Upload
graciasruth
View
48
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
uts politik islam
Citation preview
SOAL:
1. Jelaskan karakter dari kepemimpinan politik pada masa khulafaurrsyidin!
2. Jelaskan mengapa pola pemerintahan politik pada masa Ummayah dan
Abbasiyah lebih didominasi oleh monarki patrimonial!
JAWABAN:
1. Khulafaurrsyidin atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah sebutan untuk 4 (empat)
orang pemimpin (khalifah) pertama yang memimpin kaum agama Muslim
setelah Nabi Muhammad meninggal dunia. Empat orang yang dipercaya oleh
kaum Muslim untuk memimpin adalah empat orang yang dikenal sebagai
sahabat Nabi Muhammad yang paling dekat dan paling dikenal oleh umat
Muslim lainnya. Empat orang itu antara lain; a) Abu Bakar, b) Ummar bin
Khatab, c) Ustman bin Affan dan d) Ali bin Abi Thalib. Di dalam jawaban ini
saya akan mencoba menjelaskan karakter kepemimpinan dari empat orang
tersebut. Sempat terjadi perselisihan dalam menentukan pemimpin setelah
Nabi Muhammad wafat. Hal ini dikarenakan di Al-Quran tidak dijelaskan
teknis kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat nantinya. Ada pihak
yang memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penerus Nabi Muhammad dan ada
juga pihak yang lebih memilih Abu Bakar sebagai penerus Muhammad. Oleh
karena itulah, umat Muslim terpecah menjadi dua; kaum Syi’ah dan kaum
Sunni. Kaum Syi’ah meyakini bahwa Nabi Muhammad telah resmi menunjuk
Ali bin Abi Thalib sebagai penerusnya nanti. Mereka meyakini bahwa Ali
adalah satu-satunya penerus Muhammad. Hal ini merujuk pada Hadits Ghadir
Khum. Ghadir Khum adalah tempat dimana Nabi Muhammad diyakini
menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penerusnya. Lagipula kaum Syi’ah
meyakini bahwa kepemimpinan atau imamah yang adalah milik keturunan
langsung Muhammad, dimulai dari Husain Putra Ali dan seterusnya, telah
ditetapkan oleh pendahulunya.1 Lalu ada juga kaum Sunni. Kaum ini meyakini
bahwa orang yang pantas menjadi khalifah setelah Nabi Muhammad wafat
adalah Abu Bakar. Keempat khalifah tersebut bukanlah berdasarkan
1 Black, Antony. 2001. The History of Islamic Political Thought: From the Prophet to the Present. Edinburgh University Press. (hal. 48)
keturunannya, melainkan berdasarkan hasil konsensus masyarakat.2 Berikut
adalah karakter kepemimpinan dari masig-masing khalifah.
a. Abu Bakar As-Shidiq
Abu Bakar adalah seorang pedagang di zaman itu. Ia diberikan gelar
“As-Shidiq”, yang artinya “orang yang percaya”. Abu Bakar diberi gelar
tersebut karena dialah orang pertama yang mempercayai peristiwa Isra’
Mi’raj. Abu Bakar merupakan salah satu sahabat Muhammad. Bahkan
Abu Bakar telah menjadi sahabat karib Muhammad sebelum datangnya
Islam. Ia bahkan sempat menggantikan Muhammad untuk menjadi imam,
memimpin umat Muslim untuk beribadah saat Muhammad jatuh sakit. Ia
jugalah yang setia menemani Muhammad, bahkan sampai Muhammad
wafat. Tidak heran jika ia terpilih menjadi khalifah pertama penerus
Muhammad. Abu Bakar dipilih oleh umat Muslim ketika itu tak lain
disebabkan oleh sifatnya yang tegas namun lemah lembut. Karakter lain
yang dimiliki oleh Abu Bakar adalah selalu memiliki ide cemerlang ketika
keadaan genting, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras). Dia begitu
setia menemani Nabi Muhammad, bahkan turut mengikuti semua
peperangan yag Muhammad ikuti, antara lain; perang Badar, Uhud,
Khandaq, Penaklukkan Kota Mekkah, Hunain dan juga peperangan di
Tabuk. Selama kepemimpinannya, Abu Bakar dikenang banyak orang
karena ia memimpin umat Muslim dengan baik. Ia menjalankan
pemerintahan yang berdasarkan musyawarah, selalu menempatkan diri di
bawah undang-undang, menyelesaikan permasalahan kaum Riddat
(gerakan pembelot agama Islam yang bermula semenjak Nabi Muhammad
jatuh sakit), dsb. Meskipun kepemimpinan ketika masa itu bersifat
sentralistik, namun Abu Bakar selalu mencoba untuk bermusyawarah
dengan rakyat terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Bahkan
terlihat di pidatonya yang pertama kepada rakyat setelah dia diangkat
menjadi khalifah penerus Nabi Muhammad, “Apabila aku berbuat baik,
2 Syaikh , Dr. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid I. Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’i. (hal. 103)
maka bantulah aku. Tetapi apabila aku berbuat buruk, maka luruskanlah
jalanku.”
Abu Bakar hanya sempat menjadi khalifah selama dua tahun, yaitu
semenjak meninggalnya Nabi Muhammada pada tahun 632 M sampai pada
tahun ketika ia meninggal, tahun 634 M. Ketika Abu Bakar merasa bahwa
ajalnya sudah dekat, maka ia menunjuk khalifah berikutnya, yaitu Umar bin
Khattab.
b. Umar bin Khattab
Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad yang ditunjuk menjadi
khalifah berikutnya setelah wafatnya Abu Bakar As-Shidiq.Umar ditunjuk
secara langsung oleh Abu Bakar. Namun dalam penunjukkannya tersebut,
Abu Bakar tidak meninggalkan musyawarah dengan masyarakat. Ia tetap
mengutamakan prinsip musyawarah dan mufakat yang selalu ditaatinya.
Umar dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, punya ketabahan dan
kemauan keras, tidak ragu, sederhana. Umar dikenal berhasil menaklukkan
banyak wilayah di negeri Syam, antara lain Damaskus, Yordania, Baisan,
Gazza dan Anthakiyah. Dia juga dikenal berhasil menaklukkan Mesir,
Alexandria, Tripoli Barat dan Burqah.
Umar bin Khattab terkenal akan karakter kepemimpinannya yang dekat
dan memerhatikan kondisi rakyat dengan seksama. Dia ikut merasakan
penderitaan rakyatnya. Diceritakan bahwa jika malam telah tiba, Umar
akan keluar berkeliling tanpa diketahui oleh siapapun. Selama dia
berkeliling ini ia melihat dan memperhatikan kehidupan rakyatnya,
terutama rakyat yang hidup sengsara. Umar dikenal sebagai salah satu
khalifah yang sederhana. Bahkan jubahnya dipenuhi dengan tambalan dari
kulit.
Umar menjadi khalifah selama sepuluh tahun. Dia wafat karena
ditikam oleh Abu Lu’lu’ah Fairuz.
c. Ustman bin Affan
Ustman bin Affan adalah orang yang terpilih untuk meneruskan masa
kekhalifahan yang ketiga. Di dalam kepemimpinannya, ia memberikan
banyak perkembangan bagi umat Islam. Misalnya, didirikan angkatan laut
untuk pertama kalinya. Ustman dikenal sebagai pribadi yang memiliki
akhlak mulia, sangat pemalu, dermawan, dan mendahulukan kebutuhan
keluarganya. Ustman bin Affan diketahui pertama kali masuk Islam
melalui dakwah Abu Bakar As-Shiddiq.
Ustman bin Affan dikenal sangat setia dalam menemani khalifah-
khalifah yang sebelumnya. Ustman menemani Nabi Muhammad, Abu
Bakar dan juga Umar bin Khattab dengan setia, baik semenjak mereka
menjabat menjadi khalifah sampai ajal menjemput masing-masing dari
mereka. Salah satu peraturan yang dikeluarkan Ustman yang terkenal
adalah bahwa ia mengharuskan bagi setiap gubernur untuk menghadiri
satu musim pasar yang diadakan setahun sekali. Lalu dia akan menuliskan
sebuah pesan untuk rakyat yang berisi bahwa jika ada di antara mereka
yang pernah merasa terzhalimi oleh gubernur tersebut, maka rakyat itu
dapat membalasnya pad setiap musim pasar dan Ustman akan
mengambilkan hak mereka daripada gubernur tersebut.
Ustman bin Affan menjabat menjadi khalifah umat Islam sebelas tahun
lamanya. Ia menemui ajalnya ketika berumur 88 tahun. Beliau dibunuh
oleh pemberontak ketika itu. Pemberontakan ini terjadi karena Utsman
mengangkat anggota keluarganya untuk menjadi gubernur.
d. Ali bin Thalib
Ali bin Thalib adalah penerus kekhalifahan yang memiliki hubungan
darah dengan Nabi Muhammad. Ayahnya, Abu Thalib, adalah paman
kandung dari Nabi Muhammad. Sebenarnya, setelah meninggalnya Nabi
Muhammad, Ali dipercaya oleh banyak orang untuk meneruskan
kekhalifahan Nabi Muhammad ketika itu. Banyak rakyat Muslim yang
percaya bahwa Nabi Muhammad telah menunjuk Ali untuk menjadi
penerusnya ketika berada di daerah Ghadir Khum. Penunjukkan tersebut
lalu disebut dengan Hadits Ghadir Khum. Kaum yang mendukung Ali
untuk menjadi khalifah berikutnya disebut dengan kaum Syi’ah.
Ali terkenal dengan karakter kepemimpinan yang berani dan tegas
dalam menegakkan keadilan. Dialah yang memecat gubernur yang
diangkat oleh Khalifah sebelumnya, yaitu khalifah Ustman. Dia jugalah
yang mengambil kembali semua harta-harta yang telah diberian khalifah
Ustman kepada anggota keluarganya. Selain itu, Ali juga dikenal sebagai
seorang yang mempunya keahlian di dalam bidang militer dan strategi
perang.
Ketika masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, saat itu banyak rakyat
yang memberontak. Hal ini disebabkan oleh karena kekhalifahan Ali
adalah kekhalifahan yang paling akhir. Saat itu keadaan kacau. Penduduk
Syam saat itu telah tercerai-berai ke utara dan selatan. Ali wafat karena
dibunuh ketika ia sedang membangunkan orang-orang untuk shalat malam
Jum’at 17 Ramadhan.
Masa kekhalifahan Ali hanya empat tahun. Beliau wafat ketika usia 63
tahun.
2. Alasan mengapa sistem pemerintahan pada masa bani Umayyah dan bani
Abbasiyah menganut sistem monarki patrimonial adalah sebagai berikut
a. Sejarah mengatakan, ketika masa pemerintahan politik masa bani
Umayyaah dan bani Abbasiyah, sudah terkenal bahwa sistem
pemerintahan yang berlaku adalah kekhalifahan monarki patrimonial.
Maksud dari patrimonial disini adalah sistem pemerintahan yang dianut
pada masa itu adalah, “pemerintahan yang memberikan hak kepada
pemimpin untuk menganggap Negara sebagai miliknya dan bisa
diwariskan kepada keluarganya secara turun-temurun, sementara rakyat
dipandang sebagai bawahan yang berada di bawah perlindungan dan
dukungannya.”3 Jadi, kepemimpinan pada masa ini bisa dibilang
merupakan kepemimpinan yang mutlak dan tak bisa dicampuri oleh orang
lain. Pemimpin di masa ini dianggap sebagai bapak atau kepala keluarga
yang memimpin dan memberikan perlindungan kepada anak-anaknya
(rakyat). Sistem kepemimpinan pada masa ini bisa dibilang mirip dengan
sitem kepemimpinan monarki absolut. Bisa dibilang seorang khalifah
berkuasa penuh atas penetapan syari’at. Menurut Antony Black, bani
Umayyah lah yang paling mengekpresikan pemikiran mereka mengenai
sistem pemerintahan patrimonial ini. Mereka menganggap khalifah atau
pemimpin adalah wakil Tuhan dan sekaligus penerus Nabi Muhammad.
Walaupun khalifah adalah pemimpin tertinggi, tetap saja mereka harus
memposisikan diri di bawah hukum tertulis. Para khalifah diwajibkan
untuk membahagiakan rakyatnya.
3 Ibid. hal. 50
b. Tradisi pemerintahan monarki muncul ketika Mu’awiyah mengangkat
anaknya, Yazid bin Mu’awiyah sebagai penggantinya. Pengangkatan ini
tentu mendapat respon keras dari rakyat karena Mu’awiyah telah
mengganti sistem pemerintahan dari kekhalifahan menjadi monarki atau
kerajaan. Ketika Yazid naik tahta banyak dari masyarakat yang menolak
utuk melakukan bai’at. Namun Mu’awiyah berhasil memaksa mereka
untuk melakukan pembaiatan. Semenjak saat itu, sistem pemerintahan
monarki atau kerajaan diteruskan. Selain itu, kekalahan Ali dalam
diplomasi perang Shiffin, yaitu perang yang diakibatkan oleh kepentingan
politik Mu’awiyah dan konflik etnis bani Umayyah dan bani Hasyim,
menyebabkan dunia Islam diperintah dengan sistem monarki.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU DAN JURNAL
Black, Antony. 2001. The History of Islamic Political Thought: From the Prophet to
the Present. Skotlandia: Edinburg University Press.
Syaikh , Dr. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu. 2004. Tafsir
Ibnu Katsir Jilid I. Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
Katsir, Ibnu. 2004. Al-Bidayah Wan Nihayah: Masa Khulafa’ur Rasyidin. Jakarta:
Darul Haq.
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1. Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru.
2003.
WEBSITE
http://www.bisosial.com/2013/02/makalah-akhlak-khulafaurrasyidin.html (diakses
pada hari Jumat, 24 Oktober 2014 pk. 23.47)