Upload
gozy-visko
View
42
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 1/33
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Perambatan Cahaya
Bila gelombang cahaya merambat melalui material, tidak dalam ruang
hampa, maka kecepatannya akan lebih kecil. Sesuai dengan rumus :
V = c/n, atau n = c/V
Di mana :
n = Refractive index atau indeks bias.
V = Kecepatan rambat cahaya dalam material.
Yang menunjukan bahwa indeks bias suatu medium tak lain ialah
perbandingan antara keceptan cahaya dalam hampa udara dengan keceptannya
dalam medium yang bersangkutan.
Cahaya dapat merambat dalam suatu medium dengan tiga cara yaitu
merambat lurus, dibiaskan dan dipantulkan.
Bab II Dasar Teori 4
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 2/33
Gambar 2.1. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya
Cahaya yang bergerak dari materi dengan indeks bias lebih besar ke materi
dengan indeks bias lebih kecil, maka akan bergerak menjauhi sumbu tegak lurus
(garis normal), dengan sudut datang lebih kecil dari pada sudut bias. Sedangkan
cahaya yang bergerak dari materi dengan indeks bias lebih kecil ke materi dengan
indeks bias lebih besar, maka akan bergerak mendekati sumbu tegak lurus (garis
normal), dengan sudut datang lebih besar daripada sudut bias.
Besar sudut dari cahaya yang direfleksikan akan tergantung dari besarnya
sudut datang. Dengan mengatur besarnya sudut datang i sehingga diperoleh sudut
r = 90º, maka cahaya tidak akan direfraksikan melalui material kedua (n2), tetapi
merambat melalui permukaan (batas n1 dan n2).
2.2 Serat Optik
Serat optik adalah suatu jenis penghantar yang mempunyai band width yang
lebih besar dibandingkan dengan jenis penghantar lain.
Sebuah serat optik terdiri atas core(inti ), cladding (kulit ),
coating (pelindung ), strengthening serat dan cable jacket (kulit kabel). Elemen
dasar sebuah kabel serat optik adalah cladding dan core. Cahaya yang disalurkan
merambat pada core, dimana pola rambatannya mengikuti pola cahaya masuk lalu
cahaya dipantulkan oleh cladding sepanjang saluran.
Gambar di bawah ini memperlihatkan struktur dasar sebuah kabel serat optik
secara umum.
Bab II Dasar Teori
5
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 3/33
Gambar 2.2. Serat optik
Spesifikasi dari setiap bagian gambar diatas antara lain adalah sebagai berikut.
a. Core
berfungsi untuk menyalurkan cahaya dari satu ujung ke ujung
lainnya;
terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi;
memiliki diameter 8 μm ~ 100 μm. Ukuran core sangat
mempengaruhi karakteristik serat optik;
indek bias (n) core selalu lebih besar dari pada indeks bias cladding
(Nc > Nd).
b. Cladding
berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya;
terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core dan
merupakan selubung dari core;
hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi
perambatan cahaya pada core.
Bab II Dasar Teori
6
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 4/33
c. Coating
berfungsi sebagai pelindung mekanis yang melindungi serat optik
dari kerusakan dan sebagai pengkodean warna pada serat optik;
terbuat dari bahan plastik.
d. Strengthening serat
berfungsi sebagai serat yang menguatkan bagian dalam kabel
sehingga tidak mudah putus;
terbuat dari bahan serat kain sejenis benang yang sangat banyak dan
memiliki ketahanan yang sangat baik.
e. Jacket kabel
berfungsi sebagai pelindung keseluruhan bagian dalam kabel serat
optik serta didalamnya terdapat tanda pengenal;
terbuat dari bahan PVC.
2.3 Jenis Serat Optik
Berdasarkan sifat dan karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis
besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
2.3.a Single Mode
Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang
sangat kecil 3 – 10 mm, sehingga hanya satu berkas cahaya, saja yang dapat
melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh
indeks bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya
cahaya dari ujung satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi).
Bab II Dasar Teori
7
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 5/33
Dengan demikian serat optik singlemode sering dipergunakan pada sistem
transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system).
Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local
network ).
Karakteristik jenis serat optik Single mode antara lain ;
Memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan dengan
ukuran cladingnya.
Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan
sumbu serat optik
Digunakan untuk data dengan bit rate tinggi.
2.3.b Multimode
Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung
lainnya terjadi dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut
multimode. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651
sebesar 50 mm dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125
mm. Sedangkan berdasarkan susunan indeks biasnya serat optik multimode
memiliki dua profil yaitu graded index dan step indeks.
Pada serat graded indeks, serat optik mempunyai indeks bias cahaya yang
merupakan fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik. Dengan demikian
cahaya yang menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada
ujung lainnya pada waktu yang bersamaan.
Berlainan dengan graded index, maka pada serat optik step index
(mempunyai index bias cahaya sama) sinar yang menjalar pada sumbu akan
Bab II Dasar Teori
8
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 6/33
sampai pada ujung lainnya terlebih dahulu (dispersi). Hal ini dapat terjadi karena
lintasan yang melalui poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami
pemantulan pada dinding serat optik. Sebagai hasilnya terjadi pelebaran pulsa atau
dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena itu secara
praktis hanya serat optik graded index saja yang dipergunakan sebagai saluran
transmisi pada serat optik multimode.
Karakteristik jenis serat optik Multimode antara lain ;
Indeks bias core konstan.
Ukuran core besar (50-200 mm) dan dilapisi clading yang sangat
tipis.
Penyambungan core lebih mudah karena memiliki core yang besar.
Terjadi dispersi.
Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate
yang rendah.
Tabel 2.1 Perbandingan jarak repeater antara serat optik multimode
dan singlemode
Bit rate
( Mbit/dt )
Jarak repeater
multimode ( Km )
Jarak repeater
singlemode ( Km )
140
280
420
565
30
20
15
10
50
35
33
31
Bab II Dasar Teori
9
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 7/33
2.4 Perbandingan jenis serat optik berdasarkan karakteristiknya;
2.4.a Step Indeks Single Mode
• Memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan dengan
ukuran cladingnya.
• Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan
sumbu fiber optic.
• Digunakan untuk data dengan bit rate tinggi.
Gambar 2.3 Step Indeks Single Mode
2.4.b Step Indeks Multi Mode
• Indeks bias core konstan.
• Ukuran core besar (50-200 μm) dan dilapisi clading yang sangat
tipis.
• Penyambungan core lebih mudah karena memiliki core yang besar.
• Terjadi dispersi.
• Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate
yang rendah.
Bab II Dasar Teori
10
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 8/33
Gambar 2.4. Step Indeks Multi Mode
2.4.c Graded Indeks Multi Mode
• Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias
yang berbeda.
• Indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan turun sampai
dengan batas core dan clading.
• Cahaya merambat karena difraksi yang tejadi pada core sehingga
rambatan cahaya sejajar dengan sumbu fiber optic.
• Masing-masing kecepatan cahaya tiap lapisan gelas berbeda,tetapi
sampainya bersamaan.
• Dispersi minimum.
• Harganya lebih mahal dari Step Indeks karena proses
pembuatannya lebih sulit.
Gambar 2.5. Graded Indeks Multi Mode
Bab II Dasar Teori
11
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 9/33
2.5 Redaman Serat Optik
Redaman serat optik dinyatakan dengan satuan dB/km. Macam-macam
redaman serat optik adalah sebagai berikut.
Rayleigh Scatering , yaitu redaman dari gelombang pendek yang
diakibatkan oleh struktur kaca yang tidak teratur. Struktur ini akan
memindahkan sebagian dari berkas cahaya yang seharusnya merambat
langsung melalui serat optik;
Mikrobending terjadi akibat tekanan mekanik sewaktu proses
penarikan;
Absorption yaitu redaman untuk panjang gelombang yang tinggi
(diatas 1600 nm) yang disebabkan oleh penyerapan dari gelas;
Dispersi yaitu redaman yang disebabkan oleh pulsa-pulsa yang
ditransmisikan pada ujung serat optik sebagai akibat dari panjang
perambatan.
2.6 Sistem Transmisi Serat Optik
Sistem transmisi serat optik terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut.
2.6.a Transmitter Optik
Transmitter berfungsi mengubah sinyal elektris menjadi sinyal
optik/cahaya. Ada dua jenis pemancar optik yang sering digunakan pada sistem
transmisi serat optik yaitu Light Emitting Diode (LED) dan SemiconductorLaser
Bab II Dasar Teori
12
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 10/33
Diode (LD). Transmitter terdiri atas sumber cahaya seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.6
KANALINPUT
DATA SUMBER CAHAYA
Gambar 2.6. Skema pemancar sistem optik
2.6.b . Kabel Serat Optik
Berikut ini beberapa karakteristik kabel serat optik.
berupa selubung serat optik gelas dengan ukuran yang sangat kecil,
dengan diameter 5 mikrometer s/d 250 mikrometer,
terbuat dari material kelas tinggi yang bebas air,
berfungsi memandu cahaya/jalan cahaya dari pengirim ke penerima.
2.6.c Receiver Optik
Receiver optik adalah perangkat yang bertugas untuk mengubah sinyal optik
menjadi informasi di penerima. Receiver ini langsung mengubah pulsa optik
mejadi pulsa elektrik secara langsung. Seperti diperlihatkan pada Gambar 2.7.
KANAL OUTPUT
REPEATER DATADETEKTOR
OPTIK
Gambar 2.7. Skema penerima sistem optik
Untuk keperluan deteksi sinyal multi Gbps, meningkatnya noise bandwidth
akan membatasi sensitivitas receiver . Untuk meningkatkan sensitivitas receiver ,
dapat digunakan Avalanche Photo Diode (APD) dan Forward Error Correction.
Bab II Dasar Teori
13
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 11/33
Avalanche Photo Diode dapat meningkatkan sensitivitas receiver hingga 10 dB
sedangkan Forward Error Correction dapat meningkatkan sensitivitas receiver
hingga 4 dB lebih.
2.7 Prinsip Kerja Transmisi Pada Serat Optik
Berbeda dengan sistem transmisi yang menggunakan gelombang
elektromagnetik, pada sistem transmisi serat optik yang bertugas membawa sinyal
informasi adalah gelombang cahaya. Berikut ini adalah proses yang terjadi pada
sistem transmisi serat optik dengan sinyal yang ditransmisikan berupa sinyal
suara.
Pertama-tama mikrofon mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik ini kemudian dibawa oleh gelombang cahaya melalui serat optik
dari pengirim (transmitter ) menuju alat penerima (receiver ) yang terletak pada
ujung lain dari serat. Sinyal listrik termodulasi diubah menjadi gelombang cahaya
pada transmitter dan kemudian diubah kembali menjadi sinyal listrik pada
receiver . Pada receiver sinyal listrik diubah menjadi gelombang suara.
Tugas untuk mengubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau sebaliknya
dapat dilakukan dengan menggunakan komponen elektronik yag dikenal dengan
nama Optoelectronic pada setiap ujung serat optik.
Prinsip kerja transmisi pada serat optik dapat dilihat pada blok diagram
berikut :
Bab II Dasar Teori
14
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 12/33
Sumber OptikKabel Serat
OptikDetektor Optik
Rangkaian
Elektronik
Multiplex Digital
Rangkaian
Elektronik
DeMultiplex Digital
Gambar 2.8. Blok diagram prinsip kerja transmisi pada serat optik
Berikut ini penjelasan dari blok diagram di atas.
pada arah kirim, input sinyal yang berasal dari perangkat multiplex
digital akan diteruskan ke rangkaian elektronik untuk menjalani perbaikan
karakteristik dan mengubah kode sinyal yang masuk tersebut menjadi
binary;
selanjutnya sinyal binary tersebut diteruskan ke rangkaian sumber
optik, dimana dalam rangkaian ini sinyal binary dengan daya listrik akan
diubah menjadi sinyal dengan daya optik;
dari sumber optik, kemudian sinyal akan diteruskan ke detektor optik
melalui kabel serat optik;
pada arah terima, sinyal dengan daya optik yang diterima dari
sumber optik melalui kabel serat optik akan diubah menjadi sinyal dengan
daya listrik;
selanjutnya sinyal dengan daya listrik tersebut diteruskan ke
rangkaian elektronik untuk didekodekan kembali ke sinyal;
Bab II Dasar Teori
15
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 13/33
dari rangkaian elektronik, sinyal tersebut diteruskan ke demultipleks
digital.
Dalam perjalanan dari transmiter menuju ke receiver akan terjadi
redaman/rugi cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya.
Oleh sebab itu, bila jarak antara transmiter dan receiver ini terlalu jauh akan
diperlukan sebuah atau beberapa perangkat pengulang (regenerative repeater )
yang bertugas untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami
redaman.
2.8 Sumber Optik ( Light Source )
Sumber cahaya serat optik bekerja sebagai pemancar-pemancar cahaya
yang harus memenuhi beberapa persyaratan yang diperlukan berikut ini.
1. Cahaya yang dipancarkannya harus bersifat monokromatis (berfrekuensi
tunggal)
Pada umumnya sumber cahaya tidak berfrekuensi tunggal, melainkan
memancarkan cahaya pada beberapa frekuensi. Beberapa sumber cahaya
seperti lampu-lampu ionisasi gas, dioda-dioda yang memancarkan cahaya,
dan laser dioda memancarkan cahaya dalam bagian spektrum frekuensi
yang sempit. Namun, sumber-sumber ini pun tidak bersifat monokromatis
sepenuhnya karena masih juga memancar pada beberapa frekuensi dalam
bagian spektrum yang sempit tersebut
Bab II Dasar Teori
16
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 14/33
2. Intensitas Cahaya Yang Tinggi
Pemancar-pemancar tersebut dapat memancarkan cahaya berintensitas
tinggi, sehingga dapat dipancarkan energi yang cukup untuk mengatasi
rugi-rugi yang dijumpai pada transmisi sepanjang serat optik.
3. Sumber-sumber cahaya harus mampu untuk dimodulasi dengan mudah
4. Minimnya Rugi-Rugi
Pemancar-pemancar cahaya tersebut harus berukuran kecil, ringkas
dan dapat dengan mudah digandengkan dengan serat-serat optik sehingga
tidak terjadi rugi-rugi penggandengan yang berlebihan .
5. Pembuatannya Ekonomis
Biaya pembuatan, pemasangan, dan peletakannya tidak mahal atau bersifat
ekonomis.
Sumber optik pada sistem transmisi fiber optik berfungsi sebagai pengubah
besaran sinyal listrik / elektris menjadi sinyal cahaya (E/O converter ). Pemilihan
dari sumber cahaya yang akan digunakan bergantung pada bit rate data yang akan
ditransmisikan.Tedapat dua jenis light source,antara lain :
2.8.a LED (Light Emitting Diode)
LED merupakan dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya karena
mekanisme emisi spontan. Terdapat dua jenis LED yaitu Surface Emitting Led
dan Edge Emitting Led . Edge Emitting Led memiliki efisiensi coupling ke fiber
optik yang lebih tinggi. LED mengubah besaran arus menjadi besaran intensitas
cahaya dan karakteristik arus/daya pancar optik memiliki fungsi yang linear.
Cahaya yang dipancarkan LED bersifat tidak koheren yang akan menyebabkan
Bab II Dasar Teori
17
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 15/33
dispersi chromatic sehingga LED hanya cocok untuk transmisi data dengan bit
rate rendah sampai sedang. Daya keluaran optik LED adalah -33 dBm s/d -10
dBm. LED memiliki lebar spektral (spectral width) 30-50 nm pada panjang
gelombang 850 nm dan 50-150 nm pada panjang gelombang 1300 nm.
Proses modulasi yang diterapkan pada LED adalah modulasi intensitas.
Pulsa-pulsa listrik (diwakili dengan kondisi ada arus/tidak ada arus) secara
langsung diubah menjadi pulsa-pulsa optic/ cahaya (diwakili dengan ada/ tidaknya
pancaran cahaya).
2.8.b Diode laser ( Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation)
Laser adalah sumber gelombang elektromagnetik koheren yang
memancarkan gelombang pada frekuensi infra merah dan cahaya tampak.
Koheren dalam hal ini adalah berfrekuensi tunggal, seface, dan terpolarisasi.
Dioda Laser (mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan dengan LED antara
lain :
1. Efisiensi kopling dioda laser injeksi lebih besar sehingga
kebutuhan pengulang untuk kominikasi jarak jauh lebih sedikit.
2. Daya keluaran dioda laser injeksi lebih tinggi sehingga cocok
untuk komunikasi jarak jauh.
3. Lebar bidang cahaya keluaran sangat sempit sehingga cahaya lebih
koheren.
4. Tanggapan waktunya lebih cepat sehingga pesat modulasinya lebih
tinggi.
Bab II Dasar Teori
18
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 16/33
Dioda laser merupakan dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya
karena mekanisme pancaran/emisi terstimulasi ( stimulated emmision). Cahaya
yang dipancarkan oleh dioda laser bersifat koheren. diode laser memiliki lebar
spektral yang lebih sempit (s/d 1 nm) jika dibandingkan dengan LED sehingga
dispersi chromatic dapat ditekan. Diode laser diterapkan untuk transmisi data
dengan bit rate tinggi. Daya keluaran optic dari dioda laser adalah -12 s/d + 3
dBm. Karakteristik arus kemudi daya optik dioda laser tidak linear. Kinerja
( keluaran daya optik, panjang gelombang, umur ) dari dioda laser sangat
dipengaruhi oleh temperatur operasi.
Efek laser ( light amplification by simulated emission of radiation ) telah
diperoleh dengan menggunakan bermacam-macam jenis bahan yang berbeda,
termasuk gas, cairan-cairan, dan benda-benda padat. Jenis laser yang digunakan
untuk komunikasi fiber optik ialah laser semikonduktor.
Laser semikonduktor adalah suatu jenis laser padat yang khusus, dimana
kerja laser terjadi di dalam sambungan dioda semikonduktor dari jenis yang sama
seperti yang dipakai untuk LED. Bila arus dibiarkan melalui suatu sambungan
dioda, cahaya akan dipancarkan dengan emisi spontan pada suatu frekuensi atau
panjang gelombang, yang ditentukan oleh celah jalur energi dari bahan
semikonduktor tersebut. Bila pada dioda semacam ini suatu tingkat arus kritis
telah dilampaui, populasi pembawa-pembawa minoritas pada kedua sisi
sambungan mulai bertumbukan dengan pembawa-pembawa minoritas yang telah
terangsang. Tumbukan-tumbukan ini mengakibatkan sedikit peningkatan pada
tingkat energi ionisasi, yang pada efeknya membuat pembawa jadi tidak stabil,
Bab II Dasar Teori
19
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 17/33
sehingga pembawa itu berkombinasi kembali dengan pembawa dari jenis yang
berlawanan pada tingkat yang sedikit lebih tinggi.
2.9 Repeater
Berfungsi untuk menguatkan kembali pulsa-pulsa cahaya yang dikirimkan.
Untuk hubungan yang sangat jauh, pulsa cahaya yang dikirimkan akan mengalami
loss yang besar sehingga apabila diteruskan tidak dapat dideteksi oleh
photodetector, maka untuk itu diperlukan repeater. Pada umumnya digunakan
untuk komunikasi serat optik antar kota yang membutuhkan repeater setiap 50
km. Repeater terlebih dahulu mengubah pulsa cahaya menjadi listrik kemudian
sinyal listrik tersebut diperkuat dan baru diubah kembali menjadi pulsa cahaya
untuk dikirimkan.
2.10 Detektor Optik
Photodetector berfungsi mengubah variasi intensitas optik/cahaya menjadi
variasi arus listrik. Photodioda dioperasikan pada pra-tegangan balik. Cahaya
yang diterima akan diubah menjadi arus listrik, pada tahanan RL arus tersebut
diubah menjadi besaran tegangan. Perbandingan arus yang dihasilkan
photodetector terhadap daya optical yang diterima disebut sensitivitas optik.
Sensitivitas suatu photodetector sangat bergantung pada panjang gelombang
operasi dan bahan photodetector.
Bab II Dasar Teori
20
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 18/33
Gambar 2.9. rangkaian photo dioda
Pada sistim transmisi serat optik digunakan dua jenis photodetector yaitu :
1. Dioda PIN/ FET ( Positive Intrinsic Negative/ Field Effect
Transistor )
2. APD ( Avalanche photo diode).
Karena perangkat ini berada di depan dari penerima optik maka
photodetector harus memiliki kinerja yang tinggi. Persyaratan kinerja yang harus
dipenuhi oleh photodioda meliputi :
• Memiliki sensitivitas tinggi,
• Memiliki lebar bidang atau kecepatan yang cukup untuk
mengakomodasi bit rate data yang diterima,
• Hanya memberikan noise tambahan minimum,
• Tidak peka terhadap perubahan suhu.
Detector Optik atau photodetector berfungsi mengubah variasi intensitas cahaya
menjadi arus listrik yang berisi isyarat informasi yang dikirim.
Pada sistem transmisi serat optik digunakan dua jenis detector optik yaitu
diode PIN/FET dan fotodiode Avalance
2.10.a Diode PIN / FET
Bab II Dasar Teori
21
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 19/33
Dioda PIN / FET ( positive Intrinsic Negative / Field Effect Transistor ).
Jenis ini adalah yang banyak dipakai dalam sistem komunikasi serat optik.
Fotodiode PIN mempunyai lapisan semikonduktor intrinsik diantara bagian P dan
N. seperti terlihat pada gambar :
Gambar 2.10. Fotodiode PIN
Pada lapisan intrinsic ini tidak ada muatan bebas, sehingga resistansinya
besar. Akibatnya sebagian besar tegangan dioda berada pada lapisan ini dan
didalamnya terjadi gaya elektrik yang kuat.
Bab II Dasar Teori
22
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 20/33
Kecepatan tanggapan foto diode ini dibatasi oleh waktu transit, yaitu
waktu yang diperlukan muatan bebas untuk melintasi daerah kosong ( depletion ).
Kecepatan gerak muatan bebas berbanding lurus dengan besar tegangan balik,
sehingga makin besar tegangan maka waktu transit makin pendek, atau dengan
kata lain fotodiode ini makin responsif .
Karakteristik yang lain yang juga penting pada detector cahaya PIN
adalah arus gelap ( dark current ) yaitu arus balik ( reverse Current ) yang kecil
yang mengalir melalui prasikap balik ( reverse bias ) diode. Arus gelap ini terjadi
karena pembangkitan panas dari pembawa muatan bebas ( free charge current ).
2.10.b Fotodiode Avalanche
Fotodiode Avalanche Photodiode ( APD ) adalah detector sambungan
semikonduktor yang memiliki perolehan dalam ( internal gain ). Dengan adanya
perolehan dalam ini maka APD memiliki tanggapan yang lebih baik dari
fotodiode PIN.
Perolehan dalam ini sebanding dengan tegangan balik, jika tegangan balik
makin besar maka perolehan dalam makin besar. Kecepatan tanggapan fotodiode
guguran juga dibatasi oleh waktu transit dan tetapan waktu RC seperti f otodiode
PIN.
Fotodiode Avalanche Photodiode punya lineritas yang sangat baik untuk
daya optic lebih kecil dari 1 μW sampai beberapa microwatt. Untuk daya optic > 1
μW biasanya memakai fotodiode PIN.
Perolehan APD ini dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu maka
perolehannya akan semakin menurun. Hal ini terjadi karena lintasan bebas merata
Bab II Dasar Teori
23
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 21/33
antar tumbukan lebih pendek pada suhu yang tinggi. Banyak pembawa muatan
tidak mendapat kesempatan mencapai kecepatan yang diperlukan untuk
menghasilkan muatan-muatan sekunder. Pada penerima yang memakai fotodiode
APD ini memerlukan untai kompensasi suhu bila beroperasi pada rentang suhu
yang lebar.
2.11 Jenis – Jenis Redaman Pada Serat Optik
Sifat – sifat dari serat optic sangat menentukan jarak antara titik transmisi
dengan titik dimana sinyal harus dideteksi. Karena sistem didesain untuk
beroperasi pada berbagai jarak, sinyal output optic dari sistem telah disesuaikan
untuk melengkapi sifat – sifat serat optik. Ada bebarapa jenis redaman yang
mempengaruhi penggunaan serat optik yaitu:
1. Redaman karakteristik serat optik
2. Redaman sambungan
3. Redaman konektor
2.11.a Redaman Karakteristik Serat Optik
Redaman karakteristik serat optik tergantung dari panjang gelombang
cahaya yang digunakan. Untuk panjang gelombang antara 700 sampai 1650 nm,
besarnya redaman berkurang dan untuk panjang gelombang diatas 1700 nm
redaman betambah lagi. Redaman karakteristik serat optic biasnya diberikan oleh
pabrik dalam satuan dB/km.
2.11.b Redaman Sambungan
Bab II Dasar Teori
24
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 22/33
Kabel serat optik biasanya dibuat dengan panjang antara 1 km sampai
dengan 5 km, oleh karena itu diperlukan beberapa kabel yang harus
disambungkan untuk menghubungkan antar transmisi. Besarnya redaman
sambungan tergantung dari teknik penyambungan yang digunakan dan besarnya
redaman antara 0,1 sampai 0,5 dB.
2.11.c Redaman Konektor
Konektor optik adalah perangkat mekanik yang berfungsi untuk
menghubungkan serat optic secara meyakinkan, dengan disekrup secara bersama-
sama,. Sehingga core dari kedua ujung tersebut akan tersambung menjadi satu,
namun demikian tidak dapat dihindarkan adanya redaman konektor.
Konektor optik digunakan oleh system transmisi sehingga memungkinkan
unit – unit optic yang terdapat pada system tersebut dapat dipindah atau diganti
untuk keperluan pengukuran dalam penanggulangan gangguan
2.12 Dispersi
Pulsa yang disalurkan melalui fiber optik di ujung terima yang lain akan
mengalami pelebaran dan penyebaran sebagai akibat dari panjang perambatan,
pelebaran ini disebut dengan dispersi. Dispersi disebabakan oleh dua faktor yaitu
dispersi inter modal dan dispersi intra modal.
Dispersi inter modal dikarenakan mode yang berbeda memiliki kecepatan
yang berbeda pula, sehingga ada waktu tunda antar node. Jadi modenya dibedakan
oleh sudut penerimaan sinar terhadap sumbu inti. Sedangkan dispersi intra modal
di karenakan oleh pelebaran pulsa pada fiber jenis single mode. Hal tersebut di
Bab II Dasar Teori
25
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 23/33
sebabakan oleh kecepatan yang merupakan fungsi panjang gelombang. Jadi
panjang gelombang akan mempengaruhi peningkatan dispersi sinyal dari lebar
spektral sumber optik
Dalam prakteknya sumber optik tidak hanya memancarkan cahaya pada
satu panjang gelombang ( frekuensi ) saja, tetapi pada suatu rentang panjang
gelombang yang disebut lebar spectral. Yang mana lebar spectral ini apabila
semakin kecil maka sumber semakin koheren.
Sedangkan apabila terjadi dispersi pada pengiriman sinyal optik maka
akan menyebabkan terjadinya distorsi ( penyerapan ) pada bentuk sinyal. Dispersi
pada serat optik akan menyebabkan terjadinya pelebaran pulsa cahaya yang
dikirim sepanjang serat dan jika diamati setiap pulsa, pulsa tersebut akan melebar
dan menumpuk dengan yang lainnya bahlan menjadikan tidak dapat dibedakan
pada perangkat penerima. Pengaruh ini dikenal dengan interferensi intersimbol
yang akan menambah jumlah pulsa yang salah. Disamping itu dispersi juga
membatasi maksimum lebar pita frekuensi. Sehingga untuk menghindari
penumpukan pulsa – pulsa cahaya pada hubungan sistem optik maka
dipersyaratkan kecepatan bit rate (Br ) harus lebih kecil atau paling tidak sama
dengan dua kali pelebaran dispersi pulsa.
Secara garis besar dispersi yang terjadi pada serat optic ada dua jenis yaitu :
• Dispersi inter modal
• Dispersi intra modal
2.12.a Dispersi Inter Modal
Bab II Dasar Teori
26
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 24/33
Dispersi ini terjadi hasil dari perbedaan kelambatan perambatan cahaya
diantara mode – mode dalam multimode. Mode – mode yang berbeda yang
merupakan pulsa dalam serat multimode merambat sepanjang kanal pada
sekumpulan kecepatan yang berbeda, sehingga lebar pulsa output bergantung pada
saat pengiriman dari mode – mode yang cepat dan yang lambat. Mekanisme
disperse ini membuat perbedaan yang mendasar pada semua disperse untuk tiga
jenis serat. Banyaknya lintsan cahaya yang merambat melalui serat pada bagian –
bagian yang berbeda, sehingga setiap bagian mempunyai panjang yang berbeda,
karena itu setiap mode mempunyai waktu perambatan yang berbeda.
2.12.b Dispersi Intra Modal
Dispersi ini terjadi pada semua jenis serat optik. Dispersi ini terjadi dari
hasil terbatasnya spectrum frekuensi dari sumber optik. Karena setiap sumber
optik yang tidak memancarkan suatu frekuensi akan tetapi merupakan beberapa
lebar pita frekuensi, kemudian dalam perambatan terjadi kelambatan diantara
spectrum frekuensi yang berbeda. Dispersi terdiri dari dispersi material dan
dispersi wave guide, yang merupakan penyebab utama pengaruh distorsi pada
serat optik jenis single mode atau multi mode.
2.13 Perambatan Cahaya Dalam Serat Optik
Teknologi fiber optik maju pesat dan sedang berkembang pemamfatannya
untuk sistem teknologi telekomunikasi maju dan handal. Penemuan fiber optik
sebagai media transmisi pada suatu sistem komunikasi didasarkan pada hukum
Snellius untuk perambatan cahaya pada media transparan seperti pada kaca yang
Bab II Dasar Teori
27
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 25/33
terbuat dari kuartz kualitas tinggi dan dibentuk dari dua lapisan utama yaitu
lapisan inti yang biasanya disebut core terletak pada lapisan yang paling dalam
dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2 yang
lebih kecil dari n1.
Menurut hukum Snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber
optik (media yang transparan) dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari
medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara menuju inti fiber
optik yang mempunyai indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan
merambat sepanjang inti (core) fiber optik menuju ujung yang satu.
Konsep perambatan cahaya di dalam serat optik, dapat ditinjau dengan
teori optik geometrik dimana cahaya dipandang sebagai sinar yang memenuhi
hukum-hukum geometrik cahaya (pemantulan dan pembiasan).
• Tinjauan Optik Geometrik
1. Memberikan gambaran yang jelas dari perambatan cahaya
sepanjang serat optik.
2. Dua tipe sinar dapat merambat sepanjang serat optik yaitu sinar
meridian dimana sinar merambat memotong sumbu serat optik dan
skew ray dimana sinar merambat tidak melalui sumbu serat optik.
3. Sinar-sinar Meridian dapat diklasifikasikan menjadi bound dan
unbound rays, lihat gambar 2.11
Bab II Dasar Teori
28
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 26/33
.
Gambar 2.11. Perambatan dua sinar yang memotong sumbu serat optik.
Pada gambar 2.11 serat optik adalah jenis single mode, dimana indeks
bias, n1, lebih besar dari indek bias kulit, n2, Unbound rays dibiaskan keluar dari
inti, sedangkan bound rays akan terus menerus dipantulkan dan merambat
sepanjang inti, dianggap permukaan batas antara inti dan kulit sempurna/ideal
(namun akibat ketidak-sempurnaan ketidak sempurnaan permukaan batas antara
inti dan 4kulit maka akhirnya sinar akan keluar dari serat). Secara umum sinar-
sinar meridian (mengikuti hukum pemantulan dan pembiasan).
4. Bound rays di dalam serat optik disebabkan oleh pemantulan
sempurna, dimana agar peristiwa ini terjadi maka sinar yang
memasuki serat harus memotong perbatasan inti - kulit dengan
sudut lebih besar dari sudut kritis, θc, sehingga sinar dapat
merambat sepanjang serat. Lihat gambar 2.12 di bawah ini :
Bab II Dasar Teori
29
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 27/33
Gambar 2.12. Pemantulan sinar yang memotong perbatasan inti-kulit.
Sudut θa adalah sudut maksimum sinar yang memasuki serat agar sinar
dapat tetap merambat sepanjang serat (dipandu), sudut ini disebut sudut tangkap
(acceptance angle). Lihat gambar 2.13 di bawah ini :
Gambar 2.13. Perambatan sinar yang dipandu.
Numerical aperture (NA) adalah ukuran kemampuan sebuah serat untuk
menangkap cahaya, juga dipakai untuk mendefenisikan acceptance cone dari
Bab II Dasar Teori
30
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 28/33
sebuah serat optik. Dengan menggunakan hukum Snellius NA dari serat adalah
(2.1)
Karena medium dimana tempat cahaya memasuki serat umumnya adalah udara
maka n0 = 1 sehingga NA = sin θa. NA digunakan untuk mengukur source-
tofiber power coupling efficiencies, NA yang besar menyatakan source-to-fiber
power-coupling efficiencies yang tinggi. Nilai NA biasanya sekitar 0,20 sampai
0,29 untuk serat gelas, serat plastik memiliki NA yang lebih tinggi dapat melebihi
0,5.
2.14 Perhitungan Link Bandwidth
Perhitungan link bandwidth bertujuan untuk menentukan efek Band
limiting terhadap span-distance (antara titik transmiter dan receiver). Bandwidth
antara titik transmiter dan receiver harus lebih besar dari pada bit rate yang
ditransmisikan pada saluran tersebut. Perhitungan jarak untuk kondisi di atas
adalah :
D =( )[ ] ( )
BR
dmt BRt dwdx2
12222
/7785.0 λ ∆+−(2.2)
Keterangan :
D : jarak terminal antar terminal tanpa Band Limiting (km)
BR : bit rate (bit per second)
t dw : rise time optical source dan optical detector (detik/km)
Bab II Dasar Teori
31
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 29/33
t dx : dispersi lain selain komponen serat optik (detik)
t dm : dispersi material (detik/km)
λ ∆ : spectral width (nm)
Perhitungan untuk analisa link bandwidth adalah sebagai berikut :
D r st D D += (2.3)
t D : jarak antar perangkat (panjang serat optik) ditambah dengan margin ( km ).
s D : jarak antar perangkat (panjang sreat optik) (km ).
r D : panjang kabel yang disediakan untuk perbaikan ( km ).
µ : ketelitian pengukuran panjang kabel ( km ).
r t =
)(
350
Mbps BR untuk sinyal return to zero (RZ) (2.4)
r t : rise time total saluran (detik)
Dispersi material saluran serat optik;
r t = 1,087t dm (Ps/nm/km) x Δλ (nm) x Di (km) x 10 3− (2.5)
Total rise time ;
tot r t , (ns) = 1,1 22
2
2
2... rnr r t t t +++ (2.6)
BW =tot r
t ,
350 (2.7)
2.15 Perhitungan Link Power Budget
Perhitungan ini berfungsi untuk mengetahui span distance (jarak antar
node) berdasarkan kondisi parameter terburuk.
Span distance dihitung menggunakan rumus berikut:
Bab II Dasar Teori
32
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 30/33
)(kmSD = ( )kmdm L
L N L N MRP P
f
s scct
/
−−−
(2.8)
Keterangan :
t P : daya yang dipancarkan pada saluran serat optik (dbw)
MRP : daya minimum yang diterima (kondisi terburuk) (dbw)
N ccL : jumlah konektor x loss per konektror (db)
N s sL : jumlah splice x loss per splice (db)
L f : redaman pada kondisi minimal (db/km)
Untuk mengetahui daya maksimum dan minimum yang diterima, dapat
menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut.
max P = bcbcr
P σ 2,+ (2.9)
Keterangan :
bcr P , : daya maksimum pada saat transmisi (dbm)
bcσ : loss fiber dalam keadaan baik (dbm)
P wcwcr P σ 2
,min−= (2.10)
Keterangan :
wcr P
, : daya minimum pada saat transmisi (dbm)
wcσ : loss fiber dalam keadaan buruk (dbm)
Sedangkan untuk mengetahui besarnya daya rata-rata maksimum dan
minimum yang diterima dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
bc saluran EDFAt r LG P P
,max,max,−+= (2.11)
Keterangan :
Bab II Dasar Teori
33
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 31/33
max,t P : daya pancar maksimum (dbm)
EDFAG : gain (db)
bc saluran L
, : loss yang terjadi dalam saluran dalam keadaan baik (db/km)
wc saluran EDFAt r LG P P
,min,min,−+= (2.12)
Keterangan :
min,t P : daya pancar minimum (dbn)
EDFAG : gain (db)
wc saluran L
, : loss yang terjadi dalam saluran dalam keadaan buruk (db/km)
Persamaan 3.10 dan 3.11 digunakan untuk mengetahui berapa daya rata-
rata maksimum dan minimum yang diterima dalam sistem transmisi tersebut
setelah mengalami loss dari saluran.
2.16 Kinerja Sistem Total
Perhitungan ini dilakukan bertujuan untuk membandingkan antara
perancangan sistem jaringan yang baru dengan jaringan yang sudah terpasang.
a. Excess Power
Adalah daya yang dihitung setelah loss dan margin operasi.
P wee P σ 2±= (2.13)
Keterangan :
P : daya di transmitter (db/km)
weσ : loss fiber dalam keadaan baik (dbm)
b. Margin Saturasi ( Msat )
Adalah margin daya penerima dan level daya saturasi penerima ( Psat ).
Bab II Dasar Teori
34
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 32/33
M bc pr maksr sat maksr sat sat P P P P .,, 2σ +−=−= (2.14)
Keterangan :
sat P : daya minimum over load (dbm)
maksr P
, : daya maksimum rata-rata yang diterima pada saat
transmisi (dbm)
bcσ : loss fiber dalam keadaan baik (dbm)
c. Dynamic Range ( DR )
Adalah range dari daya optik yang diterima terhadap penerima.
Terdapat 2 dynamic range, yaitu:
1. Dynamic range requered (DR)req adalah dynamic range yang
dibutuhkan sistem terpasang atau yang akan di pasang.
Persamaanya adalah sebagi berikut;
( ) ( ) wc pt sist reqd DR DR ,4minPr maxPr σ +−== (2.15)
Keterangan :
maksr P , : daya maksimum rata-rata yang diterima pada saat
transmisi (dbm)
minPr : daya minimum rata-rata yang diterima pada saat transmisi
(dbm)
wc,σ : loss fiber dalam keadaan baik (dbm)
2. Dynamic range specification ( DR )spec adalah dynamic range
berdasarkan spesifikasi teknis peralatan. Persamaannya adalah
sebagai berikut;
Bab II Dasar Teori
35
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl Zenymuttaq 15026 3 Bab2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-zenymuttaq-15026-3-bab2 33/33
( ) ( ) MRP wc sat spec MRP P DR σ 2+−= (2.16)
Keterangan :
sat P : daya minimum over load (dbm)
MRP : daya minimum yang diterima (kondisi terburuk) (dbw)
d. Operation probability ( OP )
Adalah derajat kepastian (probabilitas) untuk operasi yang
memuaskan.
( )wc
P OP e
σ
=min (2.17)
Keterangan :
wc,σ : loss fiber dalam keadaan baik (dbm)
P : daya di transmitter (db/km)
Dengan mengetahui ( OP )sat dapat ditentukan probabilitas seluruh nilai
gain.
( )bc pr
maksr sat
sat
P P OP
,
,
σ
−= (2.18)
Keterangan :
sat P : daya minimum over load (dbm)
maksr P , : daya maksimum rata-rata yang diterima pada saat
transmisi (dbm)
bcσ : loss fiber dalam keadaan baik (dbm)
Bab II Dasar Teori
36