22
Step 3 1. Penyebab gangguan berbicara Menurut Aram DM ( dalam Soetjiningsih ), mengatakan bahwa gangguan bicarapada anak dapat disebabkan oleh kelainan berikut ini, 1.Lingkungan sosial anak Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara padaanak. 2. Sistem masukan dan inputPendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan gangguan pendengaran seperti otitis kronis dengan penurunan daya pendengaranakan mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa.Gangguan bicara juga terjadi pada tuli neurosensorial ( infeksi intra uterin ), tuli konduksiakibat malformasi telinga luar, tuli persepsi / afasia sensorik ( terjadi kegagalan integrasiarti bicara yang didengar ). 3.Sistem pusat bicara dan bahasaGangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnyapada sindoma down. 4. Sistem produksiSistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut, danmekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring,faring, dan rongga mulut.Beberapa penyebab gangguan bicara pada anak : I.Keterlambatan bicara fungsional Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialamioleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkanketerlambatan maturasi atau keterambatan maturitas ( maturity delay ) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak. Biasanya halini merupakan keterambatan bicara yang ringan dan prognosis baik. II.Retardasi mental Berbeda dengan anak gangguan bicara atau emosional, anak dengan retadasimental terbelakang secara menyeluruh. Mereka tertinggal dalam perkembangan sosio-emosional, intelektual dan persepsi motorik, demikian juga dalam bicara. Semakin beratderajat retardasi, makin berat juga keterlambatan bicara. Anak dengan retardasi beratmungkin tidak dapat berbicara sama sekali. Patogenesis terjadinya hambatan bicara pada anak dengan retardasi mentaldihubungkan dengan adanya disfungsi otak. Disfungsi otak terjadi akibat adanyaketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmiter atau mielinisasi. III.Gangguan Pendengaran Pendengaran normal pada tahun pertama kehidupan, memegang peranan pentingdalam perkembangan bicara dan bahasa. Gangguan pendengaran pada awalperkembangan dapat menyebabkan keterlambatan bicara yang berat. Oleh karenanya,pemeriksaan fungsi pendengaran pada keterlambatan bicara, memegang peranan sangatpenting. Gangguan pendengaran dapat berupa tipe konduktif dan sensorineural. Gangguanpendengaran tipe konduktif dapat disebabkan oleh otitis media dengan efusi. Adapungangguan pendengaran sensorineural dapat

Jawaban LI Lbm 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jawaban LI Lbm 4

Step 31. Penyebab gangguan berbicara

Menurut Aram DM ( dalam Soetjiningsih ), mengatakan bahwa gangguan bicarapada anak dapat disebabkan oleh kelainan berikut ini,1.Lingkungan sosial anak Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara padaanak.2. Sistem masukan dan inputPendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan gangguan pendengaran seperti otitis kronis dengan penurunan daya pendengaranakan mengalami keterlambatan kemampuan menerima ataupun mengungkapkan bahasa.Gangguan bicara juga terjadi pada tuli neurosensorial ( infeksi intra uterin ), tuli konduksiakibat malformasi telinga luar, tuli persepsi / afasia sensorik ( terjadi kegagalan integrasiarti bicara yang didengar ).3.Sistem pusat bicara dan bahasaGangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnyapada sindoma down.4. Sistem produksiSistem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulut, danmekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring,faring, dan rongga mulut.Beberapa penyebab gangguan bicara pada anak :I.Keterlambatan bicara fungsionalKeterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialamioleh sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkanketerlambatan maturasi atau keterambatan maturitas ( maturity delay ) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak. Biasanya halini merupakan keterambatan bicara yang ringan dan prognosis baik. II.Retardasi mentalBerbeda dengan anak gangguan bicara atau emosional, anak dengan retadasimental terbelakang secara menyeluruh. Mereka tertinggal dalam perkembangan sosio-emosional, intelektual dan persepsi motorik, demikian juga dalam bicara. Semakin beratderajat retardasi, makin berat juga keterlambatan bicara. Anak dengan retardasi beratmungkin tidak dapat berbicara sama sekali.

Patogenesis terjadinya hambatan bicara pada anak dengan retardasi mentaldihubungkan dengan adanya disfungsi otak. Disfungsi otak terjadi akibat adanyaketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmiter atau mielinisasi.III.Gangguan PendengaranPendengaran normal pada tahun pertama kehidupan, memegang peranan pentingdalam perkembangan bicara dan bahasa. Gangguan pendengaran pada awalperkembangan dapat menyebabkan keterlambatan bicara yang berat. Oleh karenanya,pemeriksaan fungsi pendengaran pada keterlambatan bicara, memegang peranan sangatpenting. Gangguan pendengaran dapat berupa tipe konduktif dan sensorineural. Gangguanpendengaran tipe konduktif dapat disebabkan oleh otitis media dengan efusi. Adapungangguan pendengaran sensorineural dapat disebabkan oleh infeksi intra uterin,kernicterus,meningitis bakterial, atau hipoksia. Gangguan pendengaran sebagai penyebabketerlambatan bicara makin bertambah, tersering penyebab gangguan pendengaranadalah kongenital.IV.Faktor EmosionalFaktor emosional memegang peranan penting dalam perkembangan bicara anak.Anak yang memiliki ibu yang tertekan dan gangguan serius dalam keluarga berefek serius terhadap gangguan bicara pada anak, misalnya gagap. Gagap merupakan suatugangguan dalam arus ritme bicara atau artikuasi kata– kata dimana terdapat pengulangansuara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik. Sering disertai kontraksiotot– otot muka, tics, dan bunyi tambahan sebagai usaha anak untuk memperbaikibicaranya atau akibat tekanan emosi. Walaupun demikian maka sering dapat bernyanyiatau mengucapkan sajak tanpa kesukaran.V.Cerebral PalsyCerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan sikap badan yang tidak progresif, oleh karena suatu kerusakan atau gangguan pada sel– sel motorik padasusunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya. Pada cerebral palsy gangguan bicara disebabkan karena kerusakan yang tidak hanya terjadipada korteks cerebelaris, tetapi dapat juga mengenai ganglia basalis, pontina dan padapusat– pusat subkortikal midbrain atau serebellum hal ini bisa menyebabkan gangguanbicara berupa disfonia, disritmia, disartria, disfasia dan bentuk campuran

GANGGUAN PENDENGARAN.Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa terjadi bila

Page 2: Jawaban LI Lbm 4

mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat keluarga yang mempunyai riwayat ketulian. Gangguan pendengaran bisa juga saat bayi bila terjadi infeksi berat, infeksi otak, pemakaian obat-obatan tertentu atau kuning yang berat (hiperbilirubin).Pengobatan dengan pemasangan alat bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal, perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif.

KELAINAN ORGAN BICARA.Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring.Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf ”t”, ”n” dan ”l”. Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti ”f”, ”v”, ”s”, ”z” dan ”th”.Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti ”s”, ”k”, dan ”g”.

RETARDASI MENTALRedartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.

GENETIK HERIDITER DAN KELAINAN KROMOSOM

Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. Biasanya keterlambatan. Menurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan terapi bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa kromosom 47 XXY mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX.

KELAINAN SENTRAL (OTAK)Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar.

AUTISMEGangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

MUTISM SELEKTIFMutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu, biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan intelegensi yang normal atau sedikit rendah.

GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU LAINNYAGangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal, gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali. Biasanya diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak

Page 3: Jawaban LI Lbm 4

terampil dan gejala tersamar lainnya

ALERGI MAKANANAlergi makanan ternyata juga bisa mengganggu fungsi otak, sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan salah satunya adalah keterlambatan bicara pada anak. Gangguan ini biasanya terjadi pada manifestasi alergi pada gangguan pencernaan dan kulit. Bila alergi makanan sebagai penyebab biasanya keterlambatan bicara terjadi usia di bawah 2 tahun, di atas usia 2 tahun anak tampak sangat pesat perkembangan bicaranya.

DEPRIVASI LINGKUNGANDalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga kelainan saraf karena kurang gizi atau penelantaran anak.

Berbagai macam keadaan lingkungan yang mengakibatkan keterlambatan bicara adalah :LINGKUNGAN YANG SEPIBicara adalah bagian tingkah laku, jadi ketrampilannya melalui meniru. Bila stimulasi bicara sejak awal kurang, tidak ada yang ditiru maka akan menghambat kemampuan bicara dan bahasa pada anak.

STATUS EKONOMI SOSIALMenurut penelitian Mc Carthy, orang tua guru, dokter atau ahli hukum mempunyai anak dengan perkembangan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak dengan orang tua pekerja semi terampil dan tidak terampil.

TEHNIK PENGAJARAN YANG SALAHCara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, karena perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan.

SIKAP ORANG TUA ATAU ORANG LAIN DI LINGKUNGAN RUMAH YANG TIDAK MENYENANGKANBicara bisa mengekspresikan kemarahan, ketegangan, kekacauan dan ketidak senangan seseorang, sehingga anak akan menghindari untuk berbicara lebih banyak untuk menjauhi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut.

HARAPAN ORANG TUA YANG BERLEBIHAN TERHADAP ANAKSikap orang tua yang mempunyai harapan dan keinginan yang berlebihan terhadap anaknya, dengan memberikan latihan dan pendidikan yang berlebihan dengan harapan anaknya menjadi superior. Anak akan mengalami tekanan yang justru akan menghambat kemampuan bicarnya.

ANAK KEMBARPada anak kembar didapatkan perkembangan bahasa yang lebih buruk dan lama dibandingkan dengan anak tunggal. Mereka satu sama lain saling memberikan lingkungan bicara yang buruk, karena biasanya mempunyai perilaku yang saling meniru. Hal ini menyebabkan mereka saling meniru pada keadan kemampuan bicara yang sama –sama belum bagus.

BILINGUAL ( 2 bahasa)Pemakaian 2 bahasa kadang juga menjadi penyebab keterlambatan bicara, namun keadaan ini tidak terlalu mengkawatirkan. Umumnya anak akan memiliki kemampuan pemakaian 2 bahasa secara mudah dan baik. Smith meneliti pada kelompok anak bilingual tampak mempunyai perbendaharaan yang kurang dibandingkan anak dengan satu bahasa, kecuali pada anak dengan kecerdasan yang tinggi.

KETERLAMBATAN FUNGSIONAL

Page 4: Jawaban LI Lbm 4

Dalam keadaan ini biasanya fungsi reseptif sangat baik, dan anak hanya mengalami gangguan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis lain.Faktor InternalBerbagai  faktor  internal  atau  faktor  biologis  tubuh  seperti  faktor  persepsi,  kognisi danprematuritas dianggap sebagai faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak.

Persepsi Kemampuan membedakan informasi yang masuk  disebut persepsi. Persepsi berkembangd a l a m 4 a s p e k : p e r t u m b u h a n , t e r m a s u k p e r k e m b a n g a n s e l s a r a f d a n k e s e l u r u h a n s i s t e m ; stimulasi, berupa masukan dari l ingkungan    meliputi seluruh aspek sensori, kebiasaan, yangm e r u p a k a n h a s i l d a r i s k e m a y a n g s e r i n g t e r b e n t u k . K e b i a s a a n , h a b i t u a s i , m e n j a d i k a n b a y i mendapat stimulasi baru yang kemudian akan tersimpan dan selanjutnya dikeluarkan dalamproses belajar bahasa anak. Secara bertahap anak akan mempelajari stimulasi-stimulasi baru mulai dari raba, rasa, penciuman kemudian penglihatan dan pendengaran.Pada usia balita, kemampuan persepsi auditori mulai terbentuk pada usia 6 atau 12 bulan,dapat memprediksi ukuran kosa kata dan kerumitan pembentukan pada usia 23 bulan.

Telingasebagai organ sensori auditori berperan penting dalam perkembangan bahasa. Beberapa studimenemukan  gangguan  pendengaran  karena  otitis  media  pada  anak  akan menggangguperkembangan bahasa.37 Sel  saraf  bayi  baru  lahir  relatif  belum  terorganisir  dan  belum  spesifik. Dalamperkembangannya, anak mulai membangun peta auditori dari fonem, pemetaan terbentuk saat

fonem terdengar. Pengaruh bahasa ucapan berhubungan langsung terhadap jumlah kata-katayang didengar anak selama masa awal perkembangan sampai akhir umur pra sekolah.Kognisi Anak pada usia ini sangat aktif mengatur pengalamannya ke dalam kelompok umummaupun konsep yang lebih besar. Anak belajar mewakilkan, melambangkan ide dan konsep.Kemampuan ini merupakan kemampuan kognisi dasar untuk pemberolehan bahasa anak.Beberapa teori  yang menjelaskan hubungan antara kognisi dan bahasa :1.Bahasa berdasarkan dan ditentukan oleh pikiran(cognitive determinism)2. Kualitas pikiran ditentukan oleh bahasa(linguistic determinism)3 . P a d a a w a l n y a p i k i r a n m e m p r o s e s b a h a s a t a p i s e l a n j u t n y a p i k i r a n d i p e n g a r u h i o l e h bahasa.4. Bahasa dan pikiran adalah faktor bebas tapi kemampuan yang berkaitan.Sesuai dengan teori-teori tersebut maka kognisi bertanggung jawab pada pemerolehan bahasadan pengetahuan kognisi merupakan dasar pemahaman kata.PrematuritasWeindrich menemukan adanya faktor-faktor yang berhubungan dengan prematuritasyang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, seperti berat badan lahir, Apgar score, lamaperawatan di rumah sakit, bayi yang iritatif, dan kondisi saat keluar rumah sakit.B e i t c h m a n , H o o d , & I n g l i s , 1 9 9 0 ; S p i t z e t a l . , 1 9 9 7 ; T a l l a l , R o s s , & C u r t i s s , 1 9 8 9 ; Tomblin, Smith, & Zhang, 1997, melaporkan bahwa gangguan bahasa sekitar 40% dan 70%merupakan kecendrungan dalam suatu keluarga. Separuh keluarga yang memiliki anak dengangangguan bahasa, minimal satu dari anggota keluarganya memiliki problem bahasa. Orang tua y a n g b e r p e n g a r u h p a d a k e t u r u n a n i n i m u n g k i n b e r t a n g g u n g j a w a b t e r h a d a p   f a k t o r - f a k t o r   genetik. Mungkin sulit mengetahui berapa banyak transmisi intergenerasi gangguan-gangguanbahasa tersebut, disebabkan oleh kurangnya dukungan lingkungan terhadap bahasa.

Faktor Eksternal (Faktor Lingkungan)

Page 5: Jawaban LI Lbm 4

Riwayat keluargaDemikian pula dengan anak dalam keluarga yang mempunyai riwayat keterlambatan ataug a n g g u a n b a h a s a b e r e s i k o m e n g a l a m i k e t e r l a m b a t a n b a h a s a p u l a .     R i w a y a t k e l u a r g a y a n g d i m a k s u d a n t a r a l a i n a n g g o t a k e l u a r g a y a n g m e n g a l a m i k e t e r l a m b a t a n b e r b i c a r a , m e m i l i k i gangguan bahasa, gangguan bicara atau masalah belajar.

 Pola asuhL a w d k k j u g a m e n e m u k a n b a h w a a n a k y a n g m e n e r i m a c o n t o h b e r b a h a s a y a n g t i d a k   adekuat dari keluarga, yang tidak memiliki pasangan komunikasi yang cukup dan juga yangkurang memiliki kesempatan untuk berinteraksi akan memiliki kemampuan bahasa yang rendah.

 Lingkungan verbal L i n g k u n g a n v e r b a l m e m p e n g a r u h i p r o s e s b e l a j a r b a h a s a a n a k . A n a k d i l i n g k u n g a n keluarga profesional akan belajar kata-kata tiga kali lebih banyak dalam seminggu dibandingkananak yang dibesarkan dalam keluarga dengan kemampuan verbal lebih rendah.

PendidikanS t u d i l a i n m e l a p o r k a n j u g a i b u d e n g a n t i n g k a t p e n d i d i k a n r e n d a h m e r u p a k a n f a k t o r   resiko keterlambatan bahasa pada anaknya.

Jumlah anak C h o u h u r y d a n b e b e r a p a p e n e l i t i l a i n n y a m e n g u n g k a p k a n b a h w a j u m l a h a n a k d a l a m   keluarga mempengaruhi perkembangan bahasa seorang anak, berhubugan dengan intensitaskomunikasi antara orang tua dan anak.

K e m i s k i n a n m e n e m p a t k a n a n a k p a d a r e s i k o m e n i n g k a t n y a p r o b l e m -p r o b l e m r u m a h tangga (Halpern, 2000). Kemiskinan secara signifikan mempertinggi resiko terpaparnya masalahk e s e h a t a n s e p e r t i a s m a , m a l n u t r i s i ( K l e r m a n , 1 9 9 1 ) ; g a n g g u a n k e s e h a t a n m e n t a l ( G o r e & Eckenrode, 1996; McLoyd, 1990; McLoyd & Wilson, 1991); kurang perhatian dan ketidak- teraturan perawatan dari orang tua (Halpern, 1993); dan defisit dalam perkembangan kognisi danpencapaian keberhasilan (Duncan, Klebanov, & Brooks-Gunn, 1994; Levin, 1991). Beberapapenelitian menjelaskan bahwa keluarga yang bermasalah, terpapar lebih besar faktor-faktor  resiko daripada keluarga yang  t idak berada dibawah level kemiskinan, dan konsekuensi darifaktor-faktor resiko ini dapat lebih berat pada anak-anak dalam keluarga ini (Attar, Guerra, &Tolan, 1994; Brooks-Gunn, Kleba-nov, & Liaw, 1995; Liaw & Brooks-Gunn, 1994; McLoyd,1990).Anak-anak yang terpapar berbagai faktor resiko, maka resiko untuk berkembang menjadid i s a b i l i t a s a k a n m e n i n g k a t . S a l a h s a t u y a n g t e r m a s u k d i s a b i l i t a s a d a l a hspecific languageimpairment (SLI),  yang  secara  umum  dijelaskan  sebagai  pencapaian  yang  buruk  dalamberbahasa meskipun memiliki pendengaran dan intelegensi nonverbal normal (Spitz, Tallal, Flax,& B e n a s i c h , 1 9 9 7 ) . L e b i h k h u s u s h a l i n i d a p a t d i a r t i k a n s u a t u k o n d i s i y a n g m e n y e b a b k a n seorang anak memiliki penilaian spesifik dibawah rata-rata standar tes bahasa, tetapi berada padalevel rata-rata untuk tes intelegensi nonverbal (Fazio, Naremore, & Connell, 1996). Dengandemikian, pencegahan SLI dapat dengan mengidentifikasi faktor resiko anak sebelum diagnosisformal dibuat.Beberapa  penelitian  meneliti  faktor-faktor  resiko  biologi untuk  SLI  dan  penempatan-p e n e m p a t a n f a k t o r l a i n d e n g a n m e l i h a t “ o u t c o m e ” a n a k - a n a k s e k o l a h y a n g d i t e m p a t k a n d ineonatal intensive care units(NICUs) setelah lahir dengan segera. Anak-anak dari populasi inidiketahui memiliki resiko untuk keterlambatan kognisi dan kesulitan akademik karena merekabiasanya lahir prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 g) atau respiratori

Page 6: Jawaban LI Lbm 4

distres.S e b a g i a n b e s a r l i t e r a t u r m e n y a t a k a n b a h w a m e s k i p u n a n a k - a n a k d a r i N I C U l e b i h b e r e s i k o m e n g a l a m i k e s u l i t a n k o g n i s i ( s e p e r t i r e t a r d a s i m e n t a l d a n g a n g g u a n b e l a j a r ) , m e r e k a t i d a k   memiliki resiko yang meningkat untuk masalah spesifik bahasa, khususnya saat angka penilaiandisesuaikan karena prematuritasnya (Resnick et al., 1998; Rice, Spitz, & O’Brien, 1999; Siegel etal., 1982; Tomblin, Smith, & Zhang, 1997)

Beberapa  penelitian  memperlihatkan  bahwa  gangguan  bahasa  umumnya  terdapatkecenderungan dalam suatu keluarga berkisar antara 40% dan 70% (Beitchman, Hood, & Inglis,1990; Spitz et al., 1997; Tallal, Ross, & Curtiss, 1989; Tomblin, Smith, & Zhang, 1997). Hampir s e p a r u h d a r i k e l u a r g a y a n g a n a k - a n a k n y a m e n g a l a m i g a n g g u a n b a h a s a , m i n i m a l s a t u d a r i anggota keluarganya memiliki problem bahasa. Dengan demikian orang tua yang berpengaruhpada keturunan ini mungkin bertanggung jawab terhadap faktor-faktor genetik. Mungkin tidak  diketahui berapa banyak transmisi intergenerasi gangguan-gangguan bahasa tersebut disebabkanoleh kurangnya dukungan lingkungan terhadap bahasa.Kondisi l ingkungan merupakan hal yang penting menyangkut hasil perkembangan seoranga n a k

2. Hubungan riwayat terdahulu yang diderita pasien sekarangRinitis alergi adalah peradangan pada mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap zat dari luar tubuh.Keluhan pilek (rinitis) dialami 60-80% penderita asma sehingga untuk bernapas terpaksa menggunakan mulut. Kebiasaan bernapas melalui mulut akan memperparah asma karena udara yang dihirup tidak disaring, diatur kelembapan maupun suhunya yang seharusnya dilakukan oleh hidung melalui bulu hidung dan sistim imunitas alami. Oleh karena itu bernapas melalui mulut akan membebani saluran nafas bawah, sehingga penderita asma mudah batuk karena lendir berlebihan disebabkan udara yang dihirup masih ”kotor” dan belum diproses. Mulut juga menjadi kering dan saliva menjadi tidak efektif sebagai pertahanan tubuh. Berkurangnya saliva secara tidak langsung menyebabkan gingivitis yang kemudian juga menyebabkan radang hidung sesuai proses penjalaran radang melalui jalur saraf sensoris dan parasimpatis serta sistim pertahanan mukosa (Utomo, 2006a; Utomo 2006c).Kebiasaan bernafas melalui mulut disebabkan pembengkakan mukosa hidung yang muncul pada waktu pilek, alergi, infeksi kronis (Polip pulpa, Rhinitis kronis,Sinusitis dan atropi Rhinitis) dan 0bstruksi anatomis, misalnya : saluran rongga hidung yang sempit (Finn, 1962 ; Proffit, et.al., 2007).Pembengkakan mukosa hidung pada waktu pilek, maka secara tidak sengaja merubah cara bernafas yaitu dengan cara bernafas melalui mulut pada waktu istirahat.Obstruksi pernafasan kronis dapat menyebabkan peradangan yang berkepanjangan pada mukosa hidung yang berhubungan dengan alergi atau infeksi kronis. Apabila obstruksi hidung kronis telah dihilangkan, tetapi tetap melakukan bernafas melalui mulut, hal ini bernafas melalui mulut merupakan suatu kebiasaan

3. Apa hubungan bernafas lewat mulut dan merubah formasi gigi sehingga mengganggu berbicaraRespirasi (aliran udara) adalah diawalinya proses bicara. Dalam keadaan normal agar dapat terbentuk suara (phonasi), alat pernapasan mengalirkan udara dengan jumlah dan tekanan yang cukup.

- Phonasi adalah suara yang dihasilkan dari aliran udara keluar melalui laring, di dalam laring pita suara mengubah aliran udara ini. Dengan cara mengatur kedua pita suara (kiri dan kanan) dan juga mengatur jaraknya, terbentuk suatu celah sempit yang besar dan konturnya bervariasi sehingga menimbulkan tahanan terhadap aliran udara. Tahanan ini menyebabkan udara bergelombang sehingga timbul bunyi/suara. Suara ini disebut dengan suara laring (suara vokal).

- Resonansi adalah yang memberikan kualitas karakteristik pada bunyi gelombang suara yang ditimbulkan pita suara. Organ-organ yang berfungsi sebagai resonator adalah sinus-sinus, permukaan organ-organ, rongga paring, rongga mulut, rongga dinding, rongga dada. Suara laring yang telah mengalami resonansi ini masih belum merupakan suara bicara seperti apa yang kita dengar.

- Artikulasi (pengucapan) bertugas memodifikasi suara-suara laring tadi dan juga membentuk suara-

Page 7: Jawaban LI Lbm 4

suara baru dalam rongga mulut. Beberapa jenis konsonan yang terbentuk setelah mengalami artikulasi:

a. Suara bilabial (bibir dengan bibir): m, p, b.

b. Suara labiodental (bibir dengan gigi): f, v.

c. Suara linguodental (lidah dengan gigi): t, s, th

d. Suara linguopalatal (lidah dengan langit-langit): r, l.

e. Suara linguoapikoalveolar: n, d.

f. Suara glotis: h

Apabila tidak ada peranan artikulasi dalam pembentukan suara, yang timbul suara-suara vokal saja.

- Integrasi neurologik (koordinasi sistem-sistem saraf) yang dikoordinasi sistem saraf pusat. Faal bicara diatur dengan proses belajar dengan cara pengalaman, pendengaran, pengelihatan, dan perkembangan sistem saraf pusat. Apabila dalam faal bicara berlawanan dengan fungsi vital lainnya dari struktur maksilofasial, yang akan menderita adalah faal bicara, contohnya berbicara terpaksa berhenti segera apabila terjadi refleks penting seperti batuk, bersin, cegukan, dan muntah.

Evaluasi perkembangan bicara pada anak berpedoman pada penguasaan huruf mati yang sesuai dengan umur seperti terlihat di bawah ini: 

Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kecakapan dan komunikasi pada anak adalah faktor-faktor keadaan, lingkungan, dan emosi anak. Apabila faktor tersebut tidak ada salah satu, perkembangan komunikasi anak akan terlambat.

Kelainan pada gigi dan mulut akan memengaruhi kejelasan bicara dan bahasa akibat adanya penyakit, gangguan atau kelainan fisik, psikis atau sosiologis. Kelainan dapat timbul pada masa sebelum lahir, saat lahir, dan masa setelah lahir yang dapat bersifat herediter (keturunan), kongenital atau dapatan.

Kelainan yang dapat memengaruhi kejelasan bicara dan bahasa adalah:

- Palatosisis (celah langit-langit), labiosisis (celah bibir) dan palatolabiosisis (celah komplit). Kelainan ini akan mengakibatkan pembicaraan menjadi sengau dan serak, suara tidak jelas, volume berkurang, sulit mengucapkan konsonan frikatif (bunyi desah), dan konsonan mati lebih sering mengalami kesalahan pengucapan.

- Kehilangan gigi atau ompong akan mengakibatkan ketidakjelasan bicara f, v, t, s, n, dan d. Pada anak-anak yang kehilangan gigi belum waktunya akan memengaruhi perkembangan bicara.

- Kelainan bentuk dan struktur organ bicara yang sering terlihat pada kelainan lidah dan palatum (langit-langit) yang memengaruhi ketelitian, rentang, dan kecepatan gerakan lidah yang mengakibatkan kesulitan bicara l, t, d, n, s, z, dan kesalahan dalam proses penelanan. Kelainan ini sering terjadi karena adanya kebiasaan buruk, seperti mengisap jari, bernapas melalui mulut, menggigit bibir, menggigit pensil dan kuku, atau adanya tonsil dan adenoid yang memengaruhi gerakan lidah.

4. Bagaimana karakteristik anak yang mengalami gangguan komunikasi

4 – 6 BULAN

Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya;

Page 8: Jawaban LI Lbm 4

Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh

8 – 10 BULAN

Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian; Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya; 9-10 bln, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis

12 – 15 BULAN

12 bulan, belum menunjukkan mimik; 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara; 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu; 15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau “daag”; 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda; 15 bulan, belum dapat mengucapkan 1-3 kata;

18 – 24 BULAN

18 bulan, belum dapat menucapkan 6-10 kata; tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian; 18-20 bulan, tidak dapat menatap mata orang lain dengan baik 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana; 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat; 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon; 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau kata-kata orang lain; 24 bulan, tidak mampu meunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya

30 – 36 BULAN

30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga; 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana, pertanyaan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain

selain anggota keluarga;

3 – 4 TAHUN

3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak memiliki minat bermain dengan sesamanya;

3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah” diucapkan “aya”; 4 tahun, masih gagap dan tidak dapat dimengerti secara lengkap

Ciri ketelambatan Bicara Berat

bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan

5. Apa akibat mempunyai kebiasaan buruk selain gangguan berbicara

6. Pertumbuhan dan perkembanganan bicara dan bahasa pada anak

Tahap perkembangan bicara dan bahasa pada anak normal tampak pada table berikut:4

Umur(bulan)

Bahasa reseptif(bahasa pasif)

Bahasa ekspresif(bahasa aktif)

1 Kegiatan anak terhenti akibat Vokalisasi yang masih

Page 9: Jawaban LI Lbm 4

suara sembarang, terutama huruf hidup

2 Tampak mendengarkan ucapan pembicara, dapat tersenyum pada pembicaraan

Tanda-tanda vokal yang menunjukkan perasaan senang, senyum sosial

3 Melihat kearah pembicara Tersenyum sebagai jawaban terhadap pembicara

4 Memberi tanggapan yang berbeda terhadap suara bernada marah/senang

Jawaban vokal terhadap rangsang sosial

5 Bereaksi terhadap panggilan namanya

Mulai meniru suara

6 Mulai mengenal kata-kata ”da da, papa, mama”

Protes vokal, berteriak kerana kegirangan

7 Bereaksi terhadap kata-kata naik, kemari, dada

Mulai menggunakan suara mirip kata-kata kacau

8 Menghentikan aktifitas bila namanya dipanggil

Menirukan rangkaian suara

9 Menghentikan kegiatan bila dilarang

Menirukan rangkaian suara

10 Secra tepat menirukan variasi suara tinggi

Kata-kata pertama mulai muncul

11 Reaksi terhadap pertanyaan sederhana dengan melihat atau menoleh

Kata-kata kacau mulai dapat dimengerti dengan baik

12 Reaksi dengan melakukan gerakan terhadap berbagai pertanyaan verbal

Mengungkapkan kesadaran tentang obyek yang telah akrab dan menyebu namanya

15 Mengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuh

Kata-kata yang benar terdengar diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya

18 Dapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang sudah akrab denganya jika obyek tersebut disebut namanya

Lebih banyak menggunakan kata-kata daripada gerakan untuk mengungkapkan keingingannya.

21 Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan letakkan di atas meja)

Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa, mama berdiri)

24 Mengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit

Menyebut nama sendiri

Perkembangan bicara normal melalui beberapa tahapan perkembangan bicara yaitu coding, babbling, echolalia, jargon, kata dan kombinasi kata dan pembentukan kalimat, seperti yang tercantum dalam tabel berikut20: Tabel perkembangan bicara normal

Pendengaran dan Pengertian Bicara4-8 bulan:mata bergerak ke arah suararespons terhadap suaraperhatian terhadap mainan yang mengeluarkan suarapengertian terhadap musik

Babbling dengan berbagai huruf awal ”b”, ”p”p, ”m”suara kegembiraan atau sedihsuara saat sendiri atau bermain

Page 10: Jawaban LI Lbm 4

7 bulan – 1 tahun:mengerti permainan ”ciluk-ba”menoleh dan melihat ke arah suaramendengarkan saat orang berbicaramengerti beberapa kata: sepatu, gelasrespon terhadap permintaan sederhana seperti ke sini, mau lagi

Babbling dengan kata panjang dan pendek seperti ”tata”, ”bibibi”menggunakan kata atau suara untuk mendapat perhatianmengucapkan 1-2 kata

1-2 tahun:menunjuk anggota tubuhmengikuti perintah dan permintaan yang mudahmendengar cerita sederhana, lagu dan iramamenunjuk gambar sesuai dengan namanya

kata-kata bertambah tiap bulanmenggunakan 1-2 kata tanyamengucapkan dua kata bersamaanmengucapkan 10 kata saat usia 19 bulan

2-3 tahun:mengerti perbedaan dengan artinyamengikuti 2 tahap perintah: ambil buku itu dan letakkan di meja

mempunyai kata untuk semua bendaberbicara dengan 2-3 kata dalam kalimat

Anak usia 1-6 bulan

Pada tahap ini, bayi berkomunikasi terutama dengan menangis dan bahasa tubuh. Mendekati usia 6 bulan, Anda bisa melihat perkembangan di permainan suara atau ocehan bayi (babbling). Bahasa penerimaan (receptive language) atau apa yang bisa dimengerti bayi, mulai berkembang pada usia ini. Perkembangan awal tentang bunyi (phoneme development) juga dimulai saat ini.

Menangis – digunakan oleh bayi untuk mengungkapkan kebutuhannya pada saat itu. Anak-anak menggunakan level ketinggian suara dan kekerasan suara yang berbeda untuk memberitahu pesan yang yang berbeda, misalnya lapar, tidak nyaman, sakit, ingin digendong, atau mengantuk.

Bahasa tubuh – merupakan bentuk komunikasi non-verbal, atau pengungkapan keinginan/kebutuhan tanpa menggunakan kata-kata. Pada saat ini, bahasa tubuh meliputi mengangkat lengan dan kaki, menolehkan kepala, tersenyum, dll.

Receptive language – dimulai dengan kemampuan mengenali suara orang, yang umumnya membuat bayi merasa nyaman. Mereka juga mulai menolehkan kepala ke arah suara-suara dan tersenyum. Seiring mereka tumbuh, mereka bisa merasakan perasaan si pembicara dari nada suara, terutama jika si pembicara sedang marah.

Phoneme development (perkembangan bunyi) – bunyi-bunyi vokal (a,i,u,e,o) adalah yang umumnya pertama digunakan anak-anak. Anda akan mulai mendengar perkembangan awal bunyi konsonan, misalnya konsonan yang dibuat di bagian belakang mulut (/k/ atau /g/). Mendekati tahap akhir periode ini, Anda bisa mengenali kombinasi konsonan dan vokal.

Anak usia 7-12 bulan

Ada sedikit perkembangan pada jangka waktu ini dan Anda bisa mulai mengenali anak meniru pola bicara Anda. Bahasa tubuh berkembang menjadi berarti dan sosial. Ocehan bayi meningkat walaupun anak masih menangis seiring dengan bahasa tubuh sebagai cara utama untuk berkomunikasi. Phoneme development berlanjut dengan penambahan lebih banyak kombinasi konsonan dan vokal, lalu awal dari bicara yang mengandung arti.

Ocehan bayi (babbling) – Ketika mendekati 12 bulan, babbling berubah menjadi kata-kata yang lebih mempunyai arti. Anak mulai menggunakan ungkapan yang mirip kata-kata untuk menamai benda. Jika kata-kata ini digunakan secara konsisten, bisa dianggap sebagai kata-kata yang mempunyai arti.

Page 11: Jawaban LI Lbm 4

Receptive language – Anak mulai mengerti bahwa benda mempunyai nama dan akan melihat atau mengarah ke benda yang disebutkan. Walaupun receptive languange-nya meningkat, anak tetap bergantung penuh pada isyarat-isyarat non-verbal dari pembicara untuk mengerti. Mendekati 12 bulan, anak mampu mengikuti perintah-perintah sederhana dan mengenali namanya sendiri serta beberapa bagian tubuh seperti mata, hidung, mulut, dll.

Phoneme development – seiring dengan bunyi /k/ dan /g/, Anda mulai mendengar lebih banyak bunyi yang dibuat di bagian depan mulut (b, p, m, n) dikombinasi dengan bunyi vokal. Anak-anak juga bermain dengan suara, atau mengkombinasi konsonan dan vokal dengan pola mengulang.

Anak usia 13-36 bulan

Pada masa ini, perkembangan bahasa anak meningkat dengan pesat. Ocehan bayi berubah menjadi kata-kata berarti dan perkembangan bunyi berlanjut. Receptive language mereka berkembang dengan pesat sekali.

Babbling/kata-kata berarti – Di awal fase ini, anak-anak mencampur-adukkan kata-kata dengan ocehan. Mendekati akhir fase ini, kosa kata anak berkembang hingga meliputi 200 kata. Anak-anak juga mampu menamai benda-benda umum dan menggabungkan 2-3 kata menjadi suatu kalimat.

Receptive language – di awal tahap ini, anak bisa mengerti dan menunjuk benda-benda umum jika disuruh. Kemampuan ini meningkat meliputi benda-benda yang sedang tidak dilihat oleh anak. Menuju bulan ke-36, anak bisa mengikuti perintah 2 tahap. Kemampuan ini meningkat cepat, diiringi perkembangan bahasa ekspresif (mengungkapkan) yang lebih lambat sampai kira-kira usia 3-4 tahun.

Phoneme development – seperti receptive language, phoneme development meningkat cepat di fase ini. Anda mulai mendengar bunyi “n,t,d,h,k, dan g”. Pola bicara bisa meliputi penggunaan konsonan /r/ digantikan dengan /w/. Ini adalah normal dan terjadi karena anak belum mengembangkan konsonan /r/.

7. Bagaimana terapi dan perawatan supaya tidak bernafas lewat mulut/ berbicaraPerawatan kebiasaan bernafas melalui mulut dibagi atas dua bagian, yaitu : 1. Perawatan secara medis yaitu : tindakan operasi dan pemberian obat-obatan. 2. Perawatan dengan memakai alat ”Oral screen”.Apabila perawatan dari kebiasaan bernafas melalui mulut dilakukan pada masa tumbuh kembang yang tepat, maka penyembuhan dapat dicapai dalam jangka waktu yang pendek dan diperoleh hasil yang memuaskan. Perawatan bernafas melalui mulut sebaiknya dirawat segera pada masa geligi campuran. Pada umumnya perawatan dengan memakai alat intra oral yaitu ”Oral screen”, apabila pasien di dalam perawatannya kooperatif, maka hasilnya akan sangat memuaskan. ”Oral Screen” merupakan alat yang baik, murah dan mudah pembuatannya. Pergerakan yang ditimbulkannya merupakan pergerakan fisiologis dan prinsip kerjanya seakan-akan mulut ditutup dengan plat akrilik. Menurut Forrester, D.J., (1981), perawatan ”myofunctional” ada dua jenis yaitu ; dengan menggunakan alat yaitu monoblok (oral screen) dan tanpa bantuan alat yaitu dengan latihan otot-otot tertentu.Alat ”myofunctional” yang dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan bernafas melalui mulut adalah ”oral screen” dan ”vestibular screen” atau kombinasi dari keduanya.Menurut Van der Linden (1987), perawatan terhadap kebiasaan bernafas 5melalui mulut dengan menggunakan selotip atau pleister terutama pada waktu malam hari dan alat ini menyebabkan sakit dan seakan-akan sebagai hukuman sehingga seringkali gagal.Bernafas melalui mulut dapat sembuh tanpa perawatan, disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, yaitu :

Page 12: Jawaban LI Lbm 4

1. Tonsil-tonsil dan adenoid yang pada awalnya hipertropi pada masa kanakkanak, kemudian mengalami atropi setelah pubertas.2. Rongga hidung dan faring membesar pada waktu dewasa.3. Oral sphincter menjadi lebih kencang dan matang bila anak menjadi besar.“Oral screen” adalah suatu alat yang dipasang pada bagian vestibula yang menutupjalan udara melalui mulut dan secara langsung berkontraksi dengan bibir yang berlawanan dengan gigi anterior dalam keadaan labioversi. Alat ini digunakan untuk melatih kembali bibir, untuk memperbaiki labioversi pada gigi anterior rahang atas dan sebagai alat untuk membantu melatih kembali dan memperkuat gerakan bibir. Alat ini tidak bisa digunakan jika anak tersebut sulit bernapas atau pernapasannya terhalang. ”Oral screen” bukan alat yang digunakan untuk memperbaiki maloklusi kelas II (Moyers, 1988). Menurut Houston, W.J.B. (1983), ”Oral screen” merupakan selapis tipis akrilik yang dipasang pada sulkus bukal dan dipakai pada malam hari. Adams, et.al., (1990), mengatakan bahwa ”Oral screen” adalah merupakan suatu alat fungsional yang tidak memiliki komponen aktif yang menghasilkan tekananpada gigi geligi, tetapi memberi efek terhadap tekanan otot dan jaringan lunak pipi dan bibir. “Oral screen” juga digunakan untuk mencegah defisiensi pada postur bibir dan fungsinya dengan penutupan gigi geligi anterior dan jaringan gingiva disekitarnya dan untuk mencegah bernafas melalui mulut, apabila “seal” mulut posterior dan anterior tidak baik.

8. Macam macam gangguan berbicara pada anakAmerican Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of MentalDisorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe.2

1. Gangguan bahasa ekspresif2. Gangguan bahasa reseptifekspresif3. Gangguan phonological4. GagapPada gangguan bahasa ekspresif, secara klinis kita bisa menemukan gejala sepertiperbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitandalam mengingat kata-kataatau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalampencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh.Gangguan menjadi jelas pada kira-kirausia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan katadengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakankeinginannya. Jika anak akhirnya bisa berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, terjadi kesalahanartikulasi seperti bunyi th, r, s, z, y. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan bahasa ekspresif jugaikut mendukung diagnosis.8,13

Pada gangguan bahasa campuran ekspresifreseptif,selain ditemukan gejala-gejala gangguanbahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat.Ciri klinis penting darigangguan tersebut adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa.Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun,bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasareseptif ekspresifcampuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memprosessimbol visual seperti arti suatu gambar.Mereka memiliki defisit dalam mengintegrasikan simbolauditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk danmainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran reseptifekspresifbiasanyatampak tuli.9,13

Anakdengan kesulitan bebicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaituberhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.2

Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atauperpanjangan suara, kata, atau suku kata dan sangat sering disertai mengedipkanmata dan menggoyangkan kepala.2

Secara lebih spesifik lagi gangguan bicara motorik dibagi antara lain berupa: disartria, verbal apraxia, gangguan fonologik, gangguan bicara yang disebabkan oleh gangguan pendengaran, serta gagap. Untuk penegakan diagnosis gangguan bicara didasarkan dari hasil pengumpulan dan analisis data-data yang diperoleh selama anamnesis, pemeriksaan fisik, dan bila diperlukan dari pemeriksaan penunjangTanda tanda dari gangguan berbicara

Page 13: Jawaban LI Lbm 4

Gangguan bicara yang diawali oleh gangguan perkembangan bahasa serta pengucapan yang terdapat pada anak-anak usia pra sekolah dapat diamati melalui berbagai tanda-tanda berikut2,4:

a. pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping

b. pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiric. pada umur 15 bulan anak tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata-kata jangan, da-da, dan

sebagainyad. pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut 10 kata tunggale. pada usia 21 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk, kemari, berdiri)f. pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuhg. pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapa yang terdiri dari 2 buah katah. setelah 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata yang sangat sedikit/tidak mempunyai kata-

kata huruf z pada frasei. pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota keluarganyaj. pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat-kalimat sederhanak. pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhanal. pada usia 36 bulan ucapannya tidak dimengerti oleh orang di luar keluarganyam. pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban, dan lain-

lain)n. setelah berusia 4 tahun tidak lancar berbicara/gagapo. setelah usia 7 tahun masih ada kesalahan ucapanp. pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas yang nyata atau mempunyai suara yang

monoton tanpa berhenti, sangat keras dan tidak dapat di dengar serta terus menerus memperdengarkan suara yang serak.

9. Mekanisme berbicara normal dan mekanisme terjadi gangguan berbicaraTerdapat dua aspek dalam proses terjadinya bicara, yaitu aspek sensorik(input bahasa) dan motorik(output bahasa). Aspek sensorik meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba yang berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat, dan dirasa. Aspek motorik melibatkan vokalisasi dan pengaturannya.11

Otak memiliki tiga pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dantulisan serta, satu pusatlainnya bersifat ekspresif yang menguruspelaksanaan bahasa lisan dan tulisan.Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau system susunan saraf pusat. Kedua pusatbahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area Wernicke, merupakan pusat persepsi auditoroleksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 Broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yangmengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis.Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.4,11

Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut  koklea. Saat gelombang suara mencapai koklea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VIII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area Wernicke.Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara.Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paruparu sedangkan bunyi dibentukoleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langitlangit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi system saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.2,3,11

Untuk dapat mengucapkan katakata sebaikbaiknya, sehingga bahasa yang didengar dapat ditangkap dengan jelas dan setiap suku kata dapat terdengar secara terinci, maka, mulut, lidah, bibir, palatum mole dan pita suara, serta otototot pernafasan harus melakukan gerakan sempurna.Bila ada salah satu gerakan tersebut diatas terganggu, timbullah cara berbahasa yang kurang jelas ada katakata yang seolaholah ”ditelan” terutama pada akhir kalimat

Page 14: Jawaban LI Lbm 4

Gangguan bicara  terdiri   dari  masalah   artikulasi,  masalah   suara (resonance disorders),masalah kelancaran  berbicara (fluency), dan afasia(kesulitan dalam menggunakan katakata, biasanya akibat cedera otak).Masalah artikulasi mencakup kesulitan memproduksi suara atau mengucapkan kata yang salah. Masalah kelancaran bicara mencakup masalah gagap (stuttering) yang merupakan kondisi dimana kelancaran bicara terganggu akibat abnormal stoppages, pengulangan (st-st-stuttering), atau suara prolong (ssssstuttering). Sedangkan masalah resonansi mencakup masalah nada, volume, atau kualitas suara anak.4

Gangguan perkembangan artikulasi meliputi kegagalan mengucapkan satu huruf sampaibeberapa huruf. Sering terjadi penghilangan atau penggantian bunyi huruf itu sehinggamenimbulkan kesan bahwa bicaranya seperti anak kecil. Selain itu juga dapat berupa gangguandalam nada, volume atau kualitas suara.7

Afasia yaitu kehilangan kemampuan untuk membentuk katakata atau kehilangankemampuan untuk menangkap arti katakata sehingga pembicaraan tidak dapat berlangsung dengan baik. Anakanak dengan afasia didugamemiliki riwayat perkembangan bahasa awal yang normal,dan onset terjadi setelah trauma kepala atau gangguan neurologis lain   (sebagai   contohnyakejang),7,8,9

Gagap adalah gangguan kelancaran atau abnormalitas dalam kecepatan atau irama bicara.Terdapat pengulangan suara, suku kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik, biasaterjadi spasme tonik dari otototot bicara seperti lidah, bibir, dan laring dan dipengaruhi oleh adanya riwayat gagap dalam keluarga.Selain itu, gagap juga dapat disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak bicara dengan jelas, gangguan lateralisasi, rasa tidak aman, dan kepribadian anak.7,8,10

Dalam mengatasi masalah gangguan bicara diperlukan stimulasi, yaitu kegiatan  merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh danberkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan yang dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh, maupun orangorang terdekat dalam kehidupan  seharihari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan gangguan yang menetap.4