Author
fitri-adelia-rahman
View
9
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hgv
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang : (1) Penelitian Pendahuluan, (2) Penelitian Utama dan (3) Penentuan Produk Terpilih.4.1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menetapkan perlakuan-perlakuan yang akan dilakukan pada penelitian utama. Dalam penelitian pendahuluan dilakukan analisis bahan baku dan pemilihan metode proses dalam pengolahan selai lembaran.
4.1.1. Analisis Bahan Baku
Bahan baku ubi jalar dan stroberi sebelumnya dianalisis secara kimia. Data hasil analisis terhadap bahan baku pada penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Analisis Bahan Baku
AnalisisHasil Analisis
Ubi Jalar
Kadar gula total
Kadar air21,40%
67,48%
Stroberi
Kadar total asam (asam sitrat)
Kadar gula total
Kadar air13,91%
14,26%
88,01%
Berdasarkan hasil analisis terhadap kadar gula total pada bahan baku ubi jalar sebanyak 21,40% dan stroberi 14,26%. Kadar gula total menunjukkan jumlah monosakarida dan disakarida yang terdapat didalam ubi jalar dan stroberi. Menurut Muchtadi (1992), ubi jalar mengandung beberapa jenis gula yang diantaranya adalah sukrosa. Sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat. Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat didalam tumbuhan diantaranya pada ubi jalar.
Kandungan gula total yang terkandung dalam suatu bahan berbeda-beda, hal ini diduga disebabkan oleh umur panen dapat mempengaruhi kadar gula total, karena semakin lama umur panen, maka kandungan gula dari umbi tersebut akan semakin tinggi (Palmer 1982 dalam Primanti, 2006).
Berdasarkan hasil analisis kadar air dalam ubi jalar yaitu 67,48% dan dalam stroberi yaitu 88,01%, hal ini menunjukkan bahwa di dalam ubi jalar dan stroberi mengandung air yang cukup tinggi. Setiap macam umbi-umbian dan buah-buahan mempunyai komposisi yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu perbedaan varietas, keadaan iklim tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara pemanenan, tingkat kematangan waktu dipanen, kondisi selama pemeraman, dan kondisi penyimpanan (Muchtadi, 1992).
Kandungan air sangat berpengaruh terhadap konsistensi bahan pangan dimana sebagian besar bahan pangan segar mempunyai kadar air 70% sampai lebih. Pada umumnya keawetan bahan pangan mempunyai hubungan erat dengan kadar air yang dikandungnya (Winarno, 2002). Berdasarkan hasil analisis total asam dalam buah stroberi yaitu 13,91%. Jumlah seluruh asam yang terdapat dalam bahan makanan dinyatakan dengan total asam. Bahan-bahan hasil pertanian banyak mengandung asam-asam organik. Buah-buahan mengandung kadar asam yang relatif tinggi, misalnya asam sitrat yang merupakan asam organik utama pada asam-asam tersebut (Winarno, 2002).
Asam yang paling banyak terdapat pada jaringan tanaman adalah sitrat dan malat. Dalam stroberi mempunyai asam organik antara lain : sitrat, malat, shikimat, suksinat, gliserat, glikolat, dan aspartat (Tranggono, 1989).
4.1.2. Pemilihan Modifikasi Proses dalam Pengolahan Selai Lembaran
Penelitian pendahuluan selanjutnya yaitu menentukan modifikasi proses dalam pengolahan selai lembaran ubi jalar yang terdiri dari dua modifikasi, yaitu penggunaan ubi jalar parut dengan atau tanpa penambahan glukosa pada modifikasi I dan penggunaan ubi jalar kukus dengan atau tanpa penambahan glukosa pada modifikasi II.
Tabel 13. Data Hasil Pengamatan Uji Hedonik Selai Lembaran Ubi Jalar
SampelUji Organoleptik Hedonik
WarnaTeksturAromaRasa
Nilai Rata-rataTaraf nyataNilai Rata-rataTaraf nyataNilai Rata-rataTaraf nyataNilai Rata-rataTaraf nyata
1112,49b2,31b2,39a2,42a
1122,37ab2,14a2,30a2,34a
1132,26a2,16a2,32a2,19a
1142,35a2,30b2,27a2,26a
Keterangan :
111 : Selai dengan bahan ubi jalar parut tanpa glukosa
112 : Selai dengan bahan ubi jalar parut dengan glukosa
113 : Selai dengan bahan ubi jalar kukus tanpa glukosa
114 : Selai dengan bahan ubi jalar kukus dengan glukosaBerdasarkan hasil uji organoleptik, modifikasi yang terpilih dalam penelitian utama pembuatan selai lembaran ubi jalar adalah modifikasi I tanpa glukosa (111), karena berdasarkan perolehan nilai rata-rata, modifikasi I tanpa glukosa (111) memiliki nilai rata-rata tertinggi dalam hal warna, tekstur, aroma dan rasa dibanding modifikasi II. Warna, tekstur, aroma, dan rasa pada sampel 111 paling disukai oleh panelis karena rasa manis dan sedikit asam yang asli dari stroberi, warna merah yang cerah dan mendekati warna asli dari stroberi, aroma yang khas dari stroberi, serta tekstur yang bersifat plastis dan tidak mudah patah, sehingga dapat disimpulkan bahwa modifikasi I tanpa glukosa (111) merupakan sampel yang paling disukai oleh panelis.
4.2. Penelitian Utama
Penelitian utama merupakan kelanjutan dari penelitian pendahuluan. Penelitian utama bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi ubi jalar dengan stroberi dan konsentrasi sukrosa terhadap karakteristik selai lembaran ubi jalar. Dalam penelitian utama ini digunakan formulasi substitusi ubi jalar dengan stroberi dengan variasi (2:1), (3:1), (4:1) dan konsentrasi sukrosa dengan variasi 40%, 45%, dan 50%.
Analisis yang dilakukan pada penelitian utama meliputi analisis kadar air dan kadar gula total. Sedangkan untuk uji organoleptik menggunakan uji hedonik yang meliputi warna, tekstur, aroma, dan rasa.
4.2.1. Uji Organoleptik
4.2.1.1. Warna
Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor yang salah satunya adalah warna. Suatu bahan makanan yang dinilai bergizi tinggi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang. Selain sebagai faktor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai indikator keseragaman atau kematangan (Winarno, 2002).
Berdasarkan hasil analisis variasi (ANAVA) menunjukkan bahwa substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) tidak berpengaruh nyata terhadap warna selai lembaran ubi jalar. Sedangkan interaksinya (AB) berpengaruh nyata terhadap warna selai lembaran ubi jalar, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan, hasilnya seperti tertera pada Tabel 14.
Tabel 14. Pengaruh interaksi substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) terhadap warna selai lembaran ubi jalar
Substitusi ubi jalar dengan stroberi (A)Konsentrasi sukrosa (B)
b1 (40%)b2 (45%)b3 (50%)
a1 (2:1)a
5,254Ba5,000Ba
4,651A
a2 (3:1)a2,969Ab4,936Bb4,841A
a3 (4:1)a
2,984Aa3,730Ab4,683A
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Duncan. Notasi huruf besar dibaca vertikal sedangkan notasi huruf kecil dibaca horisontal.
Menurut Soekarto (1985), warna paling cepat dan mudah memberikan kesan, tetapi paling sulit mendeskripsikannya dan sulit cara pengukurannya, oleh karena itu penilaian secara subjektif dengan penglihatan masih sangat menentukan dalam menilai suatu komoditi.
Berdasarkan tabel 14. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sukrosa pada perbandingan substitusi ubi jalar dengan stroberi 3:1 dan 4:1 penilaian terhadap warna oleh panelis semakin disukai, namun hal tersebut tidak terjadi pada perbandingan 2:1. Warna bahan pangan dapat disebabkan oleh beberapa sumber dan salah satunya yang terpenting disebabkan oleh pigmen yang ada dalam bahan. Disamping itu, warna dapat ditimbulkan karena reaksi kimia antara gula dan asam amino dari protein yang dikenal sebagai reaksi browning atau Maillard. Reaksi ini terjadi pada saat proses pemasakan. Pada keadaan ini gugus amino dari protein bereaksi dengan gugus aldehida atau keton dari gula pereduksi yang menghasilkan warna coklat (Winarno, 2002).
Tabel 14. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya substitusi ubi jalar, pada konsentrasi sukrosa 40% dan 45% tersebut kesukaan panelis terhadap warna selai lembaran ubi jalar semakin tidak disukai, namun tidak terjadi pada konsentrasi sukrosa 50% yang tidak menunjukkan perbedaan. Warna kuning pada ubi jalar dihasilkan oleh pigmen karatenoid. Sedangkan warna merah pada stroberi disebabkan karena buah ini kaya akan pigmen antosianin. Sehingga jika pigmen-pigmen ini dicampurkan maka akan dihasilkan warna orange. Semakin banyak ubi jalar yang ditambahkan maka warna merah dari buah stroberi akan sedikit tertutupi, sehingga warna yang dihasilkan tidak disukai oleh panelis.
4.2.1.2. Tekstur
Tekstur merupakan sifat bahan makanan yang dapat dinilai menggunakan indera peraba. Penilaian terhadap tekstur antara lain dengan cara menilai kehalusan dan kekentalan produk yang dihasilkan (Kartika, dkk., 1988).
Pengujian tekstur biasanya dilakukan dengan menggunakan indera peraba yaitu ujung jari tangan, yaitu dengan meletakkan bahan pada ibu jari, telunjuk, jari tengah atau kadang-kadang dengan jari manis. Namun penilaian terhadap tekstur juga biasanya dilakukan dengan menggosok-gosokkan jari-jari tangan tersebut dengan bahan yang dinilai di antara dua jari (Soekarto, 1985).
Berdasarkan hasil analisis variasi (ANAVA) menunjukkan bahwa substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur selai lembaran ubi jalar. Sedangkan konsentrasi sukrosa (B) dan interaksinya (AB) berpengaruh nyata terhadap tekstur selai lembaran ubi jalar, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan, hasilnya seperti tertera pada Tabel 15.
Tabel 15. Pengaruh interaksi substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) terhadap tekstur selai lembaran ubi jalar
Substitusi ubi jalar dengan stroberi (A)Konsentrasi sukrosa (B)
b1 (40%)b2 (45%)b3 (50%)
a1 (2:1)a
3,920Bb4,651Ab4,968A
a2 (3:1)a3,095Ab4,445Ab4,555A
a3 (4:1)a
3,333Ab4,159Ab4,333A
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Duncan. Notasi huruf besar dibaca vertikal sedangkan notasi huruf kecil dibaca horisontal.
Berdasarkan tabel 15. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sukrosa pada perbandingan substitusi ubi jalar dengan stroberi 2:1, 3:1 dan 4:1 penilaian terhadap tekstur oleh panelis semakin disukai. Hal ini disebabkan, semakin tinggi konsentrasi sukrosa yang ditambahkan maka akan menghasilkan tekstur yang disukai oleh panelis. Penambahan gula sangat diperlukan untuk memperoleh tekstur dan penampakan yang ideal. Kelebihan gula akan menyebabkan kristalisasi, sedangkan kekurangan gula akan membentuk gel yang kurang kuat pada semua tingkat keasaman (Suryani, 2004).
Mekanisme pembentukan gel dari pektin, gula, air dan asam menurut Desrosier (1988) adalah sebagai berikut : penambahan gula akan mempengaruhi keseimbangan pektin. Pektin akan menggumpal dan membentuk suatu serabut yang halus. Struktur ini mampu menahan suatu cairan. Kontinuitas dan kepadatan serabut yang terbentuk ditentukan oleh banyaknya kadar pektin. Semakin tinggi kadar pektin, semakin padat struktur serabut-serabut tersebut. Ketegaran dari jaringan serabut ini dipengaruhi oleh kadar gula. Semakin tinggi kadar gula, semakin berkurang air yang tertahan oleh struktur yang dihasilkan.
Tekstur makanan dapat didefinisikan sebagai cara bagaimana berbagai unsur komponen dan unsur struktur digabungkan menjadi makro dan mikro struktur. Tekstur merupakan segi penting mutu makanan, terkadang lebih penting daripada warna dan aroma, karena tekstur mempengaruhi citra makanan itu sendiri baik pada makanan lunak maupun pada makanan renyah (deMan, 1997).
Tabel 15. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya substitusi ubi jalar, pada konsentrasi sukrosa 40% kesukaan panelis terhadap tekstur selai lembaran ubi jalar semakin tidak disukai, namun tidak terjadi pada konsentrasi sukrosa 45% dan 50% yang tidak menunjukkan perbedaan. Perbedaan kesukaan terhadap tekstur ini dipengaruhi jumlah ubi jalar yang ditambahkan. Penilaian terhadap tekstur selai lembaran ubi jalar juga dipengaruhi oleh tingkat sensitivitas indera panelis dalam membedakannya.
4.2.1.3. Aroma
Aroma merupakan suatu zat atau komponen tertentu yang mempunyai beberapa fungsi dalam makanan, diantaranya dapat bersifat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau dapat diterima sehingga peranan aroma disini mampu menarik kesukaan pelanggan terhadap makanan tersebut. Pengujian terhadap aroma dianggap penting karena dapat dengan cepat memberikan penilaian terhadap suatu produk diterima atau tidaknya oleh pelanggan (Winarno, 2002).
Berdasarkan hasil analisis variasi (ANAVA) menunjukkan bahwa substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) tidak berpengaruh nyata terhadap aroma selai lembaran ubi jalar. Sedangkan interaksinya (AB) berpengaruh nyata terhadap aroma selai lembaran ubi jalar, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan, hasilnya seperti tertera pada Tabel 16.
Tabel 16. Pengaruh interaksi substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) terhadap aroma selai lembaran ubi jalar
Substitusi ubi jalar dengan stroberi (A)Konsentrasi sukrosa (B)
b1 (40%)b2 (45%)b3 (50%)
a1 (2:1)a
4,555Ba4,714Ba
4,682A
a2 (3:1)a4,048Ab4,492Bb4,524A
a3 (4:1)a
4,143Aa4,111Ab4,540A
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Duncan. Notasi huruf besar dibaca vertikal sedangkan notasi huruf kecil dibaca horisontal.
Berdasarkan tabel 16. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sukrosa pada perbandingan substitusi ubi jalar dengan stroberi 3:1 dan 4:1 penilaian terhadap aroma oleh panelis semakin disukai, namun tidak terjadi pada perbandingan 2:1. Hal ini disebabkan, semakin tinggi konsentrasi sukrosa, aroma selai lembaran ubi jalar yang keluar akan semakin khas. Penyebab aroma yang timbul pada selai lembaran ubi jalar, salah satunya karena terjadinya reaksi karamelisasi. Dimana dengan karamelisasi dapat mengeluarkan aroma khas gula.
Bau yang dikeluarkan oleh bahan pangan dapat menunjukkan kualitas dari bahan pangan tersebut dan menunjukkan enak tidaknya suatu makanan. Bau yang dikeluarkan oleh bahan pangan akan tercium oleh sel-sel epitelium olfaktori yang terdapat pada rongga hidung bagian atas. Bau-bauan dihasilkan dari interaksi zat-zat yang ada dalam bahan pangan dengan sel-sel epitelium olfaktori. Zat-zat tersebut memiliki sifat dapat larut dalam lemak (Soekarto, 1985).Tabel 16. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya substitusi ubi jalar, pada konsentrasi sukrosa 40% dan 45% tersebut kesukaan panelis terhadap aroma selai lembaran ubi jalar semakin tidak disukai, namun tidak terjadi pada konsentrasi sukrosa 50% yang tidak menunjukkan perbedaan. Semakin sedikit jumlah ubi jalar yang ditambahkan maka semakin kuat aroma khas stroberi. Aroma pada ubi jalar dipengaruhi oleh adanya senyawa volatile yang menimbulkan bau yang tajam khas ubi jalar. Sehingga aroma stroberi lebih disukai panelis dibandingkan aroma khas ubi jalar.
4.2.1.4. Rasa
Berdasarkan hasil analisis variasi (ANAVA) menunjukkan bahwa konsentrasi sukrosa (B) tidak berpengaruh nyata terhadap rasa selai lembaran ubi jalar. Sedangkan substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan interaksinya (AB) berpengaruh nyata terhadap rasa selai lembaran ubi jalar, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan, hasilnya seperti tertera pada Tabel 17.
Tabel 17. Pengaruh interaksi substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) terhadap rasa selai lembaran ubi jalar
Substitusi ubi jalar dengan stroberi (A)Konsentrasi sukrosa (B)
b1 (40%)b2 (45%)b3 (50%)
a1 (2:1)a
4,635Ba4,905Ca4,984B
a2 (3:1)a3,810Ab4,397Bb4,556A
a3 (4:1)a
3,571Aa3,905Ab4,301A
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Duncan. Notasi huruf besar dibaca vertikal sedangkan notasi huruf kecil dibaca horisontal.
Rasa merupakan faktor yang penting dari produk suatu makanan disamping tekstur, penampakan, dan konsistensi bahan yang akan mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan oleh bahan makanan tersebut. Rasa suatu bahan pangan dapat berasal dari sifat bahan itu sendiri atau karena adanya zat lain yang ditambahkan pada proses pengolahannya.
Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari salah satu rasa, tetapi merupakan cita rasa yang utuh. Rasa suatu bahan pangan merupakan hasil perpaduan kerjasama indera-indera lain, seperti indera pembauan, penglihatan, dan perabaan yang ikut berperan dalam pengamatan bahan pangan (Kartika, dkk., 1988).
Berdasarkan tabel 17. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sukrosa pada perbandingan substitusi ubi jalar dengan stroberi 3:1 dan 4:1 penilaian terhadap rasa oleh panelis semakin disukai, namun tidak terjadi pada perbandingan 2:1. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi sukrosa maka semakin tinggi nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap rasa selai lembaran ubi jalar.
Rasa yang ditimbulkan oleh sifat bahan pangan dapat disebabkan dari sifat bahan pangan itu sendiri atau pada saat proses ditambah dengan zat lain sehingga rasa aslinya bisa berkurang dan bertambah. Komponen dari selai lembaran ubi jalar yang dapat mempengaruhi rasa adalah gula yang ditambahkan sebagai bahan pengisi. Gula dapat berfungsi sebagai pemanis dan dapat menyempurnakan rasa asam yang ditimbulkan oleh penambahan stroberi.
Tabel 17. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya substitusi ubi jalar, pada konsentrasi sukrosa 40%, 45% dan 50% kesukaan panelis terhadap rasa selai lembaran ubi jalar semakin tidak disukai. Hal ini disebabkan semakin banyak penambahan ubi jalar menyebabkan rasa dari selai lembaran ini akan semakin manis sehingga kurang disukai oleh panelis. Dalam penelitian jumlah stroberi yang ditambahkan pada setiap perlakuan sama maka yang mempengaruhi rasa berasal dari ubi jalar.
Rasa manis pada selai lembaran ubi jalar disebabkan karena terbentuknya gula invert yang berasal dari ubi jalar. Menurut Muchtadi (1992), gula yang terdapat dalam ubi jalar termasuk kedalam jenis sukrosa. Dengan suhu pemasakan sekitar 60oC, sukrosa akan terpecah menjadi gula invert yaitu glukosa dan fruktosa. Tingkat kemanisan dari fruktosa lebih tinggi dari sukrosa, sehingga menyebabkan rasa manis pada selai lembaran ubi jalar semakin kuat.
4.2.2. Analisis Kimia
4.2.2.1. Hasil Analisis Kadar Air
Air merupakan komponen yang penting dalam bahan makanan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan, dengan daya ikat yang berbeda-beda pada setiap bahan pangan lainnya. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu makanan nabati maupun hewani. Kandungan air dalam bahan makanan dapat mempengaruhi daya tahan makanan terhadap serangan mikroorganisme yang dinyatakan dalam aktivitas air (aw), yaitu jumlah air bebas yang digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya, dimana semakin tinggi kadar air yang terkandung dalam bahan pangan, maka semakin cepat rusak karena aktivitas mikroorganisme. Selain itu kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran, mempengaruhi kenampakan, tekstur, dan cita rasa makanan (Winarno, 2002).
Berdasarkan hasil analisis variasi (ANAVA) menunjukkan bahwa substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air. Sedangkan konsentrasi sukrosa (B) dan interaksinya (AB) berpengaruh nyata terhadap kadar air selai lembaran ubi jalar, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan, hasilnya seperti tertera pada Tabel 18.
Tabel 18. Pengaruh interaksi substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) terhadap kadar air selai lembaran ubi jalar
Substitusi ubi jalar dengan stroberi (A)Konsentrasi sukrosa (B)
b1 (40%)b2 (45%)b3 (50%)
a1 (2:1)c20,079Ab16,669Aa
13,416A
a2 (3:1)b20,081Aab17,353Aa14,699A
a3 (4:1)c20,605Ab18,722Aa15,326A
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Duncan. Notasi huruf besar dibaca vertikal sedangkan notasi huruf kecil dibaca horisontal.
Kadar air merupakan salah satu parameter yang ikut menentukan mutu suatu bahan pangan. Kadar air dalam suatu bahan makanan perlu ditetapkan, makin besar kandungan air dalam bahan makanan, maka makanan tersebut akan semakin cepat rusak. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan kadar air dalam suatu bahan pangan adalah dengan cara destilasi.
Berdasarkan tabel 18. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sukrosa pada perbandingan substitusi ubi jalar dengan stroberi 2:1, 3:1,dan 4:1 penilaian terhadap kadar air semakin menurun. Penambahan sukrosa berpengaruh terhadap kadar air, dimana semakin banyak penambahan sukrosa maka semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam selai lembaran ubi jalar. Hal ini disebabkan karena sukrosa memiliki sifat higroskopis yaitu dapat mengikat air.
Menurut Winarno (2002), bila suatu larutan sukrosa dipanaskan maka konsentrasinya akan meningkat, demikian pula titik didihnya. Jika keadaan ini terus berlangsung, maka seluruh air akan menguap.
Menurut Wardhany (2006), apabila dalam pembuatan selai dilakukan penambahan sukrosa maka kadar air semakin menurun dengan semakin meningkatnya jumlah sukrosa. Hal ini disebabkan karena sukrosa bersifat higroskopis yang berkemampuan untuk mengikat air sehingga apabila sukrosa ditambahkan semakin banyak maka semakin besar pula sukrosa dapat mengikat air.
Tabel 18. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya substitusi ubi jalar, pada konsentrasi sukrosa 40%, 45% dan 50% terhadap kadar air selai lembaran ubi jalar ternyata tidak memberikan perbedaan. Hal ini disebabkan adanya penambahan stroberi dimana berdasarkan penelitian pendahuluan di dalam stroberi terkandung kadar air sebesar 88,01%.
4.2.2.2. Kadar Gula Total
Berdasarkan hasil analisis variasi (ANAVA) menunjukkan bahwa substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula total. Sedangkan konsentrasi sukrosa (B) dan interaksinya (AB) berpengaruh nyata terhadap kadar gula total selai lembaran ubi jalar, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan, hasilnya seperti tertera pada Tabel 19.
Tabel 19. Pengaruh interaksi substitusi ubi jalar dengan stroberi (A) dan konsentrasi sukrosa (B) terhadap kadar gula total selai lembaran ubi jalar
Substitusi ubi jalar dengan stroberi (A)Konsentrasi sukrosa (B)
b1 (40%)b2 (45%)b3 (50%)
a1 (2:1)a
58,299Ab63,400Ab67,354A
a2 (3:1)a59,613Ab63,731Ac67,846A
a3 (4:1)a
61,072Aab64,227Ab68,161A
Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Duncan. Notasi huruf besar dibaca vertikal sedangkan notasi huruf kecil dibaca horisontal.
Sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk memberikan rasa manis dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dapat menurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Buckle et al, 1987).
Berdasarkan tabel 19. dengan semakin meningkatnya konsentrasi sukrosa pada perbandingan substitusi ubi jalar dengan stroberi 2:1, 3:1 dan 4:1 penilaian terhadap kadar gula total semakin meningkat. Gula total adalah jumlah monosakarida dan disakarida yang terkandung di dalam selai lembaran ubi jalar. Semakin tinggi konsentrasi sukrosa yang ditambahkan maka kadar gula total selai lembaran ubi jalar akan semakin meningkat karena sukrosa merupakan disakarida paling manis dari ketiga jenis disakarida yang umum dijumpai dan sukrosa mempunyai kemanisan 1,00. Menurut Tranggono (1989) dalam Wardhany (2006), sukrosa, gula reduksi dan juga gula-gula lain seperti xilosa, manosa, arabinosa, galaktosa, maltosa, sarbosa, oktulosa, dan selobiosa merupakan bagian terbesar gula total. Sukrosa dan gula reduksi (glukosa dan fruktosa) umumnya terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Hal tersebut menyatakan bahwa konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap kadar gula total selai.
Tabel 19. menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya substitusi ubi jalar, pada konsentrasi sukrosa 40%, 45% dan 50% terhadap kadar gula total selai lembaran ubi jalar ternyata tidak memberikan perbedaan. Sedangkan dari hasil analisis bahan baku ubi jalar memiliki kadar gula total 21,40% dan stroberi memiliki kadar gula total 14,26%.
4.3. Penentuan Produk Terpilih
Berdasarkan hasil analisis kimia dan pengujian organoleptik terhadap kadar air, kadar gula total, warna, tekstur, aroma, dan rasa terhadap selai lembaran ubi jalar pada penelitian utama maka diperoleh perlakuan terbaik yaitu substitusi ubi jalar dengan stroberi (2:1) dan konsentrasi sukrosa 50% (a1b3). Hasil perlakuan masing-masing pengujian dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Pengurutan (Skoring) Berdasarkan Analisis Kimia dan Hasil Organoleptik Terhadap Selai Lembaran Ubi JalarKode SampelRespon KimiaRespon OrganoleptikTotal
Kadar AirKadar Gula TotalWarnaTeksturAromaRasa
a1b1a1b2a1b3a2b1a2b2a2b3a3b1a3b2a3b32
4
5
2
3
5
1
2
41
3
4
1
3
5
2
3
55
4
4
1
4
4
1
2
42
4
5
1
3
4
1
3
34
5
4
1
3
3
1
1
44
4
5
1
3
3
1
1
318
24
27*
7
19
24
7
12
23
Keterangan : * menunjukkan produk selai lembaran ubi jalar terbaik
Berdasarkan tabel 20. dapat dilihat bahwa perlakuan yang terbaik dari penelitian utama adalah perlakuan dengan jumlah nilai terbesar (27) yaitu perlakuan a1b3 (substitusi ubi jalar dengan stroberi (2:1) dan konsentrasi sukrosa 50%, yang menghasilkan selai lembaran ubi jalar dengan kadar air 13,416%, kadar gula total 67,354%.
Gambar 8. Produk Selai Lembaran Ubi Jalar