23
Tinea capitis in schoolchildren in southern Ivory Coast

Journal Reading Tinea Capitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Journal Reading Tinea Capitis

Citation preview

  • Tinea capitis in schoolchildren in southern Ivory Coast

  • OUTLINE

  • INTRODUCTIONInfeksi jamur superfisial pada KULIT KEPALAANTHROPOPHILIC/ZOOPHILIC/GEOPHILIC Tergantung dari genera Microsporum dan TrichophytonMIKROSPORUMTRICHOPHYTON

  • INTRODUCTIONDistribusi tergantung padaWilayah geografis dan negaraFaktor lain (pola hidup, tipe populasi, migrasi penduduk dan iklim)ENDEMI terjadi pada NEGARA BERKEMBANG dan terdapat INFEKSI PENYAKIT KULIT yang signifikan

    NEGARAPENYEBABAsia dan afrika utaraTrichophyton violaceAfrika baratMicrosporum audouiniiTrichophyton soudanenseNegara baratTrichophyton tonsurans Eropa tengah dan selatanMicrosporum canis

  • Etiologi

    MeradangTidak meradangBlack DotFavusM.audouiniiM.canisM.gypseumM.nanumT.mentagrophytesT.scholeiniiT.tonsuransT.verrucosumM.audouiniiM.canisM.ferrugineumT.tonsuransT.tonsuransT.violaceumM.gypseumT.schonleiniiT.violaceum

  • Patofisiologi

  • Gejala klinisGrey patch ringwormMerupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus Microsporum dan sering ditemukan pada anak-anak.Penyebabnya berupa organisme antropofilik ektotrik seperti M.audounii atau M.canis.Rambut yang terinfeksi menjadi abu-abu dan kusam pada selubung artrokonidianya, dan rambut putus pada bagian atas dari kulit kepala.Lesi memberikan tampilan berbatas tegas, hiperkeratotik, skuama pada daerah alopecia akibat putusnya rambut.Pemeriksaan lampu Wood didapatkan floresensi berwarna hijau pada sisa rambut dan skuama.

  • Grey patch ringworm

  • Kerion Celcii Reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya.Penyebabnya Microsporum canis dan Microsporum gypseum.

  • Black dot ringwormTerutama disebabkan oleh Tricophyton tonsurans dan Tricophyton violaceum. Rambut yang terkena infeksi patah tepat pada muara folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora.

  • Tinea favusinfeksi kronis dermatofita pada kepala, kulit tidak berambut, dan atau kuku, ditandai krusta kering dan tebal dalam folikel rambut yang menyebabkan terjadinya alopesia jaringan parut. Tinea favus umumnya diderita sebelum dewasa hingga berlanjut sampai dewasa, dan berhubungan dengan malnutrisi dan gizi buruk. Penyebab tersering adalah T.scholeinii

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Pemeriksaan lampu Wood Organisme ektotrik seperti Microsporum canis dan Microsporum audouinii akan tampak flouresensi pada pemeriksaan lampu Wood, sedangkan organisme endotrik, Tricophyton tonsurans tidak tampak flouresensi.Flouresensi (+) : kulit = agak kebiruanketombe = cerah putih kebiruanrambut = hijau terang/kuning kehijauan

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    2. Pemeriksaan KOHsa2. Pemeriksaan KOH

  • DIAGNOSIS BANDINGDermatitis SeboroikFolikulitisDermatitis atopik

  • PENATALAKSANAANTopikalSampo selenium sulphide 1-1,8% 2x semingguSampo ketoconazole 1-2% seminggu 2-3xKompres sol sodium chloride 0,9%/boor water 3-5 hari pada tipe Kerion celsiiSistemikGriseofulvin, anak: 10 mg/kgBB/hari, dewasa: 500-1000 mg/hari selama 8 mingguFlukonazol 6 mg/kg/hr/20hrItrakonazol, anak: 3-5mg/kgBB/hr, dewasa: 1 kapsul (100 mg)/hari selama 4-6minggu Terbinafin 3-6mg/kg/hr/2-4mingguAntibiotik bila tdp infeksi sekunder slm 5-7 hari (msl pada Kerion celsii)

  • MATERI DAN METODE PENELITIANPOPULASI STUDI

  • MATERI DAN METODE PENELITIANMETODE LABORATORIUM

  • HASIL PENELITIAN & DISKUSIDUA KALINYA

  • Tabel 2. Distribusi umur dan jenis kelamin dari anak sekolah yang terinfeksi tinea kapitis

  • Tabel 3. Prevalensi dari dermatofit yang teridentifikasi dari kultur sebagai penyebab dari tinea kapitis pada anak sekolah

  • KESIMPULANAgen yang paling umum diisolasi dari infeksi tinea kapitis di pantai gading adalah T. soudanense.

  • Kasus tinea kapitis di indonesiaKasus baru mikosis superfisialis dibandingkan kasus baru URJ Kulit Kelamin pada tahun 2003 sebesar 12,7%, tahun 2004 sebesar 14,9%, dan tahun 2005 sebesar 13,3%. Di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2008 terdapat 274 (7,02%) kasus baru dermatomikosis superfisialis, Di Medan pasien tinea kapitis didapatkan sekitar 0,4% (tahun 1996-1998) dari kasus dermatofitosis dan biasanya musiman. Di FKUI/RSCM tinea kapitis (tahun 1989-1992) hanya 0,61-0,87% dari kasus jamur kulit. Di Manado (tahun 1990-1991) insiden tinea kapitis mencapai 1,2-6,0% dari kasus dermatofitosis sedangkan di Semarang 0,2%.

  • ***