Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
1
JUMANTIK JURNAL MAHASISWA DAN PENELITIAN KESEHATAN http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM
EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN TERAPI MUROTTAL
QURAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI UPT
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA KABUPATEN KUBU RAYA
Andri D. Hernawan1, Dedi Alamsyah2, Meti Maya Sari3 1 Dosen Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak 2Dosen Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak email :
[email protected]/085245927245 3Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak email :
[email protected]/082153896252
Abstrak
Dept. of Health Houshold Survey onHealth yaitu hipertensi dengan prosentase sebesar 15,7%
diperingkat pertama. Tekanan darah tinggi menyumbang kontribusi untuk 9,4 juta kematian setiap
tahun akibat penyakit jantung dan stroke. Data dari UPT Tresna Wherda Mulia Dharma tahun 2016
di dapatkan jumlah Lansia yang menderita Hipertensi adalah sebanyak 29 kasus dan 2 orang
meninggal di sebabkan stroke dengan jumlah lansia yang di bina dan menetap di Panti sebanyak 59
orang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi senam aerobik low impact
dan murottal quran terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di UPT Panti Sosial
Tresna Werdha Mulia Dharma kabupaten Kuburaya.
Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan desain penelitian adalah one group pre-test
post- test desain (sebelum dan sesudah perlakuan), sampel penelitian sebanyak 21 responden yang
di ambil dengan teknik total sampling. Uji statistik yang di gunakan adalah uji T berpasangan pada
satu kelompok yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan lansia sebelum senam aerobik low impact dan terapi
murottal quran sebagian besar responden memiliki tekanan sistolik 150 mmHg dengan prosentase
42,8 % dan diastolik sebagian besar 90 mmHg sebesar 42,8%.Sedangkan sesudah perlakuan sebagian
besar sistolik 130 mmHg dengan presentase 47,5% dan diastolik sebagian besar 70 mmHg dengan
presentase 47,6%. Hasil uji T-berpasangan di dapatkan ada perbedaan bermakna tekanan darah
sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah melakunan senam aerobik low impact dan terapi murottal
Quran dengan p value= 0,000 untuk sisitolik dan p value = 0,000 untuk diastolik.
Disarankan kepada petugas dan pengurus panti untuk mengadakan kegiatan senam Aerobik low
impact dan terapi murottalsecara rutin kepada lansia untuk mengurangi angka kesakitan terutama
penyakit hipertensi.
EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN TERAPI MUROTTAL
QURAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI UPT
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA KABUPATEN KUBU RAYA
Abstract
Department of Health Household Survey indicates that the elderly frequently suffer from
hypertension and it ranks first by 15,7%. Hypertension also contributes 9,4 million mortality due
to heart disease and stroke. Data from Technical Implementation Unit (UPT) Tresna Werdha Mulia
Dharma social care of Kuburaya district shows that, out of 59 elderly living in social care, 29 of
Info Artikel
Sejarah Artikel:
Diterima
Disetujui
Di Publikasi
Keywords:
aerobik; Terapi Murotal
qur’an; tekanan Darah,
Hipertensi
2
them suffered from hypertension and 2 of them died from stroke. This study aimed at finding out
the effectiveness of low impact aerobic exercise and murottal therapy in reducing blood pressure
in the elderly at Technical Implementation Unit (UPT) of ‘Tresna Werdha Mulia Dharma’ Social
Care , Kuburaya District.
Using quasi experimental method of one group pretest posttest design, 21 respondents participated
in this study. They were selected by using total sampling technique. The statistical test used was T
paired test.
The study reveals that the repondents’ blood pressure before treated by using low impact exercise
and murottal therapy were 150/90mmHg (42,8%), and the blood pressure after treated by using
low impact exercise and murottal therapy was 130/70 mmHg (47,4%). It means that there was a
significant difference before and after low impact exercise and murottal therapy on both systolic
(p value=0,000) and diastolic pressure (p value=0,000). From the findings, Either management or
staffs of social center are encouraged to conduct routine low impact and murottal therapy to reduce
the morbidity rate of hypertension
Alamat korespondensi:
ISSN 2442-5478 Email:
© 2017 Poltekkes Kemenkes Pontianak
3
PENDAHULUAN
Penyakit yang paling sering dialami oleh
lansia di Indonesia menurut Dept. of Health
Houshold Survey onHealth yaitu hipertensi
dengan prosentase sebesar 15,7% diperingkat
pertama dan penyakit muskuloskeletal dengan
prosentase sebesar 14,5% diperingkat kedua dan
diikuti oleh penyakit lainnya.1 Hal ini di sebabkan
karena pada tahap lanjut usia akan mengalami
perubahan-perubahan terutama pada perubahan
fisiologis karena dengan semakin bertambahnya
usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun
baik karena faktor alamiah maupun karena
penyakit. Salah satu gangguan kesehatan yang
paling banyak dialami oleh lansia adalah pada
sistem kardiovaskuler yaitu terjadi penurunan
elastisitas dinding aorta, katup 11 jantung menebal
dan menjadi kaku, serta penurunan kemampuan
jantung untuk memompa darah. Hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume
darah, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenisasi, sertaterjadinya hipertensi
akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer.2
Pada tahun 2013 Hari Kesehatan Dunia
tema " tekanan darah tinggi " yang di adakan di
New Delhi dalam pertemuan dengan menteri
kesehatan berbagai Negara ternyata mendapatkan
jumlah yang sangat signifikan, karena lebih dari
satu dari tiga orang dewasa di seluruh dunia
diperkirakan menderita kondisi tersebut. Tekanan
darah tinggi menyumbang kontribusi untuk 9,4 juta
kematian setiap tahun akibat penyakit jantung dan
stroke dan merupakan faktor risiko tinggi bagi
banyak hasil kesehatan lainnya. Sayangnya, itu
sering terjadi tanpa disadari, bahkan ketika nilai-
nilai yang sangat tinggi, dan dengan demikian
kesehatan masyarakat harus fokus pada pengujian
awal dan tindak lanjut. Dr.Chan didorong para
menteri untuk mengadopsi Deklarasi New Delhi
dengan tema “Tekanan Darah Tinggi”, dan untuk
membangun kemitraan di tingkat nasional, regional
dan global.3
Di Indonesia prevalensi hipertensi sebesar
26,5 persen (25,8% + 0,7 %). Prevalensi hipertensi
berdasarkan yang didiagnosis oleh tenaga
kesehatan dan pengukuran terlihat meningkat
dengan bertambahnya umur. Prevalensi DM,
hipertiroid, dan hipertensi pada perempuan
cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.
Prevalensi DM, hipertiroid, dan hipertensi di
perkotaan cenderung lebih tinggi dari pada
perdesaan.4
Hasil penelitian sporadis di 15 Kabupaten/
Kota di Indonesia, yang dilakukan oleh Felly PS,
dkk (2011-2012) dari Badan Litbangkes Kemkes
dalam judul “hipertensi the silent killer”,
memberikan fenomena 17,7% kematian disebabkan
oleh Stroke dan 10,0% kematian disebabkan oleh
Ischaemic Heart Disease. Dua penyakit penyebab
kematian teratas ini, soulmate factor nya adalah
Hipertensi.5
Kabupaten Kubu Raya untuk penyakit
hipertensi berdasarkan laporan dinas kesehatan
kota Kubu Raya dalam profil 2015 dan LB1 2015
di ketahui jumlah penderita Hipertensi 10751 kasus
dan menempati peringkat ke 2 dari 10 besar
penyakit, Sedangkan menurut data dari UPT Tresna
Wherda Mulia Dharma di dapatkan jumlah Lansia
yang menderita Hipertensi adalah sebanyak 29
kasus dengan jumlah lansia yang di bina dan
menetap di Panti sebanyak 59 orang.
Aktivitas menurut Scotch latihan yang baik
untuk para lansia adalah dengan berolahraga. Jenis
olahraga yang bisa dilakukan pada lansia antara lain
adalah senam. Olahraga dengan teratur seperti
senam bugar lansia dapat mencegah atau
memperlambat kehilangan fungsional organ.
Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan
bahwa latihan atau olahraga seperti senam lansia
dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit
seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri
koroner dan kecelakaan.6
Olah raga aerobik merupakan olah raga
yang tepat dilakukan oleh lansia teruatama yang
mengalami hipertensi salah satunya senam
aerobik.7 Senam yang dapat di lakukan oleh lansia
yaitu senan yang mempunyai gerakan ringan,
intensitas sedang, dan mudah di lakukan.
Menghindari gerakan loncat-loncat yang di sebut
low impact. Gerakan ini masih dapat memacu kerja
jantung dengan intensitas ringan, sedang, bersifat
menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan
sebagian otot tubuh serasi sesuai gerak sehari-hari.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi di bagi dalam dua kelompok
besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat di
ubah seperti jenis kelamin, umur, genetic dan faktor
yang dapat di ubah seperti pola makan, kebiasaan
olahraga dan lain-lain satu faktor saja belum cukup
menyembabkan timbulnya hipertensi.9
Hasil penelitian sebelum senam, rata-rata
sistol 141 mmHg, diastole 86,25 mmHg dan nilai
4
sesudah melakukan senam rata-rata sistol 130
mmHg, diastole 81,25 mmHg. Hasil uji analisis
dengan Wilcoxon signed rank test di dapat nilai
Asymp. Sig (2-tailed) 0,001 untuk tekanan darah
sistolik dan 0,002 untuk tekanan darah diastolik.10
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
di lakukan oleh Revansia (2014) menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan pengaruh senam
ergonomik dan aerobic low impact terhadap level
tekanan darah sistole dan diastole pada lansia
hipertensi.11
Selain terapi senam aerobik low impact,
terapi murottal Al-Qur’an merupakan salah satu
terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan
untuk mempercepat proses penyembuhan.12 Hal ini
telah dibuktikan oleh Ahmad al-Qadhi yang
melakukan penelitian dengan tema pengaruh Al-
Qur’an pada manusia dalam perspektif fisiologi dan
psikologi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-
Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan ketegangan urat saraf reflektif.13
Berdasarkan penelitian yang di lakukan
oleh Ernawati (2013) bahwa didapatnya hasil nilai
yang siginfikan terhadap tekanan darah sistol dan
diastol setelah diberi perlakuan sehingga dapat
disimpulkan bahwa, mendengarkan murottal Ar
rahman berpengaruh terhadap pola tekanan darah
pada pasien hipertensi. Sejalan dengan penelitian
yang di lakukan oleh Laras Pratiwi,dkk (2015)
bahwa teknik relaksasi benson dan murottal Al-
Qur’an efektif dalammenurunkan tekanan darah
pada pasiendengan hipertensi primer.14
Pada penelitian ini peneliti
mengkombinasikan terapi secara fisik dengan
senam aerobik low impact dan terapi psikologis
dengan mendengarkan murottal Quran untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Dengan kombinasi ini di harapkan dapat
menurunkan tekanan darah lebih signifikan dari
sebelumnya.
UPT Panti Sosial Tresna Wherdha Mulia
Dharma kuburaya merupakan Panti sosial yang
berada dalam naungan Dinas Sosial,Transmigrasi
dan tenaga Kerja. Di UPT tersebut terdapat 8
petugas dan 2 orang perawat serta 59 lansia (data
terakhir pada bulan Agustus). Pada satu tahun
terakhir terdapat 2 orang meninggal di karenakan
penyakit jantung/stroke. Di panti ini sebelumnya
tidak pernah di lakukan penelitian menurunkan
tekanan darah dengan senam dan murottal. Data ini
peroleh melalui hasil wawancara dengan petugas
panti tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk Menganalisis efektifitas kombinasi
senam aerobik low impact dan terapi Murottal
Quran terhadap perubahan tekanan darah lansia
hipertensi di UPT Panti Sosial Tresna Werdha
Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap pengembangan
ilmu kesehatan terutama menyangkut epidemiologi
kesehatan masyarakat dan memberikan informasi
dalam intervensi mandiri dalam menangani pasien
penderita hipertensi terutama lansia, serta dapat di
pergunakan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya terkait dengan terapi non farmakologi
yaitu Menganalisis efektifitas kombinasi senam
aerobik low impact dan terapi Murottal Quran
terhadap perubahan tekanan darah lansia hipertensi.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah bersifat
eksperimen semu (Quasi eksperiment), yaitu
penelitian yang observasinya di lakukan terhadap
efek dari perlakuan peneliti terhadap sejumlah
variabel penelitian.Desain penelitian yang di
pergunakan adalah one group pre-test post- test
desain (sebelum dan sesudah perlakuan), yaitu pada
unit percobaan di kenakan dengan dua kali
pengukuran.Pengukuran pertama sebelum
perlakuan di laksanakan dan pengukuran kedua
susudah perlakuan di laksanakan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
lansia yang menderita hipertensi dan berada di
UPT Panti Tresna Werdha Mulia Dharma.Sampel
adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan
objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh
populasi yang ada. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang di gunakan adalah
menggunakan total sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan jumlah populasi (sugiyono, 2006) dengan
jumlah yang memenuhi kriteruuia inklusi sebanyak
21 responden.15
Alat pengumpulan data yang di gunakan
pada penelitian ini adalah tensimeter digital, yaitu
alat ukur untuk mengukur tekanan darah yang di
lakukan 2 kali pengukuran dan di ambil rata-
ratanya, sebagai penetapan responden tekanan
darah diukur 30 menit sebelum senam untuk pretest
dan posttest di ukur seminggu setelah perlakukan di
lakukan. Kemudian hasilnya di catat pada lembar
hasil pengukuran.Pada perlakuan Murottal peneliti
menggunakan handphone untuk mendengarkan
5
rekaman murottal Al-Quran surah Ar-Rahman yang
di bacakan oleh Muhammad Thaha selama 12:31
menit melalui aplikasi MP3 Al-Quran digital
dengan volume suara standar.
GAMBARAN PENELITIAN
Pada penelitian terdiri dari beberapa tahapan
proses di antaranya proses eksperimen, tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan penilaian
intervensi.
Pada tahap pelaksanaan dan penilaian intervensi
peneliti melakukan penilaian dengan mengukur
keaktifan responden dalam mengikuti senam dan
murottal. Penilaian ini diukur dengan menghitung
jumlah gerakan yang di ikuti oleh
responden,sedangkan murottal di ukur dengan
responden mendengar keseluruhan murottal atau
tidaknya, dari hasil tersebut kemudian di dapatkan
penilaian sebagai berikut :
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
persentase tertinggi untuk gerakan senam
aerobiklow impact terdapat pada gerakan
pendinginan dengan rata-rata 94%, Hal ini di
sebabkan karena pada gerakan pendinginan dengan
tempo gerakan sangat lambat sehingga mudah di
ikuti oleh lansia. Sedangkan gerakan senam dengan
presentase terendah terdapat pada gerakan inti
dengan rata-rata 49%, hal ini di sebabkan gerakan
inti yang memiliki tempo yang agak cepat sehingga
lansia agak sulit mengikuti gerakannya.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
terhadap proses observasi pemberian intervensi
senam aerobik low impact, selanjutnya di lakukan
penilaian terhadap proses intervensi senam dengan
analisis gerakan senam masing-masing responden.
Hal ini di lakukan untuk mendapatkan gambaran
dalam keseragaman objek mengikuti gerakan
senam., setelah hasil dari proses analisa dalam
bentuk persentase yang terdapat pada tabel
keaktifan diatas, selanjutnya di proses dengan
menggunakan uji Varians data one way anova, di
peroleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1. Gerakan Senam
Varians data terhadap Gerakan Responden dalam
Mengikuti Senam Aerobik Low Impact
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil
perhitungan statistik menggunakan uji Varians data
one way anova di peroleh p-value sebesar 0.141 >
α (0,05) yang berarti intervensi yang diterima oleh
objek cukup seragam/tidak ada beda.. Untuk
gerakan inti pada senam di peroleh p-value sebesar
0,877 > α (0,05) yang berarti intervensi yang
diterima oleh objek cukup seragam/tidak ada beda.
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji
Varians data one way anova untuk gerakan
pendinginan dan skor total berturut-turut adalah di
peroleh p-value sebesar 0,880 > α (0,05) dan 0,511
> α (0,05) yang berarti intervensi yang diterima
oleh objek cukup seragam/tidak ada beda.
Penilaian untuk murottal dilakukan dengan
melihat keseragaman objek dalam mengikuti proses
pemberian intervensi berlangsung, apabila
responden mendengar murottal lebih dari sepuluh
menit (atau mendengarkan ayat murottal secara
penuh kurang lebih 13 menit) sebanyak satu kali
dalam 3 hari berturut-turut maka respoden di
berikan nilai 100%. Untuk proses intervensi ini
semua responden mendengarkan murottal lebih dari
10 menit (full audio) sehingga tidak di perlukan
proses analisa dengan uji varians one way anova
seperti yang terdapat pada proses senam aerobic
low impact.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan
Gerakan
senam
Varians
(P Value)
Anova
(P Value)
Kesimpulan
Pemanasan 0.141 0.000 terdapat
perbedaan
Inti 0.887 0.372 Tidak terdapat
perbedaan
Pendinginan 0.880 0.940 Tidak terdapat
perbedaan
Skor total 0.511 0.11 Tidak terdapat
perbedaan
6
Hasil sebagai berikut :
1. Analisis univariat
Tabel 1.2. Distribusi Umur Responden
Distribusi responden berdasarkan umur
Usia Frekuensi Prosentase
60-65 6 28.6 %
66-70 6 28.6 %
71-76 6 28.6 %
77-82 3 14.2 %
Jumlah 21 100 %
Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin
Jenis
kelamin
Frekuensi Persentase (%)
Laki – laki 12 57,1 %
Perempuan 9 42,9 %
Jumlah 21 100 %
Distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Frekuensi Persentase (%)
Tidak
Sekolah
6 28.6 %
SD 14 66.6\ %
A1Q\ 1 4.8 %
Jumlah 21 100 %
Distribusi responden berdasarkan lama
tinggal di Panti
Lama
Tinggal
Frekuensi Persentase (%)
1 – 2 tahun 7 33.3 %
3 – 4 tahun 9 42.9 %
5 - 6 tahun 4 19.0 %
9 – 10
tahun
1 4.8 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan
bahwa distribusi umur responden yang memiliki
umur 60-65 tahun yaitu sebesar 28,6 % sama rata
dengan umur 66-70 dan 71-76 tahun yaitu 28,6 %.
Pada penelitian ini responden umur lansia tertua
yang menderita hipertensi sebanya 14,3 % atau 3
orang. Ini menunjukkan bahwa penyakit hipertensi
lebih banyak pada usia lansia antara 60-75 tahun.
Umur termuda responden adalah umur 61 tahun
sedangkan tertua adalah umur 81 tahun. Pada tabel
jenis kelamin dapat di lihat bahwa proporsi
responden dengan jenis kelamin laki-laki 57,1 %
lebih besar di bandingkan responden perempuan.
Tabel tingkat pendidikan menunjukkan bahwa
rata-rata tingkat pendidikan responden sebesar
66,7 % lebih besar di bandingkan responden
dengan tidak sekolah dan SMP. Berdasarkan tabel
diatas dapat di simpulkan bahwa jumlah lansia
terlama tinggal di panti adalah 9 tahun sebanyak 1
orang responden, sedangkan responden lama
tinggal dengan frekuesi terbanyak terdapat pada
rentang 1 – 2 tahun dan 3 – 4 tahun dengan
presentase 33,3% dan 42.9 %.
2. Analisis Variabel counfonding
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil
sebagai berikut :
a. Pola makan (makanan pencegah)
Di lihat distribusi frekuensi pola makan
dengan makanan pencegah hipertensi
untuk jenis sayuran yang paling sering di
konsumsi adalah sawi,wortel dan bayam
dengan persentase (100%), Untuk
kelompok buah-buahan yang paling
sering di konsumsi adalah buah pisang
dan jeruk dengan frekuensi sering sebesar
(100%). Kategori tidak pernah adalah
responden tidak mengkonsumsi jenis
makanan tersebut karena tidak disajikan
selama proses penelitian.
b. Pola makan (makanan pemicu)
Di lihat bahwa pola konsumsi responden
untuk makan pemicu hipertensi pada
kelompok makanan tinggi kolesterol
adalah kuning telur dengan frekuensi 20
orang dengan kategori sering (95,2%).
Pada kelompok makanan tinggi natrium
terbanyak terdapat pada jenis biscuit,
cracker dan keripik sebanyak 21
responden pada kategori sering
(100%).Sedangkan pada kelompok jenis
makanan yang di awet terdapat pada jenis
pindang dengan frekuensi 21 responden
kategori jarang (100%). Untuk makanan
pencegah dengan kategori tidak pernah
merupakan makanan yang tidak di sajikan
di panti selama proses penelitian sehingga
responden tidak mengkonsumsi jenis
makanan tersebut.
7
C. Tingkat stres
Tabel 1.3. Tingkat Stres
Tabel 1.4. Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Tingkat Stress
Tingkat stress Frekuensi Persentase
(%)
Berat 3 14,3 %
Sangat berat 18 85,7 %
Jumlah 21 100 %
Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa
frekuensi lansia hipertensi dengan kategori
stress sangat berat lebih besar dari pada stress
berat dengan persentase 85,7% untuk stress
sangat berat dan 14,3% untuk stress berat.
Analisa uji chi-square tingkat stress dengan
tekanan darah pada penderita hipertensi
setelah di beri perlakuan
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan hasil perhitungan statistik
menggunakan chisquare di dapatkan hasil p-
value sebesar 0,844 > α (0,05) yang berarti
tidak ada hubungan bermakna tingkat stress
dengan tingkat hipertensi pada lansia
hipertensi.
D. Aktivitas Fisik
Tabel 1.5. Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik Frekuensi Persentase
Aktivitas fisik
kurang
19 90.5 %
Aktivitas fisik baik 2 5.0 %
Jumlah 21 100%
Dari tabel di atas dapat di simpulkan
bahwa distribusi frekuensi responden menurut
aktifitas fisik, rata-rata responden memiliki
aktifitas fisik kurang dengan presentase
90,5%.
Analisa uji chi-square aktivitas fisik dengan
tekanan darah pada penderita hipertensi
setelah intervensi
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan hasil perhitungan statistik
menggunakan chisquare di dapatkan hasil p-
value sebesar 0,481 > α (0,05) yang berarti
tidak ada hubungan bermakna aktivitas fisik
dengan tingkat hipertensi pada lansia
hipertensi setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil analisa di atas terhadap
variabel pegganggu (Pola makan, aktivitas
fisik, stress) dapat di simpulkan bahwa
keberadaan variabel pengganggu yang di
amati tidak terdapat pengaruh terhadap pola
tekanan darah pada lansia, sehingga
pemberian perlakuan kepada objek yang di
teliti yaitu senam aerobik low impact dan
murottal Quran dapat di katakan memiliki
pengaruh terhadap perubahan tekanan darah.
3. Analisis variabel tercoba
a. Tekanan darah
Tabel 1.6. Tingkat Tekanan Darah
Dari hasil penelitian di dapatkan
bahwa distibusi frekuensi tekanan darah
sistolik responden sebelum di berikan
Aktivitas
fisik
Tekanan Darah P
Value
OR
(CI :
95%) Tetap Menurun
N % N %
0.481
0.357 kurang 5 0% 14 9.5
Baik 1 33% 1 57
Jumlah 6 33% 15 66.5
Tingkat
stress
Tekanan Darah P
Value
OR
(CI :
95%) Tetap Menurun
N % N %
0.844
1.300 Berat 1 9.5 2 4.8
Sangat
berat
5 24 13 62.0
Jumlah 6 33.5 15 66.8
8
perlakuan yang terbanyak terdapat pada
tekanan darah 140 mmHg dengan presentase
42.8%.Dan tekanan darah sistolik sesudah di
berikan intervensi menunjukkan bahwa
distribusi frekuensi yang paling banyak
terdapat pada tekanan darah 130 mmHg
dengan presentase 47.6%.
Dan dari hasil pengukuran tekanan
darah diastolik menunjukkan bahwa distribusi
frekuensi tekanan darah diastolik responden
sebelum di berikan perlakuan rata-rata 80 dan
90 mmHg dengan presentase 38.1% dan
42.8%.Sedangkan tekanan darah diastolic
sesudah di berikan intervensi menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi tekanan darah
diastolik responden terdapat pada tekanan
darah 70 mmHg dan 80 mmHg dengan
presentase 38.1% dan 42.8%. Dari hasil ini
menunjukkan bahwa adanya penurunan yang
signifikan setelah di berikan perlakuan
intervensi senam dan murottal.
Tabel 1.7 Pola Tekanan darah sistolik dan
diastoliksetelah di berikan perlakuan
Pola Tekanan
Darah
Tekanan darah
sistole diastole
N % N %
Tetap 8 42.8 10 52.4
Menurun 13 57.2 11 47.6
Jumlah 21 100 21 100
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa tekanan
darah sistolik dengan pola tetap adalah 8
dengan persentase 42.8%, untuk diastolik
tetap frekuensi 10 dengan persentase 52.4%.
Sedangkan sistolik menurun sesudah
perlakuan dengan frekuensi 13, persentase
57.2% sedangkan diastolic menurun sesudah
perlakuan frekuensi 11 dengan persentase
47.6%.
Tabel 1.8. Distribusi Tingkat Hipertensi
Respondensetelah di berikan pelakuan
Tingkat
Hipertensi
Frekuensi Persentase
Tekanan darah
tetap
6 28.6%
Tekanan darah
menurun
15 71.4%
Jumlah 21 100 %
Dari tabel di atas data menunjukkan
bahwa tingkat hipertensi responden setelah di
berikan perlakuan dengan hipertensi tekanan
darah menurun lebih besar dari hipertensi
tekanan darahnya, yaitu presentase 71.4%
untuk hipertensi menurun dan 28.6% untuk
hipertensi tetap.
Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan
menggunakan perhitungan Skewnes kurtosis
diperoleh nilai p pretest sistolik adalah rasio
skewness 0.868 dan kurtosis 0.412 sedangkan
posttest sistolik berada pada rasio -1.415 dan
kurtosis -0.416 yang artinya distribusi datanya
normal karena masih berada pada rasio antara
-2 sampai 2. Nilai p pretest diastolik adalah
rasio skewness 1.516 dan kurtosis -0.568 dan
posttest diastolik berada pada skewness 1.149
dan kurtosis -1.109 yang artinya distribusi
datanya normal karena masih berada pada
rasio antara -2 sampai 2. Perbedaan Rerata
Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sebelum Dan Sesudah Di Berikan Perlakuan
Senam Aerobik Low Impact Dan Terapi
Murottal Quran
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan hasil perhitungan statistik
menggunakan uji t berpasangan di peroleh p-
value sebesar 0,000 < α (0,05) dengan beda
mean sebelum dan sesudah adalah 8.57 yang
berarti ada perbedaan bermakna tekanan darah
sistolik sebelum dan sesudah melakukan
senam aerobik low impact dan terapi murottal
Quran. Sedangkan Diastolik menunjukkan
hasil perhitungan statistik menggunakan uji t
berpasangan di peroleh p-value sebesar 0,000
Tekanan
darah :
1. Sistolik
Mean Standar
Deviasi
P
Value
Beda
Mean
Sebelum 148.57 13.148 0.000 8.57
Sesudah 140.00 13.784
2. Diastolik
Sebelum 83.81 8.047 0.000 6.67
Sesudah 77.14 7.838
9
< α (0,05) dengan beda mean sebelum dan
sesudah adalah 6.67 yang berarti ada
perbedaan bermakna tekanan darah diastolik
sebelum dan sesudah melakukan senam
aerobik low impact dan terapi murottal Quran.
4. Evaluasi Terhadap Nilai Efektivitas dan
Efisiensi intervensi
Diketahui :
p1 = 0.28
p2 = 0.71
E = 100 (1 – 0.28/0.71)
E = 100 (1 – 0.39)
E = 100 (0.61)
E = 61
Dari hasil perhitungan di atas
tingkat keberhasilan senam aerobik low
impact dan terapi murottal quran dalam
menurunkan tekanan darah adalah 61 %.
Efisiensi penelitian ini dilihat pada
besarnya jumlah biaya yang di keluarkan
untuk kebutuhan pemberian senam aerobik
low impact dan terapi murottal quran pada
lansia.biaya yang di perlukan tersebut dapat
di estimasikan nerdasarkan perhitungan
rincian biaya diatas jika di totalkan adalah
sebesar : Rp.,120.000.
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Objek Intervensi
Karakteristik responden
menunjukkan bahwa usia lansia di UPT Panti
Tresna Werdha Mulia Dharma mayoritas
berusia pada rentang 60 – 65, 66 – 70, 71 –
76 tahun sebanyak 6 0rang masing masing
dengan presentase 28.6 %. Sedangkan
rentang 77 – 82 tahun 14.2 %.
Pengobatan hipertensi pada lansia
dapat berupa terapi nonfarmakologis seperti
senam aerobik low impact (fisik) dan terapi
psikologis (murottal quran). Menurut
Triyanto (2014), senam aerobik low impact
hanya mempunyai gerakan ringan seperti
gerakan ringan seperti berjalan di tempat,
menekuk siku, dan menyerong badan. Di
iringi alunan musik yang tak terlampau keras
tapi membuat bersemangat.Senam aerobik
low impact ini bertujuan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani atau nilai aerobik yang
optimal untuk penderita hipertensi. namun
untuk senam aerobik low impact berdasarkan
hasil penelitian ini di dapatkan bahwa senam
tersebut kurang efektif untuk di terapkan
pada usia lanjut, karena gerakan yang
bertempo lambat namun energik tidak sesuai
untuk lansia, akan tetapi pada terapi murottal
quran di nilai sangat efektif untuk usia lansia
karena di butuhkan waktu yang lama untuk
mendengarkan sehingga sangat cocok untuk
lansia terutama yang berada di panti dengan
rutinitas yang homogen.
Pada jenis kelamin responden di UPT
Panti Tresna Werdha Mulia Dharma yaitu
sebanyak 21 responden terdiri dari laki – laki
dan perempuan, laki-laki sebanyak 12
responden dengan presentase 57.1 %
sedangkan perempuan sebanyak 9 orang
dengan presentase 42.9 %. Di tinjau dari jenis
kelamin tersebut, dapat di lihat bahwa
responden laki-laki lebih banyak di
bandingkan perempuan, hal ini dapat di
pengaruhi oleh kebiasaan laki-laki atau
kakek-kakek di panti yang mengkonsumsi
kafein atau memiliki riwayat merokok.
Penderita hipertensi sangat heterogen
dan diderita oleh orang banyak yang datang
dari berbagai sub-kelompok berisiko di
dalam masyarakat khususnya pada laki-laki.
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kadar
hormon yang dimiliki seseorang. Estrogen
yang dominan dimiliki oleh perempuan
diketahui sebagai faktor protektif atau
perlindungan pembuluh darah, sehingga
penyakit jantung dan pembuluh darah
termasuk hipertensi lebih banyak ditemukan
pada laki-laki yang kadar estrogennya lebih
rendah daripada perempuan.16
Distribusi responden berdasarkan
tingkat pendidikan terbanyak memiliki
tingkat pendidikan terbanyak pada
pendidikan SD sebanyak 14 orang dengan
presentase 66,7%, tidak sekolah sebanyak 6
responden presentase 28.6% dan terendah
pada SMP sebanyak 1 orang dengan
presentase 4.8%. Hal ini sejalan dengan hasil
Riskesdas (2007) yang menyatakan bahwa
hipertensi cenderung tinggi pada pendidikan
rendah dan menurun sesuai dengan
peningkatan pendidikan.Tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi kemampuan dan
pengetahuan seseorang dalam menerapkan
perilaku hidup sehat, terutama mencegah
kejadian hipertensi.Semakin tinggi tingkat
pendidikan maka semakin tinggi pula
Effectivitness = 100 ( 1 – p1/p2)
61 %
10
kemapuan seseorang dalam menjaga pola
hidupnya agar tetap sehat.
Lama tinggal di panti di hitung sejak
tahun masuk dan terdaftar sebagai anggota
panti. Distribusi responden berdasarkan lama
tinggal terbanyak terdapat pada rentang 3-4
tahun sebanyak 9 orang (42.9%). 7 orang
pada rentang 1 – 2 tahun presentase 33.3%
rentang 5 – 6 tahun presentase 19% dan
terendah pada 9 – 10 tahun dengan presentase
4.8 % sebanyak 1 orang. Pakar psikologi Dr.
Parwati Soepangkat, M.A. menjelaskan
bahwa para lansia yang dititipkan di panti
pada dasarnya memiliki sisi negatif dan
positif. Di amatidari posisi positif,
lingkungan panti dapat memberikan
kesenangan bagi lansia. Sosialisasi di
lingkungan yang memiliki tingkat usia
sebaya akan menjadi hiburan tersendiri,
sehingga kebersamaan ini dapat mengubur
kesepian yang biasa mereka alami. Akan
tetapi, jauh di lubuk hati mereka merasa jauh
lebih nyaman berada di dekat keluarganya.17
Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Sebelum Melakukan Senam
Aerobik Low Impact dan Terapi Murottal
Quran terhadap Tekanan Darah pada
Lansia Hipertensi.
Pada penelitian ini, hasil pengukuran
tekanan darah lansia hipertensi sebelum
melakukan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran yaitu sebagian besar
responden memiliki tekanan darah sistolik
150 mmHg sebanyak 9 responden dengan
presentase 42.8 %, 4 responden 130 mmHg
presentase 19 %, 140 dan 160 mmHg
sebanyak 3 responden masing-masing
dengan presentase 14.3 % dan 170 dan 180
mmHg masing-masing 1 responden dengan
presentase 4.8 %.
Hasil pengukuran tekanan darah
diastolik sebelum melakukan senam aerobik
low impact dan terapi murottal quran yaitu
sebagian besar memiliki tekanan darah 90
mmHg sebanyak 9 responden dengan
presentase 42,8 %, 80 mmHg sebanyak 8
responden dengan presentase 38.1 %, 70
mmHg sebanyak 3 respondeng dengan
presentase 14.3 % dan terendah pada 100
mmHg sebanyak 1 responden dengan
presentase 4.8%.
Gejala klinis, beberapa responden
menyatakan sering merasa sakit
kepala/pusing, sakit leher/tengkuk dan
mual/muntah dalam jangka 2 minggu
terakhir sebelum penelitian.Prosentase untuk
sakit kepala/pusing dan sakit leher/tengkuk
adalah 38% dan 4.8% untuk mual dan
muntah.
Pada pemeriksaan fisik, tidak
dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan pada retina, seperti perdarahan,
eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil
(edema padadiskus optikus). Menurut Price,
gejala hipertensi antara lain sakit kepala
bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur,
gelisah, kepala pusing, dada berdebar - debar,
lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing.18
Gejala-gejala penyakit yang biasa
terjadi baik pada penderita hipertensi maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah,
jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit
tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga
berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan
sering kencing di malam hari. Gejala akibat
komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai
meliputi gangguan penglihatan,saraf, jantung,
fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak)
yang mengakibatkan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak yang mengakibatkan
kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga
koma .19
Corwin menyebutkan bahwa sebagian
besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun - tahun adalah nyeri kepala
saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan
muntah yang disebabkan peningkatan tekanan
darah intrakranial.20
2. Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sesudah Melakukan Senam Aerobik Low
Impact dan Terapi Murottal Quran
terhadap Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi.
Hasil pengukuran tekanan darah lansia
hipertensi setelah melakukan senam aerobik
low impact dan terapi murottal quran
terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi
yaitu sebagian besar tekanan darah sistolik
130 mmHg sebanyak 10 orang dengan
persentase 47,5%, 140, 150, dan 160 mmHg
masing-masing 3 responden dengan
11
presentase 14.3 % dan terendah pada 120
mmHg sebanyak 1 responden dengan 4.8 %.
Sedangkan hasil pengukuran tekanan
darah diastolik setelah perlakuan sebagian
besar 70 mmHg sebanyak 10 orang dengan
presentase 47,6%, tekanan diatolik 80 mmHg
sebanyak 7 responden dengan presentase
33.3 % dan terendah pada tekanan diastole 70
mmHg sebanyak 4 responden dengan
presentase 19 %.
Pada tekanan darah sebelum
perlakuan terdapat tekanan darah sistolik 180
mmHg dan diastolik 100 mmHg, kemudian
pada saat sesudah di berikan perlakuan
senam aerobik low impact dan terapi
murottal, tekanan darah mengalami
penurunan, sehingga tekanan darah sistolik
180 mmHg dan diastolik 100 mmHg tidak
terjadi lagi.
Penurunan tekanan darah antara lain
terjadi karena pembuluh darah mengalami
pelebaran dan relaksasi. Lama kelamaan,
latihan olah raga dapat dapat melemaskan
pembuluh-pembuluh darah, sehingga
tekanan darah menurun sama halnya dengan
melebarnya pipa air ketika akan menurunkan
tekanan air. Dalam hal ini senam senam
aerobik low impact dapat mengurangi
tahanan perifer.Penurunan tekanan darah
juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa
jantung berkurang. Otot jantung pada orang
yang rutin olahraga sangat kuat, maka otot
jantung dari individu yang rajin olahraga
berkontraksi lebih sedikit daripada otot
jantung orang yang jarang berolahraga untuk
memompakan volume darah yang sama.
Karena latihan senam aerobik low impact
dapat menyebabkan penurunan denyut
jantung maka akan menurunkan cardiac
output, yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan tekanan sistolik, sedangkan
penurunan tahanan perifer di cerminkan
dengan penurunan tekanan diastolic.21
Murottal dan ayat – ayat dalam surat
Al – Qur’an dapat menurunkan hormone
stress, mengaktifkan hormone endofrin
alami, meningkatkan perasaan rileks dan
mengalihkan perhatian dan rasa takut, cemas
dan tegang, memperbaiki system kimia tubuh
sehingga menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernapasan, detak jantung,
denyut nadi,tekanan darah dan aktifi tas
gelombang otak. Laju pernapasan lebih
dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik
menimbulkan ketenangan kendali emosi
pemikiran lebih dalam dan metabolisme yang
lebih baik.22
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ada
perubahan tekanan darah yang menurun dari
sistolik maupun diastolik setelah di berikan
perlakuan, meskipun ada beberapa tekanan
darah sistolik dan diastolik yang tidak
mengalami penurunan.Hal ini dapat terjadi
karena beberapa faktor sehingga ada
beberapa responden tidak mengalami
penurunan seperti pola makan yang salah,
stress, aktivitas fisik yang kurang, riwayat
hipertensi dan lain-lain.Sejalan dengan yang
di kemukakan oleh Sheps (2005) hipertensi
dapat dipicu oleh 2 faktor yaitu faktor yang
tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat
dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol
diantaranya adalah keturunan, jenis kelamin,
dan usia. Sedangkan faktor yang dapat
dikontrol adalah obesitas atau kegemukan,
konsumsi lemak, konsumsi natrium, stres,
olahraga atau aktifitas fisik, dan merokok.23
3. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Sebelum dan Sesudah
Melakukan Senam Aerobik Low Impact
dan Terapi Murottal Quran pada Lansia
Hipertensi
Hasil uji T-berpasangan pada
Tekanan darah Sistolik sebelum dan sesudah
di berikan perlakuan senam aerobik low
impact dan terapi murottal quran di dapatkan
hasil bahwa p (0,000) < 0,05 artinya ada
perbedaan bermakna sebelum dan sesudah di
berikan perlakuan senam aerobik low impact
dan terapi murottal quran. Sedangkan hasil
tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah
di berikan perlakuan senam aerobik low
impact dan terapi murottal quran di dapatkan
hasil p (0,000) < 0,05 artinya ada perbedaan
bermakna sebelum dan sesudah di berikan
perlakuan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran.
Hasil penelitian sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh Pertiwi (2013)
tentang pengaruh senam aerobik low impact
terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
lanjut usia di dapatkan hasil analisis statistik
data dengan nilai signifikan tekanan darah
sistolik pre test - post test yaitu P= 0,001,
tekanan darah diastolik pre test - post test
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima karena P<0,05 dapat membuktikan
12
bahwa terdapat perbedaan rata-rata tekanan
darah sistolik pre dan post test maupun
diastolik pre test dan post test yaitu P = 0,038.
Sedangkan penelitian oleh Widyastuti (2015)
tentang pengaruh terapi murottal surah
Arrahman terhadap perubahan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi di posyandu
lansia kenanga wilayah kerja UPK Puskesmas
Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara
dengan hasil statistik uji t-berpasangan untuk
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
perlakuan p (0,000). Untuk hasil tekanan
darah diastolik dengan menggunakan uji
Wilcoxon di dapatkan hasil p-value (0,000),
dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan
bermakna sebelum dan sesudah di berikan
perlakuan terapi murottal Ar-Rahman pada
lansia hipertensi.24
Senam aerobik low impact
merupakan suatu aktivitas fisik aerobik yang
terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dan daya tahan
jantung, paru-paru, peredarah darah, otot dan
sendi. Senam ini dapat di lakukan 3-5 kali
dalam satuu minggudan dengan lama latihan
20-6- menit dalam 1 kali latihan. Senam
aerobik low impact dapat menyebabkan
pnurunan denyut jantung maka kan
menurunkan cardiac output yang pada
akhirnya menyebabkan penurunan tekanan
darah. Pernyataan lain dari Harber (2009)
yaitu senam aerobik low impact merupakan
suatu aktivitas fisik aerobik yang terutama
bermanfaat untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan dan daya tahan
jantung, paru-paru, peredaran darah, otot dan
sendi. Latihan aktifitas fisik akan memberikan
pengaruh yang baik terhadap berbagai macam
sistem yang bekerja di dalam tubuh, salah
satunya adalah sistem kardiovaskuler.
Murottal Secara fisik mengandung
unsur suara manusia yang dapat menstimulasi
tubuh untuk menurunkan hormone-hormon
stress, mengaktifkan hormone endorphin
secara alami, meningkatkan perasaan rileks,
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, memperbaiki metabolisme tubuh
sehingga menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernafasan, denyut nadi dan
aktivitas gelombang otak. Hal tersebut sejalan
dengan pernyataan Ernawati dalam Sadriyah
(2014) bahwa suara Al-Quran (Murottal)
ibarat gelombang suara yang memiliki
ketukan dan gelombang tertentu, menyebar
dalam tubuh kemudian menjadi getaran yang
bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak dan
membuat keseimbangan di dalamnya.25
Dari hasil penelitian dapat dilihat
bahwa ada perubahan yang signifikan tekanan
darah sistolik dan diastolik setelah di berikan
perlakuan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran. Maka dapat di
simpulkan bahwa senam aerobik low
impactdan terapi murottal merupakan
pengobatan nonfarmakologis yang efektif
untuk pengobatan hipertensi tanpa efek
samping yang aman dan mudah untuk di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Efektivitas Kombinasi Senam Aerobik
Low Impact dan Terapi Murottal Quran
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi
Pada penelitian ini terdapat 2 jenis
perlakuan/intervensi yang di berikan
terhadap kelompok yang sama atau di kenal
dengan one group pretest-posttest. Proses
intervensi senam aerobik low impact yang di
lakukan sebanyak 3 kali dalam satu minggu
telah di ketahui bahwa rata-rata responden
mengikuti gerakan senam secara keseluruhan
dari gerakan pemanasan, inti, dan
pendinginan selama 3 kali berturut-turut
adalah 60%. Berdasarkan pengamatan
peneliti hal tersebut dapat di pengaruhi
berbagai faktor, seperti umur responden yang
sudah tua hingga kurang bersemangat atau
sulitnya gerakan senam aerobik low impact
untuk di ikuti lansia dengan umur yang sudah
tua.Sedangkan untuk murottal Quran 100%
responden mendengarkan secara penuh, hal
tersebut di karenakan lansia di panti lebih
banyak waktu bersantai dan jarang
beraktivitas sehingga peneliti mudah
memberikan perlakuan dan dapat
mendengarkan dengan rileks dan tenang.
Efektivitas menunjukan keberhasilan
dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan.Pendapat Arens and Lorlbecke
yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf
(1999:765), mendefinisikan efektivitas
sebagai berikut: “Efektivitas mengacu kepada
pencapaian suatu tujuan, sedangkan efisiensi
mengacu kepada sumber daya yang digunakan
untuk mencapai tujuan itu”. Sehubungan
dengan yang Arens dan Lorlbecke tersebut,
maka efektivitas merupakan pengukuran
13
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil perhitungan
tingkat keberhasilan senam aerobik low
impact dan terapi murottal quran dalam
menurunkan tekanan darah adalah 61 %.
Dari angka tersebut menunjukkan bahwa
efektivitas yang di hasilkan termasuk angka
cukup tinggi menurut tabel interpretasi dari
Arikuntoro.26
Melakukan olahraga seperti senam
aerobik low impact ini mampu mendorong
jantung bekerja secara optimal, dimana
olahraga untuk jantung mampu meningkatkan
kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ
tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut
akan meningkatkan aktivitas pernafasan dan
otot rangka, dari peningkatan aktivitas
pernafasan akan meningkatkan aliran balik
vena sehingga menyebabkan peningkatan
volume sekuncup yang akan langsung
meningkatkan curah jantung sehingga
menyebabkan tekanan darah arteri meningkat
sedang, setelah tekanan darah arteri
meningkat akan terjadi fase istirahat terlebih
dahulu, akibat dari fase ini mampu
menurunkan aktivitas pernafasan otot rangka
dan menyebabkan rangsangan pada saraf
simpatis meningkatkan aktilitas jantung,
meningkatkan frekuensi jantung, dan
menaikkan kekuatan pemompaan.
Peningkatan kemampuan jantung dalam
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh terhadap oksigen, menyebabkan jantung
tidak perlu berdenyut lebih cepat untuk dapat
memompa darah dalam jumlah tertentu seperti
sewaktu sebelum berolahraga teratur.
Sehingga setelah itu akan menyebabkan
kecepatan jantung menurun, volume sekuncup
menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
penurunan ini mengakibatkan penurunan
curah jantung dan penurunan resistensi perifer
total, sehingga terjadi penurunan tekanan
darah.27
Stimulan Al Qur’an rata-rata
didominasi oleh gelombang delta. Stimulan
terapi ini sering memunculkan gelombang
delta di daerah frontal dan sentral baik sebelah
kanan dan kiri otak. Adapun fungsi dari daerah
frontal yaitu sebagai pusat intelektual umum
dan pengontrol emosi, sedangkan fungsi dari
daerah sentral yaitu sebagai pusat pengontrol
gerakan-gerakan yang dilakukan. Sehingga,
stimulan Al Qur’an ini dapat memberikan
ketenangan, ketentraman dan kenyamanan
responden.28
Ketika diperdengarkan Murattal,
maka harmonisasi dalam Murattal yang indah
akan masuk telinga dalam bentuk suara
(audio), menggetarkan genderang telinga,
mengguncangkan cairan ditelinga dalam serta
menggetarkan sel-sel rambut di dalam koklea
untuk selanjutnya melalui saraf koklearis
menuju otak dan menciptakan imajinasi
keindahan di otak kanandan otak kiri. Hal ini
akan memberikan dampak berupa
kenyamanan dan perubahan perasaan.
Perubahan perasaan ini diakibatkan karena
Murattal dapat menjangkau wilayah kiri
kortek cerebri.29
Dari penjelasan diatas peneliti
menyimpulkan bahwa senam aerobik low
impact dan terapi murottal quran yang di
kombinasikan untuk menurunkan tekanan
darah pada lansia dapat di rekomendasikan
sebagai pengobatan nonfarmakologis yang
mudah dan aman di terapkan, serta efisien
dengan efektivitas yang tinggi sehingga dapat
di anjurkan sebagai alternatif pengobatan bagi
penderita hipertensi baik untuk lansia
hipertensi di UPT Tresna werdha Mulia
Dharma maupun penderita hipertensi lainnya.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini adalah :
1. Kurangnya data riwayat hipertensi responden
di karenakan lansia hanya mendaftar masuk
Panti tanpa mengetahui keterangan penyakit
yang di derita sebelumnya.
2. Tidak di lakukan screening untuk tingkat
kebugaran responden.
3. Bias informasi pada penilaian gerakan senam
dan konversi alat pengukuran pada
tensimeter.
4. Pada variabel pengganggu tidak di lakukan
kontrol (matching) terhadap responden
sehingga dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
pada bab V, mengenai tentang efektivitas
kombinasi sebelum dan sesudah dilakukan
senam aerobik low impact dan terapi murottal
quran terhadap tekanan darah pada lansia
14
hipertensi di UPT Panti sosial Tresna
Wherdha Mulia Dharma dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tekanan darah lansia hipertensi sebelum
melakukan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran yaitu sebagian besar
responden memiliki tekanan darah sistolik
150 mmHg sebanyak 9 responden dengan
presentase 42.8 %. Sedangkan hasil
pengukuran tekanan darah diastolik
sebelum melakukan senam aerobik low
impact dan terapi murottal quran yaitu
sebagian besar memiliki tekanan darah 90
mmHg sebanyak 9 responden dengan
presentase 42,8 %.
2. Tekanan darah lansia hipertensi setelah
melakukan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran terhadap tekanan
darah pada lansia hipertensi yaitu
sebagian besar tekanan darah sistolik 130
mmHg sebanyak 10 orang dengan
persentase 47,5%. Sedangkan hasil
pengukuran tekanan darah diastolik
setelah perlakuan sebagian besar 70
mmHg sebanyak 10 orang dengan
presentase 47,6%.
3. Ada perbedaan bermakna tekanan darah
sistolik sebelum dan sesudah di berikan
perlakuan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran dengan p-value
0,001.
4. Ada perbedaan bermakna tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah di berikan
perlakuan senam aerobik low impact dan
terapi murottal quran dengan p-value
0,002.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran
yang dapat di berikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan
Di harapkan kepada dinas sosial dapat
bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk
berkontribusi dalam mengadakan kegiatan
senam aerobik low impact dan terapi murottal
quran sebagai kegiatan rutinitas di Panti Sosial
Tresna Werdha Mulia Dharma kabupaten
kubu Raya guna mengurangi angka kesakitan
terutama penyakit hipertensi pada lansia.
2. Bagi pengurus PTSW Mulia Dharma
Sebagai upaya mengurangi angka
kesakitan terutama hipertensi pada lansia, di
harapkan kepada pengurus panti untuk lebih
memperhatikan keadaan lansia terutama yang
memiliki penyakit hipertensi, menjadikan
kegiatan senam Aerobik low impact dan terapi
murottal sebagai kegiatan rutinitas untuk
lansia dengan cara membuat jadwal yang tetap
setiap minggunya (misal : murottal 3 kali
dalam seminggu) dengan memnfaatkan
fasilitas CD/TV yang telah tersedia di setiap
wisma Panti, sedangkan senam aerobik low
impact dapat dilakukan minimal seminggu
sekali sesuai dengan kegiatan senam yang
dilkukan di PTSW.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Di harapkan pada peneliti selanjutnya
dapat mengganti desain penelitian, seperti
menambahkan kelompok kontrol sebagai
pembanding dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut
Usia.Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Ismayadi, 2004. Proses Menua (Aging Proses).
Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sumatera Utara
3. WHO, 2013. Meeting of ministers of health of the
south-east asia region, new delhi.URL :
Http//www.who.int.
4. Depkes RI ,.2013. Riset kesehatan dasar tahun
2013.
5. Kemenkes,. 2015. Hipertensi the silent killer,
perhimpunan dokter specialis kardiovaskular,
Jakarta.
6. Darmojo, Boedhi dan Martono,H.Hadi. 1999.
Olah Raga dan Kebugaran Pada Lanjut Usia.
Buku Ajar Geriatri.Jakarta : Balai Penerbit
Universitas Indonesia.
7. Shadine, M 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi ,
Diabetes, Stroke, Dan Serangan Jantung :
Pencegahan dan Pengobatan Alternatif, Keen
books, Jakarta.
8. Online, S 2012. Aerobik untuk 40+ dalam URL :
Http://Surabaya.Tribunnews.com. /2012/08/31/
aerobik-untuk-40, diakses 11 desember 2012.
9. Depkes RI .,2003. Pedoman Pengelolaan:
Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Edisi ke 2. Jakarta.
10. Perdana, Revansia M. 2014. Efektivitas Senam
Ergonomic dengan Senam Aerobic Low Impact
Terhadap Level Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi. Skripsi.Surakarta : Prodi Pasca Sarjana
– UMS (Tidak Dipublikasikan).
11. Pratiwi, A.P. 2013. Pengaruh Senam Aerobik Low
Impact Terhadap Perubahan Tekanan Darah
15
Lansia Hipertensi Di Ponsyandu Lansia Rambutan
I Desa Donokerto Tuti Sleman
Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta : Prodi Pasca
Sarjana – Stikes ‘Aisyiyah.
12. Haesodo, A. 2008. Kajian Klinis Musik sebagai
Alat terapi Kesehatan. Diakses tanggal 10
Agustus 2016. http://www.ajihoesodo.com/Kajian
Klinis Musik sebagai Alat terapi
Kesehatan.index.php
13. Remolda, 2009, Manfaat Mendengarkan Al-
Qur’an, Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2
September 2012, 12-16.
14. Pratiwi, L. 2015. Pegaruh Teknik Relaksasi
Benson Dan Murottal Al-Quran Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer.
Skripsi.Riau. Prodi Pascasarjana – UR (Tidak di
Publikasikan).
15. Sugiyono 2006. Metode penelitian kuntitatif
kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
16. Harjana, Agus M. 1994. Stres tanpa Distres Seni
Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius
17. Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan
Perawatannya, Selemba Medika, Jakarta
18. Price & Wilson, 2005, Joint National Committee
on Detection, Evaluation and Treatment of High
Blood Preassure (JNC).
19. Cahyono,J.S.2008. Gaya Hidup dan Penyakit
Modern. Yogyakarta :Kansius.
20. Corwin, Elizabet J, 2009. Buku saku patofisiologi.
Jakarta : EGC.
21. Harber, P.M. and scot,T. 2009. Aerobic exercise
Training improves whole muscle and single
myofiber size and function in older woman.
Journal physical regular integral company
physical, 10, 11-42.
22. Abdel-Khalek, A., & Lester, D,. 2007, Regiosity,
Health, And psychopathology In Two Cultures,
Kwait And USA. Mental Health, Religion &
Culture,10, 537-550.
23. Widyastuti, I.W. 2015. Pengaruh Terapi Murottal
Surah Ar-Rahman Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi Di
Posyandu Lansia Kenanga Wilayah Kerja UPK
Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak
Utara. Skripsi. Prodi Pascasarjana – UNTAN
24. Sheps,Sheldon, G, 2005. Mayo Clinic Hipertensi,
Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : PT
Intisari Mediatama.
25. Sadriyah. 2014. Pengaruh Terapi Murotal
Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pasien
Hipertensi di RSUD Kraton Pekalongan.
Universitas Muhammadyah Semarang (Skripsi).
26. Abdurrochman, M. Al-lawi, 2003.Islam dan
kesehatan Jiwa, Jakarta :Pustaka Alkausar.
27. Arikuntoro, Suharsimi, 2010. Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
28. Sherwood, Lauralee. 2005. Fisiologi Kedokteran:
Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC.
29. Purna, 2006, Murattal. URL :
Http://purna.wordpress.com , Diakses 29
Desember 2012.