44
PERANAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KOTA MEDAN Disusun Oleh ; JULIANTO SIHOMBING 25090034 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA MEDAN

Julianto Sihombing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Julianto Sihombing

PERANAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN

DAERAH (BKD) KOTA MEDAN

Disusun Oleh ;

JULIANTO SIHOMBING 25090034

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA

MEDAN

Page 2: Julianto Sihombing

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi oleh

komunikator kepada komunikan. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu

proses dua arah. Komunikasi juga harus mengandung pembagian ide, pikiran,

fakta atau pendapat.

Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu

pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Tanpa

adanya kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi, yakni komunikator dan

komunikan atau dengan kata lain apabila komunikan tidak mengerti makna yang

disampaian komunikator maka komunikasi tidak akan terjadi

Suatu organisasi tidak akan dapat melaksanakan fungsinya tanpa

adanya komunikasi. Komunikasi mengikat setiap anggota dalam organisasi untuk

bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mendorong terjadinya kegiatan

organisasi inilah maka harus ada komunikasi diantara para anggota

Page 3: Julianto Sihombing

Adapun tujuan utama komunikasi dalam pekerjaan atau organisasi adalah untuk

memudahkan, melaksanakan dan melancarkan jalannya organisasi. Hal ini

merupakan tugas dari pimpinan sebagai manajemen puncak dalam suatu

organisasi untuk mengupayakan terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien.

Melalui penggunaan komunikasi yang efektif ini maka produkitivitas kerja dapat

semakin ditingkatkan dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang

diharapkan.

Dari hal tersebut diatas, kita dapat melihat betapa pentingnya peranan

komunikasi yang efektif dalam suatu perusahaan khususnya dalam upaya

meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal inilah yang membuat penulis

tertarik untuk membahasnya dan memilih judul peranan komunikasi yang efektif

dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dan yang menjadi objek

penelitian adalah kantor Pemerintah Kota Medan

Page 4: Julianto Sihombing

B. PERUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dilakukan untuk membahas “ Seberapa besarkah pengaruh

komunikasi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada

badan kepegawaian daerah kota Medan.?

C. HIPOTESA

Hipotesa adalah jawaban sementara yang kebenarannya harus dibuktikan.

Jawaban sementara ini menjadi titik tolak dalam mengadakan penelitian

selanjutnya. Dengan hipotesis ini, peneliti akan lebih terarah sehingga diharapkan

mampu mencapai sasaran yang diinginkan. Dalam hal ini penulis akan

mengemukakan hipotesis atas permasalahan yang ada, yaitu bahwa ” komunikasi

yang efektif sangat berpengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai

pada badan kepegawaian daerah kota Medan”

Page 5: Julianto Sihombing

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penulisan proposal ini antara lain ;

1. Untuk mengetahui secara langsung seberapa besar pengaruh komunikasi yang

efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada badan

kepegawaian daerah kota Medan.

2. Sebagai syarat bagi seorang mahasiswa dala memperoleh gelar kesarjanaan

ekonomi.

3. Berguna untuk mengembangkan serta menerapkan pengetahuan yang dimiliki

penulis dalam bidang yang diteliti, baik secara teoritis maupun pelaksanaannya

secara langsung dilapangan.

Page 6: Julianto Sihombing

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penulisan proposal ini antara lain ;

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam menentukan

kebijaksanaan selanjutnya demi tercapainya tujuan organisasi dengan cara

yang lebih efektif dan efisien.

2. Sebagai bahan acuan/referensi bagi peneliti berikutnya yang tertarik dalam

usaha pencarian metode yang lebih baik pada sebuah instansi.

3. Bagi penulis sendiri penelitian ini bermanfaat sebagai penambah pemahaman

dan penerapan materi disiplin ilmu.

Page 7: Julianto Sihombing

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi berasal bahasa latin, yaitu dari kata Communicate,

yang berarti sama. Jadi, apabila kita akan mengadakan komunikasi dengan pihak

lain, maka kita ahrus menentukan terlebih dahulu suatu sasaran sebagai dasar

untuk memperoleh pengertian yang sama.

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik

individu maupun kelompok, dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak

disadari komunikasi adalah bahagian dari kehidupan itu sendiri. Sejak dilahirkan

kedua ini manusia sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis

pertama saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.

Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan

saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi

memainkan peranan yang penting, terutama bagi manusia modern. Manusia

modern yaitu manusia yang cara berfikirnya tidak spekulatif tetapi berdasarkan

logika dan rasional dalam melaksanakan segala kegiatan aktivitasnya.

Page 8: Julianto Sihombing

Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui

proses komunikasi antar manusia. Untuk keberhasilan suatu komunikasi kita harus

mengetahui dan mempelajari unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam proses

komunikasi. Minimal unsur-unsur yang diperlukan dalam proses komunikasi itu

adalah sumber (pembicara), pesan (message), saluran (channel,media) dan

penerima (receiver, audience).

Komunikasi juga merupakan cara penyampaian gagasan, fakta, pikiran,

perasaan, dan nilai kepada orang lain. Komunikasi adalah jembatan arti diantara

orang-orang sehingga mereka dapat membagikan hal-hal yang mereka rasakan

dan ketahui. Dengan menggunakan jembatan ini, seseorang dapat terhindar dari

kesalah pahaman. Sehingga dalam proses komunikasi paling sedikit harus

melibatkan dua orang yakni pengirim (sender) dan penerima (receiver)

Page 9: Julianto Sihombing

Satu orang saja tidak dapat berkomunikasi. Adanya satu penerima atau

lebih dapat melengkapi tindakan berkomunikasi itu. Karena pada dasarnya

komunikasi merupakan suatu proses dua arah. Komunikasi tidak hanya berupa

memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung

pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Namun seringkali karena kurang

pengertian dalam penerimaan serta banyak sekali kekacauan dan perselisihan

pendapat yang diakibatkannya merupakan bukti nyata bahwa isyarat-isyarat yang

diberikan tidak diterima dalam bentuk yang diinginkan oleh pengirim. Apabila tidak

seorangpun yang mendengarkan atau tidak seorangpun yang mengerti apa yang

dikatakan atau ditulism ,maka disana tidak ada komunikasi. Komunikasi adalah

apa yang dipahami penerima, bukan apa yang dikatakan pengirim

Page 10: Julianto Sihombing

Ada terdapat banyak pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh

para ahli. Menurut Fsrdale, dalam buku ”Komunikasi Organisasi” yang

diterjemahkan oleh Dr. Aini Muhammad, pengertian komunikasi adalah sebagai

berikut;

”Suatu proses menimbulkan signal menurut aturan tertentu dengan cara ini suatu

sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah” (Dr. Aini Muhammad, 2005, hal 2 )

Menurut Edward Depari, Ph.D. Yang dikutip oleh Drs. A.W. Widjaja

dalam buku ”Komunikasi” memberikan pengertian komunikasi adalah sebagai

berikut;

”Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang

disampaikan melalui lambang penyampaian pesan (source, communicator,

sender) ditujukan pada penerima pesan (receiver, communicator, atau audience)

dengan maksud mencapai kebersamaan (commonness)”

(Drs. A.W. Widjaja, 2007, hal 2)

Page 11: Julianto Sihombing

Dalam proses komunikasi kebersamaan tersebut diusahakan melalui

tukar-menukar pendapat, penyampaian informasi ataupun perubahan

perilaku/sikap. Pada hakekatnya setiap proses komunikasi, baik itu proses

komunikasi atar pribadi (interpersonal communication) senantiasa ada empat

unsur atau komponen seperti tersebut diatas. Unsur dan komponen itu masih

dapat ditambah dua unsuratau komponen lagi yakni effects (pengaruh) dan

feedback (umpan balik)

Menurut Terry dan Fraklin, dalam buku ”Principles of Management”

yang diterjemahkan oleh J. Smith D.F.M., menyatakan pengertian komunikasi

adalah sebagai berikut;

”Komunikasi adalah seni mengembangkan dan pendapat pengertian

diantara orang-orang. Komunikasi adalah proses menukar informasi dan

perasaan diantara dua orang atau lebih, dan penting bagi manajemen yang

efektif.” (J.Smith D.F.M, 2005, hal 168)

Page 12: Julianto Sihombing

Menurut Brent D. Ruben, yang dikutip oleh Dr. Aini Muhammad dalam

buku “Komunikasi Organisasi” menyatakan pengertian komunikasi adalah

sebagai berikut ; ”Komunikasi manusia melalui proses mana individu dalam

hubungannya, dalam kelompok organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,

mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya

dan orang lain.” (Dr.Aini Muhammad, 2005, hal 2)

William J. Seller, yang dikutip oleh Dr. Aini Muhammad dalam buku

“Komunikasi Organisasi” menyatakan pengertian komunikasi adalah sebagai

berikut;

”Proses dengan mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima dan

diberi arti.” (Dr. Aini Muhammad, 2005, hal 3)

Berdasarkan beberapa defenisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa tanpa adanya saling mempengaruhi dan mengadakan komunikasi,

seorang manajer tidak dapat melaksanakan funngsinya secara efektif.

Page 13: Julianto Sihombing

B. BENTUK KOMUNIKASI

Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal berarti merupakan salah satu bentuk komunikasi

yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (wirtten) dan lisan (oral)

dengan mengirimkan sesuatu kepada orang lain atau menelepon orang lain,

berbincang-bincang dengan orang lain, Mempresentasikan makalah dalam suatu

acara seminar, membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, menonton

televisi dan sejenisnya. Meskipun seseorang dapat mengungkapkan sesuatu secara nonverbal

(tidak melalui tulisan ataupun lisan), ia tetap membubuhkan komunikasi verbal,

misalnya bila hendak membahas masa lalu, ide atau abtraksi. Hal-hal diatas

tidak dapat diungkapkan melalui kata-kata yang disusun dalam pola yang berarti,

baik dalam bentuk tulisan maupun lisan (pidato). Melalui komunikasi lisan atau

tulsian, diharapkan orang akan memahami apa yang disampaikan pembicara

atau penulis. Penyampaian suatu pesan melalui tulsian atau lisan tentu memiliki

suatu harapan bahwa seseorang akan membaca atau mendengarkan apa yang

telah diungkapkan. Untuk pesan-pesan, seseorang dapat menggunakan tulisan

atau ucapan (lisan). Sedangkan untuk menerima pesan-pesan seseorang dapat

menggunakan pendengaran dan bacaan.

Page 14: Julianto Sihombing

a. Berbicara dan Menulis

Pada umumnya untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang

berbicara (speaking) dari pada menulis (writing). Alasannya, karena lebih praktis,

penyampaian pesan bisnis dengan tulisan relatif jarang. Meskipun demikian bukan

berarti tidak penting karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan.

b. Membaca dan Mendengarkan

Meskipun buku ini lebih menekankan bentuk komunikasi tulisan daripada lisan,

perlu diingat bahwa komunikasi yang efektif merupakan komunikasi dua arah.

Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh

atau mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk melakukan hal

tersebut mereka memerlukan keterampilan mendengar dan membaca.

Sambil melakukan penyaringan atau informasi, seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang terpenting dan mana informasi yang tidak penting. Suatu pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok dan ide-ide pendukung secara rinci, jadi untuk dapat menyerap informasi seseorang harus dapat berkonsentrasi pada apa yang sedang dibaca atau didengar.

Page 15: Julianto Sihombing

Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum

yakni berupa perintah-perintah, instruksi-instruksi, permintaan-permintaan,

penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antar dua orang

atauy lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beebrapa kelebihan, yakni

komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti pesan

yang disampaikan. Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari

penerima mengenai pokok persoalan akan menentukan gaya atau cara

penyampaian suatu pesan. Disamping itu juga dengan menggunakan

komunikasi tatap muka peenrima dapat meminta penjelasan secara langsung

dari komunikator apabila diperlukan. Dengan demikian, pada akhirnya

komunikator dapat merasa puas karena instruksi yang disampaikannya dapat

dipahami dengan baik. Apabila kontak itu dalam bentuk diskusi, maka masing-

masing peserta dapat memberikan pendapat sekiranya diperlukan untuk

mencapai suatu keputusan.

Page 16: Julianto Sihombing

Wawancara merupakan suatu pelaksanaan dua arah karena kedua

pihak membuat pertanyaan-pertanyaan. Wawancara sering dilakukan pada saat

mewawancarai calon pegawai, wawancara untuk promosi, wawancara disipliner,

pembicaraan mengenai masalah-masalah perusahaan dan masalah-masalah

pribadi, dan sebagainya. Maksud utama wawancara adalah untuk mendapatkan

dan memberikan informasi dan untuk mengadakan penilaian perseorangan. Ada

beberapa prinsip yang hendaknya diterapkan dalam pelaksanaan wawancara,

yakni dalam hal perginterview, suasana, inmformasi dan pembuatan catatan.

Perginterview hendaknya mengatur pembicaraan tetapi tidak menguasai

pembicaraan. Sedapat-dapatnya suasana wawancara adalah bersifat santai.

Tujuan hendaknya jangan digunakan hanya untuk menanyai orang yang

diinterview tetapi juga mengizinkan kedua pihak menentukan hal-hal yang pokok.

Apabila perlu, orang-orang yang diinterview sebaiknya ”didesak” untuk

pembicara. Penginterview hendaknya menyediakan semua data yang diperlukan.

Apabila wawancara adalah dalam hal penyusunan tenaga kerja, maka perincian

perseorangan tentang oarang yang diinterview haruslah tersedia.

Page 17: Julianto Sihombing

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis

adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropologi sebelum manusia

menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh atau

lebih dikenal dengan bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah contoh beberapa perilaku

yang menunjukkan komunikasi nonverbal.

1. Menggigit gigi sendiri untuk menunjukkan kemarahan

2. Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan

rasa senang, simpati, dan penghormatan

3. Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang terhadap

orang lain

4. Menggeleng-gelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak

5. Menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau ok

Page 18: Julianto Sihombing

Pendek kata dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil

suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik rasa senang,

benci, suka dan berbagai macam perasaan yang lain

Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam

hal penyampaian pesan. Pada komunikasi nonverbal pesan disampaikan secara

spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu secara verbal,

seseorang sudahlah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan.

Contoh yang paling sederhana adalah mengerut dahi, atau mengedipkan mata

secara tidak sengaja atau sengaja. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang

bersifat alami (natural) dan tidak pernah direncanakan sebelumnya.

Page 19: Julianto Sihombing

a. Pentingnya komunikasi nonverbal

Komunikasi nonerbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur.

Namun komunikasi nonverbal mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada

komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal sangat penting terutama

untuk menyampaikan perasaan dan emosi. Kebaikan dari komunikasi nonverbal

adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan

yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan

menggunakan bahasa isyarat.

Dengan memperhatikan isyarat nonverbal seseorang dapat mendeteksi

kecurangan atau menegaskan kejujuran pembicara. Komunikasi noverbal penting

artinya dari pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu

pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak

audience juga dapat menangkap artinya dengan cepat

Page 20: Julianto Sihombing

b. Tujuan komunikasi nonverbal

Tujuan komunikasi nonverbal menurut Jhon V.Thil dan Couttland Boove dalam

buku ”Excellence In Bussines Communications” yang diterjemahkan oleh Drs.

Djoko Purwanto, MBA. Mennyatakan bahwa komunikasi nonverbal mempunyai

enam tujuan, yaitu ;

1. Menyediakan/memberikan informasi

2. Mengatur alur suatu percakapan

3. Mengekspresikan emosi

4. memberikan sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-

pesan verbal

5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

6. Mempermudah tugas-tugas khusus.

Page 21: Julianto Sihombing

Menurut Wlliam C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty yang dikutip oleh

Drs. Moekijat dalam buku ”Teori Komunikasi” komunikasi nonverbal berarti ”tanpa

penggunaan kata-kata” orang tak henti-hentinya menyampaikan pesan nonverbal

melalui gerakan badan,l penampilan, bau parfum, pakaian, ekspresi wajah,

barang-barang perhiasan, mobil dan bermacam-macam simbol isyarat dan

perilaku lain.

Kita dapat mengadakan komunkasi dengan banyak cara yang berlainan.

Apa yang kita katakan dapat kita perkuat dengan komunikasi nonverbal, seperti

ekspresi wajah, dan gerak isyarat badan. Komunikasi nonverbal diharapkan dapat

membantu komunikasi verbal, akan tetapi hal ini tidak selalu demikian, misalnya

seseorang manejer otokratik memukul-mukul meja dengan kepalan tangannya,

demikian pula dengan manajer yang mengatakan bahwa ia mempunyai

kebijaksanaan pintu terbuka, tetapi sekretarisnya menyaring dengan cermat

orang-orang yang ingin bertemu dengannya, jelasnya membantu atau

membantah komunikasi lisan, memberikan reaksi terhadap pendapat yang

mengatakan bahwa ”tindakan-tindakan sering berbicara lebih keras daripada

kata-kata” misalnya, seorang supervisor, sering mengatakan bahwa ia

memerlukan saran-saran dari pegawai

Page 22: Julianto Sihombing

Bagian komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa badan, yang

merupakan komunikasi oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka, ada

banyak gerakan yang tidak kentara yang dilakukan oleh orang-orang apabila

mereka berbicara satu sama lain, misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata,

berjabatan tangan dengan sangat keras dan masih banyak gerakan badan lainnya

yang mengkomunikasikan kepada orang lain. Berjabat tangan dengan sangat

lemah dapat berarti sedang berada dalam kesusahan. Semua pegawai perlu

menyadari bagaimana gerakan badan dapat digunakan untuk berkomunikasi

sehingga mereka dapat menafsirkan gerakan ini secara efektif. Sesuatu yang

dilakukan oleh seseorang adalah suatu komunikasi

Komunikasi nonverbal adalah sesuatu yang lain daripada kata-katanya sendiri

yang mengkomunikasikan atau mempengaruhi pesan yang terkandung dalam

kata-kata.

Page 23: Julianto Sihombing

Menurut Rosenblatt dan kawan-kawan, yang dikutip oleh drs. Moekijat

dalam bukunya ”Teori komunikasi” bahwa untuk menjadi seorang pembaca bahasa

badan yang baik dituntut untuk mempertajam kemampuannnya dalam observasi

dan persepsi.

Observasi adalah suatu bentuk membaca kode, dan kemampuan kita

dalam bidang ini dapat ditingkatkan melalui tiga faktor yakni pendidikan,

kesadaran dan kebutuhan. Pendidikan dan kesadaran dalah saling berhubungan.

Melalui pendidikan seseorang mengetahui banyak hal. Dengan kata lain,

seseorang mengetahui apa yang harus dicari, oleh karena itu seseorang

mempunyai kemungkinan yang lebih banyak untuk mengobservasi, untuk tetap

waspada dan untuk menggali peristiwa komunikasi tertentu menjadi kenyataan.

Sesorang harus berusaha mengambil pesan dari komunikasi verbal dan

nonverbal yang sama bagi pembuat kode dan pembaca kode. Sambil

mengkodekan pesan, seseorang harus membaca kode bahasa badan dari

pembuat kode.

Page 24: Julianto Sihombing

C. PROSES KOMUNIKASI

Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlyn Baty dalam bukunya

yang berjudul ”Business Comunications Principles and methods” dikatakan bahwa

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu-individu

melalui suatu sistem biasa, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun

perilaku atau tindakan. (William C. Histreet dan Wayne Murlin Baty, 2006, Hal 8.)

Menurut Courtland L. Bovee dan Jhon V. Thil, yang dikutip oleh Djoko

Purwanto, proses komunikasi dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu ;

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

2. Ide diubah menjadi suatu pesan

3. Pemindahan pesan

4. Penerima menerima pesan

5. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan-balik kepada pengirim.

(Drs. Djoko Purwanto, 2007, hal 8)

Page 25: Julianto Sihombing

Dari pengertian komunikasi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya,

tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan

persyaratan terjadinya komunikasi. Menurut Drs. A. W. Widjaja dalam buku

”komunikasi” komponen atau unsur yang terdapat dalam proses komunikasi

adalah sebagai berikut ;

1. Source (sumber)

2. Communicator (penyampai pesan)

3. Message (pesan)

4. Channel (saluran)

5. Communican (penerima pesan)

6. Effect (hasil). (Drs. A.W. Widjaja, 2007, Hal 11)

Page 26: Julianto Sihombing

D. PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Manajemen sering mempunyai tidak efektifnya komunikasi, padahal

komunikasi yang efektif adalah penting bagi manajer, paling tidak untuk dua

alasan. Pertama , komunikasi adalah proses melalui mana fungsi manjemen

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, dapat dicapai.

Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian

besar proporsi waktu mereka

Teori manajemen modern memberikan tanggung jawab yang berat pada

komunikasi dalam organisasi kerja. Komunikasi mengikat orang-orang dari suatu

organisasi. Melalui komunikasi mereka dapat memperoleh sudut pandang dan

pengertian yang umum dan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi memberi informasi kepada mereka tentang tugas yang berubah dan

kemajuan serta suksesnya organisasi. Melalui komunikasi mereka dibantu untuk

memahami dan memelihara kekuasaan dan susunan status yang memuaskan

Page 27: Julianto Sihombing

Proses komunikasi memungkinkan para manajer untuk melaksanakan

tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar

mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikasikan

kepada pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi

dengan bawahan tentang penugasan jabatan mereka. Pengarahan mengharuskan

manajer-manajer untuk dengan bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Komunikasi lisan dan tertulis adalah bagian asensi pengawasan. Jadi manajer

dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi

dan komunikasi dengan pihak lain.

Dismping itu, bagian terbesar dari waktu manajerial dicurahkan untuk kegiatan

komunikasi. Jarang manajer hanya bekerja dibalik meja kerjanya sendiri, tetapi

kebanyakan waktunya dihabiskan untuk berkomunikasi baik tatap muka ataupun

melalui telepon dengan bawahan, ataupun rekan sejawatnya. Manajer juga

banyak melakukan penulisan/pembuatan memo, surat dan laporan-laporan

ataupun membaca surat dan laporan-laporan yang dikirim kepadanya.

Page 28: Julianto Sihombing

E. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS

Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan

nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang

tidak mendapat keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai

kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang-barang maupun jasa.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam produksi

barang-barang atau jasa-jasa dengan cara pemanfaatan secara baik terhadap

sumber-sumber dalam memproduksi barnag-barang.

Arum Manoppa Mizra dalam buku Personal Management yang dikutip

oleh Moekijat, mendefenisikan produktivitas sebagai ” Perbandingan jumlah

keluaran (output) tertentu dengan jumlah masukan (input) tertentu untuk suatu

jangka waktu tertentu” (Moekijat, 2005 hal 248)

Selanjutnya Winardi, dalam buku kamus ekonomi mendefenisikan

produktivitas sebagaisebgai berikut ” Jumlah hasil yang dicapai seseorang pekerja

atau unit faktor produksi lain dalam jangka waktu tertentu, atau jumlah yang

dihasilkan setiap pekerja dalam jangka waktu tertentu. ” (Winardi, 2006, hal 392)

Page 29: Julianto Sihombing

Menurut L. Greenberg, yang dikutip oleh Drs. Muchdarsyah Sinungan

dalam buku ”Produktivitas apa dan bagaimana” mendefenisikan produktivitas

sebagai perbandingan antar totalitas pengeluaran dan waktu tertentu dibagi

totalitas masukan selama periode tertentu. (Drs. Muchdarsyah Sinungan, 2007,

hal 12)

Dalam setiap usaha perorangan ataupun tidak, selalu ada upaya untuk

meningkatkan produktivitas kerja karyawannya, sekalipun motif yang digunakan

mungkin berbeda, hal ini tergantung kepada sumber-sumber ekonomi yang

terdapat pada perusahaan/organisasi untuk mengarahkan secara efektif dimana

memerlukan suatu keterampilan organisatoris dan tekhnis, sehingga hasil yang

diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah. Pimpinan yang bertanggung

jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan senantiasa memperhatikan

tenaga kerja, bagaimana sumber dari produktivitas organisasi perusahaan adalah

tergantung pada produktivitas manusianya.

Page 30: Julianto Sihombing

Dari beberapa referensi yang disebutkan diatas, produktivitas dapat kita kelompokkan menjadi tiga, yaitu ;

1. Rumusan tradisional bagi seluruh produktivitas tidak lain adalah ratio dari apa

yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang

dipergunakan (input)

2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada

kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor

esensial, yakni ; investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan tekhnologi

serta riset, manajemen dan tenaga kerja.

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas maka produktivitas kerja karyawan

dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan tenaga kerja baik hasil itu secara

fisik maupun jasa. Agar mental dalam menghasilkan barang-barang maupun jasa-

jasa lebih baik maka produktivitas kerja karyawan tidak terlepas dari ; pendidikan,

disiplin, motivasi, sikap serta etika, tingkat penghasilan, jaminan sosial,

lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, manajemen dan kesempatan untuk

berprestasi.

Page 31: Julianto Sihombing

F. PERANAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS KERJA

Komunikasi yang efektif mengandung pengiriman dan penerimaan

informasi yang cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua belah pihak

dan pengambilan tindakan yang tepat terhadap penyelesaian pertukaran

informasi. Seorang manajer harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat

dari komunikasi yang efisien dan efektif dalam pemilihan dan penggunaan

saluran-saluran organisasi komunikasi formal atau informal guna menambah

sebanyak-banyaknya pelaksanaan pekerjaan perusahaan dan pertumbuhan serta

pengembangan pegawai.

Menurut Pitfield, yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam buku teori

komunikasi mengatakan bahwa ”Komunikasi yang efektif berarti bahwa maksud

dan tujuan yang terkandung dalam komunikasi disampaikan dengan cara

sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti sepenuhnya oleh sipenerima ; harus

ada suatu ketetapan pikiran oleh kedua belah pihak” (Drs. Moekijat, 2005, hal

146)

Page 32: Julianto Sihombing

Menurut Stoner dan Wankel, yang dikutip oleh Drs. Moekijat dalam

bukunya teori komunikasi mengatakan bahwa ” Komunikasi yang efektif adalah

yang penting bagi para manajer karena dua alasan. Pertama, komunikasi

merupakan proses yang digunakan untuk melaksanakan fungsi-fungsi

maanjemen; perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.

Kedua, komunikasi merupakan kegiatan untuk mana manajer meluangkan

sebahagian besar waktunya” (Drs. Moekijat, 2005, hal 11)

Untuk terjadinya suatu organisasi diperlukan adanya pengaruh timbal

balik atau komunikasi, karena dengan komunikasi kita dapat mengetahui

kekurangan dan kelebihan kita dalam menjalankan tugas yang diberikan

perusahaan. Singkatnya, ada hubungan yang langsung antara komunikasi

dengan produktivitas. Karyawan akan bekerja lebih efektif dengan adanya

komunikasi yang baik dengan manajer ataupun sesama karyawan.

Page 33: Julianto Sihombing

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Adapun Objek yang akan diteliti penulis adalah Badan kepegawaian daerah Kota

Medan dengan judul peranan komunikasi yang efektif dalam meningkatkan

produktivitas kerja karyawan, pada Badan kepegawaian daerah Kota Medan

1. Variabel-Variabel Penelitian.

Variabel-variabel penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana

variabel dari suatu factor berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Defenisi

operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk

mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu penelitian. Pada proposal ini

yang menjadi fokus objek penelitian adalah komunikasi yang efektif sebagai

variabel bebas (variabel X) dan produktivitas pegawai sebagai variabel terikat

(variabel Y)

Page 34: Julianto Sihombing

Adapun yang menjadi alasan penulis menentukan kedua variabel diatas adalah ;

1. Komunikasi yang efektif sebagai variabel bebas (variabel X), dimana

komunikasi adalah media yang sering digunakan untuk meningkatkan

produktivitas dan semakin efektif komunikasi yang digunakan maka semakin

tinggi produktivitas pegawai dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

2. Produktivitas pegawai sebagai variabel terikat (variabel Y), dimana

produktivitas adalah tolak ukur yang digunkan suatu instansi untuk menilai

kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Indikator-indikator untuk mengukur komunikasi yang efektif antara lain adalah ;

1. sarana

2. wibawa manejer

3. materi

4. sasaran

5. pembagian kerja

Page 35: Julianto Sihombing

Indikator-indikator untuk mengukur produktivitas pegawai antara lain adalah ;

1. kerjasama

2. kualitas kerja

3. kuantitas kerja

4. tanggung jawab

5. ketepatan waktu dan kehadiran

Indikator dari kedua variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut ;

Indikator Penelitian

Variabel X Variabel Y

1 Sarana 1 Kerja sama

2 Wibawa manajer 2 Kualitas kerja

3 Materi 3 Kuantitas kerja

4 Sasaran 4 Tanggung jawab

5 Pembagian kerja 5 Ketepatan waktu dan kehadiran

Tabel 1.1 Indikator variabel penelitian

Page 36: Julianto Sihombing

2. Alat Ukur Penelitian.

Pengukuran merupakan pemberian angka-angka terhadap benda atau

peristiwa dengan kaidah tertentu (Husein, 2005 ; 43)

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

ordinal, yaitu data diurutkan dari tingkat yang paling tinggi ketingkat yang paling

rendah. Kaidah nilai bobot yang digunakan untuk tiap jawaban adalah ;

Sangat sering = 4

Sering = 3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah = 1

Sangat sering = 4

Sering = 3

Kadang-kadang = 2

Tidak pernah = 1

Page 37: Julianto Sihombing

Nilai bobot tersebut diberikan untuk tiap jawaban dari seluruh

pertanyaan yang akan penulis ajukan kepada responden melalui pengisian

kuesioner penlitian. Dari nilai bobot yang diberikan penulis akan

mengelompokkan data dalam empat interval penelitian yaitu ;

Kategori tidak baik = 10 – 17

Kategori kurang baik = 18 – 25

Kategori baik = 26 – 32

Kategori sangat baik = 33 – 40

Page 38: Julianto Sihombing

3. Populasi dan sampel.

a. Populasi

Menurut Kuncoro, (2003 ; 103) Populasi adalah kelompok elemen

yang lengkap dan biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian

dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap dan staf pada kantor badan

kepegawaian daerah Kota Medan yang berjumlah 55 orang

b. Sampel

Menurut Suharsimi A. (2006 ; 135) “Sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti” Karena jumlah populasi yang akan diteliti

kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah 50 orang

sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Page 39: Julianto Sihombing

B. METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

Dalam penyusunan laporan skripsi metode yang akan digunakan penulis

dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut;

1. Field Research

Field Research ini dibagi dalam tiga bagian yakni ;

a. Observasi

Yakni dengan mengamati secara langsung proses komunikasi dalam

pelaksanaan aktivitas perusahaan.

b. Interview

Yakni dengan melakukan interview dengan beberapa orang karyawan

mengenai pelaksanaan komunikasi dalam perusahaan

c. Questioner

Yakni dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk tertulis kepada

beberapa orang karyawan, sehubungan dengan pelaksanaan komunikasi

dalam perusahaan.

Page 40: Julianto Sihombing

2. Library Research

Yakni dengan memncari data-data yang diperlukan dari buku-buku penuntun

yang ada di perpustakaan. Dan buku-buku tersebut merupakan referensi bagi

penulis dalam menyusun skripsi nantinya

Penelitian yang dimaksud berguna sebagai pedoman dalam menyusun

skripsi nantiya, layaklah segala yang bersifat data akan diperbandingkan dengan

daftar buku-buku ilmiah dengan bahan perkuliahan perlu menjadi bahan

pertimbangan.

C. METODE ANALISIS

Sesuai dengan permasalahan dan hipotesa yang telah diuraikan, maka

tekhnik analisa data yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Metode analisa deskriptif

Melalui metode ini data dikumpulkan, disusun, dikelompokkan, dianalisis,

kemudian diintegrasikan sehingga menjadi gambaran yang jelas dan

terarah mengenai masalah yang diteliti.

Page 41: Julianto Sihombing

2. Metode analisa kumulatif

Metode ini adalah menggambarkan statistik guna mengetahui

hubungan koordinasi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Analisa data

dilakukan dengan cara menginterprestasikan data penyebaran angket, yang

menggunakan koefisien korelasi.

Menurut Arikunto (2004 ; 243), metode koefisien korelasi produk moment

berguna untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Jadi tidak mempersoalkan apakah suatu variabel

tertentu tergantung kepada variabel lainnya.

rxy =

2222 ..

.

yynxxn

yxxyn

Keterangan r ; koefisien korelasi antara x

dan y

x ; skor/nilai variabel bebas

y ; skor/nilai variabel terikat

n ; jumlah sample

Page 42: Julianto Sihombing

Selanjutnya dilakukan uji t-tabel untuk mengetahui signifikan tidaknya

hubungan variabel X dan Y dengan rumus sebagai berikut ;

t

yrx

nrxy21

2

sumber ; Husein (2005 ; 134)

Misalkan besar sampel n = 50 dan r = 0,67. statistik hitung berdasarkan

rumus adalah sebagai berikut;

)67,01(

)250(67,02

t 43,8

55,0

64,4t

Statistik tabel ; dengan dk = n-2 = 48 dan α = 0,025 (tes dua pihak) maka

nilai t tabel adalah 2, 09

H0 ; p = 0

HI ; p ≠ 0

Page 43: Julianto Sihombing

Dimana ;

H0 = komunikasi yang efektif berpengaruh terhadap produktivitas pegawai

HI = komunikasi yang efektif tidak berpengaruh terhadap produktivitas pegawai

Keputusan ;

Oleh karena t hitung ≥ t tabel maka HO ditolak dan HI diterima

D. JANGKA WAKTU PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis merencanakan melakukan

penelitian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Medan. Selama

3 minggu

Page 44: Julianto Sihombing

Terima Kasih