Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. An. F. 8 tahun, datang dibawa ibunya ke dokter akibat sesak yang terjadi sejak 2 bulan lalu. Sesak
terjadi 2x dalam 2 bulan terakhir. Sesak hilang timbul dan kadang muncul ketika aktivitas berat.
Sekarang pasien sesak, tanda vital ditemukan Hr 120x per menit, laju napas 36 x per menit dan suhu
badan 36,7 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wheezing pada kedua lapang paru dan
tidak ditemukan ronkhi. Selain itu saturasi oksigen pasien adalah 88%. Pemeriksaan fisik lain dalam
batas normal. Pada pemeriksaan foto dada tidak ditemukan opasitas dan perselubungan. Diagnosis yang
paling mendekati adalah
a. Asma bronkiale eksaserbasi akut
b. Penyakit jantung bawaan
c. Pneumoniae
d. Croup
e. Laringitis
JAWABAN
a. Asma bronkiale eksaserbasi akut
PEMBAHASAN
Asma pada anak mempunyai gejala batuk, mengi, dan sesak napas, atau napas cepat. Faktor yang dapat
menyebabkan eksaserbasi adalah infeksi virus, paparan allergen, olahraga, dan perubahan emosi.
Selama episode akut pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya takipnea, takikardi, batuk, mengi,
dan ekspirasi yang memanjang. Temuan klinis bisa kurang jelas, mengi yang klasik mungkin tidak
terdengar atau hanya minimal. Apabila serangan berlanjut dapat menyebabkan sianosis, berkurangnya
aliran udara, retraksi, agitasi, ketidakmampuan bicara, posisi duduk tripod, diaphoresis, dan pulsus
paradoksus.
SUMBER
NELSON ILMU KESEHATAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 340
https://getasthmahelp.org/asthma-classification-children-five-to-eleven.aspx
2. Tatalaksana asma anak dengan serangan asma ringan adalah
a. Beta agonist
b. Alpha agonist
c. Streoid intravena
d. Steroid intrabronkial
e. Fenitoin intravena
JAWABAN
a. Beta agonist
PEMBAHASAN
Pada serangan asma ringan, dilakukan sekali nebulisasi pasien dan diobervasi selama 1-2 jam jika respon
nebulisasi tersebut bertahan. Pasien dibekali dengan obat beta agonist yang diberikan 4-6 jam. Jika
pencetus serangannya adalah infeksi virus dapat diberikan obat steroid oral jangka pendek (3-5 hari).
Pasien kemudian dianjurkan kontrol untuk evaluasi dalam waktu 24-48 jam.
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 114
https://getasthmahelp.org/asthma-classification-children-five-to-eleven.aspx
3. Berikut ini antibodi yang berperan dalam patofisiologi asma pada anak
a. IgE
b. IgG
c. IgD
d. IgF
e. IgA
JAWABAN
a. IgE
PEMBAHASAN
Pada banyak kasus, terutama paa anak dan dewasa muda, asma dihubungkan dengan manifestasi atopi
melalui mekanisme IgE dependent. Di dalam populasi faktor atopi diperkirakan memberi konstribusi
pada 40% pasien asma anak dan dewasa. Limfosit subtype CD4$ telah dikenal profilnya dalam produksi
sitokin. Mensikupun kedua jenis limfosit T mensekresi IL-3 dan grnulocyte macrophage colony
stilmulating factor (GM-CSF) TH1 terutama memproduksi IL-2, IF gama dan TNF Beta, sedangkan Th2
memproduksi stiokin yang terlibat dalam asma yaitu IL-4, IL-5, IL-9, IL-13, dan IL-16. Sitokin profinflamasi
yang dihasilkan oleh Th2 menyebabkan terjadinya hiperaktivitas, inflamasi dan obstruksi bronkus.
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 93
The rationale for treating allergic asthma with anti-IgE
E. Hamelmann
European Respiratory Review Sep 2007, 16 (104) 61-66; DOI: 10.1183/09059180.00010401
4. An. K, 8 tahun, datang ke dokter dengan keluhan batuk pilek sejak 2 minggu yang lalu. Batuk pilek
terjadi terus menerus dan tidak berkurang dengan obat. Menurut ibu pasien, pasien tinggal dengan
kakeknya yang 1 bulan lalu terdiagnosis tuberculosis paru. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
ronkhi pada paru bagian superior. Untuk menegakkan diagnosis, perlu dibantu dengan pemeriksaan
a. CT scan kepala
b. Slit skin smear
c. Uji tuberculin
d. Pemeriksaan saraf tepi
e. MRI Thoraks
JAWABAN
c. Uji tuberculin
PEMBAHASAN
Tuerkuli adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigenic yang kuat. Uji tuberculin
merupakan alat diagnosis yang sudah lama sikneal, namun memiliki nilai diagnostik yang bagus. Uji
tuberculin secara mantoux dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml PPD-RT-232TU atau PPD S 5TU.
Pengukuran dilakukan terhadap indurasi yang timbul. Apabila diameter indurasi 0-4 mm, dinyatakan uji
tuberkulin negatif. Diameter 5-9 mm dianyatakan positi meragukan. Pada anak balita yang telah
mendapat imunisasi BCG diameter indurasi 10-15 mm dinyatakan uji tuberculin positif.
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 185
5. Uji tuberculin dilakukan pada lokasi anatomis berikut ini
a. Regio temporalis
b. Intraabdominal
c. Volar lengan bawah
d. Manus
e. Pedis
JAWABAN
c. Volar lengan bawah
PEMBAHASAN
Tuberkulin adalah komponen protein kuman tuberculosis yang mempunyai sifat antigenic yang kuat.
Jika disuntikkan secara intrakutan kepada seseorang yang telah terinfeksi TB (telah ada kompleks primer
dalam tubuhnya dan telah terbentuk imunitas selular terhadap TB) maka akan terjadi reaksi berupa
indruasi di lokasi suntikan. Indurasi ini terjadi akibat vasodilatasi lokal, edema, endapan fibrin dan
terakumulasinya sel-sel inflamasi di daerah suntikan. Ukuran indurasi dan bentuk reaksi tuberculin tidak
dapat menentukan tingkat aktivitas dan beratnya proses penyakit. Uji tuberculin cara Mantoux
dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml PPD RT-23 2TU atau PPD s 5TU, secara intrakutan di bagian vola
lengan bawah.
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 185
https://phil.cdc.gov/
6. Setelah seorang pasien dilakukan uji tuberculin, evaluasi dilakukan dalam waktu
a. 16 jam
b. 1 minggu
c. 72 jam
d. 24 jam
e. 48 jam
JAWABAN
c. 72 jam
PEMBAHASAN
Pembacaan uji tuberculin dilakukan 72 jam setelah penyuntikan. Pengukuran dilakukan terhadap
indurasi yang timbul, bukan hiperemi atau eritemanya. Indurasi diperiksa dengan cara palpasi untuk
menentukan indurasi, ditandai dengan pulpen, kemudian diameter transversal indurasi diukur dengan
alat pengukur transparan dan hasilnya dinyatakan dalam milimeter. Jika tidak timbul indurasi sama
sekali, hasilnya dilaporkan sebagai 0 mm, jangan anya dilaporkan sebagai negatif.
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 184
https://www.grepmed.com/images/2645/interpretation-tuberculosis-tuberculin-thresholds-induration-
diagnosis-diameters
7. An. H, 4 tahun datang dengan keluhan demam dan batuk sejak 3 minggu. Demam tidak tinggi namun
hilang timbul, begitu juga dengan batuk. Pasien juga dikeluhnkan tidak mau makan dan berat badan
turun. Sebelumnya pasien dirawat oleh seorang baby sitter yang 2 bulan lalu baru saja didiagnosis
tuberculosis. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah dan mengi pada auskultasi paru. Dokter
kemudian melakukan tes tuberculin dan ditemukan hasil indurasi sebesar 14 mm. Diagnosis yang paling
mendekati pada anak tersebut adalah
a. Tuberkulosis paru
b. Croup
c. Whopping cough
d. Infeksi virus influenza
e. Laringitis
JAWABAN
a. Tuberkulosis paru
PEMBAHASAN
Gejala sistemik yang sering terjadi pada TB anak adalah demam. Temuan demam berkisar antara 40-80%
kasus. Demam biasanya tidak tinggi dan hilang timbul dalam jangka waktu yang cukup lama. Manifestasi
sistemik lain yang sering dijumpai adalah anoreksi dan berat badan tidak naik, serta malaise. Pada
sebagian besar kasus TB anak, manifestasi respiratorik tidak menonjol. Pada anak gejala respirasi paling
sering disebabkan oleh asma, maka gejala asma juga perlu ditelusuri. Fokus primer TB paru apada anak
terdapat di parenkim yang tidak memiliki reseptor batuk. Selain itu infeksi saluran napas (akibat
etiologic lain) dapat terjadi karena imunitas tubuh berkurang akibat infeksi tuberculosis.
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 180
8. Tatalaksana pada TB paru anak kasus baru adalah dengan menggunakan regimen
a. 2RHZ 4HRE
b. 2RHZ 4H
c. 2RHZ 4HE
d. 2RHZ 4HR
e. 2RHZS
JAWABAN
d. 2RHZ 4HR
PEMBAHASAN
Pengobatan TB dibagi menjadi dua fase yaitu fase intensif pada 2 bulan pertama dan sisanya sebagai
fase lanjutan. Prinsipnya adalah tiga macam obat pada fase intensif dan dua macam obat pada fase
lanjutan. Jika dilakukan dengan fixed dose combination atau kombinasi dosis tetap, maka dosis berikut
dapat digunakan
Berat badan dalam kg 2 bulan RHZ (75/50/150 mg) 4 bulan RH (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI ED 1HALAMAN 202
9. Pasien TB paru anak tiba-tiba mengeluhkan kencingnya berwarna oranye kemerahan. Obat manakah
yang dapat menyebabkan efek samping berikut
a. Isoniazid
b. Rifampisin
c. Pirazinamid
d. Ethambutol
e. Streptomisin
JAWABAN
b. Rifampisin
PEMBAHASAN
Berikut ini meruapakan efek samping dari berabgai obat TB
Jenis obat Efek samping
Isoniazid Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitas
Rifampisin Gastrointetinal, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia, peningkatan enzim hati, cairan tubuh berwarna oranye kemerahan
Pirazinamid Toksisitas hati, atralgia, gastrointestinal
Etambutol Neuritis optic, ketajaman mata berkurang, buta warna merah-hijau, penyempitan lapang pandang, hipersensitivitas gastrointestinal
Streptomisin Ototoksik, nefrotoksik
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI HALAMAN 200
10. Berikut ini merupakan kondisi yang mengindikasikan pemberian steroid pada tuberculosis anak
a. Obstruksi saluran napas akibat TB kelenjar
b. TB ringan
c. TB dengan batuk
d. TB dengan demam presisten
e. TB dengan manifestasi tulang belakang
JAWABAN
a. Obstruksi saluran napas akibat TB kelenjar
PEMBAHASAN
Kortikosteorid dapat digunakan untuk tatalaksana TB yang sulit seperti meningitis TB, obstruksi jalan
napas akibat TB limfonodi, TB pericardial. Kortikosteroid telah menunjukkan bahwa dapat memperbaiki
morbiitas dan mortalitas pada TB yang advanced, dan pada berbagai kasus meningitis tuberculosis.
Prednisone digunakan paling sering, dengan dosis 2 mg/kg per hari ditingkatkan hingga 4 mg/kg per hari
pada anak-anak dengan sakit berat dengan dosis maksimal 60 mg/hari selama 4 minggu. Dosis harus
diturunkan perlahan selama 1-2 minggu sebelum berhenti.
SUMBER
Guidance for National Tuberculosis Programmes on the Management of
Tuberculosis in Children. 2nd edition. Geneva: World Health Organization;
2014. 4, Treatment of TB in children. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK214449/
11. An. K, 8 tahun, dibawa ibunya ke dokter akibat demam dan batuk sejak 3 hari. Batuk terjadi terus
menerus dan tidak berhenti. Batuk dirasakan seperti menggongong, dank eras. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya stridor inspiratorik. Diagnosis yang tepat pada pasien tersebut adalah
a. Pneumonia bakterial
b. TB Paru
c. Croup
d. Ezcema
e. Pneuomonitis Compensata
JAWABAN
c. Croup
PEMBAHASAN
Croup aalah sebuah sindrom klinis yang ditandai dengan suara serak, batuk menggongong, stridor
inspirasi, dengan atau tanpa adanya stress pernapasan. Istilah croup ini adalah laryngitis akut yang
menunjukkan lokasi inflamasi, jika meluas sampai trakea disebut laringotrakeitis, dan jika sampai ke
bronkus disebut lringotrakeobronkitis. Manifestasi klinis biasanya didahului dengan demam yang tidak
begitu tinggi selama 12 jam, hidung berair, nyeri menelan dan batuk ringan. Kondisi ini kemudian
akanberkembang menjadi batuk nyari, suara menjadi parau dan kasar. Bila keadaan berat dapat terjadi
sesak napas, stridor inspiratorik yang berat, dan retraksi.
SUMBER
BUKU AJAR RESPIROLOGI ANAK IDAI HALAMAN 297
12. Terapi yang dapat diberikan pada croup ringan adalah
a. Deksametason
b. Ribavirin
c. Lamivudin
d. Fenitoin oral
e. Asiklovir
JAWABAN
a. Deksametason
PEMBAHASAN
Pada croup ringan, pemberian deksametason oral dapat menurunkan masa perawatan. Deksametason
dapat diberikan oral maupun intramuscular. Pada croup yang lebih berat, terapi ini juga dapat
memberikan manfaat. Deksametason fosfat (0,6-1mg /kg) dapat diberikan 1 x secara intramuscular atau
deksametason (0,6-1 mg/kg) sekali secara oral. Terapi alnternatif lain yang dapat diberikan adalah
prednisolone 2 mg/kg/hari diberikan terbagi 2-3 kali sehari secara oral.
SUMBER
NELSON ILMU KESEHATAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 523
13. Pada pasien yang dicurigai menderita Croup, temuan berikut ini pada foto radiologi disebut sebagai
a. Narrow sign
b. Olive sign
c. Steeple sign
d. Koronoid Sign
e. Straw sign
JAWABAN
c. Steeple sign
PEMBAHASAN
Pemeriksaan radiologi anteroposterior leher kerap dapat membantu meskipun tak selalu ditemukan.
Penegakan diagnosis adanya penyempitan subglotis pada penyakit croup disebut sebagai Steeple sign.
Tanda ini kadang juga disebut sebagai wine bottle sign. Pada pemeriksaan x ray lateral juga nampak
penyempitan trakea subglotis dan ballooning dari hipofaring.
SUMBER
https://radiopaedia.org/articles/steeple-sign-trachea
NELSON ILMU KESEHATAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 522
14. Sindroma croup dapat mengalami komplikasi bakterial menjadi laringotrakeobronkitis. Tatalaksana
untuk kasus tersebut adalah?
a. Ceftriaxone
b. Chlofamphenicol intravena
c. Fenitoin per oral
d. Labetolol
e. Propanolol
JAWABAN
a. Ceftriaxone
PEMBAHASAN
Antibiotik yang diberikan harus mengcover banyak jenis bakteri (broad spectrum) termasuk MRSA. Jika
dapat dilakukan periksa dulu dengan pewarnaan gram. Guidline terbaru merekomendasikan 10-14 hari
terapi antibiotik. Terapi lini pertama harus termasuk obat-obat di bawah ini ceftriaxone, nafcillin, atau
vancomycine atau clindamycin.
SUMBER
Burton LV, Silberman M. Bacterial Tracheitis. [Updated 2020 May 30]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-
. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470240
15. Seorang ibu membawa anaknya usia 1 tahun BB 10 kg, PB 75 cm, karena sering
meludahkan/mengeluarkan makanannya sejak usia 1 bulan. Kejadian ini terjadi baik siang atau malam.
Frekuensi 3-5 kali/hari. Dari pengukuran tumbuh kembang tidak ada kelainan, berat selalu naik.
Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Diagnosis untuk pasien ini adalah
a. Gangguan tumbuh kembang
b. Akalasia
c. GER
d. Atresia esofagus
e. Atresia duodenum
JAWABAN
c. GERD
PEMBAHASAN
Regurgitasi merupakan gejala paling umum dari GERD atau Reflekus Gastoesofagus (RGE). Regurgitasi
pada bayi sebagian besar bersifat fisiologis terutama pada bayi di bawah 12 bulan. RGE dianggap normal
ketika pemberian nutrisi adekuat, tidak ad akomplikasi seperti esophagitis, tidak ada kelainan lain dan
tidak ada gangguan pada tumbuh kembang bayi. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan RGE adalah diet
cair, posisi tubuh horizontal, esofagus sempti dan pendek, lambung kecil, dan tiak elastis, volume
makanan dan minuman yang relative besar dan sering, serta sinfger esofagus bawah yang imatur.
SUMBER NELSON ILMU KEDOKTERAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 468
16.Berikut ini gejala-gejala yang harus diwaspadai pada refluks gastroesofageal yang harus
dikomunikasikan pada keluarga pasien adalah? Kecuali
a. Berat badan tidak naik
b. Pasien sesak
c. Tidak mau makan
d. Muntah presisten
e. Anak sering minum
JAWABAN
e. Anak sering minum
PEMBAHASAN
Keberdaan refluks gastroesofageal yang patologis dapat dilihat jika terdapat keluhan klinis seperti nyeri
ulu hati, disfagia, mengi, pneumonia aspirasi, suara serak, gagal tumbuh, dan otitis media serta sinusitis
berulang. Umumnya RGE patologis diidagnosis di atas usia 12 bulan atau bila ada komplikasi seperti
esophagitis, gejala pernapasan, atau gagal tumbuh pada bayi yang lebih kecil.
SUMBER NELSON ILMU KESEHATAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 468
17. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada diagnosis refleks gastroeseofageal adalah
a. MRI abdomen
b. MRI thoraks
c. Colonoscopy
d. Barium serial
e. BOF
JAWABAN
d. Barium serial
PEMBAHASAN
Pada anak diagnosis seringkali cukup berdasarkan gejala klinis klasik regurgitasi dan tanpa komplikasi.
Pemeriksaan penunjang diperlukan bila terdapat gejala presisten atau komplikasi, atau bila ada gejala
yng mengarah pada kemungkinan refleks gastroesofageal yang patologis. Anak yang membutuhkan
pemeriksaan tersebut biasanya adalah anak dengan peneumonia berulang, batuk kronik, atau serangan
apena tanpa muntah berlebihan. Anak-anak
SUMBER NELSON ILMU KESEHATAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 468
18. An. D. 8 bulan dibawa ke dokter karena sering memuntahkan ASI yang diminum. Muntah 2 x per hari,
sekitar 1 sendok teh. Anak tidak pernah menangis, dan tidak pernah menolak ASI. Berat badan terus
naik dan pemeriksaan lain dalam batas normal. Menurut kuisioner GER vs GERD, skor bayi ini < 7 yang
berarti diagnosisnya adalah
a. GER
b. GERD
c. GERD berat
d. Achalasia
e. Atresia esofagus
JAWABAN
a. GER
PEMBAHASAN
Pasien muntah 2x (skor 1), tidak pernah menangis, tidak terdapat gangguan tumbuh kembang, dan tidak
tersedak. Skor pasien hanya 1. Skor pasien < 7 mengindikasikan diagnosis refluks gastroesofageal.
SUMBER Cheema, Huma & Parkash, Arit. (2014). Gastroesophageal Reflux Disease: Review of
Pathogenesis, Clinical Presentation, Diagnosis and its Management in Infants and Children. Pakistan
pediatric journal (Pak Ped Rev 2014; 2(3): 126-38). 3. 126-38.
19. An. J, 2 hari dibawa ke dokter setelah ditemukan oleh ibu tiba-tiba kulit dirasakan berwarna kuning.
Pada pemeriksan fisik ditemukan kuning pada kepala dan menyebar ke badan. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan lanjutan ditemukan golongan darah anak A,
sedangkan golongan darah ibu O. Diagnosis yang paling mendekati untuk pasien ini adalah
a. Anemia defisiensi besi
b. Breast milk jaundice
c. ABO incompatibility
d. Anemia megaloblastik
e. Thalasemia
JAWABAN
c. ABO incompatibility
PEMBAHASAN
Anemia hemolitik isoimun dapat terjadi ketika inkompatibilitas ABO terjadi antara ibu dengan neonatus.
Kelainan ini umum ditemukan pada neonatus dengan golongan darah A atau B yang lahir dari ibu
dengan golongan darah O. Manifestasi klinis yang muncul pada awal penyakit adalah jaundice muncul
dalam 24 jam pertama kelahiran. Sedangkan manifestasi kedua yang muncul adalah anemia akibat
terjadi proses hemolitik ringan.
SUMBER Neonatology 7th Edition Halaman 547
20. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada inkompatibilitas ABO?
a. MRI Kepala
b. Biopsi limfonodi
c. Hitung retikulosit
d. Aspirasi sumsumtulang
e. MRI thoraks
JAWABAN
c. Hitung retikulosit
PEMBAHASAN
Pemeriksaan hitung retikulosit perlu disesuaikan dengan usia gestasional dan derajat anemia.
Pemeriksaa ini dapat mendukung diagnosis anemia hemolitik. Untuk neonatus aterm, nilai normalnya
adalah 4-5%, sedangkan untuk neonatus preterm usia gestasional 30-36 minggu, 60-10%. Pada penyakit
anemia hemolitik akibat inkompatibilitas ABO, nilainya berkisarn antara 10-30%.
SUMBER Neonatology 7th Edition Halaman 547
21. Coombs test atau direct antiglobulin test bekerja dengan cara
a. Mendekteksi keberadaan antibody pada platelet
b. Mendeteksi keberadaan antibody pada sel darah merah
c. Medeteksi cold agglutinin
d. Mendeteksi keberadaan antigen-antibody complex
e. Mendeteksi keberadaan gen rentan hemolisis
JAWABAN
b. Mendeteksi keberadaan antibody pada sel darah merah
PEMBAHASAN
Serum Coombs yang mengenali immunoglobulin manusia (Ig) atau komplemen © digunakan untuk
mendeteksi keberadaan antibody atau komplemen pada permukaan sel darah meran (SDM) dengan
aglutinasi. Namun pada bayi baru lahir, umumnya hanya sedikit antibody pada sel darah merah sehingga
tes ini hanya positif lemah saat lahir dan dapat menjadi negatif pada 2-3 hari pertama. Hasil tes positif
yang kuat harus dicurigai diakibatkan oleh proses autoimun atau isoimun yang lain.
SUMBER Neonatology 7th Edition Halaman 548
https://microbiologyinfo.com/coombs-test-principle-types-procedure-and-result-interpretation/
22. Pada pasien yang didiagnosis dengan inkompatibilitas ABO, kapan dilakukan terapi sinar
a. Segera
b. Pada kasus sangat berat
c. Harus didahulu transfusi
d. Harus didahului pertukaran plasma
e. Pada kasus yang tidak respon dengan porfirin
JAWABAN
a. Segera
PEMBAHASAN
Ketika diagnosis inkompatibilitas ABO ditegakkan, fototerapi harus segera dilakukan untuk mengobati
pasien. Fototerapi dapat dilakukan segera, bahkan sebelum dilakukan pertukaran plasma. Pada pasien
dengan hemolisis ringan dan sedang, fototerapi dapat menjadi satu-satunya pengobatan dan
menghilangkan kebutuhkan akan exchange plasma.
SUMBER Neonatology 7th Edition Halaman 548
https://emedicine.medscape.com/article/1894477-periprocedure
23. An. D, 10 bulan, laki-laki, dibawa ke dokter karena setelah ditimbang di posyandu selama 2 bulan
beraturut, berat badan tidak naik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan panjang badan 67 cm, menurut
grafik WHO ini berada di bawah -2 simpangan deviasi. Diagnosis yang tepat untuk pasien
a. Anak kerdil
b. Gigantisme
c. Obesitas
d. Stunted
e. Sakit kronis
JAWABAN
d. Stunted
PEMBAHASAN
Seorang anak dikatakan stunted jiika ditemukan grafik tinggi per usia nya di bawah 2 standar deviasi
pada grafik Growth Chart WHO. Stunting adalah kegagalan tumbuh kembang akibat anak-anak yang
mengalami pemberian nutrisi yang buruk, infeksi berulang, atau stimulasi psikososial yang inadekuat.
Stunting pada 1000 tahun pertama setelah konsepsi sampai usia 2 tahun.
SUMBER World Health Organization
24. Berikut ini poin-poin edukasi yang bisa diberikan pada orang tua untuk mencegah stunting. Kecuali
a. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
b. Berikan anak makanan tinggi garam
c. Beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
d. Pantau tumbuh kembang anak
e. Selalu jaga kebersihan lingkungan
JAWABAN
b. Berikan anak makanan tinggi garam
PEMBAHASAN
Mencegah stunting harus dimulai dari sejak masa kehamilan. Kebutuhan gizi yang baik serta kehamilan
yang sehat menyebabkan ibu dan janin terhindar dari berbagai komplikasi. Setelah bayi lahir, pastikan
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan serta lanjutkan ASI dengan pemberian MPASI. Terus pantau
tumbuh kembang anak, timbang di POSYANDU dengan rutin. Selain itu jaga kebersihan lingkungan agar
anak terhindar dari penyakit.
SUMBER http://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
25. Kemungkinan diagnosis untuk anak yang datang dengan keluhan berat badan, panjang badan, lingkr
kepala < - 2 SD adalah, kecuali
a. Perawakan pendek familial
b. Perawak pendek konstitusional
c. Cidera intrauterine
d. Anencephaly
e. Abnormalitas genetik
JAWABAN
d. Anencephaly
PEMBAHASAN
Kemungkinan diagnosis pada panjang badan, lingkar kepala, berat badan, < -2 SD. Diagnosis yang
mungkin
Perawakan pendek familial
Perawakan pendek konstitusional
Cidera interauterin
Abnormalitas gentetik
Pada diagnosis perawakan pendek familial, perlu pemeriksaan tinggi midparental. Sedangkan
perawakan pendek konstitusional perlu pemeriksaan evaluasi perkembangan pubertal. Sedangkan
cidera intrauterine perlu pemeriksaan evaulasi catatan medis prenatal. Abormalitas genetik butuh
pemeriksaan analisis kromosom.
SUMBER NELSON ILMU KESEHATAN ANAK ESENSIAL HALAMAN 14