42
PEDOMAN PENYULUHAN I PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM DEPARTEMEN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM BAGIAN PROYEK PENINGKATAN TENAGA KEAGAMAAN PENYULUH AGAMA TAHUN 2002

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

  • Upload
    lecong

  • View
    261

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

PEDOMAN PENYULUHAN I

PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

PENYULUH AGAMA ISLAM

DEPARTEMEN AGAMA RI

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

BAGIAN PROYEK PENINGKATAN TENAGA KEAGAMAAN PENYULUH AGAMA

TAHUN 2002

Page 2: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

PETUNJUK TEKNIS

JABATAN FUNGSIONAL

PENYULUH AGAMA ISLAM

Naskah asli (terbitan pertama - 2000)

Disusun oleh

Pengarah:

DR. H.M Bambang Pranowo

Ketua:

Drs. H. M. Syamsuddin

Sekretaris:

Drs. H. Hadjuli

Anggota:

Drs. H. Thoha Muchsin, Drs. Mustain,

Drs. H. Nadjmuddin, Drs. A. Buwaethy, Afrizal

Terbitan/cetakan ketiga 2002

dengan perubahan/revisi.

DEPARTEMEN AGAMA RI

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM

BAGIAN PROYEK PENINGKATAN TENAGA KEAGAMAAN PENYULUH AGAMA

TAHUN 2002

Page 3: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sejak terbitnya Keputusan Menko Wasbangpan nomor 54 tahun 1999 tentang Jabatan

Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya dan Keputusan Bersama Menteri Agama dan

Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 574 tahun 1999 dan nomor 178 tahun 1999 telah

dapat menyusun dan menerbitkan buku ―PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

PENYULUH AGAMA ISLAM―.

Buku PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM ini

merupakan terbitan/cetakan ketiga tahun anggaran 2002, cetakan pertama terbitan tahun anggaran

2000.

Untuk memenuhi kebutuhan penyuluh Agama Islam, maka Bagian Proyek Peningkatan

Tenaga Keagamaan Penyuluh Agama Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan

Pemberdayaan Masjid mencetak ulang kembali untuk terbitan ketiga.

Mudah-mudahan dengan terbitan yang ketiga tahun anggaran 2002 buku ini akan lebih

sempurna yang pada gilirannya benar-benar dapat dimanfaatkan bagi pembinaan pelaksanaan

jabatan fungsional penyuluh agama dan angka kreditnya, khususnya Penyuluh Agama Islam.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2002

Pemimpin Bagian Proyek

Peningkatan Tenaga Keagamaan

Penyuluh Agama Islam

H. Solahuddin Ahmad, SE

Nip. 150 234 913

Page 4: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sebagai tindak lanjut Keputusan Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan

Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 54 tahun 1999 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh

Agama dan Angka Kreditnya, serta Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 574 dan 178 tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya adalah menyusun PETUNJUK TEKNIS

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA.

Maka, untuk pelaksanaan secara teknis baik bagi penyuluh agama itu sendiri maupun pejabat

yang terkait sangatlah dibutuhkan petunjuk teknis jabatan fungsional penyuluh agama dalam

pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

Sambil menunggu keputusan Menteri Agama tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional

Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya, kami berharap petunjuk teknis jabatan fungsional

penyuluh agama Islam ini dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pembinaan dan pelaksanaan

jabatan fungsional penyuluh Agama Islam.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juli 2002

Direktur Pendidikan Agama Islam

Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid

DR. H. YUSNAR YUSUF, MS

Nip. 150189454

Page 5: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR. ...................................................................................................... i

KATA SAMBUTAN. ........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI. ..................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN. .......................................................................................... 1

A. Umum ......................................................................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................................................... 2

C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 2

D. Pengertian ................................................................................................... 3

BAB II TINGKAT JABATAN, BIDANG

KEDUDUKAN DAN KELOMPOK

SASARAN PENYULUH AGAMA. .............................................................. 13

A. Tingkat Jabatan dan Angka Kredit

Kumulatif .................................................................................................... 13

B. Bidang Penyuluh Agama ............................................................................ 14

C. Kedudukan dan Pejabat Penilai DP3

Penyuluh Agama ......................................................................................... 16

D. Penugasan dan Penetapan Lokasi/

Sasaran Binaan ............................................................................................ 20

E. Jenis Kelompok Sasaran/

Binaan Penyuluh Agama ............................................................................ 25

F. Pembentukan Kelompok Binaan ................................................................ 27

BAB III RINCIAN TUGAS POKOK

PENYULUH AGAMA BERDASARKAN

JENJANG JABATAN .................................................................................... 28

A. Rincian kegiatan Penyuluh Agama

Page 6: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

Terampil ...................................................................................................... 28

B. Rincian kegiatan Penyuluh

Agama Ahli ................................................................................................. 31

BAB IV PENILAIAN DAN PENETAPAN

ANGKA KREDIT JABATAN

FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA. ...................................................... 39

A. Tim Penilai .................................................................................................. 39

B. Tatacara Pengusulan, Penilaian dan

Penetapan Angka Kredit ............................................................................. 50

BAB V PELAKSANAAN PENGANGKATAN

KENAIKAN PANGKAT, PEMBEBASAN

SEMENTARA, PENGANGKATAN

KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN

DALAM JABATAN FUNGSIONAL

PENYULUH AGAMA. .................................................................................. 65

A. Penyesuaian (Inpassing) Jabatan

Fungsional Penyuluh Agama ...................................................................... 65

B. Pengangkatan Pertama Kali ....................................................................... 71

C. Pengangkatan dari Jabatan Lain ke dalam Jabatan Fungsional

Penyuluh Agama ......................................................................................... 76

D. Pemindahan Pejabat Fungsional

Penyuluh Agama ......................................................................................... 77

E. Kenaikan Jabatan/Pangkat

Penyuluh Agama ........................................................................................ 78

F. Pembebasan Sementara dan

Pengangkatan Kembali ............................................................................... 81

G. Pemberhentian dari Jabatan

Penyuluh Agama ......................................................................................... 84

BAB VI PENUTUP. ...................................................................................................... 86

LAMPIRAN. ...................................................................................................................... 87

Page 7: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. UMUM

1. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil antara lain dinyatakan bahwa untuk meningkatkan

mutu profesionalisme dan Pembinaan karir pegawai negeri sipil perlu ditetapkan jabatan

fungsional.

2. Sebagai pelaksanaan dari ketentuan peraturan pemerintah tersebut telah di keluarkan

keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai

Negeri Sipil yang antara lain menetapkan bahwa penyuluh agama adalah jabatan

fungsional Pegawai Negeri yang termasuk dalam rumpun jabatan keagamaan.

3. Berdasarkan keputusan Menkowasbangpan Nomor: 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999

Tanggal 30 September 1999 telah ditetapkan jabatan fungsional penyuluh agama dan

angka kreditnya dan untuk pengaturan lebih lanjut telah dikeluarkan keputusan bersama

Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 574 Tahun 1999 dan

Nomor: 178 Tahun 1999.

Dalam keputusan ini telah diatur hal-hal yang berkenaan dengan pengangkatan,

penilaian, penetapan angka kredit, kenaikan pengkat, pembebasan sementara,

pengangkatan kembali dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari jabatan fungsional

Penyuluh Agama.

4. Untuk mengatur teknis pelaksanaan SKB Menteri Agama dan Kepala BKN Nomor: 574

Tahun 1999 dan Nomor 178 Tahun 1999 tersebut, perlu disusun Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Agama.

B. TUJUAN

Petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional Penyuluh Agama dan angka kreditnya ini

dimaksudkan untuk menjadi pedoman Penyuluh Agama Islam dan pejabat lain yang terkait

agar ada kesatuan bahasa dan pengertian dalam melaksanakan ketentuan jabatan fungsional

Penyuluh Agama.

C. RUANG LINGKUP

Petunjuk teknis ini diberlakukan untuk penyuluh Agama Islam dilingkungan Departemen

Agama meliputi:

1. Bidang pelayanan, kedudukan dan kelompok sasaran Penyuluh Agama;

2. Teknis Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Penyuluh Agama;

3. Teknis Pelaksanaan Pengangkatan, Kenaikan Pangkat, Pembebasan Sementara, dan

pemberhentian dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Pemensiunan.

Page 8: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

D. PENGERTIAN

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Penyuluh agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, dan

wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan

bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama.

2. Instansi pembina jabatan fungsional Penyuluh Agama adalah Departemen Agama.

3. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang

telah dicapai oleh seorang Penyuluh Agama dalam melaksanakan butir-butir rincian

kegiatan yang telah ditetapkan yang dapat di pergunakan sebagai salah satu syarat untuk

pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat Penyuluh Agama.

4. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang membantu pejabat yang berwenang

dalam rangka penetapan angka kredit.

5. Penilaian adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolak ukur) yang di

tetapkan.

6. Kelompok sasaran adalah kelompok atau anggota masyarakat yang berada dalam suatu

wilayah kerja seseorang penyuluh agama.

7. Kelompok binaan adalah unsur kelompok masyarakat yang berada dalam kelompok

sasaran yang telah terbentuk dalam suatu kelompok yang teroganisir dalam jumlah 10-20

orang dan telah memiliki program pembinaan yang terarah dan sistematis.

8. Pemberian konsultasi adalah kegiatan penyuluh agama memberikan konsultasi terhadap

permasalahan keagamaan dalam pembangunan melalui bahasa agama yang dihadapi

masyarakat baik secara perorangan maupun secara kelompok, misalnya: di bidang

sengketa tanah, waqaf, sengketa rumah tangga dan lain-lain.

9. Koordinator Penyuluh Agama adalah seorang Penyuluh Agama yang diberi tugas,

tanggung jawab, dan wewenang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Penyuluh

Agama di masing-masing unit kerja yang meliputi penyusunan program pelaksanaan, dan

pelaporan penyuluhan termasuk pelayanan penilaian angka kredit.

10. Kriteria penilaian adalah ukuran atau ketentuan yang harus digunakan bagi penilaian

kegiatan atau prestasi kerja Penyuluh Agama sebagai dasar untuk penetapan angka

kredit.

11. Kegiatan yang bersifat penugasan adalah kegiatan yang bukan tugas pokoknya namun

karena kedinasan tugas tersebut harus terlaksanan tetapi Pejabat Penyuluh Agama yang

seharusnya melaksanakan tugas tersebut tidak ada, maka Penyuluh Agama yang ada

dengan surat tugas dari pimpinan di haruskan melaksanakan tugas tersebut.

12. Prestasi kerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seorang penyuluh

agama selain bidang tugasnya.

13. Pendidikan dan pelatihan kedinasan adalah upaya peningkatan dan atau pemantapan

wawasan, pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang sesuai dengan profesi

penyuluh agama dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugas Penyuluh Agama.

14. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan kedinasan adalah surat tanda tamat

pendidikan dan pelatihan yang diperoleh penyuluh agama karena mengikuti pelatihan

kedinasan.

Page 9: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

15. Pengembangan profesi, adalah kegiatan penyuluh agama dalam rangka pengamalan ilmu

pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu baik bagi kegiatan

bimbingan dan penyuluhan dan profesionalisme tenaga penyuluh maupun dalam rangka

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi penyuluh agama.

16. Penelitian, adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut prestasi ilmiah yang

sistematik untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru, membukti-

kan kebenaran atau ketidakbenaran liputan sehingga dapat dirumuskan teori dan atau

proses gejala alam dan atau sosial.

17. Metode ilmiah penelitian dan pengembangan adalah suatu cara pelaksanaan yang

sistematik dan obyektif yang mengikuti tahap-tahap:

a. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan

b. Menyusun kapasitas

c. Menyusun rancangan penelitian

d. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan

e. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

f. Menganalisis dan menginterprestasikan data dan

g. Merumuskan kesimpulan dan atau teori.

18. Makalah hasil penelitian, adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seorang atau

kelompok orang yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan hasil penelitian

di bidang bimbingan dan penyuluhan agama atau pembangunan.

19. Makalah berupa tinjauan/ulasan ilmiah, adalah suatu karya tulis yang disusun oleh

seseorang yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan tinjauan/ulasan ilmiah

di bidang bimbingan/penyuluhan Agama atau pembangunan.

20. Pengembangan adalah kegiatan tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi

tentang cara-cara mempergunakan teori-teori dan atau proses-proses untuk tujuan-tujuan

praktis.

21. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan adalah informasi ilmiah yang diterbitkan oleh

suatu penerbit yang memiliki dewan redaksi atau lembaga pemerintah dan

disebarluaskan kepada masyarakat.

22. Majalah ilmiah yang diakui Departemen yang bersangkutan adalah majalah yang

memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai majalah ilmiah oleh pejabat

dilingkungan Departemen yang serahi tugas itu.

23. Pertemuan ilmiah adalah pertemuan yang membahas perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

24. Buku pelajaran adalah bahan/materi pelajaran yang dituangkan secara tertulis dalam

bentuk buku yang digunakan sebagai pegangan belajar dan mengajar baik sebagai

pegangan pokok maupun pelengkap.

Page 10: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

25. Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian

rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.

26. Penulis utama adalah seorang yang memprakarsai penulisan, memiliki ide tentang hal

yang akan ditulis, pembuat outline, penyusunan konsep tulisan hingga nama yang ber-

sangkutan tertera pada urutan pertama atau bersangkutan dinyatakan secara jelas sebagai

penulis utama.

27. Penulis pembantu adalah seorang yang memberikan bantuan kepada penulis utama,

misalnya dalam hal pengumpulan data, analisis data, penyempurnaan konsep/penam-

bahan bahan materi dan penyunting.

28. Ilmu pengetahuan, adalah kumpulan pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan

metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pamahaman informasi

tentang gejala-gejala alam dan sosial.

29. Teknologi tepat guna, adalah teknologi yang menggunakan sumberdaya yang ada untuk

memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdayaguna dan berhasil guna atau

untuk pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah, murah, dan sederhana.

30. Karya seni adalah suatu proses kreatif dalam bidang kesenian yang dilandasi oleh

pengamatan dan penghayatan dengan melibatkan cipta, rasa dan karsa, antara lain berupa

hasil seni lukis, seni patung, seni grafis, seni keramik, seni musik, seni karawitan, seni

pendalangan, seni teater, seni kriya, seni kaligrafi, dan khat.

31. Karya seni monumental adalah hasil karya senin/desain untuk meningkatkan wibawa

lingkungan sekurang-kurangnya tingakat kabupaten/kotamadaya, sesuai dengan nilai

yang dikaitkan dengan tempat peristiwa, atau pribadi yang bersangkutan yang didukung

oleh aspirasi lingkungan.

32. Pengabdian pada masyarakat adalah kegiatan penyuluh agama dalam rangka pengamalan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian untuk peningkatan wawasan, pengetahuan,

nilai dan sikap, keterampilan serta kegiatan dan kesejahteraan masyarakat.

33. Pendukung penyuluhan adalah kegiatan pengawas sekolah yang dapat menunjang

penyelenggaraan tugas, wewenang dan tanggungjawab penyuluh agama.

34. Seminar adalah salah satu bentuk pertemuan ilmiah untuk membahas masalah tertentu

dalam bidang bimbingan dan penyuluhan agama/pembangunan untuk memperoleh suatu

kesimpulan.

35. Lokakarya adalah salah satu bentuk pertemuan untuk membahas masalah tertentu dalam

bidang Bimbingan dan Penyuluhan Agama untuk memperoleh hasil tertentu yang perlu

ditindaklanjuti.

Page 11: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

36. Keanggotaan dalam organisasi profesi adalah ke dudukan seorang Penyuluh Agama

dalam organisasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan profesionalnya, yang

dibuktikan dengan kartu anggota atau keputusan dari pejabat yang berwenang.

37. Kepengurusan dalam kegiatan kemasyarakatan adalah kedudukan dalam kepengurusan

seseorang penyuluh agama dalam organisasi kemasyarakatan yang telah melembaga, dan

dibuktikan dengan kartu anggota atau keputusan pejabat yang berwenang.

38. Menjadi delegasi pertemuan ilmiah adalah mengikuti pertemuan ilmiah sebagai wakil

negara atau propinsi atau kabupaten/kotamadya atau kelompok profesional dalam ranka

pengembangan atau saling tukar informasi ilmu pengetahuan.

39. Mengikuti seminar/lokakarya adalah mengikuti pertemuan kerja bidang bimbingan

penyuluh Agama/pembangunan dalam rangka memperoleh dan meningkatkan

pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan memberikan saran yang dapat menunjang

dalam memecahkan masalah yang dibahas, serta mempererat tali persaudaraan sesama

peserta dan profesi.

40. Menjadi delegasi pertemuan keagamaan adalah mengikuti pertemuan keagamaan sebagai

wakil negara atau propinsi atau kabupaten atau kelompok profesional dalam rangka

pengembangan atau saling tukar informasi masalah-masalah keagamaan.

41. Tafsir tematis adalah penjelasan atau urutan tentang tema-tema tertentu yang berkait

dengan bahan bimbingan atau penyuluhan.

Page 12: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

BAB II

TINGKAT JABATAN, BIDANG, KEDUDUKAN

DAN KELOMPOK SASARAN PENYULUH AGAMA

A. TINGKAT JABATAN DAN ANGKA KREDIT KUMULATIF

Jenjang jabatan Penyuluh Agama dan angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi

oleh setiap Penyuluh Agama untuk dapat dipertimbangkan pengangkatan dan kenaikan

jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi adalah:

Page 13: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

B. BIDANG PENYULUH AGAMA

1. Bidang penyuluh Agama terdiri dari lima, yaitu:

a. Bidang penyuluh Agama Islam

b. Bidang penyuluh Agama Protestan

c. Bidang penyuluh Agama Katolik

d. Bidang penyuluh Agama Hindu

e. Bidang penyuluh Agama Budha

2. Pengembangan Bidang Spesialisasi Penyuluh Agama

a. Bidang penyuluhan agama Islam dapat dikembangkan kepada spesialisasi tertentu,

Contoh: Penyuluh Agama Ahli Bidang Zakat atau Bidang Pembinaan Ekonomi

dengan Bahasa Agama Islam.

b. Penetapan Spesialisasi Bidang Penyuluh Agama dilakukan oleh pejabat yang

berwenang setelah melalui proses seleksi kemampuan, pengalaman, dan ijasah yang

dimiliki Penyuluh Agama yang bersangkutan.

3. Teknis Penetapan Bidang Penyuluhan Agama

a. Penentuan Bidang Penyuluh Agama disesuaikan dengan Agama yang dianut oleh

penyuluh Agama yang bersangkutan dan spesialisasi pendidikan keagamaan yang

dimilikinya.

Contoh:

Drs. Ahmad, beragama Islam, pendidikan S-1 Agama Islam. Oleh karena yang

bersangkutan memiliki syarat untuk diangkat menjadi penyuluh agama. Maka bidang

Penyuluh Agama yang dicantumkan dalam keputusan pengangkatannya adalah Islam.

b. Perpindahan bidang penyuluh agama tertentu kebidang penyuluh agama lain tidak

dapat dilakukan.

C. KEDUDUKAN DAN PEJABAT PENILAI DP3 PENYULUH AGAMA

1. Kedudukan Penyuluh Agama

Kedudukan penyuluh Agama adalah Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) unit kerja

pelaksanaan tugas sehari-hari adalah:

a. Tingkat Kandepag Kab/Kota yang selanjutnya disebut tingkat Kab/Kota yaitu Satuan

Administrasi Pangkal (Satminkal) unit kerjanya adalah seksi Penamas/TOS pada

Kandepag Kab/Kota yang bersangkutan. Penyuluh Agama tingkat Kab/Kota mem-

punyai tugas, tanggungjawab wewenang dan hak secara penuh dalam melakukan

kegiatan bimbingan dan penyuluhan Agama dan pembangunan melalui bahasa agama

pada kelompok sasaran masyarakat yang bersifat antar kecamatan dan instansi dalam

lingkungan kabupaten yang bersangkutan. Contoh: masyarakat perkotaan yang

bersangkutan, binaan khusus.

Page 14: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

b. Tingkat Kanwil Depag Propinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa yang selanjutnya

disebut tingkat propinsi yaitu Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal)/unit kerjanya

adalah bidang Penamas/TOS pada Kanwil Dep. Agama Propinsi yang bersangkutan.

Penyuluh Agama Tingkat Propinsi mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan

hak secara penuh dalam melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan Agama dan

pembangunan melalui bahasa agama pada kelompok sasaran masyarakat yang

bersifat antar/lintas kabupaten dan instansi tingkat propinsi yang bersangkutan.

c. Tingkat Departemen yang selanjutnya disebut tingkat pusat yaitu Satuan Administrasi

Pangkal (Satminkal) unit kerjanya adalah Direktorat Pendidikan Agama Islam pada

Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid Ditjen Kelembagaan Agama Islam

Departemen Agama. Penyuluh Agama Tingkat Pusat, mempunyai tugas, tanggung

jawab, wewenang secara penuh dalam melakukan kegiatan bimbingan dan

penyuluhan Agama dan pembangunan melalui bahasa agama pada kelompok

sasarannya bersifat nasional dan internasional atau instansi pemerintah/swasta tingkat

pusat.

d. Tingkat Instansi lain yaitu Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) unit kerjanya

adalah pada masing-masing instansi Penyuluh Agama Tingkat Instansi mempunyai

tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk secara penuh dalam melakukan

kegiatan penyuluhan agama khusus kepada pegawai/karyawan suatu instansi

termasuk kepada pegawai/karyawan cabang/perwakilan Departemen/LPND Tk.

Pusat/Daerah dan Pemda Tingkat Propinsi atau kabupaten serta BUMN dan instansi

lain yang memerlukan.

2. Pejabat Penilai DP3

Pejabat yang berwenang melakukan Penilaian/Pejabat penilai dan atasan Pejabat Penilai

dalam membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) bagi Penyuluh Agama

adalah sebagai berikut:

a. Penyuluh Agama Tingkat Kab/Kota

1) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana golongan ruang IIb s/d IId pejabat Penilai

DP3 adalah Kasi penamas/TOS dan atasan pejabat penilai adalah Kepala

Kandepag Kab/Kota yang bersangkutan.

2) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana Lanjutan s/d Penyuluh Agama Terampil

Penyelia, golongan ruang III/a s/d III/d dan Penyuluh Agama Ahli Pertama

golongan ruang III/a s/d III/d dan Penyuluh Agama Ahli Muda golongan ruang

III/c, III/d pejabat penilai DP3 adalah Kasie Penamas/TOS dan atasan Pejabat

Penilai dalah Kakandepag Kab/Kota yang bersangkutan.

3) Penyuluh Agama Ahli Madya golongan ruang IV/a s/d IV/c. Pejabat Penilai DP3

adalah Kepala Kandepag Kab/Kota dan atasan Pejabat Penilai adalah Kepala

Kanwil Depag Propinsi yang bersangkutan.

b. Penyuluh Agama Tingkat Propinsi

1) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana golongan ruang II/b s/d II/d pejabat penilai

DP3 adalah Kepala seksi penyuluhan/TOS atasan pejabat Kepala penilai adalah

Kepala Bidang Penamas/TOS pada Kanwil Depag yang bersangkutan.

2) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana Lanjutan s/d Terampil Penyelia golongan

ruang III/a dan III/d serta Penyuluh Agama Ahli Pertama s/d Penyuluh Agama

Page 15: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

Ahli Muda golongan ruang III/a s/d III/d pejabat penilai DP3 adalah Kepala Seksi

Penyuluhan/TOS atasan pejabat penilai adalah Kepala Bidang Penamas/TOS

Kanwil Depag yang bersangkutan.

3) Penyuluh Agama Ahli Madya golongan ruang IV/a s/d IV/c pejabat penilai DP3

adalah Kepala Bidang Penamas/TOS atasan Pejabat Penilai adalah Kepala Kanwil

Departemen Agama yang bersangkutan.

c. Penyuluh Agama Tingkat Pusat

Penyuluh Agama Terampil s/d Penyuluh Agama Ahli pejabat penilai DP3 adalah

kepala Subdit Penyuluhan dan Lembaga Dakwah dan atasan pejabat penilai adalah

Direktur Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid Ditjen

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama.

D. PENUGASAN DAN PENETAPAN LOKASI/SASA RAN BINAAN

Penetapan lokasi/wilayah sasaran binaan kepada setiap pejabat fungsional penyuluh agama

dilakukan:

1. Pejabat yang berwenang menandatangani surat perintah melaksanakan tugas:

a. Penyuluh Agama yang unit kerjanya pada Kandepag. Kab/Kota adalah Kepala

Kandepag kab/Kota yang bersangkutan;

b. Penyuluh Agama yang unit kerjanya pada Kanwil Depag Propinsi adalah Kepala

Kanwil Departemen Agama Propinsi yang bersangkutan;

c. Penyuluh Agama yang penempatannya pada Kandepag Kab/Kota yang tidak terdapat

struktur seksi Penamas/Penyelenggara Bimas tertentu sesuai typologi Kandepag

Kab/Kota yang bersangkutan adalah Kepala Kanwil Departemen Agama yang

bersangkutan;

d. Penyuluh Agama yang ditempatkan pada unit pusat adalah Direktur Penamas Ditjen

Bagais;

e. Penyuluh agama yang bertugas pada suatu Departemen/LPND/Instansi/Pemda adalah

oleh Kepala unit Kepegawaian Departemen/LPND/Instansi/Pemda yang

bersangkutan.

2. Pengaturan Tugas Penyuluh Agama

a. Untuk tahap awal penetapan lokasi kelompok sasaran/binaan bagi penyuluh agama

dilakukan berdasarkan adanya struktur organisasi seksi penamas/Penyelenggara

Bimas Agama tertentu sesuai typologi Kandepag Kab/Kota yang bersangkutan

dengan ratio 1 orang Penyuluh Agama melaksanakan pembinaan untuk wilayah

kecamatan;

Page 16: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

b. Bilamana ketenagaan jabatan fungsional penyuluh agama masih terbatas, maka

seorang penyuluh agama dapat diberi tugas untuk melakukan pembinaan terhadap

beberapa kecamatan yang berdekatan.

c. Tahap berikutnya penetapan lokasi kelompok sasaran/binaan bagi penyuluh Agama

dilakukan berdasarkan jumlah tertentu kelompok sasaran/binaan tingkat

Propinsi/Pusat.

3. Jumlah Kelompok Binaan

Setelah seorang penyuluh agama ditugaskan dalam satu kecamatan/wilayah tertentu,

maka penyuluh agama yang bersangkutan agar segera melakukan usaha pembentukan

kelompok binaan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah kelompok binaan setiap penyuluh disesuaikan dengan kondisi wilayah dan

jumlah penduduk dengan ketentuan sebagai berikut:

b. Jumlah anggota setiap kelompok binaan minimal 15-20 orang.

c. Jenis sasaran kelompok binaan penyuluh agama fungsional diutamakan kepada

masyarakat yang belum pernah terjangkau atau belum terbentuk dalam kelompok

binaan tetap oleh proses pembinaan penyuluh agama honorer atau Juru Dakwah/Pem-

bimbing Agama yang telah ada.

d. Walaupun pada prinsipnya pelaksanaan tugas jabatan fungsional adalah bersifat

mandiri, namun dalam rangka pelaksanaan tugas pokonya seorang penyuluh agama

harus melakukan koordinasi dan kerjasamayang sebaik-baiknya dengan

instansi/lembaga yang terkait dengan penyuluh agama baik fungsional penyuluh

lainnya antara lain Penyuluh KB, Penyuluh Pertanian yang berada di lingkungan

masing-masing.

e. Sasaran akhir penugasan seorang penyuluh agama adalah terlaksananya pendidikan

masyarakat melalui bimbingan dan Penyuluhan Agama dan Pembangunan melalui

bahasa agama kepada seluruh masyarakat dalam wilayah binaannya melalui

Page 17: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

pembentukan kelompok binaan tetap dengan program pembinaan yang terarah dan

sistematis.

f. Setiap pejabat fungsional Penyuluh Agama agar dapat berperan aktif menggerakkan

kegiatan organisasi/lembaga dakwah yang ada diwilayah kerjanya masing-masing

dan organisasi semi resmi seperti BP.4, LPTQ, P2A dan lain-lain.

E. JENIS KELOMPOK SASARAN/BINAAN PENYULUH AGAMA

Untuk keperluan penentuan kelompok sasaran Penyuluh agama dapat melakukan pembagian

kelompok sasaran dan pembentukan kelompok binaan dengan melakukan pendekatan sebagai

berikut:

1. Kelompok sasaran masyarakat umum terdiri dari kelompok binaan:

a. Masyarakat pedesaan;

b. Masyarakat transmigrasi

2. Kelompok sasaran masyarakat perkotaan, terdiri dari kelompok binaan:

a. Komplek perumahan

b. Real Estate

c. Asrama

d. Daerah pemukiman baru

e. Masyarakat pasar

f. Masyarakat daerah rawan

g. Karyawan instansi pemerintah/swasta Tk. Kabupaten/Propinsi

h. Masyarakat industri

i. Masyarakat sekitar kawasan industri

3. Kelompok sasaran masyarakat khusus, terdiri dari:

a. Cendikiawan terdiri dari kelompok binaan:

1) Pegawai/Karyawan instansi pemerintah

2) Kelompok profesi

3) Kampus/masyarakat akademis

4) Masyarakat peneliti serta para ahli

b. Generasi Muda terdiri dari kelompok binaan:

1) Remaja Masjid

2) Karang Taruna

3) Pramuka

c. LPM terdiri dari kelompok binaan:

1) Majlis Taklim

2) Pondok Pesantren

3) TPA/TKA

d. Binaan Khusus terdiri dari kelompok binaan

1) Panti Rehabilitasi/Pondok Sosial

2) Rumah Sakit

3) Masyarakat Gelandangan dan Pengemis (Gepeng)

4) Komplek Wanita Tuna Susila (WTS)

5) Lembaga Pemasyarakatan (LP)

e. Daerah Terpencil terdiri dari kelompok binaan:

Page 18: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

1) Masyarakat Daerah Terpencil

2) Masyarakat Suku terasing.

F. PEMBENTUKAN KELOMPOK BINAAN

Atas dasar hasil analisis data identifikasi potensi wilayah dan kebutuhan kelompok sasaran

yang ada, seorang penyuluh agama melakukan pembentukan kelompok binaan, melalui

proses sebagai berikut:

1. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat/tokoh agama diwilayah/sasaran;

2. Melakukan rapat pembentukan kelompok binaan dengan memperhatikan

kebutuhan/minat kelompok sasaran yang ada.

Misalnya: Pada suatu lingkungan kelompok sasaran banyak didapati anak-anak usia

sekolah dan remaja yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur’an maka

kelompok binaan yang perlu dibuat adalah kelompok binaan TPA/TKA (Pemberian

nama dapat dikaitkan dengan nama tempat pelaksanaan kegiatan misalnya nama

Masjid/Mushalla/Desa/kampung dan lain-lain).

Page 19: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

BAB III

RINCIAN TUGAS POKOK PENYULUH AGAMA BERDASARKAN JENJANG

JABATAN

Rincian kegiatan penyuluh agama didasarkan atas tingkat jabatan Terampil dan tingkat

jabatan Ahli. Tingkat jabatan terampil terbagi dalam Terampil Pelaksana, Terampil Pelaksana

Lanjutan dan Terampil Penyelia. Sedangkan tingkat jabatan Ahli terbagi dalam Ahli Pertama,

Ahli Muda dan Ahli Madya.

Rincian kegiatan penyuluh agama sebagai tugas pokok setiap penyuluh berdasarkan tingkat

jabatan adalah sebagai berikut:

A. RINCIAN KEGIATAN PENYULUH AGAMA TERAMPIL

a. Penyuluh Agama Pelaksana:

1. Menyusun rencana kerja operasional;

2. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk naskah;

3. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada masyarakat

pedesaan;

4. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

terpencil;

5. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai

pemain;

6. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

7. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;

8. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;

9. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok.

b. Penyuluh Agama Pelaksana Lanjutan;

1. Mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah atau kelompok sasaran;

2. Menyusun rencana kerja operasional;

3. Mengumpulkan bahan materi bimbingan atau penyuluhan;

4. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk naskah;

5. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk poster;

6. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada masyarakat

pedesaan;

7. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai

pemain;

8. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

9. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;

10. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;

11. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok.

c. Penyuluh Agama Penyelia;

1. Menyusun rencana kerja operasional;

2. Mengidentifikasi kebutuhan sasaran;

3. Menyusun konsep program;

Page 20: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

4. Membahas konsep program sebagai penyaji;

5. Merumuskan program kerja;

6. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk naskah;

7. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan tatap muka kepada masyarakat pedesaan;

8. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai

pemain;

9. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

10. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;

11. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;

12. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok;

13. Mengumpulkan bahan untuk penyusunan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis

bimbingan atau penyuluhan;

14. Mengolah dan menganalisis data untuk penyusunan petunjuk pelaksanaan/petunjuk

teknis bimbingan atau penyuluhan.

B. RINCIAN KEGIATAN PENYULUH AGAMA AHLI

a. Penyuluh Agama Pertama:

1. Mengolah data identifikasi potensi wilayah atau kelompok sasaran;

2. Menyusun rencana kerja operasional;

3. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk naskah;

4. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai penyaji;

5. Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan;

6. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

masyarakat perkotaan;

7. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

binaan khusus;

8. Menyusun instrumen pemantauan hasil pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

9. Menyusun instrumen evaluasi hasil pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

10. Mengumpulkan data pemantauan/evaluasi hasil pelaksanaan bimbingan atau

penyuluhan;

11. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

12. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;

13. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;

14. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok;

15. Menyusun konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bimbingan atau penyuluhan;

16. Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bimbingan atau

penyuluhan sebagai penyaji;

17. Merumuskan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bimbingan atau penyuluhan;

18. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah kebijaksanaan

pengembangan bimbingan atau penyuluhan yang bersifat penyempurnaan.

b. Penyuluh Agama Muda:

1. Menyusun instrumen pengumpulan data potensi wilayah atau kelompok sasaran;

2. Menganalisis data potensi wilayah atau kelompok sasaran;

3. Menyusun rencana kerja tahunan;

4. Menyusun rencana kerja operasional;

5. Mendiskusikan konsep program sebagai pembahas;

Page 21: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

6. Menyusun desain materi bimbingan atau penyuluhan;

7. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluh dalam bentuk naskah;

8. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk leaflet;

9. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk slide;

10. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk booklet;

11. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam rekaman kaset;

12. Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluhan dalam rekaman

video/film;

13. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai penyaji;

14. Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan;

15. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

generasi muda;

16. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

LPM;

17. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui radio;

18. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai

sutradara;

19. Mengolah dan menganalisis data hasil pemantauan/evaluasi pelaksanaan bimbingan

atau penyuluhan;

20. Merumuskan hasil pemantauan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

21. Merumuskan hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

22. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

23. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;

24. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;

25. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok;

26. Mengumpulkan bahan untuk penyusunan pedoman bimbingan atau penyuluhan;

27. Mengolah dan menganalisis data bahan penyusunan pedoman bimbingan atau

penyuluhan;

28. Mendiskusikan konsep pedoman bimbingan atau penyuluhan sebagai penyaji;

29. Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bimbingan atau

penyuluhan sebagai pembahas;

30. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah kebijaksanaan

pengembangan bimbingan atau penyuluhan yang bersifat pembaharuan;

31. Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang pengembangan metode

bimbingan atau penyuluhan yang bersifat pembaharuan.

c. Penyuluh Agama Madya:

1. Merumuskan monografi potensi wilayah atau kelompok sasaran;

2. Menyusun rencana kerja lima tahunan;

3. Menyusun rencana kerja operasional;

4. Mendiskusikan konsep program sebagai narasumber;

5. Menyusun konsep materi bimbingan atau penyuluhan dalam bentuk naskah;

6. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai penyaji;

7. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai pembahas;

8. Mendiskusikan konsep materi bimbingan atau penyuluhan sebagai narasumber;

9. Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan;

Page 22: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

10. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

cendekia;

11. Melaksanakan bimbingan atau penyuluhan melalui media televisi;

12. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan;

13. Melaksanakan konsultasi secara perorangan;

14. Melaksanakan konsultasi secara kelompok;

15. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok;

16. Menyusun konsep pedoman bimbingan atau penyuluhan;

17. Mendiskusikan konsep pedoman bimbingan atau penyuluhan sebagai pembahas;

18. Mendiskusikan pedoman bimbingan atau penyuluhan sebagai narasumber;

19. Merumuskan pedoman bimbingan atau penyuluhan;

20. Mendiskusikan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis bimbingan atau penyuluhan

sebagai narasumber;

21. Menyusun kerangka acuan tentang kajian arah kebijaksanaan pengembangan

bimbingan atau penyuluhan yang bersifat penyempurnaan;

22. Menganalisis data dan informasi dan merumuskan kajian arah kebijaksanaan

pengembangan bimbingan atau penyuluhan yang bersifat penyempurnaan;

23. Menyusun kerangka acuan tentang kajian arah kebijaksanaan pengembangan

bimbingan atau penyuluhan yang bersifat pembaharuan;

24. Menganalisis data dan informasi dan merumuskan kajian arah kebijakan

pengembangan bimbingan atau penyuluhan yang bersifat pembaharuan;

25. Menyusun kerangka acuan tentang pengembangan metode bimbingan atau

penyuluhan yang bersifat penyempurnaan;

26. Menganalisis data dan informasi dan merumuskan pengembangan metode bimbingan

atau penyuluhan yang bersifat penyempurnaan;

27. Menyusun kerangka acuan tentang pengembangan metode bimbingan atau

penyuluhan yang bersifat pembaharuan;

28. Menganalisis data dan informasi dan merumuskan pengembangan metode bimbingan

atau penyuluhan yang bersifat pembaharuan;

29. Menyusun tafsir tematis sebagai bahan bimbingan atau penyuluhan yang bersumber

dari kitab suci;

30. Menyusun tafsir tematis sebagai bahan bimbingan atau penyuluhan yang bersumber

dari hadist;

31. Menyusun tafsir tematis sebagai bahan bimbingan atau penyuluhan yang bersumber

dari kitab keagamaan;

32. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan agama;

33. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang penyuluhan agama;

34. Membimbing Penyuluh agama yang berada di bawah jenjang jabatannya.

Page 23: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

BAB IV

PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA

A. TIM PENILAI

1. Kedudukan, struktur dan personalia Tim Penilai

a. Kedudukan Tim Penilai

1) Tim penilai kabupaten/Kota berkedudukan di Kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota dan Sekretariat Tim berada pada Urusan Kepegawaian

2) Tim penilai Propinsi berkedudukan di Kantor Wilayah Departemen Agama

Propinsi dan Sekretariat Tim berada pada Sub Bagian Kepegawaian

3) Tim Penilai Pusat berkedudukan pada Departemen Agama Pusat dan Sekretariat

Tim berada pada Kepegawaian

4) Tim Penilai instansi berkedudukan pada instansi pemerintah tingkat

Departemen/LPND/Pemda Tk. Propinsi dan Kabupaten/Kota dan Sekretariat Tim

diatur sesuai struktur Kepegawaian yang ada pada Departemen/LPND/Pemda

yang bersangkutan.

b. Struktur dan Personalia Tim

1) Struktur dan personalia tim penilai terdiri dari 7 (tujuh) orang atau lebih dengan

ketentuan jumlahnya harus gasal dengan susunan:

a) Seorang Ketua merangkap anggota;

b) Sorang Wakil Ketua merangkap anggota;

c) Seorang Sekretaris merangkap anggota;

d) 4 (empat) orang anggota atau lebih (sesuai dengan jumlah Penyuluh Agama

yang dinilai).

e) Untuk Membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya dapat dibentuk:

(1) Tim Teknis yang terdiri dari para ahli; baik yang berkedudukan sebagai

PNS maupun yang mempunyai keahlian dan kemampuan teknis yang

diperlukan dalam menilai berbaca jenis Karya Ilmiah Penyuluh Agama,

dalam hal ini dimaksudkan juga untuk menilai karya ilmiah penyuluh

agama yang bertugas pada suatu wilayah binaan yang berpenduduk jarang.

(2) Sekretariat Tim Penilai, yang dipimpin oleh Sekretaris Tim Penilai dan

terdiri dari pegawai yang memiliki keterkaitan tugas dengan penilaian

angka kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Agama.

2) Persyaratan Personalia Tim Penilai

a) Persyaratan Umum

(1) Pangkat Ketua Tim Penilai serendah-rendahnya sama dengan rata-rata ke-

pangkatan Penyuluh Agama yang dinilai;

(2) Memiliki keahlian dan kemampuan serta memahami metode penilaian

prestasi kerja Penyuluh Agama;

(3) Dapat aktif melakukan penilaian.

Page 24: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

b) Persyaratan Khusus

(1) Ketua berasal dari pejabat Struktural yang menangani bidang tugas

Penamas;

(2) Wakil ketua berasal dari Bagian yang menangani Bidang tugas fasilitas di

bidang Kepegawaian atau penamas;

(3) Sekretaris Tim berasal dari pejabat struktural yang menangani bidang tugas

Kepegawaian, dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) Sekretaris Tim Penilai Pusat adalah Kabag. Pada Biro Kepegawaian;

(b) Sekretaris Tim Penilai Propinsi adalah Kasubag Kepegawaian Kanwil

Dep. Agama Propinsi yang bersangkutan;

(c) Sekretaris Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah Kasubag TU Kantor

Dep. Agama Kabupaten/Kota;

(d) Sekretaris Tim Penilai Instansi dan Pemda adalah pejabat pada unit

kepegawaian instansi/Pemda yang bersangkutan;

(4) Anggota berasal dari pejabat fungsional Penyuluh Agama dan

Kasi/Kasubsi Penyuluh Agama seta pejabat Struktural yang terkait dengan

pelaksanaan tugas Penyuluh Agama (Pejabat Fungsional Penyuluh Agama

diatur lebih banyak dari pejabat struktural).

2. Pengangkatan dan Pemberhentian Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai

a. Pengangkatan

1) Personalia Tim Penilai Pusat Sekretariat Tim Penilai Pusat diangkat dengan SK.

Menteri Agama sedangkan Tim Teknis penilai Pusat ditetapkan dengan SK. Ketua

Tim Penilai Pusat;

2) Personalia Tim Penilai Propinsi Sekretariat Tim diangkat dengan SK. Kepala

Kanwil Departemen Agama Propinsi yang bersangkutan sedangkan Tim Teknis

ditetapkan dengan SK. Ketua Tim Penilai Propinsi yang bersangkutan;

3) Personalia Tim Penilai kabupaten/Kota/Sekretariat Tim ditetapkan dengan SK.

Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang bersangkutan

sedangkan Tim Teknis diangkat dengan SK. Ketua Tim Penilai Kabupaten/Kota

yang bersangkutan;

4) Personalia Tim Penilai Instansi diangkat dengan SK. Pimpinan Instansi yang

bersangkutan, sedangkan Sekretariat Tim dan Tim Teknis ditetapkan

dengan SK. Ketua Tim Penilai Instansi;

b. Masa jabatan penilai

1) Masa Jabatan Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun dan

masa jabatan Tim Penilai terhitung mulai 1 April.

2) PNS yang telah menjadi Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Departemen

Agama Pusat, Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Propinsi, dan Tim Penilai

dan Sekretariat Tim Penilai Kabupaten/Kota selama 2 (dua) masa jabatan ber-

turut-turut dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)

masa jabatan.

3) Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai dan yang ikut dinilai, Ketua Tim Penilai

dapat memberhentikan sementara Anggota Tim Penilai yang bersangkutan.

c. Pemberhentian

Personalia Tim diberhentikan dari jabatannya apabila:

1) Habis masa jabatannya;

Page 25: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

2) Dipindahkan ke jabatan lain yang tidak terkait lagi dengan bidang penerangan;

3) Berhenti atau diberhentikan sebagai PNS;

4) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dan telah mempunyai

kekuatan hukum.

3. Tugas Tim Penilai

a. Tim Penilai Pusat, bertugas:

1) Melakukan penilaian atas usul PAK Penyuluh Agama Madya mulai golongan

ruang (IV/a) s/d (IV/b) dari Instansi Departemen Agama dan Instansi lainnya.

2) Menyampaikan hasil sidang Penilaian PAK Penyuluh Agama Madya kepada

pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

3) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh agama.

b. Tim Penilai Propinsi, bertugas:

1) Melakukan penilaian, usul PAK Penyuluh Agama mulai dari penyuluh Agama

Terampil Pelaksana Lanjutan Golongan Ruang (III/a) sampai dengan Penyuluh

Agama Terampil Penyelia golongan ruang III/d serta Penyuluh Agama Ahli Muda

golongan ruang III/d dilingkungan Kanwil Depag propinsi yang bersangkutan.

2) Mengusulkan penetapan PAK kepada pejabat yang berwenang yang meliputi

PAK Penyuluh Agama Terampil yang surat penugasannya ditanda tangani oleh

kepala Kanwil Dep. Agama propinsi yang bersangkutan.

3) Melakukan penilaian terhadap usul penyuluh Agama Terampil Pelaksana

golongan ruang Pengatur Muda Tk. I (II/b) sampai dengan pengatur Tk. I (II/d)

yang surat penugasannya ditanda tangani oleh Kepala Kanwil

c. Tim Penilai Kabupaten/Kota, bertugas:

1) Melakukan penilaian, usul PAK Penyuluh Agama mulai dari Penyuluh Agama

Terampil Pelaksana Golongan Ruang (II/b) sampai dengan golongan ruang (II/d).

2) Melakukan penilaian tahap awal usul Penyuluh Agama dilingkungannya mulai

dari Penyuluh Agama Pelaksana Lanjutan s/d Penyuluh Agama Terampil Penyelia

golongan ruang (III/a) s/d (III/d) dan Penyuluh Agama Ahli Pertama s/d Penyuluh

Agama Ahli Muda golongan ruang (III/a) s/d (III/d).

d. Tim Penilai Instansi, bertugas:

1) Melakukan penilaian usul PAK Penyuluh Agama mulai dari Penyuluh Agama

Terampil Pelaksana sampai dengan Penyuluh Agama Terampil Penyelia golongan

ruang II/b s/d III/d serta Penyuluh Agama Ahli Pertama sampai dengan Penyuluh

Agama Ahli Muda golongan ruang III/a s/d III/d dilingkunan Instansi masing-

masing.

2) Menyampaikan hasil sidang Penilaian PAK Penyuluh Agama kepada pejabat

JBW menetapkan angka kredit di lingkungan instansi masing-masing.

4. Rincian Tugas a. Tim Penilai

1) Menghimpun data prestasi kerja Penyuluh Agama yang akan dinilai dan diberi

angka kredit, berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pejabat yang berwenang.

Page 26: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

2) Memeriksa kebenaran bukti-bukti prestasi kerja Penyuluh Agama yang ada dan

memberi angka kredit atas dasar kriteria yang ditentukan.

3) Menuangkan angka kredit yang telah disepakati dalam butir dan kolom/lajur yang

sesuai dengan menggunakan formulir daftar usulan penetapan angka kredit seperti

yang ditetapkan pada lampiran V, VI dan XI SKB Menteri Agama dan Kepala

BKN Nomor 154/178 Tahun 1999 dan penetapan angka kredit akhir setiap unsur

pada kolom/lajur yang sesuai dengan menggunakan formulir penetapan angka

kredit.

4) Menyampaikan penetapan angka kredit kepada pejabat yang berwenang

menetapkan angka kredit tersebut.

5) Melakukan pembinaan dan pengarahan terhadap Penyuluh Agama yang tidak

aktif mengumpulkan angka kredit.

6) Melaporkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, apabila

Penyuluh Agama yang telah habis batas waktunya tapi belum memenuhi angka

kredit yang disyaratkan.

7) Mendokumentasikan data hasil penilaian dan penetapan angka kredit.

8) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pejabat yang berwenang.

b. Sekretariat Tim Penilai

Sekretariat Tim Penilai bertugas membantu pelaksanaan tugas Tim Penilai yang

bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:

1) Menerima, mengadministrasikan dan pembagian berkas daftar usul perolehan

angka kredit Penyuluh Agama kepada anggota Tim Penilai yang ditunjuk.

2) Menyiapkan bahan dan pelaksanaan sidang Tim Penilai

3) Melayani keperluan Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya.

4) Mendokumentasikan hasil kerja Tim Penilai dan bukti prestasi kerja yang dinilai.

5) Membantu Tim Penilai dalam menuangkan pemberian angka kredit Penyuluh

Agama yang telah disepakti Tim Penilai untuk ditetapkan pejabat yang berwenang

dengan menggunakan formulir seperti pada lampiran III keputusan ini.

6) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua Tim Penilai.

c. Tim Teknis

1) Dalam hal terdapat prestasi kerja Penyuluh Agama yang dinilai memiliki

kekhususan, sehingga Tim Penilai yang ada tidak mampu menilai, maka pejabat

yang berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai Teknis.

Misalnya: Dalam menilai karya ilmiah, tetapi anggota Tim Penilai tidak ada yang

ahli di bidang tersebut, maka diperlukanTim Penilai Teknis yang dapat menilai

berbagai jenis karya ilmiah.

2) Anggota Tim Penilai Teknis terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan

sebagai PNS maupun yang bukan PNS yang mempunyai keahlian dan kemampu-

an teknis yang diperlukan.

3) Tugas Pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pertimbangan

kepada Ketua Tim Penilai dalam memberikan penilaian kegiatan/prestasi yang

bersifat khusus atau memerlukan keahlian tertentu.

4) Tim Penilai Teknis menerima tugas dan tanggung jawab kepada Ketua Tim

Penilai yang bersangkutan.

Page 27: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

B. TATA CARA PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

1. Setiap Penyuluh Agama mengajukan usul Penetapan Angka Kredit (PAK) setiap tahun

sekali pada bulan Desember.

Apabila hasil PAK untuk KP periode Oktober tahun berikutnya belum terpenuhi dan

dimungkinkan dapat terpenuhi dari pelaksana tugas bulan Januari s/d Juni maka dapat

mengajukan usul PAK kembali paling lambat akhir bulan Juni.

2. Pejabat yang berwenang menandatangani daftar usul PAK dan surat usul PAK.

Setiap usul penetapan angka kredit harus di lengkapi dengan Daftar Usul Penetapan

Angka Kredit (DUPAK) dan surat hasil penetapan Angka Kredit.

a. Daftar usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah daftar usul penilaian angka

kredit yang memuat seluruh butir kegiatan Penyuluh Agama yang ditanda tangani

oleh atasan langsung Penyuluh Agama.

b. Surat usul adalah surat yang ditadatangani oleh atasan langsung pejabat yang

menanda tangani Daftar Usul PAK.

Berikut ini adalah pejabat yang berwenang menandatangani daftar usul PAK dan surat usul

PAK.

1. Penyuluh Agama pada Kandepag Kab/Kota

a. Penyuluh Agama Terampil Pelaksana (II/d s/d II/d). Daftar usul PAK ditandatangani

oleh Kasi penamas/TOS dan Surat usul ditunjukkan kepada Kepala Kandepag

Kab/Kota setempat.

b. Penyuluh Agama Terampil Pelaksana Lanjutan s/d Penyelia (III/a s/d III/d) dan

penyuluh Agama Ahli Pertama s/d Penyuluh Agama Muda (III/a s/d III/d). Daftar

usul PAK ditandatangani oleh Kasi Penamas/TOS dan surat usul ditandangani oleh

Kakandepag Kota/Kab. setempat.

c. Penyuluh Agama Madya (IV/a s/d IV/c) Daftar usul PAK di tandangani oleh kepala

seksi Penamas/TOS dan surat usul PAK ditandatangani oleh Kakandepag Kab/Kota

setempat. Surat usul ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Dep. Agama.

2. Penyuluh Agama pada Kanwil Dep. Agama Propinsi

a. Penyuluh Agama yang menduduki jabatan sampai dengan Penyuluh Agama Ahli

Muda golongan ruang Penata TK. I (III/d) daftar usul PAK ditandatangani oleh

kepala Seksi Penamas/TOS dan surat usul PAK di tandatangani oleh Kepala Bidang

Penamas/TOS.

Surat usul di tujukan kepada Kepala Kanwil Dep. Agama Propinsi setempat.

b. Penyuluh Agama yang menduduki jabatan Penyuluh Agama Madya (IV/a-IV/b -

IV/c) daftar usul PAK-nya ditandatangani oleh kepala bidang Penamas/TOS dan surat

usul PAK di tandatangani oleh Kakanwil setempat.

3. Lembar terakhir telah di tandatangani oleh pejabat yang mengusulkan yaitu pejabat

penilai DP3 bagi Penyuluh Agama yang bersangkutan.

a) Salinan sah ijasah yang lebih tinggi yang pernah diterima Penyuluh Agama dan

belum pernah diperhitungkan dalam penetapan angka kredit (bila ada).

b) Isian formulir surat pernyataan melakukan kegiatan dan prestasi kerja (formulir

lampiran VII s.d X) Keputusan Bersama Menag dan kepala BKN Nomor: 574 Tahun

1999.

Page 28: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

c) Bukti pisik hasil kerja yang diperlukan oleh Tim Penilai dan belum pernah

diperhitungkan dalam penetapan angka kredit yang sudah dikelompokkan secara

berurut sesuai dengan yang tercantum dalam isian formulir surat pernyataan.

4. Sekretariat Tim Penilai pada masing-masing Tingkat melakukan pemeriksaan

kelengkapan berkas tersebut. Berkas belum lengkap atau belum benar dikembalikan

kepada atasan langsung Penyuluh Agama untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.

Surat usul ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Departemen Agama.

5. Penyuluh Agama pada Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan

Pemberdayaan Masjid

Semua Penyuluh Agama Daftar Usul Penetapan Angka Kredit ditandatangani oleh

Kepala Subdit penyuluh dan surat usul PAK ditandatangani oleh Direktur Penamas atas

nama Dirjen Bagais.

Surat usul PAK bagi Penyuluh Agama yang menduduki jabatan sampai dengan Penyuluh

Agama Ahli Muda (gol. III/d) ditujukan kepada kepala Kanwil Depag DKI Jakarta.

Surat usul PAK bagi Penyuluh Agama yang menduduki jabatan Penyuluh Agama Ahli

Madya (IV/a ke atas) ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Dep. Agama.

4. Berkas Usul PAK harus terdiri dari:

a) Isian formulir lampiran V/VI Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan

kepegawaian Negara (BKN) Nomor 574 Tahun 1999 dengan berpedoman Lampiran I

dan II Keputusan MENKOWASBANGPAN Nomor: 54/KEP/MK.WASPAN/9/99,

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Isian kolom 6,7 dan 8 dikosongkan

2) Angka kredit yang diberikan untuk setiap unsur kegiatan adalah angka kreditnya

maksimum yang terdapat dalam kolom 6 lampiran I dan II Keputusan

MENKOWASBANGPAN Nomor: 54/KEP/MK. WASPAN/9/99.

3) Dalam hal Tim Penilai pada suatu satuan organisasi belum terbentuk maka satuan

oerganisasi yang bersangkutan dapat melimpahkan tugas kepada Tim Penilai pada

satuan organisasi setingkat lebih tinggi diatasnya.

4) Dalam hal Tim Penilai tidak dapat melakukan penilaian. Sekretariat Tim Penilai

dapat mengatur penyerahan berkas usul PAK tersebut kepada Tim Penilai Teknis

yang melakukan penelitian.

5) Hasil penelitian berkas usul Penyuluh Agama dari Tim Penilai maupun Tim

Penilai Teknis, di kumpulkan kembali oleh Sekretariat Tim Penilai.

6) Sekretariat Tim Penilai mempersiapkan isian formulir lampiran XI Keputusan

Bersama menteri Agama dan kepala BKN Nomor 574 Tahun 1999.

7) Bukti fisik yang telah dinilai diolah Sekretariat Tim Penilai dengan menggunakan

pola penataan berkas sistem kearsipan.

b) Tata Cara Penilaian dan Penetapan Angka Kredit

1) Tata Cara Penilaian

Pengambilan keputusan dalam pemberian angka kredit dilakukan melalui

prosedur sebagai berikut:

Page 29: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

a) Ketua Tim Penilai membagi tugas kepada anggota tim penilai dengan

menggunakan pola pembagian beban kerja untuk setiap anggota tim dengan 2

(dua) alternatif sebagai berikut:

(1) Pendekatan keutuhan artinya seorang penilai menilai keseluruhan aspek

DUPAK seorang penyuluh agama;

(2) Pendekatan subtansi bidang materi yang dinilai, artinya seorang penilai

menilai aspek subtansi yang meliputi:

(a) Aspek kegiatan pendidikan dan latihan

(b) Aspek kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan;

(c) Aspek kegiatan pengembangan bimbingan atau penyuluhan dan

pengembangan profesi;

(d) Aspek kegiatan penunjang.

b) Setiap usul dinilai oleh 2 orang anggota, dengan menggunakan formulir yang

tersedia seperti contoh tersebut pada lampiran II keputusan ini.

c) Setiap anggota tim penilai melakukan penilaian setiap unsur kegiatan

berdasarkan berkas/bukti fisik yang ada dengan berpedoman kepada Lampiran

I dan II MENKOWASBANGPAN Nomor: 54/KEP/MK.WASPAN/9/99

tentang rincian kegiatan penyuluh agama dan angka kreditnya.

d) Setelah masing-masing anggota melakukan penilaian, hasilnya di sampaikan

kepada ketua tim penilaian melalui Sekretariat Tim Penilai.

e) Sekretaris Tim Penilai membuat rekapitulasi hasil penilaian untuk disajikan

dan menjadi bahan dalam rapat Tim Penilai.

f) Apabila angka kredit yang diberikan oleh dua orang penilai tidak sama, maka

pemberian angka kredit dilaksanakan dalam sidang Tim Penilai dengan

mengkaji dan menelaah ulang bukti yang dinilai.

g) Pengembalian keputusan dalam sidang pleno Tim Penilai dilakukan secara

aklamasi atau setidak-tidaknya melalui suara terbanyak.

h) Sekretaris Tim Penilai menuangkan angka kredit hasil keputusan sidang pleno

dalam formulir penetapan angka kredit seperti contoh pada lampiran III

keputusan ini.

i) Keputusan pemberian angka kredit oleh Tim Penilai dilaksanakan atas dasar

kesepakatan persidangan tim penilai.

j) Sekretariat Tim Penilai mempersiapkan berkas usul penetapan angka kredit

yang diterima dan formulir penilaian yang diperlukan untuk diajukan kepada

anggota tim penilai guna dilaksanakan penilaian sebagaimana mestinya.

c) Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit

1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kreditnya adalah:

a) Sekretaris Jenderal Departeman Agama menetapkan angka kredit bagi

kenaikan pangkat Penyuluh Agama Madya dengan pangkat, golongan/ruang

IV/a sampai dengan Pembinaan Utama Muda golongan IV/c di lingkungan

Dep. Agama dan Instansi lainnya.

b) Kepala kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi menetapkan angka

kreditnya bagi kenaikan jabatan/pangkat:

(1) Penyuluh Agama Terampil Pelaksanan Lanjutan/Penata Muda,

golongan/ruang III/a sampai dengan Penyuluh Agama Terampil

Pelaksana/Penyelia dilingkungan Kanwil Depag. yang bersangkutan.

Page 30: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

(2) Penyuluh Agama Ahli Pertama/Penata Muda, golongan/ruang III/a sampai

dengan Penyuluh Agama Ahli Muda/Penata Tk. Golongan/ruang III/d

dilingkungan Kanwil Depag. yang bersangkutan.

c) Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota menetapkan angka kredit

bagi kenaikan pangkat Penyuluh Agama Terampil Pelaksana, dengan pangkat

Pengatur Muda Tk. I golongan/ruang II/b sampai dengan pangkat Pengatur Tk.

I golongan/ruang II/d dilingkungan Kandepag Kab/Kota yang bersangkutan.

2) Keputusan pejabat yang berwenang tersebut diatas tentang penetapan angka kredit

bersifat tetap dan tidak dapat diajukan keberatan.

3) Dalam menjalankan kewenangannya pejabat yang dimaksud dalam angka 10

diatas dibantu oleh Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh Agama sesuai

dengan tingkatannya masing-masing.

d) Specimen Tanda Tangan

1) pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit seperti disebut dalam huruf c di

atas harus mengirimkan specimen tanda tangan dan paraf kepada kepala BKN u.p.

Deputi Bidang Informasi Kepegawaian atau Kepala Regional BKN yang sesuai

dengan wilayah masing-masing.

2) Apabila terjadi perubahan atau pergantian pejabat yang berwenang menetapkan

angka kredit, maka yang bersangkutan secepatnya mengirimkan tanda tangan dan

paraf yang baru kepada Kepala BKN u.p. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian

atau Kepala Kantor regional BKN yang sesuai dengan wilayah masing-masing.

e) Penetapan Angka Kredit (PAK)

1) Sekretariat Tim Penilai menyiapkan rancangan penetapan angka kredit (PAK) atas

dasar keputusan tim penilai, dengan menggunakan formulir dan petunjuk seperti

pada lampiran III keputusan ini.

2) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit wajib menelaah kembali

kebenaran angka kredit yang diberikan oleh Tim Penilai.

3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit yang diberikan oleh Tim

Penilai, apabila setelah ditelaah terdapat kesalahan dalam pemberian angka kredit.

Perubahan angka kredit tersebut ditulis pada kolom yang sesuai dalam Dartar

Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) bagi jabatan Penyuluh Agama seperti

contoh formulir pada lampiran 1 keputusan ini.

4) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit menandatangani penetapan

angka kredit dan menyerahkan kepada Sekretaris Tim Penilai untuk segera

dikirim kepada yang berkepentingan.

5) Tanggal penandatanganan angka kredit:

a) Periode Penilaian Desember adalah 31 Desember; dan

b) Periode Penilaian Juni adalah 30 Juni.

6) Tanggal mulai berlakunya penetapan angka kredit adalah 1 (satu) bulan

berikutnya dilihat dari tanggal penandatanganan penetapan angka kredit yaitu 2

Januari atau 1 Juli, sesuai tanggal penilaian.

7) Pengiriman penetapan angka kredit disampaikan oleh pejabat yang berwenang

kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara u.p. Deputi Mutasi atau Kepala

Kantor Regional BKN sesuai dengan kewenangannya sedapat mungkin secara

kolektif.

Page 31: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

8) Perbaikan kesalahan Penetapan Angka Kredit, apabila terdapat kesalahan dalam

penetapan angka kredit, perbaikannya sebagai berikut:

a) kesalahan yang diketahui oleh ketua tim penilai atau pejabat yang lebih tinggi,

tim penilai atau pejabat yang menemukan kesalahan memberitahukan kepada

pejabat yang menetapkan angka kredit untuk ditinjau kembali.

Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit meminta kepada tim penilai

untuk melakukan penilaian ulang terhadap prestasi kerja Penyuluh Agama

yang bersangkutan, apabila terbukti adanya kesalahan, maka angka kreditnya

harus diperbaiki dan apabila tidak terbukti adanya kesalahan orang yang

melaporkan adanya kesalahan diberitahu.

b) Kesalahan yang diketahui oleh pejabat BKN

Pejabat BKN memberitahukan kepada pejabat yang berwenang menetapkan

angka kredit, melalui atasan langsung pejabat penetap angka kredit.

c) Cara perbaikan kesalahan penetapan angka kredit.

(1) Hasil penilaian ulang dituangkan dalam format penetapan angka kredit

yang baru disudut kiri atas ditulis: ―PERBAIKAN TANGGAL…‖.

(2) Setelah perbaikan penetapan angka kredit tersebut ditetapkan oleh pejabat

yang berwenang kemudian disampaikan kepada yang terkait.

Page 32: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

BAB V

PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT PEMBEBASAN

SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN DALAM

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA

A. PENYESUAIAN (INPASSING) JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA

1. Berdasarkan ketentuan SK. MENKOWASBANGPAN Nomor 54 Tahun 1999 dan SKB

MENAG dan Kepala BKN Nomor 574 dan 178 Tahun 1999 serta SE. Sekjen

Departemen Agama Nomor: SJ/B.II/2.a/Kp.07.6/3305/1999, pelaksanaan penyesuian

(inpassing) dalam jabatan fungsional penyuluh Agama dalam jabatan fungsional

penyuluh agama dilakukan TMT 1 Oktober 1999 sampai dengan 31 Maret 2000 dan

berlakunya surat keputusan penyesuaian (inpassing) dalam jabatan fungsional penyuluh

agama tanggal 1 Oktiber 1999.

2. Penyesuaian (inpassing) dalam jabatan fungsional penyuluh Agama yang dilaksanakan

setelah melewati tanggal 31 Maret 2000 dinyatakan tidak berlaku.

3. PNS yang dapat disesuaikan (di-inpassing) dalam jabatan fungsional penyuluh agama

adalah PNS di lingkungan Departemen Agama Kab/Kota, Kanwil Departemen Agama

Propinsi, dan di lingkungan Direktorat PENAMAS yang masih aktif melakukan tugas-

tugas bimbingan dan penyuluhan agama pada saat ditetapkannya Keputusan

MENKOWASBANGPAN Nomor 54 Tahun 1999 dan Keputusan Bersama MENAG dan

Kepala BKN Nomor 574 dan 178 Tahun 1999.

4. Pemberian Peringatan

1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sesuai dengan fungsi dan tugasnya

berdasarkan laporan dari Tim Penilai, memberikan peringatan kepada:

a) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana pangkat Pengatur Muda Tk. I golongan

ruang II/b sampai dengan Penyuluh Agama Terampil Penyelia pangkat Penata Tk.

I golongan ruang III/c dan Penyuluh Agama Ahli Pertama pangkat Penata Muda

golongan ruang III/a sampai dengan Penyuluh Agama Ahli Madya pangkat

Pembina Utama golongan ruang IV/b, yang dalam jangka waktu 6 (enam) tahun

sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit

lebih dari 80% (delapan puluh persen) dari jumlah angka kredit pangkat setingkat

lebih tinggi.

b) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana pangkat Pengatur Muda Tk. I golongan

ruang II/b sampai dengan Penyuluh Agama Terampil Penyelia pangkat Penata Tk.

I golongan ruang III/c dan Penyuluh Agama Ahli Pertama pangkat Penata Muda

golongan ruang III/a sampai dengan Penyuluh Agama Ahli Madya pangkat

Pembina Utama golongan ruang IV/b, yang dalam jangka waktu 8 (delapan) tahun

sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit

yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.

c) Penyuluh Agama Terampil Penyelia pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d,

yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) yang berasal dari kegiatan unsur utama.

d) Penyuluh Agama Ahli Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang

IV/c, yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak dapat mengumpulkan angka

kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari kegiatan unsur utama.

Page 33: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

2) Peringatan sebagaimana tersebut di atas, diberikan selambat-lambatnya 6 (enam)

bulan sebelum batas waktu yang ditentukan diatas berakhir, dengan menggunakan

contoh formulir sebagaimana tersebut pada lampiran Juknis ini.

3) Apabila Penyuluh Agama sebagaimana tersebut pada huruf a angka 1) setelah diberi

peringatan:

a) Hanya mampu mengumpulkan angka kredit paling tinggi 80% (delapan puluh

persen) dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat

setingkat lebih tinggi, maka Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit

menyatakan bahwa Penyuluh Agama tersebut:

(1) Tidak dapat naik pangkat lagi selama menduduki jabatan Penyuluh Agama

(2) Mulai tahun ke–7 (tujuh) dan seterusnya, setiap tahun diwajibkan

mengumpulkan sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah angka

kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.

(3) Kecuali bagi Penyuluh Agama Terampil Pelaksana yang memiliki ijazah S1

keagamaan dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat penyesuaian ijazah.

Contoh:

Abdullah, S.Ag tanggal 1 Oktober 2002 mulai memangku jabatan Penyuluh

Agama Terampil Pelaksanan dalam pangkat Pengatur Tk. 1 golongan ruang

II/d dengan angka kredit 60.

Menurut data pada Tim Penilai, ternyata tanggal 1 Oktober 2007 Abdullah,

S.Ag baru memperoleh angka kredit 50% (lima puluh persen) dari yang

disyaratkan baginya untuk kenaikan pangkat menjadi Penata Muda golongan

ruang III/a, yaitu 70 atau 10+60.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Tim Penilai, Pejabat yang menetapkan

angka kredit paling lambat tanggal 1 April 2008 memberikan peringatan

kepada Abdullah, S.Ag agar pada tanggal 1 Oktober 2008 sudah memenuhi

angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat menjadi Penata

Muda golongan ruang III/a, yaitu 80.

Apabila pada tanggal 1 Oktober 2008 Abdullah, S.Ag hanya mampu mengum-

pulkan 80% dari 20 Angka kredit = 16 angka kredit, maka selama menjadi

Penyuluh Agama, Abdullah, S.Ag tidak dapat naik pangkat. Karena kenaikan

pangkatnya paling cepat baru dapat dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober

2004, maka pada tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan tanggal 1 Oktober

2004 (satu tahun) Abdul Khaliq, S.Ag diwajibkan mengumpulkan 20% dari

80/100x50 angka kredit = 8 angka kredit.

b) Hanya mampu mengumpulkan angka kredit diatas 80% (delapan puluh persen)

tapi belum memenuhi jumlah angka kredit yand disyaratkan untuk kenaikan

pangkat setingkat lebih tinggi, maka Penyuluh Agama yang bersangkutan di-

wajibkan mengumpulkan angka kredit kekurangannya selambat-lambatnya 2

(dua) tahun.

4) Apabila Penyuluh Agama sebagaimana tersebut pada huruf a angka 2) sampai dengan

angka 4) setelah diberi peringatan ternyata tidak dapat mengumpulkan angka

kreditnya yang ditentukan, maka pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit

memberitahukan kepada pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan

Penyuluh Agama agar Penyuluh Agama tersebut diberhentikan dari jabatannya,

dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana tersebut pada lampiran Juknis ini.

Page 34: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

B. PENGANGKATAN PERTAMA KALI

1. Pejabat yang Berwenang Pegawai negeri sipil yang diangkat untuk pertama kali dan pengangkatan kembali dalam

jabatan penyuluh agama ditetapkan oleh:

1) Menteri Agama bagi Penyuluh Agama dalam jabatan Penyuluh Agama Ahli Madya

pangkat Pembina Tk. I golongan ruang IV/b dan Pembina Utama Muda golongan

ruang IV/c.

2) Sekretaris Jendral Dep. Agama bagi Penyuluh Agama dalam jabatan Penyuluh

Agama Ahli Madya pangkat/golongan ruang Pembina (IV/a).

3) Direktorat PENAMAS bagi Penyuluh Agama Ahli Muda pangkat/golongan ruang

Penata Tk. I (III/d) di lingkungannya.

4) Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi bagi Penyuluh Agama di

lingkungannya dalam jabatan Penyuluh Agama Ahli Muda pangkat/golongan ruang

Penata Tk. I (III/d) ke bawah dan Penyuluh Agama Terampil Penyelia

pangkat/golongan ruang (III/d) ke bawah di lingkungan masing-masing.

2. Persyaratan

Pegawai negeri sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Penyuluh Agama

harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Syarat Umum

1) Memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang penyuluh agama

yang akan dilakukan dan dibuktikan dengan spesialisasi pendidikan tertentu atau

penugasan yang bersangkutan selama menjadi PNS.

2) Berkedudukan atau berpengalaman melaksanakan tugas penyuluh agama selama 1

tahun terakhir dengan persyaratan memiliki 5 (lima) kelompok binaan tetap;

3) Telah pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan dibidang penyuluhan

agama dan memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPL).

4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar penilaian pelaksanaan

pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir;

5) Usia setinggi-tingginya 2 (dua) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun

Pegawai Negeri Sipil.

b. Syarat Khusus

1) Pendidikan serendah-rendahnya Diploma II yang sesuai untuk tingkat Kab/Kota

dan untuk tingkat instansi;

2) Serendah-rendahnya berpangkat II/b untuk Penyuluh Agama di tingkat Kab/Kota

dan untuk Propinsi/pusat ijazah S1.

3) Telah memiliki angka kredit minimal yang dipersyaratkan untuk pengangkatan

yang sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki.

4) Nilai angka kredit yang dapat diperhitungkan, tidak memenuhi syarat untuk

pengangkatan yang bersangkutan sebagaimana huruf c) di atas maka PNS yang

bersangkutan dapat diangkat dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama dengan

angka kredit yang dimilikinya dengan jenjang kepangkatan yang setingkat lebih

tinggi dalam jenjang jabatan yang lebih rendah

3. Kelengkapan Usul

a) Foto copy sah Surat Keputusan Pengangkatan dalam jabatan/kepangkatan terakhir;

Page 35: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

b) Foto copy ijazah tertinggi;

c) Keputusan Penugasan/Surat Keterangan;

d) Daftar Pelaksanaan Penilaian pekerjaan (DP3) pada dua tahun terakhir;

e) Daftar Riwayat Hidup (DRH);

f) STTPL (bila ada)

g) Kekosongan formasi Penyuluh Agama dan rencana kerja daerah/wilayah/sasaran

binaan.

4. Penentuan Angka Kredit

Untuk angka kredit dan jenjang jabatan penyuluh agama bagi pegawai negeri sipil yang

akan diangkat pertama kali dalam jabatan penyuluh agama digunakan angka kredit yang

berasal dari awal berdasarkan ijasah pendidikan formal dan STTPP Diklat yang dimiliki

serta kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan pembangunan yang pernah

dilakukan dalam 2 tahun terakhir dengan menunjukkan bukti fisik yang dapat dinilai

dengan angka kredit.

Contoh:

Sdr. Drs. Amir NIP. 150——— pendidikan S-1 IAIN, Pangkat golongan ruang pembina

(IV/a) jabatan kepala bidang Penamas kanwil Depag propinsi.

TMT 1 – 4 – 2001 yang bersangkutan pindah ke dalam jabatan penyuluh agama, selama

yang bersangkutan sebagai kepala bidang juga telah melakukan kegaitan-kegiatan

bimbingan dan penyuluh agama.

Dalam hal tersebut Sdr. Amir di pindahkan oleh pejabat yang berwenang dari jabatan

Kabid. Ke dalam jabatan PA dalam SK pemindahan pangkat diakui sama dengan pangkat

terakhir yang dimiliki yaitu Pembina (IV/a) sedangkan jabatan penyuluh Agama belum

dicantumkan karena belum memiliki Angka Kredit tetapi yang bersangkutan telah

mempunyai kewajiban melaksankan Tugas Bimbingan/Penyuluhan Minimal setelah 1

tahun baru diperhitungkan jumlah AK yang di perolehnya dari kegiatan sebagai penyuluh

di tambah dengan AK yang berasal dari ijasah perhitungan sebagai berikut:

AK dari ijasah = 75

AK dari B/P 1 tahun setelah diangkat = 15

AK dari B/P 1 tahun sebelum diangkat = 10

_____

100

sehubungan dengan hal tersebut angka kredit sebesar 100 ditetapkan dalam PAK oleh

pejabat yang bewenang kemudian PAK tersebut dipergunakan sebagai dasar

pengangkatan dalam jabatan Penyuluh Agama. Yaitu angka kredit sebesar 100 adalah

angka kredi kumulatif minimal untuk jenjang jabatan Penyuluh Agama Ahli Pertama,

maka jabatan Penyuluh Agama Sdr. Drs. Amir adalah Penyuluh Agama Ahli Pertama

dengan angka kredit 100 pangkat golongan ruang pembina (IV/a).

C. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL

PENYULUH AGAMA

Pegawai negeri sipil yang pindah dari jabatan lain dan diangkat ke dalam jabatan fungsional

penyuluh agama harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Page 36: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

1. Memenuhi angka kredit yang ditentukan.

2. Memenuhi syarat yang ditentukan untuk pengangkatan pertama kali.

3. Pangkat penyuluh agama ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki oleh

PNS yang bersangkutan sedang jenjang jabatan penyuluh agama ditetapkan sesuai

dengan angka kredit yang dimilikinya.

D. PEMINDAHAN PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA

1. Pejabat yang berwenang menetapkan pemindahan Penyuluh Agama adalah sebagaimana

diatur dalam Keputusan Menteri Agama No. 145 Tahun 1999

2. Perpindahan penyuluh agama dilakukan sesuai dengan beban kerja, kebutuhan

pelaksanaan tugas serta formasi yang tersedia untuk pengangkatan dan pengembangan

karier Pegawai negeri Sipil yang bersangkutan.

E. KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENYULUH AGAMA

1. Kenaikan Jabatan

Kenaikan jabatan penyuluh agama setingkat lebih tinggi dapat dipertimbangkan apabila:

a. Dipenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi;

b. Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan terakhir dan belum sejajar

dengan pangkat/golongan ruang yang dimilikinya.

c. Tidak ada keberatan secara tertulis dari pejabat yang berwenang; dan

d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar penilaian pelaksanaan

pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

2. Kenaikan Pangkat

a. Kenaikan pangkat seorang penyuluh agama setingkat lebih tinggi dapat di

pertimbangkan apabila:

a) Terpenuhi angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat

lebih tinggi.

b) Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhit.

c) Telah memenuhi persyaratan lainnya untuk dinaikkan pangkat berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Bagi penyuluh agama yang bekerja dengan kemampuan diatas rata-rata dapat dibina

kepangkatannya melalui pemberian kenaikan pangkat setiap dua tahun sekali, bila

angka kredit dan persyaratan lainnya di penuhi.

Contoh:

Menjadi Penyuluh Agama sekurang-kurangnya 1 tahun, tetapi pangkat terakhir

sudah 2 tahun.

Sdr. Ahmad tamatan PGA/MAN pangkat terakhir TMT 1-10-98 adalah Pengatur

(golongan II/c) terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1999 diangkat menjadi Penyuluh

Agama Terampil Pelaksana (gol II/c) dengan jumlah angka kredit 65 sesuai dengan

ketentuan minimal 2 tahun dalam pangkatnya. Yang bersangkutan dapat dinaikkan

ke golongan II/d apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan. Apabila Sdr.

Ahmad dapat mengumpulkan angka kredit minimal 15 minimum 70% dari unsur

utama, maksimum 30 % dari unsur penunjang dari masa pengangkatan sebagai

penyuluh agama sampai saat penilaian bulan Juni 2000 dan DP3 dalam tahun 1998

Page 37: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

dan 1999 nilai semua unsur baik, Sdr. Ahmad dapat dinaikkan pangkatnya ke

golongan II/d terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2000.

c. Menjadi penyuluh agama sekurang-kurangnya telah 1 tahun dan pangkat terakhir 2

tahun, walaupun sudah memenuhi syarat dan angka kredit.

Contoh:

Sdr. Amir tamatan SM IAIN pangkat terakhir TMT 1-10-99 pengatur Tk. I (golongan

II/d) terhitung mulai 1-10-99 diangkat sebagai penyuluh agama dengan angka kredit

80. Dari penetapan angka kredit bulan Januari 2001 Sdr. Amir memperoleh angka

kredit 20 dan memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat. Tetapi yang bersangkutan

belum dapat dinaikkan pangkatnya pada 1 April 2001 karena pangkat yang terakhir

belum 2 tahun. Dari contoh diatas, yang bersangkutan paling cepat dinaikkan

pangkatnya pada 1 Oktober 2001.

F. PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PENGANGKATAN KEMBALI

1. Pembebasan Sementara

a. Penyuluhan Agama dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila:

1) Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Penyuluh Agama, misalnya yang

bersangkutan diangkat dalam jabatan struktural atau pejabat negara atau menjadi

anggota legislatif; atau

2) Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; atau

3) Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan tingkat hukuman disiplin

sedang atau berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 30 Tahun 1980; atau

4) Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966; atau

5) Cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk cuti persalinan ketiga dan

seterusnya.

b. Penyuluh Agama yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin

sebagaimana dimaksud dalam huruh B angka 1 tetap berkewajiban melaksanakan

tugas pokoknya selama menjalani hukuman, tetapi kegiatan tersebut tidak dinilai

dengan angka kredit.

c. Penyuluh Agama yang dibebaskan sementara karena tugas belajar lebih dari 6 (enam)

bulan, selama pembebasan sementara dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya

dengan kenaikan pangkat reguler sesuai dengan ketentuan peraturan perudang-

undangan yang berlaku, apabila:

1) Pangkatnya belum mencapai pangkat tertinggi (puncak) berdasarkan ijasah

terakhir yang dimiliki; dan

2) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya serta setiap unsur

penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik

dalam 1 (satu) tahun terakhir.; atau

3) Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya serta setiap unsur penilaian

pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai cukup dalam 1

(satu) tahun terakhir.

Page 38: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

2. Pengangkatan kembali

a. penyuluh Agama yang dibebaskan sementara dari jabatannya dapat diangkat kembali,

apabila:

1) Telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan Peyuluh Agama; atau

2) Masa berlakunya hukuman disiplin telah berakhir Pegawai Negeri Sipil tingkat

sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat berdasarkan peraturan

pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; atau

3) Telah sesesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; atau

4) Telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara dan telah diangkat kembali

pada instansi semula; atau

5) Dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan, berdasarkan keputusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, setelah diberhentikan

sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 4 Tahun 1966.

b. Pengangkatan kembali dalam jabatan Penyuluh Agama ditetapkan berdasarkan angka

kredit terakhir yang pernah dimiliki dan angka kredit dari prestasi bimbingan atau

penyuluhan agama dan pembangunan yang diperoleh selama meninggalkan jabatan

Penyuluh Agama.

G. PEMBERHENTIAN DARI JABATAN PENYULUH AGAMA

Penyuluh Agama diberhentikan dari jabatannya, apabila:

1. Tidak dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang ditentukan, yaitu:

a. Dalam jangka waktu 8 (delapan) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang

disyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi:

1) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana pangkat Pengatur Muda Tk. I golongan

ruang II/b sampai dengan Penyuluh Agama Terampil Penyelia pangkat Penata

golongan ruang III/c.

2) Penyuluh Agama Ahli Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai

dengan Penyuluh agama Ahli Madya pangkat Pembina Tk. I golongan ruang

IV/b; atau

b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) yang berasal dari kegiatan unsur utama bagi

Penyuluh Agama Terampil Penyelia pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d; atau

c. Dalam jangka waktu I (satu) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-

kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari kegiatan unsur uatama bagi Penyuluh

Agama Ahli Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c.

2. Karena alasan lainnya, yaitu:

a. Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 30 tahun 1980 dengan hukuman disiplin tingkat berat selain penurunan pangkat

yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau

b. Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus diberhentikan dari jabatannya

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979.

Page 39: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

BAB VI

P E N U T U P

1. Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama, apabila

yang bersangkutan berprestasi dalam melaksanakan tugasnya dan mempunyai kemampuan

manajerial, maka untuk pembinaan karir jabatan strukturalnya yang bersangkutan dapat

diangkat dalam jabatan struktural khususnya dilingkungan Ditjen Kelembagaan Agama

Islam.

2. Sepanjang belum ada ketentuan yang mengatur tentang batas usia pensiun Penyuluh Agama,

maka batas pensiunnya mengacu kepada ketentuan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam Juknis ini akan di atur kemudian.

4. Juknis ini akan diperbaiki kembali, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan.

Page 40: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

LAMPIRAN

Contoh:

NOTA PERINGATAN KARENA

BELUM DAPAT MENGUMPULKAN

ANGKA KREDIT MINIMAL

NOTA PERINGATAN

............................................

NOMOR: ................................

1. Dari : .......................................................

2. Kepada Yth.

a. Nama : .......................................................

b. NIP : .......................................................

c. Pangkat/Gol. Ruang : .......................................................

d. Jabatan : .......................................................

3. Tanggal : .......................................................

4. Tembusan : .......................................................

1. Dengan ini diberitahukan dengan hormat:

a. berdasarkan penetapan angka kredit.............................................. nomor.............................

tanggal................................................ telah ditetapkan angka kredit Saudara

sejumlah.............................

b. berdasarkan penetapan angka kredit tersebut, maka dengan Keputusan dari...........

nomor............. tanggal.............. Saudara telah diangkat menjadi........... terhitung mulai

tanggal...................

2. Sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

54/Kep/MK.Wasdan/9/1999 tanggal 30 September 1990 jo Keputusan Bersama Menteri

Agama RI dan Kepada Badan Kepegawaian Negara Nomor 574 Tahun 1999 dan Nomor 178

Tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999 maka diminta perhatian Saudara mengenai hal-hal

sebagai berikut:

a. Sampai dengan tanggal Nota Peringatan ini, Saudara telah.......... tahun..... bulan menduduki

jabatan.........

b. Menurut catatan yang ada pada kami sampai dengan tanggal Nota peringatan ini, Saudara

baru mempunyai angka kredit sejumlah............ sedang pada tanggal......... yang akan datang

Saudara harus mencapai angka kredit kumulatif minimal sejumlah............

c. Apabila sampai dengan tanggal ................ yang akan datang Saudara tidak berhasil

mengumpulkan angka kredit minimal sejumlah.............. maka saudara akan...............

Page 41: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

3. Demikianlah Nota perintah ini dibuat untuk dimaklumi dan harap mendapat perhatian Saudara

sebagaimana mestinya.

...........................

...........................

(...........................)

NIP.

Page 42: JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA ISLAM · keputusan presiden nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional Pegawai ... memenuhi persyaratan tertentu yang ditertapkan sebagai

Contoh:

NOTA PEMBERITAHUAN

KARENA TIDAK DAPAT MENGUMPULKAN

ANGKA KREDIT MINIMAL

NOTA PEMBERITAHUAN

NOMOR:.......................

Dari : ........................................................................

Kepada Yth. : ................................................................... .....

Alamat : ........................................................................

Tanggal : ........................................................................

Tembusan : ........................................................................

1. Dengan ini diberitahuan dengan hormat, bahwa:

Nama : ........................................................................

NIP : ........................................................................

Pangkat/Gol. Ruang : ........................................................................

Jabatan : ........................................................................

sampai dengan tanggal Nota Pemberitahuan ini sudah............ tahun menduduki

jabatan................ tetapi belum dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang ditentukan

sejumlah...............................

2. Sesuai dengan ketentuan Keputusan Mengeri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

54/Kep/MK.Wasdan/9/1999 30 September 1990 jo Surat Edaran Bersama Menteri Agama RI

dan Kepada Badan Kepegawaian Negara Nomor 574 Tahun 1999 dan Nomor 178 Tahun 1999

tanggal 13 Oktober 1999 maka diminta agar Saudara ............................... PNS a.n...............

........................................ tersebut ....................................... karena belum mengumpulkan

angka kredit sebanyak ............................ (.......................................) sebagai.....................

terhitung mulai tanggal......................................

3. Demikianlah pemberitahuan ini agar mendapat perhatian Saudara sebagaimana mestinya.

...........................

...........................

(...........................)

NIP.