perkembangan zaman, teknologi, dan keinginan konsumen. Bukan

15

dengan strategi membunuh produk lawan, namun dengan cara meningkatkan

kualitas rasa dan pelayanan, serta tetap menjaga harga agar tetap terjangkau.

Dengan strategi seperti itu, maka secara tidak langsung pengusaha kuliner

dapat mematikan pasaran yang sejenis dengan usahanya.

Sebaiknya aktivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan secara

berkelanjutan selalu dikontrol, dievaluasi, dan diinovasi agar konsumen dan

calon konsumen menjadi teredukasi kemudian tertarik untuk membeli produk

yang dimiliki oleh seorang pengusaha kuliner daripada produk yang dimiliki

oleh pesaingnya. Hal tersebut penting sebagai diferensiasi identitas dari

perusahaan atau merek itu sendiri.

b. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti selanjutnya yang

membutuhkan referensi dalam melakukan penelitian khususnya mengenai

kegiatan komunikasi pemasaran. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan

mampu menggali lebih dalam lagi akan aspek-aspek lain yang menjadi faktor

penghambat maupun pendorong keberhasilan dalam komunikasi pemasaran,

sehingga dapat bermanfaat bagi pihak pengusaha kuliner yang menjadi objek

penelitian.

Daftar Pustaka

Effendy, Onong Uchjana, (1992). Spektrum Komunikasi, Bandung: CV Mandar

Maju. Effendy, Onong Uchjana, (1994). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Fandy Tjiptono, (2005). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publising. Hermawan.Agus, (2012). Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. Kevin Lane Keller, (2008). Manajemen Pemasaran, Jakarta: Erlangga.

Prisgunanto, Ilham, (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor:

Ghalia Indonesia. Russel S. Winner, (1989). “New Communications Approaches in Marketing:

Issues and Research Directions”, New York: Marketing Science Institute.