31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale Indonesia Tbk. PT Vale Indonesia Tbk (Vale Indonesia) sebelumnya dikenal sebagai PT International Nickel Indonesia, Tbk (PTI), adalah sebuah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang mendapatkan izin usaha dari pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, kegiatan penambangan, pengolahan dan produksi nikel. Perusahaan ini didirikan pada Juli 1968. Saat ini PT. Vale Indonesia beroperasi di Pulau Sulawesi di bawah perjanjian Kontrak Karya (KK) dengan pemerintah Indonesia. Perusahaan menandatangani perjanjian KK pertama dengan pemerintah pada 27 Juli 1968, lalu pada 15 Januari 1996 menandatangani perjanjian modifikasi dan perpanjangan kontrak awal KK, yang berlaku mulai 1 April 2008 sampai 28 Desember 2025. Pada awalnya, luas area konsesi awal perusahaan adalah sebesar 218.528 Ha di tiga (3) Provinsi Sulawesi dengan rincian 118.387 Ha di Sorowako, Sulawesi Selatan; 63.506 Ha di Pomalaa, Sulawesi Tenggara; dan 36.635 Ha di Bahodopi, Sulawesi Tengah. Pada tahun 2010, pemerintah menyetujui pelepasan area KK dari total sekitar 28.000 hektar, atau sekitar 12,8 % dari luas total KK. Setelah pelepasan lahan tersebut, luas total area KK PT. Vale Indonesia saat ini 190.000 Ha. Tahapan operasional mencakup kegiatan penambangan dan pengolahan bijih nikel menjadi nikel dalam matte tingkat menengah, yang mengandung rataan 78% nikel dan 20% sulfur/belerang, Seluruh produksi Vale Indonesia dikirim ke Jepang yang dilakukan di bawah kontrak jangka panjang. Vale Canada (sebelumnya Vale Inco Limited), anak perusahaan dari Vale yang bergerak dalam bisnis logam dasar dan produsen nikel kedua terbesar di dunia, merupakan pemegang saham mayoritas (58,73%) Vale Indonesia dan sisanya dimiliki oleh Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (20,09 %), publik dan lainnya (21,18%) .

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

  • Upload
    ngothuy

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. Vale Indonesia Tbk.

PT Vale Indonesia Tbk (Vale Indonesia) sebelumnya dikenal sebagai

PT International Nickel Indonesia, Tbk (PTI), adalah sebuah perusahaan

penanaman modal asing (PMA) yang mendapatkan izin usaha dari

pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, kegiatan penambangan,

pengolahan dan produksi nikel. Perusahaan ini didirikan pada Juli 1968.

Saat ini PT. Vale Indonesia beroperasi di Pulau Sulawesi di bawah

perjanjian Kontrak Karya (KK) dengan pemerintah Indonesia. Perusahaan

menandatangani perjanjian KK pertama dengan pemerintah pada 27 Juli

1968, lalu pada 15 Januari 1996 menandatangani perjanjian modifikasi dan

perpanjangan kontrak awal KK, yang berlaku mulai 1 April 2008 sampai 28

Desember 2025.

Pada awalnya, luas area konsesi awal perusahaan adalah sebesar

218.528 Ha di tiga (3) Provinsi Sulawesi dengan rincian 118.387 Ha di

Sorowako, Sulawesi Selatan; 63.506 Ha di Pomalaa, Sulawesi Tenggara; dan

36.635 Ha di Bahodopi, Sulawesi Tengah. Pada tahun 2010, pemerintah

menyetujui pelepasan area KK dari total sekitar 28.000 hektar, atau sekitar

12,8 % dari luas total KK. Setelah pelepasan lahan tersebut, luas total area

KK PT. Vale Indonesia saat ini 190.000 Ha.

Tahapan operasional mencakup kegiatan penambangan dan

pengolahan bijih nikel menjadi nikel dalam matte tingkat menengah, yang

mengandung rataan 78% nikel dan 20% sulfur/belerang, Seluruh produksi

Vale Indonesia dikirim ke Jepang yang dilakukan di bawah kontrak jangka

panjang.

Vale Canada (sebelumnya Vale Inco Limited), anak perusahaan dari

Vale yang bergerak dalam bisnis logam dasar dan produsen nikel kedua

terbesar di dunia, merupakan pemegang saham mayoritas (58,73%) Vale

Indonesia dan sisanya dimiliki oleh Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (20,09

%), publik dan lainnya (21,18%) .

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

28

4.1.1 Visi, Misi dan Nilai PT. Vale Indonesia Tbk.

Visi dari PT. Vale Indonesia adalah menjadi perusahaan sumber

daya alam (SDA) nomer satu di dunia yang memberikan manfaat jangka

panjang, melalui keunggulan dan semangat hidup untuk manusia dan

lingkungan hidup. Misi perusahaan adalah mengubah SDA menjadi

kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan. Nilai-nilai yang dipegang

oleh perusahaan adalah :

a. Hidup sangat berharga

b. Menghargai SDA

c. Cintai bumi kita

d. Melakukan hal yang benar

e. Meningkatkan kinerja bersama-sama

f. Mewujudkan tujuan bersama-sama

4.1.2 Produk PT. Vale Indonesia Tbk

Biji nikel laterit yang ditambang PT. Vale Indonesia Tbk,

mengandung unsur nikel berkadar rataan 1,95 Ni, disamping unsur kimia

lainnya. Proses pengolahan nikel PT. Vale Indonesia Tbk adalah

pyrometalurgy yaitu dengan menggunakan panas/api produksi sehingga

menghasilkan logam nikel dalam bentuk matte nikel sulfida, berkadar

minimal 75% Ni.

Nikel murni merupakan logam keras dan berkilauan dengan ciri

yang menarik antara lain : Mallable (dapat dibentuk), Ductilable (dapat

ditarik menjadi kawat), Tensile Strength (mempunyai daya rentang yang

tinggi), Rust Proof (mempunyai sifat tahan terhadap karat). Nikel dan

senyawanya digunakan dalam: stainless steel, disebut juga baja putih yaitu

suatu paduan nikel dan besi dan unsur kimia lain; alloy, logam campuran

untuk mendapatkan sifat tertentu; catalyst, sebagai bahan yang membantu

mempercepat proses reaksi kimia; ni, plating, pelapisan nikel pada

permukaan pelat besi; coin, mata uang logam; electric heating unit, unit

pemanas listrik; accumulator dan baterai/aki.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

29

4.1.3 Mekanisme Kerja PT. Vale Indonesia Tbk

PT. Vale Indonesia Tbk dipimpin oleh seorang President & Chief

Executive Officer (CEO) yang bertanggungjawab mengarahkan, serta

mengkoordinir segala kegiatan pada semua departemen dan unit-unitnya.

Departemen yang ada di PT Vale Indonesia Tbk terdiri dari empat

kelompok besar, yakni kelompok operation (operasional), kelompok

business services & organizational development (pelayanan bisnis dan

pengembangan organisasi), kelompok financial (keuangan) dan kelompok

special project (proyek khusus) dimana fungsi dan kegiatannya dibagi atas

empat (4) kategori, yaitu :

a. Kelompok Operation

Dipimpin oleh Vice President Operation yang bertanggung jawab serta

mengkoordinir segala kegiatan pada setiap departemen serta unit-unitnya

yang bertugas menyediakan, memelihara dan mengadakan peralatan siap

pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel

matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen, yaitu :

1) Mining Department

2) Maintenance Department

3) Process Plant Department

4) Logistic Department

b. Kelompok Special Project

Dipimpin oleh Vice President Special Project yang bertanggungjawab

dan mengkoordinir semua kegiatan yang dilakukan oleh setiap

departemen yang dibawahinya, seperti memantau kemajuan proyek yang

sedang berlangsung, pengadaan kebutuhan perusahaan, baik berupa

barang atau jasa serta memantau sistem pengolahan informasi

kepegawaian, logistik produksi dan pengolahan sistem komputer di

tambang dan pembangkit listrik.

c. Kelompok Financial

Dipimpin oleh Vice President Chief Financial Officer yang bertanggung

jawab mengawasi dan mengkoordinir biaya-biaya produksi, penggajian,

akuntansi properti, pengelolaan uang kas, membuat dan mengawasi arus

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

30

kas keuangan dari semua bagian dari PT INCO Tbk. Kelompok ini

menangani bagian :

1) Accounting services

2) Property and pyroll

3) Financial accountant

4) Singapore accountant

5) Cash management accountant

6) Internal audit

d. Kelompok Business Services & Organizatioal Development

Dipimpin oleh Vice President Business Services & Organizational

Development yang bertanggungjawab mengarahkan, mengkoordinir

semua kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemerintah dan

pelayanan umum, serta administrasi kepegawaian dan hubungan

industrial. Departemen ini mengadakan pelatihan dan pengembangan

SDA/karyawan. Kelompok ini membawahi :

1) Safety and environment control Department

2) Human Relations and Employee Relations Department

3) Medical Services Department

4) Security and Plant Protection Department

5) External Relations Department

4.2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Departemen HR

PT. Vale Indonesia Tbk dari berbagai tingkatan jabatan sebanyak 36 orang.

Identitas responden yang didapatkan meliputi jenis kelamin, usia, masa kerja

dan tingkat pendidikan.

4.2.1 Jenis Kelamin Responden

Karyawan pria berjumlah 20 orang (56%) dan wanita 16 orang

(44%). Data tersebut menunjukkan bahwa pada departemen ini karyawan

pria lebih banyak dari wanita.

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

31

4.2.2 Usia Responden

Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa karyawan di

departemen ini dominan berusia 30-40 tahun (41%) dan relatif lebih sedikit

usia di atas 51 tahun (11%). Data sebaran karyawan menurut usia dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan usia

4.2.3 Masa Kerja Responden

Pada departemen ini lebih dominan karyawan yang telah bekerja

antara 1-11 tahun 52% dan relatif sedikit pada karyawan telah bekerja lebih

dari 33 tahun 12%. Data sebaran karyawan menurut masa kerja dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

32

4.2.4 Tingkat Pendidikan Responden

Data sebaran karekteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan Gambar 5 karyawan dengan tingkat pendidikan S1 lebih

dominan 64%, sedangkan diploma 20%, S2 dan SMA masing-masing 8%.

Karyawan yang tingkat pendidikannya SMA merupakan karyawan yang telah

bekerja lebih dari 33 tahun.

4.3. Pola Komunikasi pada Department Human Resource PT. Vale Indonesia

Pola komunikasi terdiri dari saluran komunikasi formal (komunikasi

dari atas ke bawah, bawah ke atas, diagonal dan horizontal) dan komunikasi

formal. Analisis mengenai pola komunikasi yang ada di Departemen HR PT.

Vale Indonesia Tbk dilakukan dianalisis menggunakan rataan skor (Tabel 2)

dan diinterpretasikan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil

penelitian untuk pola komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 . Skor Rataan untuk Pola Komunikasi

Pola Komunikasi Rataan

Skor

Formal

Atas ke bawah 3,63

Bawah ke atas 3,41

Diagonal 3,34

Horizontal 3,56

Informal 3,09

Rataan skor 3,41

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

33

Pada Tabel 3, rataan skor untuk pola komunikasi yang terjadi pada

Departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk, yaitu pola komunikasi formal dan

informal 3,41. Angka ini berada pada rentang 3,41 – 4,20, berarti secara

keseluruhan komunikasi pada berjalan dengan baik.

Komunikasi atas ke bawah menunjukkan skor tertinggi, yaitu 3,63 dan

yang terendah adalah pola komunikasi informal 3,09. Komunikasi atas ke

bawah menunjukkan angka paling besar diantara pola komunikasi yang lain,

maka komunikasi dari atas ke bawah lebih sering dilakukan daripada pola

komunikasi yang lain.

Komunikasi horizontal menunjukkan angka rataan terbesar kedua

setelah yaitu, 3,56. Angka ini menunjukkan pola komunikasi dari bawah ke

atas pun sering dilakukan. Komunikasi dari bawah ke atas 3,41, artinya

komunikasi ini sering dilakukan. Komunikasi diagonal 3,34 masih berada

pada rentang skala 2,6 – 3,4 yang berarti komunikasi berjalan dengan cukup

sering.

Komunikasi informal 3,09 angka ini lebih kecil dibandingkan pola

komunikasi yang lainnya, namun demikian masih berada pada rentang skala

2,6 – 3,4 berarti komunikasi informal cukup sering dilakukan.

4.3.1 Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah

Komunikasi dari atas ke bawah merupakan komunikasi dari seorang

pemimpin kepada bawahannya. Jalur komunikasi yang berasal dari atas

(manajer) ke bawah (karyawan) merupakan penyampaian pesan yang dapat

berbentuk perintah, instruksi maupun prosedur untuk dijalankan para

bawahan dengan sebaik-baiknya. Seorang manajer yang menggunakan jalur

komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi,

mengarahkan, mengokoordinasikan, memotivasi, memimpin dan

mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Skor rataan

untuk berbagai kriteria pada pola komunikasi dari atas ke bawah dapat

dilihat pada Tabel 4.

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

34

Tabel 4 . Skor Rataan untuk Pola Komunikasi Atas ke Bawah

Tabel 4 memberikan instruksi/tugas secara lisan dan tulisan kepada

bawahan merupakan kriteria yang mendapatkan skor terbesar (3,81), artinya

atasan sering memberikan tugas/instruksi kepada bawahannya.

Instruksi/tugas kerja ini dilakukan baik secara tulisan atau pun secara lisan.

Pemberian intruksi/tugas secara lisan biasanya melalui tatap muka langsung,

ketika melakukan rapat, saat brieafing, atau melalui telepon dan secara

tulisan melalui email, atau memo.

Mengajukan ide dan gagasan kepada bawahan secara lisan dan

tulisan memiliki rataan skor 3,81, artinya hal ini sering dilakukan oleh

atasan. Biasanya pemimpin mengajukan ide, atau gagasan pada saat rapat

internal departemen HR, reguler meeting, atau saat melakukan diskusi-

diskusi. Para pemimpin biasanya mengajukan ide-ide, atau gagasan kepada

bawahan untuk meningkatkan kinerja section atau departemen HR secara

keseluruhan.

Memberikan pujian secara lisan dan tulisan kepada bawahan cukup

sering dilakukan pada departemen ini (rataan skor 3,53). Para atasan

memberikan pujian bertujuan agar bawahan merasa hasil kerjanya dihargai

dan membuat karyawan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dan tulisan

merupakan aktivitas yang memiliki skor 3,61, artinya hal ini sering pula

No. Pernyataan

Skor

Rataan

1 Memberi instruksi/tugas secara lisan dan tulisan kepada

bawahan 3,81

2 Mengajukan ide atau gagasan kepada bawahan secara lisan dan

tulisan 3,81

3 Memberikan pujian secara lisan dan tulisan kepada bawahan 3,53

4 Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dan

tulisan kepada bawahan 3,61

5 Memberikan pendapat kepada bawahan secara lisan dan tulisan 3,50

6 Menerima keluhan mengenai masalah pekerjaan dari bawahan

secara lisan dan tulisan 3,56

Total rataan skor 3,63

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

35

dilakukan. Dalam memberikan tugas baik secara lisan, ataupun tulisan

pemimpin, selalu memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang

diberikan untuk memudahkan bawahan melaksanakan tugasnya, atau pada

saat bawahan mengajukan keluhan mengenai pekerjaan yang diberikan.

Penjelasan ini dilakukan secara langsung, atau tatap muka dengan bawahan

atau melalui email.

Mengajukan pendapat kepada bawahan secara lisan dan tulisan

sering dilakukan oleh pemimpin pada departemen ini hal ini, yang dilihat

dari rataan skor yang diperoleh (3,50). Sama halnya ketika mengajukan ide,

atau gagasan, para pemimpin seringkali mengajukan pendapat pada rapat-

rapat internal departemen HR, reguler meeting, atau saat diskusi.

Menerima keluhan mengenai masalah pekerjaan dari bawahan secara

lisan dan tulisan mendapatkan skor 3,56, artinya aktivitas ini sering

dilakukan. Secara keseluruhan, pola komunikasi dari atas ke bawah pada

Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia menunjukkan angka

relatif besar (3,63). Hal ini menunjukkan komunikasi dari atasan ke

bawahan berjalan dengan baik.

4.3.2 Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas

Komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang

disampaikan berasal dari bawahan menuju ke atasan atau pimpinan. Pesan

yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari karyawan yang selanjutnya

akan disampaikan ke jalur yang lebih tinggi. Skor rataan untuk pola

komunikasi dari bawah ke atas dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

36

Tabel 5. Skor Rataan untuk Pola Komunikasi Bawah ke Atas

No

. Pernyataan

Skor

Rataa

n

1 Memberi laporan secara lisan dan tulisan kepada atasan 3,72

2 Mengajukan ide atau gagasan kepada atasan secara lisan

dan tulisan 3,47

3 Memberikan pujian secara lisan dan tulisan kepada atasan 3,14

4 Menerima tugas/instruksi secara lisan dan tulisan dari atasan 3,42

5 Memberikan pendapat secara lisan dan tulisan kepada

atasan 3,17

6 Mengemukakan masalah pekerjaan kepada atasan secara

lisan dan tulisan 3,53

Total rataan skor 3,41

Rataan skor tertinggi untuk pola komunikasi dari bawah ke atas

adalah 3,72, yaitu memberikan laporan secara lisan dan tulisan kepada

atasan. Angka ini berarti bawahan sering memberikan laporan kepada

atasannya. Laporan ini diberikan secara langsung kepada atasan, atau

melalui telepon, atau email.

Mengajukan ide dan gagasan kepada atasan secara lisan dan tulisan

memiliki rataan skor 3,47, artinya bawahan sering mengajukan ide, atau

gagasannya. Pengajuan ide atau gagasan ini dilakukan saat meeting internal

Departemen HR, meeting reguler, atau saat diskusi setiap section.

Memberikan pujian secara lisan dan tulisan kepada atasan

mendapatkan skor rataan terendah (3,14), namun masih menunjukkan

bahwa bawahan cukup sering memberikan pujian kepada atasannya. Pada

departemen HR tidak hanya atasan yang selalu memberikan pujian untuk

memotivasi bawahannya tetapi, bawahanpun melakukan hal yang sama.

Menerima instruksi/tugas dari atasan mendapatkan rataan skor

sebesar 3,42, artinya bawahan sering mendapatkan tugas, atau instruksi dari

atasan. Tugas atau instruksi ini diberikan atasan secara langsung atau

melalui telepon, memo, atau email. Memberikan pendapat kepada atasan

baik secara lisan atau pun tulisan kepada atasan mendapatkan skor 3,17

cukup sering, yang berarti bawahan sering mengutarakan pendapatnya

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

37

kepada atasan. Biasanya bawahan mengutarakan pendapatnya saat

berdiskusi dengan atasan, meeting internal Departemen HR, ataupun

meeting reguler.

Mengemukakan masalah pekerjaan kepada atasan mendapatkan

skor 3,53, yang berarti bawahan cukup sering mengemukakan masalah

mengenai pekerjaan kepada atasannya. Bawahan biasanya mengemukakan

masalah mengenai pekerjaan secara langsung kepada atasan saat berdiskusi,

atau melalui email dan telepon. Secara keseluruhan komunikasi antara

bawahan dan atasan memiliki rataan skor 3,41. Angka ini menunjukkan

bahwa komunikasi antara bawahan dengan atasan berjalan dengan cukup

baik.

4.3.3 Pola Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat

(level) organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal pada departemen HR

terjadi dengan seluruh departemen yang ada di PT. Vale Indonesia. Skor

rataan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Skor Rataan untuk Pola Komunikasi Diagonal

No. Pernyataan

Skor

Rataan

1

Atasan dari departemen lain sering memberikan kritikan

dan masukan yang bermanfaat kepada karyawan dalam

meningkatkan kinerja perusahaan dan sebaliknya

3,17

2 Terdapat saling ketergantungan antar bagian atau

departemen yang ada dalam perusahaan 3,81

3

Komunikasi antara karyawan dengan atasan dari

departemen lain membuat penyebaran informasi menjadi

lebih cepat

3,25

4 Karyawan menerima atau memberikan laporan kepada

atasan departemen lain 3,36

5

Komunikasi diagonal memungkinkan individu dari

berbagai departemen membantu menyelesaikan masalah

dalam perusahaan

3,31

6 Menerima atau mendapat keluhan mengenai masalah

pekerjaan dari departemen lain, atau sebaliknya 3,17

Total rataan skor 3,34

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

38

Rataan skor pada aktivitas memberikan kritik dan masukan yang

bermanfaat kepada karyawan lain mendapatkan skor 3,17, dimana nilai

tersebut menunjukkan bahwa atasan dari departemen lain cukup sering

memberikan kritik, atau masukan kepada karyawan di departemen HR.

Kritik dan masukan didapatkan ketika meeting dengan beberapa

departemen. Selain itu dilakukan melalui telepon, atau email.

Terdapat saling ketergantungan antar bagian, atau departemen yang

ada dalam perusahaan mendapatkan rataan skor tertinggi 3,81 dimana saling

ketergantungan itu seringkali terjadi. Aktivitas ini berhubungan dengan

menerima dan memberikan laporan kepada departemen lain yang memiliki

skor 3,36 (cukup sering dilakukan). Hal ini dikarenakan departemen HR

selalu berhubungan dengan semua departemen yang ada di PT. Vale

Indonesia, karena departemen ini mengurus masalah kepegawaian seperti

cuti karyawan, training, atasan, atau karyawan yang akan melakukan

perjalanan bisnis atau training di kota lain, karyawan yang akan pensiun,

semuanya melalui departemen HR.

Rataan skor untuk pernyataan komunikasi antara karyawan dengan

atasan dari departemen lain membuat penyebaran informasi menjadi lebih

cepat adalah 3,25, artinya cukup sering terjadi. Penyebaran informasi dapat

berlangsung secara tatap muka ketika meeting antar departemen, atau

melalui telepon dan email.

Nilai rataan skor pada aktivitas komunikasi memungkinkan individu

dari berbagai departemen membantu menyelesaikan masalah dalam

perusahaan 3,31, artinya aktivitas ini cukup sering terjadi. Diharapkan

dengan adanya bantuan dari departemen lain membuat kinerja baik

departemen HR, ataupun departemen lain menjadi lebih baik untuk

memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Menerima atau mendapat keluhan mengenai masalah pekerjaan dari

manajer departemen lain, atau sebaliknya mendapatkan rataan skor 3,17.

Nilai rataan skor tersebut menunjukkan aktivitas pun cukup sering terjadi.

Keluhan misalnya datang dari senior staff Departemen Accounting apabila

data mengenai karyawan yang cuti, pensiun belum segera dilaporkan. Selain

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

39

itu, jika ada hak-hak karyawan yang harus segera dibayar bila belum

mendapat approval dari departemen HR, maka tidak dapat segera

dibayarkan. Hal-hal inilah yang kadang-kadang menimbulkan keluhan pada

Departemen HR.

Secara keseluruhan, kegiatan komunikasi diagonal pada Departemen

HR PT. Vale Indonesia berjalan dengan cukup baik (total skor rataan 3,34).

Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi

berskala besar, manakala terdapat saling ketergantungan antar bagian, atau

antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut.

4.3.4 Pola Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal terjadi antara bagian-bagian yang memiliki

posisi sejajar, atau sederajat dalam suatu organisasi. Pola komunikasi ini

terjadi antara sesama general manajer, manajer, senior staff, staff, atau

sesama karyawan non staff pada Departemen HR. Hasil skor rataan untuk

pola komunikasi horizontal dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Skor Rataan Untuk Pola Komunikasi Horizontal

No. Pernyataan

Skor

Rataan

1 Para bawahan atau atasan saling bertemu untuk

mengkoordinasikan tugas 3,33

2 Para bawahan atau atasan berkumpul mendiskusikan

penyelesaian masalah pekerjaan 3,86

3 Para atasan atau bawahan saling bertemu untuk berbagi

informasi mengenai pekerjaan 3,72

4 Para atasan atau bawahan saling memberikan pujian atas

prestasi yang didapatkan atau pekerjaan yang telah dilakukan 3,33

5 Para atasan atau bawahan saling memberikan masukan atau

pendapat mengenai pekerjaan 3,58

6 Para atasan atau bawahan saling mendengar keluhan mengenai

masalah pekerjaan 3,53

Total rataan skor 3,56

Pada Tabel 7 terdapat enam (6) aktivitas pada komunikasi

horizontal. Aktivitas yang mendapatkan skor tertinggi adalah 3,86, yaitu

para bawahan, atau atasan berkumpul untuk mendiskusikan penyelesaian

masalah pekerjaan. Hal ini berarti aktivitas ini sering dilakukan. Biasanya

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

40

para bawahan, maupun atasan sering melakukan diskusi-diskusi, baik

bertemu langsung, melalui meeting atau melalui telepon, atau email.

Aktivitas saling bertemu untuk berbagi informasi mengenai

pekerjaan mendapatkan rataan skor 3,72. Hal ini mengindikasikan bahwa

aktivitas ini sering dilakukan. Saling berbagi informasi biasanya lebih

banyak dilakukan secara langsung, atau tatap muka oleh karyawan,

pertukaran informasi ini didukung oleh kedekatan tempat duduk dari

masing-masing karyawan sehingga pertukaran informasi menjadi lebih

cepat.

Aktivitas selanjutnya adalah para atasan, atau bawahan saling

memberikan masukan atau pendapat mengenai pekerjaan yang

mendapatkan skor rataan 3,58. Masukan atau pendapat ini diberikan untuk

meningkatkan kinerja dari masing-masing individu dan memudahkan dalam

penyelesaian pekerjaan.

Para atasan atau bawahan saling memberikan pujian dan saling

bertemu untuk mengkoordinasikan tugas mendapat skor 3,33, artinya

aktivitas ini sering dilakukan. Di departemen HR, antara sesama atasan, atau

karyawan sangat terbuka untuk memberikan pujian satu sama lain. Selain

dapat membuat hubungan kerja baik, juga memotivasi agar lebih

meningkatkan kinerja.

Para atasan dan bawahan saling mendengar keluhan mengenai

pekerjaan. Nilai skor rataan 3,53 menunjukkan kedua aktivitas ini sering

terjadi. Banyaknya tugas yang harus dikerjakan membuat seringnya

karyawan mengeluh. Secara keseluruhan skor rataan dari seluruh aktivitas

pola komunikasi horizontal adalah 3,56. Hal ini berarti pola komunikasi

horizontal di Departemen HR PT. Vale Indonesia ini berjalan dengan baik.

4.3.5 Pola Komunikasi Informal

Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam

suatu organisasi, tanpa mempedulikan jenjang hirarki, pangkat dan

kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Hal-hal yang

diperbincangkan biasanya bersifat umum seperti mengobrol tentang humor,

keluarga, anak-anak, olahraga, musik, film, acara di TV dan juga kadang

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

41

kala membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada

dalam perusahaan. Sumber informasi dalam komunikasi informal adalah

desas-desus, atau selentingan (Purwanto 2003). Skor rataan untuk pola

komunikasi informal dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Skor Rataan Pola Komunikasi Informal

No. Pertanyaan

Skor

Rataan

1 Atasan dan bawahan dapat berkomunikasi tanpa

mempedulikan jabatan dalam perusahaan 3,11

2 Atasan dan bawahan saling berbagi informasi mengenai hal-

hal diluar pekerjaan 3,56

3 Desas-desus digunakan sebagai sumber informasi dalam

organisasi 2,61

4 Penyebaran desas-desus berlangsung cepat dalam organisasi 3,06

5

Desas-desus memuat banyak informasi 2,86

6 Penyebaran desas-desus dipengaruhi oleh pentingnya situasi 3,36

Total rataan skor 3,09

Berdasarkan aktivitas pola komunikasi informal pada tabel tersebut

atasan dan bawahan dapar berkomunikasi tanpa memperdulikan jabatan

dalam perusahaan cukup sering dilakukan dengan skor rataan 3,11 dan

saling berbagi informasi menganai hal-hal diluar pekerjaan mendapatkan

skor rataan 3,56, artinya sering dilakukan. Atasan dan bawahan bebincang

dengan suasana yang lebih santai ketika jam istirahat, ketika menunggu

waktu meeting dimulai, atau disela-sela waktu kerja. Hal-hal yang

dibicarakan mengenai acara olahraga, humor, hobi atau acara-acara TV.

Nilai rataan skor untuk desas-desus digunakan sebagai sumber

informasi dalam organisasi adalah 2,61, artinya aktivitas ini cukup sering

terjadi. Penyebaran desas desus berlangsung cepat dalam organisasi

mempunyai rataan skor 3,06 dan memuat banyak informasi 2,86, yang

berarti kedua aktivitas ini cukup sering terjadi. Penyebaran desas-desus

dipengaruhi oleh pentingnya situasi memiliki rataan skor 3,36 artinya cukup

sering terjadi.

Secara keseluruhan komunikasi informal yang terjadi di Departemen

HR PT. Vale Indonesia berlangsung dengan cukup baik dengan total skor

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

42

3,09. Komunikasi informal biasanya dilakukan untuk mengurangi ketegangan

dan stress kerja.

4.4. Lingkungan Non Fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale

Indonesia Tbk.

Lingkungan kerja non fisik adalah keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun hubungan

sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Hasil rataan skor

pada lingkungan kerja non fisik dapat dilahat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Rataan Skor Lingkungan Kerja Non Fisik

No Pernyataan Rataan

skor

1 Hubungan saya dengan atasan, bawahan, atau karyawan

yang setingkat berjalan dengan baik 4,25

2

Atasan saya selalu memberi kesempatan untuk

menuangkan ide, gagasan atau pendapat dalam setiap

proses pengambilan keputusan

4,28

3

Atasan saya selalu mempertimbangkan pendapat, saran,

atau gagasan yang disampaikan oleh bawahan

4,22

4 Saya selalu bekerja dengan nyaman tanpa tekanan, atau

paksaan dari pihak manapun di perusahaan 4,14

5

Ketika berbicara secara tatap muka dengan atasan,

bawahan atau karyawan setingkat saya selalu dalam

kondisi stabil

4,03

6

Atasan saya selalu memberikan perintah atau petunjuk

dalam keadaan emosi yang stabil (tidak marah-marah,

dan sebagainya)

4,14

7 Saya dapat bertanya tanpa rasa takut, jika ada sesuatu

mengenai pekerjaan saya yang tidak saya mengerti 4,03

8 Komunikasi antar semua tingkat jabatan berjalan dengan

baik 4,25

9

Saya selalu mendapat pujian atas pekerjaan yang saya

lakukan dan membuat saya senang dan termotivasi untuk

bekerja

4,06

Berdasarkan Tabel 9, hasil keseluruhan pada rataan skor untuk

semua pernyataan adalah 4,16. Hal ini berarti lingkungan kerja pada

Departemen HR PT. Vale Indonesia telah berjalan dengan baik. Suasana

yang diciptakan membuat karyawan merasa nyaman untuk melaksanakan

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

43

tugasnya. Komunikasi dirasakan terjalin dengan sangat baik, begitu juga

hubungan seluruh karyawan dari berbagai tingkatan jabatan.

Karyawan dapat bekerja dengan tenang tanpa adanya tekanan dan

rasa takut karena dalam memberikan tugas/instruksi atasan berada dalam

kondisi yang stabil. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi karyawan

adalah dengan memberikan pujian, di departemen ini atasan maupun

bawahan sering memberikan pujian, sehingga membuat karyawan

termotivasi untuk bekerja lebih baik.

4.5. Uji Asumsi Klasik

Uji penyimpangan asumsi klasik digunakan asumsi klasik untuk

mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dan heteroskedastis dalam suatu

model regresi (Priyatno, 2009).

4.5.1 Uji Normalitas

Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk melihat

normalitas data adalah dengan cara mencermati titik-titik data pada

Normal P-Plot (NPP). Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika

garis data riil mengikuti garis diagonal. Hasil uji normalitas dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Normal p-plot

Pada gambar NPP menunjukkan data berdistribusi secara normal,

karena titik-titik mengikuti garis diagonal. Hal ini berarti data dalam

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

44

penelitian adalah baik dan layak digunakan karena memiliki distribusi

normal.

4.5.2 Uji Multikoliniearitas

Multikolinearitas (kolinearitas ganda) berarti adanya hubungan

linear yang sempurna di antara peubah-peubah bebas dalam model regresi.

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang

tinggi antara peubah-peubah bebas dalam suatu model regresi linear

berganda. Multikolinearitas diuji dengan melihat nilai Tolerance yang lebih

dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10, sehingga model dapat dikatakan

terbebas dari multikolineritas. Hasil perhitungan uji multikolineritas pada

Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji Multikoliniearitas

Berdasarkan nilai VIF yang kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih

dari 0,1, maka disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar peubah

independen pada model regresi.

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana

terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain yang tetap atau disebut homoskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas

dapat dilihat pada Gambar 7.

Peubah Tolerance VIF Kriteria Hasil

X1 0,171 5,852

Tolerance > 0,1

VIF < 10

Tidak ada

masalah

multikolineritas

X2 0,152 6,579

X3 0,723 1,384

X4 0,319 3,135

X5 0,611 1,637

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

45

Gambar 7. Hasil uji heteroskedastisitas

Dari hasil pengolahan data pada Gambar 7, yaitu analisis pada

Scatterplot menunjukkan bahwa model regresi terbebas dari

heteroskedastisitas yang ditunjukkan dari titik-titik data yang menyebar di

atas dan di bawah, atau di sekitar angka 0 dan penyebaran titik-titik tidak

berpola. Model yang didapatkan adalah tidak terdapat pola tertentu pada

grafik.

4.6. Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik

pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.

Pengaruh pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik pada

departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk. dianalisis dengan menggunakan

metode analisis liniear sederhana (Lampiran 5) dan berganda (Lampiran 6).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peubah

independen terhadap peubah dependen. Peubah independen pada penelitian

ini terdiri dari pola komunikasi dari atas ke bawah (X1), bawah ke atas (X2),

diagonal (X3), horizontal (X4) dan komunikasi informal (X5). Peubah

dependen dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja non fisik (Y) di

Departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk.

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

46

4.6.1 Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik

dengan Analisis Regresi Linear Sederhana

Pengaruh pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik

pada departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk. dengan menggunakan metode

analisis liniear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing pola komunikasi (komunikasi dari bawahan ke atasan, atasan ke

bawahan, diagonal, horizontal dan informal). Hasil perhitungan regresi

linear sederhana dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0, dimana hasil untuk

masing-masing pola komunikasi adalah :

1. Pengaruh pola komunikasi dari atasan ke bawahan terhadap lingkungan

kerja non fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia

Tbk.

Hasil analisis perhitungan regresi linear sederhana untuk

pengaruh pola komunikasi dari atasan ke bawahan (X1) terhadap

lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 11 dan 12.

Tabel 11. Output Model Summary

Nilai R square 0,459 menunjukkan sumbangan pengaruh pola

komunikasi dari atasan ke bawahan terhadap lingkungan kerja non fisik

45,9% dan sisanya 54,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 12. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear sederhana pada Tabel 12,

pola komunikasi dari atasan ke bawahan memiliki nilai nyata 0,000 < 0,05

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

47

maka komunikasi dari atasan ke bawahan berpengaruh terhadap lingkungan

kerja non fisik. Persamaan regresi untuk pola komunikasi dari atasan ke

bawahan adalah :

Ŷ = 2,545 + 0,443X1

Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu

satuan pola komunikasi dari atasan ke bawahan akan meningkatkan

lingkungan kerja non fisik 0,443.

2. Pengaruh pola komunikasi dari bawahan ke atasan terhadap lingkungan

kerja non fisik pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.

Hasil analisis perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh

pola komunikasi dari bawahan ke atasan (X2) terhadap lingkungan kerja non

fisik dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14.

Tabel 13. Output Model Summary

Nilai R square 0,442 menunjukkan sumbangan pengaruh pola

komunikasi dari bawahan ke atasan terhadap lingkungan kerja non fisik

44,2% dan sisanya (55,8%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 14. Hasil Uji Regresi Sederhana

Hasil pengolahan regresi linear sederhana pada Tabel 14, pola

komunikasi dari bawahan ke atasan memiliki nilai nyata 0,000 < 0,05 maka

komunikasi dari bawahan ke atasan berpengaruh terhadap lingkungan kerja

non fisik. Persamaan regresi untuk pola komunikasi dari bawahan ke atasan

adalah :

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

48

Ŷ = 2,460 + 0,497X2

Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan

satu satuan pola komunikasi dari bawahan ke atasan akan meningkatkan

lingkungan kerja non fisik 0,497.

3. Pengaruh pola komunikasi diagonal terhadap lingkungan kerja non fisik

pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.

Hasil analisis perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh

pola komunikasi diagonal (X3) terhadap lingkungan kerja non fisik dapat

dilihat pada Tabel 15 dan 16.

Tabel 15. Output Model Summary

Nilai R square 0,276 menunjukkan sumbangan pengaruh pola

komunikasi diagonal terhadap lingkungan kerja non fisik 27,6% dan

sisanya (72,4%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 16. Hasil Uji Regresi

Pola komunikasi diagonal memiliki nilai nyata 0,001 < 0,05 maka

komunikasi diagonal berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik.

Persamaan regresi untuk pola komunikasi diagonal adalah :

Ŷ = 2,796 + 0,406X3

Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu

satuan pola komunikasi diagonal akan meningkatkan lingkungan kerja non

fisik 0,406.

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

49

4. Pengaruh pola komunikasi horizontal terhadap lingkungan kerja non fisik

pada Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.

Perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi

horizontal (X4) terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel

17 dan 18.

Tabel 17. Output Model Summary

Nilai R square 0,609 menunjukkan sumbangan pengaruh pola

komunikasi horizontal terhadap lingkungan kerja non fisik 60,9% dan

sisanya (39,1%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 18. Hasil Uji Regresi

Pola komunikasi horizontal memiliki nilai nyata 0,000 < 0,05 maka

komunikasi horizontal berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik.

Persamaan regresi untuk pola komunikasi horizontal adalah :

Ŷ = 2,796 + 0,759X3

Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan

satu satuan pola komunikasi horizontal akan meningkatkan lingkungan

kerja non fisik 0,759.

5. Pengaruh pola komunikasi informal terhadap lingkungan kerja non fisik pada

Departemen Human Resource PT. Vale Indonesia Tbk.

Perhitungan regresi linear sederhana untuk pengaruh pola komunikasi

informal (X5) terhadap lingkungan kerja non fisik dapat dilihat pada Tabel 19

dan 20.

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

50

Tabel 19. Output Model Summary

Nilai R square 0,085 menunjukkan sumbangan pengaruh pola

komunikasi informal terhadap lingkungan kerja non fisik 8,5% dan sisanya

(91,5%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Tabel 20. Hasil Uji Regresi

Berdasarkan hasil regresi sederhana nilai nyata komunikasi informal

0,084 > 0,05 maka komunikasi informal tidak berpengaruh nyata terhadap

lingkungan kerja non fisik.

Secara keseluruhan analisis regresi linear sederhana untuk masing-

masing pola komunikasi didapatkan bahwa pola komunikasi horizontal

merupakan pola komunikasi yang memiliki kontribusi paling besar (60,9%)

terhadap lingkungan kerja non fisik, sedangkan terkecil adalah pola

komunikasi informal (8,5%).

4.6.2 Pengaruh Pola Komunikasi Terhadap Lingkungan Kerja Non Fisik

dengan Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh peubah independen terhadap peubah dependen.

Jika pada regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh

dari masing-masing pola komunikasi maka regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola komunikasi secara

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

51

keseluruhan terhadap lingkungan kerja non fisik. Hasil regresi linear

berganda dapat dilihat pada Tabel 21 dan 22.

Tabel 21. Output Model Summary

R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau

lebih variabel independen terhadap peubah dependen. Nilai R berkisar

antara 0 sampai 1. Jika nilainya mendekati 1, maka hubungan semakin erat,

sebaliknya jika mendekati 0, maka hubungan semakin lemah. Angka R pada

tabel tersebut menunjukkan angka 0,847 (84,7%), artinya korelasi antara

pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik memiliki hubungan

erat, karena medekati 1. Nilai R square 0,671 menunjukkan sumbangan

pengaruh pola komunikasi terhadap lingkungan kerja non fisik 67,1% dan

sisanya (32,9%) dijelaskan oleh peubah lain yang tidak diteliti

Tabel 22. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil pengolahan regresi liniear berganda pada Tabel 12

X2 (komunikasi dari bawah ke atas) memiliki nilai nyata 0,085 dan X3

(komunikasi diagonal) 0,056 tidak berpengaruh terhadap lingkungan kerja

non fisik karena nilai nyatanya lebih dari 0,05, maka persamaan model

regresi linear berganda pada penelitian ini adalah :

Ŷ = 0,945 + 0,407 X1 + 0,482 X4 + 0,181 X5

Persamaan model regresi dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

52

1. Komunikasi dari atas ke bawah (X1) memiliki t hitung 2,655 dengan

tingkat nyata 0,013. t hitung > t tabel ( 2,655 > 1,697) dan nilai nyatanya

kurang dari 0,05 maka komunikasi dari atas ke bawah memiliki

pengaruh nyata terhadap lingkungan non fisik Departemen HR PT. Vale

Indonesia. Nilai koefisien beta yang dimiliki bernilai 0,407, artinya setiap

kenaikan komunikasi dari atas ke bawah sebesar satu satuan akan

meningkatkan lingkungan kerja non fisik 0,407.

2. Komunikasi horizontal (X4) memiliki t hitung 2,886 dan nilai nyata

0,007. t hitung > t tabel (2,886 > 1,697) dan nilai nyata kurang dari 0,05

maka komunikasi horizontal memiliki pengaruh nyata terhadap

lingkungan kerja non fisik. Nilai koefisien beta yang dimiliki bernilai

0,482 Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan komunikasi horizontal

sebesar satu satuan akan terjadi peningkatan lingkungan kerja non fisik

0,482.

3. Komunikasi informal (X5) memiliki t hitung 2,321 dengan nilai nyata

0,027. t hitung (2,339 > 1,697) dan nilai nyata kurang dari 0,05 maka

komunikasi informal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

lingkungan kerja non fisik. Nilai koefisien yang dimiliki 0,181, berarti

apabila terjadi peningkatan komunikasi informal sebesar satu satuan,

akan terjadi peningkatan lingkungan kerja non fisik 0,181.

Pada analisis regresi linear berganda didapatkan bahwa komunikasi

horizontal merupakan komunikasi yang paling berpengaruh diantara pola

komunikasi yang lainnya, nilai koefisien adalah 0,482 dan nilai nyata 0,007.

Seringnya para karyawan berinteraksi, atau berkomunikasi dengan rekan

sejabatan dan karena penelitian ini merupakan penelitian tentang SDM di

sebuah perusahaan membuat komunikasi horizontal memiliki pengaruh

yang cukup besar bagi lingkungan kerja non fisik. Dalam perusahaan,

terdapat kecenderungan dalam melaksanakan pekerjaan para karyawan

saling berbagi informasi dengan rekan sejabatan, terutama apabila muncul

masalah-masalah dalam perusahaan. Secara praktis dapat dikatakan

komunikasi horizontal yang dominan dalam melancarkan komunikasi dalam

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

53

organisasi untuk mendukung kepemimpinan dalam pencapaian tujuan

organisasi.

Selain komunikasi horizontal, komunikasi dari atasan kepada

bawahan juga berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik. Seorang

pemimpin harus mampu mengkomunikasikan ide, gagasan, atau informasi

kepada para bawahannya, sehingga bawahan dapat memahami pesan yang

disampaikan dengan baik. Bagaimana cara atasan berkomunikasi untuk

memberikan tugas, atau instruksi kepada bawahan berpengaruh pada

lingkungan kerja non fisik.

Untuk komunikasi dari bawahan ke atasan tidak berpengaruh

terhadap lingkungan kerja non fisik, karena yang memegang peranan dalam

hubungan antara atasan dan bawahan adalah seorang pemimpin dan

bagaimana cara pemimpin berkomunikasi, atau menyampaikan pesan

terhadap bawahannya. Selain komunikasi dari bawahan ke atasan,

komunikasi diagonal juga tidak berpengaruh terhadap lingkungan kerja non

fisik. Hubungan antara atasan dan bawahan yang berbeda bagian, atau

departemen dalam perusahaan tidak berkontribusi dalam mempengaruhi

lingkungan kerja non fisik pada suatu departemen. Hubungan dengan

karyawan dalam satu bagian, atau departemen yang lebih penting daripada

hubungan dengan karyawan dari departemen lain, sehingga membuat

komunikasi diagonal tidak berpengaruh pada lingkungan kerja non fisik.

Dalam keadaan tertentu selain komunikasi formal, komunikasi

informal juga dapat berpengaruh terhadap lingkungan kerja non fisik di

perusahaan. Walaupun kontribusinya kecil tetapi komunikasi informal dapat

digunakan untuk mencairkan suasana dan mengurangi stres kerja. Selain itu

komunikasi informal dapat digunakan oleh atasan untuk memonitor para

karyawan dalam melakukan tugas dan lebih mengenal bawahannya

sehingga memudahkan dalam mengarahkan bawahannya.

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

54

4.7. Uji Hipotesis

Uji F dan uji t digunakan untuk menguji hipotesi apakah pola

komunikasi tidak berpengaruh atau berpengaruh terhadap lingkungan kerja

non fisik. Hipotesis penelitian adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pola komunikasi terhadap lingkungan

kerja non fisik

H1 : Terdapat pengaruh antara pola komunikasi terhadap lingkungan kerja

non fisik

4.7.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji secara serentak apakah pola

komunikasi dari atasan ke bawahan (X1), bawahan ke atasan (X2), diagonal

(X3), horizontal (X4), dan informal (X5), berpengaruh terhadap lingkungan

kerja non fisik. Hasil uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Uji F

Hasil uji F menunjukkan nilai F 15.252 dengan nilai nyata 0,000 <

0,05, sehingga terima terima H1 tolak H0. Jadi, dapat disimpulkan terdapat

pengaruh antara pola komunikasi (X1, X2, X3, X4 dan X5) terhadap

lingkungan kerja non fisik.

4.7.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap peubah bebas

Hal ini berarti bahwa uji t dapat mengetahui, apakah peubah independen

secara individu mempunyai pengaruh berarti terhadap peubah dependen.

Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 22.

Berdasarkan uji t pola komunikasi yang memiliki nilai nyata kurang

dari 0,05 adalah pola komunikasi atas ke bawah (X1) 0,013, horizontal (X4)

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

55

0,007 serta komunikasi informal (X5) 0,027 dengan demikian terima H1,

pola komunikasi inilah yang berpengaruh terhadap lingkungan kerja non

fisik pada Departemen HR PT. Vale Indonesia Tbk. Sedangkan pola

komunikasi dari bawah ke atas (X2) memiliki nilai nyata 0,085 dan pola

komunikasi diagonal 0,056 yang berarti lebih besar daripada 0,05 maka

terima H0 komunikasi diagonal dan bawah ke atas tidak memiliki pengaruh

terhadap lingkungan kerja non fisik pada Departemen HR PT. Vale

Indonesia Tbk.

4.8. Implikasi Manajerial

Dalam dunia bisnis, baik perusahaan kecil, sedang dan besar, orang-

orang yang ada dalam perusahaan tidak terlepas dari kegiatan komunikasi

yang merupakan faktor penting bagi pencapain tujuan organisasi. Hasil

rekapitulasi dari keseluruhan penelitian tentang pola komunikasi dapat dilihat

pada Tabel 24.

Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Pola Komunikasi pada Departemen HR PT.

Vale Indonesia Tbk

Secara keseluruhan pola komunikasi baik formal maupun informal

yang ada pada departemen HR PT. Vale Indonesia berjalan dengan baik

berada pada rentang skala 3,41–4,2. Pola komunikasi yang paling

berpengaruh adalah pola komunikasi formal daripada komunikasi informal.

Pola komunikasi informal memiliki rataan skor 3,09, angka ini berada pada

rentang skala 2,61 – 3,40, artinya berjalan dengan cukup baik.

Pola Komunikasi Rataan

skor Interpretasi

Pengaruh Terhadap

Lingkungan kerja non

fisik

Formal

atas ke

bawah 3,63 Baik Berpengaruh

bawah ke

atas 3,41 Baik Tidak Berpengaruh

diagonal 3,34 Cukup baik Tidak berpengaruh

horizontal 3,56 Baik Berpengaruh

Informal 3,09 Cukup baik Berpengaruh

Kesimpulan 3,41 Baik

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

56

Seorang pemimpin yang menggunakan saluran komunikasi ke

bawahan memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,

mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai

kegiatan perusahaan. Peran pemimpin penting di departemen HR PT. Vale

Indonesia, seberapa jauh proses komunikasi itu berhasil dengan baik

ditentukan oleh kondisi dan perilaku atasan, atau manajer sebagai pengirim

gagasan, media yang dipakai, isi pesan, cara pesan disampaikan dan suasana

komunikasi itu sendiri. Apabila pemimpin dalam kondisi emosi yang tidak

baik, tentunya membuat bawahan merasa tidak nyaman untuk melakukan

interaksi.

Dalam mencapai keberhasilan tujuan perusahaan para pemimpin harus

percaya kepada bawahannya. Pemecahan masalah-masalah yang terjadi

dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan, seorang pemimpin harus

dapat memperhatikan aspirasi yang berasal dari bawahan. Pada departemen

HR PT. Vale Indonesia pimpinan memberikan kesempatan kepada

bawahannya untuk memberikan pendapat, atau gagasannya, sehingga para

bawahan merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Pada departemen HR PT. Vale Indonesia komunikasi horizontal

bersifat koordinatif diantara karyawan yang memiliki posisi sederajat. Tujuan

dari komunikasi horizontal, antara lain untuk melakukan persuasi,

mempengaruhi dan memberikan informasi kepada rekan sejabatan. Intensitas

pertemuan secara tatap muka dan kedekatan tempat duduk membuat

penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan komunikasi menjadi lebih

efektif.

Selain komunikasi formal, komunikasi informal, komunikasi informal

ternyata cukup berpengaruh pada lingkungan kerja, komunikasi informal pada

departemen HR Vale Indonesia digunakan sebagai penghilang ketegangan

dalam bekerja dan untuk lebih mendekatkan hubungan antara sesama

karyawan. Selain itu komunikasi informal biasanya digunakan atasan untuk

lebih mengenal karakter orang yang dipimpinnya. Namun yang perlu

diwaspadai pada komunikasi formal adalah penyebaran desas-desus yang

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Vale ... · pakai serta melaksanakan pengolahan dari nikel laterit menjadi nikel matte. Kelompok ini membawahi empat (4) departemen,

57

bersifat negatif, maka peran pemimpin sangat dibutuhkan dalam menangani

dan mengendalikan desas desus yang terjadi di perusahaan.

Lingkungan kerja non fisik pada pada departemen HR Vale Indonesia

dirasakan baik. Semua ini tentunya tidak terlepas dari komunikasi yang

terjalin oleh seluruh karyawan dari semua jenjang jabatan. Hubungan antara

seluruh karyawan dirasakan berjalan dengan baik. Sikap pemimpin yang

selalu memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai untuk memberikan

pendapat, pujian atau bahkan kritikan membuat bawahan merasa dihargai dan

termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Pola komunikasi baik komunikasi formal, maupun informal yang ada

di departemen HR PT. Vale Indonesia memberikan pengaruh cukup besar

pada lingkungan kerja non fisik di perusahaan, maka komunikasi efektif perlu

ditingkatkan diantara semua jenjang jabatan, sehingga tercapai kesepahaman

dalam penyampaian pesan, hubungan baik antara seluruh pegawai dari

berbagai tingkatan manajemen tetap dijaga dalam meningkatkan kinerja

karyawan dan mencapai tujuan perusahaan.