21
Departemen Ilmu Bedah Divisi Bedah Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Indonesia

Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Page 1: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Departemen Ilmu BedahDivisi Bedah Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar, Indonesia

Page 2: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Latar belakang dan objektif:› splenektomi laparoskopik pada

splenomegali masif masih tergolong kontroversial jika dibandingkan dengan open splenectomy

Metode:› Data diambil dari anak- anak usia <12 tahun

dengan splenomegali masif disertai gangguan hematologic yang menjalani splenektomi.

› Data didapatkan dari dua pusat bedah pediatrik di Mesir dari Juni 2004 hingga Juli 2012.

Page 3: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Hasil:Kriteria Splenektomi

Laparaskopik(12 pasien)

Open splenectomy(20 pasien)

Umur rata- rata (tahun)

8,5 8

Lama operasi (menit) 180 120Perdarahan rata- rata (mL)

60 110

Komplikasi postoperatif

1 kasus 2 kasus

Oral-feeding postoperatif (jam)

7,5 30

Lama opname rata- rata (jam)

36 jam 96 jam

Nyeri postoperatif Lebih rendah daripada open splenectomy

Page 4: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Kesimpulan:› Splenektomi laparoskopik untuk splenomegali masif

merupakan prosedur yang aman dan sangat mungkin untuk dilakukan

› Meskipun dibutuhkan waktu operasi yang lebih banyak, akan tetapi splenektomi laparoskopik secara statistik menyebabkan lebih sedikit nyeri, lebih sedikit pendarahan, proses penyembuhan yang lebih baik, serta waktu opname yang lebih singkat

› Splenektomi laparoskopik pada anak dengan gangguan hematologik seharusnya menjadi pemeriksaan gold-standard tanpa memperhatikan ukuran dari spleen

Page 5: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Kata kunci: › Laparoskopi, splenektomi, anak, masif

Page 6: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Splenektomi laparoskopik pada anak pertama kali dipublikasikan oleh Tulman et al pada tahun 1993

Literatur terbaru -> splenektomi laparoskopik pada splenomegali masif masih kontroversi. Splenektomi laparoskopik pada splenomegali massif dihubungkan dengan tingkat konversi yang tinggi pada anak dan dewasa

Page 7: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Data anak usia 12 tahun dengan splenomegali masif (diidentifikasi menggunakan USG yaitu jika ukuran spleen ≥500 mg yang dihitung dengan menggunakan rumus oleh Downey, 0.43 x panjang x lebar x ketebalan = ukuran spleen [dalam gram]) yang menjalani splenektomi karena adanya gangguan hematologik

Page 8: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Data didapatkan dari dua pusat bedah pediatrik di Mesir dari Juni 2004 hingga Juli 2012

Dari Juni 2004 hingga Juni 2009, splenektomi pada kasus splenomegali masif dilakukan melalui open splenectomy. Sedangkan setelah 2009, seluruh prosedur pada splenomegali masif dilakukan secara laparoskopik

Page 9: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

69 pasien yang menjalani splenektomi› 32 di antaranya didiagnosis sebagai

splenomegali masif melalui pemeriksaan USG preoperatif 12 orang menjalani splenektomi

laparoskopik 20 orang menjalani open splenectomy

Page 10: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Sampel penelitian: › 22 wanita› 10 pria• rentang usia

splenektomi laparoskopik: 6-12 tahun open splenectomy : 5-11 tahun

Indikasi splenektomi › gangguan hematologik (sickle cell anemia

sebanyak 15 kasus, purpura trombositopenik idiopatik kronik sebanyak 6 kasus, sferositosis herediter sebanyak 5 kasus, thalasemia mayor sebanyak 4 kasus, dan anemia hemolitik otoimun sebanyak 2 kasus)

Page 11: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak
Page 12: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak
Page 13: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Keuntungan splenektomi laparoskopik tampak sangat jelas pada kasus splenomegali masif

Berat spleen≥ 1000 g dianggap memerlukan waktu operasi yang lebih panjang, tingkat konversi yang lebih tinggi, serta tingkat morbiditasyang lebih tinggi dibandingkan splenektomi laparoskopik

Page 14: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Targarona et al dan Grahn et al:› perbandingan antara splenektomi

laparoskopik dan open splenectomy pada splenomegali masif dengan tingkat morbiditas yang lebih rendah, kebutuhan transfusi darah yang lebih sedikit, serta lama opname postoperatif yang lebih singkat

Page 15: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

tidak ada konsensus yang jelas mengenai definisi dari splenomegali masif

Batas berat terendah yang dianut berdasarkan literatur terbaru berkisar antara 500 g dan 1000 g

O'Reilly mendefinisikan splenomegali dengan panjang spleen >12 cm yang diperkirakan oleh 2 orang dokter serta berat spleen >250 g

Page 16: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Pada kategori anak- anak, Zhu et al mendefinisikan splenomegali masif apabila batas spleen berada di bawah umbilikus atau memanjang hingga ke garis tengah perut secara anterior

Page 17: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

penelitian ini menggunakan ukuran spleen 500 g berdasarkan USG preoperatif sebagai batas terendah untuk mendefiniskan splenomegali masif pada anak

Page 18: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

Tingkat konversi:› Deng et al: 13,33%› Literatur terbaru: 18,5%-60%› Penelitian ini: 8% (1 kasus)

Terjadi perlekatan hilus dan spleen

Page 19: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

splenektomi laparoskopik pada anak dengan splenomegali masif adalah prosedur yang aman dan sangat mungkin untuk dilakukan

tetapi juga memerlukan persiapan tindakan apabila diperlukan konversi ke open splenectomy

splenektomi laparoskopik pada anak dengan splenomegali masif yang mengalami gangguan hematologik seharusnya menjadi gold-standard tanpa memperhitungkan ukuran spleen

Page 20: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak

1. Guaglio M, Romano F, Garancini M, et al. Is expertise in pediatric surgery necessary to perform laparoscopic splenectomy in children? An experience from a department of general surgery. Updates Surg. 2012;64(2):119-123.

2. Tulman S, Holcomb GW III, Karamanoukian HL, Reynhout J. Pediatric laparoscopic splenectomy. J Pediatr Surg. 1993;28:689-692.

3. Bax NMA, van der Zee DC. Laparoscopic splenectomy: is this the way to do it? Pediatr Endosurg Innov Tech. 2001;5(3):281-286.

4. Deng XG, Maharjan A, Tang J, et al. A modified laparascopic splenectomy for massive splenomegaly in children with haematological disorder: a single institute retrospective clinical research. Pediatr Surg Int. 2012;28(12):1201-1209.

5. Owera A, Hamade AN, Bani Hani OI, Ammori BJ. Laparasopic versus open splenectomy for massive splenomegaly: a comparative study. J Laparoendosc Adv Surg Tech A. 2006;16(3): 241-246.

6. Zhu J, Ye H, Wang Y, et al. Laparascopic versus open pediatric splenectomy for massive splenomegaly. Surg Innov. 2011;18(4):349-353.

7. Patel AG, Parker JE, Wallwork B, et al. Massive splenomegaly associated with significant morbidity after laparascopic splenectomy. Ann Surg. 2003;238(2):235-240.

8. Downey MT. Estimation of splenic weight from ultrasonography measurements. Can Assoc Radiol J. 1992;43(4):273-277

Page 21: Journal Reading Splenomegali Masif Pada Anak