12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015 153 JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN SEKITARNYA, ROTE- NDAO, NUSA TENGGARA TIMUR TYPE AND SEDIMENTARY DISTRIBUTION ON PAPELA WATERS, ROTE-NDAO, EAST NUSA TENGGARA Deny Setiady, Udaya Kamiludin, dan Nineu Gerhaneu Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung, [email protected] Diterima : 02-09-2015, Disetujui : 27-11-2015 ABSTRAK Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Selat Rote yang secara administratif merupakan wilayah dari Kabupaten Rote-Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah penelitian pada 40 lokasi telah dilakukan pengambilan sedimen dasar laut dengan pemercontoh comot, deskripsi megaskopis dan analisis besar butir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis sedimen, sebaran sedimen dan lingkungan pengendapannya. Berdasarkan hasil analisis besar butir nomenklatur sedimen di daerah penelitian dijumpai 4 jenis sedimen yaitu: kerikil, pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Sebaran kerikil terdapat di dua tempat, yaitu di utara dan selatan tepian daerah penelitian.Sebaran pasir mencapai kurang lebih 30 % dari luas perairan penelitian, pasir lanauan menutupi kurang 5 % dari luas perairan penelitian, lanau pasiran mempunyai sebaran kurang lebih 30 % dari luas perairan daerah penelitian dan sebaran lanau terdapat di muka muara sungai bagian dalam Teluk Papela dengan tutupan kurang lebih 5 % dari luas perairan penelitian. Kata Kunci : Sedimen permukaan dasar laut, analisis besar butir, sebaran sedimen, perairan Papela ABSTRACT The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The purpose of research is the grain size analysis of seabed surface sediment to determine the type of sediment, sediment distribution and depositional environment. Based on nomenklature sediment grain size analysis result in the study area was found four types of sediments , there are: gravelly, sand, silty sand, sandy silt and silt Distribution of gravel found in two places, namely on the north and south banks of the study area. Distribution of sand reaches approximately 30% of the water area of research, silty sand covering approximately 5% of the water area of research, sandy silt has spread approximately 30% of the total water area of research and distribution of silt contained in the inner face of the Gulf estuaries Papela with cover approximately 5% of the water area of research. Key words: Surficial sediment, grain size analysis, sediment distribution, Papela Waters

JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015

153

JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN SEKITARNYA, ROTE-NDAO, NUSA TENGGARA TIMUR

TYPE AND SEDIMENTARY DISTRIBUTION ON PAPELA WATERS, ROTE-NDAO, EAST NUSA TENGGARA

Deny Setiady, Udaya Kamiludin, dan Nineu Gerhaneu

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung, [email protected]

Diterima : 02-09-2015, Disetujui : 27-11-2015

ABSTRAK

Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Selat Rote yang secaraadministratif merupakan wilayah dari Kabupaten Rote-Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah penelitianpada 40 lokasi telah dilakukan pengambilan sedimen dasar laut dengan pemercontoh comot, deskripsi megaskopis dananalisis besar butir.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis sedimen, sebaran sedimen dan lingkungan pengendapannya.Berdasarkan hasil analisis besar butir nomenklatur sedimen di daerah penelitian dijumpai 4 jenis sedimen yaitu: kerikil,pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau.

Sebaran kerikil terdapat di dua tempat, yaitu di utara dan selatan tepian daerah penelitian.Sebaran pasir mencapaikurang lebih 30 % dari luas perairan penelitian, pasir lanauan menutupi kurang 5 % dari luas perairan penelitian, lanaupasiran mempunyai sebaran kurang lebih 30 % dari luas perairan daerah penelitian dan sebaran lanau terdapat dimuka muara sungai bagian dalam Teluk Papela dengan tutupan kurang lebih 5 % dari luas perairan penelitian.

Kata Kunci : Sedimen permukaan dasar laut, analisis besar butir, sebaran sedimen, perairan Papela

ABSTRACT

The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region ofRote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments,megaskopis description and analysis of the grain size.

The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region ofRote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments,megaskopis description and analysis of the grain size.

The purpose of research is the grain size analysis of seabed surface sediment to determine the type of sediment,sediment distribution and depositional environment. Based on nomenklature sediment grain size analysis result in thestudy area was found four types of sediments , there are: gravelly, sand, silty sand, sandy silt and silt

Distribution of gravel found in two places, namely on the north and south banks of the study area. Distribution ofsand reaches approximately 30% of the water area of research, silty sand covering approximately 5% of the waterarea of research, sandy silt has spread approximately 30% of the total water area of research and distribution of siltcontained in the inner face of the Gulf estuaries Papela with cover approximately 5% of the water area of research.

Key words: Surficial sediment, grain size analysis, sediment distribution, Papela Waters

Page 2: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 3, Desember 2015

154

PENDAHULUAN

Latar BelakangPerairan Papela dan sekitarnya merupakan

bagian dari Selat Rote yang secara administratifverada dalam wilayah dari Kabupaten Rote-Ndao,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Daerah penelitianadalah salah satu dari sekian kawasan yangberbatasan langsung dengan Australia, yang secarageografi terletak pada koordinat 10º25’-10º38'Lintang Selatan dan 123º19'-123º29' Bujur Timur(Gambar 1).

Lokasi penelitian di Perairan Papela terletak± 50 km arah timur dari kota Baa. Daerah initerletak di ujung timur Pulau Rote Nusa TenggaraTimur, ke sebelah timur berbatasan denganKupang dan Laut Timor yang dipisahkan oleh SelatRote; utara dan selatan berbatasan dengan LautSawu dan Lautan Hindia. Kesampaian daerahhingga Rote yang kemudian dilanjutkan melaluijalan darat menuju ke Papela. (Gerhaneu., drr.,2012).

Daerah penelitian merupakan perairanterbuka yang berhadapan langsung denganSamudera Indonesia, sehingga pengaruh

sedimentasi asal darat atau pun prosespengendapan marin sangat sulit untuk ditentukan.Berdasarkan data analisis besar butir dibantuproses data angin diharapkan dapat mengetahuijenis sedimen, sebaran sedimen, asal sedimen danlingkungan pengendapannya.

Geologi RegionalDaerah penelitian memiliki stratigrafi cukup

komplek. Berdasarkan Peta Geologi LembarKupang-Atambua, Timor (Rosidi, H.M.D., dkk.,1996), litologi pantai daerah penelitian dari tua kemuda ditempati oleh kenampakan batuan yangditempati oleh Komplek Bobonaro yang berumurMiosen Tengah-Pliosen, sebagian kecil termasukdalam Formasi Noele Plio-Plistosen, BatugampingKoral Plistosen dan Aluvium Holosen. KomplekBobonaro secara litologi terdiri dari dua bagian,yaitu lempung bersisik dan bongkah-bongkahasing dari bermacam ukuran. Lempung bersisikmempunyai warna aneka ragam: merah tua,kehijauan, hijau keabuan, merah kecoklatan, abu-abu kebiruan dan merah jambu; dan merupakanmatrik dari bongkah-bongkah asing yang berasaldari batuan yang lebih tua.

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

Page 3: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015

155

Bongkah-bongkah asing tersebut antara lainbatupasir bermika dari Formasi Bisane;batugamping dari Formasi Cablac; rijang, batuanultrabasa, lava bantal dan batugamping krinoidadari Formasi Maubise; batuan dari Komplek Mutis;Formasi Ofu, Formasi Nakfunu dan batuan-batuanyang lain. Formasi Noele terdiri dari napal pasiranberselang seling dengan batupasir, konglomeratdan sedikit tufa dasit. Batugamping Koral terdiridari batugamping koral yang berwarna putih-kekuning-kuningan dan terkadang kemerahan sertabatugamping napalan, secara setempatberkembang batugamping terumbu denganpermukaan kasar berongga. Aluvium terdiri daributiran lepas berukuran pasir-kerakal. Secararegional sedimen permukaan dasar lautnyaditempati oleh pasir (Emery drr, 1972).

Koesoemadinata (1980) menyebutkan bahwatransport sedimen sepanjang pantai terjadi apabilapasir terangkat oleh turbulensi yang disebabkanoleh gelombang pecah sehingga menyebabkanterjadinya erosi dan akresi di daerah pantai

Modus (mode) adalah suatu parameterstatistik penting, khususnya pada sedimen yangmengandung beberapa subpopulasi yangditunjukkan oleh modus yang dimilikinya.Kehadiran beberapa Modus dalam suatu endapanpasir dapat memberikan informasi percampuransedimen yang menandakan bahwa partikelnyaberasal dari beberapa endapan batuan induk, jugajejak arah arusnya (Friedman, 1978).

Perpindahan sedimen pantai dapat diakibatkanoleh arus sungai, gelombang, arus pasang surut,angin, dan penambangan pasir di sekitar pantai.Sedimen yang berasal dari erosi sungai, tebingpantai, dasar laut kemungkinan akan diangkut kelepas pantai rip current. Sedimen dari lepas pantaike garis pantai diangkut oleh arus gelombang masstransport dan arus sejajar pantai longshore currentsedangkan ke arah pesisir diangkut olehangin.(Komar, 1998).

MetodologiPengambilan sedimen dilakukan dengan

menggunakan pemercontoh comot (Grab sampler)dengan titik lokasi sedimen yang telahdirencanakan dan diusahakan dapat mewakili,pemercontohan ini kemudian di plot ke dalam petakerja skala 1 : 50.000. Operasional lapangandilakukan dengan menggunakan perahu yangdilengkapi perangkat penentu posisi “globalpositioning system” jenis short range pos systemMerk Trimble DSM 132 yang terintegrasi dengansistem radiolink merk Pasific Crest dengan tingkat

kesalahan <5 cm. Arah/gerak perahu terlihat dilayar monitor dan dapat dipandu sesuai denganlintasan dan titik pengambilan contoh yang telahdirencanakan.

Analisis besar butir dilakukan denganpengayakan kering untuk fraksi sedimenberukuran kerikil-pasir seberat 100 gram, sertabagi fraksi lumpur dan bagian yang tersisa di panseberat 20 gram dilakukan dengan menggunakanpipet. Interval kelas dengan bukaan ayakan 0,5 phidan untuk pipet 1 phi.

Nomenklatur ukuran butir sedimendiklasifikasikan menurut diagram segitiga Folk(1980).

Diagram segitiga dibagi menjadi dua kelas,kelas pertama untuk sedimen yang mengandungkerikil (Gravel) yaitu berdasarkan proporsipersentase kerikil terhadap perbandingan (ratio)lumpur (Mud)-pasir (Sand). Kelas ke dua untuksedimen tanpa kerikil yaitu proporsi persentasepasir terhadap perbandingan lanau (Silt)-lempung/Clay (Gambar 2).

Analisis besar butir dilakukan untukmengetahui jenis sedimen sedangkan hasil analisisyang diplot pada peta sebaran sedimen adalahuntuk mengetahui sebarannya di pantai danpermukaan dasar laut. Dari sebaran tekstursedimen yang ada dapat diketahui hubungan antaradinamika arus dan transport butiran klastik.Metode yang digunakan dalam analisis besar butiruntuk fraksi kasar adalah metode ayakan, dalamhal ini butiran dibagi atas interval-interval kelasyang dibatasi oleh besarnya lubang ayakan (Lewis,1984). Ukuran ayakan yang dinyatakan dalamunsur mesh, digunakan mulai dari ukuran –2 phi (4mm, kerikil) hingga 4 phi (0,063 mm, lanau) dariskala Wentworth. Sedangkan untuk fraksi (5-9phi)metode yang digunakan adalah pipet.

Lewis. (1984) memberikan contoh dataanalisis besar butir yang telah diplot pada kurvaprobabilitas pada daerah muka yang merupakandaerah yang komplek, terdiri dari traksi, saltasidan suspensi. Di kisaran pasir kasar dan kerikilmengikat hukum impact dari segi pengendapanatau cara erosi (gaya untuk mengangkat). Untukpengendapan butiran lebih halus, yang diperlukanadalah arus yang kecepatannya rendah dan hukumstokes berlaku.

Proses pengendapaan ditafsirkan berdasarkanpendekatan parameter statistika modus; danmoment (Friedman, 1978) yang meliputi rata-rata(Mean), deviasi standar (Standard deviation/σ),kepencongan (Skewness/α3) dan kurtosis(Kurtosis/α4).

Page 4: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 3, Desember 2015

156

Moment pertama (First moment) : × = Σfm∅/100

Dalam hal ini:× =Butiran rata-rataf = ersen frekwensi masing-masing ukuran kelas m∅ = Titik tengah (midpoint) masing-masing ukuran

kelas

Moment kedua (Second moment) :σ = [ Σ f (m∅ - ×)2 /100]1/2

Dalam hal ini :σ =Deviasi standar

Moment ketiga (Third moment) :α3 = 1/100 σ-3Σ f (m∅ - ×)3

Dalam hal ini :α3 = Skewness

Moment keempat (Fourth moment) :

α4 = 1/100 σ-4 Σ f (m∅ - ×)4

Dalam hal ini :α4 = Kurtosis

Parameter statistika moment tersebut di atasdidapat dengan menggunakan software aplikasiprogram moment yang dibuat oleh J.H. Balsilliedan Kenji Butler (2001), dan Susilohadi (1986).Pengolahan data besar butir hasil pengayakankering, diakukan dengan menggunakan aplikasiprogram moment J.H. Balsillie dan Kenji Butler,sedangkan untuk pengolahan data hasil

pengayakan kering yang dilanjutkan dengan pipetmenggunakan aplikasi program momentSusilohadi. Hal ini dilakukan oleh karena hasil(output) interval kelasnya berbeda, dalam hal iniaplikasi program moment J.H. Balsillie dan KenjiButler interval kelasnya dapat disesuaikan denganapa yang diinginkan. Sebaliknya aplikasi momentdari Susilohadi terbatas hanya untuk intervalkelas 1 Phi, akan tetapi aplikasi program inimempunyai kelebihan, yaitu sudah menyatudengan klasifikasi/nomenklatur sedimen (Folk,1980). Untuk menentukan jenis sedimen dari hasilanalisis besar butir, kemudian digunakan programKummod (Susilohadi, 1985), yang dirancangberdasarkan analisis besar butir.

HASIL PENELITIANSebanyak 20 percontoh dari 40 lokasi

percontohan sedimen (Gambar 3) telah dilakukananalisis besarbutir (Tabel 1), sisanya 20 percontohtidak memungkinkan dianalisis, oleh karenasedimen yang terambil sangat sedikit dankasar,yakni secara megaskopik berupa fragmenbatugamping berukuran kerikil/Granule (2-4 mm)sampai berangkal/Cobble/64-256 mm (Lampiran 1).

Pengolahan data besarbutir berdasarkannomenklatur ukuran butir sedimen (Folk, 1980)menunjukkan bahwa dasar laut Perairan Papeladan sekitarnya ditutupi oleh lima jenis tekstursedimen, yaitu: kerikil (gravel), pasir (Sand/S),pasir lanauan (Silty sand/zS), lanau pasiran (Sandysilt/sZ) dan lanau/Silt/Z (Tabel 2).

PasirSebaran pasir mencapai kurang lebih 30 %

dari luas perairan penelitian (Gambar 4). Satuan ini

Gambar 2. Nomenklatur ukuran butir sedimen (Folk, 1980)

Page 5: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015

157

berkembang di lepas pantai bagian utara danselatan perairan penelitian, dan di mulut Selat Usubagian selatan. Di utara menempati perairanTanjung Pukuafu sampai Tanjung Sardale (Okabibi)dengan pola sebaran relatif memanjang berarahutara-selatan yang dipisahkan oleh satuan lanaupasiran. Kedalaman laut pasir ini berkisar antara -20 m dan -200 m. Di selatan menempati perairanTanjung Batuisi sampai Tanjung Liakokoh denganpola sebaran relatif sama yaitu memanjangberarah utara-selatan pada kedalaman laut berkisarantara -50 m dan -100 m, sedangkan pasir yang di

mulut Selat Usu menempati kedalaman lautterukur berkisar antara -10 m dan -30 m denganpola sebaran menyerupai kipas. Proporsipersentase butirannya terdiri dari: pasir antara90,1 % - 99,9 %, lanau 0,1 % - 9,9 % dan tidakmengandung lempung (Tabel 1). Satuan pasirberdasarkan hasil statistika moment (Folk, 1980dan Friedman, 1978) mempunyai nilai rata-rata(Mean/X) antara 2,5 Ø - 3,5 Ø, deviasi standar(Standard deviation/σ) 0,3 Ø - 0,9 Ø, kepencongan(Skewness/α3) negatif 0,6 sampai positif 1,5 dankurtosis (Kurtosis/α4).

Gambar-3. Peta lokasi pemercontohan sedimen permukaan di Perairan Papela dan sekitarnya, RoteNdau, Nusa Tenggara Timur.

Page 6: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 3, Desember 2015

158

Pasir LanauanSatuan ini sebenarnya kurang mewakili oleh

karena hanya diwakili oleh satu percontoh RTT-07.Pasir lanauan menutupi kurang 5% dari luasperairan penelitian, tersebar menyerupai kipasaluvium (Earth google, 2012) akibat pengaruhsedimen sungai di pantai Horoes yang beradadiantara pantai Papela dan pantai Tanjung Batuisi(Gambar 4). Satuan ini menempati kedalaman lautterukur berkisar antara -10 m dan -40 m.Secara tekstural satuan ini mempunyai proporsipersentase pasir, lanau dan lempung, masing-masing 60 % , 39,6 % dan 0,4 %. Pemisahancangkang hasil preparasi besarbutir sedimenmemperlihatkan persentase 4,7807 %. Hasilstatistika moment satuan ini mempunyai nilai rata-rata 3,8 Ø, deviasi standar 1,2 Ø, kepencongan 0,6dan kurtosis 3,6.

Lanau PasiranLanau pasiran mempunyai sebaran kurang

lebih 30 % dari luas perairan daerah penelitian(Gambar 5). Pola sebarannya menyerupai alursempit berbentuk mangkuk yang semakinmelebar dan dalam ke arah lepas pantai. Satuanini diduga menempati kedalaman laut antara -10 m

hingga mencapai -300 m. Secara tekstur satuanini mempunyai persentase pasir antara24,0 % - 49,2 %, lanau 50,8 % - 75,0 % danlempung kosong - 0,5 %. Keberadaan cangkanghasil preparasi besarbutir sedimenmenunjukkan persentase antara 2,3017 % -69,4515 %. Hasil statitiska moment, satuan inimempunyai nilai rata-rata antara 3,5 Ø - 4,7 Ø,deviasi standar (?) 0,9 Ø - 1,4 Ø, kepencongan(Skewness) negatif 0,5 sampai posisitf 0,7 dankurtosis 1,6 - 3.

Lanau Penarikan batas sebaran lanau ini sama halnya

dengan pasir lanauan yaitu kurang mewakili olehkarena hanya diwakili oleh satu percontoh RTT-05.Sebaran lanau ini terdapat di muka muara sungaibagian dalam Teluk Papela dengan tutupan kuranglebih 5 % dari luas perairan penelitian. Satuan inimenempati kedalaman laut terukur antara -10 msampai -20 m. Secara tekstural satuan inimempunyai proporsi persentase pasir, lanaudan lempung, masing-masing 0,3 %, 97,8 % dan1,9 %. Keberadaan cangkang hasil preparasibesarbutir sedimen menunjukkan persentase0,3696 %. Hasil statistika moment satuan ini

 

Tabel 1. Hasil analisis besar butir dari 20 percontoh sedimen

Page 7: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015

159

Gam

bar

4. P

eta

seba

ran

sedi

men

per

muk

aan

dasa

r la

ut d

i per

aira

n P

apel

a da

n se

kita

rnya

Page 8: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 3, Desember 2015

160

mempunyai nilai rata-rata 5,8 Ø, deviasi standar1,1 Ø, kepencongan 0,4 dan kurtosis 2,3. Satuanini mempunyai kelebihan partikel halus (nilaikepencongan positif) yang diduga akibat pengaruhsuspensi sedimen asal fluviatil.

KerikilPenentuan kerikil (Gravel) hanya dilakukan

secara megaskopik oleh karena contoh yangberhasil didapat sangat sedikit sehingga tidakmemungkinkan untuk dianalisis besar butir.Dijumpai pada 20 percontoh (16 berhasil & 4Kosong) dengan sebaran di dua tempat, yaitu diutara dan selatan tepian perairan penelitian.Satuan ini menutupi kurang lebih 30 % dari luasperairan daerah penelitian dengan menempatikedalaman laut, masing-masing antara -10sampai -150 m, dan -10 m sampai -90 m.

PEMBAHASANKlasifikasi pasir terhadap kelas pemilahan

berdasarkan deviasi standar yang mempunyaibesaran nilai antara 0,3 Ø - 0,9 Ø tersebut diatas,menunjukkan bahwa satuan ini umumnya memilikipemilahan sangat baik (very well sorted) sampaibaik menengah/moderatelly sorted. Ditunjang olehhistogram relatif monomodal berbentukmesokurtik-leptokurtik maka diduga asal sedimenmerupakan batuan sumber yang sama serta araharus yang sama dengan energi sedang-tinggi. Nilaimodus umumnya relatif sama, yaitu jatuh padabatas pasir sangat halus (very fine sand)-halus/finesand (3 Ø) dengan frekwensi persen beratmencapai 68, 3687 % dijumpai pada percontohRTT-21.

Secara megaskopik satuan pasir yangmempunyai sifat fisik putih sampai kecoklatan,berukuran sangat halus-kasar, sebagian kerikilan,bentuk butir membundar-menyudut tanggung,sortasi sedang-baik dengan komposisi utamamaterial biogenik yang bersifat gampingan, terdiridari: foraminifera, cangkang moluska, sertabutiran dan fragmen koral (Gambar 9).

Secara megaskopik satuan pasir lanauanmempunyai sifat fisik relatif sama dengan pasirlanauan yaitu abu keputihan sampai kecoklatan,mengersik dan lunak dengan komposisi utamamaterial biogenik bersifat gampingan, terdiri dari:foraminifera, cangkang moluska, mikrit danbutiran koral

Klasifikasi pasir pada pasir lanauan terhadapkelas pemilahan berdasarkan deviasi standar yangmempunyai besaran nilai 1,2 Ø ini menunjukkanbahwa pasir lanauan ini memiliki pemilahanmenengah (moderatelly sorted) yang sesuai denganlingkungan sungai, dan distal marin. Satuan inimempunyai kelebihan partikel halus (nilaikepencongan positif) akibat pengaruh suspensisedimen asal flufiatil. (Tabel 2).

Secara megaskopik satuan ini mempunyaisifat fisik abu muda kecoklatan, berukuran sangathalus-menengah, kerikilan, bentuk butirmembundar-menyudut tanggung, sortasi sedangdengan komposisi utama material biogenik yangbersifat gampingan, terdiri dari: foraminifera,cangkang moluska, serta butiran dan fragmenkoral. Pasir lanauan ini diduga mengandungrombakan sedimen asal laut dalam bersifat silikaanyang diangkut sungai ke laut berupa butiranbatugamping merah (radiolaria) dan rijang.

Klasifikasi pasir (lanau pasiran) terhadap kelaspemilahan berdasarkan deviasi standar yangmempunyai besaran nilai 0,9 Ø - 1,4 Ø ini

Gambar 5. Pengaruh fluviatil asal sungai di pantaiHoroes.

Gambar-6. Lanau pasiran, abu keputihan dengankomposisi utama biogenik yang bersifatgampingan

Page 9: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015

161

menunjukkan bahwa lanau pasiran ini mempunyaitekstur sama dengan pasir lanauan yaitumempunyai pemilahan menengah (moderatellysorted) yang sesuai dengan lingkungan sungai, dandistal marin. Satuan ini mempunyai kelebihanpartikel halus (nilai kepencongan positif) dan kasar(nilai kepencongan negatif) akibat sedimentasimarin yang diduga dipengaruhi oleh suspensisedimen asal fluviatil (Gambar 11).

Lanau pasiran secara megaskopik sebagailempung dengan sifat fisik kecoklatan, mengersik,lunak, plastis dan homogen (Gambar 6).Sedimentasi satuan ini merupakan endapan marinyang berkaitan dengan pantai berawa (berbakau)yang dipengaruhi oleh fluviatil yang berada dibagian dalam Teluk Papela (Gambar 5).

Secara megaskopik satuan ini mempunyaisifat fisik abu keputihan-kecoklatan, berukurankerikil [2 - 4 mm (Granule)] sampai kerakal [4 - 64mm (Pebble)], bentuk butir membundar tanggung-

meyudut, sortasi sangat buruk dengan komposisiutama biogenik. Satuan ini diduga merupakandaerah singkapan batugamping. Dikatakan sebagaisingkapan oleh karena sewaktu pengambilansedimen di lapangan, keberhasilan contoh didapatsangat sedikit dan terkadang kosong walaupunsudah diusahakan 3 sampai 4 kali pemercontohan(Gambar-10).

Berdasarkan Peta Sebaran sedimenPermukaan Dasar Laut terlihat bahwa Satuankerikil menempati sebelah utara dari Pulau Usudengan menempati kedalaman laut, masing-masing antara -10 sampai -150 m, dan kerikil diselatan Papela menempati kedalaman -10 msampai -90 m. Sedangkan semakin kearah lepaspantai sedimennya berupa pasir dengan kedalamanmencapai 100 meter. Hal ini menunjukkan bahwaberdasarkan besar butir dan proses sedimentasibahwa asal sedimen berasal dari darat denganlingkungan pengendapan laut dangkal.(Gambar-4)

Gambar-7. Lanau, kecoklatan, lunak, plastis dan homogen. Gambar-8. Pengaruh fluviatil asal sungai di Teluk Papela.

Gambar-9. Pasir, kecoklatan dengan komposisi utamabiogenik.

Gambar-10. Kerikil berupa fragmen batugamping koralberwarna merah pucat.

Page 10: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 3, Desember 2015

162

Gambar 11. Plot skater standar deviasi terhadap skewness

Tabel 2. Klasifikasi lingkungan pasir

Page 11: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 3, Desember 2015

163

Di daerah Sowau dan Teluk Papela dariperairan dangkal yang dekat pantai tidakditemukan kerikil, sedimennya dari pantai kearahlepas pantai berupa pasir sampi kedalaman 30meter dilanjutkan oleh sedimen lanau pasiran dansatuan pasir lanauan terdapat di sebelah selatandekat Papela. Sedangkan satuan lanau terdapat diTeluk Papela, hal ini terjadi kemungkinan karenadaerah ini merupakan daerah teluk, sehinggaenergy arus yang bekerja sangat minimal. Hal inidapat terjadi karena adanya pertemuan sedimenasal laut yang bertemu dengan sedimen asal darat(fluviatil).

Plot skater, standar deviasi terhadapkepencongan menunjukkan bahwa pasir inimemiliki kesesuaian dengan lingkungan marin,yaitu umumnya berada pada nilai deviasi standar <0,8 Ø disertai adanya kelebihan partikel yangmengkasar (Skewness negatif) dan menghalus/skewness positif (Gambar 11).

Dari pemercontohan yang berhasil didapatsebagian besar menunjukkan potongan singkapanbatuan yang permukaannya ditumbuhi olehganggang laut yang terambil sewaktupemercontoh comot (Grab sampler) atau sebagaifragmen batuan yang mengisi lobang/celahdiantara batugamping. Kenyataan ini ditafsirkanbahwa proses sedimentasi tidak berkembang danwalaupun ada hanya tipis mengisi lubang/celahpermukaan kasar dari pada batugamping. Hal initerjadi karena pertemuan arus sedimen marin danarus sedimen darat.

KESIMPULANSedimentasi di perairan Papela dan sekitarnya

dapat dikatakan kurang berkembang oleh karenainput sedimen dari darat yang diangkut sungaiyang bersifat intermittent kelaut hanya aktif diwaktu musim penghujan, sedangkan proses marinterjadi terus menerus.

Berdasarkan analisis besar butir. sedimenpermukaan dasar laut perairan Papela dansekitarnya ditutupi oleh pasir, pasir lanauan, lanaupasiran, dan lanau. Sisanya kerikil yang didugasebagai singkapan batuan atau sebagai fragmentyang mengisi tipis celah-lobang diantarabatugamping.

Berdasarkan data klasifikasi pasir terhadapkelas pemilahan nilai deviasi standar menunjukkanbahwa satuan pasirnya memiliki pemilahansangat baik sampai baik menengah. Sedangkanpasir lanauan, lanau pasiran dan lanau yang

teksturnya mempunyai kelebihan partikel halus(nilai kepencongan posistif) merupakan sedimenmarin yang dipengaruhi oleh fluviatil.

Berdasarkan Plot scater menunjukkansedimen pasirnya mempunyai kesesuaian denganlingkungan marin, disertai adanya kelebihanpartikel kasar dan halus.

UCAPAN TERIMA KASIH.Penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada, Bapak Kepala Pusat PPPGL, dan rekan-rekan semua, atas kerjasamanya hingga selesainyatulisan ini.

ACUANBalsillie, J.H. and Butler, K., 2001. Application

programe moment,directions for usespreadsheet application for sieve data.

Emery, K.O., Uchupi.E., Sunderland, J., Uktolseja,H.L., and Young.E.M., 1972. Geologicalstructure and some water characteristics ofthe Java Sea and Adjacent Continental Shelf.ECAFE, CCOP Technical Bulletin.

Folk, R.L., 1980. Petrology of Sedimentary Rocks.Hemphill Publishing company, AustinTexas, 182 p.

Friedman, G.M., dan Sanders, J.E., 1978.Principles of Sedimentology. John Wiley andSons, USA.

Gerhaneu, N. Penelitian Lingkungan Geologi,Perairan Papela, Pulau Rote, Nusa TenggaraTimur (Laporan intern)

Koesoemadinata, 1980, Prinsip-prinsip Akrasi,Jurusan Geologi, ITB, Bandung

Komar, D. P. 1998, Beach Processes andSedimentation, second edition, OregonState University.

Lewis, D.W., 1984, Practical Sedimentology,University of Canterbury, New Zealand

Rosidi, H. M. D., Tjokrosapoetra, S., dan Gafoer,S., 1979. Peta Geologi Lembar Kupang-Atambua, Timor, sekala 1 : 250.000, Pusatpenelitian dan pengembangan Geologi.

Susilohadi, 1986. Aplikasi program moment dannomenklatur sedimen, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan.

Page 12: JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 3, Desember 2015

164