13
Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI 146 PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TAX AVOIDANCE STUDI PADA PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2012-2016 1 ULFI JEFRI, 2 NURBAETI, 3 SURACHMAN 1,2.3 UNIVERSITAS BINA BANGSA SERANG 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] ABSTRACT Taxes as one source of state acceptance is a burden for every taxpayer (body or individual) including the company's real estate sector and property. To minimize the payment of such tax, the company conducts tax evasion action. The method in this research is a quantitative method with a secondary data type obtained from the annual financial report of IDX (www.idx.co.id) The population in this study, namely all the companies in the real estate sector and the property listed on the Indonesia Stock Exchange period 2012-2016. Based on T test results can be concluded (1) the size of the company affects tax evasion (2) Leverage has no effect on tax evasion, (3) Sales growth does not affect tax evasion (4) The risk of a company affecting tax evasion. And the test is the company size, leverage, sales growth and risk of the company influence jointly – equal to tax evasion. Keywords : Tax Evasion, Company Size, Leverage, Sales Growth And Company Risk PENDAHULUAN Pajak merupakan unsur yang menempati kedudukan yang sangat penting dalam sumber penerimaan suatu negara dan sebagai bukti kepatuhan terhadap negara. Oleh karena itu pemerintah selalu memaksimalkan dan mengoptimalkan upaya apa saja yang menyangkut perpajakan. Baik dalam pelayanannya, pendistribusian maupun pemungutannya. Namun berbeda dengan negara, perusahaan sebagai wajib pajak menempatkan pajak sebagai suatu beban. Perusahaan sebagai wajib pajak akan berusaha memaksimalkan laba dengan salah satu cara yaitu mengefisiensikan beban termasuk beban pajak. Dalam mengambil keputusan tersebut seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi. Sedangkan eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis. Selain itu karakteristik perusahaan juga menjadi salah satu faktor penentu dalam mengambil tindakan penghindaran pajak. Karakteristik Perusahaan merupakan ciri suatu entitas usaha. Karakteristik tersebut dapat dilihat dan diukur dari variabel kontrolnya yaitu berupa Ukuran Perusahaan (size), Leverage, dan Sales Growth atau pertumbuhan penjualan. Size atau ukuran perusahaan yaitu ukuran atau skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan kedalam kategori besar atau kecil berdasarkan total asset, log size, dan sebagainya. Leverage menunjukan penggunaan utang untuk membiayai investasi. Semakin tinggi jumlah pendanaan dari pihak ketiga maka akan semakin tinggi juga biaya bunga yang timbul. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak Perusahaan. Sales growth atau pertumbuhan penjualan menunjukan perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan meningkat memungkinkan perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan. Sebaliknya bila pertumbuhannya menurun perusahaan akan menemui kendala dalam rangka meningkatkan kapasitas operasinya. Berdasarkan Laporan yang dibuat bersama antara Ernesto Crivelly, Penyidik dari IMF tahun 2016, berdasarkan survey, lalu dianalisi kembali oleh Universitas PBB menggunakan database Internasional Center for Taxation and Development (ICTD) mengeluarkan data penghindaran pajak perusahaan 30 negara. Indonesia masuk pada peringkat 11 terbesar dengan nilai

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

146

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TAX AVOIDANCE STUDI PADA PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR REAL ESTATE DAN

PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2012-2016

1ULFI JEFRI, 2NURBAETI, 3SURACHMAN 1,2.3UNIVERSITAS BINA BANGSA SERANG

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT Taxes as one source of state acceptance is a burden for every taxpayer (body or individual) including the company's real estate sector and property. To minimize the payment of such tax, the company conducts tax evasion action. The method in this research is a quantitative method with a secondary data type obtained from the annual financial report of IDX (www.idx.co.id) The population in this study, namely all the companies in the real estate sector and the property listed on the Indonesia Stock Exchange period 2012-2016. Based on T test results can be concluded (1) the size of the company affects tax evasion (2) Leverage has no effect on tax evasion, (3) Sales growth does not affect tax evasion (4) The risk of a company affecting tax evasion. And the test is the company size, leverage, sales growth and risk of the company influence jointly – equal to tax evasion. Keywords : Tax Evasion, Company Size, Leverage, Sales Growth And Company Risk

PENDAHULUAN Pajak merupakan unsur yang menempati kedudukan yang sangat penting dalam sumber penerimaan suatu negara dan sebagai bukti kepatuhan terhadap negara. Oleh karena itu pemerintah selalu memaksimalkan dan mengoptimalkan upaya apa saja yang menyangkut perpajakan. Baik dalam pelayanannya, pendistribusian maupun pemungutannya. Namun berbeda dengan negara, perusahaan sebagai wajib pajak menempatkan pajak sebagai suatu beban. Perusahaan sebagai wajib pajak akan berusaha memaksimalkan laba dengan salah satu cara yaitu mengefisiensikan beban termasuk beban pajak. Dalam mengambil keputusan tersebut seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker atau risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi. Sedangkan eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis. Selain itu karakteristik perusahaan juga menjadi salah satu faktor penentu dalam mengambil tindakan penghindaran pajak. Karakteristik Perusahaan merupakan ciri suatu entitas usaha. Karakteristik tersebut dapat dilihat dan diukur dari variabel kontrolnya yaitu berupa Ukuran Perusahaan (size), Leverage, dan Sales Growth atau pertumbuhan penjualan. Size atau ukuran perusahaan yaitu ukuran atau skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan kedalam kategori besar atau kecil berdasarkan total asset, log size, dan sebagainya. Leverage menunjukan penggunaan utang untuk membiayai investasi. Semakin tinggi jumlah pendanaan dari pihak ketiga maka akan semakin tinggi juga biaya bunga yang timbul. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak Perusahaan. Sales growth atau pertumbuhan penjualan menunjukan perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan meningkat memungkinkan perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan. Sebaliknya bila pertumbuhannya menurun perusahaan akan menemui kendala dalam rangka meningkatkan kapasitas operasinya. Berdasarkan Laporan yang dibuat bersama antara Ernesto Crivelly, Penyidik dari IMF tahun 2016, berdasarkan survey, lalu dianalisi kembali oleh Universitas PBB menggunakan database Internasional Center for Taxation and Development (ICTD) mengeluarkan data penghindaran pajak perusahaan 30 negara. Indonesia masuk pada peringkat 11 terbesar dengan nilai

Page 2: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

147

perkiraan 6,48 miliar dolar AS, pajak perusahaan tidak dibayarkan perusahaan yang ada di Indonesia ke Dinas Pajak Indonesia. Perusahaan yang dimaksud dalam kasus tersebut salah satunya adalah perusahaan properti. Atas hal tersebut peneliti menetapkan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Karakter Eksekutif Terhadap Tax Avoidance Perusahaan ( Studi Pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2016)”.

DESKRIPSI TEORITIK Penghindaran Pajak Penghindaran pajak didefinisikan sebagai suatu serangkaian kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak untuk mengurangi atau bahkan menghapus semua utang pajak yang ada dengan suatu cara tertentu yang tidak melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku (Harry Graham Balter). Sedangkan menurut Hutagoal Penghindaran pajak juga merupakan upaya penghindaran pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan yang dilakukan wajib pajak dengan cara mengurangi jumlah pajak terutangnya dengan mencari kelemahan peraturan (loopholes). Rumus perhitungan untuk penghindaran pajak adalah :

Karakter Penghindaran Pajak Dalam melakukan penghindaran perpajakan, komite urusan fiskal OECD (Organization for Economic Coorperation and Development). Menyebutkan ada tiga karakter tax advoidance atau penghindaran pajak, yaitu :

a. Adanya unsur artifisial, dimana berbagai pengaturan terdapat didalamnya padahal tidak, dan dilakukan karena ketiadaan faktor pajak.

b. Skema semacam ini dapat dimanfaatkan loopholes Undang – Undang untuk menerapkan ketentuan – ketentuan legal untuk berbagai tujuan. Padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh pembuat undang – undang.

c. Kerahasiaan juga sebagai bentuk skema ini, dimana pada umumnya para konsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan tax advoidance dengan syarat wajib pajak menjaga kerahasiaan.

Ukuran Perusahaan Menurut Ferry dan Jones (979), ukuran perusahaan dalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, kapitalisasi pasar dan lain – lain yang semuanya berkolerasi tinggi. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small Firm). Variabel ukuran perusahaan dapat diukur dengan rumus :

Ukuran Perusahaan = logaritma natural (Ln) x total aktiva

Leverage Merupakan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Leverage juga meningkatkan resiko keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan laba yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan laverage akan menurunkan laba pemegang saham (syamsudin). Perhitungan rasio Leverage dapat menggunakan rumus berikut:

Page 3: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

148

Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Pertumbuhan penjualan atau sales growth mencerminkan kemampuan perusahaan dari waktu ke waktu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil menjalankan strateginya (widarjo Setiawan:2009). Rumus untuk menghitung pertumbuhan penjualan adalah:

Pertumbuhan penjualan = ( ) ( )

( )

Dimana : t = periode tahun penjualan

Karakter Eksekutif (Pemimpin) Eksekutif adalah seseorang yang menduduki jabatan kepemimpinan tertentu dalam suatu organisasi mempunyai hak dan wewenang menggerakkan orang lain yang disebut “bawahan” dan para bawahan itulah yang memikul tanggung jawab melaksanakan berbagai kegiatan operasional dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata lain eksekutif adalah manajer tingkat atas suatu organisasi, yang memberikan pengaruh yang besar terhadap perusahaan (Siagian:2009). Untuk mengukur resiko perusahaan dapat dihitung dengan rumus deviasi standar dari EBITDA ( Earning Before Income Tax, Depreciation, Amortization) dibagi dengan total aset perusahaan (Paligrova, 2010).

METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses pengumpulan data ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif assosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan yang merupakan keseluruhan dari perusahaan sub sektor real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2016. Sampel dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan perusahaan sub sektor real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2016. Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu 100 laporan keuangan perusahaan sub sektor real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2016. Yang memenuhi kriteria tertentu dengan teknik purposive sampling. Kriteria yang digunakan yaitu :

1. Perusahaan sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 – 2016. 2. Perusahaan yang tidak menampilkan laporan keuangan secara rutin per tahun. 3. Perusahaan sektor real estate dan property yang mengalami kerugian pada periode tahun 2012 – 2016.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data serta informasi yang diperlukan peneliti dalam pelitian ini yaitu: Studi perpustakaan adalah kegiatan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian. Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku, karya ilmiah, desertasi, internet dan lain – lain. Dan Teknik dokumentasi adalah kegiatan mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sub sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2012- 2016 di Situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan situs www.Sahamok.com. Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif (Statistic Descriptive) adalah cabang ilmu statistika yang mempelajari tentang cara pengumpulan dan penyederhanaan data-data yang diperoleh kemudian menyajikan data-data tersebut menjadi informasi yang bermanfaat dan lebih menarik serta mudah dimengerti. Informasi yang diperoleh dari Analisis Statistik Deskriptif antara lain adalah Pemusatan data (Mean, Median, Modus), Penyebaran data (Standar Deviasi, Varian, Range) dan kecenderungan sekelompok data.

Page 4: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

149

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal, yang ditandai dengan kurva berbentuk lonceng (bell-shaped curva) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga.

Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk menarik kesimpulan dengan melihat besarnya VIF (Variance Inflanation Factor) dan nilai tolerance.

Uji Heteroskedastisitas Adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.

Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan untuk mendeteksi terjadi autokolerasi atau tidak adalah dengan uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Untuk mendeteksi adanya autokolerasi dapat dilihat pada besarnya Durbin-Watson dengan patokan sebagai berikut :

1. Bila d < dl maka tolak Ho, artinya ada korelasi yang positif atau kecenderungannya r = 1 2. Bila dl < d < du artinya tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa 3. Bila du <d <4 – du maka jangan tolak Ho, artinya tidak ada korelasi positif maupun negatif 4. Bila 4 – du < d < 4 – dl artinya tidak dapat mengambil keputusan apa – apa 5. Bila d > 4 – dl maka tolak Ho, artinya ada korelasi negatif.

Analisis Regresi Linier Berganda Metode regresi linear berganda yaitu metode yang digunakanuntuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependendengan skala pengukuran atau rasio dalam suatu persamaan linear. Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh faktor – faktor fundamental yaitu ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan dan risiko perusahaan terhadap penghindaran pajak dengan menggunakan regresi linier berganda dengan tingkat signifikan 5 %. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:

Y= α + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4

Dimana : CETR = Cash Effective Tax Rates (Penghindaran Pajak) α = konstanta X1 = Variabel Independen (Ukuran Perusahaan) X2 = Variabel Independen (Leverage) X3 = variabel Independen (Pertumbuhan Penjualan) X4 = Risiko Perusahaan

Page 5: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

150

Y = variabel Dependen (Penghindaran Pajak)

Koefisien Determinasi (R2) Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen. R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun presentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya R2 = 1, maka prentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variansi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variansi variabel dependen.

Hipotesis Statistik Uji Persial (Uji- t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan significance level (α=5%), atau dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut :

1) Ho : β1 = 0, dan Ho : β2 = 0 , artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

2) Ho : β1 ≠ 0, dan Ho : β2 ≠ 0 , artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1) Jika nilai t hitung < nilai t tabel maka Ho diterima atau menolak Ha atau Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Jika nilai t hitung > nilai t tabel maka Ho ditolak atau menerima Ha. Artinya variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

3) Apabila tingkat signifikansinya (Sig. t) n < α = 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima artinya variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

4) Apabila tingkat signifikansinya (Sig. t) > = 0,05 maka tidak menerima Ha artinya atau Ho diterima variabel independen tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Uji F (Simultan) Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel independen dan dependen secara bersama – sama. Dalam penelitian ini penulis mengambil tingkat keyakinan sebesar 95%, dengan tingkat kesalahan 0,05 atau 5%. Adapun derajat rumusnya adalah: df numerator = dfn = df1 = k – 1 df denumerator = dfd = df2 = n – k Dimana : df = degree of freedom/ derajad kebebasan n = Jumlah sampel k = banyaknya koefisien regresi.

Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel atau nilai signifikansi ≥ α (0,05), artinya semua variabel bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Ho ditolak apabila F hitung > F tabel atau nilai signifikansi < α (0,05), artinya semua variabel bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

Page 6: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

151

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

Statistics

Penghindaran

Pajak

Ukuran

Perusahaan Leverage

Pertumbuhan

Penjualan

Risiko

Perusahaan

N Valid 100 100 100 100 100

Missi

ng

0 0 0 0 0

Mean 1,3162 3,3425 1,5903 1,0609 ,4956

Std. Error of Mean ,04221 ,00268 ,02097 ,06491 ,04264

Median 1,3350 3,3500 1,6350 1,2200 ,5400

Mode 1,56 3,36 1,60a 1,29 1,05

Std. Deviation ,42215 ,02683 ,20973 ,64909 ,42644

Range 2,58 ,10 1,57 3,71 2,03

Minimum -,25 3,28 ,35 -,74 -,87

Maximum 2,33 3,38 1,92 2,97 1,16

Sum 131,62 334,25 159,03 106,09 49,56

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan analisa kolmogorov-smirnov, histogram regresion residual dan P-P Plot sebagai berikut :

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Penghindaran

Pajak

Ukuran

Perusahaan Leverage

Pertumbuha

n Penjualan

Risiko

Perusaha

an

N 100 100 100 100 100

Normal Parametersa,b Mean 1,3162 3,3425 1,5903 1,0609 ,4956

Std.

Devi

ation

,42215 ,02683 ,20973 ,64909 ,42644

Most Extreme Differences Absol

ute

,120 ,143 ,154 ,120 ,105

Positi

ve

,093 ,081 ,117 ,061 ,072

Nega

tive

-,120 -,143 -,154 -,120 -,105

Page 7: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

152

Kolmogorov-Smirnov Z 1,198 1,429 1,538 1,205 1,052

Asymp. Sig. (2-tailed) ,113 ,034 ,018 ,110 ,218

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS v 22.0

Berdasarkan tabel uji normalitas diatas diperoleh P-value penghindaran pajak sebesar 1,198, p-value ukuran perusahaan sebesar 1,429, p-value Leverage sebesar 1,538, p-value pertumbuhan penjualan sebesar 1,205, dan p–value risiko perusahaan sebesar 1,052. Nilai p > 0,05 ini berarti distribusi data variabel normal. Selanjutnya untuk melihat distribusi data normal atau tidak dapat dilihat dari gambar histogram p-p plot dibawah ini :

Sumber : Output SPSS 22.0 Gambar 4.1. Histogram Uji Normalitas. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai risidual berbentuk lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar tak terhingga. Artinya bahwa data penelitian yang dilakukan tersebut berdistribusi normal.

Sumber : Output SPSS 22.0 Gambar 4.2. Grafik Normal Probability Plot

Page 8: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

153

Dari gambar tersebut dapet dilihat bahwa titik – titik nilai data terletak kurang lebih dalam satu garis lurus, sehingga dapat dikatakan bahwa data berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Adapun uji multikolinearitaas menggunakan matriks kolerasi sebagai berikut :

Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 ukuran perusahaan ,971 1,030

Leverage ,942 1,062

pertumbuhan penjualan ,973 1,027

risiko perusahaan ,951 1,052

a. Dependent Variable: Penghindaran pajak

Sumber : Output SPSS 22.0 Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa variabel independen terbebas dari asumsi klasik Multikolinearitas :

1) Hasil perhitungan tolerance menunjukan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Nilai toleransi ukuran perusahaan sebesar 0,971, leverage sebesar 0,942, pertumbuhan penjualan sebesar 0,973 dan risiko perusahaan sebesar 0,951.

2) Hasil perhitungan VIF juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Nilai VIF ukuran perusahaan sebesar 1,030, leverage sebesar 1,062, pertumbuhan penjualan sebesar 1,027 , dan risiko perusahaan sebesar 1,052.

Uji Heterokedastisitas Adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji ini dapat dilihat dari gambar grafik scatterplot berikut :

Sumber : output SPSS 22.0 Gambar 4.3. Grafik Scatteplot

Page 9: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

154

Dari grafik scatteplot diatas terlihat bahwa titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka nol Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Autokolerasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji durbin-watson. Adapun cara mendeteksi autokolerasi menggunakan durbin-watson adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,545a ,297 ,267 ,36145 1,449

a. Predictors: (Constant), Risiko Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan

Penjualan, Leverage

b. Dependent Variable: Penghindaran Pajak

Sumber : Output SPSS 22.0 Dari tabel diatas nilai DW (d) = 1,449. Nilai tabel (du) dengan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel (n) = 100 dan jumlah variabel bebas (k) = 4 adalah 1,7582 dan nilai dl = 1,5922. Karena nilai d < dl maka terdapat autokorelasi positif.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.10. Hasil Uji Korelasi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 27,052 4,563 5,929 ,000

Ukuran

Perusahaan

-7,790 1,374 -,495 -5,670 ,000

Leverage ,297 ,178 ,147 1,662 ,100

Pertumbuhan

Penjualan

-,029 ,057 -,045 -,510 ,611

Risiko

Perusahaan

-,279 ,087 -,281 -3,189 ,002

a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak

Sumber : output SPSS 22.0 Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y= α + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 Y= 27,052+(-7,790)X1+(0,297)X2+(-0,029)X3+(-0,279)X4

Page 10: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

155

Persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Konstanta sebesar 27,052 artinya jika ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan dan risiko perusahaan

dianggap konstan maka penghindaran pajak nilainya 27,052. b. Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar -7,790 bertanda negatif yang artinya ukuran perusahaan mempunyai

hubungan yang berlawanan arah. Jika varaibel independen lain nilainya tetap dan ukuran perusahaan mengalami kenaikan 1% maka akan menurunkan penghindaran pajak sebesar 7,790.

c. Koefisien regresi leverage sebesar 0,297 bertanda positif yang artinya leverage mempunyai hubungan yang searah. Jika variabel independen lain mengalami kenaikan 1% maka penghindaran pajak akan mengalami kenaikan sebesar 0,297.

d. Koefisien regresi pertumbuhan penjualan sebesar -0,029 bertanda negatif yang artinya pertumbuhan penjualan mempunyai hubungan yang berlawanan arah. Jika varaibel independen lain nilainya tetap dan ukuran perusahaan mengalami kenaikan 1% maka akan menurunkan penghindaran pajak sebesar 0,029.

e. Koefisien regresi risiko perusahaan sebesar -0,279 bertanda negatif yang artinya risiko perusahaan mempunyai hubungan yang berlawanan arah. Jika varaibel independen lain nilainya tetap dan risiko perusahaan mengalami kenaikan 1% maka akan menurunkan penghindaran pajak sebesar 0,279.

Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen. R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun presentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya R2 = 1, maka prentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variansi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variansi variabel dependen.

Tabel 4.11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjuster R2)

Model Summaryb

Mod

el R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,545a ,297 ,267 ,36145 1,449

a. Predictors: (Constant), Risiko Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan

Penjualan, Leverage

b. Dependent Variable: Penghindaran Pajak

Sumber: Output SPSS 22.0 KD = R2 x 100% KD = (0,545)2 x 100% = 0,297 x 100% = 29,7% Dari hasil pengujian regresi didapat nilai Adjusted R2 adalah 0,297. artinya seluruh variabel independen mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu penghindaran pajak sebesar 29,7% sedangkan sisanya 70,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam pengujian. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara penyajian parsial (uji t) dan secara simultan (uji F). Uji t dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat, sedangkan uji F dilakukanuntuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Page 11: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

156

Tabel 4.12. Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 27,052 4,563 5,929 ,000

Ukuran

Perusahaan

-7,790 1,374 -,495 -5,670 ,000

Leverage ,297 ,178 ,147 1,662 ,100

Pertumbuhan

Penjualan

-,029 ,057 -,045 -,510 ,611

Risiko Perusahaan -,279 ,087 -,281 -3,189 ,002

a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak

Sumber : Output SPSS v 22.0 Dari hasil uji F yang terdapat pada tabel 4.13 di atas diperoleh nilai F hitung dan F tabel = 10,011 > 2,47 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak.

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5,232 4 1,308 10,011 ,000b

Residual 12,411 95 ,131

Total 17,643 99

a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak

b. Predictors: (Constant), Risiko Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Leverage

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, maka temuan dalam penelitian ini adalah : Pengaruh Ukuran Perusahaan (X1) Terhadap Tax Avoidance (Y) Pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hasil analisa pengujian pada penelitian ini didapat bahwa ukuran perusahaan (X1) berpengaruh terhadap penghindaran pajak (Y) pada perusahaan sub sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung = 5,670 > t tabel = 1,985 dan nilai signifikansi yang dihasilkan untuk ukuran perusahaan lebih kecil dari α = 0,05 ya itu sebesar 0,000. Artinya ukuran perusahaan berbanding terbalik dengan penghidaran pajak, dengan kata lain besarnya ukuran perusahaan dapat memperkecil penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Berpengaruhnya variabel ini disebabkan karena membayar pajak merupakan kewajiban perusahaan, perusahaan besar maupun perusahaan kecil pasti akan selalu dikejar oleh fiskus apabila melanggar ketentuan perpajakan termasuk menghindari pembayaran pajak. Hasil uji ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Radiansyah dan Novryanti (2015) Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Banten.

Page 12: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

157

Namun hipotesis ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Kristina Dewi (2014) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali. Yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara variabel ukuran perusahaan dengan Tax Avoidance.

Pengaruh Leverage (X2) Terhadap Tax Avoidance (Y) Pada pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian hasil analisis pengujian didapat bahwa variabel leverage (X2) tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance (Y) pada perusahaan sub sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung =1,662 < 1,985 dan nilai signifikansi yang dihasilkan oleh variabel leverage lebih besar dari α = 0,05 yaitu 0,100. Dengan kata lain semakin tinggi atau rendahnya leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat penghindaran pajak. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rifka Siregar (2016) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), surabaya. Menurutnya perusahaan yang memanfaatkan hutang untuk meminimalkan beban pajak perusahaan cenderung mengarah agresif terhadap pajak. Hal ini karena perusahaan yang memiliki hutang tinggi akan mendapat intensif pajak berupa potongan atas bunga pinjaman. Sehingga perusahaan yang memiliki beban pajak tinggi dapat melakukan penghematan pajak dengan cara menambah hutang perusahaan. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Agusti (2014) dan Radiansyah dan Novryanti (2015) Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Banten leverage tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap penghindaran pajak..

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (X3) Terhadap Tax Avoidance (Y) Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung 0,510 untuk variabel pertumbuhan penjualan yang jauh lebih kecil dari nilai t tabel = 1,985. Dan nilai signifiakan = 0,611 > α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dengan kata lain tidak ada pengaruh pertumbuhan penjualan yang signifikan terhadap Tax Avoidance. Hal ini disebabkan karena semakn meningkatnya pertumbuhan penjualan maka semakin meningkat meningkat pula PPN. Sehingga walaupun meningkatnya penjualan bukan berarti mengurangi pajak justru akan meningkatkan PPN yang juga harus dibayar oleh perusahaan. Semakin besar penjualan maka akan besar pula biaya yang dikeluarkan seehingga akan mengurangi pendapatan dan laba. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Radiansyah dan Novryanti (2015) Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Banten.

Pengaruh Risiko Perusahaan (X4) Terhadap Tax Avoidance (Y) Berdasarkan tabel uji t dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel risiko perusahaan memiliki nilai 3,189 > t tabel = 1,985. Dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < α = 0,05. Ini dapat berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain variabel Risiko perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance perusahaan sub sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2016. Artinya apabila eksekutif berkarakter risk averse maka eksekutif tersebut tidak akan melakukan tindakan Tax Avoidance. Besar kecilnya risiko perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Cahya Maharani (2015) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Udayana Bali, dan Dimas Adji Syaputro (2017) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara variabel risk sebagai proxy karakter eksekutif dengan penghindaran pajak.

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Tax Avoidance Dari hasil uji F diperoleh nilai F hitung dan F tabel = 10,011 > 2,47 dan nilai signifikansinya sebesar 0.05 atau 5%. maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan, berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance. Penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan tentu saja melalui kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk taker. Sebaliknya, semakin rendah risiko suatu perusahaan, maka eksekutif cenderung bersifat risk averse. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Radiansyah dan Novryanti (2015) Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Banten.

Page 13: JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 2 April 2020

Vol. 4 No. 2 April 2020 JURNAL ILMIAH KOHESI

158

KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil hipotesis uji secara parsial (uji t) bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap tax advoidance

Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel ( 5,670 > 1,985 ) dan nilai signifikan 0.000 < 0.05 ) yang menunjukan bahwa Ho di tolak, maka Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tax advoidance.

2. Berdasarkan hasil hipotesis kedua, bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap tax advoidance. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung ≤ t tabel ( 1,662 < 1,985 ) dan nilai signifikan 0.100 > 0.05 ) yang menunjukan bahwa Ho di terima, maka leverage tidak berpengaruh terhadap tax advoidance.

3. Berdasarkan hasil hipotesis ketiga, uji secara parsial (uji t) bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap tax advoidance. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel ( 0,510 < 1,985 ) dan nilai signifikan 0,611 > 0.05 ) yang menunjukan bahwa Ho di terima maka Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap tax advoidance.

4. Berdasarkan hasil hipotesis keempat, uji secara parsial (uji t) bahwa Risiko Perusahaan berpengaruh terhadap tax advoidance. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel ( 3,189 > 1,985 ) dan nilai signifikan 0.002 < 0.05 ) yang menunjukan bahwa Ho di tolak, maka risiko perusahaan berpengaruh negatif terhadap tax advoidance.

5. Berdasarkan hasil hipotesis kelima, uji secara simultan (uji F) bahwaukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan dan risiko perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax advoidance. Dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel (10,01 > 2,47 ) dan nilai signifikan 0.000 < 0.05 yang menunjukan bahwa Ha di terima, maka ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan penjualan dan risiko perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap tax advoidance.

DAFTAR PUSTAKA Fahmi, Irham. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19, Semarang: Universitas Diponogoro. Gunadi ,Suandy. Transfer pricing, suatu tinjauan akuntansi, manajemen dan pajak, jakarta: 2001. Hutagoal. J.2007. Perpajakan: isu – isu kontemporer (jogjakarta : graha ilmu ) 2007. Indriantorto, Nur, Bambang Supomo. 2009. Metode penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen.Yogyakarta: Salemba Empat. Karina. 2013. Aplikasi SPSS. Serang: LPPM STIE Bina Bangsa. Koesoema Doni A. 2007. Pendidikan karakter: strategi pendidikan anak di zaman modern. Jakarta: Grasindo. Sugiyono,2010, statistika untuk penelitian. Bandung : alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : alfabeta. Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kombinasi (mixed methods). Bandung: :alfabeta. Yusuf, Furtasan Ali, Budi Ilham M, Gatot Hartoko, et al.2017. Pedoman Penulisan Skripsi dan Jurnal Ilmiah Tahun Akademik 2017/2018. Serang: Universitas Bina Bangsa.