25
TUGAS SPOT “Liposomes for systematic delivery of vancomycin hydrochloride to decrease nephrotoxicity: Characterization and evaluation” Oleh : Nur Fatjria S. (122210101004) Amalia Fadila (122210101006) Zarin Ilafah (122210101008) Aisma Mirdhia H. (122210101014) Tuhfatul Ulya (122210101038)

jaringan liposom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Liposom dan jaringannya

Citation preview

Page 1: jaringan liposom

TUGAS SPOT

“Liposomes for systematic delivery of vancomycin

hydrochloride to decrease nephrotoxicity:

Characterization and evaluation”

Oleh :

Nur Fatjria S. (122210101004)

Amalia Fadila (122210101006)

Zarin Ilafah (122210101008)

Aisma Mirdhia H. (122210101014)

Tuhfatul Ulya (122210101038)

Fakultas Farmasi

Universitas Jember

2015

Page 2: jaringan liposom

1. Pendahuluan

Osteomielitis merupakan infeksi tulang dan sum-sum tulang yang disebabkan

kontaminasi bakteri pasra trauma, operasi dan pemasangan implant tulang. Terapi yang

biasanya diberikan adalah pemberian antibiotic secara intravena selama 4-6 minggu.

Antibiotic diberikan untuk mencegah keparahan dari inflamasi kronis ini.akan tetapi

antibiotic ini memiliki kemampuan penetrasi rendah dan membutuhkan dosis yang tinggi.

Selain itu pasien dengan osteomielitis punya kecenderungan mengalami kekambuhan yang

memicu resistensi antibiotic awal, sehingga dibutuhkan strategi untuk memoptimalkan terapi

antibiotic pada awal serangan osteomielitis.

Antibiotic golongan glikopeptida (VANH) dikembangkan sejak tahun 1905. Dengan

dosis yang kecil vancomycin dapat membunuh bakteri gram positif seperti Staphillococus

aureus yang merupakan bakteri utama penyebab osteomielitis. Namun vankomicin memiliki

efek samping seperti nefrotoksik, ototksik, dan memblok neuromuscular.

Eliminasi vancomisin dimediasi oleh tubulus ginjal. Kebanyakan diekskresikan dalam

bentuk tidak berubah dalam urin. Dan zat ini dapat memicu necrosis sel sehingga bersifat

nefrotoksik. Padahal obat ini menjadi first line terapi pada osteomielitis. Peningkatan

dosisnya juga meimucu banyak toksisitas lainnya.

Liposom menjadi salah satu harapan untuk menghantarkan obat termasuk antibiotic

ke target spesifik . lapisan lipid bilayer (phospholipid dan kolesterol) yang analog dengan

membrane lipid sel memungkinkan penetrasi obat menjadi lebih baik. Selain itu liposom juga

merupakan pembawa obat yang bersifat non toksik dan biodegradable.

Enkapsulasi VANH dengan liposom dimaksudakan untuk meningkatkan indeks

terapi, menurunkan toksisitas dan biodistribusi obat. Tujuan penelitian ini adalah menemukan

preparasi enkapsulasi liposom vancomycin yang dapat menghasilkan efisiensi enkapsulasi

tinggi dan diuji secara in vivo dengan tikus untuk mengetahui farmakokinetikanya

dibandingkan dengan larutan vancomycin standart.

2. Bahan dan Metode

2.1. Bahan

Bahan liposom : Soybean lecithin, kolesterol, dan VANH.

Hewan coba : tikus yang dipuasakan 12 jam sebelum diuji cobakan.

a. Preparasi liposom VANH

a. Metode Freez-thaw

Pertama-tama dibuat liposom kosong dengan metode hidrasi-film. Soybean dan

kolesterol dicampur dengan chloroform dan diuapkan dengan rotavapor pada suhu

Page 3: jaringan liposom

40oC. Saat diuapkan cairan divacum dengan kecepatan lemah untuk mmurnikan

lipidnya. Lipid kering kemudian divacum kembali selama semalam untuk membuang

residu solven. Selanjutnya VANH ditambahkan dan dicampurkan selama 10 menit,

kemudian campuran dibekukan pada suhu -20oC. Selanjutnya liposom disonifikasi

selama 5 menit dengan siklus freeze thaw selama dua kali (-20oC selama 20 menit,

45oC selama 10 menit).

b. Metode Proliposoma

Phospholipid dan kolesterol dilarutkan dalam chloroform. Setelah membentuk larutan

yang transparan ditambahkan serbuk sorbitol, solven organic kemudian dihilangkan

dengan menurunkan tekanan pada evaporator untuk membentuk poliposom.

Selanjutnya VANH dituangkan ke larutan poliposom dan dicampurkan dengan

sinikasi sampai membentuk liposom yang seragam.

c. Metode Remote loading

Metode ini terdiri dari 2 langkan. Langkah 1, pembentukan liposomkosong yakni

dengan melarutkan phospholipid/kolesterol pada chloroform. Selanjutnya pelarut

organic dihilangkan dengan menurunkan tekanan evaporator pada suhu 40oC sehinga

terbentuk membrane lipid. Lipid membrane kemudian dihidrasi dengan Amonium

sulfat, campuran yang dihasilkan kemudian didialisis dengan didestilasi air selama 12

jam pada suhu kamar. Langkah 2. Pencampuran bahan obat, liposom kosong

ditambahkan VANH kemudian diinkubasi pada water-bath. Obat akan menembus

lapisan lipid bilayer dan terjebak pada vesicle-vesicel liposom.

d. Metode Gradien pH

Phospholipid dan kolesterol dilarutkan dengan coloroform. Kemudian kloroform

dihilangkan pada suhu 40oC dengan water-bath dan penurunan suhu pada evaporator

untuk menghasilkan membrane lipid. Lipid membrane kemudian dihidrasi dengan

larutan asam sitrat (300 mmol/L) untuk menghasilkan multivesicular vesicle. Liposom

kemudian dihomogenaisasi pada tekanan 800-1000 bar. NA2HPO4 ditambahkan

untuk membuat liposom dengan transmembran pH-gradien. Selanjtnya liposom

diiinkubasi.

e. Metode revers phase evaporation

Phospholipid dan kolesterol dilaritkan dalam kloroform, VANH ditambahkan

sesegera mungkin kedalamnya kemudian didispersikan. Campuran disonikasi selama

3 menit pada suhu kamar. Larutan organic kemudian dihilangkan pada suhu 40oC

pada water-bath dan tekanan evaporator yang diturunkan. Kemudian ditambahkan air

Page 4: jaringan liposom

untuk menghidrasi liposom selama 10 mneit. Selanjutnya emulsi liposom didiamkan

dengan suhu yang terkontrol untuk mendapatkan liposom yang stabil.

f. Modifikasi metode revers phase evaporation-rehydration

Mirip dengan metode reverse phare-evaporation, kecuali pada tahap penambahan

VANH, yakni didispersikan dengan microinjectorkedalam larutan phospholipid.

Kemudian campuran disonifikasi untuk membentuk emulsi pada suhu kamar.

b. Optimasi Formula dengan desain experimen ortoganal

Sebagai respon ujinya diamati efficiency encapsulasi (EE) dari formula yang

dihasilkan. fakor yang mempengaruhi adalah a) rasio kolesterol dan lecithin b) rasio obat dan

polimer c) rasio fase larut air dan fase larut minyak d) suhu hidrasi. Dibuat 9 formulasi untuk

mengetahui formula paling optimum.

c. Freeze-drying dari VANH-lips

pada proses freeze-drying, manitol (5% w/v) digunakan sebagai cryoprotectant.

Preparasi VANH-lips, dengan melakukan pre-frozen 5% manitol menggunakan ultra-cold

freezer (MDF-382E, Sanyo Electric Co., Ltd., Osaka, Japan) selama 24 jam pada suhu -80◦C.

Kemudian sampel yang dihasilkan dipindahkan pada lyophilizer pada suhu -50◦C selama 48

jam. Hasil serbuk digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 5: jaringan liposom

d. Karakteristik VANH-Lips

2.5.1. Visualisai liposom menggunakan transmission electron microscopy (TEM)

Sampel dibuat bermuatan negatif dengan menggunakan 2% larutan berair

phosphotungstic acid. Vesikel suspensi dari sampel dikeringkan dalam carbon-coated

grid untuk pewarnaan. Kelebihan solutio dihilangkan dengan blotting. Setelah kering,

sampel dapat diamati dengan TEM.

2.5.2. Pengukuran ukuran partikel dan PH

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Beckman Delsa™ Nano C

Particle Analyzer (Beckman Coulter A53878, Otsuka Blectronics Co. Ltd., USA).

Sampel dalam kuvet plastik dan suhu diseimbangkan menjadi 25◦C. Pengukuran

ukuran partikel termasuk z-average, PDI, dan PDI lebar. Nilai pH VANH-Lips

ditentukan dengan ditigal pH meter (FE20, Mettler Toledo, Greifensee, Switzerland).

Masing-masing pengukuran dilakukan replikasi 3 kali pada suhu 25◦C.

2.5.3. Penentuan encapsulation efficiency (EE)

Nilai EE VANH-Lips ditentukan dengan metode utrafiltration-HPLC

menggunakan agilent G1310A dan agilent G1314A dengan panjang gelombang 230

nm. Kondisi analisis:

Kolom : InertSustain – C18 (4,6 mm x 250 mm)

Fase gerak : larutan 0,05 mol/L potassium phosphate monobasic monopotassium

phosphate (ph 3,2) dan metanol dengan perbandingan (78:22, ml/ml)

Flow rate : 1,0 ml/min

0,1 ml liposom dicampur dengan 2 ml metanol, menambahkan air destilata hingga

volume menjadi 10 ml kemudian Total kandungan obat dalam liposom ditentukan

dengan HPLC. 0,1 ml liposom dicampur dengan 0,5 ml air destilata dalam

ultrafiltation centrifuge tube, dan disentrifug pada 4000 rpm selama 40 menit.

Kemudian menambahkan 200 µ air destilata kedalam mixture dan disentrifug kembali

Page 6: jaringan liposom

dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit. Kandungan obat bebas dalam tube

ditentukan dengan HPLC. EE dan DL dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan berikut:

Keterangan : Wtotal = berat obat dalam liposom

Wfree = berat obat bebas

Wlipid =berat lipid dalam sistem

2.5.4. Uji pelepasan obat dari VANH-Lips secara in vitro

Uji in vitro dilakukan dengan menggunakan tehnik dynamic dialysis pada suhu

37◦C. Dispersi VANH-Lips (2 ml, donor solution) dijaga dalam membran dialisis

dengan berat molekul 8000-14000 Da dan sistem akan direndam dalam 30 ml larutan

dapar ph 7,4. Media di jaga tetap pada suhu 37◦C dengan kecepatan continuous

magnetic stirring 100 rpm. Pada interval waktu tertentu diambil 0,5 ml larutan dalam

chamber dan digantikan larutan medium baru dengan volume yang sama. VANH-Sol

dalam uji dialisis digunakan sebagai kontrol. Persen pelepasan obat ditentukan

menggunakan HPLC. Nilai rata-rata dihitung dari 3 kali repilkasi. Fraksi komulatif

laju pelepasan dihitung dengan persamaan berikut dan hasil pengujian dinyatakan

sebagai mean ± standard deviasi (SD):

Keterangan: Cn = Konsentrasi obat dalam release medium pada masing-masing

interval waktu

V0 = volume total release medium

Vi = volume medium withdrawn

Ci = konsentrasi obat dalam release medium pada waktu n.

e. Uji farmakokinetik dan distribusi obat pada tikus

Tikus galur kunming dengan berat 18 dan 22 g, dipilih secara random dan dibagi

menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan dengan VANH-Sol dan kelompok 2

diberi perlakuan dengan VANH-Lips. Konsentrasi VANH dalam liposom sebesar 0,96

mg/ml, VANH dilarutkan dalam sterile water for injection untuk memperoleh konsentrasi

yang sama. Sediaan diinjeksikan ke pembuluh vena pada bagian ekor dengan dosis VANH 15

Page 7: jaringan liposom

mg/kg tikus. Sampel darah diambil dari terminal retro-orbital bleeding pada variasi waktu

(0,083 ; 0,25; 0,5; 1; 2; 3; 4; 6; 8; dan 10 jam) dimasukkan dalam micro-tube yang

mengandung heparin sebagai antikoagulan, dan di setrifug dengan cepat (10 menit, 12.000

rpm). 0,2 ml 10% larutan zinc sulfat ditambahkan kedalam aliquot (0,2 ml) dari setiap plasma

sampel dan di mixed selama 3 menit dengan vortex untuk menjadi ekstrak VANH. Kemudian

disentrifug pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit , fase organik di pindah ke glass tube

dan solven di evaporasi di bawah uap nitrogen pada suhu 40◦C. Sampel kering kemudian

dilarutkan dalam 100µl fase gerak dan 20 µl larutan diinjeksikan kedalam kolom HPLC

untuk menentukan peak area VANH dan menghitung konsentrasi dengan metude kurva

standar.

Jantung, hati, limpa, paru-paru, ginjal, dan otak tiap tikus secara cepat dikuarkan dan

dicuci dua kali dengan larutan normal saline (0,9% NaCl) dan disaring dengan kertas saring,

ditimbang dan dihomogenkan dengan 1,0 ml normal saline (0,9% NaCl), kecuali hati (2 ml).

0,2 ml 10% larutan zinc sulfat ditambahkan ke dalam aliquot (0,2 ml) tiap plasma sampel dan

di mix selama 3 menit dengan vortex untuk menjadi ekstrak vancomcyn hydrochloride.

Setelah di vortex selama 3 menit, sampel disentrifug kira-kira 10 menit pada kecepatan

12.000 rpm. Supernatan di ambil dan pelarut di evaporasi di bawah gas nitrogen suhu 40◦C.

Sampel kering di rekonstitusi dalam 100 µl fase gerak untuk menentukan VANH dengan

HPLC.

Konsentrasi VANH ditentukan dengan metode reversed-phase HPLC dengan kolom

InertSustain®-C18 (4.6 mm x 250 mm). VANH dimonitor pada panjang gelombang 230 nm.

Fase gerak terdiri dari 0.05 mol/L potassium phosphate monobasic phosphate

monopotassium (ph 3.2) dan methanol (spectroscopic grade) (82:18, ml/ml) pada kecepatan

alir 1,0 ml/min. Aliquoys dihilangkan dari supernatan (20 µl) yang dimuat dalam HPLC.

Limit deteksi VANH 0,4 ng. Variabilitas intraday dan interday secara berurutan kurang dari

3% dan 5%, % recovery organ melebihi 80%, RSD <5%

3. Hasil Dan Diskusi

3.1. Encapsulation Efficiency (EE) dari VANH-Lips

VANH sangat hidrofilik dan larut dalam air. Menurut hasil penelitian menunjukkan

dalam laporan sebelumnya, EE dari obat yang larut dalam air berbentuk liposom adalah

rendah. Ada banyak pendekatan yang digunakan untuk menyiapkan liposom dari VANH

termasuk thin film dispersion method, double emulsion method dan reverse phase method.

Jadi kita mencoba cara yang berbeda untuk meningkatkan EE tersebut, termasuk

Page 8: jaringan liposom

menggunakan freeze-thaw method, proliposome method, modified reverse phase evaporation-

rehydration method, remote loading methods dengan perbedaan gradien amonium sulfat dan

pH-gradient method.

Metode modified reverse phase evaporation-rehydration digunakan untuk

mempersiapkan liposom dengan kapasitas cairan internal yang besar yang menguntungkan

untuk menjerat obat yang larut dalam air. Berdasarkan metode penguapan fase terbalik yang

dijelaskan oleh Szoka dan Papahadjopoulos, perbedaannya adalah bahwa VANH dalam

bentuk larutan yang merata dengan microinjector dapat membuat liposom dengan sifat dan

bentuk yang lebih baik, waktu emulsifikasi meningkat untuk mengurangi ukuran VANH-

Lips, dan waktu hidrasi juga ikut diperpendek sehingga dapat meningkatkan EE.

Metode modified reverse phase evaporation-rehydration dapat membuat obat

terdispersi lebih seragam. Kemudian film dengan bentuk yang lebih seragam akan ikut

terbentuk setelah diuapkan dan ukuran partikel akan menjadi lebih kecil setelah hidrasi.

Dengan demikian kita dapat mengurangi waktu ultrasonik setelah hidrasi untuk menghindari

terjadinya kebocoran obat, dan kita dapat meningkatkan efisiensi enkapsulasi dari obat

tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Gambar. 1, EE dari liposom yang

dibuat dengan metode freeze-thawn adalah tertinggi, kedua yaitu EE dari metode modified

reverse phase evaporation-rehydration. Dalam preparasi liposom, metode freeze-thawn

diimplementasikan untuk mengurangi lamelaritas dari liposom, membentuk sistem

polydispersed yang kurang dan/atau mengganggu liposomal bilayer untuk memungkinkan

molekul obat berdifusi ke liposom, membentuk enkapsulasi. Tiga batch liposom disusun

menggunakan metode freeze-thawn. Ukuran partikel dari masing-masing tiga batch tersebut

adalah 321,6; 457,7; dan 489,5 nm. Ukuran rata-rata adalah 422,9 nm dengan nilai RSD

adalah 21,09%. Jadi ukuran liposom yang disusun dengan metode freeze-thawn sulit untuk

dikendalikan, dan reproduktifitasnya rendah. Mengenai efisiensi obat ditunjukkan pada

Gambar. 1, persentase rata-rata enkapsulasi VANH yang dipreparasi dengan metode modified

reverse phase evaporation-rehydration meningkat secara signifikan dan distribusi ukuran

partikel menjadi lebih homogen dibandingkan dengan metodethin film dispersion ataupun

metode proliposome. Namun, perlu dicatat bahwa efisiensi enkapsulasi liposom obat yang

baik diperoleh menggunakan konsentrasi rasio 1 : 15 M dari VANH dan fosfolipid. Oleh

karena itu, metode modified reverse phase evaporation-rehydration adalah pilihan terbaik.

Page 9: jaringan liposom

3.2. Hasil Uji Desain Orthogonal dari VANH-Lip

Berdasarkan studi dari beberapa dokumen, dipilih empat faktor formulasi selektif

yang terutama memengaruhi EE dan ukuran yang dipilih sebagai obyek penelitian,

diantaranya yaitu (A), (B), (C) dan (D). Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi

formulasi EE dipelajari dalam desain eksperimental ortogonal. Hasilnya ditunjukkan pada

Tabel 2 diibawah ini.

Page 10: jaringan liposom

Hasilnya dihitung dengan analisis rentang. Menurut Tabel 2 diatas, efek (A) rasio

kolesterol dan lesitin (w / w) sangat signifikan; pengaruh faktor-faktor lain tidak signifikan.

Rentang mencerminkan sejauh mana masing-masing faktor mempengaruhi indeks dan

membuat range yang lebih besar. Efek dari setiap faktor pada EE adalah sebagai berikut: (A)

rasio kolesterol dan lesitin (w/w) > (B) rasio obat untuk lipid (w / w) > (D) suhu hidrasi

> (C) rasio dari fase air ke fasa minyak (v/v). K1, K2, K3 mewakili jumlah setiap tingkat.

Hasil analisis dari tiga faktor dimana A: 1 > 2 > 3; B: 1 > 2 > 3; C: 1 > 2 > 3; D: 1 > 3 > 2,

sehingga parameter yang optimal adalah A3, B3, C3, D2.

Selanjutnya, persentase enkapsulasi akan meningkat diikuti dengan peningkatan

jumlah fosfolipid. Jadi formulasi yang optimal disesuaikan untuk meningkatkan efisiensi

drug loading, idealnya rasio konsentrasi antara kolesterol dan lesitin adalah 1 : 6.5, lalu rasio

obat dan lipid (w/w) adalah 1 : 15, selanjutnya suhu hidrasi 450C, dan rasio fase air ke fase

minyak (v/v) adalah 1 : 4. EE dari liposom disiapkan dengan formulasi optimum mencapai

40,78%. Formulasi optimum layak dan menjadikan EE dari liposom menjadi lebih optimum.

Selanjutnya, dengan optimasi formulasi maka pencapaian liposom dengan nilai EE tinggi

menggunakan metode modified reverse phase evaporation-rehydration akan membantu untuk

meningkatkan efek farmakologis dalam terapi penyembuhan Osteomielitis. Singkatnya,

metode modified reverse phase evaporation-rehydration merupakan metode yang tepat dan

lebih unggul pada enkapsulasi obat vankomisin hidroklorida.

Page 11: jaringan liposom

3.3. Karakterisasi VANH-Loaded Liposom

3.3.1. Morfologi dan Sifat Fisika-Kimia dari VANH- Lips

Ukuran partikel dari VANH-Lips yang terbentuk adalah 188.4 nm,

menunjukkan cahaya opalescence biru. Bubuk lipofilisasi dari VANH-Lips terbentuk

penuh dan tidak ditemukan ada blok padat berpori. Bubuk lipofilisasi memiliki

redispersibilitas yang baik dan dapat direkonstitusi dengan air suling. Morfologi dari

VANH-Lips diamati menggunakan TEM dan hasil pengamatan ditampilkan pada

Gambar. 3. Gambar TEM menunjukkan bahwa sebagian besar liposom berbentuk

partikel bulat dengan perkiraan ukuran dan dispersi yang seragam.

Seperti ditunjukkan pada Tabel 3 dibawah ini, nilai EE dan drug loading

VANH-Lips yaitu 40,78% dan 2,55%. Nilai pH VANH-Lips adalah 5.96, yang sesuai

dengan persyaratan untuk injeksi intravena. Setelah liofilisasi terjadi , nilai EE dan

drug loading sedikit menurun menjadi 35,58% dan 2,23% .Ini mungkin terjadi karena

Page 12: jaringan liposom

itu VANH bersifat sangat hidrofilik sehingga mudah bocor dari liposom dalam proses

freeze-drying.

3.3.2. Disolusi (Pelepasan) Obat Secara In Vitro dari VANH-Lips

Untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada liposom setelah di

administrasikan secara intravena kepada pasien, VANH-Lips diinkubasi

menggunakan membran dialisis pada larutan buffer fosfat dengan pH 7.4 pada suhu

370C. Percobaan dilakukan di bawah kondisi sink. Persen akumulasi rilis profil obat

terhadap terhadap waktu dari VANH-Lips dan VANH-Sol ditunjukkan pada Gambar.

4 dibawah ini. Profil pelepasan obat VANH dari VANH-Lips dibandingkan dengan

profil pelepasan obat VANH-Sol. Terlihat jelas bahwa hampir 75% dari obat dirilis

dalamwaktu 4 jam dialisis, ketika VANH-Sol didialisis pada larutan buffer fosfat pH

7.4. VANH yang lepas dari VANH-Lips tidak menunjukkan peledakan rilis obat yang

signifikan. VANH dirilis lebih lambat dari VANH-Lips dibandingkan dari VANH-

Sol. VANH rilis dari VANH-Lips relatif lambat dan terkontrol. Pelepasan VANH dari

liposomnya sesuai dengan persamaan Weibull. Sedangkan pelepasan VANH dari

VANH-Sol sesuai dengan model kinetik orde pertama.

Page 13: jaringan liposom

3.4. Studi farmakokinetik dan uji distribusi obat pada tikus

3.4.1. Hasil percobaan farmakokinetik

Pada rentang 0.5-40 µg/ml, kurva standar A=14.699C+0,1388 dan

standar menunjukkan linearitas yang baik dengan koefisien korelasi sebesar

0,9999. Kurva konsentrasi darah dibandingkan waktu dari VANH pada tikus

setelah adiministrasi intravena 15 mg/kg dosis tunggal VANH-Sol dan VANH-

Lips, ditunjukkan pada Gambar. 5.

Page 14: jaringan liposom

Parameter farmakokinetik yang dihitung dengan aplikasi DAS2.0, ditunjukkan

pada Table 4. Berdasarkan model analisis dan parameter dapat disimpulkan bahwa

profil konsentrasi darah dibandingkan waktu, baik untuk VANH-Sol dan VANH-

Lips, berkorespondensi dengan model dua kompartemen diikuti pemberian intravena,

koefisien berat dinyatakan sebagai 1/cc.

Setelah itu, VANH-Sol dihilangkan dari sirkulasi darah tikus dengan waktu

paruh sekitar 1,888 jam. Sebaliknya, waktu paruh VANH-Lips meningkat menjadi

2.240 jam dibandingkan dengan VANH-Sol. Selanjutnya, dibandingkan dengan

VANH-Sol, MRT0-t dan MRT0-∞ dari VANH-Lip meningkatkan masing-masing 0,83

dan 0,61 kali lipat. Perpanjangan MRT mungkin dikarenakan sustained release

VANH dari VANH-Lips dan fakta bahwa penghapusan sistem retikulo endotelial

(RES) dapat dihindari. Terlebih lagi, AUC0-t dan AUC0-∞ dari VANH-Lips meningkat

sekitar 1,13 kali lipat dan 0,99 kali dibandingkan dengan VANH-Sol. Oleh karena itu,

perpanjangan sirkulasi darah dan nilai AUC yang lebih tinggi dari VANH-Lips,

mungkin dapat menghasilkan terapi lebih tinggi dengan periode yang panjang pada

pengobatan osteomielitis.

Profil konsentrasi plasma dibandingkan waktu setelah pemberian intravena dari

VANH-Sol dan VANH-Lips dengan dosis 15 mg/kg VANH ditunjukkan pada

Gambar. 5. Pengukuran konsentrasi plasma VANH yang dicapai dari kelompok

VANH-Lips, lebih tinggi dari kontrol VANH-Sol pada setiap titik waktu. Kemudian

konsentrasi plasma VANH-Sol menurun secara signifikan lebih cepat daripada

VANH-Lips. Hal ini memungkinkan untuk terjadi karena VANH terkapsulasi dalam

fosfolipid bilayer dan dilepaskan ke plasma untuk periode waktu diperpanjang. Selain

itu, dilaporkan bahwa nanopartikel yang lebih kecil dari 220nm bisa lolos dari

makrofag untuk batas tertentu. Jadi VANH-Lips dapat menurunkan clearance dengan

makrofag, yang akan memberikan kontribusi untuk sirkulasi yang panjang dalam

darah. Hasil farmakokinetik penelitian ini menunjukkan bahwa VANH yang

terkapsulasi oleh liposom dapat bertahan dalam aliran darah, lebih lama daripada

VANH-Sol. Jadi VANH-Lip memiliki waktu yang lebih untuk berinteraksi dengan sel

APL, yang dapat memberi manfaat untuk aplikasi klinis VANH dengan periode

diperpanjang.

Page 15: jaringan liposom

3.4.2. Uji distribusi obat

Dengan konsentrasi VANH 0.2-30 µg/ml, kurva standard dari semua organ

diukur dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,9990-0,9997. Formulasi optimum

VANH dalam liposom dengan metode evaporasi fase terbalik digunakan untuk

menyelidiki biodistribusi dari liposomal VANH pada tikus dan mengevaluasi aktivitas

penahan relatif terhadap organ-organ tertentu seperti jantung, hati, limpa, paru-paru,

ginjal dan otak dengan menentukan konsentrasi hidroklorida vankomisin. Distribusi

jaringan VANH setelah injeksi intravena dosis tunggal 15 mg / kg VANH-Sol dan

VANH-Bibir, ditunjukkan pada Gambar. 6.

Hebatnya, distribusi obat berbeda dalam kelompok VANH-Lips dan kelompok

VANH-Sol. Secara singkat, konsentrasi VANH di ginjal jauh lebih rendah untuk

VANHSol. Kelompok, yang dapat diharapkan untuk mengurangi atau menghindari

potensi efek samping ke ginjal. VANH-Lips mengakibatkan akumulasi obat yang lebih

tinggi di hati dan limpa dibandingkan dengan VANH-Sol (P <0,05), yang dapat

dijelaskan oleh fakta bahwa liposome memiliki aktivitas akumulatif di RES seperti

Page 16: jaringan liposom

paru-paru, hati dan limpa. Sebaliknya semakin biodistribusi VANH-Lips di non-RES

(seperti di ginjal) menurun dibandingkan dengan VANH-Sol, dan berpotensi

mengakibatkan pengurangan kerusakan ginjal. Khususnya, seperti yang ditunjukkan

pada Gambar. 7

Konsentrasi obat dalam ginjal yang

sangat menurun setelah administrasi dari

VANH-Lips dibandingkan dengan VANH-

Sol, yang bisa meningkatkan efisiensi

VANH dan mengurangi efek samping.

Fenomena ini dapat dijelaskan oleh fakta

bahwa hasil liposome terkapsulasi dapat

menurunkan clearance ginjal.

Nilai Cmax, AUC dan MRT untuk

dua kelompok di jaringan yang

berbeda dihitung dan dilaporkan

dalam Tabel 5. Hasil distribusi

jaringan dievaluasi sesuai dengan

Re (Re=AUCVANH-Lip / AUCVANH-Sol). Jika nilai dari Re melebihi 1, jaringan terpapar

obat untuk tingkat yang lebih besar dari liposom. Re jantung, hati, limpa, paru-paru

dan ginjal masing-masing adalah 1,040, 2,167, 1,982, 1,155, 0,645 dan 0,750,

ditunjukkan pada Tabel 5.

Page 17: jaringan liposom

Hal ini sesuai dengan Gambar. 6. Ini menunjukkan bahwa liposom

memberikan aktivitas akumulatif di sistem retikulo endotelial (RES) seperti limpa dan

hati. Selain itu, nilai Re untuk paru-paru juga lebih tinggi dari 1, yang menunjukkan

bahwa VANH-Lips juga cenderung terdistribusi pada paru-paru meskipun kurang

daripada hati dan limpa. AUC jantung dan otak tidak signifikan berubah. Sebaliknya,

biodistribusi liposom di non RES seperti di ginjal, menurun dengan turunnya Re

dibandingkan dengan VANH-Sol, yang berpotensi mengakibatkan pengurangan

nefrotoksisitas atau kerusakan ginjal. Hal ini menjadi keunggulan VANH-Lips pada

pengobatan osteomielitis dengan periode yang panjang.

Page 18: jaringan liposom

Kesimpulan

VANH-lips berhasil dikembangkan. EE dari VANH-Lips meningkat secara

signifikan. Dengan uji in vitro dan in vivo, sifat fisikokimia VANH-Lips ditandai dan

dievaluasi secara rinci. Percobaan in vitro pelepasan obat menghasilkan karakteristik

pelepasan obat biphasic dan lepas lebih lambat dari VANH-Sol. Studi farmakokinetik

menegaskan bahwa waktu sirkulasi VANH dalam darah dapat diperpanjang oleh liposom

terkapsulasi. Penelitian distribusi jaringan menunjukkan bahwa VANH-Lips menurunkan

akumulasi obat dalam ginjal dengan injeksi intravena pada tikus. Karena itu, disimpulkan

bahwa VANH-Lips dapat berfungsi sebagai pembawa yang menjanjikan untuk penghantaran

sistematis VANH pada pengobatan osteomielitis.

Liposom sebagai pembawa obat secara signifikan mempengaruhi distribusi obat dan

mengurangi efek samping beracun selama terapi antibiotik. Dalam studi ini, VANH-Lips

ditemukan mengurangi distribusi VANH di ginjal, yang mungkin membantu untuk

menurunkan toksisitas ginjal dan menghilangkan potensi racun dari tubulus ginjal. Temuan

ini menyarankan bahwa VANH-Lips mungkin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai

sediaan farmasi yang menjanjikan untuk pengobatan kronis osteomielitis.