PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA YANG TERGABUNG DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI OLEH: JUNAIDI NIM. 141310509 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2018
SAHAM PADA INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA
YANG TERGABUNG DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
OLEH:
JUNAIDI
2018
PENGARU}I FAIffOR FTINDAMENTAL TERIIAI}AP IIARGA SAHAM PADA INDEKS
SAHA1VI SYARIAH INDONESIA YANG TERGABT]NG DI
BTIRSA EFEK II\DONISIA
Tanggung Jawab Yuridis Kepada :
Program Studi $fanajemen Dinyatakan Telah Nfemenuhi Syarat dan
Lulusan Dalam Ujian
Skripsi/Komprehensif Pada Tanggal : 24 September'2018
Nlajelis Penguji
Pembimbins Pernbantu
NrDI\. 1103028901
rr:kt *d.ffi{{hsffi
Alhamdulillah puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT sang
Maha
Pencipta yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
dengan
izin-Nya Skripsi dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental
Terhadap
Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Yang
Tergabung
Di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan. Tidak lupa shalawat
dan salam kita
ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi
panutan
umat manusia dalam menempuh dan meraih kebahagian dunia dan
akhirat.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
guna
memperoleh gelar sarjana (SE) pada Program Studi Manajemen,
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Selama penelitian dan penyusunan skripsi, peneliti mendapatkan
bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Helman Fachri, SE., MM., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah
Pontianak.
2. Samsuddin, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Universitas Muhmmadiyah Pontianak.
ii
3. Dedi Hariyanto, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing Utama, yang
telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan nasehat yang sangat berharga
dalam
penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir.
4. Heni Safitri, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah
memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi kepada peneliti
sampai
penelitian ini selesai.
5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
yang
telah membantu dan membimbing peneliti sampai pada akhirnya
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Dengan
kerendahan hati, kritik dan saran yang sifatnya membangun serta
memotivasi
agar peneliti lebih baik lagi sangat diharapkan. Semoga Skripsi ini
dapat
bermanfaat bagi pembaca.
fundamental terhadap harga saham pada Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI)
yang tergabung di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Berdasarkan kriteria
pemilihan sampel yang telah ditentukan diperoleh jumlah sampel
sebanyak 321
perusahaan. Analisis data menggunakan uji statistik, yaitu analisis
regresi linier
berganda, koefisien kolerasi berganda (R), koefisien determinasi
(R²), uji
pengaruh simultan (uji F), dan uji pengaruh parsial (uji t).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil koefisien
kolerasi
menunjukkan nilai R sebesar 0,687, artinya hubungan antara Net
Profit Margin
(NPM), Return On Asset (ROA) dan Book Value (BV) dengan harga
saham
adalah kuat. Hasil koefisien determinasi menunjukkan R² sebesar
0,472, artinya
harga saham yang di pengaruhi oleh Net Profit Margin (NPM), Return
On Asset
(ROA) dan Book Value (BV), sisanya 0,528 di pengaruhi oleh faktor-
faktor
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji
simultan (uji F)
menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA)
dan Book
Value (BV) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Hasil uji
parsial (uji t) menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) dan Book
Value (BV)
memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham,
sedangkan Net
Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh signifikan secara
parsial terhadap
harga saham.
Kata Kunci : Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Book
Value
(BV), Harga Saham
A. Pengertian Investasi
.................................................................
30
C. Pengertian Saham dan Jenis-Jenis Saham
................................ 31
D. Pengertian Indeks Pasar Modal
................................................ 32
E. Pengertian Net Profit Margin (NPM)
...................................... 36
F. Pengertian Return On Asset (ROA)
......................................... 37
G. Pengertian Book Value (BV)
................................................... 37
H. Pengertian Harga Saham
.......................................................... 38
BAB III. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ......................
39
A. Gambaran umum Bursa Efek Indonesia
.................................. 39
B. Perkembangan Transaksi
......................................................... 40
C. Perkembangan Investor
............................................................
40
D. Perkembangan Sekuritas
.......................................................... 40
F. Profil Perusahaan
.....................................................................
44
A. Deskriptif Objek Penelitian
...................................................... 203
B. Analisis Data
............................................................................
213
BAB V. PENUTUP
....................................................................................
223
Tabel 1.3 Daftar emiten per sektor........
.............................................. 6
Tabel 1.5 Interpretasi koefisien korelasi product
moment.................. 26
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan NPM
....................................................... 204
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan ROA
....................................................... 206
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan BV....
...................................................... 209
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Harga Saham
.......................................... 211
Tabel 4.5 Uji Normalitas....
..................................................................
213
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi
...................................................................
215
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas
............................................................
216
Tabel 4.9 Uji linearitas......
...................................................................
217
Tabel 4.11 Uji Regresi Berganda
......................................................... 218
Tabel 4.12 Uji Koefisien Korelasi Berganda Dan Koefisien
Determinasi 220
Tabel 4.13 Uji Pengaruh Simultan (uji F)
............................................ 221
Tabel 4.15 Uji Pengaruh Parsial (Uji t)
................................................ 218
vii
1
1
Investasi merupakan penempatan dari sejumlah dana pada saat
ini
dengan mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang.
Secara
umum, terdapat dua macam investasi, yaitu investasi dalam bentuk
aset riil
(real assets) dan investasi dalam bentuk aset finansial (financial
assets).
Investasi dalam bentuk aset finansial dilakukan di pasar uang dan
pasar
modal. Investasi di pasar uang dapat berupa sertifikat deposito,
surat
berharga pasar uang, commercial paper, dan lain sebagainya.
Sedangkan
investasi di pasar modal dapat berupa saham, opsi, waran, future,
obligasi,
dan lain sebagainya.
Terdapat dua jenis pasar modal yang berkembang di Indonesia
yakni
pasar modal konvensional dan pasar modal syariah. Perbedaan
mendasar
antara pasar modal konvensional dan pasar modal syariah adalah
adanya
persyaratan aspek halal dan haram pada saham yang tercatat di
bursa. Namun
secara umum kegiatan pasar modal baik syariah maupun konvensional
tidak
memiliki perbedaan, hanya beberapa karakteristik khusus pada pasar
modal
syariah yaitu produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan
dengan
prinsip syariah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat pada 23 Mei 2017 telah
mengeluarkan Keputusan Nomor: KEP-19/D.04/2017 tentang Daftar
Efek
Syariah (DES) yang terdiri dari 351 efek jenis saham emiten dan
perusahaan
2
keinginan untuk berinvestasi pada portofolio efek syariah. Selain
itu, surat
penerbitan ini dapat menjadi referensi bagi penyedia indeks
syariah, seperti
PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan Jakarta Islamic
Index (JII)
dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Jumlah ini merupakan
angka
DES tertinggi yang selama ini pernah tercatat. Dari 351 saham
emiten dan
perusahaan publik tersebut, terdapat 3 saham emiten dan perusahaan
publik
dari entitas syariah dan 348 saham emiten dan perusahaan publik
yang tidak
menyatakan bahwa kegiatan usaha serta pengelolaan usahanya
dilakukan
berdasarkan prinsip syariah.
Tabel 1.1
No. Kriteria Penetapan Saham Dalam Indeks Saham Syariah
Indonesia
1 Indeks Saham Syariah Indonesia merupakan indeks saham yang
mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI.
2 Konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia adalah keseluruhan
saham
syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam DES.
3
berikutnya.
4 Konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia juga diperbaharui jika
ada
saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES.
Sumber : Saham OK, 2018
kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan
ISSI
adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007. ISSI diluncurkan
pada
tangal 12 Mei 2011.
BAPEPAM dan LK (sekarang menjadi OJK) No. II.K.1 tentang
Kriteria
dan Penerbitan DES, Pasal 1.b.7. Dalam peraturan tersebut
disebutkan
bahwa efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu
(HMETD) syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten
atau
perusahan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta
cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah,
sepanjang
emiten atau perusahaan publik tersebut tidak melakukan kegiatan
usaha
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain:
Tabel 1.2
merupakan representasi dari barang dan jasa
yang halal.
dari unsur tadlis,gharar, dan riba.
Gharar (Ketidakpastian) Larangan jual beli risiko yang
mengandung
unsur ketidakpastian gharar.
terhadap emiten atau efek yang yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Ribawi Jasa keuangan yang seperti bank berbasis
bunga, dan perusahaan pembiayaan berbasis
bunga.
Tabel 1.2 menjelaskan beberapa prinsip di pasar modal syariah
dan
implikasi di pasar modal. Sedangkan untuk rasio-rasio keuangan
total
utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak
lebih dari
45%, total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal
lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan
lain-lain tidak lebih dari 10%.
Fatwa kehalalan pasar modal syariah juga merupakan bukti
bahwa
para ahli ekonomi Islam terus berupaya menciptakan kegiatan bisnis
yang
sesuai dengan prinsip syariah. Dengan demikian, stigma pasar
modal
syariah sebagai tempat judi seharusnya sudah hilang, mengingat
pasar
modal syariah menjadikan pasar modal sebagai sarana investasi
yang
berkah dan menguntungkan.
mengetahui tetang investasi produk saham syariah masih sangat
sedikit.
Oleh karna itu perlu dilakukan edukasi tetang investasi saham
syariah di
pasar modal, agar dapat memilih instrumen keuangan yang
didasarkan
pada prinsip syariah. Otoritas Jasa Keuangan selaku pengawas
dibidang
industri jasa keuangan di Indonesia harusnya memiliki peranaan
penting
dalam memajukan industri jasa keuangan berbasis syariah
khususnya
saham syariah.
Perdagangan, Jasa, dan Investasi sebanyak 90 saham atau 25,64%
dari
total DES, diikuti sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi
Bangunan
5
sebanyak 59 saham atau 16,81% dari total DES, dan sektor Industri
Dasar
dan Kimia sebanyak 52 saham atau 14,81% dari total DES.
Pasar modal syariah Indonesia sendiri dinilai cukup bersaing.
Pada
saat ISSI diluncurkan pada 2011 hingga April 2018, indeks ini
sudah
tumbuh sebesar 44%, dan indeks JII tumbuh sebesar 29%.
Sedangkan
indeks MSCI World Islamic (MIWO) pada periode yang sama
tumbuh
sebesar 25%, indeks FBM Emas Malaysia (FMBS) tumbuh sebesar
28%,
FBM Hijra Malaysia (FBMHMS) tumbuh sebesar 36%, dan Indeks
Dow
Jones Islamic Market (DJIM) tumbuh sebesar 75%
(https://investasi.kontan.co.id).
Secara tahunan, ISSI telah tumbuh sebesar 6%. Dalam lima
tahun
terakhir, kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah Indonesia
telah
meningkat sebesar 42%. Dalam pasar modal konvensional semua
emiten
yang listing di bursa harus mengikuti peraturan yang ada atau
legal,
sedangkan dalam pasar modal syariah baik dari segi kegiatan,
penawaran umum, perdagangan efek, dan jenis efek yang
diperdagangkan harus sesuai dengan prinsip syariah dan dengan
menunjukkan surat pernyataan kesesuaian syariah yang
dikeluarkan
oleh DSN Indonesia seperti yang diatur dalam Fatwa No:
40/DSN-
MUI/X/2003.
investor saham syariah di Indonesia cukup mengalami pertumbuhan
dari
jumlah keseluruhan investor di pasar modal Indonesia, sekitar
kurang lebih
transaksi investor saham syariah juga mengalami kenaikan 126%
dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencapai 919,6 Miliar
saja.
(http://www.syariahsaham.com).
Di Bursa Efek Indonesia terdapat 331 emiten yang tergabung
pada
ISSI periode Desember 2016 – Mei 2017, sebagaimana dapat dilihat
pada
tabel berikut:
Tabel 1.3
Daftar Emiten Per sektor Dalam Indeks Saham Syariah Indonesia
Periode Desember 2016 – Mei 2017
No Sektor Jumlah
2 Sektor Industri Barang dan Konsumsi 29
3 Sektor Industri Dasar Kimia 56
4 Sektor Infrastruktur, Utilitas, Transportasi 38
5 Sektor Keuangan 1
7 Sektor Pertanian 13
9 Sektor Tambang 26
Tabel 1.3 menunjukkan daftar emiten per sektor dalam ISSI
yang
tergabung di BEI yang terdiri dari 9 (sembilan) sektor. Emiten
terbanyak
adalah Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi berjumlah 89 Emiten
dan
yang paling sedikit adalah Sektor Keuangan berjumlah 1
emiten.
Investor dalam melakukan investasi di pasar saham secara
garis
besar dapat melakukan dua pendekatan investasi yaitu analisis
teknikal dan
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2018
harga saham yang akan datang dengan mengamati perubahan harga
saham
tersebut di waktu lampau. Sedangkan analisis fundamental
berusaha
mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari
perusahaan sebagai langkah penilaian nilai saham perusahaan.
Analisis
fundamental sering juga disebut sebagai analisis perusahaan
(company
analysis). Dalam company analysis, para pemodal akan
mempelajari
laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Melalui analisis fundamental dan
analisis
teknikal, investor dapat menjadikan informasi tersebut sebagai
dasar dalam
memprediksi harga saham suatu perusahaan di masa yang akan
datang.
Laporan keuangan sebagai sumber informasi, maka investor
dapat
menentukan harga saham dengan menggunakan teknik fundamental
sebagai acuan dalam melakukan penelitian. Selain itu suatu harga
bisa
diketahui dengan menggunakan faktor-faktor fundamental yakni
menggunakan rasio Earning Per Share (EPS), Return On Assets
(ROA),
Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to
Equity
(DER), Book Value (BV), Price Earning Ratio (PER) dan Current
Ratio
(CR).
asumsi bahwa rasio keuangan berguna bagi investor untuk
memberikan
informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan investasi
yang
tepat. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi
investor
8
keuangan.
yang digunakan untuk mengukur laba bersih dibandingkan dengan
penjualan. Rasio NPM yang besar menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik, karena dapat menghasilkan laba bersih
yang
besar dari aktivitas penjualan.
berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan
laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar
ROA
yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin efisien penggunaan
aktiva
sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik
investor
karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang semakin
tinggi.
Book Value (BV) merupakan perbandingan antara harga pasar
saham (nilai saham saat ini) dengan nilai buku per lembar saham
(nilai
saham saat saham dijual pertama kali kepada investor). Seorang
investor
tentunya mengharapkan keuntungan dari investasi yang
dilakukannya.
Sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham, seorang investor
harus
mengetahui beban dari saham yang akan dibeli, karena saham
dengan
tingkat beban yang lebih ringan tentunya akan lebih menarik
minat
investor dan akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Rasio
BV
9
relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan oleh pihak
investor.
Adapun data Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA),
dan Book Value (BV) pada Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI)
periode 30 Desember 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini
:
Tabel 1.4
NPM, ROA, BV dan Harga Saham
Pada Indeks Saham Syariah Indonesia
Periode 30 Desember 2016
BV
(Rupiah)
HARGA
SAHAM
(Rupiah)
1 AALI 14,97 8,73 9.141 16.775 162 KINO 5,18 5,51 1.366 3.030
2 ABBA -7,27 -0,81 121 50 163 KKGI 10,23 9,60 1.134 1.500
3 ACES 14,31 18,93 178 835 164 KLBF 12,13 15,44 266 1.515
4 ACST 3,77 2,70 1.859 2.820 165 KOBX 13,86 6,83 164 98
5 ADES 6,30 7,29 652 1.000 166 KOIN 0,00 0,00 124 300
6 ADHI 5,54 3,05 1.529 2.080 167 KOPI 10,56 11,04 187 705
7 ADMG -7,35 -5,40 848 126 168 KPIG 190,27 12,72 1.635 1.500
8 ADRO 13,50 5,22 2 1.695 169 KRAS -13,44 -4,59 95 770
9 AGII 3,89 1,10 900 880 170 LAMI 19,71 2,88 497 368
10 AIMS -747,96 -20,45 76 180 171 LAPD -32,59 -7,46 126 50
11 AISA 10,99 7,77 1.325 1.945 172 LINK 27,71 16,19 1.303
5.150
12 AKPI 2,56 2,00 1.647 900 173 LION 11,17 6,17 905 1.050
13 AKRA 6,88 6,61 2.023 6.000 174 LMPI 1,68 0,86 405 135
14 ALDO 2,13 3,46 365 600 175 LMSH 3,96 3,84 1.222 590
15 ALKA 0,04 0,38 120 280 176 LPCK 34,94 9,55 6.096 5.050
16 AMFG 6,99 4,73 8.293 6.700 177 LPKR 11,89 2,69 957 720
17 AMIN 16,86 12,74 118 274 178 LRNA 22,41 9,20 715 220
18 ANJT 6,84 1,75 1.421 1.990 179 LSIP 15,41 6,27 1.121 1.740
19 ANTM 0,71 0,22 766 895 180 LTLS 1,15 1,31 1.076 350
20 APII 9,32 3,89 222 298 181 MAIN 5,53 7,40 821 1.300
21 APLI 7,85 7,98 164 112 182 MAMI 22,24 2,32 187 50
22 APLN 16,00 3,74 486 210 183 MAPI 1,47 1,97 2 5.400
23 ARII -218,90 -7,72 252 520 184 MASA -2,92 -1,10 496 270
24 ARNA 6,04 5,92 129 520 185 MBAP 14,49 23,30 1.003 2.090
25 ARTA 5,57 1,25 685 280 186 MBSS -45,29 -11,43 1.513 318
10
26 ARTI 4,42 0,35 221 50 187 MBTO 1,29 1,24 412 185
27 ASGR 9,40 14,80 865 1.900 188 MDIA 36,99 21,86 566 1.795
28 ASII 10,11 6,99 3.456 8.275 189 MDRN -71,75 -32,26 141 110
29 ASRI 18,79 2,53 366 352 190 MERK 14,87 20,68 1.301 9.200
30 ATIC 1,75 2,75 404 725 191 META 22,30 3,98 177 131
31 ATPK -2.823.07 -18,16 128 194 192 MFMI 20,88 9,70 240 790
32 AUTO 3,77 3,31 2.186 2.050 193 MICE 3,78 2,86 1.001 450
33 BALI 77,20 11,52 193 1.050 194 MIKA 29,59 17,26 250 2.570
34 BAPA 5,34 1,01 162 50 195 MIRA -33,55 -9,61 62 50
35 BATA 4,22 5,25 429 790 196 MITI -35,27 -10,18 68 61
36 BAYU 1,69 4,16 1.057 900 197 MKNT 0,85 1,46 133 540
37 BBRM -30,94 -5,60 173 50 198 MKPI 85,39 18,14 3.918 25.750
38 BCIP 21,70 6,26 214 106 199 MLPL 1,75 1,29 930 342
39 BEST 40,79 6,46 351 254 200 MLPT 6,75 7,31 439 1.760
40 BIPP 23,91 1,65 258 90 201 MPPA 0,28 0,57 452 1.480
41 BIRD 10,64 6,99 1.864 3.000 202 MRAT -1,61 -1,15 862 210
42 BISI 18,15 13,92 688 1.900 203 MTDL 3,21 8,33 778 650
43 BKDP -51,16 -3,42 75 70 204 MTLA 27,68 8,05 327 354
44 BKSL 46,61 4,95 207 92 205 MTRA 4,03 3,82 161 298
45 BLTZ -2,70 -1,19 2.545 8.600 206 MTSM -9,53 -2,79 321 366
46 BMSR -0,87 -3,93 128 145 207 MYOH 11,18 14,44 655 630
47 BMTR 7,52 3,19 980 615 208 MYOR 7,57 1,07 280 1.645
48 BOLT 12,20 11,56 347 805 209 MYRX 9,20 0,81 76 169
49 BRAM 10,12 7,53 5.904 6.675 210 NELY 8,67 3,40 157 76
50 BRMS -
26.365.08 -42,67 335 67 211 NIKL 1,91 2,11 213 2.250
51 BRNA 0,93 0,61 1.050 1.100 212 NIPS 6,32 3,69 515 354
52 BRP.T 14,27 10,88 2.788 1.465 213 NRCA 4,08 4,74 457 330
53 BSDE 31,24 5,32 1.265 1.755 214 OASA -24,32 -3,32 140 302
54 BSSR 11,30 14,90 654 1.410 215 OMRE 131,85 7,49 2.360 216
55 BTEK 0,30 0,05 199 1.230 216 PALM 18,73 5,67 327 456
56 BTON -9,52 -3,37 199 126 217 PANR 0,14 0,13 629 625
57 BUDI 1,57 1,32 259 87 218 PBRX 2,76 2,56 472 460
58 BUKK 4,05 2,88 465 750 219 PBSA 9,74 14,58 368 1.290
59 BUVA 5,36 0,43 500 570 220 PDES 5,05 5,46 286 254
60 CASS 16,67 17,99 381 945 221 PGAS 10,51 4,52 1.757 2.700
61 CEKA 6,07 17,51 1.492 1.350 222 PGLI 2,55 0,91 119 57
62 CINT 6,30 5,16 326 316 223 PICO 1,95 2,15 503 222
63 CKRA -70,14 -5,98 173 68 224 PJAA 11,99 4,08 1.143 2.020
64 CLPI 9,74 11,15 1.400 950 225 PLIN 43,73 15,82 644 4.850
65 CMNP 22,01 6,41 1.703 1.790 226 PNBS 13,65 1,26 3.485 120
11
66 CMPP 0,78 0,50 154 114 227 PNSE -0,29 -0,13 344 900
67 CNKO -28,33 -12,15 214 51 228 POWR 25,84 8,17 505 1.285
68 CPIN 5,82 9,19 863 3.090 229 PPRO 16,99 4,14 211 1.360
69 CSAP 0,97 1,76 348 525 230 PSAB 9,45 2,61 174 244
70 CTBN 0,95 0,58 1.989 5.200 231 PSDN -3,93 -5,61 195 134
71 CTRA 17,37 4,03 927 1.335 232 PSKT -74,22 -8,49 192 735
72 CTTH 7,56 3,39 256 80 233 PTBA 14,40 10,90 4.580 12.500
73 DART 25,42 3,16 1.153 360 234 PTIS -70,20 -16,56 407 800
74 DAYA -10,16 -12,11 48 195 235 PTPP 7,00 3,69 1.741 3.810
75 DEWA 0,21 0,14 138 50 236 PTRO -3,74 -1,99 2.271 720
76 DGIK -34,90 -24,88 137 55 237 PTSN 1,63 1,82 381 60
77 DILD 13,06 2,51 488 500 238 PTSP 0,95 1,56 614 7.300
78 DMAS 47,53 9,71 153 230 239 PUDP 15,91 4,32 1.000 380
79 DNET 1.756,88 4,78 580 1.100 240 PWON 36,77 8,61 229 565
80 DPNS 8,63 3,38 795 400 241 PYFA 2,37 3,08 197 200
81 DPUM 9,41 5,39 309 655 242 RAJA 4,13 5,32 319 198
82 DSFI 0,95 1,75 80 158 243 RALS 6,97 8,79 470 1.195
83 DSSA 9,10 2,90 22.377 5.550 244 RANC 1,92 5,48 276 530
84 DUTI 41,63 8,67 4.212 6.000 245 RBMS -37,41 -4,01 495 85
85 DVLA 10,48 9,93 964 1.755 246 RICY 1,15 1,09 643 154
86 DYAN -6,85 -4,00 185 58 247 RIMO -6.718.01 -9,06 -200 190
87 ECII -1,94 -1,71 1.295 600 248 RODA 11,89 1,78 204 390
88 EKAD 15,95 12,91 847 590 249 ROTI 11,09 9,58 285 1.600
89 ELSA 8,73 7,54 394 420 250 SAME 2,33 1,02 721 2.800
90 EMDE 19,81 4,80 205 140 251 SCBD 32,21 5,88 1.241 1.650
91 ENRG 84,21 41,59 -20 50 252 SCCO 9,10 13,90 5.936 7.275
92 EPMT 2,94 7,85 1.706 2.920 253 SDMU 0,95 0,26 230 448
93 ERAA 1,27 3,53 1.176 600 254 SDPC 0,56 1,51 197 94
94 EXCL 1,76 0,68 1.984 2.310 255 SGRO 15,76 5,52 1.989 1.910
95 FAST 3,53 6,70 613 1.500 256 SHID 0,47 0,05 845 895
96 FASW 13,24 9,06 1.275 4.100 257 SIAP -101,65 -11,04 0 83
97 FISH 2,29 8,00 2.319 4.000 258 SIDO 18,76 16,08 184 520
98 FMII 68,87 35,89 247 500 259 SILO 1,91 2,34 2.406 10.900
99 FPNI 0,49 1,06 236 129 260 SIMA -24,06 -1,74 64 164
100 GAMA 2,23 0,09 110 50 261 SIMP 4,20 1,87 1.114 494
101 GDST 4,19 2,52 101 113 262 SIPD 0,54 0,51 853 680
102 GDYR 1,07 1,47 1.844 1.920 263 SKBM 1,50 2,25 393 640
103 GEMA 3,26 4,51 1.236 418 264 SKLT 2,48 5,02 199 308
104 GEMS 9,10 9,26 605 2.700 265 SMBR 17,01 5,93 317 2.790
105 GIAA 0,29 0,25 524 338 266 SMCB -3,01 -1,44 1.052 900
106 GJTL 4,60 3,35 1.678 1.070 267 SMDM 4,13 0,66 519 76
12
107 GMTD 31,46 7,07 6.291 6.950 268 SMDR 2,62 1,86 24.594
5.625
108 GOLD -83,39 -5,33 267 500 269 SMGR 17,35 10,25 5.155
9.175
109 GOLL 4,51 0,34 266 120 270 SMMT -32,61 -2,87 121 149
110 GPRA 10,95 2,99 236 183 271 SMRA 11,21 2,91 566 1.325
111 GWSA 148,58 3,02 831 129 272 SMRU -39,04 -9,31 79 340
112 GZCO -284,02 -43,63 191 75 273 SMSM 17,44 22,27 274 980
113 HERO 0,88 1,61 1.305 1.260 274 SOCI 16,29 3,81 562 334
114 HITS 8,92 3,26 66 770 275 SONA -1,02 -1,41 1.765 2.520
115 HOME 0,46 0,10 92 240 276 SQBB 29,16 34,47 38.285 10.500
116 HRUM 8,28 4,35 1.766 2.140 277 SRAJ -16,92 -4,23 158 244
117 IATA -67,55 -12,04 63 50 278 SRSN 2,21 1,54 67 50
118 IBST 63,27 8,16 2.542 1.850 279 SRTG 76,27 22,68 7.139
3.500
119 ICBP 10,54 12,56 1.586 8.575 280 SSIA 2,66 1,40 713 434
120 ICON 2,41 0,93 146 500 281 SSMS 22,09 8,40 3.626 1.400
121 IDPR 11,97 7,78 553 1.120 282 SSTM -3,34 -2,17 225 360
122 IGAR 8,74 15,77 384 520 283 STAR 0,36 0,07 102 56
123 IIKP -32,68 -7,55 83 2.510 284 STTP 6,62 7,45 892 3.190
124 IKAI -173,52 -54,85 -78 71 285 SUGI -
32.641,86 -19,28 94 114
125 IKBI 4,08 5,13 714 336 286 TARA 5,66 0,24 105 655
126 IMPC 10,91 5,44 254 1.025 287 TBMS 1,55 5,57 1.058 805
127 INAF -1,04 -1,26 186 4.680 288 TCID 6,41 7,42 8.868
12.500
128 INAI 2,77 2,66 814 645 289 TFCO 3,34 1,93 812 1.020
129 INCI 5,67 3,71 1.341 306 290 TGKA 2,20 7,86 1.028 3.280
130 INCO 0,33 0,09 2.481 2.820 291 TINS 4,06 2,96 759 1.075
131 INDF 7,27 5,91 5.004 7.925 292 TIRA 0,43 0,34 109 330
132 INDR 0,21 0,17 6.146 810 293 TLKM 25,08 16,24 1.047 3.980
133 INDS 3,03 2,00 3.151 810 294 TMAS 13,85 9,17 872 1.750
134 INDX 0 -10,86 368 88 295 TMPO -5,86 -3,98 190 149
135 INPP 33,16 3,52 366 565 296 TOBA 5,65 5,58 986 1.245
136 INRU -44,59 -11,05 1.572 300 297 TOTL 9,30 7,50 276 765
137 INTD 1,66 2,62 289 650 298 TOTO 8,15 6,53 148 498
138 INTP 25,19 12,84 7.101 15.400 299 TPIA 15,55 14,10 4.667
20.650
139 IPOL 3,32 2,30 325 136 300 TPMA 4,47 1,22 338 316
140 ISAT 4,37 2,51 2.609 6.450 301 TRIL -1.490,81 -4,81 115
50
141 ISSP 3,16 1,70 368 210 302 TRIS 2,80 3,94 332 336
142 ITMG 9,50 10,74 10.790 16.875 303 TRST 1,50 1,03 688 300
143 ITTG -5.254.51 -5,27 68 82 304 TRUB -3.623,21 -19,59 25
50
144 JECC 6,50 8,34 3.111 3.500 305 TSPC 5,97 8,28 1.030 1.970
145 JIHD 22,87 4,79 2.052 492 306 TURI 4,44 11,10 506 1.300
146 JKON 7,13 8,28 135 620 307 ULTJ 15,15 16,74 1.208 4.570
13
147 JKSW -1,13 -1,06 -2.945 75 308 UNIC 7,65 9,31 5.650 2.370
148 JPFA 8,02 11,28 821 1.455 309 UNIT 0,83 0,20 3.235 360
149 JPRS -15,97 -5,48 411 135 310 UNTR 11,21 7,98 11.426
21.250
150 JRP.T 42,75 12,00 357 875 311 UNVR 15,96 38,16 617 38.800
151 JSPT 15,71 4,36 1.143 2.560 312 VOKS 7,91 9,48 805 1.465
152 JTPE 7,13 7,56 323 308 313 WAPO -8,33 -9,41 11 53
153 KAEF 4,67 5,89 409 2.750 314 WICO 0,38 1,44 102 50
154 KARW 30,50 9,54 839 246 315 WIKA 7,32 3,69 1.393 2.360
155 KBLI 11,45 17,21 330 276 316 WINS -25,74 -5,72 770 220
156 KBLM 2,15 3,32 286 240 317 WSBP 13,46 4,62 281 555
157 KBLV -121,33 -12,42 4.155 1.215 318 WSKT 7,62 2,95 1.236
2.550
158 KDSI 2,36 4,13 1.037 350 319 WTON 7,99 5,96 286 825
159 KIAS -29,23 -13,58 102 80 320 YPAS -3,93 -3,90 213 840
160 KICI 0,37 0,26 323 120 321 ZBRA -103,88 -
119,50 -9 50
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa nilai NPM paling tinggi pada
PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) sebesar
1.756,88%
sedangkan yang paling rendah pada PT. Sugih Energy Tbk (SUGI)
sebesar
-32.641,86%. Nilai ROA paling tinggi pada PT. Energi Mega Persada
Tbk
(ENRG) sebesar 41,59% dan yang paling rendah pada PT. Zebra
Nusantara Tbk (ZBRA) sebesar -119,50%. Sedangkan untuk nilai
BV
paling tinggi pada PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
(SQBI)
sebesar Rp. 38.285 sedangkan yang paling rendah pada PT. Jakarta
Kyoei
Steel Works Tbk (JKSW) sebesar Rp. -2.945. Untuk harga saham
paling
tinggi pada PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp. 38.800
dan
untuk harga saham yang paling rendah pada PT. Mahaka Media
Tbk
(ABBA), PT. Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), PT. Bekasi Asri Pemula
Tbk
(BAPA), PT. Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM),
PT. Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Energi Mega Persada Tbk
(ENRG),
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2018
14
Infrastructure Tbk (IATA), PT. Leyand International Tbk
(LAPD),
PT. Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI), PT. Mitra International
Resources
Tbk (MIRA), PT. Indo Acidatama Tbk (SRSN), PT. Triwira
Insanlestari
Tbk (TRIL), PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB),
PT. Wicaksana Overseas International Tbk (WICO), PT. Zebra
Nusantara
Tbk (ZBRA), yaitu sebesar Rp. 50.
Beberapa penelitian tentang harga saham sudah dilakukan oleh
para peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti dan Ervita
(2013)
dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap
Harga
Saham LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” menyatakan bahwa
secara
parsial variabel EPS, ROA dan BV signifikan mempengaruhi
harga
saham, sedangkan variabel ROE, CR, PER dan OPM tidak memiliki
pengaruh terhadap harga saham.
Perusahaan Telekomunikasi” dapat disimpulkan bahwa secara
parsial
faktor-faktor fundamental yang terdiri dari NPM, EPS
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan PER,
ROE,
PBV secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap
harga saham pada perusahaan Telekomunikasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Desiana (2017) dengan
judul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share
(EPS),
15
Dividend Yield Ratio (DYR), Dividend Payout Ratio (DPR), Book
Value
Per Share (BVS) Dan Price Book Value (PBV) Terhadap Harga
Saham
Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar
Di
Jakarta Islamic Index (JII)” menyimpulkan bahwa secara parsial
PER,
EPS, BVS, PBV berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Jakarta Islamic
Indeks
(JII) tahun 2011-2015.
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor
Fundamental
Terhadap Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia Yang
Tergabung Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan
masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah Net Profit Margin, Return On
Asset dan
Book Value berpengaruh terhadap harga saham pada Indeks Saham
Syariah
Indonesia yang tergabung di Bursa Efek Indonesia?”.
C. Pembatasan Masalah
yang ditetapkan, yaitu:
dan BV.
16
3. Untuk harga saham penutupan diambil sesuai kategori ISSI pada
hari
terakhir penutupan perdagangan saham tahun 2016 di BEI.
D. Tujuan Penelitian
adalah untuk mengetahui pengaruh NPM, ROA dan BV terhadap
harga
saham pada ISSI yang tergabung di BEI.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
pemahaman dalam rangka penerapan ilmu yang penulis peroleh
selama
perkuliahan serta menambah pengetahuan mengenai NPM, ROA dan
BV
serta penggunaanya dalam menilai pengaruhnya terhadap harga
saham.
2. Bagi Almamater
3. Bagi Investor
pengambilan keputusan investasi dengan melihat kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba, mendapatkan ekuitas dan menjaga aset,
karena
variabel tersebut dapat diajadian acuan dalam memprediksi harga
saham
perusahaan di masa yang akan datang.
17
analisis yang mencakup hampir keseluruhan aspek yang ada di
perusahaan. Analisis ini tidak saja hanya melihat pendapatan dan
laba,
melainkan juga hal-hal mendasar yang terkait dengan pangsa
pasar
perusahaan sampai kepada kualitas manjemen”.
Menurut Kasmir (2008:200) : “Net Profit Margin (NPM)
merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba
setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan”.
Menurut Kasmir (2008:236) : “Return On Asset (ROA) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
memperoleh profitabilitas dan manajerial efesiensi secara overall”.
ROA
yang positif menunjukkan bahwa total aset yang digunakan untuk
operasi
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan, sebaliknya
ROA
negatif menunjukkan bahwa dari total aset yang digunakan,
perusahaan
mendapatkan kerugian. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal
yang
diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk
menghasilkan
laba.
(net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu
lembar saham”. Book Value per lembar saham yang diterbitkan
pada
dasarnya mewakili jumlah aset atau ekuitas yang dimiliki
perusahaan
tersebut. Mengetahui Book Value dari suatu saham bukan saja
penting
18
untuk mengetahui kapasitas dari harga per lembar suatu saham namun
juga
penting untuk digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan wajar
atau
tidaknya harga saham di pasar (Market Value).
Menurut Rusdin (2008:7) : “Harga saham ditentukan menurut
hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar.
Makin
banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham
tersebut
cendrung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang
ingin
menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun”.
Kerangka pikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
secara
sistematis sebagai berikut :
X3 : Book Value (BV)
pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:540) :
“Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bersifat menggambarkan suatu
fenomena,
peristiwa, gejala, baik menggunakan data kuantitatif maupun
kualitatif”.
Menurut Sugiyono (2016:35) : “Metode kuantitatif dapat
diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang
telah ditetapkan”.
dengan menggunakan analisis kuantitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
teknik studi dokumenter. Menurut Sugiyono (2013:240) :
“Dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang”.
Pengumpulan datadalam penelitian ini dilakukan dengan melihat
laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh BEI melalui Capital Market
Directory
periode Desember 2016 sampai dengan Mei 2017.
20
generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek, yang
mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi
yang digunakan adalah seluruh saham yang masuk kategori ISSI
yang tergabung di BEI sebanyak 331 (tiga ratus tiga puluh
satu)
perusahaan.
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2016:156) : “Purposive Sampling adalah
teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan
yang digunakan dalam menentukan sampel adalah perusahaan
telah
menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang di
audit
untuk tahun buku 2016. Pada ISSI terdapat 321 emiten yang
melaporkan atau mempublikasikan laporan keuangan yang menjadi
kriteria pemilihan sampel, sedangkan ada 10 emiten yang tidak
menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan untuk Tahun
2016. Adapun kode emitennya yaitu CANI, CTRP, CTRS, GREN,
HEXA, LCGP, LPPF, MAGP, RIGS, SQMI.
21
yang akan dijadikan parameter dalam penilaian.
a. Menghitung Net Profit Margin (NPM)
(Kasmir, 2008:201)
(Kasmir, 2008:236)
(Jogiyanto, 2017:202)
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu
atau
residual memiliki distribusi normal”. Uji normalitas data
dilakukan
dengan uji Kolmogorov Smirnov (K-S). Kriteria penilaian uji
adalah
sebagai berikut :
1) Jika signifikan hasil perhitungan data (sig) > 5% atau
0,05,
maka data berdistribusi normal.
2) Jika signifikan hasil perhitungan data (sig) < 5% atau
0,05,
maka data tidak berdistribusi normal. Jika hasil pengujian
menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal, maka
perlu diberikan perlakuan tertentu agar data berdistribusi
normal. Model regresi diubah ke dalam bentuk Double Log, di
mana sebelah kanan (variabel independen) dan kiri (variabel
dependen) persamaan regresi ditransformasi ke dalam bentuk
logaritma natural (Ln).
b. Uji Autokorelasi
untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Uji yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah
dengan uji Durbin Watson. Kriteria untuk menentukan uji ini
adalah sebagai berikut :
1) Jika 0 < d < dl, maka keputusannya di tolak berarti tidak
ada
autokorelasi positif.
2) Jika 4 – dl < d < 4, maka keputusannya di tolak berarti
tidak
ada autokolerasi negatif.
23
3) Jika du < d < 4, – du, maka keputusannya tidak di
tolak
berarti tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.
c. Uji Multikolinearitas
bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen”. Pada model regresi yang
baik
seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi.
Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolonearitas dalam model regresi
adalah dengan melihat nilai VIF dan Tolerance dengan
ketentuan
sebagai berikut:
1). Jika nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka
dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
2). Jika nilai Tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka
dapat
disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain”. Jika varian dari residual satu
pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika
24
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara
nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID)
di
mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X
adalah
residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
distandardized.
Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas
adalah:
1). Jika ada pola tertentu seperti titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2). Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di
atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah
benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu
studi
empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik”.
Ramsey
menyarankan suatu uji yang disebut general test of
spesification
atau RESET. Untuk melakukan uji ini kita harus membuat suatu
25
linier. Rumus untuk menghitung Fhitung adalah sebagai berikut
:
Keterangan :
n = Jumlah data observasi
R²new = Nilai R² dari persamaan regresi baru
R²old = Nilai R² dari persamaan regresi awal
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung yang kemudian
akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan ketentuan
sebagai
berikut :
1) Jika F hitung > F tabel, maka hipotesis nol yang
menyatakan
bahwa spesifikasi model dalam bentuk fungsi linear ditolak.
2) Jika F tabel. Jika F hitung < F tabel, maka hipotesis nol
yang
menyatakan bahwa spesifikasi model dalam bentuk linear
diterima.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan
kejadian
(variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Adapun
26
sebagai berikut:
Keterangan:
X3 = Book Value (BV)
Menurut Sirgar (2017:351) : “Analisis korelasi berganda
digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan
antara tiga variabel atau lebih, serta mengetahui kontribusi
yang
diberikan secara simultan oleh variabel X1, X2, dan
seterusnya
terhadap nilai variabel Y”.
digunakan kriteria sebagai berikut :
0,00 – 0,199 : Sangat lemah
adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui
kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah atau
lebih
variabel X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.
Nilai R 2
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas, sedangkan nilai R 2
yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
d. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel terikat. Langkah-langkah untuk
melakukan uji F sebagai berikut:
1) Menentukan Hipotesis :
Ho : b1 = 0, NPM, ROA dan BV secara simultan tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham.
pengaruh terhadap harga saham.
2) Kriteria keputusan
a) Jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Jika nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
28
dependen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel independen. Rumus untuk
mencari nilai F adalah sebagai berikut :
(Suharyadi dan Purwanto, 2011:227)
Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
Langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut
:
1) Menentukan Hipotesis :
terhadap harga saham.
harga saham.
terhadap harga saham.
harga saham.
Ho : b3 = 0, BV secara persial tidak mempunyai pengaruh
terhadap
harga saham.
Ha : b3 ≠ 0, BV secara persial mempunyai pengaruh terhadap
harga
saham.
Dasar analisa :
1) Jika nilai sig. ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2) Jika nilai sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
30
dimasukkan ke dalam proses produksi yang efisien selama periode
waktu
tertentu untuk konsumsi di masa mendatang.
Menurut Tandelilin (2010:2) : “Investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat
ini, dengan
tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang”. Investasi
sering
diartikan sebagai suatu penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan
keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman
modal
tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang
mempunyai
kelebihan dana. Sedangkan menurut Abdul Halim (2013:3) : “Investasi
pada
hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang”.
Menurut Tandelilin (2010:8), alasan seseorang melakukan
investasi
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa
mendatang.
Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan
taraf
kehidupan dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha
mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di
masa
mendatang.
perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari
risiko
penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya
pengaruh
inflasi.
31
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia
banyak
melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi
di
masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada
masyarakat
yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
B. Tipe-Tipe Investasi Keuangan
yang dapat dipilih yaitu :
dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung
suatu
aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik
melalui
perantara atau berbagai cara lainnya. Investasi langsung ada
beberapa
macam yaitu dapat diartikan sebagai berikut:
a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual belikan
1) Tabungan
2) Deposito
1) Investasi langsung di pasar uang
a) T-bill
2) Investasi langsung di pasar modal
a) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income
securities),
seperti : T-bond, Federal agency securities, Municipal bond,
Corporate bond, Convortible bond
stock), saham biasa (common stock)
c) Investasi langsung di pasar turunan, seperti waran, opsi put
(put
option), opsi cal (call option)
2. Indirect Investment
yang memiliki dana dapat melakukan keputusan investasi dengan
tidak
terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup
hanya
dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Mereka
yang
melakukan kebijakan indirect investment umumnya cenderung
tidak
terlihat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu
perusahaan.
C. Pengertian Saham Dan Jenis-jenis Saham
1. Pengertian Saham
32
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada
suatu
perusahaan.
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan
dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada
setiap
pemegangnya.
Menurut Rusdin (2008:68) : “Saham merupakan sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang
saham
memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.
Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas
tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa saham adalah kertas yang dijadikan
bukti
kepemilikan perusahaan atau penyertaan modal yang diterbitkan
oleh
perusahaan. Surat berharga dalam bentuk saham lebih disukai
daripada
obligasi dan surat berharga lainnya yang diperdagangkan di pasar
modal
Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
2. Jenis-Jenis Saham
Menurut Fahmi (2013:81), dalam pasar modal ada dua jenis
saham
yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common
stock)
dan saham istimewa (preferred stock). Kedua jenis saham ini
memiliki arti
dan aturannya masing-masing.
Common Stock (Saham Biasa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal
(Rupiah,
Dolar, Yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya diberi hak
untuk
mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta berhak untuk
menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau
tidak,
33
bentuk deviden.
Preferred Stock (Saham Istimewa) adalah surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal
(Rupiah,
Dolar, Yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya akan
memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima kuartal
(tiga
bulanan).
Menurut Rusdin (2008:69) berdasarkan atas cara peralihan,
saham dibedakan menjadi 2, yaitu Saham atas unjuk (Bearer Stock)
dan
saham atas nama (Registered Stock).
a. Saham atas unjuk (Bearer Stock)
Saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain.
b. Saham atas nama (Registered Stock)
Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan
dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam
buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang
saham.
harga dari sekuritas-sekuritas”.
Sekarang ini BEI memiliki 21 jenis indeks harga saham yang
secara
terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun
elektronik,
sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di
pasar modal.
Adapun ke 21 jenis indeks tersebut adalah sebagai berikut:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua
perusahaan
yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar IHSG
dapat
menggambarkan keadaaan pasar yang wajar, BEI berwenang
34
jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki publik
(free
float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar,
sehingga
perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi
mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
2. Indeks LQ 45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan
likuiditas
dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan.
3. Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang ada pada
masing-
masing sektor.
4. Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk
dalam
kriteria syariah (DES yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK) dan
termasuk
saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.
5. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembang, yang
menampung
emiten yang berukuran besar dan mempunyai catatan kinerja yang
baik,
dan untuk penyehatan perusahaan-perusahaan yang kinerjanya
menurun.
6. Indeks Kompas 100, menggunakan 100 emiten yang dipilih
berdasarkan
pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan
kriteria-kriteria
yang telah ditentukan.
kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara BEI dengan
Harian
Bisnis Indonesia.
8. Indeks PEFINDO 25, menggunakan 25 emiten yang dipilih
berdasarkan
kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara BEI dengan
lembaga
rating PEFINDO.
kriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara BEI dengan
Yayasan
KEHATI.
10. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), menggunakan emiten yang
masuk
dalam DES yang dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK.
11. Indeks IDX30, menggunakan 30 emiten yang emitennya dipilih
dari
Indeks LQ 45.
12. Indeks Infobank15, mengukur peforma harga dari 15 emiten
unggulan
bank-bank dan merupakan kerja sama antara BEI dengan PT.
Infoarta
Pratama (Penerbit Majalah Infobank).
13. Indeks SMinfra18, mengukur peforma harga dari 18 emiten yang
bergerak
dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya dan merupakan kerja
sama
antara BEI dengan PT. Sarana Multi Infrasruktur (Persero)
(SMI).
14. Indeks MNC36, berisi 36 saham dengan rata-rata tertimbang
kapitalisasi
pasar.
meliputi indeks 15 obligasi.
16. Indeks HIDIV20, yakni indeks atas harga 20 saham perusahaan
tercatat
yang tercatat di BEI yang secara rutin membagikan dividen tunai
dan
36
sahamnya.
17. Indeks BUMN20, yakni indeks harga atas 20 saham perusahaan
tercatat
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha
Milik
Daerah (BUMD), dan afiliasinya.
18. Indeks JII70, dipilih dari saham syariah yang masuk dalam
konstituen
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan telah tercatat selama 6
bulan
terakhir. Selanjutnya Indeks JII70 dipilih menggunakan kapitalisasi
pasar
dan rata-rata nilai transaksi harian di pasar reguler.
19. Indeks IDX SMC Composite, merupakan saham-saham yang
memiliki
kapitalisasi pasar antara Rp. 1 triliun hingga Rp. 50
triliun.
20. Indeks IDX SMC Liquid, dipilih dari saham-saham Indeks IDX
SMC
Composite yang memenuhi kriteria-kriteria likuiditas yang dilihat
dari nilai
transaksi, kapitalisasi pasar atas saham free float, dan harga
saham.
21. Indeks PEFINDO I-Grade, merupakan indeks saham yang terdiri
atas
saham-saham pilihan dari 30 emiten saham dan obligasi yang
mendapatkan peringkat Investment Grade dari PEFINDO.
E. Pengertian Net Profit Margin (NPM)
Menurut Kasmir (2008:200) : “Net Profit Margin (NPM)
merupakan
ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga
dan
pajak dibandingkan dengan penjualan”. Sedangkan menurut Fahmi
(2016:81) : “Net Profit Margin (NPM) adalah rasio pendapatan
terhadap
penjualan, dengan margin laba bersih dibagi penjualan
bersih”.
37
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode
tertentu.
Jadi, besar kecilnya NPM akan menggambarkan bahwa kinerja
suatu
perusahaan semakin baik atau buruk yang akan berdampak pada
pemegang
saham apakah akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan
modalnya dan memperoleh keuntungan atau bahkan membuat para
pemegang
saham mendapatkan laba yang rendah.
F. Pengertian Return On Asset (ROA)
Menurut Kasmir (2008:236) : “Return On Asset (ROA) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall”.
Sedangkan
menurut Tandelilin (2010:372) : “Return On Asset (ROA)
menggambarkan
sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan
menghasilkan
laba”. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin
tinggi
pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam
dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian
atas aset
berarti semakin rendah jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset.
G. Pengertian Book Value (BV)
Menurut Jogiyanto (2017:202) : ”Nilai buku (Book Value) per
lembar
saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh
pemegang
saham dengan memiliki satu lembar saham”. Karena aktiva bersih
adalah
38
sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per
lembar
saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang
beredar.
Menurut Brealey (2008:163) : “Book Value adalah kekayaan
bersih
perusahaan menurut neraca. Nilai buku mencatat semua uang
yang
didapatkan dari pemegang sahamnya plus semua laba yang sudah
diinvestasikan kembali (ditahan) atas nama mereka”.
H. Pengertian Harga Saham
orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut
cendrung
bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual
saham,
maka saham tersebut akan bergerak turun”.
Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama
periode
pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel
dan
pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor. Salah satu
konsep dasar
dalam manajemen keuangan adalah maksimalisasi nilai perusahaan.
Bagi
perusahaan go public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan
cara
maksimalisasi nilai pasar harga saham yang bersangkutan. Dengan
demikian
pengambilan keputusan selalu didasarkan pada pertimbangan
terhadap
maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.
39
39
Secara historis, bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda
dan tepatnya pada 1912 di Batavia. Bursa efek ketika itu didirikan
oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial
atau
VOC. Meskipun bursa efek telah ada sejak 1912, perkembangan
dan
pertumbuhan bursa efek tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada
beberapa periode kegiatan bursa efek mengalami kevakuman. Hal
tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan Perang
Dunia II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial Belanda kepada
pemerintahan Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang
menyebabkan
operasi bursa efek tidak berjalan dengan normal.
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang
memberikan
peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan ekonomi nasional. BEI juga berperan dalam upaya
mengembangkan pemodal lokal yang besar untuk menciptakan pasar
modal
Indonesia yang stabil.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai efektif sejak bulan November
2007,
setelah diadakannya RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa)
yang diadakan pada Tanggal 30 Oktober 2007. Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES) bergabung menjadi BEI.
40
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, hampir setiap tahun
mengalami
kenaikan, walaupun sempat mengalami penurunan pada krisis 2008
yang
mengakibatkan nilai kapitalisasi pasar di pasar modal modal
Indonesia turun
hampir 50% dari 1.988,33 Triliun pada 2007 menjadi 1.076,49 Triliun
pada
Tahun 2008. Namun perlahan bangkit dengan level tertingginya pada
Tahun
2017 dengan jumlah kapitalisasi pasar sebesar 7.052,39
Triliun.
C. Perkembangan Investor
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari data yang sudah
ada,
investor di pasar modal Indonesia pada tahun 2012 hanya berjumlah
281.256
Single Investor Identification (SID) dan pada tahun 2017 sudah
mencapai 1,2
juta SID. Jumlah investor di pasar modal akan terus meningkat pada
setiap
tahunnya karena BEI gencar melakukan edukasi dan publikasi
investasi di
pasar modal.
Perkembangan jumlah sekuritas di Indonesia tidak terlepas
dari
perkembangan pasar modal dan jumlah investor yang ada. Jumlah
sekuritas di
Indonesia yang terdaftar di OJK mencapai angka 108 sekuritas
seluruh
Indonesia termasuk juga didalamnya sekuritas asing yang membuka
cabang
di Indonesia.
Adapun struktur organisasi Bursa Efek Indonesia dapat dilihat
pada
gambar 3.1 berikut :
Rapat Umum Pemegang
& Manajemen Proyek
Sekretaris Perusahaan
Divisi Hukum
dalam organisasi sehingga usaha tersebut dapat dikoordinasikan dan
sejalan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari struktur organisasi yang ada
dapat
diketahui kewajiban dan tanggung jawab tiap orang sehingga akan
jelas bagi
mereka dalam menjalankan kewajibannya tersebut. Struktur organisasi
yang
baik akan mempermudah pula control item bagi perusahaan.
Struktur
organisasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan organ yang
memiliki kewenangan khusus yang tidak diberikan kepada Dewan
Komisaris atau Direksi terkait penetapan keputusan-keputusan
penting
yang berhubungan dengan kebijakan bursa. RUPST dilaksanakan
sekali
dalam setahun, sedangkan RUPSLB dapat dilaksanakan
sewaktu-waktu
bila diperlukan.
mengelola bursa sehari-hari. Dewan Komisaris bertugas
mengarahkan
pengelolaan tersebut sesuai dengan visi dan misi bursa yang
telah
digariskan, serta kebijakan dan panduan tata kelola perusahaan
yang
berlaku, dalam mengupayakan pertumbuhan nilai jangka panjang
yang
berkesinambungan bagi segenap pemangku kepentingan. Di dalam
menjalankan fungsi pengawasan, setiap anggota Dewan Komisaris
secara
berkala menerima penjelasan dan laporan mengenai perkembangan
pasar
43
memperoleh informasi lengkap yang mendukung proses pembuatan
keputusan, anggota Dewan Komisaris memiliki akses penuh
kepada
setiap pejabat senior bursa dan jasa konsultan profesional
independen
yang ditunjuk BEI. Proses ini memastikan kemandirian dan
integritas
keputusan-keputusan Dewan Komisaris yang ditetapkan. Dalam
rangka
memantau perkembangan pencapaian kinerja perseroan secara
intensif
serta memberikan masukan konstruktif kepada Direksi, Dewan
Komisaris memberikan rekomendasi kepada Direksi.
3. Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengkordinasikan
para
Direktur serta kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa Internal,
Sekretaris
Perusahaan termasuk hubungan masyarakat, dan Divisi Hukum.
a. Divisi Hukum
dikeluarkan oleh perseroan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum
yang
berlaku dan kepentingan perseroan terlindungi dalam hubungan
kerjasama atau kontraktual antara perseroan dengan pihak lain
dan
telah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2) Memastikan pemberian pendapat hukum sebagai legal advisor
atas
permasalahan hukum berkenaan dengan produk hukum yang telah
diberlakukan oleh perseroan, kajian hukum dan penyelesaian
dalam
sengketa hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang
berlaku.
44
pelaksanaan pencapaian sasaran perusahaan dengan
mempertimbangan aspek efektivitas dan efisiensi melalui
pemeriksaan berkala maupun insidentil terhadap kegiatan
internal organisasi, serta melakukan pelaporan dan pemberian
rekomendasi perbaikan yang diperlukan atas hasil pemeriksaan
kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Ketua BAPEPAM.
2) Bertanggung jawab atas pemantauan kegiatan tindak lanjut
dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil
pemeriksaan internal yang dilakukan.
tujuan serta meningkatkan citra perusahaan.
F. Profil Perusahaan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI)
1. Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Astra Agro Lestari Tbk (AALI) didirikan dengan nama PT.
Suryaraya Cakrawala Tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian
berubah menjadi PT. Astra Agro Niaga tanggal 4 Agustus 1989.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan utama Astra
Agro Lestari adalah bergerak di bidang usaha kelapa sawit. Pada
09
45
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 125.800.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 1.550,00 per lembar saham.
2. Mahaka Media Tbk (ABBA)
Mahaka Media Tbk (dahulu Abdi Bangsa Tbk) (ABBA) didirikan
28 November 1992 dengan nama PT. Abdi Massa kemudian diubah
menjadi PT. Abdi Bangsa dan mulai beroperasi secara komersial
pada Tahun 1993. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan ABBA adalah penerbitan dan percetakan pers
dan
non pers, termasuk perfilman, periklanan dan informasi
multimedia. Pada Tanggal 5 Februari 1993, ABBA memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 2.899.951 lembar saham dengan nilai nominal Rp.
1.000,00 per lembar saham. Saham yang ditawarkan ini tidak
dicatatkan di Bursa Efek. Pada Tanggal 3 April 2002,
Perusahaan
melakukan pencatatan saham di BEI sebanyak 400.000.000 lembar
saham dengan nilai nominal Rp. 100,00 per lembar saham.
3. Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) didirikan awalnya bernama
PT. Kawan Lama Home Center tanggal 3 Februari 1995 dan mulai
beroperasi secara komersial sejak Tanggal 22 Desember 1995.
46
2001 nama Perusahaan selanjutnya diubah menjadi PT. Ace
Hardware Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan ACES meliputi usaha perdagangan umum
termasuk kegiatan ekspor impor serta menjalankan usaha
sebagai
agen dan distributor. Kegiatan usaha utama ACES adalah
penjualan
eceran (ritel) barang-barang untuk kebutuhan rumah tangga dan
lifestyle. Pada Tanggal 30 Oktober 2007, ACES memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 515.000.000 lembar saham dengan penawaran Rp.
820,00 per lembar saham.
Acset Indonusa Tbk (ACST) didirikan Tanggal 10 Januari 1995
dan memulai kegiatan komersialnya pada Tahun 1995.
Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ACST
terutama bergerak dalam bidang pembangunan dan jasa
konstruksi.
Kegiatan utama ACST adalah menjalankan usaha seperti
membangun gedung, pertokoan, hotel apartement, jembatan dan
lain-lain. Pada Tanggal 12 Juni 2013, ACST memperoleh
pernyataan efektif OJK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 155.000.000
47
saham.
Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia
Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT. Alfindo Putrasetia pada
Tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun
1986. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan,
industri
roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan
perdagangan
besar. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak
dalam
bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam
kemasan
(merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar
produk-
produk kosmetika. Pada Tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 15.000.000 lembar saham, dengan harga penawaran
perdana Rp. 3.850,00 per lembar saham.
6. Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan Tanggal 01 Juni
1974
dan memulai usaha secara komersialnya pada Tahun 1960. Saat
ini
kegiatan utama ADHI dalam bidang konstruksi, Engineering,
Procurement and Construction (EPC), perkeretaapian,
pariwisata,
perdagangan, properti, real estate dan investasi infrastruktur.
Pada
48
BAPEPAM-LK melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 441.320.000 lembar saham
dengan harga per lembar saham sebesar Rp. 150,00.
7. Polychem Indonesia Tbk (ADMG)
Polychem Indonesia Tbk (ADMG) didirikan Tanggal 25 April
1986 dengan nama PT. Andayani Megah dan mulai produksi secara
komersial pada Tahun 1990. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADMG meliputi industri
pembuatan Poliester. ADMG memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 20.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 4.250,00 per lembar saham.
8. Adaro Energy Tbk (ADRO)
Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT. Padang
Karunia Tanggal 28 Juli 2004. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADRO di bidang usaha
pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor
penambangan, infrastruktur, logistik batubara, dan pembangkit
listrik. Pada Tanggal 16 Juli 2008, PT. Adro Energy Tbk
(ADRO)
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada
49
9. Aneka Gas Industri Tbk (AGII)
Aneka Gas Industri Tbk (AGII) didirikan Tanggal 21 September
1971 dan langsung beroperasi secara komersialnya pada saat
didirikan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup
kegiatan AGII adalah dalam bidang pemasaran dan penjualan
produk gas industri dan produk-produk terkait lainnya serta
pemasaran dan penjualan jasa. Saat ini, kegiatan usaha utama
Aneka Gas Industri Tbk adalah di bidang industri gas tertentu
dalam bentuk gas, cair ataupun padat, mendesain konstruksi
dan
instalasi peralatan gas pada pabrik, pelanggan, dan rumah
sakit
serta memperdagangkan produk gas dari produsen lain kepada
pelanggan industri. Pada Tanggal 16 September 2016, AGII
memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 766.660.000 lembar saham dengan harga penawaran
Rp. 1.100,00 per lembar saham.
10. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS)
Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) didirikan pada Tanggal 7
Mei 1997 dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun
1998.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
AIMS di bidang perdagangan batubara sejak Tahun 2005. Pada
50
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sejumlah 40.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 250,00 per lembar saham.
11. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) didirikan dengan nama
PT. Asia Intiselera. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan meliputi usaha bidang perdagangan,
perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan
dan
jasa. Pada Tanggal 11 Juni 1997 AISA memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 45.000.000
lembar saham dengan harga per lembar saham sebesar Rp.
950,00.
12. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI)
Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) didirikan Tanggal 7
Maret 1980 dan memulai kegiatan produksi secara komersial
pada
Tahun 1982. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup AKPI bergerak dalam bidang produksi dan distribusi
kemasan fleksibel berupa Biaxially Oriented Poly Propylene
(BOPP) film, dengan masing-masing dipasarkan dengan merek
ARLENE dan ARETA. Pada Tanggal 04 November 1992, AKPI
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) atas
51
penawaran Rp. 3.800,00 per lembar saham.
13. AKR Corporindo Tbk (AKRA)
AKR Corporindo Tbk (AKRA) didirikan di Surabaya Tanggal 28
November 1977 dengan nama PT. Aneka Kimia Raya dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada bulan Juni 1978. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha AKRA
antara lain meliputi bidang industri barang kimia,
perdagangan
umum dan distribusi terutama bahan kimia dan bahan bakar
minyak (BBM) dan gas, menjalankan usaha dalam bidang
logistik,
pengangkutan (termasuk untuk pemakaian sendiri dan
mengoperasikan transportasi baik melalui darat maupun laut
serta
pengoperasian pipa penunjang angkutan laut), penyewaan gudang
dan tangki termasuk perbengkelan, ekspedisi dan pengemasan,
menjalankan usaha dan bertindak sebagai perwakilan atau
peragenan dari perusahaan lain baik di dalam maupun di luar
negeri, kontraktor bangunan dan jasa lainnya kecuali jasa di
bidang
hukum. Pada bulan September 1994, AKRA memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 15.000.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp.
4.000,00 per lembar saham.
Alkindo Naratama Tbk (ALDO) didirikan Tanggal 31 Januari 1989
dan memulai aktivitas operasi secara komersial pada Tahun
1994.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan ALDO
adalah bergerak dalam bidang manufaktur konversi kertas. Pada
Tanggal 30 Juni 2011, ALDO memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 225,00 per lembar saham.
15. Alakasa Industrindo Tbk (ALKA)
Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) didirikan Tanggal 21 Februari
1972 dan memulai operasi komersial sebagai perusahaan
industri
aluminium sejak Tahun 1973. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ALKA adalah menjalankan
usaha dalam bidang perdagangan umum, perwakilan atau
keagenan, pemborong (kontraktor), industri manufakturing dan
fabrikasi, pengolahan barang-barang dari logam dan aluminium,
percetakan dan pemukiman (real estate). Pada Tanggal 30 Mei
1990, perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia untuk menawarkan 1.500.000 lembar saham
dengan harga penawaran Rp. 9.800,00 per lembar saham.
53
Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) didirikan pada Tanggal 07
Oktober 1971 dengan nama Asahimas Flat Glass Co., Ltd.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
AMFG bergerak dalam bidang industri kaca, ekspor dan impor,
dan
jasa sertifikasi mutu berbagai jenis produk kaca serta kegiatan
lain
yang berkaitan dengan usaha tersebut. Pada Tanggal 18 Oktober
1995, AMFG memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 86.000.000 lembar saham dengan harga
penawaran Rp. 2.450,00 per saham.
17. Atmindo Tbk (AMIN)
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Atmindo adalah bergerak dalam bidang industri mesin-mesin
pengolah kelapa sawit dan karet, industri water tube boiler,
industri
pembuatan package boiler dan quick doors for sterilizers,
serta
pemasarannya. Tanggal 26 November 2015, AMIN memperoleh
pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 240.000.000
lembar saham dengan harga penawaran Rp. 128,00 per lembar
saham.
54
Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) didirikan Tanggal 16 April
1993 dengan nama PT. Austindo Teguh Jaya dan memulai kegiatan
komersial pada Tahun 1993. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANJT adalah bidang
perdagangan dan jasa umum, pengoperasian perkebunan,
pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit secara
langsung.
Pada Tanggal 01 Mei 2013, ANJT memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 333.350.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 1.200,00 per lembar saham.
19. Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) didirikan dengan nama
Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang Tanggal 05 Juli 1968
dan mulai beroperasi secara komersial pada Tanggal 5 Juli
1968.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
ANTM adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan
galian,
serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan,
pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian
tersebut. Pada Tanggal 27 November 1997, ANTM memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
55
sebesar Rp. 1.400,00 per lembar saham.
20. Arita Prima Indonesia Tbk (APII)
Arita Prima Indonesia Tbk (APII) didirikan Tanggal 05 Oktober
2000 dan memulai kegiatan komersialnya pada Tahun 2001.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
APII di bidang industri dan perdagangan. Saat ini, kegiatan
usaha
APII adalah perdagangan ekspor dan impor barang-barang logam.
Pada Tanggal 17 Oktober 2013, APII memperoleh pernyataan
efektif dari OJK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 275.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 220,00 per lembar saham.
21. Asiaplast Industries Tbk (APLI)
Asiaplast Industries Tbk (APLI), semula bernama PT. Adi Karya
Perkasa yang selanjutnya berubah menjadi PT. Akasa
Pandukarya,
didirikan Tanggal 05 Agustus 1992 dan mulai kegiatan operasi
komersialnya pada Tahun 1994. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan APLI meliputi bidang
industri
dan perdagangan lembaran plastik PVC dan kulit imitasi. Pada
tanggal 31 Maret 2000, APLI memperoleh pernyataan efektif
dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 600,00 per lembar saham.
56
Agung Podomoro Land Tbk (APLN) didirikan Tanggal 30 Juli
2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada Tahun 2004.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
APLN meliputi usaha dalam bidang real estate, termasuk
pembebasan tanah, pengembang, dan penjualan tanah, baik tanah
untuk perumahan, maupun tanah untuk industri, serta penjualan
tanah berikut bangunannya. Pada Tanggal 01 November 2010,
APLN memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 6.150.000.000 lembar saham dengan harga
penawaran Rp. 365,00 per lembar saham.
23. Atlas Resources Tbk (ARII)
Atlas Resources Tbk (ARII) didirikan Tanggal 26 Januari 2007
dan
mulai beroperasi secara komersial pada Maret 2007.
Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha ARII
adalah dalam bidang perdagangan batubara, transportasi
pertambangan dan batubara, dan kegiatan penunjang operasi
penambangan batubara lainnya seperti penyewaan peralatan dan
kendaraan. Pada Tanggal 31 Oktober 2011, ARII memperoleh
pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran
Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak
57
1.500,00 per lembar saham.
Arwana Citramulia Tbk (ARNA) didirikan dengan nama PT.
Arwana Citra Mulia pada Tanggal 22 Februari 1993 dan mulai
beroperasi secara komersial sejak Tanggal 01 Juli 1995.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
ARNA terutama dalam bidang industri keramik dan menjual hasil
produksinya di dalam negeri. Tanggal 28 Juni 2001, ARNA
memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 125.000.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp.
120,00 per lembar saham.
25. Arthavest Tbk (ARTA)
Securities Prima Tanggal 29 Juni 1990 dan memulai kegiatan
operasinya secara komersial pada Tahun 1992. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha ARTA
adalah dalam bidang jasa pengelolaan aset dan jasa penasehat
keuangan. Arthavest memiliki anak usaha yaitu PT. Sanggraha
Dhika yang bergerak di bidang perhotelan (Hotel Redtop,
Jakarta).
Pada Tanggal 15 Oktober 2002, ARTA telah memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK sehubungan dengan
58
sejumlah 70.000.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp.
225,00 per lembar saham.
Ratu Prabu Energi Tbk (dahulu Arona Binasejati Tbk) (ARTI)
didirikan Tanggal 31 Maret 1993 dengan nama PT. Arona
Binasejati dan memulai kegiatan operasinya secara komersial
pada
Tahun 1996. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan
utama ARTI adalah investasi di bidang energi (minyak dan gas)
dan real estate (pengembangan, penyewaan dan pengelolaan
properti). Pada Tanggal 23 April 2003, ARTI telah memperoleh
pernyataan efektif BAPEPAM-LK sehubungan dengan Penawaran
Umum Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat sejumlah
95.000.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp. 650,00 per
lembar saham.
Astra Graphia Tbk (ASGR) didirikan Tanggal 31 Oktober 1975
dan memulai operasi komersialnya pada Tahun 1975. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ASGR bergerak di bidang
perdagangan, perindustrian, jasa konsultasi, jasa kontraktor
peralatan dan perlengkapan kantor, teknologi informasi,
telekomunikasi dan penyertaan suatu modal pada perusahaan
dan/atau badan hukum lain. Pada Tahun 1989, ASGR memperoleh
59
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 3.075.000 lembar saham dengan harga penawaran
perdana Rp. 8.550,00 per lembar saham.
28. Astra International Tbk (ASII)
Astra International Tbk (ASII) didirikan pada Tanggal 20
Februari
1957 dengan nama PT. Astra International Incorporated.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di
bidang
perakitan dan penyaluran mobil (Toyota, Daihatsu, Izusu, UD
Trucks, Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda) berikut suku
cadangnya. Pada Tanggal 09 April 1990, ASII memperoleh
penyataaan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada masyarakat
sebanyak 30.000.000 lembar saham dengan harga penawaran
sebesar Rp. 14.850,00 per lembar saham.
29. Alam Sutera Realyn Tbk (ASRI)
Alam Sutera Realyn Tbk (ASRI) didirikan dengan nama PT.
Adhihutama Manunggal pada Tanggal 03 November 1993.
Berdasarakan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan
ASRI dalam bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan,
kawasan komersial, kawasan industri, dan pengelolaan pusat
perbelanjaan, pusat rekreasi serta perhotelan. Pada Tanggal
18
Desember 2007, ASRI memperoleh pernyataan efektif dari
60
harga penawaran sebesar Rp. 105,00 per lembar saham.
30. Anabatic Technologies Tbk (ATIC)
Anabatic Technologies Tbk (ATIC) didirikan Tanggal 01
November 2001 dengan nama PT. Anabatic Teknologi dan mulai
beroperasi komersial pada Tahun 2002. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ATIC adalah di
bidang
teknologi informasi yang terdiri dari solusi sistem
integrasi,
layanan business process outsourcing, layanan teknologi
informasi
outsourcing, dan layanan distribusi dengan nilai tambah dan
bisnis
pendukungnya. Pada Tanggal 25 Juni 2015, ATIC memperoleh
pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 375.000.000
lembar saham dengan harga penawaran Rp. 700,00 per lembar
saham.
Bara Jaya Internasional Tbk (d/h ATPK Resources Tbk) (ATPK)
didirikan Tanggal 12 Januari 1988 dengan nama PT. Anugrah
Tambak Perkasindo. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan usaha utama ATPK adalah di bidang
pertambangan, infrastruktur tambang, perdagangan yang
berkaitan
dengan produk tambang dan perdagangan di bidang produk
61
Maret 2002, ATPK memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 135.450.000 lembar
saham dengan harga penawaran perdana Rp. 300,00 per lembar
saham.
Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan Tanggal 20 September 1991
dan memulai kegiatan komersialnya pada Tahun 1991.
Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AUTO
terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan
bermotor, baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam
bidang
industri logam, plastik dan suku cadang kendaraan bermotor.
Pada
Tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 575,00 per lembar
saham.
Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) didirikan Tanggal 06 Juli
2006
dan memulai kegiatan komersialnya pada bulan Juli 2008.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Balitower adalah dalam bidang jasa telekomunikasi. Kegiatan
62
lokasi menara tersebar di Propinsi Bali. Pada Tanggal 04
Maret
2014, BALI memperoleh pernyataan efektif dari OJK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 88.000.000 lembar saham dengan harga
penawaran Rp. 400,00 per saham.
34. Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA)
Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) didirikan Tanggal 20 Oktober
1993 dan mulai melakukan kegiatan komersialnya sejak Tahun
2004. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan BAPA adalah dalam bidang real estate, perdagangan,
pembangunan, industri, percetakan, agrobisnis, pertambangan
dan
jasa angkutan.Kegiatan usahanya dilakukan BAPA sampai dengan
saat ini adalah real estate. Pada Tanggal 19 Desember 2007,
BAPA
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 150.000.000 lembar saham dengan harga
penawaran Rp. 150,00 per lembar saham.
63
Sepatu Bata Tbk (BATA) didirikan pada Tanggal 15 Oktober
1931. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, BATA adalah
bergerak di bidang usaha memproduksi sepatu kulit, sepatu
dari
kain, sepatu santai dan olah raga, sandal serta sepatu khusus
untuk
industri, impor dan distribusi sepatu serta aktif melakukan
ekspor
sepatu. Pada Tanggal 06 Februari 1982, BATA memperoleh
pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 1.200.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp.
1.275,00 per lembar saham.
Bayu Buana Tbk (BAYU) didirikan Tanggal 17 Oktober 1972 dan
mulai beroperasi secara komersial sejak Tahun 1972.
Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, BAYU bergerak di bidang pelayanan
jasa perjalanan wisata. Pada Tanggal 30 Oktober 1989, BAYU
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 2.000.000 lembar saham dengan harga
penawaran Rp. 4.500,00 per lembar saham.
37. Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM)
Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) didirikan
Tanggal 07 Februari 1998 dan memulai kegiatan komersialnya
64
agen perkapalan perusahaan pelayaran, pelayaran penunda laut,
penyewaan peralatan pelayaran, pelayaran dalam negeri, jasa
pelayaran dan pengangkutan, pengangkutan minyak dan gas,
penyewaan kapal laut dan perwakilan pelayaran. Pada Tanggal
21
Desember 2012, BBRM memperoleh pernyataan efektif dari
BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 600.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 230,00 per lembar saham.
38. Bumi Citra Permai Tbk (BCIP)
Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) didirikan 03 Mei 2000 dan mulai
melakukan kegiatan usaha secara komersial pada 2003.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
BCIP adalah di bidang real estate, pembangunan, perdagangan,
pertambangan, jasa, pengangkutan, percetakan dan pertanian.
Pada
Tanggal 30 November 2009, BCIP memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 lembar
saham dengan harga penawaran Rp. 110,00 per lembar saham.
39. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST)
Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) didirikan Tanggal
24
Agustus 1989 dan mulai beroperasi secara komersial Tahun
1989.
BEST adalah di bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan
industri dan perumahan. Pada Tanggal 29 Maret 2012, BEST
memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 1.765.000.000 lembar saham dengan harga
penawaran Rp. 170,00 per saham.
40. Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP)
Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) didirikan 21 Desember
1981 dengan nama PT. Bandung Indah Plaza. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BIPP
terutama
meliputi pembangunan dan pengelolaan properti seperti
apartemen,
perkantoran, pertokoan dan perumahan, perdagangan dan
pelayanan jasa. Pada Tanggal 26 Juni 1989, BIPP memperoleh
ijin
dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 6.500.000
lembar saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada
Bursa
Paralel Indonesia Tanggal 31 Juli 1989. Kemudian Tanggal 31
Januari 1990 dilakukan pencatatan 9.500.000 lembar saham BIPP
milik pemegang saham pendiri, sehingga seluruh saham BIPP
tercatat di Bursa Paralel Indonesia.
Blue Bird Tbk (BIRD) didirikan Tanggal 29 Maret 2001 dan
memulai kegiatan komersial pada Tahun 2001. Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan,