Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL
ANALISIS ISI PENGGUNAAN TWITTER OLEH CALON GUBERNUR
JAWA BARAT 2018
(Analisis Isi Kategori Isi Tweet dan Arah Feedback Calon Gubernur Jawa
Barat 2018 pada Periode 15 Februari – 15 April 2018)
Oleh:
DANIEL REVELINO ARSONO
D0211022
Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat guna
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta Program Studi Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2018
1
ANALISIS ISI PENGGUNAAN TWITTER OLEH CALON GUBERNUR
JAWA BARAT 2018
(Analisis Isi Kategori Isi Tweet dan Arah Feedback Calon Gubernur Jawa
Barat 2018 pada Periode 15 Februari – 15 April 2018)
Daniel Revelino Arsono
Diah Kusumawati
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Program Studi Ilmu Komunikasi
Abstract
This research is motivated by author’s interest in political communication activity which recently happens on social media, one of which is Twitter. Social media has grown become one of the most popular media on society now and also become one popular platform for political communication. Recently, there is many political communication activity happens on Twitter, whether it’s done by politician, government attendant, or common people. DKI General Election on 2017 was one of proof for Twitter growth as political communication platform.
2018 Concurrent Election is one of the most important agenda for political activity in Indonesia, therefore politicans need to start communicating with people in order to accommodate 2018 Concurrent Election. West Java, is one of the most competitive province listed in 2018 Concurrent Election, therefore all 4 Governor candidates need to communicate in order to get their figure closer to audience. One of the platform used by all Governor Candidates is Twitter. All Governor Candidates are actively communicating through Twitter.
Social media, including Twitter, gives a new form of mass communication. With its unique characteristic, social media, including Twitter, gives communicator the possiblilty to get instant feedback for any content they communicate. This become an interesting phenomenon, because politician can evaluate their political communication by checking feedback given by audience in instant.
This is a quantitative research using census method. Research object is all tweet shared by all Governor Candidates and the reply given by audience during 15 February – 15 April 2018. The result of this research shows that there’s differences on tweet category and feedback characteristic for each Governor Candidates. Keywords: social media, Twitter, content analysis, election
2
Pendahuluan
Perkembangan teknologi dan internet, membawa banyak perubahan di
dalam dunia komunikasi. Perubahan paling signifikan yang dibawa oleh teknologi
dan internet adalah media sosial. Media sosial adalah sebuah media massa baru
yang memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan media massa
lainnya. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan satu pesan yang
bersifat umum kepada sejumlah orang dalam jumlah relatif besar, heterogen dan
tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat yang sama
(Wahyudi, 1991). Dengan kata lain, jika dilihat dari sisi tingkat proses
komunikasi yang terjadi di dalamnya, dapat diartikan bahwa media massa adalah
sebuah media yang bersifat satu arah. Proses komunikasi yang terjadi di media
massa, adalah komunikasi satu arah. Pesan dibuat oleh komunikator, disampaikan
melalui media kepada khalayak, tanpa adanya kemampuan khalayak untuk
memberikan feedback di saat bersamaan. Media sosial, memiliki karakter yang
berbeda jika dibandingkan dengan media massa yang sudah ada sebelumnya.
Media sosial, memenuhi karakteristik media massa yang selama ini digunakan,
ditambah dengan karakteristik unik dari media sosial itu sendiri. Media sosial
mampu menjangkau khalayak dalam jumlah besar dalam menyampaikan satu
pesan.
Sejak ditemukan pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey, Twitter mengalami
pertumbuhan pengguna yang cukup cepat. Saat ini, Twitter tidak hanya digunakan
oleh individu, melainkan juga digunakan oleh brand, komunitas, dan politisi.
Twitter saat ini menjadi salah satu saluran komunikasi politik bagi para pelaku
politik. Karakter Twitter yang mampu mencakup khalayak dalam jumlah besar,
sekaligus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dua arah kepada
audiensnya, membuat Twitter menjadi satu media komunikasi yang menarik untuk
diteliti. Karakteristik Twitter memungkinkan politisi melakukan pola komunikasi
yang baru, di mana pesan yang dibuat dapat mencakup khalayak dalam jumlah
besar sekaligus mendapatkan feedback dari khalayak dalam waktu singkat dan
dapat diidentifikasi arah feedback-nya. Arah feedback yang diberikan khalayak
menjadi penting karena dapat dijadikan bahan evaluasi bagi politisi dalam
3
merencanakan pesan yang selanjutnya akan dibagikan di Twitter. Politisi dapat
menilai pesan seperti apa yang lebih disukai khalayak melalui arah feedback yang
diberikan oleh khalayak di Twitter..
Dalam rangka mempersiapkan Pilkada 2018, partai politik dan para
kadernya sudah menyiapkan strateginya masing-masing. Komunikasi politik yang
dilakukan oleh para pelaku politik cenderung menyesuaikan kepentingan politik
yang ingin dicapai. Komunikasi politik yang dilakukan oleh para pelaku politik
cenderung didesain sedemikan rupa untuk mengakomodir kepentingan dan agenda
politik yang diperlukan. Begitu juga di media sosial, komunikasi politik secara
khusus ditangani dan dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal
tersebut dikenal sebagai professionalization, di mana pesan komunikasi politik
dirancang oleh politisi secara sistematis dan terstruktur (Negrine & Lilleker,
2014). Pesan yang dirancang oleh komunikator, bertujuan untuk mempengaruhi
audience dalam menentukan pilihan politiknya. Dalam professionalization
campaign, pesan politik menjadi prioritas di dalam setiap bentuk komunikasi yang
dilakukan oleh pelaku politik atau biasa disebut sebagai political marketing
(Stromer & Galley 2014). Pesan-pesan yang disampaikan selalu menitikberatkan
pada segala atribut politik serta informasi kampanye politik. Pesan politik dan
kampanye menjadi prioritas utama pada komunikasi politik ini karena pesan-
pesan seperti itu diasumsikan sebagai pesan yang penting untuk audience dan
akan menarik perhatian serta interaksi audience. Pola komunikasi ini sering
ditemukan pada pelaku politik, seperti yang dilakukan oleh Hillary Clinton pada
2016 lalu (Enli, 2017).
Beberapa daerah diprediksi akan lebih kompetitif persaingan politiknya di
dalam Pilkada 2018 . Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang diprediksi akan
memanas selama Pilkada 2018 secara umum, dan Pilgub secara
khusus(www.republika.co.id). Pergerakan politik partai dan calon Gubernurnya
akan mengalami dinamika yang cukup signifikan dan mengejutkan selama
Pilkada 2018. Munculnya nama purnawirawan TNI Sudrajat, sebagai salah satu
calon Gubernur, merupakan salah satu indikasi dinamisnya aktivitas politik di
Jawa Barat selama Pilgub 2018.
4
Penelitian yang dilakukan oleh Mehmet Sobaci pada tahun 2013 di Turki
juga menjadikan Twitter sebagai fokus penelitiannya (Sobaci & Karkin, 2013).
Dalam penelitiannya, Sobaci mencoba untuk mengetahui signifikansi penggunaan
Twitter oleh walikota-walikota di Turki terhadap peningkatan pelayan publik di
daerahnya masing-masing. Sobaci melihat isi konten Tweet tiap walikota,
mengkategorikan dan melakukan analisis terhadap seluruh konten tersebut. Sobaci
dalam penelitiannya melakukan observasi terhadap pesan yang dibagikan oleh
serluruh walikota Turki pada satu periode tertentu dan mengkategorikannya ke
dalam sebelas kategori isi tweet. Sobaci menemukan bahwa tweet yang paling
sering dibagikan oleh walikota di Turki adalah tweet berbagi pesan dan berita.
Kemudian Sobaci meneliti hubungan penggunaan Twitter terhadap peningkatan
pelayanan publik di Turki.
Berpijak pada penelitian yang dilakukan Mehmet Sobaci pada tahun 2013,
peneliti sudah melakukan tahap pra riset untuk mengobservasi isi tweet yang
dibagikan Cagub Jawa Barat 2018 selama periode 15 Februari – 15 April 2018.
Dalam periode yang sudah ditentukan sebelumnya, peneliti mengobservasi tweet
yang dibagikan oleh keempat Cagub Jawa Barat 2018, kemudian melakukan
pengkategorian untuk seluruh tweet yang dibagikan. Kategori dibuat setelah
peneliti selesai melakukan observasi pada semua tweet yang telah dibagikan
keempat Cagub. Melalui hasil pra riset ini, peneliti menemukan beberapa kategori
isi tweet yang merepresentasikan seluruh variasi isi tweet yang dibagikan Cagub
Jawa Barat 2018 di Twitter. Peneliti menemukan bahwa pada periode 15 Februari
– 15 April 2018, isi pesan tweet yang dibagikan oleh Cagub Jawa Barat mencakup
salah satu pesan dari beberapa kategori berikut: informasi kampanye, opini
terhadap isu aktual, pesan pribadi non kampanye, menunjukkan kredibilitas,
menunjukkan dukungan dari pihak lain, mempertahankan diri, dan tidak diketahui
isinya. Sebagaimana penelitian Sobaci & Karkin yang mengkategorikan isi tweet
ke dalam beberapa kategori sebagai berikut: berbagi informasi dan berita, berbagi
aktivitas dan lokasi, pesan pribadi, komunikasi langsung dengan masyarakat,
komunikasi dengan kepala daerah lain, pelayanan publik yang lebih baik, promosi
5
pribadi, undangan pada sebuah acara, opini pribadi dan berbagi pandangan,
promosi partisipasi, tidak diketahui.
Dari masing-masing kategori tweet ini, kemudian dapat dilakukan
penelitian untuk mengetahui kategori tweet apa yang sering dibagikan oleh Cagub
Jawa Barat 2018 dan feedback yang diberikan audience/follower terhadap
kategori-kategori tersebut. Peneliti juga ingin melihat apakah terdapat perbedaan
signifikan dalam kategori isi tweet yang dibagikan oleh Cagub Jawa Barat serta
feedback yang diberikan audience/follower masing-masing Cagub. Apakah tweet
berisikan informasi seputar politik, seperti yang dikemukakan pada
professionalization campaign, menjadi tweet yang paling banyak dibagikan oleh
keempat Calon Gubernur atau justru ada topik-topik lainnya yang muncul dengan
frekuensi cukup tinggi.
Rumusan Masalah
1. Adakah perbedaan jumlah kategori isi tweet yang dibagikan oleh keempat
Calon Gubernur di Twitter pada periode 15 Februari – 15 April 2018?
2. Adakah ada perbedaan arah feedback yang didapatkan masing-masing
kategori isi tweet yang dibagikan oleh keempat Calon Gubenur di Twitter pada
periode 15 Februari – 15 April 2018?
3. Adakah perbedaan arah feedback yang didapatkan oleh keempat Calon
Gubernur di Twitter pada periode 15 Februari – 15 April 2018?
Telaah Pustaka
1. Teori Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata latin communicatio yang berarti sama, atau
sama makna (Efendy, 2005). Carl Hovland menjelaskan bahwa komunikasi
adalah proses yang dilakukan oleh komunikator, sehingga melalui rangsangan
(biasanya dalam lambang verbal) mampu mengubah perilaku orang lain
(Mulyana, 2008). Syarat terjadinya komunikasi adalah apabila terjadi pertukaran
6
pesan atau informasi antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan)
pesan dimana penerima mengerti isi pesan yang disampaikan dan memberikan
respon terhadap pesan tersebut.
Harold D. Lasswell di dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society, sebagaimana dikutip oleh Efendy merumuskan sebuah
pertanyaan singkat untuk menjelaskan proses komunikasi sebagai berikut: who
says what in which channel to whom with what effect? Secara umum, dapat
dirumuskan bahwa menurut Lasswell setidaknya ada lima unsur yang membentuk
proses komunikasi, yaitu: komunikator, pesan, media, komunikan dan efek
(Efendy, 2005). Rumusan Lassswell dianggap kurang sempurna karena
memposisikan komunikasi sebagai tindakan satu arah tanpa adanya umpan balik.
Wilbur Schramm memberkan tambahan bahwa komunikan dapat melakukan
feedback (umpan balik) terhadap pesan yang sudah diterima. Feedback adalah
respon komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator, baik
secara verbal atau non verbal dan bisa disengaja atau tidak disengaja (Wood,
2013).
Penelitian ini berfokus pada aspek pesan (message) dan umpan balik
(feedback). Di mana Tweet yang dibuat oleh para Cagub di akun Twitter-nya
merepresentasikan unsur pesan (message), dan respon dari audiens
merepresentasikan unsur umpan balik (feedback).
2. Komunikasi Politik
Komunikasi politik merupakan salah satu bentuk komunikasi di antara bentuk
komunikasi lainnya, seperti: komunikasi intrapersonal, komunikasi massa, dan
komunikasi non verbal (Blake & Haroldesn, 1975). Menurut Arbi Sanit,
komunikasi politik adalah komunikasi yang diabdikan kepda kepentingan politik
yang secara struktural merupakan kepentingan dari kaum tertentu yang cenderung
lebih sedikit jumlahnya daripada masyarakat secara umum (Arbi Sanit, 2002).
Komunikasi politik yang dilakukan oleh para pelaku politik cenderung
menyesuaikan kepentingan atau agenda politik yang ingin dicapai. Komunikasi
politik yang dilakukan oleh para pelaku politik cenderung didesain sedemikan
7
rupa untuk mengakomodir kepentingan dan agenda politik yang diperlukan.
Begitu juga di media sosial, komunikasi politik secara khusus ditangani dan
dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal tersebut dikenal sebagai
professionalization, di mana pesan komunikasi politik dirancang oleh politisi
secara sistematis dan terstruktur (Negrine & Lilleker, 2014). Pesan yang
dirancang oleh komunikator, bertujuan untuk mempengaruhi audience dalam
menentukan pilihan poltiknya. Dalam professionalization campaign, pesan politik
yang menjadi prioritas di dalam setiap bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
pelaku politik atau biasa disebut sebagai political marketing (Stromer & Galley
2014). Pesan-pesan yang disampaikan selalu menitikberatkan pada segala atribut
politik serta informasi kampanye politik. Pesan politik dan kampanye menjadi
prioritas utama pada komunikasi politik ini. Pola komunikasi ini sering ditemukan
pada pelaku politik, seperti yang dilakukan oleh Hillary Clinton pada 2016 lalu
(Enli, 2017). Pesan berbau politik seperti: berbagai informasi kampanye,
menunjukkan kredbilitas, dan menunjukkan dukungan dari pihak lain digunakan
untuk meraih dukungan dari audience dan dianggap sebagai prioritas utama dalam
melakukan komunikasi politik. Karena pesan-pesan seperti itu diasumsikan
sebagai pesan yang penting untuk audience dan akan menarik perhatian serta
interaksi audience.
3. Twitter
Twitter adalah salah satu media sosial yang cukup populer saat ini.
Dikembangkan pertama kali pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey dan Noah Glass,
saat ini Twitter telah berkembang menjadi sebuah media sosial dengan jumlah
pengguna yang cukup besar. Twitter dikategorikan ke dalam microblogging oleh
para praktisi IT. Microblogging atau bentuk blogging dalam cakupan kecil.
Microblogging adalah blogging yang memiliki batasan jumlah karakter pada
setiap pesan yang akan di-post. Dalam kategori ini, awalnya Twitter hanya
memiliki 140 karakter. Pada November 2017, jumlah karakter yang disediakan
Twitter ditingkatkan menjadi 280 karakter. Twitter mulai populer pada
8
pertengahan tahun 2009 setelah banyak selebriti Amerika yang menggunakannya
dan menjadi bahan talkshow di acara Oprah (Zarella, 2010).
Beberapa penelitian terdahulu sudah pernah melakukan penelitian seputar isi
tweet, seperti yang dilakukan oleh Sobaci & Karkin pada tahun 2013 yang
meneliti penggunaan Twitter oleh walikota di Turki dan hubungannya dalam
program peningkatan kualitas pelayanan publik. Dalam penelitannya, Sobaci &
Karkin melakukan pengkategorian isi tweet Walikota di Turki ke dalam beberapa
kategori.
Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan tahap pra riset untuk
mendapatkan kategori isi tweet yang sesuai dengan kondisi yang diteliti oleh
peneliti. Pada tahap pra riset, peneliti telah melakukan observasi terhadap seluruh
tweet yang dibagikan oleh keempat Cagub Jabar 2018 selama 15 Febuari – 15
April 2018. Peneliti menggabungkan hasil temuan pra riset dengan
pengkategorian yang sudah digunakan oleh Sobaci pada tahun 2013. Kategori isi
tweet akan dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Informasi kampanye
Pengkategorian ini mengambil dari kategori yang sudah dibuat oleh Sobaci pada
penelitiannya di tahun 2013. Sobaci, dalam penelitiannya memiliki satu kategori
bernama berbagi informasi dan berita. Kategori ini mengelompokkan tweet
dengan isi seputar informasi program Pemerintah Kota terkait peningkatan
pelayanan publik. Peneliti mengadopsi kategori ini dengan sedikit penyesuaian,
informasi program Pemerintah Kota pada penelitian Sobaci disesuaikan dengan
keadaan penelitian menjadi informasi kampanye.
2. Opini terhadap isu aktual
Sebagai public figur, masing-masing Cagub memiliki opini terhadap suatu isu
yang sedang terjadi, baik dalam lingkup nasional maupun lingkup local. Isu-isu
yang terjadi dan dianggap cukup penting, bisa menjadi salah satu topik yang
menarik untuk dibahas oleh Cagub. Dengan mengangkat tema isu yang populer,
Cagub bisa menarik perhatian audience. Sobaci dalam penelitiannya juga
membuat kategori isi tweet yang berisikan opini Walikota terhadap isu yang
berkaitan agenda kotanya.
9
3. Pesan pribadi non kampanye
Sebagai seorang individu, masing-masing Cagub memiliki tendensi untuk
membagikan tweet yang tidak berkaitan dengan kampanye. Sobaci, pada
penelitiannya membuat kategori yang mengakomodir keberadaan tweet yang
bersifat pribadi ini. Sobaci, mengkategorikan tweet yang berisi ucapan selamat
atas perayaan hari raya, libur nasional, dan pesan yang tidak ada hubungannya
dengan pelayanan publik. Peneliti mengadopsi kategori ini untuk digunakan
dalam penelitian ini.
4. Menunjukkan kredibilitas
Sebagai Calon Gubernur, masing-masing Cagub memiliki keperluan untuk
mendapatkan kepercayaan dari audience-nya, agar mereka mau memilih Cagub
tersebut. Hovland (1953), mengemukakan bahwa krediblitas narasumber bisa
membangun kepercayaan audience-nya terhadap narasumber. Kredibilitas
narasumber bisa dibentuk dari bukti prestasi atau hasil kerja narasumber, sehingga
dipersepsikan sebagai ekspert pada bidangnya (Giffin, 1967). Ketika orang sudah
mempercayai satu pihak, orang tersebut akan memiliki komitmen yang didasari
kompetensi komunikator (Levi & Stoker, 2000).
5. Menunjukkan dukungan dari pihak lain
Cagub, sebagai brand memiliki stakeholder yang mendukungnya (Pitch & Dean,
2015). Dalam penelitiannya mengenai political branding, Pitch & Dean
menjelaskan bahwa stakeholder politisi dapat berupa, politisi lain, partai politik,
golongan masyarakat maupun komunitas tertentu. Hubungan antara Cagub
dengan stakeholder-nya bisa memperkuat hubungan Cagub dengan stakeholder
lainnya.
6. Melindungi diri
Cagub, seringkali diserang oleh pihak oposisi menggunakan isu yang dirasa
mampu menjatuhkan nama Cagub tersebut. Pada tahap pra riset, peneliti
menemukan tweet yang bersifat melindungi diri Cagub dari serangan pihak
oposisi. Individu, brand atau institusi memiliki dua pilihan dalam menanggapi
serangan yang terjadi atas dirinya, yaitu: (1) diam tanpa mempermasalahkan
10
serangan yang diberikan, (2) memberikan klarifikasi dan pembelaan diri atas isu
yang diserangkan kepadanya (Garcia & Ewing, 2008).
7. Tidak diketahui
Ada tweet yang tidak dimengerti maksudnya secara pasti. Sobaci, dalam
penelitiannya mengkategorikan tweet yang tidak bisa dipahami dalam kategori
tidak diketahui.
4. Arah Feedback Tweet
Penelitian ini akan meneliti bagaimana arah feedback atau respon khalayak
terhadap pesan atau isi tweet yang disampaikan oleh Cagub Jawa Barat 2018. Di
Twitter, followers suatu akun bisa memberikan feedback atau respon dengan
mudah melalui fitur reply, retweet, dan favorite. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya meneliti feedback yang diberikan melalui fitur reply. Reply adalah fitur di
mana followers bisa membalas pesan yang dibagikan oleh satu akun. Followers
bisa membalas menggunakan kalimat, video, foto, ataupun GIF. Alasan pemilihan
fitur reply sebagai objek penelitian adalah karena reply bersifat terbuka, atau isi
reply yang diberikan bisa bernuansa positif, negatif, ataupun netral. Karena fitur
reply memberikan followers kesempatan untuk mengungkapkan pikirannya, tidak
seperti Retweet dan favorite yang hanya diindikasikan dalam bentuk angka tanpa
informasi soal arah atau sifat feedback. Untuk mengetahui seperti apa feedback
atau respon yang diberikan followers kepada masing-masing tweet Cagub Jawa
Barat 2018, maka reply yang diberikan followers akan dibagi menjadi beberapa
kategori (Effendi, 1981):
1. Umpan balik positif (positive feedback)
Umpan balik positif adalah umpan balik yang menunjukkan pertanda bahwa
komunikan merasa setuju atau dapat menerima atau mendukung pesan yang
dinyatakan komunikator
2. Umpan balik negative (negative feedback)
Umpan balik negative adalah umpan balik yang menunjukkan pertanda bahwa
komunikan tidak setuju atau tidak dapat menerima, bahkan reaksinya berbentuk
kritik atau luapan amarah.
11
3. Umpan balik nol (zero feedback)
Umpan balik nol adalah umpan balik yang disampaikan oleh komunikan, tetapi
maksudnya tidak dimengerti oleh komunikator
4. Umpan balik netral (neutral feedback)
Umpan balik netral adalah umpan balik yang memang dimengerti oleh
komunikator, tetapi apa yang dinyatakan oleh komunikan tidak relevan dengan
topik yang dikomunikasikan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematis isi tweet Cagub Jabar 2018 dan arah feedback
yang didapatkan dari audience-nya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif, yang dilakukan dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau
frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Metode kuantitatif
digunakan sebagai upaya mengumpulkan data-data yang sudah berlangsung atau
sudah terjadi, yaitu tweet Cagub Jabar 2018 dan reply yang didapatkan dari
audience-nya. Kuantitatif dalam hal ini dimaknai dengan upaya peneliti
mengelompokkan karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti dalam kategori, melakukan uji statistik, dan mendeskripsikan
temuan berdasarkan frekuensi yang ditemukan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) untuk
mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak dan dilakukan secara
objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi (Eriyanto, 2013).
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Azwar (2008: 68) berpendapat bahwa penelitian kuantitatif menekankan analisisnya
pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode
statistika.
Sajian Data
Penelitian analisis isi membutuhkan uji reliabilitas untuk memastikan
konsistensi instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti, sehingga
12
instrument penelitian ini akan menghasilkan hasil yang sama ketika digunakan
pada penelitian lainnya oleh peneliti berbeda. Apabila nilai yang ditunjukkan dari
hasil uji reliabilitas memiliki tingkat kesamaan yang tinggi, maka kebenaran
penelitian akan semakin terjamin. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji
reliabilitas dengan dibantu oleh seorang pengkoder. Pengkoder yang ditunjuk dan
peneliti kemudian melakukan pengkodingan pada sampel penelitian. Uji
reliabilitas pada kategori isi tweet dan arah atau sifat feedback dalam bentuk arah
feedback.
a. Pada kategori isi tweet, tingkat reliabilitas pada tweet Ridwan Kamil
mendapatkan CR sebesar 0,86. T.B Hasanuddin mendapatkan 0,95,
Mayjen Sudrajat mendapatkan CR sebesar 1, dan Deddy Mizwar sebesar
0,92.
b. Pada kategori arah arah feedback, Ridwan Kamil mendapatkan CR
sebesar 0,99, T.B. Hasanuddin mendapatkan 0,96, Mayjen Sudrajat
mendapatkan 1, dan 0,99 untuk Deddy Mizwar.
Dari hasil uji reliabilitas yang telah diuraikan di atas maka hasil temuan
menunjukkan data telah memenuhi standar kepercayaan antar pengkoding. Karena
angka minimum reliabilitas yang dapat ditoleransi adalah sebesar 0.75. Sedangkan
dari hasil koding masing-masing kategori di atas menunjukan angka reliabilitas di
atas 0.75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai reliabilitas penelitian ini cukup
tinggi. Setelah memperoleh hasil uji reliabilitas yang memenuhi standar, peneliti
akan menyajikan data yang nanti akan lebih lanjut dianalisis lebih dalam.
Keempat Cagub Jawa Barat 2018 memiliki akun Twitter dan cukup aktif
berkomunikasi dengan audience-nya melalui tweet yang dibagikan. Untuk
mengetahui isi pesan/tweet dari Cagub dan respon yang didapatkan dari audience,
peneliti mengambil sampel seluruh tweet yang dibagikan oleh keempat Cagub di
akun Twitter-nya masing-masing dalam kurun waktu 15 Februari 2018 – 15 April
2018. Seluruh tweet beserta feedback-nya dalam bentuk arah feedback dicatat
oleh peneliti dan dianalisa untuk mengetahui pesan seperti apa yang mendapatkan
respon positif dari audience. Berikut table frekuensi kategori isi tweet Calon
Gubernur Jawa Barat 2018
13
Tabel 2
Frekuensi Kategori Isi Tweet Keempat Calon Gubernur pada Periode
15 Februari – 15 April 2018
N
No Kategori
Isi Tweet
Ridwan
Kamil
T.B.
Hasanudin
Mayjen
Sudrajat
Deddy
Mizwar
f % f % f % f %
1
1
Informas
i
Kampan
ye 226 35.62% 113 35.14% 2 50.00% 11 28.95%
2
2
Opini
terhadap
isu
aktual 7 9.59% 7 18.92% 2 50.00% 1 2.63%
3
3
Pesan
Pribadi
non
kampany
e 7 9.59% 0 0.00% 0 0.00% 7 18.42%
4
4
Menunju
kkan
kredibilit
as 112 16.44% 2 5.41% 0 0.00% 1 2.63%
5
5
Menunju
kkan
dukunga15 20.55%
1
12 32.43% 0 0.00% 1 2.63%
14
N
No Kategori
Isi Tweet
Ridwan
Kamil
T.B.
Hasanudin
Mayjen
Sudrajat
Deddy
Mizwar
f % f % f % f %
n dari
pihak
lain
6
6
Melindu
ngi diri 5 6.85% 1 2.70% 0 0.00% 1 2.63%
7
7
Tidak
diketahui 1 1.37% 2 5.41% 0 0.00%
1
16 42.11%
TOTAL
73
100.00
%
3
7
100.00
% 4
100.00
%
3
8
100.00
%
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih dalam terhadap kategori isi
tweet dan arah feedback yang didapatkan, peneliti melakukan penganalisisan lebih
dalam terhadap data kategori isi tweet dan arah feedback.
Analisis Data
Pada penilitian ini, peneliti juga menganalisis adanya perbedaan signifikan
pada kategori isi tweet dan feedback yang didapatkan oleh masing-masing Cagub
di Twitter pada periode 15 Februari – 15 April 2018. Data yang sudah disajikan
sebelumnya akan dianalisa kembali untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
yang signifikan. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaannya, data akan dianalisa
menggunakan software XL Stat, di mana dinyatakan tidak terdapat perbedaan jika
nilai power < beta, dengan nilai alpha 0.05.
1. Analisis Data Kategori Isi Tweet
Hasil penelitian memberikan gambaran tentang isi tweet masing-masing
Cagub dan feedback yang didapatkan dari audience-nya. Dalam kurun waktu 15
15
Februari 2018 – 15 April 2018, isi tweet masing-masing Cagub memiliki
karakternya masing-masing. Ada Cagub yang isi tweet-nya cukup beragam, tidak
hanya selalu bersinggungan dengan program kampanye. Beberapa cagub memiliki
kecenderungan untuk selalu mengangkat tema atau topik yang berkaitan dengan
program kampanye di dalam sebagian besar tweet-nya. Salah satu cagub,
meskipun hanya membagikan tweet sebanyak 4 kali selama 15 Februari 2018 – 15
April 2018, namun mendapatkan feedback yang cukup banyak dari audience-nya.
Berikut grafik yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang kategori isi
tweet yang dibagikan oleh keempat Calon Gubernur pada periode 15 Februari –
15 April 2018
Gambar 1
Perceptual Mapping Kategori Isi Tweet Cagub
Periode 15 Februari – 15 April 2018
Setelah dilakukan uji proporsi menggunakan XL Stat, peneliti tidak
menemukan adanya perbedaan yang signifikan di antara kategori tweet masing-
masing gubernur. Jika dilihat secara frekuensi, terdapat perbedaan pada kategori
tweet yang dibagikan oleh Calon Gubernur pada periode 15 Februari – 15 April
2018. Ada kategori tweet yang paling banyak dibagikan oleh keempat Calon
Gubernur secara keseluruhan, yaitu kategori tweet informasi kampanye. Hal ini
Ridwan Kamil
T.B. Hasanuddi
n
Mayjen Sudrajat
Deddy Mizwar
Informasi kampanye
Opini terhadap isu actual
Pesan pribadi non kampanyeMenunjukka
n kredibilitas
Menunjukkan Dukungan Dari Pihak
Lain
Melindungi Diri
Tidak Diketahui
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
16
sesuai dengan pendekatan professionalization campaign yang mengatakan bahwa
konten-konten yang berkaitan dengan kegiatan politik menjadi daya tarik utama
komunikasi politik bagi audience. Masing-masing Calon Gubernur memiliki
preferensinya tersendiri dalam berbagi pesan melalui media twitter. Ridwan
Kamil memiliki variasi kategori tweet yang sangat beragam, atau seimbang antara
kontenberbau politik (kategori informasi kampanye) dan konten non politik. T. B.
Hasanuddin banyak menggunakan kategori isi tweet informasi kampanye dan
menunjukkan dukungan dari pihak lain. Mayjen Sudrajat hanya memiliki dua
variasi kategori isi tweet, yaitu informasi kampanye dan opini terhadap isu actual.
Sedangkan Deddy Mizwar lebih banyak membagikan tweet yang tidak diketahui
maksudnya, ketimbang konten berbau politik yang sesuai dengan agenda politik
saat ini.
Meski terdapat perbedaan secara frekuensi dan prosentase, peneliti tidak
menemukan adanya perbedaan yang signifikan dari kategori isi tweet yang
dibagikan keempat Calon Gubernur selama periode 15 Februari – 15 April 2018.
2. Analisis Data Arah Feedback Masing-Masing Kategori Isi Tweet
Selain perbedaan pada kategori isi tweet yang dibagikan oleh masing-
masing Calon Gubernur, peneliti menganalisis signifikansi kategori isi tweet yang
dibagikan oleh keempat Calon Gubernur dengan feedback yang didapatkan dari
audience. Berikut grafik yang dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang
kategori isi tweet yang dibagikan oleh keempat Calon Gubernur dan arah feedback
pada periode 15 Februari – 15 April 2018
Gambar 2
17
Perceptual Mapping Kategori Isi Tweet Cagub dan Arah Feedback Periode 15 Februari – 15 April 2018
Kategori isi tweet yang mendapatkan feedback positif adalah kategori isi
tweet menunjukkan kredibilitas dan pesan pribadi non kampanye. Kategori isi
tweet tentang informasi kampanye berada di tengah-tengah antara arah feedback
tidak diketahui, feedback netral, dan feedback positif. Setelah melakukan
pengujian menggunakan XL Stat, peneliti menemukan perbedaan yang signifikan
pada arah feedback positif dibandingkan dengan arah feedback lainnya. Hasil uji
proporsi menunjukkan nilai power 1.00 dan beta <0.0001 untuk perbandingan
antara arah feedback positif dengan arah feedback lainnya. Karena nilai power >
beta, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signfikan pada arah
feedback. Artinya, arah feedback yang didadapatkan oleh kategori isi tweet
didominasi oleh arah feedback positif.
Setelah melewati pengujian proporsi menggunakan XL Stat, ditemukan
bahwa informasi kampanye secara signifikan berbeda dengan kategori isi tweet
lainnya. Hasil pengujian proporsi menghasilkan nilai beta <0.0001 dan power 1.0
Informasi kampanye
Opini terhadap isu actual
Pesan pribadi
Menunjukkan kredibilitas
Menunjukkan dukungan dari
pihak lain
Melindungi diri
Tidak diketahui
Feedback …
Feedback NegatifFeedback Netral
Tidak Ada
Tidak Diketahui
-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
0.1
0.2
-0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
F2 (2
5.49
%)
F1 (65.47 %)
Symmetric plot(axes F1 and F2: 90.96 %)
Rows Columns
18
untuk perbandingan antara informasi kampanye dengan kategori isi tweet lainnya.
Karena nilai power > beta, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada kategori isi tweet informasi kampanye.
Dari hasil uji dapat disimpulkan bahwa arah feedback positif adalah yang
paling signifikan di antara arah feedback lainnya, di mana arah feedback positif
secara signifikan didapatkan oleh kategori isi tweet informasi kampanye. Kembali
pendekatan professionalization campaign terkonfirmasi melalui temuan ini.
Bahwa pesan berbau atau bertemakan politik akan mendapatkan respon positif
dari audience karena dianggap penting.
3. Analisis Data Arah Feedback yang Didapatkan Masing-Masing Calon
Gubernur
Peneliti merasa penting untuk menganalisa apakah terdapat perbedaan
signifikan pada feedback yang didapatkan oleh keempat Calon Gubernur Pilgub
Jawa Barat 2018 di Twitter pada periode 15 Februari – 15 April 2018.
Berikut grafik yang dapat mempermudah pemahaman distribusi arah feedback
kepada keempat Calon Gubernur:
Gambar 3
Perceptual Mapping Cagub dan Arah Feedback
Periode 15 Februari – 15 April 2018
Ridwan Kamil
T. B. Hasanuddin
Mayjen Sudrajat
Deddy Mizwar
Feedback Positif
Feedback Negatif
Feedback Netral
Tidak AdaTidak Diketahui
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
19
Secara signifikan feedback positif berbeda dengan arah feedback lainnya.
Uji proporsi menunjukkan nilai power 1.00 dan beta <0.0001 untuk perbandingan
antara arah feedback positif dengan arah feedback lainnya. Karena nilai power >
beta, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signfikan pada arah
feedback. Artinya, arah feedback yang didadapatkan oleh Calon Gubernur
didominasi oleh arah feedback positif.
Peneliti kemudian melakukan pengujian proporsi terhadap masing-masing
Calon Gubernur untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
calong gubernur. Uji proporsi yang dilakukan menunjukkan nilai power 1.00 dan
beta <0.0001 untuk perbandingan Calon Gubernur satu dengan lainnya. Karena
nilai power > beta, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada calon gubernur. Kedua hasil uji menunjukkan bahwa arah
feedback secara signifikan didominasi oleh feedback positif yang secara signifikan
pula didapatkan oleh Ridwan Kamil.
Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan, pengujian, analisis serta interpretasi pada
penelitian kategori isi tweet Calon Gubernur Jawa Barat 2018 dan arah feedback
yang diberikan oleh audience-nya di Twitter pada periode 15 Februari – 15 April
2018, peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada kategori isi tweet masing-masing Calon Gubernur Jawa Barat dan arah
feedback yang diberikan oleh audience-nya. Secara spesifik, perbedaan tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Berdasarkan kategori isi tweet, terdapat perbedaan antar Calon Gubernur.
Masing-masing Calon Gubernur memiliki frekuensi kategori isi tweet yang
berbeda. Dari total 152 tweet yang dibagikan oleh keempat Calon Gubernur
selama periode 15 Februari – 15 April 2018, ttweet berisikan informasi
kampanye tercatat sebagai yang paling banyak dibagikan oleh keempat Calon
Gubernur pada periode 15 Februari – 15 April 2018, sebanyak 52 tweet.
Mengingat penelitian dilakukan saat Pilkada Serentak 2018 sedang berlangsung.
20
Informasi seputar kampanye menjadi topik yang menarik dan relevan untuk
diangkat ke dalam tweet keempat Calon Gubernur. Kategori isi tweet yang
paling banyak kedua adalah tweet yang menunjukkan dukungan dari pihak lain
kepada masing-masing Calon Gubernur, sebanyak 28 tweet. Hal ini cukup
relevan dengan agenda Pilkada Serentak yang sedang berlangsung. Masing-
masing Calon Gubernur memiliki jumlah frekuensi tweet yang berbeda. Ridwan
Kamil adalah Calon Gubernur dengan jumlah tweet paling banyak selama
periode 15 Februari – 15 April 2018. Meskipun secara frekuensi berbeda, tetapi
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kategori tweet yang satu
dengan yang lainnya. Artinya tidak ditemukan satu kategori tweet yang secara
signifikan menjadi kategori tweet yang paling banyak digunakan oleh keempat
Calon Gubernur pada periode 15 Februari – 15 April 2018.
2. Dilihat dari arah feedback yang didapatkan oleh masing-masing kategori
isi tweet, terdapat perbedaan pada masing-masing kategori isi tweet. Tercatat
1043 feedback merujuk pada kategori tweet informasi kampanye, dengan
distribusi terbanyak ada di feedback positif sebanyak 649 feedback. Jumlah
feedback terbanyak kedua adalah feedback netral, yang tidak mendukung
maupun menjatuhkan tweet yang dibagikan oleh masing-masing Calon
Gubernur. Feedback negatif tercatat cukup banyak, terbanyak ketiga setelah
feedback netral. Melalui uji proporsi, ditemukan bahwa arah feedback positif
secara signifikan berbeda dengan arah feedback lainnya (power: 1.00,
beta<0.0001). Lebih dalam lagi, ditemukan bahwa informasi kampanye secara
signifikan berbeda dengan kategori isi tweet lainnya (power: 1.00, beta<0.0001).
Dapat disimpulkan bahwa arah feedback yang paling signifikan didapatkan
adalah arah feedback positif yang secara signifikan didapatkan oleh kategori isi
tweet informasi kampanye. Meski tidak terdapat perbedaan signifikan pada
kategori isi tweet, ternyata isi tweet yang berbau dan bertemakan politiklah yang
mendapatkan arah feedback positif paling signifikan.
3. Terdapat perbedaan frekuensi dilihat dari arah feedback yang didapatkan
oleh keempat Calon Gubernur. Terdapat Calon Gubernur yang mendapatkan
feedback dengan jumlah yang jauh lebih besar jika dibandingkan Calon
21
Gubernur lainnya. Melalui pengujian proporsi, terdapat perbedaan signifikan
dari arah feedback. Feedback positif secara signifikan berbeda dengan feedback
lainnya (power: 1.00, beta<0.0001). Sedangkan setelah dikajji lebih dalam,
ditemukan bahwa Ridwan Kamil adalah Calon Gubernur yang secara signifikan
berbeda perolehan arah feedback-nya dibandingkan dengan Calon Gubernur
lainnya (power: 1.00, beta<0.0001). Peneliti mencoba menghubungkan temuan
ini dengan data yang ada di lapangan untuk menemukan kesimpulan yang
objektif dan tepat. Ridwan Kamil, adalah Calon Gubernur yang paling lama aktif
di Twitter di antara Calon Gubernur lainnya. Aktif sejak 2009, Ridwan Kamil
dikenal sebagai salah satu politisi yang rajin bermain media sosial. Bahkan,
Ridwan Kamil pernah mendapatkan Social Media Award pada tahun 2014.
Melihat sepak terjangnya yang sudah cukup lama di media sosial, ada
kemungkinan Ridwan Kamil memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh
ketiga Calon Gubernur lainnya. Dilihat dari jumlah followers, Ridwan Kamil
memiliki jumlah followers terbesar (lebih dari 3 juta pengikut). Prestasi Ridwan
Kamil juga sudah teruji dibuktikan dengan diberikannya Social Media Award
kepada Ridwan Kamil. Faktor-faktor ini yang mungkin menjadikan Ridwan
Kamil memiliki keunggulan yang lebih dibanding ketiga Calon Gubernur
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Sanit (2002). Politik, Demokrasi & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Galang Press
Azwar, Saifuddin (2008). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Blake, Reed., Edwin, O (2003). Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya:
Papyrus Efendy., Onong Uchana (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya. Enil, Gunn (2016). Twitter as Arena for the Authentic Outsider: Exploring the
Social Media Campaigns of Trump and Clinton in the 2016 US Presidential Election. Norway: University of Oslo
22
Eriyanto (2013). Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Garcia, H. F., Ewing (2008). Defending Coorporate Reputation from Ligitation Threats. Strategy & Leadership, 36(3), 41-45.
Giffin, K (1967). The Contribution of Studies of Source Credibility to a Theory of Interpersonal Trust in the Communication Process. Psychological
Bulletin, 68(2), 104-120. Hovland, C., Janis. & Kelley, H (1953). Communication and Persuasion. New
Harven: Yale University. https://www.statista.com/statistics/303681/Twitter-users-worldwide/ (diakses
pada 10 Mei 2018) https://www.statista.com/statistics/490548/Twitter-users-indonesia/ (diakses pada
10 Mei 2018) https://www.merdeka.com/peristiwa/10-pejabat-indonesia-yang-aktif-
berinteraksi-dengan-publik-di-Twitter.html (diakses pada 10 Mei 2018)
http://perludem.org/2017/10/20/pkpu-nomor-1-5-tentang-pilkada-serentak-tahun- 2018/ (diakses pada 10 Mei 2018)
http://jabar.kpu.go.id/ (diakses pada 10 Mei 2018) https://jabarjuara.id/prestasi-ridwan-kamil/ (diakses pada 20 Mei 2018) Kent, M. L (2013). Using Social Media Dialogically: Public Relations Role in
Reviving Democracy. Public Relations Review, 39(3), 337-345. Kirkpatrick, D (2011). Technology Social Power and The Coming Corporate
Revolution: Why Employees and Customer Will Be Calling The Shots. Forbes.
Kotler, P., & Kevin Lane Keller (2016). Marketing Management 15th Edition. Pearson: Education.Inc.
Kriyantono (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Lin, M (2003). The Internet Social Network, and Reform In Indonesia: In
Contesting Media Power. Lanham: Rowan and Little Field. Lin, M (2009). Global Muslim Blogosphere: Mosaics of Global-Local Discourses.
London: Routledge. Lewis, B. K (2010). Social Media and Strategic Communication – Attitudes and
Perception Among College Student. International Journal of Public Relation Society of America.
Margaret, Levi., Stoker (2000). Political Trust and Trustworthiness. Annu Rev Polit Sci, 3, 475-507.
Mulyana, Deddy (2008). Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Negrine, Ralph., Lilleker, Daren (2002). The Professionalization of Political Communication: Continuities and Change in Media Practices. European Journal of Communication (17), 305.
Pitch, Christopher., Dean (2015). Political Branding: Sense of Identity or Identity Crisis? An Investigation of the Transfer Potential of the Brand Identity
Prism to the UK Conservative Party. Journal of Marketing. Renz, Betina., Sullivan, Jonathan (2013). Making a Connection in the Provinces?
23
Russia’s Tweeting Governor. East European Politic, 29(2), 135-151. Roger, Bennet (1997). Communicator Credibility, Personality Factors and
Customers Responses to Comparative Advertising Claims. Marketing Intelligence & Planning Bulletin, 68(2), 104-120.
Sobaci, Mehmet Zahid., Karkin, Naci (2013): The Use of Twitter by Mayors in Turkey: Tweets for Better Public Services?. Government Information
Quarterly. Stromer., Galley, J (2014). Presidential Campaigning in the Internet Age. Oxford:
Oxford University. Sugiyono (2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wahyudi (1991). Komunikasi Jurnalistik:Pengetahuan Praktis Kewartawanan,
Suratkabar-Majalah, Radio dan Televisi. Bandung: Penerbit ALUMNI. Wood, Julia (2013). Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian Edisi 6.
Jakarta: Salemba Humanika. Wood, Julia (2010). Komukinasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta:
Salemba Humanika. www.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/18/01/16/p2n2hi409-wiranto-jabar-
daerah-panas-pilkada-serentak-2018 (diakses pada 10 Mei 2018) Zarela, D (2010). The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta Anggota IKAPI.